bab 2 landasan teori

48
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p70), data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan pengguna. Menurut Indrajani (2011, p2), data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis atau secara lebih khusus lagi data adalah ukuran obyektif dari atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat, benda atau kejadian. 2.1.2 Basis Data Basis data menurut Connolly dan Begg (2010, p65), adalah sekumpulan data yang berhubungan 6

Upload: independent

Post on 14-May-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p70), data

adalah komponen yang paling penting dalam DBMS,

berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak

sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin

dengan pengguna.

Menurut Indrajani (2011, p2), data adalah fakta

atau observasi mentah yang biasanya mengenai

fenomena fisik atau transaksi bisnis atau secara

lebih khusus lagi data adalah ukuran obyektif dari

atribut (karakteristik) dari entitas seperti

orang, tempat, benda atau kejadian.

2.1.2 Basis Data

Basis data menurut Connolly dan Begg (2010,

p65), adalah sekumpulan data yang berhubungan

6

7

secara logikal dan menjelaskan mengenai sekumpulan

data tersebut yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan informasi suatu organisasi.

Menurut Indrajani (2011, p2), basis data

merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan

secara logis dan deskriptif data tersebut, yang

dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan

oleh suatu organisasi.

Artinya, basis data merupakan tempat

penyimpanan data yang berkapasitas besar dan dapat

digunakan oleh banyak pengguna. Seluruh item yang

terdapat dalam suatu basis data tidak hanya

dimiliki oleh suatu divisi, tetapi menjadi sumber

daya perusahaan secara keseluruhan yang dapat

digunakan bersama.

2.1.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), Database

Management System atau DBMS adalah suatu sistem

software yang memungkinkan pengguna untuk

8

mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol

akses ke basis data.

Menurut Inmon (2002, p388), DBMS adalah suatu

sistem perangkat lunak yang digunakan untuk

menampilkan dan mengukur data.

2.1.3.1 Komponen DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p68-71),

terdapat 5 komponen DBMS yaitu : hardware,

software, data, procedure dan people.

1. Hardware

a. Meliputi Personal Computer (PC) sampai

dengan jaringan komputer.

a. Tempat penyimpanan secondary (magnetic

disk), I/O device ex : disk drives, device

controller, I/O channels dan lainnya.

2. Software

9

Sistem Operasi dari DBMS tersebut,

perangkat lunak jaringan (jika diperlukan)

dan program aplikasi pendukung lainnya.

3. Data

Data pada sebuah sistem basis data baik itu

sistem pengguna tunggal maupun sistem

banyak pengguna yang harus terintegrasi

dan dapat digunakan bersamaan.

4. Procedure

Instruksi dan aturan yang harus disertakan

dalam merancang dan menggunakan basis data

dan DBMS tersebut.

5. People

a. DA (Data Administrator), orang yang

berwenang untuk membuat keputusan

strategis dan kebijaksanaan mengenai

data yang ada.

10

b. DBA (Database Administrator), menyediakan

dukungan teknis untuk implementasi suatu

keputusan dan bertanggung jawab atas

keseluruhan control sistem pada level

teknis.

c. Database Designer (Logical and Physical)

d. Aplication Programmers, bertanggung jawab

untuk membuat aplikasi basis data dengan

menggunakan bahasa pemrograman yang ada

seperti: C++, Java dan lain -lain.

e. End User, siapapun yang berinteraksi

dengan sistem secara online melalui

workstation/terminal.

11

2.1.4 Siklus Aplikasi Basis Data

Siklus Aplikasi Basis Data menurut Connolly dan

Begg (2010, p313-314), adalah suatu aplikasi basis

data yang dianalisis dan dirancang dalam tahapan-

tahapan yang meliputi :

12

Gambar 2.1 Tahapan Perencanaan Basis Data

A. Database Planning (Perencanaan Basis Data)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313),

database planning atau perencanaan basis data

merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan

13

tahapan-tahapan dari Database Application Lifecycle

dapat direalisasikan seefektif dan seefisien

mungkin.

B. System Definition (Definisi Sistem)

Menurut Connolly (2010, p316), system definition

atau definisi sistem yaitu menjelaskan jangkauan

dan batasan dari aplikasi basis data dan sudut

pandangan utama dari para pengguna.

