pertumbuhan dan perkembangan 2 (2)

37
BAB III PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK A. Pengertian Pertumbuhan : bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhynya kerena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambahnya sel. Perkembangan : bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara simultan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan penambahan kemampuan (perkembangan) anak. Secara garis besar tumbang dibedakan menjadi : a. Tumbang fisis Meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organisme atau individu. b. Tumbang intelektual Berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik seperti berbicara, bermain, berhitung atau membaca. c. Tumbang emosional Keperawatan Anak/ Nurlina 16

Upload: nurlina-djafar

Post on 05-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

KEPERAWATAN

TRANSCRIPT

B

BAB III

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

A. Pengertian

Pertumbuhan : bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhynya kerena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambahnya sel.

Perkembangan : bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.

Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara simultan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan penambahan kemampuan (perkembangan) anak.

Secara garis besar tumbang dibedakan menjadi :

a. Tumbang fisis

Meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organisme atau individu.

b. Tumbang intelektual

Berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik seperti berbicara, bermain, berhitung atau membaca.

c. Tumbang emosional

Kemampuan untuk membentuk ikatan batin, bercinta dan berkasihsayang, kemampuan untuk menangani kegelisahan akibat suatu frustasi dan kemampuan untuk mengelola rangsangan.

B. Alasan mengapa tumbuh kembang anak dipelajari

Tumbuh kembang harus dipelajari karena :

1. Sebagai alat ukur dalam asuhan keperawatan.

2. Untuk mengetahu kondisi normal sehingga dapat mendeteksi deviasi normal.

3. Belajar tumbang memberikan petunjuk untuk menilai rata-rata perubahan fisik, intelektual, sosial dan emosional yang normal.

4. Mengetahui perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional sebagai penuntun bagi perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

1. Faktor herediter

Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak dalam kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi dari pada anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam

2. Faktor lingkungan

a. Lingkungan pra-natal

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan terapi sitostatika atau mengalami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.

b. Lingkungan pos-natal

Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan setelah bayi lahir adalah :

1) Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan bahkan pada pembuluh darah.

Penyebab status nutrisi kurang pada anak :

Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif

Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang

Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi

Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi makanan tidak adekuat

2) Budaya lingkungan

Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan lingkungan budaya masyarakat setempat.

3) Status sosial dan ekonomi keluarga

Anak yang dibesarkan di keluarga yang nerekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan fasilitas kesehatan dll dibandingka dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah.

4) Iklim/cuaca

Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit menular,dan penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.

5) Olahraga/latihan fisik

Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel

6) Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.

7) Status kesehatan

Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalm kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.

8) Faktor Hormonal

Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.

D. Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh Kembang

Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oelh hasil interaksi antara faktor genetis, heredite dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh positif bagi tumbuh-kembang anak, amak diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu.

Kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : asuh,asih dan asah (Soetjiningsih,2000)

a. Asuh (kebutuhan fisik) : nutrisi yang cukup dan seimbang, perawatan kesehatan dasar, pakaian, perumahan, higiene diri dan lingkungan, kesegaran jasmani

b. Asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang) : kasih sayang orangtua, rasa aman, harga diri, dukungan/dorongan, mandiri, rasa memilki, kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesemapatabn dan pengalaman.

c. Asah (kebutuhan stimulasi) : perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.

E. Pola pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan mengikuti ketentuan :

1. Directional trends (kecenderungan arah)

Perumbuhan dan perkembangan mengikuti proses yang teratur, tergantung arah atau bertahap dan sesuai dengan perkembangan fisik dan kematangan neuromuskuler :

a. Cephalocaudal / Head to Tail Direction (dari arah kepala ke kaki), misalnya mengangkat kepala dulu kemudian mengangkat dada dan menggerakkan ekstremitas bawah.

b. Proximodistal / Near to Far Direction : menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat kemudian pada anggota gerak yaang lebih jauh dari pusat, misalnya : bahu dulu baru jari-jari.

c. Mass to Spesifik / Simple to Complex : menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu kemudian daerah yang lebih kompleks, misalnya melambaikan tangan baru bisa memainkan jarinya.

2. Sequential trends

Kecenderungan waktu di mana semua dimensi tumbang dapat ditetapkan dan diperkirakan waktunya. Hal ini menetap dan terus-menerus, di mana semua anak normal melalui setiap fase ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya, misalnya : tengkurap merangkak berdiri berjalan.

2. Kecepatan perkembangan meskipun sudah ditetapkan untuk berkembang, tetapi kecepatannya tidak sama, ada pertumbuhan yang cepat dan ada yang lambat. Hal ini terjadi baik pada pertumbuhan badan secara keseluruhan atau pertumbuhan setiap sub sistem. Masa pertumbuhan yang paling cepat adalah sebelum dan sesudah lahir dan bertahap sampai pada awal masa kanak-kanak. Masa pertumbuhan yang paling lambat yaitu pada usia pertengahan (middle childhood) dan meningkat pada awal adolesens.

