crs bab i-v fix
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
1/32
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan meliputi
pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang mengalami pembedahan, pemberian
bantuan hidup dasar, pengobatan intensif pasien gawat, terapi inhalasi dan penanggulangan nyeri
menahun. Pada prinsipnya dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa
tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi yang terdiri dari persiapan mental dan fisik
pasien, perencanaan anestesi, menentukan prognosis dan persiapan pada pada hari operasi.
Sedangkan tahap penatalaksanaan anestesi terdiri dari premedikasi, masa anestesi dan
pemeliharaan, tahap pemulihan serta perawatan pasca anestesi. 1,2
Anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya
kesadaran dan bersifat reversible. Anestesi umum memiliki karakteristik menyebabkan amnesia
bagi pasien yang bersifat anterogard yaitu hilang ingatan kedepan dimana pasien tidak akan bisa
ingat apa yang telah terjadi saat dia dianestesi/operasi,. arakteristik selanjutnya adalah
reversible yang berarti anestesi umum akan menyebabkan pasien bangun kembali tanpa efek
samping Pada anak!anak yang belum kooperatif sebaiknya dilakukan general anestesi untuk
memudahkan tindakan operatif. "erikut ini akan dibahas kasus pada anak dengan hidrosefalus
yang mendapatkan anestesi umum.
1
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
2/32
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
#anggal $ 1% &anuari 2%1' (ama $ "y. ).P
*mur $ ' bulan
&enis elamin $ Perempuan"" $ ' kg
+ol. arah $ !
Alamat $ -#. 1 #anjung Sari (o. - $ 00'0
-uangan $ 3aal "edah
iagnosa $ 4idrosefalus#indakan $ 5P shunt
B. HASIL KUNJUNGAN PRA ANESTESI
1. ANAMNESA
a. eluhan *tama
epala 6s. membesar. b. -PP
± ' bulan yang lalu, 6s. )ahir dengan terdapat benjolan di belakang kepala 6s.
semakin lama ukuran kepala 6s. semakin besar. emam 7!8, kejang 7!8, "A dan
"A" tidak ada keluhan.
6s. lahir spontan, 9ukup bulan ditolong oleh bidan dengan berat badan lahir 2'%%
gram. "atuk 7:8, pilek 7:8 sejak 1 minggu yang lalu.
c. -P
• -iwayat 4ipertensi $ 7!8
• -iwayat Asma $ 7!8
• -iwayat $ 7!8
• -iwayat "atuk )ama $ 7!8
• -iwayat 6perasi $ 7!8
• -iwayat Penyakit lain $ 7!8
d. -iwayat ebiasaan#idak ada
2. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
a. 5ital Signesadaran $ 9ompos entis
#ekanan arah $ mm4g 7tidak diperiksa8
(adi $ 12% ;/menit-- $
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
3/32
Suhu $
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
4/32
d. 9#!Scan
4idrosepalus
4. STATUS FISIK ASA
1/2/
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
5/32
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
6/32
e. 9airan/#ransfusi $ -) '%% cc
4. K"a%aan S"la)a O+"#a(i
a. )etak Penderita $ #erlentang
b. =ntubasi $ 6ral
(o. #ube $
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
7/32
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
8/32
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 An"(t"(i U)*)
4.1.1 D"7ini(i
Anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya
kesadaran dan bersifat reversible. Anestesi umum memiliki karakteristik menyebabkan amnesia
bagi pasien yang bersifat anterogard yaitu hilang ingatan kedepan dimana pasien tidak akan bisa
ingat apa yang telah terjadi saat dia dianestesi/operasi,. arakteristik selanjutnya adalah
reversible yang berarti anestesi umum akan menyebabkan pasien bangun kembali tanpa efek
samping.1
4.1.2 K)+n"n %ala) An"(t"(i U)*)
ahulu dikenal istilah M #rias Anetesia N yaitu hipnosi, analgesia, dan arefleksia. (amun,
sekarang anestesi umum tidak hanya mempunyai tiga komponen itu saja. Secara umum
komponen yang ada dalam anestesi umum yaitu$1
1. 4ipnosis 7hilangnya kesadaran8
2. Analgesia 7hilangnya nyeri8
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
9/32
• Sangat mempengaruhi fisiologi. 4ampir semua regulasi tubuh menjadi tumpul dibawah
anestesia umum.
• emerlukan pemantauan yang lebih holostik dan rumit.
• #idak dapat mendeteksi gangguan SSP, misalnya perubahan kesadaran.
•-isiko komplikasi pascabedah lebih besar.
• emerlukan persiapan pasien yang lebih lama.
4.1.4 P"#(ia+an +#a an"(t"(i
Pasien yang akan menjalani operasi harus disiapkan dengan baik. unjungan pra anestesi
pada bedah elektif dilakukan 2!1 hari sebelumnya, sedangkan pada bedah darurat sesingkat
mungkin. #ujuan dari kunjungan pra anestesi ini yakni mempersiapkan baik fisik maupun mental
pasien, serta merencanakan teknik dan obat!obatan apa saja yang digunakan.1
1. Ana)n"(i(
-iwayat tentang apakah pasien pernah mendapat anestesia sebelumnya sangatlah penting
untuk mengetahui apakah ada hal!hal yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya alergi,
muntah, nyeri otot, gatal!gatal atau sesak pasca bedah, sehingga kita dapat merancang anestesia
selanjutnya.
