bismillah 3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
allTRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
PENGEMBANGAN TERNAK DAN PAKAN LOKAL
KELOMPOK TANI TERNAK KAMBING
P4S PEGUMAS (Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya Gumelar
Banyumas)
Kelompok 05
Anggi Nur Fitriani D0A013007
Indra Ari Sugiyarto D0A013013
Adhitya Bayu Novriansyah D0A013020
Arif Kristianto D0A013026
Windu Sasisana D0A013033
Saiful Huzda D0A013047
Ratih Churatul Mala D0A013053
Ilyas Muzakki D0A013062
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2015

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
PENGEMBANGAN TERNAK DAN PAKAN LOKAL
KELOMPOK TANI TERNAK KAMBING
P4S PEGUMAS (Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya Gumelar
Banyumas)
Kelompok 05
Anggi Nur Fitriani D0A013007
Indra Ari Sugiyarto D0A013013
Adhitya Bayu Novriansyah D0A013020
Arif Kristianto D0A013026
Windu Sasisana D0A013033
Saiful Huzda D0A013047
Ratih Churatul Mala D0A013053
Ilyas Muzakki D0A013062
Koordinator Asisten Asisten
Bustomy Fajar Mulyawan Siti Atika Nur Fajriah


KATA PENGANTAR
Alhamdullilah segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Pengembangan Ternak Dan Pakan Lokal dan juga asisten yang
telah memberikan bimbingan dan pengajaran. Serta kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Makalah tersebut disusun agar pembaca dapat mengetahui dan
memahami tentang potensi ternak kambing kejobong yang ada di
Kabupaten Purbalingga. Semoga dengan makalah yang berjudul
“Pengembangan Ternak Dan Pakan Lokal (KTT) Kelompok Tani Ternak
P4S PEGUMAS” menjadi acuan dan perhatian para pembaca.
Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah dicurahkan dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga usaha yang telah dilakukan tidak sia-
sia dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penyusunan makalah ini, masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan. Berdasarkan hal tersebut, selaku penyusun, meminta maaf
serta senantiasa terbuka menerima kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga bermanfaat
bagi kesejahteraan bangsa dan membangun masyarakat Indonesia yang
ke arah perbaikan dan kemajuan di masa mendatang.
Purwokerto, 28 November 2015
Penyusun

DAFTAR ISI
v

DAFTAR TABEL
vi

DAFTAR GAMBAR
vii

DAFTAR LAMPIRAN
viii

RINGKASAN
Tujuan pembuatan laporan praktikum ini untuk mengkaji
bagaimana cara beternak kambing yang baik terutama Kambing
Peranakan Etawa. Praktikum ini dilaksanakan di KTT (Kelompok Tani
Ternak) Kambing Pegumas Gumelar yang terletak di Desa Gumelar Kecamatan
Gumelar. Jumlah ternak kambing yang ada disana sekitar 375 ekor.
Pengumpulan data yang ada disana dilakukan dengan cara wawancara
langsung dengan ketua kelompok KTT Kambing Pegumas Gumelar.
ix