3. Sensitive periods : masa sensitif pertumbuhan dan perkembangan.

a. Masa kritis yaitu masa yang apabila tidak dirangsang atau berkembang,maka hal itu tidak akan dapat digantikan pada masa berikutnya.

b. Masa sensitif yaitu mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme, misalnya pada saat perkembangan otak, ibu menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan menderita enchepalitis, hidrocephalus.

c. Masa optimal yaitu suatu masa apabila diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya. Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat tetapi tidak sama untuk semua anak.

F. Tahap Pencapaian Tumbuh Kembang Anak

Perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan pranatal, neonatus, periode bayi, prasekolah, pra remaja dan remaja.

1. Masa pranatal

Masa pranatal terdiri dari masa embrio dan fetus. Pada fase embrio pertumbuhan dimulai 8 minggu pertama dengan terjadi defensiasi yang cepat dari ovum menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada minggu kedua terjadi pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan antara entoderm dan ekstoderm, pada minggu ketiga terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa ini sampai umur tujuh minggu belum tampak terjadi gerakan yang menonjol hanya denyut jantung janin sudah mulai dapat berdenyut sejak 4 minggu. Masa fetus terjadi antara minggu ke-12 sampai 40 terjadi peningkatan fungsi organ yaitu bertambah panjang dan berat badan terutama pertumbuhan dan penambahan jaringan subcutan dan jaringan otot.

2. Masa neonatus (0-28 hari)

Pada masa neonatus (0-28 hari) adalah awal dari pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir, masa ini merupakan masa terjadi kehidupan yang baru dalam ekstra uteri dengan terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35 - 50 x/menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 x/menit dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, terjadi aktivitas bayi yang mulai meningkat. Selanjutnya diikuti perkembangan fungsi organ-organ tubuh lainnya.

Perkembangan Motorik, Bahasa dan Adaptasi Sosial

Pada masa neonatus perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan seimbang pada tubuh mulai mengangkat kepala, kemudian pada motorik halus dimulainya tanda-tanda kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan.

Pada perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel.

Pada perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang.

3. Masa Bayi (28 hari 1 tahun)

a. Umur 1- 4 bulan

Perubahan dalam pertumbuhan diawali dengan perubahan berat badan, pada usia ini bila gizi anak baik maka perkiraan penambahan berat badan akan mencapai 700-1000/bulan, sedangkan pertumbuhan tinggi badan agak stabil.

Perkembangan Motorik, Bahasa dan Adaptasi Sosial

Perkembangan motorik kasar memiliki kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap,mencoba duduk sebentar dengan ditopang,dapat duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, berguling dari telentang ke miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi dan berusaha untuk merangkak.

Perkembangan motorik halus dapat melakukan usaha yang bertujuan untuk memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar.

Perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata ooh/ahh, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.

Perkembangan adaptasi sosial mulai untuk mengamati tangannya, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak, membentuk siklus tidur bangun, membedakan wajah yang dikenal dengan yang tidak dikenal, senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya, diam saja apabila ada orang asing.

b. Umur 4 8 bulan

Pada umur ini pertumbuhan berat badan dapat terjadi 2 kali berat badan pada waktu lahir dan rata-rata kenaikan 500-600 gram/bulan apabila mendapatkan gizi yang baik, sedangkan tinggi badan tidak mengalami kecepepatan dalam pertumbuhan dan terjadi kestabilan berdasarkan pertambahan umur.

Perkembangan Motorik, Bahasa dan Adaptasi Sosial

Perkembangan motorik kasar awal bulan ini terjadi perubahan dalam aktivitas seperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya dan pada bulan keempat sudah mampu memalingkan ke kanan dan ke kiri dan sudah mulai terjadi kemampuan dalam duduk dengan kepala tegak, sudah mampu membalik badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki dan dada terangkat dan menumpu pada lengan, berayun ke depan dan ke belakang, berguling dari terlentang ke tengkurap dan dapat duduk dengan bantuan dalam waktu singkat.

Perkembangan motorik halus sudah mulai mengamati benda, mulai menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan,menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain.

Perkembangan bahasa dapat menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah suara atau menoleh ke arah sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak,menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata dan adapat membuat dua bunyi vokal yang bersamaan seperti ba-ba.

Perkembangan adaptasi sosial merasa terpaksa jika ada orang asing, mulai bermain dengan mainan, takut akan kehadiran orang asing, mudah frustasi dan memukul-mukul lengan dan kaki jika kesal.

c. Umur 8 -12 bulan

Pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai 3 kali berat badan lahir apabila mencapai usia 1 tahun dan pada pertumbuhan berat badan perbulan sekitar 35-450 gram pada usia 7-9 bulan dan 250-350 gram/bulan pada usia 10-12 bulan apabil dalam pemenuhan gizi yang baik dan pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi badan saat lahir, pada usia tahun penambahan tinggi badan tersebut masih stabil dan diperkirakan tinggi badan akan mencapai 75 cm.

