resume jurnal transportasi
DESCRIPTION
Resume Jurnal TransportasiTRANSCRIPT
Resume
Pemilihan Model Transportasi di DKI Jakarta dengan Analisis Kebijakan
“Proses Hirarki Analitik”
- Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu semakin
banyaknya produksi kendaraan bermotor (oleh industry kendaraan bermotor), dan
semakin tidak mencukupi, tidak nyaman, dan tidak amannya angkutan bis kota.Kondisi
tersebut mendorong masyarakat lebih memilih untuk memiliki kendaraan
pribadi.Sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
- Kemacetan lalu lintas juga dipengaruhi oleh rendahnya kinerja lembaga-lembaga yang
bertanggung jawab menyelenggarakan transportasi perkotaan, yang merupakan
permasalahan struktrural, di samping tidak adanya keterpaduan antara perencanaan tata
guna lahan dan perencanaan transportasi, rendahnya kinerja pelayanan angkutan umum,
serta rendahnya tingkat disiplin pemakai jalan.
- Jaringan transportasi di perkotaan terjadi sebagai interaksi antara transport, tata guna
lahan (land use), populasi (jumlah penduduk) dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah
perkotaan (urban area).
- Konsep transportasi adalah adanya pergerakan berupa perjalanan (trip) dari asal (origin)
sampai ke tujuan (destination) .
- Sistem transportasi terdiri atas sub sistem prasarana, sub sistem sarana, sub sistem
kegiatan, dan sub sistem pergerakan (travel, movement, trip).
- Pada sub sistem kegiatan, kegiatan yang dilakukan oleh orang dapat dibedakan dalam dua
macam kegiatan pokok , yaitu kegiatan usaha dan kegiatan sosial.
- Pada sub sistem sarana dan prasarana, terbagi dalam beberapa pola jaringan.Seperti pola
konsentrik (menuju ke satu titik) , pola radial (menyebar), pola linier (contoh ribbon
development), dan pola grid/kotak ( grid iron).
- Pada sub sistem pergerakan , terbagi dalam skala nasional,regional dan lokal.Skala lokal ,
diatur dalam kebijakan SISTRANAS ( Sistem Transportasi Nasional), skala regional
diatur dalam Sistem dan strategi Transportasi Regional.
1Pengantar Perencanaan Transportasi
- Kepadatan lalu lintas pada suatu ruas jalan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
kondisi jalan dan lingkungan, jenis kendaraan bermotor, pengemudi atau penumpang
kendaraan.
- Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan
wilayah dan kota.Beberapa upaya dalam rangka penerapan rekayasa dan pengelolaan lalu
lintas, antara lain perbaikan sistem lampu lalu lintas dan jaringan jalan , kebijaksanaan
perparkiran , serta pelayanan angkutan umum.
- Pemilihan model transportasi pada dasarnya ditentukan dengan mempertimbangkan salah
satu persyaratan pokok, yaitu pemindahan barang dan manusia dilakukan dalam jumlah
yang terbesar dan jarak yang terkecil.
- Beberapa usaha yang dapat dilakukan yang merupakan kebijakan dalam rangka
menurunkan tingkat kepadatan lalu lintas di perkotaan, antara lain : penyediaan busway,
konsep pembatasan penumpang (three in one), pembatasan mobil pribadi, pembatasn
kendaraan umum, menambah jaringan jalan dan pembuatan jalan-jalan layang, sistem
angkutan umum massal, pembenahan angkutan umum.
- Untuk menetapkan kebijakan yang tepat dalam usaha menurunkan tingkat kepadatan lalu
lintas kendaraan bermotor di perkotaan, digunakan metode proses hirarki analitik (AHP =
Analytic Hierarchy Process), dengan melakukan analisis terhadap ke tujuh cara yang
meliputi empat aspek, yaitu aspek lingkungan, aspek sosial dan budaya , aspek ekonomi,,
dan aspek pengelolaan (manajemen).
- Dari hasil perhitungan melalui AHP, ternyata pembenahan angkutan umum, dalam hal ini
bus kota menjadi prioritas dalam upaya menurunkan tingkat kepadatan lalu lintas
kendaraan bermotor.
