studi kelayakan dl draft final

111
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi komputer, informasi dan komunikasi yang lebih dikenal dengan sebutan teknologi informasi (TI) sudah berlangsung lama dan berkembang sangat pesat diberbagai bidang pada umumnya dan khususnya di bidang perpustakaan. Penggunaan komputer di perpustakaan ini menjadi awal dari perkembangan perpustakaan digital. Keinginan manusia untuk mengembangkan perpustakaan digital ini dimulai oleh Vannevar Bush yang pada tahun 1945 sudah menulis artikel berjudul As We May Think tentang memex (baca: mi.meks) machine yaitu mesin yang memberikan stimulasi awal bagi aplikasi komputer untuk temu kembali informasi (information retrieval) (Harter, 1996). Upaya Vannever Bush ini kemudian ditindaklanjuti oleh Douglas Engelbart tahun 1968 yang mengembangkan hypertext dan mouse, kemudian Ted Nelson tahun 1974 melanjutkan tentang hypertext dan Xanadu Project tentang jaringan raksasa serta Tim Berners-Lee tahun 1989 tentang jaringan global world wide web. Sebelumnya J.C.R. Licklider pada tahun 1960-an sudah mempelajari bagaimana teknologi komputer akan mengubah perpustakaan dengan menulis buku berjudul Libraries of the Future pada tahun 1965 dan Kenneth Dowlin tahun 1984 menulis buku berjudul The Electronic Library yang menggambarkan ciri perpustakaan elektronik (Pendit et al, 2007). Di Indonesia TI baru mulai berkembang sekitar tahun 1990-an, bahkan untuk pembangunan perpustakaan digital nasional (PDN) secara resmi Perpustakaan Nasional RI baru memulai pada tahun anggaran 2008 (Supriyanto, 2008). Sudarsono (1994) yang dikutip oleh Sastraatmadja (2003) menyatakan bahwa TI akan sangat berperan dan akan menjadi tulang punggung karya dokumentasi maupun jasa informasi, sehingga antisipasi perkembangan TI harus menjadi perhatian para pengelola perpustakaan dan informasi. Pernyataan Sudarsono tersebut mengacu pada hasil kongres ke-44 International Federation of Information and Documentation (FID) di Helsinki pada tahun 1988, bahwa pemakaian TI pada tahun 2010 akan memiliki kemampuan hypertext dan

Upload: khangminh22

Post on 04-May-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan teknologi komputer, informasi dan komunikasi yang lebih

dikenal dengan sebutan teknologi informasi (TI) sudah berlangsung lama dan

berkembang sangat pesat diberbagai bidang pada umumnya dan khususnya di

bidang perpustakaan. Penggunaan komputer di perpustakaan ini menjadi awal dari

perkembangan perpustakaan digital. Keinginan manusia untuk mengembangkan

perpustakaan digital ini dimulai oleh Vannevar Bush yang pada tahun 1945 sudah

menulis artikel berjudul As We May Think tentang memex (baca: mi.meks)

machine yaitu mesin yang memberikan stimulasi awal bagi aplikasi komputer

untuk temu kembali informasi (information retrieval) (Harter, 1996). Upaya

Vannever Bush ini kemudian ditindaklanjuti oleh Douglas Engelbart tahun 1968

yang mengembangkan hypertext dan mouse, kemudian Ted Nelson tahun 1974

melanjutkan tentang hypertext dan Xanadu Project tentang jaringan raksasa serta

Tim Berners-Lee tahun 1989 tentang jaringan global world wide web.

Sebelumnya J.C.R. Licklider pada tahun 1960-an sudah mempelajari bagaimana

teknologi komputer akan mengubah perpustakaan dengan menulis buku berjudul

Libraries of the Future pada tahun 1965 dan Kenneth Dowlin tahun 1984

menulis buku berjudul The Electronic Library yang menggambarkan ciri

perpustakaan elektronik (Pendit et al, 2007).

Di Indonesia TI baru mulai berkembang sekitar tahun 1990-an, bahkan untuk

pembangunan perpustakaan digital nasional (PDN) secara resmi Perpustakaan

Nasional RI baru memulai pada tahun anggaran 2008 (Supriyanto, 2008).

Sudarsono (1994) yang dikutip oleh Sastraatmadja (2003) menyatakan bahwa TI

akan sangat berperan dan akan menjadi tulang punggung karya dokumentasi

maupun jasa informasi, sehingga antisipasi perkembangan TI harus menjadi

perhatian para pengelola perpustakaan dan informasi. Pernyataan Sudarsono

tersebut mengacu pada hasil kongres ke-44 International Federation of

Information and Documentation (FID) di Helsinki pada tahun 1988, bahwa

pemakaian TI pada tahun 2010 akan memiliki kemampuan hypertext dan

2

hypermedia. Dengan perangkat itu pencarian, penanganan dan penggabungan

informasi berupa teks, suara dan gambar sudah dimungkinkan.

Saat ini ternyata TI sudah sangat mempengaruhi penyelenggaraan

perpustakaan. Menurut Supriadi (2009) perkembangan bidang TI sangat pesat,

yang ditandai dengan perkembangan perangkat dan sistem komputer, intranet dan

internet. Perkembangan tersebut memungkinkan aliran data dan informasi dapat

diperoleh secara lebih cepat dan mampu menampilkan lebih banyak keragaman

koleksi serta dengan tampilan yang menarik, bahkan mengakibatkan ledakan

informasi (information explosion), sebagaimana pernyataaan Stoke (1994) dalam

Hasugian dan Rabita (2005) bahwa ketersediaan infrastruktur informasi global

memaksa perpustakaan untuk harus memanfaatkan TI agar bisa menangani

ledakan informasi. Selanjutnya menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007)

kehadiran personal computer (PC), internet dan Word Wide Web (WWW)

memungkinkan terciptanya perpustakaan digital.

Sejalan dengan perkembangan TI yang sangat pesat, yang memungkinkan

aliran data dan informasi diperoleh secara lebih cepat, beragam dan menarik serta

dalam format digital, bahkan menimbulkan ledakan informasi, berdampak nyata

pada perubahan sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dalam

pencarian informasi. Hal ini merupakan tuntutan kebutuhan dan kepuasaan

pengguna dalam pencarian informasi dan ini terlihat dari intensitas pengguna

melakukan penelusuran lewat komputer, baik melalui jalur online maupun offline,

sehingga pemanfaatan informasi dari sumber-sumber manual seperti katalog

tercetak, bibliografi, indeks, buku-buku cenderung semakin menurun (Maksum

dan Darmawiredja, 2007). Sebelumnya Sweetland (2002) dalam Harmawan

(2008) sudah menyatakan bahwa mayoritas pengguna perpustakaan lebih senang

menggunakan ”electronic format” daripada teks secara konvensional (printed

materials), khususnya untuk koleksi jurnal.

Pesatnya kemajuan TI di bidang perpustakaan terutama untuk temu kembali

informasi, ledakan informasi dan tuntutan kebutuhan informasi serta kepuasan

penggunanya harus mampu diiringi dengan pesatnya kemajuan perpustakaan itu

sendiri sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi. Kedudukan

perpustakaan menjadi sangat strategis dalam kecepatan dan ketepatan

3

perpustakaan merespon kecepatan perkembangan dan globalisasi informasi dan

pengetahuan.

Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Rufaidah (2007) sebagaimana

pernyataannya bahwa perpustakaan sebagai sebagai salah satu penyedia dan

penyimpan informasi dan pengetahuan (information provider and knowledge

repository) harus dapat mengimbangi bahkan mengantinsipasinya. Selain itu

Rufaidah berpendapat, bila sebelumnya fungsi perpustakaan lebih berfokus pada

penyediaan informasi dalam bentuk fisik, seperti dokumen tercetak, maka pada

era teknologi informasi perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan

sumber-sumber informasi dalam bentuk terekam yang dioperasikan secara

elektronis.

Salah satu strateginya adalah dengan mengembangkan perpustakaan digital

berbasis web atau berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK),

sebagaimana pendapat Pudjiono (2006) bahwa salah satu strategi

mengembangkan perpustakaan adalah dengan information and communication

technology based (ICT base). Sastraatmadja (2003) bahkan menyimpulkan

bahwa pengadaan sarana digital library mutlak diperlukan dalam upaya

peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan, sehingga

cakupan layanan perpustakaan dan informasi lebih luas lagi jangkauannya.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan TI, ledakan informasi, tuntutan

masyarakat penggunanya dan dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa

informasi maka Perpustakaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan

Penyuluhan Perikanan (Jurluhkan) Bogor perlu menjawab tantangan tersebut

sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga dalam mendukung visi, misi

lembaga induknya. Hal ini senada dengan pernyataan Seminar (2004) dalam

Sutarsyah et.al. (2008) bahwa perpustakaan perlu menjawab tantangan global

yang bertumpu pada keunggulan manajemen dan layanan modern untuk

mendukung visi, misi dan program pembangunan.

STP Jurluhkan Bogor merupakan perguruan tinggi kedinasan yang bertujuan

menyiapkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai

rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, professional, berkualitas

dan memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang perikanan yang berwawasan

4

bisnis, dengan penguasaan teknis dan manajerial yang mampu secara mandiri

mengelola dan mengembangkan usaha perikanan secara berkelanjutan.

Jurluhkan Bogor merupakan salah dari empat jurusan yang ada di STP

Jakarta. Karena lokasinya yang berada di Bogor, maka Jurlukan Bogor memiliki

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tersendiri, sehingga dengan demikian memiliki

kewenangan mengatur administrasi keuangannya secara mandiri. Wacananya

diwaktu yang akan datang STP Jurluhkan Bogor akan berdiri sendiri menjadi

Sekolah Tinggi Penyuluhan Perikanan (STPKan) Bogor. Saat ini STP berada

dibawah lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik

Indonesia.

Perpustakaan sebagai salah satu unsur penunjang di STP Jurluhkan Bogor

berdiri bersamaan dengan kelahiran lembaga induknya yaitu pada tahun 1958.

Perpustakaan tersebut bertugas memberikan pelayanan terbaik dalam penyediaan,

penyimpanan dan pelayanan informasi serta sebagai mitra dosen dan taruna

(mahasiswa), berkepentingan untuk dapat memberdayakan sumber pengetahuan

yang dimiliki (knowledge resources) dengan menggali potensi yang dimiliki

lembaganya.

Perpustakaan STP Jurluhkan lebih cenderung ke jenis perpustakaan khusus.

Hal tersebut terlihat dari pengembangan koleksi dokumen yang dimilikinya,

walaupun meliputi berbagai bidang ilmu, tetapi yang dominan adalah ilmu

pengetahuan terapan mengenai ilmu perikanan. Selain itu dokumen-dokumen

andalan yang dimiliki Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor adalah laporan praktek

akhir (PA) berupa Karya Ilmiah Praktek Akhir (KIPA) beserta proposalnya yang

merupakan karya akhir mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan

Penyuluhan Perikanan (SSt.Pi). Koleksi dokumen andalan lainnya adalah proposal

dan laporan praktek kerja lapangan (PKL) serta jurnal perikanan dan publikasi

ilmiah perikanan lainnya yang diterbitkan oleh instansi-instansi lingkup KKP RI.

Terbitan ini dapat dikatagorikan sebagai terbitan muatan lokal (local content).

Mengimbangi dan mengantisipasi perkembangan sistem informasi berbasis

TI yang sangat pesat, ledakan informasi, perubahan sikap dan perilaku masyarakat

pengguna informasi dalam pencarian informasi, perlu dilakukan studi kelayakan

pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan STP

5

Jurluhkan Bogor. Studi kelayakan diperlukan juga agar perpustakaan dapat

mengimbangi dan mengantisipasi meningkatkan daya saing pelayanan jasa

informasi pada perpustakaan serta dalam rangka memberdayakan sumber daya

pengetahuan yang dimiliki.

1.2 Perumusan Masalah

Tahap pertama dalam proses pengembangan sistem perpustakaan digital

adalah tahap investigasi sistem. Tahap investigasi sistem dalam pengembangan

sistem perpustakaan digital berbasis web membutuhkan kajian awal yang disebut

studi kelayakan (feasibility study), yaitu kegiatan awal yang akan mengkaji

kelayakan berbagai kondisi permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan

sistem perpustakaan digital berbasis web tersebut. Diantara permasalahan yang

mendasari pengembangannya adalah perlunya dukungan dari beberapa elemen

dasar (basic elements) dengan kondisi ideal atau kondisi standar. Elemen dasar

adalah salah satu komponen dari elemen utama pengembangan perpustakaan

digital berbasis web, sedangkan elemen utama adalah merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis

web tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian

ini adalah menilai kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital yang

dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan membandingkannya

dengan kondisi elemen dasar ideal atau standar perpustakaan digital berbasis web

yang berpedoman kepada elemen dasar (basic elements) grand design

perpustakaan digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

(Pustaka) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian

(Deptan, 2006).

Mengetahui kondisi obyektif elemen dasar yang dimiliki perpustakaan STP

jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi elemen dasar standar

perpustakaan Pustaka Bogor, maka diharapkan dapat memberi gambaran seberapa

besar tingkat kelayakan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam membangun

perpustakaan digital basis web. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

6

rekomendasi bagi Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor yang dapat dijadikan dasar

dalam mengembangkan sistem perpustakaan digital berbasis web.

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan:

a. Menilai kondisi obyektif elemen dasar perpustakan digital yang dimiliki oleh

Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan membandingkannya dengan kondisi

elemen dasar ideal atau standar perpustakaan digital.

b. Mengetahui seberapa besar tingkat kelayakan elemen dasar yang dimiliki

Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam pengembangan perpustakaan

digital berbasis web.

c. Mendefinisikan kebutuhan elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan

digital minimal yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor

dalam rangka pengembangan perpustakaan digital.

d. Memformulasikan saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan kepada

Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dalam rangka pengembangan sistem

perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan tersebut.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi mengenai

kelayakan elemen dasar yang harus dimiliki oleh Perpustakaan STP Jurluhkan

Bogor dalam rangka pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di

Perpustakaan tersebut.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian adalah:

a. Penelitian dilaksanakan di Perpustakaan perpustakaan STP Jurluhkan Bogor.

b. Penelitian dilakukan terhadap salah satu elemen utama pengembangan

perpustakaan digital berbasis web, yaitu elemen dasar (basic elements)

pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yang terdiri atas SDM,

koleksi, infrastruktur, SOP, anggaran dan manajemen.

7

c. Penelitian membahas tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital

berbasis web, yaitu kelayakan SDM, kelayakan koleksi, kelayakan

infrastruktur, kelayakan SOP dan kelayakan anggaran serta kelayakan

manajemen

d. Penelitian memformulasikan dan merekomendasikan kondisi standar elemen

dasar perpustakaan digital berbasis web.

8

9

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Perpustakaan

Salah satu strategi untuk pengembangan perpustakaan adalah melalui

pengembangkan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT

base), hal ini sesuai dengan perkembangan dunia perpustakaan bahwa

perkembangan mutakhir di bidang perpustakaan adalah perpustakaan digital.

Wahono (2006) berpendapat bahwa perkembangan dunia perpustakaan dimulai

dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa

katalog, kemudian perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog.

Perkembangan mutakhir adalah perpustakaan digital (digital library) yang

memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data

digital dan media jaringan komputer (internet).

Sementara itu Pendit et. al. (2007) berpendapat mengenai perkembangan

perpustakaan berdasarkan keragaman sumberdaya informasinya sebagaimana

tertera pada Tabel 1, bahwa teknologi cetak hanya cocok untul teks dan foto,

teknologi analog hanya tepat untuk audio-visual, teknologi digital cocok untuk

segala jenis persepsi manusia: teks, foto, suara, dan gambar hidup (multimedia).

Tabel 1 Perkembangan Perpustakaan Menurut Keragaman Sumberdaya Informasi

Perpustakaan Biasa Perpustakaan Multiple Media

Perpustakaan Hybrida

Perpustakaan Multimedia Digital

Koleksinya semata-mata bahan tercetak, berupa buku, jurnal, surat kabar, peta dan sebagainya.

Koleksinya sama dengan perpustakaan biasa, ditambah media analog dan elektronik.

Koleksinya sama dengan perpustakaan multiple media, ditambah bahan digital yang interaktif

Koleksinya semua digital, bersifat interaktif, dan dapat merupakan perpustakaan tanpa lokasi fisik (virtual)

Teknologi cetak Analog Elektronik Analog Digital Multimedia Digital

Istilah perpustakaan digital itu sendiri digunakan sekitar tahun 1994

sebagaimana diuraikan Harter (1997) dalam Chisenga (2003), penggunaan istilah

perpustakaan digital secara relatif dapat ditelusuri dalam tahun 1994 melalui

pembentukan Digital Libraries Initiative (DLI) yang didanai bersama oleh

National Science Foundation, Advanced Research Projects Agency dan National

Aeronautics and Space Administration di Amerika. Menurut Rusbridge (1998)

dalam Suryati (2009) apabila dikaji dalam sejarah penggunaan istilah

10

perpustakaan digital ini, ternyata ada perbedaan antara perpustakaan digital yang

dikembangkan di Amerika Serikat dengan Inggris. Perbedaan terdapat dalam hal

pendekatan yang diterapkan di dalam membangunnya. Pendekatan bergaya

Amerika Serikat langsung memisahkan proyek perpustakaan digital dalam

inisiatif tersendiri, yakni melalui Digital Library Initiatives (DLI). Sebaliknya,

pendekatan bergaya Inggris mengembangkan perpustakaan digital secara bertahap

(incremental change). Pentahapan ini diawali dari perpustakaan hibrida yang

merupakan pengembangan dari konsep perpustakaan elektronik (eLib)

2.2 Pengertian Perpustakaan Digital

Ada beberapa pengertian yang perlu diketahui dalam memahami konsep

perpustakaan digital antara lain: sistem perpustakaan digital, definisi perpustakaan

digital, tujuan perpustakaan digital dan kelebihan perpustakaan digital.

2.2.1 Sistem Perpustakaan Digital

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,1988), sistem adalah

perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu

totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, metode, dan

sebagainya. Pengertian lain sistem adalah berasal dari bahasa Latin (systema) dan

bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau

elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi

atau energi (Tofik, 2012).

Pengertian lainnya menurut Neuschel (2012) sistem adalah jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Esensinya

sistem terdiri dari komponen-komponen dalam sistem dan fungsi-fungsi

teknologi di dalamnya. Komponen-komponen tersebut mencakup: perangkat

keras, perangkat lunak, prosedur-prosedur, perangkat manusia dan informasi,

sedangkan fungsi-fungsi teknologi di dalamnya adalah: input, process, output,

storage, communication.

Adapun Subrata (2009) menyatakan sistem perpustakaan digital adalah

penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan

11

dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital, atau

secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi

perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital.

2.2.2 Definisi Perpustakaan Digital

Ada banyak definisi perpustakaan digital berdasarkan pendapat para ahli,

organisasi maupun lembaga, berikut beberapa definisi yang dirumuskan oleh para

ahli, organisasi maupun lembaga tersebut. Surachman (2010) berpendapat

bahwa: “Perpustakaan digital adalah organisasi yang melakukan kegiatan

memilih, mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan koleksi digital dengan

tujuan untuk melestarikan, menjaga, dan terutama mendistribusikan kepada

pengguna sehingga pengguna secara mudah, tepat dan luas dapat mengakses ke

dalam data dan sumber informasi digital tersebut, sehingga mendapatkan

pengetahuan yang dibutuhkan. Selain itu organisasi juga membuat dan merancang

jaringan dan kerjasama dengan memanfaatkan infrastruktur yang mendukung

sehingga terjadi proses knowledge-sharing yang lebih baik, cepat, tepat, dan

luas”.

Santoso (2003) dalam Sutarsyah at.al. (2008) berpendapat perpustakaan

digital adalah perpustakaan yang memiliki sejumlah sumber informasi dalam

format digital yang dapat diakses melalui jaringan. Dengan kata lain bahwa

sebuah perpustakaan menjadi perpustakaan digital ketika mayoritas

sumberdayanya ada dalam bentuk elektronik. Berdasarkan konsep teknologi

informasi, maka konsep perpustakaan digital mengarah ke kumpulan jasa

(collection of services) yang bersifat digital.

Menurut Wahono (2006) perpustakan digital adalah suatu perpustakaan yang

menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk elektronik

dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui

jaringan komputer. Sedangkan Witten dan Bainbridge (2003) berpendapat bahwa

perpustakaan digital adalah suatu kumpulan informasi yang terorganisir, koleksi

yang berfokus pada objek digital, termasuk teks, video, dan audio, bersama

dengan metode untuk akses dan temu kembali informasi, dan metode untuk

seleksi, organisasi, dan pemeliharaan koleksi.

12

Digital Library Federation (DLF,1998) di Amerika Serikat menyatakan

bahwa perpustakaan digital merupakan suatu organisasi yang menyediakan

sumber-sumber informasi, termasuk staf-staf ahli, untuk memilih, menyusun,

menawarkan akses intelektual, menterjemahkan, mendistribusikan, memelihara

integritas koleksi-koleksi dari pekerjaan-pekerjaan digital sehingga mereka

tersedia secara cepat dan ekonomis untuk digunakan atau dimanfaatkan

oleh komunitas tertentu atau kumpulan komunitas.

International Conference of Digital Library (2004) dalam Purtini (2010),

menyatakan bahwa konsep Perpustakaan digital adalah sebagai perpustakaan

elektronik yang informasinya didapat, disimpan, dan diperoleh kembali melalui

format digital. Perpustakaan digital merupakan kelompok workstations yang

saling berkaitan dan terhubung dengan jaringan (networks) berkecepatan tinggi.

