studi kelayakan dl draft final
TRANSCRIPT
1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan teknologi komputer, informasi dan komunikasi yang lebih
dikenal dengan sebutan teknologi informasi (TI) sudah berlangsung lama dan
berkembang sangat pesat diberbagai bidang pada umumnya dan khususnya di
bidang perpustakaan. Penggunaan komputer di perpustakaan ini menjadi awal dari
perkembangan perpustakaan digital. Keinginan manusia untuk mengembangkan
perpustakaan digital ini dimulai oleh Vannevar Bush yang pada tahun 1945 sudah
menulis artikel berjudul As We May Think tentang memex (baca: mi.meks)
machine yaitu mesin yang memberikan stimulasi awal bagi aplikasi komputer
untuk temu kembali informasi (information retrieval) (Harter, 1996). Upaya
Vannever Bush ini kemudian ditindaklanjuti oleh Douglas Engelbart tahun 1968
yang mengembangkan hypertext dan mouse, kemudian Ted Nelson tahun 1974
melanjutkan tentang hypertext dan Xanadu Project tentang jaringan raksasa serta
Tim Berners-Lee tahun 1989 tentang jaringan global world wide web.
Sebelumnya J.C.R. Licklider pada tahun 1960-an sudah mempelajari bagaimana
teknologi komputer akan mengubah perpustakaan dengan menulis buku berjudul
Libraries of the Future pada tahun 1965 dan Kenneth Dowlin tahun 1984
menulis buku berjudul The Electronic Library yang menggambarkan ciri
perpustakaan elektronik (Pendit et al, 2007).
Di Indonesia TI baru mulai berkembang sekitar tahun 1990-an, bahkan untuk
pembangunan perpustakaan digital nasional (PDN) secara resmi Perpustakaan
Nasional RI baru memulai pada tahun anggaran 2008 (Supriyanto, 2008).
Sudarsono (1994) yang dikutip oleh Sastraatmadja (2003) menyatakan bahwa TI
akan sangat berperan dan akan menjadi tulang punggung karya dokumentasi
maupun jasa informasi, sehingga antisipasi perkembangan TI harus menjadi
perhatian para pengelola perpustakaan dan informasi. Pernyataan Sudarsono
tersebut mengacu pada hasil kongres ke-44 International Federation of
Information and Documentation (FID) di Helsinki pada tahun 1988, bahwa
pemakaian TI pada tahun 2010 akan memiliki kemampuan hypertext dan
2
hypermedia. Dengan perangkat itu pencarian, penanganan dan penggabungan
informasi berupa teks, suara dan gambar sudah dimungkinkan.
Saat ini ternyata TI sudah sangat mempengaruhi penyelenggaraan
perpustakaan. Menurut Supriadi (2009) perkembangan bidang TI sangat pesat,
yang ditandai dengan perkembangan perangkat dan sistem komputer, intranet dan
internet. Perkembangan tersebut memungkinkan aliran data dan informasi dapat
diperoleh secara lebih cepat dan mampu menampilkan lebih banyak keragaman
koleksi serta dengan tampilan yang menarik, bahkan mengakibatkan ledakan
informasi (information explosion), sebagaimana pernyataaan Stoke (1994) dalam
Hasugian dan Rabita (2005) bahwa ketersediaan infrastruktur informasi global
memaksa perpustakaan untuk harus memanfaatkan TI agar bisa menangani
ledakan informasi. Selanjutnya menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007)
kehadiran personal computer (PC), internet dan Word Wide Web (WWW)
memungkinkan terciptanya perpustakaan digital.
Sejalan dengan perkembangan TI yang sangat pesat, yang memungkinkan
aliran data dan informasi diperoleh secara lebih cepat, beragam dan menarik serta
dalam format digital, bahkan menimbulkan ledakan informasi, berdampak nyata
pada perubahan sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dalam
pencarian informasi. Hal ini merupakan tuntutan kebutuhan dan kepuasaan
pengguna dalam pencarian informasi dan ini terlihat dari intensitas pengguna
melakukan penelusuran lewat komputer, baik melalui jalur online maupun offline,
sehingga pemanfaatan informasi dari sumber-sumber manual seperti katalog
tercetak, bibliografi, indeks, buku-buku cenderung semakin menurun (Maksum
dan Darmawiredja, 2007). Sebelumnya Sweetland (2002) dalam Harmawan
(2008) sudah menyatakan bahwa mayoritas pengguna perpustakaan lebih senang
menggunakan ”electronic format” daripada teks secara konvensional (printed
materials), khususnya untuk koleksi jurnal.
Pesatnya kemajuan TI di bidang perpustakaan terutama untuk temu kembali
informasi, ledakan informasi dan tuntutan kebutuhan informasi serta kepuasan
penggunanya harus mampu diiringi dengan pesatnya kemajuan perpustakaan itu
sendiri sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi. Kedudukan
perpustakaan menjadi sangat strategis dalam kecepatan dan ketepatan
3
perpustakaan merespon kecepatan perkembangan dan globalisasi informasi dan
pengetahuan.
Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Rufaidah (2007) sebagaimana
pernyataannya bahwa perpustakaan sebagai sebagai salah satu penyedia dan
penyimpan informasi dan pengetahuan (information provider and knowledge
repository) harus dapat mengimbangi bahkan mengantinsipasinya. Selain itu
Rufaidah berpendapat, bila sebelumnya fungsi perpustakaan lebih berfokus pada
penyediaan informasi dalam bentuk fisik, seperti dokumen tercetak, maka pada
era teknologi informasi perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan
sumber-sumber informasi dalam bentuk terekam yang dioperasikan secara
elektronis.
Salah satu strateginya adalah dengan mengembangkan perpustakaan digital
berbasis web atau berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
sebagaimana pendapat Pudjiono (2006) bahwa salah satu strategi
mengembangkan perpustakaan adalah dengan information and communication
technology based (ICT base). Sastraatmadja (2003) bahkan menyimpulkan
bahwa pengadaan sarana digital library mutlak diperlukan dalam upaya
peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan, sehingga
cakupan layanan perpustakaan dan informasi lebih luas lagi jangkauannya.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan TI, ledakan informasi, tuntutan
masyarakat penggunanya dan dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa
informasi maka Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan
Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor perlu menjawab tantangan tersebut
sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga dalam mendukung visi, misi
lembaga induknya. Hal ini senada dengan pernyataan Seminar (2004) dalam
Sutarsyah et.al. (2008) bahwa perpustakaan perlu menjawab tantangan global
yang bertumpu pada keunggulan manajemen dan layanan modern untuk
mendukung visi, misi dan program pembangunan.
STP Jurluhkan Bogor merupakan perguruan tinggi kedinasan yang bertujuan
menyiapkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, professional, berkualitas
dan memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang perikanan yang berwawasan
4
bisnis, dengan penguasaan teknis dan manajerial yang mampu secara mandiri
mengelola dan mengembangkan usaha perikanan secara berkelanjutan.
Jurluhkan Bogor merupakan salah dari empat jurusan yang ada di STP
Jakarta. Karena lokasinya yang berada di Bogor, maka Jurlukan Bogor memiliki
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tersendiri, sehingga dengan demikian memiliki
kewenangan mengatur administrasi keuangannya secara mandiri. Wacananya
diwaktu yang akan datang STP Jurluhkan Bogor akan berdiri sendiri menjadi
Sekolah Tinggi Penyuluhan Perikanan (STPKan) Bogor. Saat ini STP berada
dibawah lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik
Indonesia.
Perpustakaan sebagai salah satu unsur penunjang di STP Jurluhkan Bogor
berdiri bersamaan dengan kelahiran lembaga induknya yaitu pada tahun 1958.
Perpustakaan tersebut bertugas memberikan pelayanan terbaik dalam penyediaan,
penyimpanan dan pelayanan informasi serta sebagai mitra dosen dan taruna
(mahasiswa), berkepentingan untuk dapat memberdayakan sumber pengetahuan
yang dimiliki (knowledge resources) dengan menggali potensi yang dimiliki
lembaganya.
Perpustakaan STP Jurluhkan lebih cenderung ke jenis perpustakaan khusus.
Hal tersebut terlihat dari pengembangan koleksi dokumen yang dimilikinya,
walaupun meliputi berbagai bidang ilmu, tetapi yang dominan adalah ilmu
pengetahuan terapan mengenai ilmu perikanan. Selain itu dokumen-dokumen
andalan yang dimiliki Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor adalah laporan praktek
akhir (PA) berupa Karya Ilmiah Praktek Akhir (KIPA) beserta proposalnya yang
merupakan karya akhir mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan
Penyuluhan Perikanan (SSt.Pi). Koleksi dokumen andalan lainnya adalah proposal
dan laporan praktek kerja lapangan (PKL) serta jurnal perikanan dan publikasi
ilmiah perikanan lainnya yang diterbitkan oleh instansi-instansi lingkup KKP RI.
Terbitan ini dapat dikatagorikan sebagai terbitan muatan lokal (local content).
Mengimbangi dan mengantisipasi perkembangan sistem informasi berbasis
TI yang sangat pesat, ledakan informasi, perubahan sikap dan perilaku masyarakat
pengguna informasi dalam pencarian informasi, perlu dilakukan studi kelayakan
pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan STP
5
Jurluhkan Bogor. Studi kelayakan diperlukan juga agar perpustakaan dapat
mengimbangi dan mengantisipasi meningkatkan daya saing pelayanan jasa
informasi pada perpustakaan serta dalam rangka memberdayakan sumber daya
pengetahuan yang dimiliki.
1.2 Perumusan Masalah
Tahap pertama dalam proses pengembangan sistem perpustakaan digital
adalah tahap investigasi sistem. Tahap investigasi sistem dalam pengembangan
sistem perpustakaan digital berbasis web membutuhkan kajian awal yang disebut
studi kelayakan (feasibility study), yaitu kegiatan awal yang akan mengkaji
kelayakan berbagai kondisi permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan
sistem perpustakaan digital berbasis web tersebut. Diantara permasalahan yang
mendasari pengembangannya adalah perlunya dukungan dari beberapa elemen
dasar (basic elements) dengan kondisi ideal atau kondisi standar. Elemen dasar
adalah salah satu komponen dari elemen utama pengembangan perpustakaan
digital berbasis web, sedangkan elemen utama adalah merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis
web tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
ini adalah menilai kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital yang
dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan membandingkannya
dengan kondisi elemen dasar ideal atau standar perpustakaan digital berbasis web
yang berpedoman kepada elemen dasar (basic elements) grand design
perpustakaan digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
(Pustaka) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian
(Deptan, 2006).
Mengetahui kondisi obyektif elemen dasar yang dimiliki perpustakaan STP
jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi elemen dasar standar
perpustakaan Pustaka Bogor, maka diharapkan dapat memberi gambaran seberapa
besar tingkat kelayakan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam membangun
perpustakaan digital basis web. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan
6
rekomendasi bagi Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor yang dapat dijadikan dasar
dalam mengembangkan sistem perpustakaan digital berbasis web.
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan:
a. Menilai kondisi obyektif elemen dasar perpustakan digital yang dimiliki oleh
Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi
elemen dasar ideal atau standar perpustakaan digital.
b. Mengetahui seberapa besar tingkat kelayakan elemen dasar yang dimiliki
Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam pengembangan perpustakaan
digital berbasis web.
c. Mendefinisikan kebutuhan elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan
digital minimal yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor
dalam rangka pengembangan perpustakaan digital.
d. Memformulasikan saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan kepada
Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam rangka pengembangan sistem
perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan tersebut.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi mengenai
kelayakan elemen dasar yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan
Bogor dalam rangka pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di
Perpustakaan tersebut.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian adalah:
a. Penelitian dilaksanakan di Perpustakaan perpustakaan STP Jurluhkan Bogor.
b. Penelitian dilakukan terhadap salah satu elemen utama pengembangan
perpustakaan digital berbasis web, yaitu elemen dasar (basic elements)
pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yang terdiri atas SDM,
koleksi, infrastruktur, SOP, anggaran dan manajemen.
7
c. Penelitian membahas tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital
berbasis web, yaitu kelayakan SDM, kelayakan koleksi, kelayakan
infrastruktur, kelayakan SOP dan kelayakan anggaran serta kelayakan
manajemen
d. Penelitian memformulasikan dan merekomendasikan kondisi standar elemen
dasar perpustakaan digital berbasis web.
9
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Perpustakaan
Salah satu strategi untuk pengembangan perpustakaan adalah melalui
pengembangkan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT
base), hal ini sesuai dengan perkembangan dunia perpustakaan bahwa
perkembangan mutakhir di bidang perpustakaan adalah perpustakaan digital.
Wahono (2006) berpendapat bahwa perkembangan dunia perpustakaan dimulai
dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa
katalog, kemudian perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog.
Perkembangan mutakhir adalah perpustakaan digital (digital library) yang
memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data
digital dan media jaringan komputer (internet).
Sementara itu Pendit et. al. (2007) berpendapat mengenai perkembangan
perpustakaan berdasarkan keragaman sumberdaya informasinya sebagaimana
tertera pada Tabel 1, bahwa teknologi cetak hanya cocok untul teks dan foto,
teknologi analog hanya tepat untuk audio-visual, teknologi digital cocok untuk
segala jenis persepsi manusia: teks, foto, suara, dan gambar hidup (multimedia).
Tabel 1 Perkembangan Perpustakaan Menurut Keragaman Sumberdaya Informasi
Perpustakaan Biasa Perpustakaan Multiple Media
Perpustakaan Hybrida
Perpustakaan Multimedia Digital
Koleksinya semata-mata bahan tercetak, berupa buku, jurnal, surat kabar, peta dan sebagainya.
Koleksinya sama dengan perpustakaan biasa, ditambah media analog dan elektronik.
Koleksinya sama dengan perpustakaan multiple media, ditambah bahan digital yang interaktif
Koleksinya semua digital, bersifat interaktif, dan dapat merupakan perpustakaan tanpa lokasi fisik (virtual)
Teknologi cetak Analog Elektronik Analog Digital Multimedia Digital
Istilah perpustakaan digital itu sendiri digunakan sekitar tahun 1994
sebagaimana diuraikan Harter (1997) dalam Chisenga (2003), penggunaan istilah
perpustakaan digital secara relatif dapat ditelusuri dalam tahun 1994 melalui
pembentukan Digital Libraries Initiative (DLI) yang didanai bersama oleh
National Science Foundation, Advanced Research Projects Agency dan National
Aeronautics and Space Administration di Amerika. Menurut Rusbridge (1998)
dalam Suryati (2009) apabila dikaji dalam sejarah penggunaan istilah
10
perpustakaan digital ini, ternyata ada perbedaan antara perpustakaan digital yang
dikembangkan di Amerika Serikat dengan Inggris. Perbedaan terdapat dalam hal
pendekatan yang diterapkan di dalam membangunnya. Pendekatan bergaya
Amerika Serikat langsung memisahkan proyek perpustakaan digital dalam
inisiatif tersendiri, yakni melalui Digital Library Initiatives (DLI). Sebaliknya,
pendekatan bergaya Inggris mengembangkan perpustakaan digital secara bertahap
(incremental change). Pentahapan ini diawali dari perpustakaan hibrida yang
merupakan pengembangan dari konsep perpustakaan elektronik (eLib)
2.2 Pengertian Perpustakaan Digital
Ada beberapa pengertian yang perlu diketahui dalam memahami konsep
perpustakaan digital antara lain: sistem perpustakaan digital, definisi perpustakaan
digital, tujuan perpustakaan digital dan kelebihan perpustakaan digital.
2.2.1 Sistem Perpustakaan Digital
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,1988), sistem adalah
perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, metode, dan
sebagainya. Pengertian lain sistem adalah berasal dari bahasa Latin (systema) dan
bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau
elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi
atau energi (Tofik, 2012).
Pengertian lainnya menurut Neuschel (2012) sistem adalah jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Esensinya
sistem terdiri dari komponen-komponen dalam sistem dan fungsi-fungsi
teknologi di dalamnya. Komponen-komponen tersebut mencakup: perangkat
keras, perangkat lunak, prosedur-prosedur, perangkat manusia dan informasi,
sedangkan fungsi-fungsi teknologi di dalamnya adalah: input, process, output,
storage, communication.
Adapun Subrata (2009) menyatakan sistem perpustakaan digital adalah
penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan
11
dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital, atau
secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi
perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital.
2.2.2 Definisi Perpustakaan Digital
Ada banyak definisi perpustakaan digital berdasarkan pendapat para ahli,
organisasi maupun lembaga, berikut beberapa definisi yang dirumuskan oleh para
ahli, organisasi maupun lembaga tersebut. Surachman (2010) berpendapat
bahwa: “Perpustakaan digital adalah organisasi yang melakukan kegiatan
memilih, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan koleksi digital dengan
tujuan untuk melestarikan, menjaga, dan terutama mendistribusikan kepada
pengguna sehingga pengguna secara mudah, tepat dan luas dapat mengakses ke
dalam data dan sumber informasi digital tersebut, sehingga mendapatkan
pengetahuan yang dibutuhkan. Selain itu organisasi juga membuat dan merancang
jaringan dan kerjasama dengan memanfaatkan infrastruktur yang mendukung
sehingga terjadi proses knowledge-sharing yang lebih baik, cepat, tepat, dan
luas”.
Santoso (2003) dalam Sutarsyah at.al. (2008) berpendapat perpustakaan
digital adalah perpustakaan yang memiliki sejumlah sumber informasi dalam
format digital yang dapat diakses melalui jaringan. Dengan kata lain bahwa
sebuah perpustakaan menjadi perpustakaan digital ketika mayoritas
sumberdayanya ada dalam bentuk elektronik. Berdasarkan konsep teknologi
informasi, maka konsep perpustakaan digital mengarah ke kumpulan jasa
(collection of services) yang bersifat digital.
Menurut Wahono (2006) perpustakan digital adalah suatu perpustakaan yang
menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk elektronik
dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui
jaringan komputer. Sedangkan Witten dan Bainbridge (2003) berpendapat bahwa
perpustakaan digital adalah suatu kumpulan informasi yang terorganisir, koleksi
yang berfokus pada objek digital, termasuk teks, video, dan audio, bersama
dengan metode untuk akses dan temu kembali informasi, dan metode untuk
seleksi, organisasi, dan pemeliharaan koleksi.
12
Digital Library Federation (DLF,1998) di Amerika Serikat menyatakan
bahwa perpustakaan digital merupakan suatu organisasi yang menyediakan
sumber-sumber informasi, termasuk staf-staf ahli, untuk memilih, menyusun,
menawarkan akses intelektual, menterjemahkan, mendistribusikan, memelihara
integritas koleksi-koleksi dari pekerjaan-pekerjaan digital sehingga mereka
tersedia secara cepat dan ekonomis untuk digunakan atau dimanfaatkan
oleh komunitas tertentu atau kumpulan komunitas.
International Conference of Digital Library (2004) dalam Purtini (2010),
menyatakan bahwa konsep Perpustakaan digital adalah sebagai perpustakaan
elektronik yang informasinya didapat, disimpan, dan diperoleh kembali melalui
format digital. Perpustakaan digital merupakan kelompok workstations yang
saling berkaitan dan terhubung dengan jaringan (networks) berkecepatan tinggi.
Pustakawan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mendapat,
menyimpan, memformat, menelusur atau mendapatkan kembali, dan
mereproduksi informasi nonteks. Sistem informasi modern kini dapat menyajikan
informasi secara elektronik dan memanipulasi secara otomatis dalam kecepatan
tinggi.
The Association of Research Libraries (ARL,1995) mendefinisikan
perpustakaan digital sebagai berikut:
a. Perpustakaan digital bukanlah kesatuan tunggal.
b. Perpustakaan digital memerlukan teknologi untuk dapat menghubungkan ke
berbagai sumberdaya.
c. Hubungan antara berbagai perpustakaan digital dan layanan informasi bagi
pemakai bersifat transparan.
d. Akses universal terhadap perpustakaan digital dan layanan informasi
merupakan suatu tujuan.
e. Koleksi-koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil dokumen;
koleksi meluas sampai artefak digital yang tidak dapat diwakili atau
didistribusikan dalam format tercetak.