2Pengantar Perencanaan Transportasi
o Sistem Transportasi
o Metode AHP Untuk Menetapkan Kebijakan yang Tepat dalam Usaha Menurunkan
Tingkat Kepadatan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor di Perkotaan
3Pengantar Perencanaan Transportasi
4Pengantar Perencanaan Transportasi
Resume
Tata Guna Lahan Dan Transportasi Dalam Pembangunan Berkelanjutan
- Permasalahan transportasi merupakan suatu permasalahan kompleks yang melibatkan
banyak aspek, pihak dan sistem yang terkait sehingga dalam pemecahan permasalahan
tersebut memerlukan suatu pemecahan yang comprehensive dan terpadu yang melibatkan
semua unsur dan aktor dalam pembangunan kota.
- Sistem transportasi secara menyeluruh (makro), peran tata guna lahan terhadap timbulnya
permasalahan serta mencakup beberapa sub sistem (mikro) yang berkaitan.
- Sub sistem kegiatan merupakan sistem kegiatan tertentu yang ‘membangkitkan’
pergerakan (traffic generation) dan berkaitan erat dengan pengaturan pola tata guna lahan
sebagai suatu unsur penting pembentuk pola kegiatan dalam kota atau daerah.
- Prasarana yang diperlukan merupakan sistem mikro kedua yang biasa dikenal sebagai
sistem jaringan, meliputi jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus, stasiun kereta api,
bandara dan pelabuhan laut.
- Transportasi selalu dikaitkan dengan tujuan perpindahan dari daerah asal (origin)
contohnya rumah ke tempat tujuan (destination), seperti tempat kerja, pasar, tempat
rekreasi, pelabuhan, dan sebagainya.
- Pendekatan terhadap sistem kegiatan tersebut mengakibatkan terbentuknya unit-unit
pemukiman yang mandiri.Dalam skala kota, unit-unit mandiri tersebut akan
menimbulkan kota dengan pusat majemuk.Kota dengan pusat-pusat yang majemuk ini
memungkinkan pengurangan perjalanan jarak jauh, dimana penghuni unit mandiri telah
tercukupi dengan fasilitas sosial ekonomi dalam jangkauan yang dekat.
- Pengaturan tata guna lahan di Jakarta memang menjadi suatu permasalahan yang sangat
sulit dan rumit mengingat pertumbuhan dan perkembangan nilai lahan yang sedemikian
tinggi serta kepadatan bangunan yang sangat tinggi pula.
- Kebijaksanaan tata guna lahan yang baik belum tentu dapat mendukung pemecahan
masalah transportasi, karena masih ditentukan oleh implementasi-nya yang banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang dianggap lebih penting dan mendesak dari
penataan guna lahan itu sendiri.
5Pengantar Perencanaan Transportasi
- Pada pendekatan sistem jaringan, kondisi yang memburuk akibat meningkatnya
motorisasi makin diperparah akibat lebih tingginya kenaikkan jumlah kendaraan
bermotor dibanding kecepatan pembangunan jalan.
- Pendekatan yang hanya berorientasi pada pembangunan jaringan jalan (suplyslide) tidak
mungkin memecahkan masalah transportasi yang ada.
- Pemanfaatan angkutan kereta api baik jaringan bawah tanah (subway) maupun melayang
di atas tanah (elevated) dapat diterapkan pada pusat-pusat kota dengan harga tanah yang
sudah sangat tinggi seperti kota Jakarta.
- Pada pendekatan sistem pergerakan, peningkatan angkutan yang bersifat massal harus
makin ditingkatkan baik dari aspek kuantitas maupun kualitas.Salah satu alternative
terbaik untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan penggunaan jalur
transportasi kereta api, karena sistem angkutan ini dinilai mempunyai beberapa kelebihan
terutama dalam jumlah pengangkutan.
- Kemacetan, polusi, konservasi energy dan penurunan kesehatan masyarakat adalah
beberapa dampak lingkungan yang diakibatkan oleh pergerakan kendaraan bermotor.