Secara umum perkembangan bayi pada tahun pertama adalah terjadi peningkatan beberapa organ fisik/biologis eperti ukuran panjang badan pada tahun pertama, penambahan kurang lebih 25-30 cm, peningkatan jaringan subkutan, perubahan pada fontanel anterior menutup pada usia 9 -18 bulan, perubahan pada lingkar kepala dan lingkar dada, di mana lingkar kepala sama besar dan pada usia satu tahun terjadi perubahan, pada akhir tahun pertama terjadi perubahan berat otak anak menjadi 25 % berat otak orang dewasa, pertumbuhan gigi dimulai dari gigi susu pada umur 5-9 bulan.

Perkembangan Motorik, Bahasa dan Adaptasi Sosial

Perkembangan motorik kasar diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri 2 detik dan berdiri sendiri.

Perkembangan motorik halus mencari atau meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya, mampu mengambilnya dan mampu memegang dengan jari dan ibu jari, membenturkannya dan mampu menaruh benda atau kubus ke tempatnya.

Perkembangan bahasa mulai mampu mengatakan papa mama yang belum spesifik, mengoceh hingga mengatakan dengan spesifik,dapat mengucapkan 1-2 kata.

Perkembangan adaptasi sosial dimulai dengan kemapuan untuk bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, main-main bola atau lainnya dengan orang.

4. Masa Toddler (1-3 tahun)

Mulai usia 13 bulan, anak sudah mulai mengamati hal-hal di sekitarnya. Banyak keajaiban di sekitarnya mendorong rasa ingin tahu anak. Anak kemudian melakukan hal-hal yang sering dianggap bermain, padahal anak sedang mencari tahu apa yang akan terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu hal sebagai pemuas rasa ingin tahunya. Pada usia 19 bulan, anak sudah dapat mengamati lingkungannya lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak semestinya terjadi berdasarkan pengalamannya.

Anak pada usia 2 3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 3 tahun antara lain: anak sangat aktif mengeksplorasi benda benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.

Perkembangan Motorik, Bahasa dan Adaptasi Sosial

Perkembangan motorik kasar Pada fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Motorik kasar anak umur 15 bulan antara lain sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak usia 18 bulan sudah mulai berlari tapi masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi masih dengan bantuan. Pada anak usia 24 bulan berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap. Sedangkan pada anak usia 36 bulan sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga.

Perkembangan motorik halus pada anak usia 15 bulan antara lain sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka kotak, melempar benda. Pada anak usia 18 bulan sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa membuka halaman buku, belajar menyususun balok-balok. Anak usia 24 bulan sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat menggunakan sendok dengan baik. Sedangkan pada anak usia 36 tahun sudah bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri, menggosok gigi.

Perkembangan bahasa ditinjau secara fisik dari kemampuan anak dalam memproduksi kata kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa ( kemampuan mengucapkan dan memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan mendengarkan, melihat dan mengartikan symbol simbol bunyi dengan kematangan otaknya. Pada usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.Pada anak usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata kata sederhana seperti mama atau papa. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat mengucapkan kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan pesan seperti, Adik mau susu.. Pada anak usia 18 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata kata. Perbendaharaan kata anak anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata kata baru lebih cepat.

Perkembangan adaptasi sosial mulai membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba memakai baju.

5. Masa pra sekolah (3-5 tahun)

Pola pertumbuhan masa prasekolah pada anak pertumbuhan fisik khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg, kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, di mana sistem tubuh sudah mencapaikematangan seperti berjalan, melompat dan lain-lain. Pada pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah rata-rata 6,75 7,5 cm setiap tahunnya.

Pada masa ini anak mengalami proses perubahan dalam pola makan di mana anak pada umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan proses kemandirian dan pada masa ini adalah masa di mana perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah. Anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan perkembangan psikososial pada anak sudah menunjukkan adanya rasa inisiatif, konsep diri yang positif serta mampu mengdentifikasi identitas dirinya.

Perkembangan Motorik, Bahasa dan Adaptasi Sosial

Perkembangan Motorik

Pada perkembangan motorik kasar, diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, telah dapat berjalan naik tangga dengan kaki secara berganti-ganti tetapi turun dengan 2 kaki pada satu anak tangga, seringkali meompat pada anak tangga terakhir. Selain itu, anak usia ini mampu mengendarai sepeda roda tiga dan dapat berjalan sambil berjingkat.