C. Requirement Collection and Analysis (Analisis dan

Pengumpulan Kebutuhan)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p316),

requirement collection and analysis atau analisis dan

pengumpulan kebutuhan merupakan proses

mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang

organisasi yang akan didukung oleh aplikasi

basis data dan menggunakan informasi tersebut

untuk mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan

terhadap sistem yang baru.

14

Terdapat tiga pendekatan yang bisa digunakan

dalam satu menganalisis dan pengumpulan

kebutuhan yaitu :

1. Centralized Approach

Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap pengguna

dibuat dalam satu set requirement untuk sistem

basis data yang baru.

Setiap user view memiliki kebutuhan-

kebutuhan yang berbeda-beda dimana seluruh

kebutuhan tersebut akan dikumpulkan dan

dibuat menjadi suatu global data model

yang nantinya akan diperlukan dalam

pembuatan basis data.

2. View Integration Approach

Kebutuhan untuk setiap user view dibuat

dalam model data yang terpisah. Model data

yang menggambarkan single user view disebut

model data lokal, disusun dalam bentuk

diagram dan dokumentasi yang

mendeskripsikan kebutuhan user view basis

data. Model data lokal ini kemudian

15

digabungkan untuk menghasilkan model data

global yang menggambarkan seluruh user view

untuk basis data.

3. Gabungan antara kedua pendekatan

tersebut.

D. Database Design (Desain Basis Data)

Menurut Indrajani (2011, p59), database design

atau desain basis data merupakan proses

pembuatan rancangan sebuah basis data yang dapat

mendukung kegiatan operasional dan tujuan

perusahaan.

Terdapat tiga pendekatan yang digunakan

untuk merancang sebuah basis data yaitu :

1. Top Down

Diawali dengan membuat data model.

Pendekatan top-down dapat di ilustrasikan

menggunakan entity-relationship (ER) model yang

high level, kemudian mengidentifikasian entity

dan relationship antar entity organisasi.

16

Pendekatan ini sesuai bagi basis data yang

kompleks.

2. Bottom-Up

Dimulai dari level dasar attribute (property

entity dan relationship), menganalisi hubungan

antar-attribute, mengelompokkannya ke dalam

suatu relasi yang menggambarkan tipe entity

dan relasi antara entity. Pendekatan bottom-

up ini sesuai bagi basis data dengan

jumlah attribute yang sedikit.

3. Inside-Out

Mirip seperti pendekatan bottom-up.

Perbedaannya adalah pada tahap awal

mengidentifikasi major entity, lalu

menguraikannya menjadi entity relasi-relasi

dan attribute-attribute yang berhubungan dengah

major entity.

4. Mixed

Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-

down.

17

E. DBMS Selection (Pemilihan DBMS)

Menurut Indrajani (2011, p61), DBMS selection

atau pemilihan DBMS adalah kegiatan memilih

DBMS yang akan digunakan dalam pembuatan basis

data. Pemilihan DBMS yang tepat sangat

mendukung aplikasi basis data.

Langkah utama dalam pemilihan DBMS adalah :

1. Definisikan waktu untuk melakukan studi

referensi.

2. Catat dua atau tiga produk yang akan

dievaluasi untuk digunakan.

3. Evaluasi produk tersebut.

4. Rekomendasikan produk yang dipilih dan

buat laporan yang mendukung.

F. Application Design (Perancangan Aplikasi)

Menurut Connolly (2010,p329), application design

atau perancangan aplikasi merupakan proses

perancangan antar muka pengguna dan program-

program aplikasi yang akan menggunakan serta

18

memproses basis data. Basis data diciptakan

untuk mendukung aplikasi, sehingga harus ada

arus informasi antara perancangan aplikasi

dengan perancangan basis data.

G. Prototyping

Menurut Indrajani (2011, p63), fungsi dari

prototype adalah membuat model kerja suatu

aplikasi basis data dan bersifat opsional.

Tujuan utama dari tahapan prototype ini

adalah :

1. Untuk mengidentifikasi sistem fitur

yang sedang berjalan.

2. Untuk memberikan penambahan fitur

atau perbaikan fitur baru.

3. Untuk klarifikasi kebutuhan user.

4. Untuk evaluasi kelayakan dan

kemungkinan apa yang terjadi dari desain

sistem.

19

Terdapat 2 macam prototype yang digunakan

pada saat ini yaitu :

1. Requirements Prototyping

Menggunakan prototype yang menentukan

kebutuhan dari aplikasi basis data yang

diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut

terpenuhi maka prototype akan dibuang.

2. Evolutionary Prototyping

Digunakan untuk tujuan yang sama.