Menurut Chisenga (2003) berdasarkan berbagai definisi dan sejumlah besar
literatur yang tersedia seseorang bisa mendapatkan indikasi fitur perpustakaan
digital, yaitu antara lain:
13
a. Perpustakaan digital adalah organisasi dengan tujuan tertentu atau berbagai
tujuan. Kebanyakan tujuan proyek perpustakaan digital ini adalah untuk
menghasilkan, mengumpulkan, menyimpan, dan mengatur informasi dalam
format digital, dan membuatnya tersedia untuk kelompok pengguna untuk
pencarian, temu kembali dan pengolahan melalui jaringan komunikasi.
b. Perpustakaan digital memiliki berbagai fungsi dan proses yang dilakukan
untuk mencapai tujuan objektif dari organisasi. Ini termasuk memilih sumber
daya, koleksi, akses terhadap sumber daya, mendistribusikan sumber daya
dan sebagainya. Fungsi-fungsi dan proses-proses ini dilakukan oleh
kombinasi sumber daya manusia dan sumber daya teknologi.
c. Perpustakaan digital terdiri koleksi digital. Perpustakaan digital menyimpan
bahan dalam elektronik format. Ini termasuk pengganti dokumen seperti
catatan bibliografi (metadata) dan indeks selain teks lengkap dokumen, file
audio, video, dan gambar beberapa di antaranya tidak dapat diwakili atau
didistribusikan dalam format cetak.
d. Perpustakaan digital pasti melayani masyarakat. Perpustakaan digital
melayani pengguna, dan kebutuhan informasi dari masyarakat atau
masyarakat menentukan isi informasi dan layanan perpustakaan digital.
e. Perpustakaan digital yang diakses oleh pengguna melalui antarmuka yang
user-friendly.
2.2.3 Tujuan Perpustakaan Digital
Tujuan utama pengembangan perpustakaan digital menurut Pustaka
Departemen Pertanian Republik Indonesia (Deptan, 2006) adalah bahwa
pembangunan sistem perpustakaan digital bertujuan untuk:
a. Mempermudah dan mempercepat proses temu balik informasi (information
retrieval).
b. Mempermudah proses pertukaran dan pengiriman informasi (information
exchange) antar instansi yang membutuhkan informasi tersebut.
c. Terkelolanya sistem informasi perpustakaan terutama data hasil penelitian
melalui pemanfaatan database offline.
14
d. Meningkatnya infomation sharing dengan lembaga dunia (misal: FAO,
FFTC, AGLINET).
e. Terkelolanya informasi di Pustaka Data Center.
f. Terbangunnya database INDONESIANA dan information sharing lingkup
litbang.
Adapun menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI, 2010),
tujuan pembangunan Perpustakaan Digital Nasional adalah:
a. Meningkatkan akses ke sumberdaya informasi tersedia dan layanan
perpustakaan yang diselenggarakan oleh seluruh perpustakaan yang
tergabung dalam jaringan (resource sharing).
b. Mempromosikan pemahaman dan kesadaran antar budaya dalam lingkup
nasional, menyediakan sumber belajar, mendorong ketersediaan bahan
pustaka dan informasi yang mengandung nilai budaya setempat (local
content)
c. Melestarikan sumber informasi tentang Indonesia;
d. Mendukung penelitian ilmiah melalui pemanfaatan akses Internet.
Sedangkan tujuan perpustakaan digital menurut Association of Research
Libraries (ARL, 1995), adalah sebagai berikut:
a. Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang: cara
mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan
dalam format digital.
b. Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di
semua sektor.
c. Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi
pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.
d. Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian,
perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.
e. Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi
berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang
penting.
f. Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.
15
2.2.4 Kelebihan Perpustakaan Digital.
Perpustakaan digital mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan
perpustakan konvensional sebagaimana diuraikan Subrata (2009) keunggulan
perpustakaan digital diantaranya adalah pertama: long distance service, artinya
dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya,
kapanpun dan dimanapun. Kedua, akses yang mudah karena pengguna tidak perlu
mencari di katalog dengan waktu yang lama. Ketiga, murah (cost efective),
mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan membeli buku.
Keempat, mencegah plagiat dan duplikasi. Perpustakaan digital lebih aman
dengan penyimpanan koleksi perpustakaan dalam format PDF. Kelima, publikasi
karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat
dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.
Menurut Saleh (2010), kelebihan perpustakaan digital dibandingkan dengan
perpustakaan konvensional antara lain: menghemat ruangan, akses ganda
(multiple acces), tidak dibatasi ruang dan waktu, koleksi dapat berbentuk
multimedia dan biaya murah.
2.3 Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web.
Salah satu strategi untuk pengembangan perpustakaan adalah melalui
pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT
base) salah satunya yaitu pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
Dalam pengembangan perpustakaan digital berbasis web banyak faktor yang
mempengaruhinya, antara lain dasar pengembangan perpustakaan digital,
komponen utama pengembangan perpustakaan digital, metode utama
pengembangan perpustakaan digital dan elemen utama pengembangan
perpustakaan digital.
2.3.1 Dasar Pengembangan Perpustakaan Digital
Disamping didasari oleh pesatnya perkembangan sistem informasi berbasis
TI, ledakan informasi, sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dan
dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan
serta dalam rangka pemberdayaan sumber daya pengetahuan yang dimiliki, ada
16
beberapa motif lainnya yang mendasari pengembangan perpustakaan digital.
Purtini (2010) menyatakan bahwa motif-motif yang mendasari pengembangan
perpustakaan digital adalah:
a. Pada perpustakaan konvensional, akses terhadap dokumen terbatas pada
kedekatan fisik. Pengguna harus datang untuk mendapat dokumen yang
diinginkan, atau melalui jasa pos. Untuk mengatasi keterbatasan ini
perpustakaan digital diharap mampu untuk menyediakan akses cepat terhadap
katalog dan bibliografi serta isi buku, jurnal, dan koleksi perpustakan lainnya
secara lengkap.
b. Melalui komponen manajemen database, penyimpanan teks, sistem telusur,
dan tampilan dokumen elektronik, sistem perpustakaan digital diharapkan
mampu mencari database koleksi yang mengandung karakter tertentu, baik
sebagai kata maupun sebagai bagian kata. Di perpustakaan konvensional
penelusuran seperti ini tidak mungkin dilakukan.
c. Untuk menyederhanakan perawatan dan kontrol harian atas koleksi
perpustakaan.
d. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan tugas-tugas staf tertentu, misalnya
menaruh terbitan baru di rak, mengembalikan buku yang selesai dipinjam ke
rak, dan lain-lain.
e. Untuk mengurangi penggunaan ruangan yang semakin terbatas dan mahal.
2.3.2 Komponen Utama Pengembangan Perpustakaan digital
National Information Standards Organization (NISO, 2007) dalam
karyanya berjudul: A Framework of Guidance for Building Good Digital
Collections menguraikan komponen-komponen utama yang diperlukan sebagai
standar pengembangan perpustakaan digital. Ada empat jenis kriteria yang harus
menjadi perhatian, yaitu:
a. Collection (organized groups of object), dengan prinsip-prinsip
pengembangannya sebagai berikut:
a) Diwujudkan berdasarkan pada kebijakan pengembangan koleksi yang
jelas.
b) Koleksi sebaiknya dideskripsikan.
c) Dipelihara sepanjang waktu.
17
d) Tersedia secara luas.
e) Menghormati hak atas kekayaan intelektual.
f) Memiliki mekanisme.
g) Koleksi interoperable.
h) Terintegrasi dengan alur kerja yang ada dalam institusi.
i) Berkelanjutan sepanjang waktu.
b. Object (digital materials) prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman:
a) Eksis dalam format yang mendukung penggunaan yang diinginkan.
b) Bisa dipelihara dimana obyek tidak akan menimbulkan rintangan dan
dapat diakses setiap saat.
c) Bermakna dan berguna di luar konteks lokal, mudah dipindahkan, bisa
digunakan kembali, dan dapat dipertukarkan.
d) Ditandai dengan identifier yang tetap dan bersifat unik.
e) Dapat diautentifikasi.
f) Memiliki metadata berkaitan.
c. Metadata (information about objects and collection), prinsip-prinsip yang
dapat digunakan:
a) Metadata sesuai dengan standar komunitas.
b) Mendukung interoperability.
c) Menggunakan authority control dan standar konten
d) Mencakup tentang pernyataan tentang syarat- syarat penggunaan obyek
digital.
e) Mendukung pemeliharaan dan preservasi jangka panjang terhadap
obyek dalam koleksi.
d. Initiatives (programs or project to create and manage collections), prinsip-
prinsip yang dapat diterapkan:
a) Memiliki desain dasar dan komponen perencanaan.
b) Memiliki staf yang sesuai dengan keahlian yang diperlukan untuk
mencapai sasaran.
c) Mengikuti best practices untuk manajemen proyek.
d) Memiliki komponen evaluasi.
e) Memasarkan dan menyebarluaskan informasi tentang proses dan hasil
proyek kepada pemangku kepentingan.
18
2.3.3 Metode Utama Pengembangan Perpustakaan digital
Cleveland (1998) dalam Occasional Paper 8 berjudul Digital Libraries:
Definitions, Issues and Challenges yang diterbitkan International Federation of
Library of Associations and Institutions (IFLA) menyatakan bahwa membangun
koleksi digital dapat dilakukan dengan tiga metode utama yakni:
a. Digitization, merupakan proses konversi koleksi berbentuk cetak, analog atau
media lain seperti buku, artikel jurnal, foto, lukisan, bentuk mikro ke dalam
bentuk elektronik atau digital.
b. Acquisition of original digital works, maksudnya adalah mengadakan baik
melalui metode membeli atau berlangganan karya digital asli dari penerbit
atau peneliti dalam bentuk misalnya jurnal elektronik (e-journal), buku
elektronik (e-book) dan basis data online seperti Ebsco, Proquest, dan
Science Direct.
c. Acces to external materials, maksudnya adalah perpustakaan harus
mempunyai semacam jaringan ke sumber lain yang tidak tersedia secara
lokal yang disediakan melalui website, koleksi perpustakaan lain atau server-
server milik penerbit-penerbit.
Lebih jauh Cleveland (1998) menyatakan beberapa hal yang dapat menjadi
pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya adalah:
a. Kekuatan koleksi
Kekuatan koleksi sebuah perpustakaan menjadi pertimbangan bagi
perpustakaan itu sendiri untuk melakukan ekspansi ke dalam format digital.
b. Keunikan koleksi
Apabila perpustakaan hanya mempunyai satu salinan koleksi atau koleksi
langka, maka perlu dipikirkan untuk melakukan digitasi terhadap koleksi
tersebut. Biasanya koleksi-koleksi yang bernilai sejarah, kuno, langka dan
tidak dapat ditemukan di tempat lain menjadi pertimbangan bagi
perpustakaan untuk melakukan digitasi.
c. Prioritas bagi komunitas penggguna
Kebutuhan komunitas juga menjadi prioritas tersendiri bagi perpustakaan
untuk melakukan digitasi koleksinya. Misal adanya kebutuhan kurikulum dari
19
universitas yang mewajibkan adanya sumber-sumber informasi digital yang
diakses oleh mahasiswa melalui perpustakaan.
d. Kemampuan staf
Perpustakaan juga harus dapat mempertimbangkan bagaimana kemampuan
staf dalam melakukan manajemen koleksi digital, mulai dari penguasaan
terhadap teknologi informasi, bagaimana teknis dan prosedur digitasi, hingga
bagaimana melakukan pengelolaan dan perawatan koleksi digital hasil
digitasi. Hal ini perlu sebagai jaminan kesinambungan pengelolaan dan
perancangan koleksi digital di perpustakaan tersebut.
2.3.4 Elemen Utama Perpustakaan Digital
Dalam Executive Summary Grand Design Perpustakaan Digital Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian (2006) proses pelaksanaan
pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web mencakup beberapa
elemen utama yang harus menjadi perhatian. Elemen utama tersebut sangat
menentukan keberhasilan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis
web.
Elemen utama tersebut terdiri atas (a) sarana media, (b) fungsi/jenis layanan
(c) sistem pendukung dan (d) hubungan dengan instansi lain serta (e) elemen
dasar dan (f) operasi pemeliharaan. Hubungan antar elemen utama pembentuk
perpustakaan digital berbasis web tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Elemen dasar (basic element) sebagai salah satu elemen utama
pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web, terdiri dari: (a) Sumber
daya manusia (SDM) yang kompeten, (b) koleksi yang lengkap dan berkualitas,
(c) infrastruktur yang compatible, (d) standard operational procedure (SOP)
yang lengkap, (e) anggaran yang cukup dan (f) manajemen yang modern.
20
Gambar 1 Diagram Model Perpustakaan Digital (Sumber: Executive Summary Grand Design
Perpustakaan Digital PUSTAKA Litbang Deptan, 2006).
2.4 Elemen Dasar (basic elements) Perpustakaan Digital
Sebagai salah satu elemen utama perpustakaan digital, elemen dasar berarti
bagian dasar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988)
disebutkan bahwa elemen dasar mengandung pengertian bagian yang penting
atau yang dibutuhkan dari keseluruhan yang lebih besar.
Elemen dasar perpustakaan digital berarti bagian terpenting yang paling
dibutuhkan dalam pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
Sebagaimana diuraikan diatas menurut perpustakaan model yang dikembangkan
oleh perpustakaan digital Pustaka Bogor elemen dasar tersebut terdiri atas:
21
a. SDM
b. Koleksi
c. Infrastruktur
d. SOP
e. Manajemen
f. Anggaran
2.4.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Komponen pertama elemen dasar perpustakaan digital adalah SDM yang
merupakan salah-satu elemen terpenting dalam pengembangan perpustakaan
digital. Menurut Nawawi (2001) dalam Sudayat (2009) ada tiga pengertian
SDM yaitu:
a. SDM adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut
juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).
b. SDM adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam
mewujudkan eksistensinya.
c. SDM adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non
material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan
menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan
eksistensi organisasi.
Optimalisasi pengembangan perpustakaan digital membutuhkan SDM
perpustakaan digital yang professional, yaitu SDM yang memiliki kompetensi dan
keterampilan mengelola perpustakaan digital. Menurut Maksum dan
Darmawiredja (2007) pengelolaan Perpustakaan Model memerlukan SDM yang
memiliki keahlian di bidang manajemen informasi dan dalam pengelolaan TIK.
Jumlah tenaga perpustakaan yang dibutuhkan untuk satu perpustakaan model
minimum empat orang, yang akan bertugas sebagai kepala, pelaksana teknis dan
pelaksana layanan perpustakaan. Pendidikan formal yang diperlukan adalah
bidang perpustakaan minimum D3 untuk tingkat terampil dan S1 untuk tingkat
ahli. Untuk spesialisasi lain diperlukan pengalaman mengelola perpustakaan
minimum lima tahun. Melalui program pelatihan SDM perpustakaan model harus
memiliki kemampuan:
a. Membangun pangkalan data
22
b. Mendigitasi dokumen
c. Mengelola jaringan
d. Memahami instalasi dan konfigurasi perangkat lunak
e. Memahami sistem perangkat lunak
f. Memahami perawatan perangkat keras
g. Membangun dan mengelola Web
h. Memahami multimedia
Menurut Chisenga (2003) SDM yang tersedia untuk perpustakaan digital
harus memiliki syarat keterampilan yang memadai, terdiri dari: hardware
specialists, network administrators, database administrators, programmers,
content developers, information managers (librarians). Sedangkan menurut
Achmad (2006) disamping kompetensi manajerial, untuk membangun
perpustakaan digital dibutuhkan keterampilan teknis kompetensi TI, yaitu:
a. Kemampuan dalam penggunaan komputer (computer literacy)
b. Kemampuan dalam menguasai basis data (database management)
c. Kemampuan dalam penguasaan peralatan TI (tools and technology skills)
d. Kemampuan dalam penguasaan jaringan (computer network)
Adapun menurut Sulistyo-Basuki (2006) ada tiga kompetensi yang
diperlukan pengembangan perpustakaan digital, yaitu kompetensi keilmuan,
kompetensi bahasa dan kompetensi teknologi informasi (TIK). Kompetensi TIK
mencakup kemampuan dalam:
a. Kompetensi dasar TIK
b. Kompetensi olah kata (word processing)
c. Kompetensi surat elektronik (e-mail)
d. Kompetensi internet dan intranet
e. Kompetensi grafik
f. Kompetensi penyajian
g. Kompetensi penerbitan
h. Kompetensi manajemen proyek dan lembar elektronik (spreadsheet)
i. Kompetensi pangkalan data
j. Kompetensi pemeliharaan sistem (system maintenance)
k. Kompetensi desain dan pengembangan aplikasi dalam lingkungan web
l. Kompetensi analisis sistem dan pemrograman.
23
Selanjutnya menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) sumber daya manusia
yang dibutuhkan dalam pengelolaan perpustakaan digital adalah:
a. Database Administrator (DBA), yaitu mempunyai kemampuan dan
tanggungjawab terhadap kelancaran basisdata, mekanisme backup agar data
selalu aman dan recovery jika terjadi kerusakan data.
b. Network Administrator yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab
terhadap kelancaran operasional jaringan komputer.
c. System Administrator yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab
terhadap kelancaran sistem komputer dan pengaturan siapa saja yang berhak
mengakses sistem.
d. Web Master yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab terhadap
kelancaran agar website beserta seluruh halaman yang ada didalamnya tetap
beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna.
e. Web Designer/Content Developer yaitu mempunyai kemampuan dan
tanggung jawab dalam merancang tampilan dan sekaligus mengatur isi
website.
Lebih jauh Australian National Training Authorithy (ANTA) dari Council of
Australian University Directors of Information Technology (CAUDIT, 2001),
Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika (PPAUME) dari
Institut Teknologi Bandung (2000) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII, 2000) menyatakan kompetensi dasar standar (standard core
competency) yang harus dimiliki semua kategori lapangan pekerjaan bidang
teknologi informasi (TI), yaitu:
a. Kemampuan mengoperasikan perangkat keras (ANTA: ICAITU005B)
b. Mengakses internet (ANTA: ICPMM63bA)
Sedangkan kompetensi per kategori pekerjaan adalah:
a. SDM pengelola komponen countainers yaitu sebagai:
a) Network Administrator yang mempunyai tanggungjawab terhadap
kelancaran operasional jaringan komputer, dengan kompetensi:
- Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)
- Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang
mendukung network (ANTA: ICAITS120A)
24
- Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA:
ICAITS122A)
- Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)
- Monitor dan administer network security (ANTA: ICAITS124A)
- Memahami routing.
b) System Administrator yaitu mempunyai tanggung jawab terhadap
kelancaran sistem komputer dan pengaturan siapa saja yang berhak
mengakses sistem serta kompetensi sesuai standar, dengan kompetensi:
- Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)
- Melakukan instalasi Microsoft Windows
- Melakukan instalasi Linux, memasang dan mengkonfigurasi e-mail
server, ftp server, web server
- Memahami routing yaitu proses untuk memilih jalur yang harus
dilalui oleh paket data.
c) Web Developer/Programer yaitu mempunyai tanggung jawab terhadap
kelancaran agar website beserta seluruh halaman yang ada di dalamnya
tetap beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna, dengan
kompetensi:
- Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)
- Cammon Gateway Interface Programing.
b) SDM pengelola komponen contents yaitu:
a) Database Administrator (DBA), yaitu mempunyai kemampuan dan
tanggung jawab terhadap kelancaran basisdata, mekanisme backup agar
data selalu aman dan recovery jika terjadi kerusakan data, dengan
kompetensi :
- Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A)
b) Web Designer/Content Developer, yaitu mempunyai kemampuan dan
tanggung jawab dalam merancang tampilan dan sekaligus mengatur isi
website dengan konpetensi:
- Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA)
- Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA)
25
Terakhir yang bisa dianggap sebagai salah satu yang paling utama dari
kualitas SDM perpustakan digital berbasis web adalah memiliki sertifikat
kompetensi SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sertifikat
kompetensi TIK tersebut dapat dimiliki melalui Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP) telekomunikasi, multimedia dan informatika (Telematika).
LSP Telematika dibentuk oleh pemerintah yang harus dilaksanakan oleh
komunitas Telematika dan bersifat independen serta professional. LSP bertugas
menyelenggarakan standarisasi kompetensi kerja, menyiapkan materi uji serta
mengakreditasi unit-unit tempat uji kompetensi dan menerbitkan Sertifikat
Kompetensi TIK. Kegiatan kerjanya merujuk kepada Sertifikat ISO 17024.
Materi uji kompetensi LSP Telematika disusun berdasarkan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang disahkan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi. Penyusun SKKNI merupakan ahli telematika yang
berasal dari Departemen Komunikasi dan Informatika, Departemen Pendidikan,
Kementerian Ristek dan beberapa perusahaan TI di Indonesia (LSP Telematika,
2012)
2.4.2 Koleksi
Elemen dasar kedua perpustakaan digital adalah koleksi digital, Maksum dan
Darmawiredja (2007) menyatakan koleksi perpustakaan diutamakan dalam format
digital baik untuk offline maupun online, sedangkan koleksi tercetak lebih
diutamakan buku-buku tentang formula (standar) dan rujukan. Menurut Hartinah
(2009) obyek digital yang mengisi perpustakaan digital sangat bervariasi meliputi
teks, grafik, gambar, audio-video, program-program komputer, sedangkan
Makarim dan Prastyo (2007) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber
daya digital (digital resources) adalah koleksi-koleksi digital yang dimiliki, antara
lain; lagu-lagu berformat MP3, film yang diputar dengan VCD/DVD player,
ringtone pada handphone, foto digital, e-mail dan dokumen softcopy suatu tulisan.
