bab 2 landasan teori - library binus

43
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan (Network) dan Interkoneksi Jaringan (Network Interconnection) Network (jaringan) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas berupa kabel tembaga saja, namun juga bisa melalui fiber optic, gelombang microwave, infrared, bahkan melalui satelit (Tanenbaum,2003,p10). Secara teknis, interkoneksi dapat dikatakan sebagai hubungan fisik jaringan yang dilalui oleh sebuah carrier dengan jaringan lain. Dengan kata lain, carrier tersebut menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan dimiliki oleh jaringan asal muasal carrier tersebut (http://en.wikipedia.org/interconnection). Informasi dan data bergerak melalui media transmisi jaringan sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer untuk saling bertukar dokumen dan data serta bersama-sama menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Tiap komputer, baik hardware maupun software yang terhubung dengan jaringan disebut node .Sebuah jaringan komputer dapet memiliki dua, puluhan, ribuan bahkan jutaan node. Secara umum network mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat yang didapat dalam membangun network adalah sebagai berikut : - Sharing resources - Media komunikasi

Upload: khangminh22

Post on 21-Apr-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan (Network) dan Interkoneksi Jaringan (Network Interconnection)

Network (jaringan) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang

masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi.

Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas berupa kabel tembaga saja,

namun juga bisa melalui fiber optic, gelombang microwave, infrared, bahkan

melalui satelit (Tanenbaum,2003,p10).

Secara teknis, interkoneksi dapat dikatakan sebagai hubungan fisik

jaringan yang dilalui oleh sebuah carrier dengan jaringan lain. Dengan kata lain,

carrier tersebut menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan dimiliki oleh

jaringan asal muasal carrier tersebut (http://en.wikipedia.org/interconnection).

Informasi dan data bergerak melalui media transmisi jaringan sehingga

memungkinkan pengguna jaringan komputer untuk saling bertukar dokumen dan

data serta bersama-sama menggunakan hardware atau software yang terhubung

dengan jaringan. Tiap komputer, baik hardware maupun software yang

terhubung dengan jaringan disebut node .Sebuah jaringan komputer dapet

memiliki dua, puluhan, ribuan bahkan jutaan node.

Secara umum network mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat

yang didapat dalam membangun network adalah sebagai berikut :

- Sharing resources

- Media komunikasi

7

- Integrasi data

- Pengembangan dan pemeliharaan

- Keamanan data

- Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini

Berdasarkan tipe transmisinya (Tanenbaum, 2003, p15) network dapat

dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : broadcast dan point-to point. Dalam

broadcast network, komunikasi terjadi dalam sebuah saluran komunikasi yang

digunakan secara bersama-sama, dimana data berupa paket yang dikirimkan dari

sebuah komputer akan disampaikan ke tiap komputer yang ada dalam jaringan

tersebut. Paket data hanya akan diproses oleh komputer tujuan dan akan dibuang

oleh komputer yang bukan tujuan paket tersebut. Sedangkan pada point-to-point

network, komunikasi data terjadi melalui beberapa koneksi antar sepasang

komputer, sehingga untuk mencapai tujuannya sebuah paket mungkin harus

melalui beberapa komputer terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam tipe jaringan

ini, pemilihan rute yang baik menentukan bagus tidaknya koneksi data yang

berlangsung.

2.2 Protokol Komunikasi

Protokol adalah serangkaian aturan yang mengatur operasi unit-unit

fungsional agar komunikasi bisa terlaksana (Stallings, 2001, p33).

Protokol memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Enkapsulasi

2. Segmentasi dan reassembling

8

3. Kontrol koneksi

4. Pengiriman sesuai order

5. Flow control

6. Error control

7. Pengalamatan

8. Multiplexing

9. Servis-servis transmisi

2.2.1 Model TCP/IP Layer

Model TCP/IP dikembangkan oleh ARPANET yang disponsori

oleh departemen pertahanan USA (DoD) dengan tujuan ingin

menciptakan suatu jaringan yang dapat bertahan dalam segala kondisi

(Tanenbaum, 2003, p41). TCP/IP adalah jenis protokol pertama yang

digunakan dalam hubungan internet, sehingga banyak istilah dan konsep

yang dipakai dalam hubungan internet berasal dari istilah yang dipakai

oleh protokol TCP/IP. Perkembangan TCP/IP menciptakan standar de

facto, yaitu suatu standar yang diterima oleh kalangan pemakai dengan

sendirinya karena pemakaiannya yang luas. Model TCP/IP ini

mempunyai 4 layer yaitu application layer, transport layer, internet layer,

dan network access layer. Beberapa layer pada model TCP/IP mempunyai

nama yang sama dengan model OSI. Gambar 2.1 dibawah ini merupakan

gambaran model TCP/IP yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian

networks dan bagian protocols.

9

Gambar 2.1 Model Referensi TCP/IP Layer

2.2.1.1 Application Layer

Application Layer menangani protokol tingkat tinggi yang

berhubungan dengan representasi, encoding dan dialog control.

Application layer ini menjamin data dipaketkan dengan benar

sebelum masuk ke layer berikutnya. Application layer ini

merupakan interface antara jaringan komputer dengan user.

Program-program ini dan protokol yang berhubungan dengannya

meliputi HTTP, FTP, TFTP, SMTP, telnet, SSH, DNS.

2.2.1.2 Transport Layer

Transport Layer menyediakan layanan tranportasi dari host

sumber ke host tujuan. Transport layer merupakan suatu koneksi

10

logical antara endpoints suatu jaringan, yaitu sending host dan

receiving host. Transport protokol membuat segmen dan

mengumpulkan kembali application layer diatasnya menjadi data

stream yang sama diantara endpoints. Data stream transport layer

menyediakan layanan transportasi end-to-end. Protokol-protokol

yang berfungsi pada layer ini adalah :

• TCP

TCP berfungsi untuk mengubah suatu blok data yang besar

menjadi segmen-segmen yang dinomori dan disusun secara

berurutan agar penerima dapat menyusun kembali segmen-

segmen tersebut seperti waktu pengiriman. TCP ini adalah

jenis protokol connection oriented yang memberikan layanan

bergaransi. Berikut ini sifat-sifat dari protocol TCP :

- Connection oriented

Dua aplikasi pengguna TCP harus melakukan

pembentukan hubungan untuk dapat melakukan pertukaran

data.

