bab iv
TRANSCRIPT
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 1/32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Trauma Centre
Puskesmas Plus Trauma Centre terletak di jalan Ciptomangun
Kusumo, Kelurahan Sengkotek Kecamatan Samarinda Seberang, Kota
Samarinda.
Luas wilayah kerja Puskesmas Trauma Center sekitar 419,02 km2
dengan jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Trauma Center 11.050
jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.807 kepala keluarga, yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 5.288 Jiwa dan perempuan sebanyak 5.762
Jiwa.
Wilayah kerja Puskesmas Trauma Centre terdiri dari 2 Kelurahan yaitu
Kelurahan Tania Aman dan Simpang Tiga. Adapun batas-batas wilayah yaitu
Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Mahakam, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Loa Janan Ulu (Kutai Kertanegara), Sebelah Timur
berbatasan dengan Kelurahan Sengkotek, dan Sebelah Barat berbatasan
dengan Kelurahan Tani Aman. Puskesmas Trauma Centre memiliki dua
Posyandu Lansia bernama Posyandu Lansia RT 17 dan Posyandu Lansia
Reformasi (Profil Puskesmas Trauma Center, 2010).
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 2/32
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah Kerja
Puskesmas Trauma Centre yaitu di posyandu RT 17 ( Posyandu Rajawali),
maka diperoleh hasil sebagai berikut :
2. Identitas Informan
Masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini berjumlah 24
orang, yaitu terdiri dari 17 orang lansia, 1 orang petugas kesehatan, 6 orang
keluarga lansia.
Identitas informan meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan
pekerjaan.
Tabel 01
Karakteristik Informan
di Wilayah Kerja Puskesmas Trauma Center Samarinda Tahun 2011
NO Karakteristik informan Jumlah
1 Usia Informan Utama
a. 51 - 60 tahun
b. 61 - 70 tahun
c. 71 - 80 tahun
Usia informan kunci
a. 31 - 40 tahun
Usia informan Pendukung
a. 21 – 30 tahun
b. 31 – 40 tahun
7
13
4
1
4
22 Jenis Kelamin
a. Laki – laki
b. Perempuan
7
24
3 Pendidikan terakhir informan utama
a. Tidak Sekolah
b. SD
7
12
49
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 3/32
c. SMP
d. SMA
Pendidikan terakhir informan kunci
a. Strata
Pendidikan terakhir informan pendukunga. SD
b. SMP
c. SMA
d. Diploma
3
2
1
1
3
1
1
4 Pekerjaan informan utama
a. Swasta
b. Wiraswasta
c. Tidak Bekerja
Pekerjaan informan kunci
a. PNS
Pekerjaan informan Pendukung
a. PNS
b. Swasta
c. Wiraswasta
d. Tidak Bekerja
3
4
17
1
1
2
2
1
3. Hasil Wawancara dengan Informan
.a Informan Utama
Penelitian ini mengenai perilaku lanjut usia terhadap pemanfaatan
posyandu lansia di Puskesmas Trauma Centre Kecamatan Samarinda
Seberang. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
wawancara mendalam (Indept Interview ).
Dari kegiatan tersebut maka diperoleh hasil penelitian dilapangan sebagai
berikut :
)1 Pengetahuan Lansia tentang Posyandu Lansia
50
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 4/32
Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi informan dalam bentuk
pengetahuan sehubungan dengan pemahaman Lansia tentang
pengertian, manfaat, kegiatan yang dilakukan.
a. Pengertian Posyandu Lansia
Menurut lansia pengertian posyandu lansia yaitu tempat orang tua
berobat. Hal ini bisa dilihat pada hasil wawancara berikut :
“Namanya aja posyandu lansia,, lansia kan orang tua kaya saya ini,,
jadi mungkin artinya tempat berobat lansia yah”
( MRM: April 2011 )
“Posyandu Lanjut Usia, yang pada tuha itunah yang berobat,,,”
( SDR: April 2011 )
“Ya… itu tempat orang tua berobat”
( RKY: April 2011 )
b. Kegiatan Posyandu Lansia
Pada umumnya Lansia mengetahui kegiatan yang dilakukan di
posyandu lansia seperti menimbang, periksa tekanan, periksa darah,
dikasikan obat dan di berikan penyuluhan. Hal ini bisa dilihat dari hasil
wawancara berikut :
” Kegiatannya itu setiap tanggal 17 kita di timbang,, di periksa
darahnya, di Tanya-tanya sama dikternya, terus dikasi kartu untuk
ambil obat, itu aja,,”
( MRM : April 2011 )
51
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 5/32
” Periksa darah, ditimbang dan dikasikan obat, pernah juga sekali di
kasi pengarahan,,, waktu musim gatal-gatal itu nah,,,,”
( STH : April 2011 )
“Kontrol tekanan supaya kita sehat,,terus diperiksa dokter, dikasi
penyuluhan masalah makan-makanan,,”
( AN : April 2011 )
c. Penyuluhan kesehatan yang diberikan
Pada umumnya Lansia tahu dan mengikuti kegiatan penyuluhan
kesehatan yang diberikan. Hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara
berikut :
” Ada, kalau tekanan darah tinggi kan enggak boleh makan daging,
kalau asam urat ndak boleh makan kacang-kacangan kalau gula
darah kan konsumsinya air putih,, ndak boleh minum es yang kayak
segar sari, pokoknya makanan yang manis-manis lah.”
