kosmologi (ringkasan mid-semester ii

33
KOSMOLOGI (RINGKASAN MID-SEMESTER II) Diktat oleh: Dr. Valentinus, CP Ringkasan oleh: Student Pasionis Tk. I 2009/2010 Seminari Tinggi Pasionis Biara Bt. Pio Campidelli Malang 2010

Upload: stftws

Post on 11-Dec-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KOSMOLOGI (RINGKASAN MID-SEMESTER II)

Diktat oleh:Dr. Valentinus, CP

Ringkasan oleh:Student Pasionis Tk. I

2009/2010

Seminari Tinggi PasionisBiara Bt. Pio Campidelli Malang

2010

BAB IPENDAHULUAN

1. Filsafat alam atau Kosmologi (KL)? KL cosmos & logos. KL disiplin ilmu ttg jagad / semesta raya. Pokok bahasan KL & filsafat alam; sama2

alam semesta sbg pokok bahasan. Perkembangan ilmu2 empiris & positif serta

kemajuan teknologi Karakter reflektif & abstraktif disingkirkan & parahnya lagi, KL dilepaskan dr mns.

KL hanya bertumpu & mengacu pd data2

empiris, pendekatan yg digunakan berdasar pd perhitungan & pola-pola matematis alam semesta dlm globalitasnya.

Unsur filsafat & kaitan lgsg dg mns telah tergusur dr wacana KL modern kontemporer.

2. Kedudukan & Alasan Filsafat Alam Tendensi radikal kaum empiris & positivistis

mengeliminasi & menyangkal eksistensi validitas filsafat alam dlm memahami semesta

Alasan utama jagad raya, yg an sich = dunia material yg tdk dpt dikenal/ dipahami refleksi abstrak-teoretis murni.

Dunia materi realitas berukuran, berkeluas-an, bergerak didekati scr ilmiah murni.

Dasar pijakan & pembenaran: mns adlh bagian dr alam, hidup, tumbuh, berkembang, aktif, nafkah, terpaku, termangu, terkagum, tersendu, tersentuh, serta tertindas jg oleh alam semesta yg sama.

1

Alam membangunkan hasrat spekulatif pengetahuan mns, yg berusaha menyibak rahasia2 dunia fisik.

Alam bukan sekedar kumpulan benda mati tanpa relasi/pengaruh dg mns.

Refleksi ini tdk ada dlm ilmu-ilmu empiris yg sektoral & parsial.

Mns makhluk yg bergantung scr absolut dlm tingkatan material & tataran pengetahuan & spiritual.

Alam ada misterius dg jejak ilahi. Kontemplasi keajaiban alam mns

menemukan sebab atau prinsip ada. Eksistensi alam memiliki awal & akhir, hidup

& keberadaan opera rasional. Secara implisit maupun eksplisit, posisi

penting KL diakui keseluruhan studi thd semesta raya di antara ilmu lainnya.

Filsafat alam tetap relevan & diperlukan oleh mns sepanjang zaman.

Beberapa alasan mengenai aktualitas & relevansi filsafat alam dlm hub. dg mns, ilmu pengetahuan, & iman adlh sbg berikut:

a) Mengatasi parsialitas ilmu empirisIlmu2 empiris & pendekatan positivistis

& matematis memiliki keterbatasan esensial yaitu parsialitas / spesialisasi dlm ilmu penge-tahuan itu sendiri yg menyisakan jurang & kekosongan yg tak dpt dijembatani & ditutupi oleh disiplin bersangkutan yaitu, universalitas, hakikat, intisari objek studi.

2

Parsialitas tanpa sadar mendorong para pemikir masuk dlm skema metafisik.

Aspek lain pendorong gerak kembali ke refleksi filosofis makna tanggung jawab mns thd apa yg diperbuatnya.

b) Turunan dr eksistensialismeIdealisme hegelian menyingkirkan mns

& semesta raya dr refleksi & atensi filosofis-etis. Secara esensial, mns & semesta tdk otonom, tanpa realitas in se, suatu keberadaan imaginer semata, penampakan Roh semesta, shg dirinya sendiri tak dpt disebut sungguh ada, real, rasional.

Anti-hegelianisme menempatkan lagi mns sbg pusat refleksi & atensi. “Eksistensi mendahului esensi”, (Sartre menyanggah esensialisme hegelian). Dlm eksistensialisme, mns = subjek hidup, bergerak, ada-dlm & bersama dunia nyata = makhluk tercampak ke dunia, menghidupi keduniawiannya scr utuh menyeluruh. Dunia = locus sekaligus induk kematerian, dr mana & ke mana badan kita ambil bagian & kembali lagi.

Dasar refleksi filosofis eksistensialis pe-ran semesta & gambaran individu dlm dirinya: “Semesta ilmu pengetahuan dibangun di atas dunia terhidupi & jika kita mesti memikirkan ilmu pengetahuan itu sendiri dg tegas, menilai scr tepat makna & jangkauannya, kita hendaknya pertama-tama membangunkan kembali pengalaman ttg dunia di mana dia mrpk ekspresi kedua.” (Merleau-Ponti).

3

Relasi alam – mns ibarat relasi mns – cermin; alam = tempat mns bercermin diri.

c) Tuntutan pemahaman kontemporerSecara kultural, revolusi sosial &

revolusi dunia ilmiah melahirkan visi, konsepsi, & dunia baru. Sekat etnis, golongan, ideologi, ruang & waktu diruntuhkan oleh ilmu pengetahuan & teknologi terutama komunikasi massa. Dunia mjd kampung global & scr kultural ter-internasionalisasi & ter-globalisasi dlm segala bidang termasuk kemnsan. Mns menghidupi era globalisasi & kemnsan itu sendiri ikut terglobalisasi.

Dewasa ini ada gerakan masif melestari-kan alam lingkungan, yg muncul dr kesa-daran & pemahaman thd perbuatan mns yg mengeksploitasi sumber alam scr sembrono yg menghancurkan keseimbangan & seluruh tatanan jagad raya. Kesadaran ini muncul dr sebuah refleksi sistematis thd ilmu penge-tahuan & teknologi serta implikasinya bagi mns & alam semesta.

