kolor i metri
TRANSCRIPT
BAB VKOLORIMETRI
I. TUJUAN
- Memahami dan mengerti prinsip dasar kolorimetri
- Mengetahui jenis-jenis kolorimetri berdasarkan instrument baik konvensional
maupun modern
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ada dua macam fotometri yang digunakan, yaitu fotometer sel tunggal dan
fotometer sel ganda. Berkas sinar yang konstan dari sumber akan melalui lensa
pembungkus serta filter sehingga menjadi monokromatis, selanjutnya berkas sinar
tersebut diubah menjadi arus pada sirkuit dan akhirnya galunometer menunjukkan
deflaksi. Bila sampel diletakkan pada jalannya sinar, sinar melewati sampel dan
kemudian menumbuk fotosel, maka akan teramati suatu penyimpangan arus yang
besarnya sebanding dengan konsentrasi larutan. Jika respon fotosel linier, maka
respon arus cahaya menghasilkan transmitan (T). Yang perlu diperhatikan pada
teknik ini adalah intensitas sumber sinar yang tetap pada interval waktu dua
pengukuran.
Pada fotometer berkas ganda, terdapat dua tipe model. Kedua fotoselnya
tetap, sdangkan variasi intensitas didapat dari tahanan geser atau diafragma iris. Salah
satu dari fotosel dapat digerakkan sesuai dengan berkas sinar yang jatuh. Pada berkas
ganda ini yang kita ukur adalah perbedaan intensitas antara dua berkas sinar yaitu
antara berkas sinar yang melalui larutan dan sinar yang melalui larutan sampel.
(Khopkar, 1992)Macam-macam metode analisa fotometri :
1. Analisa kolometri
Apabila intensitas sinar yang diukur adalah sinar tampak.
2. Analisa turbidimetri
Apabila intensitas sinar yang diukur adalah sinar terusan.
3. Analisa nefelometri
Apabila intensitas sinar yang diukur adalah hambar koloid.
4. Analisa pluometri
Sinar yang digunakan adalah sinar UV (ultraviolet) maka mengalami
fluoresensi.
(Khopkar, 1992)2.1.Kolorimetri
Kolorimetri adalah suatu metode analisa kimia yang berdasarkan pada
perbandingan intensitas warna larutan dengan warna larutan standarnya. Metode ini
merupakan bagian dari analisis fotometri.
Cara mengukur jumlah zat dalam larutan sekaligus mengetahui warnanya
yaitu dengan cara melewatkan sebuah sinar melalui pelarutnya. Pengamatan dapat
kita lakukan dengan cara melihat perubahannya atau dengan alat yang disebut fotosel.
Untuk lebih jelas lihat skema dibawah ini :
Larutan C sensor mata (fotosel)
Sensor
Cahaya masuk dari bawah mata atau fotosel
Cahaya yang diteruskan
Larutan C
Cahaya yang masuk
Gambar 1. Skema foto sel
Dalam hal ini terjadi bila sinar baik yang polikromatis atau monokromatis
mengenai suatu zat atau media perantara, maka intensitas sinar tersebut akan
berkurang. Hal ini terjadi karena sebagian cahaya tersebut diserap oleh media
perantaranya dan sebagian kecil dipantulkan kembali atau dihamburkan.
Maka dapat kita tulis :
Io = Ia + IF + Ir
Dengan : Io = intensitas mula-mula
Ia = sinar yang diserap
If = sinar yang diteruskan
Ir = sinar yang dipantulkan
(Underwood, 1988)
1. Hukum Beer
Menyelidiki hubungan antara intensitas serapan dan konsentrasi media yang
berupa larutan pada table media tetap.