( DHS : April 2011 )
” Ada juga,, Yang di kasitau sama dokternya itu kalau tidak boleh
makan sembarangan,”
( ZKR : April 2011 )
Ada pula informan yang menjawab tidak pernah mengikuti
penyuluhan, seperti hasil wawancara berikut ini :
” Ndak ada,, soalnya aku sehat-sehat aja,, tekananku bagus aja,,,.....”
( SST: April 2011 )
52
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 6/32
” Ndak tau,, mungkin waktu aku ndak turun,, ke sawah,,”
( SRY: April 2011 )
d. Manfaat dari pelayanan kesehatan
Pada umumnya Lansia menyebutkan manfaat dari pelayanan
kesehatan adalah supaya bisa sehat . Hal ini dapat dilihat dari hasil
wawancara berikut :
”saya bisa jaga kesehatan..”
( ZKR : April 2011 )
” Manfaatnya banyak,,, supa kita yang tua ini sehat semua”
( YNA: April 2011 )
” Banyak lah manfaatnya,,, kita bisa ngontrol diri,, tekanan, gula
darah,, supaya penyakitnya ndak tambah parah mmmm,,, supaya kita
sehat lah,,”
( MRM: April 2011 )
” Manfaatnya bisa jaga-jaga supaya penyakit kita ini tidak tambah
parah”
( RKY: April 2011 )
Ada pula informan yang menyebutkan manfaat dari pelayanan
kesehatan karena gak bayar seperti hasil wawancara Berikut ini :
” Mamfaatnya banyak,, bisa berobat gratis”
( SKR: April 2011 )
53
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 7/32
2. Sikap Lansia terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia
Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi informan dalam bentuk sikap
sehubungan dengan tanggapan atau pendapat informan mengenai
kegiatan-kegiatan yang didakan oleh posyandu lansia serta alasan Lansia
ikut serta dalam kegiatan posyandu.
a. Manfaat Posyandu Lansia bagi lansia
pada umumnya Lansia menyebutkan manfaat dari posyandu lansia
adalah untuk mengontrol kesehatannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil
wawancara berikut :
” Bisa tau makan ini nggak boleh soalnya aku kan tekanan”
( PNT: April 2011 )
“bagus, kalau ada posyandu kita kan bisa control kesehatan kita”
( STH: April 2011 )
” Kita bisa jaga kesehatan dengan berobat”
( SKR: April 2011 )
Adapula informan yang menyebutkan manfaat dari posyandu lansia
adalah supaya berobatnya tidak jauh seperti hasil wawancara berikut :
54
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 8/32
Membantu disekitar kita bisa sehat, supaya pergi periksa klo tanggal
17, kan puskesmas jauh tuh jadi kita yang sudah tua ini jarang yang
mau ke puskesmas. Kalau ada posyandu kan jadi deket berobatnya.
( DHS: April 2011 )
“supaya kita ndak jauh berobat,, itu manfaatnya”
( YNA: April 2011 )
Adapula informan yang menyebutkan manfaat dari posyandu lansia
adalah bertemu dengan teman-temannya seperti hasil wawancara
berikut :
” Selain bisa berobat bisa silaturahmi jua,, antara yang tua-tua,,”
( SST: April 2011 )
b. Mengikuti Posyandu Lansia atas dasar kemauan sendiri
Pada umumnya Lansia memiliki sikap yang positif terhadap
keikutsertaannya dalam kegiatan posyandu lansia, lansia
menyebutkan bahwa mereka seneng dan tidak dipaksa dalam
mengukuti posyandu lansia. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara
berikut :
“ Nggak di paksa,, kemauan sendiri”
( PNT: April 2011 )
“ Sendiri,, kalau orang-orang sudah ngumpul baru saya pergi..”
55
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 9/32
( RKY: April 2011 )
” Seneng,, enggak di paksa ko ikut posyandu,, inisiatif kita sendiri,,”
( SRY: April 2011 )
c. Mengikuti kegiatan Posyandu lansia menjadi lebih mandiri
Pada umumnya Lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia menjadi
lebih mandiri. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
” Iya mandiri karena tidak diantar lagi, kan deket aja tuh posyandunya”
( YNA: April 2011 )
” Mandiri lah,, masih kuat jalan”
( ZKR: April 2011 )
d. Apakah Lansia setuju ketika diadakan Posyandu Lansia
Pada umumnya Lansia setuju ketika di adakan posyandu lansia. Hal
ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
” setuju sekali itu..”
( ST: April 2011 )
”Setuju, supaya sehat orang tua-tua di kampong kami.”
( AN: April 2011 )
3) Tindakan Lansia terhadap Posyandu Lansia
56
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 10/32
Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi informan dalam bentuk
tindakan sehubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia.
a. Keikutsertaan Kegiatan Posyandu Lansia
Pada umumnya Lansia mendapatkan informasi dari teman-temannya.
Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
” Di kasi tau kalau ada posyandu di sana”
( SDR: April 2011 )
” Dari tetangga kalo kita berobat situ geratis .”
( DHS: April 2011 )
Ada juga informan yang mendapatkan informasi dari ketua RT, seperti
hasil wawancara berikut :
” Kadang-kadang kalau pak Rt lewat kita di kasi tau kalau besok ada
posyandu,,, pokonya dapat informasi dari teman-teman juga “
( DNA: April 2011 )
“Di kasi tau RT, jadi kami bareng-bareng ma teman-teman datang ke
posyandu situ”
( JKN: April 2011 )
Ada juga informan yang aktif menanyakan jadwal posyandu dan tau
jadwal posyandu seperti hasil wawancara berikut :
“Kalau sudah tanggal 17 pasti ada posyandu,,, tapi kada tahu pang
lagi klo tanggal 17nya pas kena tanggal merah,,,”
57
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 11/32
( SST: April 2011 )
“Kalau aku sih Tanya sama ibu rukiyahnya,,,kapan ada posyandu
lagi,,,”
( PNT: April 2011 )
b. Frekuensi Memeriksakan Kesehatan
Pada umumnya Lansia rutin memeriksakan kesehatannya jika ada
keluhan saja. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
” sering,, udah tuha gini kan banyak penyakitnya”
( SRY: April 2011 )
” kadang-kadang, kalau kalau sakit berobat”
( BRY: April 2011 )
” kalau sakit pinggang nih baru ke sana,, soalnya kadang-kadang
posyandunya pas kita pergi ke ladang
( SDR : April 2011 )
c. Selain kegiatan posyandu apakah ada pertemuan rutin diluar
posyandu misalnya arisan,pengajian rutin dan lainnya.
Pada umumnya Lansia memiliki kegiatan lain selain mengikuti
kegiatan posyandu Lansia seperti mengikuti kegiatan yasinan,
keladang. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
58
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 12/32
” Disini kan tiap malem selasa, kemis ada pengajian ma selawatan”
( RKY : April 2011 )
” selawatn,, kita di sini giliran selawatannya”
( SKR: April 2011 )
Ada juga informan yang memiliki kegiatan pergi ke kebun atau ke
ladang, Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut:
” Ke ladang aja,,, di rumah,, itu aja.”
( SDR: April 2011 )
” Ke ke kebun.”
( SRY: April 2011 )
ada juga informan yang menjawab tidak melakukan kegiatan lainnya
selain posyandu seperti dalam hasil wawancara berikut ini :
” kalau aku di rumah aja,,,”
( ZKN: April 2011 )
d. Pemeriksaan yang diberikan
Pada umumnya Lansia mendapat pemeriksaan rutin, laboratorium dan
penyuluhan. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
“ Timbang dulu, antri nanti di panggil sama dokternya, di periksa
daranya, di Tanya-tanyain juga sama dokternya baru di kasi obat,,,”
( RKY: April 2011 )
59
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 13/32
“Periksa tekanan, kadang-kadang periksa gula darah,,”
( AN: April 2011 )
“Periksa tekanan, gula dara ma di kasikan obat”
( DHS: April 2011 )
b. Informan Kunci
Penelitian ini mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan lanjut usia
terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Trauma Centre
Kecamatan Samarinda seberang. Pengumpulan data primer dalam penelitian
ini dilakukan dengan wawancara mendalam (Indept Interview). Dari kegiatan
tersebut maka diperoleh hasil penelitian dilapangan sebagai berikut :
1) Pengetahuan Informan tentang Posyandu Lansia
Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai perilaku
informan dalam bentuk pengetahuan sehubungan dengan pemahaman
informan tentang pengertian Posyandu Lansia.
a. Pengertian Posyandu Lansia
Pada umumnya Petugas Kesehatan memahami dan mengerti tentang
posyandu lansia. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
“Di posyandu lansia yang kita bina itu umur 55 tahun keatas sesuai
dengan juknis lansia,jadi posuandu lansia itu adalah yaitu mereka
60
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 14/32
yang berumur 55 tahun ke atas, dengan tujuannya untuk
memberdayakan lansia biar sehat jasmani dan rohani…”
( AMN: April 2011 )
b. Kegiatan Posyandu Lansia
Pada umumnya Petugas Kesehatan mengetahui kegiatan Posyandu
Lansia yaitu, : pemeriksaan kesehatan rutin, pemeriksaan laboratorium
dasar, penyuluhan kesehatan,
. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
“kegiatannya pertemuan rutin tiap tanggal 17, untuk Lansia,
pemeriksaan tiap bulan, pemeriksaan lab. Dasar gula darah, HB,
penyuluhan kesehatan dari Gizi dan kesling, sekarang yang baru di
usulkan lagi yaitu senam untuk lansia,, tetapi kendalanya masalah
tempat,,, tidak ada lapangan yang luas untuk tempat kegiatan
senam. ,”
( AMN: April 2011 )
c. Penyuluhan Kesehatan Yang diberikan
61
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 15/32
pada umumnya Petugas Kesehatan menyebutkan penyuluhan yang
diberikan berupa penyuluhan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
wawancara berikut :
“penyuluhan kesehatan yang di berikan yaitu masalah Gizi karna
kebanyakan mereka penyakit hipertensi dan kadang- kadang
kesehatan lingkungan, karena mayoritas warga di belakang rumahnya
itu kan sungai kecil biasanya mereka gunakan untuk MCK jadi
kebanyakan juga mereka terserang gatal-gatal dan mereka juga sering
pergi ke sawah.