Ketika menginjak usia 3-4 tahun, anak mulai mampu naik dan turun menggunakan satu kaki per anak tangga. Ia mampu melompat dengan satu kaki untuk waktu yang pendek. Kemudian anak ini juga dapat memperlihatkan ketangkasan yang besar pada tangan dan jari-jari.

Pada perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang dan menggambar orang, melepasobjek dengan jari lurus, mampu menjepit benda, melambaikan tangan, menggunakan tangannya untuk bermain, menempatkan objek ke dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan jari, mebuat coretan di atas kertas.

Perkembangan bahasa diawali dengan kemampuan anak menyebutkan hinggan empat gambar, menyebutkan 1 -2 warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung , mengartikan dua kata, mengerti empat kata depan,, menegrti beberapa kata sifat, menirukan berbagai bunyi kata, memahami arti larangan, berespons terhadap panggilan dan orang-orang anggota keluarga dekat.

Perkembangan adaptasi sosial dapat bermain dengan permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukkan peningkatan kecemasan terhada perpisahan, mengenali anggota keluarga.

6. Masa sekolah (6 -12 tahun)

Awal masa sekolah merupakan masa pertumbuhan fisik yang relative mantap yang kemudian akan berakhir dengan suatu percepatan tumbuh sekitar umur 10 tahun pada anak perempuan dan 12 tahun pada anak laki-laki.

Penambahan berat badan pada usia ini kurang lebih 2,5 kg dan tinggi badan 5 cm/tahun.

Pertumbuhan lingkar kepala berjalan lambat, yaitu dari 50 cm menjadi 52-53 cm dalam jangka waktu umur 5-12 tahun. Pada akhir masa pertumbuhan ini lingkar kepala telah mencapai ukuran orang dewasa.

Gigi tetap pertama yaitu geraham pertama tumbuh pada umur 7 tahun. Bersamaan pada tumbuhnya keempat geraham pertama, gigi susu mulai tangal sesuai dengan waktu erupsinya. Pergantian gigi susu ini berlangsung dengan kecepatan kira-kira 4 gigi pertahun selama waktu 5 tahun berikutnya. Kemudian geraham tetap kedua biasanya timbul pada umur 14 tahun, sedangkan geraham tetap ketiga baru pada umur menjelang 20 tahun.

Pada usia 6 tahun, 85% anak memiliki kendali penuh terhadap kandung kemih dan defekasi. Pola eliminasi hampir sama dengan pola orang dewasa. Pengeluaran defekasi rata-rata 1-2 kali per hari. Pembuangan urine terjadi 6 sampai 8 kali per hari. Rata-rata volume urine pada anak-anak adalah 500-1000 ml/hari.

Kemampuan kemandirian anak akan semakin dirasakan di mana anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar rumah yaitu sekolah, rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud. Apabila menghadapi kegagalan, anak seringkali memperlihatkan reaksi kemarahan atau kegelisahan, perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral dan spiritual sudah mulai menunjukkan kematangan pada masa ini.

Secara khusus perkembangan pada masa ini anak banyak mengembangkan kemampuan interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan keluarganya dan mulai mencoba mengambil bagian dari kelompok untuk berperan, terjadi perkembangan secara lebih khusus lagi, terjadi perkembangan konsep siri, keterampilan membaca, menulis serta menghitung, belajar menghargai di sekolah.

7. Masa remaja ( 12-18/20 tahun)

Pada masa remaja proses pertumbuhan dan perkembangan ditunjukkan dengan kematangn dalam berbagai fungsi seperti endokrin, kematangan fungsi seksual hingga tampak sekali masa remaja sudah menunjukkan kedewasaan. Pada masa ini terjadi peristiwa yang sangat penting dan perlu perhatian yaitu peristiwa pubertas.

Pada masa remaja ini akan banyak dijumpai berbagai masalah karena masa ini merupakan proses menuju kedewasaan. Perkembangan secara khusus pada masa ini adalah kematangan identitas seksual dengan berkembangnya ogan reproduksi, merupakan masa krisis identitas di mana anak memasuki perkembangan dewasa yang akan meninggalkan masa kanak-kanak dan dalam pencapaian tugas perkembangannya sangat membutuhkan bantuan orangtua.

G. Teori Perkembangan Pada Anak :

1. Perkembangan psikososial pada anak .

Perkembangan psikososial terdiri dari perkembangan emosi dan temperamen

a. Perkembangan emosi

Emosi adalah perasaan atau afek yang melibatkan gabungan fisiologis dan tingkah laku. Pada saat lahir, emosi yang telah berkembang adalah distress (dalam berespon terhadap rasa sakit), tertarik dan kecewa (dalam berespon terhadap rasa bau yang tidak menyenangkan).