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kambing merupakan salah satu komoditas ternak yang cukup
potensial untuk dikembangkan. Ternak ini banyak dipelihara di
pedesaan,karena telah diketahui kemampuannya beradaptasi dengan
lingkungannya yang sederhana, miskin pakan, dan dapat lebih efisien
dalam mengubah pakan yang berkualitas rendah menjadi air susu dan
daging. Disamping itu kambing mempunyai kemampuan reproduksi
relative tinggi dan tahan terhadap serangan penyakit.
Kambing PE (Peranakan Ettawa) pada umumnya pada jumlah
populasi yang relatif lebih kecil, karena jumlah peternak yang memilih
memelihara ternak kambing PE masih belum banyak. Faktor penyebab
pemeliharaan kambing PE masih sedikit antara lain: Bibit kambing etawa
harganya relative lebih mahal, bibitnya sulit diperoleh dan terbatasnya
populasi. Ternak kambing khususnya kambing Peranakan Ettawa (PE),
merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa
daging dan susu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting
artinya bagi masyarakat. Seiring hal tersebut peternakan kambing memiliki
peluang yang cukup besar dengan semakin sadarnya masyarakat akan
kebutuhan gizi yang perlu segera dipenuhi.
Kambing termasuk binatang yang memamah biak yang berukuran
tubuh sedang, tidak bear dan tidak kecil. Kambing tidak sama dengan
domba karena ukuranya lebih kecil dan langsing dan dibandingkan
domba. Kambing memiliki jangot dan berdahi cembung. Selain itu,
kambing juga memiliki telinga yang panjang, didaerah sunda, kambing
sering kali disebut “embek”, sedangkan didaerah jawa orang sering
menyebut wedhus. Rambut kambing berseteruktur lurus dan kasar.
Peternakan kambing dalam perkembanganya tidaklah semudah
yang kita bayangkan. Banyak hal yang menjadi masalah dalam
10

perkembanganya, beberapa masalah tersebut adalah pemeliharaan yang
masih bersifat tradisional, terbatasnya ketersediaan bakalan yang
merupakan pengeluaran terbesar dalam suatu proses produksi,
keterbatasan fasilitas yang menimbulkan efek langsung pada proses
produksi manajemen pakan yang kurang baik.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya :
1. Mengetahui hal-hal pendukung dan menghambat dalam mencapai
visi dan misi usaha peternakan kambing
2. Mengetahui potensi dari usaha beternak kambing
3. Mengetahui keuntungan dari pembuatan kelompok ternak kambing
4. Mengetahui hal-hal yang dapat membuat kambing makin
berkembang
5. Mengetahui permasalahan yang ada dalam kelompok tani ternak
khususnya ternak kambing
11

BAB II. IDENTITAS PETERNAKAN
2.1. Identitas Peternakan
2.1.1. Nama perusahaan : KTT Kambing Pegumas Gumelar
2.1.2. Alamat perusahaan : Desa Gumelar Kecamatan Gumelar
2.1.3. Struktur organisasi :
Gambar 1. Struktur Organisasi KTT Ngudi Dadi
2.1.4. Sejarah singkat perusahaan
Pada awalnya Pak Ruswoyo menderita penyakit bronkitis kronis atas
saran adiknya untuk minum susu kambing semenjak mendapat saran dari
adiknya beliau mulai rutin minum susu kambingkondisi beliau membaik.
Akhirnya beliau tertarik untuk memelihara kambing, kemudian diberi 3
ekor kambing oleh adiknya dan mulai dipelihara dirumahnya secara
intensif mulai pakan dan minum sangatlah diperhatikan hingga sekarang
jumlah kambing yang dimilikinya cukuplah banyak. Selain itu beliau
membuat kelompok tani ternak kambing PEGUMAS kelompok tani telah
banyak mendapat prestasi dan penghargaan baik nasional maupun
internasional jenis kambing yang dipelihara di peternakan bapak Ruswoyo
antara lain P.E Boer, Jawa Randu , Saanen dan Etawa.
Ketua
Ruswoyo
Sekretaris
Kisro dan Badrudin
Bidang humas dan promosi
H. Tjarsam
Bidang permagangan
Darsito
Bidang pemasaran
Mulyono
Bidang kesehatan
Carso Abdullah
Bendahara
Suwanto

