bab 2 landasan teori 2.1 studi kelayakan ... - library binus
TRANSCRIPT
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Studi Kelayakan
2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan
Menurut (Suliyanto, 2010, p. 3) Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian
yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk
dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk
dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar
bagi semua pihak (stake holder) dibandingkan dampak negatif yang
ditimbulkan.
Menurut (Purwana & Hidayat, 2016, p. 5) Studi kelayakan bisnis
adalah suatu kegiatan mempelajari secara mendalam tentang layak atau
tidaknya suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan. Mempelajari secara
mendalam berarti, meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi,
selanjutnya diukur, dihitung dan dianalisis dengan menggunakan metode
tertentu. Sedangkan bisnis berarti ; usaha yang dijalankan memberikan
manfaat baik financial maupun non financial. Kelayakan, menunjukkan
apakah usaha yang dijalankan memberikan manfaat besar dibandingkan
biaya.
Adapun lingkup kegiatan studi kelayakan menurut (Purwana &
Hidayat, 2016, p. 6) secara umum terdiri dari atas 3 komponen utama, yaitu :
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan. Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu
studi kelayakan bisnis adalah ada tidaknya potensi kebutuhan akan
investasi yang dimaksud. Data-data yang dibutuhkan di dapat dengan
melakukan survey/pengumpulan data sekunder maupun primer serta
kajian yan tepat.
2. Studi Kelayakan Teknis
Kelayakan Teknis secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap lokasi
investasi yang tepat serta solusi-solusi teknik dalam proyek tersebut.
12
3. Studi Kelayakan Finansial
Studi Kelayakan Finansial dilakukan untuk memenuhi kedua aspek diatas.
Hal-hal yang perlu diketahui adalah : Start-Up Costs (S), Operating Cost
(O), Revenue Projection (R), Sources of Financing (S), dan profitability
analysis.
(Suliyanto, 2010, p. 6) Berikut ini adalah pihak-pihak yang
membutuhkan studi kelayakan dengan berbagai kepentingan :
1. Pelaku bisnis/manajemen perusahaan
Pihak pelaku bisnis/manajemen perusahaan memerlukan studi kelayakan
sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan ide bisnis
atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis
dinyatakan layak dilaksanakan maka pelaku bisnis/manajemen akan
menjalankan ide bisnis tersebut untuk mengembangkan usahanya.
2. Investor
Pihak investor memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan apakah akan ikut menanamkan modal pada suatu
bisnis atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis
dinyatakan layak dilaksanakan maka investor akan menanamkan
modalnya dengan harapan memperoleh keuntungan dari investasi yang
ditanamkan, demikian pula sebaliknya.
3. Kreditor
Pihak kreditor memerlukan studi kelayakan sebagai salah satu dasar
dalam mengambil keputusan, apakah akan memberikan kredit pada suatu
bisnis yang diusulkan atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan
suatu ide bisnis dinyatakan layak dilaksanakan maka kreditor akan
memberikan kredit dengan harapan akan memperoleh keuntungan berupa
harga, demikian pula sebaiknya.
4. Pemerintah
Pihak pemerintah memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan, apakah memberikan izin terhadap suatu bisnis atau
tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan kesempatan
13
kerja, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dan dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka pemerintah akan memberikan izin,
sebaliknya, jika suatu bisnis memiliki dampak negatif yang lebih besar
dibandingkan manfaatnya maka pemerintah tidak akan memberikan izin
atas ide bisnis yang diajukan.
5. Masyarakat
Masyarakat memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan, apakah mendukung suatu bisnis atau tidak. Jika berdasarkan
hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan akan memberikan
dampak positif yang lebih besar terhadap masyarakat dibandingkan
dampak negatifnya maka masyarakat akan mendukung ide bisnis tersebut.
Namun, jika studi kelayakan menyatakan bahwa suatu ide bisnis akan
memberikan dampak negatif yang lebih besar terhadap masyarakat
dibandingkan dampak positifnya maka masyarakat akan menolak ide
bisnis tersebut.
(Suliyanto, 2010, p. 7) Studi kelayakan bisnis merupakan metode
ilmiah. Salah satu syarat metode ilmiah adalah sistematis. Penyusunan studi
kelayakan bisnis sebagai salah satu metode ilmiah pada umumnya meliputi
beberapa langkah :
1. Penemuan ide bisnis
Tahap penemuan ide merupakan tahap seseorang menemukan sebuah
ide bisnis. Ide bisnis muncul karena peluang bisnis yang dipandang
memiliki prospek yang baik terlihat. Penemuan ide bisnis ini dapat
bersumber dari bacaan, hasil pengamatan, informasi dari orang lain,
media masa, maupun berdasarkan pengalaman.
2. Melakukan studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
peluang bisnis dari ide bisnis yang akan dijalankan, termasuk
didalamnya prospek dan kendala yang dapat muncul dari bisnis yang
akan dilakukan. Jika berdasarkan studi pendahuluan suatu ide bisnis
14
yang akan dijalankan memiliki kendala yang besar dan kurang
prospek maka penyusunan studi kelayakan yang lebih mendalam tidak
perlu dilakukan. Sebaliknya, jika berdasarkan studi pendahuluan
sebuah ide bisnis memiliki prospek yang baik dan pelaku bisnis
memiliki keyakinan untuk mengatasi kendala yang mungkin muncul
maka proses dilanjutkan dengan tahun berikutnya.
3. Membuat desain studi kelayakan
Setelah gambaran umum tentang peluang bisnis dari ide bisnis yang
akan dijalankan diperoleh, langkah selanjutnya adalah membuat
desain studi kelayakan yang meliputi penentuan aspek-aspek yang
akan diteliti, responden, teknik pengumpulan data, penyusunan
kuesioner, alat analisis data, penyusunan anggaran untuk melakukan
studi kelayakan, sampai dengan penentuan desain laporan akhir.
4. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi,
wawancara, maupun kuesioner, sedangkan sumber data dapat berupa
data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data seringkali
merupakan pekerjaan yang paling memerlukan waktu dan biaya yang
besar untuk penyusunan studi kelayakan bisnis sehingga proses
pengumpulan data harus didesain sebaik mungkin.