Perubahan kultural & realitas teknologis muncul dr visi & konsepsi ttg dunia & mns. Dunia baru & gagasan baru in se menuntut pendekatan & pemahaman yg setali & serasi. Filsafat alam memberikan kontribusi hakiki.

3. Karakter Spekulatif mrpk spesifisitas filsafat alam mem-

fokuskan diri pd ada sejauh hadir & menghadir-kan diri dlm pencerapan, & dialami individu, dlm pengalaman biasa maupun ilmiah.

4

Filsafat alam refleksi thd pengalaman roh dlm materi. Perlu loncatan ilmiah & konseptual dr penggambaran, penghadiran & pengukuran empi-ris & matematis ke pola pemahaman yg lebih umum & universal sarana & ukuran dlm me-nentukan hal2 prinsipil & menilai hub. mns dg alam & cara mns bersikap & memerlakukannya.

4. Objek Material ada fisik & indrawi yg berada di bawah

hukum perubahan & dpt diakses oleh pengenalan indrawi, scr lgsg maupun dg alat teknis. Beberapa objek material: badan (corpus) ada konkret, teramati

terukur, utuh & terpadu. ada material (Ens materialis). “Ens adlh se-

suatu yg berada, id quod est, seperti seorang pejalan adlh dia yg sedang berjalan.”

ada kodrati (Ens naturalis). ada fisik. realitas dunia alamiah atau dunia materiil.

ada indrawi (Ens sensibilis) mendeskripsi-kan karakter benda yg diamati panca indra.

alam (natura) dwi makna. Rujukan I: keseluruhan ada fisik & kodrati. II: hakikat, esensi dr suatu hal. Istilah ini diambil dlm artian I, beda dr realitas, spiritual, ideal.

Istilah-istilah di atas ide dasar yg merangkum berbagai aspek, yaitu ada dlm keutuhan & totalitas sejauh bisa diamati dg panca indra & konkret kunci dasar pencaharian filsafat alam.

5

5. Objek Formal kekhasan sebuah disiplin ilmu patut

digarisbawahi scr serius bila objek materialnya sama, dg disiplin-disiplin ilmu lainnya. Salah satu contoh klasik objek formal mns.

Objek formal filsafat alam hakikat/intisari ada-ada fisik (badaniah) & indrawi.

BAB IIFILSAFAT ALAM

DALAM PEMIKIRAN YUNANI KLASIK

Alam niscaya, kekal abadi, serupa dewa mengagumkan >< mengerikan. Ada diskontinuitas, munculnya hal baru, tetapi ada jg kontinuitas. Sejarah pedoman & cahaya bagi yg ingin terus belajar dlm dunia ilmiah & filosofis serta mjd alat pengingat utk selalu tetap rendah hati.

2.1. Pemikiran Antropo-kosmisRefleksi filosofis didahului kepercayaan

magis, mitis, spiritis & kosmis. Kepercayaan hel-lenis berciri alamiah (agama naturalistis). Masih percaya, alam punya kekuatan misterius yg dpt dimanfaatkan seturut intensi tt & pemanfa-atannya dpt dijalankan lwt aneka cara & sarana.

Selanjutnya, agama naturalistis Yunani dijiwai pendekatan2 yg lebih rasionalistis, walau karakter mistis & religius tetap dominan. Hal ini nyata dlm mitos & syair Homer yg adlh buah karya fantasia-imaginasi, sangat kaya & variatif; penuh dg rasa kagum & kejadian yg fantastis.

6

Gambaran Homeris tersusun seturut makna keseimbangan, keserasian, kesesuaian, kesatuan & keterpaduan. Di dlmnya terdapat seni memoti-vasi, suatu pencaharian nalar atas segala sesuatu, sebab & akibat, walaupun dg cara & gaya bahasa yg berciri puitis & fantastik.

Bagi Homer(ian), semua berciri ilahi, karya & kehendak dewa-dewa bahkan aktivitas mns sekalipun dikondisikan scr sistematis oleh para dewa mns yg memiliki kekuatan lebih tinggi dp mns biasa, scr fisik berukuran raksasa & scr magis & religius punya daya-daya istimewa tt. Krn itu, mns harus hidup seturut kodratnya atau seturut keilahiannya. Apa yg mns perbuat bagi dewa2 adlh sesuatu yg serasi & sepadan dg kodrat dirinya. Jadi, mns & dewa-dewa hellenis miliki kesamaan, perbedaannya terletak dlm derajat kuantitatif & kualitatif semata.

Dlm epos homeris, realitas hadir dlm totalitasnya. Dlm refleksi filosofis, realitas didekati & hadir dlm bentuk rasional, sementara dlm epos, dunia dibahasakan & disodorkan dlm bentuk mitos sarana utk menjelaskan bentuk-bentuk hidup & karakter2 etis yg harus dimiliki & dihayati oleh mns. Mitos mjd sebuah paradigma hidup etis & religius.

Selain karya2 sastra Homer yg berciri mitis, masih ada sebuah aliran kepercayaan yg disebut orfisme. Para orfisan berkeyakinan bhw pendiri aliran kepercayaan ini adlh sang penyair Orfeus. Gerakan religius ini muncul sekitar abad ke VI SM. Inti ajaran Orfeus:

7

a) prinsip ilahi (roh) dlm diri mns krn dosa asalb) Roh ini (yg telah ada lebih dulu dp tubuh)

kekal & tdk akan binasa bersama badan, ditakdirkan utk berinkarnasi selanjutnya dlm tubuh yg lain melalui suatu seri kelahiran demi menebus dosanya.

c) Hidup orfistispraktik pemurnian diri satu-satunya cara mengakhiri reinkarnasi.

d) Akibatnya, mereka yang hidup menurut ajaran orfis sesudah maut menikmati ganjaran yg telah ditentukan baginya (penebusan) sementara bagi orang-orang yg tdk sealiran akan menerima hukuman.