BAB III. HASIL KAJIAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Kajian Lapangan
a. Skala usaha peternakan :Usaha menengah , sebab memiliki populasiternak keseluruhan 300 ekor,
b. Sistem produksi :Intensif, sebab pakan, kandang,kesehatan dan keyamanan ternak sangat di perhatikan.
c. Fasilitas Perusahaan, Kantor : 1 UnitMess Karyawan : - UnitTimbangan ternak : 2 UnitKandang kambing : 7 UnitTempat limbah : 1 UnitKendaraan : 1 Unit
d. Gambar Lay out Perusahaan1. Bangsa ternak potong yang dipelihara
a. Macam bangsa ternak potong yang dipelihara : Kacang, Boer, PE, Saanen, Jawa Randu
b. Jumlah ternak : 375 ekorPedet/cempe jantan : 25 ekorPedet/cempe betina : 35 ekorTernak muda jantan : 20 ekorTenak muda betina : 25 ekorTernak dewasa betina : 75 ekorTernak dewasa jantan : 25 ekorTernak sedang bunting : 25 ekorTenak yang laktasi : 25 ekor
c. Asal usul ternak : Hasil perkawinan sendiri dan Bogore. Harga beli ternak : Rp 1.100.000,00,-f. Harga jual ternak : Rp 4.000.000,00,-
2. Pemeliharaana. Cara memilih bibit ternak : Mengetahui induknya (gen) dan melihat
kondisi (sehat,lincah dan ambing)b. Recording meliputi :Kelahiran,mortalitas,pakan,produksi susu dan
penjualan ternakc. Kode penomoran ternak : Tidak adad. Pengelompokkan ternak : Berdasarkan tujuan produksi dan jenisnyae. Vaksinasi : Insidentalf. Sistem pemeliharaan : Intensifg. Lama periode produksi dipertahankan : 3-3 ½ tahun

h. Produksi susu per periode laktasi : 2 ½ literi. Produksi susu pada saat pu
3. Manajemen kandanga. Jumlah kandang :±26 unitb. Ukuran kandang : pxlxt : 10x12,5x20 mc. Luas kandang : 2500 m2
d. Model atap kandang : Shade a. Alasan : Dalam pembuatan mudah dan cocok
dengan konstruksi kandange. Tipe kandang : Tunggal dan Kolonif. Bahan bangunan kandang : Kayu,Bambu,Sengg. Kemiringan lantai kandang : 5 derajath. Kepadatan kandang : 4-5 ekori. Biaya pembuatan kandang : Rp.100.000.000,-j. Posisi tempat pakan/minum : didepan kandangk. Ukuran tempat pakan :p X l (150X20 cm)l. Ukuran tempat minum : Memakai ember kapasitas 5 literm. Sistem drainase kandang : Baikn. Frekuensi pembersihan kandang : 2 kali sehari (Pagi dan Sore)o. Tempat penampung limbah : adap. Tempat penanganan limbah : adaq. Proses penanganan limbah : Dimasukkan ke tempat penampungan
limbah dan selanjutnya dijualr. Kapan dilakukan rehabilitasi kandang : 2 tahun sekalis. Gambar layout kandang
4. Cara pemberian pakan a. Macam pakan yang diberikan : Silase, hijauan, dan konsentratb. Bahan penyusun konsentrat : Pollard,ampas tahuc. Campuran konsentrat : pollard, bungkil jagung, ampas tahud. Proporsi pemberian pakan : hijauan : 10% dari BB
: konsentrat : 3% dari BBe. Waktu pemberian pakan : Pagi dan soref. Asal usul bahan pakan : Beli dan cari kesekitarg. Feed suplement : EM4 dicampur dengan konsentrath. Harga pakan : hijauan : Rp.250/Kg dan konsentrat : Rp.4.000/Kgi. Frekuensi pemberian pakan : 2 kali/harij. Target produksi susu : 2.5 liter/ekor/harik. Evaluasi kecukupan pakan :baik (dapat dilihat dari produksinya)
5. Manajemen kesehatan a. Cara pencegahan penyakit : sanitasib. Cara vaksinasi : sendiric. Kapan dilakukan vaksinasi : Bila diperlukand. Jenis vaksin : -

