distribusi pemasaran hortikultura

22
MAKALAH DISTRIBUSI PEMASARAN Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Hortikultura Dosen Pengampu : Novianti Muspiroh, SP, MP Kelompok : 6 Di susun Oleh : Dea Rizky Zakia Intan Ismawati Melia Rahmah Hidayati Risma Yuhliawati JURUSAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Upload: independent

Post on 29-Mar-2023

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH

DISTRIBUSI PEMASARAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

Hortikultura

Dosen Pengampu : Novianti

Muspiroh, SP, MP

Kelompok : 6

Di susun Oleh :

Dea Rizky Zakia

Intan Ismawati

Melia Rahmah Hidayati

Risma Yuhliawati

JURUSAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan distribusi adalah suatu kegiatan ekonomi

yang berperanan  menghubungkan kepentingan produsen

dengan konsumen, baik untuk produksi  primer, setengah

jadi maupun produk jadi.  Melalui kegiatan tersebut 

produsen memperoleh imbalan sesuai dengan volume dan

harga produk per  unit yang berlaku pada saat

terjadinya transaksi.  Hasil  pemasaran  tersebut

diharapkan dapat memberikan keuntungan yang 

proporsional bagi  petani atau produsen komoditas yang

bersangkutan sesuai dengan biaya,  resiko dan 

pengorbanan yang sudah dikeluarkan.  Dilain pihak para

pelaku  pemasaran diharapkan memperoleh imbalan jasa

pemasaran proporsional  dengan pelayanan dan resiko

yang ditanggungnya. Dalam bidang agroindustri,  untuk

istilah distribusi lebih sering digunakan istilah

tataniaga atau  pemasaran. Banyaknya rangkaian jual

beli  yang dialami oleh suatu komoditi  sejak di

produksi sampai pada konsumen akhir juga mempengaruhi

efisiensi  pemasaran produk-produk yang bersangkutan. 

Semakin banyak jumlah  transaksi yang dialami suatu

barang sebelum mencapai konsumen akhir semakin besar  

biaya pemasaran yang ditimbulkannya, karena setiap 

transaksi akan dijadikan sumber keuntungan bagi

pelakunya.  Semakin  tinggi  biaya pemasaran

menunjukkan semakin rendahnya efisiensi sistem 

pemasarannya. Efisiensi pemasaran juga sangat

dipengaruhi  oleh efisiensi  sistem transportasi  yang

menghubungkan lokasi  produsen dan konsumen.  Untuk

komoditas ekspor hal ini menjadi  lebih penting karena

biaya  transportasi akan mempengaruhi harga penawaran,

yang pada akhirnya akan  mempengaruhi daya saing produk

yang bersangkutan di pasar internasional.  Biaya

administrasi di pelabuhan, retribusi dan pungutan-

pungutan lain  merupakan tambahan  biaya pemasaran yang

cukup mempengaruhi harga  penawaran.  Hal demikian

mempunyai peranan yang cukup  besar terhadap lemahnya

daya saing produk-produk ekspor Indonesia di luar

negeri.

B. Rumusan masalah

1.Apa yang dimaksud dengan Distribusi Pemasaran?

2.Apa saja Fungsi Dari Pemasaran?

3.Apa saja Prinsip-prinsip Pemasaran?

4.Apa saja Aspek yang diperhatikan dalam jaringan

pemasaran?

5.Apa saja Strategi Pengembangan Jaringan Pemasaran?

6.Apa yang dimaksud dengan Distribusi Barang Dalam

Pemasaran?

