bio metribio metribio metribio metribio metribio metribio metribio metribio metribio metribio...

6
Biometriadalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengukur panjang sumbu bol mata, kelengkungan kornea dan kedalaman bilik mata depan, sehingga didapatkan lensa intra okular yang akan ditanam dalam bola mata. Pengukuran secara akura Lensa Tanam pada bedah katarak, diperlukan untuk menghasilkan tajam maksimal pasca bedah katarak. Rumus untuk menghitung kekuatan IOL adalah : P ! " #.$L " %.&' Dimana : P : 'ekuatan lensa IOL ! : 'onstanta setiap jenis lensa IOL L : panjang aksial bola mata yang di ukur dengan ()* !+)can ' : kur atur kornea yang di ukur dengan keratometri 'omplikasi pre operati- : . !nsietas. /eberapapasien biasanya mengalami ansietas sebelum operasi. Obat ansiolitik seperti dia0epam # " $ mg dapat dipakai untuk menghilangkan geja #. 1ausea dan gastritis. /eberapa pasien akan menderita nausea dan gastritis a preoperati e seperti aseta0olamid dan gliserol. !ntasida oral dapat gejala tersebut. 2. 'onjungti itis alergi mungkin terjadi pada beberapa pasien akibat topikal a preoperati e. 3enunda operasi selama # haru dengan tidak memberikan obat t tersebut harus dilakukan. 4. !brasi kornea dapat terjadi akibat penggunaan tonometer schiot0. /a antibiotic dan pelembab untuk sehari dan penundaan operasi # hari harus dil $. 'omplikasi akibat anastesi local. o Perdarahan retrobulbar dapat terjadi akibat blok tersebut. Penekanan segera dengan perban setelah pemberian satu tetes pilokarpin #5 dan penundaan o untuk seminggu harus dipertimbangkan. o Re-le6 okulokardiak, yang dapat bermani-estasi sebagai bradikardi atau a jantung juga telah di obser asi yang diakibatkan oleh blok retr intra ena atropine sangat berguna. o Per-orasi bola mata juga dapat terjadi. (ntuk menghindari hal tersebut, perlahan dengan jarum tumpul direkomendasikan. Lebih lanjut anastesi pe lebih di rekomendasikan daripada blok retrobulbar. o Perdarahan subkonjungti a merupakan salah satu komplikasi minor yang diobser asi dan tidak memerlukan perhatian banyak.

Upload: christian-solihin

Post on 05-Oct-2015

269 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio MetriBio Metri

TRANSCRIPT

Biometri adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengukur panjang sumbu bola mata, kelengkungan kornea dan kedalaman bilik mata depan, sehingga didapatkan ukuran lensa intra okular yang akan ditanam dalam bola mata. Pengukuran secara akurat Dioptri Lensa Tanam pada bedah katarak, diperlukan untuk menghasilkan tajam penglihatan maksimal pasca bedah katarak.Rumus untuk menghitung kekuatan IOL adalah :P = A 2.5L 0.9K Dimana : P : Kekuatan lensa IOLA : Konstanta setiap jenis lensa IOLL : panjang aksial bola mata yang di ukur dengan USG A-ScanK : kurvatur kornea yang di ukur dengan keratometri

Komplikasi pre operatif :1. Ansietas. Beberapa pasien biasanya mengalami ansietas sebelum operasi. Obat ansiolitik seperti diazepam 2 5 mg dapat dipakai untuk menghilangkan gejala2. Nausea dan gastritis. Beberapa pasien akan menderita nausea dan gastritis akibat obat preoperative seperti asetazolamid dan gliserol. Antasida oral dapat menghilangkan gejala tersebut.3. Konjungtivitis alergi mungkin terjadi pada beberapa pasien akibat topikal antibiotik preoperative. Menunda operasi selama 2 haru dengan tidak memberikan obat topikal tersebut harus dilakukan.4. Abrasi kornea dapat terjadi akibat penggunaan tonometer schiotz. Balutan salep antibiotic dan pelembab untuk sehari dan penundaan operasi 2 hari harus dilakukan.5. Komplikasi akibat anastesi local. Perdarahan retrobulbar dapat terjadi akibat blok tersebut. Penekanan segera dengan perban setelah pemberian satu tetes pilokarpin 2% dan penundaan operasi untuk seminggu harus dipertimbangkan. Reflex okulokardiak, yang dapat bermanifestasi sebagai bradikardi atau artimia jantung juga telah di observasi yang diakibatkan oleh blok retrobulbar, injeksi intravena atropine sangat berguna. Perforasi bola mata juga dapat terjadi. Untuk menghindari hal tersebut, injeksi perlahan dengan jarum tumpul direkomendasikan. Lebih lanjut anastesi peribulbar lebih di rekomendasikan daripada blok retrobulbar. Perdarahan subkonjungtiva merupakan salah satu komplikasi minor yang diobservasi dan tidak memerlukan perhatian banyak. Dislokasi spontan lensa ke dalam vitreus juga dilaporkan (pada pasien dengan degenerasi zonula khususnya pada katarak hipermatur) sewaktu pemijatan ocular yang berlebihan setelah blok retrobulbar. Operasi harus di tunda dan penatalaksanaan lebih lanjut harus dilakukan sesuai dengan penatalaksanaa luksasi lensa posterior.