Dualisme orfisme: badan = penjara jiwa. Dlm diri mns ada pertarungan abadi antara kekuatan jiwa & badan yg slg berusaha menga-lahkan & menundukkan pd otoritas dirinya. Konsep dualisme memengaruhi cara pikir mns Yunani, sekaligus berseberangan dg keyakinan Homerian mengenai keutamaan, arete, yg mjd ciri dasar para bijak sejati. Mns memandang dunia & dirinya scr lain & melihat pola hidupnya dlm sebuah konsepsi baru ttg yg baik & yg jahat serta cara utk mengatasinya.

2.2. Awal Pemikiran Filosofis scr mendlm dlm refleksi Homer &

doktrin2 ortis. Kepenyairan Homer, meski berciri magis & fantastis, mengandung aktivitas nalar. Dualisme & purifikasi orfisme memaparkan realitas baru & sekaligus memancing keingin-tahuan & refleksi lebih lanjut ttg dunia, mns & eksistensinya, makna hidup & tujuan akhirnya.

8

2.2.1. Hakikat Filsafat Muatan filsafat kenal, paham & mampu

menjelaskan keseluruhan ada & realitas. Isi doktrinal refleksi filosofis bertemu

prinsip2, hakikat, & causa ada. Muatan doktrinal refleksi filosofis

mencerminkan semangat zaman, filosof adlh anak zamannya.

Metode pendekatan refleksi filosofis melepaskan diri dr pola pikir magis religius, mengamati & memahami semesta dg logos; realitas dijelaskan scr rasional.

Pada tahap ini, penjelasan thd totalitas ada mrpk sebuah demitologisasi. Argumentasi ada pd nalar & cara berpikir logis. Gerak pikir rasional melampaui fakta & pengala-man demi jawaban, alasan & prinsip alam.

Sasaran refleksi filsafat kebenaran, kebijaksanaan.

Ciri khas filsafat teoretis. Sifat filsafat reflektif-kontemplatif. Pencarian kebenaran semata dlm refleksi

murni atas yg benar. Filsafat telah berubah mjd sebuah ideologi,

jika tanpa kebenaran. HAL HAKIKI refleksi filosofis

mengandaikan atau mensyaratkan scr niscaya kebebasan conditio sine qua non bagi filsafat & filosof. Itulah sebabnya filsafat mjd cinta thd pengetahuan, kebenaran, kebijaksanaan.

2.2.2. Problem-problem Klasik Filosofis

9

1) KosmologisFilosof terkagum & terkesima oleh semesta raya, maka muncul pertanyaan: bgmn dunia muncul, apa penyokong & prinsip utamany, apa & bgmn tahap munculnya. Pertanyaan & per-soalan filosofis semacam ini mendominasi refleksi awal para filosof.

2) AntropologisTahap selanjutnya, persoalan antropologis (pusat perhatian realitas mns sendiri) moral & arete karakter utama refleksi sofis & Socrates.

3) Entis, Antropologis, & EstetisPersoalan kosmologis mjd persoalan ada itu sendiri: ada tetap & ada berubah, sebab2

pengada, substansi & aksiden, dunia ide & dunia konkret. Dari persoalan entis ini lahir distingsi bidang2 kajian & displin ilmu yakni fisika & metafisika.Persoalan antropologis terus diperluas dr sekedar siapakah mns kpd bgmn relasi & inter-aksi antar-individu-polis. Maka lahir pemaham-an komprehensif ttg jati diri mns sbg pribadi & anggota masyarakat (zoon politikon) & pokok perhatian bertambah mjd soal etis & politik.Hal baru pd tahap ini adlh problem epistemo-logis, logis & estetis proses-proses berpikir, kebenaran, & cara-cara mencapai kebenaran, pengalaman indrawi & berpikir benar / salah, buruk & indah. Persoalan filosofis ini mewarnai refleksi Platon & Aristoteles sampai saat ini.

2.2.3. Para Filosof Yunani Klasik

10

2.2.3.1. Thales (pemulai filsafat physis / alam)Ia berusaha menemukan prinsip utama alam semesta. Prinsip merujuk pd: a) sumber segala sesuatu, b) tujuan akhir segala sesuatu, c) penyangga permanen segala sesuatu (substansi). Prinsip sesuatu dr mana muncul segala sesuatu dan dlm mana berakhir. Prinsip ini dinamakan physis, bukan dlm pengertian modern alam semesta, melainkan realitas awali, asali &.fundamental.Prinsip satu-satunya, realitas fundamental & penyebab segala sesuatu adlh AIR.

2.2.3.2. Anaximandros (murid Thales)Orang pertama penggagas arche utk menggambarkan prinsip, realitas pertama & terakhir dr segala sesuatu. Prinsip pertama APEIRON, yg tak terbatas & tak berhingga. Apeiron tanpa peras, batas & determinasi apapun eksternal/ internal I. merujuk ketakterbatasan ruang, keluasan (kuantitatif). II. Merujuk kualitas (indeterminasi kualitatif). Apeiron memuat kedua indeterminasi tsb di atas.Realitas terakhir segala sesuatu infinitus, krn ia tak berawal tak berakhir, tak dilahirkan & kekal. Anaximandros berang-gapan bhw prinsip pertama infinitus ini berciri ilahi, kekal & abadi (selalu muda).

2.2.3.3. Anaximenes (murid Anaximandros)

11

Prinsip pertama infinitus dlm keluasan & kuantitas, tetapi tdk bersifat indeterminatif. Prinsip pertama UDARA, tak-berhingga. Anaximenes memodifikasi teori gurunya krn teori asal-usul segala sesuatu yg lahir & me-lebur diri dr pertentangan tak bisa dipahami. Udara dekat dg yg tak badani, artinya tak terindra & tak tercerap, ada tanpa batasan.