7.Apa yang dimaksud dengan Mekanisme Distribusi

Pemasaran Produk Hortikultura

C. Tujuan

1. Mengetahui Distribusi Pemasaran

2. Mengetahui apa saja Fungsi Dari Pemasaran

3. Mengetahui Prinsip-prinsip Pemasaran

4. Mengetahui Aspek yang diperhatikan dalam jaringan

pemasaran

5. Mengetahui Strategi Pengembangan Jaringan

Pemasaran

6. Mengetahui Distribusi Barang Dalam Pemasaran

7. Mengetahui Mekanisme Distribusi Pemasaran Produk

Hortikultura

BAB II

PEMBAHASAN

A. Distribusi Pemasaran

Pada dasarnya distribusi adalah bagian dari

proses pemasaran. Dalam melakukan pendistribusian

pada tanaman hortikultura, maka harus memperhatikan

kesegaran tanaman tersebut. Karena dalam

perdagangannya tanaman ini harus selalu terlihat

segar, agar mendapat nilai jual yang tinggi. Dimana

tanaman ini juga dapat disebut sebagai pasaran

sehari-hari, karena itu tanaman hortikultura harus

dipanen secara terus menerus dan tida berumur

panajang, bahkan terkadang hanya dapat dilakukan

sekali panen saja.

Pengertian lain dari distribusi ialah kegiatan

penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa

dari produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan

manusia. Pihak yang melakukan kegiatan distribusi

disebut sebagai distributor. Contoh dari kegiatan

distribusi adalah penyaluran hasil panen petani ke

kota-kota.

Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang

atau jasa dari produsen ke konsumen dan para

pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa

tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada

dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan

pengalihan hak milik.

Sedangkan Pemasaran adalah sejumlah kegiatan

bisnis yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan

kepuasan kepada konsumen dari barang atau jasa yang

ditawarkan. Dengan harapan barang atau jasa tersebut

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Sehingga distribusi pemasaran produk hortikultura

adalah suatu kegiatan bisnis yang berfokus pada

proses penyampaian produk hortikultura dari produsen

ke konsumen.

Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat

potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah

hortikultura. Pengembangan agribisnis komoditi

hortikultura banyak diusahakan saat ini didukung

oleh keadaan geografis Indonesia yang sangat

menguntungkan, seperti kondisi lahan yang subur,

klimatologi yang baik, serta ketersediaan air yang

memadai. Peranan hortikultura tentunya sangat

berarti dalam penyerapan tenaga kerja khususnya di

daerah pedesaan.

Produk hortikultura terdiri dari jenis tanaman

buah-buahan, sayuran, tanaman hias, tanaman obat.

Menurut Studi Penawaran dan Permintaan Komoditas

Unggulan Hortikultura, komoditas hortikultura paling

sedikit memiliki tiga peranan yang cukup penting

dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai sumber

pendapatan masyarakat, sebagai bahan pangan

masyarakat khususnya sumber vitamin (buah-buahan),

mineral (sayuran) dan bumbu masak, dan sebagai

sumber devisa negara non migas. Salah satu sumber

pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam

pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura.

Pengembangan agribisnis komoditi hortikultura banyak

diusahakan saat ini didukung oleh keadaan geografis

Indonesia yang sangat menguntungkan, seperti kondisi

lahan yangsubur, klimatologi yang baik, serta

ketersediaan air yang memadai. Peranan hortikultura

tentunya sangat berarti dalam penyerapan tenaga

kerja khususnya di daerah pedesaan.

B. Fungsi Pemasaran

1. Pembeli dan pengepulan

2. Pemilihan atau sortasi

3. Penyimpanan

4. Penanganan  pasca panen

5. Pengangkutan

6. Pembiayaan

7. Informasi pasar

8. Promosi

C. Prinsip-Prinsip pemasaran

1. Produk

2. Harga

3. Promosi

4. Distribusi

5. Selera masyarakat

D. Aspek yang diperhatikan dalam jaringan pemasaran

1. Sifat komoditi yang mudah membusuk sehingga

beresiko tinggi

2. Kelembagaan Pemasaran

Kelembagaan pembanguan pertanian yang kuat

sangat diperlukan agar tercipta iklim yang mempu

mendorong terpenuhinya syarat mutlak dan syarat

pelancar bagi pembangunan  pertanian.

a. Sub Terminal Agribisnis (Di Sentra Produsen )