- Solusi untuk mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh pergerakan kendaraan
bermotor terdiri dari tiga konsep , konsep yang pertama adalah usaha untuk mengurangi
jumlah kendaraan bermotor yang ada, dapat dilakukan dengan penyediaan sarana
transportasi bersifat massal yang nyaman.Konsep kedua adalah perbaikan mutu gas
buang dari kendaraan bemotor, sehingga seminimal mungkin dapat memberikan
pencemaran terhadap lingkungan.Konsep yang ke tiga adalah usaha mengurangi
kemacetan lalu lintas di jalan sehingga pemborosan energy dan pencemaran lingkungan
dapat dikurangi.
6Pengantar Perencanaan Transportasi
Land Use
Transportation
Rail Way Subway Rail Way Eleveted
o Pendekatan Sistem Transportasi Berkaitan Dengan Tata Guna Lahan, Lingkungan
dan Energi
o Konsep Moda Transportasi Yang Menjadi Alternatif Solusi Untuk Mengatasi
Keterbatasan Lahan
7Pengantar Perencanaan Transportasi
Resume
Kebijakan dan Tantangan Pelayanan Angkutan Umum
- Dalam penyelenggaraan sistem pelayanan angkutan umum melibatkan user (pengguna),
operator (pengusaha) dan regulator (pemerintah).Regulator sebagai pihak pengontrol
antara operator dan user, mengkaji performansi sistem dalam teknik operasional ekonomi
maupun finansial, dan memberikan spesifikasi bagi sistem pelayanan sistem angkutan
umum.Operator (pengusaha) adalah pihak yang berkonsentrasi dalam operasi sistem
angkutan umum .User (pengguna) adalah pihak yang sebenarnya membuat keputusan
perjalanan di dalam suatu sistem angkutan umum.
- Penggunaan kereta api sebagai angkutan umum masih sangat kurang.Keberadaan
angkutan kereta api sebagai angkutan massal merupakan salah satu solusi untuk
menjawab kebutuhan yang cukup besar mengenai angkutan umum di perkotaan.
- Dalam angkutan umum ada dua bagian yang harus dipisahkan cara penanganan yang
berbeda.Pertama angkutan umum terpilih, khususnya yang menyangkut kepentingan
orang tertentu, yaitu mereka yang mampu membayar, dan yang kedua adalah angkutan
publik.
- Pelayanan angkutan umum perkotaan merupakan bagian integral dari sistem kota yang
menyusun interaksi timbal balik antara pola tata guna lahan dengan sistem
transportasinya.
- Dalam penentuan tarif angkutan umum dapat berupa tarif seragam atau tarif berdasarkan
jarak.Dalam menetapkan tarif harus melibatkan tiga pihak, yaitu: penyedia jasa
transportasi (operator),menjadikan tarif sebagai harga dari jasa yang diberikan, pengguna
jasa angkutan (user), menjadikan tarif sebagai biaya yang harus dikeluarkan setiap kali
menggunakan angkutan umum, dan pemerintah (regulator) sebagai pihak yang
menentukan tarif resmi,besarnya tarif berpengaruh terhadap besarnya pendapatan pada
sektor transportasi.
- Angkutan umum termasuk public goods yang harus benar mendapat perhatian dari
pemerintah secara serius.
8Pengantar Perencanaan Transportasi
User
RegulatorOperator
o Keterkaitan Antar Penyelenggara Sistem Pelayanan Angkutan Umum
o Hubungan Tata Guna Tanah dan Transportasi
9Pengantar Perencanaan Transportasi
o Lingkaran Masalah Transportasi Umum Perkotaan
10Pengantar Perencanaan Transportasi
Resume Ketiga Jurnal
- Pembenahan sistem lalu lintas di perkotaan, khususnya di kota besar/metropolitan seperti
Jakarta, harus dilakukan secara terpadu (integrated) dan menyeluruh (holistic).Perlu
integrasi antara perencanaan tata guna lahan dan sistem transportasi.
