bab 2 landasan teori 2.1 studi kelayakan ... - library binus

33
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Menurut (Suliyanto, 2010, p. 3) Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder) dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan. Menurut (Purwana & Hidayat, 2016, p. 5) Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan mempelajari secara mendalam tentang layak atau tidaknya suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan. Mempelajari secara mendalam berarti, meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi, selanjutnya diukur, dihitung dan dianalisis dengan menggunakan metode tertentu. Sedangkan bisnis berarti ; usaha yang dijalankan memberikan manfaat baik financial maupun non financial. Kelayakan, menunjukkan apakah usaha yang dijalankan memberikan manfaat besar dibandingkan biaya. Adapun lingkup kegiatan studi kelayakan menurut (Purwana & Hidayat, 2016, p. 6) secara umum terdiri dari atas 3 komponen utama, yaitu : 1. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan. Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu studi kelayakan bisnis adalah ada tidaknya potensi kebutuhan akan investasi yang dimaksud. Data-data yang dibutuhkan di dapat dengan melakukan survey/pengumpulan data sekunder maupun primer serta kajian yan tepat. 2. Studi Kelayakan Teknis Kelayakan Teknis secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap lokasi investasi yang tepat serta solusi-solusi teknik dalam proyek tersebut.

Upload: khangminh22

Post on 04-Mar-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Studi Kelayakan

2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan

Menurut (Suliyanto, 2010, p. 3) Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian

yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk

dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk

dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar

bagi semua pihak (stake holder) dibandingkan dampak negatif yang

ditimbulkan.

Menurut (Purwana & Hidayat, 2016, p. 5) Studi kelayakan bisnis

adalah suatu kegiatan mempelajari secara mendalam tentang layak atau

tidaknya suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan. Mempelajari secara

mendalam berarti, meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi,

selanjutnya diukur, dihitung dan dianalisis dengan menggunakan metode

tertentu. Sedangkan bisnis berarti ; usaha yang dijalankan memberikan

manfaat baik financial maupun non financial. Kelayakan, menunjukkan

apakah usaha yang dijalankan memberikan manfaat besar dibandingkan

biaya.

Adapun lingkup kegiatan studi kelayakan menurut (Purwana &

Hidayat, 2016, p. 6) secara umum terdiri dari atas 3 komponen utama, yaitu :

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan. Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu

studi kelayakan bisnis adalah ada tidaknya potensi kebutuhan akan

investasi yang dimaksud. Data-data yang dibutuhkan di dapat dengan

melakukan survey/pengumpulan data sekunder maupun primer serta

kajian yan tepat.

2. Studi Kelayakan Teknis

Kelayakan Teknis secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap lokasi

investasi yang tepat serta solusi-solusi teknik dalam proyek tersebut.

12

3. Studi Kelayakan Finansial

Studi Kelayakan Finansial dilakukan untuk memenuhi kedua aspek diatas.

Hal-hal yang perlu diketahui adalah : Start-Up Costs (S), Operating Cost

(O), Revenue Projection (R), Sources of Financing (S), dan profitability

analysis.

(Suliyanto, 2010, p. 6) Berikut ini adalah pihak-pihak yang

membutuhkan studi kelayakan dengan berbagai kepentingan :

1. Pelaku bisnis/manajemen perusahaan

Pihak pelaku bisnis/manajemen perusahaan memerlukan studi kelayakan

sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan ide bisnis

atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis

dinyatakan layak dilaksanakan maka pelaku bisnis/manajemen akan

menjalankan ide bisnis tersebut untuk mengembangkan usahanya.

2. Investor

Pihak investor memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk

mengambil keputusan apakah akan ikut menanamkan modal pada suatu

bisnis atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis

dinyatakan layak dilaksanakan maka investor akan menanamkan

modalnya dengan harapan memperoleh keuntungan dari investasi yang

ditanamkan, demikian pula sebaliknya.

3. Kreditor

Pihak kreditor memerlukan studi kelayakan sebagai salah satu dasar

dalam mengambil keputusan, apakah akan memberikan kredit pada suatu

bisnis yang diusulkan atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan

suatu ide bisnis dinyatakan layak dilaksanakan maka kreditor akan

memberikan kredit dengan harapan akan memperoleh keuntungan berupa

harga, demikian pula sebaiknya.

4. Pemerintah

Pihak pemerintah memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk

mengambil keputusan, apakah memberikan izin terhadap suatu bisnis atau

tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan kesempatan

13

kerja, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dan dapat meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka pemerintah akan memberikan izin,

sebaliknya, jika suatu bisnis memiliki dampak negatif yang lebih besar

dibandingkan manfaatnya maka pemerintah tidak akan memberikan izin

atas ide bisnis yang diajukan.

5. Masyarakat

Masyarakat memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk mengambil

keputusan, apakah mendukung suatu bisnis atau tidak. Jika berdasarkan

hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan akan memberikan

dampak positif yang lebih besar terhadap masyarakat dibandingkan

dampak negatifnya maka masyarakat akan mendukung ide bisnis tersebut.

Namun, jika studi kelayakan menyatakan bahwa suatu ide bisnis akan

memberikan dampak negatif yang lebih besar terhadap masyarakat

dibandingkan dampak positifnya maka masyarakat akan menolak ide

bisnis tersebut.

(Suliyanto, 2010, p. 7) Studi kelayakan bisnis merupakan metode

ilmiah. Salah satu syarat metode ilmiah adalah sistematis. Penyusunan studi

kelayakan bisnis sebagai salah satu metode ilmiah pada umumnya meliputi

beberapa langkah :

1. Penemuan ide bisnis

Tahap penemuan ide merupakan tahap seseorang menemukan sebuah

ide bisnis. Ide bisnis muncul karena peluang bisnis yang dipandang

memiliki prospek yang baik terlihat. Penemuan ide bisnis ini dapat

bersumber dari bacaan, hasil pengamatan, informasi dari orang lain,

media masa, maupun berdasarkan pengalaman.