( AMN: April 2011 )
d. Manfaat dari Pelayanan Kesehatan
Pada umumnya Petugas Kesehatan menyebutkan manfaat dari
pelayanan kesehatan baik untuk kesehatan jasmani dan rohani. Hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
“kegiatan yang udah dilaksanakan banyak manfaat fisik, emosi dan
mental…manfaat fisik yaitu bisa ngontrol kesehatannya,,,, , lansia jadi
tenang yang berpengaruh ke mental rata-rata yang berumur 60 tahun
keatas dengan kegiatan ini jadi agak terhibur, karena kalau sudah di
posyandu kan banyak temannya sesama orang tua jadi mereka bisa
berbagi cerita”
( AMN: April 2011 )
2) Sikap Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia
62
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 16/32
Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai perilaku informan
dalam bentuk sikap sehubungan dengan tanggapan atau pendapat informan
mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh lansia.
Pada umumnya Petugas kesehatan menyebutkan ada beberapa kendala
lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia dikarenakan faktor
kesehatan fisik lansia yang menurun dan faktor usia. Hal ini dapat dilihat dari
hasil waancara berikut :
“ada beberapa kendala yang menyebabkan lansia tidak mengikuti
kegiatan posyandu lansia yaitu karena kemandiriannya sudah
menurun dan tidak bisa jalan, karena umur 55 tahun ngak mau ikut
kegiatan posyandu karena terbentur dengan kegiatannya sendiri
seperti mereka masih ke kebun, kalau musim panen pasien di
posyandu tersebut sangat kurang,, jadi yang dibina 60 tahun keatas
karena udah ngak ada kegiatan lain lagi dan mengumpulkan lansia
mengalami kendala karena tempatnya yang kecil”
( AMN: April 2011 )
3) Tindakan Lansia Terhadap Posyandu Lansia
Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi informan dalam bentuk
tindakan sehubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia
Pada umumnya Petugas Kesehatan menyebutkan bahwa Lansia
memperoleh informasi dari sesama lansia dan dari petugas kesehatan serta
63
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 17/32
pemeriksaan yang diberikan ádalah pemeriksaan rutin dan pemeriksaan
laboratorium. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
“sebagian besar informasi dari sesama lansia,,, dan oleh kader,, biasanya
mereka menelpon sebagian tetangga agar di umumkan ke yang lain kalau
ada posyandu lansia,”.
Adapun beberapa hal pemeriksaan yang diberikan seperti dalam hasil
wawancara berikut ini :
“pemeriksaan yang diberikan kepada lansia ádalah pemeriksaan kesehatan
rutin seperti pengukuran tensi, pemeriksaan laboratorium yang meliputi
pemeriksaan gula darah, HB dan penyuluhan,.”
( AMN April 2011 )
c. Informan Pendukung
Penelitian ini mengenai perilaku lanjut usia terhadap pemanfaatan
posyandu lansia di puskesmas Trauma Center kecamatan samarinda
seberang. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
wawancara mendalam (Indept Interview). Dari kegiatan tersebut maka
diperoleh hasil penelitian dilapangan sebagai berikut :
1) Pengetahuan Informan tentang Posyandu Lansia
Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai perilaku
informan dalam bentuk pengetahuan sehubungan dengan pemahaman
informan tentang pengertian Posyandu Lansia.
64
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 18/32
a. Pengertian Posyandu Lansia
Pada umumnya Informan menyebutkan bahwa posyandu lansia
adalah tempaat orang tua yang memeriksakan kesehatannya. Hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
“Setau saya posyandu lansia itu tempat orang tua berobat,,
(ZN: April 2011)
“Tempat orang tua memeriksakan kesehatannya,,,, supaya mereka
tiap bulan bisa mengontrol kesehatannya,,,,,,”
(RY: April 2011)
Selain itu ada juga sebagian yang tidak tahu tentang Posyandu Lansia
seperti yang telah diungkapkan informan sebagai berikut :
“ posyandu lansia? Ndak tau tapi sering saya antar ibu saya berobat
situ”
(YD: April 2011)
2) Sikap lansia ketika mengikuti Posyandu Lansia
Pada umumnya informan memiliki sikap yang positif terhadap kegiatan
Posyandu Lansia. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
”mama saya seneng-seneng aja ikut posyandu,,, kalau sudah tua
bagusnya sering-sering memeriksakan kesehatannya,karena kalau
udah tua banyak dah penyakitnya,,,,kalau ke posyandu itu juga untuk
kepentingan mereka,,,,”
65
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 19/32
(EV: April 2011)
”saya liat seneng-seneng aja,,, ”
(RN: April 2011)
”seneng,,, rajin dia datang ke Posyandu”
(YD:April 2011)
3) Tindakan Informan dalam mendukung kegiatan lansia
dalam mengikuti Posyandu Lansia
Pada umumnya informan mendukung kegiatan yang di lakukan oleh
lansia. Adapun bentuk dukungannya seperti mengingatkan jadwal
posyandu dan mengantar lansia ke posyandu. Hal ini dapat dilihat dari
hasil wawancara berikut :
”saya sangat mendukung kegiatan itu,,, saya sellu ingatkan ibu saya
kalau sudah jadwal posyandu,,,,”
(JM: April 2011)
”dukung...ya kadang-kadang ibu lupa jadwalnya jadi di kasi tau”
(EV: April 2011)
”medukung lah... nenek kan udah ndak kuat jalan jadi saya anterin,,,”
(YD: April 2011)
B. Pembahasan
66
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 20/32
1. Pengetahuan lansia tentang pemanfaatan posyandu lansia
Posyandu Lansia adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan
pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
khususnya lanjut usia (Depkes, 2000 ).