e. Frekuensi vaksinasi : incidentalf. Penyakit yang sering dijumpai : Mastitis,Kembung,Pilekg. Cara Pengobatan Penyakit : Tradisionalh. Siapa yang melakukan vaksinasi : Peternak sendiri atau mantri hewani. Tindakan sanitasi yang dilakukan Pembersihan kandang j. Frekuensi sanitasi kandang : 1 kali seharik. Sanitasi lingkungan : Mengurangi lalu lintas di area peternakan
6. Manajemen pemasaran produka. Harga susu perliter : Rp.24.000b. Dasar penentuan harga jual : Harga pasaranc. Cara penjualan susu :Pemasaran dan langsung ke tempatd. Kesulitan pemasaran : Tidak adae. Siapa konsumennya : masyarakat umumf. Bentuk-bentuk produk yang dijual : Susu, Daging Kambingg. Daerah pemasaran : Purwokerto,Bandung,Banyumas, Bogorh. Biaya transportasi : Rp.50.000/sterofoam (tujuan Bandung)
: Rp.70.000/sterofoam (tujuan Bogor)
3.2. Pembahasan
3.2.1. Keadaan Umum
Lokasi Peternakan Kambing PEGUMAS di Desa Gumelar Kecamatan
Gumelar,. Peternakan kambing “PEGUMAS” juga berada disekitar
permukiman penduduk, yang sangat strategis guna dalam proses
pemeliharan yang dapat mengganggu masyarakat. Namun hal itu dapat
tereliminir dengan tata laksana manajemen yang baik yang dilakukan
bapak Ruswoyo.
Keadaan Peternakan Kambing “PEGUMAS” sesuai dengan kondisi
kebutuhan kambing karena berada tepat di kaki pegunungan yang
memiliki suhu relative rendah. Ketersediaan pakan untuk ternak kambing
di Peternakan kambing “PEGUMAS” sangat berlimpah kerena wilayah
Sengkongo merupakan daerah yang cukup subur. Peternakan ini memiliki
tempat yang cukup strategis karena lokasinya dekat dengan jalan raya
serta tidak mengganggu masyarakat setempat dengan keberadaannya.

3.2.2. Keadaan Umum Peternakan “Pegumas”
Peternakan Kambing “PEGUMAS” berdiri pada 21 April 2002,
dengan jumlah awal 17 ekor kambing Peranakan Etawa, yang
didatangkan dari Bali yaitu 16 ekor induk dan 1 ekor pejantan, pejantan
tersebut dipinjam dari Dinas Peternakan setempat. Usaha peternakan ini
merupakan usaha mandiri yang dikelola oleh keluarga. Jumlah kambing
yang ada sampai sekarang sebanyak 375 ekor dengan rincian kambing
sebagai berikut : jantan dewasa 25 ekor, induk laktasi 25 ekor, kambing
betina dewasa 75 ekor, jantan muda 20 ekor, betina muda 25 ekor,
kambing dara 35 ekor, cempe pra-sapih 60 ekor. Sebagian besar kambing
dimasukkan dalam kandang kelompok dan sebagian lagi dimasukkan
dalam kandang individu.
Luas lahan yang dimiliki Peternakan ini adalah 2500 m2. kandang
kelompok ada 4 yaitu kandang pejantan, kandang betina, kandang betina
lepas sapih dan kandang pejantan lepas sapih (muda). sedangkan
kandang individu berjumlah 16 buah dengan luas 1 kandang individu.
Lokasi perkandangan dengan pemukiman penduduk berjarak 1 m.
Ketersediaan lahan hijauan termasuk cukup besar, serta sudah dapat
mencukupi kebutuhan pakan ternak. Lahan untuk kandang kambing
sudah cukup untuk menampung kambing yang dimiliki peternakan ini.
Tipe kandang yang dimiliki di Peternakan Kambing “Pegumas”
merupakan tipe kandang panggung, sehingga ternak tidak langsung
bersentuhan dengan lantai bawah kandang, tujauannya supaya ternak
tidak mudah terserang penyakit, pengontrolan pakan bisa dilakukan
dengan mudah, terdapat kolong untuk menampung kotoran dan dapat
menghindari kebecekan dan memungkinkan ventilasi kandang yang lebih
bagus. Dan ada juga kandang lantai yang dilengkapi bale dengan tujuan
supaya mudah dalam memebersihkan kandang dan tempat berteduhnya
ternak apabila turun hujan.
Kandang di Peternakan Kambing “Pegumas” memiliki konstruksi
kandang yang kuat. Dinding kandang terbuat dari kawat yang disusun