Pada Usia 6 bulan pertama berkembang rasa marah, terkejut, senang, takut, sedih, malu. Pada usia 18 24 bulan berkembang empati, iri dan embarrassment. Pada usia 30 36 bulan mulai berkembang ragu-ragu, rasa bersalah dan bangga.

b. Perkembangan Temperamen

Temperamen adalah bagaimana respon seseorang dalam mengerjakan sesuatu (Thomas & Chees, 1984 dalam Papalia, 1998). Terdapat sembilan aspek temperamen, yaitu :

1. Tingkat aktivitas : bagaiman & seberapa banyak seseorang bergerak.

2. Ritme (Regularitas) : seberapa dapat diprediksi siklus biologi seperti rasa lapar, tidur & eliminasi.

3. Mendekat atau Menarik Diri : bagaimana respon yang diberikan seseorang terhadap stimulus baru seperti makanan, minuman, mainan atau orang.

4. Adaptabilitas : seberapa seseorang memberikan respon terhadap stimulus baru.

5. Ambang Respon : seberapa banyak stimulus yang diperlukan untuk memunculkan suatu respon.

6. Intensitas Reaksi : seberapa energik berespon terhadap sesuatu.

7. Kualitas Mood : apakah tingkah laku seseorang didominasi oleh hal yang menyenangkan, ramah, atau tidak menyenangkan, tidak bahagia & tidak bersahabat.

8. Distrakbilitas : seberapa mudah stimulus yang tidak berhubung dapat merubah atau mempengaruhi perilaku seseorang.

9. Rentang Perhatian & Persisten : seberapa seseorang dapat mempengaruhi rintangan.

Berdasarkan temperamen, anak dikelompokkan menjadi tiga kategori :

1. Easy Child

Anak yang terlihat bahagia, memiliki irama biologis yang beraturan dan siap untuk menerima pengalaman baru.

2. Difficult Child

Anak memilki temperamen tidak beraturan, irama biologis tidak beraturan dan intensitas respon emosional yang tinggi.

3. Slow to Warm Up Child

Anak yang temperamennya ringan & berespon lambat terhadap lingkungan baru.

Teori perkembangan psikososial pada anak dikemukakan oleh Erik ERIKSON, di mana pada tahap perkembangan psikososial memiliki 2 komponen yaitu komponen yang baik (diharapkan) dan komponen yang tidak baik (tidak diharapkan) :

1. Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)

Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy). Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain, perkembangan rasa percaya yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan kesungguhan & kualitas penjaga (yang merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si penjaga, dia akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar.

Kegagalan mengembangkan rasa percaya menyebabkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan memberikan kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu curiga pada orang lain.

2. Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.

Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular stages), masa ini disebut masa balita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood). Pada masa ini anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak. Namun tidak pula terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun yang dia mau. Pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak akan mudah menyerah dan tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Begitu pun sebaliknya, jika anak terlalu diberi kebebasan mereka akan cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan baik buruk tindakan tersebut. Sehingga orang tua dalam mendidik anak pada usia ini harus seimbang antara pemberian kebebasan dan pembatasan ruang gerak anak. Karena dengan cara itulah anak akan bisa mengembangkan sikap kontrol diri dan harga diri.

3. Inisiatif vs kesalahan

Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age)Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungak sekitarnya sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya.Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka alami. Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri. Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.

4. Kerajinan vs rendah diri

Tahap ini merupakan tahp laten usia 6-12 tahun (school age) di tingkat ini anak mulai keluar dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah sehingga semua aspek memiliki peran misal orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya. Pada usia ini anak dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil melalui tuntutan tersebut. Anak dapat mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri. Sebab itu, peranan orang tua maupun guru sangat penting untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada usia ini usaha yang sangat baik pada tahap ini adalah dengan mengembangkan kedua karakteristik yang ada. Dengan begitu ada nilai positif yang dapat dipetik dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni kompetensi.

5. Identitas vs kekacauan identitas

Tahap ini merupakan tahap adolesen (remaja), dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 12-18 tahun/anak. Di dalam tahap ini lingkup lingkungan semakin luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di masyarakat. Pencarian jati diri mulai berlangsung dalam tahap ini. Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya, jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.

6. Keintiman vs isolasi

Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal (young adult), usia sekitar 18/20-30 tahun. Dalam tahap ini keintiman dan isolasi harus seimbang untuk memunculkan nilai positif yaitu cinta. Cinta yang dimaksud tidak hanya dengan kekasih melainkan cinta secara luas dan universal (misal pada keluarga, teman, sodara, binatang, dll).

