3-4. alkena (cnh2n), alkuna (cnh2n-2), stereokimia (kimor i_hadi)

Upload: miftahurrachmah

Post on 04-Mar-2016

148 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

  • ALKENA (CnH2n) ,

    ALKUNA (CnH2n-2)

    & STEREOKIMIA

    Semester GasalProgram Studi FarmasiFakultas KedokteranUniversitas Tanjungpura

    2015/2016

    Kimia Organik I

    Oleh :

    Hadi Kurniawan, S.Farm., M.Sc., Apt.

  • TATANAMA

    (NOMENKLATUR)

    URUTAN TATANAMA

    1. NOMOR substituen (CABANG)

    2. NAMA substituen (CABANG)

    3. Nama RANTAI INDUK

  • TATANAMA (NOMENKLATUR)

    1. RANTAI INDUK ALKENA adalah RANTAI TERPANJANG yang mengandung IKATAN GANDA DUA.

    2. RANTAI INDUK ALKUNA adalah RANTAI TERPANJANG yang mengandung IKATAN GANDA TIGA.

    3. NOMOR dimulai dari salah satu UJUNG RANTAI INDUK YANG PALING DEKAT DENGAN IKATAN GANDA / RANGKAP. (KalauAlkana, paling dekat dengan cabang)

    4. Alkana, Alkena, Alkuna jika banyak CABANG maka sesuaiABJAD/ALFABETIS.

    5. Penamaan yang lainnya sama dengan ALKANA.

    6. NAMA RANTAI INDUK diberi akhiran ENA (alkena) dan UNA (alkuna)

  • KLASIFIKASI ALKENA YANG MEMPUNYAI

    IKATAN GANDA LEBIH DARI SATU

    1.ALKENA TERISOLASI : diantara rangkap dua terdapat ikatan

    tunggal lebih dari satu (diisolasi oleh atom C sp3)

    2.ALKENA TERAKUMULASI : rangkap dua bertumpuk bersebelahan

    3.ALKENA TERKONJUGASI : rangkap duanya selang seling dengan

    ikatan tunggal

    CH3 CH CH CH2 CH CH CH3

    CH3 CH C CH CH3

    CH2 CH CH CH CH CH2

  • TIPE REAKSI SECARA UMUM

    Reaksi ADISI (Penambahan)

    Reaksi ELIMINASI (Pengurangan)

    Reaksi SUBSTITUSI (Penggantian)

    Reaksi PENATAAN ULANG (Rearrangement)

  • Reaksi ADISI (Penambahan)

    Terjadi ketika dua reaktan beradisi bersama membentuk satu

    produk baru tanpa suatu hasil samping.

    Contoh:

    Reaksi antara etilena (etena) dengan HBr menghasilkan Bromoetana

    Hukum Adisi MARKOVNIKOV:

    Apabila alkena tidak simetri dihidrohalogenasi maka atom hidrogen asamHalogenida akan menempel pada atom karbon ENA yang LEBIH BANYAK

    MENGIKAT atom HIDROGEN

  • Contoh lain reaksi adisi:

    Titik utama reaktivitas seperti pada ALKENA, ALDEHID & KETON adalah

    ikatan (phi) pada gugus karbonil (C-O), sehingga alkena, aldehid dan keton Mengalami reaksi adisi pada ikatan (phi).

  • Reaksi ELIMINASI (Pengurangan)

    Merupakan reaksi kebalikan dari reaski adisi dan terjadi bila suatu

    reaktan tunggal tersplit ke dalam dua produk. Reaksi eliminasi

    dapat terjadi dalam suasana asam atau basa.

    Contoh:

    Reaksi alkil halida dengan suatu basa menghasilkan asam dan alkena.

    Misal Basa OH-, mengambil proton menjadi H2O selanjutnya electron ikatanYang tertinggal melakukan hiperkonjugasi berbarengan dengan lepasnya gugus

    Pergi Br-, yang akhirnya menjadi HBr oleh adanya H2O.

    Abstraksi proton oleh basa, hiperkonjugasi, dan pelepasan gugus pergui terjadi

    Secara serempak (concerted).