"eberapa peneliti menganjurkan obat yang kiranya menimbulkan masalah dimasa lampau
sebaiknya janga digunakan ulang, misalnya halotan jangan digunakan ulang dalam waktu <
bulan, suksinilkolin yang menimbulkan apnoe berkepanjangan juga jangan diulang.ebiasaan merokok sebaiknya dihentikan 1!2 hari sebelumnya utnuk eliminasi nikotin
yang mempengaruhi sistem kardiosirkulasi, dihentikan beberapa hari untuk mengaktifkan kerja
silia jalan nafas dan 1!2 minggu untuk mengurangi produksi sputum. ebiasaan minum alkohol
juga patut dicurigai akan adanya penyakit hepar.
2. P")"#i'(aan Fi(i'
Pemeriksaan keadaan gigi!geligi, tindakan buka mulut, lidah relatif besar sangat penting
untuk diketahui apakah akan menyulitkan tindakan laringoskopi intubasi. )eher pendek dan kaku
juga akan menyulitkan laringoskopi intubasi.
Pemeriksaan rutin lain secara sistematik tentang keadaan umum tentu tidak boleh
dilewatkan seperti inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi semua sistem organ tubuh pasien.
3. P")"#i'(aan La,#at#i*)
9
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
10/32
Sebaiknya tepat indikasi, sesuai dengan dugaan penyakit yang sedang dicurigai. Pada
usia pasien diatas '% tahun dianjurkan pemeriksaan + dan foto thoraks.
4. K",*$a#an *nt*' An"(t"(ia
Pembedahan elektif boleh ditunda tanpa batas waktu untuk menyiapkan agar pasien
dalam keadaaan bugar, sebaliknya pada operasi sito penundaan yang tidak perlu harus dihindari.
. Kla(i7i'a(i Stat*( Fi(i'
*ntuk menilai kebugaran seseorang sesuai The American Society of Anesthesiologists 7ASA8
yaitu$1,2
elas = $ Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia
elas == $ Pasien dengan penyakit sistemik ringan atas sedang, tanpa pembatasan aktiGitas.
elas === $ Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktiGitas rutin terbatas.
elas =5 $ Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktiGitas rutin dan
penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.
elas 5 $ Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak
akan lebih dari 2 jam.
/. Ma(*'an O#al
-efleks laring mengalami penurunan selama anestesia. -egurgitasi isi lambung dan
kotoran yang terdapat dalam jalan nafas merupakan risiko utama pada pasien!pasien yang
menjalani anestesia. *ntuk meminimalkan risiko tersebut, semua pasien yang dijadwalkan untuk
operasi elektif dengan anestesia harus dipantangkan dari masukan oral selama periode tertentu
sebelum induksi anestesi.1
Pada pasien dewasa umumnya puasa ! jam, anak kecil ! jam dan bayi
akanan tak berlemak diperbolehkan ' jam sebelum induksi anestesia. inuman bening, air
putih, teh manis sampai < jam dan untuk keperluan minum obat air putih dalam jumlah terbatas
boleh 1 jam sebelum induksi anestesi.1
5. P#")"%i'a(i
erupakan pemberian obat 1!2 jam sebelum induksi anestesi dengan tujuan untuk
melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesia, diantaranya$ 1
a. eredakan kecemasan
b. emperlancar induksi anestesi
c. engurangi seksresi kelenjar ludah dan bronkus
10
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
11/32
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
12/32
6bat anestetik inhalasi yang pertama kali dikenal dan digunakan untuk membantu
pembedahan ialah (26. emudian menyusul eter, kloroform, etil!klorida, etilen, diGinil!eter,
siklosporin, triklor!etilen, iso!propenil!Ginil!eter, propenil!metil!eter, fluoroksan, etil!Ginil!eter,
halotan, metoksi!fluran, enfluran, isofluran, desfluran dan seGofluran.1
alam dunia modern, anestetik inhalasi yang umum digunakan untuk praktek klinik ialah
(26, halotan, enfluran, isofluran, desfluran, dan seGofluran. 6bat!obat lain ditinggalkan karena
efek samping yang tidak dikehendaki.
Ambilan alGeolus gas atau uap anestetik inhalasi ditetukan oleh sifat fisiknya$1
1. Ambilan oleh paru
2. ifusi gas dari paru ke darah
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
13/32
+angguan hubungan ini memperlambat ambilan gas anestetik. ¨ah uapdalam mesin
anestesi bukan merupakan gambaran yang sebenarnya, karenasebagian uap tersebut
hilang dalam tabung sirkuit anestesi atau ke atmosfir sekitar sebelum mencapai
pernafasan.