5. Analisis dan interpretasi data
Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif
maupun kuantatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan jika data yang
dikumpulkan berupa data kualitatif (judgement), sedangkan analisis
kuantitatif dilakukan jika data yang dikumpulkan berupa data
kuantitatif.
6. Menarik kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan didasarkan pada hasil analisis data untuk memutuskan
suatu ide bisnis layak atau tidak layak berdasarkan setiap aspek yang
diteliti. Sedangkan rekomendasi memberikan arahan petunjuk tentang
tindak lanjut ide bisnis yang akan dijalankan serta memberikan
catatan-catatan jika ide bisnis tersebut akan dilaksanakan.
15
7. Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis
Format maupun desain laporan akhir harus disesuaikan dengan pihak-
pihak yang akan menggunakan studi kelayakan bisnis. Selain itu,
besarnya anggaran untuk menyusun studi kelayakan bisnis juga harus
dipertimbangkan.
2.1.2 Alasan Melakukan Studi Kelayakan Bisnis
(Purwana & Hidayat, 2016, p. 9) Studi kelayakan dilakukan pelaku bisnis
untuk mengkaji berbagai hal terkait investasi. Beberapa alasan mengapa perlu
melakukan studi kelayakan bisnis diantaranya :
1. Memunculkan beberapa alternatif sehingga memberikan arah atau fokus
terhadap rencana investasi.
2. Mengurangi alternatif-alternatif yang ada.
3. Memberikan alasan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan suatu
investasi.
4. Meningkatkan kemungkinan untuk sukses atau tercapainya tujuan
investasi dengan cara mengidentifikasikan dan menanggulangin pengaruh
dari bisnis / proyek sedini mungkin.
5. Menyediakan informasi yang berkualitas bagi pengambil keputusan.
6. Menyediakan informasi untuk menarik minat investor.
(Purwana & Hidayat, 2016, p. 11) Paling tidak, terdapat lima tujuan mengapa
sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan,
yaitu :
1. Menghindari risiko kerugian
Bisnis merupakan usaha yang sulit dilakukan prediksi dengan tepat dan
mengandung risiko kerugian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan
terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan.
2. Memudahkan Perencanaan
Studi kelayakan bisnis akan mempermudah dalam melakukan
perencanaan terutama setelah pelaku bisnis sudah dapat meramalkan apa
yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perencanaan meliputi jumlah
16
dana atau investasi, kapan usaha dijalankan, di mana lokasi akan
dibangun, siapa-siapa yang melaksanakan usaha, bagaimana cara
menjalankannya, keuntungan yang akan diperoleh, serta bagaimana
mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Akan tetapi, yang lebih penting
dalam perencanaan adalah adanya jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari
usaha yang dijalankan sampai dengan waktu tertentu.
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan yang sudah tersusun akan sangat memudahkan pelaksanaan
bisnis. Para pelaksana dapat mengerjakan bisnis sesuai dengan pedoman
dalam perencanaan secara sistematik. Hal ini dilakukan agar output atau
hasil tepat pada sasaran dan sesuai dengan rencana.
4. Memudahkan Pengawasan
Perencanaan yang dilakukan melalui studi kelayakan bisnis juga akan
memudahkan pelaku bisnis untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha
tidak keluar dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan akan
melakukan pekerjaannya dengan baik dikarenakan pengawasan sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan.
5. Memudahkan Pengendalian
Adanya pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan mengakibatkan dapat
dengan mudah mendeteksi apabila terjadi suatu penyimpangan.
Pendeteksian ini mengakibatkan pelaku bisnis dapat melakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Adapun tujuan pengendalian
adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan apabila terjadi
penyimpangan-penyimpangan sehingga dengan cepat dapat mengatasi
penyimpangan tersebut. Penanganan ini akan berdampak pada tingkat
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
pelaku bisnis.
2.1.3 Manfaat Studi Kelayakan
(Purwana & Hidayat, 2016, p. 12) Adapun manfaat dari melakukan studi
kelayakan adalah sebagai berikut :
17
1. Manfaat Finansial
Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan
keuntungan, terutama secara financial bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini
biasanya diukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang
dijalankannya.
2. Manfaat Ekonomi
a. Penambahan jumlah barang dan jasa.
Misalnya pendirian pabrik tertentu yang pada akhirnya akan
memproduksi barang atau jasa. Adanya ketersediaan jumlah barang
dan jasa mengakibatkan masyarakat memiliki banyak pilihan. Hal ini
secara langsung dapat berdampak kepada harga yang cenderung turun
dan peningkatan kualitas barang sejenis.
b. Peningkatan mutu produk
Peningkatan barang dari usaha sejenis dapat memacu persaingan
bisnis diantara pelaku bisnis. Persaingan ini secara tidak langsung
membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menggunakan
produk. Oleh karena itu, pelaku bisnis berusaha untuk meningkatkan
kualitas produknya.
c. Peningkatan devisa
Studi kelayakan bisnis memberikan manfaat bagi negara khususnya
pelaku bisnis yang berorientasi pada ekspor yaitu penambahan devisa.
d. Menghemat devisa
Penghematan devisa ini terkait dengan ketergantungan terhadap impor
barang dan jasa. Ini berarti pelaku bisnis yang dapat memproduksi
barang di dalam negeri dapat menghambat dan bahkan menghindari
barang impor. Hal ini secara tidak langsung tindakan tersebut dapat
menghemat biaya.