Dari hasil wawancara mendalam terhadap informan utama dilihat dari
karakteristik umur informan yaitu berada pada usia dewasa penuh yakni
antara 25-60/65 tahun dan lanjut usia lebih dari 65 tahun. Sesuai dengan usia
informan utama maka usia 61-75 tahun yang akan mengalami kemunduran
fisiologis bagi lansia seperti penglihatan dan pendengaran berkurang, mudah
lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah dalam mengikuti kegiatan
posyandu lansia (Nugroho, 2000 ). Lansia juga mengalami gangguan
kesehatan lainnya seperti ginjal, hati, saluran cerna, jantung (Depkes,2005 ).
Untuk itu lansia perlu mendapat dukungan dari keluarga.
Dilihat dari karakteristik pekerjaan informan masih ada yang bekerja untuk
mencari nafkah dan hal ini tidak sesuai dengan UU No.4 tahun 1965 yang
menyebutkan bahwa lansia tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri untuk
keperluannya hidupnya sehari-hari.
Dalam hasil wawancara mendalam (indept iterview ) di Wilayah
Puskesmas Trauma Center mengenai pengertian posyandu lansia pada
umumnya informan belum memahami dan mengerti sepenuhnya tentang
posyandu lansia sehingga pernyataan yang diberikan belum sesuai dengan
konsep yang ada. Hal ini juga didukung oleh pernyataan informan pendukung
67
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 21/32
lansia yang belum memahami dan mengerti sepenuhnya tentang posyandu
lansia sehingga pernyataan yang diberikan belum sesuai dengan standar
teori yang ada.
Informan dalam memberikan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan
belum memahami dan mengerti sepenuhnya tentang posyandu lansia
sehingga terjadi perbedaan konsep tentang pengertian posyandu lansia, hal
ini dikarenakan mereka belum tahu tentang pengertian posyandu lansia yang
sesuai dengan ketetapan Depkes RI Tahun 2000. Pernyataan yang mereka
berikan kemungkinan berdasarkan pengalaman Informan saja sehingga
terjadi perbedaan konsep menurut Depkes dengan konsep yang diinginkan.
Sedangkan mengenai kegiatan posyandu lansia, menunjukkan bahwa
informan mengetahui kegiatan yang ada di posyandu lansia, sebagian besar
informan sudah menyebutkan kegiatan posyandu lansia tetapi ada juga yang
hanya menyebutkan sebagian kecil saja seperti tensi dan pemberian obat.
Sedangkan kegiatan lainnya seperti pemeriksaan kesehatan rutin seperti
menimbang, periksa tekanan, periksa darah, pengobatan dan di berikan
penyuluhan mereka anggap bukan sebagai kegiatan posyandu lansia.
Menurut informan kunci kegiatan posyandu lansia terdiri dari beberapa
macam antara lain pertemuan rutin tiap bulannya, pemeriksaan kesehatan
rutin, pemeriksaan laboratorium, penyuluhan kesehatan.
Sedangkan berdasarkan (Depkes RI 2000) Jenis pelayanan kesehatan
yang dapat diberikan kepada Lanjut Usia yaitu Pemeriksaan aktivitas
kegiatan sehari – hari, Pemeriksaan status mental , Pemeriksaan status gizi
68
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 22/32
melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat
pada grafik indeks massa tubuh (IMT), Pengukuran tekanan darah,
Pemeriksaan hemoglobin, Pemeriksaan adanya gula dalam air seni,
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni, Pelaksanaan
rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan atau ditemukan kelainan pada
pemeriksaan, Penyuluhan, Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas
bagi anggota kelompok usia lanjut yang tidak datang, Pemberian makanan
tambahan (PMT), kegiatan olah raga antara lain senam lansia, gerak jalan
santai, dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.