A. Eli)ina(i
Sebagian besar gas anestesi dikeluarkan lagi oleh badan lewat paru. Sebagianlagi
dimetabolisir oleh hepar dengan sistem oksidasi sitokrom P'%. Sisa metabolismeyang larut
dalam air dikeluarkan melalui ginjal.1
B. N2O
(26 7gas gelak,laughing gas , nitrous o;ide, dinitrogen monooksida8 diperolehdengan
memanaskan amonium nitrat sampai 2%I9. (4(6< !!2% I9 !!!! 2426 : (26. (26 dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar dan
beratnya 1,' kali berat udara. 3at ini dikemas dalam bentuk cair dalamsilinder warna biru B%%%
liter atau 1%% liter dengan tekanan 0'% psi atau '% atm.1
Pemberian anestesi dengan (26 harus disertai 62 minimal 2'C. +as ini bersifatanestetik
lemah, tetapi analgesianya kuat, sehingga sering digunakan untuk menguranginyeri menjelang
persalinan. Pada anestesi inhalasi jarang digunakan sendirian, tetapidikombinasi dengan salah
satu cairan anestesi lain seperti halotan dan sebagainya. Pada akhir anestesi setelah (26
dihentikan, maka (26 akan cepat keluar mengisi alGeoli,sehingga terjadi pengenceran 62 dan
terjadilah hipoksia difusi. *ntuk menghindariterjadinya hipoksia difusi, berikan 62 1%%C selama
'!1% menit.1
!. Haltan
4alotan 7fluotan8 bukan turunan eter, melainkan turunan etan. "aunya yang enak dan
tidak merangsang jalan napas, maka sering digunakan sebagai induksi anestesi kombinasi dengan
(26. 4alotan harus disimpan dalam botol gelap 7coklat tua8 supayatidak dirusak oleh cahaya
dan diawetkan oleh timol %,%1C.1
Selain untuk induksi dapat juga untuk laringoskopi intubasi, asalkan anestesinya cukup
dalam, stabil dan sebelum tindakan dierikan analgesi semprot lidokain C atau1%C sekitar
faring laring. Setelah beberapa menit lidokain kerja, umumnya laringoskop intubasi dapat
dikerjakan dengan mudah, karena relaksasi otot cukup baik.1
13
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
14/32
Pada napas spontan rumatan anestesi sekitar 1!2 GolC dan pada napas kendalisektar %,'!1
GolC yang tentunya disesuaikan dengan respon klinis pasien. 4alotanmenyebabkan Gasodilatasi
serebral, meninggikan aliran darah otak yang sulitdikendalikan dengan teknik anestesia
hiperGentilasi, sehingga tidak disukai untuk bedah otak.1
elebihan dosis menyebabkan depresi napas, menurunnya tonus simpatis,depresi
miokard dan inhibisi refleks baroreseptor. ebalikan dari (26, halotananalgesinya lemah,
anestesinya kuat, sehingga kombinasi keduanya ideal sepanjangtidak ada indikasi kontra.
ombinasi dengan adrenalin sering menyebabkan disritmia, sehingga penggunaan
adrenalin harus dibatasi. Adrenalin dianjurkan dengan pengenceran1$2%%.%%% 7' g/kg8.Pada
bedah sesar, halotan dibatasi maksimal 1 GolC, karena relaksasi uterusakan menimbulkan
perdarahan. 4alotan menghambat pelepasan insulin, meninggikan kadar gula darah.
ira!kira 2%C halotan dimetabolisir terutama di hepar secara oksidatif menjadikomponen
bromin, klorin, dan asam trikloro asetat. Secara reduktif menjadi komponenfluorida dan produk
non!Golatil yang dikeluarkan lewat urin. etabolisme reduktif inimenyebabkan hepar kerja
keras, sehingga merupakan indikasi kontra pada penderita gangguan hepar, pernah dapat halotan
dalam waktu kurang tiga bulan atau pasienkegemukan. Pasca pemberian halotan sering
menyebabkan pasien menggigil.1
D. En7l*#an
nfluran 7etran, aliran8 merupakan halogenisasi eter dan cepat populer setelahada
kecuriagan gangguan fungsi hepar oleh halotan pada pengguanan berulang. Pada+
menunjukkan tanda!tanda epileptik, apalagi disertai hipokapnia, karena itu
hindari penggunaannya pada pasien dengan riwayat epilepsi, walaupun ada yang
beranggapan bukan indikasi kontra untuk dpakai pada kasus dengan riwayat epilepsi.
ombinasidengan adrenalin lebih aman < kali dibanding halotan.1
nfluran yang dimetabolisme hanya 2!C oleh hepar menjadi produk non!Golatil yang
dikeluarkan lewat urin. Ssisanya dikeluarkan lewat paru dalam bentuk asli.=nduksi dan pulih dari
anestesia lebih cepat dibanding halotan. 5asodlatasi serebralantara halotan dan isofluran.1
fek depresi napas lebih kuat dibanding halotan dan enfluran lebih iritatif dibanding
halotan. epresi terhadap sirkulasi lebih kuat dibanding halotan, depresilebih jarang
menimbulkan aritmia. fek relaksasi terhadap otot lurik lebih baik dibanding halotan. 1
E. I(7l*#an
14
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
15/32
=sofluran 7foran, aeran8 merupakan halogenasi eter yang pada dosis anestetik atau
subanestetik menurunkan laju metabolisme otak terhadap oksigen, tetapimeninggikan aliran
darah otak dan tekanan intrakranial. Peninggian aliran darah otak dan tekanan intrakranial ini
dapat dikurangi dengan teknik anestesi hiperGentilasi,sehingga isofluran banyak digunakan untuk
bedah otak.
fek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal, sehingga digemariuntuk
anestesi teknik hipotensi dan banyak digunakan pada pasien dengan gangguankoroner. =sofluran
dengan konsentrasi Q 1C terhadap uterus hamil menyebabkanrelaksasi dan kurang responsif jika
diantisipasi dengan oksitosin, sehingga dapatmenyebabkan perdarahan pasca persalinan. osis
pelumpuh otot dapat dikurangisampai 1/< dosis biasa jika menggunakan isofluran.1
F. D"(7l*#an
esfluran 7suprane8 merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya
mirip isofluran. esfluran sangat mudah menguap dibandingkan dengananestetik Golatil lainnya,
sehingga perlu menggunakan Gapori@er khusus 7#9!8. #itik didihnya mendekati suhu ruangan
72
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
16/32
-umatan anestesi bertujuan menciptakan keadaan hypnotic, analgesia cukup dan
relaksasi otot lurik.-umatan anestesi pasien ini mennggunakan (26 $ 62 dan ditambah
seGoflurance 1!2 GolC.1,2,<
4.2 Hi%#("7al*(
4.2.1 D"7ini(i
4idrosefalus dapat didefinisikan secarfa luas sebagai suatu gangguan
pembentukan,aliran, atau penyerapan cerebrospinal fluid 79S>8 yang mengarah ke
peningkatan Golume cairan di dalam SSP. ondisi ini juga bisa disebut sebagai gangguan
hidrodinamik dari 9S>.