Menurut badan agribisnis Departemen

Pertanian (2000 ). STA merupakan infrastruktur

pemasaran untuk transaksi jual beli hasil –

hasil pertanian, baik untuk transaksi fisik

( lelang, langganan, pasar spot) maupun non

fisik ( kontrak, pesananan, future market). STA

diharapkan berfungsi pula untuk pembinaan

peningkatan mutu produksi sesuai dengan

permintaan pasar, pusat informasi, promosi dan

tempat latihan atau magang dalam upaya

pengembangan peningkatan sumberdaya manusia.

b. Terminal Agribisnis Atau Pasar Induk  (Di

Sentra Konsumen )

Pengertian pasar induk adalah suatu tempat

sebagai pemusatan pedagang pedagang besar atau

grosir yang mempunyai peranan aktif dalam

pemasaran barang barang yang sesuai dengan

jenis komoditi, dengan jalan mengatur suplai,

pembentukan harga sesuai dengan permmintaan.

Satu pasar induk akan membawahi atau terdiri

atas beberapa pasar bawahan.

Berbagai permasalahan dan isu yang biasa

dihadapi dalam pemasaran hasil agribisnis

adalah :

1) Belum cukupnya infrastruktur pasar berupa

jalan, pelabuhan, fasilitas penyimpanan,

pengemas-an dan pengolahan. 

2) Terjadinya kehilangan pasca panen atau

pemasaran akibat penanganan dan pengemasan

yang tidak sesuai. 

3) Kurang tepatnya grading (pengkelasan) serta

standarisasi produk-produk hasil panenan. 

4) Terjadinya ketidak stabilan harga akibat

pengaruh musim produksi dan kondisi pasar. 

5) Tidak adanya mekanisme penentuan harga yang

berlaku. 

6) Tidak cukupnya informasi pemasaran khususnya

dalam rangkaian pengum-pulan, analisa dan

penyebarluasan informasi yang relevan. 

7) Langkanya kegiatan penelitian dan studi

pemasaran. 

8) Sulitnya akses petani kecil pada kredit

pemasaran. 

9) Langkanya jasa perluasan pasar yang

memadai. 

10) Kurangnya dukungan pemerintah dalam

kebijakan dan pengemba-ngan pasar. 

c. Pasar Tani ( Pasar Yang Mendekat Ke Konsumen )

Pasar tani adalah tempat berkumpulnya petani

produsen untuk menjual langsung produknya.

Merupakan paradigma pertanian yang semula hanya

sebagai produsen diubah menjadi pemasok atau

supplier. Suatu proses pembelajaran bagi petani

produsen yang aktivitasnya hanya seminggu

sekali.

d. Pasar Lelang

Pasar lelang merupakan sarana bertemunya

penjual atau petani produsen dan pembeli atau

pedagang atau pabrikan secara langsung dimana

pembentukan harga yang terjadi dilakukan secara

transparan tanpa ada kolusi antar pelaku usaha

dan tanpa tekanan dari pihak manapun.

Sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan,

pasar lelang yang dikembangkan dibangun dalam

dua bentuk yaitu :

1) Pasar lelang spot, dimana penjual langsung

membawa komoditas yang akan dijual ke pasar

lelang

2) Pasar lelang forward (penyerahan barang dan

penyelesaian kemudian) dimana penjual cukup

membawa contoh komoditas dengan spesipikasi

produk yang akan dijual ke pasar lelang,

pasar lelang forward tersebut merupakan

pasar fisik karena adanya kewajiban

menyerahkan barang secara fisik sesuai

dengan harga, kwalitas, kuantitas dan waktu

penyerahan yang disepakati dalam kontrak

jual beli.

3. Pengguna atau  konsumen seperti, pasar grosir,

pasar tradisional atau pasar modern, catering

atau resto atau hotel, rumah sakit, industri atau

pabrikan, eksportir dan rumah tangga.

4. Pendukung seperti, sortasi, pengepakan, ruang

pendingin, gudang, informasi pasar, jasa

keuangan, dan jasa transportasi.