Pustakawan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mendapat,

menyimpan, memformat, menelusur atau mendapatkan kembali, dan

mereproduksi informasi nonteks. Sistem informasi modern kini dapat menyajikan

informasi secara elektronik dan memanipulasi secara otomatis dalam kecepatan

tinggi.

The Association of Research Libraries (ARL,1995) mendefinisikan

perpustakaan digital sebagai berikut:

a. Perpustakaan digital bukanlah kesatuan tunggal.

b. Perpustakaan digital memerlukan teknologi untuk dapat menghubungkan ke

berbagai sumberdaya.

c. Hubungan antara berbagai perpustakaan digital dan layanan informasi bagi

pemakai bersifat transparan.

d. Akses universal terhadap perpustakaan digital dan layanan informasi

merupakan suatu tujuan.

e. Koleksi-koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil dokumen;

koleksi meluas sampai artefak digital yang tidak dapat diwakili atau

didistribusikan dalam format tercetak.

Menurut Chisenga (2003) berdasarkan berbagai definisi dan sejumlah besar

literatur yang tersedia seseorang bisa mendapatkan indikasi fitur perpustakaan

digital, yaitu antara lain:

13

a. Perpustakaan digital adalah organisasi dengan tujuan tertentu atau berbagai

tujuan. Kebanyakan tujuan proyek perpustakaan digital ini adalah untuk

menghasilkan, mengumpulkan, menyimpan, dan mengatur informasi dalam

format digital, dan membuatnya tersedia untuk kelompok pengguna untuk

pencarian, temu kembali dan pengolahan melalui jaringan komunikasi.

b. Perpustakaan digital memiliki berbagai fungsi dan proses yang dilakukan

untuk mencapai tujuan objektif dari organisasi. Ini termasuk memilih sumber

daya, koleksi, akses terhadap sumber daya, mendistribusikan sumber daya

dan sebagainya. Fungsi-fungsi dan proses-proses ini dilakukan oleh

kombinasi sumber daya manusia dan sumber daya teknologi.

c. Perpustakaan digital terdiri koleksi digital. Perpustakaan digital menyimpan

bahan dalam elektronik format. Ini termasuk pengganti dokumen seperti

catatan bibliografi (metadata) dan indeks selain teks lengkap dokumen, file

audio, video, dan gambar beberapa di antaranya tidak dapat diwakili atau

didistribusikan dalam format cetak.

d. Perpustakaan digital pasti melayani masyarakat. Perpustakaan digital

melayani pengguna, dan kebutuhan informasi dari masyarakat atau

masyarakat menentukan isi informasi dan layanan perpustakaan digital.

e. Perpustakaan digital yang diakses oleh pengguna melalui antarmuka yang

user-friendly.

2.2.3 Tujuan Perpustakaan Digital

Tujuan utama pengembangan perpustakaan digital menurut Pustaka

Departemen Pertanian Republik Indonesia (Deptan, 2006) adalah bahwa

pembangunan sistem perpustakaan digital bertujuan untuk:

a. Mempermudah dan mempercepat proses temu balik informasi (information

retrieval).

b. Mempermudah proses pertukaran dan pengiriman informasi (information

exchange) antar instansi yang membutuhkan informasi tersebut.

c. Terkelolanya sistem informasi perpustakaan terutama data hasil penelitian

melalui pemanfaatan database offline.

14

d. Meningkatnya infomation sharing dengan lembaga dunia (misal: FAO,

FFTC, AGLINET).

e. Terkelolanya informasi di Pustaka Data Center.

f. Terbangunnya database INDONESIANA dan information sharing lingkup

litbang.

Adapun menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI, 2010),

tujuan pembangunan Perpustakaan Digital Nasional adalah:

a. Meningkatkan akses ke sumberdaya informasi tersedia dan layanan

perpustakaan yang diselenggarakan oleh seluruh perpustakaan yang

tergabung dalam jaringan (resource sharing).

b. Mempromosikan pemahaman dan kesadaran antar budaya dalam lingkup

nasional, menyediakan sumber belajar, mendorong ketersediaan bahan

pustaka dan informasi yang mengandung nilai budaya setempat (local

content)

c. Melestarikan sumber informasi tentang Indonesia;

d. Mendukung penelitian ilmiah melalui pemanfaatan akses Internet.

Sedangkan tujuan perpustakaan digital menurut Association of Research

Libraries (ARL, 1995), adalah sebagai berikut:

a. Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang: cara

mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan

dalam format digital.

b. Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di

semua sektor.

c. Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi

pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.

d. Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian,

perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.

e. Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi

berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang

penting.

f. Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.

15

2.2.4 Kelebihan Perpustakaan Digital.

Perpustakaan digital mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan

perpustakan konvensional sebagaimana diuraikan Subrata (2009) keunggulan

perpustakaan digital diantaranya adalah pertama: long distance service, artinya

dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya,

kapanpun dan dimanapun. Kedua, akses yang mudah karena pengguna tidak perlu

mencari di katalog dengan waktu yang lama. Ketiga, murah (cost efective),

mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan membeli buku.

Keempat, mencegah plagiat dan duplikasi. Perpustakaan digital lebih aman

dengan penyimpanan koleksi perpustakaan dalam format PDF. Kelima, publikasi

karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat

dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.

Menurut Saleh (2010), kelebihan perpustakaan digital dibandingkan dengan

perpustakaan konvensional antara lain: menghemat ruangan, akses ganda

(multiple acces), tidak dibatasi ruang dan waktu, koleksi dapat berbentuk

multimedia dan biaya murah.

2.3 Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web.

Salah satu strategi untuk pengembangan perpustakaan adalah melalui

pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT

base) salah satunya yaitu pengembangan perpustakaan digital berbasis web.

Dalam pengembangan perpustakaan digital berbasis web banyak faktor yang

mempengaruhinya, antara lain dasar pengembangan perpustakaan digital,

komponen utama pengembangan perpustakaan digital, metode utama

pengembangan perpustakaan digital dan elemen utama pengembangan

perpustakaan digital.

2.3.1 Dasar Pengembangan Perpustakaan Digital

Disamping didasari oleh pesatnya perkembangan sistem informasi berbasis

TI, ledakan informasi, sikap dan perilaku masyarakat pengguna informasi dan

dalam upaya peningkatan daya saing pelayanan jasa informasi pada perpustakaan

serta dalam rangka pemberdayaan sumber daya pengetahuan yang dimiliki, ada

16

beberapa motif lainnya yang mendasari pengembangan perpustakaan digital.

Purtini (2010) menyatakan bahwa motif-motif yang mendasari pengembangan

perpustakaan digital adalah:

a. Pada perpustakaan konvensional, akses terhadap dokumen terbatas pada

kedekatan fisik. Pengguna harus datang untuk mendapat dokumen yang

diinginkan, atau melalui jasa pos. Untuk mengatasi keterbatasan ini

perpustakaan digital diharap mampu untuk menyediakan akses cepat terhadap

katalog dan bibliografi serta isi buku, jurnal, dan koleksi perpustakan lainnya

secara lengkap.

b. Melalui komponen manajemen database, penyimpanan teks, sistem telusur,

dan tampilan dokumen elektronik, sistem perpustakaan digital diharapkan

mampu mencari database koleksi yang mengandung karakter tertentu, baik

sebagai kata maupun sebagai bagian kata. Di perpustakaan konvensional

penelusuran seperti ini tidak mungkin dilakukan.

c. Untuk menyederhanakan perawatan dan kontrol harian atas koleksi

perpustakaan.

d. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan tugas-tugas staf tertentu, misalnya

menaruh terbitan baru di rak, mengembalikan buku yang selesai dipinjam ke

rak, dan lain-lain.

e. Untuk mengurangi penggunaan ruangan yang semakin terbatas dan mahal.

2.3.2 Komponen Utama Pengembangan Perpustakaan digital

National Information Standards Organization (NISO, 2007) dalam

karyanya berjudul: A Framework of Guidance for Building Good Digital

Collections menguraikan komponen-komponen utama yang diperlukan sebagai

standar pengembangan perpustakaan digital. Ada empat jenis kriteria yang harus

menjadi perhatian, yaitu:

a. Collection (organized groups of object), dengan prinsip-prinsip

pengembangannya sebagai berikut:

a) Diwujudkan berdasarkan pada kebijakan pengembangan koleksi yang

jelas.

b) Koleksi sebaiknya dideskripsikan.

c) Dipelihara sepanjang waktu.

17

d) Tersedia secara luas.

e) Menghormati hak atas kekayaan intelektual.

f) Memiliki mekanisme.

g) Koleksi interoperable.

h) Terintegrasi dengan alur kerja yang ada dalam institusi.

i) Berkelanjutan sepanjang waktu.

b. Object (digital materials) prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman:

a) Eksis dalam format yang mendukung penggunaan yang diinginkan.

b) Bisa dipelihara dimana obyek tidak akan menimbulkan rintangan dan

dapat diakses setiap saat.

c) Bermakna dan berguna di luar konteks lokal, mudah dipindahkan, bisa

digunakan kembali, dan dapat dipertukarkan.

d) Ditandai dengan identifier yang tetap dan bersifat unik.

e) Dapat diautentifikasi.

f) Memiliki metadata berkaitan.

c. Metadata (information about objects and collection), prinsip-prinsip yang

dapat digunakan:

a) Metadata sesuai dengan standar komunitas.

b) Mendukung interoperability.

c) Menggunakan authority control dan standar konten

d) Mencakup tentang pernyataan tentang syarat- syarat penggunaan obyek

digital.

e) Mendukung pemeliharaan dan preservasi jangka panjang terhadap

obyek dalam koleksi.

d. Initiatives (programs or project to create and manage collections), prinsip-

prinsip yang dapat diterapkan:

a) Memiliki desain dasar dan komponen perencanaan.

b) Memiliki staf yang sesuai dengan keahlian yang diperlukan untuk

mencapai sasaran.

c) Mengikuti best practices untuk manajemen proyek.

d) Memiliki komponen evaluasi.

e) Memasarkan dan menyebarluaskan informasi tentang proses dan hasil

proyek kepada pemangku kepentingan.

18

2.3.3 Metode Utama Pengembangan Perpustakaan digital

Cleveland (1998) dalam Occasional Paper 8 berjudul Digital Libraries:

Definitions, Issues and Challenges yang diterbitkan International Federation of

Library of Associations and Institutions (IFLA) menyatakan bahwa membangun

koleksi digital dapat dilakukan dengan tiga metode utama yakni:

a. Digitization, merupakan proses konversi koleksi berbentuk cetak, analog atau

media lain seperti buku, artikel jurnal, foto, lukisan, bentuk mikro ke dalam

bentuk elektronik atau digital.

b. Acquisition of original digital works, maksudnya adalah mengadakan baik

melalui metode membeli atau berlangganan karya digital asli dari penerbit

atau peneliti dalam bentuk misalnya jurnal elektronik (e-journal), buku

elektronik (e-book) dan basis data online seperti Ebsco, Proquest, dan

Science Direct.

c. Acces to external materials, maksudnya adalah perpustakaan harus

mempunyai semacam jaringan ke sumber lain yang tidak tersedia secara

lokal yang disediakan melalui website, koleksi perpustakaan lain atau server-

server milik penerbit-penerbit.

Lebih jauh Cleveland (1998) menyatakan beberapa hal yang dapat menjadi

pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya adalah:

a. Kekuatan koleksi

Kekuatan koleksi sebuah perpustakaan menjadi pertimbangan bagi

perpustakaan itu sendiri untuk melakukan ekspansi ke dalam format digital.

b. Keunikan koleksi

Apabila perpustakaan hanya mempunyai satu salinan koleksi atau koleksi

langka, maka perlu dipikirkan untuk melakukan digitasi terhadap koleksi

tersebut. Biasanya koleksi-koleksi yang bernilai sejarah, kuno, langka dan

tidak dapat ditemukan di tempat lain menjadi pertimbangan bagi

perpustakaan untuk melakukan digitasi.

c. Prioritas bagi komunitas penggguna

Kebutuhan komunitas juga menjadi prioritas tersendiri bagi perpustakaan

untuk melakukan digitasi koleksinya. Misal adanya kebutuhan kurikulum dari

19

universitas yang mewajibkan adanya sumber-sumber informasi digital yang

diakses oleh mahasiswa melalui perpustakaan.

d. Kemampuan staf

Perpustakaan juga harus dapat mempertimbangkan bagaimana kemampuan

staf dalam melakukan manajemen koleksi digital, mulai dari penguasaan

terhadap teknologi informasi, bagaimana teknis dan prosedur digitasi, hingga

bagaimana melakukan pengelolaan dan perawatan koleksi digital hasil

digitasi. Hal ini perlu sebagai jaminan kesinambungan pengelolaan dan

perancangan koleksi digital di perpustakaan tersebut.

2.3.4 Elemen Utama Perpustakaan Digital

Dalam Executive Summary Grand Design Perpustakaan Digital Pusat

Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian (2006) proses pelaksanaan

pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web mencakup beberapa

elemen utama yang harus menjadi perhatian. Elemen utama tersebut sangat

menentukan keberhasilan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis

web.

Elemen utama tersebut terdiri atas (a) sarana media, (b) fungsi/jenis layanan

(c) sistem pendukung dan (d) hubungan dengan instansi lain serta (e) elemen

dasar dan (f) operasi pemeliharaan. Hubungan antar elemen utama pembentuk

perpustakaan digital berbasis web tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Elemen dasar (basic element) sebagai salah satu elemen utama

pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web, terdiri dari: (a) Sumber

daya manusia (SDM) yang kompeten, (b) koleksi yang lengkap dan berkualitas,

(c) infrastruktur yang compatible, (d) standard operational procedure (SOP)

yang lengkap, (e) anggaran yang cukup dan (f) manajemen yang modern.

20

Gambar 1 Diagram Model Perpustakaan Digital (Sumber: Executive Summary Grand Design

Perpustakaan Digital PUSTAKA Litbang Deptan, 2006).

2.4 Elemen Dasar (basic elements) Perpustakaan Digital

Sebagai salah satu elemen utama perpustakaan digital, elemen dasar berarti

bagian dasar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988)

disebutkan bahwa elemen dasar mengandung pengertian bagian yang penting

atau yang dibutuhkan dari keseluruhan yang lebih besar.

Elemen dasar perpustakaan digital berarti bagian terpenting yang paling

dibutuhkan dalam pengembangan perpustakaan digital berbasis web.

Sebagaimana diuraikan diatas menurut perpustakaan model yang dikembangkan

oleh perpustakaan digital Pustaka Bogor elemen dasar tersebut terdiri atas:

21

a. SDM

b. Koleksi

c. Infrastruktur

d. SOP

e. Manajemen

f. Anggaran

2.4.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

Komponen pertama elemen dasar perpustakaan digital adalah SDM yang

merupakan salah-satu elemen terpenting dalam pengembangan perpustakaan

digital. Menurut Nawawi (2001) dalam Sudayat (2009) ada tiga pengertian

SDM yaitu:

a. SDM adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut

juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).

b. SDM adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam

mewujudkan eksistensinya.

c. SDM adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non

material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan

menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan

eksistensi organisasi.

Optimalisasi pengembangan perpustakaan digital membutuhkan SDM

perpustakaan digital yang professional, yaitu SDM yang memiliki kompetensi dan

keterampilan mengelola perpustakaan digital. Menurut Maksum dan

Darmawiredja (2007) pengelolaan Perpustakaan Model memerlukan SDM yang

memiliki keahlian di bidang manajemen informasi dan dalam pengelolaan TIK.

Jumlah tenaga perpustakaan yang dibutuhkan untuk satu perpustakaan model

minimum empat orang, yang akan bertugas sebagai kepala, pelaksana teknis dan

pelaksana layanan perpustakaan. Pendidikan formal yang diperlukan adalah

bidang perpustakaan minimum D3 untuk tingkat terampil dan S1 untuk tingkat

ahli. Untuk spesialisasi lain diperlukan pengalaman mengelola perpustakaan

minimum lima tahun. Melalui program pelatihan SDM perpustakaan model harus

memiliki kemampuan:

a. Membangun pangkalan data

22

b. Mendigitasi dokumen

c. Mengelola jaringan

d. Memahami instalasi dan konfigurasi perangkat lunak

e. Memahami sistem perangkat lunak

f. Memahami perawatan perangkat keras

g. Membangun dan mengelola Web

h. Memahami multimedia

Menurut Chisenga (2003) SDM yang tersedia untuk perpustakaan digital

harus memiliki syarat keterampilan yang memadai, terdiri dari: hardware

specialists, network administrators, database administrators, programmers,

content developers, information managers (librarians). Sedangkan menurut

Achmad (2006) disamping kompetensi manajerial, untuk membangun

perpustakaan digital dibutuhkan keterampilan teknis kompetensi TI, yaitu:

a. Kemampuan dalam penggunaan komputer (computer literacy)

b. Kemampuan dalam menguasai basis data (database management)

c. Kemampuan dalam penguasaan peralatan TI (tools and technology skills)

d. Kemampuan dalam penguasaan jaringan (computer network)

Adapun menurut Sulistyo-Basuki (2006) ada tiga kompetensi yang

diperlukan pengembangan perpustakaan digital, yaitu kompetensi keilmuan,

kompetensi bahasa dan kompetensi teknologi informasi (TIK). Kompetensi TIK

mencakup kemampuan dalam:

a. Kompetensi dasar TIK

b. Kompetensi olah kata (word processing)

c. Kompetensi surat elektronik (e-mail)

d. Kompetensi internet dan intranet

e. Kompetensi grafik

f. Kompetensi penyajian

g. Kompetensi penerbitan

h. Kompetensi manajemen proyek dan lembar elektronik (spreadsheet)

i. Kompetensi pangkalan data

j. Kompetensi pemeliharaan sistem (system maintenance)

k. Kompetensi desain dan pengembangan aplikasi dalam lingkungan web

l. Kompetensi analisis sistem dan pemrograman.

23

Selanjutnya menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) sumber daya manusia

yang dibutuhkan dalam pengelolaan perpustakaan digital adalah:

a. Database Administrator (DBA), yaitu mempunyai kemampuan dan

tanggungjawab terhadap kelancaran basisdata, mekanisme backup agar data

selalu aman dan recovery jika terjadi kerusakan data.

b. Network Administrator yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab

terhadap kelancaran operasional jaringan komputer.

c. System Administrator yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab

terhadap kelancaran sistem komputer dan pengaturan siapa saja yang berhak

mengakses sistem.

d. Web Master yaitu mempunyai kemampuan dan tanggung jawab terhadap

kelancaran agar website beserta seluruh halaman yang ada didalamnya tetap

beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna.

e. Web Designer/Content Developer yaitu mempunyai kemampuan dan

tanggung jawab dalam merancang tampilan dan sekaligus mengatur isi

website.

Lebih jauh Australian National Training Authorithy (ANTA) dari Council of

Australian University Directors of Information Technology (CAUDIT, 2001),

Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika (PPAUME) dari

Institut Teknologi Bandung (2000) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII, 2000) menyatakan kompetensi dasar standar (standard core

competency) yang harus dimiliki semua kategori lapangan pekerjaan bidang

teknologi informasi (TI), yaitu:

a. Kemampuan mengoperasikan perangkat keras (ANTA: ICAITU005B)

b. Mengakses internet (ANTA: ICPMM63bA)

Sedangkan kompetensi per kategori pekerjaan adalah:

a. SDM pengelola komponen countainers yaitu sebagai:

a) Network Administrator yang mempunyai tanggungjawab terhadap

kelancaran operasional jaringan komputer, dengan kompetensi:

- Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)

- Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang

mendukung network (ANTA: ICAITS120A)

24

- Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA:

ICAITS122A)

- Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)

- Monitor dan administer network security (ANTA: ICAITS124A)

- Memahami routing.

b) System Administrator yaitu mempunyai tanggung jawab terhadap

kelancaran sistem komputer dan pengaturan siapa saja yang berhak

mengakses sistem serta kompetensi sesuai standar, dengan kompetensi:

- Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)

- Melakukan instalasi Microsoft Windows

- Melakukan instalasi Linux, memasang dan mengkonfigurasi e-mail

server, ftp server, web server

- Memahami routing yaitu proses untuk memilih jalur yang harus

dilalui oleh paket data.

c) Web Developer/Programer yaitu mempunyai tanggung jawab terhadap

kelancaran agar website beserta seluruh halaman yang ada di dalamnya

tetap beroperasi sehingga bisa diakses oleh pengguna, dengan

kompetensi:

- Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)

- Cammon Gateway Interface Programing.

b) SDM pengelola komponen contents yaitu:

a) Database Administrator (DBA), yaitu mempunyai kemampuan dan

tanggung jawab terhadap kelancaran basisdata, mekanisme backup agar

data selalu aman dan recovery jika terjadi kerusakan data, dengan

kompetensi :

- Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A)

b) Web Designer/Content Developer, yaitu mempunyai kemampuan dan

tanggung jawab dalam merancang tampilan dan sekaligus mengatur isi

website dengan konpetensi:

- Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA)

- Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA)

25

Terakhir yang bisa dianggap sebagai salah satu yang paling utama dari

kualitas SDM perpustakan digital berbasis web adalah memiliki sertifikat

kompetensi SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sertifikat

kompetensi TIK tersebut dapat dimiliki melalui Lembaga Sertifikasi Profesi

(LSP) telekomunikasi, multimedia dan informatika (Telematika).

LSP Telematika dibentuk oleh pemerintah yang harus dilaksanakan oleh

komunitas Telematika dan bersifat independen serta professional. LSP bertugas

menyelenggarakan standarisasi kompetensi kerja, menyiapkan materi uji serta

mengakreditasi unit-unit tempat uji kompetensi dan menerbitkan Sertifikat

Kompetensi TIK. Kegiatan kerjanya merujuk kepada Sertifikat ISO 17024.

