soal dan jawaban hukum lingkungan
DESCRIPTION
ujian Hukum LingkunganTRANSCRIPT
![Page 1: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/1.jpg)
Anggun Prima Gilang Rupaka21080111400051
UAS HUKUM LINGKUNGANNama : Anggun Prima Gilang Rupaka
NIM : 21080111400051Dosen Pengampu : Prof. Dr. FX. Adji Samketo
1. Terkait dengan implementasi konsep Pembangunan Berkelanjutan,
ketentuan tentang tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility) sebagaimana tercantum di dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas Tahun 2007 secara teoretik merupakan ketentuan
yang terkait dengan implementasi salah satu prinsip dalam konsep
Pembangunan Berkelanjutan .
a. Sebutkan prinsip yang dimaksud ;
b. Jelaskan bagaimana relasi (kaitan) prinsip tersebut dengan
adanya tanggung jawab sosial perusahaan.
Jawaban:
a. Undang-Undang Perseroan Terbatas no. 40 Tahun 2007 BAB V pasal
74 yang membahas tentang Perseroan Terbatas berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan. Yang dalam undang–undang
tersebut dijelaskan kewajiban dari perusahaan untuk menuiakan
tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Adapun prinsip yang
terkandung adalah Polluter pays principle prinsip pencemar
(perusahaan) harus membayar atas kompensasi atas aktifitas
industrinya.
b. Polluter Pays Principle mempunyai hubungan yang kuat dengan CSR (Corporate Social
Responsibility). Kerena prinsip dari Polluter Pays Principle adalah adanya nilai
tanggung jawab yang harus dilakukan oleh perusahaan akibat aktifitasnya yang
melakukan pencemaran. CSR sendiri tidak memiliki misi mencari keuntungan (non-
profit) semata namun kegiatan ekonominya juga harus mempertimbangkan
konsekuensi sosial atau lingkungan dalam masa sekarang maupun jangka panjang.
Sehingga dapat terjadi pembangunan berkelanjutan.
![Page 2: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/2.jpg)
2
2. Pada tahun 1998 pemerintahan RI telah merencanakan pembangunan
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di kawasan Muria Kudus. Rencana
tersebut banyak ditentang oleh LSM di dalam maupun luar negeri
sampai sekarang. Pemerintah Australia pun mengkhawatirkan rencana
ini,sebab bila terjadi kebocoran, dampaknya akan menimbulkan
bencana di Australia bagian utara. Akan tetapi analisis-analisis kalangan
LSM yang memprotes rencana itu ditolak oleh pemerintah RI , dengan
alasan pemerintah menjamin tidak akan terjadi kebocoran. Pemerintah
juga berpendapat bahwa analisis-analisis LSM tersebut tidak didukung
dengan temuan atau pembuktian kuat secara ilmiah, sehingga protes
LSM ditolak.
Berikan jawaban Saudara dari perspektif penjabaran konsep Pembangunan Berkelanjutan :
a. Apakah tindakan-tindakan protes LSM tersebut bisa dibenarkan.
Berikan jawaban yang lengkap.
b. Apakah tindakan pemerintah yang menolak protes-protes tersebut
bisa dibenarkan. Berikan jawaban jelas,tegas dan lengkap.
Jawaban:
a. Tindakan LSM ini dapat dibenarkan secara hukum, karena LSM mempunyai hak
gugat lingkungan atau sering disebut dengan legal standing. Namun perlu menjadi
catatan bahwa hak gugat yang dimiliki oleh LSM bukan hak untuk menggugat ganti
rugi tapi lebih pada untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Apalagi
undang-undang konstitusi kita juga memberikan kewenangan pada setiap penduduk
Indonesia kebebasan untuk berpendapat dan berserikat. Yaitu pada UUD 45 no. 28 dan
bagi penulis aksi protes dari LSM adalah bagian dari kebebasan untuk berserikat dan
berpendapat.