2. Melakukan studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum

peluang bisnis dari ide bisnis yang akan dijalankan, termasuk

didalamnya prospek dan kendala yang dapat muncul dari bisnis yang

akan dilakukan. Jika berdasarkan studi pendahuluan suatu ide bisnis

14

yang akan dijalankan memiliki kendala yang besar dan kurang

prospek maka penyusunan studi kelayakan yang lebih mendalam tidak

perlu dilakukan. Sebaliknya, jika berdasarkan studi pendahuluan

sebuah ide bisnis memiliki prospek yang baik dan pelaku bisnis

memiliki keyakinan untuk mengatasi kendala yang mungkin muncul

maka proses dilanjutkan dengan tahun berikutnya.

3. Membuat desain studi kelayakan

Setelah gambaran umum tentang peluang bisnis dari ide bisnis yang

akan dijalankan diperoleh, langkah selanjutnya adalah membuat

desain studi kelayakan yang meliputi penentuan aspek-aspek yang

akan diteliti, responden, teknik pengumpulan data, penyusunan

kuesioner, alat analisis data, penyusunan anggaran untuk melakukan

studi kelayakan, sampai dengan penentuan desain laporan akhir.

4. Pengumpulan data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi,

wawancara, maupun kuesioner, sedangkan sumber data dapat berupa

data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data seringkali

merupakan pekerjaan yang paling memerlukan waktu dan biaya yang

besar untuk penyusunan studi kelayakan bisnis sehingga proses

pengumpulan data harus didesain sebaik mungkin.

5. Analisis dan interpretasi data

Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif

maupun kuantatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan jika data yang

dikumpulkan berupa data kualitatif (judgement), sedangkan analisis

kuantitatif dilakukan jika data yang dikumpulkan berupa data

kuantitatif.

6. Menarik kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan didasarkan pada hasil analisis data untuk memutuskan

suatu ide bisnis layak atau tidak layak berdasarkan setiap aspek yang

diteliti. Sedangkan rekomendasi memberikan arahan petunjuk tentang

tindak lanjut ide bisnis yang akan dijalankan serta memberikan

catatan-catatan jika ide bisnis tersebut akan dilaksanakan.

15

7. Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis

Format maupun desain laporan akhir harus disesuaikan dengan pihak-

pihak yang akan menggunakan studi kelayakan bisnis. Selain itu,

besarnya anggaran untuk menyusun studi kelayakan bisnis juga harus

dipertimbangkan.

2.1.2 Alasan Melakukan Studi Kelayakan Bisnis

(Purwana & Hidayat, 2016, p. 9) Studi kelayakan dilakukan pelaku bisnis

untuk mengkaji berbagai hal terkait investasi. Beberapa alasan mengapa perlu

melakukan studi kelayakan bisnis diantaranya :

1. Memunculkan beberapa alternatif sehingga memberikan arah atau fokus

terhadap rencana investasi.

2. Mengurangi alternatif-alternatif yang ada.

3. Memberikan alasan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan suatu

investasi.

4. Meningkatkan kemungkinan untuk sukses atau tercapainya tujuan

investasi dengan cara mengidentifikasikan dan menanggulangin pengaruh

dari bisnis / proyek sedini mungkin.

5. Menyediakan informasi yang berkualitas bagi pengambil keputusan.

6. Menyediakan informasi untuk menarik minat investor.

(Purwana & Hidayat, 2016, p. 11) Paling tidak, terdapat lima tujuan mengapa

sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan,

yaitu :

1. Menghindari risiko kerugian

Bisnis merupakan usaha yang sulit dilakukan prediksi dengan tepat dan

mengandung risiko kerugian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan

terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan.

2. Memudahkan Perencanaan

Studi kelayakan bisnis akan mempermudah dalam melakukan

perencanaan terutama setelah pelaku bisnis sudah dapat meramalkan apa

yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perencanaan meliputi jumlah

16

dana atau investasi, kapan usaha dijalankan, di mana lokasi akan

dibangun, siapa-siapa yang melaksanakan usaha, bagaimana cara

menjalankannya, keuntungan yang akan diperoleh, serta bagaimana

mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Akan tetapi, yang lebih penting

dalam perencanaan adalah adanya jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari

usaha yang dijalankan sampai dengan waktu tertentu.

3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan

Perencanaan yang sudah tersusun akan sangat memudahkan pelaksanaan

bisnis. Para pelaksana dapat mengerjakan bisnis sesuai dengan pedoman

dalam perencanaan secara sistematik. Hal ini dilakukan agar output atau

hasil tepat pada sasaran dan sesuai dengan rencana.

4. Memudahkan Pengawasan

Perencanaan yang dilakukan melalui studi kelayakan bisnis juga akan

memudahkan pelaku bisnis untuk melakukan pengawasan terhadap

jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha

tidak keluar dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan akan

melakukan pekerjaannya dengan baik dikarenakan pengawasan sehingga

pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan.

5. Memudahkan Pengendalian

Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan mengakibatkan dapat

dengan mudah mendeteksi apabila terjadi suatu penyimpangan.

Pendeteksian ini mengakibatkan pelaku bisnis dapat melakukan

pengendalian atas penyimpangan tersebut. Adapun tujuan pengendalian

adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan apabila terjadi

penyimpangan-penyimpangan sehingga dengan cepat dapat mengatasi

penyimpangan tersebut. Penanganan ini akan berdampak pada tingkat

keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

pelaku bisnis.

2.1.3 Manfaat Studi Kelayakan

(Purwana & Hidayat, 2016, p. 12) Adapun manfaat dari melakukan studi

kelayakan adalah sebagai berikut :

17

1. Manfaat Finansial

Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan

keuntungan, terutama secara financial bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini

biasanya diukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang

dijalankannya.

2. Manfaat Ekonomi

a. Penambahan jumlah barang dan jasa.

Misalnya pendirian pabrik tertentu yang pada akhirnya akan

memproduksi barang atau jasa. Adanya ketersediaan jumlah barang

dan jasa mengakibatkan masyarakat memiliki banyak pilihan. Hal ini

secara langsung dapat berdampak kepada harga yang cenderung turun

dan peningkatan kualitas barang sejenis.

b. Peningkatan mutu produk

Peningkatan barang dari usaha sejenis dapat memacu persaingan

bisnis diantara pelaku bisnis. Persaingan ini secara tidak langsung

membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menggunakan

produk. Oleh karena itu, pelaku bisnis berusaha untuk meningkatkan

kualitas produknya.

c. Peningkatan devisa

Studi kelayakan bisnis memberikan manfaat bagi negara khususnya

pelaku bisnis yang berorientasi pada ekspor yaitu penambahan devisa.

d. Menghemat devisa

Penghematan devisa ini terkait dengan ketergantungan terhadap impor

barang dan jasa. Ini berarti pelaku bisnis yang dapat memproduksi

barang di dalam negeri dapat menghambat dan bahkan menghindari

barang impor. Hal ini secara tidak langsung tindakan tersebut dapat

menghemat biaya.

