bab 1,2,3 fix
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini tuntutan konsumen terhadap kualitas produk, harga, ketepatan
pengiriman serta ketersediaan produk dipasaran semakin tinggi. Fungsi dari sistem
supply chain adalah menyediakan produk pada tempat dan waktu yang tepat, serta
pada kondisi yang diinginkan dengan tetap memberikan kontribusi yang besar pada
perusahaan.
Manajemen rantai pasok merupakan bidang kajian yang terletak pada efisiensi dan
efektifitas aliran barang, informasi dan aliran uang yang terjadi secara simultan
sehingga dapat menyatukan supply chain manajemen dengan pihak yang terlibat.
Supply chain manajemen dapat diterapkan untuk mengintegrasikan manufaktur,
pemasok,retailer dan penjual secara efisien sehingga barang dapat diproduksi dan di
distribusikan dengan jumlah yang tepat dan biaya keseluruhan yang minimum. Untuk
menghasilkan supply chain yang efektif dan efisien perlu dibuat peta system logistic
dan distribusi secara keseluruhan yang digunakan untuk melihat perilaku pergerakan
aliran produk yang ditujukan untuk pendistribusian yang terjadi di setiap elemen.
PT. Gama Inti Wahana merupakan salah satu perusahaan manufaktur packaging yang
berada di Jl.Let Jend Suprapto, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
PT.Gama Inti berdiri pada tahun 2001. Produk yang dihasilkan oleh PT. Gama Inti
Wahana berupa Corrugated Carton Boxes, Paper Pallets, Plastic Packaging, dan
Printing Duplex Packaging.
Salah satu faktor yang menjadi kinerja perusahaan untuk melihat apakah perusahaan
memiliki permasalahan untuk diperbaiki atau tidak dan untuk melihat sukses atau
tidaknya pelaksanaan manajemen perusahaannya adalah melalui inventori. Adanya
inventori dapat mengakibatkan kerugian maupun keuntungan bagi perusahaan.
Misalnya saja keuntungan adanya inventori, dengan adanya inventori perusahaan
dapat memenuhi pesanan dengan lebih cepat, sedangkan jika perusahaan tidak dapat
mengelola inventori dengan baik, maka akan menyebabkan pembengkakan biaya
inventori, yang tentu saja akan sangat merugikan perusahaan.
1112070149
Untuk menciptakan pelayanan yang diinginkan, koordinasi antara pihak-pihak pada
supply chain sangat diperlukan. Kurangnya koordinasi seringkali menimbulkan
distorsi informasi sehingga berakibat timbulnya variabilitas permintaan yang terjadi
pada channel supply chain. Variabilitas permintaan tersebut mengakibatkan produksi
dan persediaan mengalami kelebihan atau kekurangan dari tingkat yang seharusnya,
sehingga menurunkan kinerja rantai pasok tersebut.
Supply Chain Management PT. Gama Inti Wahana:
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana aliran supply chain di PT.Gama Inti Wahana ?
b) Pihak mana saja yang terlibat dalam supply chain PT.Gama Inti Wahana ?
c) Bagaimana perbaikan sistem inventori yang dapat diaplikasikan PT. Gama Inti
Wahana sehingga dapat efektif dan efisien ?
1.3 Tujuan
2112070149
a) Mengetahui bagaimana aliran supply chain di PT.Gama Inti Wahana
b) Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain PT.Gama Inti Wahana
c) Memberikan solusi untuk system inventory yang ada di PT.Gama Inti Wahana
sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien.
1.4 Manfaat
Pembuatan tugas besar ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk PT Gama Inti
Wahana dalam menerapkan sistem inventori yang lebih efektif dan efisien. Hal ini
dikarenakan bagian terpenting dalam rangkaian supply chain perusahaan adalah
inventori.