3. Manfaat Sosial
a. Membuka peluang pekerjaan
Usaha yang dilakukan pelaku bisnis jelas akan membuka peluang
pekerjaan kepada masyarakat, baik bagi masyarakat yang terlibat
18
langsung dengan usaha atau masyarakat yang tinggal sekitar lokasi
usaha. Peluang pekerjaan ini memberikan pendapatan bagi
masyarakat yang bekerja pada usaha tersebut.
b. Tersedia sarana dan prasarana
Bisnis memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas. Manfaat
yang dirasakan adalah seperti tersedianya sara dan prasarana seperti
jalan, telepon, air, penerangan, pendidikan, rumah sakit, rumah
ibadah, saran olahraga, serta sarana dan prasarana lainnya.
c. Membuka isolasi wilayah
Untuk wilayah tertentu pembukaan suatu usaha misalnya perkebunan,
jalan atau pelabuhan akan membuka isolasi wilayah. Wilayah yang
tadinya tertutup menjadi terbuka, sehingga akses masyarakat akan
menjadi lebih baik.
d. Meningkatkan persatuan dan membantu pemerataan pembangunan
Adanya usaha meberi ruang pertemuan bagi pekerja dari berbagai
suku dan daerah. Pertemuan tersebut memberikan dampak terhadap
peningkatan persatuan. Selain itu, usaha tersebut memberikan dampak
pada pemerataan pembangunan diseluruh wilayah.
2.1.4 Tahapan Studi Kelayakan
(Purwana & Hidayat, 2016, p. 21) Adapun tahapan-tahapan yang ada dalam
studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data dan informasi
Pelaku bisnis harus mengumpulkan data dan informasi baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif selengkap mungkin.
2. Melakukan pengolahan data
Berdasarkan data dan informasi tersebut, maka dilakukan pengolahan data
dan informasi. Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan
metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk
bisnis.
3. Analisis data
19
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dalam rangka
menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis
ditentukan dari kriteria-kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai
kriteria-kriteria yang layak digunakan.
4. Mengambil keputusan
Selanjutnya data dan informasi yang telah diukur dengan criteria tertentu
dan diperoleh hasil, maka langkah selanjutnya adalah mengambil
keputusan. Pengambilan keputusan disesuaikan dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan apakah layak atau tidak berdasarkan hasil
perhitungan. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan memberikan
persyaratan lainnya.
5. Rekomendasi
Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak
tertentu terhadap studi kelayakan yang telah tersusun. Dalam memberikan
rekomendasi harus disertai dengan saran-saran serta perbaikan yang baik
kelengkapan dokumen-dokumen maupun persyaratan-persyaratan
lainnya.
(Purwana & Hidayat, 2016, p. 10) Sebelum suatu studi kelayakan dilakukan,
maka ada yang perlu diperhatikan seperti hal-hal berikut :
1. Kelengkapan dan keakuratan data dan informasi yang diperoleh.
2. Tenaga ahli yang dimiliki dalam tim studi kelayakan bisnis benar-benar
tangguh.
3. Penentuan metode dan alat ukur yang tepat.
4. Loyalitas tim studi kelayakan.
2.2 Teknologi Informasi
2.2.1 Pengertian Teknologi Informasi
(Kadir & Triwahyuni, 2013, p. 2) Mengutip dari Haag dan Keen (1996)
bahwa Teknologi Informasi adalah suatu perangkat yang dapat membantu
20
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pemrosesan informasi.
(Kadir & Triwahyuni, 2013, p. 2) Mengutip dari Martin (1999) bahwa
teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat
keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi
untuk mengirimkan informasi.
Menurut jurnal (Chou, Chuang, & Benjamin, 2014) Teknologi
Informasi adalah platform teknologi yang dapat memanfaatkan inovasi untuk
meningkatkan proses dalam suatu teknologi.
2.2.2 Peranan Teknologi Informasi
Menurut (O'Brien , 2008, p. 10) Teknologi informasi memainkan peran
penting dalam perekayasaan ulang sebagian besar proses bisnis. Kecepatan,
kemampuan pemrosesan informasi, dan konektivitas komputer serta
teknnologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi proses
bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerja sama antar orang-
orang yang bertanggung jawab atas operasi dan manajemennya.
Menurut (Abdul Kodir & Triwahyuni, 2013, p. 16), peranan teknologi
informasi pada masa sekarang tidak hanya diperuntukkan untuk organisasi,
melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan. Bagi organisasi, teknologi
informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif,
sedangkan bagi perseorangan teknologi ini dapat digunakan untuk mencapai
keunggulan pribadi, termasuk mencari pekerjaan. Teknologi informasi bisa
dikatakan telah merasuki ke segala bidang dan ke berbagai lapisan
masyarakat. Pada masa sekarang ponsel dengan kemampuan mengambil
informasi dari internet telah menjadi barang yang biasa dipakai orang untuk
berkomunikasi, yang menjadikan jarak seperti tak terasa. Orang terbiasa
dengan surat elektronik (e-mail) dan mulai menjauhi penggunaan surat
konvensional yang menggunakan kertas. Orang lebih suka menggunakan
program-program pengolah kata untuk membuat dokumen daripada
memakai mesin ketik biasa.
21
2.2.3 Komponen Teknologi Informasi
Menurut (Kadir & Triwahyuni, 2013, p. 8) komponen Teknologi Informasi
terdiri dari 4 hal, yaitu:
1. Hardware
Komponen perangkat keras yang mencakup seluruh komponen yang
berbentuk fisik. termasuk mikro komputer, input dan output, dan
perangkat penyimpanan yang mendukung proses komputerisasi.
2. Software
Komponen perangkat lunak yang membantu sistem informasi dalam
menjalankan tugasnya. Komponen perangkat lunak ini melakukan
pengolahan data, penyajian informasi dan perhitungan data. Dimana
perangkat lunak ini mencakup sistem operasi dan palikasi.
3. Brainware
Komponen yang menentukan keberhasilan sistem yang menerapkan
teknologi informasi. Dimana brainware merupakan pemakai, pemelihara
atau pembuat sistem.
2.2.4 Pengelompokkan Teknologi Informasi
Teknologi dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelompok menurut
(Rusdiana & Irfan, 2014, p. 54) dalam buku yang ditulis yaitu :
1. Teknologi masukan (input technology) adalah teknologi yang
berhubungan dengan peralatan untuk memasukkan data ke dalam sistem
komputer.
2. Teknologi mesin pemroses (processing machine) lebih dikenal dengan
sebutan Central Processing Unit (CPU), mikroprosesor, atau prosesor.