Materi uji kompetensi LSP Telematika disusun berdasarkan Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang disahkan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi. Penyusun SKKNI merupakan ahli telematika yang

berasal dari Departemen Komunikasi dan Informatika, Departemen Pendidikan,

Kementerian Ristek dan beberapa perusahaan TI di Indonesia (LSP Telematika,

2012)

2.4.2 Koleksi

Elemen dasar kedua perpustakaan digital adalah koleksi digital, Maksum dan

Darmawiredja (2007) menyatakan koleksi perpustakaan diutamakan dalam format

digital baik untuk offline maupun online, sedangkan koleksi tercetak lebih

diutamakan buku-buku tentang formula (standar) dan rujukan. Menurut Hartinah

(2009) obyek digital yang mengisi perpustakaan digital sangat bervariasi meliputi

teks, grafik, gambar, audio-video, program-program komputer, sedangkan

Makarim dan Prastyo (2007) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber

daya digital (digital resources) adalah koleksi-koleksi digital yang dimiliki, antara

lain; lagu-lagu berformat MP3, film yang diputar dengan VCD/DVD player,

ringtone pada handphone, foto digital, e-mail dan dokumen softcopy suatu tulisan.

Surachman (2008) menyatakan bahwa koleksi digital dapat dipahami sebagai

koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat

juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media

komputer dan sejenisnya. Koleksi digital tersebut dapat berupa buku elektronik,

26

jurnal elektronik, database online atau statistik elektronik, sedangkan Pendit et.al.

(2007) menyatakan secara garis besar ada empat sumberdaya informasi yaitu:

a. Bahan dan sumber full text, termasuk di sini jurnal elektronik, koleksi digital

yang bersifat terbuka (open acces), buku elektronik, surat kabar elektronik,

dan tesis serta disertasi digital.

b. Sumber daya metadata, termasuk perangkat lunak digital berbentuk katalog,

indeks dan abstrak, atau sumber daya yang menyediakan informasi tentang

informasi lainnya.

c. Bahan-bahan multimedia digital.

d. Aneka situs di internet

2.4.3 Infrastruktur

Sebagai elemen dasar ketiga infrastruktur mempunyai beberapa pengertian di

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) infrastruktur disebut

prasarana, yaitu: segala yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu

proses. Pengertian infrastruktur sebenarnya mencakup sarana-sarana teknologis

yang berwujud fisik seperti: jaringan kabel, perangkat keras, dan bangunan-

bangunan. Infrastruktur non fisik seperti struktur sosial budaya, cara kerja dan

aspirasi masyarakat tempat infrastruktur itu berada, tersedia dari (PNRI, 2010).

Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) berpendapat bahwa dalam pengembangan

perpustakaan digital perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan komputer

adalah sebagai elemen penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital (lihat

Gambar 2).

27

Gambar 2 Infrastruktur Ideal Perpustakaan Digital (Sumber:Modifikasi Infrstruktur Perpustakaan, Ruldeviyani dan Sucahyo, 2007)

2.4.3.1 Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras dalam sistem komputer adalah semua elemen fisik dalam

komputer, seperti rangkaian terpadu (integrated circuit) kabel dan terminal

(Downing dan Covington, 1990). Menurut Maksum dan Darmawiredja (2007)

komponen perangkat keras berbasis TI yang diperlukan adalah:

28

a. Komponen input, yaitu perangkat keras yang digunakan untuk data entri

informasi (keyboard, mouse, scanner).

b. Komponen output, adalah perangkat keras yang diperlukan untuk

menampilkan data informasi melalui intranet dan internet (monitor, printer).

c. Komponen pengolah untuk melakukan pengolahan dan eksekusi intruksi

(processor, motherboard).

d. Komponen memori untuk menyimpan data dan intruksi dalam bentuk

elektronik digital (harddisk).

Perangkat keras lainnya yang diperlukan adalah perangkat untuk membangun

jaringan intranet dan internet, yaitu perangkat untuk akses katalog, akses online

serta server. Lebih rinci Maksum (2009) mengatakan hardware minimal yang

diperlukan untuk mengembangkan perpustakaan digital adalah: 4 unit PC, 1 unit

server, 1 unit hub, 1 unit router, 1 unit printer, 1 unit UPS, kabel konektor,

instalasi listrik, instalasi jaringan, 1 unit kamera digital.

Dalam sebuah paket perpustakaan digital hardware yang dibutuhkan adalah

PC dengan spesifikasi processor multicore processor minimal speed 2.2 GHz,

memori 2 GB DDR2 SDRAM, hard drive 160 GB SATA-II 7200 RPM,

networking ethernet 10/100/1000 Mbps dan monitor LCD 15 (Berkatindo

Nusantara, 2010), selain itu saluran telepon dan modem (Pardosi, 2001), scanner

(Suryandari,2007) dan komputer server.

Menurut pendapat Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) untuk pencapaian

kinerja yang maksimum, sebuah perpustakaan digital bisa saja mempunyai

beberapa server yang masing-masing mempunyai tugas pokok dan fungsi yang

khusus sebagai berikut:

a. Web server, yaitu server yang akan melayani permintaan-permintaan layanan

web page dari para pengguna internet.

b. Database server, yaitu jantung sebuah perpustakaan digital karena di sinilah

keseluruhan koleksi disimpan;

c. FTP server, yaitu untuk melakukan kirim/terima berkas melalui jaringan

komputer;

d. Mail server, yaitu server yang melayani segala sesuatu yang berhubungan

dengan surat elektronik (e-mail);

29

e. Printer server, yaitu untuk menerima permintaan-permintaan pencetakan,

mengatur antriannya, dan memprosesnya;

f. Proxy server, yaitu untuk pengaturan keamanan penggunaan internet dari

pemakai-pemakai yang tidak berhak dan juga dapat digunakan untuk

membatasi ke situs-situs yang tidak diperkenankan.

2.4.3.2 Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak dalam sistem komputer adalah merupakan kumpulan

program yang akan memberitahu komputer apa yang harus dilakukan. Perangkat

keras yang membentuk sistem komputer tidak berarti tanpa adanya instruksi yang

memberitahukan apa yang harus dilakukannya (Downing dan Covington 1990).

Demikian pula pendapat Maksum (2007) software mencakup sekumpulan aturan

atau panduan untuk kelangsungan aktivitas sistem informasi, program aplikasi

komputer, program pengembangan dan program sistem operasi (operating

system).

Menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) sebuah perpustakaan digital paling

tidak memerlukan dua perangkat lunak utama yaitu perangkat lunak untuk

penyimpanan koleksi dan perangkat lunak untuk pencarian koleksi. Untuk

penyimpanan koleksi, dibutuhkan sebuah sistem manajemen basis data yang bisa

mendukung proses penambahan, pengubahan, penghapusan termasuk juga

pencarian koleksi secara cepat. Oracle, Microsoft SQL server, dan IBM DB2

adalah basis data yang bersifat proprietary dan MySQL dan postgreSQL adalah

basis data yang bersifat open source. Manajemen basis data tersebut dalam sebuah

perpustakaan digital dapat dijakankan dilingkungan sistem operasi windows yaitu

sistem operasi komputer yang bersifat proprietary atau sistem operasi unix/linux

yaitu sistem operasi komputer yang bersifat open source ataupun berbagai

variasinya atau sistem operasi lainnya

Untuk pencarian koleksi umumnya melalui internet, yaitu menggunakan web

browser dengan cara mengakses situs web yang menyediakan koleksi yang

dibutuhkan. Web browser adalah software yang digunakan untuk menampilkan

halaman-halaman website yang ada di internet. Web browser yang popular adalah

internet explorer, netscape navigator dan mozilla firefox. Sedangkan aplikasi

30

interface yang popular antara lain Slims, GDL, Igloo dan Mysipisis. Sementara

itu diantara bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membangunnya

mulai dari Java, Perl, python, ASP ataupun PHP. Perangkat lunak berikutnya

adalah untuk web server, yaitu software yang memberikan layanan data yang

berfungsi menerima permintaan HTTP dari klien yang dikenal dengan browser

web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman web yang

umumnya berbentuk dokumen HTML (World Friend, 2010).

Salah satu web server yang paling banyak digunakan adalah web server

Apache. Web server ini salah satunya dapat diperoleh dengan menginstal

perangkat lunak XAMPP yaitu tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke

dalam satu buah paket. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi

melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, MySQL dan PHP secara

manual. XAMPP akan menginstallasi dan mengkonfigurasikannya secara

otomatis (Julie, 2010)

Fungsi Apache, MySQL dan PHP adalah:

a. Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utamanya adalah

menghasilkan halaman web yang benar kepada user.

b. MySQL, merupakan database server. MySQL dapat digunakan untuk

membuat dan mengelola database beserta isinya, termasuk menambahkan,

mengubah dan menghapus data yang berada dalam database.

c. PHP, merupakan bahasa pemrograman web yaitu bahasa pemrograman untuk

membuat web yang bersifat server-side scripting yang memungkinkan

membuat halaman web yang bersifat dinamis.

2.4.3.3 Jaringan Komputer (computer netware)

Jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi komputer dan

teknologi telekomunikasi. Gabungan teknologi ini melahirkan pengolahan data

yang dapat didistribusikan, mencakup pemakaian database, software aplikasi dan

peralatan hardware secara bersamaan (Sopandi, 2008). Sedangkan Maksum dan

Darmawiredja (2007) berpendapat bahwa jaringan (netware) merupakan unit

telekomunikasi yang terdiri atas media, aliran data (data flow), topologi dan

aturan, keamanan serta zona telekomunikasi yang diperlukan untuk mengakses

informasi yang tersimpan dalam server untuk mempermudah dan mempercepat

31

para pengguna memperoleh informasi. Pola pengembangannya meliputi aktivitas

input, proses dan output.

Untuk mengoptimalkan tujuan tersebut suatu perpustakaan digital

memerlukan jaringan komputer (Gambar 3), baik jaringan lokal

(LAN/intranet/ektranet), maupun jaringan global (internet) sebagaimana pendapat

Pudjiono (2006), setelah memiliki koleksi digital, PC dan software maka

diperlukan jaringan intranet minimal 100 Mbps dan internet (layanan global)

minimal 128 Kbps. Selain dari itu kehadiran komputer personal (PC), Internet

dan Word Wide Web (WWW) memungkinkan terciptanya perpustakaan digital

(Ruldeviyani dan Sucahyo, 2007).

a. LAN

Jaringan wilayah lokal ( local area network atau biasa disingkat LAN)

adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil;

seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah

atau yang lebih kecil. Saat ini, kebanyakan LAN berbasis pada teknologi

IEEE 802.3 Ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai

kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbps. Selain teknologi Ethernet,

saat ini teknologi 802.11b (atau biasa disebut Wi-fi) juga sering digunakan

untuk membentuk LAN. Tempat-tempat yang menyediakan koneksi LAN

dengan teknologi Wi-fi biasa disebut hotspot, (PSB-SMA, 2010]

b. Intranet dan Ekstranet

Intranet adalah sebuah jaringan komputer berbasis protokol TCP/IP

seperti internet, hanya saja digunakan dalam internal perpustakaan. Antar

intranet dapat saling berkomunikasi dengan yang lainnya melalui sambungan

internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh.

32

Gambar 3 Diagram Model Jaringan Perpustakan (sumber: Perpustakaan Model Pustaka Bogor)

Jika sebuah perpustakaan mengekspos sebagian dari internal

jaringannya ke komunitas di luar, hal ini disebut ekstranet. Perpustakaan

dapat melakukan pemblokiran akses ke intranet melalui router dan

pengaturan akses ke intranet dengan meletakan firewall (Purbo, 2010).

33

c. Internet

Internet (Interconnected Network) merupakan jaringan global yang

menghubungkan komputer yang satu dengan lainnya diseluruh dunia (oleh

alat pengatur lalu lintas data, yang dinamakan routers) meskipun beda sistem

operasi dan mesin. Dengan Internet, komputer dapat saling terhubung untuk

berkomunikasi, berbagi dan memperoleh informasi. Internet sebenarnya

adalah suatu sistem global jaringan komputer yang saling terhubung

menggunakan standar internet protokol (TCP/IP) (Wijaya, 2012)

Menurut Ruldeviyani dan Sucahyo (2007) sesuai dengan

kepanjangannya, Internet terdiri dari sekumpulan jaringan komputer milik

perusahaan, institusi, lembaga pemerintah, ataupun penyedia jasa masing-

masing jaringan komputer yang terhubung dan dikelola secara independen.

Dengan adanya internet memungkinkan data digital di satu tempat bisa

diakses dengan mudah dan cepat dari tempat lain.

d. World Wide Web (WWW)

WWW atau sering disebut sebagai web adalah dokumen-dokumen internet

yang disimpan di server-server yang terdapat diseluruh dunia. Dokumen web

tersebut dibuat dengan menggunakan format hypertext dan hypermadia, yaitu

Hypertext Markup Languange (HTML). HTML mempunyai kemampuan untuk

menghubungkan (link) sebuah dokumen dengan dokumen yang lain. Halaman-

halaman web yang dibuat menggunakan HTML digunakan untuk menyimpan

informasi. Informasi yang disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG,

PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti

MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World). Web dapat diakses oleh

perangkat lunak web client yang disebut browser. Browser dapat membaca

halaman-halaman web yang tersimpan dalam web server atau sering

tersimpan dalam web server atau yang disebut URL (Sugiono, 2009)

2.4.4 Standard Operation Procedure (SOP)

Elemen dasar ke empat adalah SOP, yang diperlukan diberbagai bidang

kegiatan termasuk kegiatan pengembangan perpustakaan digital. SOP diperlukan

34

agar proses operasional kegiatan berlangsung secara teratur. Proses yang sudah

berlangsung teratur dapat tetap berjalan walaupun orang yang bertanggung jawab

pada proses tersebut tidak hadir, karena perannya dapat digantikan orang lain.

SOP merupakan suatu rangkaian instruksi tertulis yang mendokumentasikan

kegiatan atau proses rutin yang terdapat pada suatu bidang kegiatan. Menurut

Mustafa dan Yulia (2005) SOP atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan

istilah prosedur baku mutu adalah suatu panduan tertulis dalam menjalankan

kegiatan sehari-hari di suatu lembaga untuk menjamin standar mutu hasil

pekerjaan. Sedangkan Aries dan Saleh, (2004) mendefinisikan SOP sebagai

dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan

sistematis. Dengan adanya SOP, maka standar mutu layanan yang akan

dihasilkan oleh suatu pekerjaan dapat diukur sebelumnya. Demikian juga mutu

layanan yang diharapkan diberikan kepada pengguna dapat ditentukan.

Selanjutnya dengan SOP akan mudah melaksanakan pekerjaan, karena ada

pedoman yang diikuti dan kontrol terhadap pekerjaan dapat dilakukan dengan

mudah.

Perpustakaan digital yang koleksinya berformat digital tersimpan dalam

suatu komputer server harus dapat diakses dengan komputer secara cepat dan

mudah melalui jaringan komputer. Oleh karena itu maka SOP sangat diperlukan

untuk menjalankan operasional sebuah perpustakaan digital agar memberikan

manfaat lebih bagi pengguna dan yang menjalankan tugas-tugas sebagai

pustakawan. Dalam grand design perpustakaan digital Pustaka Litbangtan,

pembuatan SOP terdiri dari:

a) SOP untuk digitalisasi bahan perpustakaan

b) SOP untuk penanganan dokumen digital

c) SOP untuk sistem layanan perpustakaan digital

d) SOP untuk pemeliharaan jaringan

e) SOP untuk pemeliharaan web

Biasanya SOP disusun berbentuk modul-modul, setiap kegiatan dibuat SOP

yang berdiri sendiri atau ada keterkaitan dengan modul lainnya. Modul kegiatan

perpustakaan terdiri dari nomor kode modul, judul modul, cakupan, tujuan,

standar yang digunakan, tahapan kegiatan, alur kerja dalam bentuk diagram, serta

35

formulir-formulir yang mungkin digunakan dan biaya atau keterangan lain yang

diperlukan terkait langsung dengan isi modul tersebut (Mustafa dan Yulia, 2005).

Contoh SOP yang diperlukan dalam pengembangan perpustakaan digital antara

lain SOP digitalisasi bahan perpustakaan dan penanganan dokumen digital

(Lampiran 1 s.d 2)

2.4.5 Manajemen

Elemen dasar kelima adalah manajemen yang secara umum adalah

merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan,

usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi

lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner dalam

Daryono, 2008). Oleh karena itu, apabila proses dan sistem perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan tidak baik, maka proses

manajemen secara keseluruhan tidak lancar, dan proses pencapaian tujuan akan

terganggu dan mengalami kegagalan.

Berdasarkan Standard National Information Standards Organisation (NISO,

2007) pengembangan koleksi digital sebaiknya berpedoman pada kriteria four

core types of entities sebagaimana diuraikan dalam komponen utama

pengembangan perpustakaan digital tersebut diatas, yaitu:

a. Collection (organized groups of object)

b. Object (digital materials)

c. Metadata (information about objects and collections)

d. Initiatives (program or projects to create and manage collection)

Adapun manajemen perpustakaan digital menurut Arif (2003) adalah

penerapan teknologi informasi (TI) sebagai sarana untuk menyimpan,

mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format

digital. Manajemen pengembangan perpustakaan digital tersebut antara lain

melalui proses digitization sebagaimana menurut Suryandari (2007) manajemen

perpustakaan di era digital salah satunya dibatasi pada proses digitalisasi.

Selanjutnya menurut Cleveland (1998) dari IFLA sebagaimana diuraikan

diatas, selain proses digitization membangun koleksi digital dapat dilakukan

dengan metoda lainnya yaitu Acquisition of original digital works dan Acces to

36

external materials. Proses digitalisasi (digitization ) menurut Suryandari (2007)

adalah proses yang mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital. Proses

tersebut (Gambar 4) dibedakan menjadi tiga kegiatan utama, yaitu:

a. Scanning, yaitu proses memindai dokumen dari bentuk cetak dan

mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan adalah

berkas PDF. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah canon IR2200.

b. Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara

memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan

sebagainya, dengan software adobe acrobat, termasuk proses OCR (Optical

Character Recognition). Proses OCR adalah sebuah proses yang mengubah

gambar menjadi teks.

c. Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas

dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah berkas

PDF yang berisi full text karya tulis dari mulai halaman judul hingga

lampiran, yang telah melalui proses editing.

Dibagian akhir diagram pada Gambar 4 terdapat dua server, yaitu : sebuah

server yang terhubung ke intranet dan server yang terhubung ke intranet, server

pertama berisi seluruh metadata dan full text karya akhir yang dapat diakses oleh

seluruh pengguna di dalam Local Area Network (LAN). Sedangkan server yang

kedua adalah yang terhubung ke internet, berisi metadata dan abstrak karya akhir

tersebut.

Sedangkan menurut Rufaidah (2007) pengolahan mencakup proses

digitalisasi, pembuatan metadata dan uploading. Pembuatan metadata untuk

keperluan penelusuran berbasis web dan uploading adalah memindahkan data atau

dokumen ke server web untuk akses dokumen digital melalui jaringan internet,

sedangkan penyimpanan dokumen digital di server lokal untuk akses di

perpustakaan setempat atau penyimpanan di CD-ROM. Proses terakhir

pendistribusian dokumen yaitu proses penyebarluasan hasil penyimpanan

dokumen ke masyarakat pengguna sesuai bentuk penyimpanannya. Proses

lainnya adalah konversi dilakukan jika dokumen sudah dalam bentuk softcopy

untuk menyamakan format dan mengatur penamaan file.

37

Gambar 4 Alur Kerja Digitalisasi (Sumber: Modifikasi Alur

Kerja Digitalisasi Suryandari,2007)

2.4.6 Anggaran

Elemen dasar keenam adalah anggaran, yaitu rencana penjatahan sumber

daya yang dinyatakan dengan angka, biasanya dalam satuan uang (Depdikbud,

1988). Secara garis besar anggaran yang diperlukan dalam pengembangan

perpustakaan digital terbagi dua yaitu anggaran untuk investasi awal dan

38

operasional. Besarnya anggaran yang diperlukan tergantung faktor-faktor

pendukung perpustakaan digital yang tersedia dalam sebuah perpustakaan.

Siregar (1999) menyatakan bahwa penyediaan layanan digital memerlukan

pendanaan baik untuk investasi awal maupun operasionalnya. Dana investasi

digunakan untuk perangkat keras dan lunak, dana operasional antara lain

digunakan untuk proses digitalisasi. Besarnya biaya yang diperlukan tergantung

pada berbagai faktor diantaranya infrastruktur dan prasarana yang tersedia, jumlah

terminal layanan akses yang akan disediakan, jenis server yang akan digunakan

dan tenaga pengembang yang tersedia.

Sementara itu Suryandari (2007) berdasarkan hasil pengalaman lapangan

membedakan struktur pembiayaan proses digitalisasi pada jumlah anggaran yang

tersedia menjadi perpustakaan besar, menengah dan kecil, dengan rincian sebagai

berikut:

a. Perpustakaan besar memiliki dana sekitar Rp 57.000.000 (lima puluh tujuh

juta rupiah) untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya

tidak rutin dan Rp 4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah) untuk biaya

operasional proses digitalisasi 400 tesis per bulan (total 1.600 tesis/4 bulan).

b. Perpustakaan menengah memiliki dana sekitar Rp 30.000.000 (tiga puluh juta

rupiah) untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya

tidak rutin dan Rp 3.000.000 (tiga juta lima ratus ribu rupiah) untuk biaya

operasional proses digitalisasi 400 tesis per bulan (total 1.600 tesis/4 bulan).

c. Perpustakaan kecil memiliki dana sekitar Rp 11.000.000 (sebelas juta rupiah)

untuk investasi awal, yaitu biaya peralatan dan jasa yang sifatnya tidak rutin

dan Rp 400.000 (empat ratus ribu rupiah) per bulan untuk biaya operasional

proses digitalisasi (400 tesis/4 bulan).