  • Contoh lain reaksi eliminasi:

    Gugus OH alcohol terprotonasi oleh proton asam sulfat, elektronegativitasoksigen naik, sehingga tandensi menarik electron ikatan (electron yang berada di antara atom C dan O) meningkat, H2O akan lepas sebagai

    gugus pergi yang baik. Karbonium yang terjadi akan dinetralisir oleh salahsatu pasangan electron ikatan C-H dari gugus metil, peristiwa

    hiperkonjugasi terjadi, sehingga terjadi ikatan pi di antara atom karbon.

  • Reaksi SUBSTITUSI (Penggantian)

    Terjadi ketika dua reaktan bertukar bagian dan menghasilkan dua

    produk baru.

    Ada dua macam rekasi Substitusi:

    A. Substitusi Nukleofilik (SN), terjadi pada

    1. Senyawa Alifatik Jenuh

    2. Senyawa Aromatic

    B. Substitusi Elektrofilik (SE), umumnya terjadi pada senyawa

    aromatic

  • A. Reksi Substitusi Nukleofilik (SN)

    Melibatkan Nukleofil (Nu:), menyangkut karbon sp3

    Ada 2 macam reaksi Substitusi Nukleofilik (SN):

    1. Reaksi SN-1

    2. Reaksi SN-2

    1. Proses reaksi SN-1

    2. Proses reaksi SN-2

    SN-2 X- baru lepas, ketika Y- masuk (proses satu langkah/satu tahap/langsung bersamaan / concerted)

  • 1. Proses reaksi SN-1

    2. Proses reaksi SN-2

  • Reaksi PENATAAN ULANG (Rearrangement)

    Terjadi ketika reagen tunggal mengalami reorganisasi ikatan-ikatan

    dan atom-atom menghasilkan produk isomer.

    Penataan ulang terjadi untuk memperoleh KARBONIUM yang stabil.

    Misal:

    1-butena berubah ke isomer konstitusi 2-butena dengan perlakuan

    katalis asam (asam klorida).

    CH3-CH3CH=CH2 CH3-CH=CH-CH3

  • Contoh lain:

  • RESONANSI

    Resonansi = pergeseran electron (muatan)

  • REAKSI REAKSI ALKENA

    REAKSI ADISI

    MELIPUTI:

    1. ALKENA SIMETRIS

    2. ALKENA TAK SIMETRIS

    TERDIRI DARI:

    1. ADISI HALOGEN (Cl2,Br2, I2 ) / Halogenasi

    2. ADISI HIDROGEN (H2) / Hidrogenasi

    3. ADISI AIR (H2O)

    4. ADISI ASAM (HA atau HNu)

  • REAKSI ALKENA SIMETRISUMUM

    Adisi Halogen

    Adisi Hidrogen

    Adisi Air

    C C + X2/CCl4 C

    X

    C

    X

    Contoh:

    CH3CH CH CH3 + Cl2CH3CH CHCH3

    Cl Cl

    + H2CH3CH CHCH3

    H H

    + H2O CH3CH CHCH3

    H OH

    CH3 CH CH CH3

    CH3 CH CH CH3

  • ADISI ALKENA TAK SIMETRIS

    C C

    R H+

    C C

    R

    Y X

    H

    C C

    R

    X

    H

    Y

    XY

    I

    II

    Struktur I dan II disebut REGIOISOMER

    Ada dua kemungkinan pada hasil reaksi

    1. Struktur I dan II dihasilkan tetapi salah satu diantaranya lebih banyak ,

    maka hal ini disebut REGIOSELEKTIF

    2. Bila salah satu hasil yang terjadi mungkin I atau II,

    maka hal ini disebut REGIOSPESIFIK

  • REAKSI ADISI ELEKTROFILIK PADA ALKENA

    Reaksi dengan pereaksi ASAM (HA) atau (HNu)

    Reaksi ini mengikuti aturan Markovnikov yaitu

    Atom H akan terikat pada atom karbon yang

    terlibat ganda dua yang mengikat H lebih banyak

    (kaya hidrogen).

    Untuk menjelaskan aturan Markovnikov, atau

    mekanisme Reaksi Adisi Elektrofilik, maka

    terlebih dahulu harus difahami teori Karbokation

    (ion karbon positif) dan Karbanion (ion karbon negatif)

  • STABILITAS KARBOKATION

    Benzil > allil > tersier > sekunder > primer > metil

    CH

    Benzil

    CH CH CH2

    Allil

    ++ +

    +

    C+

    Tersier

    CH+ CH2

    +

    +

    Sekunder

    Primer CH3+

    Metil

  • REAKSI ADISI ALKENA TAK SIMETRIS

  • ADISI HALOGEN TERHADAP ALKENA

  • Alkenes: Addition & Oxidation Reactions

    Forward: General Mechanistic Traits of Alkene Addition Reactions

  • Alkenes: Addition & Oxidation Reactions

    Forward: General Mechanistic Traits of Alkene Addition Reactions

  • MEKANISME UMUM REAKSI ADISI ALKENA

    Sebagian besar terdiri dari tiga katagori dasar.