3. Teknologi penyimpanan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu memori
internal dan penyimpanan eksternal. Memori internal berfungsi sebagai
pengikat sementara, baik bagi data, program, maupun informasi ketika
proses pengolahannya dilaksanakan oleh CPU. Penyimpanan eksternal
berfungsi untuk menyimpan data secara permanen. Pengertian permanen
22
disini berarti data yang terdapat pada penyimpanan akan terpelihara
dengan baik walaupun komputer sudah dalam keadaan mati.
4. Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang
berhubungan dengan semua piranti yang berfungsi untuk menyajikan
informasi hasil pengolahan sistem. Layar, monitor, dan printer merupakan
piranti keluaran.
5. Teknologi perangkat lunak (software) atau dikenal dengan program.
Untuk mengerjakan tugas dikomputer, tentunya diperlukan perangkat
lunak sendiri. Microsoft word merupakan contoh perangkat lunak untuk
pengolahan kata untuk membuat dokumen.
2.3 Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
(Rainer & Cegielski, 2011, p. 40) Sistem Informasi (SI) adalah sistem yang
dapat membantu kegiatan manusia dalam melakukan perencanaan,
pengembangan maupun pengelolaan yang berkaitan dengan proses informasi
dan manajemen yang ada.
Menurut (Bagad, 2008, p. 1) menyatakan bahwa: “Information system
is defined as group of elements organized with the purpose of supporting”
yang berarti sistem informasi didefinisikan sebagai sekumpulan elemen yang
dikelola dengan tujuan sebagai pendukung.
Menurut buku yang ditulis (Hendarti, 2011, p. 2) sistem informasi
secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi untuk mencapai hasil dari suatu tujuan.
2.3.2 Tujuan Sistem Informasi
Menurut (Hall, 2007, p. 7) mengatakan bahwa tujuan-tujuan sistem informasi
adalah sebagai berikut:
1. Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen
Administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk
mengelola dengan baik sumber daya perusahaan. Sistem informasi
menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya kepada para
23
pengguna eksternal melalui laporan keuangan tradisional serta dari
berbagai laporan lain yang diwajibkan. Secara internal, pihak manajemen
menerima informasi pelayanan dari berbagai laporan pertanggung
jawaban.
2. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen
Sistem informasi memberikan informasi kepada pihak manajemen
informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab
pengambilan keputusan tersebut.
3. Mendukung operasional harian perusahaan
Sistem informasi menyediakan informasi bagi para personel operasional
untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan hariannya dengan cara
yang efisien dan efektif.
2.3.3 Fungsi dan Peran Sistem Informasi
Fungsi sistem informasi menurut O’Brien dalam buku (Hendarti, 2011, p. 3) :
1. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam keberhasilan
bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional,
pemasaran, dan manajemen sumber daya manusia.
2. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas, dan moral
pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.
3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk
menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer
dan praktisi bisnis.
4. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang
kompetitif yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar
global.
5. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan
pria dan wanita.
6. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan
perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.
24
Peran dasar sistem informasi dalam bisnis menurut O’Brien dalam buku yang
ditulis (Hendarti, 2011, p. 4) :
1. Mendukung proses dan operasi bisnis
2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.
3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.
2.3.4 Jenis-Jenis Sistem Informasi
Menurut (O'Brien & Marakas, 2013, p. 47) Sistem Informasi dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori untuk memenuhi kebutuhan
operasional dan manajemen, yaitu:
1. Sistem Pendukung Operasi (Operations Support System)
Sistem Pendukung Operasi menghasilkan beragam informasi untuk
pengguna internal dan eksternal. Sistem pendukung operasi terdiri dari:
a. Transaction Processing Systems
Pengolahan data yang merupakan hasil dari transaksi bisnis,
pembaharuan basis data operasional dan membuat dokumen bisnis.
Contoh: proses penjualan dan persediaan, sistem akuntansi
b. Process Control Systems
Pengawasan dan pengendalian proses industri secara fisik. Contoh:
Sistem produksi bahan tambang.
c. Enterprise Collaboration Systems
Mendukung tim, kelompok kerja, dan komunikasi perusahaan
termasuk didalamnya aplikasi - aplikasi sistem otomatisasi. Contoh:
Email, chat, dan Video conferencing
2. Management Support Systems
Sistem pendukung manajemen menyediakan informasi untuk para
manajer dalam pengambilan keputusan. Sistem pendukung manajemen
terdiri dari:
a. Management Information Systems (MIS)
MIS menyediakan informasi dalam bentuk lampiran atau laporan dan
ditampilkan kepada manager dan beberapa profesional bisnis untuk
25
mendukung pengambilan keputusan. Contoh: analisis penjualan,
kinerja produksi, dan sistem pelaporan biaya.
b. Decision Support Systems (DSS)
Menyediakan beberapa alternatif untuk mendukung proses
pengambilan keputusan oleh manajer dan profesional bisnis lainnya.
Contoh: Sistem analisis resiko, perkiraan profit.
c. Executive Information Systems (EIS)
Menyediakan informasi yang penting dari MIS, DSS, dan beragam
sumber internal dan eksternal untuk para eksekutif dan manajer.
Contoh: sistem yang mudah diakses untuk mendukung perencanaan
strategis.
3. Kategori lain sistem informasi
Kategori lain sistem informasi untuk mendukung aplikasi operasional dan
manajemen lainnya terdiri dari:
a. Expert Systems
Sistem berbasis pengetahuan yang menyediakan saran untuk para ahli
atau bertindak sebagai konsultan ahli bagi pengguna dalam bidang
tertentu untuk pengambilan keputusan. Contoh: proses pengawasan
dan diagnosis sistem pemeliharaan
b. Knowledge Management Systems
Sistem berbasis pengetahuan yang mendukung hasil karya organisasi,
penyebaran pengetahuan bisnis dalam perusahaan. Contoh: akses
intranet.
c. Strategic Information Systems
Mendukung proses operasi dan manajemen yang menyediakan produk
strategis, pelayanan, kemampuan untuk bersaing secara kompetitif.
