bab i sampai iv

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal. Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke dan factor yang memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg. (Potter & Perry, 2005). Di Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1 milyar penduduk dunia menderita hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang tinggi untuk mendapatkan komplikasi kardiovaskuler. Data yang diperoleh dari Framingham Heart Study menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tetap akan meningkat meskipun sudah dilakukan deteksi dini dengan dilakukan pengukuran tekanan darah (TD) secara teratur.(Joint 1

Upload: tovikbae

Post on 09-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bab 1 -4

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I sampai IV

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LatarBelakang

Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di mana tekanan

darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal.

 Hipertensi adalah factor penyebab  utama kematian karena stroke dan factor yang

memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang

paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan  gangguan asimptomatik yang sering

terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang

dewasa  dibuat saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan

berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi  atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada

dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari

140mmHg. (Potter & Perry, 2005).

Di Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1 milyar penduduk dunia menderita

hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang tinggi untuk

mendapatkan komplikasi kardiovaskuler. Data yang diperoleh dari Framingham Heart Study

menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tetap akan meningkat meskipun sudah dilakukan

deteksi dini dengan dilakukan pengukuran tekanan darah (TD) secara teratur.(Joint National

Committee,JNC VII). Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta

orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang

dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga

mereka  cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak

mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.Saat ini penyakit

degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992

menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai

penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu.

Penyakit tersebut timbul karena berbagai factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi,

disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko

1

Page 2: BAB I sampai IV

diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, displidemia, dan

diabetes melitus(.Medical record rumahsakitislam samarinda,2011menggatakan Dewasa ini,

penyakit infeksi telah menggalami pergeseran oleh penyakit degenerative. Hal ini

memberikan perhatian kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan untuk meningkatkan

pengetahuan yang mendalaam terhadap penyakit degenerative, penyakit hipertensi

merupakan penyakit yang banyak di alami masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data  diruang perawatan penyakit dalam khususnya ruang jabal rahmah rumah

sakit islam samarinda selama enam bulan terakhir tahun 2011.  Hipertensi menempati urutan

pertama, yaitu 190 kasus,dengan jumlah pasien laki-laki 88 orang  dan perempuan 102 orang.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu

hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari

seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh disebabkan oleh hipertensi

sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat di ketahui penyebabnya dan

dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu

upaya penaggulanan hipertensi terhadap hipertensi primer baik menggenai pathogenesis

maupun tentang penggobatannya. Hipertensi tidak boleh di anggap penyakit yang ringan

karena jika  terlambat memberikan pertolongan penyakit ini akan merenggut nyawa

penderita. Saat ini banyak penderita hipertensi  yang tidak tahu/tidak mengerti penyakitnya

bahkan banyak yang tidak tahu resiko dari penderita hipertensi apabila tidak di atasi.

Beberapa komplikasi penyakit yang sering terjadi akibat penyakit hipertensi yang tidak cepat

di atasi adalah stroke, insomnia, fertigo.

Mengingat berbagai masalah yang bisa terjadi kepada penderita hipertensi, maka penulis

menggambarkan studi kasus pada penderita hipertensi melalui proses keperawatan. Sehingga

dapat membantu para pelaksana kesehatan dalam menangani kasus hipertensi yang di

harapkan nantinya dapat berguna bagi seluruh masyarakat maupun para penderita

hipertensi.    

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1  TujuanUmum

Dapat memberikan gambaran tentang hipertensi

2

Page 3: BAB I sampai IV

1.2.2 TujuanKhusus

Setelah menggambaran  Asuhan Keperawatan ,diharapkan akan dapat :

1.      Melakukan pengkajian pada klien dengan Hipertensi Melakukan pengkajian pada klien

dengan Hipertensi secara benar di secara benar

2.      Merumuskan masalah keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan Hipertensi.

3.      Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Hipertensi

4.      Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Hipertensi

5.      Membuat evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada klien dengan

Hipertensi

6.      Melakukan pendokumentasian secara baik dan benar sesuai dengan rencara tindakan

dan evaluasi.

1.3  ManfaatPenulisan

Adapun manfaat penulisan adalah sebagi berikut :

1.      Untuk meningkan kualitas dan taraf hidup yang sehat di lingkungan masyarakat

2.      Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan keperawatan

3.      Untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan

dan kondisi klien.