Surachman (2008) menyatakan bahwa koleksi digital dapat dipahami sebagai
koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat
juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media
komputer dan sejenisnya. Koleksi digital tersebut dapat berupa buku elektronik,
26
jurnal elektronik, database online atau statistik elektronik, sedangkan Pendit et.al.
(2007) menyatakan secara garis besar ada empat sumberdaya informasi yaitu:
a. Bahan dan sumber full text, termasuk di sini jurnal elektronik, koleksi digital
yang bersifat terbuka (open acces), buku elektronik, surat kabar elektronik,
dan tesis serta disertasi digital.
b. Sumber daya metadata, termasuk perangkat lunak digital berbentuk katalog,
indeks dan abstrak, atau sumber daya yang menyediakan informasi tentang
informasi lainnya.
c. Bahan-bahan multimedia digital.
d. Aneka situs di internet
2.4.3 Infrastruktur
Sebagai elemen dasar ketiga infrastruktur mempunyai beberapa pengertian di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) infrastruktur disebut
prasarana, yaitu: segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu
proses. Pengertian infrastruktur sebenarnya mencakup sarana-sarana teknologis
yang berwujud fisik seperti: jaringan kabel, perangkat keras, dan bangunan-
bangunan. Infrastruktur non fisik seperti struktur sosial budaya, cara kerja dan
aspirasi masyarakat tempat infrastruktur itu berada, tersedia dari (PNRI, 2010).
Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) berpendapat bahwa dalam pengembangan
perpustakaan digital perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan komputer
adalah sebagai elemen penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital (lihat
Gambar 2).
27
Gambar 2 Infrastruktur Ideal Perpustakaan Digital (Sumber:Modifikasi Infrstruktur Perpustakaan, Ruldeviyani dan Sucahyo, 2007)
2.4.3.1 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras dalam sistem komputer adalah semua elemen fisik dalam
komputer, seperti rangkaian terpadu (integrated circuit) kabel dan terminal
(Downing dan Covington, 1990). Menurut Maksum dan Darmawiredja (2007)
komponen perangkat keras berbasis TI yang diperlukan adalah:
28
a. Komponen input, yaitu perangkat keras yang digunakan untuk data entri
informasi (keyboard, mouse, scanner).
b. Komponen output, adalah perangkat keras yang diperlukan untuk
menampilkan data informasi melalui intranet dan internet (monitor, printer).
c. Komponen pengolah untuk melakukan pengolahan dan eksekusi intruksi
(processor, motherboard).
d. Komponen memori untuk menyimpan data dan intruksi dalam bentuk
elektronik digital (harddisk).
Perangkat keras lainnya yang diperlukan adalah perangkat untuk membangun
jaringan intranet dan internet, yaitu perangkat untuk akses katalog, akses online
serta server. Lebih rinci Maksum (2009) mengatakan hardware minimal yang
diperlukan untuk mengembangkan perpustakaan digital adalah: 4 unit PC, 1 unit
server, 1 unit hub, 1 unit router, 1 unit printer, 1 unit UPS, kabel konektor,
instalasi listrik, instalasi jaringan, 1 unit kamera digital.
Dalam sebuah paket perpustakaan digital hardware yang dibutuhkan adalah
PC dengan spesifikasi processor multicore processor minimal speed 2.2 GHz,
memori 2 GB DDR2 SDRAM, hard drive 160 GB SATA-II 7200 RPM,
networking ethernet 10/100/1000 Mbps dan monitor LCD 15 (Berkatindo
Nusantara, 2010), selain itu saluran telepon dan modem (Pardosi, 2001), scanner
(Suryandari,2007) dan komputer server.
Menurut pendapat Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) untuk pencapaian
kinerja yang maksimum, sebuah perpustakaan digital bisa saja mempunyai
beberapa server yang masing-masing mempunyai tugas pokok dan fungsi yang
khusus sebagai berikut:
a. Web server, yaitu server yang akan melayani permintaan-permintaan layanan
web page dari para pengguna internet.
b. Database server, yaitu jantung sebuah perpustakaan digital karena di sinilah
keseluruhan koleksi disimpan;
c. FTP server, yaitu untuk melakukan kirim/terima berkas melalui jaringan
komputer;
d. Mail server, yaitu server yang melayani segala sesuatu yang berhubungan
dengan surat elektronik (e-mail);
29
e. Printer server, yaitu untuk menerima permintaan-permintaan pencetakan,
mengatur antriannya, dan memprosesnya;
f. Proxy server, yaitu untuk pengaturan keamanan penggunaan internet dari
pemakai-pemakai yang tidak berhak dan juga dapat digunakan untuk
membatasi ke situs-situs yang tidak diperkenankan.
2.4.3.2 Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak dalam sistem komputer adalah merupakan kumpulan
program yang akan memberitahu komputer apa yang harus dilakukan. Perangkat
keras yang membentuk sistem komputer tidak berarti tanpa adanya instruksi yang
memberitahukan apa yang harus dilakukannya (Downing dan Covington 1990).
Demikian pula pendapat Maksum (2007) software mencakup sekumpulan aturan
atau panduan untuk kelangsungan aktivitas sistem informasi, program aplikasi
komputer, program pengembangan dan program sistem operasi (operating
system).
Menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) sebuah perpustakaan digital paling
tidak memerlukan dua perangkat lunak utama yaitu perangkat lunak untuk
penyimpanan koleksi dan perangkat lunak untuk pencarian koleksi. Untuk
penyimpanan koleksi, dibutuhkan sebuah sistem manajemen basis data yang bisa
mendukung proses penambahan, pengubahan, penghapusan termasuk juga
pencarian koleksi secara cepat. Oracle, Microsoft SQL server, dan IBM DB2
adalah basis data yang bersifat proprietary dan MySQL dan postgreSQL adalah
basis data yang bersifat open source. Manajemen basis data tersebut dalam sebuah
perpustakaan digital dapat dijakankan dilingkungan sistem operasi windows yaitu
sistem operasi komputer yang bersifat proprietary atau sistem operasi unix/linux
yaitu sistem operasi komputer yang bersifat open source ataupun berbagai
variasinya atau sistem operasi lainnya
Untuk pencarian koleksi umumnya melalui internet, yaitu menggunakan web
browser dengan cara mengakses situs web yang menyediakan koleksi yang
dibutuhkan. Web browser adalah software yang digunakan untuk menampilkan
halaman-halaman website yang ada di internet. Web browser yang popular adalah
internet explorer, netscape navigator dan mozilla firefox. Sedangkan aplikasi
30
interface yang popular antara lain Slims, GDL, Igloo dan Mysipisis. Sementara
itu diantara bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membangunnya
mulai dari Java, Perl, python, ASP ataupun PHP. Perangkat lunak berikutnya
adalah untuk web server, yaitu software yang memberikan layanan data yang
berfungsi menerima permintaan HTTP dari klien yang dikenal dengan browser
web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang
umumnya berbentuk dokumen HTML (World Friend, 2010).
Salah satu web server yang paling banyak digunakan adalah web server
Apache. Web server ini salah satunya dapat diperoleh dengan menginstal
perangkat lunak XAMPP yaitu tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke
dalam satu buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi
melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, MySQL dan PHP secara
manual. XAMPP akan menginstallasi dan mengkonfigurasikannya secara
otomatis (Julie, 2010)
Fungsi Apache, MySQL dan PHP adalah:
a. Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utamanya adalah
menghasilkan halaman web yang benar kepada user.
b. MySQL, merupakan database server. MySQL dapat digunakan untuk
membuat dan mengelola database beserta isinya, termasuk menambahkan,
mengubah dan menghapus data yang berada dalam database.
c. PHP, merupakan bahasa pemrograman web yaitu bahasa pemrograman untuk
membuat web yang bersifat server-side scripting yang memungkinkan
membuat halaman web yang bersifat dinamis.
2.4.3.3 Jaringan Komputer (computer netware)
Jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi komputer dan
teknologi telekomunikasi. Gabungan teknologi ini melahirkan pengolahan data
yang dapat didistribusikan, mencakup pemakaian database, software aplikasi dan
peralatan hardware secara bersamaan (Sopandi, 2008). Sedangkan Maksum dan
Darmawiredja (2007) berpendapat bahwa jaringan (netware) merupakan unit
telekomunikasi yang terdiri atas media, aliran data (data flow), topologi dan
aturan, keamanan serta zona telekomunikasi yang diperlukan untuk mengakses
informasi yang tersimpan dalam server untuk mempermudah dan mempercepat
31
para pengguna memperoleh informasi. Pola pengembangannya meliputi aktivitas
input, proses dan output.
Untuk mengoptimalkan tujuan tersebut suatu perpustakaan digital
memerlukan jaringan komputer (Gambar 3), baik jaringan lokal
(LAN/intranet/ektranet), maupun jaringan global (internet) sebagaimana pendapat
Pudjiono (2006), setelah memiliki koleksi digital, PC dan software maka
diperlukan jaringan intranet minimal 100 Mbps dan internet (layanan global)
minimal 128 Kbps. Selain dari itu kehadiran komputer personal (PC), Internet
dan Word Wide Web (WWW) memungkinkan terciptanya perpustakaan digital
(Ruldeviyani dan Sucahyo, 2007).
a. LAN
Jaringan wilayah lokal ( local area network atau biasa disingkat LAN)
adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil;
seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah
atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi
IEEE 802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai
kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbps. Selain teknologi Ethernet,
saat ini teknologi 802.11b (atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan
untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN
dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot, (PSB-SMA, 2010]
b. Intranet dan Ekstranet
Intranet adalah sebuah jaringan komputer berbasis protokol TCP/IP
seperti internet, hanya saja digunakan dalam internal perpustakaan. Antar
intranet dapat saling berkomunikasi dengan yang lainnya melalui sambungan
internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh.
32
Gambar 3 Diagram Model Jaringan Perpustakan (sumber: Perpustakaan Model Pustaka Bogor)
Jika sebuah perpustakaan mengekspos sebagian dari internal
jaringannya ke komunitas di luar, hal ini disebut ekstranet. Perpustakaan
dapat melakukan pemblokiran akses ke intranet melalui router dan
pengaturan akses ke intranet dengan meletakan firewall (Purbo, 2010).
33
c. Internet
Internet (Interconnected Network) merupakan jaringan global yang
menghubungkan komputer yang satu dengan lainnya diseluruh dunia (oleh
alat pengatur lalu lintas data, yang dinamakan routers) meskipun beda sistem
operasi dan mesin. Dengan Internet, komputer dapat saling terhubung untuk
berkomunikasi, berbagi dan memperoleh informasi. Internet sebenarnya
adalah suatu sistem global jaringan komputer yang saling terhubung
menggunakan standar internet protokol (TCP/IP) (Wijaya, 2012)
Menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) sesuai dengan
kepanjangannya, Internet terdiri dari sekumpulan jaringan komputer milik
perusahaan, institusi, lembaga pemerintah, ataupun penyedia jasa masing-
masing jaringan komputer yang terhubung dan dikelola secara independen.
Dengan adanya internet memungkinkan data digital di satu tempat bisa
diakses dengan mudah dan cepat dari tempat lain.
d. World Wide Web (WWW)
WWW atau sering disebut sebagai web adalah dokumen-dokumen internet
yang disimpan di server-server yang terdapat diseluruh dunia. Dokumen web
tersebut dibuat dengan menggunakan format hypertext dan hypermadia, yaitu
Hypertext Markup Languange (HTML). HTML mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan (link) sebuah dokumen dengan dokumen yang lain. Halaman-
halaman web yang dibuat menggunakan HTML digunakan untuk menyimpan
informasi. Informasi yang disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG,
PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti
MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World). Web dapat diakses oleh
perangkat lunak web client yang disebut browser. Browser dapat membaca
halaman-halaman web yang tersimpan dalam web server atau sering
tersimpan dalam web server atau yang disebut URL (Sugiono, 2009)
2.4.4 Standard Operation Procedure (SOP)
Elemen dasar ke empat adalah SOP, yang diperlukan diberbagai bidang
kegiatan termasuk kegiatan pengembangan perpustakaan digital. SOP diperlukan
34
agar proses operasional kegiatan berlangsung secara teratur. Proses yang sudah
berlangsung teratur dapat tetap berjalan walaupun orang yang bertanggung jawab
pada proses tersebut tidak hadir, karena perannya dapat digantikan orang lain.
SOP merupakan suatu rangkaian instruksi tertulis yang mendokumentasikan
kegiatan atau proses rutin yang terdapat pada suatu bidang kegiatan. Menurut
Mustafa dan Yulia (2005) SOP atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
istilah prosedur baku mutu adalah suatu panduan tertulis dalam menjalankan
kegiatan sehari-hari di suatu lembaga untuk menjamin standar mutu hasil
pekerjaan. Sedangkan Aries dan Saleh, (2004) mendefinisikan SOP sebagai
dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan
sistematis. Dengan adanya SOP, maka standar mutu layanan yang akan
dihasilkan oleh suatu pekerjaan dapat diukur sebelumnya. Demikian juga mutu
layanan yang diharapkan diberikan kepada pengguna dapat ditentukan.
Selanjutnya dengan SOP akan mudah melaksanakan pekerjaan, karena ada
pedoman yang diikuti dan kontrol terhadap pekerjaan dapat dilakukan dengan
mudah.
Perpustakaan digital yang koleksinya berformat digital tersimpan dalam
suatu komputer server harus dapat diakses dengan komputer secara cepat dan
mudah melalui jaringan komputer. Oleh karena itu maka SOP sangat diperlukan
untuk menjalankan operasional sebuah perpustakaan digital agar memberikan
manfaat lebih bagi pengguna dan yang menjalankan tugas-tugas sebagai
pustakawan. Dalam grand design perpustakaan digital Pustaka Litbangtan,
pembuatan SOP terdiri dari:
a) SOP untuk digitalisasi bahan perpustakaan
b) SOP untuk penanganan dokumen digital
c) SOP untuk sistem layanan perpustakaan digital
d) SOP untuk pemeliharaan jaringan
e) SOP untuk pemeliharaan web
Biasanya SOP disusun berbentuk modul-modul, setiap kegiatan dibuat SOP
yang berdiri sendiri atau ada keterkaitan dengan modul lainnya. Modul kegiatan
perpustakaan terdiri dari nomor kode modul, judul modul, cakupan, tujuan,
standar yang digunakan, tahapan kegiatan, alur kerja dalam bentuk diagram, serta
35
formulir-formulir yang mungkin digunakan dan biaya atau keterangan lain yang
diperlukan terkait langsung dengan isi modul tersebut (Mustafa dan Yulia, 2005).
Contoh SOP yang diperlukan dalam pengembangan perpustakaan digital antara
lain SOP digitalisasi bahan perpustakaan dan penanganan dokumen digital
(Lampiran 1 s.d 2)
2.4.5 Manajemen
Elemen dasar kelima adalah manajemen yang secara umum adalah
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan,
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner dalam
Daryono, 2008). Oleh karena itu, apabila proses dan sistem perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan tidak baik, maka proses
manajemen secara keseluruhan tidak lancar, dan proses pencapaian tujuan akan
terganggu dan mengalami kegagalan.
Berdasarkan Standard National Information Standards Organisation (NISO,
2007) pengembangan koleksi digital sebaiknya berpedoman pada kriteria four
core types of entities sebagaimana diuraikan dalam komponen utama
pengembangan perpustakaan digital tersebut diatas, yaitu:
a. Collection (organized groups of object)
b. Object (digital materials)
c. Metadata (information about objects and collections)
d. Initiatives (program or projects to create and manage collection)
Adapun manajemen perpustakaan digital menurut Arif (2003) adalah
penerapan teknologi informasi (TI) sebagai sarana untuk menyimpan,
mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format
digital. Manajemen pengembangan perpustakaan digital tersebut antara lain
melalui proses digitization sebagaimana menurut Suryandari (2007) manajemen
perpustakaan di era digital salah satunya dibatasi pada proses digitalisasi.
Selanjutnya menurut Cleveland (1998) dari IFLA sebagaimana diuraikan
diatas, selain proses digitization membangun koleksi digital dapat dilakukan
dengan metoda lainnya yaitu Acquisition of original digital works dan Acces to
36
external materials. Proses digitalisasi (digitization ) menurut Suryandari (2007)
adalah proses yang mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital. Proses
tersebut (Gambar 4) dibedakan menjadi tiga kegiatan utama, yaitu:
a. Scanning, yaitu proses memindai dokumen dari bentuk cetak dan
mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan adalah
berkas PDF. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah canon IR2200.
b. Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara
memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan
sebagainya, dengan software adobe acrobat, termasuk proses OCR (Optical
Character Recognition). Proses OCR adalah sebuah proses yang mengubah
gambar menjadi teks.
c. Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas
dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah berkas
PDF yang berisi full text karya tulis dari mulai halaman judul hingga
lampiran, yang telah melalui proses editing.
Dibagian akhir diagram pada Gambar 4 terdapat dua server, yaitu : sebuah
server yang terhubung ke intranet dan server yang terhubung ke intranet, server
pertama berisi seluruh metadata dan full text karya akhir yang dapat diakses oleh
seluruh pengguna di dalam Local Area Network (LAN). Sedangkan server yang
kedua adalah yang terhubung ke internet, berisi metadata dan abstrak karya akhir
tersebut.
Sedangkan menurut Rufaidah (2007) pengolahan mencakup proses
digitalisasi, pembuatan metadata dan uploading. Pembuatan metadata untuk
keperluan penelusuran berbasis web dan uploading adalah memindahkan data atau
dokumen ke server web untuk akses dokumen digital melalui jaringan internet,
sedangkan penyimpanan dokumen digital di server lokal untuk akses di
perpustakaan setempat atau penyimpanan di CD-ROM. Proses terakhir
pendistribusian dokumen yaitu proses penyebarluasan hasil penyimpanan
dokumen ke masyarakat pengguna sesuai bentuk penyimpanannya. Proses
lainnya adalah konversi dilakukan jika dokumen sudah dalam bentuk softcopy
untuk menyamakan format dan mengatur penamaan file.
37
Gambar 4 Alur Kerja Digitalisasi (Sumber: Modifikasi Alur
Kerja Digitalisasi Suryandari,2007)
2.4.6 Anggaran
Elemen dasar keenam adalah anggaran, yaitu rencana penjatahan sumber
daya yang dinyatakan dengan angka, biasanya dalam satuan uang (Depdikbud,
1988). Secara garis besar anggaran yang diperlukan dalam pengembangan
perpustakaan digital terbagi dua yaitu anggaran untuk investasi awal dan
38
operasional. Besarnya anggaran yang diperlukan tergantung faktor-faktor
pendukung perpustakaan digital yang tersedia dalam sebuah perpustakaan.
Siregar (1999) menyatakan bahwa penyediaan layanan digital memerlukan
pendanaan baik untuk investasi awal maupun operasionalnya. Dana investasi
digunakan untuk perangkat keras dan lunak, dana operasional antara lain
digunakan untuk proses digitalisasi. Besarnya biaya yang diperlukan tergantung
pada berbagai faktor diantaranya infrastruktur dan prasarana yang tersedia, jumlah
terminal layanan akses yang akan disediakan, jenis server yang akan digunakan
dan tenaga pengembang yang tersedia.
Sementara itu Suryandari (2007) berdasarkan hasil pengalaman lapangan
membedakan struktur pembiayaan proses digitalisasi pada jumlah anggaran yang
tersedia menjadi perpustakaan besar, menengah dan kecil, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Perpustakaan besar memiliki dana sekitar Rp 57.000.000 (lima puluh tujuh
juta rupiah) untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya
tidak rutin dan Rp 4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah) untuk biaya
operasional proses digitalisasi 400 tesis per bulan (total 1.600 tesis/4 bulan).
b. Perpustakaan menengah memiliki dana sekitar Rp 30.000.000 (tiga puluh juta
rupiah) untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya
tidak rutin dan Rp 3.000.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) untuk biaya
operasional proses digitalisasi 400 tesis per bulan (total 1.600 tesis/4 bulan).
c. Perpustakaan kecil memiliki dana sekitar Rp 11.000.000 (sebelas juta rupiah)
untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya tidak rutin
dan Rp 400.000 (empat ratus ribu rupiah) per bulan untuk biaya operasional
proses digitalisasi (400 tesis/4 bulan).