sedemikian rupa, supaya sinar matahari dapat masuk, dengan tiang
penyangga yang terbuat dari kayu balok dan lantai yang terbuat dari
semen untuk memudahkan dalam sanitasi. Dinding kandang di
Peternakan Kambing “Pegumas” mempunyai tinggi 1,4 m, sehingga
ternak mudah bergerak. Tinggi palung 33 cm, sehingga ternak merasa
nyaman, dan mudah mencapai pakan dipalung dengan ukuran luas
kandang perekor kambing 1 m X 1,5 m. Atap kandang di Peternakan
Kambing “Pegumas” mempunyai ketinggian 2,60 m dan terbuat dari seng.
Ketinggian ini bertujuan untuk supaya sirkulasi udara dalam kandang
dapat berjalan lancar, sedangkan penggunaan seng sebagai atap
kandang supaya pemasangannya praktis dan tidak memerlukan waktu
yang relative lama dan evektif terhadap radiasi matahari.
a. Syarat kandang : terpisah dari rumah lebihdari 5 m, lokasi kandang
tidak lembab,bahan kandang kuat dan mudahdidapat/murah, sirkulasi
udara baik.
b. Ukuran Kandang :- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),- Jantan
dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor- Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor- Induk
dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2anak
c. Bentuk kandang : panggung/kolong, tidak berkolong.
Konstruksi lantai kandang yang digunakan di Peternakan Kambing
“Pegumas” cukup baik yaitu dengan lantai panggung dari bambu dengan
celah kurang lebih 1,5 cm, sehingga kaki ternak tidak teperosok dan
kotoran dapat jatuh ke bawah. Kolong berlantai beton sebagai tempat
penampungan kotoran dan urin untuk sementara. Tinggi lantai kandang
dengan lantai kolong adalah 90 cm. dengan tujuan karena di daerah tropis
curah hujannya tinggi sehingga kerentanan kambing terhadap lantai
basah serta serangan parasit bisa dihindari, sedangkan tempat
pembuatan kotoran untuk dijadikan pupuk kompos dibuatkan tempat
tersendiri.
Sistem pemeliharaan yang digunakan di Peternakan Kambing
“Pegumas” adalah sistem pemeliharaan secara intensif. Kambing

dibiarkan berkeliaran di dalam kandang, sehingga memudahkan dalam
pemberian pakan, pemantauan kesehatan ternak dan mengontrol faktor
lingkungan yang tidak baik serta mengontrol aspek-aspek kebiasaan
kambing yang merusak.
Kelompok Tani Ternak (KTT) Kambing Pegumas Gumelar mempunyai
kualitas ternak kambing yang bagus. Kelompok tersebut juga pernah
mendapat penghargaan serta apresiasi dari pemerintah daerah yang
terbukti bahwa kelompok tani tersebut menghasilkan kambing dengan
kriteria yang bagus. Hal itu terbukti bahwa kelompok tani pegumas telah
membuktikan bahwa kambingnya telah menjadi Juara I Tingkat Nasional.
3.2.3. Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan di Peternakan Kambing “Pegumas” adalah
silase yang berupa hijauan rumput, dedaunan seperti daun mangga, daun
turi, dau lamtoro, daun gamal, daun kelor dll yang ditambah dengan
kosentrat dan molasses. Hijauan tersebut bisa didapatkan dengan cara
mencari sendiri pakan tersebut dan bisa juga dengan membelinya pada
penduduk setempat.
Pakan tambahan kambing di Peternakan Kambing “Pegumas” juga
diberikan antara lain kulit pisang dan kulit ubi sedangkan pakan tambahan
berupa konsentrat (campuran gorengan, dedak, urea dan mineral)
sebagai tambahan energi yang mudah dicerna dan mengandung nutrisi
yang dibutuhkan oleh ternak kambing.
Pakan hijauan (rumput) disediakan dengan bentuk silase. Tapi
dengan jumlah kambing yang bisa dikatakan cukup banyak maka kita juga
pergi menyabit rumput dipematangan sawah dan mencari dedaunan yang
bisa diberikan kepada kambing. Pemberian air minum pada kambing
Peranakan Etawa dilakukan secara adlibitum, jadi terus dikontrol
ketersediaannya.
Strategi pembangunan peternakan mempunyai prospek yang baik
dimasa depan, kaena permintaan bahan-bahan yang berasal dari ternak