4.2.2 Kla(i7i'a(i
4idrosefalus adalah suatu kondisi yang ditandai oleh Golume intrakranial cairan
cerebrospinal fluid yang berlebihan. apat berupa communicant dan noncommunicant,
tergantung pada apakah atau tidak hubungan cairan cerebrospinal antara sistem Gentrikel
dan subarachnoid space.'
a. 4idrosefalus 6bstruktif 7(on!komunikans8
#erjadi peningkatan tekanan cairan serebrospinal yang disebabkan obstruksi pada
salah satu tempat pembentukan likuor, antara pleksus koroidalis sampai tempat
keluarnya dari Gentrikel =5 melalui foramen agendi dan )uschka.
b. 4idrosefalus omunikans
#erjadi peningkatan tekanan cairan serebrospinal tanpa disertai penyumbatan system
Gentrikel.
4idrosefalus kongenital terjadi pada sekitar satu per seribu kelahiran. 4al ini
umumnya terkait dengan malformasi congenital lain dan mungkin disebabkan oleh
gangguan genetik atau gangguan intra uterine seperti infeksi dan perdarahan.
4.2.3 E+i%")il$i
=nsidensi kongenital hidrosefalus pada *nited States adalah < per 1.%%% kelahiran
hidupO insiden hidrosefalus yang didapat tidak diketahui secara pasti persis karena
berbagai gangguan yang dapat menyebabkan kondisi tersebut. sekitar 1%%,%%% shunts
16
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
17/32
digunakan setiap tahunnya di beberapa (egara, namun sedikit informasi yang tersedia
untuk (egara lainnya. &ika hidrosefalus tidak ditatalaksana, kematian dapat terjadi akibat
sekunder tonsilar herniasi akibat kompresi sel otak dan menyebabkan respiratory arrest .
etergantungan shunt terjadi pada 0'C dari semua kasus hidrosefalus yang
ditatalaksana dan '%C pada anak anak dengan hydrocephalus tipe communicant . Pasien
tersebut sering datang ke rumah sakit untuk reGisi shunt atau untuk pengobatan
komplikasi shunt atau kegagalan shunt . +angguan pengembangan fungsi kognitif pada
bayi dan anak!anak, atau hilangnya fungsi kognitif pada orang dewasa, merupakan
komplikasi pada hidrosefalus yang tidak di obati. 4al ini dapat menetap setelah
pengobatan. ehilangan Gisual juga merupakan penyulit dari hidrosefalus yang tidak
diobati dan dapat menetap setelah pengobatan. =nsiden hidrosefalus berdasarkan usia menyajikan kurGa bimodal. Satu puncak
terjadi pada masa bayi dan terkait dengan berbagai bentuk cacat bawaan. Puncak lain
yang terjadi di masa dewasa, sebagian besar dihasilkan dari (P4. 4idrosefalus dewasa
dijumpai sekitar %C dari total kasus hidrosefalus. berdasarkan usia tidak dijumpai
perbedaan insidensi hidrosefalus.
4.2.4 Fa't# R"(i' Dan Etil$i
4idrosefalus terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam system Gentrikel
atau oleh produksi likuor yang berlebihan. 4idrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan
aliran likuor pada salah satu tempat, antara tempat pembentukan likuor dalam system
Gentrikel dan tempat absorpsi dalam ruang subarachnoid. Akibat penyumbatan, terjadi
dilatasi ruangan 9SS di bagian proksimal sumbatan. #empat yang sering tersumbat dan
terdapat dalam klinis adalah foramen onro, foramen )uschka dan agendi, sisterna
magna dan sisterna basalis.'
Secara teoritis, pembentukan 9SS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorpsi
yang normal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat
jarang terjadi, misalnya terlihat pelebaran Gentrikel tanpa penyumbatan pada adenomata
pleksus koroidalis. Penyebab penyumbatan aliran 9SS yang sering terdapat pada bayi dan
anak yaitu kelainan bawaan infeksi neoplasma dan perdarahan.'
a. elainan "awaaan0
18 Stenosis Akuaduktus SylGius, merupakan penyebab terbanyak pada hidrosefalus
bayi dan anak 7 %!B%C 8. Akuaduktus dapat merupakan saluran buntu atau
17
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
18/32
abnormal lebih sempit dari biasa. *mumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahir
atau progresif dengan cepat pada bulan!bulan pertama setelah lahir.28 Spina bifida dan cranium bifida, hidrosefalus pada kelainan ini biasanya
berhubungan dengan sindroma Arnord!9hiari akibat tertariknya medulla spinalis,
dengan medulla oblongata dan serebelum letaknya lebih rendah dan menutupi
foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total.
