analisa pemanis buatan
DESCRIPTION
sakarin dan siklamatTRANSCRIPT
*KELOMPOK 4
FIFID AFIF SETIAWAN
LILIS MUFARIKAH
NUR SYAFAATUR .R
RINI AGUSTINA
*PEMANIS BUATAN
*Pengertian ..Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering
ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan.
Pemanis berfungsi untuk:
meningkatkan cita rasa dan aroma,
memperbaiki sifat-sifat fisik,
sebagai pengawet,
memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh
mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol
Faktor-faktor yang perlu diperha-tikan untuk mengetahui hubungan struktur kimia bahan pemanis dengan rasa manis antara lain:
Mutu rasa manis Intensitas rasa manis Kenikmatan rasa manis
* Jenis jenis pemanis1. Pemanis Alami berasal dari tanaman (alam).
contoh : - tebu (Saccharum officanarum L)
- bit (Beta vulgaris L).
- laktosa,
- maltosa, dll.
2. Pemanis Buatan bahan tambahan yang dapat memberikan rasa manis dalam makanan, tetapi tidak memiliki nilai gizi.
contoh :
- sakarin, - siklamat, - aspartam,
- dulsin, - sorbitol sintetis, - nitro-propoksi-anilin.
Gula dari Kedua jenis ini disebut Gula
alam/ Sukrosa
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 208/Menkes/Per/IV/1985 diantara berbagai jenis pemanis buatan atau sintetis, hanya beberapa saja yang diizinkan penggunaannya dalam makanan, diantaranya sakarin, siklamat, dan aspartam dalam jumlah yang dibatasi atau dengan dosis tertentu.
Kenapa pemanis buatan penggunaannya harus dibatasi ?? Karena meskipun pemanis buatan tersebut aman dikonsumsi dalam kadar kecil, tetap saja dalam batas-batas tertentu akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Pembatasan tersebut kita kenal dengan ADI (Acceptable Daily Intake), atau asupan harian yang dapat diterima.
ADI merupakan jumlah maksimal pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi tiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek yang merugikan kesehatan.
* Daftar pemanis sintesis yang diizinkan di Indonesia
NamaPemanisSintesis
ADI Jenis Bahan Makanan Batas Maksimal Penggunaan
1. Sakarin
(Garam
Natrium)
0-2,5
mg
Makanan berkalori
rendah
a. Permen karet
b. Permen
c. Saus
d. Es krim dan
sejenisnya
e. Es lilin
f. Jam dan jeli
g. Minuman ringan
h. Minuman yoghurt
i. Minuman ringan
fermentasi
a. 50mg/kg (sakarin)
b. 100mg/kg (Na-
sakarin)
c. 300 mg/kg (Na-
sakarin)
d. 200 mg/kg (Na-
sakarin)
e. 300 mg/kg (Na-
sakarin)
f. 200 mg/kg (Na-
sakarin)
g. 300 mg/kg (Na-
sakarin)
h. 300 mg/kg (Na-
sakarin)
i. 50 mg/kg (Na-
sakarin)
NamaPemanisSintesis
ADI Jenis Bahan Makanan Batas Maksimal Penggunaan
2. Siklamat
(garam
natrium
dan garam
kalsium)
- Makanan berkalori
rendah
a. Permen karet
b. Permen
c. Saus
d. Es lilin
e. Minuman yoghurt
f. Minuman ringan
fermentasi
a. 500mg/kg dihitung
seba-gai asam
siklamat
b. 1g/kg dihitung
sebagai asam
siklamat
c. 3 g/kg dihitung
sebagai asam
siklamat
d. 3 g/kg dihitung
sebagai asam
siklamat
e. 3 g/kg dihitung
sebagai asam
siklamat
f. 500mg/kg dihitung
sebagai asam
siklamat
*Sumber: PerMenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999
NamaPemanisSintesis
ADI Jenis Bahan Makanan
Batas Maksimal Penggunaan
3. Sorbitol Kismis
Jam dan jeli, roti
Makanan lain
5g/kg
300 g/kg
120 g/kg
* Pemanis Buatan yang Direkomendasikan Departemen Kesehatan RI
No
.
Nama Batas Maksimum Penggunaan
1. Sakarin
(300-700 x manis
gula)
100 mg/kg (permen),
200 mg/kg (es krim, jam, jeli),
300 mg/kg (saus, es lilin, minuman
ringan, yoghurt)
2. Siklamat
(30-80 x manis
gula)
1 g/kg (permen),
2 g/kg (es krim, jam, jeli),
3 mg/kg (saus, es lilin, minuman
ringan,
yoghurt)
* Beberapa Jenis Pemanis Buatan Pengganti Sukrosa yang Diijinkan Penggunaannya di
Indonesia:Jenis
BahanPemanis
Jumlah
Kalori(kKal/
g)
Tingkat
Kemanisan
*
ADI(mg/kg
beratbadan
)
Sifat
Alitam 1.4 2000 0.34 Penggunaannya bersama pe-
manis lain bersifat sinergis.