Perbedaannya adalah prototype ini tidak

dibuang, tetapi dikembangkan lebih lanjut

menjadi aplikasi basis data yang

digunakan.

H. Implementation (Implementasi)

Implementasi menurut Connolly (2010,p333), adalah

realisasi fisik dari proses perancangan basis data dan

perancangan aplikasi. Sedangkan pengertian

Implementasi menurut Indrajani (2011,p63), merupakan

realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi.

20

Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan :

1. DDL untuk membuat skema basis data dan database files

yang kosong.

2. DDL untuk membuat user view yang diinginkan.

3. 3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi.

Termasuk transaksi basis data yang menggunakan DML

atau ditambahkan pada bahasa pemrogaman.

I. Data Conversion and Loading (Konversi Data dan

Loading)

Data conversion and loading atau Konversi data dan

loading menurut Indrajani (2011, p64), adalah

sebuah tahap pemindahan data yang ada ke dalam

basis data yang baru dan mengkonversikan

aplikasi yang ada agar dapat menggunakan basis

data yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika

sistem basis data baru menggantikan yang lama.

Database Management System biasanya memiliki fitur

21

untuk memanggil ulang file yang telah ada ke dalam

basis data baru. Dapat juga mengkonversi dan

menggunakan program aplikasi dari system yang

lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.

J. Testing

Menurut Indrajani (2011,p64), testing adalah

suatu proses eksekusi program aplikasi dengan

tujuan untuk menemukan kesalahan dengan skenario

tes yang direncanakan dan data yang

sesungguhnya.

K. Operational Maintenance

Menurut Indrajani (2011, p64), operational

maintenance adalah suatu proses pengawasan dan

pemeliharaan sistem setelah instalasi, yang

mencakup :

1. Pengawasan kinerja sistem. Jika kinerja

menurun, diperlukan perbaikan atau

pengaturan ulang basis data.

22

2. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi

basis data jika dibutuhkan.

3. Penggabungan kebutuhan baru ke dalam

aplikasi basis data.

2.1.5. Normalisasi

Menurut Indrajani (2011, p77), normalisasi

adalah suatu teknik dengan pendekatan bottom-up

yang digunakan untuk membantu mengidentifikasikan

hubungan, dimulai dengan menguji hubungan, yaitu

Functional Dependencies antara atribut.

Hal ini dijelaskan oleh Connolly dan Begg

(2010,p416) normalisasi adalah sebuah teknik untuk

menghasilkan sekumpulan relasi dengan banyak

properti yang sesuai dengan persyaratan data yang

diberikan sebuah perusahaan. Tujuan dari

dilakukannya normalisasi adalah untuk

mengidentifikasikan sekumpulan relasi yang

mendukung persyaratan data sebuah perusahaan.

Menurut Indrajani (2011,p84), ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam proses normalisasi

diantaranya adalah :

23

a. Suatu teknik formal untuk menganalisis

relasi berdasarkan primary key dan functional

dependencies antar atribut.

b. Dieksekusi dalam beberapa langkah. Setiap

langkah mengacu kebentuk normal tertentu

sesuai dengan sifat yang dimilikinya.

c. Setelah normalisasi diproses, relasi secara

bertahap menjadi lebih terbatas atau kuat

bentuk formatnya dan juga mengurangi

tindakan update yang teranomali.

Sedangkan tahapan dari normalisasi yang sering

digunakan adalah :

1. Unnormalized Form (UNF)

Unnormalized Form adalah tahapan dimana tabel

masih memiliki satu atau lebih grup yang

berulang.

2. First Normal Form (1NF)

First Normal Form adalah tahapan dimana sebuah

relasi dari setiap baris dan kolom hanya berisi

satu buah nilai. Dan cara melakukan normalisasi

24

pada tahap pertama ini adalah dengan cara

menghilangkan perulangan yang ada. Pada

tahapan ini, primary key harus ditentukan. Suatu

primay key dipilih dari himpunan candidate key

untuk kemudian digunakan pada index untuk

relasi yang bersangkutan. Keuntungan dari 1NF

dibandingkan dengan Unnormalized relation (UNRs)

adalah pada bentuk penyederhanaan representasi

dan kemudahan dalam pengembangan menggunakan

query language.