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
19/32
d. "erdarahan telah banyak dibuktikan bahwa perdarahn sebelum dan sesudah lahir
dalam otak dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal
otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
4.2. Pat7i(il$i
Secara teoritis hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaituO
produksi liRuor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran liRuor, peningkatan tekanan
sinus Genosa. Sebagai konsekuensi dari tiga mekanisme diatas adalah peningkatan
tekanan intracranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbs.
ekanisme terjadinya dilatasi Gentrikel masib belum dipahami dengan jelas, namun hal
ini bukanlah hal yang sederhana sebagaimana akumulasi akibat dari ketidakseimbangan
antara produksi dan absorbs. ekanisme terjadinya dilatasi Gentrikel cukup rumit dan
berlangsung berbeda beda tiap saat tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. ilatasiini terjadi sebagai akibat dari$
a. ompensasi sistem serebroGascular
b. -edistribusi dari liRuor serebrospinal atau cairan ekstraseluler atau kedunya dalam
susunan sistem saraf pusat.c. Perubahan mekanis dari otak 7peningkatan elastisitas otak, gangguan Giskoelastisitas
otak, kelainan turgor otak8
d. fek tekanan denyut liRuor serebrospinal 7masih diperdebatkan8e. 4ilangnya jaringan otak
f. Pembesaran Golume tengkorak 7pada penderita muda8 akibat adanya regangan
abnormal pada sutura cranial.
Produksi liRuor yang berlebihan hampir semua disebabkan oleh tumor pleksus
khoroid 7papiloma dan karsinoma8. Adanya produksi yang berlebihan akan menyebabkan
tekanan intracranial meningkat dalam mempertahankan keseimbangan antara sekresi dan
absorbs liRuor, sehingga akhirnya Gentrikel akan membesar. Adapula beberapa laporan
mengenai produksi liRuor yang berlebihan tanpa adanya tumor pada pleksus khoroid, di
samping juga akibat hiperGitaminosis A.
+angguan aliran liRuor merupakan awal dari kebanyakan dari kasus hidrosefalus.
Peningkatan resistensi yang disebabkan oleh gangguan aliran akan meningkatkan tekanan
liRuor secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.
erajat peningkatan resistensi aliran cairan liRuor adan kecepatan perkembangan
gangguan hidrodinamik berpengaruh pada penampilan klinis.
19
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
20/32
4.2./ Mani7"(ta(i Klini(
+ejala klinis berGariasi sesuai dengan umur penderita. +ejala yang tampak berupa
gejala akibat tekanan intracranial yang meninggi. Pada pasien hidrosefalus berusia di
bawah 2 tahun gejala yang paling umum tampak adalah pembesaran abnormal yang
progresif dari ukuran kepala. akrokrani mengesankan sebagai salah satu tanda bila
ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deGiasi standart di atas ukuran normal, atau
persentil B dari kelompok usianya.
Selain itu menentukan telah terjadinya makrokrania juga dapat dipastikan dengan
mengukur lingkaran kepala suboksipito!bregmatikus dibandingkan dengan lingkaran
dada dan angka normal pada usia yang sama. )ebih penting lagi ialah pengukuran berkala
lingkaran kepala, yaitu untuk melihat pembesaran kepala yang progresif dan lebih cepat
dari normal.
+ejala tekanan intracranial yang meninggi dapat berupa muntah, nyeri kepala dan
pada anak yang agak besar mungkin terdapat edema papil saraf kranialis == pada
pemerikaan funduskopi.
akrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi intracranial lainnya yaitu$
a. >ontanel anterior yang sangat tegang. "iasanya fontanel anterior dalam keadaan
normal tampak datar atau bahkan sedikit cekung ke dalam pada bayi dalam posisi
berdiri 7tidak menangis8
b. Sutura cranium tampak atau teraba melebarc. ulit kepala licin mengkilap atau tampak Gena Gena superGisial menonjol. Perkusi
kepala akan terasa seperti pot bunga yang retak 7cracked pot sign8
d. >enomena matahari tenggelam 7 sunset phenomena8 tampak kedua bola mata deGiasi
kebawah dan kelopak mata atas tertarik, sclera tampak di atas iris sehingga iris seakan
akan matahari yang akan terbenan. >enomena ini seperti halnya tanda perinaud, yang
terdapat gangguan pada daerah tektam. sotropia akibat parase n.5= dan kadang
terdapat parase pada n. ===, dapat menyebabkan penglihatan ganda dan mempunya
resiko bayi menjadi ambliopia.
erusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan
kesadaran, motoris atau kejang, kadang!kadang gangguan pusat Gital, bergantung kepada
kemampuan kepala untuk membesar dalam mengatasi tekanan intracranial yang
20
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
21/32
meninggi. "ila proses berlangsung lambat, maka mungkin tidak terdapat gejala
neurologis walaupun telah terdapat pelebaran Gentrikel yang belum begitu melebar.
+ejala lainnya yang dapat terjadi ialah spastisistas yang biasanya melibatkan
ekstremitas inferior 7sebagai konsekuensi peregangan traktus pyramidal sekitar Gentrikel
lateral yang dilatasi8 dan berlanjut sebagai gangguan berjalan, gangguan endoktrin
7karena distraksi hipotalamus dan pituitari stalkT oleh dilatasi Gentrikel ===8.
