puisi lingkungan hidup

27
Puisi Lingkungan Hidup ============================================== Indah permai alam desaku Tempatku melepas keluh kesah Semilir angin dipagi hari Kini hanya tinggal terganti riuh gergaji Oh alamku, janganlah kau murka Pada mereka yang serakah harta Hingga tak dapat merasakan kebesaranNya Oh hutanku, bangunlah kembali dari tidur panjangmu Sambutlah mentari pagi yang cerah Kuncupmu yang selalu kuharap Dapat segarkan udara sesak ini Semoga alamku tetap lestari ============================================== Panen Raya ============================================== Yang ku petik adalah emas Buahnya yang menghijau di sudut pekarangan Ranum warna pelangi terlukis di kulitnya Nyanyian burung alam semesta tertawa Ah kawan, tengoklah diseberang nan jauh disana

Upload: kamaluddin-suyuti

Post on 21-Nov-2015

128 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

puisi

TRANSCRIPT

Puisi Lingkungan Hidup==============================================Indah permai alam desakuTempatku melepas keluh kesahSemilir angin dipagi hariKini hanya tinggal terganti riuh gergaji

Oh alamku, janganlah kau murkaPada mereka yang serakah hartaHingga tak dapat merasakan kebesaranNya

Oh hutanku, bangunlah kembali dari tidur panjangmuSambutlah mentari pagi yang cerahKuncupmu yang selalu kuharapDapat segarkan udara sesak iniSemoga alamku tetap lestari==============================================

Panen Raya==============================================Yang ku petik adalah emasBuahnya yang menghijau di sudut pekaranganRanum warna pelangi terlukis di kulitnyaNyanyian burung alam semesta tertawa

Ah kawan, tengoklah diseberang nan jauh disanaAir yang jernih terkelupas indahnyaTak ada racun tembagaTak ada bius dari cerobong pabrik

Anak kecil tertawa membawa benderaSeolah ucap pada duniaIni alamku masih perawanIni desaku ramah untukmu wahai kawan

Tertegun aku disiniSepuluh tahun telah berlaluAsap dunia kini melandaRumput hijau diganti beton angkara murka

Yang ada nyanyian knalpot dedengkot kotaBerebut riuh dengan angkuhnyaYang ada air limbahnyaMeracun diri, periuk dan nasi---------------

KEINDAHAN ALAMPuisi Cahyaning P.

Bak gelombang jiwa di udara Laksana sinar di pagi hari Bagaikan rembulan mengarunggi samudra Seperti peri kehilangan cahaya matahari

Meskipun langit menyinari bumiMirip bola di senja kelap

Umpama terbang setinggi awanBagaikan bintang menghiasi malam Sinar mentari bagaikan surya. --------------

INDAHNYA ALAM NEGERI INIPuisi Ronny Maharianto

Kicauan burung terdengar merduMenandakan adanya hari baruIndahnya alam ini membuatku terpakuSeperti dunia hanya untuk diriku

Kupejamkan mataku sejenakKurentangkan tanganku sejenakSejuk , tenang , senang kurasakanMembuatku seperti melayang kegirangan

Wahai pencipta alamKekagumanku sulit untuk kupendamDari siang hingga malamPesonanya tak pernah padam

Desiran angin yang berirama di pegunungan Tumbuhan yang menari-nari di pegununganBegitu indah rasanyaBak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurnaMembuat semua orang terpanaMembuat semua orang terkesimaTetapi, kita harus menjaganyaAgar keindahannya takkan pernah sirna------------------

TANAH AIRKUPuisi Haris Rahmat Nugraha

Angin berdesir dipantaiBurung berkicau dengan merdu Embun pagi membasahi rumput-rumputItulah tanah airkuSawahnya menghijauGunungnya tinggi menjulangRakyat aman dan makmur

IndonesiakuTanah tumpah darahkuJaga dan rawatlah selaluDisanalah aku dilahirkan dan dibesarkanDisanalah aku menutup mataOh..... tanah airku tercintaIndonesia jaya..... -----------------

ALAM DILEMBAH SEMESTAPuisi Ardian.H

Angin dingin kelam berderikKabut putih menghapus mentariTegak cahyanya menusuk citra

Pahatan Gunung memecah langitBerselimut awan beralas zamrudTinggi . . . Tajam . . .