Protes LSM merupakan protes dari sebagian masyarakat yang takut
akan kejadian meledaknya reaktor nuklir seperti yang terjadi di
Chernobyl dan Fukushima. Sebenarnya ketakutan tersebut kurang
mempunyai alasan yang kuat. Kejadian di Chernobyl merupakan
![Page 3: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/3.jpg)
3
kesalahan konstruksi, tidak adanya pelindung reaktor apabila
meledak menyebabkan bencana yang tidak terelakkan disana.
Ledakan di reaktor Fukushima terjadi karena faktor alam yaitu
gempa bumi disertai tsunami yang melanda jepang beberapa waktu
lalu. Masyarakat sering meneriakkan ketidakadilan dalam
pemerataan ekonomi, namun bila pemerintah akan melakukan
langkah-langkah yang akan mensejahterakan masyarakat, mereka
cenderung menolak dan apatis. Energi merupakan pilar utama
perekonomian, energi murah maka segalanya dapat terjangkau.
b. Pemerintah punya hak untuk menolak karena segala langkah
pemerintah telah melalui proses pemikiran yang panjang. Banyak
faktor yang mempengaruhi pemerintah untuk menolak protes LSM
tersebut. Seperti proyek 10 juta MW yang dicanangkan pemerintah
dengan membangun pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia.
Pembangkit listrik yang ramah lingkungan seperti PLTA, panas bumi
serta Pembangkit listrik tenaga gas alam jumlahnya sangat sedikit
dan tidak dapat menyamai daya PLTU batu bara. Namun, PLTU
memiliki masalah pencemaran yang banyak pula. Dilematis
memang, tapi bila pemerintah bisa tegas maka kemakmuran
bersama dapat diwujudkan.
3. Di dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Hidup masih terdapat ketentuan-ketentuan yang terdapat
di dalam UU Nomor 23 Tahun 1997. Ketentuan-ketentuan tersebut
antara lain adalah tentang :
a. Class Action ;
b. Hak Gugat Lingkungan ;
c. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Di Luar Pengadilan ;
d. Sistem Pembuktian Formil ;
![Page 4: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/4.jpg)
4
e. Prinsip Strict Liability
Jelaskan masing-masing pengertian tersebut di atas (dalam konteks hukum lingkungan)
Jawaban:
a. Class action gugatan perwakilan kelas dalam artian jika terdapat
masyarakat secara luas terkena dampak pencemaran atau
kerusakan lingkungan akibat dari aktifitas suatu perusahaan. Maka
dalam kasus seperti ini undang-undang memberikan wewenang hak
kepada LBH (Lembaga Bantuan Hukum) dan didampingi perwakilan
dari masyarakat untuk bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah
yang besar yang telah dirugikan akibat pencemaran suatu pihak.
b. Hak gugat lingkungan adalah hak yang dimiliki oleh organisasi
lingkungan hidup untuk menggugat suatu pihak atau perusahaan di
pengadilan, karena dianggap pihak tertentu dianggap melakukan
pencemaran lingkungan
c. Penyelesain sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan adalah
penyelesaian masalah tanpa dibawa ke pengadilan dengan kata lain
bermusyawarah antar kedua belah pihak dengan didampingi
stakeholder atau pihak terkait. Tujuan dari penyelesaian ini adalah
untuk mencari kesepakatan tentang bentuk dan besarnya ganti rugi
atau menentukan tindakan tertentu yang harus dilakukan oleh
pencemar supaya tidak melakukannya lagi di masa yang akan
datang. Hasil yang ingin di capai dari mekanisme ini adalah Win-Win
Solution
d. Sistem pembuktian formil adalah usaha untuk memberikan bukti
terhadap suatu kasus lingkungan. Juga anggapannya bukan semata-
mata berdasarkan asumsi tapi bukti formil. Dalam sistem ini yang
terpenting bukan materil tapi adalah bukti formilnya.
e. Prinsip strict liability arti dari prinsip ini adalah adanya tanggung
jawab mutlak. Prinsip tanggung jawab mutlak mutlak (strict liability)
merupakan gagasan yang disampaikan dalam UU No. 23 tahun 1997
![Page 5: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/5.jpg)
5
Tentang Lingkungan Hidup kemudian dipertegas di UU No. 32 Tahun
2009 Pasal 88 “Setiap orang yang tindakannya, usahanya, atau
kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan atau mengelola limbah
B3, atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan
hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa
perlu pembuktian unsur kesalahan”.