7. Generatifitas vs stagnasi

Masa dewasa (dewasa tengah) ditempati oleh orang-orang yang berusia yang berusia sekitar 20 tahunan sampai 55 tahun (middle adult). Dalam tahap ini juga terdapat salah satu tugas yang harus dicapai yaitu dapat mengabdikan diri guna mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generatifitas) dengan tidak melakukan apa-apa (stagnasi). Harapan yang ingin dicapai dalam masa ini adalah terjadinya keseimbangan antara generatifitas dan stagnasi guna mendapatkan nilai positif yaitu kepedulian. Ritualisasi dalam tahap ini meliputi generational dan otoritisme. Generational merupakan interaksi yang terjalin baik antara orang-orang dewasa dengan para penerusnya. Sedangkan otoritisme merupakan interaksi yang terjalin kurang baik antara orang dewasa dengan para penerusnya karena adanya aturan-aturan atau batasan-batasan yang diterapkan dengan paksaan.

8. Integritas vs keputus asaan

Tahap ini merupakan tahap usia senja (usia lanjut). Ini merupakan tahap yang sulit dilewati karena orang pada masa ini cenderung melakukan introspeksi diri. Mereka akan memikirkan kembali hal-hal yang telah terjadi pada masa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Jika dalam masa sebelumnya orang tersebut memiliki integritas yang tinggi dalam segala hal dan banyak mencapai keberhasilan maka akan menimbulkan kepuasan di masa senja nya. Namun sebaliknya, jika orang tersebut banyak mengalami kegagalan maka akan timbul keputus asaan.

2. Perkembangan psikoseksual (Sigmund Freud)

Teori perkembangan psikoseksual dikemukakan oleh SIGMUND FREUD, yang terdiri dari 5 tahap :

1. Fase oral ( 0 1 tahun )

Selama masa bayi, sumber kesenangan anak terbesar berpusat pada aktivitas oral seperti mengisap, menggigit, mengunyah dan mengucap. Hambatan atau ketidakpuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral akan mempengaruhi fase perkembangan berikutnya, ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman.

2. Fase anal ( 1 -3 tahun )

Selama fase kedua yaitu menginjak tahun pertama sampai tahun ketiga, kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak yaitu selama perkembangan otot sfingter. Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja. Anak akan menunjukkan keakuannya dan sikapnya sangat egosentris. Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai keinginannya. Dengan demikian toilet training sangat tepat diajarkan pada periode ini.

3. Fase oedipal/phalik ( 3 6 tahun )

Pada fase ini genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan mengetahui adanya perbedaan alat kelamin. Anak suka pada lain jenis ditunjukkan dengan anak laki-laki cenderung suka pada ibunya daripada ayahnya demikian pula sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya. Secara psikologis pada fase ini mulai berkembang super ego dan sifat egosentris anak mulai berkurang.

4. Fase laten ( 6 12 tahun )

Selama fase laten, anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun sosialnya, anak mulai masuk dalam masa pubertas dan berhadapan langsung dengan tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan kelompoknya, dorongan libido mulai mereda.

5. Fase genital ( 12 18 tahun )

Pada fase ini anak masuk pada masa pubertas yaitu dengan adanya proses kematangan organ reproduksi dan produksi hormon seks dan hubungan mengarah pada perasaan cinta yang terhadap lawan jenis.

3. Perkembangan kognitif (Jean Piaget)

Teori perkembangan kognitif dikemukakan oleh JEAN PIAGET, terdiri dari 4 tahap :

1. Fase sensori motor ( 0 2 tahun )

Pada fase ini anak mempunyai kemampuan adalam mengasimiliasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan aktivitas motorik. Semua gerakan pada masa ini diarhkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yang dilihat, didengar dan disentuh. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dengan dikondisikan oleh lingkungannya. Jadi perkembangan intelektual dipelajari melalui sensasi dan pergerakan.

2. Fase pra operasional ( 2 7 tahun )

Karakteristik utama perkembangan intelektual pada tahapan preoperasional didasari oleh sifat egosentris. Pikiran didominasi oleh apa yang mereka lihat dan rasakan dengan pengalaman lainnya. Masa ini pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama.

3. Fase operasional konkret ( 7 11 tahun )

Pada usia ini ,pemikiran meningkat atau bertambah logis dan koheren. Anak mampu mengklasifikasi benda dan perintah seta menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis berdasarkan apa yang mereka terima dari lingkungannya. Kemampuan berfikir anak sudah rasional, imajinatif dan dapat menggali objek atau situasi lebih banyak untuk memecahkan masalah.

4. Fase operasional formal ( 11 16 tahun )

Tahapan ini ditunjukkan dengan karakteristik kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan kemampuan untuk fleksibel terhadap lingkungannya. Anak remaja dapat berfikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikiran yang abstrak, teoritis dan filosofis. Dengan pemikiran logis membuat mereka mampu berfikir tentang apa yang dipikirkan orang lain dan berfikir ntuk memecahkan masalah.