Komplikasi intra operatif 1. Laserasi otot rektus superior dan hematoma dapat terjadi ketika melakukan penjahitan,. Biasanya tidak ada penatalaksanaan yang perlu dilakukan, 2. Perdarahan berlebihan dapat terjadi ketika persiapan katup konjungtiva atau sewaktu insisi ke BMD. Pembuluh darah sebaiknya dikauter.3. Komplikasi yang berhubungan dengan insisi tergantung dari operasi katarak yang dilakukan. Pada konvensional ECCE dapat terjadi insisi irregular yang dapat disebabkan luka yang jelek akibat tumpulnya instrument bedah. Komplikasi dari Manual SICS dan faekoemulsifikasi dapat terjadi saat membuat insisi terowongan. Lubang dari terowongan dinding anterior dapat terjadi karena diseksi superfisial dari katup sclera. Sebagai pengobatan, biarkan pemotongan ini dan lakukan kembali di tempat yang lebih dalam di sisi sebelah dari insisi eksternal. Pemasukan premature ke BMD dapat terjadi akibat pemotongan yang dalam,. Setelah ini diketahui, diseksi di area tersebut harus dihentikan dan pemotongan baru harus dilakukan di tempat yang lebih dangkal di ujung sebelah terowongan. Disinsersi sclera dapat terjadi akibat insisi alur yang dalam. Pada hal tersebut terjadi separasi komplit dari sclera inferior dari sclera superior dari tempat insisi tersebut. Disinsersi sclera harus di tangani dengan penjahitan radial.4. Luka pada kornea (pelepasan descement) 5. Luka pada iris dan iridodialisis 6. Komplikasi yang berhubungan dengan capsulorhexis7. Rupture kapsul posterior 8. Zonular dehiscence9. Hilangnya vitreus10. Jatunhnya nuclear ke dalam vitreus11. Jatuhnya bagian posterior lensa ke dalam vitreus12. Perdarahan koroid ekspulsif

Komplikasi post operatif dini :1. Hifema2. Prolaps iris3. Keratopati striata4. Flat anterior chamber5. Uveitis6. Endoftalmitis

Komplikasi post operatif lanjut1. Edema makula sistoid2. Delayed chronic postoperative endophthalmitis3. Pseudophakic bullous keratopathy4. Retinal detachment5. Epitelial ingrowth

Klasifikasi Diabetic retinopatiRetinopati Diabetik Non-Proliferatif

1.Retinopati nonproliferatif minimal : terdapat 1 tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras.

2.Retinopati nonproliferatif ringan sampai sedang : terdapat 1 tanda berupa dilatasi vena derajat ringan, perdarahan, eksudar keras, eksudat lunak atau IRMA.

3.Retinopati nonproliferatif berat : terdapat 1 tanda berupa perdarahan dan mikroaneurisma pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran, atau IRMA pada 1 kuadran.

4.Retinopati nonproliferatif sangat berat : ditemukan 2 tanda pada retinopati non proliferative berat.

Retinopati Diabetik Proliferatif

1.Retinopati proliferatif ringan (tanpa risiko tinggi) : bila ditemukan minimal adanya neovaskular pada diskus (NVD) yang mencakup daerah diskus, d) perdarahan vitreus. Adanya pembuluh darah baru yang jelas pada diskus optikus atau setiap adanya pembuluh darah baru yang disertai perdarahn, merupakan dua gambaran yang paling sering ditemukan pada retinopati proliferatif dengan resiko tinggi.

(Diabetic macular edema/ DME) dapat terjadi, karena rusaknya sawar darah retina sehingga terjadi kebocoran pembuluh kapiler yang hiperpermiabel. DME dapat dibagi menjadi non CSME dan CSMEClinically significant macular edema (CSME) berdasarkan ETDRS memiliki gambaran sebagai berikut : Tipisnya retina atau tidak lebih dari 500 m dari sentral makula kira-kira diameter diskus optik Terdapat hard exudate atau tidak lebih dari 500 m dari sentral makula, jika berhubungan dengan tipisnya retina yang berdekatan (bukan merupakan sisa hard exudate setelah hilangnya retina yang menipis) Suatu daerah atau daerah penipisan retina pada satu daerah diskus atau lebih besar, bagian lain dimana tidak lebih dari satu diameter diskus pada sentral makula.