3. Manfaat Sosial

a. Membuka peluang pekerjaan

Usaha yang dilakukan pelaku bisnis jelas akan membuka peluang

pekerjaan kepada masyarakat, baik bagi masyarakat yang terlibat

18

langsung dengan usaha atau masyarakat yang tinggal sekitar lokasi

usaha. Peluang pekerjaan ini memberikan pendapatan bagi

masyarakat yang bekerja pada usaha tersebut.

b. Tersedia sarana dan prasarana

Bisnis memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas. Manfaat

yang dirasakan adalah seperti tersedianya sara dan prasarana seperti

jalan, telepon, air, penerangan, pendidikan, rumah sakit, rumah

ibadah, saran olahraga, serta sarana dan prasarana lainnya.

c. Membuka isolasi wilayah

Untuk wilayah tertentu pembukaan suatu usaha misalnya perkebunan,

jalan atau pelabuhan akan membuka isolasi wilayah. Wilayah yang

tadinya tertutup menjadi terbuka, sehingga akses masyarakat akan

menjadi lebih baik.

d. Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan

Adanya usaha meberi ruang pertemuan bagi pekerja dari berbagai

suku dan daerah. Pertemuan tersebut memberikan dampak terhadap

peningkatan persatuan. Selain itu, usaha tersebut memberikan dampak

pada pemerataan pembangunan diseluruh wilayah.

2.1.4 Tahapan Studi Kelayakan

(Purwana & Hidayat, 2016, p. 21) Adapun tahapan-tahapan yang ada dalam

studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data dan informasi

Pelaku bisnis harus mengumpulkan data dan informasi baik yang bersifat

kualitatif maupun kuantitatif selengkap mungkin.

2. Melakukan pengolahan data

Berdasarkan data dan informasi tersebut, maka dilakukan pengolahan data

dan informasi. Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan

metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk

bisnis.

3. Analisis data

19

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dalam rangka

menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis

ditentukan dari kriteria-kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai

kriteria-kriteria yang layak digunakan.

4. Mengambil keputusan

Selanjutnya data dan informasi yang telah diukur dengan criteria tertentu

dan diperoleh hasil, maka langkah selanjutnya adalah mengambil

keputusan. Pengambilan keputusan disesuaikan dengan kriteria-kriteria

yang telah ditetapkan apakah layak atau tidak berdasarkan hasil

perhitungan. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan memberikan

persyaratan lainnya.

5. Rekomendasi

Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak

tertentu terhadap studi kelayakan yang telah tersusun. Dalam memberikan

rekomendasi harus disertai dengan saran-saran serta perbaikan yang baik

kelengkapan dokumen-dokumen maupun persyaratan-persyaratan

lainnya.

(Purwana & Hidayat, 2016, p. 10) Sebelum suatu studi kelayakan dilakukan,

maka ada yang perlu diperhatikan seperti hal-hal berikut :

1. Kelengkapan dan keakuratan data dan informasi yang diperoleh.

2. Tenaga ahli yang dimiliki dalam tim studi kelayakan bisnis benar-benar

tangguh.

3. Penentuan metode dan alat ukur yang tepat.

4. Loyalitas tim studi kelayakan.

2.2 Teknologi Informasi

2.2.1 Pengertian Teknologi Informasi

(Kadir & Triwahyuni, 2013, p. 2) Mengutip dari Haag dan Keen (1996)

bahwa Teknologi Informasi adalah suatu perangkat yang dapat membantu

20

bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan

dengan pemrosesan informasi.

(Kadir & Triwahyuni, 2013, p. 2) Mengutip dari Martin (1999) bahwa

teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat

keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan

menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi

untuk mengirimkan informasi.

Menurut jurnal (Chou, Chuang, & Benjamin, 2014) Teknologi

Informasi adalah platform teknologi yang dapat memanfaatkan inovasi untuk

meningkatkan proses dalam suatu teknologi.

2.2.2 Peranan Teknologi Informasi

Menurut (O'Brien , 2008, p. 10) Teknologi informasi memainkan peran

penting dalam perekayasaan ulang sebagian besar proses bisnis. Kecepatan,

kemampuan pemrosesan informasi, dan konektivitas komputer serta

teknnologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi proses

bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerja sama antar orang-

orang yang bertanggung jawab atas operasi dan manajemennya.

Menurut (Abdul Kodir & Triwahyuni, 2013, p. 16), peranan teknologi

informasi pada masa sekarang tidak hanya diperuntukkan untuk organisasi,

melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, teknologi

informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif,

sedangkan bagi perseorangan teknologi ini dapat digunakan untuk mencapai

keunggulan pribadi, termasuk mencari pekerjaan. Teknologi informasi bisa

dikatakan telah merasuki ke segala bidang dan ke berbagai lapisan

masyarakat. Pada masa sekarang ponsel dengan kemampuan mengambil

informasi dari internet telah menjadi barang yang biasa dipakai orang untuk

berkomunikasi, yang menjadikan jarak seperti tak terasa. Orang terbiasa

dengan surat elektronik (e-mail) dan mulai menjauhi penggunaan surat

konvensional yang menggunakan kertas. Orang lebih suka menggunakan

program-program pengolah kata untuk membuat dokumen daripada

memakai mesin ketik biasa.

21

2.2.3 Komponen Teknologi Informasi

Menurut (Kadir & Triwahyuni, 2013, p. 8) komponen Teknologi Informasi

terdiri dari 4 hal, yaitu:

1. Hardware

Komponen perangkat keras yang mencakup seluruh komponen yang

berbentuk fisik. termasuk mikro komputer, input dan output, dan

perangkat penyimpanan yang mendukung proses komputerisasi.