4.2.5 P"natala'(anaan
Pada sebagian penderita, pembesaran kepala berhenti sendiri 7arrested
hydrocephalus# mungkin oleh rekanalisasi ruang subarachnoid atau kompensasi
pembentukan 9SS yang berkurang. #indakan bedah belum ada yang memuaskan 1%%C,
kecuali bila penyebabnya ialah tumor yang masih bisa diangkat. Ada tiga prinsip
pengobatan hidrosefalus, yaituO mengurangi produksi 9SS dengan merusak sebagian pleksus koroidalis, dengan tindakan reseksi atau koagulasi, akan tetapi hasilnya tidak
memuaskan, memperbaiki hubungan antara tempat produksi 9SS dengan tempat absorpsi
yakni menghubungkan Gentrikel dengan ruang subarachnoid. isalnya, Gentrikulo!
sisternostomi #orkildsen pada stenosis akuaduktus. Pada anak hasilnya kurang
memuaskan, karena sudah ada insufisiensi fungsi absorpsi, Pengeluaran 9SS ke dalam
organ ekstrakranial.
a. Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentasa ditujukan untuk mebatasi eGolusi hidrosefalus
melalui upaya mengurangi sekresi cairan dan pleksus choroid 7aseta@olamit 1%%
mg/kg""/hariO furosemid 1,2 mg/kg""/hari8 atau upaya meningkatkan resorpsinya
7isorbid8. #erapi diatas hanya bersifat sementara sebelum dilakukan terapi defenitif
diterapkan atau bila ada harapan kemungkinan pulihnya gangguan hemodinamik
tersebutO sebaliknya terapi ini tidak efektif untuk pengobatan jangka panjang
mengingat adanya resiko terjadinya gangguan metabolic.,
$rainase li%ouor eksternal dilakukan dengan memasang kateter Gentrikuler yang
kemudian dihubungka dengan suatu kantong drain eksternal. eadaan ini dilakukan
untuk penderita yang berpotensi menjadi hidrosefalus 7hidrosefalus transisi8 atau
yang sedang mengalami infeksi. eterbatasan tindakan ini adalah adanya ancaman
kontaminasi liRuor dan penderita harus selalu dipantau secara ketat. 9ara lain yang
21
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
22/32
mirip dengan metode ini adalah puksi Gentrikel yang dilakukan berulang kali untuk
mengatasi pembesaran Gentrikel yang terjadi.
9ara untuk mengatasi pembesaran Gentrikel diatas dapat diterapkan pada
beberapa situasi tertentu seperti pada kasus stadium akut hidrosefalus paska
perdarahan.
b. Penanganan Alternatif 7selain shunting 8
#indakan alternatif selain operasi pintas 7 shunting# diterapkan khususnya bagi kasus
kasus yang mengalami sumbatan didalam sistem Gentrikel termasuk juga saluran
keluar Gentrikel =5 7misalO stenosis akuaduktus, tumor fossa posterior, kista
arakhnoid8. alam hal ini maka tindakan terapeutik semacam ini perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu, walaupun kadang lebih rumit daripada memasang
shunt mengingat restorasi aliran liRour menuju keadaan atau mendeteksi normal
selalu lebih baik daripada suatu drainase yang artifisiel.
Terapi etiologic. Penanganan terhadap etiologi hidrosefalus merupakan strategi
terbaikO seperti antara lainO pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi Gitamin
A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran liRuor, pembersihan sisa darah
dalam liRuor atau perbaikan suatu malformasi. Pada beberapa kasus diharuskan
untuk melakukan terapi sementara terlebih dahulu sebelum diketahui secara pasti lesi
penyebabO atau masih memerlukan tindakan operasi shunting karena kasus yang
mempunyai etiologi multifactor atau mengalami gangguan aliran liRuor skunder.
"enetrasi membrane. Penetrasi dasar Gentrikel === merupakan suatu tindakan
membuat jalan alternatiGe melalui rongga subarachnoid bagi kasus kasus stenosis
akuaduktus atau 7lebih umum8 gangguan aliran pada fossa posterior 7termasuk tumor
fossa posterior8. Selain memulihkan fungsi sirkulasi liRuor secara pseudo fisiologi,
Gentrukulostomi === dapat menciptakan tekanan hidrostatik yang uniform pada
seluruh sistem saraf pusat sehingga mencegah terjadinya perbedaan tekanan pada
struktur struktuk garis tengah yang rentan2. Saat ini metode yang terbaik untuk
melakukan tindakan tersebut adalah dengan teknik bedah endoskopik, dimana suatu
neuroendoskop 7rigid atau fleksibel8 dimasukkan melalui burrhole coronal 72!< cm
dari garis tengah8 kedalam Gentrikel lateral, kemudian melalui foramen monro
7diidentifikasi berdasarkan pleksus khoroid dan Gena septalis serta dan Gena thalamus
22
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
23/32
triata8 masuk kedalam Gentrikel ===. )ubang di buat didepan percabangan arteri
basilaris sehingga terbentuk saluran antara Gentrikel === dengan sisterna
interpedinkularis. )ubang ini dapat dibuat dengan memakai laser, monopolar
kuagulator, radiofrekuensi, dan kateter balon.
c. 6perasi pemasangan pintasT 7shunting8
Sebagian besar pasien hidrosefalus memerlukan shunting, bertujuan membuat aliran
liRuor baru 7Gentrikel atau lumbar8 dengan kaGitas drainase 7sepertiO peritoneum,
atrium kanan, pleura8. Pada anak anak lokasi kaGitas yang terpilih adalah rongga
peritoneum, mengingat mampu menampung kateter yang cukup panjang sehingga
dapat menyesuaikan pertumbuhan anak serta resiko terjadi infeksi relatif lebih kecil
dibanding rongga jantung. "iasanya cairan )9S didrainasi dari Gentrikel, namun
terkadang pada hidrosefalus kommunikan ada yang didrain ke rongga subarachnoid
lumbar.
