referat omsk tht gs

Upload: anonymous-30t0kgklm

Post on 07-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    1/42

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba

    Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif

    dan otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai bentuk akut dan kronis. Pada

     beberapa penelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25 pada anak-anak. !nfeksi

    umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa

    sekolah.

    "

    #adang telinga tengah menahun atau otitis media supuratif kronik $OM%&', yang biasa

    disebut (congek) adalah radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang $perforasi' pada

    gendang telinga $membran timpani' dan ri*ayat keluarnya cairan $sekret' dari telinga $otorea'

    lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. %ekret mungkin serous, mukous atau

     purulen.2 Penyakit ini biasanya diikuti oleh penurunan pendengaran dalam beberapa tingkatan.+ 

    ipe klinik OM%& dibagi atas dua, yaitu tipe tubotimpanal $tipe rinogen, tipe sekunder,

    OM%& tipe jinak' dan tipe atikoantral $tipe primer, tipe mastoid, OM%& tipe ganas'. OM%& tipe

     jinak $benigna' dengan perforasi yang letaknya sentral, biasanya didahului dengan gangguan

    fungsi tuba yang menyebabkan kelainan di kaum timpani. ipe ini disebut juga dengan tipe

    mukosa karena proses peradangannya biasanya hanya pada mukosa telinga tengah, dan disebut

     juga tipe aman karena tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya.2 OM%& tipe jinak

    dibedakan menjadi dua, yaitu tipe aktif dimana pada tipe ini terdapat sekret yang masih keluar

    dari telinga, dan yang kedua adalah tipe tenang, yang pada pemeriksaan telinga akan dijumpai

     perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengah yang pucat disertai gejala lainnya

    seperti ertigo, tinitus, atau suatu rasa penuh dalam telinga. %edangkan OM%& tipe ganas dapat

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    2/42

    menimbulkan komplikasi ke dalam tulang temporal dan ke intrakranial yang dapat berakibat

    fatal.2

    !nsiden OM%& ini berariasi pada setiap negara. %ecara umum, insiden OM%&

    dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OM%& lebih sering dijumpai pada

    orang Eskimo dan !ndian /merika, anak-anak aborigin /ustralia dan orang kulit hitam di /frika

    %elatan. 0alaupun demikian, lebih dari 1 beban dunia akibat OM%& ini dipikul oleh negara-

    negara di /sia enggara, daerah Pasifik 3arat, /frika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik.

    &ehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gi4i yang

     jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prealensi OM%& pada negara

    yang sedang berkembang.2

    %urei prealensi di seluruh dunia, yang *alaupun masih berariasi dalam hal definisi

     penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia akibat OM%&

    melibatkan 56++ juta orang dengan telinga berair, di antaranya $+162 juta' menderita

    kurang pendengaran yang signifikan. %ecara umum, prealensi OM%& di !ndonesia adalah

    +,7 dan pasien OM%& merupakan 25 dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik 8

    rumah sakit di !ndonesia.2 

    3eberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis

    yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, irulensi kuman yang tinggi, daya

    tahan tubuh yang rendah $gi4i buruk' atau hygiene buruk. Proses infeksi pada OM%& sering

    disebabkan oleh campuran mikroorganisme aerobik dan anaerobik yang multiresisten terhadap

    standar yang ada saat ini. &uman penyebab yang sering dijumpai pada OM%& ialah

     Pseudomonas aeruginosa sekitar 5, Proteus sp. 2 dan Staphylococcus aureus 25.+

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    3/42

    Otitis media supuratif akut atau kronis mempunyai potensi untuk menjadi serius karena

    komplikasinya dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. 3entuk

    komplikasi ini tergantung pada kelainan patologi yang menyebabkan otore. &omplikasi ini

     biasanya di dapatkan pada pasien OM%& tipe bahaya tetapi OM%& tipe manapun dapat

    menyebabkan komplikasi bila terinfeksi kuman yang irulen. 9engan tersedianya antibiotika

    mutakhir komplikasi otogenik menjadi semakin jarang. Pemberian obat-obat itu sering

    menyebabkan gejala dan tanda klinis komplikasi OM%& menjadi kurang jelas. 8al tersebut

    menyebabkan pentingnya mengenal pola penyakit yang berhubungan dengan komplikasi ini. +

    Otitis Media %upuratif &ronik ini sangat mengganggu dan sering menyulitkan baik

    dokter maupun pasiennya sendiri.+ Penatalaksanaan OM%& didasarkan pada tipe klinik penyakit.

    ujuan penting dalam penatalaksanaan OM%& adalah untuk mengusahakan telinga yang :aman;

    dan pertimbangan fungsional merupakan tujuan yang sekunder. erapi medikamentosa ditujukan

     pada OM%& tipe jinak dan tindakan operasi dikerjakan pada OM%& tipe ganas. 2 /ntibiotika

    merupakan salah satu medikamentosa yang telah digunakan untuk pengobatan OM%& sejak

    dulu.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    4/42

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Telinga

    elinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah , telinga dalam. elinga

    luar terdiri atas bagian yang melebar seperti corong yang namanya auricula=pinna dan meatus

    acusticus e>ternus.

    2.1.1Telinga Luar

    3agian tepi terluar auricula bernama heliks. lengkungan lain, yang sejajar dan

    terletak di depan heliks, di sebut anti heliks. /nti heliks ini akan terbagi menjadi dua crura

    di bagian atas, daerah diantara dua crura tersebut dinamakan fossa triangularis. /nti heliks

    merupakan suatu lengkungan yang mengelilingi daerah rendah yang disebut concha.

    9idepan concha, ada proyeksi ke arah luar meatus, yang disebut tragus. 9i bagian yang

     berla*anan dengan tragus, terdapat tonjolan kecil yang disebut anti tragus. 9iba*ah anti

    tragus, terdapat lobulus yang merupakan satu-satunya bagian auricular yang tidak

    mengandung kartilago.

    Meatus acusticus eksternus berlanjut dari bagian ba*ah concha hingga ke membran

    timpani $? 2,5 cm'. Meatus acusticus e>ternus ini sebagian tersusun atas kartilago

    $sepertiga bagian terluar', sebagian lagi atas tulang $2=+ meatus bagian medial', dan

    dilapisi oleh kulit yang berambut. @aringan subdermal meatus dapat menghasilkan

    serumen.

    Aambar ". /natomi telinga

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    5/42

    2.1.2 Telinga Tengah

    elinga tengah merupakan suatu ruang irregular yang terletak didalam tulang

    temporal, terdiri atas caum timpani dan recessus epitympanicus.

    o Baum timpani terletak di balik membran timpani

    o #esesus epitimpanikus terletak di bagian atas membran timpani, mengandung

    sebagian tulang maleus dan sebagian besar inkus.

    elinga tengah berisi tulang-tulang pendengaran $maleus, inkus, stapes' juga otot

    $m. tensor timpani dan m. stapedius 'Membran timpani merupakan membran oal yang memisahkan telinga luar dengan

    telinga tengah. %ebagian

     besar membran tebal, ada

    sebagian kecil di bagian

    superior yang lemah,

    namanya pars flaksida. 9i

    sebelah dalam membran ini

     berhubungan dengan tulang

    maleus, akibatnya, membran

    timpani tertarik ke arah

    telinga tengah. @adi, kalau dilihat dari sisi luar $ke arah telinga luar' membran itu

    cekung, sedangkan bagian yang paling menjorok ke dalam $di bagian tengah

    membran' disebut umbo.

    • Bagian medial oleh dinding lateral telinga dalam

    • 3agian ata dibentuk oleh tegmen timpani

    • Bagian lantai! "ugular dibentuk oleh fundus timpani yang tipis dan di ba*ahnya

    terdapat ena jugularis interna

    Aambar 2. elinga tengah

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    6/42

    •Bagian o#terior dibentuk oleh tulang mastoid

    • Bagian anterior dibentuk oleh arteri karotis interna

    • ulang pendengaran stapes akan melekat ke fenestra estibule $tingkap oal' yang

    menuju ke telinga dalam

    • Per"alanan ner$u# %

     

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    7/42

    tulang ra*an terbungkus kulit berfungsi mengumpulkan gelombang suara dan kemudian

    menyalurkannya ke saluran telinga luar. &emudian gelombang suara membuat membran timpani

    yang menutupi pintu masuk telinga tengah bergetar. 9aerah-daerah gelombang suara yang

     bertekanan tinggi dan rendah berselang-seling menyebabkan gendang telinga menekuk keluar

    masuk seirama frekuensi gelombang suara.

