an tropo metri
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMIKA
ANTROPOMETRI 1
KELOMPOK 3
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
DAFTAR ISI
Halaman depan i
Daftar tabel x
BAB I Pendahuluan 4
1.1 Lalala 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 8
Gambar 10.9 15
Dst
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analaysis... 5
Tabel 6.7 adfkj 9
dst
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang begitu pesat turut mendorong berkembangnya
berbagai alat bantu yang meringankan segala aktivitas dan kegiatan manusia.
Perkembanngan ini secara signifikan terjadi di berbagai bidang mulai dari hal-hal
yang sederhana menyangkut kehidupan sehari-hari hingga mekanisme alat bantu yang
lebih kompleks dalam proses-proses industri. Dewasa ini kita begitu tergantung
dengan keberadaan alat-alat bantu tersebut, kebutuhan akan kemudahan dan
kecepatan menjadi alasan utama untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus
menurunkan resources yang digunakan. Namun pada faktanya dengan penggunaan
alat bantu yang sama tingkat kenaikan produktivitas pada setiap daerah ternyata
menunjukan hasil yang berbeda.
Fakta diatas menunjukan bahwa desain suatu alat bantu yang umum digunakan
di dunia industri tidak dapat dipergunakan secara universal. Hal ini dikarenakan
ukuran tubuh manusia baik secara fisik ataupun kapasitas tenaga tidaklah seragam.
Setiap daerah, suku, ataupun etnis tertentu memiliki ciri dan karakteristik yang
berbeda satu sama lain. Pengunaan alat bantu yang tidak sesuai dengan dimensi fisik
dan kapasitas tenaga penggunanya justru dapat menurunkan tingkat produktivitas.
Selain keterkaitanya dengan alat bantu produksi, dimensi fisik dan kapasitas
tenaga juga berpengaruh dalam sukses atau tidaknya suatu produk di pasaran. Produk
yang sukses adalah produk yang memiliki desain yang memiliki kesesuaian dengan
konsumenya sehingga menghadirkan rasa nyaman ketika digunakan.
Untuk mendesain suatu alat bantu atau produk yang memiliki kesesuaian
dengan penggunanya maka diperlukan suatu data yang spesifik mengenai dimensi
tubuh dan kapasitas tenaga dari setiap penggunanya. Salah satu sumber acuan yang
umum digunakan adalah anthropometri. Anthropometri merupakan suatu cabang
studi dari ergonomi. Secara umum, anthropometri adalah pengetahuan mengenai
dimensi tubuh manusia serta aplikasi yang berkaitan dengan geometri fisik, massa,
dan kekuatan tubuh manusia.
1.2 Tujuan
a. Praktikan mampu melakukan pengukuran beberapa dimensi tubuh manusia
b. Praktikan mampu menggunakan alat pengukur dimensi manusia
c. Praktikan mampu mekalukan beberapa pengolahan terhadap data anthropometri
untuk dapat merancanng suatu sistem kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Antropometri
Antropometri berasal dari kata ‘anthro’ dan ‘metri’ yang berarti manusia dan
ukuran. Antropometri merupakan ilmu yang berkaitan langsung dengan pengukuran
bentuk, ukuran baik tinggi, berat, maupun lebar, dan lain-lain yang berbeda-beda.
Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan
serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri
dalam penggunaannya yang lebih luas sering dimanfaatkan sebagai pertimbangan
ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan
interaksi manusia seperti pada perancangan areal kerja (work station), perancangan
alat kerja seperti mesin (equipment), perkakas (tools), perancangan produk-produk
konsumtif , dan perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi
yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang
akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut (Nurmianto, 2003).
Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika didukung dengan
adanya nilai mean (rata-rata) dan standar deviasinya dari suatu distribusi normal. Kita
dapat memanfaatkan data antropometri dalam perencanaan produk-produk konsumtif
(seperti meja, kursi, pakaian dll), peralatan kerja (seperti perkakas, mesin), dan area
kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk
tersebut.
2.2 Persentil
Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari
sekelompok orang yang dimensinya sama atau lebih rendah dari nilai tersebut.
Misalnya 95% populasi adalah sama atau lebih rendah dari 95 persentil. 5% dari
populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.
Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota
tubuh manusia dalam persentil tertentu akan bermanfaat untuk merancang produk
maupun fasilitas kerja akan dibuat. Persentil digunakan untuk menentukan dimensi
dari suatu rancangan produk. Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu
rancangan pada umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti
persentil ke-90, persentil ke-95, atau persentil ke-99. Untuk dimensi maksimum yang
harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai persentil yang paling rendah (persentil ke-
1, persentil ke-5, persentil ke-10) dari distribusi data antropometri yang ada.
Secara umum, aplikasi data anthropometri untuk perancangan produk ataupun
fasilitas kerja akan menetapkan nilai persentil ke-5 untuk dimensi maksimum dan
persentil ke-95 untuk dimensi minimumnya.