4. Perkembangan moral (Kohlberg)

Perkembangan moral anak yangn dikemukakan oleh Kohlberg didasrkan pada perkembangan kognitif anak yang terdiri dari tiga tahapan :

1. Fase Preconvensional

Anak belajar baik dan buruk, benar salah, melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral

Terdiri dari tiga tahapan :

a. Tahap pertama didasari oleh adanya rasa egosentris pada anak yaitu kebaikan, rasa cinta dan kasih sayang akan menolong memahami kebaikan dan sebaliknya ekspresi kurang perhatian behkan membencinya membuat mereka mengenal keburukan

b. Tahap kedua yaitu orientasi hukuman dan ketataatan, baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan.

c. Tahap selanjutnya yaitu anak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan.

2. Fase Conventional

Anak berorientasi pada mutualitas hubungan interpersonal dengan kelompok

Anak mampu bekerjasama dengan kelompok dan mempelajari serta mengadopsi norma-norma yang ada ada dalam kelompok selain norma dalam lingkungan keluarganya.

3. Fase Post Conventional

Anak usia remaja telah mampu membuat pilihan berdasar pada prinsip yang dimiliki dan diyakininya

Ada dua fase :

a. Fase pertama : Orientasi pada hukum yaitu anak menempatkan nilai budaya, hukum dan perilaku yang tepat.

b. Fase kedua dikatakan sebagai tingkat moral tertinggi yaitu anak dapat menilai perilaku baik dan buruk dari dirinya sendiri, anak sudah dapat mempertahankan perilaku berdasarkan satndar moral yang ada seperti menaati aturan dan hukum yang berlaku.

H. Cara Deteksi Tumbuh Kembang Anak

1. Penilaian Pertumbuhan Anak

a. Ukuran Antropometrik

Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi 2 cara pengukuran yaitu pengukuran yang berdasarkan umur seperti : Berat badan (BB) terhadap umur, Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur, Lingkar kepala (LK) terhadap umur, Lingkar Lengan Atas (LLA) terhadap umur dan pengukuran yang tidak berdasarkan umur seperti : BB terhadap TB, LLA terhadap TB

1) Pengukuran Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya.

Saat ini ada dua kurva berat badan yang digunakan yakni kurva yang terdapat KMS hasil rancangan Departemen Kesehatan dan kurva yang dikeluarkan oleh National Center for Health Statistic/Center for Disease Control.

2) Pengukuran Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Ukuran tinggi badanpada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali (pacu tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun

3) Pengukuran Lingkar Kepala

Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka menunjukkan adanya retardasi mental. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan meningkatkan volume kepala sehingga LK lebih besar dari normal. Kurve LK dari Nelhaus dipakai sebagai acuan untuk LK.

Pertumbuhan LK yang pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada waktu 6 bulan. Umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.

4) Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Lingkaran lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan BB. LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/ tumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.

Hasil pengukuran LILA kemudian diubah dalam bentuk persentase dengan standar :

Laki-laki : 29,3 cmPerempuan : 28,5 cm

Interpretasi status gizi berdasarkan % LILA:

Obesitas: >120%

Overweight : 110-120%

Normal : 90-110%

Underweight : < 90%

b. Pemeriksaan Fisik

Dalam melakukan penilaian terhadap pertmbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala, tubuh dan anggotaMenentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, pantat dan paha, menentukan jaringan lemak yang diperiksa pada kulit bawah triseps dan melakukan pemeriksaan rambut dengan melihat pertumbuhannya, warna, diameter (tebal atau tipis), sifat (keriting/ lurus), dan akar rambut (mudah dicabut/ tidak) dan pemeriksan gigi-geligi yang meliputi saat erupsi gigi susu, saat tanggal, dan erupsi gigi permanen.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Terutama pada pemeriksaan darah, yaitu antara lain kadar Hb, serum protein (albumin dan globulin), hormon, dll.

d. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologis terutama untuk menilkai umur biologis yaitu umur tulang (bone age), biasanya dilakukan kalau ada kecurigaan adanya gangguan pertumbuhan.

2. Penilaian Perkembangan Anak

Untuk menilai perkembangan anak, hal yang dapat dilakukan pertama kali adalah melakukan wawancara tentang factor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan, tes skrining perkembangan anak dengan DDST, tes IQ dan tes psikologi, atau pemeriksaan lainnya.

Selain itu, juga dapat dilakukan tes seperti evaluasi dalam lingkungan anak, yaitu interaksi anak selama ini; evaluasi fungsi penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa; serta melakukan pemeriksaan fisik lainnya, seperti pemeriksaan nurologis, metabolic dan lain-lain.

Pada penilaian tahap ini, beberapa tes yang dapat digunakan di antaranya tes intelegensi Stanford Binet, skala intelegensi Wechsler untuk anak prasekolah dan sekolah, skala perkembangan menurut Gesell (Gesell infant scale), skala Bayle (Bayle infant scale of development), tes bentuk geometris, tes motor visual bender Gestalt, tes menggambar orang, tes perkembangan adaptasi social, DDST, serta diagnostic perkembangan fungsi munchen tahun pertama. Disini hanya akan dibahas mengenai tes perkembangan menurut DDST.