    %etelah itu, telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan

    telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yang terdiri atas + tulang

    yang dapat bergerak atau osikula $maleus, inkus, dan stapes' yang berjalan melintasi telinga

    tengah. ulang pertama, maleus melekat ke membran timpani dan tulang terakhir stapes

    melekat ke jendela oal $pintu masuk ke koklea yang berisi cairan'. &etika membran

    timpani bergetar, rantai tulang-tulang tersebut juga bergerak dengan frekuensi sama,

    memindahkan frekuensi gerakan tersebut dari membran timpani ke jendela oal. Aerakan

    stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oal menyebabkan timbulnya gelombang

    tekanan pada kompartemen atas. &arena cairan tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan

    melalui 2 jalur se*aktu stapes menyebabkan jendela oal menonjol ke dalam, yaituD

    ". Perubahan posisi jendela bundar 

    2. 9efleksi membran basilarisPada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe $kaya

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    8/42

    gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar dan ke dalam rongga

    tengah untuk kompensasi peningkatan tekanan. &etika stapes bergerak mundur dan

    menarik jendela oal ke arah telinga tengah, perilimfe mengalir ke arah berla*anan,

    mengubah posisi jendela bundar ke arah dalam. @alur ini tidak menimbulkan persepsi suara,

    tetapi hanya menghamburkan tekanan.

    Pada jalur kedua, gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan

    mengambil (jalan pintas). Aelombang di kompartemen atas dipindahkan melalui membran

    estibularis yang tipis, ke dalam duktus koklearis, dan kemudian melalui membran basilaris

    ke kompartemen ba*ah. ransmisi gelombang tekanan melalui membran basilaris

    menyebabkan membran ini bergerak ke atas dan ke ba*ah atau bergetar. &arena organ

    Borti menumpang pada membran basilaris, sel-sel rambut juga ikut bergerak naik turun

    ketika membran basilaris bergetar. &arena rambut sel-sel reseptor terbenam di dalammembran tektorial yang kaku dan stasioner, rambut-rambut tersebut akan membengkok ke

    depan dan belakang *aktu membran basilaris menggeser posisinya terhadap membran

    tektorial. Perubahan bentuk mekanis rambut yang maju mundur ini menyebabkan saluran-

    saluran ion gerbang mekanis di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. 8al

    ini menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian.

    %el-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinaps kimia*i

    dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius. 9epolarisasi sel-

    sel rambut $saat membran basilaris bergeser ke atas' meningkatkan kecepatan pengeluaran

    4at perantara yang menaikkan kecepatan potensial aksi di serat-serat aferen. &ecepatan

     pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel rambut mengeluarkan sedikit 4at

     perantara karena mengalami hiperpolarisasi $saat membran basilaris bergeser ke ba*ah'.

    9engan demikian, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan-

    gerakan berosilasi membran basilaris yang membengkokkan pergerakan maju mundur

    rambut-rambut di sel reseptor. Perubahan bentuk mekanis rambut-rambut tersebut

    menyebabkan pembukaan dan penutupan $secara bergantian' saluran di sel reseptor, yang

    menimbulkan perubahan potensial berjenjang di reseptor, sehingga menyebabkan

     perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak. 9engan cara ini,

    gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat dipersepsikan oleh otak

    $bagian lobus temporalis' sebagai sensasi suara.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    9/42

    2.( )titi# *edia Suurati+ Kroni#

    2.(.1De+ini#i

    Otitis media supuratif kronis $OM%&' adalah infeksi kronis di telinga tengah

    dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus

    menerus atau hilang timbul. %ekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.

    OM%& merupakan komplikasi dari otitis media akut stadium perforasi $OM/', yang mana

    OM/ ini menjadi kronis jika membran timpani masih perforasi dan mengeluarkan sekret

    lebih dari satu setengah sampai dua bulan. OM%& sering ditandai adanya gangguan

     pendengaran.

    Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena

    terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik. Penyakit OM%&

    ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita datang dengan gejala-gejala penyakit

    yang sudah lengkap dan morbiditas penyakit telinga tengah kronis ini dapat berganda,

    gangguan pertama berhubungan dengan infeksi telinga tengah yang terus menerus $ hilang

    timbul ' dan gangguan kedua adalah kehilangan fungsi pendengaran yang disebabkan

    kerusakan mekanisme hantaran suara dan kerusakan konka karena toksisitas atau perluasan

    infeksi langsung.

    2.(.2 EPIDE*I)L),I

    !nsiden OM%& ini berariasi pada setiap negara. %ecara umum, insiden OM%& 

    dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Misalnya, OM%& lebih sering dijumpai

     pada orang Eskimo dan !ndian /merika, anak-anak aborigin /ustralia dan orang kulit

    hitam di /frika %elatan. 0alaupun demikian, lebih dari 1 beban dunia akibat OM%& ini

    dipikul oleh negara-negara di /sia enggara, daerah Pasifik 3arat, /frika, dan beberapa

    daerah minoritas di Pasifik. &ehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh

    dan status kesehatan serta gi4i yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk 

    meningkatnya prealensi OM%& pada negara yang sedang berkembang ." %urei prealensi

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    10/42

    di seluruh dunia, yang *alaupun masih berariasi dalam hal definisi penyakit, metode

    sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia akibat OM%& melibatkan 56 

    ++ juta orang dengan telinga berair, di antaranya $+162 juta' menderita kurang

     pendengaran yang signifikan. %ecara umum, prealensi OM%& di !ndonesia adalah +,7

    dan pasien OM%& merupakan 25 dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik 8

    rumah sakit di !ndonesia."

    2.(.( ETI)L),I

    erjadi OM%& hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada

    anak, jarang dimulai setelah de*asa. Iaktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring

    $adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis', mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius.

    Iungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai padaanak dengan cleft palate dan 9o*n;s syndrom. /danya tuba patulous,

    menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden OM%& yang

    tinggi di /merika %erikat.

    &elainan humoral $seperti hipogammaglobulinemia' dan cell-mediated

    $seperti infeksi 8!J, sindrom kemalasan leukosit' dapat manifest sebagai sekresi telinga

    kronis",2.Penyebab OM%& antara lain",2,5D

    ". Gingkungan

    2. Aenetik +. Otitis media sebelumnya.. !nfeksi

    5. !nfeksi saluran nafas atas

    . /utoimunC. /lergi

    7. Aangguan fungsi tuba eustachius.

    3eberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani

    menetap pada OM%& ",2 D

    • !nfeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret

    telinga purulen berlanjut.• 3erlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada

     perforasi.

    • 3eberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi

    epitel.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    11/42

    • Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat

    diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari

     perforasi.

    2.(.- KLASI'IKASIOM%& dapat dibagi atas 2 tipe yaitu D

    ". ipe tubotimpani K tipe jinak K tipe aman K tipe rhinogen.

      Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala

    klinik yang berariasi dari luas dan keparahan penyakit. 3eberapa faktor lain yang

    mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eustachius, infeksi saluran nafasatas,

     pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan daya tahan tubuh yang

    rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan derajat perubahan

    mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel skuamous. %ekret mukoid kronis berhubungan

    dengan hiperplasia goblet sel, metaplasia dari mukosatelinga tengah pada tipe respirasi dan

    mukosiliar yang jelek.%ecara klinis penyakit tubotimpani terbagi atasD5

    a. Iase aktif 

    Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. 3iasanya didahului oleh perluasan

    infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuman

    masuk melalui liang telinga luar. %ekret berariasi dari mukoid sampai mukopurulen.

    Lkuran perforasi berariasi dari sebesar jarum sampai perforasi subtotal pada pars tensa.