E. Strategi Pengembangan Jaringan Pemasaran

1. Jalinan ke hulu (backward linkage) secara

kontinyu dengan dua cara. Cara  yang pertama,

jalinan kemitraan dengan gapoktan atau poktan

mengenai ketersediaan multi komoditas agar

menjamin keberlanjutan bisnisnya, yang kedua

dengan cara kepastian pasar yang akan membentuk

jalinan sebagai pelanggan.

2. Jalinan ke depan (forward linkage) untuk

kepastian pasar dengan dua cara. Cara yang

pertama, dengan melayani pembeli secara langsung,

yang kedua dengan cara menciptakan ikatan dengan

pedagang besar atau supermarket ( kontrak atau

lelang ).

3. Jalinan horizontal antara STA atau pelaku usaha

untuk menjamin kontinyuitas

Dua Jaringan Pemasaran

1. Vertikal (dari produsen sampai konsumen)

2. Horizontal (antar kelembagaan untuk memenuhi

jumlah volume yanng diinginkan)

F. Distribusi Barang Dalam Pemasaran

Produsen

Distributor

Subdistributor/Agen/Gos

Mekanisme distribusi secara umum

Dalam proses distribusi ada satu hal yang

mempengaruhi proses tersebut, yaitu saluran

distribusi. Saluran distribusi pada dasarnya

merupakan perantara yang menjembatani antara

produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat

digolongkan kedalam dua golongan yaitu : Pedagang

perantara dan agen perantara. Perbedaannya terletak

pada aspek pemilikan serta proses negoisasi dalam

pemindahan produk yang disalurkan tersebut.

Pedagang perantara (merchant middlema), bertanggung

jawab terhadap pemilikan semua barang yang

Super market/minimarket

dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang

mempunyai hak atas kepemilikan barang. Ada dua

kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara,

yaitu : pedagang besar dan pengecer. Namun tidak

menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat

bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain

membuat barang juga memperdagangkannya.

Agen perantara (Agent middle man), tidak mempunyai

hak milik atas semua barang yang mereka tangani.

Mereka dapat digolongkan kedalam dua golongan,

yaitu :

1. Agen Penunjang

a. Agen pembelian dan penjulan

b. Agen Pengangkutan

c. Agen Penyimpanan

2. Agen Pelengkap

a. Agen yang membantu dalam bidang financial

b. Agen yang membantu dalam bidang keputusan

c. Agen yang dapat memberikan informasi

d. Agen khusus

Berikut adalah tipe saluran untuk barang

konsumen:

Saluran 1 : Produsen → Konsumen

Saluran 2 : Produsen → Pedagang eceran → Konsumen

Saluran 3 : Produsen → Grosir → Pedagang eceran →

Konsumen

Saluran 4 : Produsen → Agen → Grosir → Pedagang

eceran → Konsumen

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan

didalam memilih saluran distribusi, factor tersebut

antara lain :

1. Jenis barang yang dipasarkan

2. Produsennya

3. Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian

4. Pasar sasaran

Sistem distribusi bertujuan agar benda-benda

hasil produksi sampai kepada konsumen dengan

lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi produsen

dan sarana yang tersedia dalam masyarakat, dimana

sistem distribusi yang baik akan sangat mendukung

kegiatan produksi dan konsumsi. Dalam penyaluran

hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen

dapat menggunakan beberapa jenis distribusi yang

dapat dikelompokkan :

1. Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan

hasil produksinya langsung kepada konsumen.

2. Distribusi semi langsung, dimana penyaluran

barang hasil produksi dari produsen ke konsumen

melalui badan perantara (toko) milik produsen itu

sendiri.

3. Distribusi tidak langsung. Pada sistem ini

produsen tidak langsung menjual hasil

produksinya, baik berupa benda ataupun jasa

kepada pemakai melainkan melalui perantara.

Tujuan saluran distribusi adalah untuk mencapai

pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir

dari kegiatan saluran distribusi.

G. Mekanisme Distribusi Pemasaran Produk Hortikultura

Produk hortikultura terdiri dari jenis tanaman

buah-buahan, sayuran, tanaman hias, tanaman obat.