4. Penegakan hukum lingkungan meliputi tahap pentaatan (compliance)
dan tahap penindakan (enforcement), yang meliputi aspek hukum
administrasi, hukum perdata dan hukum pidana.
a. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang sistem penegakan hukum
lingkungan di tinjau dari aspek hukum administrasi dan dari aspek
hukum pidana
b. Sebut dan jelaskan wujud-wujud sanksi administrasi yang dapat
digunakan untuk penegakan hukum lingkungan di Indonesia
sekarang.
Jawaban:
a. Penegakan hukum lingkungan dari aspek hukum administrasi adalah
salah satunya dengan mencabut hak ijin operasi suatu perusahaan
karena dianggap telak melakukan pelanggaran seperti pencemaran.
Sedangkan dalam aspek hukum pidana adalah upaya hukum yang
terakhir karena tujuannya adalah untuk menghukum pelaku dengan
hukuman penjara atau denda. Hukum pidana bertujuan untuk
menimbulkan efek jera namun tidak dapat menyelesaikan masalah
lingkungan.
b. Implementasi hukum administrasi yang digunakan untuk penegakan
hukum lingkungan antara lain penutupan pabrik tekstil Sritex yang
mencemari lingkungan karena melebihi ambang batas yang
ditetapkan. Surat teguran tidak membuat jera jadi pemerintah
![Page 6: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/6.jpg)
6
melakukan tindakan tegas dengan menutup dan mencabut ijin
usahanya.
5. Terkait dengan upaya penanggulangan pemanasan global, negara-negara
telah menyepakati isi substansi Protokol Kyoto.
a. Jelaskan hubungan antara UNFCCC dengan Protokol Kyoto.
Jawabannya juga menjelaskan isi UNFCCC hingga garis besar isi
Protokol Kyoto.
b. Protokol Kyoto memuat 3 (tiga) mekanisme pengurangan emisi
karbon dalam rangka menanggulangi pemanasan global. Sebut dan
jelaskan 3 (tiga) mekanisme tersebut sejelas-jelasnya disertai contoh
penerapannya.
Jawaban:
a. UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change)
dibentuk pada KTT Bumi Rio de Janiero yang dihadiri 172 negara.
Tujuan pembentukkan UNFCCC adalah meningkatkan kerjasama
secara berkesinambungan dengan mengadakan konferensi-
konferensi yang dibuat melalui pertemuan atau forum-forum
bilateral, regional dan multilateral seperti G8, G20, dan MEF (Major
Economic Forum), dan juga dengan sejumlah organisasi LSM tingkat
internasional, perwakilan-perwakilan antar negara dan organisasi
kemasyaraktan dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Otoritas
tertinggi UNFCCC dipegang oleh pertemuan anggota yang dilakukan
setiap tahunnya yang dikenal dengan nama Conference of Parties
(COP) semenjak tahun 1995. Konferensi UNFCCC 2007 adalah satu
agenda dari serangkaian panjang kegiatan mempersiapkan haluan
baru dalam usaha mengatasi dampak pemanasan global. Haluan
baru ini nantinya akan menggantikan haluan yang lama, yakni,
Protokol Kyoto yang berakhir pada tahun 2012. Pasca konferensi
UNFCCC 2007 di Bali, dilanjutkan dengan beberapa pertemuan
sejenis di Polandia (2008) dan Denmark (2009). Protokol Kyoto
![Page 7: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/7.jpg)
7
sendiri adalah sebuah persetujuan internasional mengenai
pemanasan global yang juga dimediasikan dalam Konvensi Rangka
Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, atau UNFCCC. Penggodokan
Protokol Kyoto ini telah dimulai sejak tahun 1997, namun baru
disetujui secara final pada tahun 1999. Sedang berlakunya Protokol
Kyoto ini mulai tahun 2005-2012. Negara-negara yang meratifikasi
protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran
karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya (Metana, Nitrogen
Oksida, Hidrofluorokarbon, Klorofluorokarbon dan Trifluorometil
Sulfur Pentafluorida).