    @arang ditemukan polip yang besar pada liang telinga luar. Perluasan infeksi ke sel-sel

    mastoid mengakibatkan penyebaran yang luas dan penyakit mukosa yang menetap harus

    dicurigai bila tindakan konseratif gagal untuk mengontrol infeksi, atau jika granulasi pada

    mesotimpanum dengan atau tanpa migrasi sekunder dari kulit, dimana kadang-kadang

    adanya sekret yangberpulsasi diatas kuadran posterosuperior.

     b. Iase tidak aktif = fase tenangPada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga

    tengah yang pucat. Aejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. Aejala lain yang

    dijumpai seperti ertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga.Iaktor predisposisi pada penyakit tubotimpani D

    • !nfeksi saluran nafas yang berulang, alergi hidung, rhinosinusitis kronis

    • Pembesaran adenoid pada anak, tonsilitis kronis

    • Mandi dan berenang dikolam renang, mengkorek telinga dengan alat yang terkontaminasi

    •  Malnutrisi dan hipogammaglobulinemia

    • Otitis media supuratif akut yang berulang

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    12/42

    2. ipe atikoantral K tipe ganas K tipe tidak aman K tipe tulang

      Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral

    lebihsering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang

    mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. &olesteatom adalah suatu

    massa amorf, konsistensi seperti mentega, ber*arna putih, terdiri dari lapisan epitel

     bertatah yang telah nekrotis. &olesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu D

    a. &ongenital&riteria untuk mendiagnosa kolesteatom kongenital, menurut 9erlaki dan Blemis $"15'

    adalahD

    • 3erkembang dibelakang dari membran timpani yang masih utuh.

    • idak ada ri*ayat otitis media sebelumnya.Pada mulanya dari jaringan embrional dari

    epitel skuamous atau dari epitel undiferential yang berubah menjadi epitel skuamous

    selama perkembangan. &ongenital kolesteatom lebih sering ditemukan pada telinga tengah

    atau tulang temporal, umumnya pada apeks petrosa. 9apat menyebabkan fasialis parese,

    tuli saraf berat unilateral, dan gangguan keseimbangan.

     b. 9idapat.  &olesteatoma yang didapat seringnya berkembang dari suatu kantong retraksi. @ika

    telah terbentuk adhesi antara permukaan ba*ah kantong retraksi dengan komponen telinga

    tengah, kantong tersebut sulit untuk mengalami perbaikan bahkan jika entilasi telinga

    tengah kembali normal. /rea kolaps pada segmen atik atau segmen posterior pars tensa

    membrane timpani. Epitel skuamosa pada membrane timpani normalnya membuang

    lapisan sel-sel mati dan tidak terjadi akumulasi debris, tapi jika terbentuk kantong retraksi

    dan proses pembersihan ini gagal, debris keratin akan terkumpul dan pada akhirnya

    membentuk kolesteatoma. Pengeluaran epitel melalui leher kantong yang sempit menjadi

    sangat sulit dan lesi tersebut membesar. Membran timpani tidak mengalami :perforasi;

    dalam arti kata yang sebenarnya D lubang yang terlihat sangat kecil, merupakan suatu

    lubang sempit yang tampak seperti suatu kantong retraksi yang berbentuk seperti botol,

     botol itu sendiri penuh dengan debris epitel yang menyerupai lilin. eori lain pembentukan

    kolesteatoma menyatakan bah*a metaplasia skuamosa pada mukosa telinga tengah terjadi

    sebagai respon terhadap infeksi kronik atau adanya suatu pertumbuhan ke dalam dari

    epitel skuamosa di sekitar pinggir perforasi, terutama pada perforasi marginal.C

      9estruksi tulang merupakan suatu gambaran dari kolesteatoma didapat, yang dapat

    terjadi akibat aktiitas en4imatik pada lapisan subepitel. Aranuloma kolesterol tidak 

    memiliki hubungan dengan kolesteatoma, meskipun namanya hampir mirip dan kedua

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    13/42

    kondisi ini dapat terjadi secara bersamaan pada telinga tengah atau mastoid.Aranuloma

    kolesterol, disebabkan oleh adanya kristal kolesterol dari eksudat serosanguin yang ada

    sebelumnya. &ristal ini menyebabkan reaksi benda asing, dengan cirsi khas sel raksasa dan

     jaringan granulomatosa.

    Perforasi Membran ympani

      9efinisi

    Perforasi atau hilangnya sebagian jaringan dari membrane timpani yang menyebabkan

    hilanggnya sebagian atau seluruh fungsi dari membrane timpani. Membran timpani adalah

    organ pada telinga yang berbentuk seperti diafragma, tembus pandang dan fleksibel sesuai

    dengan fungsinya yang menghantarkan energy berupa suara dan dihantarkan melalui saraf 

     pendengaran berupa getaran dan impuls-impuls ke otak. Perforasi dapat disebabkan oleh

     berbagai kejadian, seperti infeksi, trauma fisik atau pengobatan sebelumnya yang

    diberikan.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    14/42

    Menurut letaknya D3entuk perforasi membran timpani adalah D

    ". Perforasi sentral

    Gokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior, kadang-

    kadang sub total.

    2. Perforasi marginal

    erdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus.

    Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada

     pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom.3. Perforasi atik 

    erjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma.. Perforasipostero-superior 

    Menurut luasnya perforasi". Perforasi kecil

    2. perforasi sedang+. perforasi luas $subtotal -- total'

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    15/42

    2.(. PAT),ENESIS

      3anyak penelitian pada he*an percobaan dan preparat tulang temporal menemukan bah*a

    adanya disfungsi tuba Eustachius, yaitu suatu saluran yang menghubungkan rongga di belakang

    hidung $nasofaring' dengan telinga tengah $kaum timpani', merupakan penyebab utama

    terjadinya radang telinga tengah ini $otitis media'."

      Pada keadaan normal, muara tuba Eustachius berada dalam keadaan tertutup dan akan

    membuka bila kita menelan. uba Eustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan

    udara telinga tengah dengan tekanan udara luar $tekanan udara atmosfer'. Iungsi tuba yang

     belum sempurna, tuba yang pendek, penampang relatif besar pada anak dan posisi tuba yang

    datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak akan lebih mudah

    menjalar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM daripada de*asa."

    Aambar ". /natomi tuba eustachius anak dan de*asa  Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring melalui tuba

    Eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari telinga tengah. Pada saat

    ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator peradangan pada telinga tengah yang

    dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti netrofil, monosit, dan leukosit serta sel lokal seperti

    keratinosit dan sel mastosit akibat proses infeksi tersebut akan menambah permiabilitas

     pembuluh darah dan menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. %elain itu, adanya

     peningkatan beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena

    stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada telinga tengah."

      Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari satu lapisan,

    epitel skuamosa sederhana, menjadi pseudostratified respiratory epithelium dengan banyak 

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    16/42

    lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi ini mempunyai sel goblet dan sel yang

     bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta pembuluh darah. Penyembuhan OM ditandai

    dengan hilangnya sel-sel tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan epitel sederhana."

    Aambar 2. Perjalanan Penyakit OM%& 

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    17/42

    Aambar +. Perjalanan penyakit OM%&.

    2.(./ PAT)L),I

      OM%& lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. &eadaan kronis ini

    lebih berdasarkan keseragaman *aktu dan stadium dari pada keseragaman gambaran patologi.

    %ecara umum gambaran yang ditemukan adalahD

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    18/42

    • erdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral.

    • Mukosa berariasi sesuai stadium penyakit

    • ulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi

    sebelumnya.

    Pneumatisasi mastoidOM%& paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir 

    terjadi antara 5-" tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh otitis

    media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda. 3ila infeksi kronik terus berlanjut,

    mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid berkurang." 

    ,EJALA KLINIS

    9iagnosis". elinga berair $otorrhoe'

      %ekret bersifat purulen $kental, putih' atau mukoid $seperti air dan encer' tergantung stadium

     peradangan. %ekret yang mukus dihasilkan oleh aktiitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan

    mastoid. Pada OM%& tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang

    sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan

    infeksi. &eluarnya sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan

    infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang.

    Pada OM%& stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. %ekret yang sangat bau,

     ber*arna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya. 9apat

    terlihat keping-keping kecil, ber*arna putih, mengkilap. Pada OM%& tipe ganas unsur mukoid

    dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.