- Reliable

TCP menerapkan proses deteksi kesalahan paket dan

retransmisi.

- Byte stream service

Paket yang dikirim akan sampai pada tujuan secara

beruntun.

11

• UDP

UDP adalah jenis protokol connectionless oriented. UDP

bergantung pada lapisan atas untuk mengontrol bagian data.

Oleh karena penggunaan bandwidth yang efektif, maka UDP

banyak dipergunakan untuk aplikasi-aplikasi yang tidak peka

terhadap gangguan jaringan seperti, SNMP dan TFTP. Berikut

sifat-sifat dari protokol UDP :

- Connectionless oriented

Dalam mengirim paket dari tempat asal ke tempat tujuan

masing-masing tidak mengadakan handshake terlenbih

dahulu.

- Unreliable

Protokol tidak menjamin data yang dikirim sampai ke

tempat tujuan (tidak bergaransi).

2.2.1.3 Internet Layer

Internet Layer berfungsi untuk memilih jalur atau path

terbaik bagi paket-paket data di dalam jaringan. Protokol utama

yang berfungsi pada layer ini adalah Internet Protocol (IP).

Penentuan jalur terbaik dan paket switching terjadi pada layer ini.

Protokol-protokol yang berfungsi pada layer ini antara lain sebagai

berikut :

12

• IP merupakan protokol yang memberikan alamat atau

identitas logika untuk peralatan di jaringan komputer. IP

mempunyai 3 fungsi utama yaitu : service yang tidak

bergaransi (connectionless oriented), pemecahan

(fragmentation), dan penyatuan paket-paket. IP juga berfungsi

untuk meneruskan paket (routing).

• Address Resolution Protocol (ARP) adalah protokol yang

mengadakan translasi dari IP address yang diketahui menjadi

alamat hardware atau MAC (Media Access Control) address.

ARP ini temasuk jenis protokol broadcast.

• Reverse Address Resolution Protocol (RARP) adalah protokol

yang berguna mengadakan translasi MAC address yang

diketahui menjadi IP address.

• Bootstrap Protocol (BOTTP) adalah protokol yang digunakan

untuk proses boot protocol diskless workstation. Dengan

protokol ini, suatu IP address dapat diberikan ke suatu

peralatan di jaringan berdasarkan MAC address-nya.

• DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) merupakan

kelanjutan protokol bootstrap yang dapat memberikan IP

address secara otomatis ke suatu workstation yang

menggunakan protokol TCP/IP. DHCP bekerja dalam

arsitektur client server (client server architecture).

13

• Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah protokol

yang berguna untuk melaporkan jika terjadi suatu masalah

dalam pengiriman data.

2.2.1.4 Network Access Layer

Network Access Layer disebut juga host-to-network layer.

Layer ini berkaitan dengan hal-hal yang paket IP perlukan untuk

membuat hubungan fisik dengan media jaringan. Driver untuk

software aplikasi, modem, dan alat lainnya beroperasi pada layer

ini. Network Access Layer berfungsi untuk memetakan IP address

ke alamat fisik hardware dan enkapsulasi dari paket-paket IP

menjadi frame-frame. Protokol-protokol yang berfungsi pada layer

ini adalah ethernet, token ring, FDDI.

2.2.2 Model OSI Layer

Open Systems Interconnection Reference Model (Model OSI)

merupakan suatu deskripsi abstrak layering untuk rancangan jaringan

komputer dan komunikasi, yang dikembangkan sebagai bagian dari Open

Systems Interconnection (wikipedia.org).

Model OSI membagi fungsi-fungsi dari suatu protokol menjadi

beberapa layer. Berikut pada gambar 2.2 dibawah ini merupakan tujuh

layer model OSI.

14

Gambar 2.2 Model Referensi OSI

2.2.2.1 Physical Layer

Layer ini berhubungan langsung dengan hardware.

Physical Layer mendefinisikan semua spesifikasi fisik dan elektris

untuk semua peralatan meliputi level tegangan, spesifikasi kabel,

tipe konektor dan timing. Fungsi utama layer ini adalah

bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan mengatur physical

interface dari jaringan komputer, memodulasi data digital antara

peralatan yang digunakan user dengan signal yang berhubungan.

Peralatan merupakan physical layer antara lain hub dan repeater.

2.2.2.2 Data Link Layer

Data Link Layer berfungsi menghasilkan alamat fisik

(physical addressing), pesan-pesan kesalahan (error notifications),

15

pemesanan pengiriman data (flow control). Switch dan bridge

merupakan peralatan yang bekerja yang bekerja pada layer ini

2.2.2.3 Network Layer

Network Layer menyediakan prosedur dalam mentransfer

data dari suatu sumber ke suatu tujuan melalui satu atau lebih

jaringan (path selection) dengan memperhatikan QoS (Quality of

Service) yang diperlukan oleh layer transport. Network Layer

bertanggung jawab dalam network routing, addressing dan logical

protocol. Peralatan yang bekerja pada layer ini adalah router.

2.2.2.4 Transport Layer

Transport Layer mensegmentasi data dari pengirim dan

merakit kembali data ke dalam sebuah data pada komputer

penerima. Pada layer ini juga menyediakan servis komunikasi.

Dalam menyediakan sebuah servis yang reliable pada layer ini

menyediakan error detection dan recovery serta flow control.

2.2.2.5 Session Layer

Layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur

dan memutuskan sesi komunikasi. Session Layer menyediakan

layanan kepada layer presentation. Layer ini juga

16

mensinkronisasikan dua host layer presentation dan mengatur

pertukaran.

2.2.2.6 Presentation Layer

Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer

aplikasi (Application Layer) supaya informasi yang dikirim dapat

dikirimkan dapat dibaca oleh layer aplikasi pada sistem lain. Jika

diperlukan, pada layer ini dapat menerjemahkan beberapa data

format yang berbeda, kompresi dan enkripsi.

2.2.2.7 Application Layer

Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan

user/pengguna, layer ini menyediakan sebuah layanan jaringan

kepada pengguna aplikasi. Sebagai contoh: program pengolah

kata, email, ftp, dan lain-lain.

2.3 Klasifikasi Jaringan

Berdasarkan jangkauannya, jaringan dibagi menjadi 3 klasifikasi utama

yaitu LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network) dan WAN

(Wide Area Network).