Syarat-syarat penggunaan hukum beer :
a. Syarat konsentrasi = konsetrasi harus rendah, karena Beer baik pada larutan
encer
b. Syarat kimia = zat yang diukur harus stabil
c. Syarat cahaya = cahaya yang dipakai harus monokromatik
d. Syarat kejernihan = larutan yang diukur harus jernih
Hukum Beer yaitu A = abc untuk dua larutan diatas maka Ax = abxcx dan A =
abycy = Ay. Jika larutan mempunyai kesetimbangan optic, sehingga persamaan
diatas dapat menjadi :
Ax = Ay
abxcx = abycy
asalkan nilai A tetap:
Kita yang dapat menguji persamaan tersebut secara eksperimen dengan keadaan
berikut :
a. cxby tetap, sedangkan cyby bervariasi
b. cxbx tetap, sedangkan cy bervariasi
c. cxby tetap, sedangkan by bervariasi
2. Hukum Lambert-Beer
Adalah hubungan jumlah zat atau warna yang diserap oleh larutan yang disebut
absorbansi A dengan zat-zat c. dimana salah satu larutan telah diketahui
konsentrasinya, untuk kedua larutan tersebut maka :
A1 = a . b1c1 dan A2 = a . b2c2
Dengan :
a = tetapan jenis zat
b = tebal ukuran yang disinari
c = konsentrasi zat
Jika kedua larutan tersebut kepekatannya sama maka :
A1 = A2
ab1c1 = ab2c2
b1c1 = b2c2
(Khopkar, 1990)3. Hukum Boogner Lambert
Lambert menyelidiki hubungan antara intensitas mula-mula dan setelah melalui
media. Hubungan antara tebal dari suatu media dan serapan sinar dikenal
sebagai :
“Hukum Boogner Lambert”
Apabila sinar monokromatis mengenai suatu media yang transparan, maka
berkurangnya intensitas sebanding dengan bertambahnya tebal media yang
dilewatinya. Maka semakin tebal suatu media, semakin banyak pula cahaya
yang hilang (intensitasnya berkurang) karena semakin banyaknya cahaya yag
diserap oleh media.
Dapat kita katakan, bahwa :
DI = K.I.dt
Dengan :
I = intensitas sinar mula-mula
K = koefisien serapan
t = tebal media yang ditembus
(Khopkar, 1990)
Metode Kolorimetri merupakan metode spektroskopi sinar tampak yang
berdasarkan pada panjang sinar tampak oleh suatu larutan berwarna, hanya senyawa
yang dapat ditentukan dengan metode spektroskopi, senyawa yang tidak berwarna
dapat dibuat menjadi berwarna, seperti ion Fe3+ dan SCN- menghasilkan larutan
berwarna merah.
Kolorimetri dilakukan dengan membandingkan larutan standar dengan
aplikasi yang dibuat pada keadaan yang sama dengan menggunakan tabung nessler
atau kolorimeter Dubosque. Dengan kolorimetri elektronik, jumlah cahaya yang
diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Metode ini sering digunakan
dalam menentukan konsentrasi besi dalam air minum.
(Khopkar, 1990)
Metode-metode kolorimetri:
a. Metode deret standar (misal tabung Nessler)
Tabung-tabung seragam yang tidak berwarna dengan dasar datar (disebut tabung
Nessler) digunakan untuk menampung larutan berwarna dengan jumlah volume
tertentu. Pada dasarnya, pengukur nessler bekerja berdasarkan prinsip
perbandingan warna
b. Metode pengenceran
Larutan sampel dan larutan standar dengan konsentrasi cx dan cy ditempatkan
pada tabung kaca dengan ukuran yang sama. Larutan yang lebih pekat diencerkan
sampai warnanya mempunyai intensitas yang sama dengan yang lebih encer.
c. Metode kesetimbangan
Metode kesetimbangan adalah metode yang paling umum digunakan pada
kolorimetri visual.
(Khopkar, 1990)
Berdasarkan instrument kolorimetri dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kolorimetri konvensional
Pada kolorimetri, suatu duplikasi warna dilakukan dengan dua larutan yang
mengandung zat yang sama pada kolom dengan arometer penampang yang sama
serta tegak lurus dengan arah sinar. Biasanya zat-zat yang dapat menimbulkan
warna adalah ion-ion kompleks. Warna tersebut muncul karena adanya elektron-
elektron yang tidak berpasangan.
Konsentrasi berwarna dapat diperkirakan secara visual. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara membandingkan cuplikan dengan sederet larutan yang konsentrasinya
sudah diketahui terlebih dahulu yaitu larutan standar.