    %ekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga

    dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. %uatu sekret yang encer berair 

    tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

    2. Aangguan pendengaran

      !ni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. 3iasanya dijumpai tuli

    konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Aangguan pendengaran mungkin ringan

    sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat

    menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra oalis. 3ila tidak dijumpai kolesteatom, tuli

    konduktif kurang dari 2 db ini ditandai bah*a rantai tulang pendengaran masih baik. &erusakan

    dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari +

    db. 3eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    19/42

    dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OM%& tipe maligna biasanya

    didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga

    kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat

    harus diinterpretasikan secara hati-hati.1

      Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena

     penetrasi toksin melalui foramen rotundum atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis

    supuratif. 3ila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat

    menggambarkan sisa fungsi koklea.

    +. Otalgia $nyeri telinga'

     

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    20/42

    Aambar . Manifestasi OM%& 

    2.(.& Diagno#i#

    9ari anamnesa dan pemeiksaan fisik dapat di dapatkan D

    a. elinga berair (otorrhoe)

    %ekret bersifat purulen $ kental, putih' atau mukoid $ seperti air dan encer'

    tergantung stadium peradangan. %ekret yang mukus dihasilkan oleh aktiitas

    kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OM%& tipe jinak, cairan yang

    keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi

    mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. &eluarnya

    sekretbiasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan

    infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi

    atau berenang. Pada OM%& stadium inaktif tidak dijumpai adanya sekret telinga.

    %ekret yang sangat bau, ber*arna kuning abu-abu kotor memberi kesan

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    21/42

    kolesteatoma dan  produk degenerasinya. 9apat terlihat keping-keping kecil,

     ber*arna putih, mengkilap. Pada OM%& tipe ganas unsur mukoid dan sekret

    telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas.

    %ekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan

     polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. %uatu

    sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

    b. Aangguan pendengaran

    !ni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran.

    3iasanyadijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Aangguan

     pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah

    yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke

    fenestra oalis. 3ila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 2 db

    ini ditandai bah*a rantai tulang pendengaran masih baik. &erusakan dan fiksasi

    dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari +

    db. 3eratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani 

    serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada

    OM%& tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai

    tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai

     penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harusdiinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi

     perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela

     bulat $foramen rotundum' atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif.

    3ila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang

    dapat menggambarkan sisa fungsi kohlea.

    c. Otalgia $ nyeri telinga'

     

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    22/42

    otitis eksterna sekunder.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    23/42

    rotundum, sehingga menyebabkan penurunan ambang hantaran tulang secara

    temporer=permanen yang pada fase a*al terbatas pada lengkung basal kohlea tapi

    dapat meluas kebagian apek kohlea. Aangguan pendengaran dapat dibagi dalam

    ketulian ringan, sedang, sedang berat, dan ketulian total, tergantung dari hasil

     pemeriksaan $ audiometri atau test berbisik'. 9erajat ketulian ditentukan dengan

    membandingkan rata-rata kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi

     percakapan terhadap skala !%O "1 yang ekialen dengan skala /

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    24/42

    dengan maskingadalah dianjurkan, terutama pada tuli konduktif bilateral dan tuli

    campur.

    b. Pemeriksaan #adiologi

    Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai

    diagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri.

    Pemerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik,

    lebih kecil dengan pneumatisasi leb ih sedikit dibandingkan mastoid yang satunya

    atau yang normal. Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi kesan

    kolesteatom. Proyeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah D

    1.  Proyeksi Schuller , yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid

    dariarah lateral dan atas. Ioto ini berguna untuk pembedahan karena

    memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen. Pada keadaan mastoid yang

    skleritik, gambaran radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk

    menghindari dura atau sinus lateral.

    2. Proyeksi Mayer atau O*en, diambil dari arah dan anterior telinga tengah.

    /kantampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat

    diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.3.  Proyeksi Stenver , memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosusdan

    yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, estibulum dan

    kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan

    melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran

    akibatkolesteatom.

    4.  Proyeksi Chause III , memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga

    dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan

    atau B scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena

    kolesteatom, ada atau tidak tulang-tulang pendengaran dan beberapa kasus

    terlihat fistula pada kanalis semisirkularis hori4ontal. &eputusan untuk

    melakukan operasi jarang berdasarkan hanya dengan hasil -ray saja. Pada

    keadaan tertentu seperti bila dijumpai sinus lateralis terletak lebih anterior

    menunjukan adanya penyakit mastoid.

    2.(.& K)*PLIKASI )*SK 

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    25/42

    Otitis media supuratif, baik yang akut atau kronis mempunyai potensi untuk 

    menjadi serius dan menyebabkan kematian. endensi otitis media mendapat komplikasi

    tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore. 0alaupun demikian

    organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan

    komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OM%& tipe maligna, tetapi suatu otitis

    media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang irulen pada OM%& tipe benigna pun

    dapat menyebabkan komplikasi",2.

    &omplikasi otitis media terjadi apabila sa*ar pertahanan telinga tengah yang

    normal dile*ati, sehingga infeksi dapat menjalar ke struktur di sekitarnya. Pertahanan pertama

    adalah mukosa kaum timpani, yang mampu melokalisasi infeksi. %a*ar kedua adalah dinding

    tulang kaum timpani dan sel mastoid. 9inding pertahanan ketiga adalah jaringan granulasi.Penyebaran secara hematogen dapat diketahui dengan adanya D

    ". &omplikasi terjadi pada a*al infeksi atau eksaserbasi akut2. Aejala prodromal tidak jelas

    +. ada operasi, didapatkan dinding tulang teling tengah utuh, dan tulang serta lapisan muko

     periosteal meradang dan mudah berdarah

    Penyebaran melalui erosi tulang dapat diketahui bila D". &omplikasi terjadi beberapa minggu atau lebih setelah a*al penyakit

    2. Aejala prodromal mendahului gejala infeksi

    +. Pada operasi ditemukan lapisan tulang yang rusak di antara fokus supurasi dengan

    struktur sekitarnya

    Penyebaran melalui jalan yang sudah ada dapat diketahui bila D

    ". &omplikasi terjadi pada a*al penyakit2. %erangan labirinitis atau meningitis berulang, mungkin juga dapat ditemukan

    fraktur tengkorak, ri*ayat operasi tulang, atau ri*ayat otitis media yang sudah sembuh

    +. Pada operasi ditemukan jalan penjalaran sa*ar tulang yang bukan karena erosi3ila

    dengan pengobatan medikamentosa tidak berhasil mengurangi gejala, seperti otorea terus

    terjadi, dan pada pemeriksaan otoskopik tidak menunjukkan berkurangnya reaksi

    inflamasi dan pengumpulan cairan, maka harus di*aspadai kemungkinan terjadinya

    komplikasi. Pada stadium akut, yang dapat merupakan tanda bahaya antara lain naiknya

    suhu tubuh, nyeri kepala, atau adanya malaise, dro*siness, somnolen, atau gelisah. 9apat

     juga timbulnya nyeri kepala di bagian parietal atau oksipital, dan adanya mual, muntah

     proyektil, serita kenaikan suhu badan yang menetap selama terapi, merupakan

    tanda komplikasi intrakranial. Pada OM%&, tanda penyebaran penyakit dapat

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    26/42

    terjadi setelah sekret berhenti, karena menandakan adanya sekret purulen yang

    terbendung.Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus mele*ati +

    macam lintasan",2 D

    •9ari rongga telinga tengah ke selaput otak 

    • Menembus selaput otak.

    • Masuk ke jaringan otak.

    !nsidensi terjadinya komplikasi dari otitis media kronik dan kolesteatoma sudah menurun

    sejak semakin banyaknya antibiotik pada a*al abad ke 2. 3agaimanapun,

    komplikasi ini dapat terus terjadi, dan bisa berakibat fatal apabila tidak diidentifikasi dan diterapi

    secara tepat. erapi dari komplikasi otitis media kronik tidak sama dengan

     penanganan terhadap otitis media akut, karena biasanya memerlukan tindakan interensi bedah.