Struktur pembiayaan digitalisasi tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu biaya

rutin (bulanan) dan biaya investasi (tidak rutin, dikeluarkan hanya satu kali pada

saat proyek akan dimulai). Rincian anggaran dapat dilihat pada Lampiran 3

sampai 11. Sementara itu di Pustaka Bogor selain anggaran pembiayaan investasi

dan operasional proses digitization anggaran terbesar lainnya adalah anggaran

operasional acquisition of original digital work yaitu pengadaan karya digital asli

(born digital).

39

Berdasarkan uraian anggaran investasi dan operasional, struktur pembiayaan

proses digitalisasi di atas dan acquisition of original digital work di Pustaka

Bogor serta penelusuran harga pada literatur online diperlukan anggaran

pengembangan perpustakaan digital berbasis web sebagai tercantum dalam

Lampiran 12. Pada lampiran tersebut untuk tahun pertama dibutuhkan anggaran

standar biaya investasi sebesar Rp 123.309.000,- dan biaya opersional Rp

495.666.311,- Total anggaran yang dibutuhkan untuk tahun pertama sebesar Rp

618.975.311,-

Struktur pembiayaan pengembangan perpustakaan digital tersebut masih

sangat kecil apabila dibandingkan dengan struktur pembiayaan pengembangan

perpustakaan digital di perpustakaan perguruan tinggi di negara maju. Sebagai

contoh struktur pembiayaan pengembangan perpustakaan digital di dalam

Proposal for a University of Tennessee Digital Library Center tahun 2001, yang

merencanakan anggaran sebesar $ 471.008 atau sama dengan Rp 4.710.080.000

(kurs Rp 10.000 per 1 USD) pada tahun pertama, dengan rincian anggaran pada

Lampiran 13.

2.5 Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) Bogor

Pustaka Bogor adalah pengelola perpustakaan digital dan penyebarluasan

informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian berbasis TI serta sebagai

Pusat Deposit Publikasi (Kepmentan no.433/Kpts/HM.160/9/2003) di lingkup

Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Pengembangannya Perpustakaan Digital Pustaka berpedoman pada grand

design pengembangan perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagaimana telah

diuraikan sebelumnya, dan sejak tahun 2007 perpustakaan Pustaka Bogor bertugas

sebagai koordinator pengembangan sistem perpustakaan digital di 66 unit kerja

lingkup Balitbangtan (Lampiran 14).

Tujuan utama pengembangannya antara lain adalah mempermudah dan

mempercepat proses temu balik informasi (information retrieval) dan proses

pertukaran serta pengiriman informasi (information exchange). Sedangkan

fungsinya antara lain mengelola sumber daya perpustakaan dan pengembangan

40

aplikasi teknologi informasi serta pengelolaan sarana instrumentasi teknologi

informasi dan bahan pustaka.

Dalam grand design pengembangan perpustakaan digital Pustaka Bogor

tersebut digambarkan bahwa dalam pengembangannya diperlukan satu kesatuan

dukungan dari lima elemen utamanya, yaitu sarana media, fungsi atau jenis

layanan, sistem pendukung, hubungan dengan lembaga lain, dan elemen dasar

serta operasional pemeliharaan. Elemen utama yang pertama adalah sarana

media. Salah satu sarana media peyebarluasan informasi Pustaka Bogor adalah

internet, dimana akses ke pangkalan data perpustakaan menjadi menjadi tidak

terbatas, baik oleh ruang maupun waktu. Menurut Maksum (2010) saat ini

seluruh perpustakaan unit kerja penelitian yang tersebar diseluruh provinsi sudah

mendapatkan akses informasi yang tersedia dalam server Pustaka melalui jaringan

internet (online). Sebaliknya seluruh perpustakaan unit kerja penelitian telah

melakukan upload data OPAC, PDF, DOC, PPT, ke Pustaka.

Elemen utama kedua adalah fungsi atau jenis layanan. Salah satu fungsi atau

jenis layanan perpustakaan digital Pustaka Bogor adalah layanan Online Public

Acces Catalog (OPAC). Layanan penelusuran informasi dalam format digital

tersebut sudah dapat dilakukan dengan cepat dan pengguna dapat lebih mudah

memperoleh layanan salinan (copy) informasi yang dibutuhkan, baik berupa hasil

cetak (print out) maupun salinan (download). Dalam grand design layanan-

layanan tersebut merupakan sebagian dari vertical service dari fungsi atau jenis

layanan perpustakaan digital yang merupakan ujung tombak layanan perpustakaan

digital Pustaka Bogor.

Kelancaran layanan-layanan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Maksum, Buldansyah dan Prawati (2008) antara lain terhadap

aksesibilitas informasi dan efektivitas layanan informasi digital di perpustakaan

Pustaka Bogor. Aksesibilitas (hal dapat dijadikan akses) informasi terhadap

sumber informasi digital baik sumber offline maupun online menunjukan tingkat

aksesibilitas yang tinggi. Efektivitas layanan informasi digital berdasarkan

ketersediaan fasilitas akses informasi online dan offline dan berdasarkan kepuasan

pengguna terhadap kecepatan akes online dan offline menunjukan tingkat yang

efektif.

41

Fungsi atau jenis layanan perpustakaan Pustaka Bogor sudah didukung elemen

utama ketiga, yaitu sistem layanan umum (common services) berupa sistem

jaringan, database, sistem keamanan data dan pelatihan. Untuk pangkalan data

Pustaka melanggan dari penerbit luar negeri yang sudah siap saji. Pangkalan data

tersebut disajikan pada Tabel 2:

Tabel 2 Pangkalan Data Elektronik Bidang Pertanian Dan Bidang Terkait Yang Dimiliki Digital Perpustakaan Pustaka Bogor

No Nama pangkalan data Akses Jenis informasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

ProQuest Science Direct TEEAL AGRICOLA AGRIS CARIS Tropag & Rural CAB Abstract Crops Protection Compendium Indonesiana Warintek Teknologi Tepat Guna Publikasi Badan LitbangPertanian Kumpulan Berita Surat Kabar CD-interaktif

Online Online Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Offline Online Online Offline Offline

Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Bibliografis Abstrak Abstrak Abstrak Abstrak Abstrak Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Artikel lengkap Audio visual

Elemen utama keempat adalah hubungan dengan lembaga lain untuk berbagai

tujuan antara lain untuk meningkatakan information sharing. Untuk keempat

elemen utama tersebut telah didukung elemen utama kelima, yaitu elemen dasar

(basic elements) yang mencakup SDM yang handal, koleksi yang lengkap dan

bermutu, infrastruktur yang mendukung, SOP yang mendukung, dan manajemen

yang modern serta anggaran yang cukup.

Elemen utama yang terakhir adalah operasi pemeliharaan (maintenance

operation). Perpustakaan digital Pustaka Bogor menjadikan pemeliharaan

keseluruhan sistem perpustakaan digital menjadi elemen penting untuk bisa

menarik pemustaka dan memanfaatkannya tidak hanya sebagai tempat informasi

umum, tetapi juga untuk mendukung kinerjanya.

Berdasarkan dukungan kelima elemen utama perpustakaan digital tersebut

dan mangacu kepada laporan akhir tahun, akses pemustaka terhadap dokumen

42

online yang terdapat pada database Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dalam

kurun waktu 2007 sampai dengan 2011 menunjukan jumlah yang tinggi

sebagaimana tercantum dalam Tabel 3:

Tabel 3 Jumlah Dokumen Online Yang Diakses Di Pepustakaan Digital Pustaka Bogor Dari Tahun 2007 sampai dengan 2011

Jenis Dokumen

Jumlah Judul Dokumen Yang Diakses Per Tahun (Judul):

2007 2008 2009 2010 2011

Database Online

6.895 26.433 80.846 77.600 69.803

Sumber: Kusmayadi E. Manjur S., 2008; Kusmayadi E. Manjur S., 2009; Kusmayadi E., Maksum, 2010; Rufaidah VW., Widaningsih, 2011.

Jumlah tersebut adalah kondisi yang selalu melampaui capaian target yang

ditentukan tiap tahun selama kurun waktu lima tahun, sebagaimana terlihat dalam

Tabel 4:

Tabel 4 Pencapaian Target Jumlah Dokumen Online Yang Diakses Di Pepustakaan Digital Pustaka Bogor Tahun 2007 sampai dengan 2011

Jenis Dokumen

Target Akses Dokumen Online Per Tahun :

2007

2008

2009

2010

2011

Target

Capaian

%

Target

Capaian

%

Target

Capaian

%

Target

Capaian

%

Target

Capaian

%

Database Online

4.500 6.895 155,22 4.500 26.433 587,40 4.500 80.846 673,72 50.000 77.600 155,20 55.000 69.830 126,91

Sumber: Kusmayadi E. Manjur S., 2008; Kusmayadi E. Manjur S., 2009; Kusmayadi E., Maksum, 2010; Rufaidah VW., Widaningsih, 2011.

Kondisi tersebut menunjukan bahwa dengan dukungan elemen utama yang

salah satunya adalah elemen dasar (basic element) pengembangan sistem

perpustakaan digital berbasis web di Pustaka Bogor sudah berjalan sesuai standar

pengelolaan sistem perpustakaan digital berbasis web.

2.6 Studi Kelayakan

Dalam systems development life cycle (SDLC) O’Brien (2002) berpendapat

bahwa langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah tahap

43

investigasi sistem yang membutuhkan sebuah kajian awal yang disebut studi

kelayakan (Gambar 5). Studi kelayakan tersebut merupakan kajian awal yang

menyelidiki kebutuhan informasi dari perspektif pengguna dan menentukan

kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diajukan.

Selanjutnya Lucas (2000) menyatakan bahwa studi kelayakan menyajikan

beberapa alternatif potensial dan mengevaluasinya secara teknis, ekonomi, dan

ukuran-ukuran operasional. Sedangkan Laudon dan Laudon (1996) berpendapat

bahwa studi kelayakan dilakukan untuk menentukan solusi apakah yang mungkin

atau terjangkau, memberi batasan dan sumber daya organisasi.

Gambar 5. System Development Life Cycle ( O’Brien, 2002)

Kamus Bahasa Indonesia (1988) menjelaskan bahwa kata studi berarti

penelitian atau penyelidikan ilmiah sedangkan kelayakan berarti perihal yang

dapat (pantas, patut) dilaksanakan. Sedangkan Setiawan dalam Ensiklopedi

Nasional Indonesia (2004) menjelaskan frasa studi kelayakan adalah analisis

untuk mengambil keputusan tentang kelayakan suatu rencana investasi.

Selanjutnya Kamus Komputer dan Teknologi Informasi (2007) menjelaskan frasa

studi kelayakan tersebut merupakan studi yang digunakan apakah proyek yang

direncanakan layak untuk diteruskan atau tidak.

Salah satu elemen utama pengembangan perpustakaan digital sebagaimana

telah diuraikan di atas adalah elemen dasar yang menjadi salah satu elemen

Investigation/Planning

Analysis

Implementation

Maintenance

SDLC

ACTIVITIES PRODUCT

Feasibility study

Functional Requirement

System Specification

System Operational

Improved System

Design

44

yang perlu dianalisis kelayakannya. Elemen dasar yang dianalisis dalam studi

kelayakan ini terdiri dari: kelayakan sumber daya manusia, kelayakan koleksi

digital, kelayakan infrastruktur, kelayakan standard operational procedure (SOP),

kelayakan manajemen dan kelayakan anggaran.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Purbo (1999) dalam Maksum dan

Darmawiredja (2007) bahwa untuk membangun sebuah perpustakaan digital

diperlukan infrastruktur, SDM yang memadai dan mandiri, muatan lokal,

jaringan kerja dan pemanfatan sumber daya secara bersama serta merujuk kepada

elemen dasar dalam diagram model pengembangan perpustakaan digital.

Untuk melakukan studi kelayakan dibutuhkan informasi untuk menilai

kondisi faktual elemen-elemen dasar tersebut sehingga dapat dibuat rekomendasi

elemen dasar perpustakaan digital yang paling ideal. Ada beberapa cara yang

dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam tahap pengembangan

sistem tersebut sebagaimana disebutkan oleh O’Brien (2002) antara lain:

a. Wawancara dengan pekerja, pelanggan dan manajer.

b. Kuisioner kepada pengguna akhir (end users) dalam organisasi.

c. Pengamatan pribadi, videotaping atau melibatkan diri dalam aktivitas

pengguna akhir.

d. Menguji dokumen, laporan panduan prosedur dan dokumentasi lain.

e. Pengembangan, simulasi dan pengamatan model dalam suatu aktivitas.

45

3 METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Perkembangan pesat TI saat ini sudah menjadi salah satu unsur yang sangat

mempengaruhi penyelenggaraan perpustakaan, sehingga salah satu strategi untuk

pengembangannya sebagaimana diuraikan dalam latar belakang penelitian adalah

melalui pengembangan perpustakaan berbasis TIK (ICT based), dengan

mengembangkan sistem perpustakaan digital berbasis web. Hal ini sesuai dengan

perkembangan dunia perpustakaan bahwa perkembangan mutakhir adalah

perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan

pengaksesan karena berorientasi pada data digital dan media jaringan komputer.

Oleh karena itu pengembangan sistem informasi perpustakaan berbasis TI

dalam format digital tersebut menjadi hal yang penting. Permasalahannya adalah

bahwa pengembangan perpustakaan digital tersebut salah satunya perlu didukung

oleh kondisi ideal elemen dasar (basic elements) perpustakaan digital

sebagaimana diuraikan dalam perumusan masalah. Untuk itu salah satu langkah

awal yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangannya adalah melakukan

studi kelayakan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web terhadap

kelayakan elemen dasar perpustakaan digital tersebut, yaitu: kelayakan SDM,

kelayakan koleksi, kelayakan infrastruktur, kelayakan SOP, kelayakan

manajemen dan kelayakan anggaran. Kelayakan elemen-elemen dasar tersebut

sangat menentukan keberhasilan pengembangan perpustakan digital.

Dari studi kelayakan tersebut diharapkan dapat diketahui tingkat kelayakan

elemen dasar perpustakaan digital berbasis web dan dapat didefinisikan kebutuhan

elemen dasar pengembangan sistem perpustakaan digital minimal yang harus

dimiliki. Selain itu dapat memformulasikan saran serta menghasilkan

rekomendasi mengenai kelayakan elemen dasar yang harus dimiliki, dalam rangka

pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web di Perpustakaan STP

Jurluhkan Bogor.

46

3.2 Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara

menganalisis kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web yang

diperoleh dari literatur. Kemudian menganalisis kondisi standar elemen dasar

perpustakaan digital Pustaka Bogor dan kondisi obyektif elemen dasar

perpustakaan digital perpustakaan STP Jurluhkan Bogor melaui cara wawancara

(interview guide) dan daftar cocok (checklist). Selanjutnya membandingkan

(benchmarking) kondisi standard an obyektif tersebut dengan kondisi ideal elemen

dasar perpustakaan digital berbasis web.

Dengan cara ini dapat diketahui sejauh mana elemen dasar ideal perpustakaan

digital dapat terpenuhi oleh elemen dasar standar perpustakaan Pustaka Bogor dan

kondisi elemen dasar obyektif perpustakaan STP Jurluhkan Bogor. Selanjutnya

diolah, dianalisis dan digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan serta

merekomendasikan kondisi standar elemen dasar di perpustakan STP Jurluhkan

Bogor.

3.3 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian merupakan rangkain proses bagaimana tahapan suatu

penelitian dilaksanakan secara sistematis menggunakan metode ilmiah. Pada studi

kelayakan ini tahapan pelaksanaan penelitian tersebut dilakukan melalui

serangkain proses penelitian sebagaimana pada Gambar 6:

3.4 Prosedur Penelitian

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada Gambar 6, maka tahapan

penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.4.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mengenai sumber-

sumber informasi dan standar kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital

berbasis web.

3.4.2 Pengumpulan Data Awal

Berdasarkan studi literatur dilakukan pengumpulan data awal berupa sumber

informasi untuk mendeskripsikan kondisi ideal elemen dasar pengembangan

sistem perpustakaan digital berbasis web.

47

Gambar 6 Langkah-langkah Penelitian

3.4.3 Desain Penelitian

Berdasarkan data awal dibuat desain penelitian, yaitu proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini

menggunakan desain penelitian deskriptif studi kasus (case study) dengan

melakukan studi kelayakan, yaitu studi kasus yang bersifat evaluatif yang

ditujukan pada layak tidaknya suatu tindakan atau usaha dilakukan

Komponen masalah yang dianalisis dalam studi kelayakan ini adalah

elemen dasar perpustakaan digital berbasis web, yaitu: kelayakan sumber daya

manusia, kelayakan koleksi digital, kelayakan infrastruktur, kelayakan standard

operational procedure (SOP), kelayakan manajemen dan kelayakan anggaran

Tahapan studi kelayakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan instrumen wawancara:

Instrumen yang dibuat adalah jenis instrumen wawancara (interview guide)

dan daftar cocok (checklist). Untuk memperoleh data dari setiap variabel yang

terdapat pada model penelitian, maka instrumen tersebut dibagi terhadap 6 (enam)

bagian elemen dasar perpustakaan digital, yaitu:

Pengumpulan Data Awal - Sumber informasi data standar elemen dasar perpustakaan digital - Mendeskripsikan kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital

Desain Penelitian; Studi Kelayakan: - Pembuatan instrumen wawancara (interview guide) dan daftar cocok (checklist) - Wawancara dan analisis data hasil wawancara dan daftar cocok kondisi elemen

dasar perpustakaan digital

Analisis data: - Membandingkan (benchmark) dan menganalisis hasil perbandingan kondisi standar dan

obyektif elemen dasar perpustakaan digital dengan kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital.

- Menentukan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan Digital - Memformulasikan & merekomendasikan kondisi standar elemen dasar perpustakaan

digital

Kesimpulan dan saran

SELESAI

Mulai

Studi Literatur

48

a) Instrumen untuk data SDM

b) Instrumen untuk data Koleksi

c) Instrumen untuk data Infrastruktur

d) Instrumen untuk data SOP

e) Instrumen untuk data Manajemen

f) Instrumen untuk data Anggaran

b. Wawancara dan Analisis data hasil wawancara

Wawancara dan daftar cocok dilakukan berdasarkan instrument wawancara

dan daftar cocok. Wawancara tersebut dilakukan kepada pengelola Perpustakaan

digital Pustaka Bogor dan Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor.

Analisis data hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan dilakukan

untuk membuktikan tingkat kelayakan kondisi elemen dasar standar Perpustakaan

digital Pustaka Bogor dan mengetahui tingkat kelayakan kondisi obyektif tingkat

kelayakan elemen dasar Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor.

3.4.4 Analisis Data

a. Membandingkan (benchmarking) dan menganalisis kondisi obyektif dan

kondisi standar terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital:

b. Menentukan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan Digital

c. Memformulasikan & merekomendasikan kondisi standar elemen dasar

perpustakaan digital

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan bulan Februari 2011, berlokasi di Pustaka Bogor

dan Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor. Pengolahan

dan analisis data dilakukan di Laboratorium Pasca Sarjana Ilmu Komputer-

FMIPA, Baranangsiang Bogor.

49

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pengumpulan data awal pengembangan sistem

perpustakaan digital berbasis web, penyusunan instrumen wawancara, wancara

dan analisis hasil wawancara mengenai kondisi standar elemen dasar

Perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagai perpustakaan digital standar lingkup

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Selanjutnya analisis mengenai kondisi

obyektif elemen dasar Perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor dan membahas

hasil studi kelayakan kondisi elemen dasar perpustakaan digital berbasis web.

Analisis dilakukan dengan membandingkan (benchmarking) antara kondisi

standar elemen dasar perpustakaan digital Pustaka Bogor dan kondisi obyektif

elemen dasar perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor terhadap kondisi ideal

elemen dasar perpustakaan digital berbasis web. Dari hasil perbandingan tersebut

dapat dilihat sejauh mana kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis

web yang sudah dan belum terpenuhi oleh perpustakaan digital Pustaka Bogor dan

perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor. Berdasarkan elemen dasar yang sudah

dan belum terpenuhi tersebut, maka dapat diketahui tingkat kelayakan elemen

dasar Perpustakaan digital Pustaka Bogor dan Perpustakaan digital STP Jurluhkan

Bogor serta memformulasikan saran rekomendasi untuk pengembangannya.

4.1 Pengumpulan Data Awal

Pengumpulan data awal dimaksud adalah kegiatan mengumpulkan data dari

berbagai sumber informasi agar tujuan penelitian dapat tercapai. Data awal yang

terkumpul adalah (1) sumber informasi dan (2) kondisi ideal elemen dasar

pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web.

4.1.1 Sumber Informasi

Sumber informasi yang dijadikan sumber pengumpulan data ideal elemen

dasar pengembangan perpustakaan digital berbasis web adalah dari beberapa

sumber. Sumber data pertama berupa tempat (place) yaitu lembaga-lembaga

standardisasi yaitu ANTA, PPAUME, APJII, IEEE, NISO, serta IFLA. Sumber

data kedua berupa kertas (paper) yaitu berupa buku-buku maupun jurnal, dan

sumber data ketiga sumber data digital berupa literature offline maupun online.