Hasil wawancara kepada informan mengenai penyuluhan kesehatan di
posyandu lansia. Sebagian besar informan tahu dan mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan yang diberikan. Hal ini juga dijelaskan oleh informan
kunci yang menyebutkan sering mengadakan penyuluhan kesehatan sebulan
sekali.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada
informan mengenai manfaat dari pelayanan kesehatan. Sebagian besar
informan menyebutkan bahwa manfaat dari pelayanan kesehatan adalah
sangat baik agar bisa sehat karena bisa mengontrol diri, tekanan, gula darah,
dan kesehatan lainnya. Informan kunci juga menjelaskan manfaat dari
pelayanan kesehatan baik untuk kesehatan jasmani dan rohani.
Perilaku lansia dipengaruhi oleh pengetahuan lansia mengenai posyandu
lansia. Secara umum informan mengetahui pengertian, manfaat dan kegiatan
69
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 23/32
dari posyandu lansia. Pengetahuan yang dimiliki oleh lansia akan dijadikan
sebagai landasan atau dasar dari tindakan yang akan dilakanakan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Sunawar tahun 2008 di Tenggarong
Sebrang Kabupaten Kutai Kartanegara yang menyebutkan bahwa ada
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasi Lansia
untuk kunjungan ke posyandu Lansia.
Pengetahuan lansia sebagai salah satu faktor yang mempermudah
( predisposing factor ) terhadap terjadinya perubahan perilaku khususnya
tentang pemanfaatan posyandu lansia. Hal ini sesuai dengan pendapat L.
Green dalam buku (Notoadmodjo, 2003) yang menyatakan bahwa salah satu
faktor penentu terjadinya perubahan perilaku adalah adanya faktor pemudah
( predisposing factor ) yang didalamnya termasuk pengetahuan lansia.
Hal ini sejalan dengan pendapat (Soekidjo Notoatmodjo,2003) dahwa
pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior ).
Menurut WHO (1998 ) dalam Notoadmodjo (2003) bahwa yang
menyebabkan sesorang itu berperilaku karena adanya empat alasan pokok
yaitu pemikiran dan perasaan penting sebagai referensi, sumber-sumber
daya dan kebudayaan. Bentuk dari pikiran dan perasaan adalah
pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai. Pengetahuan dapat diperoleh
dari pengaaman sendiri maupun orang lain.
70
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 24/32
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Notoatmodjo, 1997 ).
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka akan tidak berlangsung lama (Soekidjo
Notoadmodjo, 2003).
Dari teori-teori tersebut diatas dan dikaitkan dengan hasil penelitian
bahwa pengetahuan lansia tentang posyandu lansia berbeda dengan konsep
tentang pengertian posyandu lansia hal ini dikarenakan keterbatasan
penyampaian yang lengkap mengenai apa dan bagaimana posyandu itu.
Diharapkan pihak petugas kesehatan lebih meningkatkan promosi kesehatan
melalui penyuluhan kesehatan khususnya tentang posyandu lansia agar para
lansia lebih memahami tentang posyandu lansia serta kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam posyandu lansia.
2. Sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia
Sikap adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu,
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(setuju – tidak setuju, baik – tidak baik, dan sebagainya). Cambell (1950 )
dalam Notoatmodjo (2005 ) mendefinisikan bahwa sikap adalah kumpulan
71
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 25/32
gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan
pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.
Pertanyaan ini untuk memperoleh informasi mengenai sikap informan
terhadap pemanfaatan posyandu lansia yang meliputi sikap informan
terhadap manfaat posyandu lansia, alasan lansia mengikuti kegiatan
posyandu lansia dan sikap lansia ketika diadakan posyandu lansia.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam di wilayah puskesmas yang
dilakukan pada informan mengenai manfaat posyandu lansia, sebagian besar
informan berpendapat bahwa manfaat dari posyandu lansia adalah untuk
mengontrol kesehatannya menjadi lebih baik, berobat geratis, serta
silaturahmi dengan teman-teman sehingga ada kesatuan diantara lansia
serta mengikuti kegiatan yang diadakan oleh posyandu lansia seperti
rekreasi. Sedangkan menurut (Depkes RI 2000 ) tentang manfaat posyandu
lansia yaitu kesehatan fisik usia lanjut dapat dipertahankan tetap bugar,
kesehatan rekreasi tetap terpelihara serta dapat menyalurkan minat dan
bakat untuk mengisi waktu luang. Lansia tidak menganggap bahwa
penyaluran minat dan bakat merupakan salah satu manfaat dari posyandu
lansia. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang disampaikan oleh
petugas kesehatan tentang manfaat dari posyandu lansia itu sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan mengenai
kemauan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia, sebagian besar
informan memiliki sikap yang positif terhadap keikitsertaan dalam kegiatan
posyandu lansia, hal ini juga diungkapkan oleh keluarga informan yang
72
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 26/32
menyebutkab bahwa informan memiliki sikap yang positif terhadap kegiatan
posyandu lansia. Mereka melihat perubahan yang dialami oleh lansia setelah
mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Berdasarkan wawancara dengan informan kunci tentang sikap lansia
terhadap pemanfaatan posyandu lansia dijelaskan bahwa ada beberapa
kendala terhadap pemanfaatan posyandu lansia yaitu faktor kesehatan fisik
lansia yang menurun dan faktor usia. Kesehatan fisik lansia menurun
sehingga kemauan mereka untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia
menjadi berkurang dikarenakan kondisi fisiologis tersebut.