    Otitis media kronik $OM&' dikenal sebagai infeksi atau inflamasi persisten dari telinga

    tengah dan mastoid. &ondisi ini melibatkan perforasi dari membran timpani, dengan

    adanya cairan yang keluar dari telinga $otorrhea' secara intermiten atau terus-menerus. 9engan

    terjadinya otomastoiditis kronis dan disfungsi dari tuba eustachius yang persisten, membran

    timpani melemah, yang meningkatkan kemungkinan atelektasis telinga atau pembentukan

    kolesteatoma.&edekatan dari telinga tengah dan mastoid ke intratemporal dan intrakranial

    meningkatkan risiko infeksi terjadinya komplikasi dari struktur kompartemen yang

     berlokasi di sekitar daerah itu. Otitis media akut $OM/' dan komplikasinya leboh sering terjadi

     pada anak kecil, sedangkan komplikasi sekunder untuk otitis media kronis dengan atau tanpa

    klesteatoma lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua dan de*asa.

    &omplikasi dari OM/ dan OM& dikenal dengan menggunakan sistem klasifikasi yang

    dibagi menjadi komplikasi intrakranial dan ekstrakranial. &omplikasi ekstrakranial

    dibagi lagi menjadi komplikasi e>tratemporal dan intratemporal. Pengembangan dan

     penggunaan antibiotik yang tepat dapat menurunkan komplikasi yang merugikan. tra k ranial". /bses %ubperiosteal

    /bses subperiosteal adalah komplikasi ekstrakranial dari OM& yang paling sering

    terjadi. /bses ini terjadi di korteks mastoid ketika proses infeksi dalam sel-sel udara mastoid

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    27/42

    meluas ke ruang subperiosteal. Perluasan ini paling sering terjadi sebagai akibat dari erosi

    korteks sekunder menjadi mastoiditis akut atau coalescent, tetapi juga dapat terjadi sebagai

    akibat dari perluasan askular sekunder menjadi phlebitis dari ena mastoid. /bses

    subperiosteal terlihat lebih sering pada anak-anak muda dengan OM/, tetapi juga

    ditemukan pada otitis kronis dengan dan tanpa cholesteatoma. Bholesteatoma dapat

    menghalangi aditus ad antrum, mencegah terhubungnya dari isi dari mastoid yang

    terinfeksi dengan ruang telinga tengah dan tuba eustachius. Obstruksi ini meningkatkan

    kemungkinan dekompresi yang infeksius sampai korteks mastoid, menyajikan klinis

    sebagai abses subperiosteal atau abses 3e4old.9iagnosis

    %eringkali, diagnosis abses subperiosteal dibuat atas dasar klinis. Lmumnya, pasien akan

    datang dengan gejala sistemik, termasuk demam dan malaise, bersama dengan tanda-tanda lokal,

    termasuk daun telinga yang menonjol ke arah lateral dan inferior, dan juga terdapat daerah yang

    fluktuatif, eritematosa, dan nyeri di belakang telinga. 3ila diagnosis tidak pasti pada ealuasi

    klinis, B scan kontras dapat menunjukkan abses dan mungkin defek kortikal pada mastoid.

    %ebuah kasus dapat dibuat untuk B scan kontras dari tulang temporal pada semua

     pasien dengan gejala-gejala ini, untuk membantu dalam perencanaan terapi dan untuk 

    menyingkirkan kemungkinan komplikasi lainnya. Mastoiditis tanpa abses, limfadenopati, abses

    superfisial, dan kista sebasea terinfeksi adalah kemungkinan lain yang harus

    disingkirkan.2. /bses 3e4old

    /bses 3e4old adalah abses cerical yang berkembang mirip dengan abses subperiosteal

    secara patologi. 9engan adanya mastoiditis coalescent, jika korteks mastoid terkena pada

    ujungnya, sebagai la*an dari korteks lateral, abses akan berkembang di leher,

    dalam sampai sternokleidomastoid. /bses ini dideskripsikan sebagai massa yang dalam

    dan lembut pada leher. &arena abses berkembang dari sel-sel udara di ujung

    mastoid, ini ditemukan pada anak-anak yang lebih tua dan orang de*asa, di mana pneumatisasi

    dari mastoid telah diperpanjang sampai ke ujung. %ebagian besar dari abses ini adalah hasil dari

    ekstensi langsung melalui korteks, selain itu adalah dari transmisi melalui korteks utuh dengan

    cara phlebitis ena mastoid. Meskipun abses 3e4old adalah komplikasi dari OM/ dengan

    mastoiditis yang lebih sering terjadi pada anak-anak, abses ini juga dikenal sebagai komplikasi

    dari OM& dengan cholesteatoma.9iagnosis

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    28/42

    B scan kontras dari leher dan mastoid dianjurkan untuk membuat diagnosis dari abses

    3e4old. Presentasi dari pembesaran massa yang dalam dan lembut di leher harus

    dibedakan dari inflamasi limfadenopati leher, yang sulit atas dasar klinis saja. B scan abses

    3e4old yang menunjukkan abses melingkar yang meningkat dengan peradangan di sekitarnya,

    dapat menunjukkan dehiscence tulang di ujung mastoid, dan dapat membantu dalam perencanaan

    operasi.

    &omplikasi !ntratemporal". Iistula Gabirin

    Iistula labirin terus menjadi salah satu komplikasi yang paling umum dari otitis kronis

    dengan cholesteatoma, dan telah dilaporkan terjadi pada sekitar C dari kasus. 3eberapa

    keadaan ini lebih mengganggu ahli bedah otologic daripada terdapatnya sebuah labirin terbuka

    yang ditemukan pada saat operasi cholesteatoma. #isiko kehilangan pendengaran sensorineural

    yang signifikan sebagai akibat manipulasi bedah membuat labirin terbuka dan pengelolaannya

    menjadi topik yang sangat kontroersial.&arena lokasinya di dekat antrum, kanalis semisirkularis hori4ontal adalah bagian yang

     paling sering terlibat dari labirin, dan menyumbang sekitar 1 dari fistula ini. Meskipun kanal

    horisontal biasanya terlibat, fistula dapat terjadi di kanal posterior dan superior, dan di koklea

    itu sendiri. Iistula koklea dikaitkan dengan insidensi terjadinya gangguan pendengaran

    yang jauh lebih tinggi ditemui dibandingkan dengan labirin fistula.Erosi tulang dari kapsul otic dapat terjadi melalui dua proses yang berbeda.

    9engan terdapatnya cholesteatoma, mediator diaktifkan dari matriks, atau tekanan dari

    cholesteatoma itu sendiri, dapat menyebabkan osteolisis dan membuka labirin.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    29/42

    9iagnosis

    Pasien yang memiliki erosi yang signifikan dari labirin klasik ini datang dengan ertigo

    subjektif dan tes fistula yang positif pada pemeriksaan. %ayangnya, gambaran klasik tidak 

    sensitif dalam identifikasi preoperatif fistula. Jertigo periodik atau disekuilibrium yang

    signifikan ditemukan pada 2 sampai dari pasien yang memiliki fistula sebelum operasi.

    es fistula positif dalam +2 sampai 5 dari pasien yang ditemukan memiliki fistula selama

    eksplorasi bedah. Meskipun kehilangan pendengaran sensorineural ditemukan di sebagian

     besar pasien $7', itu bukan indikator yang sensitif untuk fistula.

    Meskipun adanya gangguan pendengaran sensorineural, ertigo, atau tes fistula

     positif pada pasien yang memiliki cholesteatoma harus meningkatkan kecurigaan untuk fistula,

    tidak adanya tanda-tanda tadi tidak menjamin labirin tulang utuh. 8al ini sebagai alasan bah*a

     pendekatan bedah yang bijaksana adalah dengan mengasumsikan adanya fistula di setiap kasus

    cholesteatoma, untuk mencegah komplikasi yang tak terduga.

    0alaupun pencitraan uniersal untuk semua pasien yang memiliki cholesteatoma belum

    standar, tinjauan literatur menunjukkan bah*a penggunaan pencitraan B pra operasi

    meningkat. &arena ketidakmampuan untuk secara akurat mendiagnosis fistula preoperatif atas

    dasar klinis, peningkatan dalam pencitraan merupakan upaya untuk meningkatkan deteksi suatu

    labirin, nerus facialis , atau dura yang terkena, untuk membantu dalam perencanaan operasi.