Sumber data keempat berupa orang (person) yaitu para pengelola perpustakaan.

50

Data yang diperoleh dari sumber-sumber Informasi tersebut adalah:

a. Australian National Training Authorithy (ANTA) yaitu rekomendasi

kompetensi dasar standar (standard core competency) SDM untuk pekerjaan

di bidang IT.

b. Pusat Penelitian Antar Universitas Bidang Mikroelektronika (PPAUME) dan

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yaitu standar

sertifikasi SDM bidang pekerjaan yang terkait dengan internet.

c. Institut of Electrical and Electronics Engeneers (sekarang dikenal dengan

istilah Eye-triple-E) yaitu standar infrastruktur jaringan LAN berbasis pada

teknologi IEEE 802.3 ethernet dan berbasis pada teknokogi IEEE 802.11b

teknologi wi-fi.

d. National Information Standards Organization (NISO) yaitu standar koleksi

digital harus mengacu kepada empat kriteria utama (four core types entities).

e. International Federation of Library of Associations and Institutions (IFLA)

yaitu tiga metode utama membangun koleksi digital, dan dari

f. Berbagai data dari berbagai buku dan sumber-sumber literatur offline dan

online, serta dari

g. Pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor untuk

indikator elemen dasar lainnya.

4.1.2 Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web

Kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web adalah kondisi

yang sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau

dikehendaki. Kondisi ideal diramu berdasarkan sumber-sumber informasi tersebut

diatas, yaitu berupa indikator kondisi ideal masing-masing elemen dasar

pengembangan perpustakaan digital berbasis web, yaitu:

4.1.2.1 Kondisi Ideal SDM

Berdasarkan standar ANTA, PPAUME, APJII dan sumber-sumber literatur

serta hasil wawancara dengan pengelola Perpustakaan digital Pustaka Bogor dan

STP Jurluhkan Bogor indikator kondisi ideal SDM perpustakaan digital berbasis

web sebagaimana tertera pada Tabel 5. Kondisi ideal SDM ini belum memasukan

indikator sertifikat kompetensi SDM perpustakaan digital di bidang TIK.

51

Tabel 5 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar SDM Perpustakaan Digital Berbasis Web.

1. Memiliki komponen countainers sebagai:

1) Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang

mendukung network (ANTA: ICAITS120A) (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA:

ICAITS122A) (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) (5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A) (6) Memahami routing

2) System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows (3) Melakukan instalasi Linux (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server (5) Memahami routing

3) Web Developer/Programer, dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)

(2) CGI Programing 2. Memiliki komponen contents sebagai:

1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:

(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) 2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:

(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA)

4.1.2.2 Kondisi Ideal Koleksi

Berdasarkan penelusuran sumber-sumber literatur offline dan online serta

hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP

Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal koleksi perpustakaan digital berbasis

web sebagaimana tertera pada Tabel 4.

Tabel 6 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Koleksi Perpustakaan Digital Berbasis Web.

1. Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext:

(1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital

2. Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata: 1) Katalog

52

2) Indeks 3) Abstrak

3. Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital: 1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio

4. Perpustakaan memiliki koleksi alamat web di internet

4.1.2.3 Kondisi Ideal Infrastruktur

Berdasarkan sumber-sumber literatur offline, online dan standar IEEE 802.3 dan

IEEE 802.11b serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor

dan STP Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal infrastruktur perpustakaan

digital berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 7.

Tabel 7 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Infrastruktur Perpustakaan Digital Berbasis Web.

1. Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware):

1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner

2. Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak: 1) Operating system 2) Database management system 3) Web browser 4) Aplikasi interface 5) Web server 6) Bahasa pemrograman

3. Perpustakaan memiliki jaringan: 1) Local Area Network (IEEE 802.3 dan IEEE 802.11b) 2) Internet 3) Website

4.1.2.4 Kondisi Ideal SOP

Berdasarkan sumber-sumber literatur offline dan online serta hasil wawancara

dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor,

53

indikator kondisi ideal SOP perpustakaan digital berbasis web sebagaimana

tertera pada Tabel 8.

Tabel 8 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar SOP Perpustakaan Digital Berbasis Web.

Perpustakaan memiliki:

1. SOP digitalisasi bahan perpustakaan 2. SOP penanganan dokumen digital 3. SOP sistem layanan perpustakaan digital 4. SOP pemeliharaan jaringan 5. SOP pemeliharaan web

4.1.2.5 Kondisi Ideal Manajemen

Berdasarkan standar NISO, IFLA dan sumber-sumber literatur offline dan

online serta hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan

STP Jurluhkan Bogor, indikator kondisi ideal manajemen perpustakaan digital

berbasis web sebagaimana tertera pada Tabel 9.

Tabel 9 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Manajemen Perpustakaan Digital Berbasis Web.

1. Pengembangan koleksi digital berstandar kriteria NISO:

1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)

2. Pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA: 1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.:

(1) Scanning (2) Editing (3) Uploading

2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.

3. Kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian

4.1.2.6 Kondisi Ideal Anggaran

Berdasarkan sumber-sumber literatur offline dan online serta hasil wawancara

dengan pengelola perpustakaan Pustaka Bogor dan STP Jurluhkan Bogor,

indikator kondisi ideal anggaran pengembangan perpustakaan digital berbasis

web sebagaimana tertera pada Tabel 10.

54

Tabel 10 Indikator Kondisi Ideal Elemen Dasar Anggaran Perpustakaan Digital Berbasis Web.

1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi , yaitu:

1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan

2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. 2) Acquisition of original digital works.

Indikator kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis web

selengkapnya terlampir pada Lampiran 15.

4.2 Instrumen Penelitian

Instrumen wawancara (instrumen guide) dan daftar cocok (checklist) kondisi

elemen dasar perpustakaan digital berbasis web disusun berdasarkan kondisi ideal

elemen dasar perpustakaan digital berbasis web sebagaimana tersebut di atas.

Instrumen tersebut sebagai panduan wawancara pengumpulan data kondisi elemen

dasar pengembangan perpustakaan digital berbasis web di Pustaka Bogor dan STP

Jurluhkan Bogor. Instrumen wawancara terlampir dalam Lampiran 16.

4.3 Wawancara dan Analisis Hasil Wawancara Mengenai Kondisi Standar Elemen Dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor Wawancara dengan dua orang pengelola perpustakaan digital Pustaka Bogor

(biodata responden terlampir pada lampiran 17). Wawancara dilakukan untuk

membuktikan tingkat kelayakan kondisi standar elemen dasar perpustakaan digital

Pustaka Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital berbasis

web, yaitu tingkat kelayakan: 1) SDM, 2) Koleksi, 3) Infrastruktur, 4) SOP, 5)

Anggaran dan 6) Manajemen. Analisis hasil wawancara tersebut adalah sebagai

berikut:

4.3.1 Kondisi SDM

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SDM

perpustakaan digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 11

55

membuktikan bahwa kondisi SDM yang ada di Perpustakaan Digital Pustaka

Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal SDM pengembangan perpustakaan

digital berbasis web.

Tabel 11 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SDM Perpustakaan

Digital Pustaka Bogor

Indikator Kondisi Ideal Ya

Tidak

1. Memiliki k omponen countainers sebagai: 1) Network Administrator , dengan kompetensi:

(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ -

(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A)

-

(3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A)

√ -

(4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)

√ -

(5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A

-

(6) Memahami routing √ - 2) System Administrator, dengan kompetensi:

(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ -

(2) Melakukan instalasi Microsoft Windows √ -

(3) Melakukan instalasi Linux √ - (4) Memasang dan menkonfigurasi mail

server, ftp server, web server √ -

(5) Memahami routing √ - 3) Web Developer/Programer dengan

kompetensi:

(1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) √ -

(2) CGI Programing √ -

2. Memiliki k omponen contents sebagai:

1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:

(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) √ -

2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:

(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) √ -

(2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) √ -

Persentase (%)

100

0

56

4.3.2 Kondisi Koleksi

Koleksi yang dimaksud adalah koleksi digital. Data yang diperoleh dari

hasil wawancara terhadap kondisi koleksi perpustakaan digital Pustaka Bogor

sebagaimana tertera pada Tabel 12 membuktikan bahwa kondisi koleksi yang ada

di perpustakaan Pustaka Bogor talah memenuhi indikator kondisi ideal koleksi

pengembangan perpustakaan digital berbasis web.

Tabel 12 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Koleksi Perpustakaan Digital Pustaka Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Bahan dan sumber daya digital fulltext:

1) E- journal √ - 2) E-book √ -

3) E-newspaper √ -

4) E-zines √ -

5) Database online √ -

6) Karya ilmiah digital √ -

2. Sumberdaya metadata:

1) Katalog √ -

2) Indeks √ -

3) Abstrak √ -

3. Bahan-bahan multimedia digital:

1) Images √ -

2) Animation √ -

3) Video √ -

4) Audio √ - 4. Aneka situs di internet

-

Persentase (%)

100

0

4.3.3 Kondisi Infrastruktur

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi infrastruktur

perpustakaan digital Pustaka Bogor sebagaimana tertera pada Tabel 13

membuktikan bahwa kondisi infrastruktur yang ada di perpustakaan digital

57

Pustaka Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal infrastruktur

pengembangan perpustakaan digital berbasis web.

Tabel 13 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Infrastruktur Perpustakaan Digital Pustaka Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Memiliki k omponen perangkat keras (hardware):

1) 1 set computer server √ - 2) 4 set personal computer √ - 3) 1 unit hub √ - 4) 1 unit router √ - 5) 1 buah modem √ - 6) 1 unit UPS √ - 7) 1 set kabel konektor √ - 8) 1 set instalasi listrik √ - 9) 1 set instalasi jaringan √ - 10) 1 unit saluran telpon √ - 11) 1 unit printer √ - 12) 1 unit scanner √ -

2. Memiliki komponen perangkat lunak:

(1) Operating system √ - (2) Database management system √ - (3) Web browser √ - (4) Aplikasi interface √ - (5) Web server √ - (6) Bahasa pemrograman √ - (7) Adobe akrobat √ -

3. Jaringan:

(1) Local Area Network √ - (2) Internet √ - (3) Website √ -

Persentase (%)

100

0

4.3.4 Kondisi SOP

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SOP perpustakaan

digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 14 membuktikan bahwa

kondisi SOP perpustakaan digital Pustaka Bogor telah memenuhi indikator

kondisi ideal SOP pengembangan perpustakaan digital berbasis web.

58

Tabel 14 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SOP Perpustakaan Digital Pustaka Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

Perpustakaan memiliki:

1. SOP digitalisasi bahan perpustakaan √ - 2. SOP penanganan dokumen digital. √ - 3. SOP sistem layanan perpustakaan digital. √ - 4. SOP pemeliharaan jaringan . √ - 5. SOP pemeliharaan web. √ -

Persentase (%)

100

0

4.3.5 Kondisi Manajemen

Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi manajemen perpustakaan

digital Pustaka Bogor, sebagaimana tertera pada Tabel 15 membuktikan bahwa

kondisi manajemen yang ada di perpustakaan digital Pustaka Bogor telah

memenuhi indikator kondisi ideal manajemen pengembangan perpustakaan digital

berbasis web.

Tabel 15 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi Manajemen Perpustakaan Digital Pustaka Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar

kriteria four core types of entities NISO:

1) Collection (organized groups of object) √ -

2) Object (digital materials) √ -

3) Metadata (information about objects and collections) √ - 4) Initiatives (program or projects to create and manage

collection) √ -

2. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar

metode IFLA:

1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning √ -

(2) Editing √ -

(3) Uploading √ - 2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original

digital works.

√ -

3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.

√ -

59

3. Melakukan kegiatan lainnya:

1) Penyimpanan √ - 2) Pendistribusian √ - 3) Pelestarian √ -

Persentase (%)

100

0

4.3.6 Kondisi Anggaran

Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi anggaran sebagaimana

tertera pada Tabel 16 membuktikan bahwa anggaran yang ada di perpustakaan

Pustaka Bogor telah memenuhi indikator kondisi ideal anggaran pengembangan

perpustakaan digital berbasis web.

Tabel 16 Hasil Wawancara Kondisi Anggaran Perpustakaan Digital Pustaka Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Pendanaan investasi, yaitu:

1) Perangkat keras √ -

2) Perangkat lunak √ - 3) Perangkat jaringan √ -

2. Pendanaan operasional :

1) Digitalisasi. √ - 2) Acquisition of original digital works. √ -

Persentase (%)

100

0

4.3.7 Rekapitulasi Hasil Perbandingan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi

standar elemen dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor diperoleh rekapitulasi

kondisi standar masing-masing elemen dasar sebagaimana tertera pada Tabel 17.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua elemen dasar pengembangan

sistem perpustakaan digital berbasis web pada kondisi ideal sebagaimana yang

tercantum dalam instrument wawancara sudah 100 % terpenuhi oleh kondisi

elemen dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor.

60

Tabel 17 Rekapitulasi Hasil Wawancara Kondisi Standar Elemen Dasar Perpustakaan Digital Pustaka Bogor

No.

Elemen Dasar

Tingkat Kelayakan Indikator (%)

1. Sumber Daya Manusia 100

2. Koleksi 100

3. Infrastruktur 100

4. SOP 100

5. Manajemen 100

6. Anggaran 100

4.4 Wawancara dan Analisis Hasil Wawancara Mengenai Kondisi Obyektif

Elemen Dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor Wawancara dengan tiga orang pengelola perpustakaan STP Jurluhkan Bogor,

(biodata responden terlampir pada Lampiran 18). Wawancara dilakukan untuk

mengetahui kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital perpustakaan STP

Jurluhkan Bogor terhadap kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital, yaitu

tingkat kelayakan: 1) SDM 2) Koleksi 3) Infrastruktur 4) SOP 5) Anggaran dan

6) Manajemen. Analisis hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

4.4.1 Kondisi SDM

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi SDM

sebagaimana tertera pada Tabel 18 di bawah ini dapat diketahui bahwa SDM

perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor memiliki 8 dari 16 kompetensi ideal

SDM perpustakaan digital berbasis web dengan kualifikasi SDM sebagaimana

tertera dalam Lampiran 19.

Tabel 18 Hasil Wawancara Terhadap Kondisi SDM Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Memiliki k omponen countainers sebagai:

1) Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA:

ICAITSO14B) √ -

61

(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A)

-

(3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A) - √

(4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)

- √

(5) Memonitor dan administer network security (ANTA: ICAITS124A

- √

(6) Memahami routing - √ 2) System Administrator, dengan kompetensi:

(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ -

(2) Melakukan instalasi Microsoft Windows √ - (3) Melakukan instalasi Linux - √ (4) Memasang dan menkonfigurasi mail server,

ftp server, web server - √ (5) Memahami routing - √

3) Web Developer/Programer dengan kompetensi: (1) Membuat halaman web dengan multimedia

(ANTA: ICAMM65DA) √ -

(2) CGI Programing - √

2. Memiliki ko mponen contents sebagai:

1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:

(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) √ -

2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:

(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) √ -

(2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) √ -

Persentase (%)

50

50

4.4.2 Kondisi Koleksi

Koleksi dimaksud adalah elemen dasar koleksi digital, data yang diperoleh

dari hasil wawancara kondisi koleksi sebagimana tertera pada Tabel 19. Dari tabel

tersebut dapat ketahui bahwa perpustakaan STP Jurluhkan Bogor baru memiliki

tiga dari 14 jenis koleksi digital. Tiga jenis koleksi tersebut terdiri dari 10 judul

karya ilmiah digital fulltext karya ilmiah praktek akhir (KIPA), 3719 cantuman

bibliografi dalam online public access catalog (OPAC) dan 6 judul video dalam

bentuk digital versatile discs (DVD) sebagaimana terlampir dalam Lampiran 20

s.d 22.

62

Tabel 19 Hasil Wawancara Kondisi Koleksi Digital Perpustakaan Digital Jurluhkan Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal - √ 2) E-book - √ 3) E-newspaper - √ 4) E-zines - √ 5) Database online - √ 6) Karya ilmiah digital √ -

2. Sumberdaya metadata: 1) Katalog √ - 2) Indeks - √ 3) Abstrak - √

3. Bahan-bahan multimedia digital: 1) Images - √ 2) Animation - √ 3) Video √ - 4) Audio - √

4. Aneka situs di internet - √

Persentase (%)

21,40

78,60

4.4.3 Infrastruktur

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa kondisi

infrastruktur yang ada di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor telah memiliki 20

dari 21 komponen. Komponen-komponen elemen infrastruktur tersebut tertera

pada Tabel 20.

Spesifikasi komponennya terdiri dari hardware, software dan netware serta

konfigurasi jaringan sebagaimana terlampir dalam Lampiran 23 s.d 26.

Tabel 20 Hasil Wawancara Kondisi Infrastruktur Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Memiliki komponen perangkat keras (hardware):

1) 1 set computer server - √ 2) 4 set personal computer √ -

3) 1 unit hub √ -

63

4) 1 unit router √ -

5) 1 buah modem √ -

6) 1 unit UPS √ -

7) 1 set kabel konektor √ -

8) 1 set instalasi listrik √ -

9) 1 set instalasi jaringan √ -

10) 1 unit saluran telpon √ -

11) 1 unit printer √ -

12) 1 unit scanner √ -

2. Memiliki komponen perangkat lunak:

1) Operating system √ -

2) Database management system √ -

3) Web browser √ -

4) Aplikasi interface √ -

5) Web server √ -

6) Bahasa pemrograman √ -

3. Jaringan:

1) Local Area Network √ -

2) Internet √ -

3) Website √ -

Persentase (%)

95,20

4,80

4.4.4 Kondisi SOP

Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi SOP dapat diketahui

bahwa di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum memiliki SOP sebagaimana

tertera pada Tabel 21.

Tabel 21 Hasil Wawancara Kondisi SOP Perpustakaan

Digital STP Jurluhkan Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

Perpustakaan Memiliki:

1. SOP digitalisasi bahan perpustakaan. - √ 2. SOP penanganan dokumen digital. - √ 3. SOP sistem layanan perpustakaan. digital. - √ 4. SOP pemeliharaan jaringan . - √ 5. SOP pemeliharaan web. - √

Persentase (%)

0,00

100

64

4.4.5 Kondisi Manajemen

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi manajemen

sebagaimana tertera pada Tabel 22. Dari data tersebut diketahui bahwa kegiatan

manajemen perpustakaan digital di Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum

melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan perpustakaan digital berstandar

kriteria NISO .

Manajemen perpustakaan baru melaksanakan kegitan berstandar metode

IFLA dan kegiatan lainnya kecuali acquisition of original digital works, yaitu:

a) Digitization

b) Acces works to external materials

c) Penyimpanan

d) Pendistribusian

e) Pelestarian

Secara keseluruhan perpustakaan STP Jurluhkan Bogor telah melaksanakan tujuh

dari 12 kegiatan manajemen pengembangan perpustakaan digital.

Tabel 22 Hasil Wawancara Kondisi Manajemen Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar

kriteria NISO:

1) Collection (organized groups of object) - √ 2) Object (digital materials) - √

3) Metadata (information about objects and collections) - √

4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)

-

2. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA:

1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning √ -

(2) Editing √ -

(3) Uploading √ -

2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works.

- √

3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.

√ -

65

3. Melakukan kegiatan lainnya:

1) Penyimpanan √ -

2) Pendistribusian √ -

3) Pelestarian √ - Persentase (%) 58,30 41,70

4.4.6 Kondisi Anggaran

Anggaran dimaksud adalah anggaran investasi dan operasional untuk

pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Secara khusus anggaran

tersebut belum ada, yang ada adalah anggaran yang terkait dengan pengembangan

perpustakaan digital berupa anggaran investasi untuk perangkat keras.

Perpustakaan STP Jurluhkan juga belum memiliki pendanaan khusus untk

operasional digitalisasi, Acquisition of original digital works, Acces to external

materials, penyimpanan, pendistribusian dan pelestarian.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara kondisi anggaran yang tercantum

pada Tabel 23 dapat diketahui bahwa anggaran yang ada di Perpustakaan STP

Jurluhkan Bogor baru memiliki satu dari sembilan komponen yang terkait

pengembangan perpustakaan digital berbasis web. Anggaran tersebut yaitu

anggaran pendanaan investasi untuk perangkat keras.

Anggaran investasi untuk perangkat lunak dan jaringan serta anggaran untuk

operasional belum tersedia. Selengkapnya anggaran yang ada di perpustakaan

STP Jurluhkan Bogor yang bersumber dari APBN enam tahun terakhir terlampir

pada Lampiran 27.

Tabel 23 Hasil Wawancara Kondisi Anggaran Perpustakaaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Indikator Kondisi Ideal

Ya

Tidak

1. Memiliki pendanaan investasi, yaitu:

1) Perangkat keras √ -

2) Perangkat lunak - √ 3) Perangkat jaringan - √

2. Memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. - √ 2) Acquisition of original digital works. - √

66

3) Acces to external materials. - √ 4) Penyimpanan - √ 5) Pendistribusian - √ 6) Pelestarian - √

Persentase (%)

11,11

88,89

4.4.7 Rekapitulasi Hasil Perbandingan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap kondisi

obyektif elemen dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor diperoleh

rekapitulasi kondisi obyektif masing-masing elemen dasar sebagaimana tertera

pada Tabel 24. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua elemen dasar

pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web pada kondisi ideal

segaimana tercantum dalam instrument wawancara belum 100 % terpenuhi oleh

kondisi elemen dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor.

Tabel 24 Rekapitulasi Hasil Wawancara Kondisi Obyektif Elemen Dasar Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

No.