1.5 Batasan Masalah
a) Produk yang dijadikan penelitian adalah produk kardus pembungkus produk
perusahaan lain yang menjadi pelanggan PT. Gama Inti Wahana.
b) Penelitian ini tidak mencakup perhitungan secara detail dan spesifik di waktu
tertentu.
c) Analisis penelitian ini berdasarkan perhitungan sistem inventori yang efektif
secara umum dan analisis dari flowchart dan diagram alir proses produksi di PT.
Gama Inti Wahana.
3112070149
BAB II
LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1 Supply Chain
Semua perusahaan baik jasa maupun manufaktur dapat dikatakan sebagai bagian dari
suatu supply chain. Supply chain merupakan suatu proses yang terintegrasi dimana
sejumlah entity bekerja sama untuk mendapatkan bahan baku, mengubah bahan
baku menjadi produk jadi, menyimpan sementara di gudang, dan mengirimkannya ke
retailer dan customer. Supply chain ini berkaitan logictic network (dalam kenyataannya,
meskipun chain berarti rantai, penerapan supply chain lebih merupakan network/jaringan
yang dapat bercabang-cabang) yang terdiri dari suppliers, manufacturers, distribution
centers, retail outlets, dan customer. Dalam supply chain terdapat aliran produk (jasa
ataupun barang), aliran pesanan (yang disertai pembayaran), dan aliran informasi.
Gambaran supply chain secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Simple Supply chain
2.2 Supply Chain Management
Supply Chain Management (SCM) dapat didefinisikan sebagai sekumpulan pendekatan
yang digunakan untuk mengintegrasikan suppliers, manufacturers, warehouses, dan
retailers secara efisien sehingga produk dapat diproduksi dan didistribusikan dalam
jumlah, pada lokasi, dan pada saat yang tepat untuk mengurangi biaya dan memenuhi
tingkat kepuasan customer. Dengan kata lain, SCM merupakan koordinasi atau integrasi
dari aktivitas ataupun proses yang meliputi: mendapatkan, memproduksi/memproses,
mengirim, dan merawat produk maupun jasa kepada customer yang secara geografis
4112070149
berbeda-beda tempatnya. Secara tradisional, pemasaran, distribusi, perencanaan,
manufaktur, dan pembelian dilakukan secara independen berdasarkan tujuan mereka
masing-masing.
Aspek kunci dalam SCM untuk mencapai efisiensi supply chain antara lain:
1. Mengatur aliran fisik material
2. Mengatur aliran informasi
3. Mengatur struktur organisasi dari kegiatan supply chain
4. Mengatur struktur organisasi dari kegiatan supply chain.
Menurut Chopra dan Meindl (2004, dalam Tantrika, 2009) terdapat tiga aktivitas
yang dilakukan perusahaan yang berhubungan dengan partnernyadalam supply chain.
Aktivitas pertama, yaitu sourcing padaupstreamnya. Yang kedua, yaitu transportasi
barang dari upstream ataupun ke downstream. Sedangkan yang ketiga adalah
pemberian harga produk kepada downstreamnya. Dalam penelitian ini difokuskan kepada
aktivitas pertama yaitu sourcing pada upstream yaitu supplier bahan baku.
Chopra dan Meindl (2004, dalam Tantrika, 2009) mengemukakan terdapat lima proses
utama yang berkaitan dengan aktivitas sourcing. Kelimaaktivitas tersebut yaitu:
1. Supplier Scoring and Assessment
Merupakan proses untuk menilai performansi supplier. Performansi supplier harus
dibandingkan berdasarkan dampaknya pada total cost.
2. Supplier Selection and Contract Negotiation
Sebelum memilih supplier perusahaan harus menentukan apakah akan menggunakan
satu atau lebih supplier dalam pengadaan produk. Setelah supplier dipilih, dibuat
kontrak antara pembeli (perusahaan) dengan tiap supplier.
3. Design Collaboration
Kolaborasi desain dapat mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan mengurangi
waktu pemasaran.
4. Procurement
Proses procurement harus dikonsolidasikan sehingga dapat memperoleh keuntungan
ekonomis dan diskon.