3. Second Normal Form (2NF)

Second Normal Form adalah tahapan yang sesuai

dengan konsep ketergantungan fungsional

menyeluruh. Untuk mengubah 1NF menjadi 2NF

dapat dilakukan dengan mengidentifikasi setiap

primary key dan relasinya kemudian menghilangkan

ketergantungan pada primary key dengan cara

membuat relasi baru.

4. Third Normal Form (3NF)

Third Normal Form adalah sebuah relasi dalam

bentuk 1NF dan 2NF dimana tidak ada atribut

25

non primary key yang bergantung secara transitif

terhadap primary key. Untuk mengubah bentuk 2NF

menjadi 3NF dapat dilakukan dengan

mengidentifikasi primary key pada 2NF dan

ketergantungan transitif kemudian

menghilangkan atribut yang bergantung dengan

cara membuat relasi baru.

2.1.6. Metodologi Perancangan

2.1.6.1 Conceptual Database Design

Conceptual Database Design menurut Connolly-

Begg (2010,p467), adalah suatu proses

membangun sebuah model dari informasi

perusahaan dan bersifat independent dari

segala pertimbangan physical. Sedangkan menurut

Indrajani (2011, p60), Conceptual Database Design

adalah proses pembentukan model yang berasal

dari informasi yang digunakan dalam

perusahaan yang bersifat independent dari

keseluruhan aspek fisik. Model data tersebut

dibangun dengan menggunakan informasi dalam

26

spesifikasi kebutuhan dan merupakan sumber

informasi untuk fase desain logical.

Langkah – langkah dalam merancang basis

data konseptual adalah sebagai berikut :

1. Membangun model data konseptual lokal

untuk setiap view

i. Mengidentifikasi tipe entitas.

Mengidentifikasi tipe entitas utama

yang menjadi kebutuhan dan akan

dibangun.

ii. Mengidentifikasi tipe relationship.

Mengidentifikasi tipe relationship yang ada

di antara tipe entitas yang telah

diidentifikasi.

iii. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan

atribut dengan tipe entitas atau

relationship.

Menghubungkan atribut – atribut yang

dimiliki oleh entitas maupun relasi.

Menentukan domain atribut.

27

Menentukan domain untuk atribut pada

model data konseptual lokal.

iv. Menentukan atribut dari candidate key dan

primary key.

Mengidentifikasi candidate key untuk setiap

tipe entitas dan jika lebih dari satu

candidate key, pilih salah satu untuk

menjadi primary key.

v. Mempertimbangkan penggunaan dari

enhanced modeling concept (optional).

Mempertimbangkan kegunaan dari enhanced

modeling concept, seperti specialization,

generalization, aggregation dan composition.

vi. Memeriksa redundansi dari model.

Memeriksa ada atau tidaknya redundansi

dari model.

vii. Memvalidasikan model konseptual lokal

terhadap transaksi pengguna.

Memastikan bahwa model konseptual

lokal mendukung transaksi yang

dibutuhkan.

28

viii. Meninjau kembali model konseptual data

lokal terhadap kebutuhan penggunaan.

Meninjau kembali model yang telah di

bangun guna memastikan bahwa model

tersebut merupakan representasi yang

sesuai.

2.1.6.2 Logical Database Design

Logical Database Design menurut Indrajani

(2011, p60) adalah suatu proses pembentukan

model yang berasal dari informasi yang

digunakan dalam perusahaan yang berdasarkan

model data tertentu, namun independent terhadap

DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya. Model

data konseptual yang telah di buat sebelumnya

diperbaiki dan dipetakan kembali dalam model

data logikal.

Langkah-langkah dalam merancang logikal

basis data adalah sebagai berikut :

1. Membangun dan memvalidasikan model data

29

logikal untuk setiap view.

i. Menghilangkan fitur-fitur yang tidak

cocok dengan model relasional

(opsional).

Menyaring model data konseptual lokal

agar fitur-fitur yang tidak cocok dengan

model relasional dapat dihilangkan.

ii. Menentukan relasi untuk model logikal

data lokal.

Membuat relasi untuk model data logikal

lokal untuk menggambarkan entitas,

relationship, dan atribut yang

diidentifikasikan.

iii. Memvalidasikan relasi dengan menggunakan

normalisasi.

Memvalidasi relasi dalam model data

logikal lokal menggunakan teknik

normalisasi.

iv. Memvalidasikan relasi terhadap transaksi

pengguna.

30

Memastikan bahwa relasi dalam model data

logikal lokal mendukung transaksi.

v. Menentukan kendala integrity.