Sejak waktu tidak beranjakDi sanalah sanubari berdetakSunyi sepi tak beriak

Cermin ilusi di atas danauMenikung pohon yang melambai warnaDi celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA

Di manakah aku berada?Di mana jiwa tak mengingat rumahDi saat hidup serasa sempurna

Sungguh jelita permadani iniTerbarkan pesona di atas cakrawalaTak berujung di pandang lamanya

Serasa bertualang di negeri tak bertuan-----------------

ALAMPuisi Vino Tritambayong

Ku buka mata ..cahaya pagi menembus kaca jendela ..Semerbak mawar merah dan putih merekah ..Ku buka jendela ..Ku hirup udara segar ..

Melihat kabut tebal masih menyelimuti bumi ..Setetes embun membasahi daun ..Kicauan indah terdengar di telinga ..Angin berhembus halus menembus kulit

Ku lihat awan seputih melati ..Juga langit, sebiru lautan samudra ..Kini kusiap menghadapi hari yang baru ..Dan indahnya bumi ..

----------------------

BANCANA MELANDAKUPuisi Tanpa Nama

Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuhTempatku nan asri terlindas habisRumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyapKau lalap habis aku kehilangan segalanya

Mata manusia sedunia terpengarah, menatap dan heranMemang kejadian begitu dahsyatBantuan dan pertolongan mengalirHati manusia punya nurani

Tuhan , mengapa semua ini terjadi ?Mungkin kami telah banyak mengingkari-MuMungkin kamu terlalu bangga dengan salah dan dosaYa, Tuhan ampunilah kami dalam segalanya-----------------

PERMAINYA DESAKUPuisi Tanpa Nama

Sawah mulai menguningmentari menyambut datangnya pagiayam berkokok bersahutanpetani bersiap hendak ke sawah.

Padi yang hijausiap untuk dipanenpetani bersuka riaberamai ramai memotong padi

Gemercik air sungaibegitu beningnyabagaikan zamrud khatulistiwaitulah alam desaku yang permai --------------------

SABDA BUMIPuisi Tanpa Nama

Bulan tampak mendung merenung bumiSeberkas haru larut terbalut kalut dan takutTerpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rinduHangatkan dahaga raga yang sendu merayu

Bulan tak ingin membawa tertawa manjaKala waktu enggan berkawan pada hariSaat bintang bersembunyi sunyi sendiriTerhapus awan gelap melahap habis langit

Bulan memudar cantik menarik pada jiwa iniHitam memang menang menyerang terangTetapi mekar fajar bersama mentari akan menariBersama untaian senandung salam alam pagi-------------

Puisi lingkungan Hidup ( Kerusakan Alam )

Kau yang kini tertawaBermandikan hartaBerkawankan kemewahanDari mana kau dapatkan semuanya?

Dari pohon yang kau tebangDari hewan yang kau bunuhDari tanah yang kian tandusDari air yang kian keringDari sungai yang kian kerontangDari hutan yang kau jadikan kebakaranDari asap tebal pohon yang di bakar

Apakah kau tak ingatMasih ada anak cucu kitaYang mengharap udara segarMengharap kesejukan alamMengharap Keindahan duniaMengharap hijaunya daunMengharap rindanya pepohonan

Tidak kaah kau sadar, Ada banyak nyawa yang kau ambilAda banyak harapan yang kau renggutWahai para perusak alamIngatlah pada hukum alamKita butuh alam yang indahKita butuh alam yang sejukKita hidup dalam alamDan kita bergantung pada alam

Jagalah alamseperti kau menjaga rumahmu sendiriKarena alam kitaadalahalam anak cucu kita