5. Sourcing Planning and Analysis
Procurement yang telah dilakukan harus dianalisa baik berdasarkan part/item yang
dibeli maupun suppliernya untuk memperoleh keuntungan ekonomis.
5112070149
2.3 Inventory
Inventory dapat memiliki banyak arti, antara lain:
- Stock on hand : suatu material yang dimiliki pada suatu waktu (aset tangible yang
dapat dilihat, diukur, dandihitung),
- Daftar item semua aset fisik,
- (Sebagai kata kerja) Untuk menentukan kuantitas item on
- hand,
- (Dalam catatan akuntansi dan finansial) Nilai stok barang
- Yang dimiliki perusahaan dalam suatu waktu tertentu.
Selanjutnya, pengertian yang digunakan adalah pengertian yang pertama. Inventory
sendiri dapat berupa supplies (inventory item yang dikonsumsi untuk fungsional
organisasi, tidak berhubungan langsung dengan produk akhir), raw material, in process,
dan finished good. Yang nantinya dibahas dalam penelitian ini adalah inventory raw
material.
Klasifikasi inventory berdasarkan kegunaannya:
- working stock, inventory berdasarkan kebutuhan sehingga order dilakukan dalam lot
size.
- safety stock, inventory yang dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian demand dan
supply.
- anticipation stock, inventory untuk mengantisipasi adanya permintaan musiman,
program-program tertentu, atau defisiensi produksi.
- pipeline stock, inventory dalam proses produksi ketika sesuatu sedang diproses,
menanti untuk diproses, atau dipindahkan.
- decoupling stock, inventory gabungan antara aktivitasaktivitas ataupun stage yang
berbeda untuk mengurangi kebutuhan operasional yang sinkron.
- psychic stock, merupakan inventory yang ditampilkan di retail untuk merangsang
adanya permintaan.
Properti inventory terdiri dari:
- Demand, unit yang diambil dari inventory
- Replenishment, unit yang dimasukkan dalam inventory
- Cost, pengorbanan karena menyimpan atau tidak menyimpan suatu item dalam
inventory
6112070149
- Constraint, yaitu pembatasan oleh manajemen atau kondisi lingkungan fisik.
Biaya Inventory terdiri dari empat biaya utama, yaitu
- Purchase cost, biaya pembelian suatu item dari supplier
- Order/setup cost, biaya untuk mendapatkan item tersebut (order cost untuk item yang
dipesan dari supplier, sedangkan setup cost jika item diperoleh dari internal produksi)
- Holding cost, biaya penyimpanan suatu item dalam satu periode waktu
- Stockout cost, biaya yang harus dikeluarkan karena tidak dapat memenuhi demand
yang ada.
2.4 Strategi Positioning product
Tersine (1994) menyatakan strategi positioning product dari suatu perusahaan dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Make to Order (MTS): saat terdapat order produk tersedia di inventory dan produk
tersebut memiliki standard. Produk telah selesai diproduksi dan diletakkan di
inventory sebagai anticipation stock.
2. Make to Order (MTO): proses produksi tidak dimulai sampai adanya order dari
customer, customer harus menanti selama waktu siklus proses. Produk yang telah
selesai diproduksi langsung dikirim ke customer.
3. Assemble to Order (ATO): saat order diterima produk dirakit dari beberapa
komponen standard yang tersedia di inventory, tidak terdapat finished good karena
produk memiliki beberapa fitur pilihan sesuai keinginan customer. Customer tidak
menanti keseluruhan waktu siklus, melainkan hanya waktu perakitannya saja yang
mungkin memiliki konfigurasi yang unik bagi tiap-tiap customer meskipun memiliki
komponen yang sama.
4. Engineer to Order (ETO): saat order diterima dilakukan perancangan produk terlebih
dahulu sesuai spesifikasi yang diinginkan customer, biasanya untuk produk yang unik
dan spesial. Customer memberikan toleransi lead time yang panjang.