- Perlu pembenahan dalam sistem angkutan umum, meliputi jarak jauh, menengah, dan
pendek, sesuai hirarki transportasi.Selain itu pula, sistem pengoperasian angkutan umum
harus dirubah dari sistem setoran ke sistem gaji sehingga para pengemudi tidak perlu lagi
mengejar waktu setoran yang merupakan akar dari kecelakaan lalu lintas.Sistem rute
angkutan umum juga harus dibenahi dari sistem end to end ( dari satu titik ke titik lain)
ke sistem koridor dan sistem sirkulator.Dalam pembenahan sistem transportasi juga perlu
penerapan manajemen lalu lintas, antara lain dengan membatasi gerak mobil pribadi
sesuai ruang yang dipakai.Prinsipnya adalah mengurangi jumlah perjalanan dan
memaksimalkan peran angkutan umum.Dan yang terakhir adalah adanya kebijakan
pemerintah untuk membenahi sistem transportasi.Kebijakan ini lebih dititikberatkan pada
pemenuhan kebutuhan angkutan umum yang layak dan dikelola dengan baik.
- Pengaturan tata guna lahan memiliki peran yang penting dalam pembentukan sistem
pergerakan (transportasi) penduduknya.
- Hal terpenting yang berkaitan dengan pengaturan tata guna lahan (pembagian pusat-pusat
pertumbuhan) adalah pemakaian sistem transportasi yang menghubungkan antar pusat-
pusat atau antara pusat dengan sub-pusat pertumbuhan yang masih mengandalkan pada
sistem transportasi jalan raya.Kondisi ini mengakibatkan tingginya permasalahan
transportasi seperti kepadatan, kemacetan, perparkiran, dan lain-lain.
- Sebagai alternatif dari aspek sistem pergerakan yang dapat diajukan dalam usaha
mengatasi permasalahan kemacetan adalah dengan pengembangan suatu sistem angkutan
umum massal (mass rapid transit) yang efektif dan efisien.Sebagai pilihan terbaik dari
sistem jaringan adalah moda angkutan kereta api, karena beberapa pertimbangan seperti
daya angkut,kecepatan,dampak pertumbuhan sepanjang jalur lintasan dan lain-lain.Jalur
kereta api tersebut diterapkan dalam sistem subway untuk pusat kota karena harga tanah
sudah sangat tinggi dan elevated untuk kawasan pinggiran kota.Hal yang terpenting pula
adalah koordinasi antar sistem kelembagaan yang terkait, sehingga masing-masing
11Pengantar Perencanaan Transportasi
kebijaksanaan yang diambil berkaitan dengan masalah transportasi dapat dilakukan
secara terpadu dan terarah.Aspek pencemaran lingkungan sebagai dampak dari
permasalahan transportasi adalah sangat besar dan harus segera ada penyelesaian dari
permasalahan tersebut sehingga keselamatan lingkungan segera dapat dilakukan.
- Kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan angkutan umum yaitu :
kelembagaan, yakni bagaimana suatu kelembagaan dapat merespons tanggung jawab
global permasalahan angkutan umum.Maslah sosial-budaya perlu mendapat perhatian,
yakni penyesuaian kebijakan dan langkah-langkah yang diambil dengan permasalahan
dan kebutuhan lokal sangat penting.Perbaikan lingkungan merupakan suatu tantangan
yang cukup serius, mengingat masih banyaknya angkutan umum yang kurang ramah
terhadap lingkungan.Aspek legalitas menyangkut berbagai pelanggaran terhadap
lingkungan, lalu lintas, penggunaan angkutan plat hitam dan jenis angkutan illegal
lain.Ketersediaan sumber daya yang masih minim juga menjadikan salah satu kendala
untuk menaikkan pelayanan angkutan umum.
12Pengantar Perencanaan Transportasi
Menjadikan Pembenahan Pelayanan Angkutan Umum Sebagai Prioritas Utama Berdasarkan analisis AHP
Tata Guna Lahan dan Transportasi Yang Efektif dan Efisien
Kebijakan Pemerintah Dalam Memberikan Pelayanan Angkutan Umum
o Pemecahan Masalah dan Evaluasi Transportasi (Angkutan Umum) Sebagai Solusi
Dari Kemacetan
13Pengantar Perencanaan Transportasi