2.2.3.4. Heraklitos (semua mengalir)Pemikiran Heraklitos mrpk inspirasi utama bagi refleksi Hegel, terutama bagi konsep dialektika. Refleksi Heraklitos berkisar pd persoalan physis. “Identitas dlm keberbeda-an yg dimaksud Heraklitos adlh alamiah-fisik murni; logika belum ada. Identitas yg digambarkannya sbg tetap dlm keberbedaan mrpk identitas substansi primordial semata dlm semua pengungkapannya.” Prinsip utama API. Segala sesuatu pertukaran dr api yg mrpk pertukaran dr segala sesuatu. Heraklitos memilih api sbg prinsip dr segala yg ada krn dr pengamatannya api mengung-kapkan scr paradigmatis ciri-ciri perubahan abadi, pertentangan & harmoni. API mrpk gerak abadi, hidup yg menghidupi, maut yg membakar, transformasi berkala dlm asap & abu, kebutuhan & pemuasan, perpaduan dr pertentangan, kebutuhan akan segala yg melahirkan eksistensinya & pemuasan atas segala yg mematikan & menghancurkannya.

2.2.3.5. Parmenides

12

melihat Heraklitos memandulkan nalar utk mengenal realitas karena pengetahuan & pengenalan mns mjd mustahil, sebab pengenalan & pengetahuan perlu fondasi yg stabil utk membangun sebuah pengetahuan.Maka Parmenides mengabaikan perubahan & realitas indrawi-badani & mengakui ada sbg satu-satunya prinsip dr segala sesuatu. Ada adlh ada & tdk bisa tdk ada. Tdk ada adlh tdk ada & tdk dpt ada dlm cara apa pun. Ada adlh ada & diakui & tdk ada adlh tdk ada & disangkal; itulah kebenaran. Sementara menyangkal ada & menyatakan tdk ada adlh ada mrpk suatu kekeliruan. Ada adlh positif murni & tdk ada adlh negatif murni.Ada tak berawal & abadi; tak punya masa lalu maupun masa depan, ada kekinian abadi tanpa awal maupun akhir. Ada, bersifat kekal & immobile, tak bergerak scr absolut, tertutup dlm rantai keterbatasan oleh keniscayaan kaku. Ada sempurna & selesai, tanpa cacat & kebutuhan apapun, shg ada identik dg dirinya sendiri. Maka, ada itu utuh, indivisibile, keberkalaan yg selalu sama, sebab setiap perbedaan selalu mengimplikasikan non-essere, tdk ada. Ada adlh inalterabile, tdk dpt berubah, shg bukan prinsip dlm pengertian para filsuf alam & bukan pula kosmos. Ada adlh ada dlm dirinya sendiri.

2.2.3.6. Atomis (Leucippus dan Democritus)

13

Hakikat dr segala sesuatu adlh atom2 yg terus bergerak dlm ruang kosong, sangat kecil & berada scr penuh dlm dirinya, tak dpt dilihat dg mata biasa & bukan tdk ada. Perpaduan dlm suatu tempat, akan memun-culkan entitas baru (lahir), sebaliknya pemi-sahan diri membawa kehancuran (mati). Hal ini mrpk dua proses berada atom melalui ruang kosong & kontak.Atom (pengertian klasik) merujuk pd atom-forma, yg terbedakan dr yg lain oleh bentuk, derajat & posisi, dipikirkan & direpresentasi. Alfieri mengatakan, ketika tdk dipakai dlm artian jenis substantif neutrum τό ǎτομν (benda, substansi, tak-terindra), istilah ǎτομος bersifat femininum & maknanya bukan ούσία (substansi), pengertian yg sangat akronistis [krn istilah ini muncul kemudian] melainkan ίδέα (forma). Dlm pengertian Democritus, ίδέα berarti dpt dicerap & ini dilakukan intelek. Forma dpt dicerap scr geometris, apa yg dpt diindrakan oleh intelek, namun selalu analog dg yg indrawi, maka melahirkan konsep indrawi.

2.2.3.7. Platon Utk menjelaskan fenomen tetap & berubah, ia keluar dr skema pemikiran yg berkisar hanya pd dunia aktual mns. Selain semesta raya material & badani ini, terdapat sebuah semesta lain yg mrpk realitas sejati, kekal, abadi & tak dpt binasa. Semesta = dunia ide.Dunia material & isinya penampakan,

14

tiruan semata & bayangan dunia ide, maka scr hakiki dunia material & badaniah itu, fana, tanpa muatan rasional-intelektual, tdk dpt mengajarkan apapun pd mns.Konsepsi dualistis semacam ini menimbul-kan persoalan besar seputar relasi antara dunia material & dunia ide, yg dijawab oleh Platon dg dua jawaban berikut. Pertama, relasi kedua dunia dijelaskan dg istilah berpartisipasi & dipartisipasi. Dunia materi memiliki kemiripan & berpartisipasi dg dunia ide & dunia ide = model, citra sejati dunia materi. Kedua, jiwa mns berasal dr dunia ide, ciptaan Demiurgos yg sudah ada sebelum persatuannya dg badan. Jiwa mns mengenal ide-ide sebelumnya, shg dlm persatuannya dg badan, fakultas intelektual-jiwani hanya perlu mengingat kembali, anamnesis. Hidup mns = sebuah gerak naik spiritual dr dunia material-badani menuju dunia ilahi ide-ide.

2.2.3.8. Aristoteles (384-322 SM)Persoalan ada tetap & ada berubah serta pemecahannya oleh filosof atomis & Platon jd titik tolak refleksi & sekaligus solusi definitif Aristoteles atas persoalan ini. Bagi Aristoteles, solusi para atomis amat terbatas, sementara solusi platonik terlalu irealis & jauh dr pengalaman. Meski begitu, refleksi para filosof atomis & Platon tetap memiliki makna penting & beberapa hal mendasar. Di satu sisi, Aristoteles bermaksud memerta-

15

hankan kontak dg pengalaman & mengamati fenomen2 sbg sumber pengetahuan seperti para atomis. Di sisi lain, ia ingin sampai pd inteligibilitas ada, dg tetap berpijak pd pengalaman & realitas; desakralisasi ide2

platonis. Ide-ide itu imanen dlm realitas atau lebih tepat rnenjadi.forma inteligibilis yg terealisasi dlm materi.