Mendefinisikan batasan-batasan yang

meliputi required data, attribute domain

constraints, entity integrity, referential integrity,

serta enterprise constraints.

vi. Meninjau ulang model data logikal lokal

terhadap kebutuhan pengguna

Memastikan bahwa model data logikal

lokal mendukung dokumentasi yang

menjelaskan bahwa model data yang

digambarkan adalah benar.

2. Membangun dan mevalidasikan model data

logikal global.

i. Menggabungkan model data logikal lokal

kedalam model data logikal global.

Menggabungkan model data logikal lokal

perorangan menjadi model data logikal

lokal perusahaan.

31

ii. Memvalidasikan model data logikal

global.

Memvalidasikan relasi yang dibuat

dari model data logikal global

menggunakan teknik normalisasi dan

memastikan model tersebut mendukung

kebutuhan transaksi.

iii. Memeriksa untuk perkembangan dimasa

yang akan datang.

Menentukan apakah telah terjadi

perubahan yang penting dan yang terduga

dimasa yang akan datang dan untuk

dinilai apakah model data logikal global

dapat menampung perubahan tersebut.

iv. Meninjau kembali model data logikal

global terhadap

kebutuhan pengguna.

Memastikan bahwa model data logikal

global menggambarkan perusahaan dengan

benar.

32

2.1.6.3. Physical Database Design

Menurut Indrajani (2011, p61), Physical

Database Design adalah suatu proses yang

menghasilkan deskripsi implementasi basis

data pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan

struktur penyimpanan dan metode akses yang

digunakan untuk mencapai akses yang efisien

terhadap data. Dapat juga dikatakan bahwa

design fisik merupakan cara pembuatan menuju

DBMS tertentu.

1. Menerjemahkan model data logikal global

untuk menjadi target DBMS

i. Merancang basis relasi.

Memutuskan bagaimana relasi dasar

akan direpresentasikan pada DBMS

target.

ii. Merancang representasi dari data

turunan.

Memutuskan bagaimana

merepresentasikan data-data turunan

33

yang terdapat pada model dan

menganalisis transaksi yang penting.

iii. Merancang entreprise constraint.

Merancang entreprise constraints terhadap

DBMS target.

2. Merancang representasi fisik.

i. Analisa transaksi

Agar dapat memahami fungsionalitas

dari transaksi akan berjalan di dalam

basis data serta menganalisa

transaksi yang penting.

ii. Memilih organisasi file.

Menentukan organisasi file yang

efisien untuk setiap basis relasi.

iii. Memilih indeks.

Menentukan apakah penambahan indeks

dapat meningkatkan kinerja dari

sistem.

iv. Memperkirakan kebutuhan disk space.

Memperkirakan kapasitas disk space yang

akan dibutuhkan oleh basis data.

34

3. Merancang user views.

Merancang user views yang telah

diidentifikasi pada tahap pengumpulan

kebutuhan dan analisis pada daur

hidup aplikasi basis data.

4. Merancang tingkat pengamanan.

Merancang tingkat pengamanan basis

data agar dapat diakses oleh pengguna

tertentu.

5. Mempertimbangkan penggunaan redundansi.

Menentukan apakah pengguna menggunakan

redundansi yang dapat meningkatkan

kinerja sistem.

6. Mengawasi dan memelihara sistem

operasional.

Mengawasi sistem operasional dan

meningkatkan kinerja sistem guna

memperbaiki rancangan-rancangan yang

kurang sesuai atau sebagai refleksi

adanya perubahan kebutuhan.

35

2.1.7. Entity Relationship Modelling (ER Model)

2.1.7.1 Entity Type

Entity type merupakan kumpulan obyek-obyek

dengan sifat (property) sama yang

diidentifikasi oleh entreprise yang mempunyai

eksistensi independen. Keberadaanya dapat

berupa fisik ataupun abstrak Indrajani

(2011, p109). Menurut Connolly dan Begg

(2010, p373), entity occurrence adalah sebuah

obyek dari suatu tipe entity yang dapat

diidentifikasi secara unique.

Gambar 2.2 Entity Type

Entity type bisa dikelompokkan menjadi :

1. Strong Entity

36

Entity yang keberadaanya tidak tergantung

pada entity lain. Terkadang disebut parent,

owner dominant.

2. Weak Entity

Entity yang keberadaanya bergantung pada

entity lain. Disebut juga child dependent,

subordinate

Gambar 2.3 Strong dan Weak entity

2.1.7.2. Relationship Type

Menurut Indrajani (2011, p110), relationship

type adalah kumpulan keterhubungan yang

mempunyai arti tipe entitas yang ada.