akan terus meningkat seiring dengan permintaan jumlah penduduk,
pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan
bergizi tinggi sebagai pengaruh dari naiknya tingkat pendidikan rata-rata
penduduk (Santosa, 1997) Kambing banyak dipelihara oleh penduduk
pedesaan (Mulyono, 2003).Dijelaskan lebih lanjut, alasannya
pemeliharaan kambing lebih mudah dilakukan daripada ternak ruminansia
besar. Kambing cepat berkembang biak dan pertumbuhan anaknya juga
tergolong cepat besar. Menurut Sarwono (2005), nilai ekonomi, sosial, dan
budaya beternak kambing sangat nyata. Dijelaskan lebih lanjut, besarnya
nilai sumber daya bagi pendapatan keluarga petani bisa mencapai 14-25
% dari total pendapatan keluarga dan semakin rendah tingkat per luasan
lahan pertanian, semakin besar nilai sumber daya yang diusahakan dari
beternak kambing. Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan
semakin nyata jika kaidah-kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidah-
kaidah itu antara lain penggunaan bibit yang baik, pemberian pakan yang
cukup dari segi gizi dan volume, tatalaksana pemeliharaan yang benar,
serta memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar.
Kambing adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan
sebagai penghasil daging (Williamson dan Payne, 1993). Kambing PE
adalah bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas di
India dan Asia Tenggara (Devendra dan Burns, 1994). Ciri-ciri kambing
PE adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih,
hidung melengkung, rahang bawah lebih menonjol, jantan dan betina
memiliki tanduk, telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang
panjang (Sosroamidjojo, 1991). Kambing PE telah beradaptasi terhadap
kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).
Mulyono dan Sarwono (2005) menyatakan, bila tata laksana
pemeliharaan ternak kambing yang sedang bunting atau menyusui dan
anaknya baik, maka bobot anak kambing bisa mencapai 10-14 kg/ekor
ketika disapih pada umur 90-120 hari. Menurut Williamson dan Payne
(1993), untuk kambing pedaging ada kecenderungan menunda

penyapihan untuk memberikan kesempatan anak kambing memperoleh
keuntungan yang maksimal dari susu induknya.
Jenis kambing yang ada di Indonesia dan luar Negeri antara lain :
kambing kacang (lokal),Jawa randu (PE), kambing Gembrong,kambing
Saanen sedangkan jenis dombaantara lain domba Garut, domba
ekorgemuk, domba ekor tipis.Tanda-tanda betina calon bibit : sehat,
kakilurus dan kuat, tidak cacat, alat kelamin normal, mempunyai sifat
keindukan beasaladari keturunan kembar, alat reproduksi normal. Tanda
bibit jantan : sehat, tidak cacat, kakilurus, kuat, dan tumit tinggi, aktif dan
libido tinggi, alat kelamin normal dan simetris danberasal dari keturunan
kembar.(Dwiyanto,1994). Jenis kambing yang dipelihara di KTT Pegumas
antara lain kambing boer, etawa, saanen dan ppernah memelihara domba
saat idul qurban,
3.2.4. Pengelolaan Induk Laktasi
3.2.4.1. Pemberian Pakan Induk Laktasi
Pemberian pakan dan minum induk kambing laktasi sebanyak 1 ember
kira-kira 6 kg/ekor/hari Silase hijauan pakan. Ketersediaan pakan pakan
maupun air minum pada induk laktasi dilakukan secara dikontrol tempat
pakan tidak boleh kosong, karena induk laktasi mebutuhkan pakan yang
banyak untuk memproduksi susu dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
tubuhnya. Syarat pakan :Mengandung gizi (berasal dari bebagai
jenisbahan) disukai ternak, mudah dicerna, tidakbercun, dan jumlahnya
cukup. Beberapa jenis pakan untuk kambing/domba :- Rumput-
rumputan :Setaria, rumput DB,rumput benggala, rumput gajah,
rumputLapang.- Kacang-kacangan : Siratro, Kalopo,Sentrosoma, Lamtoro,
Gamal, dll.- Limbah pertanian : jerami padi, pucuk tebu,dll- Konsentrat :
dedak, bungkil-bungklan,ampastahu, umbi-umbian dll. Bahan makanan
yang dibutuhkan kambing /domba + 10 % dari berat badannya untuk
pakan hijauan sebaiknya diberikan 20 % dari berat badan kareana
memperhitungkanmakan yang terbuang.Komposisi pakan untuk dewasa