Struktur pembiayaan digitalisasi tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu biaya
rutin (bulanan) dan biaya investasi (tidak rutin, dikeluarkan hanya satu kali pada
saat proyek akan dimulai). Rincian anggaran dapat dilihat pada Lampiran 3
sampai 11. Sementara itu di Pustaka Bogor selain anggaran pembiayaan investasi
dan operasional proses digitization anggaran terbesar lainnya adalah anggaran
operasional acquisition of original digital work yaitu pengadaan karya digital asli
(born digital).
39
Berdasarkan uraian anggaran investasi dan operasional, struktur pembiayaan
proses digitalisasi di atas dan acquisition of original digital work di Pustaka
Bogor serta penelusuran harga pada literatur online diperlukan anggaran
pengembangan perpustakaan digital berbasis web sebagai tercantum dalam
Lampiran 12. Pada lampiran tersebut untuk tahun pertama dibutuhkan anggaran
standar biaya investasi sebesar Rp 123.309.000,- dan biaya opersional Rp
495.666.311,- Total anggaran yang dibutuhkan untuk tahun pertama sebesar Rp
618.975.311,-
Struktur pembiayaan pengembangan perpustakaan digital tersebut masih
sangat kecil apabila dibandingkan dengan struktur pembiayaan pengembangan
perpustakaan digital di perpustakaan perguruan tinggi di negara maju. Sebagai
contoh struktur pembiayaan pengembangan perpustakaan digital di dalam
Proposal for a University of Tennessee Digital Library Center tahun 2001, yang
merencanakan anggaran sebesar $ 471.008 atau sama dengan Rp 4.710.080.000
(kurs Rp 10.000 per 1 USD) pada tahun pertama, dengan rincian anggaran pada
Lampiran 13.
2.5 Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Bogor
Pustaka Bogor adalah pengelola perpustakaan digital dan penyebarluasan
informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian berbasis TI serta sebagai
Pusat Deposit Publikasi (Kepmentan no.433/Kpts/HM.160/9/2003) di lingkup
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Pengembangannya Perpustakaan Digital Pustaka berpedoman pada grand
design pengembangan perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, dan sejak tahun 2007 perpustakaan Pustaka Bogor bertugas
sebagai koordinator pengembangan sistem perpustakaan digital di 66 unit kerja
lingkup Balitbangtan (Lampiran 14).
Tujuan utama pengembangannya antara lain adalah mempermudah dan
mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval) dan proses
pertukaran serta pengiriman informasi (information exchange). Sedangkan
fungsinya antara lain mengelola sumber daya perpustakaan dan pengembangan
40
aplikasi teknologi informasi serta pengelolaan sarana instrumentasi teknologi
informasi dan bahan pustaka.
Dalam grand design pengembangan perpustakaan digital Pustaka Bogor
tersebut digambarkan bahwa dalam pengembangannya diperlukan satu kesatuan
dukungan dari lima elemen utamanya, yaitu sarana media, fungsi atau jenis
layanan, sistem pendukung, hubungan dengan lembaga lain, dan elemen dasar
serta operasional pemeliharaan. Elemen utama yang pertama adalah sarana
media. Salah satu sarana media peyebarluasan informasi Pustaka Bogor adalah
internet, dimana akses ke pangkalan data perpustakaan menjadi menjadi tidak
terbatas, baik oleh ruang maupun waktu. Menurut Maksum (2010) saat ini
seluruh perpustakaan unit kerja penelitian yang tersebar diseluruh provinsi sudah
mendapatkan akses informasi yang tersedia dalam server Pustaka melalui jaringan
internet (online). Sebaliknya seluruh perpustakaan unit kerja penelitian telah
melakukan upload data OPAC, PDF, DOC, PPT, ke Pustaka.
Elemen utama kedua adalah fungsi atau jenis layanan. Salah satu fungsi atau
jenis layanan perpustakaan digital Pustaka Bogor adalah layanan Online Public
Acces Catalog (OPAC). Layanan penelusuran informasi dalam format digital
tersebut sudah dapat dilakukan dengan cepat dan pengguna dapat lebih mudah
memperoleh layanan salinan (copy) informasi yang dibutuhkan, baik berupa hasil
cetak (print out) maupun salinan (download). Dalam grand design layanan-
layanan tersebut merupakan sebagian dari vertical service dari fungsi atau jenis
layanan perpustakaan digital yang merupakan ujung tombak layanan perpustakaan
digital Pustaka Bogor.
Kelancaran layanan-layanan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Maksum, Buldansyah dan Prawati (2008) antara lain terhadap
aksesibilitas informasi dan efektivitas layanan informasi digital di perpustakaan
Pustaka Bogor. Aksesibilitas (hal dapat dijadikan akses) informasi terhadap
sumber informasi digital baik sumber offline maupun online menunjukan tingkat
aksesibilitas yang tinggi. Efektivitas layanan informasi digital berdasarkan
ketersediaan fasilitas akses informasi online dan offline dan berdasarkan kepuasan
pengguna terhadap kecepatan akes online dan offline menunjukan tingkat yang
efektif.
41
Fungsi atau jenis layanan perpustakaan Pustaka Bogor sudah didukung elemen
utama ketiga, yaitu sistem layanan umum (common services) berupa sistem
jaringan, database, sistem keamanan data dan pelatihan. Untuk pangkalan data
Pustaka melanggan dari penerbit luar negeri yang sudah siap saji. Pangkalan data
tersebut disajikan pada Tabel 2:
Tabel 2 Pangkalan Data Elektronik Bidang Pertanian Dan Bidang Terkait Yang Dimiliki Digital Perpustakaan Pustaka Bogor
No Nama pangkalan data Akses Jenis informasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
ProQuest Science Direct TEEAL AGRICOLA AGRIS CARIS Tropag & Rural CAB Abstract Crops Protection Compendium Indonesiana Warintek Teknologi Tepat Guna Publikasi Badan LitbangPertanian Kumpulan Berita Surat Kabar CD-interaktif
Online Online Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Online Online Offline Offline
Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Bibliografis Abstrak Abstrak Abstrak Abstrak Abstrak Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Audio visual
Elemen utama keempat adalah hubungan dengan lembaga lain untuk berbagai
tujuan antara lain untuk meningkatakan information sharing. Untuk keempat
elemen utama tersebut telah didukung elemen utama kelima, yaitu elemen dasar
(basic elements) yang mencakup SDM yang handal, koleksi yang lengkap dan
bermutu, infrastruktur yang mendukung, SOP yang mendukung, dan manajemen
yang modern serta anggaran yang cukup.
Elemen utama yang terakhir adalah operasi pemeliharaan (maintenance
operation). Perpustakaan digital Pustaka Bogor menjadikan pemeliharaan
keseluruhan sistem perpustakaan digital menjadi elemen penting untuk bisa
menarik pemustaka dan memanfaatkannya tidak hanya sebagai tempat informasi
umum, tetapi juga untuk mendukung kinerjanya.
Berdasarkan dukungan kelima elemen utama perpustakaan digital tersebut
dan mangacu kepada laporan akhir tahun, akses pemustaka terhadap dokumen
42
online yang terdapat pada database Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dalam
kurun waktu 2007 sampai dengan 2011 menunjukan jumlah yang tinggi
sebagaimana tercantum dalam Tabel 3:
Tabel 3 Jumlah Dokumen Online Yang Diakses Di Pepustakaan Digital Pustaka Bogor Dari Tahun 2007 sampai dengan 2011
Jenis Dokumen
Jumlah Judul Dokumen Yang Diakses Per Tahun (Judul):
2007 2008 2009 2010 2011
Database Online
6.895 26.433 80.846 77.600 69.803
Sumber: Kusmayadi E. Manjur S., 2008; Kusmayadi E. Manjur S., 2009; Kusmayadi E., Maksum, 2010; Rufaidah VW., Widaningsih, 2011.
Jumlah tersebut adalah kondisi yang selalu melampaui capaian target yang
ditentukan tiap tahun selama kurun waktu lima tahun, sebagaimana terlihat dalam
Tabel 4:
Tabel 4 Pencapaian Target Jumlah Dokumen Online Yang Diakses Di Pepustakaan Digital Pustaka Bogor Tahun 2007 sampai dengan 2011
Jenis Dokumen
Target Akses Dokumen Online Per Tahun :
2007
2008
2009
2010
2011
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
Target
Capaian
%
Database Online
4.500 6.895 155,22 4.500 26.433 587,40 4.500 80.846 673,72 50.000 77.600 155,20 55.000 69.830 126,91
Sumber: Kusmayadi E. Manjur S., 2008; Kusmayadi E. Manjur S., 2009; Kusmayadi E., Maksum, 2010; Rufaidah VW., Widaningsih, 2011.
Kondisi tersebut menunjukan bahwa dengan dukungan elemen utama yang
salah satunya adalah elemen dasar (basic element) pengembangan sistem
perpustakaan digital berbasis web di Pustaka Bogor sudah berjalan sesuai standar
pengelolaan sistem perpustakaan digital berbasis web.
2.6 Studi Kelayakan
Dalam systems development life cycle (SDLC) O’Brien (2002) berpendapat
bahwa langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah tahap
43
investigasi sistem yang membutuhkan sebuah kajian awal yang disebut studi
kelayakan (Gambar 5). Studi kelayakan tersebut merupakan kajian awal yang
menyelidiki kebutuhan informasi dari perspektif pengguna dan menentukan
kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diajukan.
Selanjutnya Lucas (2000) menyatakan bahwa studi kelayakan menyajikan
beberapa alternatif potensial dan mengevaluasinya secara teknis, ekonomi, dan
ukuran-ukuran operasional. Sedangkan Laudon dan Laudon (1996) berpendapat
bahwa studi kelayakan dilakukan untuk menentukan solusi apakah yang mungkin
atau terjangkau, memberi batasan dan sumber daya organisasi.
Gambar 5. System Development Life Cycle ( O’Brien, 2002)
Kamus Bahasa Indonesia (1988) menjelaskan bahwa kata studi berarti
penelitian atau penyelidikan ilmiah sedangkan kelayakan berarti perihal yang
dapat (pantas, patut) dilaksanakan. Sedangkan Setiawan dalam Ensiklopedi
Nasional Indonesia (2004) menjelaskan frasa studi kelayakan adalah analisis
untuk mengambil keputusan tentang kelayakan suatu rencana investasi.
Selanjutnya Kamus Komputer dan Teknologi Informasi (2007) menjelaskan frasa
studi kelayakan tersebut merupakan studi yang digunakan apakah proyek yang
direncanakan layak untuk diteruskan atau tidak.
Salah satu elemen utama pengembangan perpustakaan digital sebagaimana
telah diuraikan di atas adalah elemen dasar yang menjadi salah satu elemen
Investigation/Planning
Analysis
Implementation
Maintenance
SDLC
ACTIVITIES PRODUCT
Feasibility study
Functional Requirement
System Specification
System Operational
Improved System
Design
44
yang perlu dianalisis kelayakannya. Elemen dasar yang dianalisis dalam studi
kelayakan ini terdiri dari: kelayakan sumber daya manusia, kelayakan koleksi
digital, kelayakan infrastruktur, kelayakan standard operational procedure (SOP),
kelayakan manajemen dan kelayakan anggaran.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Purbo (1999) dalam Maksum dan
Darmawiredja (2007) bahwa untuk membangun sebuah perpustakaan digital
diperlukan infrastruktur, SDM yang memadai dan mandiri, muatan lokal,
jaringan kerja dan pemanfatan sumber daya secara bersama serta merujuk kepada
elemen dasar dalam diagram model pengembangan perpustakaan digital.
Untuk melakukan studi kelayakan dibutuhkan informasi untuk menilai
kondisi faktual elemen-elemen dasar tersebut sehingga dapat dibuat rekomendasi
elemen dasar perpustakaan digital yang paling ideal. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam tahap pengembangan
sistem tersebut sebagaimana disebutkan oleh O’Brien (2002) antara lain:
a. Wawancara dengan pekerja, pelanggan dan manajer.
b. Kuisioner kepada pengguna akhir (end users) dalam organisasi.
c. Pengamatan pribadi, videotaping atau melibatkan diri dalam aktivitas
pengguna akhir.
d. Menguji dokumen, laporan panduan prosedur dan dokumentasi lain.
e. Pengembangan, simulasi dan pengamatan model dalam suatu aktivitas.
45
3 METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Perkembangan pesat TI saat ini sudah menjadi salah satu unsur yang sangat
mempengaruhi penyelenggaraan perpustakaan, sehingga salah satu strategi untuk
pengembangannya sebagaimana diuraikan dalam latar belakang penelitian adalah
melalui pengembangan perpustakaan berbasis TIK (ICT based), dengan
mengembangkan sistem perpustakaan digital berbasis web. Hal ini sesuai dengan
perkembangan dunia perpustakaan bahwa perkembangan mutakhir adalah
perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan
pengaksesan karena berorientasi pada data digital dan media jaringan komputer.
Oleh karena itu pengembangan sistem informasi perpustakaan berbasis TI
dalam format digital tersebut menjadi hal yang penting. Permasalahannya adalah
bahwa pengembangan perpustakaan digital tersebut salah satunya perlu didukung
oleh kondisi ideal elemen dasar (basic elements) perpustakaan digital
sebagaimana diuraikan dalam perumusan masalah. Untuk itu salah satu langkah
awal yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangannya adalah melakukan
studi kelayakan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web terhadap
kelayakan elemen dasar perpustakaan digital tersebut, yaitu: kelayakan SDM,
kelayakan koleksi, kelayakan infrastruktur, kelayakan SOP, kelayakan
manajemen dan kelayakan anggaran. Kelayakan elemen-elemen dasar tersebut
sangat menentukan keberhasilan pengembangan perpustakan digital.
Dari studi kelayakan tersebut diharapkan dapat diketahui tingkat kelayakan
elemen dasar perpustakaan digital berbasis web dan dapat didefinisikan kebutuhan
elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital minimal yang harus
dimiliki. Selain itu dapat memformulasikan saran serta menghasilkan
rekomendasi mengenai kelayakan elemen dasar yang harus dimiliki, dalam rangka
pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan STP
Jurluhkan Bogor.
46
3.2 Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara
menganalisis kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web yang
diperoleh dari literatur. Kemudian menganalisis kondisi standar elemen dasar
perpustakaan digital Pustaka Bogor dan kondisi obyektif elemen dasar
perpustakaan digital perpustakaan STP Jurluhkan Bogor melaui cara wawancara
(interview guide) dan daftar cocok (checklist). Selanjutnya membandingkan
(benchmarking) kondisi standard an obyektif tersebut dengan kondisi ideal elemen
dasar perpustakaan digital berbasis web.
Dengan cara ini dapat diketahui sejauh mana elemen dasar ideal perpustakaan
digital dapat terpenuhi oleh elemen dasar standar perpustakaan Pustaka Bogor dan
kondisi elemen dasar obyektif perpustakaan STP Jurluhkan Bogor. Selanjutnya
diolah, dianalisis dan digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan serta
merekomendasikan kondisi standar elemen dasar di perpustakan STP Jurluhkan
Bogor.
3.3 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian merupakan rangkain proses bagaimana tahapan suatu
penelitian dilaksanakan secara sistematis menggunakan metode ilmiah. Pada studi
kelayakan ini tahapan pelaksanaan penelitian tersebut dilakukan melalui
serangkain proses penelitian sebagaimana pada Gambar 6:
3.4 Prosedur Penelitian
Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada Gambar 6, maka tahapan
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
3.4.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mengenai sumber-
sumber informasi dan standar kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital
berbasis web.
3.4.2 Pengumpulan Data Awal
Berdasarkan studi literatur dilakukan pengumpulan data awal berupa sumber
informasi untuk mendeskripsikan kondisi ideal elemen dasar pengembangan
sistem perpustakaan digital berbasis web.
47
Gambar 6 Langkah-langkah Penelitian
3.4.3 Desain Penelitian
Berdasarkan data awal dibuat desain penelitian, yaitu proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif studi kasus (case study) dengan
melakukan studi kelayakan, yaitu studi kasus yang bersifat evaluatif yang
ditujukan pada layak tidaknya suatu tindakan atau usaha dilakukan
Komponen masalah yang dianalisis dalam studi kelayakan ini adalah
elemen dasar perpustakaan digital berbasis web, yaitu: kelayakan sumber daya
manusia, kelayakan koleksi digital, kelayakan infrastruktur, kelayakan standard
operational procedure (SOP), kelayakan manajemen dan kelayakan anggaran
Tahapan studi kelayakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan instrumen wawancara:
Instrumen yang dibuat adalah jenis instrumen wawancara (interview guide)
dan daftar cocok (checklist). Untuk memperoleh data dari setiap variabel yang
terdapat pada model penelitian, maka instrumen tersebut dibagi terhadap 6 (enam)
bagian elemen dasar perpustakaan digital, yaitu:
Pengumpulan Data Awal - Sumber informasi data standar elemen dasar perpustakaan digital - Mendeskripsikan kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital
Desain Penelitian; Studi Kelayakan: - Pembuatan instrumen wawancara (interview guide) dan daftar cocok (checklist) - Wawancara dan analisis data hasil wawancara dan daftar cocok kondisi elemen
dasar perpustakaan digital
Analisis data: - Membandingkan (benchmark) dan menganalisis hasil perbandingan kondisi standar dan
obyektif elemen dasar perpustakaan digital dengan kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital.
- Menentukan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan Digital - Memformulasikan & merekomendasikan kondisi standar elemen dasar perpustakaan
digital
Kesimpulan dan saran
SELESAI
Mulai
Studi Literatur
48
a) Instrumen untuk data SDM
b) Instrumen untuk data Koleksi
c) Instrumen untuk data Infrastruktur
d) Instrumen untuk data SOP
e) Instrumen untuk data Manajemen
f) Instrumen untuk data Anggaran
b. Wawancara dan Analisis data hasil wawancara
Wawancara dan daftar cocok dilakukan berdasarkan instrument wawancara
dan daftar cocok. Wawancara tersebut dilakukan kepada pengelola Perpustakaan
digital Pustaka Bogor dan Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor.
Analisis data hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan dilakukan
untuk membuktikan tingkat kelayakan kondisi elemen dasar standar Perpustakaan
digital Pustaka Bogor dan mengetahui tingkat kelayakan kondisi obyektif tingkat
kelayakan elemen dasar Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor.
3.4.4 Analisis Data
a. Membandingkan (benchmarking) dan menganalisis kondisi obyektif dan
kondisi standar terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital:
b. Menentukan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan Digital
c. Memformulasikan & merekomendasikan kondisi standar elemen dasar
perpustakaan digital
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan bulan Februari 2011, berlokasi di Pustaka Bogor
dan Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Pengolahan
dan analisis data dilakukan di Laboratorium Pasca Sarjana Ilmu Komputer-
FMIPA, Baranangsiang Bogor.
49
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai pengumpulan data awal pengembangan sistem
perpustakaan digital berbasis web, penyusunan instrumen wawancara, wancara
dan analisis hasil wawancara mengenai kondisi standar elemen dasar
Perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagai perpustakaan digital standar lingkup
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Selanjutnya analisis mengenai kondisi
obyektif elemen dasar Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor dan membahas
hasil studi kelayakan kondisi elemen dasar perpustakaan digital berbasis web.
Analisis dilakukan dengan membandingkan (benchmarking) antara kondisi
standar elemen dasar perpustakaan digital Pustaka Bogor dan kondisi obyektif
elemen dasar perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor terhadap kondisi ideal
elemen dasar perpustakaan digital berbasis web. Dari hasil perbandingan tersebut
dapat dilihat sejauh mana kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis
web yang sudah dan belum terpenuhi oleh perpustakaan digital Pustaka Bogor dan
perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor. Berdasarkan elemen dasar yang sudah
dan belum terpenuhi tersebut, maka dapat diketahui tingkat kelayakan elemen
dasar Perpustakaan digital Pustaka Bogor dan Perpustakaan digital STP Jurluhkan
Bogor serta memformulasikan saran rekomendasi untuk pengembangannya.
4.1 Pengumpulan Data Awal
Pengumpulan data awal dimaksud adalah kegiatan mengumpulkan data dari
berbagai sumber informasi agar tujuan penelitian dapat tercapai. Data awal yang
terkumpul adalah (1) sumber informasi dan (2) kondisi ideal elemen dasar
pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web.