Menurut (Nugroho 2000 ) adapun perubahan fisiologis yang terjadi pada
lansia yaitu Penglihatan dan pendengaran berkurang, Mudah lelah, gerakan
menjadi lamban dan kurang lincah, Kerampingan tubuh menghilang.
Sedangkan dari segi usia banyak lansia yang mengikuti kegiatan posyandu
lansia setelah berumur 60 tahun keatas dikarenakan mereka yang dibawah
umur 60 tahun masih memiliki kegiatan lain sehingga tidak ada waktu untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia karena waktu pelaksanaan posyandu
bersamaan dengan kegiatan yang mereka lakukan, sedangkan menurut
(Depkes RI 1993) Sasaran penyelengaraan posyandu lansia adalah seluruh
penduduk yang berusia 55 tahun keatas.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan informan
mengenai sikap lansia ketika mengikuti kegiatan posyandu lansia, sebagian
besar informan berpendapat bahwa pada umumnya mengikuti kegiatan
posyandu lansia menjadi lebih mandiri karena dapat melakukan segala
73
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 27/32
sesuatunya sendiri tanpa bantuan orang lain dan merasa senang karena
mereka bisa berkumpul bersama dengan teman-temannya. kemandirian
Lanjut Usia dijelajahi dengan kemampuannya untuk melakukan aktivitas
normal sehari – hari. Apakah mereka dapat tanpa bantuan bangun, mandi,
ke WC, kerja ringan , olahraga, pergi kepasar, pakaian rapi, membersihkan
kamar, tempat tidur, lemari, mengunci pintu dan jendela dan lain-lain yang
normal dilakukan olehnya dalam masa muda, potensi seksual juga termasuk
didalamnya (Depkes RI 1993).
Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan mengenai sikap
lansia ketika diadakan posyandu lansia, sebagian besar informan
berpendapat bahwa pada umumnya setuju ketika diadakan posyandu lansia.
Perilaku lansia dipengaruhi oleh sikap lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu lansia. Sikap dapat terbentuk dari adanya interaksi yang dialami
individu. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah pengalaman
pribadi, kebudayaan, pendidikan dan lainnya. Pendidikan, pengalaman dana
pengetahuan yang baik akan berarti bagi tenaga kerja bila didukung dengan
sikap yang positif karena akan menghasilkan perilaku yang baik pula
(Notoadmodjo, 2003).
Dukungan sosial didefinisikan oleh Gottlieb (dalam Kuntjoro, 2002 )
sebagai informasi verbal atau nonverbal, bantuan yang nyata atau tingkah
laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku
74
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 28/32
penerimanya. Dukungan sosial dapat diperoleh dari pasangan hidup,orang
tua, saudara, tetangga dan termasuk teman sejawat ( prawitasari,1994)
Adapun bentuk dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada lansia
yaitu berupa dukungan seperti mengingatkan jadwal posyandu lansia,
mengantar lansia ke posyandu dan menyediakan perlengkapan lansia seperti
menyediakan baju senam dan sepatu.
Sikap seseorang lebih banyak diperoleh melalui proses belajar
dibandingkan dengan pembawaan atau hasil perkembangan dan
kematangan. Sikap dapat dipelihara atau ditumbuhkan dan dapat pula
dirangsang atau diperlemah. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu
menerima (receiving ), merespon (responding ), menghargai (valuing ), dan
bertanggung jawab (responsible) (Notoadmodjo, 2007 ).
Dari teori-teori tersebut diatas dan dikaitkan dengan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia
dapat mempengaruhi sikap yang positif bagi para lansia. Namun dalam
pemanfaatan posyandu lansia ada kendala yang menghambat lansia untuk
mengikuti posyandu lansia yaitu kondisi fisik lansia yang menurun dan faktor
usia. Sarannya diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih aktif dalam
mensosialisasikan tentang pemanfaatan posyandu lansia serta kepada
keluarga agar lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada
lansia agar lansia lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan posyandu
lansia.
3. Tindakan lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia
75
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 29/32
Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan (praktik), sebab untuk
terwujudnya tindakan perlu faktor lain yaitu antara lain adanya fasilitas atau
sarana dan prasarana (Notoadmojo,2005 ). Berdasarkan hasil wawancara
mendalam yang dilakukan mengenai keikutsertaan kegiatan posyandu lansia.