Sistematika penulisan

           Makalah ini terdiri dari tiga bab, yang secara sistematika di susun dengan urutan

sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahulaan yang terdiri dari latar belakang,tujuan umum dan khusus, manfaat

penulisan, , metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Tinjauan pustaka, menguraikan tentang konsep hipertensi dan konsep kprawatan

hiipertensi.

Bab 3 : tinjauan kasus , mengerukaikan tentang pembahasan pelaksanaan keperawatan pada

klien dengan hipertensi yang meliputi pembahasan pengkajian, diagnose keperawatan,

perencanaan ,pelaksanaaan, danevaluasi.

3

Page 4: BAB I sampai IV

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Pengertian hipertensi

Hipertensi adalah factor penyebab  utama kematian karena stroke dan factor yang

memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang

paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan  gangguan asimptomatik yang sering

terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang

dewasa  dibuat saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan

berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi  atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada

dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari

140mmHg (Potter & Perry, 2005).

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140mmHg

dan teknan diastolic di atas 90 mmHg (smelz&bare, 2002).

Pada manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan

darah distolik 90mmHg.(suddrath and brunner,2002).

         

4

Page 5: BAB I sampai IV

2.2 Klasifikasi hipertensi

Klasifikasi sesuai WHO

Klasifikasi pada klien dengan hipertensi berdasarkan standart WHO

Klasifikasi Sistolik Distolik

Normotonesi

Hipertensi ringan

Hipertensi perbatasan

Hipertensi sedang dan berat

Hipertensi sistolik terisolasi

Hipertensi sistolik

perbatasan

< 140 mmHg

140-180 mmHg

140-160 mmHg

>180 mmHg

>140 mmHg

140-160 mmHg

<90mmHg

90-105 mmHg

90-95 mmHg

>105 mmHg

<90 mmHg

<90 mmHg

Kategori                    Tekanan Darah Sistolik           Tekanan Darah Distolik

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII

2.3 Etiologi

5

Page 6: BAB I sampai IV

hipertensi  tidak dapat memiliki sebab yang di ketahui (essensial, idiopatik, atau primer) atau

berkaitan dengan penyakit lain(sekunder).(Dorlan,1998).

Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi dua golonagan yaitu :

1. Hipertensi essensial dan hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut

juga hipertensi idiopatik.terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang

mempengaruhi nya

2. seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis,system

reninangiotensin,efek dalam ekskersi Na, peningkatan Na dan Ca ekstrseluler dan

factor-faktor yang meningkatkan resiko eperti obesitas, alcohol, merokok serta

polisitemia.

2.   Hipertensi sekunder  atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab

spesifikny dikietahui seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal,

hiperaldosteronisme promer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarksasio aorta,

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan(mansjoer A dkk,2001).

2.4        Tanda dan gejala

a.       Tekanan darah meningkat,tachikardi

b.      Palpitasi, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala bagian suboccipital,mati

rasa(kelemahan salah satu anggota tubuh).

c.       Kecemasan,depresi, dan cepat marah.

d.      Diplodia(penglihatan ganda).

e.       Mual dan muntah

f.       Sesak nafas, tachipne.

2.1.5        Patofisologi

Hipertensi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan /atau

diastolic yang tidk normal.Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat dan

diterima berbeda sesuai usia dan jenis kelamin(sistolik 140-160mmHg ;diastolic 90-

95mmHg). Tekanan darah dipengengaruhi oleh curah jantung tekanan perifer dan tekanan

atrium kanan.

Didalam tubuh terdapat system yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara

akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan

6

Page 7: BAB I sampai IV

kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskuler melalui system saraf

termasuk system control yang beraksi segera.Kestabilan tekanan darah jangka panjang

dipertahankan oleh system yang menggatur jumlah cairan tubuh yang melibtkan berbagai

organ terutama ginjal.

        Berbagai factor seperti factor genetic yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan

membrane sel,aktivitas saraf simpatis dan system rennin-angiotensin yang mempenggaruhi

keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolism kalium dalam ginjal, serta obesitas

dan factor endotel mempunyai peran dalam peningkatan tekanan darah. Strees dengan

peninggian saraf simpatis menyebabkan kontruksi fungsional dan hipertensi structural.