Dapat dicerna oleh enzim
pencernaan dan diserap oleh
usus.
Acesulfam
e-K
0 200 15 Relatif lebih stabil diban-dingkan
jenis pemanis lain-nya,
Tidak dapat dicerna, bersifat non
glikemik dan non kari-ogenik.
JenisBahanPemani
s
JumlahKalori(kKal/
g)
Tingkat
Kemanisan*
ADI(mg/kgberat
badan)
Sifat
Asparta
m
0.4 180 50 Stabil pada kondisi kering,
namun tidak tahan panas
Berbahaya bagi penderita
fenilketonuria karena dapat
menyebabkan resiko penu-
runan fungsi otak.
Dapat menimbulkan gangguan
tidur dan migrain bagi yang
sensitif.
Neotam 0 7000 0-2 Terurai secara cepat dan
dibuang sempurna tanpa
akumulasi oleh tubuh melalui
metabolism normal.
* dibandingkan dengan sukrosa
Sumber: SNI 01-6993-2004 BPOM (2004).
JenisBahanPemani
s
Jumlah
Kalori(kKal/
g)
Tingkat
Kemanisan*
ADI(mg/kgberat
badan)
Sifat
Sakarin
0 300 5 Timbul reaksi dermatologis bagi
anak- anak yang alergi terhadap
sulfa.
Berpotensi memacu partum-
buhan tumor dan bersifat
karsinogenik.
Siklama
t
0 300 0-11 Dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan tumor kandung
kemih, paru, hati dan limpa.
Sukralos
a
0 300 0-15 Stabil pada kondisi panas
Tidak dapat dicerna dan
langsung dike-luarkan oleh
tubuh tanpa perubahan.
* Tujuan Penggunaan Pemanis Buatan
Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah.
Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan.
Sebagai penyalut obat.Menghindari kerusakan gigi. Pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok,
pemanis sintetis dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi,
*Dampak Pemanis Buatan Terhadap Kesehatan
Pemanis buatan diperoleh secara sintetis melalui reaksi-reaksi kimia di laboratorium maupun skala industri.
Karena diperoleh melalui proses sintetis dapat dipastikan bahan tersebut mengandung senyawa-senyawa sintetis.
Penggunaan pemanis buatan perlu diwaspadai karena dalam takaran yang berlebih dapat menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan manusia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis pemanis buatan berpotensi menyebabkan tumor dan bersifat
karsinogenik.
ANALISA PEMANIS BUATAN
Analisa “SAKARIN”
Uji RESOLSINO
L
Uji Kromatogr
afi
UJI RESOLSINOL• Prinsip
Sakarin akan memberikan warna hijau fluoresens jika direaksikan dengan resolsinol dan NaOH berlebihan.
• Pereaksi1. Eter p.a.
2. Larutan amonia, NH4OH 5 %
3. Larutan asam klorida, HCI p.a.
4. Larutan asam sulfat, H2SO4 p.a.
5. Resolsinol
6. Natrium hidroksida, NaOH 10 %
7. Larutan asam klorida, HCI 10%
Asamkan contoh dengan HCl,lalu ekstrak dengan 25 ml eter.
Cuci campuran eter tersebut 2 kali dengan 10,m1 NH4OH 5%, pisahkan dan campurkan NH4OH dengan 10 ml HCI 25 % lalu ekstrak 3 kali dengan 25 ml eter.
Cuci campuran ekstrak eter dengan air sampai netral dan uapkan di udara terbuka.
Tambahkan 10 tetes H2SO4 p.a. Masukkan campuran H2SO4 dan sisa penguapan ke
dalam tabung reaksi, tambahkan 40 mg resolsinol dan panaskan perlahanlahan de ngan api kecil sampai berubah menjadi warna hijau kotor.
Dinginkan, dan tambahkan 10ml air suling serta larutan NaOH 10% berlebihan. Bila terbentuk warna hijau fluorensens menunjukkan sakarin positif
Cara kerjaUntuk contoh yang
berlemak
Cara kerjaUntuk contoh yang tidak
berlemak Asamkan contoh dengan HCl,laju ekstraks 1 kali
dengan 25 ml eter. Setelah larutan terpisah, uapkan eter dalam
tabung reaksi di udara terbuka. Tambahkan 10 tetes H2SO4 dan 40 mg resolsinol. Panaskan perlahan-lahan dengan api kecil sampai
berubah menjadiwarna hijau kotor. Dinginkan, tambahkan 10 ml air suling dan
larutan NaOH 10 % berlebihan. Bila terbentuk warria hijau fluoresens berarti sakarin positif.