    1.Adisi ionik, diawali oleh agen elektrofilik berinteraksi dengan p-

    cloud alkena, mengaktifkan karbon alkana membentuk karbokation

    sehingga terjadi adisi nukleofilik. (mematuhi aturan Markovnikov :)

    2.Terjadi reaksi adisi syn pada salah satu sisi p-cloud alkena baik

    melalui mekanisme reaksi radikal (hasil pemutusan homolitik)

    maupun ionic (hasil pemutusan heterolitik).

    3.Reaksi pemutusan oksidasi (oxidative cleavage reactions)

    dimana ikatan ganda dua karbon-karbon putus membentuk

    turunan senyawa karbonil.

    ...in the addition of HX to an alkene, the proton will

    attach to the center having the greatest number of

    hydrogens...

  • Mekanisme reaksi alkena dengan merkuri asetat

  • Reaksi dimulai dengan pembentukan kompleks dengan asam Lewis pada

    sistem-p oleh biron. Kemudian terjadi penataan ulang menghasilkan alkil

    borana. Sistem di atas kelihatan sangat sterik, sehingga boron terikat pada

    karbon yang kurang sterik. Ketiga boron hidrida adalah ekuevalen sehingga dapat

    terjadi reaksi terpisah menghasilkan trialkil boran

    REAKSI ALKENA DENGAN BH3 ( HIDROBORASI ALKENA)

  • Hidrogenasi katalitik alkena terjadi adisi hidrogen

    dengan sistem syn (cis) . Reaksi memerlukan katalis

    logam (Pt, Pd atau Ni ) dan reaksi terjadi pada

    permukaan logam, dimana pertama hidrogen diadsorbsi

    oleh logam , kemudian diikuti oleh adsorbsi oleh alkena,

    melalui bentuk khelat dari sistem-p. Detil mekanisme

    reaksi adalah seperti di bawah ini.

    REAKSI HIDROGENASI KATALITIK DARI ALKENA

  • Reaksi oksidasi alkena dengan Osmium tetroxide

    menghasilkan cis diol (turunan glikol )

    Reaksi oksidasi alkena oleh Kalium Permanganat

    mengasilkan Cis diol (turunan glikol)

  • Larutan kloroform dalam alkali akan menghasilkan elektrofilik

    diklorokarbena. Dan dapat cepat bereaksi dengan alkena

    menghasilkan turunan 1,1 diklorosiklopropana.

  • OZONOLISIS (REAKSI OKSIDASI ALKENA DENGAN OZON)

    Menghasilkan turunan senyawa karbonil

    aldehid atau keton

  • Rearangement Reaction

    (reaksi penataan ulang ) Karbokation

    Stabilitas Karbokation berturut-turut

    Benzil > allil > Tersier > Sekunder > primer > metil

    Karbokation dapat melakukan penataan ulang spontan menuju ke

    karbokation yang lebih stabil .

  • REAKSI ADISI 1,4 PADA DIENA TERKONYUGASI

    CH2 CH CH CH2HBr

    80%

    20%

    CH2

    H

    CH

    Br

    CH CH2

    CH2

    H

    C CH CH2

    Br

    3-bromo 1 butena

    1 bromo 2 butena

    Pada sistem ini terjadi Elektron Delokal yang diakibatkan

    terjadi orbital delokal yaitu orbital ikatan yang dapat

    meliputi lebih dari dua atom. Orbital delokal dapat terjadi

    apabila ada deretan atom yang terletak pada satu bidang

    dan mempunyai orbital atom P yang tegak lurus pada bidang

    tersebut dari masing atom yang berdekatan.

  • ALKUNABEBERAPA KENYATAAN TENTANG IKATAN

    GANDA TIGA

    1. ORBITAL SP dengan sudut ikatan

    180 (linear)

    2. Panjang ikatan LEBIH PENDEK

    daripada ikatan ganda dua

    3. TIDAK mempunyai isomer cis atau

    trans

    4. Bersifat LEBIH ASAM daripada

    alkena atau alkana

  • REAKSI-REAKSI PADA

    ALKUNA Sebagian besar reaksi alkena berlaku untuk alkuna.