    %ayangnya, kemampuan untuk mendeteksi fistula secara akurat pada B pra operasi telah

    dilaporkan sebagai 5C sampai . 9alam laporan saat ini B scan tidak lebih sensitif 

    daripada anamnesis dan pemeriksaan fisik dalam mendeteksi fistula labirin. 9iagnosis definitif 

    untuk fistula hanya dibuat intraoperatif, yang menegaskan kembali kebutuhan untuk 

    menangani semua kasus cholesteatoma dengan hati-hati.2. Mastoiditis Boalescent

    Mastoiditis adalah spektrum penyakit yang harus didefinisikan dengan tepat untuk 

    diterapi secara memadai. Mastoiditis, didefinisikan sebagai penebalan mukosa atau efusi

    mastoid, adalah umum dalam suatu otitis akut atau kronis, dan dilihat secara rutin pada B scan.

    Mastoiditis secara klinis menyajikan postauricular eritema, nyeri, dan edema, dengan

    daun telinga ke arah posterior dan inferior. Pemeriksaan lebih lanjut diindikasikan

    untuk menentukan pengobatan yang paling tepat.

    9iagnosis9engan adanya mastoiditis klinis, B scan harus dilakukan untuk mengealuasi abses

    subperiosteal atau mastoiditis coalescent. Mastoiditis Boalescent adalah proses akut,

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    30/42

    infeksi tulang mastoid, dengan kehilangan karakteristik tulang trabekuler. !ni adalah

    komplikasi yang jarang terjadi, dan terlihat biasanya pada anak-anak muda dengan OM/.&lasik, mastoiditis coalescent digambarkan sebagai terjadi di mastoid yang

    terpneumatisasi pada OM/ yang tidak sempurna diobati, sedangkan otitis kronis dan

    cholesteatoma terjadi pada tulang temporal sklerotik.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    31/42

    $fisura 8yrtl', atau melalui erosi tulang dan penyuluhan langsung. 9ari ketiga

    kemungkinan, meningitis otogenic paling umum adalah hasil dari penyebaran hematogen.9iagnosis

    9iagnosis cepat meningitis bergantung pada pengenalan dari tanda-tanda peringatan oleh

    dokter. anda-tanda bah*a harus meningkatkan kecurigaan komplikasi intrakranialtermasuk demam persisten atau intermiten, mual dan muntah iritabilitas, letargi, atau sakit

    kepala persisten. anda-tanda yang juga membantu diagnosis proses intrakranial meliputi

     perubahan isual kejang onset baru, kaku kuduk, ataksia, atau status mental menurun. @ika ada

    tanda-tanda mencurigakan itu terjadi, pengobatan segera dan pemeriksaan lebih lanjut sangat

     penting. /ntibiotik spektrum luas, seperti sefalosporin generasi ketiga, harus diberikan

    selama tes diagnostik sedang dilakukan. B scan atau M#! kontras akan

    menunjukkan peningkatan karateristik meningeal dan menyingkirkan komplikasi

    intrakranial tambahan yang dikenal terjadi pada hingga 5 dari kasus ini. 9engan tidak adanya

    efek massa yang signifikan pada pencitraan, pungsi lumbal harus dilakukan untuk 

    mengkonfirmasi diagnosis dan memungkinkan untuk kultur dan tes sensitiitas.

    2. /bses Otak/bses otak adalah komplikasi intrakranial kedua yang paling umum dari

    otitis media setelah meningitis, tetapi mungkin yang paling mematikan. 3erbeda dengan

    meningitis, yang lebih sering disebabkan oleh OM/, otak abses hampir selalu merupakan hasil

    dari OM&. Gobus temporal dan otak kecil yang paling sering terkena dampaknya. /bses ini

     berkembang sebagai hasil dari perpanjangan hematogen sekunder menjadi tromboflebitis di

    hampir semua kasus, tetapi erosi tegmen dengan abses epidural dapat menyebabkan abses lobus

    temporal. 8asil kultur dari abses ini biasanya steril, dan, bila positif, biasanya mengungkapkan

    flora campur, namun Proteus yang lebih sering dikultur daripada patogen lain. Perkembangan

    klinis yang terlihat pada pasien ini terjadi dalam tiga tahap. ahap pertama digambarkan sebagai

    tahap ensefalitis, dan termasuk gejala seperti flu yaitu gejala demam, kekakuan, mual, perubahan

    status mental, sakit kepala, atau kejang. ahap ini diikuti oleh laten, diam atau di mana gejala

    akut mereda, namun kelelahan umum dan kelesuan bertahan. ahap ketiga dan terakhir menandai

    kembalinya gejala akut, termasuk sakit kepala parah, muntah, demam, perubahan status mental,

     perubahan hemodinamik dan peningkatan tekanan intrakranial. ahap ketiga adalah

    disebabkan rongga abses yang pecah atau meluas.

    9iagnosis

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    32/42

      %eperti dengan meningitis, setiap gejala yang mungkin mengindikasikan

    keterlibatan intrakranial membutuhkan tindakan cepat. 9engan adanya gejala ini, B scan atau

    M#! kontras harus dipesan sementara !J antimikroba terapi dimulai. Lntuk abses otak, M#!

    lebih unggul. Meskipun M#! memberikan detil yang lebih baik mengenai abses sendiri, B

    scan memberikan informasi berharga tentang erosi tulang mastoid, dan dapat

    membantu dalam menentukan penyebab abses dan pilihan pengobatan yang paling tepat.

    Pencitraan itu sendiri adalah diagnostik abses parenkim yang signifikan, dan

    ealuasi menyeluruh dari pencitraan diperlukan untuk menyingkirkan komplikasi

    intrakranial secara bersamaan, atau bukti tekanan intrakranial meningkat.+. rombosis %inus Gateral

      %inus sigmoid atau trombosis sinus lateralis merupakan komplikasi yang terkenal dari

    otitis media dimana tercatat "C sampai "1 kasus dari komplikasi intrakranial.

    &edekatan dari telinga tengah dan sel udara mastoid ke sinus ena dural memudahkan mereka

    untuk menjadi trombosis dan tromboflebitis sekunder terhadap infeksi dan peradangan

    di telinga tengah dan mastoid. &eterlibatan sinus sigmoid atau lateral dapat hasil dari erosi

    tulang sekunder untuk OM& dan cholesteatoma, dengan perpanjangan langsung dari

     proses menular ke ruang perisinus, atau dari penyebaran ruang dari tromboflebitis

    ena mastoid. %etelah sinus telah terlibat, dan trombus intramural berkembang, dapat

    menghasilkan sejumlah komplikasi yang serius. 8idrosefalus Otitic dikenal untuk mempersulit

    sejumlah besar kasus ini. 3ekuan yang terinfeksi dapat menyebar ke arah pro>imal

    melibatkan pertemuan sinus $torcular herophili' dan sinus sagital, menyebabkan hidrosefalus

    yang mengancam ji*a, atau menyebar ke arah distal untuk melibatkan ena jugularis interna.

    &eterlibatan ena jugularis interna meningkatkan risiko emboli paru septik.

    9iagnosis

      Presentasi klasik dari trombosis sinus sigmoid atau lateral adalah adanya demam tinggi

    yang tajam dalam pola picket fence, sering terlihat dengan sakit kepala dan malaise umum.

    %eperti banyak komplikasi ini, tingkat kecurigaan yang tinggi diperlukan karena demam spiking

    mungkin tumpul oleh penggunaan antibiotik bersamaan. 9engan adanya demam tinggi spiking,

    atau kepedulian untuk tekanan intrakranial meningkat, B scan harus dikontraskan dilakukan

    untuk melihat tromboflebitis. 9inding sinus akan lebih cerah dengan kontras dan

    menghasilkan tanda delta karakteristik yang berkaitan dengan trombosis sinus. 9engan

    adanya trombosis sinus signifikan, sebuah Jenogram resonansi magnetik M#! dijamin,

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    33/42

    karena mereka dapat digunakan serial untuk mengealuasi propagasi gumpalan atau

    resolusi.. /bses Epidural

      /danya abses epidural sering dapat membahayakan dalam perkembangan.

    /bses ini berkembang sebagai hasil dari penghancuran tulang dari cholesteatoma ataudari mastoiditis coalescent. anda-tanda dan gejala tidak berbeda secara signifikan dari yang

    ditemukan dalam OM&. &adang-kadang, iritasi dural dapat mengakibatkan peningkatan otalgia

    atau sakit kepala yang berfungsi sebagai tanda menyangkut di latar belakang OM&.