Elemen Dasar

Kondisi Elemen Dasar (%)

1. Sumber Daya Manusia 50,00

2. Koleksi 21,40

3. Infrastruktur 95,20

4. SOP 0,00

5. Manajemen 58,30

6. Anggaran 11,11

4.5 Hasil Studi Kelayakan Kondisi Elemen Dasar Perpustakaan Digital

Berbasis Web. Studi kelayakan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis web

dilakukan berdasarkan analisis hasil perbandingan (benchmarking) hasil

wawancara kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan STP Jurluhkan Bogor dan

kondisi standar perpustakaan digital Pustaka Bogor terhadap kondisi ideal elemen

dasar perpustakaan digital berbasis web. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat

sejauh mana kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital yang sudah terpenuhi

67

oleh perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor dan perpustakaan digital Pustaka

Bogor.

Tujuannya perbandingan adalah untuk membuktikan kelayakan elemen dasar

perpustakaan digital Pustaka Bogor dan untuk mengetahui tingkat kelayakan

pengembangan perpustakaan digital berbasis web di perpustakaan STP Jurluhkan

Bogor serta memformulasikan saran rekomendasi untuk pengembangannya. Hasil

perbandingan selengkapnya tercantum pada Tabel 25 s.d. 31, sedangkan hasil

rekapitulasi perbandingan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan digital

berbasis web Pustaka Bogor dan perpustakaan digital STP Bogor tercantum dalam

Tabel 29.

4.5.1 Kondisi SDM

Analisis elemen dasar SDM dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 25,

diperoleh persentase tingkat kelayakan SDM Pustaka Bogor terpenuhi 100%,

sedangkan STP Jurluhkan Bogor baru mencapai 50% meliputi sebagai Network

Administrator dengan kompetensi menghubungkan perangkat keras dan

melakukan konfigurasi sistem operasional yang mendukung network. Sebagai

System Administrator dengan kompetensi menghubungkan perangkat keras dan

melakukan instalasi Microsoft Window. Sebagai Web Development Programer

dengan kompetensi membuat halaman web dengan multimedia. Dan sebagai Data

Base Administrator (DBA) dengan kompetensi memonitor dan administrator

sebuah data base. Serta sebagai Web Designer/Content Developer dengan

kompetensi kemampuan menangkap digital image dan membuat halaman web

dengan multimedia. Hal ini berarti masih diperlukan penyempurnaan 50 % lagi

untuk mencapai kriteria yang ideal.

Tabel 25 Hasil Perbandingan (Benchmark) SDM Perpustakaan Digital Pustaka

Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Elemen Dasar

Indikator Elemen Dasar Ideal

Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak

SDM

1. Komponen Countainers: 1) Sebagai Network Administrator dengan

kompetensi:

(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ - √ -

(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang √ - √ -

68

mendukung network (ANTA: ICAITS120A)

(3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A)

√ - - √

(1) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) √ - - √

(5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A √ - - √

(6) Memahami routing √ - - √ 2) Sebagai System Administrator, dengan

kompetensi:

(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) √ - √ -

(2) Melakukan instalasi Microsoft Windows √ - √ -

(3) Melakukan instalasi Linux √ - - √ (4) Memasang dan menkonfigurasi mail

server, ftp server, web server √ - - √

(5) Memahami routing √ - - √ 3) Sebagai Web Developer/Programer

dengan kompetensi:

(1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA) √ - √ -

(2) CGI Programing √ - - √ 2. Komponen Contents:

1) Sebagai Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:

(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A) √ - √ -

2) Sebagai Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:

(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) √ - √ -

(2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA) √ - √ -

Persentase Tingkat Kelayakan (%)

100

50,00

4.5.2 Kondisi Koleksi

Analisis elemen dasar koleksi dari beberapa indikator sebagaimana Tabel 26,

diperoleh persentase tingkat kelayakan koleksi Pustaka Bogor terpenuhi 100%,

sedangkan STP Jurluhkan Bogor hanya mencapai 21.4% yang meliputi indikator

karya ilmiah digital, katalog dan video. Hal tersebut berarti 79.6% elemen dasar

koleksi belum terpenuhi.

69

Tabel 26 Hasil Perbandingan (Benchmark) Koleksi Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

4.5.3 Kondisi Infrastruktur

Analisis elemen dasar terkait dengan infrastruktur dari beberapa indikator

sebagaimana Tabel 27, diperoleh persentase tingkat kelayakan infrastruktur

Pustaka Bogor terpenuhi 100%, dan STP Jurluhkan Bogor diperoleh prosentase

tingkat kelayakan 95,3%, yang berarti bahwa hampir semua indikator elemen

dasar ideal sudah terpenuhi, kecuali 1 unit computer server.

Tabel 27 Hasil Perbandingan (Benchmark) Infrastruktur Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Elemen Dasar

Indikator Elemen Dasar Ideal

Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak

Infra-struktur

1. Komponen perangkat keras (hardware) minimal:

1) 1 set computer server √ - - √ 2) 4 set personal computer √ - √ -

3) 1 unit hub √ - √ -

4) 1 unit router √ - √ -

5) 1 buah modem √ - √ -

6) 1 unit UPS √ - √ -

Elemen Dasar

Indikator Elemen Dasar Ideal

Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak

Koleksi 1. Bahan dan sumber daya digital fulltext: 1) E- journal √ - - √ 2) E-book √ - - √ 3) E-newspaper √ - - √ 4) E-zines √ - - √ 5) Database online √ √ 6) Karya ilmiah digital √ - √ -

2. Sumberdaya metadata: 1) Katalog √ - √ - 2) Indeks √ - - √ 3) Abstrak √ - - √

3. Bahan-bahan multimedia digital: 1) Images √ - - √ 2) Animation √ - - √ 3) Video √ - √ - 4) Audio √ - - √

4. Aneka situs di internet √ - - √

Persentase Tingkat Kelayakan

100

21,40

70

7) 1 set kabel konektor √ - √ -

8) 1 set instalasi listrik √ - √ -

9) 1 set instalasi jaringan √ - √ -

10) 1 unit saluran telpon √ - √ -

11) 1 unit printer √ - √ -

12) 1 unit scanner √ - √ -

2. Komponen perangkat lunak: 1) Operating system √ - √ -

2) Database management system √ - √ -

3) Web browser √ - √ -

4) Aplikasi interface √ - √ -

5) Web server √ - √ -

6) Bahasa pemrograman √ - √ -

3. Jaringan: 1) Local Area Network √ - √ -

2) Internet √ - √ -

3) Website √ - √ -

Persentase Tingkat Kelayakan

100

95,20

4.5.4 Kondisi SOP

Analisis elemen dasar infrastruktur dari beberapa indikator sebagaimana

Tabel 28, diperoleh persentase tingkat kelayakan SOP Pustaka Bogor terpenuhi

100%, sedangkan STP Jurluhkan masih 0 %. Hal ini berarti semua Standard

Operation Procedure (SOP) yang meliputi konversi dokumen, upload ke web,

pengolahan dokumen digital, sistem pelayanan pustakaan digital, pemeliharaan

jarigan dan pemeliharaan web semuanya belum dimiliki oleh STP Jurluhkan

Bogor, sehingga perlu dilengkapi.

Tabel 28 Hasil Perbandingan (Benchmark) SOP Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Elemen Dasar

Indikator Elemen Dasar Ideal

Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak

SOP Perpustakaan memiliki: 1) SOP konversi dokumen. √ - - √ 2) SOP upload ke web. √ - - √ 3) SOP pengolahan dokumen digital. √ - - √ 4) SOP sistem layanan perpust. digital. √ - - √ 5) SOP pemeliharaan jaringan . √ - - √ 6) SOP pemeliharaan web. √ - - √

Persentase Tingkat Kelayakan

100

0,00

71

4.5.5 Kondisi Manajeman

Analisis elemen dasar manajemen dari beberapa indikator sebagaimana

Tabel 29, diperoleh persentase tingkat kelayakan manajemen Pustaka Bogor

terpenuhi 100%, sedangkan STP Jurluhkan baru mencapai 58,3%. Hal ini berarti

yang sudah terpenuhi elemen scanning, editing, uploading, penyipanan,

pendistribusian, pelestarian, sedangkan 41,7% belum terpenuh oleh STP

Jurluhkan, sehingga perlu dilengkapi.

Tabel 29 Hasil Perbandingan (Benchmark) Manajemen Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Elemen Dasar

Indikator Elemen Dasar Ideal Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak

Mana-jemen

1. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar kriteria NISO:

1) Collection (organized groups of object)

√ - - √

2) Object (digital materials) √ - - √ 3) Metadata (information about objects

and collections) √ - - √

4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)

√ - - √

4. Memiliki pengembangan koleksi digital berstandar metode IFLA:

1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.:

(1) Scanning √ - √ -

(2) Editing √ - √ -

(3) Uploading √ - √ -

2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works.

√ - - √

3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.

√ - √ -

5. Melakukan kegiatan lainnya: √ - √ -

1) Penyimpanan √ - √ -

2) Pendistribusian √ - √ -

3) Pelestarian √ - √ -

Persentase Tingkat Kelayakan

100

58,30

4.5.6 Kondisi Anggaran

Analisis elemen dasar anggaran dari beberapa indikator sebagaimana Tabel

30, diperoleh persentase tingkat kelayakan koleksi Pustaka Bogor terpenuhi

100%, sedangkan STP Jurluhkan hanya mencapai 11,11 %. Hal ini berarti hanya

72

anggaran perangkat keras, yang sudah dimiliki STP Jurluhkan Bogor, sehingga

elemen dasar lain sebanyak 88,89 % perlu dilengkapi.

Tabel 30 Hasil Perbandingan (Benchmark) Anggaran Perpustakaan Digital Pustaka Bogor dengan Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

Elemen Dasar

Indikator Elemen Dasar Ideal

Pustaka STP

Ya Tidak Ya Tidak

Anggaran 1. Pendanaan investasi, yaitu:

1) Perangkat keras √ - √ -

2) Perangkat lunak √ - - - 3) Perangkat jaringan √ - - -

2. Pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. √ - - √ 2) Acquisition of original digital works. √ - - √ 3) Acces to external materials. √ - - √ 4) Penyimpanan √ - - √ 5) Pendistribusian √ - - √ 6) Pelestarian √ - - √

Persentase Tingkat Kelayakan

100

11,11

4.5.7 Rekapitulasi k Kondisi Elemen Dasar

Hasil rekapitulasi perbandingan tingkat kelayakan elemen dasar perpustakaan

digital Pustaka Bogor dan perpustakaan digital STP Jurluhkan Bogor terhadap

kondisi ideal elemen dasar tercantum dalam Tabel 31.

Tabel 31 Rekapitulasi Hasil Studi Kelayakan Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web.

No.

Elemen Dasar

Tingkat Kelayakan (%)

Pustaka

STP

1 Sumber Daya Manusia 100 50,00

2 Koleksi 100 21,40

3 Infrastruktur 100 95,20

4 SOP 100 0,00

5 Manajemen 100 58,30

6 Anggaran 100 11,11

73

Berdasarkan analisis hasil wawancara, perbandingan dan rekapitulasi hasil

perbandingan tersebut di atas menunjukkan bahwa semua kondisi ideal elemen

dasar perpustakaan digital terpenuhi 100 % oleh kondisi elemen dasar

perpustakaan Pustaka Bogor. Kondisi tingkat kelayakan tersebut membuktikan

bahwa kondisi elemen dasar perpustakaan Pustaka Bogor sudah layak dalam

mengembangkan perpustakaan digital berbasis web.

Sedangkan di Perpustakaan STP Jurluhkkan menunjukkan bahwa semua

kondisi ideal elemen dasar perpustakaan digital belum terpenuhi 100 %. Kondisi

tingkat kelayakan yang demikian menunjukkan bahwa kondisi elemen dasar

perpustakaan STP Jurluhkan Bogor belum 100 % layak dalam mengembangkan

perpustakaan digital berbasis web.

4.6 Rekomendasi Untuk Perpustakaan Digital Berbasis Web STP Jurluhkan Bogor

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang mencakup hasil wawancara, analisis

hasil wawancara dan hasil perbandingan serta rekapitulasi hasil perbandingan

tingkat kelayakan kondisi obyektif elemen dasar perpustakaan digital STP

Jurluhkan Bogor semua indikator elemen dasarnya tidak memenuhi kondisi

elemen dasar yang ideal. Untuk dapat memenuhi kondisi elemen dasar yang ideal

tersebut, maka direkomendasikan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk

memenuhinya sebagaimana Tabel 32:

74

75

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan diperoleh kondisi tingkat

kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web perpustakaan

Pustaka Bogor mencapai 100 %. Kondisi tingkat kelayakan tersebut

membuktikan bahwa kondisi elemen dasar perpustakaan Pustaka Bogor sudah

layak dalam mengembangkan perpustakaan digital berbasis web.

b Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan diperoleh kondisi tingkat

kelayakan elemen dasar perpustakaan digital berbasis web perpustakaan STP

jurluhkan Bogor yaitu 50,00 % kondisi elemen dasar SDM, 21,40 % kondisi

elemen dasar koleksi, 95,20 % kondisi elemen dasar infrastruktur, 0,00 %

kondisi elemen dasar SOP dan 58,30 % kondisi elemen dasar manajemen

serta 11,11 % kondisi elemen dasar Anggaran, atau rata-rata kondisi elemen

dasar adalah 39,35 %.

c Berdasarkan tingkat kelayakan tersebut kondisi elemen dasar perpustakaan

STP Jurluhkan Bogor belum 100 % layak untuk mendukung pengembangan

perpustakaan digital berbasis web.

d Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor perlu meningkatkan kelayakan elemen

dasar perpustakaan digitalnya agar dapat mendukung pengembangan

perpustakaan digital berbasis web-nya.

5.2. Saran

a. Kondisi elemen dasar ideal harus agar segera dipenuhi dan dikembangkan,

sehingga semua persyaratan tingkat kelayakan perpustakaan digital berbasis

web bagi STP Jurluhkan Bogor dapat terwujud dengan layak dan optimal.

b. Dalam upaya untuk melengkapi semua elemen ideal termaksud serta proses

pengembangannya, maka sebaiknya dapat dilakukan dengan berpedoman

kepada rekomendasi hasil penelitian ini.

76

c. Penelitian ini dapat dilanjutkan lebih spesifik dengan melakukan antara lain

berupa analisis terhadap masing-masing komponen elemen dasar

pengembangan perpustakaan digital berbasis web.

77

DAFTAR PUSTAKA

Achmad 2006. Perpustakaan Dijital: Tantangan Menawan Bagi Pustakawan.

Makalah Lokakarya Pengembangan Teknologi Informasi Perpustakaan Sebagai Salah Satu Tantangan dalam Upaya Pembinaan SDM Mengarah ke Digitalisasi. Bangkalan, Madura. Perpustakaan Universitas Trunojoyo.

Aji RF. dan Kurniawan H. 2007. Rdf Dalam Pertukaran Data Perpustakaan

Digital. Tersedia dari http://www.google.com/search? hl=&q=RDF+ Resource+Description+Framework+Rizal++Fathoni&sourceid=navclientff&rlz=1B3WZPB_enID351ID353&ie= UTF-8 [3/6/2010]

Arif I. 2003. Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan. Makalah

Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan”, Universitas Muhamadiyah Malang 4 Oktober 2003

Aries M. dan Saleh AR. 2005. Penyusunan Standard Operation Procedure.

Webblog [online]. Tersedia dari: http://ar-saleh.blogspot.Com/2005/02 /penyusunan-standard-operating.html [8/5/2010]

[ARL] Association of Research Libraries 1995. Definition and Purposes of a

Digital Library. http://archive.ifla.org.documents/libraries/net/arl-dlib.txt [5/3/2010]

Astuti S. dan Kusmayadi E. 2012. Pengadaan Koleksi Di Pusat Perpustakaan dan

Penyebaran Teknologi Pertanian. Bogor: Pustaka. Berkatindo Nusantara 2010. Perpustakaan Digital E-Library 2010[WWW]

Berkatindo Nusantara. Tersedia dari: http://indonetwork.co.id/Berkatindo Nusantara/1885480/ perpustakaan-digital-e-library 2010 (19/6/2010)

[CAUDIT] Council of Australian University Directors of Information Teknology

2001. Common IT Position Descriptions Project. Australia: Del Cseti Associates, pp. 34-36

Chisenga J. 2003. Digital Libraries and Virtual Libraries: Definitions, Concept

and Goals. Paper presented in Workshop on Technical Aspects of Building Digital Libraries and Electronic Information Networks. Addis Abeba, Ethiopia: United Nations Economic and Social Council

Clevelend G. 1998. Digital Libraries: Definitions, Issues and Challenges.

Occasional Paper 8. Ottawa: Universal Dataflow and telekomunication Core Programme, International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA).

Daryono 2008. Manajemen Perpustakaan. Tersedia dari: http://daryono.staff.uns.

ac .id/2008/09 /24/ manajemen- perpustakaan/ (14/5/2010)

78

[Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dep. P dan K.

[Deptan] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2006. Executive Summary

Grand Design Perpustakaan Digital Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan Litbang Pertanian. Bogor: Deptan.

[DLF) Digital Library Federation 1998. A Working Definiton of Library.Tersedia

dari: http://www.diglib.org/about/dl definition.htm [9/6/2010] Downing D. dan Covington M. 1990. Kamus Istilah Komputer. Jakarta, Penerbit

Erlangga. Harmawan 2008. Membangun Perpustakaan Digital: Suatu Tinjauan Aspek

Manajemen. Tersedia dari: http://pustaka.uns.ac.id/ include/ inc_ print.php?nid=37 (7/5/2010)

Harter SP. 1996. What is a Digital Library? Definition, Contentand Issues. A

Paper Presented at KOLLIS DL’96: International Conference on Digital Library and Information Service for the 21st Century,September 10-13, 1996, Seoul, Korea

Hartinah S. 2009. Pemanfaatan Alih Media Untuk Pengembangan Perpustakaan

Digital. Visi Pustaka Majalah Perpustakaan Vol. 11 No. 3 Desember 2009 hal. 13-18

Hasugian J. dan Rabita E. 2005. Infrastruktur Informasi Global dan

DampaknyaTerhadap Perpustakaan. Jurnal Studi Perpustakaan dan informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2005

Julie 2010. Belajar php: “Fungsi/Method. Webblog [online)postine sedia

dari://php-mysql-solution. blogspot.com [1/5/2010] Kamus Komputer dan Teknologi Informasi 2007. Studi Kelayakan. Tersedia dari:

http://www.total.or.id/info.php?kk= Feasibility%20study [ 20/4/ 2010]) .

Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Istilah Proses. Tersedia dari: http://www.total.or.id/info.php?kk=proses [03-November-2010]

Kusmayadi E., Mansjur S. 2008. Laporan Akhir Tahun; Peningkatan Akses

Layanan Iptek Pertanian Tahun Anggaran 2008. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.

Kusmayadi E., Mansjur S. 2009. Laporan Akhir Tahun; Peningkatan Akses

Layanan Iptek Pertanian Tahun Anggaran 2009. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian.

79

Kusmayadi E., Maksum. 2010. Laporan Akhir Tahun: Layanan Informasi Terbaru Penelusuran dan Pemamfaatan Bersama Informasi Denga PT dan LPND. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian.

Rufaidah VW., Widaningsih. 2011. Laporan Akhir Tahun: Layanan Informasi

Terbaru Penelusuran dan Pemamfaatan Bersama Informasi Denga PT dan LPND. Bogor: Pustaka Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian.

Laudon KC and Laudon JP. 1996. Management Information System:

Organitation and Technology. 4th ed. By Prentice-Hall, Inc. P. 412 [LSP Telematika) Lembaga Sertifikasi Profesi. 2012. LSP Telematika. Tersedia

dari: http://home.lsp-telematika.or.id/files/11-1049-635.php [16/8/12] Lucas HC. 2000. Information Technology for Management.7th ed. Irwin

McGraw-Hill. P.416 Makarim E. dan Prastyo BA. 2007. Peraturan an Etika Dalam Dunia Digital.

Jakarta: CV. Sagung Seto. Maksum, Buldansyah DL. Prawati B. 2008. Aksesibilitas Informasi, Intensitas

Komunikasi, dan Efektivitas Layanan Informasi Digital. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 17. No. 2, 2008 hal. 51-54

Maksum dan Darmawiredja MR. 2007. Perpustakaan Model UK/UPT

Departemen Pertanian: Suatu Pendekatan Manajemen dan Organisasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 16, Nomor2, 2007 hal. 35-42

Mustafa B. dan Yulia Y. 2005. Memenuhi Harapan Pengguna Tentang Layanan

Prima Perpustakaan Melalui Penerapan SOP(Standard Operation Procedure) Digital. Jurnal Pustakawan Indonesia.volume 7 nomor 1.

Neuschel RF. 2012. Definisi, Informasi dan Sistem Informasi. Tersedia dari:

http://k4c1r.netau.net/Analisis%20&%20Perancangan%20Sistem%20Informasi/Definisi%20Sistem_%20Informasi_%20Dan%20Sistem%20Informasi.pdf [26 Juni 2012]

[NISO] National Information Standards Organizatio, 2007. A Framework of

Guidance for Building Good Digital Cillections. 3rd Edition. Baltimore: NISO with supportfrom the Institut of Museum and Library Services

O’Brien J.A. 2002. Management Information System: Managing Information

Technol ogy In E-Bussines Enterprise. 4th ed. NY:McGraw-Hill Inc. Pardosi M, 2001. Bimbingan Belajar Internet. Surabaya: Indah.

80

Pendit PL, Suryandari A, Amiprasetyo B, Makarim E, Aditirto IU, Ruldeviyani Y, Sucahyo YG, Wijayanti L.2007. Perpustakaan Digital Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta. CV Sagung Seto.