Sebagian besar lansia menjawab mengikuti kegiatan posyandu lansia
memperoleh informasi dari teman-temannya. Ada juga memperoleh informasi
dari petugas kesehatan dan memperoleh informasi dari RT setempat. Hal ini
juga dibenarkan oleh informan kunci bahwa pada awal berdirinya posyandu
lansia petugas kesehatan sendiri yang menyampaikan informasi tentang
posyandu lansia kepada masyarakat dan petugas kesehatan sendiri yang
datang kepada para lansia untuk mengajak mereka untuk ikut serta dalam
kegiatan posyandu lansia, namun pada akhirnya setelah jumlah lansia yang
mengikuti kegiatan posyandu lansia terus bertambah maka mereka sendiri
yang menyampaikan informasi tersebut kepada teman-temannya untuk ikut
serta dalam kegiatan tersebut sehingga jumlah anggota lansia bertambah.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan mengenai
tindakan lansia dalam hal frekuensi memeriksakan kesehatannya. Dari hasil
wawancara pada umumnya informan rutin memeriksakan kesehatannya jika
ada keluhan saja. Ada juga yang rutin memeriksakan kesehatannya sewaktu
mereka masih kuat berjalan namun sekarang sudah tidak kuat jalan lagi
sehingga untuk datang ke puskesmas jika ada yang mengantar saja.hal ini
disebabkan kondisi mereka yang semakin menurun sehingga mengkibatkan
76
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 30/32
adanya perubahan yang terjadi pada lansia seperti perubahan atau
kemunduran biologis (Nugroho, 2000 ).
Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan mengenai
kegiatan yang ada diposyandu lansia, selain mengikuti kegiatan posyandu
lansia. Sebagian besar informan menjawab mengikuti kegiatan lain selain
mengikuti kegiatan posyandu seperti mengikuti kegiatan PKK, arisan dan
senam. Ada juga informan yang tidak melakukan kegiatan lain diluar kegiatan
posyandu lansia.
Dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia ada lansia yang sudah tidak
mampu lagi mengikuti kegiatan posyandu lansia seperti mengikuti kegiatan
senam lansia. Hal ini disebabkan kondisi lansia yang sudah menurun karena
kemunduran biologis yang dialami oleh lansia seperti mudah lelah, gerakan
menjadi lamban dan kurang lincah (Nugroho 2000 ) sehingga tidak mampu
lagi mengikuti kegiatan tersebut.
Dukungan sosial didefinisikan oleh Gottlieb (dalam Kuntjoro, 2002 )
sebagai informasi verbal atau nonverbal, bantuan yang nyata atau tingkah
laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku
penerimanya. Dukungan sosial dapat diperoleh dari pasangan hidup,orang
tua, saudara, tetangga dan termasuk teman sejawat ( prawitasari,1994).
Adapun dukungan yang diberikan oleh keluarga lansia berupa material
seperti memberikan baju senam dan sepatu serta dukungan moril seperti
77
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 31/32
mengingatkan jadwal kegiatan posyandu lansia karena daya ingat lansia
tidak berfungsi degan baik sehingga mereka mudah lupa, menandai kalender
agar lansia tahu jadwal kegiatannya sehingga tidak mudah lupa, serta
mengantar lansia ketika mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan tentang
tindakan pemeriksaan yang diberikan, sebagian besar informan
mendapatkan pemeriksaan rutin dan laboratorium seperti periksa darah, air
kencing, tekanan darah. Sedangkan Informan kunci juga menjelaskan bahwa
pemeriksaan yang diberikan adalah pemeriksaan tekanan darah,
pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan gula darah, HB, asam
urat dan kolesterol. Sedangkan menurut (Depkes RI 2000) menyebutkan
bahwa pemerikaan yang diberikan berupa pemeriksaan aktivitas kegiatan
sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan Hemoglobin, pemeriksaan gula darah,
pemeriksaan air seni. Lansia hanya menyebutkan sebagian kecil saja
sehingga tidak sesuai dengan standar teori yang ada. Hal ini dikarenakan
kurangnya informasi yang diperoleh oleh lansia tentang pemeriksan yang
diberikan.
Dalam (Notoadmodjo,2007 ) tindakan memiliki tingkatan tingkatan.
Tingkatan-tngkatan tersebut adalah tindakan terpimpin (guided response),
tindakan mekanisme (mechanism), adopsi (adoption). Tindakan lansia
tersebut tercermin dalam tingkat pertama dan ke dua yaitu tindakan terpimpin
(guided response) seperti mengikuti kegiatan posyadu tetapi masih
78
5/10/2018 bab IV - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-559dff1e30e9f 32/32
menunggu ajakan dari petugas kesehatan atau teman - temannya, tindakan
mekanisme (mechanism) dimana dalam melakukan sesuatu respon telah
sesuai dengan urutan yang benar seperti kegiatan lansia dalam
memeriksakan kesehatannya, tanpa harus menunggu perintah dari kader
atau petugas kesehatan.
Dari teori-teori tersebut diatas dan dikaitkan dengan hasil penelitian
bahwa tindakan lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia dapat
disimpulkan ketika mengikuti posyandu lansia jadi lebih aktif dalam
melakukan kegiatan-kegiatan posyandu dan lainnya yang dilakukan diluar
kegiatan posyandu dan mereka juga mensosialisasikan kepada teman –
teman mereka yang lainnya agar turut serta dalam kegiatan posyandu.
Sarannya diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih aktif dalam
mensosialisasikan tentang kegiatan posyandu lansia dan diharapkan petugas
kesehatan membuat jadwal kegiatan posyandu menjadi lebih menarik,
sehingga lansia datang ke posyandu bukan hanya untuk memeriksakan
kesehatannya saja tetapi karena mereka senang dengan kegiatan – kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia tersebut.
79