2.3.1 LAN (Local Area Network)

LAN adalah suatu jaringan komunikasi yang saling

menghubungkan berbagai jenis perangkat dan menyediakan pertukaran

17

data diantara perangkat-perangkat tersebut (Stallings, 2006, p16). LAN

dikembangkan pada sekitar tahun 1980, dimulai dengan menggunakan

ethernet dan diikuti dengan penggunaan token ring dan lainnya. Jaringan

datanya bersifat high speed, fault tolerant dan memiliki cakupan area

geografis yang kecil. Cakupan sebuah LAN dibatasi oleh area lingkungan

seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung atau sebuah sekolah, dan

biasanya tidak jauh dari sekiar 1 km2 (cisco.netacad.net). LAN biasanya

didesain untuk beroperasi pada area geografis yang terbatas,

memungkinkan multiaccess terhadap high bandwidth media, mengontrol

jaringan secara private dalam administrasi lokal, menyediakan fulltime

connectivity terhadap layanan lokal dan menghubungkan peralatan yang

bersebelahan secara fisik.

Ciri-ciri LAN :

• Ruang lingkup kecil.

• Rate data harus tinggi.

• Biasanya menggunakan sistem broadcast.

• Dikendalikan secara private oleh administrator lokal.

• Menyediakan koneksi ke layanan lokal setiap saat (seperti printer dan

file di server).

Keuntungan menggunakan LAN :

• Meningkatkan produktivitas.

• Meningkatkan fleksibilitas.

• Penghematan biaya.

18

2.3.1.1 Local Area Network Devices

Beberapa peralatan pokok jaringan yang berkaitan dengan

operasi LAN, antara lain:

1. Repeater

Repeater berfungsi untuk menguatkan kembali sinyal-sinyal

jaringan pada level bit sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat

menempuh jarak yang lebih jauh daripada maksimum suatu

media.

2. Hub

Fungsi hub mirip dengan repeater, perbedaannya adalah hub

memiliki jumlah port lebih banyak daripada repeater. Hub

disebut juga multi repeater. Sebuah hub dapat memiliki

4,8,12, bahkan 24 port.

3. Bridge

Bridge berfungsi untuk menghubungkan dua segmen LAN

dan menjaga jalur data tetap lokal.

4. Switch

Switch berfungsi sama seperti bridge hanya saja switch

memiliki lebih banyak port. Switch disebut juga multi-port

bridge. Paket data yang dikirimkan oleh switch berdasarkan

MAC (Media Access Control) address yang dituju untuk

paket data.

19

5. Router

Router berfungsi untuk menghubungkan network yang satu

dengan yang lain dan memilih jalur yang terbaik untuk

mengirimkan paket data yang datang dari satu port yang

dituju paket data tersebut. Router mengirimkan paket data

berdasarkan IP address.

6. Access Point

Access Point merupakan perangkat yang menjadi sentral

koneksi dari client ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor

pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan.

Fungsinya mengkonversi sinyal frekuensi radio menjadi

sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau

disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversi

kembali menjadi sinyal frekuensi radio.

2.3.2 MAN (Metropolitan Area Network)

MAN merupakan jaringan yang ruang lingkupnya masih

terpisahkan oleh batas geografis misalnya gunung, laut, dan sebagainya.

Biasanya MAN hanya digunakan untuk menghubungkan antar kantor

cabang dalam 1 kota.

Ciri-ciri MAN adalah sebagai berikut :

1. Radius 10 – 50 km

2. Integrasi data antar kantor cabang

20

2.3.3 WAN (Wide Area Network)

WAN merupakan jaringan yang ruang lingkupnya sudah

terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai penghubungnya

sudah menggunakan media satelit ataupun kabel bawah laut (Stallings,

2001, p9).

Ciri-ciri WAN adalah sebagai berikut :

1. Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas

2. Memiliki kecepatan transfer yang lebih rendah daripada LAN

3. Menghubungkan peralatan yang dipisahkan oleh wilayah yang luas,

bahkan secara global

WAN menggunakan teknologi switching. Teknologi switching

dibagi 2 yaitu : circuit switching dan packet switching.

2.3.3.1 Circuit Switching

Circuit switching membuat suatu koneksi fisik untuk data

dan suara antara pengirim dan penerima. Circuit switching

memungkinkan hubungan data yang dapat di-inisialisasikan ketika

dibutuhkan dan berakhir ketika komunikasi selesai. Saat kedua

jaringan terhubung dan sudah di-autentikasi, maka sudah dapat

dilakukan pengiriman data. Circuit switching memastikan adanya

kapastitas koneksi yang tetap tersedia untuk pelanggan. Jika

sirkuit ini membawa data komputer, pemakaian kapasitas yang

sudah ditetapkan ini menjadi tidak efisien, karena adanya variasi

dalam pemakaian.

21

2.3.3.2 Packet Switching

Packet switching merupakan teknologi WAN di mana para

pemakai berbagi sumber pembawa umum. Jaringan dengan packet

switching dibuat untuk menyediakan teknologi WAN yang lebih

efektif dibandingkan jaringan circuit switched yang pemakaian

kapasitasnya sudah ditetapkan.

Dalam pengaturan packet switching, jaringan memiliki

hubungan ke dalam jaringan pembawa, dan banyak pelanggan

berbagi jaringan pembawa tersebut. Bagian dari jaringan pembawa

yang dipakai bersama sering mengarah sebagai cloud. Hubungan

virtual antara tempat-tempat pelanggan sering mengarah sebagai

virtual circuit.

Switch di jaringan paket switching menentukan link mana

yang akan dikirim paket. Ada dua pendekatan untuk menentukan

link ini, connectionless atau connection oriented. Connectionless,

seperti internet, membawa informasi pengalaman penuh ke tiap

paket. Tiap switch harus mengevaluasi alamatnya untuk

menentukan akan dikirim ke mana paketnya. Connection oriented

menentukan terlebih dahulu rute paketnya, dan tiap paket hanya

perlu mambawa identifier.

22

2.3.3.3 Jaringan Dedikcated atau Leased line

Yang dimaksud dengan jaringan dedicated ini adalah

sebuah media komunikasi yang secara kontinyu digunakan untuk

menghubungkan titik – titik yang ingin berkomunikasi. Media

komunikasi ini ditunjukan untuk bekerja tanpa henti, tanpa dibagi

oleh siapapun dan tanpa dicampuri oleh data yang bukan milik

penggunanya.