Contoh: perdagangan saham secara online, sistem e-commerce.
d. Functional Business Systems
Mendukung beragam aplikasi operasional dan manajerial atas fungsi
dasar bisnis dalam perusahaan. Contoh: sistem informasi aplikasi
26
akuntansi, keuangan, pemasaran, manajemen operasional dan
manajemen sumber daya manusia.
2.3.5 Komponen Sistem Informasi
Menurut (Satzinger, Burt, & Jacson, 2012, p. 7), Sistem informasi terbagi
menjadi beberapa komponen penting yaitu:
a. Hardware (perangkat keras) merupakan sekumpulan perangkat keras
yang digunakan untuk menerima, memproses dan menampilkannya
kembali data dan informasi.
b. Software (perangkat lunak) merupakan sekumpulan program yang
dirancang untuk memerintah hardware yang ada untuk memproses suatu
data.
c. Database (basis data) berisikan dari sekumpulan data yang berkaitan dan
berhubungan antara data yang satu dengan yang lain.
d. Network (jaringan) merupakan jembatan penghubung antara komputer
yang satu dengan yang lain, baik menggunakan kabel (wireline) ataupun
tanpa menggunakan kabel (wireless) yang memiliki peran penting dalam
mengirimkan suatu data.
e. Procedures (prosedur) merupakan sebuah instruksi, aturan dan prosedur
yang berisikan bagaimana cara menggabungkan komponen-komponen
diatas dalam memproses informasi dan menghasilkan suatu hasil yang
dinginkan.
f. People (orang) merupakan suatu sumber daya manusia yang akan
menjalankan hardware dan software.
Begitu juga sama dengan pendapat Turban dalam buku (Hendarti, 2011, p. 3)
komponen sistem informasi meliputi :
1. Hardware
Sebuah peralatan seperti processor, monitor, keyboard, dan printer yang
menerima data dan informasi, memproses mereka dan menampilkannya.
2. Software
Seperangkat program-program komputer yang memungkinkan hardware
memproses data.
27
3. Database
Kumpulan arsip, catatan, dan lain-lain yang terorganisir, yang menyimpan
data yang saling berhubungan.
4. Network
Sistem yang terhubung, yang mengizinkan pertukaran sumber daya
diantara komputer-komputer yang berbeda.
5. Prosedur
Strategi, kebijakan metode, dan aturan untuk menggunakan sistem
informasi.
6. Pemakai Akhir
Elemen terpenting dalam sistem informasi, meliputi orang-orang yang
bekerja dengan sistem informasi ataupun menggunakan output sistemn
informasi.
2.4 Investasi
2.4.1 Pengertian Investasi
(Graham & Zweig, 2016, p. 25) Menyatakan bahwa tindakan investasi adalah
tindakan yang melalui analisis menyeluruh, menjanjikan keamanan dana
pokok dan memberikan keuntungan memadai. Tindakan yang tidak
memenuhi persyaratan ini berarti tindakan spekulasi.
Menurut (Purwana & Hidayat, 2016, p. 7) Investasi memiliki arti
penting antara lain :
1. Mempunyai konsekuensi jangka panjang
Investasi dalam konteks suatu bisnis harus memberikan arah yang
positif. Hal ini tercermin dari manfaat yang diperoleh suatu bisnis.
2. Umumnya menyangkut jumlah dana yang besar
Investasi secara umum biasanya menyangkut jumlah atau besaran
penanaman investasi dalam suatu bisnis. Ini menunjukkan bahwa semakin
besar investasi maka akan semakin besar tingkat keberhasilan suatu
usaha.
3. Komitmen tidak mudah untuk diubah
28
Pelaku bisnis memerlukan komitmen dari para investor. Hal ini berarti
secara langsung investasi memerlukan komitmen yang kuat. Komitmen
ini akan terlihat dari rancangan biaya yang diperlukan baik pada saat
pengembangan usaha maupun konsistensi dalam menanamkan modal bagi
pelaku bisnis.
2.4.2 Pengertian Investasi Teknologi Informasi
Definisi investasi teknologi informasi menurut (Fitzpatrick, 2005, p. 28)
investasi teknologi informasi terdiri dari biaya total dari keseluruhan proyek
atau potongan proyek yang melibatkan teknologi informasi termasuk
didalamnya biaya operasi setelah proyek dari sistem yang telah
diimplementasikan.
Pendapat lain dari pengertian investasi teknologi informasi dalam
buku (Hendarti, 2011, p. 5) menurut Schniederjans bahwa investasi teknologi
informasi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh
tipe dari manajemen sistem informasi termasuk diantaranya manusia dan
uang.
2.4.3 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi
Menurut buku (Hendarti, 2011, p. 5) mengutip dari Indrajit tujuan dari
investasi teknologi informasi adalah sebagai berikut :
1. Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan, bahwa keberadaan
teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak.
2. Untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas perusahaan.
3. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan
mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain.
Manfaat investasi teknologi informasi menurut Indrajit dalam buku yang
ditulis oleh (Hendarti, 2011, p. 5) adalah sebagai berikut :
1. Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan (cost displacement).
2. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance).
3. Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis).
29
4. Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact
analysis).
2.5 Penjualan
2.5.1 Pengertian Penjualan
(Suryana, 2013, p. 118) Penjualan adalah menyajikan barang agar konsumen
menjadi tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan dapat dilakukan
dengan cara langsung mendatangi konsumen, menunggu kedatangan
konsumen dan melayani konsumen.
Berdasarkan jurnal dari (Sumawardani, Minarsih, & Warso, 2016)
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-
rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan
keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan
dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan
untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk
yang dihasikan.
(Ardana & Lukman, 2016, p. 127) Siklus penjualan merupakan satu
rangkaian kegiatan penjualan yang terjadi secara berulang-ulang dan diikuti
dengan proses perekaman data dan informasi bisnis.