2. Software

Komponen perangkat lunak yang membantu sistem informasi dalam

menjalankan tugasnya. Komponen perangkat lunak ini melakukan

pengolahan data, penyajian informasi dan perhitungan data. Dimana

perangkat lunak ini mencakup sistem operasi dan palikasi.

3. Brainware

Komponen yang menentukan keberhasilan sistem yang menerapkan

teknologi informasi. Dimana brainware merupakan pemakai, pemelihara

atau pembuat sistem.

2.2.4 Pengelompokkan Teknologi Informasi

Teknologi dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelompok menurut

(Rusdiana & Irfan, 2014, p. 54) dalam buku yang ditulis yaitu :

1. Teknologi masukan (input technology) adalah teknologi yang

berhubungan dengan peralatan untuk memasukkan data ke dalam sistem

komputer.

2. Teknologi mesin pemroses (processing machine) lebih dikenal dengan

sebutan Central Processing Unit (CPU), mikroprosesor, atau prosesor.

3. Teknologi penyimpanan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu memori

internal dan penyimpanan eksternal. Memori internal berfungsi sebagai

pengikat sementara, baik bagi data, program, maupun informasi ketika

proses pengolahannya dilaksanakan oleh CPU. Penyimpanan eksternal

berfungsi untuk menyimpan data secara permanen. Pengertian permanen

22

disini berarti data yang terdapat pada penyimpanan akan terpelihara

dengan baik walaupun komputer sudah dalam keadaan mati.

4. Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang

berhubungan dengan semua piranti yang berfungsi untuk menyajikan

informasi hasil pengolahan sistem. Layar, monitor, dan printer merupakan

piranti keluaran.

5. Teknologi perangkat lunak (software) atau dikenal dengan program.

Untuk mengerjakan tugas dikomputer, tentunya diperlukan perangkat

lunak sendiri. Microsoft word merupakan contoh perangkat lunak untuk

pengolahan kata untuk membuat dokumen.

2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

(Rainer & Cegielski, 2011, p. 40) Sistem Informasi (SI) adalah sistem yang

dapat membantu kegiatan manusia dalam melakukan perencanaan,

pengembangan maupun pengelolaan yang berkaitan dengan proses informasi

dan manajemen yang ada.

Menurut (Bagad, 2008, p. 1) menyatakan bahwa: “Information system

is defined as group of elements organized with the purpose of supporting”

yang berarti sistem informasi didefinisikan sebagai sekumpulan elemen yang

dikelola dengan tujuan sebagai pendukung.

Menurut buku yang ditulis (Hendarti, 2011, p. 2) sistem informasi

secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa komponen

yang saling berinteraksi untuk mencapai hasil dari suatu tujuan.

2.3.2 Tujuan Sistem Informasi

Menurut (Hall, 2007, p. 7) mengatakan bahwa tujuan-tujuan sistem informasi

adalah sebagai berikut:

1. Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen

Administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk

mengelola dengan baik sumber daya perusahaan. Sistem informasi

menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya kepada para

23

pengguna eksternal melalui laporan keuangan tradisional serta dari

berbagai laporan lain yang diwajibkan. Secara internal, pihak manajemen

menerima informasi pelayanan dari berbagai laporan pertanggung

jawaban.

2. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen

Sistem informasi memberikan informasi kepada pihak manajemen

informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab

pengambilan keputusan tersebut.

3. Mendukung operasional harian perusahaan

Sistem informasi menyediakan informasi bagi para personel operasional

untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan hariannya dengan cara

yang efisien dan efektif.

2.3.3 Fungsi dan Peran Sistem Informasi

Fungsi sistem informasi menurut O’Brien dalam buku (Hendarti, 2011, p. 3) :

1. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam keberhasilan

bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional,

pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia.

2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas, dan moral

pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.

3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk

menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer

dan praktisi bisnis.

4. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang

kompetitif yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar

global.

5. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan

pria dan wanita.

6. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan

perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.

24

Peran dasar sistem informasi dalam bisnis menurut O’Brien dalam buku yang

ditulis (Hendarti, 2011, p. 4) :

1. Mendukung proses dan operasi bisnis

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.

3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.

2.3.4 Jenis-Jenis Sistem Informasi

Menurut (O'Brien & Marakas, 2013, p. 47) Sistem Informasi dapat

dikelompokkan ke dalam beberapa kategori untuk memenuhi kebutuhan

operasional dan manajemen, yaitu:

1. Sistem Pendukung Operasi (Operations Support System)

Sistem Pendukung Operasi menghasilkan beragam informasi untuk

pengguna internal dan eksternal. Sistem pendukung operasi terdiri dari:

a. Transaction Processing Systems

Pengolahan data yang merupakan hasil dari transaksi bisnis,

pembaharuan basis data operasional dan membuat dokumen bisnis.

Contoh: proses penjualan dan persediaan, sistem akuntansi

b. Process Control Systems

Pengawasan dan pengendalian proses industri secara fisik. Contoh:

Sistem produksi bahan tambang.

c. Enterprise Collaboration Systems

Mendukung tim, kelompok kerja, dan komunikasi perusahaan

termasuk didalamnya aplikasi - aplikasi sistem otomatisasi. Contoh:

Email, chat, dan Video conferencing

2. Management Support Systems

Sistem pendukung manajemen menyediakan informasi untuk para

manajer dalam pengambilan keputusan. Sistem pendukung manajemen

terdiri dari:

a. Management Information Systems (MIS)

MIS menyediakan informasi dalam bentuk lampiran atau laporan dan

ditampilkan kepada manager dan beberapa profesional bisnis untuk

25

mendukung pengambilan keputusan. Contoh: analisis penjualan,

kinerja produksi, dan sistem pelaporan biaya.

b. Decision Support Systems (DSS)

Menyediakan beberapa alternatif untuk mendukung proses

pengambilan keputusan oleh manajer dan profesional bisnis lainnya.

Contoh: Sistem analisis resiko, perkiraan profit.

c. Executive Information Systems (EIS)

Menyediakan informasi yang penting dari MIS, DSS, dan beragam

sumber internal dan eksternal untuk para eksekutif dan manajer.

Contoh: sistem yang mudah diakses untuk mendukung perencanaan

strategis.