Biasanya media koneksi dedicated atau leased line ini

merupakan media komunikasi dengan kecepatan tinggi , dengan

kualitas nomor satu, dengan tingkat realibilitas tinggi baik dalam

menghantarkan data maupun dalam ketersediaannya (jarang

bermasalah). Karena hanya pemilik saja yang menggunakan jalur

ini, maka itu media jenis ini sering disebut dengan istilah leased

line atau jalur yang disewa. Hal ini membuat harga dari media

jenis ini tidak dibandrol dengan sembarangan. Penyewa harus

membayar dalam jumlah yang cukup lumayan untuk ini.

Koneksi jenis leased line menawarkan bandwitch yang

cukup bervariasi tergantung pada sejauh mana kebutuhan.

Biasanya dimulai dari 64 Kbps yang paling kecing kecil hingga 2

Mbps. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi

bandwitch , ini pun bisa meningkat lagi. Koneksi jenis ini sangat

ideal digunakan oleh perusahaan atau organisasi yang melakukan

23

komunikasi data dalam volume yang cukup tinggi dan terus

menerus tanpa henti.

Dedicated Leased line biasanya adalah berupa koneksi tipe

serial syncronous. Setiap ujung dari koneksi leased line ini akan

berakhir di interface serial syncronous di sebuah router. Router

tersebut akan terkoneksi ke leased line ini melalui perantaraan

sebuah perangkat yang disebut Chanel Service Unit / Data Service

Unit (CSU/DSU). Biasanya perangkat ini adlah berupa sebuah

modem leased line.

Dengan demikian, setiap leased line yang ingin dipasang,

harus disertai juga dengan sebuah modem dan interface

syncronous di router pemilik. Apa jadinya jika pemilik atau

penyewa memiliki banyak koneksi leased line? Tentunya

membutuhkan banyak perangkat CSU/DSU atau dengan kata lain

modem, interface syncronous router, kabel penghubung antara

modem dengan routernya, dan tentunya beberapa media leased

line itu sendiri.

Menjaganya pun memerlukan ekstra perhatian karena

jumlahnya secara fisik memang banyak dan harus menyediakan

tempat yang memadai untuk terminasi leased line serta menumpuk

modem – modemnya beserta router - routernya.

Koneksi Leased line yang telah lama dan digunakan adalah

koneksi menggunakan media kabel tembaga dengan sistem

24

komunikasi syncronous serial. Namun belakangan ini, media

sistem komunikasi leased line juga sering menggunakan media

kabel tembaga dengan sistem komunikasi DSL. Selain itu,

teknologi cable modem juga sering kali digunakan untuk

menghantarkan servis dedicated ini.

2.3.3.4 Peralatan WAN

WAN menggunakan sejumlah peralatan yang khusus untuk

lingkungan WAN :

1. Modem

Modem adalah peralatan yang mengubah sinyal digital ke

sinyal analog di sumber. Di tujuan, sinyal analog

dikembalikan ke bentuk digitalnya. Modem pool adalah

modem dengan banyak port yang digunakan untuk menerima

panggilan yang masuk.

2. WAN Switch

WAN switch adalah peralatan antar jaringan yang digunakan

oleh jaringan pembawa. Peralatan ini beroperasi di layer data

link pada OSI layer.

25

2.4 Topologi Jaringan

Menurut Stallings (2001, p437) topologi adalah struktur yang terdiri dari

jalur switch, yang mampu menampilkan komunikasi interkoneksi diantara

simpul-simpul dari sebuah jaringan. Topologi LAN dapat digambarkan secara

fisikal dan logikal. Fisikal topologi menggambarkan penempatan komponen-

komponen suatu LAN. Sedangkan logikal topologi menggambarkan koneksi

yang mungkin antara pasangan-pasangan endpoint devices yang dapet

berkomunikasi koneksi fisiknya (Norton, 1999, p139). Fisikal topologi suatu

jaringan yang sering digunakan adalah topologi bus, ring, star, extended star,

hierarchical, mesh, dan hybrid (Stallings, 2000, 429).

• Topologi Bus

Gambar 2.3 Topologi Bus

Menggunakan single backbone segment yang biasanya berupa kabel coasial

sebagai penghubung semua komputer di jaringan.

• Topologi Ring

Gambar 2.4 Topologi Ring

Topologi ring menghubungkan 1 komputer dengan komputer berikutnya

sehingga komputer paling akhir kembali terhubung ke komputer pertama.

26

• Topologi Star

Gambar 2.5 Topologi Star

Topologi star menghubungkan semua kabel ke 1 titik pusat yang biasanya

berupa swicth atau hub yang berfungsi sebagai konsentrator.

• Topologi Extended Star

Gambar 2.6 Topologi Extended Star

Extended Star adalah gabungan beberapa topologi star. Hub atatu swicth

yang dipakai dalam topologi star dihubungkan dengan hub/switch utama.

• Topologi Hierarchical

Gambar 2.7 Topologi Hierarchical

Topologi hierarchical dibuat mirip dengan exended star tetapi pada sistem

jaringan yang dihubungkan dapet mengontrol arus data pada topologi.

• Topologi Mesh

Gambar 2.8 Topologi Mesh

27

Topologi Mesh digunakan ketika dalam suatu jaringan yang dibuat tidak

boleh terjadi adanya kesalahan, contohnya sistem control pembangkit nuklir.

Setiap jost memiliki hubungan langsung dengan host lainnya dalam jaringan.

Hal ini merefleksikan internet yang memiliki banyak jalur ke 1 titik.

• Topologi Hybrid

Gambar 2.9 Topologi Hybrid

Topologi hybrid merupakan gabungan dari beberapa topologi jaringan yang

lain. Biasanya topologi ini digunakan pada WAN, karena setiap topologi

mempunyai kelemahan sehingga jika digabungkan bisa mendapatkan

kualitas maksimum.

2.5 Internet

Internet atau interconnected network merupakan kumpulan dari jaringan

komputer yang ada di seluruh dunia dan menggunakan protokol TCP/IP untuk

membangun perusahaan virtual network ( Tanenbaum,2003,p50).