Adapun untuk mencari persentil dari suatu data tunggal, data diurutkan terlebih
dahulu lalu mencari letak distribusi data pada persentil ke-i. Secara matematis
rumusnya adalah :
Pi =
Pi = Letak distribusi data pada persentil ke-i
n = Jumlah data
2.3 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk atau Fasilitas
Kerja
Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota
tubuh manusia dalam percentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu
rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk
nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya,
maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam aplikasi
data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan sebagai
berikut:
a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Di
sini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk, yaitu :
1. Bisa sesuai ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-
ratanya.
2. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada). Agar biasa memenuhi sasaran pokok
tersebut maka ukuran yang yang diaplikasikan ditetapkan dengan cara :
- untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk umumnya didasarkan pada nilai percentile terbesar seperti 90-th, 95-th
atau 99-th percentile.
- untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan
nilai percentile yang paling rendah (1-th, 5-th, 10-th percentile) dari distribusi
data anthropometri yang ada.
b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang
ukuran tertentu. Disini rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup
fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran
tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang
mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju atau mundur dan sudut sandarannya
bisa berubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk
mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini, maka dataanthropometri yang
umum diaplikasikan adalah dalam rentang 5-th sampai dengan 95-th percentile.
c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses
perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran atau
rekomendasi yang bias diberikan sesuai dengan langkah-langkah :
- Pertama kali menetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan
difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
- Menentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan
tersebut.
- Menentukan populasi terbesar yang harus diantipasi, diakomodasikan dan
menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
- Menetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti .
- Memilih prosentase populasi yang harus diikuti atau nilai percentile yang
lain yang dikehendaki.
- Untuk dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih atau
tetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.
2.4. Penyebab Variabilitas
Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan
oleh faktor-faktor sebagai berikut :
2.4.1 Jenis Kelamin
Secara penyebaran terdapat perbedaan yang mencolok antara tubuh laki-laki
dan perempuan . Dibandingkan perempuan, tubuh laki-laki akan jauh lebih besar
daripada perempuan . Oleh sebab itu maka atropometri keduanya selalu diberikan
data yang berbeda .
2.4.2 Suku Bangsa (Ethnic Variability)
Di setiap Ras atau Suku Bangsa, akan memiliki perbedaan fisik yang berbeda-
beda disetiap daerah, pengaruh dari makanan, lingkungan dan perilaku juga sangat
berpengaruh dalam perbedaan fisik yang timbul dalam suatu Suku di suatu negara.
Contohnya lihat saja fisik orang Amerika yang makan roti, daging, susu dan
lingkungan yang memiliki suhu berbeda dari Indonesia akan cenderung berbeda
dengan kita yang makan nasi dan sayur-sayuran .
2.4.3 Usia
Usia sangat berpengaruh dalam Antropometri karena dalam
perkembangannya, Antropometri manusia akan terus berubah seiring berjalannya
waktu, hingga batas usia manusia saat remaja, jika laki-laki batas maksimal
pertumbuhan antropometri sekitar umur 21 tahun, sedangkan perempuan diumur 17
tahun.
2.4.4 Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan sangat berpengaruh dalam menentukan persyaratan seleksi
penerimaan seleksi pekerja baru didalam sebuah perusahaan. Misalnya : Untuk
menerima karyawan di Cargo bandara, karena sangat dibutuhkan orang yang
mempunyai postur tubuh yang relative lebih besar dibandingkan dengan karyawan
perkantoran pada umumnya.
2.5 Dimensi Statis dan Dinamis
2.5.1 Pengukuran dimensi struktur tubuh atau dimensi statis
Static Anthropometry merupakan pengukuran tubuh dalam posisi standard dan
tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Pengukuran dimensi tubuh dalam static
anthropometry ini meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun
duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang
lengan, dan sebagainya.
2.5.2 Pengukuran dimensi fungsional tubuh atau dimensi dinamis
Pengukuran dimensi fungsional merupakan pengukuran yang dilakukan
terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang
berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Output yang diinginkan dalam
pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah ukuran tubuh yang nantinya akan
berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 September 2012, pukul
10.00 sampai dengan 12.30 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium
Ergonomika Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada oleh
kelompok 3 yang beranggotakan sebanyak 8 orang.
3.2 Alat dan Bahan
1) Kursi Antropometri
2) Timbangan badan
3) Alat pengukur tinggi tubuh
4) Pengaris, meteran, tabung ukur, dan jangka sorong
5) Hand and finger dynamometer
6) Back strength dynamometer
3.3 Prosedur Praktikum
1) Praktikan mengukur beberapa dibeberapa dimensi tubuh yang sudah di
tentukan dalam modul.
2) Tiap dimensi yang diukur dicatat di lembar yang telah disediakan.
3) Ukuran dimensi yang telah dicatat kemudian diinputkan pada modul
dan database komputer.
3.4 Metode yang Digunakan
1. Metode Pengambilan Data
Dengan mengukur dimensi tubuh seluruh anggota kelompok 3 yang tertera di
dalam modul.
2. Metode Penyajian Data
Menggunakan tabel dan rumus persentil.