Pudjiono. 2006. Membangun Citra: Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia

Menuju Perpustakaan Bertaraf International. Surabaya: Unair. Purbo OW. 2010. Apa Bedanya Internet (WWW) Purbo OW. Tersedia dari

http://pusdatin.deptan.go.id/admin/RB/Internet/Apa%20bedanya%20Internet.pdf [12/9/2010]

[PNRI] Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 2010. Infrastruktur Digital

[WWW] Tersedia dari http://www.perpuspedia.Digilib.pnri.go.id/ index.php/InfrastrukturDigital [5/3/2010].

PPAUME, APJII 2000. Standar Sertifikasi Teknologi Informasi Bidang Internet.

Bandung: Institut Teknologi Bandung. PSB-SMA 2010. Cara Pemasangan Jaringan Internet [WWW] PSB-SMA tersedi

dari http://www.psb-psma.org/forum/jaringan-dan-internet/jaringan-intranet/ [12/3/ 2010]

Purtini W. 2010. Digital Library From Indonesial DLN. Tersedia dari

http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin /Makalah/Materi-depag07/pelatihanunpad/ Digital %library.doc) [6/3/2010]

Rufaidah VW. 2007. Knowledge Commerce: Peluang Implementasinya di Pusat

Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 16. No. 2, 2007 hal. 44-50

Ruldeviyani Y. dan Sucahyo, Y.G., 2007. Infarstruktur Perpustakaan Digital.

Jakarta. CV Sagung Seto Saleh A.R., 2010. Membangun Perpustakaan Digital. Jakarta. CV Sagung Seto Sastraatmadja T. 2003. Konsep Peningkatan Daya Saing Pada Pelayanan Jasa

Informasi, di Perpustakaan. Tersedia dari: http://www. google. com/ search?hl=&q=Pengukuhan+pustakawan+utama+Tintin+S+&sourcei=navclient-ff&rlz=1B3WZPB_enID 351ID353&ie=UTF-8 [13/3/2010]

Seminar KB. 2004. Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Institut Pertanian

Bogor. Bogor: IPB Setiawan B. 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT Delta Pamungkas,

p.267. Siregar R. 1999. Internet: Strategi PenggnaannyaDi Perpustakaan Perguruan

Tinggi. http://library.usu.ac.id/download/lib/Internet.html

81

Sopandi D. 2008. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung: Informatika

Subrata G. 2009. Perpustakaan Digital. Tersedia dari: http: //library .um. ac.id

/images/stories/ pustakawan/kargto/Perpustakaan Sudarsono B., 1994. Peran Pustakawan dalam Pembangunan Nasional Indonesia,

Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, Vol.6, No. 1-2. Sudayat RI. 2009. Sumber Daya Manusia. Tersedia dari:

http://ridwaniskandar.files.wordpress. com/2009/1-pengertian-sdm.pdf. [14/4/2010]

Sugiono. 2009. World Wide Web. Tersedia dari http: //sugiono04 . wordpress.

com/artikel-wwwworld-wide-web/ [30/6/2012] Sulistyo-Basuki. 2006. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pustaka Dalam

Rangka Pembentukan Perpustakaan Digital; Makalah Seminar Nasional Grand Design Perpustakaan Digital. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

Supriadi E. 2009. Pengembangan Perpustakaan Sebagai Sarana Pusat Sumber

Informasi Masa Depan. Tersedia dari: http://erisupriadi.blog .unej. ac.id/2009/02023/ pengembangan -perpustakaan sebagai-sarana-pusat-sumber-informasi-masa-depan [12/3/2010]

Supriyanto 2008. Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Perpustakaan Digital

Nasional. Makalah yang disampaikan pada acara Konferensi Perpustakaan Digital Indonesi (KPDI) ke-1, 2 Desember 2008 di Hotel Artika Discovery, Kuta-Bali.

Surachman A. 2010. Membengun Koleksi Digital. http://arifs.staff.ugm.ac.id/

mypaper/ Dig_coll_Building.doc [15/4/210] Suryandari A. 2007. Aspek Manajemen Perpustakaan Digital.Jakarta: Sagung

Seto, 2007 Suryati E. 2009. Kajian Kapasitas Perpustakaan Digital: Studi Kasus Pada

Perpustakaan Di Lingkungan Universitas Indonesia [Tesis]. Depok: Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia.

Sutarsyah, Seminar K.B., Mulyani, E.S., 2008. Pengembangan Sistem Jasa

Konsultasi Botani Online. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 17. No. 2, 208 hal. 67-68

Tofik. 2012. Pengertian Sistem, Definisi Sistem. Tersedia dari:

http://tofikonline.me/pengertian-sistem-definisi-sistem.html.[26/6/2012]

82

Wahono SW. 2006. Teknologi Informasi untuk Perpustakaan: Perpustakaan Digital dan Sistem Otomasi Perpustakaan. Tersedia dari: http://www.scribd.com/ doc/ 3020850/Perpustakaan-Digital-dan-Sistem-Otomasi-Perpustakaan(12/3/2010)

Wijaya YP. 2012. Pengertian Internet ( interconnected network). Tersedia dari: http://yogapw.wordpress.com/2012/04/08/pengertian-internet-interconnected-network/[30/6/2012]

Witten IH. and Bainbridge D. 2003. How To Built a Digital Library. San Francisco: Morgan Kaufmann Publisher.

World Friend 2010. Pengertian Web Server [WWW]. Word Friend. Tersedia dari

http://www.World friend. web.id/pengertian-web-server [16/6/2010].

Wordpress 2010. Perkembangan Perpustakaan Digital [WWW]. Wordpress.com. Tersedia dari: http://fpdp.wordpress.com/perkembangan-perpustakaan-digital/ [23 Juni 2012]

83

Lampiran 1 Contoh SOP Digitalisasi (sumber perpustakaan IPB) dan Alur Kerja Digitalisasi Bahan Perpustakaan Perpustakaan Digital

PERPUSTAKAAN …………………..

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Hal : Revisi ke : Tgl. Efektif :

Modul : Digitalisasi Bahan Perpustakaan Kode : Tujuan : Mengalihbentukkan/dengan cara memindai bahan tercetak ke dalam bentuk elektronik sehingga tersedia sebagai koleksi digital melalui situs web yang ditujukan bagi pengguna perpustakaan digital. Ruang Lingkup : Prosedur operasi standar (SOP) ini mencakup pekerjaan; menyeleksi, memindai, mengatur berkas, menyediakan akses, mendesiminasikan, memelihara berkas, dan memastikan keutuhan karya-karya digital. Standar: Untuk menjamin kelancaran operasional proses digitalisasi bahan perpustakaan diperlukan kebijakan atau aturan sbb:

1. Setiap ketua departemen atau program studi memberikan pernyataan dukungan terhadap inisiatif digitalisasi karya sivitas akademika;

2. Bahan perpustakaan yang akan didigitalisasi termasuk semua disertasi, tesis, skripsi, dan karya lainnya dari sivitas akademika IPB merupakan teks lengkap, mulai dari halaman judul hingga lampiran;

3. Pimpinan perguruan tinggi menerbitkan surat keputusan yang mewajibkan seluruh sivitas akademika untuk menyerahkan berkas elektronik (soft file) karya yang mereka hasilkan, dengan bantuan atau fasilitas dan persetujuan perguruan tinggi kepada perpustakaan.

4. Perpustakaan menyediakan formulir pernyataan ”Pengalihan Hak Cipta Non-eksklusif” yang kemudian ditanda-tangani oleh mahasiswa atau dosen pada saat penyerahan karya tersebut. Pernyataan tersebut memberikan hak kepada perpustakaan untuk menyimpan, mengalih-bentukkan, dan menyebar-luaskan karya tersebut untuk tujuan peningkatan kualitas pendidikan dan bersifat non-komersial. Penulis karya tetap memiliki hak eksklusif terhadap hasil karyanya, termasuk hak untuk menerbitkannya dalam bentuk buku atau artikel.

5. Dalam kasus tertentu dimana penulis berkeberatan seluruh isi karyanya disebar-luaskan, maka mereka akan diberikan pilihan seperti: publikasi terbatas yaitu hanya beberapa bab saja yang

84

digitalisasi (ada beberapa bab yang tidak di”upload” ke server); Publikasi setelah periode tertentu, misalnya setelah satu tahun karya diterima perpustakaan, dsb.;

6. Jika penulis karya berkeberatan untuk menanda-tangani surat pernyataan ”Pengalihan Hak Cipta Non-eksklusif”, mereka dapat mengajukan surat permohonan kepada ketua departemen atau program studi. Contoh Pernyataan Hak Cipta Non-eksklusif ada pada lampiran

7. Ketua departemen atau program studi akan mengeluarkan suatu peraturan yang mewajibkan mahasiswa untuk menanda-tangani surat pernyataan ”keaslian” karya akhirnya pada halaman pertama karya. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya tersebut adalah hasil bajakan, maka institusi berhak mencabut gelar akademik yang dimilikinya.

8. Untuk melindungi karya tersebut, dipilih format PDF (Portable Document Format) sebagai jenis berkas digital karya. Melalui format ini, berkas tersebut bisa diatur ”hanya baca” atau read only dan diberikan password sebagai pengamannya. Menentukan jenis proteksi yang akan diterapkan pada koleksi digital ini, apakah boleh dicetak atau tidak, apakah perlu diberi password atau tidak, apakah bisa diedit atau tidak, dan lain-lain.

9. Menetapkan mekanisme layanan koleksi digital, misalnya apakah koleksi digital tersebut dapat diunduh, atau dikirim secara offline, dan sebagainya.

Prosedur :

1. Seleksi dan pengumpulan bahan yang akan dibuat koleksi digital. Bahan-bahan yang akan dialih-bentukkan dari tercetak menjadi digital perlu diseleksi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan digitalisasi koleksi perpustakaan. Sesuai dengan tujuan dan target program digitalisasi maka bahan-bahan yang akan digitalisasi adalah bahan-bahan yang mengandung informasi spesifik dimana perpustakaan lain mungkin tidak memilikinya, misalnya skripsi, tesis dan disertasi serta laporan penelitian bagi perpustakaan perguruan tinggi dan lain-lain.

2. Pembongkaran jilid koleksi agar bisa dibaca alat pemindai (scanner) Proses ini perlu dilakukan untuk memudahkan operator pemindai melakukan proses pemindaian lembar demi lembar dari bahan tersebut. Untuk penggunaan mesin pemindai atau scanner yang mempunyai fasilitas ADF (Automatic Document Feeder), maka pembongkaran dokumen tercetak dari jilidannya menjadi suatu keharusan.

3. Pembacaan halaman demi halaman dokumen menggunakan alat pemindai yang kemudian disimpan dalam format file PDF. Jika menggunakan alat pemindai yang memiliki fasilitas ADF (Automatic Document Feeder) maka pembacaan dengan alat pemindai ini bisa dilakukan secara otomatis oleh mesin. Operator

85

tinggal memasukkan sejumlah lembar (misalnya 30 atau 50 lembar atau lebih sesuai kemampuan alat pemindai) kedalam bak kertas. Mesin pemindai secara otomatis akan mengambil lembar-demi lembar sampai persediaan lembaran di bak kertas habis. Hasil dari proses ini adalah dokumen dalam bentuk elektronik atau file komputer.

4. Pengeditan. Hasil pemindaian tadi walaupun sudah dalam bentuk elektronik, namun masih perlu diedit, terutama jika ukuran kertas yang ditentukan pada saat scanning tidak tepat benar. Oleh karena itu perlu dilakukan editing seperti pemotongan pinggiran halaman, pembalikan halaman dan lain-lain sehingga hasilnya menjadi lebih enak dibaca. Selain itu perlu dilakukan penggabungan halaman dan bookmarking agar halaman-halaman dokumen dapat diakses dengan cepat.

5. Pembuatan serta pengelolaan metadata (basisdata) agar dokumen tersebut dapat diakses dengan cepat. Pembuatan basisdata ini dapat menggunakan perangkat lunak apa saja yang dapat dikenal dan biasa digunakan oleh manajer sistem. Namun bila manajer sistem belum mengenal dan terbiasa dalam menggunakan perangkat lunak basisdata tertentu, disarankan untuk menggunakan perangkat lunak ISIS for Window atau lebih dikenal dengan WINISIS. Selain gratis, perangkat lunak ini memiliki cukup banyak kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan program lunak lain sejenis.

6. Melengkapi basis data dokumen dengan abstrak jika diperlukan. Terutama untuk dokumen-dokumen yang berisi informasi ilmiah serta monograf lainnya. Sedangkan untuk dokumen yang berisi informasi singkat seperti teknologi tepat guna dan semacamnya, cukup ditambahkan keterangan atau anotasi saja.

7. Proses selanjutnya adalah pemindahan atau menyimpan (upload) ke server.

8. Penjilidan kembali dokumen yang sudah dibongkar. Jika dokumen tersebut masih diperlukan bentuk tercetaknya, maka dokumen yang sudah dibongkar dan sudah melalui tahapan pemindaian atau scanning, dapat dijilid kembali. Dokumen tersebut dapat dikembalikan ke bagian koleksi yang menyimpan bahan-bahan tercetak.

86

Alur Kerja Digitalisasi Bahan Perpustakaan Perpustakaan Digital

tidak

ya

tidak

ya

87

Lampiran 2 Contoh SOP Penanganan dokumen Digital (sumber perpustakaan IPB) dan Alur Kerja Penanganan Dokumen Digital

PERPUSTAKAAN …………………

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Hal : Revisi ke : Tgl. Efektif :

Modul : Penanganan Dokumen Digital Kode : Tujuan : Penanganan dokumen digital diantaranya untuk memudahkan penyimpanan bahan pustaka sehingga tidak memerlukan tempat dan dapat menghemat tempat penyimpanan Ruang Lingkup : Digital yang ditangani berupa CD yang terdiri dari Skripsi, Tesis dan Disertasi hasil karya mahasiswa Institut Pertanian Bogor Prosedur :

1. Menerima CD dari Bidang Pengembangan Bahan Pustaka 2. Memeriksa CD dan daftar pengantar CD 3. Dari bentuk pdf untuk kemudian di edit metadata 4. Dari bentuk non pdf di konversi ke bentuk pdf kemudian edit

metadata 5. Pemetaan (pengelompokan berkas elektronik berdasarkan jenis

karyanya 6. Upload atau penggabungan data ke server 7. Membuat berkas cadangan

88

Alur Kerja Penanganan Dokumen Digital

Ya

89

Lampiran 3 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Besar

No. Tahapan Proses Material dan Jasa yang Dibutuhkan

Biaya Rutin/Bulan

Rp

Total Biaya Rp

1. Scanning Biaya sewa mesin scanner canon IR-2200

2.200.000 2.200.000

1 orang operator scanner, bekerja lembur 2 jam per hari (2 jam x 20 hari kerja /bulan)

400.000 400.000

2. Editing dan Uploading

Gaji 2 orang editor 761.000 1.522.000

TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP

4.122.000

Lampiran 4 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Besar

No. Tahapan Proses

Material dan Jasa yang Dibutuhkan

Biaya non rutin Rp

Total biaya Rp

1. Scanning Biaya bongkar-pasang bahan digital (tesis, dll) sebesar Rp 8.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis

8.000 12.800.000

Pelatihan cara melakukan scan

Satu Unit PC untuk operator scanner

5.000.000 5.000.000

2. Editing dan Uploading

Biaya training software yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, dan Digital library software

5.000.000 5.000.000

Pembelian software Adobe Acrobat 7 # US $ 250 (Academic price)

2.500.000 2.500.000

Pembelian software omnipage 15 # US $ 150

1.500.000 1.500.000

Dua buah server untuk intranet dan untuk internet

10.000.000 20.000.000

Dua buah unit komputer untuk 2 (dua) orang petugas editor

5.000.000 10.000.000

TOTAL BIAYA INVESTASI/TIDAK RUTIN

56.800.000

90

Lampiran 5 Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses Digitalisasi Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Besar

No. Jenis Biaya Biaya Per

Bulan Rp Jumlah Bulan Total Biaya Rp

1. Biaya Investasi

(tidak rutin)

- - 56.800.000

2. Biaya Rutin

(Bulanan)

4.122.000 4 bulan 16.488.000

TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI

73.288.000

Lampiran 6 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan

Menengah No. Tahapan Proses Material dan Jasa

yang Dibutuhkan Biaya

Rutin/Bulan Rp

Total Biaya Rp

1. Scanning Biaya sewa mesin Scanner Cannon IR-2200

2.200.000 2.200.000

1 orang operator scanner, bekerja 2 jam per hari di dalam jam kerja (tidak perlu lembur)

- -

2. Editing dan Uploading

Honor 2 orang petugas, sebesar Rp 4.000/tesis, masing-masing mampu menyelesaikan tesis sebanyak 200 dalam satu bulan

800.000 1.600.000

TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP

3.800.000

91

Lampiran 7 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Menengah

No. Tahapan

Proses Material dan Jasa yang Dibutuhkan

Biaya non rutin Rp

Total biaya Rp

1. Scanning Biaya bongkar-pasang tesis sebesar Rp 4.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis

4.000 6.400.000

Pelatihan cara melakukan scan

- -

Satu Unit PC untuk operator scanner (tidak perlu dibeli karena menggunakan komputer yang ada)

- -

2. Editing dan Uploading

Biaya training software yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, and Digital library software

5.000.000 5.000.000

Pembelian software Adobe Acrobat 7 # US $ 250 (Academic price)

2.500.000 2.500.000

Pembelian software omnipage 14 # US $ 75 (used software berdasarkan Amazon.com)

750.000 750.000

Satu buah server untuk intranet dan untuk internet

10.000.000 10.000.000

satu buah unit komputer untuk 1 (satu) orang petugas EDITOR. Satu orang editor lainnya menggunakan komputer server sebagai komputer kerja.

5.000.000 5.000.000

TOTAL BIAYAINVESTASI/TIDAK RUTIN

29.650.000

92

Lampiran 8 Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses

Digitalisasi Tesis Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Menengah

No. Jenis Biaya Biaya Per

Bulan Rp Jumlah Bulan Total Biaya Rp

1. Biaya Investasi

(tidak rutin)

- - 29.650.000

2. Biaya Rutin

(Bulanan)

3.800.000 4 bulan 15.200.000

TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI

44.850.000

Lampiran 9 Biaya Rutin (Bulanan) Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Kecil

No. Tahapan Proses Material dan Jasa yang Dibutuhkan

Biaya Rutin/Bulan

Rp

Total Biaya Rp

1. Scanning Biaya sewa mesin scanner

- -

1 orang operator scanner, bekerja lembur 2 jam per hari (2 jam x 20 hari kerja /bulan)

- -

2. Editing dan Uploading

Gaji 2 orang editor 200.000 400.000

TOTAL BIAYA RUTIN/BULAN RP

400.000

Lampiran 10 Biaya Investasi Proses Digitalisasi Untuk Perpustakaan Kecil

No. Tahapan Proses

Material dan Jasa yang Dibutuhkan

Biaya non rutin Rp

Total biaya Rp

1. Scanning Biaya bongkar-pasang bahan digital (tesis, dll) sebesar Rp 8.000/tesis, dengan jumlah total sebanyak 1.600 tesis

4.000 800.000

Pelatihan cara melakukan scan

- -

Satu Unit PC untuk operator scanner

- -

Pembelian satu unit scanner HP Scanjet C7716A US $ 275

2.750.000 2.750.000

2. Editing dan Biaya training software 5.000.000 5.000.000

93

Uploading yang diperlukan ( in house training ), meliputi Adobe Acrobat, Omnipage, dan Digital library software Pembelian software Adobe Acrobat 6 # US $ 150 (used software berdasarkan Amazone.com)

1.500.000 1.500.000

Pembelian software omnipage 14 # US $ 75

750.000 750.000

satu buah server untuk intranet dan untuk internet

- -

Satu buah unit komputer untuk 1 (satu) orang petugas editor

- -

TOTAL BIAYA INVESTASI/TIDAK RUTIN

10.800.000

Lampiran 11 Total Biaya Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Proses

Digitalisasi Tesis Sebanyak 1.600 Tesis Dalam Waktu 4 Bulan Untuk Perpustakaan Kecil

No. Jenis Biaya Biaya Per

Bulan Rp Jumlah Bulan Total Biaya Rp

1. Biaya Investasi

(tidak rutin)

- - 10.800.000

2. Biaya Rutin

(Bulanan)

400.000 4 bulan 1.600.000

TOTAL BIAYA PROYEK DIGITALISASI

12.400.000

94

Lampiran 12 Anggaran Standar Pengembangan Perpustakaan Digital Berbasis Web.