2.5.1 Fasilitas Internet

Seiring dengan perkembangannya yang terus meningkat, kini di

internet telah tersedia berbagai macam layanan berbasis protokol TCP/IP

(Hahn,1997,p24) diantaranya adalah :

28

1. Audio / Video Streaming

Merupakan teknologi yang memungkinkan suatu file untuk dapat

langsung digunakan sebelum di-download seluruhnya. Contohnya :

RealPlayer.

2. E-mail (Electronic mail)

Digunakan untuk mengirim pesan, juga dapat menyertakan file yang

di alamatkan ke seorang user pada sebuah mail server.

3. FTP (File Transfer Protocol)

Memungkinkan sebuah local computer dengan menggunakan FTP

client untuk menghubungi FTP server yang ada pada sebuah remote

computer agar dapat saling bertukar file, untuk mencari file pada FTP

public digunakan Archie.

4. Gopher

Layanan yang menyediakan informasi berbasis teks, untuk mencari

informasi pada gopher dapat digunakan VERONICA (Very Easy

Rodent Oriented Netwide Index to Computerized Archives).

5. Instant Messenger

Instant Messenger merupakan program yang memungkinkan

penggunanya untuk berkirim pesan secara online person-to-person,

contoh : ICQ, Yahoo Messenger.

6. Telnet / remote login

29

Memungkinkan sebuah telnet client untuk menjalankan perintah pada

remote computer biasanya menggunakan UNIX based operating

system seperti FreeBSD atau linux melalui telnet server.

7. Usenet / NewsGroup

Digunakan untuk membuat suatu forum diskusi.

8. WWW (World Wide Web)

Merupakan layanan yang menyediakan informasi dengan hypertext

dan biasanya mendukung GUI, kini merupakan layanan yang paling

populer dan telah mencakup hampir seluruh layanan internet lainnya

(misalnya : web based chat dan web based email), untuk mencari

informasi pada WWW biasanya digunakan search engine.

2.5.2 ISP (Internet Service Provider)

Menurut Hann (1997, p60) ISP merupakan perusahaan yang

menyediakan akses ke internet baik permanent connectivity maupun dial-

up access. Beberapa provider besar merupakan perusahaan nasional

bahkan multi-nasional yang melayani ratusan kota. Sedangkan provider

kecil mungkin hanya dikelola perseorangan dan hanya melayani satu area.

ISP memiliki peralatan dan akses hubungan telekomunikasi

diperlukan untuk membangun PoP (Post Office Protocol) pada area

geografis tertentu. ISP mempunyai leased line berkecepatan tinggi

sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada penyedia telekomunikasi dan

dapat menyediakan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.

30

2.6 Top-Down Model Analysis

Top-down model Analysis adalah sebuah metodologi untuk merancang

sebuah jaringan, dimana rancangan jaringan tersebut harus dapat memenuhi

kebutuhan bisnis dari perusahaan atau organsasi yang bersangkutan

(goldman.rawles,2004,p17).

Model ini terdiri dari lima layer, dimana layer yang paling atas (Business

layer) memberikan kebutuhan, yang merupakan hasil analisis dari masalah yang

dihadapi, (requirement) yang harus dipenuhi oleh layer dibawahnya dan layer

yang paling bawah memberikan solusi dari masalah yang diberikan layer

diatasnya. Proses analisanya dapat dilihat pada gambar berikut :

31

Gambar 2.10 Top-Down model

Untuk dapat memahami menggunakan model ini dengan benar harus

dilihat apa saja yang dianalisa dari tiap layer mulai dari yang paling atas yaitu :

1. Business Layer

Layer ini menganalisa apa yang berusaha dicapai oleh suatu perusahaan

(organisasi atau perorangan) dengan menginstal jaringan pada organisasinya.

Tanpa mengerti kebutuhan bisnis dari perusahan tersebut hampir tidak

mungkin merancang dan mengimplementasikan suatu jaringan yang akan

sukses (sesuai keinginan).

32

2. Application Layer

Layer ini mengalisa aplikasi apa saja yang akan dijalankan oleh sistem

computer yang ada pada jaringan berdasarkan masukan dari business layer.

3. Data Layer

Layer ini menganalisa tipe data apa saja yang akan dihasilkan oleh

application layer. Layer ini menghasilkan Data Trafic Analysis yang berisi :

- Lokasi data secara fisik

- Karakteristik data dan

- Banyaknya data yang dihasilkan dan yang di transmisikan

4. Network Layer

Layer ini menganalisa bagaimana data dapat ditransmisikan secara efektif,

murah dan tepat waktu. Hasil dari layer ini adalah logical network design.

5. Technology Layer

Layer ini menganalisa teknologi (hardware) apa yang tepat digunakan untuk

membuat rancangan dari network layer bekerja secara maksimal. Analisa

pada layer ini menghasilkan Physical network design.

Berikut adalah tabel proses apa saja yang dianalisa pada setiap layer :

Layer Proses Analisa

Business Layer - Perencanaan strategi bisnis

- Merekayasa ulang proses bisnis

- Mengidentifikasi fungsi utama bisnis

- Mengidentifikasi proses-proses bisnis

33

- Mengidentifikasi peluang bisnis

Application Layer - Pengembangan aplikasi

- Analisa dan desain system informasi

- Mengidentifikasi kebutuhan informasi

- Menghubungkan kebutuhan informasi dengan proses

dan peluang bisnis

Data Layer - Analisa dan desain database

- Pembuatan model data

- Analisa distribusi data

- Desain arsitektur client/server

- Desain distributed database

- Menghubungkan koleksi data dan distribusi data

dengan informasi dan

kebutuhan bisnis

Network Layer - Analisa dan desain network

- Logical network design

- rencana pengimplementasian network

- Managemen network and pengawasan performa

network

- Menghubungkan logical network design dengan

koleksi data dan

distribusi data

34

Technology Layer - Technology analysis grids

- Analisa teknologi hardware software-media

- Physical network design

- Implementasi network secara fisik

- Menghubungkan physical network design dengan

logical network design

Tabel 2.1 Proses Top-Down Model

2.7 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

Multi Protocol Label Switching (MPLS) merupakan teknik pengiriman

paket (paket forwarding), switching dan penyediaan routing dengan

menambahkan label-label pada header IP (Internet Protocol) untuk dilewatkan

pada suatu jaringan (www.digilib.its.ac.id). Teknologi MPLS diterapkan dengan

tujuan untuk meningkatkan kemampuan dari jaringan IP. Ide dasar dari

pengembangan MPLS adalah menggunakan “label” untuk melakukan mekanisme

switching di tingkat IP. Hal ini berbeda dengan jaringan IP yang menggunakan

pengalamatan IP sebagai dasar mekanisme switching dan jaringan ATM yang

menggunakan Virtual Circuit Identifier sebagai dasar mekanisme switching. Di

dalam jaringan yang menggunakan protokol MPLS, paket yang masuk kedalam

jaringan MPLS terlebih dahulu diberi “label”. Label yang diberikan dapat

disusun dari berbagai variasi kriteria sesuai dengan yang diinginkan oleh Service