4.1.1 Sumber Informasi
Sumber informasi yang dijadikan sumber pengumpulan data ideal elemen
dasar pengembangan perpustakaan digital berbasis web adalah dari beberapa
sumber. Sumber data pertama berupa tempat (place) yaitu lembaga-lembaga
standardisasi yaitu ANTA, PPAUME, APJII, IEEE, NISO, serta IFLA. Sumber
data kedua berupa kertas (paper) yaitu berupa buku-buku maupun jurnal, dan
sumber data ketiga sumber data digital berupa literature offline maupun online.
Sumber data keempat berupa orang (person) yaitu para pengelola perpustakaan.
50
Data yang diperoleh dari sumber-sumber Informasi tersebut adalah:
a. Australian National Training Authorithy (ANTA) yaitu rekomendasi
kompetensi dasar standar (standard core competency) SDM untuk pekerjaan
di bidang IT.
b. Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika (PPAUME) dan
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yaitu standar
sertifikasi SDM bidang pekerjaan yang terkait dengan internet.
c. Institut of Electrical and Electronics Engeneers (sekarang dikenal dengan
istilah Eye-triple-E) yaitu standar infrastruktur jaringan LAN berbasis pada
teknologi IEEE 802.3 ethernet dan berbasis pada teknokogi IEEE 802.11b
teknologi wi-fi.
d. National Information Standards Organization (NISO) yaitu standar koleksi
digital harus mengacu kepada empat kriteria utama (four core types entities).
e. International Federation of Library of Associations and Institutions (IFLA)
yaitu tiga metode utama membangun koleksi digital, dan dari
f. Berbagai data dari berbagai buku dan sumber-sumber literatur offline dan
online, serta dari
g. Pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor untuk
indikator elemen dasar lainnya.
4.1.2 Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web
Kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web adalah kondisi
yang sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau
dikehendaki. Kondisi ideal diramu berdasarkan sumber-sumber informasi tersebut
diatas, yaitu berupa indikator kondisi ideal masing-masing elemen dasar
pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yaitu:
4.1.2.1 Kondisi Ideal SDM
Berdasarkan standar ANTA, PPAUME, APJII dan sumber-sumber literatur
serta hasil wawancara dengan pengelola Perpustakaan digital Pustaka Bogor dan
STP Jurluhkan Bogor indikator kondisi ideal SDM perpustakaan digital berbasis
web sebagaimana tertera pada Tabel 5. Kondisi ideal SDM ini belum memasukan
indikator sertifikat kompetensi SDM perpustakaan digital di bidang TIK.
51
Tabel 5 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar SDM Perpustakaan Digital Berbasis Web.
1. Memiliki komponen countainers sebagai:
1) Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang
mendukung network (ANTA: ICAITS120A) (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA:
ICAITS122A) (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) (5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A) (6) Memahami routing
2) System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows (3) Melakukan instalasi Linux (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server (5) Memahami routing
3) Web Developer/Programer, dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)
(2) CGI Programing 2. Memiliki komponen contents sebagai:
1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:
(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) 2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:
(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA)
4.1.2.2 Kondisi Ideal Koleksi
Berdasarkan penelusuran sumber-sumber literatur offline dan online serta
hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP
Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal koleksi perpustakaan digital berbasis
web sebagaimana tertera pada Tabel 4.
Tabel 6 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Koleksi Perpustakaan Digital Berbasis Web.
1. Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext:
(1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital
2. Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata: 1) Katalog
52
2) Indeks 3) Abstrak
3. Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital: 1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio
4. Perpustakaan memiliki koleksi alamat web di internet
4.1.2.3 Kondisi Ideal Infrastruktur
Berdasarkan sumber-sumber literatur offline, online dan standar IEEE 802.3 dan
IEEE 802.11b serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor
dan STP Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal infrastruktur perpustakaan
digital berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 7.
Tabel 7 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Infrastruktur Perpustakaan Digital Berbasis Web.
1. Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware):
1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner
2. Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak: 1) Operating system 2) Database management system 3) Web browser 4) Aplikasi interface 5) Web server 6) Bahasa pemrograman
3. Perpustakaan memiliki jaringan: 1) Local Area Network (IEEE 802.3 dan IEEE 802.11b) 2) Internet 3) Website
4.1.2.4 Kondisi Ideal SOP
Berdasarkan sumber-sumber literatur offline dan online serta hasil wawancara
dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor,
53
indikator kondisi ideal SOP perpustakaan digital berbasis web sebagaimana
tertera pada Tabel 8.
Tabel 8 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar SOP Perpustakaan Digital Berbasis Web.
Perpustakaan memiliki:
1. SOP digitalisasi bahan perpustakaan 2. SOP penanganan dokumen digital 3. SOP sistem layanan perpustakaan digital 4. SOP pemeliharaan jaringan 5. SOP pemeliharaan web
4.1.2.5 Kondisi Ideal Manajemen
Berdasarkan standar NISO, IFLA dan sumber-sumber literatur offline dan
online serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan
STP Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal manajemen perpustakaan digital
berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 9.
Tabel 9 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Manajemen Perpustakaan Digital Berbasis Web.
1. Pengembangan koleksi digital berstandar kriteria NISO:
1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)
2. Pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA: 1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.:
(1) Scanning (2) Editing (3) Uploading
2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.
3. Kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian
4.1.2.6 Kondisi Ideal Anggaran
Berdasarkan sumber-sumber literatur offline dan online serta hasil wawancara
dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor,
indikator kondisi ideal anggaran pengembangan perpustakaan digital berbasis
web sebagaimana tertera pada Tabel 10.
54
Tabel 10 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Anggaran Perpustakaan Digital Berbasis Web.
1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi , yaitu:
1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan
2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. 2) Acquisition of original digital works.
Indikator kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web
selengkapnya terlampir pada Lampiran 15.
4.2 Instrumen Penelitian
Instrumen wawancara (instrumen guide) dan daftar cocok (checklist) kondisi
elemen dasar perpustakaan digital berbasis web disusun berdasarkan kondisi ideal
elemen dasar perpustakaan digital berbasis web sebagaimana tersebut di atas.
Instrumen tersebut sebagai panduan wawancara pengumpulan data kondisi elemen
dasar pengembangan perpustakaan digital berbasis web di Pustaka Bogor dan STP
Jurluhkan Bogor. Instrumen wawancara terlampir dalam Lampiran 16.
4.3 Wawancara dan Analisis Hasil Wawancara Mengenai Kondisi Standar Elemen Dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Wawancara dengan dua orang pengelola perpustakaan digital Pustaka Bogor
(biodata responden terlampir pada lampiran 17). Wawancara dilakukan untuk
membuktikan tingkat kelayakan kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital
Pustaka Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis
web, yaitu tingkat kelayakan: 1) SDM, 2) Koleksi, 3) Infrastruktur, 4) SOP, 5)
Anggaran dan 6) Manajemen. Analisis hasil wawancara tersebut adalah sebagai
berikut:
4.3.1 Kondisi SDM
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SDM
perpustakaan digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 11
55
membuktikan bahwa kondisi SDM yang ada di Perpustakaan Digital Pustaka
Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal SDM pengembangan perpustakaan
digital berbasis web.
Tabel 11 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SDM Perpustakaan
Digital Pustaka Bogor
Indikator Kondisi Ideal Ya
Tidak
1. Memiliki k omponen countainers sebagai: 1) Network Administrator , dengan kompetensi:
(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ -
(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A)
√
-
(3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A)
√ -
(4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)
√ -
(5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A
√
-
(6) Memahami routing √ - 2) System Administrator, dengan kompetensi:
(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ -
(2) Melakukan instalasi Microsoft Windows √ -
(3) Melakukan instalasi Linux √ - (4) Memasang dan menkonfigurasi mail
server, ftp server, web server √ -
(5) Memahami routing √ - 3) Web Developer/Programer dengan
kompetensi:
(1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) √ -
(2) CGI Programing √ -
2. Memiliki k omponen contents sebagai:
1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:
(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) √ -
2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:
(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) √ -
(2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) √ -
Persentase (%)
100
0
56
4.3.2 Kondisi Koleksi
Koleksi yang dimaksud adalah koleksi digital. Data yang diperoleh dari
hasil wawancara terhadap kondisi koleksi perpustakaan digital Pustaka Bogor
sebagaimana tertera pada Tabel 12 membuktikan bahwa kondisi koleksi yang ada
di perpustakaan Pustaka Bogor talah memenuhi indikator kondisi ideal koleksi
pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
Tabel 12 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Koleksi Perpustakaan Digital Pustaka Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Bahan dan sumber daya digital fulltext:
1) E- journal √ - 2) E-book √ -
3) E-newspaper √ -
4) E-zines √ -
5) Database online √ -
6) Karya ilmiah digital √ -
2. Sumberdaya metadata:
1) Katalog √ -
2) Indeks √ -
3) Abstrak √ -
3. Bahan-bahan multimedia digital:
1) Images √ -
2) Animation √ -
3) Video √ -
4) Audio √ - 4. Aneka situs di internet
√
-
Persentase (%)
100
0
4.3.3 Kondisi Infrastruktur
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi infrastruktur
perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagaimana tertera pada Tabel 13
membuktikan bahwa kondisi infrastruktur yang ada di perpustakaan digital
57
Pustaka Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal infrastruktur
pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
Tabel 13 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Infrastruktur Perpustakaan Digital Pustaka Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Memiliki k omponen perangkat keras (hardware):
1) 1 set computer server √ - 2) 4 set personal computer √ - 3) 1 unit hub √ - 4) 1 unit router √ - 5) 1 buah modem √ - 6) 1 unit UPS √ - 7) 1 set kabel konektor √ - 8) 1 set instalasi listrik √ - 9) 1 set instalasi jaringan √ - 10) 1 unit saluran telpon √ - 11) 1 unit printer √ - 12) 1 unit scanner √ -
2. Memiliki komponen perangkat lunak:
(1) Operating system √ - (2) Database management system √ - (3) Web browser √ - (4) Aplikasi interface √ - (5) Web server √ - (6) Bahasa pemrograman √ - (7) Adobe akrobat √ -
3. Jaringan:
(1) Local Area Network √ - (2) Internet √ - (3) Website √ -
Persentase (%)
100
0
4.3.4 Kondisi SOP
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SOP perpustakaan
digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 14 membuktikan bahwa
kondisi SOP perpustakaan digital Pustaka Bogor telah memenuhi indikator
kondisi ideal SOP pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
58
Tabel 14 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SOP Perpustakaan Digital Pustaka Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
Perpustakaan memiliki:
1. SOP digitalisasi bahan perpustakaan √ - 2. SOP penanganan dokumen digital. √ - 3. SOP sistem layanan perpustakaan digital. √ - 4. SOP pemeliharaan jaringan . √ - 5. SOP pemeliharaan web. √ -
Persentase (%)
100
0
4.3.5 Kondisi Manajemen
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi manajemen perpustakaan
digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 15 membuktikan bahwa
kondisi manajemen yang ada di perpustakaan digital Pustaka Bogor telah
memenuhi indikator kondisi ideal manajemen pengembangan perpustakaan digital
berbasis web.
Tabel 15 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Manajemen Perpustakaan Digital Pustaka Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar
kriteria four core types of entities NISO:
1) Collection (organized groups of object) √ -
2) Object (digital materials) √ -
3) Metadata (information about objects and collections) √ - 4) Initiatives (program or projects to create and manage
collection) √ -
2. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar
metode IFLA:
1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning √ -
(2) Editing √ -
(3) Uploading √ - 2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original
digital works.
√ -
3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.
√ -
59
3. Melakukan kegiatan lainnya:
1) Penyimpanan √ - 2) Pendistribusian √ - 3) Pelestarian √ -
Persentase (%)
100
0
4.3.6 Kondisi Anggaran
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi anggaran sebagaimana
tertera pada Tabel 16 membuktikan bahwa anggaran yang ada di perpustakaan
Pustaka Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal anggaran pengembangan
perpustakaan digital berbasis web.
Tabel 16 Hasil Wawancara Kondisi Anggaran Perpustakaan Digital Pustaka Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Pendanaan investasi, yaitu:
1) Perangkat keras √ -
2) Perangkat lunak √ - 3) Perangkat jaringan √ -
2. Pendanaan operasional :
1) Digitalisasi. √ - 2) Acquisition of original digital works. √ -
Persentase (%)
100
0
4.3.7 Rekapitulasi Hasil Perbandingan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi
standar elemen dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor diperoleh rekapitulasi
kondisi standar masing-masing elemen dasar sebagaimana tertera pada Tabel 17.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua elemen dasar pengembangan
sistem perpustakaan digital berbasis web pada kondisi ideal sebagaimana yang
tercantum dalam instrument wawancara sudah 100 % terpenuhi oleh kondisi
elemen dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor.
60
Tabel 17 Rekapitulasi Hasil Wawancara Kondisi Standar Elemen Dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor
No.
Elemen Dasar
Tingkat Kelayakan Indikator (%)
1. Sumber Daya Manusia 100
2. Koleksi 100
3. Infrastruktur 100
4. SOP 100
5. Manajemen 100
6. Anggaran 100
4.4 Wawancara dan Analisis Hasil Wawancara Mengenai Kondisi Obyektif
Elemen Dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Wawancara dengan tiga orang pengelola perpustakaan STP Jurluhkan Bogor,
(biodata responden terlampir pada Lampiran 18). Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital perpustakaan STP
Jurluhkan Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital, yaitu
tingkat kelayakan: 1) SDM 2) Koleksi 3) Infrastruktur 4) SOP 5) Anggaran dan
6) Manajemen. Analisis hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
4.4.1 Kondisi SDM
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SDM
sebagaimana tertera pada Tabel 18 di bawah ini dapat diketahui bahwa SDM
perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor memiliki 8 dari 16 kompetensi ideal
SDM perpustakaan digital berbasis web dengan kualifikasi SDM sebagaimana
tertera dalam Lampiran 19.
Tabel 18 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SDM Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Memiliki k omponen countainers sebagai:
1) Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA:
ICAITSO14B) √ -
61
(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A)
√
-
(3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A) - √
(4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)
- √
(5) Memonitor dan administer network security (ANTA: ICAITS124A
- √
(6) Memahami routing - √ 2) System Administrator, dengan kompetensi:
(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ -
(2) Melakukan instalasi Microsoft Windows √ - (3) Melakukan instalasi Linux - √ (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server,
ftp server, web server - √ (5) Memahami routing - √
3) Web Developer/Programer dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia
(ANTA: ICAMM65DA) √ -
(2) CGI Programing - √
2. Memiliki ko mponen contents sebagai:
1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:
(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) √ -
2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:
(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) √ -
(2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) √ -
Persentase (%)
50
50
4.4.2 Kondisi Koleksi
Koleksi dimaksud adalah elemen dasar koleksi digital, data yang diperoleh
dari hasil wawancara kondisi koleksi sebagimana tertera pada Tabel 19. Dari tabel
tersebut dapat ketahui bahwa perpustakaan STP Jurluhkan Bogor baru memiliki
tiga dari 14 jenis koleksi digital. Tiga jenis koleksi tersebut terdiri dari 10 judul
karya ilmiah digital fulltext karya ilmiah praktek akhir (KIPA), 3719 cantuman
bibliografi dalam online public access catalog (OPAC) dan 6 judul video dalam
bentuk digital versatile discs (DVD) sebagaimana terlampir dalam Lampiran 20
s.d 22.
62
Tabel 19 Hasil Wawancara Kondisi Koleksi Digital Perpustakaan Digital Jurluhkan Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal - √ 2) E-book - √ 3) E-newspaper - √ 4) E-zines - √ 5) Database online - √ 6) Karya ilmiah digital √ -
2. Sumberdaya metadata: 1) Katalog √ - 2) Indeks - √ 3) Abstrak - √
3. Bahan-bahan multimedia digital: 1) Images - √ 2) Animation - √ 3) Video √ - 4) Audio - √
4. Aneka situs di internet - √
Persentase (%)
21,40
78,60
4.4.3 Infrastruktur
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa kondisi
infrastruktur yang ada di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor telah memiliki 20
dari 21 komponen. Komponen-komponen elemen infrastruktur tersebut tertera
pada Tabel 20.
Spesifikasi komponennya terdiri dari hardware, software dan netware serta
konfigurasi jaringan sebagaimana terlampir dalam Lampiran 23 s.d 26.
Tabel 20 Hasil Wawancara Kondisi Infrastruktur Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Memiliki komponen perangkat keras (hardware):
1) 1 set computer server - √ 2) 4 set personal computer √ -
3) 1 unit hub √ -
63
4) 1 unit router √ -
5) 1 buah modem √ -
6) 1 unit UPS √ -
7) 1 set kabel konektor √ -
8) 1 set instalasi listrik √ -
9) 1 set instalasi jaringan √ -
10) 1 unit saluran telpon √ -
11) 1 unit printer √ -
12) 1 unit scanner √ -
2. Memiliki komponen perangkat lunak:
1) Operating system √ -
2) Database management system √ -
3) Web browser √ -
4) Aplikasi interface √ -
5) Web server √ -
6) Bahasa pemrograman √ -
3. Jaringan:
1) Local Area Network √ -
2) Internet √ -
3) Website √ -
Persentase (%)
95,20
4,80
4.4.4 Kondisi SOP
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi SOP dapat diketahui
bahwa di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum memiliki SOP sebagaimana
tertera pada Tabel 21.
Tabel 21 Hasil Wawancara Kondisi SOP Perpustakaan
Digital STP Jurluhkan Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
Perpustakaan Memiliki:
1. SOP digitalisasi bahan perpustakaan. - √ 2. SOP penanganan dokumen digital. - √ 3. SOP sistem layanan perpustakaan. digital. - √ 4. SOP pemeliharaan jaringan . - √ 5. SOP pemeliharaan web. - √
Persentase (%)
0,00
100
64
4.4.5 Kondisi Manajemen
Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi manajemen
sebagaimana tertera pada Tabel 22. Dari data tersebut diketahui bahwa kegiatan
manajemen perpustakaan digital di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum
melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan perpustakaan digital berstandar
kriteria NISO .
Manajemen perpustakaan baru melaksanakan kegitan berstandar metode
IFLA dan kegiatan lainnya kecuali acquisition of original digital works, yaitu:
a) Digitization
b) Acces works to external materials
c) Penyimpanan
d) Pendistribusian
e) Pelestarian
Secara keseluruhan perpustakaan STP Jurluhkan Bogor telah melaksanakan tujuh
dari 12 kegiatan manajemen pengembangan perpustakaan digital.
Tabel 22 Hasil Wawancara Kondisi Manajemen Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar
kriteria NISO:
1) Collection (organized groups of object) - √ 2) Object (digital materials) - √
3) Metadata (information about objects and collections) - √
4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)
-
√
2. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA:
1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning √ -
(2) Editing √ -
(3) Uploading √ -
2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works.
- √
3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.
√ -
65
3. Melakukan kegiatan lainnya:
1) Penyimpanan √ -
2) Pendistribusian √ -
3) Pelestarian √ - Persentase (%) 58,30 41,70
4.4.6 Kondisi Anggaran
Anggaran dimaksud adalah anggaran investasi dan operasional untuk
pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Secara khusus anggaran
tersebut belum ada, yang ada adalah anggaran yang terkait dengan pengembangan
perpustakaan digital berupa anggaran investasi untuk perangkat keras.
Perpustakaan STP Jurluhkan juga belum memiliki pendanaan khusus untk
operasional digitalisasi, Acquisition of original digital works, Acces to external
materials, penyimpanan, pendistribusian dan pelestarian.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi anggaran yang tercantum
pada Tabel 23 dapat diketahui bahwa anggaran yang ada di Perpustakaan STP
Jurluhkan Bogor baru memiliki satu dari sembilan komponen yang terkait
pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Anggaran tersebut yaitu
anggaran pendanaan investasi untuk perangkat keras.
Anggaran investasi untuk perangkat lunak dan jaringan serta anggaran untuk
operasional belum tersedia. Selengkapnya anggaran yang ada di perpustakaan
STP Jurluhkan Bogor yang bersumber dari APBN enam tahun terakhir terlampir
pada Lampiran 27.
Tabel 23 Hasil Wawancara Kondisi Anggaran Perpustakaaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Indikator Kondisi Ideal
Ya
Tidak
1. Memiliki pendanaan investasi, yaitu:
1) Perangkat keras √ -
2) Perangkat lunak - √ 3) Perangkat jaringan - √
2. Memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. - √ 2) Acquisition of original digital works. - √
66
3) Acces to external materials. - √ 4) Penyimpanan - √ 5) Pendistribusian - √ 6) Pelestarian - √
Persentase (%)
11,11
88,89
4.4.7 Rekapitulasi Hasil Perbandingan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi
obyektif elemen dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor diperoleh
rekapitulasi kondisi obyektif masing-masing elemen dasar sebagaimana tertera
pada Tabel 24. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua elemen dasar
pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web pada kondisi ideal
segaimana tercantum dalam instrument wawancara belum 100 % terpenuhi oleh
kondisi elemen dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor.