Puisi Tentang Lingkungan Hidup Tema Hewan

Kemana mereka?Kemana mereka, Para pengisi alam yang tak berakalMereka yang menyediakn dagingMereka yang terkadang jinakSeringkali liarBerbulu indahKicau yang indahAuman yang mengerikandan suara kerik jangkrik yang menengkur saat gelap

Kemana mereka?Hewan yang Tuhan ciptakan untuk berdampinganDengan manusia sang khaalifah duniaKemana mereka wahai manusiaKemanakah mereka yang seharusnya menjadi sahabat

Kemana mereka?APakah telah kita bunuh dengan penebanganApakah telah kita bunug dengan sampah kitaApakah kita bunuh karena kerakusan kitaLalu berkedokIni kebutuhan hidup

Tidakkah kalian tahu?Mereka juga makhluk tuhanAmanah untuk kita lestarikan

Puisi Lingkungan Hidup Keindahan Alam

Indahnya Potongan Surga

Indonesia, negeriku tercintaBerjuta warna dalam satu negaraDi tanah air tumpah darah bangsaKita hidup di atas potongan surga

terhampar dari sabang hingga meraukeberjejer pulau pulau indahdengan pantai dengan permadani hamparan pasirBiru langitku, biru lautku

Gunung gunung megah tampak berdiri dengan gagahPerkasa berhiaskan pohon - pohon hijauDisana ada mutiara hidup para penghuninyaTempat dimana mereka menikmati kedamaian

Indahnya negerikuMenjelajah kepulauan yang luasDibawah langit tuhanDibawah selaksa awan yang beriringan

Indonesia, alam dari surgaSecuil keindah surgawiyang hinggap di negeri kita

------------

INDAHNYA ALAM NEGERI INI Ronny Maharianto

Kicauan burung terdengar merduMenandakan adanya hari baruIndahnya alam ini membuatku terpakuSeperti dunia hanya untuk diriku

Kupejamkan mataku sejenakKurentangkan tanganku sejenakSejuk , tenang , senang kurasakanMembuatku seperti melayang kegirangan

Wahai pencipta alamKekagumanku sulit untuk kupendamDari siang hingga malamPesonanya tak pernah padam

Desiran angin yang berirama di pegunungan Tumbuhan yang menari-nari di pegununganBegitu indah rasanyaBak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurnaMembuat semua orang terpanaMembuat semua orang terkesimaTetapi, kita harus menjaganyaAgar keindahannya takkan pernah sirna----------

ndahnya ciptaan Tuhan...Hutan hijau...Lautan nan biru...Gunung-gunung berbaris rapi...

Lestari alamku...kan ku jaga selalu...dari tangan-tangan yang mengganggu...dan merusaak ke indahanmu...

Kan ku pelihara...Dari segala yang merusaknya...Agar bumiku tetap hijau...Dan untuk masa yang akan datang...

pencipta : ria dawiya

------------------

KUMPULAN PUISI LINGKUNGAN HIDUP

Alamku BerbicaraPertiwi kini berduka,Pertiwi kini berteriak,Memangil, mencari,Dimana manusia berada???Pertiwi berkataMasih adakah manusia yang akan melayaniku???Kutumpahkan lahar di Jogja,Kuberi air bah untuk Mentawai,Kudatangkan banjir untuk Wasior,Dab kubuat Jakarta tenggelam,Hutanku, kekayaanku,Telah kau rampas dengan paksa,Kau curi seluruh isi perutkuAku hanya ingin kau lindungi agar ku dapat bertahan,Dan dapat memberikan nafas kehidupan untuk mu manusiaLindungi aku, dan jangan rampas hak milikkuAku menangis karena kau sakiti,Dan kau menangis setelah aku tumpahkan isi perutku