Provider/pengguna. Berdasarkan label yang diberikan ini maka jaringan yang

35

menggunakan protokol MPLS akan memperlakukan paket tersebut sesuai dengan

nilai yang melekat pada label tersebut (high priority, low priority, dan lainnya).

Hingga saat ini belum ada standard MPLS yang berlaku atau yang dapat diacu

(bersifat non proprietary), dikarenakan belum diselesaikannya penyusunan

beberapa hal penting yang menjadi dasar penyusunan standar oleh organisasi

yang berwenang.

MPLS beroperasi pada model OSI Layer yang biasanya berada diantara

Layer 2 (layer komunikasi data) dan Layer 3 (layer jaringan), dan sering disebut

dengan protokol “Layer 2.5”. MPLS didesain untuk memberikan layanan

pembawa data untuk pelanggan berbasis circuit dan pelanggan berbasis switching

dengan yang memberikan model layanan datagram.

Kerangka kerja ini diajukan oleh IETF untuk memperbaiki kekurangan

arsitektur IP, yang merupakan infrastruktur utama internet, yang mengirim paket

melaui shortest path saja sedangkan path lain (router lain) jarang dilalui.

Teknologi MPLS mampu memaksimalkan kinerja jaringan dengan

menyeimbangkan beban jaringan dengan distribusi paket melalui non-shortest –

path yang disesuaikan menurut kelas-kelas, antrian dan penjadwalan trafiknya.

36

Gambar 2.11 Multi Protocol Label Switching

Besar kapasitas maksimal yang dapat disalurkan oleh MPLS tiap

interface-nya adalah 10 Gbps. Sistem proteksinya (reliabilitas) dilakukan dengan

alternatif route dan dual homing, dan metode proteksi path yang umum pada

jaringan IP. Oleh karena MPLS menyediakan fungsi-fungsi switching, routing

dan controling pada jaringan IP, fungsi-fungsi ini dapat dikembangkan lebih

lanjut untuk mengontrol jaringan backbone dengan MPLS switch pada jaringan

backbone. Namun demikian, karena MPLS khusus didesain untuk jaringan IP,

protokol tersebut harus dimodifikasi untuk dapat berkomunikasi dengan

perangkat telekomunikasi lainnya.

2.7.1 Arsitektur MPLS

MPLS, multi-protocol label switching, adalah arsitektur network

yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label

swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat

pengiriman paket. Arsitektur MPLS dipaparkan dalam RFC-3031

(Rosen,2001,5).

37

Network MPLS terdiri atas sirkuit yang disebut label-switched

path (LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched

router (LSR). LSR pertama dan terakhir disebut ingress dan egress

(Rosen,2001,5). Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwarding

equivalence class (FEC), yang merupakan kumpulan paket yang

menerima perlakukan forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC

diidentifikasikan dengan pemasangan label. FEC berfungsi untuk

mengklasifikasi paket-paket ke dalam kelas-kelas. Setelah kelas-kelas itu

ditentukan maka akan diatur penjadwalan traffic untuk kelas-kelas yang

didefinisikan di dalam FEC oleh Traffic Trunk Profile. Jadi Traffic Trunk

Profile berfungsi untuk menjadwalkan paket-paket data yang akan

dikirimkan dan untuk mengatur antrian paket data yang akan dikirimkan

berdasarkan prioritas yang diberikan.

Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan.

Protokol ini menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label

yang pendek dan berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan

mempertinggi fleksibilitas pemilihan path. Hasilnya adalah network

datagram yang bersifat lebih connection-oriented.

Dua skema utama dalam membangun MPLS adalah Integrated

Services (IntServ) dan Differentiated Services (DiffServ).

38

2.7.1.1 MPLS dengan Integrated Service (IntServ)

IntServ merupakan skema yang diajukan unuk mengelola

QoS dengan tujuan menyediakan sumberdaya seperti bandwidth

untuk trafik dari ujung ke ujung.

IntServ (Braden, 1994, 1) terutama ditujukan untuk

aplikasi yang peka terhadap tundaan dan keterbatasan bandwidth,

seperti videoconference dan VoIP. Arsitekturnya berdasar sistem

pencadangan sumberdaya per aliran trafik. Setiap aplikasi harus

mengajukan permintaan bandwidth, baru kemudian melakukan

transmisi data. Dua model layanan IntServ adalah:

• Guaranteed-service, yaitu layanan dengan batas bandwidth

dan delay yang jelas.

• Controlled-load service, yaitu layanan dengan persentase

delay statistik yang terjaga.

Layanan ketiga, yang paling jelek, adalah layanan best-

effort, yang hanya memberikan routing terbaik, tetapi tanpa

jaminan sama sekali.

Masalah dalam IntServ adalah skalabilitas (Braden, 2000,

p3). Setiap node di network harus mengenali dan mengakui

mekanisme ini. Maka IntServ menjadi baik hanya untuk voice dan

video, tetapi sangat tidak tepat untuk aplikasi semacam web yang

aliran trafiknya banyak tapi datanya kecil.

39

2.7.1.2 MPLS dengan Differentiated Service (DiffServ)

DiffServ (Blake, 1998, p2) menyediakan diferensiasi

layanan, dengan membagi trafik atas kelas-kelas, dan

memperlakukan setiap kelas secara berbeda. Identifikasi kelas

dilakukan dengan memasang semacam kode DiffServ, disebut

DiffServ code point (DSCP), ke dalam paket IP. Dengan cara ini,

klasifikasi paket melekat pada paket, dan bisa diakses tanpa perlu

protokol persinyalan tambahan.