7112070149
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Tugas Besar ini dilakukan untuk optimasi inventory bahan baku di perusahaan.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan langkah-langkah penelitian yang tepat
dan berurutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi peneliti dalam
pembuktian kebenaran, analisa, dan perbaikan kesalahan yang juga berguna bagi
pengembangan selanjutnya. Dalam bagian ini akan diuraikan langkah-langkah penelitian
yang akan dilakukan peneliti dalam memecahkan permasalahan sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Pada dasarnya, metodologi penelitian yang dilakukan peneliti dapat dibedakan menjadi
tiga tahapan utama, yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan dan pengolahan data, serta
tahap analisa dan kesimpulan. Secara skematis, metodologi penelitian ini ditunjukkan
dalam gambar 3.1.
8112070149
FLOWCHART METODOLOGI PENELITIAN
9112070149
Identifikasi permasalahan
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Studi Lapangan
Perusahaan yang diamati
Studi Literatur
Aktivitas Supply ChainInventory Raw MaterialInventory CostPenelitian Terdahulu
Pengumpulan Data
jenis produk yang diamati dan demand yang pernah diterimajenis bahan baku yang diamatiorder yang pernah dilakukandaftar supplier dan ordering costnyadaftar harga per itemholding cost
Pengolahan Data
Perhitungan/Evaluasi Biaya InventoryFormulasi ProblemKebijakan Procurement Raw Material
Analisa dan Intepretasi Data
Menentukan kebijakan pembelian bahan baku dari satu atau lebih supplier dengan membandingkan biaya inventory yang harus dikeluarkan.
Kesimpulan dan Saran
Tahap I: Persiapan
Tahap II: Pengumpulan dan Pengolahan Data
Tahap III: Analisa dan Kesimpulan
Gambar 3.1: Langkah-Langkah dalam Melakukan Penelitian
3.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini merupakan tahap pengumpulan informasi awal untuk
mengidentifikasi, merumuskan, dan menentukan tujuan dari pemecahan masalah
dengan mempertimbangkan pengetahuan berdasarkan literatur yang ada.
3.1.1 Identifikasi Masalah
Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, maka masalah yang ingin
diselesaikan/diteliti harus diidentifikasikan secara jelas untuk menghindari
kerancuan yang dapat timbul, serta menentukan studi kasus yang bagaimana yang
akan digunakan. Masalah yang diangkat yaitu optimasi inventory bahan baku
dengan studi kasus di PT Gama Inti Wahana.
3.1.2 Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Setelah masalah teridentifikasi, maka dilanjutkan dengan perumusan masalah yang
ada secara rinci agar diketahui secara tepat pokok permasalahannya. Selain itu,
ditentukan pula tujuan apa saja yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian
ini sehingga memberi pedoman pula pada penelitian ini pembahasan permasalahan
lebih fokus dan tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya.
3.1.3 Studi Lapangan
Sebagai observasi awal, dilakukan studi lapangan di perusahaan tempat studi kasus
dilaksanakan, dalam hal ini di PT Gama Inti Wahana. Observasi ini dimaksudkan
agar peneliti memperoleh gambaran umum tentang sistem yang akan diteliti dan
memahami permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, bagaimana
implementasinya di lapangan.
3.1.4 Studi Pustaka
Studi literatur ini dilakukan untuk memperoleh dan lebih memahami teori-teori
yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Selain itu juga untuk mengetahui
penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk meyakinkan bahwa yang
diteliti saat ini belum pernah dilakukan atau merupakan pengembangan dari
penelitian terdahulu. Konsep yang harus dipahami oleh peneliti antara lain
mengenai aktivitas supply chain yang berkaitan dengan supplier, pengendalian
inventory khususnya raw material, inventory cost, dan formulasi Basnet dan Leung
(2005).
10112070149
3.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Tahap pengumpulan dan pengolahan data ini dilakukan untuk memperoleh bahan
penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
3.2.1 Pengambilan Data
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen
perusahaan, dari pengamatan, maupun dari hasil wawancara dengan karyawan
perusahaan. Pengambilan data dilakukan di perusahaan sesuai dengan batasan yang
telah ditetapkan, meliputi data-data: jenis produk yang diamati dan demand masa
lalu, jenis bahan baku yang diamati, order masa lalu, daftar supplier beserta daftar
harga per item dan ordering costnya, holding cost, dan lead time masing-masing
bahan baku.