(Khopkar, 1990)
Jenis-jenis kolorimetri konvensional:
- Tabung nessler
Tabung nesler adalah tabung gelas besar yang dasarnya rata dengan ukuran
tinggi 175-200 mm dan diameternya 25-35 mm. Syarat kolorimeter tabung
nessler larutan harus berwarna. Penentuan kosentrasi cuplikan:
a. membandingkan warna larutan analit dengan warnalarutan yang jenis dan
konsentrasinya telahdiketahui (standar).
b. kepekatan mata dalam membedakan warna merupakan faktor utama penentu
ketelitian pengukuran pada metode ini.
Gambar 2. Tabung Nessler
- Bajerum Comparator
Pada alat ini, untuk mencapai kesamaan warna antara larutan sampel dengan
larutan standar dilakukan dengan cara menggeser larutan sampel disepanjang
skala yang berada di atas bajerum. Bajerum comparator ini merupakan suatu
kotak transparan persegi panjang yang dibagi dua menurut diagonal bidangnya.
Bagian depan dimana skala tertera, diisi dengan larutan standard dan bagian
lainnya diisi dengan blanko. Pengamatan dilakukan dari bagian depan
(horizontal). Tinggi larutan berbeda (Variable Depth Methods)
terbagi menjadi dua metoda :
1. Tabung HernerTabung Herner berupa sepasang silinder dengan keran untukmengeluarkan
larutan dari dalam silinder yang warna larutannya lebihpekat sehingga
tingginya berubah, agar didapatkan warna yang samapada kedua silinder.
2. Dubosq
Prinsip kerja sama dengan kolorimetri tabung nessler. Alat pembanding
warna dilengkapi dengan teropong.
Gambar 3. Dubosq
Pemakaian indikator tidak mempengaruhi pH kolorimetri. Hal ini disebabkan
karena indikator pada umumnya adalah asam atau basa yang sangat lemah.
Factor yang mempengaruhi kolorimetri adalah pemakaian indicator yang tidak
cocok dengan pH larutan. Selain itu, dengan adanya protein dan asam amino.
Karena bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam ataupun basa.
(Khopkar, 1990)
Syarat metode kolorimetri adalah larutan harus bewarna. Jika larutan tidak
bewarna maka dilakukan dahulu pengomplekan dengan penambahan reagen pewarna.
Sedangkan syarat pewarnaan ini antara lain :
- warna yang terbentuk harus stabil
- reaksi pewarnaan harus selektif
- larutan harus transparan
- kesensitifannya tinggi
- ketepatan ulang tinggi
- warna yang terbentuk harus merupakan fungsi dari konsentrasi
(Google/10/04/2012)
pengatur jarak
teropong
standar cuplikan
2. Kolorimetri modern
Spetrofotometri adalah perpanjangan dari visual suatu studi mengenai penyerapan
energy cahaya oleh spesies kimia yang memungkinkan kecermatan yang lebih
besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif. Pengukuran kuantitatif tersebut
menggunakan mata manusia dan dengan factor lain yang memungkinkan studi
obeservasi diluar daerah spectrum tampak dan sering kali eksperimen spektometri
dilakukan secara automatic.
(Underwood, 1988)
Istilah-istilah:
- Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan energy
pada level mikroskopis.
- Spekrometri adalah ilmu yang mempelajari teknik pengukuran interaksi
materi dengan energy.
- Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari teknik pengukuran interasi
materi dengan energy/ sinar/ komponen sinar matahari.
- Spektrofotometer adalah alat atau instrument.
Prinsip dasar spektrofotometri, cahaya saat mengenai larutan bening akan
mengalami dua hal, yaitu:
1. Transmisi/ transmitan
- Nilai dari transmitansi berbanding terbalik dengan absorbansi
- Transmitansi larutan (T) merupakan bagian cahaya yang diteruskan
melalui larutan.
2. Absorbansi
- Cahaya akan diserap jika energy cahaya tersebut sesuai dengan energy yang
dibutuhkan untuk mengalami perubahan dalam molekul
- Absorbansi larutan bertambah dengan pengurangan kekuatan sinar
- Nilai absorbansi berbanding lurus dengan ketebalan dan konsentrasi
- Nilai absorbansi berbanding terbalik dengan transmitan
- Energy maksimum yang diserap oleh larutan ditunjukan pada panjang
gelombang yang memiliki nilai absorbansi tertinggi dan % transmitan
terendah.