Garis Besar Pemikiran Aristotelesa) Penjelasan ttg perubahan

Bertolak dr pengamatan empiris, orang tahu bhw perubahan ditandai oleh pergantian dr dua situasi atau entitas yg saling berlawanan misalnya, dingin mjd panas atau api mjd abu. 2 perbedaan 2 prinsip perubahan dr segala yg ada, terminus a quo (titik berangkat) & terminus ad quem (titik capai).Titik capai forma-bentuk menggambar-kan keseluruhan eksistensi realitas yg timbul dr perubahan & sekaligus mrpk hal terpaha-mi (inteligibilitas) dr suatu entitas. Forma = ide terealisasi.Substratum (titik berangkat) = materi.Kekinian perubahan dr titik berangkat ke titik capai mrpk sebuah proses pe-negatifan, penyangkalan atas status lama, tdk mjd seperti semula atau privatio, yg menunjuk keseluruhan proses mjd itu sendiri.Materia & forma = dua prinsip berada atau hilemorfisme entitas.

Hakikat perubahan sesungguhnya tertetak pd 16

pergantian derajat eksistensial ada. Hal ini memerlihatkan bhw ada memiliki potensi utk berubah. Dlm kaitan dg forma, materi mrpk kemampuan murni, sebuah kemungkin-an mjd ada tt. Forma bagi materi adlh sesuatu yg menentukannya, sesuatu yg oleh mana ada real mjd seperti adanya, memiliki struktur terpahami scr demikian, aktus pengada. Struktur & relasi materi-forma sejajar dg struktur & relasi potensi-aktus.

b) Problem kemajemukan ada Doktrin hilemorfis (hyle = materi + morphe = bentuk / rupa = ada memiliki materi & bentuk) penjelasan ttg kemajemukan ada. Akal budi mns bisa bedakan ada2 berdasar-kan persamaan & perbedaan serta mengenal & menemukan struktur permanen di balik perbedaan individual ada-ada, shg klasifi-kasi tt dimungkinkan. Hal ini memerlihatkan bhw ada-ada tsb mewujudkan intelegibilitas dirinya dlm struktur tt aktualisasi forma yg sama atas sebuah materi atau individuali-sasi forma dlm materi. Individualisasi me-mungkinkan keberagaman & penggandaan dr bentuk formal yg sama dlm materi.Hilemorfisme jawaban atas perbedaan ada-ada dlm spesies2 yg berbeda. “Identitas” ada dpt dipahami hanya dr perbedaan formal berkat pengenalan akan jenis-jenis ada, tipe-tipe struktural ada dr spesies yg berbeda-beda. Singkat kata, kemajemukan & perbedaan

17

formal (hasil dr perwujudan potensi) berasal dr interpenetrasi dua prinsip ada itu sendiri dlm relasi potensi & aktus.

c) Aneka tingkatan ada Pertama perubahan substansial & aksidental yg secara hakiki memiliki kedlman yg berbeda-beda. Ada perubahan yg berakhir dg pemunculan entitas baru, ada yg menye-babkan modifikasi scr dangkal pd entitas bersangkutan (bentuk, warna, batasan defi-nisi, pertumbuhan & penurunan kualitatif dlm suatu makhluk).Dlm pemunculan entitas baru, materi sbg substratum, unsur pokok itu tak tt (indeter-minatif) scr absolut. Indeterminatif merujuk pd hakikat materi sbg potensialitas murni. Tiap determinasi baru, entitas baru sbg aktualisasi dr potensi murni selalu bersifat total & utuh. Materi ini disebut materia primae, materi pertama dan bersifat ilahi. Materia prima berada di luar jangkauan pikiran, artinya tdk dpt dikenal & ditelusuri oleh akal budi mns. Materia prima bagi Aristotelian bukan sebuah ada , melainkan sebuah prinsip murni ada , bahan tetap bagi perubahan. Materia prima sbg bahan tetap dpt terpahami hanya lwt forma semata, sebab intelek dpt menangkap & mengenal materia prima hanya dlm hub. timbal balik dg forma ada itu sendiri.Sejalan & sepadan dg materia prima, prinsip

18

ada yg mjd syarat satu-satunya bagi pengenalan disebut dg forma substansialis prinsip yg mendasari & mendefinisikan entitas baru dlm kepenuhannya; berkat forma substansialis dg berangkat dr materia prima, maka perubahan baru & determinasi baru atau individu baru dpt terjadi. Ada sbg hasil perpaduan materia primae &.forma substansialis disebut substansi.Ada substansial disebut materi atau dlm skolastik materia secundae sedangkan forma yg berkaitan dgnya dinamakan forma aksidentalis.Perubahan bersinggungan dg waktu ukuran perubahan itu sendiri (dulu & nanti). Waktu bukan realitas otonom, melainkan mengandaikan scr niscaya intelectus. Akal budi mengukur waktu & menyadari perubahan, shg perwujudan penuh waktu hanya berlangsung dlm jiwa atau dlm pikiran yg mengukurnya. Tanpa mns tdk akan pernah ada waktu.Kedua adlh perubahan dlm relasi antara substansi & aksiden. Di satu sisi, istilah aksiden merujuk pd determinasi-determinasi superfisial pd sebuah materi oleh forma-forma. Meskipun determinasi bersifat superfisial, aksiden-aksiden sama sekali bukan hal yg ditambahkan dr luar substansi. Sebaliknya, aksiden-aksiden tsb memancar dr substansi & mencirikan substansi, shg bila aksiden-aksiden melenyap, substansi