3.2.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan literatur yang digunakan dengan asumsi-
asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengolahan data dilakukan dengan
bantuan software Microsoft Excel. Yang dilakukan meliputi:
a) Perhitungan biaya inventory
Menghitung kebutuhan raw material selama 1 tahun berdasarkan order yang
diterima dari customer kemudian menghitung biaya inventorynya sesuai
dengan kondisi existing perusahaan selama ini. Biaya inventory terdiri dari
purchasing cost, ordering cost, dan holding cost. Namun, pemesanan ke
supplier dilakukan pada periode order datang.
b) Kebijakan procurement bahan baku
Dari hasil perbandingan tersebut ditentukan formulasi yang terbaik untuk
digunakan menghitung biaya inventory yang harus dikeluarkan untuk
kebutuhan sekarang dan mendatang.
3.3 Tahap Analisa dan Kesimpulan
Tahap akhir ini terdiri dari tahap analisa dan interpretasi data dan tahap kesimpulan
dan saran.
11112070149
3.3.1 Analisa dan Interpretasi Data
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat dinterpretasikan
sehingga lebih mudah dimengerti maksudnya dan dilakukan analisa yang lebih
mendalam. Dari analisa ini dapat diketahui kebijakan inventory yang bagaimana
yang harus diambil, item mana saja yang harus dibeli dan dari supplier mana item
tersebut harus dibeli.
3.3.2 Kesimpulan dan Saran
Setelah semua pengolahan, interpretasi, dan analisa data maka ditarik suatu
kesimpulan yang merupakan ringkasan akhir dari hasil yang mampu menjawab
tujuan penelitian yang dilakukan. Setelah itu diberikan pula saran-saran, baik untuk
perusahaan maupun untuk penelitian mendatang yang berupa perbaikan maupun
pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan demi kemajuan bersama.
12112070149
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi tinjauan perusahaan yang berisi
gambaran umum tentang perusahaan, sistem persediaan yang digunakan perusahaan
saat ini, data lead time, dan data supplier.
4.1.1 Tinjauan Perusahaan
PT. Gama inti Wahana merupakan salah satu perusahaan manufaktur packaging
yang berada di Jl.Let Jend Suprapto, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa
Barat. PT.Gama Inti berdiri pada tahun 2001. Dan pada tahun 2004 PT.Gama
Inti Wahana mendapatkan sertifikat Tahun 2004 manajemen mutu ISO 9001:
2000 dari Sucofindo International Certification Certification Services (KAN).
PT. Gama Inti Wahana memiliki jumlah pegawai 180 orang dan struktur
organisasi, dimana pada struktur tersebut terdapat bagian/ unit khusus yang
menangani mutu dari produk. Dan terdapat enam departemen, ke enam
departemen itu meliputi: Departemen produksi, departement PPIC, departemen
QA, departemen HRD & GA , departemen finance and accounting, departemen
marketing dan departemen purchasing.
13112070149
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. GAMA INTI WAHANA
14112070149
Produk yang dihasilkan oleh PT. Gama Inti Wahana berupa Corrugated Carton
Boxes, Paper Pallets, Plastic Packaging, dan Printing Duplex Packaging.