3. Kategori lain sistem informasi

Kategori lain sistem informasi untuk mendukung aplikasi operasional dan

manajemen lainnya terdiri dari:

a. Expert Systems

Sistem berbasis pengetahuan yang menyediakan saran untuk para ahli

atau bertindak sebagai konsultan ahli bagi pengguna dalam bidang

tertentu untuk pengambilan keputusan. Contoh: proses pengawasan

dan diagnosis sistem pemeliharaan

b. Knowledge Management Systems

Sistem berbasis pengetahuan yang mendukung hasil karya organisasi,

penyebaran pengetahuan bisnis dalam perusahaan. Contoh: akses

intranet.

c. Strategic Information Systems

Mendukung proses operasi dan manajemen yang menyediakan produk

strategis, pelayanan, kemampuan untuk bersaing secara kompetitif.

Contoh: perdagangan saham secara online, sistem e-commerce.

d. Functional Business Systems

Mendukung beragam aplikasi operasional dan manajerial atas fungsi

dasar bisnis dalam perusahaan. Contoh: sistem informasi aplikasi

26

akuntansi, keuangan, pemasaran, manajemen operasional dan

manajemen sumber daya manusia.

2.3.5 Komponen Sistem Informasi

Menurut (Satzinger, Burt, & Jacson, 2012, p. 7), Sistem informasi terbagi

menjadi beberapa komponen penting yaitu:

a. Hardware (perangkat keras) merupakan sekumpulan perangkat keras

yang digunakan untuk menerima, memproses dan menampilkannya

kembali data dan informasi.

b. Software (perangkat lunak) merupakan sekumpulan program yang

dirancang untuk memerintah hardware yang ada untuk memproses suatu

data.

c. Database (basis data) berisikan dari sekumpulan data yang berkaitan dan

berhubungan antara data yang satu dengan yang lain.

d. Network (jaringan) merupakan jembatan penghubung antara komputer

yang satu dengan yang lain, baik menggunakan kabel (wireline) ataupun

tanpa menggunakan kabel (wireless) yang memiliki peran penting dalam

mengirimkan suatu data.

e. Procedures (prosedur) merupakan sebuah instruksi, aturan dan prosedur

yang berisikan bagaimana cara menggabungkan komponen-komponen

diatas dalam memproses informasi dan menghasilkan suatu hasil yang

dinginkan.

f. People (orang) merupakan suatu sumber daya manusia yang akan

menjalankan hardware dan software.

Begitu juga sama dengan pendapat Turban dalam buku (Hendarti, 2011, p. 3)

komponen sistem informasi meliputi :

1. Hardware

Sebuah peralatan seperti processor, monitor, keyboard, dan printer yang

menerima data dan informasi, memproses mereka dan menampilkannya.

2. Software

Seperangkat program-program komputer yang memungkinkan hardware

memproses data.

27

3. Database

Kumpulan arsip, catatan, dan lain-lain yang terorganisir, yang menyimpan

data yang saling berhubungan.

4. Network

Sistem yang terhubung, yang mengizinkan pertukaran sumber daya

diantara komputer-komputer yang berbeda.

5. Prosedur

Strategi, kebijakan metode, dan aturan untuk menggunakan sistem

informasi.

6. Pemakai Akhir

Elemen terpenting dalam sistem informasi, meliputi orang-orang yang

bekerja dengan sistem informasi ataupun menggunakan output sistemn

informasi.

2.4 Investasi

2.4.1 Pengertian Investasi

(Graham & Zweig, 2016, p. 25) Menyatakan bahwa tindakan investasi adalah

tindakan yang melalui analisis menyeluruh, menjanjikan keamanan dana

pokok dan memberikan keuntungan memadai. Tindakan yang tidak

memenuhi persyaratan ini berarti tindakan spekulasi.

Menurut (Purwana & Hidayat, 2016, p. 7) Investasi memiliki arti

penting antara lain :

1. Mempunyai konsekuensi jangka panjang

Investasi dalam konteks suatu bisnis harus memberikan arah yang

positif. Hal ini tercermin dari manfaat yang diperoleh suatu bisnis.

2. Umumnya menyangkut jumlah dana yang besar

Investasi secara umum biasanya menyangkut jumlah atau besaran

penanaman investasi dalam suatu bisnis. Ini menunjukkan bahwa semakin

besar investasi maka akan semakin besar tingkat keberhasilan suatu

usaha.

3. Komitmen tidak mudah untuk diubah

28

Pelaku bisnis memerlukan komitmen dari para investor. Hal ini berarti

secara langsung investasi memerlukan komitmen yang kuat. Komitmen

ini akan terlihat dari rancangan biaya yang diperlukan baik pada saat

pengembangan usaha maupun konsistensi dalam menanamkan modal bagi

pelaku bisnis.

2.4.2 Pengertian Investasi Teknologi Informasi

Definisi investasi teknologi informasi menurut (Fitzpatrick, 2005, p. 28)

investasi teknologi informasi terdiri dari biaya total dari keseluruhan proyek

atau potongan proyek yang melibatkan teknologi informasi termasuk

didalamnya biaya operasi setelah proyek dari sistem yang telah

diimplementasikan.

Pendapat lain dari pengertian investasi teknologi informasi dalam

buku (Hendarti, 2011, p. 5) menurut Schniederjans bahwa investasi teknologi

informasi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh

tipe dari manajemen sistem informasi termasuk diantaranya manusia dan

uang.

2.4.3 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi

Menurut buku (Hendarti, 2011, p. 5) mengutip dari Indrajit tujuan dari

investasi teknologi informasi adalah sebagai berikut :

1. Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan, bahwa keberadaan

teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.

2. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas perusahaan.

3. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan

mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.

Manfaat investasi teknologi informasi menurut Indrajit dalam buku yang

ditulis oleh (Hendarti, 2011, p. 5) adalah sebagai berikut :

1. Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan (cost displacement).

2. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance).

3. Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis).

29

4. Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact

analysis).

2.5 Penjualan

2.5.1 Pengertian Penjualan

(Suryana, 2013, p. 118) Penjualan adalah menyajikan barang agar konsumen

menjadi tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan dapat dilakukan

dengan cara langsung mendatangi konsumen, menunggu kedatangan

konsumen dan melayani konsumen.