                                                                        

2.6 Komplikasi

   Pada jadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah diastolic sama atau lebih besar

dari 130mmHg,atau kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak, alat-alat tubuh

yang sering terseang hipertensi antaraa lain:

1.      Mata  :berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.

2.      Ginjal : berupa gagal ginjal

3.      Jantung  : berupa payah jantung, jantung koroner.

4.      Otak   : berupa pendarahan akibat pecahnya mikro anerisma yang dapat

menggakibatkan kematian, iskemia dan proses emboli (mansjoer,dkk,2001).

2.7 Pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan laboratorium rutin ysng dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan untuk

menean pemeriksaan lain seperti ntukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau

mencari penyebab hipertensi. Biasannya di periksa, urinaria, darah ferifer lengkap, kimia

darah(kalum,natrium, kreatinin,gula darah puasa,kolestrol total, kolestrol HDL dan EKG.

   Sebagai tambahan dapat dilakukan pemriksaan lain seperti klirens kreatini,protein, urine 24

jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH dan echokardiografi (mansjoerr A,dkk,2001).

2.8 Penatalaksanan medis

   Tujuan dari pada penatalaksaan hipertensi adalah  menurunkan resiko penyakit

kardiovaskuler dan morbilitas yang berkaitan. Sedangkan tujuan terapi pada penderita

hpertensi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140mmHg dan

tekanan distolikdi bawah 90mmHg dan mengontrol adanya resiko. Hal ini dapat dicapai

melalui modifikasi gayaa hidup saja atau dengan obat antihipertensi (mansjoer A,dkk,2001).

7

Page 8: BAB I sampai IV

            Kelompok resiko di katagorikan menjadi :

1.   Pasien dengan tekanan darah perbatasan atau tingkat 1,2,3 tanpa sengaja penyakit

kardiovaskuler, kerusakan organ atau fakor resiko lainnya. Bila dengan modifikasi gaya

hidup tekanan darah belum dapat di turunkan maka harus di turunkan obat anti hipertensi.

2.   Pasien Tanya penyakit kardiovaskular atau kerusakn organ lainnya, tetapi memiliki satu

tau lebih factor resiko yang terera di atas, namun bukan diabetes mellitus. Jika terdapat

beberapa factor maka harus langsung  di berikan obat anti hipertensi.

3.   Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskular atau kerusakan organ yang jelas,

factor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, dislipedemia, diabetes mellitus, jenis

kelamin (pria dan wanita menopause), riwayat penyakit k kardiovaskular dalam keluarga.

Kerusakan organ : penyakit jantung ( hpertrofi ventrikel kiri, infark miokard, angina pectoris,

gagal jantung, riwayat  revaskularisai korener, stroke, transientischemic attack,

nefropati,penyakit arteri perifer dan retinopati) (mansjoer A, dkk,2001)

      Penatalaksanaan berdasarkan klisifikasi resiko klien dengan hipertensi

Tekanan darah Kelompok resiko

 A

Kelompok resiko

B

Kelompok resiko

C

130-139 / 85-

89

140-159 / 90-

99

>160 / > 100

Modifikasi gaya

hidup

Modifikasi gaya

hidup

Dengan obat

Modifikasi gaya

hidup

Modifikasi gaya

hidup

Dengan obat

Dengan obat

Dengan obat

Dengan obat

                                                                  Sumber : Mansjoer, dkk, 2001

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardio vaskuler dengan biaya

sedikit dan resiko minimal. Tatalaksanan ini tetap di anjurkan meski harus di sertai obat anti

hipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis, langkah-langkah yang dianjurkan :

A.    Menurunkan BB bila terdapat kelebihan (indek masa tubuh > 27)

8

Page 9: BAB I sampai IV

B.     Membatasi alcohol

C.     Meningkatkan aktifitas fisik aerobic, (30-45 menit per hari)

D.    Mengurangi asupan natrium ( 100 mmol Na/gram NaCl perhari )

E.     Mempertahankan asupan kalsium yang adekuat ( 90 mmol per hari)

F.      Mempertahankan asupan kalsium dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol

dalam makanan (Masjoer, dkk, 2001)

Jenis-jenis obatan hipertensi antara lain :

Diuretik        : HCT, Higroton, lasik

Betabloker    : Propanolol (inderal)

Alfabloker    : Phentolamin, prozazine (minipres)