37

Menurut Indrajani (2011, p110), relationship

occurrence merupakan keterhubungan yang

diidentifikasikan secara unik yang meliputi

keberadaan tipe-tipe entitas yang

berpartisipasi.

Menurut Indrajani (2011, p110), relationship

type memiliki derajat, yaitu jumlah entitas

yang berpartisipasi dalam suatu hubungan.

Derajat relationship terdiri dari :

1.1. Binary Relationship, merupakan keterhubungan

antara dua tipe entity.

Gambar 2.4 contoh binary relationship

1.2. Ternary Relationship, merupakan keterhubungan

antara tiga tipe entity.

38

Gambar 2.5 contoh ternary relationship

1.3. Quartenary Relationship, merupakan

keterhubungan antara

empat tipe entity.

Gambar 2.6 contoh quartenary relationship

1.4. Unary Relationship, merupakan keterhubungan

antara satu tipe entity, dimana tipe entity

tersebut berpartisipasi lebih dari satu

kali dengan peran yang berbeda. Kadang-

kadang disebut sebagai recursive relationship,

Relationship dapat diberi role names untuk

mengidentifikasikan keterkaitan tipe

entity dalam relationship

Financial

Institution

Buyer Bid

Solicitor

Regi

ster

39

2.1.7.3 Atribut

Menurut Indrajani (2011, p111), atribut

merupakan sifat-sifat dari sebuah entity atau

tipe relationship. Selain itu atribut domain

adalah himpunan nilai yang diperbolehkan

untuk satu atau lebih atribut.

Atribut domain terdiri dari :

1. Simple Attribute : atribut yang terdiri atas

satu komponen tunggal dengan

keterbatasan yang independen dan tidak

dapat dibagi menjadi bagian yang lebih

kecil lagi. Dikenal dengan nama Atomic

Attribute.

2. Composite Attribute : atribut yang terdiri

dari beberapa komponen, dimana masing-

masing komponen memiliki keberadaan

yang independen.

3. Single – Valued Attribute : atribut yang

mempunyai nilai tunggal untuk setiap

kejadian.

4. Multi – Valued Attribute : atribut yang

40

mempunyai beberapa nilai untuk setiap

kejadian

5. Derived Attribute : atribut yang memiliki

nilai yang dihasilkan dari satu atau

beberapa atribut lainnya dan tidak

harus berasal dari satu entity.

Sedangkan key pada sistem basis data

meliputi :

1. Candidate Key : jumlah minimal atribut-

atribut yang dapat mengidentifikasikan

setiap kejadian atau record secara unik

(Indrajani, 2011, p112).

2. Primary Key : candidate key yang dipilih

untuk mengidentifikasikan setiap

kejadiaan atau record dari suatu entity

secara unik (Indrajani, 2011, p112).

3. Composite Key : candidate key yang

terdiri atas dua atau lebih atribut

(Indrajani, 2011, p112).

4. Alternate Key : candidate key yang tidak

terpilih menjadi primary key atau biasa

41

disebut secondary key (Connolly,

2010,p151).

5. Foreign Key : sebuah primary key pada suatu

entity yang digunakan pada entity

lainnya untuk mengidentifikasikan

sebuah relationship (Connolly, 2010,

p151).

2.1.7.4 Structural Constraint

Menurut Connolly dan Begg (2010,p385),

jenis utama dari batasan pada suatu relasi

dinamakan multiplicity. Menurut Indrajani (2011,

p114), Multiplicity yaitu jumlah atau range dari

kejadian yang mungkin terjadi pada suatu

entitas yang terhubung ke satu kejadian

dari entittas lain yang berhubungan melalui

relationship. Menurut Connolly dan Begg

(2010,p385), Multiplicity adalah jumlah occurence

atau kejadian yang mungkin terjadi pada

sebuah tipe entity dimana memungkinkan

berhubungan dengan satu kejadian lain yang

42

bergantung pada sebuah tipe entity melalui

hubungan yang nyata. multiplicity membatasi

setiap entity-entity yang berhubungan.

Hubungan yang biasa digunakan pada suatu

relasi adalah binary relationship yang terdiri

atas :

1. One to One (1 :1) : Relationship, terjadi

bila setiap anggota entity A hanya

boleh berpasangan dengan satu anggota

dari entity anggota B, dan sebaliknya.