Berdasarkan jurnal dari (Sumawardani, Minarsih, & Warso, 2016)

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-

rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan

keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.

Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan

dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan

untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk

yang dihasikan.

(Ardana & Lukman, 2016, p. 127) Siklus penjualan merupakan satu

rangkaian kegiatan penjualan yang terjadi secara berulang-ulang dan diikuti

dengan proses perekaman data dan informasi bisnis.

2.5.2 Fungsi Penjualan

Menurut buku (Ardana & Lukman, 2016, p. 127) Dalam siklus penjualan,

kontak pertama pelanggan adalah dengan fungsi penjualan. Fungsi ini

bertugas antara lain :

1. Melayani pertanyaan dan memberikan informasi tentang produk kepada

calon pelanggan.

2. Menerima order pembelian dari pelanggan

3. Berkoordinasi dengan fungsi keuangan untuk proses persetujuan kredit

4. Menyiapkan kontrak penjualan dan atau order penjualan

30

5. Berkoordinasi dengan fungsi Gudang untuk mengetahui informasi tentang

status barang dan penyiapan barang

6. Berkoordinasi dengan fungsi pengangkutan untuk proses pengiriman

barang

7. Menyiapkan faktur penjualan

2.5.3 Peranan Teknologi Informasi Terhadap Penjualan

Menurut jurnal (Diatmika, Irianto, & Baridwan, 2016) menyatakan bahwa IT

dalam sistem akuntansi diperusahaan akan dapat memberikan beberapa

manfaat yaitu, sistem terkomputerisasi, meningkatkan fungsi akuntansi,

meningkatkan akurasi, meningkatkan kecepatan transaksi pengolahan, dan

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

Menurut (Turban, Rainer, & Potter, 2006, p. 25) manajer

menggunakan teknologi informasi dalam penjualan untuk menghasilkan

barang baru, menganalisis produk, menententukan lokasi terbaik untuk sarana

produksi dan distribusi, dan ditentukan penjualan total pendapatan serta

menetapkan harga produk untuk mendapatkan total pendapatan tertinggi.

2.6 Flow Chart

2.6.1 Pengertian Flow Chart

(Mardi, 2011, p. 57) System flow chart merupakan suatu diagram yang

menggunakan suatu hubungan elemen-elemen yang menggambarkan suatu

proses bisnis yang ada. Elemen-elemen tersebut berupa aktivitas bisnis yang

dilakukan secara manual maupun terkomputerisasi.

2.6.2 Simbol Flow Chart

Berikut merupakan symbol-simbol yang ada pada flowchart (Considine,

Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012, p. 249) :

Gambar 2.1 Simbol Flowchart

Symbol Description

Memulai/ mengakhiri proses

31

Merupakan simbol dari sebuah dokumen

Merupakan simbol dari data storage

Merupakan simbol tape data storage

Manual input

Manual proses

Computer process

Offline process

On page connector

Off page connector

Punch card

Temporary paper data store

32

Permanent paper data store

General journal or general ledger

Flow of document or process

Flow of data or information

Sending of data between two different

places via a telecommunications link.

Decision

2.7 Cost-Benefit Analysis (CBA)

2.7.1 Pengertian Cost

Berdasarkan buku (Hendarti, 2011, p. 11) biaya merupakan sejumlah sumber

daya yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek yang dibangun. Pendapat

ini sesuai dengan pendapat Parker yang dikutip dalam buku (Hendarti, 2011,

p. 11) yang menyatakan “Cost is a measurement of the amount of resources

required to obtain a product”, yang dapat diartikan biaya merupakan suatu

pengukuran atas sejumlah daya yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah

produk.

2.7.2 Pengertian Benefit

Benefit (manfaat) dalam buku (Hendarti, 2011, p. 11) menyatakan bahwa

manfaat merupakan nilai pengembalian dari penghematan biaya. Ada tiga

jenis manfaat menurut Parker dalam buku yang ditulis oleh (Hendarti, 2011,

p. 11) yaitu :

1. Tangible Benefit

Adalah manfaat nyata yang dampak biayanya dapat diketahui dalam arus

kas perusahaan.

33

2. Quasi-Intangible Benefit

Adalah manfaat yang berfokus pada peningkatan efisiensi proses kerja

yang diterapkan dalam perusahaan.

3. Intangible Benefit

Adalah manfaat yang berfokus pada peningkatan efektifitas proses kerja

yang diterapkan dalam perusahaan.

2.7.3 Pengertian Cost Benefit Analysis

Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 140)Cost

Benefit Analysis merupakan suatu analisis biasa yang mencakup perkiraan

serta evaluasi dari suatu manfaat yang berkaitan dengan tindakan yang

sedang dilakukan.

Menurut (Hendarti, 2011, p. 11) Cost benefit analysis merupakan

sebuah teknik yang paling umum untuk mengukur biaya dan manfaat dari

suatu proyek teknologi informasi.

(Indrajit, 2010, p. 18) Metode CBA adalah pendekatan yang mencoba

untuk menentukan atau menghitung nilai dari setiap elemen teknologi

informasi yang memiliki kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkan dan

manfaat yang diperoleh. Pada mulanya, metode ini lahir untuk mengantisipasi

banyaknya elemen terkait seperti manfaat dengan teknologi informasi yang

tidak memiliki nilai pasar atau harga yang jelas.

2.7.4 Tahapan Cost-Benefit Analysis

Berdasarkan buku yang ditulis oleh (Schniederjans, Hamaker, &

Schniederjans, 2010, p. 145) cost benefit analysis memiliki 5 (lima) tahapan

untuk menganalisis biaya dan manfaat.

Gambar 2.2 Lima Tahapan Analisis Biaya dan Manfaat

Define Problem

Identify Costs and Benefits

Quantify Costs and Benefits

Compare Alternatives

Perform Sensitivity Analysis

34

Keterangan :

1. Mendefinisikan Masalah (Define Problem)

Menganalisis masalah merupakan cara untuk dapat menghasilkan solusi

alternatif yang tepat. Definisi masalah tersebut melibatkan analisis

mendalam dari situasi yang sedang terjadi, menyelidiki apa yang menjadi

kebutuhan dan persyaratan untuk melakukan investasi TI.