Menurut Studi Penawaran dan Permintaan Komoditas

Unggulan Hortikultura dalam Khairina (2006),

komoditas hortikultura paling sedikit memiliki tiga

peranan yang cukup penting dalam perekonomian

Indonesia, yaitu sebagai sumber pendapatan

masyarakat, sebagai bahan pangan masyarakat

khususnya sumber vitamin (buah-buahan), mineral

(sayuran) dan bumbu masak, dan sebagai sumber

devisa negara non migas. Salah satu sumber

pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam

pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura.

Pengembangan agribisnis komoditi hortikultura

banyak diusahakan saat ini didukung oleh keadaan

geografis Indonesia yang sangat menguntungkan,

seperti kondisi lahan yang subur, klimatologi yang

baik, serta ketersediaan air yang memadai. Peranan

hortikultura tentunya sangat berarti dalam

penyerapan tenaga kerja khususnya di daerah

pedesaan.

Cara memperdagangkan tanaman hortikultur sedikit

berbeda dengan hasil pertanian yang lain, pada

hasil holtikultura, dalam pendistribusiannya atau

perdagangannya yang paling diutamakan adalah

kesegarannya. Negara Amerika dan Eropa, perkebunan

ini merupakan sumber devisa yang sangat penting dan

diusahakan dengan modal yang besar, di Negara

Belanda tak segan-segan mengeluarkan uang berjuta-

juta untuk membuat rumah-rumah kaca, yang luarnya

berpuluh-puluh hektar untuk tempat menanam tanaman

hortikultura. Sedangkan di Indonesia sendiri

tanaman hortikultura mempunyai aspek social maupun

ekonomi, karenanya terdapat dalam dua bentuk yaitu

dalam bentuk pekarangan dan dalam bentuk penanaman

khusus

Cara distribusi yang digunakan pada hasil

tanaman hortikultura sangat berpengaruh dalam

perkembangan pemasaran hasilnya kepada konsumen,

jadi sebelum melakukan distribusi maka para

produsen harus benar-benar mengetahui apa yang

dibutuhkan oleh para konsumen. Kegiatan distribusi

pada hasil tanaman hortikultura keadaan barang

biasanya harus dalam keadaan segar, karena barang

tersebut langsung dikonsumsi oleh para konsumen.

Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura

jarang sekali ada pedagang perantara, karena sifat

barangnya yang sangat mudah rusak dan juga gampang

layu, maka pada umumnya para petani langsung

bertindak sebagai pedagang. Namun untuk beberapa

tanaman tertentu ada juga yang mejadi pedagang

perantara, ini biasanya dilakukan oleh pedagang

besar dan juga pengecer yang langsung membeli dari

para petani.

Dalam distribusi hasil tanaman hortikultura,

maka yang berperan sebagai ager penunjang adalah

petani, dimana para petani dapat langsung

mengangkut barang sendiri dari lahan ke pasar dan

dapat langsung dijual kepada pedagang perantara

maupun kepada konsumen secara langsung.

Tipe saluran konsumen yang terjadi didistribusi

hasil tanaman hortikultura ialah sebagai berikut :

Saluran 1 : Petani → Konsumen

Saluran 2 : Petani → Pedagang Pengecer → Konsumen

Factor-faktor yang dipertimbangkan didalam

memilih saluran distribusi adalah :

1. Jenis hasil tanaman yang dipasarkan

2. Petaninya

3. Pasar sasarannya.

Jenis distribusi yang digunakan dalam hal ini

adalah jenis distribusi yang langsung dan juga

distribusi tidak langsung. Distribusi langsung,

para petani langsung menjual barangnya kepada para

konsumen. Sedangkan distribusi semi langsung, para

petani menjual barang hasil tanaman hortikulturanya

melalui para pedagang pengecer.