Tabel 24 Rekapitulasi Hasil Wawancara Kondisi Obyektif Elemen Dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
No.
Elemen Dasar
Kondisi Elemen Dasar (%)
1. Sumber Daya Manusia 50,00
2. Koleksi 21,40
3. Infrastruktur 95,20
4. SOP 0,00
5. Manajemen 58,30
6. Anggaran 11,11
4.5 Hasil Studi Kelayakan Kondisi Elemen Dasar Perpustakaan Digital
Berbasis Web. Studi kelayakan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web
dilakukan berdasarkan analisis hasil perbandingan (benchmarking) hasil
wawancara kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan
kondisi standar perpustakaan digital Pustaka Bogor terhadap kondisi ideal elemen
dasar perpustakaan digital berbasis web. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat
sejauh mana kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital yang sudah terpenuhi
67
oleh perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor dan perpustakaan digital Pustaka
Bogor.
Tujuannya perbandingan adalah untuk membuktikan kelayakan elemen dasar
perpustakaan digital Pustaka Bogor dan untuk mengetahui tingkat kelayakan
pengembangan perpustakaan digital berbasis web di perpustakaan STP Jurluhkan
Bogor serta memformulasikan saran rekomendasi untuk pengembangannya. Hasil
perbandingan selengkapnya tercantum pada Tabel 25 s.d. 31, sedangkan hasil
rekapitulasi perbandingan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital
berbasis web Pustaka Bogor dan perpustakaan digital STP Bogor tercantum dalam
Tabel 29.
4.5.1 Kondisi SDM
Analisis elemen dasar SDM dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 25,
diperoleh persentase tingkat kelayakan SDM Pustaka Bogor terpenuhi 100%,
sedangkan STP Jurluhkan Bogor baru mencapai 50% meliputi sebagai Network
Administrator dengan kompetensi menghubungkan perangkat keras dan
melakukan konfigurasi sistem operasional yang mendukung network. Sebagai
System Administrator dengan kompetensi menghubungkan perangkat keras dan
melakukan instalasi Microsoft Window. Sebagai Web Development Programer
dengan kompetensi membuat halaman web dengan multimedia. Dan sebagai Data
Base Administrator (DBA) dengan kompetensi memonitor dan administrator
sebuah data base. Serta sebagai Web Designer/Content Developer dengan
kompetensi kemampuan menangkap digital image dan membuat halaman web
dengan multimedia. Hal ini berarti masih diperlukan penyempurnaan 50 % lagi
untuk mencapai kriteria yang ideal.
Tabel 25 Hasil Perbandingan (Benchmark) SDM Perpustakaan Digital Pustaka
Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Elemen Dasar
Indikator Elemen Dasar Ideal
Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak
SDM
1. Komponen Countainers: 1) Sebagai Network Administrator dengan
kompetensi:
(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ - √ -
(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang √ - √ -
68
mendukung network (ANTA: ICAITS120A)
(3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A)
√ - - √
(1) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) √ - - √
(5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A √ - - √
(6) Memahami routing √ - - √ 2) Sebagai System Administrator, dengan
kompetensi:
(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ - √ -
(2) Melakukan instalasi Microsoft Windows √ - √ -
(3) Melakukan instalasi Linux √ - - √ (4) Memasang dan menkonfigurasi mail
server, ftp server, web server √ - - √
(5) Memahami routing √ - - √ 3) Sebagai Web Developer/Programer
dengan kompetensi:
(1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) √ - √ -
(2) CGI Programing √ - - √ 2. Komponen Contents:
1) Sebagai Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:
(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) √ - √ -
2) Sebagai Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:
(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) √ - √ -
(2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) √ - √ -
Persentase Tingkat Kelayakan (%)
100
50,00
4.5.2 Kondisi Koleksi
Analisis elemen dasar koleksi dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 26,
diperoleh persentase tingkat kelayakan koleksi Pustaka Bogor terpenuhi 100%,
sedangkan STP Jurluhkan Bogor hanya mencapai 21.4% yang meliputi indikator
karya ilmiah digital, katalog dan video. Hal tersebut berarti 79.6% elemen dasar
koleksi belum terpenuhi.
69
Tabel 26 Hasil Perbandingan (Benchmark) Koleksi Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
4.5.3 Kondisi Infrastruktur
Analisis elemen dasar terkait dengan infrastruktur dari beberapa indikator
sebagaimana Tabel 27, diperoleh persentase tingkat kelayakan infrastruktur
Pustaka Bogor terpenuhi 100%, dan STP Jurluhkan Bogor diperoleh prosentase
tingkat kelayakan 95,3%, yang berarti bahwa hampir semua indikator elemen
dasar ideal sudah terpenuhi, kecuali 1 unit computer server.
Tabel 27 Hasil Perbandingan (Benchmark) Infrastruktur Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Elemen Dasar
Indikator Elemen Dasar Ideal
Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak
Infra-struktur
1. Komponen perangkat keras (hardware) minimal:
1) 1 set computer server √ - - √ 2) 4 set personal computer √ - √ -
3) 1 unit hub √ - √ -
4) 1 unit router √ - √ -
5) 1 buah modem √ - √ -
6) 1 unit UPS √ - √ -
Elemen Dasar
Indikator Elemen Dasar Ideal
Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak
Koleksi 1. Bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal √ - - √ 2) E-book √ - - √ 3) E-newspaper √ - - √ 4) E-zines √ - - √ 5) Database online √ √ 6) Karya ilmiah digital √ - √ -
2. Sumberdaya metadata: 1) Katalog √ - √ - 2) Indeks √ - - √ 3) Abstrak √ - - √
3. Bahan-bahan multimedia digital: 1) Images √ - - √ 2) Animation √ - - √ 3) Video √ - √ - 4) Audio √ - - √
4. Aneka situs di internet √ - - √
Persentase Tingkat Kelayakan
100
21,40
70
7) 1 set kabel konektor √ - √ -
8) 1 set instalasi listrik √ - √ -
9) 1 set instalasi jaringan √ - √ -
10) 1 unit saluran telpon √ - √ -
11) 1 unit printer √ - √ -
12) 1 unit scanner √ - √ -
2. Komponen perangkat lunak: 1) Operating system √ - √ -
2) Database management system √ - √ -
3) Web browser √ - √ -
4) Aplikasi interface √ - √ -
5) Web server √ - √ -
6) Bahasa pemrograman √ - √ -
3. Jaringan: 1) Local Area Network √ - √ -
2) Internet √ - √ -
3) Website √ - √ -
Persentase Tingkat Kelayakan
100
95,20
4.5.4 Kondisi SOP
Analisis elemen dasar infrastruktur dari beberapa indikator sebagaimana
Tabel 28, diperoleh persentase tingkat kelayakan SOP Pustaka Bogor terpenuhi
100%, sedangkan STP Jurluhkan masih 0 %. Hal ini berarti semua Standard
Operation Procedure (SOP) yang meliputi konversi dokumen, upload ke web,
pengolahan dokumen digital, sistem pelayanan pustakaan digital, pemeliharaan
jarigan dan pemeliharaan web semuanya belum dimiliki oleh STP Jurluhkan
Bogor, sehingga perlu dilengkapi.
Tabel 28 Hasil Perbandingan (Benchmark) SOP Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Elemen Dasar
Indikator Elemen Dasar Ideal
Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak
SOP Perpustakaan memiliki: 1) SOP konversi dokumen. √ - - √ 2) SOP upload ke web. √ - - √ 3) SOP pengolahan dokumen digital. √ - - √ 4) SOP sistem layanan perpust. digital. √ - - √ 5) SOP pemeliharaan jaringan . √ - - √ 6) SOP pemeliharaan web. √ - - √
Persentase Tingkat Kelayakan
100
0,00
71
4.5.5 Kondisi Manajeman
Analisis elemen dasar manajemen dari beberapa indikator sebagaimana
Tabel 29, diperoleh persentase tingkat kelayakan manajemen Pustaka Bogor
terpenuhi 100%, sedangkan STP Jurluhkan baru mencapai 58,3%. Hal ini berarti
yang sudah terpenuhi elemen scanning, editing, uploading, penyipanan,
pendistribusian, pelestarian, sedangkan 41,7% belum terpenuh oleh STP
Jurluhkan, sehingga perlu dilengkapi.
Tabel 29 Hasil Perbandingan (Benchmark) Manajemen Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Elemen Dasar
Indikator Elemen Dasar Ideal Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak
Mana-jemen
1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar kriteria NISO:
1) Collection (organized groups of object)
√ - - √
2) Object (digital materials) √ - - √ 3) Metadata (information about objects
and collections) √ - - √
4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)
√ - - √
4. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA:
1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.:
(1) Scanning √ - √ -
(2) Editing √ - √ -
(3) Uploading √ - √ -
2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works.
√ - - √
3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.
√ - √ -
5. Melakukan kegiatan lainnya: √ - √ -
1) Penyimpanan √ - √ -
2) Pendistribusian √ - √ -
3) Pelestarian √ - √ -
Persentase Tingkat Kelayakan
100
58,30
4.5.6 Kondisi Anggaran
Analisis elemen dasar anggaran dari beberapa indikator sebagaimana Tabel
30, diperoleh persentase tingkat kelayakan koleksi Pustaka Bogor terpenuhi
100%, sedangkan STP Jurluhkan hanya mencapai 11,11 %. Hal ini berarti hanya
72
anggaran perangkat keras, yang sudah dimiliki STP Jurluhkan Bogor, sehingga
elemen dasar lain sebanyak 88,89 % perlu dilengkapi.
Tabel 30 Hasil Perbandingan (Benchmark) Anggaran Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
Elemen Dasar
Indikator Elemen Dasar Ideal
Pustaka STP
Ya Tidak Ya Tidak
Anggaran 1. Pendanaan investasi, yaitu:
1) Perangkat keras √ - √ -
2) Perangkat lunak √ - - - 3) Perangkat jaringan √ - - -
2. Pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. √ - - √ 2) Acquisition of original digital works. √ - - √ 3) Acces to external materials. √ - - √ 4) Penyimpanan √ - - √ 5) Pendistribusian √ - - √ 6) Pelestarian √ - - √
Persentase Tingkat Kelayakan
100
11,11
4.5.7 Rekapitulasi k Kondisi Elemen Dasar
Hasil rekapitulasi perbandingan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan
digital Pustaka Bogor dan perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor terhadap
kondisi ideal elemen dasar tercantum dalam Tabel 31.
Tabel 31 Rekapitulasi Hasil Studi Kelayakan Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web.
No.
Elemen Dasar
Tingkat Kelayakan (%)
Pustaka
STP
1 Sumber Daya Manusia 100 50,00
2 Koleksi 100 21,40
3 Infrastruktur 100 95,20
4 SOP 100 0,00
5 Manajemen 100 58,30
6 Anggaran 100 11,11
73
Berdasarkan analisis hasil wawancara, perbandingan dan rekapitulasi hasil
perbandingan tersebut di atas menunjukkan bahwa semua kondisi ideal elemen
dasar perpustakaan digital terpenuhi 100 % oleh kondisi elemen dasar
perpustakaan Pustaka Bogor. Kondisi tingkat kelayakan tersebut membuktikan
bahwa kondisi elemen dasar perpustakaan Pustaka Bogor sudah layak dalam
mengembangkan perpustakaan digital berbasis web.
Sedangkan di Perpustakaan STP Jurluhkkan menunjukkan bahwa semua
kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital belum terpenuhi 100 %. Kondisi
tingkat kelayakan yang demikian menunjukkan bahwa kondisi elemen dasar
perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum 100 % layak dalam mengembangkan
perpustakaan digital berbasis web.
4.6 Rekomendasi Untuk Perpustakaan Digital Berbasis Web STP Jurluhkan Bogor
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang mencakup hasil wawancara, analisis
hasil wawancara dan hasil perbandingan serta rekapitulasi hasil perbandingan
tingkat kelayakan kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital STP
Jurluhkan Bogor semua indikator elemen dasarnya tidak memenuhi kondisi
elemen dasar yang ideal. Untuk dapat memenuhi kondisi elemen dasar yang ideal
tersebut, maka direkomendasikan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk
memenuhinya sebagaimana Tabel 32:
75
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan diperoleh kondisi tingkat
kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web perpustakaan
Pustaka Bogor mencapai 100 %. Kondisi tingkat kelayakan tersebut
membuktikan bahwa kondisi elemen dasar perpustakaan Pustaka Bogor sudah
layak dalam mengembangkan perpustakaan digital berbasis web.
b Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan diperoleh kondisi tingkat
kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web perpustakaan STP
jurluhkan Bogor yaitu 50,00 % kondisi elemen dasar SDM, 21,40 % kondisi
elemen dasar koleksi, 95,20 % kondisi elemen dasar infrastruktur, 0,00 %
kondisi elemen dasar SOP dan 58,30 % kondisi elemen dasar manajemen
serta 11,11 % kondisi elemen dasar Anggaran, atau rata-rata kondisi elemen
dasar adalah 39,35 %.
c Berdasarkan tingkat kelayakan tersebut kondisi elemen dasar perpustakaan
STP Jurluhkan Bogor belum 100 % layak untuk mendukung pengembangan
perpustakaan digital berbasis web.
d Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor perlu meningkatkan kelayakan elemen
dasar perpustakaan digitalnya agar dapat mendukung pengembangan
perpustakaan digital berbasis web-nya.
5.2. Saran
a. Kondisi elemen dasar ideal harus agar segera dipenuhi dan dikembangkan,
sehingga semua persyaratan tingkat kelayakan perpustakaan digital berbasis
web bagi STP Jurluhkan Bogor dapat terwujud dengan layak dan optimal.
b. Dalam upaya untuk melengkapi semua elemen ideal termaksud serta proses
pengembangannya, maka sebaiknya dapat dilakukan dengan berpedoman
kepada rekomendasi hasil penelitian ini.
76
c. Penelitian ini dapat dilanjutkan lebih spesifik dengan melakukan antara lain
berupa analisis terhadap masing-masing komponen elemen dasar
pengembangan perpustakaan digital berbasis web.
77
DAFTAR PUSTAKA
Achmad 2006. Perpustakaan Dijital: Tantangan Menawan Bagi Pustakawan.
Makalah Lokakarya Pengembangan Teknologi Informasi Perpustakaan Sebagai Salah Satu Tantangan dalam Upaya Pembinaan SDM Mengarah ke Digitalisasi. Bangkalan, Madura. Perpustakaan Universitas Trunojoyo.
Aji RF. dan Kurniawan H. 2007. Rdf Dalam Pertukaran Data Perpustakaan
Digital. Tersedia dari http://www.google.com/search? hl=&q=RDF+ Resource+Description+Framework+Rizal++Fathoni&sourceid=navclientff&rlz=1B3WZPB_enID351ID353&ie= UTF-8 [3/6/2010]
Arif I. 2003. Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan. Makalah
Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan”, Universitas Muhamadiyah Malang 4 Oktober 2003
Aries M. dan Saleh AR. 2005. Penyusunan Standard Operation Procedure.
Webblog [online]. Tersedia dari: http://ar-saleh.blogspot.Com/2005/02 /penyusunan-standard-operating.html [8/5/2010]
[ARL] Association of Research Libraries 1995. Definition and Purposes of a
Digital Library. http://archive.ifla.org.documents/libraries/net/arl-dlib.txt [5/3/2010]
Astuti S. dan Kusmayadi E. 2012. Pengadaan Koleksi Di Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian. Bogor: Pustaka. Berkatindo Nusantara 2010. Perpustakaan Digital E-Library 2010[WWW]
Berkatindo Nusantara. Tersedia dari: http://indonetwork.co.id/Berkatindo Nusantara/1885480/ perpustakaan-digital-e-library 2010 (19/6/2010)
[CAUDIT] Council of Australian University Directors of Information Teknology
2001. Common IT Position Descriptions Project. Australia: Del Cseti Associates, pp. 34-36
Chisenga J. 2003. Digital Libraries and Virtual Libraries: Definitions, Concept
and Goals. Paper presented in Workshop on Technical Aspects of Building Digital Libraries and Electronic Information Networks. Addis Abeba, Ethiopia: United Nations Economic and Social Council
Clevelend G. 1998. Digital Libraries: Definitions, Issues and Challenges.
Occasional Paper 8. Ottawa: Universal Dataflow and telekomunication Core Programme, International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA).
Daryono 2008. Manajemen Perpustakaan. Tersedia dari: http://daryono.staff.uns.
ac .id/2008/09 /24/ manajemen- perpustakaan/ (14/5/2010)
78
[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dep. P dan K.
[Deptan] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2006. Executive Summary
Grand Design Perpustakaan Digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan Litbang Pertanian. Bogor: Deptan.
[DLF) Digital Library Federation 1998. A Working Definiton of Library.Tersedia
dari: http://www.diglib.org/about/dl definition.htm [9/6/2010] Downing D. dan Covington M. 1990. Kamus Istilah Komputer. Jakarta, Penerbit
Erlangga. Harmawan 2008. Membangun Perpustakaan Digital: Suatu Tinjauan Aspek
Manajemen. Tersedia dari: http://pustaka.uns.ac.id/ include/ inc_ print.php?nid=37 (7/5/2010)
Harter SP. 1996. What is a Digital Library? Definition, Contentand Issues. A
Paper Presented at KOLLIS DL’96: International Conference on Digital Library and Information Service for the 21st Century,September 10-13, 1996, Seoul, Korea
Hartinah S. 2009. Pemanfaatan Alih Media Untuk Pengembangan Perpustakaan
Digital. Visi Pustaka Majalah Perpustakaan Vol. 11 No. 3 Desember 2009 hal. 13-18
Hasugian J. dan Rabita E. 2005. Infrastruktur Informasi Global dan
DampaknyaTerhadap Perpustakaan. Jurnal Studi Perpustakaan dan informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2005
Julie 2010. Belajar php: “Fungsi/Method. Webblog [online)postine sedia
dari://php-mysql-solution. blogspot.com [1/5/2010] Kamus Komputer dan Teknologi Informasi 2007. Studi Kelayakan. Tersedia dari:
http://www.total.or.id/info.php?kk= Feasibility%20study [ 20/4/ 2010]) .
Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Istilah Proses. Tersedia dari: http://www.total.or.id/info.php?kk=proses [03-November-2010]
Kusmayadi E., Mansjur S. 2008. Laporan Akhir Tahun; Peningkatan Akses
Layanan Iptek Pertanian Tahun Anggaran 2008. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.
Kusmayadi E., Mansjur S. 2009. Laporan Akhir Tahun; Peningkatan Akses
Layanan Iptek Pertanian Tahun Anggaran 2009. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.
79
Kusmayadi E., Maksum. 2010. Laporan Akhir Tahun: Layanan Informasi Terbaru Penelusuran dan Pemamfaatan Bersama Informasi Denga PT dan LPND. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian.
Rufaidah VW., Widaningsih. 2011. Laporan Akhir Tahun: Layanan Informasi
Terbaru Penelusuran dan Pemamfaatan Bersama Informasi Denga PT dan LPND. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian.
Laudon KC and Laudon JP. 1996. Management Information System:
Organitation and Technology. 4th ed. By Prentice-Hall, Inc. P. 412 [LSP Telematika) Lembaga Sertifikasi Profesi. 2012. LSP Telematika. Tersedia
dari: http://home.lsp-telematika.or.id/files/11-1049-635.php [16/8/12] Lucas HC. 2000. Information Technology for Management.7th ed. Irwin
McGraw-Hill. P.416 Makarim E. dan Prastyo BA. 2007. Peraturan an Etika Dalam Dunia Digital.
Jakarta: CV. Sagung Seto. Maksum, Buldansyah DL. Prawati B. 2008. Aksesibilitas Informasi, Intensitas
Komunikasi, dan Efektivitas Layanan Informasi Digital. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 17. No. 2, 2008 hal. 51-54
Maksum dan Darmawiredja MR. 2007. Perpustakaan Model UK/UPT
Departemen Pertanian: Suatu Pendekatan Manajemen dan Organisasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 16, Nomor2, 2007 hal. 35-42
Mustafa B. dan Yulia Y. 2005. Memenuhi Harapan Pengguna Tentang Layanan
Prima Perpustakaan Melalui Penerapan SOP(Standard Operation Procedure) Digital. Jurnal Pustakawan Indonesia.volume 7 nomor 1.