75 % rumput, 25 % daun-daunan termasuk kacang-kacangan. untuk
kambing bunting 60% rumput, 40 % daun-daunan termasukkacang-
kacangan. Untuk kambing menyusui 50 % rumput, 50 % daun. Utuk anak
lepas sapih 60 % rumput, 40 % daun.(Payne,1993)
3.2.4.2. Penanganan Kesehatan Induk Kambing
Setelah induk kambing melahirkan, biasanya disekitar vagina (vulva)
terdapat bercak darah sebagai akibat dari keluarnya sisa darah dalam
uterus. Hal ini terjadi sampai 1-2 minggu setelah melahirkan. Dalam
keadaan normal bercak atau cairan tersebut akan semakin berkurang dan
seiring dengan berjalannya waktu. Namun, apabila cairan tersebut tidak
berhenti dan tetap berwarna merah serta volumenya cendrung meningkat
disertai dengan bau yang tajam, maka dicurigai adanya infeksi pasca
melahirkan dan perlu diberikan antibiotika seperti penicillin, atau Medoxy-L
agar infeksi tidak bertambah parah. Untuk menghindari infeksi vulva, induk
kambing yang baru melahirkan dicuci setiap hari, kemudian disemprotkan
dengan Gusanex, supaya lalat tidak ada yang bersarang dan mencegah
berkembangnya bakteri yang menyebabkan infeksi pada vulva.(Simon,
2005)
Ada beberapa penyakit yang ditangani pada induk kambing laktasi pada
saat kunjungan ke KTT PEGUMAS antara lain sebagai berikut :
3.2.4.2.1. Penanganan Penyakit Mastitis
Penyakit mastitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri akibat
dari sanitasi/kebersihan yang kurang baik. Penyakit mastitis bisa ditandai
dengan pembengkakan ambing yang disebabkan oleh kontaminasi
bakteri. Gejala induk kambing laktasi yang terserang mastitis adalah :
demam/temperature tubuh meningkat, ternak terlihat kesakitan bila
ambing disentuh dan putting membengkak. Ambing yang terinfeksi terasa
dingin dan berubah warna dari warna normal merah muda menjadi
kemerahan atau menghitam. Warna air susu kemerahan/kuning
kehijauan, dan sangat kental. Di Peternakan Kambing “Gopala”