Setelah melakukan analisis, masalah dapat di definisikan dan

alternatif solusi juga dapat di identifikasi dengan baik, termasuk juga

spesifikasi tujuan untuk investasi TI dan rencana untuk mencapai tujuan-

tujuan seperti meningkatkan pelayanan pada pelanggan, meningkatkan

pengendalian persediaan serta sebagai sumber informasi yang lebih baik.

Masalah yang didefinisikan dengan baik juga mencangkup rencana

yang dihasilkan untuk mencapai tujuan.

2. Mengidentifikasikan dan menghitung dari Biaya dan Manfaat

(Identification and Qualification of Costs and Benefits)

Setelah masalah dapat terdefinisikan dan alternatif pilihan telah dibuat,

tahapan selanjutnya dalam proses analisa adalah mengidentifikasikan dan

menghitung biaya manfaat yang relevan. Mengetahui efek dan dampak

relevan yang dihasilkan dari suatu investasi TI dapat menjadi salah satu

tahapan analisis yang paling menantang.

3. Membandingkan Alternatif (Compare Alternatives)

35

Setelah semua biaya dan manfaat telah diidentifikasi dan diukur dalam

satuan pengukuran, alternatif ini kemudian dibandingkan satu sama lain

berdasarkan kriteria umum, tapi sebelum perbandingan dapat dibuat,

biaya dan manfaat yang terjadi dalam periode waktu berikutnya

disingkronisasikan kembali ke dolar hari ini. Dalam beberapa kasus, biaya

agregat dan manfaat dibandingkan tanpa mempertimbangkan nilai waktu

dari uang. Membandingkan alternatif investasi dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode cost benefit analysis seperti benefit/cost

ratio, net present value, internal rate of return dan payback period.

4. Melakukan Analisis Sensitivitas (Perform Sensitivity Analysis)

Analisis sensitivitas didefinisikan sebagai penentuan keandalan keputusan

yang dihasilkan dari analisis biaya/manfaat. Di dalam analisis

biaya/manfaat memiliki nilai yang sebenarnya dari setiap biaya dan

manfaat yang terkait dengan investasi alternatif yang akan dapat menjadi

nilai yang ideal.

2.7.5 Kriteria Perhitungan Cost Benefit Analysis

Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 153) kriteria

umum dalam perhitungan investasi teknologi informasi menggunakan cost

benefit analysis yaitu :

1. Maximize the ratio of benefits over costs

2. Maximize net present value of net benefits

3. Maximize internal rate of return

4. Shortest payback period

2.7.6 Payback Period

2.7.6.1 Pengertian Payback Period

Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 90)”Payback

period methodology is a traditional capital budgeting technique used to

evaluate capital investment where the payback period of an investment is

36

compared to some pre-specified length of time”, berdasarkan pernyataan

diatas bisa didefinisikan Payback Period adalah perhitungan yang biasa

digunakan untuk memilih alternatif yang dapat mengembalikan biaya dalam

waktu tersingkat.

Menurut (Rodoni & Ali, 2014, p. 59) . Payback period (periode

pembayaran kembali) adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh pendapatan

bersih suatu investasi untuk menutupi biayanya.

2.7.6.2 Rumus Payback Period

Menurut (Kasmir & Jakfar, 2016, p. 103) rumus Payback period adalah

sebagai berikut :

1. Asumsi Kas bersih setiap tahun sama

2. Asumsi kas bersih setiap tahun berbeda

Contoh :

Investasi = 5.000.000

Kas bersih tahun ke 1 = 1.750.000-

3.250.000

Kas bersih tahun ke 2 = 1.900.000-

= 1.350.000

PP =

2.7.6.3 Kelebihan dan Kekurangan Payback Period

Menurut (Eakins, 2005, p. 264) kelebihan utama dari metode payback adalah

1. Sederhana dan mudah dipahami, kesederhanaan metode ini merupakan

kelebihan utama. juga memberikan informasi tentang berapa lama dana

akan diikat dalam proyek. Semakin pendek jangka waktu

pengembaliannya payback, semakin besar likuiditas proyek tersebut

2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai

rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih invetasi mana

yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.

37

Sementara kelemahan payback period menurut (Eakins, 2005, p. 264) sebagai

berikut :

1. Tidak jelas kriteria menerima atau menolak

Apakah pengembalian 4 tahun merupakan baik atau buruk? Kita tidak

memiliki metode untuk menentukan ini. Sering pengembalian dari 2 atau

3 tahun diperlukan, tapi jelas ini sewenang-wenang.

2. Tidak ada penyesuaian risiko

Arus kas yang berisiko diperlakukan dengan cara yang sama seperti arus

kas risiko rendah. Payback period yang diperlukan dapat diperpanjang

untuk proyek-proyek berisiko rendah, tetapi penyesuaian yang tepat

masih sewenang-wenang.

2.7.7 Net Present Value

2.7.7.1 Pengertian Net Present Value

Menurut (Rodoni & Ali, 2014, p. 59). Menerima proyek dengan NPV positif

akan memberikan manfaat kepada pemegang saham. NPV menggunakan arus

kas dan seluruh arus kas dari proyek serta mendiskonto arus kas dengan tepat.

(Eakins, 2005, p. 266) Net Present Value (NPV) adalah yang paling

populer digunakan sebagai alat untuk perhitungan evaluasi secara teoritis

tersedia untuk menganalisis.

2.7.7.2 Rumus Net Present Value

Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010) NPV merupakan

cara lain untuk melakukan analisis nilai sekarang. NPV adalah nilai sekarang

dari arus kas dikurangi biaya investasi awal dan dapat dihitung sebagai:

Keterangan,

B0 = benefit atau keuntungan tahun awal investasi

C0 = cost atau biaya tahun awal investasi

Bn = benefit atau keuntungan tahun akhir investasi

38

Cn = cost atau biaya tahun akhir investasi

R = tingkat diskonto

N = tahun terakhir

2.7.7.3 Kelebihan dan Kekurangan Net Present Value

Kelebihan menggunakan metode perhitungan Net Present Value menurut

(Eakins, 2005, p. 266) :

1. Menggunakan nilai waktu dari konsep uang: arus kas di diskontokan

kembali ke saat ini sehingga semua arus kas dibandingkan atas dasar

kesetaraan.