2. One to Many (1 : *) : Relationship, terjadi

bila setiap anggota entity A boleh

berpasangan dengan lebih dari satu

anggota dari entity B. Sebaliknya,

Tiap anggota entity B hanya boleh

berpasangan dengan satu anggota entity

A.

3. Many to Many (* : *) : Relationship,

terjadi bila tiap anggota entity A

boleh berpasangan dengan lebih dari

43

satu anggota dari entity B. Dan begitu

juga sebaliknya.

2.1.8 Object Oriented Programming (OOP)

Menurut Grady (2007,p41), Object Oriented

Programming (OOP) adalah metode implementasi dimana

program diatur sebagai koleksi sebuah obyek

kooperatif yang masing-masingnya mewakili instance

suatu kelas.

Metodologi pengembangan sistem berorientasi

obyek mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:

1. Encapsulation

Encapsulation merupakan dasar untuk

pembatasan ruang lingkup program terhadap

data yang diproses. Data dan prosedur atau

44

fungsi dikemas bersama-sama dalam suatu

obyek, sehingga prosedur atau fungsi lain

dari luar tidak dapat mengaksesnya. Data

terlindung dari prosedur atau obyek lain,

kecuali prosedur yang berada dalam obyek itu

sendiri.

2. Inheritance

Merupakan teknik yang menyatakan bahwa

anak (subclass) dari obyek akan mewarisi

data/atribut dan metode dari induknya

(superclass) langsung. Atribut dan metode dari

obyek induk diturunkan kepada anak obyek,

demikian seterusnya.

Inheritance mempunyai arti bahwa atribut dan

operasi yang dimiliki bersama di antara kelas

yang mempunyai hubungan secara hirarki.

Suatu kelas dapat ditentukan secara umum,

kemudian ditentukan spesifik menjadi subclass.

Setiap subclass mempunyai hubungan atau

mewarisi semua sifat yang dimiliki oleh kelas

45

induknya, dan ditambah dengan sifat unik yang

dimilikinya, Kelas obyek dapat didefinisikan

atribut dan service dari kelas obyek lainnya.

3. Polymorphism

Polymorphism yaitu konsep yang menyatakan

bahwa sesuatu yang sama dapat mempunyai

bentuk dan perilaku berbeda. Polymorphism

mempunyai arti bahwa operasi yang sama

mungkin mempunyai perbedaan dalam kelas yang

berbeda.

2.1.9 Structured Query Language (SQL)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p185), SQL

merupakan bahasa basis data yang mengijinkan

pengguna untuk membuat basis data dan struktur

hubungan dalam basis data, menampilkan tugas

pengelolaan basis data dan menyediakan query yang

sederhana ataupun kompleks. SQL merupakan bahasa

yang dirancang untuk mengubah data masukan

menjadi data keluaran yang dibutuhkan.

46

2.1.9.1 Data Definition Language (DDL)

DDL adalah sebuah bahasa yang

memungkinkan pengguna untuk dapat

mendefinisikan suatu entitas, atribut, dan

hubungan yang dibutuhkan aplikasi. DDL

tidak dapat digunakan untuk melakukan

manipulasi data. (Connolly dan Begg, 2010,

p92)

Beberapa sintaks dasar dari DDL (Connolly

dan Begg, 2010, p237) :

a. Create table, berguna untuk membuat table dan

mengidentifikasi tipe data pada tiap

kolom.

b. Alter table, berguna untuk menambah atau

membuang kolom dan constraint.

c. Drop table, berguna untuk menghapus table

beserta data yang ada di dalam nya.

d. Create index, Berguna untuk membuat index

pada suatu table.

e. Drop index, Berguna untuk membuang atau

menghapus index yang dibuat sebelumnya.

47

2.1.9.2 Data Manipulation Language (DML)

DML adalah sebuah bahasa yang menyediakan

sekumpulan operasi untuk mendukung operasi

manipulasi data terhadap data yang disimpan

dalam basis data. (Connolly dan Begg, 2010,

p92)

2.1.10 Data Flow Diagram ( DFD )

Menurut Indrajani (2011, p11), Data Flow Diagram

adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data

sampai sebuah system selesai, dan kerja atau

proses dilakukan dalam sistem tersebut.

Dalam DFD ada 4 komponen utama, yaitu :

1. External Agent

External Agent mendefinisikan orang atau sebuah

unit organisasi, sistem lain, atau

48

organisasi yang berada di luar sistem proyek

tapi dapat mempengaruhi sistem kerja.