Siphatolik     : Catapres, reseptin

Fasodilator   : hidralazine, dizoxide, nitruprusdide, catopril

Ca antagonis            : nefidipine (adalat)

2.9 Konsep Keperawatan Hipertensi

a. Pengkajian

           Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan

sesuai dengan kebutuhan individu sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik

keperawatan dari ANA (American Nursing Association). Tujuan pengkajian keperawatan

adalah mengumpulkan data, mengelompokan data, dan menganalisa data sehingga ditemukan

diagnose keperawatan. Pengkajian keperawatan terdiri dari 3 tahap yaitu pengumpulan data

atau pengorganisasian, menganalisa dan merumuskan diagnose keperawatan ( Gaffar, 1999)

1.   Pengumpulan data

Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :

a)      Observasi adalah cara pengumpulan data melalui hasil pengamatan ( melihat, meraba,

mendengarkan) tentang kondisi klien dalam kerangka Asuhan Keperawatan.

b)      Anamnase / wawancara adalah cara pengumpulan data melalui Tanya jawab kepada

klien atau keluarga klien.

9

Page 10: BAB I sampai IV

c)      Pemeriksaan fisik adalah cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, dan

auskultasi.

2.Pengelompokan Data

Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data yang terkumpul di

kelompokkan.

3.Analisa data dan perumusan diagnose keperawatan

Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisis data untuk menentukan diagnose

keperawatan.

      Karena keterbatasan literature, maka menyusun pengkajian keperawatab berdasarkan data

respon individu yang mungkin muncul terhadap perjalanan patofisiologi penyakit Hipertensi,

kemudian disesuaikan dengan diagnose menurut Marilyn E. Doenges, yaitu :

1.   Aktifitas / istirahat

a)      Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

b)      Tanda : frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung dan takipnea.

Adapun tingkat gradasi kekuatan otot ( Priharjo R., 1995)

Adalah sebagai berikut :

Skala 0 : paralisis total

Skala 1 : tidak ada gerakan, teraba / terlihat adanya kontraksi otot.

Skala 2 : gerakan otot penuh menentang gravitasi, dengan sokongan.

Skala 3 : gerakan normal menentang gravitasi.

Skala 4 : gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit  

Penahanan.

Skala 5 : gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan

Penahanan penuh.

2.Sirkulasi

a)   Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup dan penyakit

serebbrovaskuler, episode papitasi dan perspirasi.

b)   Tanda : kenaikan TD ( pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk

menegakkan diagnose ); Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis, dan radialis; ekstermitas

: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokontraksi perifer ) pengisian kapier mungkin

lambat / tertunda (vasokontraksi)

3.   Neurosensori

a)   Gejala : episode kebas dan / atau kelemahan pada satu sisi tubuh

b)   Tanda : penurunan kekuatan genggaman tangan dan / atau reflex tendon dalam

10

Page 11: BAB I sampai IV

4.   Nyeri / ketidaknyamanan

a)   Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai / klaudikasi ( indikasi arteriosklerosis pada

arteri ekstermitas bawah ).

5.   Pernapasan

a)   Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas / kerja, riwayat merokok

b)   Tanda : bunyi napas tambahan (krakles / mengi)

6.   Keamanan

a)   Gejala : gangguan koordinasi / cara berjalan

b)   Tanda : episode unilateral transien, hipotensi postural.

7.Pembelajaran / penyuluhan

a)   Gejala : factor-faktor risiko keluarga, penggunaan obat/ alcohol.

b. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia ( status

kesehatan atau risiko perubahan pola ) dari individu atau kelompok di mana perawat secara

akuntabilitas dapat mengidentifikasikan  dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga status kesehatan . (Carpenito, 2000 ) yang dikutip oleh Nursalam.

Diagnose keperawatan dengan penyakit hipertensi  menurut NIC-NOC 2012 :

1.      Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

iskemia miokard.

2.      Intoleran aktivitas berhubungan dengan  tirah baring dan imobilitas.

3.      Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekenan vaskuler serebral.

4.      Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan masukan

berlebihan.

5.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tetaparnya informasi.

c. Intervensi

Perencanaan yaitu tahapan dari proses keperawatan atau tahap penentuan apa yang akan di

lakukan untuk membantu klien. Pada tahapan ini mempunyai mempunyai 4 komponen yaitu

menetapkan prioritas, merumuskan tujuan, kriteria hasil, dan menentukan rencana tindakan

sehingga tujuan nyata mengetahui rencana tindakan apa yang akan di lakukan selanjutnya.