Gambar 4.2 Produk yang Dihasilkan PT. Gama Inti Wahana
Berikut ini merupakan data pelanggan dari produk PT.Gama Inti Wahana:
Tabel 4.1 Data Pelanggan PT Gama Inti Wahana
Jenis Perusahaan Nama Perusahaan
Garment YKK ZIPPER INDONESIA
HANSOL HYUN
YKK ZIPPER INDONESIA
Automotive Part NSK BEARING INDONESIA
ASTRA DAIHATSU MOTOR
SUGITY CREATIVES
AT INDONESIA
ASMO INDONESIA
FEDERAL NITTAN
15112070149
JIBUHIN BAKRIE
FCC
MINDA ASEAN AUTOMOTIFE
DELA CEMARA INDAH
KYORAKU BLOWMOLDING INDONESIA
SUNSTAR
TSC Manufacturing
TAIHO NUSANTARA
NSK
KYORAKU BLOWMOLDING INDONESIA
Electronics PSECI / Panasonic Shikoku Electronics Indonesia
TANASHIN
SCHNEIDER
ADVANCE
PROGRESS INDONESIA
LG Elect.
MKI / PSECI
TANASHIN
Chemical DEGUSSA
Injection NOJIMA PLASTIC INDONESIA
Furniture YOUNG INDUSTRI
Kriteria produk berkualitas sesuai dengan yang dijanjikan oleh PT GIW
menitikberatkan pada proses distribusi perusahaan ke pelanggan dan kesesuaian
antara permintaan dan keinginan pelanggan dengan produk yang dihasilkan untuk
pelanggan tertentu. Dengan demikian pengiriman barang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan melalui approved sample (contoh produk atau
16112070149
prototype yang telah diakui) pada saat awal proses produk baru di pelanggan
adalah ukuran kualitas produk perusahaan PT Gama Inti Wahana.
Cara perusahaan mencari tahu atau mengumpulkan informasi tentang keinginan
atau kebutuhan dan harapan pelanggan melalui berbagai saluran seperti:
Tatap muka langsung dengan pelanggan sejak awal proses pengembangan
bisnis dan juga pada saat pemeliharaan bisnis. Pada saat ini, wakil
perusahaan (Sales representative, Marketing officer, Manajer, dan Director)
dapat menanyakan berbagai aspek mengenai kondisi kebutuhan dan
keinginan pelanggan.
Dari berbagai pihak lain seperti para pesaing atau rekanan bisnis (pemasok,
dll)
Dari berbagai media cetak dan elektronik termasuk website pelanggan,
seperti rencana pengembangan bisnis pelanggan.
Dari penyedia jasa informasi pelanggan, seperti konsultan bisnis dll
4.1.2 Proses Bisnis
Sistem produksi yang dijalankan PT. Gama Inti Wahana berdasarkan pemesanan
customer (job order), bukan sebuah perusahaan dengan sistem produksi massal.
Pemesanan dilakukan dengan cara memberikan ukuran utama yaitu dimensi,
tekanan, kapasitas, pemolesan dan syarat uji produksi yang digunakan.
Selanjutnya bagian engineering dari PT. Gama Inti Wahana melaksanakan
perencanaan dibantu bagian design and drawing, dan selanjutnya konsultasi
dengan bagian produksi untuk membahas masalah fabrikasi dari produk. Setelah
tahap perencanaan selesai dilakukan selanjutnya ditawarkan kepada pemesan
apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan pemesan (approved sample). Jika
perencanaan disetujui oleh customer maka dilakukan tanda tangan kontrak antara
customer dengan PT. Gama Inti Wahana, dan proses fabrikasi dapat dikerjakan.
Aliran proses bisnis di PT. Gama Inti Wahana dapat dilihat pada gambar 4.3,
sedangkan flowchart-nya pada gambar 4.4.