    Juga berlaku hukum Markovnikov

    Katalis Pd untuk pengendali monoadisi hidrogen

    Adisi air tidak menggunakan asam tetapi ion raksa

    H C C H

    Br2H

    C

    Br

    C

    Br

    H

    H C C H

    Br

    Br

    Br

    Br

    Br2

    CH3C C CH3

    H H

    2 butuna

    t.d 27

    CH3C

    Br

    CH2

    2 bromopropena

    HBrC CH3H3C

    Br

    Br

    2,2 dibromopropana

    CH3C C CH3

    H H

    2 butuna

    t.d 27

    CH3C

    Br

    CH2

    2 bromopropena

    HBrC CH3H3C

    Br

    Br

    2,2 dibromopropana

  • Keasaman Alkuna

    Elektronegatifitas sp > sp2 > sp3

    Kekuatan asam alkuna > alkena > alkana

    Dapat terjadi reaksi penggaraman

    CH3 CH2 C CH + NaNH2

    NH3 cair

    CH3 CH2 C C:-_N a

    + + NH3

  • Contoh :

  • JAWABAN

    CH3

    Cl

    Cl

    CH3

    Cl

    Cl

    CH2CH

    CHCH3

    CH3Br

    H

    CH2CH

    CH3

    CH3

    H Br

    H

    C

    H3C

    CH2Br

    H

    CH2

    CH

    CH3

    CH3

    Br

    Br

    H

    CH3

    Br

    Pada kasus ini tolak

    menolak Cl besar,

    sehingga dilakukan

    penataan ulang untuk

    mencari daerah yang

    stabil dengan tolakan

    minimum.

  • JAWABAN

    H3C Cl

    H

    CH

    Br

    CH3

    CH2

    H3C CH

    C CH3

    CH3Cl

    H

    CH2CH3

    Br

    Br

    Cl

    H

  • ISOMER adalah dua atom atau lebihSENYAWA BERBEDA yang mempunyai RUMUS

    MOLEKUL SAMA. Jenis-jenis isomer :

    1. Isomer Struktur

    = isomer dimana atom-atomnya terikat pada

    urutan yang berbeda.

    Contoh:

    dimetil eter (CH3-o-CH3) dengan etanol (C2H5-OH);

    n-butane (CH3CH2CH2CH3) dengan 2-metil propane (CH3-CH(CH3)-CH3;

    1-propanol (CH3-CH2-CH2-OH) dengan 2-propanol (CH3-CH(OH)-CH3);

    1-butena (CH3-CH2-CH=CH2) dengan 2-butena (CH3-CH=CH-CH3).

  • 2. Isomer Geometri

    = suatu tipe isomer yang dihasilkan karena

    KEKAKUAN dalam molekul. Terjadi hanya

    dalam dua kelas yaitu: a. alkena dan b.

    senyawa siklis.

    Molekul itu tidak tinggal diam, partikel-partikelnyaTIDAK STATIS. Mereka itu bergerak, berotasi, berpusing.

    Atom-atom dan gugus-gugus yang terikat hanya olehIKATAN SIGMA dapat berotasi sehingga bentuk dalamruang secara keseluruhan berada dalam keadaan berubahsecara kontinu.

    Akan tetapi gugus-gugus yang terikat oleh IKATAN RANGKAP DUA tidak dapat berotasi mengitari ikatanrangkap tersebut tersebut tanpa IKATAN pi tersebutputus terlebih dahulu.

    Stereoisomer Geometri/Konformasi

    cis dan trans atau Z dan E

  • Sistem cis-trans

    Isomer cis-trans terbentuk bila dua atom clor

    (1 atom clor pada masing-masing karbon sp2)

    terikat pada satu sisi yang SAMA atau pada

    sisi yang TIDAK SAMA dari suatu ikatan

    rangkap dua dan dua atom H pada sisi yang

    lainnya.

    Karena ikatan rangkap dua tersebut kaku, maka

    molekul tidak mudah berotasi melalui ikatan

    tunggal. Dan bila berotasi, bidang datarnya pun

    akan akan ikut berputar. Perubahan bentuk cis

    menjadi trans harus memutus ikatan phi dahulu.