Nostalgia Negeri Sampahaku tak lagi herannusantara ini dipenuhi lautan sampahdisana-sini sering aku memandanginyakotoran-kotoran manusia yang sejak lama telah adauntunglah,masih masih ada merekamereka sudi memilih dan memilah kotoran-kotoran itubiarkan sajaisi perut mereka adalah hasil jerih payahnyajepara, 27 november 2008

puisi hujanHujanHujan turun deras menjelang bulan sebelasMenyirami halaman depan yang selama ini gersangRerumputannya kembali tumbuh hijauYang dulu meranggas dimusim kemerauKali kecil naik sampai pinggangBau tanah basah menguap dari kebun belakangAroma pagi terasa hingga siangSuasana hati sejuk riangLelah luluh tak tunggu larutwajah wajah pulas tak berkerutseakan hilang semua kemelutseakan hidup tanpa maut

Aku dan BangauAir danau nan tenangNyaris beku oleh dinginnya musimKala bangau menari diatasnyaMenari bagi sang kekasihnyaAku berdiri di tepi danau ituMenikmati indahnya salju yang turunLalu aku berteduh di sebuah paviliunDuduk dan minum teh yang hangatBangau-bagau itu menari terusTak jarang bangau itu terbang dan mendarat lagiSebagian lagi terlihat cemas dan khawatirSeperti ada sesuatu akan terjadiAku berpikir sejenak sambil memandang merekaApakah mereka bangau yang kebal udara dinginRasanya aku ingin berbagi tehku pada merekaTapi mereka hanya terus menari

Diposkan oleh Eli Rosweli

--------------------ciptaan : suriani sukardiALAM DESAKUKulihat sawah membentangwarna hijau bagai permata alamkucoba telusuri jalanakankah tetap begitu

Kuingin tetap beginiterlihat apa adanyakuingin tetap begituterlihat kenyataanya

Mentari mulai tenggelamdan..akupun teteap disinimenikmati alam yang adaanugerah dari yang kuasa

Oh..alam desakuaman dan damaiOh. alam desaku.lestarikanlah

KICAU BURUNGKicau burung yang menyusup lewatsela daun mangga bersama hangatnya mentari pagiadalah sebuah misteripada siapa rindu kubagi

Kicau burung yang menggetarkan ibakudaun terbang entah kemanaadalah sebuah dukayang tertinggal dari kibasansayap lukanya

DI TEPI LAUTDiujung musim yang bertiup anginbagai denguas gurun pasircahaya melompat dalam lautan saljudiseretnya langkah dimalam itudalam putih waktukutawarkan pada-Mujenuh semesta ini kupenuhi isidihidupmu nasib duniabentangkan kedua tangan mupohon-pohon kering di tepi laut padang pasirmenyanyi dalam gaib malamkepada seluruh duniayang menelankan dipucuk pantaikuburlah hidup tanpa kesadaran

BERITA ALAMHalilintar menggelegar, daun-daun berguguranLangit biru menghilangBurung terbang tinggalkan sarangRintik hujan berjatuhan, payung-payung dikenakanPohon tumbang tercabut dari akarnyaAwan hitam semakin mengembangKulangkahkan kakiku menuju cakrawalaGapai harapan mimpi indahKupetik senar gitarku nyanyikan lagu tra la laMerah putih sudah kusam warnanyaBurung garuda entah terbang kemanaPancasila tak lagi bermaknaIndonesiaku tertutup wajahnyaBadai datanglah hentak kegersanganHujan air turunlah sirami kekeringanMentari terbitlah ubah kesuraman alam iniNergri ini.

HAMPARAN MUTIARASepi hening dikeramaianmenatap hari tanpa dedaunantak satupun serpan daun menerawangmenutupi diri dalam ketenanganberdiri sepi menatap rembulanditemani sang kekasih malamhamparan mutiara bersinar terangtanpa bunyi rembulan malamdiri runtuh benuh keikhlasanmenuntun diir mengharap peneranganwujut nyata tanpa bayanganmensyukuri indahnya anginmenitih air dari rembulanmelapas angan angan menunggu ke ikhlasanagar datang ketenangan