Gambar 2.12 Header IP

Jumlah kelas tergantung pada provider, dan bukan

merupakan standar. Pada trafik lintas batas provider, diperlukan

kontrak trafik yang menyebutkan pembagian kelas dan perlakuan

yang diterima untuk setiap kelas. Jika suatu provider tidak mampu

menangani DiffServ, maka paket ditransferkan apa adanya sebagai

paket IP biasa, namun di provider berikutnya, DS field kembali

40

diakui oleh provider. Jadi secara keseluruhan, paket-paket

DiffServ tetap akan menerima perlakuan lebih baik.

DiffServ tidak memiliki masalah skalabilitas. Informasi

DiffServ hanya sebatas jumlah kelas, tidak tergantung besarnya

trafik (dibandingkan IntServ). Skema ini juga dapat diterapkan

bertahap, tidak perlu sekaligus ke seluruh network.

Dukungan untuk DiffServ dilakukan dengan membentuk

LSP khusus, dinamai L-LSP, yang secara administratif akan

dikaitkan dengan perlakukan khusus pada tiap kelompok PHB.

Alternatif lain adalah dengan mengirim satu LSP bernama E-LSP

untuk setiap kelompok PHB.

Beda L-LSP dan E-LSP adalah bahwa E-LSP menggunakan

bit-bit EXT dalam header MPLS untuk menunjukkan kelas

layanan yang diinginkan; sementara L-LSP membedakan setiap

kelas layanan dalam label itu sendiri.

Baik RSVP-TE dan LDP dapat digunakan untuk mendukung

LSP khusus untuk model DiffServ ini.

2.7.2 Enkapsulasi Paket dalam MPLS

Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit

eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah

bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan

41

satu-satunya tanda identifikasi paket. Label digunakan untuk proses

forwarding, termasuk proses traffic engineering.

Gambar 2.13 Header MPLS

Setiap LSR memiliki tabel yang disebut label-swiching table.

Tabel itu berisi pemetaan label masuk, label keluar, dan link ke LSR

berikutnya. Saat LSR menerima paket, label paket akan dibaca, kemudian

diganti dengan label keluar, lalu paket dikirimkan ke LSR berikutnya.

Selain paket IP, paket MPLS juga bisa dienkapsulasikan kembali

dalam paket MPLS. Maka sebuah paket bisa memiliki beberapa header.

Dan bit stack pada header menunjukkan apakah suatu header sudah

terletak di 'dasar' tumpukan header MPLS itu.

2.7.3 Rekayasa Traffik dengan MPLS

Rekayasa trafik (traffic engineering, TE) adalah proses pemilihan

saluran data traffic untuk menyeimbangkan beban trafik pada berbagai

jalur dan titik dalam network. Tujuan akhirnya adalah memungkinkan

operasional network yang andal dan efisien, sekaligus mengoptimalkan

penggunaan sumberdaya dan performansi trafik. Panduan TE untuk

42

MPLS (disebut MPLS-TE) adalah RFC-2702 (Awduche, 1999, 3). RFC-

2702 menyebutkan tiga masalah dasar berkaitan dengan MPLS-TE, yaitu:

• Pemetaan paket ke dalam FEC.

• Pemetaan FEC ke dalam trunk trafik.

• Pemetaan trunk trafik ke topologi network fisik melalui LSP.

Awduche (1999,p70)menyusun sebuah model MPLS-TE, yang

terdiri atas komponen-komponen: manajemen path, penempatan trafik,

penyebaran keadaan network, dan manajemen network. Trunk trafik

merupakan

2.7.3.1 Manajemen Path

Manajemen path meliputi proses-proses pemilihan route

eksplisit berdasar kriteria tertentu, serta pembentukan dan

pemeliharaan tunnel LSP dengan aturan-aturan tertentu. Proses

pemilihan route dapat dilakukan secara administratif, atau secara

otomatis dengan proses routing yang bersifat constraint-based.

Proses constraint-based dilakukan dengan kalkulasi berbagai

alternatif routing untuk memenuhi spesifikasi yang ditetapkan

dalam kebijakan administratif. Tujuannya adalah untuk

mengurangi pekerjaan manual dalam TE.

Setelah pemilihan, dilakukan penempatan path dengan

menggunakan protokol persinyalan, yang juga merupakan

43

protokol distribusi label. Ada dua protokol jenis ini yang sering

dianjurkan untuk dipakai, yaitu RSVP-TE dan CR-LDP.

Manajemen path juga mengelola pemeliharaan path, yaitu

menjaga path selama masa transmisi, dan mematikannya setelah

transmisi selesai.

2.7.3.2 Penempatan Trafik

Setelah LSP dibentuk, trafik harus dikirimkan melalui LSP.

Manajemen trafik berfungsi mengalokasikan trafik ke dalam LSP

yang telah dibentuk. Ini meliputi fungsi pemisahan, yang membagi

trafik atas kelas-kelas tertentu, dan fungsi pengiriman, yang

memetakan trafik itu ke dalam LSP.

Hal yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah

distribusi beban melewati deretan LSP. Umumnya ini dilakukan

dengan menyusun semacam pembobotan baik pada LSP-LSP

maupun pada trafik-trafik. Ini dapat dilakukan secara implisit

maupun eksplisit.

2.7.3.3 Penyebaran Informasi Keadaan Network

Penyebaran ini bertujuan membagi informasi topologi

network ke seluruh LSR di dalam network. Ini dilakukan dengan

protokol gateway seperti IGP yang telah diperluas.

44

Perluasan informasi meliputi bandwidth link maksimal,

alokasi trafik maksimal, pengukuran TE default, bandwidth yang

dicadangkan untuk setiap kelas prioritas, dan atribut-atribut kelas

resource. Informasi-informasi ini akan diperlukan oleh protokol

persinyalan untuk memilih routing yang paling tepat dalam

pembentukan LSP.

2.7.3.4 Manajemen Network

Performansi MPLS-TE tergantung pada kemudahan

mengukur dan mengendalikan network. Manajemen network

meliputi konfigurasi network, pengukuran network, dan

penanganan kegagalan network.