Pada saat ini terdapat beberapa perkembangan dalam penggunaan tes DDST, misalnya revisi atau perubahan dalam penggunaan tes yang dikenal dengan nama DDST II. Pada awalnya tes ini dikenal dengan nama DDST, kemudian terjadi revisi dengan nama DDST-R dan saat ini menggunakan istilah DDST II yang sudah mengalami penyempurnaan dalam pengukuran. Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam 4 faktor, diantaranya terhadap personal social, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.

3. Masalah Tumbuh Kembang Anak

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18 tahun. Sedangkan menurut undangundang kesejahteraan anak RI No. 04 tahun 1979 sampai dengan usia 21 tahun sebelum menikah.

Masalah tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut :

a. Gagal tumbuh, mengalami kegagalan petumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan sosial atau motorik. Faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal tumbuh adalah gangguan psikososial dimana anak tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua. Anak ditelantarkan dalam perawatannya mengakibatkan gagal tumbuh.

b. Gangguan Makan, gangguan makan sering dijumpai pada masyarakat awam. Yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan memahami pentingnya nutrisi pada anak, penolakan makan (gangguan makan pada anak).

c. Gangguan tidur, gangguan tidur berjalan (Somnambulisme) apabila terjadi secara berulang ulang akan mempengaruhi perkembangan anak, sama halnya dengan gangguan tidur misalnya anak sering menangis tengah malam, menjerit, merintih dan lain lain.

d. Enuresis Fungsional , gangguan pengeluaran urine, hal ini disebabkan karena Negatif Reinforcement (pemberian hukuman lebih ditekankan dari pada pujian) apabila kejadian ini terjadi secara berulang ulang maka akan mengganggu tugas dalam perkembangan anak.

e. Enkopresis Fungsional, merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang tidak terkontrol

f. Gagap, gangguan bicara ditandai dengan pengulangan suara, suku kata atau terjadi bloking dalam bicara. Biasa diakibatkan dengan gangguan Psikologis dan neurologis yaitu gangguan dalam serebral. Kondisi tersebut apabila berlangsung lama pada masa pra sekolah dapat menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan

g. Mutisme Efektif, gangguan bicara pada anak yang ditandai dengan menolak untuk berbicara pada situasi social. Hal ini disebabkan karena Psikologis pada anak, hal ini digunakan anak dalam rangka mengurangi perasaan takut tetapi juga sebagai untuk menarik perhatian agar selalu diperhatikan.

h. Gangguan Perkembangan Spesifik, meliputi gangguan perkembangan membaca dan menulis, gangguan perkembangan berhitung, berbahasa, artikulasi, monotorik yang spesifik

i. Retardasi Mental, merupakan gangguan dalam perkembangan dimana terjadi gangguan dalam fungsi mereklatual yang subnormal adanya perilaku adaptif social dan timbul pada masa perkembangan yaitu dibawah umur 18 tahun.

j. Autisme , keadaan anak berbuat semuanya sendiri baik secara berpikir atau secara berperilaku

k. Gangguan pemusatan perhatian / Hiperaktif, gangguan konsentrasi, hiperaktifitas, hal ini disebabkan k kurangnya koordinasi sensori motorik, kecerobohan, suka mengacau, aktifitas motorik tanpa tujuan, sering menjengkelkan sesama sebaya atau anggota keluarga, hal tersebut dapat diakibatkan ketidak mampuan dalam menyelesaikan tugas tugas pencapaian tumbuh kembang

l. Penganiayaan dan Pengabaian Anak, penganiayaan pada anak diantaranya penganiayaan secara fisik dapat terjadi cedera, penganiayaan emosional dapat terjadi keguncangan pada jiwa dan juga dapat menimbulkan kekacauan mental, penganiayaan seksual terjadi ISK, kehamilan kurangnya perawatan diri pada anak mengakibatkan keterlambatan untuk tumbuh, keterlambatan berkembang, gangguan makan, kurang perawatan diri (Hidayat, 2005).

% LILA : Hasil LILA (pengukuran) x 100 %

Standar LILA

Menurut Behrman, secara umum pertumbuhan pada anak dapat diperkirakan sebagai berikut :

Berat Badan :

Lahir: 3,25 kg

3-12 bulan: umur (bulan) + 9

2

1-6 tahun: umur (tahun) x 2 + 8

6-12 tahun: umur (tahun) x 7 5

2

Tinggi Badan :

Lahir: 50 cm

I tahun: 75 cm

2-12 tahun: umur (tahun) x 6 + 77

Atau

I tahun: 1,5 x TB Lahir

4 tahun: 2 x TB Lahir

6 tahun: 1,5 x TB setahun

13 tahun: 3 x TB lahir

Dewasa: 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)

PAGE

Keperawatan Anak/ Nurlina 37