(Gaffar,L.O.J, 1999 ).

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk  perilaku spesifik yang di harapkan dari

pasien dan/ atau tindakan yang harus dilakukan perawat. (Marillyn, 2000).

11

Page 12: BAB I sampai IV

Intervensi keperawatan dengan penyakit hipertensi :

-          Pantau TD

-          Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral

-          Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas

-          Amati warna kulit, kelembaban,suhu, dan masa penggisian kapiler.

-          Catat odema tertentu.

-          Berikan lingkungan tenang dan nyaman

1.      Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

iskemia miokard

-          Anjurkan dan intruksikan  klien tentang  teknik penghematan energy   mis.

menggunakan kursi saat mandi

2.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fisik tidak bugar

-          kaji respon pasien terhadap  aktivitas

-          Anjurkan dan intruksikan  klien tentang  teknik penghematan energy   mis.

menggunakan kursi saat mandi

-          Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan  diri bertahap, jika dapat

toleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

-          Berikan latihan ROM aktif.

3.      Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.

-          Kaji kesiapan dari hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat

-          Tetapkan dan nyatakan batas TD  normal

-          Hindari menggurangi kata TD”normal” dan  gunakan istilah “terkontrol dengan baik”

saat menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan.

-          Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifiksi cara di mana perubahan

gayahidup yang tepat dapat di buat utuk menggurangi faktor-faktor di atas.

-          bahas pentingnya menghentikan merokok dan bantu pasien dalam membuat rencana

untuk berhenti merokok.

12

Page 13: BAB I sampai IV

(doenggos,edisi 3 hal 39,2005)

d. Implementasi

Implemantasi merupakan pelaksanaan perencanan keperawatan oleh perawat pada klien.

(Gaffar,L.O.J, 1999 )

     Menurut (Nursalam,2001), mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah inisiatif dari

rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan pelaksanaan adalah membantu

klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan

kesehatan,pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

e. Evaluasi

      fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang di

berikan.

Tahap akhir dari proses keperawatan adalah mengevaluasi respon klien terhadap perawatan

yang di berikan untuk memastikan bahwa hasil yang di harapkan telah di capai.( Doenges,

M.E, 1999 ).

           Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang

menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,rencana tindakan dan pelaksanaan sudah

berhasil dicapai melalui evaluasi

           

    

13

Page 14: BAB I sampai IV

  

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1  Tinjauan

1.Data demografi

a.       Biodata

Nama (inisial)                                : Tn.M

Usia                                               : 42 thn

Jenis kelamin                                 : laki-laki

Suku/bangsa                                  : bugis/indonesia

Status pernikahan                          : menikah

Agama/keyakinan                         :islam

Pekerjaan/sumber penghasilan      :  swasta

Diagnose medic                            :  hipertensi

No. Medikal record                       :  00.08.09

Tgl masuk                                      :  08 september 2012

Tgl pengkajian                               :  08 september 2012

b.      Penanggung jawab

Nama                                             :  Nn. N

Usia                                               :  37 Thn

Jenis kelamin                                 :  wanita

Pekerjaan                                       :  swasta

Hubungan dengan klien                :  istri

2.      Keluhan utama

“  Tangan dan kaki kiri saya terasa lemah jika di gerakkan”

3.      Riwayat kesehatan

a.       Riwayat kesehatan sekarang

14

Page 15: BAB I sampai IV

      Pada hari sabtu klien merasa keram pada tangan dan kaki sebelah kiri kemudian di

periksa tekanan darahnya.Hasilnya ternyata melebihi batas normal yaitu 220/110mmHg dan

oleh dokter klien di beri obat. Tetapi karena klie tidak tahan dengan keluhannya kaki dan

tangannya hamper tidak terasa maka keluarga klien membawa ke RSI Samarinda. Klien

masuk RSI Samarinda pada tanggal 08.september 2012 dan di rawat di ruang Jabal Rahma.

            Pada saat dikaji klien mnggatakan “  Tangan dan kaki kiri saya terasa lemah jika di

gerakkan”

b.      Riwayat kesehatan lalu

Klien sebelumnya pernah menggalami asam urat , hipertensi terjadi sejak 5 tahun yang lalu

dan semasa kecilnya klien pernah menggalami penyakit batuk, pilek, dan demam.

c.       Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga Tn.M tidak ada yang menggalami penyakit menular ataupun kronis.