Pengobatan penyakit mastitis dilakukan dengan menggunakan suntikan
antibiotik yaitu Medoxy-L pada ambing (intramammary) dan cukup
berhasil.(Sarwono,1993)
3.2.4.2.2. Penanganan Penyakit Cacingan
Parasit pada saluran pencernaan kambing dapat mengganggu kesehatan
dan menurunkan produktivitas atau menyebabkan kematian pada kasus
akut. Induk terkontaminasi cacing parasit karena mengkonsumsi hijauan
yang telah terinfeksi larva parasit. Pengendalian cacing parasit di
Peternakan Kambing “Gopala” dilakukan dengan memberikan anti parasit
setiap 2-3 bulan sekali. Jenis anti parasit yang digunakan adalah obat
cacing ascaris dengan cara oral (diminumkan) kemudian
pengguanaannya dirotasi setiap tahun dengan obat cacing dalam bentuk
tablet untuk mencegah timbulnya resistensi terhadap anti parasit yang
diberikan.(Tainaus,2003)
3.2.4.2.3. Penanganan Penyakit Scabies atau Kudis/Kurap
Penyakit ini disebabkan oleh tungu atau parasit karena kondisi
lingkungan disekitar kandang kotor, kemudian ternak kambing
menggosok-gosok badannya ketembok, dinding atau pohon sehingga luka
pada badannya. Di peternakan Kambing “Gopala” penanganan dan
pencegahan penyakit scabies ini dilakukan menggunakan Wormectine
yaitu dengan menyuntikkan (subcutan) secara rutin setiap 3 bulan sekali.
Dan kalau ada kambing yang sering menggaruk-garuk badannya,
menggosok-gosok badan ke dinding, segera disuntikkan Wormectine
secara sub-cutan dengan dosis 1 cc.(Payne, 1993)
3.2.4.2.4. Pengelolaan Anak Kambing (Cempe) Pra-Sapih
Pertumbuhan anak kambing sejak lahir hingga menjelang disapih
merupakan periode kritis. Pada periode ini kelangsungan hidup maupun
pertumbuhannya sangat tergantung pada gizi yang diperoleh dari air susu

induk, dan pakan lainnya seperti konsentrat, karena rumennya masih
belum berfungsi dengan sempurna.
Manajemen atau pengelolaan anak kambing pra-sapih di
Peternakan Kambing “Gopala”, sangat mendapat perhatian, hal ini
bertujuan untuk meminimalisir angka kematian anak kambing pra-sapih,
selain itu juga untuk mempertahankan rata-rata pertumbuhan dan
perkembangan anak kambing pra-sapih. Dan diusahakan dengan
konsumsi air susu induknya 1,2-1,6 l/hari hingga berumur 7 sampai 10
minggu. Kalau produksi susunya kurang, terutama yang lahir kembar akan
ditambahkan dari induk yang mempunyai anak tunggal.(Muljana,2001)
3.2.5. Panen dan Pengolahan
Ternak kambing dan domba dipanen dalam bentuk ternak hidup yang
sehat, dapat puladaging dan kulitnya. (Devendra,1994). Pada KTT
pegumas ternak di panen untuk diambil susu untuk ternak perah sedang
ternak potong dijual dalam keadaan hidup.
3.2.6. Pemasaran
Pemasaran pada kelompok Ternak KTT Pegumas dilakukan
pemasaran secara langsung melalui pembeli datang ke peternak membeli
ternak yang akan dibeli atau dapat dipasar hewan (perorangan) dapat
pula dalam bentuk daging/olahan. Kambingdan domba dapat dijual pada
saat harga baikmisalnya hari raya kurban. (Direktorat Bina Produksi
Petemakan. 1986).

BAB IV. PENUTUP
4.1KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah
Kelompok Tani Ternak Ternak Kambing PEGUMAS yang ada di Desa
Gumelar Kecamatan Gumelar sudah baik. Hal ini dikarenakan manajemen
yang telah diterapkan disana sudah sesuai dengan literature yang kita
bahas. Pemerintah daerah juga pernah memberikan apresiasi kepada
kelompok ternak tersebut yang terbukti bahwa kelompok tersebut pernah
mendapatkan Juara I Tingkat Nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Santosa, U. 1997. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Penebar swadaya: Jakarta
Sarwono, B. dan H.B. Arianto. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.

LAMPIRAN
Analisis Usaha Kelompok Tani Ternak Kambing PEGUMAS