17112070149
Gambar 4.3 Bagan Alir Proses PT. Gama Inti Wahana
18112070149
Gambar 4.4 Flowchart PT. Gama Inti Wahana
19112070149
4.1.3 Keadaan Supply Chain Management di PT Gama Inti Wahana
Data entitas Supply Chain Management perusahaan terdiri dari
Indikator Keterangan supplier
Bahan baku utama Corrugated carton sheets
(M
CM, KM, PG, Pd, Ml)
Plastik Dp, Cp, MP, DR, dan BJ
Ink IM
Wood Dd, PM
Key success factor:
a) Akurasi data
b) Kualitas
c) Delivery
d) Costs
e) Koordinasi (internal dan eksternal)
f) Responsiveness
g) Costs
Tabel 2.1: Data entitas supply chain management perusahaan
Akurasi data dibutuhkan untuk perencanaan pembelian yang tepat secara
kuamtitas, kualitas, dan waktu. Sumber data material requirement planning terdiri
dari inventory RM, WIP, FG; outstanding PO ke suppliers; dam outstanding PO
dari customer. Corrugated carton sheet yang dipasok oleh supplier ada beberapa
jenis tergantung substance (jenis kertas coklat) dan fluting (jenis karakter
gelombang pada corrugated sheet). Jenis substances yang digunakan perusahaan
adalah kraft (cokelat gelap agak mengkilap) dan medium (cokelat muda) dengan
ketebalan 125, 150, 175, 200, 250, dan 275. Jenis fluting yang digunakan oleh
perusahaan terdiri dari tipe A (gelombang paling besar), B, C, E (dengan
gelombang paling kecil), AB, dan BC. Selain itu perusahaan juga menggunakan
corrugated sheet single wall (gelombang tunggal) dan double wall (gelombang
ganda).
20112070149
Supplier membuat corrugated sheet sesuai dengan jenis dan ukuran. Contoh
purchase order (P/O) di dalam perusahaan: K150/M125/K150 artinya pesan
single wall lembar luar jenis kertas kraft dengan ketebalan 125 mikron. Tengah
jenis kertas medium dengan ketebalan 125 mikron dan dalam jenis kertas kraft
dengan ketebalan 150 mikron. Lalu dengan ukuran 1450 x 1890 adalah panjang x
lebar. K150/M125/K15 A artinya fluting tipe A gelombang besar dan
K150/M125/K150/M125/K150 BC flute artinya double wall dengan spesifikasi
kertas lapis 1, fluting tipe B dan lapis 2, tipe C. Contoh pricing: P/O
K150/M125/K150/M125/K150 BC flute ukuran 1580 x 2630; qty: 500 pcs @ Rp
12.350,00.
4.1.4 Sistem Pengendalian Persediaan PT Gama Inti Wahana
PT. Gama Inti Wahana selama ini menjalankan sistem persediaannya dengan cara
konvensional. PT. Gama Inti Wahana membeli material ketika order diperoleh
dari customer tanpa mempertimbangkan kapan material tersebut digunakan oleh
bagian produksi (diproses). Hal ini menyebabkan tingginya holding cost. Selain
itu, PT. Gama Inti Wahana menyeleksi supplier hanya dengan
mempertimbangkan sertifikasi yang dimiliki dan harga termurah. Asalkan punya
sertifikasi produk (material yang ditawarkan), siapa yang berani menawarkan
harga lebih murah, itulah yang akan dipilih. Hal ini menyebabkan dalam satu
periode PT. Gama Inti Wahana melakukan transaksi dengan beberapa supplier
yang berbeda sehingga dapat mempertinggi ordering cost.
PT Gama Inti Wahana meneliti tingkat keakurasian database yang digunakan
dalam sistem inventori perusahaan sebesar 97% dan perusahaan menyatakan
terdapat satu masalah maksimal di dalam jangka waktu satu bulan. Kekurangan
inventori yang terdapat di PT. Gama Inti Wahana disebabkan adanya emergency
order, keterlambatan, produk reject sehingga pesanan kurang terjadi sekitar 5%
hingga 10%. PT Gama Inti Wahana memiliki safety stock sekitar 5% dari finish
good yang dipesan maupun raw material yang akan digunakan. PT Gama Inti
Wahana juga menerapkan sistem Kanban untuk buffer stock (standby stock) yang
selalu dilakukan forecasting berkala terhadap kebutuhan customer tiap bulannya.
21112070149
4.1.5 Data Lead Time
Memesan suatu material pada supplier harus mempertimbangkan lead timenya.
Lead time masing-masing supplier untuk material yang sama dalam penelitian ini
adalah sama. Untuk produk regular, penempatan purchase order memerlukan
lead time 1 minggu untuk delivery, sedangkan untuk produk dengan konsep new
product development, membutuhkan waktu 2 minggu hingga 1 bulan.