4.      Riwayat psikososial

            Hubungan klien dengan keluarga terlihat baik.Klien tidak terlalu terbebani dengan

biaya RS.“ saya kurang tahu tentang penyakit saya”.

5.      Riwayat spiritual

            Klien dan keluarga selama di rumah melaksanakan ibadah bersama.Keluarga klien

selalu memberikan dukunagan dan do’a agar Tn.M cepat sembuh.Tetapi selama di rumah

sakit klien sakit hanya mampu berdo’a kepada Allah SWT.

6.      Pemeriksaan fisik

a.       Keadaan umum klien

      Klien tidak menunjukkan adanya tanda-tanda ddistress. Penampilan klien rapi sesuai

dengan usia. Klien berpakaian bersih inggi badan 163cm dan BB Kg. klien berjalan agak

berjalan secar hati-hati karena kaki kirinya terasa lemah.

b.      Tanda-tanda vital

Suhu 36,2 nadi 80x/menit, denyutan nadi teraba kuat dan ritmenya lambat tapi teratur,

pernapasan 20x/menit dan regular, tekanan darah : 160/100mmHg.

c.       System pernapasan

1.      Hidung : posisi septum nasal di tengah, bentuk simestris. Klien dapat menghemb

15

Page 16: BAB I sampai IV

uskan udara dari lubang hiduung dengan baik,lubang hidung degan  setnumbaik, lubang tidak

dapat massa/ benjolan dan tidak dapat secret.

2.      Leher : trakea lurus, tidak ada masalah kelenjar thyroid.

3.      Dada : bentuk dadanormoches, gerakan dada simetis kiri dan er kanannya, suara nafas

bronkhovesikuler terdengar jelas dan tidak ada suara napas tambahan. Clubbing finger: tidak

d.      Sistem kardiovaskuer

Konjungtiva tidak anemis, arteri karotis teraba kuat, ukuran jantung tidak di kaji, suara

jantung S1 : lup, S2 : dup dan capillary refilling time <3 detik.

e.       System pencernaan

Sklera tidak ikterus, bibir tidak pucat dan tidak terdapat stomatitiis, mulut bersih dan tidak

ada kesulitan menelan. Gaster tidak teraba adany benjolan / massa. Abdomen tidak

mengalami distensi, bentuk abdomen ronded dan tidak ada keluhan nyeri.

f.       System indra

1)      Mata

Kelopak mata tidak odema, virus 20/70 dan lapangan pandang meluas 1800

2)      Hidung

Penciuman klien idak baik dan dapat membedakan bau – bauan yang familiar, tidak terasa

nyeri, tidak pernah mengalami perdarahan di hidung.Pada lubang hidung tidak terlihat adanya

secret.

3)      Telinga

Keadaan daun telinga dan tidak pernah di operasi, lubang telinga tidak terlihat adanya massa /

benjolan , membrane timpani berwarna abu- abuan mutiara, fungsi pendengran klien masih

bagus dank lien mengtakan tidak menggunakan alat bantu oendengaran (ABP)

g.      System syaraf

1)      Funsi cerebral  : Masih dalam batas normal, nilai >20.

a)      Status mental : Klien tahu kalau sekarang ia berda di RSI Samarinda; Klien masih inat

penyakit yang pernah di deritanya sewaktu kecil dank lien dapat mengulangi nama benda

yang telah disebutkan seperti kertas, balpoin dan pensil; Klien mampu menghitung mundur

dari 25 – 3; klien mau mengikuti perintah perwat untuk menyuruh klien menutup mata.

b)      Kesadaran : kompos mentis dengan E4V5M6, GCS : 15

c)      Bicara : expresi : klien dapat berbicara dengan jelas, dan resetive : klien dapat menjawb

pertanyaan yang di berkan dengan baik.

2)      Test fungsi cranial nervus.