    Isomer isomer pada ALKENA

    Senyawa cis- dan trans-1,2-dikloroetana

    mempunyai sifat fisika yang berbeda (missal

    titik didih); dan mereka merupakan senyawa-

    senyawa yang berbeda.

    Kedua senyawa tersebut bukan ISOMER

    STRUKTUR, karena urutan pengikatan atom-

    atom dan lokasi ikatan rangkap tersebut

    SAMA. Jika isomer struktur atom-atom terikat

    pada urutan yang berbeda.

    Bila ada 3 atau 4 gugus yang berbeda terikat pada

    atom karbon ikatan rangkap dua, terjadi pasangan

    isomer geometri.

    Kadang-kadang SULIT untuk menandai itu isomer

    cis atau trans. Misalnya:

    Struktur tersebut TIDAK DAPAT

    dinamai sebagai isomer cis atau

    trans.

  • Aturan penentuan E Z : 1. Perioritas berdasarkan CABANG yang TERIKAT LANGSUNG pada atom

    C yang terlibat IKATAN GANDA DUA.

    2. Yang mempunyai NOMOR ATOM PALING BESAR diberi tanda 1

    (perioritas pertama) sedang yang lebih kecil disebut nomor 2.

    3. Untuk yang mempunyai IKATAN GANDA DUA atau TIGA maka dianggap

    SAMA dengan mengikat 2 atom atau 3 atom yang SAMA.

    4. Apabila atom atau gugus yang PERIORITAS lebih TINGGI berada pada

    sisi yang SAMA disebut isomer Z dan pada sisi yang BERLAWANAN

    disebut isomer E.

    Sistem E dan Z E (Engegen) = berseberangan; sedangkan Z (Zusammen) = bersama.

    Penamaan didasarkan pada prioritas BESAR NOMOR ATOM pada atom atau gugus yang terikat pada tiap karbon IKATAN

    RANGKAP DUA tersebut. Apabila atom atau gugus yang PERIORITAS lebih TINGGI berada pada sisi yang BERLAWANAN

    maka dinamakan isomer E, bila berada pada sisi yang SAMA maka dinamakan isomer Z.

  • Sistem E dan Z lanjutan

    I mempunyai nomor atom LEBIH TINGGI disbanding Br; jadi

    I mempunyai PRIORITAS LEBIH TINGGI. Pada karbon yang lain

    Cl prioritas LEBIH TINGGI disbanding F.

  • Latihan. Tentukan senyawa berikut ini struktur E atau Z ?

  • Isomer cis dan trans dalam senyawa sikloalkana dapat digambarkan

    sebagai berikut :

    Isomer pada SIKLOALKENA

  • STEREOKIMIA Konsep STEREOKIMIA yaitu senyawa-senyawa yang mempunyai jenis

    atom sama, berhubungan satu sama lain dengan cara yang sama tetapi

    BERBEDA penyusunannya dalam ruang. (Ilmu stereokimia = ilmu kimia

    dalam ruang).

    C Kiral (C*) adalah atom C dengan tangan yang mengikat 4

    senyawa/gugus yang berlainan (atom carbon asimetris).

    ENANTIOMER = Bayangan cermin yang satu sama lain tetapi TIDAK DAPAT

    ditangkupkan / diimpitkan (non-superimposible). sifat fisik sama, hanya berbeda sifat optic atau arah putaran.

    Objek apa saja yang tidak dapat diimpitkan pada bayangan cerminnya

    dikatakan KIRAL (tangan). Sebuah molekul kiral tidak dapat diimpitkan

    pada bayangan cerminnya maka molekul ini dan molekul bayangan

    cerminnya adalah 2 senyawa yang berlainan yang berupakan sepasang

    stereoisomer yang disebut ENANTIOMER.

    DIASTEREOISOMER = Bukan bayangan cermin yang satu sama lain DAPAT

    ditangkupkan / diimpitkan (superimposible). Isomer cis-trans sifatfisik berbeda sehingga stereoisomer cis-trans disebut diastereoisomer.