2.5.2 Fungsi Penjualan
Menurut buku (Ardana & Lukman, 2016, p. 127) Dalam siklus penjualan,
kontak pertama pelanggan adalah dengan fungsi penjualan. Fungsi ini
bertugas antara lain :
1. Melayani pertanyaan dan memberikan informasi tentang produk kepada
calon pelanggan.
2. Menerima order pembelian dari pelanggan
3. Berkoordinasi dengan fungsi keuangan untuk proses persetujuan kredit
4. Menyiapkan kontrak penjualan dan atau order penjualan
30
5. Berkoordinasi dengan fungsi Gudang untuk mengetahui informasi tentang
status barang dan penyiapan barang
6. Berkoordinasi dengan fungsi pengangkutan untuk proses pengiriman
barang
7. Menyiapkan faktur penjualan
2.5.3 Peranan Teknologi Informasi Terhadap Penjualan
Menurut jurnal (Diatmika, Irianto, & Baridwan, 2016) menyatakan bahwa IT
dalam sistem akuntansi diperusahaan akan dapat memberikan beberapa
manfaat yaitu, sistem terkomputerisasi, meningkatkan fungsi akuntansi,
meningkatkan akurasi, meningkatkan kecepatan transaksi pengolahan, dan
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.
Menurut (Turban, Rainer, & Potter, 2006, p. 25) manajer
menggunakan teknologi informasi dalam penjualan untuk menghasilkan
barang baru, menganalisis produk, menententukan lokasi terbaik untuk sarana
produksi dan distribusi, dan ditentukan penjualan total pendapatan serta
menetapkan harga produk untuk mendapatkan total pendapatan tertinggi.
2.6 Flow Chart
2.6.1 Pengertian Flow Chart
(Mardi, 2011, p. 57) System flow chart merupakan suatu diagram yang
menggunakan suatu hubungan elemen-elemen yang menggambarkan suatu
proses bisnis yang ada. Elemen-elemen tersebut berupa aktivitas bisnis yang
dilakukan secara manual maupun terkomputerisasi.
2.6.2 Simbol Flow Chart
Berikut merupakan symbol-simbol yang ada pada flowchart (Considine,
Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012, p. 249) :
Gambar 2.1 Simbol Flowchart
Symbol Description
Memulai/ mengakhiri proses
31
Merupakan simbol dari sebuah dokumen
Merupakan simbol dari data storage
Merupakan simbol tape data storage
Manual input
Manual proses
Computer process
Offline process
On page connector
Off page connector
Punch card
Temporary paper data store
32
Permanent paper data store
General journal or general ledger
Flow of document or process
Flow of data or information
Sending of data between two different
places via a telecommunications link.
Decision
2.7 Cost-Benefit Analysis (CBA)
2.7.1 Pengertian Cost
Berdasarkan buku (Hendarti, 2011, p. 11) biaya merupakan sejumlah sumber
daya yang dikeluarkan untuk melaksanakan proyek yang dibangun. Pendapat
ini sesuai dengan pendapat Parker yang dikutip dalam buku (Hendarti, 2011,
p. 11) yang menyatakan “Cost is a measurement of the amount of resources
required to obtain a product”, yang dapat diartikan biaya merupakan suatu
pengukuran atas sejumlah daya yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah
produk.
2.7.2 Pengertian Benefit
Benefit (manfaat) dalam buku (Hendarti, 2011, p. 11) menyatakan bahwa
manfaat merupakan nilai pengembalian dari penghematan biaya. Ada tiga
jenis manfaat menurut Parker dalam buku yang ditulis oleh (Hendarti, 2011,
p. 11) yaitu :
1. Tangible Benefit
Adalah manfaat nyata yang dampak biayanya dapat diketahui dalam arus
kas perusahaan.
33
2. Quasi-Intangible Benefit
Adalah manfaat yang berfokus pada peningkatan efisiensi proses kerja
yang diterapkan dalam perusahaan.
3. Intangible Benefit
Adalah manfaat yang berfokus pada peningkatan efektifitas proses kerja
yang diterapkan dalam perusahaan.
2.7.3 Pengertian Cost Benefit Analysis
Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 140)Cost
Benefit Analysis merupakan suatu analisis biasa yang mencakup perkiraan
serta evaluasi dari suatu manfaat yang berkaitan dengan tindakan yang
sedang dilakukan.
Menurut (Hendarti, 2011, p. 11) Cost benefit analysis merupakan
sebuah teknik yang paling umum untuk mengukur biaya dan manfaat dari
suatu proyek teknologi informasi.
(Indrajit, 2010, p. 18) Metode CBA adalah pendekatan yang mencoba
untuk menentukan atau menghitung nilai dari setiap elemen teknologi
informasi yang memiliki kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkan dan
manfaat yang diperoleh. Pada mulanya, metode ini lahir untuk mengantisipasi
banyaknya elemen terkait seperti manfaat dengan teknologi informasi yang
tidak memiliki nilai pasar atau harga yang jelas.
2.7.4 Tahapan Cost-Benefit Analysis
Berdasarkan buku yang ditulis oleh (Schniederjans, Hamaker, &
Schniederjans, 2010, p. 145) cost benefit analysis memiliki 5 (lima) tahapan
untuk menganalisis biaya dan manfaat.
Gambar 2.2 Lima Tahapan Analisis Biaya dan Manfaat
Define Problem
Identify Costs and Benefits
Quantify Costs and Benefits
Compare Alternatives
Perform Sensitivity Analysis
34
Keterangan :
1. Mendefinisikan Masalah (Define Problem)
Menganalisis masalah merupakan cara untuk dapat menghasilkan solusi
alternatif yang tepat. Definisi masalah tersebut melibatkan analisis
mendalam dari situasi yang sedang terjadi, menyelidiki apa yang menjadi
kebutuhan dan persyaratan untuk melakukan investasi TI.
Setelah melakukan analisis, masalah dapat di definisikan dan
alternatif solusi juga dapat di identifikasi dengan baik, termasuk juga
spesifikasi tujuan untuk investasi TI dan rencana untuk mencapai tujuan-
tujuan seperti meningkatkan pelayanan pada pelanggan, meningkatkan
pengendalian persediaan serta sebagai sumber informasi yang lebih baik.