Syarat pelarut dalam spektrofotometri:
1. Dapat melarutkan cuplikan
2. Tidak menyerap sinar yang digunakan
3. Tidak bereaksi dengan cuplikan.
Jenis-jenis spektrofotometri:
1. Berdasarkan pada daerah spectrum yang akan dieksporasi, terdiri dari:
a. Spektrofotometri sinar tampak (vis)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energy
adalah cahaya tampak (visible). Sumber cahaya yang digunakan adalah
lampu tungsten halogen, menghasilkan cahaya tampak dalam daerah
panjang gelombang 350-800 n. lampu tersebut terbuat dari tabung kuarsa
yang berisi filament tungsten dan sejumlah kecil iodin. Lampu ini mirip
dengan lampu yang terdapat dalam perumahan dan perkantoran. Cahaya
visible termasuk spectrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata
manusia. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah,
biru, hijau, apapun. Selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut
termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
b. Spektrofotometri UV – Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UVdan
Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan
sumber cahaya visible. sumber cahaya yang digunakan adalah kombinasi antara lampu
tungsten halogen dan lampu deuterium (D2). Lampu deuterium dapat menghasilkan
cahaya dalam daerah 160-380 nm.
2. Berdasarkan teknik optika sinar, terdiri dari:
a. Spektrofotometer optic sinar tunggal (single beams optic)
Semua cahaya melewati seluruh sel lampu. Alat ini merupakan desain
paling awal tetapi masih banyak digunakan baik dalam pengajaran maupun
laboratorium industri. Contoh alat spektrofotometer single beam adalah
spektronik 20.
Gambar 4. Spektrofotometer single beams optic
Gambar 5. Spektronik 20
b. Spektrofotometer optic sinar ganda (double beams optic)
Cahaya terbagi dalam dua arah/berkas. Berkas cahaya pertama melewati sel
pembanding, dan cahaya yang lainnya melewati sel sampel. Berkas cahaya
kemudian bergabung kembali, masuk kedetektor. Detector merespon
cahaya netto dari kedua arah. Alat ini memiliki dua detector, sampel dan
sinar penghubung diukur pada waktu yang sama.
Gambar 6. Spektrofotometer double beams optic
Jenis-jenis spektrofotometer lainnya:
- Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri
UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki
panjanggelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampudeuterium. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka
senyawayang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang
tidak memiliki warna. Bening dan transparan.
Gambar 7. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
- Spektrofotometri IR (Infra Red)
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya inframerah terbagi menjadi
infra merah dekat, pertengahan, dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah
infra merah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm.
Gambar 8. Spektrofotometri IR
- Spektrofotometer diferensial
Teknik ini biasanya meliputi dua metode yaitu absorbansi tinggi dan metode
absorbansi rendah. Yang pertama digunakan untuk analisis larutan yang sangat
pekat, sedangkan absorbansi rendah digunakan unruk larutan yang sangat encer.
Pada kedua teknik tersebut, konsentrasi sama sekali tidak dipengaruhui oleh
perubahan luar.
- Spektrofotometer serapan atom
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah salah satu alat yang digunakan
pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang
berdasarkan pada penyerapan absorbansi radiasi oleh atom bebas. Metode AAS
berprinsip pada absorbansi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu. Tergantung pada sifat unsurnya.
Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom
pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ketingkat eksitasi.
Keberhasilan ini tergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis
resonansi yang tepat.
Gambar 9. Spektrofotometer serapan atom
Dari 4 jenis spektrofotometri (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja
yang sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki
panjang gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang
yang digunakan.
Table daerah spectra elektromagnetik
Jenis Sinar Panjang Gelombang Transisi
Sinar gama < 0.05 Å Inti
Sinar x 0.05 Å Elektronik (k dan L)
UV 10-180-350 nm Elektronik (ev)
Visible 350-770 nm Elektronik (ev)
IR
770-2500 nm Vibrasi molekul
2.5-50 µm Vibrasi molekul
50-1000 µm Rotasi molekul
Gel makro 1-300 mm Rotasi molekul
Gel radio > 300 mm Spin electron & inti
Gambar 10. Sistem kerja komponen spektrofotometer
Komponen dari suatu spektrofotometer:
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer:
- UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen
- VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram
- UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.
- Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.