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Berdasarkan Diagram Alir dan Flowchart
Pada diagram alir proses dilakukan beberapa aktivitas yang menunjang
keberlangsungan proses produksi di PT. Gama Inti Wahana. Namun, setelah
dilakukan pengamatan langsung dilapangan, terdapat deviasi atau kebiasan antara
rencana aliran proses dengan kenyataan. Ketidaksingkronan dengan rencana ini
dapat menimbulkan Non Valeu Added activity. Untuk itu diagram alir proses dan
flowchart proses produksi ini perlu diperbaiki agar mengurangi resiko dan dapat
mengefektifkan biaya produksi secara keseluruhan tanpa mengurangi standar
kualitas yang ada.
Dilihat dari aktivitas yang terdapat di Flowchart, dapat disimpulkan bahwa
beberapa aktivitas dapat terintegrasi agar tidak terjadi repetisi di dalam diagram
tersebut. Misalkan untuk memeriksa kualitas material sesuai dengan spect produksi
yang terdapat di dalam aktivitas subline dan engineering sama dengan aktivitas
yang dilakukan operator mesin Slitter. Padahal aktivitas pengecekan ini tepat
dilakukan sebelum aktivitas subline dan engineering. Dengan demikian proses
pengecekan kualitas material dapat dilakukan secara terintegrasi oleh opertator
mesin Slitter.
4.2.2 Berdasarkan Perhitungan Ongkos Total Inventori
Sistem Inventory masih dilakukan secara manual. Sistemnya dengan cara memasukkan
setiap data barang jadi atau bahan baku yang diterima dari supplier ke dalam komputer.
Keakuratan data yang ada masih kurang valid. Tingkat error : 3 % atau dapat diartikan
dalam 1 bulan itu ada 1 masalah yang terjadi. Kesalahan yang terjadi ini karena faktor
human error.
22112070149
Data Corrugated Box
Data demand / tahun 60000
Standar deviasi 5%
Harga @unit Rp 12.350
Kekurangan inventory 3%
Ongkos pesan Rp 230.700
Lead time 1 minggu
Ongkos simpan (h) 20%
Ongkos kekurangan Rp 650
Std = 5% x 60000 = 3000
H = 0,2 x 12350 = 2470
Asumsi 1 tahun = 52 minggu
Inventory Corrugated Box
a. Ukuran Lot Ekonomis
Q*o = {2AD/h}1/2
= {(2 x 230.700 x 60.000)/2470 }1/2
= 3347,85 unit = 3348 unit
b. Cadangan Pengaman (SS)
SS = 5 % x 3348
= 167,4 unit
= 168 unit
Keterangan = 5% (kebijakan perusahaan)
c. Saat titik pemesanan kembali (r*)
r* = D.L + ss
= 60.000 x (1/52) + 168
= 1153,9 unit
= 1154 unit
d. Ongkos Total Inventory
Ongkos Pembelian (Ob) = D x p
= 60.000 x Rp 12.350
= Rp 741.000.000
23112070149
Ongkos Pengadaan (Op) = A x D
Q¿
=230700 x 60000
3348
= Rp 4.134.409
Ongkos Simpan (Os) = (1/2Q + SS) h
= (12
x3348+168¿2470
= Rp 4.549.740
Ongkos kekurangan (Ok) = N x Cu
N = S√ L [ f(Zα) – ZαЄ(Zα))
= 3000 √1/52 [ 0,1023 – 1,65(0,0206))
= 28,42
Ongkos kekurangan (Ok) = 28,42 x 650
= Rp 18.473
Ongkos total = Ob + Op + Os + Ok
= Rp 741.000.000 + Rp 4.134.409 + Rp 4.548.740 +
Rp 18.473
= Rp 749.702.622
Jadi, ongkos total inventori yang dibebankan kepada perusahaan sebesar Rp
749.702.622.
24112070149