Masalah yang didefinisikan dengan baik juga mencangkup rencana
yang dihasilkan untuk mencapai tujuan.
2. Mengidentifikasikan dan menghitung dari Biaya dan Manfaat
(Identification and Qualification of Costs and Benefits)
Setelah masalah dapat terdefinisikan dan alternatif pilihan telah dibuat,
tahapan selanjutnya dalam proses analisa adalah mengidentifikasikan dan
menghitung biaya manfaat yang relevan. Mengetahui efek dan dampak
relevan yang dihasilkan dari suatu investasi TI dapat menjadi salah satu
tahapan analisis yang paling menantang.
3. Membandingkan Alternatif (Compare Alternatives)
35
Setelah semua biaya dan manfaat telah diidentifikasi dan diukur dalam
satuan pengukuran, alternatif ini kemudian dibandingkan satu sama lain
berdasarkan kriteria umum, tapi sebelum perbandingan dapat dibuat,
biaya dan manfaat yang terjadi dalam periode waktu berikutnya
disingkronisasikan kembali ke dolar hari ini. Dalam beberapa kasus, biaya
agregat dan manfaat dibandingkan tanpa mempertimbangkan nilai waktu
dari uang. Membandingkan alternatif investasi dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode cost benefit analysis seperti benefit/cost
ratio, net present value, internal rate of return dan payback period.
4. Melakukan Analisis Sensitivitas (Perform Sensitivity Analysis)
Analisis sensitivitas didefinisikan sebagai penentuan keandalan keputusan
yang dihasilkan dari analisis biaya/manfaat. Di dalam analisis
biaya/manfaat memiliki nilai yang sebenarnya dari setiap biaya dan
manfaat yang terkait dengan investasi alternatif yang akan dapat menjadi
nilai yang ideal.
2.7.5 Kriteria Perhitungan Cost Benefit Analysis
Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 153) kriteria
umum dalam perhitungan investasi teknologi informasi menggunakan cost
benefit analysis yaitu :
1. Maximize the ratio of benefits over costs
2. Maximize net present value of net benefits
3. Maximize internal rate of return
4. Shortest payback period
2.7.6 Payback Period
2.7.6.1 Pengertian Payback Period
Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 90)”Payback
period methodology is a traditional capital budgeting technique used to
evaluate capital investment where the payback period of an investment is
36
compared to some pre-specified length of time”, berdasarkan pernyataan
diatas bisa didefinisikan Payback Period adalah perhitungan yang biasa
digunakan untuk memilih alternatif yang dapat mengembalikan biaya dalam
waktu tersingkat.
Menurut (Rodoni & Ali, 2014, p. 59) . Payback period (periode
pembayaran kembali) adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh pendapatan
bersih suatu investasi untuk menutupi biayanya.
2.7.6.2 Rumus Payback Period
Menurut (Kasmir & Jakfar, 2016, p. 103) rumus Payback period adalah
sebagai berikut :
1. Asumsi Kas bersih setiap tahun sama
2. Asumsi kas bersih setiap tahun berbeda
Contoh :
Investasi = 5.000.000
Kas bersih tahun ke 1 = 1.750.000-
3.250.000
Kas bersih tahun ke 2 = 1.900.000-
= 1.350.000
PP =
2.7.6.3 Kelebihan dan Kekurangan Payback Period
Menurut (Eakins, 2005, p. 264) kelebihan utama dari metode payback adalah
1. Sederhana dan mudah dipahami, kesederhanaan metode ini merupakan
kelebihan utama. juga memberikan informasi tentang berapa lama dana
akan diikat dalam proyek. Semakin pendek jangka waktu
pengembaliannya payback, semakin besar likuiditas proyek tersebut
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai
rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih invetasi mana
yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
37
Sementara kelemahan payback period menurut (Eakins, 2005, p. 264) sebagai
berikut :
1. Tidak jelas kriteria menerima atau menolak
Apakah pengembalian 4 tahun merupakan baik atau buruk? Kita tidak
memiliki metode untuk menentukan ini. Sering pengembalian dari 2 atau
3 tahun diperlukan, tapi jelas ini sewenang-wenang.
2. Tidak ada penyesuaian risiko
Arus kas yang berisiko diperlakukan dengan cara yang sama seperti arus
kas risiko rendah. Payback period yang diperlukan dapat diperpanjang
untuk proyek-proyek berisiko rendah, tetapi penyesuaian yang tepat
masih sewenang-wenang.
2.7.7 Net Present Value
2.7.7.1 Pengertian Net Present Value
Menurut (Rodoni & Ali, 2014, p. 59). Menerima proyek dengan NPV positif
akan memberikan manfaat kepada pemegang saham. NPV menggunakan arus
kas dan seluruh arus kas dari proyek serta mendiskonto arus kas dengan tepat.
(Eakins, 2005, p. 266) Net Present Value (NPV) adalah yang paling
populer digunakan sebagai alat untuk perhitungan evaluasi secara teoritis
tersedia untuk menganalisis.
2.7.7.2 Rumus Net Present Value
Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010) NPV merupakan
cara lain untuk melakukan analisis nilai sekarang. NPV adalah nilai sekarang
dari arus kas dikurangi biaya investasi awal dan dapat dihitung sebagai:
Keterangan,
B0 = benefit atau keuntungan tahun awal investasi
C0 = cost atau biaya tahun awal investasi
Bn = benefit atau keuntungan tahun akhir investasi
38
Cn = cost atau biaya tahun akhir investasi
R = tingkat diskonto
N = tahun terakhir
2.7.7.3 Kelebihan dan Kekurangan Net Present Value
Kelebihan menggunakan metode perhitungan Net Present Value menurut
(Eakins, 2005, p. 266) :
1. Menggunakan nilai waktu dari konsep uang: arus kas di diskontokan
kembali ke saat ini sehingga semua arus kas dibandingkan atas dasar
kesetaraan.