19

mjd kering kerontang. Dengan kata lain, hub. antara substansi & aksiden-aksiden mengatasi tatanan fenomenologis. Relasi substansi dg aksiden berada dlm tataran abstrak & ontologis, artinya hanya terpampang, tertelusuri & terpahami oleh intelek semata. Dlm realitas, substansi & aksiden berada dlm satu entitas objektif.

d) Titik tolak observasi & pengalaman Karakter utama pemikiran Aristotelian adlh realistis. Setiap pengetahuan berawal dr panca indra. Pengetahuan diperoleh melalui pencerapan & pengamatan atas data & fakta konkret & positif. Aristoteles peletak dasar pemikiran ilmiah & terutama realisme.Realisme & pengetahuan indrawi mengan-daikan scr niscaya gagasan mengenai sensasi & abstraksi. Gagasan Aristoteles mengenai sensasi & abstraksi terungkap dlm teori pengetahuan/epistemologi khususnya dlm pembedaan antara pengetahuan fisik (filsafat ttg ada-ada fisik) & metafisik (filsafat ttg ada sbg ada)

e) Refleksi l e w a t sebab-sebab Unsur hakiki refleksi filosofis Aristoteles = pencarian causa - sebab. Doktrin ttg sebab mrpk salah satu pencapaian tertinggi & genial dlm seluruh refleksi filosofis sepanjang zaman.Sebab merujuk pd sesuatu oleh mana ada

20

berada & sesuatu berkat mana ada dpt dikenal & dipahami; merujuk pd prinsip2

ada itu sendiri & bukan suatu hal yg berasal dr luar & menimbulkan suatu akibat tt. Sebab-sebab ada dpt dibedakan dlm tiga kategori berikut:Pertama sebab-sebab intern ada. Sebab-sebab intern itu meliputi sebab material & sebab formal. Sebab2 ini bersifat intrinsik dlm setiap ada. Sebab material merujuk pd sesuatu yg mjd asal-usul pembuatan, aktualisasi serta keberadaan fisik entitas baru misalnya sepotong kayu atau marmer. Sebab formal menunjuk pd struktur inteligibilis - ada & sekaligus membuat ada berada dlm ketertentuannya scr baru. Sebab formal sekaligus mjd model ada misalnya bentuk patung, meja, kursi.Kedua sebab pelaku atau causa efficiens. Fisik = subjek perubahan entah dlm pengertian muncul / lahir maupun lenyap / binasa. Ada fisik dlm proses eksistensi dirinya mjd locus, tempat bagi modifikasi atau determinasi tt. Proses perubahan dr potensialitas materi menuju entitas baru menuntut penjelasan tt krn materi tdk mampu mewujudkan diri sendiri. Proses aktualisasi ada potensial mjd aktus mensya-ratkan ada lain yg berada di luar struktur ada potensi-aktus tsb yaitu causa efficiens.

Causa efficiens memiliki keniscayaan utk

21

sepadan dg akibatnya atau ada (baru) turunannya. Kesepadanan ini scr alamiah bersifat pasti (deterministis). Istilah lain utk mengungkapkan determinisme proporsional-itas antara akibat & sebab adlh hukum umum alam / hukum kodrat. Tanpa kesepadanan (proporsionalitas) antara akibat & sebab, orang akan berbicara ttg keistimewaan atau mukjijat. Determinisme ketat menurut Aristoteles hanya berada dlm dunia astral (bintang) yg berciri sempurna & kekal. Dunia astral = wilayah keniscayaan absolut, sebuah determinisme sejati. Dlm dunia alami (subluner), akibat ketdkmampuan mns dlm membedakan pengaruh dunia astral dg aktivitas diri setiap entitas fisik pd tataran fenomen, sulit sekali memerkirakan apa yg terjadi. Dengan kata lain, dlm dunia indrawi terdapat sebuah indeterminisme.Ketiga causa finalis. Setiap aktivitas, per-ubahan atau aktualisasi ada potensial selalu memiliki sasaran, tujuan akhir memiliki dwi makna berkaitan: pertama, tujuan akhir menunjuk pd batas akhir dr suatu aksi, kedua tujuan akhir merujuk pd proyek, rencana, penetapan & penentuan awal oleh causa efficiens, memulai aktivitas aktualisasi potensi mjd aktus. Proyek & batas akhir aktualisasi potensi oleh pelaku disebut sebab final (cansa finalis). Finalitas dlm pengertian ini adlh korelatif & deterministis.

f) Empat elemen dasar realitas

22

Dlm cara pandang Aristotelian, indra peraba (taktil) menunjukkan aspek universal, terse-bar di seluruh badan & tak dpt lenyap serta melangsungkan kontak fisik lgsg antara subjek & objek, maka kualitas-kualitas teraba (taktilis) = kualitas-kualitas dasar.Aristoteles berpendapat bhw terdapat empat kualitas dasar & keempatnya adlh dingin, panas, kering & lembab. Kualitas teraba lainnya seperti keras, besar, licin & kerutan direduksi pd empat kualitas dasar. 4 kualitas itu berpasangan & bila bercampur kualitas-kualitas dasar dpt menghasilkan 4 kemung-kinan kombinasi yg menghasilkan empat elemen klasik. Bila materia prima mendapat pengaruh dingin + panas = bumi-tanah, dingin + lembab = air, panas + lembab = udara & panas + kering = api.Keempat unsur ini melampaui makna kon-kret, merujuk pd prinsip2 oleh mana percam-puran tsb menghasilkan benda alam. Kele-bihan pengaruh dr salah satu unsur & pro-porsi yg berbeda-beda dlm kombinasi tsb jd faktor penjelas keberagaman jenis ada kon-kret. 4 unsur ini dipengaruhi jg dr 2 tendensi alamiah: kecenderungan ke atas (keringan-an) api & kedua, kecenderungan ke ba - wah (bobot-berat) tanah. Udara & air di tengah. Kualitas2 dlm tiap elemen jd sumber aktivitas & menyebabkan perubahan timbal balik & pergantian bentuk (transmutasi).Benda-benda alam = hasil perpaduan