Uji KROMATOGRAFI Prinsip
Sakarin akan memberikan warna jingga muda dengan alfa-naftilamin di bawah sinar ultra violet.
Pereaksi Fase gerak :
90 ml aseton + 10 ml amonia (BJ 0,88)
90 ml etanol + 10 ml amonia (BJ 0,88). Larutan Alfa-naftilamin 0,1 %
Tambahkan 5 tetes larutan tembaga asetat jenuh dan 3 tetes asam asetat glasial pada larutan alfa-naftilamin 0,1% dalam etanol.
Larutan standar
Larutkan 1 g natrium sakarin dalam etanol 50 %, encerkan hingga 100 ml (1 µl = 10 µg sakarin)
Cara kerja Asamkan kurang lebih 100 ml contoh (bila berupa
cairan) dengan 10 ml H2SO4 10%. Ekstrak dengan 50 ml etil asetat dalam corong pemisah.
Saring etil asetat dengan lapisan Na2SO4 anhidrat untuk menghilangkan air.
Uapkan etil asetat hingga mencapai 2 ml. Totolkan lebih kurang 5µl contoh dan standar pada
lapisan lipis Kieselgel G pada lernpeng dengan jarak 1 - 1,5 cm dari tepi lempeng.
Rendam lempeng dalam suatu bejana yang jenuh dengan uap fase gerak hingga mencapai jarak 15 cm dari tepi lempeng. Bila contoh mengandung asam benzoat, panaskan lempeng pada 130oC selama 30 menit sebelum disemprot dengan Iaru tan Alfa-naftilamin.
Semprot dengan larutan Alfa-naftilamin 0,1 %. Keringkan dan biarkan di bawah sinar uv selama 1
menit. Warna total ungu muda menunjukkan adanya sakarin.
Analisa “SIKLAMA
T”
Uji Pengendap
an
Uji Kromatogr
afi
Uji Pengendapan
PrinsipTerbentuknya endapan putih dari reaksi antara
BaCl2 dengan Na2SO4 (berasal dari reaksi antara siklamat dengan NaNO2 dalam suasana asam kuat) menunjukkan adanya siklamat
Pereaksi• Larutan asam klorida,HCl 10%• Larutan Barium klorida, BaCI2 10%"• Larutan Nitrit, NaNO2 10 %.
CARA KERJA• Tambahkan 10 ml larutan HCI 10 % ke dalam
hasil saringan contoh, dan tambahkan pula 10 ml larutan BaCl2 10 %.
• Biarkan 30 menit saring dengan kertas saring whatman 42, Ialu tambahkan 10 ml NaNO2 10%, kemudian panaskan di atas pcnangas air.
• Bila timbul endapan putih dari BaSO4 berarti contoh mengandung siklamat.
Catatan : Bila contoh berwarna, tambahkan arang aktif untuk menghi-langkan warna tersebut, baru kemudian saring
Uji Kromatografi Lapis Tipis
• Prinsip Siklamat akan memberikan wama putih
dengan perak nitrat di bawah sinar ultra violet• Pereaksi Fase gerak :
90 ml aseton + 10 ml amonia (BJ 0,88)90 ml etanol + 10 ml amonia (BJ 0,88).
Bahan penyemprotLarutan perak nitrat, AgNO3 0,005M.Larutkan 170 mg AgNO3 dalam l liter air,
tambahkan 5 ml ammonia (bj 0,88) dan buat volume menjadi 200 ml dengan etanol.
Larutan standarLarutkan 1 g kalsium siklamat dalam etanol 50%
dan encerkan hingga 100 ml (1 µl = 10 µg siklamat).
Cara kerja uji klt• Asamkan kurang lebih 100 ml contoh (bila berupa cairan)
dengan 10 ml H2SO4 10%. Ekstrak dengan 50 ml etil asetat dalam corong pemisah.
• Saring etil asetat dengan lapisan Na2SO4 anhidrat untuk menghilangkan air.
• Uapkan etil asetat hingga mencapai 2 ml.• Totolkan lebih kurang 5 µl contoh dan standar pada
lapisan tipis Kieselgel G pada lempeng, dengan jarak 1 - 1,5 cm dari tepi lempeng.
• Rendam lempeng dalam bejana yang jenuh dengan uap fase gerak hingga mencapai jarak 15 cm dari tepi lempeng. Bila contoh mengandung asam benzoat, panaskan lempeng pada 130oC selama 30 menit sebelum disemprot dengan larutan AgNO3 0,005 M.
• Semprot dengan larutan AgNO3 0,005 M.• Keringkan dan biarkan di bawah sinar uv selama 1 menit.
Warna total putih menunjukkan adanya siklamat 0,005 M.
*TERIMA
KASIH