16

Page 17: BAB I sampai IV

a)      Nervus cranial 1 ( olvakturius ) : klien dapat menyebutkan bau- bauan yang familiar

seperti kopi, asam, balsam saat matanya di tutup.

b)      Nervus cranial 2 ( optikus ) : klien dapat membaca huruf / angka pada snilen chart pada

jarak ±35 cm dengan nilai 20 / 70 dan lapang pandang klien meluas 180º

c)      Nervus cranial III,  IV, VI ( okulomotorius, trokleus dan abdusen ) : pupil miosis

terhadap ransangan cahaya, gerakan mata sejajar mengikuti gerkan letek objek ± 60 cm

sejajar midline mata, klien dapat melihat kekiri dan kanan tnpa menoleh.

d)     Nervus cranial V ( trgeminus ) : klien dapat merasakan ransangan sesoris yang di

berikan seprti merabakan pilinan kapas pada kelopak mata.

e)      Nervus cranial VII ( acustikus ) : klien dapat mendengar bisikan dari jarak ±1 meter

baik dari bagian kiri ataupun kanan, klien bisa berjalan dengan seimbang tetapi agak hati-

hati.

f)       Nervus cranial IX ( glosofaringeus ) : klien dapat mengucapkan “Ah” dan terlihat uvula

klien tertarik ke atas.

g)      Nervus cranial X ( vagus ) : klien dapat berbicara dengan baik dan jelas, serta dapat

menelan buah- buahan dengan baik.

h)      Nervus cranial XI ( Accesorius ) : klien dapat mengangkat bahu saat di berikan tahanan.

i)        Nervus cranial XII ( Hypoglosus ) posisi klien normal dank lien dapat menggerkan

lidahnya kekiri , ke kanan , ke atas dan ke bawah.

3)      Fungsi motorik

Massa otot tidak mengalami atropi, kekuatan otot tidak penuh Dan untuk bergerak lebih

banyak klien mersa lemah pada ekstremitas kiri. Tonus otot normal ( tidak ada kekakuan )

4)      Fungsi sesorik

Klien dapat merasakan nyeri dan sentuhan kapas pada kulit.

5)      Fungsi cerebellum

Klien dapat berjalan dengan seimbang tetapa hati – hati.

6)      Reflek

Trisep (++), supinator (++), Ptella (++), reflek superficial (++).

17

Page 18: BAB I sampai IV

7)      Iritasi meningean

Tidak ada kaku kuduk, tanda – tanda kernig sign tidak ada.

8)      System muskolosletal

            Bentuk kepala normochepal, pada persendian, lutut kaki dan tagan tidak menggalami

kekauan saat bergerak, hanya saja terjadi kelemahan pada tangan dan kaki kiri klien, dan

bahu juga tidak menggalami kekauan saat bergerak.

9)      System integumen

            Rambut  warna sao matang, suhu tubuh dalaam batas normal yaitu 36,2ºC, kulit teraba

lembab, kuku berwarna merah muda dan bersih.

10)   System endokrin

Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid, pertumbuhan sesuai dengan usia, eksresi urine

tidak berlebih, suhu tubuh 36,2º. Riwayat kencing manis tidak ada.

11)  System perkemihan

Palpebra tidak menggalami odema, tidak terjadi  moonface, keadaan kandung kemih tidak

penuhh, tidak menggalami nyeri saat BAB dan tidak memiliki penyakit hubungan sexual.

12)  System reproduksi

Laki laki: pertumbuhan rambut ada seperti kumis, ketiak.

13)  System immune

Klien tidak pernah menggalami elergi tarhadap makanan, debu, bulu binatang dan lain-lain.

7.            Aktivitas sehari-hari

a.       Nutrisi

1)      Sebelum di RS : klien makan 3x sehari mengkonsumsi sayuran yang rendah garam dan

ikan kering tetapi tidak banyak, pantangan dalam makanan ada berupa asin-asinan,daging,

makanaan yang berlemak.

18

Page 19: BAB I sampai IV

2)      Selama di RS : klien makan 3x sehari menu nasi rendah garam, sayuran dan lauk pauk

sesuai diet.

b.      Cairan

1)      Sebelum di RS : klien minum 7-8 gelas sehari / ±1500cc sehari dengan jenis cairan :air

putih, teh.

2)      Selama di RS :  klien minum 6-8 gelas sehari / ±1000cc sehari dengan jenis cairan: air

putih,teh dan cairan infuse RL 500cc.

c.       Eliminasi

1)      Sebelum di RS : klien BAK ±3-4 seehari dan BAB 1x sehari dengan konsitensi sedang

dan tempat pembuangan di WC.

