bab i lapsus
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Sepsis pada bayi baru lahir (BBL) atau yang biasa disebut sepsis neonatal merupakan
masalah yang belum dapat terpecahkan. Hampir sebagian BBL yang dirawat di negara
berkembang memiliki keterkaitan dengan sepsis. Angka mortalitas BBL yang cukup tinggi, yaitu
42%, dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, tetanus neonatorum, sepsis, dan infeksi
gastrointestinal. Sepsis neonatal memiliki case fatality rate yang cukup tinggi terkait faktor
risiko infeksi pada masa perinatal yang belum dapat dicegah secara optimal.1
Angka kejadian sepsis neonatal di negara berkembang mencapai 1,8-18/1000 kelahiran.2
Bayi laki-laki lebih berisiko mengalami sepsis dibandingkan bayi perempuan, insidensinya pun
meningkat pada bayi kurang bulan (BKB) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).3 Belum ada
data mengenai insidensi sepsis neonatal di Indonesia. Laporan angka kejadian di rumah sakit
menunjukkan angka yang lebih tinggi pada rumah sakit rujukan. Data di RSCM menyatakan
bahwa angka kejadian sepsis neonatal mencapai 13,7% dengan angka kematian 14%.4
Salah satu indikator penting adanya stres dan penyakit pada bayi adalah hipoglikemia.
Hipoglikemia pada neonatus biasanya didefinisikan sebagai nilai glukosa serum <45 mg/dl.
Hipoglikemia yang tidak dapat ditangani dengan tepat akan menyebabkan kerusakan syaraf
permanen bahkan kematian.5 Hipoglikemia dapat menjadi penyebab dasar pada kejang neonatus
dan gejala neurologis lainnya seperti apneu, letargi, dan jitteriness.6