2. Kriteria keputusan yang jelas: menerima proyek jika NPV adalah nol atau
lebih besar, menolak jika kurang dari nol.
3. Tingkat diskonto menyesuaikan untuk risiko: dengan meningkatkan
tingkat diskonto, perusahaan dapat menyesuaikan untuk resiko dari arus
kas. Lalu akan menyelidiki bagaimana melakukan ini pada bagian
selanjutnya. Tingkat diskonto yang digunakan untuk mengevaluasi
proyek-proyek penganggaran modal adalah biaya perusahaan modal, yang
merupakan rata-rata biaya utang dan ekuitas. Biaya modal mencerminkan
risiko perusahaan dan tingkat yang diperlukan rata-rata perusahaan
pengembalian investasi.
Kekurangan menggunakan metode perhitungan Net Present Value menurut
(Eakins, 2005, p. 266) :
1. Kelemahan utama untuk NPV adalah bahwa hal itu mungkin sulit bagi
seseorang tanpa latar belakang dalam teori keuangan untuk memahami.
Masalah ini menopang popularitas metode lain yang akan dipelajari.
2. Masalah kedua dengan NPV adalah bahwa hal itu bisa sulit untuk
digunakan ketika modal atau sumber daya yang tersedia terbatas. Jika
sebuah perusahaan harus memilih di antara sekelompok positif - proyek
NPV, mungkin ingin tahu mana proyek yang memberikan return tertinggi
untuk jumlah yang diinvestasikan. NPV tidak memberikan informasi ini.
Maka akan menunjukkan metode alternatif yang dapat membantu ketika
perusahaan harus peringkat proyek.
39
2.7.8 Profitability Index
2.7.8.1 Pengertian Profitability Index (PI)
Menurut Schniederjans et al (2010, h126) PI adalah rasio yang dapat
digunakan untuk menentukan tingkatan proyek ketika investasi awal berada
pada mutually exclusive set. Profitability index dapat dihitung sebagai berikut
:
Investasi dikategorikan layak , jika PI >1.
Investasi dikategorikan tidak layak, jika PI < 1.
2.7.8.2 Kelebihan dan Kekurangan PI
Menurut (Rodoni & Ali, 2014, p. 62) Kekurangan metode Profitability index
adalah problem dengan mutually exclusive investments. Kelebihannya,
pertama bisa digunakan ketida tersedia dana yang tidak terbatas untuk
investasi, kedua, mudah untuk dipahami dan dikomunikasikan, dan ketiga
keputusan benar ketika mengevaluasi independent projects.
2.7.9 Return On Investment (ROI)
2.7.9.1 Pengertian Return On Investment
Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 151) ROI
adalah teknik lain yang biasanya digunakan dalam membuat rencana
anggaran modal dimana tingkat pengembalian investasi dibandingkan dengan
biaya peluang dan modal. Teknik analisis ROI membandingkan keuntungan
seumur hidup pada solusi atau proyek alternatif. ROI untuk proyek adalah
tingkat persentase yang mengukur hubungan antara jumlah yang didapat
kembali bisnis tersebut dari sebuah investasi dan jumlah yang diinvestasikan.
40
2.7.9.2 Rumus Return On Investment (ROI)
Rumus ROI menurut buku (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010,
p. 153):
x 100
1. Jika ROI > 1, maka lakukan investasi.
2. Jika ROI ≤ 1, maka jangan lakukan investasi.
Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa ROI adalah suatu teknik yang
digunakan untuk menghitung tingkat persentase pengembalian investasi yang
telah dikeluarkan.
2.7.9.3 Kelebihan dan Kekurangan ROI
Kelebihan ROI yaitu apabila data industri yang sejenis tersedia makan
perusahaan dapat mengalokasikan tingkat ROI dengan perusahaan lain yang
sejenis dan analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi
aktivitas perusahaan dalam mengalokasikan biaya dan modalnya.
Sedangkan kekurangan ROI yaitu ROI tidak dapat digunakan sebagai
dasar perbandingan antara perusahaan bila terdapat perbedaan-perbedaan
dalam penerapan itu sejenis .
2.7.10 Benefit / Cost Ratio
2.7.10.1 Pengertian Benefit / Cost Ratio
Menurut (Schniederjans, Hamaker, & Schniederjans, 2010, p. 153) benefit /
cost ratio adalah nilai sekarang(present value) dari manfaat dibagi dengan
nilai sekarang dari biaya dan dihitung sebagai berikut :
B : Manfaat dalam jangka waktu t
C : Biaya dalam jangka waktu t
t : Jangka waktu
r : Tingkat suku bunga
41
Jika Rasio > 1 maka investasi layak dilakukan
Jika Rasio ≤ 1 maka investasi tidak layak dilakukan
2.7.10.2 Kelebihan dan Kekurangan Benefit / Cost Ratio
Kelebihan menggunakan Cost/Benefit Ratio dalam menganalisa sebuah
proyek adalah lebih mencerminkan berapa rasio keuntungan yang akan
didapat karena manfaat yang didapat telah dikurangi dengan
biaya. Sedangkan kekurangannya adalah proses penghitungan akan lebih
lama karena setelah mengidentifikasi semua biaya, kita akan
mengurangkannya dengan manfaat untuk setiap tahun selama umur proyek
dan sering terjadinya bias dalam operasional.
2.8 Gantt Charts
Gantt Charts dikembangkan untuk merepresentasikan secara visual dalam
membandingkan perencanaan aktifitas proyek dengan waktu yang sebenarnya.
Gantt Charts tetap menjadi salah satu yang paling berguna dan dengan luas
digunakan sebagai alat manajemen proyek. Gantt Chart juga berguna untuk
menelusuri dan memonitoring kemajuan dari sebuah proyek (Marchewka, 2015,
p. 151).
Gambar 2.3 Gantt Charts
Gambar ini menunjukkan bagaimana sebuah Gantt Chart dapat dipergunakan
untuk perencanaan. Perkiraan untuk tugas atau kegiatan yang ditetapkan dalam
struktur rincian kerja yang diwakili menggunakan sebuah balok. Simbol lain,