2. Proses

Proses adalah penyelenggaraan kerja atau

jawaban, datangnya aliran data atau

kondisinya.

3. Data Flow

Mempresentasikan sebuah input data ke dalam

sebuah proses atau output dari data (atau

informasi) pada sebuah proses. Data flow juga

digunakan untuk pembuatan, pembacaan,

penghapusan, atau pembaruan data dalam file

atau database.

4. Data Store

Suatu penyimpanan data yang ditujukan untuk

pengguna selanjutnya. Sinonimnya adalah file

dan database.

49

Jenis-jenis DFD adalah sebagai berikut :

1. Level 0 ( Diagram konteks)

Level ini merupakan sebuah proses yang

berada di posisi pusat.

2. Level 1 (Diagram Nol)

Level ini merupakan sebuah proses di level

0 yang dipecahkan

menjadi beberapa proses lainnya

3. Level 2 (Diagram Rinci)

Level ini merupakan perincian dari diagram

level 1.

2.1.11 State Transition Diagram

Menurut Pressman (2005, p302) STD (State Transition

Diagram) dapat mengindikasikan bagaimana perilaku

(behavior) suatu sistem terhadap suatu tindakan

(event). Jadi State Transition Diagram adalah sebuah

modeling tool yang menggambarkan ketergantungan

waktu pada sistem real time dan human interface pada

sistem online.

50

Notasi yang paling penting dari STD, sebagi

berikut :

1. State

Merupakan kumpulan keadaan atau atribut –

atribut yang

mencirikan benda atau orang pada waktu,

keadaan, dan kondisi

tertentu.

2. Transisi

Perubahan state ditandakan dengan tanda panah

3. Kondisi

Keadaan lingkuan luar yang dapat dideteksi

oleh sistem dan

menyebabkan perubahan state. Kondisi dapat

berupa sinyal,

gangguan, dan lainya.

4. Aksi

Adalah apa yang dilakukan sistem jika ada

perubahan state. Aksi

51

dapat menghasilkan keluaran, tampilan pesan

pada layar

pengguna, membuat kalkulasi, dan lainnya.

2.2. Teori Khusus

2.2.1 Java

Menurut Gosling et al. (2005, p1), Java

adalah bahasa yang konkuren, berbasis kelas,

dan bahasa yang berorinteasi obyek, yang

dirancang sederhana yang banyak programmer

dapat mencapai kefasihan dalam bahasa

pemograman.

2.2.2 Adobe Dreamweaver CS6

Adobe Dreamweaver adalah aplikasi web

yang dikembangkan oleh Adobe Systems yang

awalnya dikembangkan oleh Macromedia pada tahun

1997, sampai Macromedia diakuisisi oleh Adobe

Systems pada tahun 2005. Adobe Dreamweaver

tersedia untuk Mac dan sistem operasi Windows.

Versi terbaru telah ditingkatkan untuk

52

mendukung teknologi web seperti CSS, JavaScript,

dan berbagai bahasa scripting seperti server-side

dan kerangka kerja termasuk ASP, ColdFusion,

Scriptlet, dan PHP.

2.2.3 Intellij IDEA

Intellij IDEA adalah aplikasi Java IDEA yang

dikembangkan oleh JetBrains. Versi pertama

dari Intellij IDEA dirilis pada Januari 2001,

dan pada saat yang salah satu Java IDEA pertama

tersedia dengan kode navigasi dan kode refactoring

yang terintegrasi dan didukung dengan dua versi

terbaru, Intellij IDEA Community edition dan

Intellij IDEA Ultimate edition.

2.2.4 MySQL

Menurut Peranginangin (2006, p389), MySQL

adalah sebuah basis data yang dapat digunakan

baik secara client maupun server. MySQL

menggunakan suatu format pada standar SQL.

MySQL bekerja pada berbagai macam sistem

53

operasi dan bahasa pemrograman. MySQL memiliki

dua bentuk lisensi, yaitu freesoftware dan

shareware. MySQL yang banyak digunakan adalah

MySQL freesoftware yang berada di bawah lisensi

GNU/GPL(General Public Licence).

2.2.5 Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online,

dengan para penggunanya bisa dengan mudah

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi

meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum

dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan

wiki merupakan bentuk media sosial yang paling

umum digunakan oleh masyarakat di seluruh

dunia.