LEMBAYUNG JINGGALembayung jingga masih setiadiatas bukit yang samaberanjak perlahan melepas senjamenunggu sesaat sambut kejora

Sedikt engkau terlihat resahsaat pekat hendak menjelmaseakan kau terlukasaksikan kiprah para manusia

Raut wajahmu tak seindah duluselalu ceria dan tak pernah sendukini kau simpan dendam menggebupada kami yang merasa tak tahu

Kau tatap kami dengan sinarmu yang tajambagai ceria yang siap menghujamtanpa merasa ada batas yang menghadangkarena kami yang selalu jauh pada Sang Khalam

KEMARAU DIAMKemarau diam di jiwaku. Serangkaibayang-bayang randu tumbang, berisi adzandengan pilu. Pahamilah bagaimana mataku rabun,jumpalitan, begitu cemburu. Aku susuri ketiakmu,tapi rupanya jalanan makin malam, meski aku telah tinggalkan dirimu. Sepanjang keriuhan kelu,mayatku terpencil. Ingus para pejalan bergayutandi jenggotku

Seluruh kesumat dan derita memacupengetahuanku. Arwahku memanggil namamu,sementara panorama lebur, selangkah demi selangkahmemudar, menjelajahi batu. Di dasar pijaran kabut,aku adalah jenazah bagi setiap hasrat dan kesintalanmu.Kegembiraanku mengintip tato kupu-kupu di pusaramu.Malam makin dingin, mendzikirkan diamku.

Penampakan-penampakan gaib, samun, mencairhitam bersama salju.Karena bunga-bunga gugur adalah sihiryang menghidupkan bangkai-bangkai, juga sajak-sajakku.Demikianlah dingin meledak bersama shalatku.Pohon-pohon yang rabun dalam gerimis kabur bersama gemuruh. Aku wudhlu mataharimeniupkan terompet seribu tahundi hari-hari pagi talkin seratus gerhana menafasiku.Dunia kelak hanya kelam yang mempasakkangaung-gaung. Halimun menghirup mayat-mayat rumput. Aku kini pelangi. Peneguh riwayatketelanjanganletusan-letusan peluru.

LAGU OMBAKPantai yang perkasa adalah kekasihkuDan aku adalah kekasihnyaAkhirnya kami dipertautkan oleh cintaNamun kemudian bulan menjarakkan aku darinyaKupergi padanya dengan cepat lalu berpisahdengan berat hati.

Membisikan selamat tinggal berulang kali.Aku segera bergerak diam-diam dari balik kebiruan cakrawalauntuk mengayunkan sinar keprakan buihkukepangkuan keemasan pasir

Dan kami berpadu dalam adunan terindahAku lepaskan kehausannyaDan nafasku memenuhi segenap relung hatinyadia melembutkan suaraku danmereda gelora didadaku.

Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta di telinganyadan dia memelukku penuh dambaditeriksiang kunyanyikan dia lagu harapanDiiringi kucupan-kucupan kasih sayangGerakku pantas diwarnai kebimbanganSedangkan dia tetap sabar dan tenang.

Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahankuKala air pasang kami saling memelukKala surut aku berlutut menjamah kakinyaMemanjatkan doa seribu sayangAku selalu berjaga sendiri

Menyusut kekuatankutetapi aku pemuja cintadan kebenaran cinta itu sendiri perkasamungkin kelelahan akan menimpakuNamun tiada aku bakal binasa.

TAMAN

Taman punya kita berduatak lebar luas, kecil sajasatu tak kehilangan lain dalamnyaBagi kau dan aku cukuplahTaman kembangnya tak berpuluh warnaPadang rumputnya tak berbanding permadanihalus lembut dipijak kakiBagi kita bukan halanganKarenadalam taman punya berduakau kembang, aku kumbangaku kumbang, kau kembangkecil, penuh surya taman kitatempat merenggut dari dunia dan nusia

SENJA DI PELABUHAN KECIL

Ini kali tidak ada yang mencari cintadiantara gudang, rumah tua, ada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.

------------------