  • ATOM KARBON ASIMETRIS DAN KIRALITAS

    Karakteristik :

    1. Orbital SP3 (tetrahidral)

    2. Keempat ikatannya mengikat 4 gugus/atom yang BERBEDA

    3. Mempunyai BAYANGAN CERMIN

    4. Hubungan sifat optis aktif dengan kiralitas ditemukan oleh

    Louis Pasteur

    C CH3H

    Br

    CH2CH3

    C

    Cl

    CH3H3C

    HC CH3

    Br

    H3C

    H

    CH2

  • BENDA KIRAL DAN AKIRAL

    BENDA KIRAL

    Mempunyai sifat KETANGANAN (CHIRAL)

    Tangan kiri tidak dapat ditumpuk/diimpit

    dengan tangan kanan (superimposable)

    Tangan kiri BAYANGAN CERMIN tangan kanan

    Tidak memiliki bidang simetri (ASIMETRI)

    BENDA AKIRAL

    Tidak memiliki sifat ketanganan (Achiral)

    Memiliki bidang SIMETRI

  • STEREOISOMER

    ENANTIOMER

    (bayangan cermin)

    DIASTEREOMER

    (bukan bayangan

    cermin)

    C

    C

    C

    CH3

    NH2

    OH

    C

    C

    C

    CH3

    NH2H

    HHO

    OOH OOH

    H

    H

    A B

    Threonin

    2-amino

    -3-hidroksi asam butanoat

    A dan B

    diastereomer

    C

    CH3

    C

    Cl

    2H5

    H

    H & Cl

    dipertukarkan

    C

    CH3

    HCl

    C2H5

    AB

    A dan B

    enantiomer

  • CC

    C

    C

    OH

    H

    H

    OH

    C

    C

    C

    C

    H

    HO H

    HO

    HO HO

    C

    C

    C

    C

    OH

    HO

    H

    H

    C

    C

    C

    C

    HHO

    OHH

    HO HO

    H2OH H2OH H2OH H2OH

    ( 2R,3R) ( 2S,3S ) ( 2R,3S ) ( 2S,3R )

    ENANTIOMER ENANTIOMER

    KETERANGAN:

    Pasangan ( 2R,3R dan 2S,3S) dan ( 2R,3S dan 2S,3R)a dalah enantiomer

    Pasangan ( 2S,3S dan 2R,3S)a dalah bukan enantiomer (ka rena bukan bayangan cermin)

    Masih banyak lagi yang lain yang bukan enantiomer ( yang manakah pasangan tersebut?)

    Semua pasangan yang bukan enantiomer disebut DIASTEREOMER

    DIASTEREOMER

  • SENYAWA MESO Suatu senyawa dengan n kiral menghasilkan stereoisomer

    sebanyak 2n.

    Pasangan (A dan B) adalah ENANTIOMER.

    Bila diputar 180o maka B dan A ADALAH IDENTIK.

    A dan B adalah BAYANGAN CERMIN yang superimposable

    (dapat diimpit/ditumpuk), shg A dan B senyawa yang SAMA

    (sifat fisik sama namun hanya berbeda sifat optic/arah

    putaran).

    Suatu stereoisomer yang mengandung KARBON KIRAL,

    tetapi bayangan cerminnya superimposible (dapat

    dihimpitkan) disebut MESO.

    C

    C

    C

    C

    OH

    H

    H

    OH

    C

    C

    C

    C

    H

    HO H

    HO

    OOH OOH

    OOH OOH

    A B

  • ATURAN PENGGAMBARAN

    Garis normal

    menghubungkan pusat kiral dengan H dan OH

    adalah garis valensi terletak PADA bidang kertas.

    Garis tebal

    menghubungkan pusat kiral dengan COOH adalah

    garis valensi yang mengarah ke DEPAN bidang

    kertas.

    Garis putus-putus

    menghubungkan pusat kiral dengan CH3 adalah

    garis valensi yang mengarah ke BELAKANG

    bidang kertas.

    C

    OH

    C

    HH3C

    OOH

  • Senyawa yang mempunyai pusat

    KIRAL (pusat stereogenik) dapat :

    memutar bidang polarisasi SEARAH

    jarum jam (putar kanan) atau

    BERLAWANAN arah jarum jam

    (putar kiri)

    dan mempunyai STEREOISOMER.

    MOLEKUL OPTIS AKTIF

    Suatu molekul yang minimal mempunyai satu

    pusat kiral, apabila ditaruh di dalam gelas

    beker, kemudian ditembakkan cahaya, maka

    berkas cahaya tersebut tidak akan berjalan

    lurus tetapi akan DIBELOKKAN ke atas (putar

    kanan) atau ke bawah (putar kiri).