Pengukuran terhadap LSP dapat dilakukan seperti pada

paket data lainnya. Traffic flow dapat diukur dengan melakukan

monitoring dan menampilkan statistika hasilnya. Path loss dapat

diukur dengan melakukan monitoring pada ujung-ujung LSP, dan

mencatat trafik yang hilang. Path delay dapat diukur dengan

mengirimkan paket probe menyeberangi LSP, dan mengukur

waktunya. Notifikasi dan alarm dapat dibangkitkan jika

parameter-parameter yang ditentukan itu telah melebihi ambang

batas.

45

2.8 Karakteristik Performa Jaringan

Secara tidak formal, jaringan dapat diklasifikasikan sebagai low speed

dan high speed. Bagaimanapun teknologi jaringan sudah berkembang dengan

cepat sekali dan jaringan diklasifikasikan sebagai “high speed” selama 3 atau 4

tahun belakangan ini. Ketika para ahli perlu untuk menspesisikasikan kecepatan

jaringan secara tepat, mereka tidak menggunakan aturan kualitatif. Mereka

menggunakan perhitungan kuantitatif. Meskipun pemula kesulitan mengerti

pengukuran kuantitatif, pengukuran kuantitatif penting karena memungkinkan

untuk membandingkan antara 2 jaringan.

2.8.1 Delay

Delay dari sebuah jaringan menspesifikasikan barapa lama waktu

yang diperlukan sebuah bit untuk melewati jaringan dari satu komputer ke

komputer lain. Delay diukur dalam satuan detik. Delay dapat bernilai

berbeda-beda, tergantung dari lokasi beberapa pasang komputer yang

berkomunikasi. Meskipun user hanya memperhatikan total delay dari

sebuah jaringan, para ahli perlu untuk membuat perhitungan yang tepat.

Maka para ahli sering kali melaporkan delay maksimum dan delay rata-

rata, dan mereka membagi delay dalam beberapa bagian.

Beberapa delay dalam suatu jaringan muncul karena sebuah sinyal

memerlukan sedikit waktu untuk melewati kabel atau fiber optic. Delay

tersebut dikenal sebagai propagation delay. Sebagai contoh LAN biasa

yang digunakan dalam satu gedung mempunyai delay dalam satu

milisecond. Meskipun beberapa delay kelipatannya tidak berhubungan

46

dengan manusia, sebuah komputer modern dapat mengeksekusi lebih dari

seratus ribu instruksi dalam satu milisecond. Dengan begitu satu

milisecond berpengaruh bagi sebuah komputer. Sebuah jaringan yang

menggunakan satelit untuk mengirim data dari satu benua ke benua lain

mempunyai delay yang lebih besar, meskipun pada kecepatan cahaya, hal

ini memakan waktu lebih dari seribu milisecond bagi satu bit untuk

berjalan melewati satelit dan kembali lagi ke bumi.

Peralatan elektronik dalam suatu jaringan seperti hub, bridges atau

switch menampilkan delay lain yang dikenal switching delay. Sebuah

peralatan elektronik menunggu hingga semua bit dari sebuah paket

sampai, dan kemudian memerlukan sejumlah waktu untuk memilih hop

selanjutnya sebelum mengirim paket.

Karena sebagian besar LAN menggunakan shared media,

komputer harus menunggu hingga medium tersedia. Sebagai contoh, kita

telah melihat bahwa ethernet telah menggunakan CSMA/CD dan sebuah

jaringan Token Ring memerlukan pengirimnya menunggu untuk sebuah

token. Delay – delay tersebut dikenal sebagai access delay.

Bentuk delay yang terakhir muncul dalam sebuah paket switched

WAN. Sebut saja packet switched antri sebagai bagian dalam proses store

and forward. Jika antrian sudah mengandung paket – paket, paket yang

baru harus menunggu selama CPU mem-forward paket – paket yang telah

lebih dahulu sampai. Delay tersebut dikenal sebagai queueing delays.

47

2.8.2 Throughput

Hal kedua yang penting dari jaringan yang dapet diukur secara

kuantitatif adalah throughput. Throughput adalah ukuran rata –rata

dimana data dapat dikirim melewati jaringan, dan biasanya

dispesifikasikan dalam bits per second (bps). Sebagian besar jaringan

mempunyai throughput sebesar beberapa million bits per second (Mbps),

dan sekarang telah mencapai beberapa Gigabits per second (Gbps).

Profesional jaringan sering menggunakan pernyataan kecepatan sebagai

sinonim untuk throughput. Sebagai contoh ketika mendengar :jaringan itu

mempunyai kecepatan 10 Mbps”. Pada kenyataannya throughtput adalah

ukuran dari kapasitas, bukan kecepatan.

2.8.3 Utilisasi

Semakin besar utilisasi suatu jaringan, semakin padat lalu lintas

data yang berjalan dalam jaringan tersebut, utilisasi dapat diukur menjadi

dua bagian yaitu utilisasi masuk dan utilisasi keluar. Besarnya utilisasi

berbanding lurus pada besarnya throughput, sehingga semakin besar

throughtput semakin besar pula utilisasinya. Utilisasi berbanding terbalik

dengan jumlah bandwitch yang ada pada jaringan tersebut.

Sebagai panduan, jaringan yang sehat memenuhi kondisi seperti

dibawah ini :

1. Utilisasi mencapai 15% dalam sebagian besar waktu jaringan itu

berjalan.

48

2. Utilisasi padat dari 30% hingga 35% dalam beberapa detik, dengan

adanya jeda waktu yang besar antara kepadatan tersebut.

3. Utilisasi padat 50% hingga 60% dalam beberapa detik, dengan

adanya jeda waktu yang besar antara kepadatan tersebut. Tetapi harus

ada alasan atas kepadatan tersebut, misalnya share file dalam

jaringan,

Jika dilihat utilisasi padat hingga 30% secara terus menerus, dapat

diartikan jaringan tersebut mengalami penurunan performa.

Perhitungan untilisasi dapat dilakukan dengan cara mengambil rata-

rata incoming dan outgoing traffik yang ada dalam pengambilan data

MRTG. Perhitungannya sebagai berikut :

Incoming utilization = Data Throughput terukur * 100%

Kapasitas Bandwidth yang tersedia

Outgoing utilization = Data Throughput terukur * 100%

Kapasitas Bandwidth yang tersedia

Tabel 2.2 Rumus Perhitungan Utilization

(sumber : http://support.3com.com/infodeli/tools/netmgt/tncsunix/product/091500/c8bandut.htm)