23

keempat unsur tadi seturut tiga macam komposisi berikut yaitu, campuran mekanis (sintesis), pelarutan (krasis), & persenyawa-an kimiawi (mixis). Mixis mjd interes utama filosofis, krn memberikan atau mjd muasal bagi substansi baru dg ciri khas tersendiri.

g) Teori atom minimal Aristoteles menerima & memerdlm penger-tian Demokritos & para atomis ttg eksistensi atom2. Ia berpendapat, pembagian benda-benda punya batas minimal. Jika pembagian melampaui batas minimal, benda2 akan kehilangan bentuk atau strukturnya. Aristoteles menolak teori atom Demokritos, bhw atom-atom adlh homogen absolut. Karena itu, Aristoteles menyangkal kemung-kinan, materi dpt dibagi scr tak berhingga. Dia menerima atom eksis, tdk homogen.

h) Biologi Penelitian thd binatang menggunakan pen-dekatan hilemorfis yg mendpt bidang aplika-si spontan dlm makhluk hidup. Aplikasi hilemorfisme dlm realitas badaniah atau makhluk hidup mungkin krn kenyataan bhw hidup ini homogen bagi semua makhluk badani. Homogenitas hidup dlm realitas biologis & fisik menjamin penerapan hilemorfisme dlm dunia indrawi & badani. Krn itu, wajar bila Aristoteles memikirkan & menerapkan hilemorfisme dg mentalitas biologis & kesan kuat mengenai vitalisme.

Kesimpulan

24

Puncak pendekatan rasional alam semesta ada pd Aristoteles yg berhasil mendaratkan pengetahuan mns ttg alam semesta dlm realitas konkret. Hilemor-fisme mendasari pengetahuan & karakter inteligibilis ada dlm dirinya sendiri. Aristotelian, selain menyada-ri keterbatasannya, membawa refleksi kritis atau se-mangat ilmiah yg mjd jiwa dasar & sekaligus peng-gerak utama seluruh refleksi & pencahariannya. Para filosof Yunani & Aristoteles adlh anak zamannya, shg pemikiran mereka terikat dg konteks sosio-historis-iptek semasa. Maka, prinsip kontinuitas & diskonti-nuitas kiranya mjd pedoman karya & refleksi setiap filosof, dg bertolak dr sejarah utk mengembangkan pemikiran sendiri, sekaligus melampaui pemikiran sebelumnya. Itulah panggilan & tugas filosof sejati.

BAB IIIFILSAFAT ALAM DALAM ABAD

PERTENGAHAN

Filsafat alam dipengaruhi oleh kristianisme. Pemikiran Aristoteles terlalu realistis & materialistis, shg perhatian para pemikir Kristen awali lebih fokus pd stoicisme, pitagorisme & platonisme. 3 aliran pe-mikiran ini dipelajari & diadopsi krn memiliki gagas-an peneguh ajaran moral & iman kristiani.

Kristianisme membawa kebaruan dlm metafisika yg sejalan dg iman & terutama dogma penciptaan & ttg makna hidup individu sbg pribadi serta kehidupan kelak. Secara garis besar dpt dikatakan bhw studi2 ttg semesta lebih didominasi dimensi kosmis iman dg memerjelas hub. antara

25

kristianisme & dunia. Tdk ada pembedaan tegas antara iman & pengetahuan, melainkan pengetahuan disubordinasikan pd iman.

3.1. Doktrin PenciptaanKristianisme Semesta ciptaan Allah.

Krn diciptakan, semesta raya bersifat kontingen & berada dlm kekuasaan & pengaturan ilahi. Ciptaan mengalir dr eksistensi Allah shg semesta raya tdk memiliki makna dlm dirinya sendiri. Dg demikian, Allah saja bersifat niscaya, sebab Dia mewujudkan ide-ide ada scr utuh, menyeluruh, & sempurna. Keniscayaan Allah & ketidakniscaya-an semesta raya mengandung arti, Allah sesung-guhnya tdk memerlukan ciptaan. Meski demiki-an, fakta bhw Allah telah menciptakan semesta memiliki alasan kemurahan & kebaikan Allah semata. Semesta tergantung penuh pd Pengada, Penyebab ada yaitu Allah sendiri.

Gagasan ini >< gagasan Yunani kuno & para filosofnya yg menempatkan dunia sejajar dg sang Penggerak Pertama. Pemikiran Yunani kuno, seperti terungkap dlm doktrin filosofis para filosof alam & aristotelian, beranggapan bhw Dunia bersifat kekal & abadi, bukan diciptakan & krn itu tdk dikenal oleh sang Penyebab Pertama. Krn bersifat kekal, dunia adlh niscaya & sekaligus memiliki makna dlm dirinya sendiri serta memiliki sebab-sebab keberadaan tersendiri tanpa harus merujuk pd sebuah entitas eksternal dlm keseluruhan perwujudan dirinya.

3.2. Thomas Aquinas (TA)

26

3.2.1. Kontingensi duniaKontingensi berarti bhw setiap ciptaan mrpk perpaduan antara esensi & eksistensi, aktus & potensi. Dlm tiap ciptaan dpt dibe-dakan scr tegas antara esensi & eksistensi. Berada dlm eksistensi sebuah akibat perwujudan esensi suatu kekuatan atau sebab eksternal. Dari dirinya sendiri semesta raya tercipta ini tdk harus ada dlm eksistensi atau dlm bahasa Thomistis, cip-taan berada dlm eksistensi bukan bagian dr definisi. Artinya ada tercipta bisa saja tdk ada dlm eksistensi tanpa kehilangan kon-sep (ciptaan) yg mendefiniskan maknanya.Distingsi antara esensi & eksistensi dlm Thomisme kelanjutan, penerapan & se-kaligus penyempurnaan gagasan & disting-si Aristotelian ttg potensi & aktus. Dengan membedakan esensi dr eksistensi, TA memberi makna baru baik bagi konsep potensi & aktus serta materia & forma. Aristoteles esensi diidentikan begitu saja dg forma & forma dg aktus. Pengidentikan ini berbahaya bagi kristian-isme khususnya terkait dg keyakinan akan eksistensi Pengada. Dlm Aristoteles, Peng-ada forma murni atau esensi murni. Dlm Thomisme, Pengada aktus murni, bukan forma atau esensi murni. Konsep forma & esensi mengandung di dlm dirinya sebuah “kekurangan”, krn memerlukan aktualisasi.