    &arena komplikasi ini tidak begitu jelas dalam presentasi klinis, sehingga

    sering ditemukan secara kebetulan pada saat operasi cholesteatoma atau B scan untuk 

    keperluan lain.

    9iagnosis  idak seperti komplikasi intrakranial lainnya, tidak ada gejala yang sensitif atau spesifik 

    sugestif dari proses penyakit ini. &ecurigaan klinis yang tinggi diperlukan untuk 

    mendiagnosis abses epidural sebelum operasi. &ehadiran otalgia meningkat atau sakit

    kepala sebaiknya meningkatkan kecurigaan untuk komplikasi intrakranial. B scan atau M#!

    kontras cukup untuk mendiagnosis abses ini. 3ahkan dengan ealuasi yang cermat, diagnosis ini

    sering dibuat pada saat operasi.

    5. Otitic 8ydrocephalus

    Otitic hidrosefalus digambarkan sebagai tanda-tanda dan gejala menunjukkan

     peningkatan tekanan intrakranial dengan GB% yang normal pada pungsi lumbal, yang

    dapat hadir sebagai komplikasi dari OM/, OM&, atau operasi otologic. 8idrosefalus Otitic

    sampai sekarang belum dipahami seluruhnya, begitu juga dari sisi patofisiologi !ni adalah sebuah

    ironi karena kondisi ini dapat ditemukan tanpa otitis, dan pasien tidak memiliki entrikel yang

    melebar menunjukkan tanda hidrosefalus. %ymonds, yang menciptakan istilah otitic hidrosefalus,

    merasa bah*a kondisi ini dikembangkan dari infeksi sinus $transersal' lateral,

    dengan perluasan thrombophlebitis ke pertemuan sinus untuk melibatkan sinus sagital superior.

    Peradangan atau infeksi dari sinus sagital superior mencegah penyerapan GB% melalui ili

    arachnoid, sehingga tekanan intrakranial meningkat. 8al ini biasanya terjadi tromboflebitis

    menular sebagai akibat dari infeksi otologic, tetapi beberapa kasus juga terdapat pada kasus

    tanpa operasi otologic atau otitis. %elanjutnya, meskipun trombosis sinus lateral biasanya

    ditemukan pada hidrosefalus otitic, kasus telah dilaporkan tanpa trombosis sinus dural.

    9iagnosis

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    34/42

    9iagnosis hidrosefalus otitic membutuhkan tingkat kecurigaan yang tinggi

    untuk mengenali gejala sugestif. Aejala-gejala yang ditemukan pada pasien ini adalah akibat dari

    tekanan intrakranial yang meningkat dan menyebar termasuk sakit kepala, mual, muntah,

     perubahan isual, dan kelesuan. &ehadiran gejala ini memerlukan pemeriksaan

    menyeluruh dan pencitraan. Pemeriksaan fundoscopic harus dilakukan untuk mengealuasi

     papilledema sebagai bukti tekanan intrakranial meningkat. M#! dan M#J harus dilakukan untuk 

    mengealuasi untuk pembesaran entrikel, atau komplikasi intrakranial yang lain, seperti

    trombosis sinus yang signifikan dengan obstruksi. Peningkatan tekanan intrakranial dengan

    gejala klinis dan papilledema tanpa adanya dilatasi entrikel atau meningitis sudah cukup untuk 

    membuat diagnosis ini. M#J akan mengkonfirmasi keberadaan dan tingkat trombosis sinus

    dural, tetapi tidak diperlukan untuk membuat diagnosis hidrosefalus otitic.

    PENATALAKSANAAN

      erapi OM%& memerlukan *aktu ama dan harus berulang. Pengobatan penyakit telinga

    kronis yang efektif harus didasarkan pada faktor-faktor penyebabnya dan pada stadium

     penyakitnya. 3ila didiagnosis kolesteatoma, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi obat-

    obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi.

    Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luas infeksi, dimana pengobatanannya

    dibagi atasD

    • &onseratif 

    PembedahanO M%& 3enigna enang

    &eadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorektelinga, air 

     jangan masuk ke telinga se*aktu mandi, dilarang berenang dan segera berobatbila menderita

    infeksi saluran nafas atas. 3ila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi

    $miringoplasti, timpanoplasti' untuk mencegah infeksiberulang serta gangguan pendengaran.

    O M%& 3enigna /ktif 

    Prinsip pengobatan OM%& benigna aktif adalah D

    • Membersihkan liang telinga dan kaum timpani

    • Pemberian antibiotika D

    antibiotika=antimikroba topikal

    antibiotika sistemik 

    Pembersihan liang telinga dan kaum timpan $aural toilet'

    ujuan aural toilet adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan

    mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi perkembangan

    mikroorganisme. Pembersihan kaum timpani dengan menggunakan cairan pencuci telinga

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    35/42

     berupa larutan 82O2 + selama +-5 hari. Aaram faal agar lingkungan bersifat asam sehingga

    merupakan media yang buruk untuk pertumbuhan kuman.

    Pemberian antibiotik topikal

     %etelah sekret berkurang, terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang

    mengandung antibiotika dan kortikosteroid, hal ini dikarenakan biasanya ada gangguan

    askularisasi ditelinga tengah sehingga antibiotika oral sulit mencapai sasaran optimal. Bara

     pemilihan antibiotika yang paling baik adalah berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji

    resistensi.Preparat antibiotika topikal untuk infeksi telinga tersedia dalam bentuk tetes telinga

    dan mengandung antibiotika tunggal atau kombinasi, jika perlu ditambahkan kortikosteroid

    untuk mengatasi manifestasi alergi lokal. Obat tetes yang dijual di pasaran saat ini banyak 

    mengandung antibiotika yang bersifat ototoksik. Oleh sebab itu, jangan diberikan secara terus

    menerus lebih dari "-2 minggu atau pada OM%& yang sudah tenang./ntibiotika yang sering digunakan untuk OM%& adalahD

    ". &loramfenikol

    Gosin et. al $"17+' melakukan penelitian pada + penderita OM%& jinak aktif 

    mendapatkan bah*a sensistifitas kloramfenikol terhadap masing-masing kuman adalah

    sebagai berikutD 3acteroides sp. $1', Proteus sp. $C+,++', 3acillus sp. $2,2+',

    %taphylococcus sp. $', dan Pseudomonas sp. $",2+'.

    2. Polimiksin 3 atau Polimiksin E

    Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E.coli,

    &lebsiella, dan Enterobakter tetapi tidak efektif $resisten' terhadap kuman Aram positif 

    seperti Proteus dan 3. Iragilis dan toksik terhadap ginjal dan susunan saraf.+. Aentamisin

    Aentamisisn adalah antibiotika deriat aminoflikosida dengan spektrum yang luas dan

    aktif untuk mela*an organisme Aram positif dan negatif. %aah satu bahaya dari

     pemberian gentamisin tetes telinga adalah kemungkinan terjadinya kerusakan telinga

    dalam. elah diketahui bah*a pemberian gentamisin secara sistemik akan menyebabkan

    efek ototoksik.

    . Ofloksasin

    Ofloksasin mempunyai aktifitas yang kuat untuk bakteri Aram negatif dan positif dan

     bekerja dengan cara menghambat en4im 9

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    36/42

    lebih berhasil dan lebih murah dibandingkan tetes kloramfenikol, dan tidak dijumpai efek 

    ototoksik. &euntungan lainnya ofloksasin dapat diberikan secara tunggal tanpa antibiotik 

    oral.

    /ntibiotik oral

      %ecara oral, dapat diberikan antibiotika golongan ampisilin atau eritromisin sebelum hasil tesresistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin,

    dapat diberikan ampisilin-asam klaulanat. Pemberian antibiotika tidak lebih dari " minggu dan

    harus disertai pembersihan sekret.

    erapi antibiotika sistemik yang dianjurkan pada OM%& adalahD

    ". PseudomonasD aminogliosida H karbenisilin2. P. MirabilisD ampisilin atau sefalosporin

    +. P.morganii, P.ulgaris D aminoglikosida Hkarbenisilin

    . &lebsiellaD sefalosporin atau aminoglikosida5. E.coliD ampisilin atau sefalosporin

    . %.aureus antis-stafilikokusD penisiln, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosidaC. %treptokokusD penisilin, sefalosforin, ertiromisin, sminoglikosida

    7. 3. IragilisD klindamisin.  Metronida4ol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Metronida4ol dapat diberikan

     pada OM%& aktif dosis mg + kali sehari, selama 2 minggu atau 2 mg per 7 jam selama 2-

    minggu. /ntibiotika golongan kuinolon tidak dianjurkan untuk anak berusia diba*ah " tahun.