2)      Selama di RS : klien BAK ±3-5 seehari dan BAB 1x sehari dengan konsitensi sedang

dan tempat pembuangan di WC.

d.      Istirahat/tidur

1)      Sebelum di RS : klien tidur jam 23.00 Wita – 06.00 Wita, hanya saja klien tidak bisa

tidur jika tidak menggunakan kipas aangin.

2)      Selama di RS : klien tidur jam 22.00 Wita – 06.00 Wita, terkadang klien terbangun

karena lingkungan yang panas.

e.       Olahraga

1)      Sebelum di RS : klien berolahraga seperti jalan santai setiap pagi.

2)      Selama di RS : klien tidak menggikuti  olahraga / melakukan olahraga.

f.       Rokok / alcohol dan obat-obatan

         Klien jarang merokok dan tidak pernah minum minuman yang  menggandung alcohol

ataupun obat-obatan.

g.      Personal hygiene

1)      Sebelum di RS : klien mandi 3x sehari, cuci rambut 2 hari sekali

2)      Selama di RS : klien mandi 2x sehari dan cuci rambut  baru sekali

h.      Aktivitas / mobilitas fisik.

1)      Sebelum di RS : klien bekerja di bengkel dan berkumpul degan keluarga  jika libur.

2)      Selama di RS : klien tidak dapat melakukan aktivitas yang berat.

i.        Rekreasi

         Klien merasa senang dengan pekerjaanya.Selama liburan klien bersama keluarga.

8.            Terapi saat ini

19

Page 20: BAB I sampai IV

         IVFD RL 20 tetes/menit

         Neurotam Inf / hr

Neurobion 1 am.hr/drip melauli IV

Catopril 25 mg3x1 (oral)

Rantin tab 2x1(oral).

Klasifikasi data

Klisifikasi data pada Tn.M dengan hipertensi di ruang jabal rahma rumah sakit islam

samarinda 2012

Data subjektif Data  objektif

1.      “ tangan dan kaki saya terasa lemah

2.      Kepala saya pusing dan berat.

3.      “ saya kurang mengetahui tentang

penyakit saya”

1.       Klien agak berhati-hati sat berjalan

2.      TD: 160/100mmHg, arteri karotis

teraba kuat.

3.      Klien tidak dapat menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan

penyakitya.

20

Page 21: BAB I sampai IV

Analisa data

         Analisa data pada Tn.M dengan hipertensi di ruang jabal rahmah rumah sakit islam

Samarinda 2012

Data Etiologi Masalah

DS : “Tangan dan kaki kiri

saya  terasa lemah”

DO : -klien terlihat berhati-

hati saat berjalan

-TD : 160/100 mmHg

-Arteri karotis teraba kuat

Peningkatan natrium dalam

darah

O2 yang diikat oleh Hb

kurang

Suplai O2 ke jaringan

mmenurun

Metabolism sel ke jaringan

kurang

ATP menurun

Kelemahan otot

Hambatan mobilitas fisik

Hambatan mobilitas

fisik

21

Page 22: BAB I sampai IV

DS : -  Kepala saya pusing dan

berat.

DO : - TD: 160/100mmHg, arteri

karotis teraba kuat.

DS : “saya tidak tahu

tepntang penyakit saya”

DO :-klien tidak dapat menjawab

pertanyaanyang berkaitan

dengan penyakitnya.

Peningkat natrium dalam

darah

O2 yang diikat oleh Hb

Kurang

O2 ke otot jantung kurang

Penurunan curah jantung

Kurang tepaparnya informasi

tentang penyakit

Salah persepsi

Kesiapan meningkatkan

pengetahuan

Penurunan curah

jantung

Kesiapan

meningkatkan

pengetahuan

22

Page 23: BAB I sampai IV

BAB IVPENUTUP

23

Page 24: BAB I sampai IV

4.1 Kesimpulan            Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Faktor genetik, Usia, keadaan emosi seseorang, konsumsi Na terlalu tinggi, Obat, Hormonal, Neurologik ,dll.            Orang yang sugah terkena hipertensi dapat juga mengalami banyak komplikasi yang diderita, diantaranya Stroke, kebutaan, angina pectoris, CHF, gagal ginjal, infark miokard, dll.

4.2 Saran            Untuk menghindari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita selaku petugas medis sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan juga tidak mengkonsumsi makanan sembarangan yang belum teruji kesehatannya.

24