Neuschel RF. 2012. Definisi, Informasi dan Sistem Informasi. Tersedia dari:
http://k4c1r.netau.net/Analisis%20&%20Perancangan%20Sistem%20Informasi/Definisi%20Sistem_%20Informasi_%20Dan%20Sistem%20Informasi.pdf [26 Juni 2012]
[NISO] National Information Standards Organizatio, 2007. A Framework of
Guidance for Building Good Digital Cillections. 3rd Edition. Baltimore: NISO with supportfrom the Institut of Museum and Library Services
O’Brien J.A. 2002. Management Information System: Managing Information
Technol ogy In E-Bussines Enterprise. 4th ed. NY:McGraw-Hill Inc. Pardosi M, 2001. Bimbingan Belajar Internet. Surabaya: Indah.
80
Pendit PL, Suryandari A, Amiprasetyo B, Makarim E, Aditirto IU, Ruldeviyani Y, Sucahyo YG, Wijayanti L.2007. Perpustakaan Digital Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta. CV Sagung Seto.
Pudjiono. 2006. Membangun Citra: Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia
Menuju Perpustakaan Bertaraf International. Surabaya: Unair. Purbo OW. 2010. Apa Bedanya Internet (WWW) Purbo OW. Tersedia dari
http://pusdatin.deptan.go.id/admin/RB/Internet/Apa%20bedanya%20Internet.pdf [12/9/2010]
[PNRI] Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 2010. Infrastruktur Digital
[WWW] Tersedia dari http://www.perpuspedia.Digilib.pnri.go.id/ index.php/InfrastrukturDigital [5/3/2010].
PPAUME, APJII 2000. Standar Sertifikasi Teknologi Informasi Bidang Internet.
Bandung: Institut Teknologi Bandung. PSB-SMA 2010. Cara Pemasangan Jaringan Internet [WWW] PSB-SMA tersedi
dari http://www.psb-psma.org/forum/jaringan-dan-internet/jaringan-intranet/ [12/3/ 2010]
Purtini W. 2010. Digital Library From Indonesial DLN. Tersedia dari
http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin /Makalah/Materi-depag07/pelatihanunpad/ Digital %library.doc) [6/3/2010]
Rufaidah VW. 2007. Knowledge Commerce: Peluang Implementasinya di Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 16. No. 2, 2007 hal. 44-50
Ruldeviyani Y. dan Sucahyo, Y.G., 2007. Infarstruktur Perpustakaan Digital.
Jakarta. CV Sagung Seto Saleh A.R., 2010. Membangun Perpustakaan Digital. Jakarta. CV Sagung Seto Sastraatmadja T. 2003. Konsep Peningkatan Daya Saing Pada Pelayanan Jasa
Informasi, di Perpustakaan. Tersedia dari: http://www. google. com/ search?hl=&q=Pengukuhan+pustakawan+utama+Tintin+S+&sourcei=navclient-ff&rlz=1B3WZPB_enID 351ID353&ie=UTF-8 [13/3/2010]
Seminar KB. 2004. Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Institut Pertanian
Bogor. Bogor: IPB Setiawan B. 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT Delta Pamungkas,
p.267. Siregar R. 1999. Internet: Strategi PenggnaannyaDi Perpustakaan Perguruan
Tinggi. http://library.usu.ac.id/download/lib/Internet.html
81
Sopandi D. 2008. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung: Informatika
Subrata G. 2009. Perpustakaan Digital. Tersedia dari: http: //library .um. ac.id
/images/stories/ pustakawan/kargto/Perpustakaan Sudarsono B., 1994. Peran Pustakawan dalam Pembangunan Nasional Indonesia,
Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol.6, No. 1-2. Sudayat RI. 2009. Sumber Daya Manusia. Tersedia dari:
http://ridwaniskandar.files.wordpress. com/2009/1-pengertian-sdm.pdf. [14/4/2010]
Sugiono. 2009. World Wide Web. Tersedia dari http: //sugiono04 . wordpress.
com/artikel-wwwworld-wide-web/ [30/6/2012] Sulistyo-Basuki. 2006. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pustaka Dalam
Rangka Pembentukan Perpustakaan Digital; Makalah Seminar Nasional Grand Design Perpustakaan Digital. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
Supriadi E. 2009. Pengembangan Perpustakaan Sebagai Sarana Pusat Sumber
Informasi Masa Depan. Tersedia dari: http://erisupriadi.blog .unej. ac.id/2009/02023/ pengembangan -perpustakaan sebagai-sarana-pusat-sumber-informasi-masa-depan [12/3/2010]
Supriyanto 2008. Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Perpustakaan Digital
Nasional. Makalah yang disampaikan pada acara Konferensi Perpustakaan Digital Indonesi (KPDI) ke-1, 2 Desember 2008 di Hotel Artika Discovery, Kuta-Bali.
Surachman A. 2010. Membengun Koleksi Digital. http://arifs.staff.ugm.ac.id/
mypaper/ Dig_coll_Building.doc [15/4/210] Suryandari A. 2007. Aspek Manajemen Perpustakaan Digital.Jakarta: Sagung
Seto, 2007 Suryati E. 2009. Kajian Kapasitas Perpustakaan Digital: Studi Kasus Pada
Perpustakaan Di Lingkungan Universitas Indonesia [Tesis]. Depok: Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia.
Sutarsyah, Seminar K.B., Mulyani, E.S., 2008. Pengembangan Sistem Jasa
Konsultasi Botani Online. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 17. No. 2, 208 hal. 67-68
Tofik. 2012. Pengertian Sistem, Definisi Sistem. Tersedia dari:
http://tofikonline.me/pengertian-sistem-definisi-sistem.html.[26/6/2012]
82
Wahono SW. 2006. Teknologi Informasi untuk Perpustakaan: Perpustakaan Digital dan Sistem Otomasi Perpustakaan. Tersedia dari: http://www.scribd.com/ doc/ 3020850/Perpustakaan-Digital-dan-Sistem-Otomasi-Perpustakaan(12/3/2010)
Wijaya YP. 2012. Pengertian Internet ( interconnected network). Tersedia dari: http://yogapw.wordpress.com/2012/04/08/pengertian-internet-interconnected-network/[30/6/2012]
Witten IH. and Bainbridge D. 2003. How To Built a Digital Library. San Francisco: Morgan Kaufmann Publisher.
World Friend 2010. Pengertian Web Server [WWW]. Word Friend. Tersedia dari
http://www.World friend. web.id/pengertian-web-server [16/6/2010].
Wordpress 2010. Perkembangan Perpustakaan Digital [WWW]. Wordpress.com. Tersedia dari: http://fpdp.wordpress.com/perkembangan-perpustakaan-digital/ [23 Juni 2012]
83
Lampiran 1 Contoh SOP Digitalisasi (sumber perpustakaan IPB) dan Alur Kerja Digitalisasi Bahan Perpustakaan Perpustakaan Digital
PERPUSTAKAAN …………………..
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Hal : Revisi ke : Tgl. Efektif :
Modul : Digitalisasi Bahan Perpustakaan Kode : Tujuan : Mengalihbentukkan/dengan cara memindai bahan tercetak ke dalam bentuk elektronik sehingga tersedia sebagai koleksi digital melalui situs web yang ditujukan bagi pengguna perpustakaan digital. Ruang Lingkup : Prosedur operasi standar (SOP) ini mencakup pekerjaan; menyeleksi, memindai, mengatur berkas, menyediakan akses, mendesiminasikan, memelihara berkas, dan memastikan keutuhan karya-karya digital. Standar: Untuk menjamin kelancaran operasional proses digitalisasi bahan perpustakaan diperlukan kebijakan atau aturan sbb:
1. Setiap ketua departemen atau program studi memberikan pernyataan dukungan terhadap inisiatif digitalisasi karya sivitas akademika;
2. Bahan perpustakaan yang akan didigitalisasi termasuk semua disertasi, tesis, skripsi, dan karya lainnya dari sivitas akademika IPB merupakan teks lengkap, mulai dari halaman judul hingga lampiran;
3. Pimpinan perguruan tinggi menerbitkan surat keputusan yang mewajibkan seluruh sivitas akademika untuk menyerahkan berkas elektronik (soft file) karya yang mereka hasilkan, dengan bantuan atau fasilitas dan persetujuan perguruan tinggi kepada perpustakaan.
4. Perpustakaan menyediakan formulir pernyataan ”Pengalihan Hak Cipta Non-eksklusif” yang kemudian ditanda-tangani oleh mahasiswa atau dosen pada saat penyerahan karya tersebut. Pernyataan tersebut memberikan hak kepada perpustakaan untuk menyimpan, mengalih-bentukkan, dan menyebar-luaskan karya tersebut untuk tujuan peningkatan kualitas pendidikan dan bersifat non-komersial. Penulis karya tetap memiliki hak eksklusif terhadap hasil karyanya, termasuk hak untuk menerbitkannya dalam bentuk buku atau artikel.
5. Dalam kasus tertentu dimana penulis berkeberatan seluruh isi karyanya disebar-luaskan, maka mereka akan diberikan pilihan seperti: publikasi terbatas yaitu hanya beberapa bab saja yang
84
digitalisasi (ada beberapa bab yang tidak di”upload” ke server); Publikasi setelah periode tertentu, misalnya setelah satu tahun karya diterima perpustakaan, dsb.;
6. Jika penulis karya berkeberatan untuk menanda-tangani surat pernyataan ”Pengalihan Hak Cipta Non-eksklusif”, mereka dapat mengajukan surat permohonan kepada ketua departemen atau program studi. Contoh Pernyataan Hak Cipta Non-eksklusif ada pada lampiran
7. Ketua departemen atau program studi akan mengeluarkan suatu peraturan yang mewajibkan mahasiswa untuk menanda-tangani surat pernyataan ”keaslian” karya akhirnya pada halaman pertama karya. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya tersebut adalah hasil bajakan, maka institusi berhak mencabut gelar akademik yang dimilikinya.
8. Untuk melindungi karya tersebut, dipilih format PDF (Portable Document Format) sebagai jenis berkas digital karya. Melalui format ini, berkas tersebut bisa diatur ”hanya baca” atau read only dan diberikan password sebagai pengamannya. Menentukan jenis proteksi yang akan diterapkan pada koleksi digital ini, apakah boleh dicetak atau tidak, apakah perlu diberi password atau tidak, apakah bisa diedit atau tidak, dan lain-lain.
9. Menetapkan mekanisme layanan koleksi digital, misalnya apakah koleksi digital tersebut dapat diunduh, atau dikirim secara offline, dan sebagainya.
Prosedur :
1. Seleksi dan pengumpulan bahan yang akan dibuat koleksi digital. Bahan-bahan yang akan dialih-bentukkan dari tercetak menjadi digital perlu diseleksi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan digitalisasi koleksi perpustakaan. Sesuai dengan tujuan dan target program digitalisasi maka bahan-bahan yang akan digitalisasi adalah bahan-bahan yang mengandung informasi spesifik dimana perpustakaan lain mungkin tidak memilikinya, misalnya skripsi, tesis dan disertasi serta laporan penelitian bagi perpustakaan perguruan tinggi dan lain-lain.
2. Pembongkaran jilid koleksi agar bisa dibaca alat pemindai (scanner) Proses ini perlu dilakukan untuk memudahkan operator pemindai melakukan proses pemindaian lembar demi lembar dari bahan tersebut. Untuk penggunaan mesin pemindai atau scanner yang mempunyai fasilitas ADF (Automatic Document Feeder), maka pembongkaran dokumen tercetak dari jilidannya menjadi suatu keharusan.
3. Pembacaan halaman demi halaman dokumen menggunakan alat pemindai yang kemudian disimpan dalam format file PDF. Jika menggunakan alat pemindai yang memiliki fasilitas ADF (Automatic Document Feeder) maka pembacaan dengan alat pemindai ini bisa dilakukan secara otomatis oleh mesin. Operator
85
tinggal memasukkan sejumlah lembar (misalnya 30 atau 50 lembar atau lebih sesuai kemampuan alat pemindai) kedalam bak kertas. Mesin pemindai secara otomatis akan mengambil lembar-demi lembar sampai persediaan lembaran di bak kertas habis. Hasil dari proses ini adalah dokumen dalam bentuk elektronik atau file komputer.
4. Pengeditan. Hasil pemindaian tadi walaupun sudah dalam bentuk elektronik, namun masih perlu diedit, terutama jika ukuran kertas yang ditentukan pada saat scanning tidak tepat benar. Oleh karena itu perlu dilakukan editing seperti pemotongan pinggiran halaman, pembalikan halaman dan lain-lain sehingga hasilnya menjadi lebih enak dibaca. Selain itu perlu dilakukan penggabungan halaman dan bookmarking agar halaman-halaman dokumen dapat diakses dengan cepat.
5. Pembuatan serta pengelolaan metadata (basisdata) agar dokumen tersebut dapat diakses dengan cepat. Pembuatan basisdata ini dapat menggunakan perangkat lunak apa saja yang dapat dikenal dan biasa digunakan oleh manajer sistem. Namun bila manajer sistem belum mengenal dan terbiasa dalam menggunakan perangkat lunak basisdata tertentu, disarankan untuk menggunakan perangkat lunak ISIS for Window atau lebih dikenal dengan WINISIS. Selain gratis, perangkat lunak ini memiliki cukup banyak kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan program lunak lain sejenis.
6. Melengkapi basis data dokumen dengan abstrak jika diperlukan. Terutama untuk dokumen-dokumen yang berisi informasi ilmiah serta monograf lainnya. Sedangkan untuk dokumen yang berisi informasi singkat seperti teknologi tepat guna dan semacamnya, cukup ditambahkan keterangan atau anotasi saja.
7. Proses selanjutnya adalah pemindahan atau menyimpan (upload) ke server.
8. Penjilidan kembali dokumen yang sudah dibongkar. Jika dokumen tersebut masih diperlukan bentuk tercetaknya, maka dokumen yang sudah dibongkar dan sudah melalui tahapan pemindaian atau scanning, dapat dijilid kembali. Dokumen tersebut dapat dikembalikan ke bagian koleksi yang menyimpan bahan-bahan tercetak.
87
Lampiran 2 Contoh SOP Penanganan dokumen Digital (sumber perpustakaan IPB) dan Alur Kerja Penanganan Dokumen Digital
PERPUSTAKAAN …………………
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Hal : Revisi ke : Tgl. Efektif :
Modul : Penanganan Dokumen Digital Kode : Tujuan : Penanganan dokumen digital diantaranya untuk memudahkan penyimpanan bahan pustaka sehingga tidak memerlukan tempat dan dapat menghemat tempat penyimpanan Ruang Lingkup : Digital yang ditangani berupa CD yang terdiri dari Skripsi, Tesis dan Disertasi hasil karya mahasiswa Institut Pertanian Bogor Prosedur :
1. Menerima CD dari Bidang Pengembangan Bahan Pustaka 2. Memeriksa CD dan daftar pengantar CD 3. Dari bentuk pdf untuk kemudian di edit metadata 4. Dari bentuk non pdf di konversi ke bentuk pdf kemudian edit
metadata 5. Pemetaan (pengelompokan berkas elektronik berdasarkan jenis
karyanya 6. Upload atau penggabungan data ke server 7. Membuat berkas cadangan
89
Lampiran 3 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Besar
No. Tahapan Proses Material dan Jasa yang Dibutuhkan
Biaya Rutin/Bulan
Rp
Total Biaya Rp
1. Scanning Biaya sewa mesin scanner canon IR-2200
2.200.000 2.200.000
1 orang operator scanner, bekerja lembur 2 jam per hari (2 jam x 20 hari kerja /bulan)
400.000 400.000
2. Editing dan Uploading
Gaji 2 orang editor 761.000 1.522.000
TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP
4.122.000
Lampiran 4 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Besar
No. Tahapan Proses
Material dan Jasa yang Dibutuhkan
Biaya non rutin Rp
Total biaya Rp
1. Scanning Biaya bongkar-pasang bahan digital (tesis, dll) sebesar Rp 8.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis
8.000 12.800.000
Pelatihan cara melakukan scan
Satu Unit PC untuk operator scanner
5.000.000 5.000.000
2. Editing dan Uploading
Biaya training software yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, dan Digital library software
5.000.000 5.000.000
Pembelian software Adobe Acrobat 7 # US $ 250 (Academic price)
2.500.000 2.500.000
Pembelian software omnipage 15 # US $ 150
1.500.000 1.500.000
Dua buah server untuk intranet dan untuk internet
10.000.000 20.000.000
Dua buah unit komputer untuk 2 (dua) orang petugas editor
5.000.000 10.000.000
TOTAL BIAYA INVESTASI/TIDAK RUTIN
56.800.000
90
Lampiran 5 Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses Digitalisasi Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Besar
No. Jenis Biaya Biaya Per
Bulan Rp Jumlah Bulan Total Biaya Rp
1. Biaya Investasi
(tidak rutin)
- - 56.800.000
2. Biaya Rutin
(Bulanan)
4.122.000 4 bulan 16.488.000
TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI
73.288.000
Lampiran 6 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan
Menengah No. Tahapan Proses Material dan Jasa
yang Dibutuhkan Biaya
Rutin/Bulan Rp
Total Biaya Rp
1. Scanning Biaya sewa mesin Scanner Cannon IR-2200
2.200.000 2.200.000
1 orang operator scanner, bekerja 2 jam per hari di dalam jam kerja (tidak perlu lembur)
- -
2. Editing dan Uploading
Honor 2 orang petugas, sebesar Rp 4.000/tesis, masing-masing mampu menyelesaikan tesis sebanyak 200 dalam satu bulan
800.000 1.600.000
TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP
3.800.000
91
Lampiran 7 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Menengah
No. Tahapan
Proses Material dan Jasa yang Dibutuhkan
Biaya non rutin Rp
Total biaya Rp
1. Scanning Biaya bongkar-pasang tesis sebesar Rp 4.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis
4.000 6.400.000
Pelatihan cara melakukan scan
- -
Satu Unit PC untuk operator scanner (tidak perlu dibeli karena menggunakan komputer yang ada)
- -
2. Editing dan Uploading
Biaya training software yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, and Digital library software
5.000.000 5.000.000
Pembelian software Adobe Acrobat 7 # US $ 250 (Academic price)
2.500.000 2.500.000
Pembelian software omnipage 14 # US $ 75 (used software berdasarkan Amazon.com)
750.000 750.000
Satu buah server untuk intranet dan untuk internet
10.000.000 10.000.000
satu buah unit komputer untuk 1 (satu) orang petugas EDITOR. Satu orang editor lainnya menggunakan komputer server sebagai komputer kerja.
5.000.000 5.000.000
TOTAL BIAYAINVESTASI/TIDAK RUTIN
29.650.000
92
Lampiran 8 Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses
Digitalisasi Tesis Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Menengah
No. Jenis Biaya Biaya Per
Bulan Rp Jumlah Bulan Total Biaya Rp
1. Biaya Investasi
(tidak rutin)
- - 29.650.000
2. Biaya Rutin
(Bulanan)
3.800.000 4 bulan 15.200.000
TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI
44.850.000
Lampiran 9 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Kecil
No. Tahapan Proses Material dan Jasa yang Dibutuhkan
Biaya Rutin/Bulan
Rp
Total Biaya Rp
1. Scanning Biaya sewa mesin scanner
- -
1 orang operator scanner, bekerja lembur 2 jam per hari (2 jam x 20 hari kerja /bulan)
- -
2. Editing dan Uploading
Gaji 2 orang editor 200.000 400.000
TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP
400.000
Lampiran 10 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Kecil
No. Tahapan Proses
Material dan Jasa yang Dibutuhkan
Biaya non rutin Rp
Total biaya Rp
1. Scanning Biaya bongkar-pasang bahan digital (tesis, dll) sebesar Rp 8.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis
4.000 800.000
Pelatihan cara melakukan scan
- -
Satu Unit PC untuk operator scanner
- -
Pembelian satu unit scanner HP Scanjet C7716A US $ 275
2.750.000 2.750.000
2. Editing dan Biaya training software 5.000.000 5.000.000
93
Uploading yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, dan Digital library software Pembelian software Adobe Acrobat 6 # US $ 150 (used software berdasarkan Amazone.com)
1.500.000 1.500.000
Pembelian software omnipage 14 # US $ 75
750.000 750.000
satu buah server untuk intranet dan untuk internet
- -
Satu buah unit komputer untuk 1 (satu) orang petugas editor
- -
TOTAL BIAYA INVESTASI/TIDAK RUTIN
10.800.000
Lampiran 11 Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses
Digitalisasi Tesis Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Kecil
No. Jenis Biaya Biaya Per
Bulan Rp Jumlah Bulan Total Biaya Rp
1. Biaya Investasi
(tidak rutin)
- - 10.800.000
2. Biaya Rutin
(Bulanan)
400.000 4 bulan 1.600.000
TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI
12.400.000
94
Lampiran 12 Anggaran Standar Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web.