2. Kriteria keputusan yang jelas: menerima proyek jika NPV adalah nol atau

lebih besar, menolak jika kurang dari nol.

3. Tingkat diskonto menyesuaikan untuk risiko: dengan meningkatkan

tingkat diskonto, perusahaan dapat menyesuaikan untuk resiko dari arus

kas. Lalu akan menyelidiki bagaimana melakukan ini pada bagian

selanjutnya. Tingkat diskonto yang digunakan untuk mengevaluasi

proyek-proyek penganggaran modal adalah biaya perusahaan modal, yang

merupakan rata-rata biaya utang dan ekuitas. Biaya modal mencerminkan

risiko perusahaan dan tingkat yang diperlukan rata-rata perusahaan

pengembalian investasi.

Kekurangan menggunakan metode perhitungan Net Present Value menurut

(Eakins, 2005, p. 266) :

1. Kelemahan utama untuk NPV adalah bahwa hal itu mungkin sulit bagi

seseorang tanpa latar belakang dalam teori keuangan untuk memahami.

Masalah ini menopang popularitas metode lain yang akan dipelajari.

2. Masalah kedua dengan NPV adalah bahwa hal itu bisa sulit untuk

digunakan ketika modal atau sumber daya yang tersedia terbatas. Jika

sebuah perusahaan harus memilih di antara sekelompok positif - proyek

NPV, mungkin ingin tahu mana proyek yang memberikan return tertinggi

untuk jumlah yang diinvestasikan. NPV tidak memberikan informasi ini.

Maka akan menunjukkan metode alternatif yang dapat membantu ketika

perusahaan harus peringkat proyek.

39

2.7.8 Profitability Index

2.7.8.1 Pengertian Profitability Index (PI)

Menurut Schniederjans et al (2010, h126) PI adalah rasio yang dapat

digunakan untuk menentukan tingkatan proyek ketika investasi awal berada

pada mutually exclusive set. Profitability index dapat dihitung sebagai berikut

:

Investasi dikategorikan layak , jika PI >1.

Investasi dikategorikan tidak layak, jika PI < 1.

2.7.8.2 Kelebihan dan Kekurangan PI

Menurut (Rodoni & Ali, 2014, p. 62) Kekurangan metode Profitability index

adalah problem dengan mutually exclusive investments. Kelebihannya,

pertama bisa digunakan ketida tersedia dana yang tidak terbatas untuk

investasi, kedua, mudah untuk dipahami dan dikomunikasikan, dan ketiga

keputusan benar ketika mengevaluasi independent projects.

2.7.9 Return On Investment (ROI)

2.7.9.1 Pengertian Return On Investment

Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 151) ROI

adalah teknik lain yang biasanya digunakan dalam membuat rencana

anggaran modal dimana tingkat pengembalian investasi dibandingkan dengan

biaya peluang dan modal. Teknik analisis ROI membandingkan keuntungan

seumur hidup pada solusi atau proyek alternatif. ROI untuk proyek adalah

tingkat persentase yang mengukur hubungan antara jumlah yang didapat

kembali bisnis tersebut dari sebuah investasi dan jumlah yang diinvestasikan.

40

2.7.9.2 Rumus Return On Investment (ROI)

Rumus ROI menurut buku (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010,

p. 153):

x 100

1. Jika ROI > 1, maka lakukan investasi.

2. Jika ROI ≤ 1, maka jangan lakukan investasi.

Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa ROI adalah suatu teknik yang

digunakan untuk menghitung tingkat persentase pengembalian investasi yang

telah dikeluarkan.

2.7.9.3 Kelebihan dan Kekurangan ROI

Kelebihan ROI yaitu apabila data industri yang sejenis tersedia makan

perusahaan dapat mengalokasikan tingkat ROI dengan perusahaan lain yang

sejenis dan analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi

aktivitas perusahaan dalam mengalokasikan biaya dan modalnya.

Sedangkan kekurangan ROI yaitu ROI tidak dapat digunakan sebagai

dasar perbandingan antara perusahaan bila terdapat perbedaan-perbedaan

dalam penerapan itu sejenis .

2.7.10 Benefit / Cost Ratio

2.7.10.1 Pengertian Benefit / Cost Ratio

Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 153) benefit /

cost ratio adalah nilai sekarang(present value) dari manfaat dibagi dengan

nilai sekarang dari biaya dan dihitung sebagai berikut :

B : Manfaat dalam jangka waktu t

C : Biaya dalam jangka waktu t

t : Jangka waktu

r : Tingkat suku bunga

41

Jika Rasio > 1 maka investasi layak dilakukan

Jika Rasio ≤ 1 maka investasi tidak layak dilakukan

2.7.10.2 Kelebihan dan Kekurangan Benefit / Cost Ratio

Kelebihan menggunakan Cost/Benefit Ratio dalam menganalisa sebuah

proyek adalah lebih mencerminkan berapa rasio keuntungan yang akan

didapat karena manfaat yang didapat telah dikurangi dengan

biaya. Sedangkan kekurangannya adalah proses penghitungan akan lebih

lama karena setelah mengidentifikasi semua biaya, kita akan

mengurangkannya dengan manfaat untuk setiap tahun selama umur proyek

dan sering terjadinya bias dalam operasional.

2.8 Gantt Charts

Gantt Charts dikembangkan untuk merepresentasikan secara visual dalam

membandingkan perencanaan aktifitas proyek dengan waktu yang sebenarnya.

Gantt Charts tetap menjadi salah satu yang paling berguna dan dengan luas

digunakan sebagai alat manajemen proyek. Gantt Chart juga berguna untuk

menelusuri dan memonitoring kemajuan dari sebuah proyek (Marchewka, 2015,

p. 151).

Gambar 2.3 Gantt Charts

Gambar ini menunjukkan bagaimana sebuah Gantt Chart dapat dipergunakan

untuk perencanaan. Perkiraan untuk tugas atau kegiatan yang ditetapkan dalam

struktur rincian kerja yang diwakili menggunakan sebuah balok. Simbol lain,

42

misalnya, berlian, dapat mewakili kejadian untuk membuat Gantt Chart lebih

berguna.

43