    Aktivitas optis/optis aktif (memutar bidang polarisasi)

  • KODE-KODE STEREOISOMER

    Molekul OPTIS AKTIF akan mempunyai BAYANGAN

    CERMIN dan STEREOISOMER.

    STEREOISOMER adalah mempunyai struktur molekul

    sama tetapi susunan di dalam ruang berbeda.

    Ada 4 kode stereoisomer :

    1. D dan L

    2. d dan l

    3. + dan -

    4. R dan S

    Konfigurasi atom dalam suatu molekul adalah susunan atom-atom

    dalam ruang dari suatu molekul.

    Senyawa yang mempunyai atom asimetri (atom chiral),

    senyawa optis aktif, bila dilewati bidang sinar terpolarisasi,

    akan memutar bidang polarisasi tersebut.

  • KONFORMASI D DAN L

    DITENTUKAN OLEH POSISI GUGUS OH YANG TERIKAT PADA PUSAT KIRAL.

    APABILA GUGUS OH DI KANAN DISEBUT D

    APABILA GUGUS OH DI KIRI DISEBUT L

    APABILA PUSAT KIRAL LEBIH DARI SATU, MAKA D dan L DITENTUKAN OLEH

    GUGUS OH PADA C KIRAL YANG PALING DEKAT DENGAN GUGUS TEREDUKSI

    (C kiral terbawah/terjauh dari C permulaan).

    C OHH

    C

    CH2

    O

    H

    OH

    C HHO

    C

    CH2

    O

    H

    OH

    D-gliseraldehid L

    -Gliseraldehid

    C OHH

    CO

    H

    C

    C

    C

    C

    HO H

    H OH

    H OH

    H2OH

  • KONFORMASI d & l atau + & -

    Dapat ditentukan melalui alat

    polarimeter

    Apabila dari gelap ke terang diputar

    SEARAH JARUM JAM (putar kanan) di

    sebut d (dextrorotary) atau +

    Apabila dari gelap ke terang diputar

    BERLAWANAN ARAH JARUM JAM (putar

    kiri) disebut l (levorotatory) atau -

  • KONFORMASI R (rectus) &

    S (sinister)

    Konfigurasi spesifik suatu molekul: metode utama untukmenunjukkan susunan atom secara tiga dimensi atau untukmenunjukkan konfigurasi pada pusat kiral adalah dengan metodeHukum sekuensi Cahn-Ingold-Prelog.

    Ditentukan berdasarkan aturan Cahn, Ingold , Prelog (1975) yaitu

    Hk. 1. menentukan PRIORITAS terhadap ATOM YANG TERIKAT LANGSUNG PADA PUSAT KIRAL (atom kiral) berdasarkan nomor atom. Perioritas tertinggi (1) adalah yang mempunyai NOMOR ATOM TERBESAR dan yang terkecil (4) yang mempunyai Nomor Atom Terkecil. Kemudian yang terkecil (4) dipegang sebagai POROS dan tentukan PUTARAN.

    1 ke 2 ke 3

    Putar kanan R

    Putar kiri S

    C

    OH

    C

    HH3C

    OOH

    C

    1

    2

    3

    4

    R S

  • PROYEKSI FISCHER

    ATURAN PROYEKSI FISCHER :

    1. Atom C kiral tidak dinampakkan

    2. Garis tebal dibuat horizontal

    3. Garis putus putus dibuat vertikal

    C

    CH3

    HBr

    Cl

    C

    CH3

    Br

    ClH Cl

    Br

    CH3

    H

    1

    2

    3

    4

  • BAGAIMANA KALAU ADA PERPUTARAN

    Cl

    Br

    CH3

    H

    A B

    180180

    Br

    H

    CH3

    ClA dan B

    IDENTIK

    Cl

    Br

    CH3

    H

    A B

    90

    90

    CH3

    H

    Cl

    Br

    A dan B

    ENENTIOMER

  • PENENTUAN R DAN S DARI

    PROYEKSI FISCHER

    nomor 4 ditaruh di bawah

    kemudian 1,2,3 dihubungkan dengan

    panah putar kanan R putar kiri S

    Cl

    Br

    CH3

    H

    A B

    Br

    CH3

    Cl

    ditukar

    ( 2)

    ( 3)

    H( 4)

    ( 4)

    ( 1)

    ( 2)

    ( 3)

    ( 1)RS

  • Semoga diberikemudahan

    danSukses