Pada dasarnya alat shunt terdiri dari tiga komponen yaituO kateter proksimal,
katub 7dengan/tanpa reserGior8, dan kateter distal. omponen bahan dasarnya adalah
elastomer silicon. Pemilihan pemakaian didasarkan atas pertimbangan mengenai
penyembuhan kulit yang alam hal ini sesuai dengan usia penderita, berat badan,
ketebalan kulit dan ukuran kepala. Sistem hidrodinamik shunt tetap berfungsi pada
tekanan yang tinggi, sedang dan rendah, dan pilihan ditetapkan sesuai dengan ukuran
Gentrikel, status pasien 7GegetatiGe, normal8 pathogenesis hidrosefalus, dan proses
eGolusi penyakit.,
Penempatan reserGoir shunt umunya dipasang di frontal atau temporo!oksipital
yang kemudian disalurkan di bawah kulit. #ehnik operasi penempatan shunt
didasarkan pada pertimbangan anatomis dan potensi kontaminasi yang mungkin
terjadi. #erdapat dua hal yang perlu diorbserGasi pasca operasi, yaitu$ pemeliharaan
luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran dan fungsi alat
shunt yang dipasang. #erdapat dua jenis tempat pemasangan cateter 5P shunt pada
daerah kepala, yang pertama penusukkan pada daerah frontal Gentrikel, dengan
tempat penusukkan sekitar < cm dari garis tengah 7pada garis tengah pupil8 dan 1cm
anterior dari sutura coronal, sedangkan tempat penusukkan yang kedua pada daerah
23
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
24/32
posterior Gentrikel, dengan menusukkan sekitar
dari sutura lambroidea.B
+ambar1. #eknik melakukan penuskkan di kepala pada 5P shunt.B
Penempatan shunting pada abdominal harus memuhi tujuan berikut.B
a. ateter abdominal dari shunting harus tepat masuk pada rung peritoneal, bukan
pada ruang preperitonial atau jaringan subkutan ataupun pada organ berongga
lainnya
b. )uka tidak menyebabkan kebocoran )9Sc. )uka bersih dari infeksi, atau jika terjadi infeksi superficial, kateter shunting
jangan sampai terkontaminasi
d. )uka sebaiknya tidak menyolol mata.Penusukkan dinding abdominal dibantu dengan jari pada tangan yang tidak dominan,
sedangkan tangan yang dominan mendorong kateter. Penusukkan melewati lapisan
fasia dan otot dari dinding abdomen dan peritoneum parietal pada beberappa
saentimeter diatas insisi.B
24
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
25/32
+ambar2.Penusukkan abdominal pada pemasangan 5P shunt.B
+ambar
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
26/32
18 Perubahan 5isual
+angguan penglihatan bilateral sangat jarang terjadi. erusakan nerGus optikus
adalah akibat desakkan di region frontal atau frontotemporal, timbul segera setelah
mengalami desakkan. +ejala klinik bergantung pada lokasi pendesakkan, umumnya
berupa penurunan Gisus 7daya lihat8, skotoma, dilatasi pupil dengan reaksi cahaya
negatif, atau hemianopia bitemporal. Peningkatan tekanan intra serebral
menyebabkan papil edema, sehingga menyebabkan ketajaman penglihatan akan
menurun dan lebih lanjut dapat mengakibatkan kebutaan yang irreGersible bila
terjadi atrofi papila (.==.28 6klusi dari arteri cerebral posterior akibat proses skunder dari transtentorial
herniasi
asites.
,# omplikasi dari Gentriculoatrial 75A8 shunt termasukO septicemia, shunt embolus,
endocarditis, dan hipertensi pulmunal.-# ompliaksi dari )umboperitoneal shunt termasukO radiculopathy dan arachnoiditis.
26
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
27/32
BAB 6
ANALISA KASUS
iagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Pada pasien ini datang dengan keluhan kepala os membesar. Sebelumnya ± ' bulan yang
lalu, 6s. )ahir dengan terdapat benjolan di belakang kepala 6s. semakin lama ukuran kepala 6s.
semakin besar. emam 7!8, kejang 7!8, "A dan "A" tidak ada keluhan. 6s. lahir spontan,
9ukup bulan ditolong oleh bidan dengan berat badan lahir 2'%% gram. "atuk 7:8, pilek 7:8 sejak
1 minggu yang lalu. (amun pada pemeriksaan fisik paru tidak didapatkan ronkhi dan whee@ing
dikedua lapangan paru anak.. -iwayat batuk lama dalam keluarga disangkal.
27
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
28/32
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan foto thora; dan 9#!Scan. >oto thora; os, jantung
dan paru dalam batas normal. Pada hasil 9#!Scan adalah hidrosefalus.