Indikator Anggaran

Tipe

Spesifikasi

Harga Satuan

Jumlah Harga Keterangan

1. Pendanaan Investasi

1) Perangkat keras (hardware) :

Termasuk untuk Jaringan

(network) (1) 1 set Computer

server Dell Pewer Edge R610

2x Intel Xeon E5630 2.53GHz, Dual Port

49.290.000,- 49.290.000,- Per lima tahun

(2) 4 set Personal computer

HP Toudh Smart 610-R160

Core i7 2600 3.4Ghz, 8GB DDR3, HDD 1TB, DVDRW, AMD Rodeon HD 5570 2GB TV Turner, Card Reader,K/B+Mouse, LAN, Wufi, camera

15.000.000,- 60.000.000,-

(3) 1 unit Hub D-Link DES-1024A

24 port 10/100 Mbps, Auto sensing (Rouckmount) Switch 24

548.000,- 548.000,-

(4) 1 unit Router D-Link DIR-457

Wireless 3G 54 Mbps, Pocket, uilt I Batterry Wifi

900.000,- 900.000,-

(5) 1 buah Modem Tp-link TD w896N

300 mbps wireless N ADSL 2 + modem Router

450.000,- 450.000,-

(6) 1 unit UPS Prolink Pro 1200S

1200VA, Anti petir , Software, Buit in AVR, InputVoltage 140-283 V

757.000,- 757.000,-

(7) 1 set Kabel LAN Kabel UTP - 864.000,- 864.000,-

(8) 1 set Kabel konektor AMP Connector

RJ-45 Cat.5 isi 50 pcs

102.000,- 102.000,-

(9) 1 unit Printer Fuji Xerox CP305

Laser Colour 4.928.000,- 4.928.000,-

(10) 1 unit Scanner Canon Canoscan LiDE 700F

A Stylish compact 9600dpi film sacanner fast, flexible efecient scanner

1.290.000,- 1.290.000,-

2) Perangkat lunak:

(1) Sistem Operasi Windows 7 Home Premium 4.180.000,- 4.180.000,-

(2) Browser Mozilla Firefox

Free

(3) Antivirus AVG Free 2012

Free

(4) Interface web Senayan Free

95

Jumlah Biaya Investasi Rp 123.309.000 2. Pendanaan

Operasional

1) Local content Digitizaton

Karya Ilmiah

Disertasi, Thesis, dll

1.000/ lembar

25.000.000,- 25.000 hal./Per tahun

2) Acquisition of original digital works.,antara lain

(1) Science Direct Jurnal online

- 408.258.561,-

Langganan tahunan

(2) ProQuest Jurnal online

- 51.150.000,-

Langganan tahunan

(3) TEEAL Jurnal online

- 10.397.750,-

Langganan tahunan

(4) E-newpaper Surat kabar online

- 500.000,-

Langganan tahunan

(5) E-zine Majalah online

Majalah ilmiah populer

- 360.000,- 12 exemplar/ tahun

Jumlah Biaya Operasional Rp 495.666.311,- TOTAL ANGGARAN TAHUN PERTAMA RP 618.975.311,-

Sumber: Astuti S. dan Kusmayadi E. (2012)

96

Lampiran 13 Anggaran Pusat Perpustakaan Digital University Of Tennesee Dalam Lima Tahun.

1. Costs for Year 1 1) EQUIPMENT

(2) Hardware Unix Server- Dell poweredge 4400 $16,420 7 pc workstations @ $3,900 ea. $27,300 3 HP CD Writer Plus 9200 $ 1,050 2 color scanners @ $7000 ea. $14,000 1 slide scanner Nikon LS-2000 $ 1,600 2 laser printers @ $1,500 ea. $ 3,000 3 laptops @ $3,500 ea. $10,500 1 large format digital copier/fax $35,000 1 data/video projector $ 5,000 2 3com Laptop Network Cards $ 338 3 Fast scsi-2 cards for CD Writers $ 450

(3) Software UMich DLXS Membership Yearly Fee $ 5,000

Photoshop 6 $ 200 Flash 5 $ 75 DreamWeaver 4 $ 75 OCR software $ 500

SUBTOTAL …………………………………$ 120,508 2) SPACE ………………………………………………$ 40,000

Possibilities exist in both Hoskins Library and the Library’s White Avenue annex.

3) STAFF.......................................................................$ 260,500 3 Metadata Specialists @ $35,000 ea., plus benefits 2 Programmer/Analysts @ $40,000 ea., plus benefits 1 Graduate Assistant Programmer @ $20,000 [includes tuition]

4) TRAINING/OPERATING .....................................$ 50,000 TOTAL YEAR 1…. …………………………………$ 471,008

2. Years 2 – 5 1) Staff $260,500 2) Hardware replacement/service $ 25,000 3) Software maintenance $ 5,000 4) Content $ 50,000 5) Operating $ 40,750

ANNUAL COST $ 381,250 TOTAL YEARS 2- 5 ……………………………….$ 1,525,000 Total Cost Over Five Years ……………………………………….. $ 1,996,008

97

Lampiran 14 Unit Kerja Pengembangan Perpustakaan Digital Pustaka Bogor

No. Unit Kerja Buku Majalah IPTAN TTG Catatan

1 BPTP NAD

database belum jalan

2. BPTP Sumut 1.000 998 952 0 database majalah masih salah cara entrinya

3. BPTP Sumbar 1.240 133 609 32

4. BPTP Babel 1.240 139 37 0 Database belum jalan

5. BPTP Jambi 977 95 272 255

6. BPTP Riau 2

Database iptan dan majalah masih blm jalan

7 BPTP Bengkulu 1.057

108

8. BPTP Sumsel 550

website mash belum diedit

9. BPTP Lampung 1.043 0 567 0

10. BPTP Kalbar 3 0 84 0

11 BPTP Kalteng 0 0 0 Database belum jalan

12 BPTP Kalsel 2.608 - 960 0 Majalah belum jalan

13 BPTP Kaltim 1.202 0 221 0

14 BPTP Banten 474 0 202 0

15 DKI Jakarta 360 235 0 22

16 BPTP Jabar 1.004 0 559 0

17 BPTP Jateng 992 72 159 0

18 BPTP DI Yogyakarta 130 72 761 130

19 BPTP Jatim 1.240 0 0 0

20 BPTP Sulut

website belum jalan

21 BPTP Gorontalo 0 0 0 0 Database belum jalan

22 BPTP Sulteng 1.387 24 110 0

23 BPTP Sultra 1.240 - 699 32

24 BPTP Sulsel 973 18 235 0

25 BPTP Bali 200 139 14.808 0

26 BPTP NTB 0 0 0 0 database belum jalan

27 BPTP NTT 0 0 0 0 website belum jalan

28 BPTP Maluku 591 231 139 0

29 BPTP Maluku Utara 987

994 - Database belum jalan

30 BPTP Papua

Database belum jalan

31 BPTP Papua Barat 0 0 37 0 Website belum jalan

32 BPTP Sulawesi Barat 0 0 0 0 Website belum diedit

33 Balittro 2.525

14.808

34 Balitri 3 0 4 0

35 Balittas 987 0 999 0

36 Balitka

Website belum jalan

37 Puslitbangnak

Website belum jalan

38 BB Veteriner 3.845 1.108 1.508 0

39 Balitnak 550 235 907 0

40 Lolit Sapi Potong 996 0 0

41 Lolit Kambing Potong 178 155 27

42 Puslitbanghor 339 139 37

98

No. Unit Kerja Buku Majalah IPTAN TTG Catatan

43 Balithi

Website belum diedit

44 Puslitbangtan 105 2 0 0

45 BB Padi 6.211 953 699

46 Lolit Tungro

Database belum jalan

47 Balitsa

Website belum diedit

48 Balitbu

Website belum jalan

49 Balitjestro 380 49 311

50 Balitkabi 3.303 0 0

51 Baliserealia 878

14.808 IPTAN Masih gabungan dengan UK lain

52 Puslitbangbun 976

991 Majalah masih data UK lain

53 PSE/KP 8.362 139 6.736 0

54 BB Biogen 2.177

699

55 BB Pascapanen

Website belum jalan

56 BBSDLP

website belum jalan

57 Balittra

Website belum jalan

58 Balittanah

Website belum jalan

59 Balitklimat 867

60 Balingtan 986

379

61 Sekretariat Balitbang

website belum jalan

62 BB Mekanisasi 1.240 0 39 32

63 BBP2TP 1.364 0 14.808 0

64 BPATP

Website belum jalan

65 Ditjen Hortikultura

Sudah terbangun

66 BPSDMP

Sedang dalam pembangunan

*) Data diambil sampai dengan Mei 2010

99

Lampiran 15 Kondisi Ideal Elemen Dasar Perpustakaan Digital Berbasis Web

Elemen Dasar

Indikator Kondisi Ideal

SDM

1. Komponen Countainers memiliki:

1) Network Administrator , dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)

antara lain kemampuan menghubungkan: - Perangkat keras komputer - Perangkat keras jaringan komputer

(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A) antara lain kemampuan: - Menginstalasi driver LAN card atau USB wireless - Mengatur work group dari setiap komputer - Mengatur internet protocol (IP) address - Mengatur domain name system (DNS) server untuk koneksi

internet (3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya

(ANTA: ICAITS122A) antara lain kemampuan melakukan: - Pengecekan kabel LAN, apakah tersambung ke setiap

komputer atau tidak. - Pengecekan kartu LAN, apakah terdeteksi dalam OS atau

tidak, apakah terpasang atau tidak. - Pengecekan access point, apakah sinyalnya ada atau tidak. - Pengecekan koneksi jaringan komputer, apakah koneksi

jaringannya tersambung atau terputus, jika terputus, maka: - Cek workgroup dari masing-masing komputer - Cek IP address dari masing-masing konputer - Cek DNS server - Melakukan packet internet grouper (PING) ke setiap

masing-masing komputer (4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A) anatara

lain kemampuan: - Menutup port-port yang tidak dipakai. - Meletakkan firewall - Menggunakan aplikasi yang reliable - Melakukan konfigurasi program-program aplikasi internet - Menggunakan program-program pengamanan

(5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A antara lain kemampuan: - Menggunakan program trip wire untuk memantau adanya

perubahan pada berkas/file direktori. - Menggunakan program logchek untuk membantu

memeriksa file-file log dari gangguan terhadap sistem. (6) Memahami routing, antara lain

- Pengertian routing - Bentuk routing - Tabel routing - Konfigurasi routing

2) System Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B) (2) Melakukan instalasi Microsoft Windows, misal windows seven (3) Melakukan instalasi Linux, misal Ubuntu 10.04 LTS

100

(4) Memasang dan menkonfigurasi mail server, ftp server, web server

(5) Memahami routing 3) Web Developer/Programer, dengan kompetensi:

(1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)

(2) CGI Programing

2. Komponen Contents memiliki: 1) Database Administrator (DBA), dengan kompetensi:

(2) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A)

2) Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:

(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA) (2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA:

ICPMM65DA)

Koleksi

1. Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext:

1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital

2. Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata:

1) Katalog 2) Indeks 3) Abstrak

3. Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital:

1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio

4. Perpustakaan memiliki aneka situs di internet

Infrastruktur

1. Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware) minimal:

1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner

2. Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak:

2) Operating system 3) Database management system

101

4) Web browser 5) Aplikasi interface 6) Web server 7) Bahasa pemrograman

3. Perpustakaan memiliki jaringan:

1) Local Area Network (IEEE 802.3 dan IEEE 802.11b) 2) Internet 3) Website

SOP

Perpustakaan memiliki: 1. SOP konversi dokumen 2. SOP upload ke web 3. SOP pengolahan dokumen digital 4. SOP sistem layanan perpustakaan digital 5. SOP pemeliharaan jaringan 6. SOP pemeliharaan web

Manajemen

1. Melakukan pengembangan koleksi digital Standar kriteria NISO:

1) Collection (organized groups of object) 2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects and collections) 4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)

2. Melakukan pengembangan koleksi digital standar metode IFLA:

1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning? (2) Editing? (3) Uploading?

2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works. 3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.

3. Kegiatan lainnya:

1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian

Anggaran

1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi untuk:

1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan

2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional untuk:

1) Digitization 2) Acquisition of original digital works. 3) Acces to external materials.

4. Kegiatan lain

4) Penyimpanan 5) Pendistribusian 6) Pelestarian

102

Lampiran 16 Instrumen Wawancara (interview guide) dan Daftar Cocok (checklist)

Biodata Responden:

1. N a m a :.................................................................. 2. NIP : ................................................................. 3. Pangkat/Gol. ruang : ................................................................. 5 Jabatan/Pekerjaan : .................................................................

5. Unit Organisasi :...................................................................

Elemen Dasar Indikator Kondisi Ideal

Pustaka STP Ya Tidak Ya Tidak

SDM

1. Komponen Countainers: 1) Sebagai Network Administrator,

dengan kompetensi:

(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)

(3) (5)

(2) Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network (ANTA: ICAITS120A)

(3) Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya (ANTA: ICAITS122A)

(4) Mengelola network security (ANTA: ICAITS123A)

(5) Monitor and administer network security (ANTA: ICAITS124A

(6) Memahami routing 2) Sebagai System Administrator,

dengan kompetensi:

(1) Menghubungkan perangkat keras (ANTA: ICAITSO14B)

(3) (5)

(2) Melakukan instalasi Microsoft Windows

(4) (6)

(3) Melakukan instalasi Linux (5) (7)(4) Memasang dan menkonfigurasi

mail server, ftp server, web server

(6) (8)

(5) Memahami routing (7) (9)3) Sebagai Web Developer/Programer,

dengan kompetensi:

(1) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICAMM65DA)

(3) (5)

(2) CGI Programing (4) (6)

103

2. Komponen Contents: 1) Sebagai Database Administrator

(DBA), dengan kompetensi:

(1) Memonitor dan administer sebuah database (ANTA: ICAITS125A)

(3) (5)

2) Sebagai Web Designer/Content Developer, dengan kompetensi:

(1) Kemampuan menangkap digital image (ANTA: ICPMM21CA)

(3) (5)

(2) Membuat halaman web dengan multimedia (ANTA: ICPMM65DA)

(4) (6)

Koleksi 1. Perpustakaan memiliki bahan dan sumber daya digital fulltext:

1) E- journal 2) E-book 3) E-newspaper 4) E-zines 5) Database online 6) Karya ilmiah digital

2. Perpustakaan memiliki sumberdaya metadata:

1) Katalog 2) Indeks 3) Abstrak

3. Perpustakaan memiliki bahan-bahan multimedia digital:

1) Images 2) Animation 3) Video 4) Audio

4. Perpustakaan memiliki aneka situs di internet

Infra-struktur

1. Perpustakaan memiliki komponen perangkat keras (hardware) minimal: 1) Computer server 2) Personal computer 3) Hub 4) Router 5) Modem 6) UPS 7) Kabel konektor 8) Instalasi listrik 9) Instalasi jaringan 10) Saluran telpon 11) Printer 12) Scanner

2. Perpustakaan memiliki komponen perangkat lunak:

1) Operating system 2) Database management system 3) Web browser 4) Aplikasi interface 5) Web server 6) Bahasa pemrograman

104

3. Perpustakaan memiliki jaringan: 1) Local Area Network (IEEE 802.3

ethernet dan IEEE 802.11b wi-fi ) 2) Internet 3) Website

SOP Perpustakaan memiliki: 1. SOP konversi dokumen 2. SOP upload ke web 3. SOP pengolahan dokumen digital 4. SOP sistem layanan perpustakaan digital 5. SOP pemeliharaan jaringan 6. SOP pemeliharaan web

Manajemen 1. Pengembangan koleksi digital Standar kriteria NISO:

1) Collection (organized groups of object)

2) Object (digital materials) 3) Metadata (information about objects

and collections)

4) Initiatives (program or projects to create and manage collection)

3. Pengembangan koleksi digital standar metode IFLA:

1) Perpustakaan melaksanakan kegiatan Digitization.: (1) Scanning? (2) Editing? (3) Uploading?

2) Perpustakaan melaksanakan Acquisition of original digital works.

3) Perpustakaan melaksanakan Acces to external materials.

4. Kegiatan lainnya: 1) Penyimpanan 2) Pendistribusian 3) Pelestarian

Anggaran 1. Perpustakaan memiliki pendanaan investasi, yaitu: 1) Perangkat keras 2) Perangkat lunak 3) Perangkat jaringan

2. Perpustakaan memiliki pendanaan operasional : 1) Digitalisasi. 2) Acquisition of original digital works. 3) Acces to external materials. 4) Penyimpanan 5) Pendistribusian 6) Pelestarian

105

Lampiran 17 Nama Responden Pengelola Perpustakaan Digital Pustaka Bogor

No Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan

1.

2.

Drs. Maksum, M.Si.

Ir. Eka Kusmayadi, M.Hum.

195608171985031001

196407261992031002

Pembina Tk. 1/IVb

Pembina/IVa

Kepala Bidang Perpustakaan

Pustakawan Muda

Lampiran 18 Nama Responden Pengelola Perpustakaan Digital Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor

No Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan

1.

2.

3.

Alvi Yudistira. S.Pi

Ari Sriwijaya, A.Md

Nasda Suhara

Penata Muda/IIIa

-

Pengatur Muda Tk 1/IId

Pelaksana Komputer

Teknisi IT Perpustakaan

Bendaharawan

Lampiran 19 Daftar Nama Dan Kualifikasi SDM Perpustakaan Digital STP

Jurluhkan Bogor

No. Nama Gelar Asal pendidikan

Kualifikasi Lama (tahun)

Pengalaman kerja

1.

Ari Sriwijaya

A.Md D3 IPB 1) Network Administrator, dengan kompetensi: (1) Menghubungkan

perangkat keras (2) Administer dan

melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network

2) System Administrator dengan kompetensi: (1) Menghubungkan

perangkat keras (2) Melakukan instalasi

Microsoft windows

3) Web develover dengan kompetensi:

(1) Membuat halaman web dengan multimedia

4) Database Administrator (DBA) dengan kompetensi: (1) Memonitor dan

administer sebuah database

5) Web designer/content

developer dengan kompetensi: (1) Kemampuan menangkap

digital image (2) Membuat halaman web

dengan multimedia

2

Teknisi TI di sub unit perpustakaan STP Bogor

106

Lampiran 20 Daftar Karya Ilmiah Digital Berupa KIPA Perpustakaan Digital STP Jurluhkan Bogor

No Subyek Judul Penyusun 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan

Pembinaan usaha pembesaran ikan lele dumbo (Clarias garipienus) pada kelompok lentin jaya 1 dan waring jaya di Kecamatan Ilir Barat 1 kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Pembinaan Usaha Budidaya Ikan Mas di Kecamatan Cijambe Kab. Subang Prop. Jawa Barat Penyuluhan Partisipatif Dalam Pengembangan Usaha Pendederan Ikan Nila Sistem Surjan Kec,..Tebas Kab. Sambas Prop. Kalimantan Barat Pengelolaan Penyuluhan Dalam Pengembangan Usaha Pendederan Ikan Nila di Kec. Bojong Picung Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat Metode Penyuluhan Dalam Usaha Pembenihan Lele Sangkuriang di Kec. Pemulihan Kab Sumedang Prop. Jawa Barat. Penyuluhan Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Mas di Kec. Cianjur Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat Pengelolaan Penyuluhan Dalam Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Mas di Kec. Bojong Picung Kab. Cianjur Prop. Jawa Barat Peranan Penyuluh Perikanan Dalam Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Gurame di Kec. Bantar Kalong Kab. Tasikmalaya Prop. Jawa Barat Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Dumbo Melalui Kegiatan Penyuluhan Perikanan di Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Pemberdayaan Kelompok Dalam Pengembangan Usaha Budidaya Udang Windu di Kec. Pemangkat Kab Sambas Prop Kalimantan Barat

Muhammad Arka’is Sujud Ai Siti Aisah Adi Roja Suryo Pranoto

Alfita Khairani Bahar Nurdini Cecep Yana Yuniar Dedeh Rohaeni Andry Angga Yudistira Budianto

Lampiran 21 Cantuman 3719 Judul Koleksi Bibliografi Dalam OPAC

Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor

107

Lampiran 22 Koleksi Multimedia Digital Berupa Keping Video Dalam Bentuk DVD

No. Subyek Judul Penyusun 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan Perikanan

Modul Interaktif Praktek Pengolahan Ikan Bandeng Tan-du Modul Interaktif Praktek Pengolahan Ikan Kakap Merah Modul Interaktif Praktek Budidaya Patin Modul Interaktif Penangkapan Ikan Tuna Modul Interaktif Praktek Permesinan 1 Modul Interaktif Praktek Permesinan 2

Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP Pusdik BPSDMKP

Lampiran 23 Spesifikasi Perangkat Keras Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. Komponen Spesifikasi 1. Proccessor Intel Core i3 3,10 GHz 2. RAM 2 Gb DDR3 3. Hardisk 500 Gb 4. Optical drive DVD-RW 5. Monitor Acer V193HQV LCD 18,5 inch Lampiran 24 Spesifikasi Perangkat Lunak Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. Software Spesifikasi 1. Sistem Operasi Windows 7 Home Premium 2. Browser Mozilla Firefox 3. Antivirus AVG Free 2012 4. Interface web Senayan Lampiran 25 Spesifikasi Perangkat Jaringan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor No. Hardware Spesifikasi 1. Hub D-Link 16 port 2. Kabel LAN Kabel UTP 3. Conector dan terminal RJ-45

108

Lampiran 26 Konfigrasi Jaringan Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor

109

Lampiran 27 Anggaran Perpustakaan STP Jurluhkan Bogor Tahun 2006 s.d. Tahun 2011

No. Nama

Kegatan/kebutuhan Tahun (Rp)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Penyelenggaraan

Perpustakaan - - - - 6.880.000 -

2. Pengadaan Buku Perpustakaan

20.000.000 - - 49.867.500 75.000.000 49.883.500

3. ATK dan Komputer Suplies

- - - - - 18.000.000

4. Pencetakan/ Dokumentasi dan Pelaporan

- - - - - 14.280.000

5. Perlengkapan Otomasi Perpustakaan (Hardware)

- - - - - 51.650.000

6. Perjalanan Petugas

- - - - - 3.000.000

Jumlah (Rp) 20.000.000 - - 49.867.500 81.880.000 136.813.500

110

111

Gambar 4. Perkembangan penyediaan dokumen pada

beberapa jenis jasa sejak 2005 s/d 2009

20052006

20072008

2009

Penelusuran

Sirkulasi

Download dari Jurnal Online ProQuest

Science Direct

0 0

7,599

24,175

40,430

3,389 4,296 7,0826,433

18,884

3,389 4,296

14,681

30,608

59,314

12,989 14,01611,238 14,228

7,847

15,776

28,434

9,997

6,511

2,5820

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000