Indikator Anggaran
Tipe
Spesifikasi
Harga Satuan
Jumlah Harga Keterangan
1. Pendanaan Investasi
1) Perangkat keras (hardware) :
Termasuk untuk Jaringan
(network) (1) 1 set Computer
server Dell Pewer Edge R610
2x Intel Xeon E5630 2.53GHz, Dual Port
49.290.000,- 49.290.000,- Per lima tahun
(2) 4 set Personal computer
HP Toudh Smart 610-R160
Core i7 2600 3.4Ghz, 8GB DDR3, HDD 1TB, DVDRW, AMD Rodeon HD 5570 2GB TV Turner, Card Reader,K/B+Mouse, LAN, Wufi, camera
15.000.000,- 60.000.000,-
(3) 1 unit Hub D-Link DES-1024A
24 port 10/100 Mbps, Auto sensing (Rouckmount) Switch 24
548.000,- 548.000,-
(4) 1 unit Router D-Link DIR-457
Wireless 3G 54 Mbps, Pocket, uilt I Batterry Wifi
900.000,- 900.000,-
(5) 1 buah Modem Tp-link TD w896N
300 mbps wireless N ADSL 2 + modem Router
450.000,- 450.000,-
(6) 1 unit UPS Prolink Pro 1200S
1200VA, Anti petir , Software, Buit in AVR, InputVoltage 140-283 V
757.000,- 757.000,-
(7) 1 set Kabel LAN Kabel UTP - 864.000,- 864.000,-
(8) 1 set Kabel konektor AMP Connector
RJ-45 Cat.5 isi 50 pcs
102.000,- 102.000,-
(9) 1 unit Printer Fuji Xerox CP305
Laser Colour 4.928.000,- 4.928.000,-
(10) 1 unit Scanner Canon Canoscan LiDE 700F
A Stylish compact 9600dpi film sacanner fast, flexible efecient scanner
1.290.000,- 1.290.000,-
2) Perangkat lunak:
(1) Sistem Operasi Windows 7 Home Premium 4.180.000,- 4.180.000,-
(2) Browser Mozilla Firefox
Free
(3) Antivirus AVG Free 2012
Free
(4) Interface web Senayan Free
95
Jumlah Biaya Investasi Rp 123.309.000 2. Pendanaan
Operasional
1) Local content Digitizaton
Karya Ilmiah
Disertasi, Thesis, dll
1.000/ lembar
25.000.000,- 25.000 hal./Per tahun
2) Acquisition of original digital works.,antara lain
(1) Science Direct Jurnal online
- 408.258.561,-
Langganan tahunan
(2) ProQuest Jurnal online
- 51.150.000,-
Langganan tahunan
(3) TEEAL Jurnal online
- 10.397.750,-
Langganan tahunan
(4) E-newpaper Surat kabar online
- 500.000,-
Langganan tahunan
(5) E-zine Majalah online
Majalah ilmiah populer
- 360.000,- 12 exemplar/ tahun
Jumlah Biaya Operasional Rp 495.666.311,- TOTAL ANGGARAN TAHUN PERTAMA RP 618.975.311,-
Sumber: Astuti S. dan Kusmayadi E. (2012)
96
Lampiran 13 Anggaran Pusat Perpustakaan Digital University Of Tennesee Dalam Lima Tahun.
1. Costs for Year 1 1) EQUIPMENT
(2) Hardware Unix Server- Dell poweredge 4400 $16,420 7 pc workstations @ $3,900 ea. $27,300 3 HP CD Writer Plus 9200 $ 1,050 2 color scanners @ $7000 ea. $14,000 1 slide scanner Nikon LS-2000 $ 1,600 2 laser printers @ $1,500 ea. $ 3,000 3 laptops @ $3,500 ea. $10,500 1 large format digital copier/fax $35,000 1 data/video projector $ 5,000 2 3com Laptop Network Cards $ 338 3 Fast scsi-2 cards for CD Writers $ 450
(3) Software UMich DLXS Membership Yearly Fee $ 5,000
Photoshop 6 $ 200 Flash 5 $ 75 DreamWeaver 4 $ 75 OCR software $ 500
SUBTOTAL …………………………………$ 120,508 2) SPACE ………………………………………………$ 40,000
Possibilities exist in both Hoskins Library and the Library’s White Avenue annex.
3) STAFF.......................................................................$ 260,500 3 Metadata Specialists @ $35,000 ea., plus benefits 2 Programmer/Analysts @ $40,000 ea., plus benefits 1 Graduate Assistant Programmer @ $20,000 [includes tuition]
4) TRAINING/OPERATING .....................................$ 50,000 TOTAL YEAR 1…. …………………………………$ 471,008
2. Years 2 – 5 1) Staff $260,500 2) Hardware replacement/service $ 25,000 3) Software maintenance $ 5,000 4) Content $ 50,000 5) Operating $ 40,750
ANNUAL COST $ 381,250 TOTAL YEARS 2- 5 ……………………………….$ 1,525,000 Total Cost Over Five Years ……………………………………….. $ 1,996,008
97
Lampiran 14 Unit Kerja Pengembangan Perpustakaan Digital Pustaka Bogor
No. Unit Kerja Buku Majalah IPTAN TTG Catatan
1 BPTP NAD
database belum jalan
2. BPTP Sumut 1.000 998 952 0 database majalah masih salah cara entrinya
3. BPTP Sumbar 1.240 133 609 32
4. BPTP Babel 1.240 139 37 0 Database belum jalan
5. BPTP Jambi 977 95 272 255
6. BPTP Riau 2
Database iptan dan majalah masih blm jalan
7 BPTP Bengkulu 1.057
108
8. BPTP Sumsel 550
website mash belum diedit
9. BPTP Lampung 1.043 0 567 0
10. BPTP Kalbar 3 0 84 0
11 BPTP Kalteng 0 0 0 Database belum jalan
12 BPTP Kalsel 2.608 - 960 0 Majalah belum jalan
13 BPTP Kaltim 1.202 0 221 0
14 BPTP Banten 474 0 202 0
15 DKI Jakarta 360 235 0 22
16 BPTP Jabar 1.004 0 559 0
17 BPTP Jateng 992 72 159 0
18 BPTP DI Yogyakarta 130 72 761 130
19 BPTP Jatim 1.240 0 0 0
20 BPTP Sulut
website belum jalan
21 BPTP Gorontalo 0 0 0 0 Database belum jalan
22 BPTP Sulteng 1.387 24 110 0
23 BPTP Sultra 1.240 - 699 32
24 BPTP Sulsel 973 18 235 0
25 BPTP Bali 200 139 14.808 0
26 BPTP NTB 0 0 0 0 database belum jalan
27 BPTP NTT 0 0 0 0 website belum jalan
28 BPTP Maluku 591 231 139 0
29 BPTP Maluku Utara 987
994 - Database belum jalan
30 BPTP Papua
Database belum jalan
31 BPTP Papua Barat 0 0 37 0 Website belum jalan
32 BPTP Sulawesi Barat 0 0 0 0 Website belum diedit
33 Balittro 2.525
14.808
34 Balitri 3 0 4 0
35 Balittas 987 0 999 0
36 Balitka
Website belum jalan
37 Puslitbangnak
Website belum jalan
38 BB Veteriner 3.845 1.108 1.508 0
39 Balitnak 550 235 907 0
40 Lolit Sapi Potong 996 0 0
41 Lolit Kambing Potong 178 155 27
42 Puslitbanghor 339 139 37
98
No. Unit Kerja Buku Majalah IPTAN TTG Catatan
43 Balithi
Website belum diedit
44 Puslitbangtan 105 2 0 0
45 BB Padi 6.211 953 699
46 Lolit Tungro
Database belum jalan
47 Balitsa
Website belum diedit
48 Balitbu
Website belum jalan
49 Balitjestro 380 49 311
50 Balitkabi 3.303 0 0
51 Baliserealia 878
14.808 IPTAN Masih gabungan dengan UK lain
52 Puslitbangbun 976
991 Majalah masih data UK lain
53 PSE/KP 8.362 139 6.736 0
54 BB Biogen 2.177
699
55 BB Pascapanen
Website belum jalan
56 BBSDLP
website belum jalan
57 Balittra
Website belum jalan
58 Balittanah
Website belum jalan
59 Balitklimat 867
60 Balingtan 986
379
61 Sekretariat Balitbang
website belum jalan
62 BB Mekanisasi 1.240 0 39 32
63 BBP2TP 1.364 0 14.808 0
64 BPATP
Website belum jalan
65 Ditjen Hortikultura
Sudah terbangun
66 BPSDMP
Sedang dalam pembangunan
*) Data diambil sampai dengan Mei 2010
99
Lampiran 15 Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web
Elemen Dasar
Indikator Kondisi Ideal
SDM
1. Komponen Countainers memiliki:
1) Network Administrator , dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)
antara lain kemampuan menghubungkan: - Perangkat keras komputer - Perangkat keras jaringan komputer
(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A) antara lain kemampuan: - Menginstalasi driver LAN card atau USB wireless - Mengatur work group dari setiap komputer - Mengatur internet protocol (IP) address - Mengatur domain name system (DNS) server untuk koneksi
internet (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya
(ANTA: ICAITS122A) antara lain kemampuan melakukan: - Pengecekan kabel LAN, apakah tersambung ke setiap
komputer atau tidak. - Pengecekan kartu LAN, apakah terdeteksi dalam OS atau
tidak, apakah terpasang atau tidak. - Pengecekan access point, apakah sinyalnya ada atau tidak. - Pengecekan koneksi jaringan komputer, apakah koneksi
jaringannya tersambung atau terputus, jika terputus, maka: - Cek workgroup dari masing-masing komputer - Cek IP address dari masing-masing konputer - Cek DNS server - Melakukan packet internet grouper (PING) ke setiap
masing-masing komputer (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) anatara
lain kemampuan: - Menutup port-port yang tidak dipakai. - Meletakkan firewall - Menggunakan aplikasi yang reliable - Melakukan konfigurasi program-program aplikasi internet - Menggunakan program-program pengamanan
(5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A antara lain kemampuan: - Menggunakan program trip wire untuk memantau adanya
perubahan pada berkas/file direktori. - Menggunakan program logchek untuk membantu
memeriksa file-file log dari gangguan terhadap sistem. (6) Memahami routing, antara lain
- Pengertian routing - Bentuk routing - Tabel routing - Konfigurasi routing
2) System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows, misal windows seven (3) Melakukan instalasi Linux, misal Ubuntu 10.04 LTS
100
(4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server
(5) Memahami routing 3) Web Developer/Programer, dengan kompetensi:
(1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)
(2) CGI Programing
2. Komponen Contents memiliki: 1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:
(2) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A)
2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:
(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA:
ICPMM65DA)
Koleksi
1. Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext:
1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital
2. Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata:
1) Katalog 2) Indeks 3) Abstrak
3. Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital:
1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio
4. Perpustakaan memiliki aneka situs di internet
Infrastruktur
1. Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware) minimal:
1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner
2. Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak:
2) Operating system 3) Database management system
101
4) Web browser 5) Aplikasi interface 6) Web server 7) Bahasa pemrograman
3. Perpustakaan memiliki jaringan:
1) Local Area Network (IEEE 802.3 dan IEEE 802.11b) 2) Internet 3) Website
SOP
Perpustakaan memiliki: 1. SOP konversi dokumen 2. SOP upload ke web 3. SOP pengolahan dokumen digital 4. SOP sistem layanan perpustakaan digital 5. SOP pemeliharaan jaringan 6. SOP pemeliharaan web
Manajemen
1. Melakukan pengembangan koleksi digital Standar kriteria NISO:
1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)
2. Melakukan pengembangan koleksi digital standar metode IFLA:
1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning? (2) Editing? (3) Uploading?
2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.
3. Kegiatan lainnya:
1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian
Anggaran
1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi untuk:
1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan
2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional untuk:
1) Digitization 2) Acquisition of original digital works. 3) Acces to external materials.
4. Kegiatan lain
4) Penyimpanan 5) Pendistribusian 6) Pelestarian
102
Lampiran 16 Instrumen Wawancara (interview guide) dan Daftar Cocok (checklist)
Biodata Responden:
1. N a m a :.................................................................. 2. NIP : ................................................................. 3. Pangkat/Gol. ruang : ................................................................. 5 Jabatan/Pekerjaan : .................................................................
5. Unit Organisasi :...................................................................
Elemen Dasar Indikator Kondisi Ideal
Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak
SDM
1. Komponen Countainers: 1) Sebagai Network Administrator,
dengan kompetensi:
(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)
(3) (5)
(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A)
(3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A)
(4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)
(5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A
(6) Memahami routing 2) Sebagai System Administrator,
dengan kompetensi:
(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)
(3) (5)
(2) Melakukan instalasi Microsoft Windows
(4) (6)
(3) Melakukan instalasi Linux (5) (7)(4) Memasang dan menkonfigurasi
mail server, ftp server, web server
(6) (8)
(5) Memahami routing (7) (9)3) Sebagai Web Developer/Programer,
dengan kompetensi:
(1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)
(3) (5)
(2) CGI Programing (4) (6)
103
2. Komponen Contents: 1) Sebagai Database Administrator
(DBA), dengan kompetensi:
(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A)
(3) (5)
2) Sebagai Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:
(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA)
(3) (5)
(2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA)
(4) (6)
Koleksi 1. Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext:
1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital
2. Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata:
1) Katalog 2) Indeks 3) Abstrak
3. Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital:
1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio
4. Perpustakaan memiliki aneka situs di internet
Infra-struktur
1. Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware) minimal: 1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner
2. Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak:
1) Operating system 2) Database management system 3) Web browser 4) Aplikasi interface 5) Web server 6) Bahasa pemrograman
104
3. Perpustakaan memiliki jaringan: 1) Local Area Network (IEEE 802.3
ethernet dan IEEE 802.11b wi-fi ) 2) Internet 3) Website
SOP Perpustakaan memiliki: 1. SOP konversi dokumen 2. SOP upload ke web 3. SOP pengolahan dokumen digital 4. SOP sistem layanan perpustakaan digital 5. SOP pemeliharaan jaringan 6. SOP pemeliharaan web
Manajemen 1. Pengembangan koleksi digital Standar kriteria NISO:
1) Collection (organized groups of object)
2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects
and collections)
4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)
3. Pengembangan koleksi digital standar metode IFLA:
1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning? (2) Editing? (3) Uploading?
2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works.
3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.
4. Kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian
Anggaran 1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi, yaitu: 1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan
2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. 2) Acquisition of original digital works. 3) Acces to external materials. 4) Penyimpanan 5) Pendistribusian 6) Pelestarian
105
Lampiran 17 Nama Responden Pengelola Perpustakaan Digital Pustaka Bogor
No Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan
1.
2.
Drs. Maksum, M.Si.
Ir. Eka Kusmayadi, M.Hum.
195608171985031001
196407261992031002
Pembina Tk. 1/IVb
Pembina/IVa
Kepala Bidang Perpustakaan
Pustakawan Muda
Lampiran 18 Nama Responden Pengelola Perpustakaan Digital Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor
No Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan
1.
2.
3.
Alvi Yudistira. S.Pi
Ari Sriwijaya, A.Md
Nasda Suhara
Penata Muda/IIIa
-
Pengatur Muda Tk 1/IId
Pelaksana Komputer
Teknisi IT Perpustakaan
Bendaharawan
Lampiran 19 Daftar Nama Dan Kualifikasi SDM Perpustakaan Digital STP
Jurluhkan Bogor
No. Nama Gelar Asal pendidikan
Kualifikasi Lama (tahun)
Pengalaman kerja
1.
Ari Sriwijaya
A.Md D3 IPB 1) Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan
perangkat keras (2) Administer dan
melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network
2) System Administrator dengan kompetensi: (1) Menghubungkan
perangkat keras (2) Melakukan instalasi
Microsoft windows
3) Web develover dengan kompetensi:
(1) Membuat halaman web dengan multimedia
4) Database Administrator (DBA) dengan kompetensi: (1) Memonitor dan
administer sebuah database
5) Web designer/content
developer dengan kompetensi: (1) Kemampuan menangkap
digital image (2) Membuat halaman web
dengan multimedia
2
Teknisi TI di sub unit perpustakaan STP Bogor
106
Lampiran 20 Daftar Karya Ilmiah Digital Berupa KIPA Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor
No Subyek Judul Penyusun 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan
Pembinaan usaha pembesaran ikan lele dumbo (Clarias garipienus) pada kelompok lentin jaya 1 dan waring jaya di Kecamatan Ilir Barat 1 kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Pembinaan Usaha Budidaya Ikan Mas di Kecamatan Cijambe Kab. Subang Prop. Jawa Barat Penyuluhan Partisipatif Dalam Pengembangan Usaha Pendederan Ikan Nila Sistem Surjan Kec,..Tebas Kab. Sambas Prop. Kalimantan Barat Pengelolaan Penyuluhan Dalam Pengembangan Usaha Pendederan Ikan Nila di Kec. Bojong Picung Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat Metode Penyuluhan Dalam Usaha Pembenihan Lele Sangkuriang di Kec. Pemulihan Kab Sumedang Prop. Jawa Barat. Penyuluhan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Mas di Kec. Cianjur Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat Pengelolaan Penyuluhan Dalam Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Mas di Kec. Bojong Picung Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat Peranan Penyuluh Perikanan Dalam Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Gurame di Kec. Bantar Kalong Kab. Tasikmalaya Prop. Jawa Barat Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Dumbo Melalui Kegiatan Penyuluhan Perikanan di Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Pemberdayaan Kelompok Dalam Pengembangan Usaha Budidaya Udang Windu di Kec. Pemangkat Kab Sambas Prop Kalimantan Barat
Muhammad Arka’is Sujud Ai Siti Aisah Adi Roja Suryo Pranoto
Alfita Khairani Bahar Nurdini Cecep Yana Yuniar Dedeh Rohaeni Andry Angga Yudistira Budianto
Lampiran 21 Cantuman 3719 Judul Koleksi Bibliografi Dalam OPAC
Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor
107
Lampiran 22 Koleksi Multimedia Digital Berupa Keping Video Dalam Bentuk DVD
No. Subyek Judul Penyusun 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan
Modul Interaktif Praktek Pengolahan Ikan Bandeng Tan-du Modul Interaktif Praktek Pengolahan Ikan Kakap Merah Modul Interaktif Praktek Budidaya Patin Modul Interaktif Penangkapan Ikan Tuna Modul Interaktif Praktek Permesinan 1 Modul Interaktif Praktek Permesinan 2
Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP
Lampiran 23 Spesifikasi Perangkat Keras Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. Komponen Spesifikasi 1. Proccessor Intel Core i3 3,10 GHz 2. RAM 2 Gb DDR3 3. Hardisk 500 Gb 4. Optical drive DVD-RW 5. Monitor Acer V193HQV LCD 18,5 inch Lampiran 24 Spesifikasi Perangkat Lunak Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. Software Spesifikasi 1. Sistem Operasi Windows 7 Home Premium 2. Browser Mozilla Firefox 3. Antivirus AVG Free 2012 4. Interface web Senayan Lampiran 25 Spesifikasi Perangkat Jaringan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. Hardware Spesifikasi 1. Hub D-Link 16 port 2. Kabel LAN Kabel UTP 3. Conector dan terminal RJ-45
109
Lampiran 27 Anggaran Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor Tahun 2006 s.d. Tahun 2011
No. Nama
Kegatan/kebutuhan Tahun (Rp)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Penyelenggaraan
Perpustakaan - - - - 6.880.000 -
2. Pengadaan Buku Perpustakaan
20.000.000 - - 49.867.500 75.000.000 49.883.500
3. ATK dan Komputer Suplies
- - - - - 18.000.000
4. Pencetakan/ Dokumentasi dan Pelaporan
- - - - - 14.280.000
5. Perlengkapan Otomasi Perpustakaan (Hardware)
- - - - - 51.650.000
6. Perjalanan Petugas
- - - - - 3.000.000
Jumlah (Rp) 20.000.000 - - 49.867.500 81.880.000 136.813.500
111
Gambar 4. Perkembangan penyediaan dokumen pada
beberapa jenis jasa sejak 2005 s/d 2009
20052006
20072008
2009
Penelusuran
Sirkulasi
Download dari Jurnal Online ProQuest
Science Direct
0 0
7,599
24,175
40,430
3,389 4,296 7,0826,433
18,884
3,389 4,296
14,681
30,608
59,314
12,989 14,01611,238 14,228
7,847
15,776
28,434
9,997
6,511
2,5820
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000