2. Monokromator penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang
berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Ada
dua macam monokromator:
a. Prisma: Dari seberkas cahaya polikromatik melalui sebuah prisma maka
terjadi penguraian atau dispersi cahaya
b. Grating: Terbuat dari suatu lempengan (biasanya Al) yang permukaan
berlekuk-lekuk se-perti gergaji, jumlah lekukan dapat mencapai 15.000-
30.000 garis per inci.
3. Wadah sampel (kuvet)
Ada dua jenis kuvet yaitu pastik untuk larutan non organik sedangkan glas
untuk larutan organik. Kuvet untuk analisis secara kolometri harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
- Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya
- Permukaan secara optis harus benar-benar sejajar
- Harus tidak bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
- Tidak mudah pecah/rapuh
- Bentuk yang sederhana
- Tebal kuvet 10 cm
- Bentuk kuvet silinder/kotak
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
- Kepekaan yang tinggi
- Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
- Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
- Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
- Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor :
- Detektor foto (Photo detector)
- Photocell, misalnya CdS.
- Phototube
- Hantaran foto
- Dioda foto
- Detektor panas
5. Pengganda: rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik itu memadai
untuk dibaca.
6. Penguat (Amplifier) Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh
detektor agar dapat dibaca oleh indikator.
7. Sistem baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Adsorbansi (A).
Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah:
- Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dam sel pertama
sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua.
- Pilih fotosel yang cocok 200 nm – 650 nm (650 nm – 1100 nm) agar daerah λ
yang diperlukan diliputi.
- Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan
tombol dark-current..
- Pilih h yang diinginkan.
- Buka fotosel
- Lewatkan berkas cahaya pada blangko
- Memutar tombol sensitivitas untuk mendapatkan nol galvanometer.
- Gunakan tombol transmitansi untuk mengatur besarnya pada 100%.
- Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalis. Skala
absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan
spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko,
yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat
pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,
namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan
konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan(melalui
pengenceran atau pemekatan).
Aplikasi spektrofotometri dalam berbagai bidang antara lain:
1. Air limbah
Untuk mengetahui konsentrasi air yang tercemar.
2. Kedokteran
Spektrofotometri umum dipakai dalam diagnostik, terutama dalam
pengukuran kadar oksigen darah, atau juga kadar gula darah. Teknik ini
dipakai juga dalam pengukuran dinamika perubahan senyawa tertentu dalam
suatu organ, misalnya perubahan kadar hemoglobin disuatu bagian otak akibat
aktivitas saraf tertentu.
3. Pengindraan Jauh
Pencitraan (imaging) yang diletakkan dalam pesawat terbang atau balon udara
atau satelit digunakan untuk menganalisis kandungan kimia tanah atau
hamparan vegetasi penutup permukaan tanah. Ini adalah aplikasi dibidang tata
ruang, kehutanan, dan geografi.
4. Ilmu Pangan dan Kimia Pertanian
Spektrofotometri digunakan untuk analisa kadar protein, glukosa, serta zat-zat
lain yang terkandung dalam makanan. Dalam bidang pertanian, analisa
kandungan limbah dalam tanah juga bisa menggunakan spektofotometri.
(Google, 11/04/2012)
III. Kesimpulan
- Prinsip dasar kolorimetri adalah larutannya harus berwarna.
- Berdasarkan instrumentasi kolorimetri dibagi menjadi dua jenis yaitu
konvensional (tabung nessler & bajerum comperator) dan modern
(spektrofotometer).
Daftar Pustaka
1. A.L Underwood & R.A. Day, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima, PT.
kalman Media Pustaka, Jakarta, 1986.
2. SM. Khopkor. Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta. 1990.
3. (____Google/11/04/2012)
KIMIA ANALIS
DISUSUN OLEH :
ANNYZAR MAULANA BACHTIAR NIM: (11.14.011)
KURNIA RAHMA FIDA NIM: (11.14.012)
INNEKE AMALYA NIM: (11.14.015)
MEI HERMANSYAH NIM: (11.14.024)
NORANDO JELFANO NIM: (11.14.025)
ABDUL BASIR NIM: (11.14.031)
IMANIAR SAFITRI NIM: (11.14.038)
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA 2011
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
11 APRIL 2012