Anestesi untuk tindakan pada pasien ini menggunakan general anastesi dengan teknik
anastesi intubasi untuk mencegah aspirasi lambung. Selain itu usia pasien ' bulan dianjurkan
untuk dilakukannya general anestesi mengingat anak seusia ini masih bayi dan umumnya tidak
kooperatif. Selain secara anatomi bentuk kepala relatiGe lebih besar dari orang dewasa apabila
dibandingkan dengan tubuhnya, sedangkan otot leher belum berkembang sehingga kepala tidak
bisa menahan tegaknya kepala. -ongga dada berubah bentuknya sesuai dengan perkembangan
umur, dimana pada anak tulang iga terletek hori@ontal, otot pernafasan masih lemah sehingga
pernafasan seluruhnya dilakukan oleh diafragma. )aring terletak lebih tinggi, pada anak
rimaglotis setinggi 9
dewasa letaknya menutupi dasar lidah.
=nduksi anestesi diberikan induksi inhalasi SeGoflurance $ 62 H 1 $ 2. Sulpat atropin %,%'
mg, fentanyl ' g , profopol 1% mg. Pemberian induksi inhalasi terlebih dahulu dengan
mempertimbangkan bahwa penangkapan gas anestesi pada paru anak/bayi lebih cepat
dibandingkan orang dewasa karena proporsi jaringan pembuluh darahnya lebih banyak, karena
inilah induksi inhalasi pada anak lebih cepat dibandingkan dewasa.
Pada pasien ini diberikan antikolinergik berupa sulfas atropine %,%' mg. Selain itu juga
diberikan profopol 1% mg, fentanyl ' g. Propofol merupakan deriGat fenol dengan nama kimia
di!iso!profil fenol, berupa cairan berwarna putih susu, tidak larut dalam air, dan bersifat asam.
Sebagai obat induksi, mulai kerjanya cepat, dengan dosis 2!2,' mg/g"". Penurunan kesadaran
segera terjadi setelah pemberian obat ini secara intraGena. Propofol bersifat mendepresi respirasi
yang beratnya sesuai dengan dosis yang diberikan. Selain itu, propofol juga mendepresi sistem
kardioGaskuler sehingga terjadi penurunan tekanan darah yang segera dengan kompensasi
peningkatan denyut nadi. Propofol tidak mendepresi sinitesis hormon adrenal dan tidak
menimbulkan pelepasan histamin. hasiat farmakologiknya adalah hipnotik murni, tidak
memiliki efek analgetik maupun relaksasi otot. 6leh karena itu, pada pasien ini diberikan
tambahan fentanyl sebagai analgetik. >entanil merupakan opioid yang poten dan bersifat lipofilik
yang memungkinkan masuk ke struktur susunan saraf pusat dengan cepat. >entanyl bersifat
depresan terhadap saraf pusat , pernapasan, menekan respon sistem hormonal dan metabolik
28
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
29/32
akibat stress anestesia dan pembedahan, namun tidak mempengaruhi sistem kardioGaskular.
osis fentanyl sebagai analgesia adalah 1!2Ug/g"". *ntuk mencapai trias anestesi yang ketiga,
yaitu relaksasi, digunakan rocuronium 2,' mg 7dosis %,' D %, mg/g""8 yang merupakan obat
pelumpuh otot non depolarisasi. Penggunaannya dalam klinik adalah untuk memfasilitasi
intubasi endotrakea, menghilangkan refleks laring dan refleks jalan napas, memudahkan napas
kendali, dan membuat relaksasi lapangan operasi. Pada pasien ini sudah sesuai.
Setelah induksi anestesi berhasil di lakukan intubasi endotrakea untuk menjaga patensi
jalan napas, mempermudah Gentilasi positif dan oksigenasi, dan mencegah aspirasi dan
regurgitasi. Selain itu pada pasien ini intubasi berjalan sempurna tanpa ada faktor penyulit
berupa leher tidak pendek, gigi depan tidak menonjol, dan pada pasien ini merupakan mallampati
grade 1. #ehnik =ntubasi menggunakan pipa trakea itu tergantung ukuran diameter lubang pipa
trakea dalam milimeter, karena penampang melintang trakea bayi dan anak kecil dibawa usia '
tahun hamper bulat, sedangkan dewasa seperti hurup , maka untuk bayi dan anak digunakan
tanpa kaf 7cuff 8 dan untuk anak besar dan dewasa dengan kaf, supaya tidak bocor. Penggunaan
kaf pada bayi Danak kecil dapat membuat trauma selaput lendir trakea dan selain itu jika kita
ingin menggunakan pipa trakea dengan kaf pada bayi harus menggunakan ukuran pipa trakea
yang diameternya lebih kecil dan ini membuat risiko tahanan napas lebih besar . *kuran tube os,
no
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
30/32
• ¨ah cairan pengganti selama operasi $ ml ; ' kg H
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
31/32
Pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan %
• esadaran
enangis 2
"ereaksi terhadap rangsangan 1
#idak bereaksi %
&ika jumlah Q ', penderita dapat dipindahkan ke ruangan.
Pada pasien ini didapatkan skor steward , sehingga pasien dapat keluar dari -- ke ruang
kelas 3aal "edah.
DAFTAR PUSTAKA
1. )atief, S.A., Suryadi, .A. V achlan, .-. ds. Petunjuk Praktis Anestesiologi. 2nd ed.
"agian Anestesiologi dan #erapi =ntensif >*=. &akartaO 2%%B. 4al $ !02. ahlan -, Soenarto ->. "uku ajar anestesiologi. &akarta$ eparemen anestesiologi dan
=ntensif 9are >*=O 2%12 hal 2B1!
-
8/15/2019 CRS BAB I-V FIX
32/32
'. e jong ?, Sjamsuhidajat -. "uku ajar ilmu bedah edisi 2. "ab 2 epala dan )eher
Penerbit &akarta$ +9O 2%%'.