      3ila sekret telah kering tetapi perforasi masih ada setelah diobserasi selama 2 bulan maka

    idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti yang bertujuan untuk menghentikan infeksi

    secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegab terjadinya

    komplikasi serta memperbaiki pendengaran.Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dengan sekret yang banyak tanpa dibersihkan

    dulu, adalah tidak efektif. 3ila sekret berkurang=tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang

    mengandung antibiotik dan kortikosteroid. 9ianjurkan irigasi dengan garam faal agar lingkungan

     bersifat asam dan merupakan media yang burukuntuk tumbuhnya kuman. %elain itu dikatakan

     bah*a tempat infeksi pada OM%& sulit dicapai oleh antibiotika topikal. 9jaafar dan Aito*irjono

    menggunakan antibiotik topikal sesudah irigasi sekret profus dengan hasil cukup memuaskan,

    kecuali kasus dengan jaringan patologis yang menetap pada telinga tengah dan kaum mastoid.

    Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak 

    dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari "minggu.

    Bara pemilihan antibiotik yang paling baik adalah dengan berdasarkan kulturkuman penyebab

    dan uji resistensi.

    @enis pembedahan OM%& 

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    37/42

      /da beberapa jenis pembedahan atau teknik yang dapat dilakukan pada OM%& dengan

    mastoiditis kronis baik tipe aman atau bahaya, antara lainD"

    ". Mastoidektomi sederhana $simple M/stoidectomy'.

    Operasi ini dilakukan pada OM%& tipe aman yang dengan pengobatan konseratif tidak

    sembuh. 9engan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruangan mastoid dari

     jaringan patologik. ujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.

    Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki."

    2. Mastoidektomi #adikal

    Operasi ini dilakukan pada OM%& tipe bahaya dengan infeksi atau kolesteotoma yang

    sudah meluas.Pada operasi ini rongga mastoid dan kaum tympani dibersihkan dari semua jaringan

     patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial. Iungsi pendengaran tidak di

     perbaiki.&erugian operasi ini adalah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya.

    Pasien harus dating dengan teratur untuk control, supaya tidak terjadi infeksi kembali.

    Pendengaran berkurang sekali, sehingga dapat menghambat pendidikan atau karier

     pasien.Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur $graft' pada rongga operasi serta

    membuat meatoplast yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi

    terdapat cacat anatomi, yaitu meatus telinga luar menjadi lebar.

    +. Mastoidektomi radikal dengan Modifikasi

    . Miringoplasti.5. impanoplasti

    impanoplasti adalah prosedur menghilangkan proses patologik didalam telinga tengah

    dan diikuti rekontruksi system konduksi suara pada telinga tengah.impanoplasti

    diajukan pertama kali oleh 0ullstein tahun "15+ yang kemudian membagi timpanoplasti

    menjadi J tipe pada tahun "15. ujuan dari timpanoplasti itu sendiri ialah

    mengembalikan fungsi telinga tengah , mencegah infeksi berulang dan memperbaiki

     pendengaran. ujuan lainnya membersihkan semua jaringan patolgis dimana anatomi

    dari meatus eksternus termasuk sulkus timpani utuh. &aum mastoid dibuka untuk

    menghindari system aerasi yang tertutup. /erasi dapat diperoleh dengan membersihkan

     penyumbatan antara kaum tympani, antrum, dan system sel mastoid.!ndikasi timpanoplasti dilakukan pada OM%& tipe aman dengan kerusakan yang lebih

     berat atau OM%& tipe aman yang tidak bias ditenangkan dengan pengobatan

    medikamentosa.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    38/42

    Pada operasi ini selain rekontruksi membrane tympani sering kali harus dilakukan juga

    rekontruksi tulang pendengaran. %ebelum rekontruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan

    eksplorasi kaum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan

     jaringan patologis.

    ipe-tpe impanoplasti

    ipe ! 9isebut juga miringoplasti. Operasi ini merupakan timpanoplasti yang paling ringan,

    dengan melakukan rekontruksi hanya pada membrane tympani dan cangkokan bersandar pada

    maleus. !ndikasioperasi ini dilakukan pada OM%& tipe aman yang sudah tenang dengan ketulian

    ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi yang menetap. Pada tipe ! ini seharusnya dapat

    memulihkan pendengaran konduktifsampai normal atau hamper normal.

    ipe !! sampai tipe J dilakukan rekontruksi membrane timpani dan rekontruksi tulang

     pendengaran.

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    39/42

    . Pendekatan ganda timpanoplasti $combined /pproach ympanoplasty'

    Operasi ini merupakan tekni operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasusOM%& tipe bahaya atau OM%& tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas.

    ujuan operasi untuk menyembuhkanmenyembuhkan penyakit serta memperbaiki

     pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal $tanpa meruntuhkan dinding

     posterior liang telinga'.

     Membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi kaum timpani, dikerjakan

    melalui dua jalan $combined approach' yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid

    dengan melakukan timpanotomi posterior. eknik operasi ini pada OM%& tipe bahaya

     belum disepakati oleh para ahli, oleh karena sering terjadi kambuhnya kolesteatomakembali.

    BAB III

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    40/42

    KESI*PULAN

    OM%& atau yang biasa disebut di masyarakat dengan congek adalah suatu infeksi telinga

    tengah menahun yang dapat mengakibatkan komplikasi yang fatal. OM%& merupakan penyakit

    yang sering dijumpai pada negara yang sedang  berkembang.

    %ecara umum, ras dan faktor sosioekonomi mempengaruhi kejadian OM%&, kehidupan

    sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gi4i yang jelek

    merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prealensi OM%& pada negara yang

    sedang berkembang. !ndonesia merupakan negara dengan prealensi tinggi untuk kasus OM%&

    di mana prealensi OM%& +,7.

    Penyakit ini ditandai dengan adanya perforasi membran timpani disertai dengan

    keluarnya cairan dari telinga yang lamanya lebih dari 2 bulan. 3erdasarkan tipe klinisnya,

    OM%& dibagi atas tipe jinak $tipe tubotimpanal' di mana proses peradangannya hanya terbatas

     pada mukosa telinga tengah, serta tipe ganas $tipe atikoantral' disertai kolesteatoma yang proses

     peradangannya sudah melibatkan tulang dan dapat mengakibatkan komplikasi di tulang temporal

    $ekstrakranial' atau ke dalam otak $intrakranial'. Penatalaksanaannya meliputi pembersihan

    sekret telinga, medikamentosa dan tindakan operasi. &ekurangan pendengaran didapati pada ?

    5 kasus OM%& dan kematian terjadi akibat komplikasi ke intrakranial pada "7, kasus.

    %ebagian besar kasus komplikasi OM%& terjadi karena penderita cenderung mengabaikan

    keluhan telinga berair.

    9/I/# PL%/&/

    ". 9jaafar /. &elainan telinga tengah. 9alamD %oepardi E/, !skandar

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    41/42

    2. /dams IG, 3oies G#, 8igler P/. 3uku /jar Penyakit 8. th ed. @akarta 3alai Penerbit

    I&L! "11C+. 8elmi. &omplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. 9alamD %oepardi E/,

    !skandar

  • 8/18/2019 Referat Omsk Tht Gs

    42/42

    " Paparella MM, /dams AG, Geine %B. Penyakit telinga tengah dan mastoid.

    9alamD Effendi 8, %antoso &, Ed. 3O!E% buku ajar penyakit 8. Edisi . @akartaD EAB,

    "11CD 77-""7

    "5 3erman %. Otitis media in deeloping countries. Pediatrics. @uly 2. /ailable from

    L#GD httpD==***.pediatrics.org=" hapa perience at L8. @