27

3.2.2. Pengetahuan akan yg kontingenAristoteles yg niscaya memiliki kemampuan utk dpt dikenal, dimengerti & dipahami. Pengetahuan mns hanya mungkin bila ada fondasi & keharusan. TA semesta tercipta dengan nilai, martabat & inteligibilitas tersendiri krn ambil bagian pada inteligibilitas & eksistensi ilahi. Dlm Pengada, ciptaan mendapat fondasi, ke-mampuan & keabsahan eksistensinya, shg semesta raya dpt dimengerti. Jadi, eksis-tensi & inteligibilitas ciptaan bersandar pd eksistensi & inteligibilitas ontologis Peng-ada, maka filsafat alam jg mjd mungkin.Dengan menggantungkan inteligibilitas & eksistensi ada tercipta pd sang Pengada, TA membuka jalan baru utk mengenal Allah. Mns dpt mengenal-Nya entah melalui wahyu khusus maupun lwt alam raya (wahyu umum). Pemahaman akan eksistensi Allah sbg pencipta, memerluas pemahaman ttg causa; bagi TA Allah = causa exemplaris & causa creatricis.

3.3. Pengetahuan atas IndividualitasSetiap ada memiliki muatan rasional spt dlm individualitas masing2. Muatan rasional berasal dr Intelek tertinggi yg menghendaki keberadaan ada. Dg muatan rasional tsb, setiap ada mengungkapkan kesempurnaan sang Pencipta. Semua ciptaan, dg memuat citra sang Intelek tertinggi & berpartisipasi dlm pikiran ilahi, jd objek pengetahuan.

28

TA mengakui kelemahan akal budi dlm mengenal ada universal lwt abstraksi. TA memerkenalkan jg kemungkinan bagi aktivitas pengenalan atas hal-hal individual scr non-rasional misalnya, melalui pertalian, simpati (con-naturalitas) dlm bidang seni, sastra & kasih.

3.4. Pengetahuan akan MaterialitasAristoteles materia tanpa kehadiran forma tdk mungkin memiliki inteligibilitas. Dari dirinya sndŕ materi absolut tdk dpt dipahami intelek mns, & paham hanya krn materi berpadu dg forma. TA materia prima = ciptaan Intelek tertinggi, hadir dlm tiap ada badani (sbg substratum) & sebab itu tampak & terpahami. Sbg ciptaan, materia prima = gambaran ide ilahi, dg inteligibilitas tersendiri. Sbg konsekuensi logis, jiwa mns saat terpisah dr badan dpt berpar-tisipasi pd pengenalan akan misteri materi dlm penglihatan ilahi. Materi terbuka thd penetrasi nalar, sementara kekaburan & keterpahaminya (materi) hanya lwt abstraksi disebabkan oleh tubuh hewani ini. Gagasan ttg keterpahaman materi diungkap dlm doktrin partisipasi & causa exemplaris. Allah = contoh pertama segala sesu-atu & seluruh ciptaan menyerupai Allah bukan dari analogi species-genus (animal & animal ra-tionale, mns melahirkan mns) melainkan sejauh merepresentasikan pengertian bhw Allah memili-kinya dlm inteleknya (seperti rumah dan ide arsi-tek). Kemurahan ilahi = tujuan akhir dr segala sesuatu, sebab tiap ciptaan ingin sempurna dlm kemiripan & partisipasi dlm kemurahan ilahi.

29

BAB IPENDAHULUAN

1. Filsafat alam atau Kosmologi (KL)?2. Kedudukan & Alasan Filsafat Alam

a) Mengatasi parsialitas ilmu empirisb) Turunan dr eksistensialismec) Tuntutan pemahaman kontemporer

3. Karakter Spekulatif4. Objek Material5. Objek Formal

BAB IIFILSAFAT ALAM

DALAM PEMIKIRAN YUNANI KLASIK

2.1. Pemikiran Antropo-kosmisInti ajaran Orfeus:a) prinsip ilahi (roh) dlm diri mns krn dosa asalb) Roh tdk akan binasa bersama badan, c) Hidup orfistispraktik pemurnian diri

satu-satunya cara mengakhiri reinkarnasi.d) ganjaran (penebusan)

2.2. Awal Pemikiran Filosofis2.2.1. Hakikat Filsafat

2.2.2. Problem-problem Klasik Filosofis1) Kosmologis2) Antropologis3) Entis, Antropologis, & Estetis

2.2.3. Para Filosof Yunani Klasik2.2.3.1. Thales (UDARA)2.2.3.2. Anaximandros (APEIRON)2.2.3.3. Anaximenes (UDARA)

30

2.2.3.4. Heraklitos (API)2.2.3.5. Parmenides (ADA adlh ADA)2.2.3.6. Atomis (Leucippus dan Democritus)2.2.3.7. Platon (Dunia Materi=Gambaran Dunia Ide)2.2.3.8. Aristoteles (384-322 SM)

Garis Besar Pemikiran Aristotelesa) Penjelasan ttg perubahanb) Problem kemajemukan adac) Aneka tingkatan adad) Titik tolak observasi & pengalamane) Refleksi lewat sebab-sebabf) Empat elemen dasar realitasg) Teori atom minimalh) Biologi

BAB IIIFILSAFAT ALAM DALAM ABAD

PERTENGAHAN

3.1. Doktrin Penciptaan3.2. Thomas Aquinas (TA)

3.2.1. Kontingensi dunia3.2.2. Pengetahuan akan yg kontingen

3.3. Pengetahuan atas Individualitas3.4. Pengetahuan akan Materialitas

31