Dalam kegiatan distribusi ada yang disebut

dengan distribusi fisik. Maka dalam kegiatan

distribusi hasil tanaman hortikultura ini

distribusi fisik yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Penentuan lokasi dan penyimpanan barang, biasanya

dilakukan apabila barang tersebut akan diekspor

atau dikirim ke beberapa kota terdekat yang ada

disekitar daerah produksi. Contohnya adalah

kentang diekspor ke Malaisya, Singapura, Brunei,

USA. Tomat diekspor ke Malaisya dan Singapura.

Kubis diekspor ke Malaisya, Singapura, Jepang,

Taiwan dan Pakistan. Kubis bunga ke Malaisya,

Singapura dan Hongkong. Wortel ke Malaisya,

Singapura, Pakistan dan Hongkong. Buncis ke

Malaisya, Singapura, Hongkong dan Jepang. Arcis

ke Malaisya dan seledri ke Malaisya dan

Singapura. Tanaman-tanaman tersebut dapat

diekspor karena daya tahannya yang cukup lama

dibanding dengan tanaman hortikultura yang

lainnya.

2. System penanganan barang, pengemasan yang

dilakukan harus sangat hati-hati karena barang-

barang hasil tanaman hortikultura sangat gampang

rusak. Teurutama pengemasan barang-barang yang

akan diekspor keluar negeri harus dengan sangat

hati-hati, karena ini sangat menyangkut

kepeceyaan pikah luar terhadap barang yang akan

kita ekspor dan juga menyangkut pemasukan devisa

Negara tentunya. Pengemasan barang ini biasanya

dilakukan dengan peti kemas yang terbuat dari

kayu, logam dan lain-lain.

3. Pemilihan metode pengangkutan, biasanya yang

sangat berpengaruh adalah jarak dari lahan ke

pasar atau daerah penjualan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saluran distribusi merupakan perantara yang

menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara

tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu:

Pedagang perantara dan agen perantara. Perbedaannya

terletak pada aspek pemilikan serta proses negoisasi

dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.

Cara memperdagangkan tanaman holtikultura, yang

paling diutamakan adalah kesegarannya. Cara distribusi

yang digunakan pada hasil tanaman hortikultura sangat

berpengaruh dalam perkembangan pemasaran hasilnya

kepada konsumen, jadi sebelum melakukan distribusi maka

para produsen harus benar-benar mengetahui apa yang

dibutuhkan oleh para konsumen.

Produk hortikultura terdiri dari jenis tanaman

buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat.

komoditas hortikultura paling sedikit memiliki tiga

peranan yang cukup penting dalam perekonomian

Indonesia, yaitu sebagai sumber pendapatan masyarakat,

sebagai bahan pangan masyarakat khususnya sumber

vitamin (buah-buahan), mineral (sayuran) dan bumbu

masak, dan sebagai sumber devisa negara non migas.

Pengembangan agribisnis komoditi hortikultura banyak

diusahakan saat ini didukung oleh keadaan geografis

Indonesia yang sangat menguntungkan, seperti kondisi

lahan yang subur, klimatologi yang baik, serta

ketersediaan air yang memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2010. Distibusi Pemasaran [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Distribusi_%28bisnis%29

(5 maret 2015)

Anonym. 2013. Fungsi Produksi Pemasaran [online]. Tersedia:

http://allsdaily.blogspot.com/2013/12/pengantar-

bisnis-fungsi-produksi-dan.html (1 maret 2015)

Anonym. 2010. Prinsip-Prinsip Pemasaran [Online]. Tersedia :

http://konsep-pemasaran.blogspot.com/2010/10/prinsip

-prinsip-pemasaran.html

Anonym. 2013. Distribusi Pemasaran Produk Hortikultura [online].

Tersedia:

https://parkjiyoung.wordpress.com/2013/07/02/pemasar

an/

Dansi. 2014. Strategi Pemasaran [Online]. Tersedia:

http://www.kiatkiat.com/2014/10/strategi-membangun-

kerajaan-bisnis.html

Zakiyah, Rahma. 2012. Sistem Pemasaran Produk Hortikultura

[online]. Tersedia:

http://www.academia.edu/4052518/SISTEM_PEMASARAN_TAN

AMAN_HORTIKULTURA