b. Tiga mekanisme pengurangan emisi karbon dalam rangka
mengurangi dampak pemanasan global anata lain:
1. Joint Implementation (JI), mekanisme yang memungkinkan negara-negara maju
untuk membangun proyek bersama dengan negara berkembang yang dapat
menghasilkan kredit penurunan atau penyerapan emisi GRK.
2. Emission Trading (ET), mekanisme yang memungkinkan sebuah negara maju untuk
menjual kredit penurunan emisi GRK kepada negara maju lainnya. ET dapat
dimungkinkan ketika negara maju yang menjual kredit penurunan emisi GRK
memiliki kredit penurunan emisi GRK melebihi target negaranya. Emission trading
atau dikenal juga dengan carbon trading dapat menguntungkan negara berkembang
yang memiliki hutan yang luas, seperti Indonesia. Hal ini dikarenakan dana yang
diberika dapat digunakan untuk konservasi hutan-hutan yang rusak atau terbakar.
3. Clean Development Mechanism (CDM), mekanisme yang memungkinkan negara
non-ANNEX I (negara-negara berkembang) untuk berperan aktif membantu
penurunan emisi GRK melalui proyek yang diimplementasikan oleh sebuah negara
maju. Nantinya kredit penurunan emisi GRK yang dihasilkan dari proyek tersebut
dapat dimiliki oleh negara maju tersebut. CDM juga bertujuan agar negara
berkembang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan, selain itu CDM adalah
satu-satunya mekanisme di mana negara berkembang dapat berpartisipasi dalam
Protokol Kyoto.
![Page 8: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/8.jpg)
8
6. Pengelolaan lingkungan hidup di negara-negara mengalami
perkembangan. Dari sekedar mengandalkan konsep Atur dan Awasi
(Command and Control) menuju Atur Diri Sendiri (Self Regulating).
a. Berikan penjelasan mengapa terjadi perkembangan pengelolaan
lingkungan dari konsep Command and Control menuju
pengembangan Self Regulating
b. Berikan contoh konkret tentang pengelolaan lingkungan berbasis
konsep self-regulating tersebut.
Jawaban:
a. Pengelolaan dengan konsep command and control dirasa sangat
kaku dan terlalu administratif serta birokratif dalam pelaksanaanya
sehingga kurang bisa efektif dalam implementasinya. Sehingga
pengembangan self-regulating adalah salah satu usaha alternative
dari pengelolaan lingkungan yang lebih meniti beratkan kesadaran
pribadi. Yang sering disebut dengan ADS (atur diri sendiri)
b. Self-regulating sudah dilakukan sejak lama di negara-negara maju. Rasa saling
memiliki sungguh sangat besar sehingga bila ada yang melakukan pelanggaran bukan
penegak hukum yang bergerak dahulu, namun masyarakat sekitar. Tindakan
masyarakat bukan seperti main hakim sendiri seperti yang banyak terjadi di Indonesia.
Salah satu contoh dari ADS atau self regulating yang mulai marak
adalah dilaksanakannya konsep eco efesiensi oleh seorang tertentu
dalam mengelola UKM (usaha kegiatan menengah-nya) seperti
pengusaha kain batik karena prinsip dari eko efesiensi adalah
menggunakan dan memanfaatkan seefektif mungkin sumber daya
yang dibutuhkan untuk keperluan produksi. Menggunakan bahan-
bahan dari alam dengan bijak dan berprinsip konservasi merupakan
salah satu tindakan ADS yang sederhana. Dan seminimal mungkin
melakukan pencemaran serta menggunakan kembali sisa hasil
produksi yang masih bisa digunakan,
![Page 9: Soal dan Jawaban Hukum lingkungan](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100105/557a72e5d8b42aa30b8b45b0/html5/thumbnails/9.jpg)
9