perbandingan pengetahuan tentang interaksi …digilib.unila.ac.id/54879/3/skripsi tanpa bab...

85
i PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH AREA KAWASAN TNWK DAN DI KOTA (Skripsi) Oleh SHEVYTA RYANDANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

i

PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI MAKHLUK

HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA DAN SIKAP PEDULI

LINGKUNGAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH

AREA KAWASAN TNWK DAN DI KOTA

(Skripsi)

Oleh

SHEVYTA RYANDANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 2: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

ii

ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI MAKHLUK

HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA DAN SIKAP PEDULI

LINGKUNGAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH

AREA KAWASAN TNWK DAN DI KOTA

Oleh

SHEVYTA RYANDANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya dan sikap peduli lingkungan peserta didik

di SMP N 1 Labuhan Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung. Peneliti

menggunakan metode deskriptif verifikatif dan desain penelitian ex post facto.

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitan

diperoleh dari soal tes dan kuisioner sikap peduli lingkungan, kemudian keduanya

dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji regresi linier sederhana dan

independent sampel t test.

Hasil penelitian ini menunjukkan , diketahui bahwa hasil rata-rata tes pengetahuan

peserta didik di SMP N 1 Labuhan Maringgai dalam kriteria “sedang” sedangkan

hasil rata-rata tes pengetahuan peserta didik di SMP N 18 Bandar Lampung

termasuk dalam kriteria “sangat rendah”. Hal ini menunjukkan bahwa hasil rata-

Page 3: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

iii

rata tes pengetahuan peserta didik di SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai lebih

tinggi dibanding SMP N 18 Bandar Lampung.

Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana

terdapat hubungan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dengan sikap

peduli lingkungan peserta didik pada masing masing sekolah yaitu, SMP N 1

Labuhan Maringgai dan di SMP N 18 Bandar Lampung. Kemudian simpulan

berdasarkan hasil uji independent sampel t test yaitu, perbedaan pengetahuan

peserta didik tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dan sikap

peduli lingkungan peserta didik di SMP N 1 Labuhan Maringgai dan di SMP N 18

Bandar Lampung.

Kata kunci: perbandingan, pengetahuan, sikap peduli lingkungan

Page 4: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

iv

PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI MAKHLUK

HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA DAN SIKAP PEDULI

LINGKUNGAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH

AREA KAWASAN TNWK DAN DI KOTA

Oleh

SHEVYTA RYANDANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

v

Page 6: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

vi

Page 7: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

vii

Page 8: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, 12 Desember 1996 sebagai

putri kedua dari dua bersaudara yang merupakan buah hati

Bapak Purnomo dengan Ibu Mesirah Herna Yuliawati.

Pendidikan formal diawali di Taman Kanak-Kanak Sumber

Deras pada tahun 2002 kemudian dilanjutkan di SD Negeri

3 Surya Adi dan selesai pada tahun 2008, lalu jenjang

pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Mesuji lulus pada tahun 2011,

dan jenjang pendidikan menengah atas di SMA Negeri 5 Metro lulus pada tahun

2014.

Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi pendidikan

Biologi jurusan pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur

SBMPTN. Selama berkuliah di Universitas Lampung. Pada Tahun 2017 penulis

mengikuti Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Kampung

Gunung Labuhan, kecamatan Gunung Labuhan, kabupaten Way Kanan, dan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Gunung Labuhan.

Page 9: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

ix

MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”

(Q.S Al-Insyirah : 5-7)

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar” (Umar bin Khattab ra.)

Page 10: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

x

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, Alhamdulillahirobbil’alamin, terima kasih kepada Allah SWT

yang telah memeberiku kesehatan, kesabaran, ketabahan, ridho, dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dan ku persembahkan karya usaha terbaikku ini kepada:

Ayahku (Purnomo, S.Pd., M.Si.) dan Ibuku (Mesirah Herna Yualiawati, S.Pd.)

tercinta yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tulus,

kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing, mendidik, tak pernah lelah berkorban, dan memberikan semangat, motivasi serta doa untuk keberhasilan anaknya.

Kakakku (Evan Adhyatma)

tersayang, yang telah banyak mengalah, sabar, memberi nasihat, motivasi, dan doa.

Saudara-saudaraku yang selalu memberi motivasi hingga aku sampai ditahap ini.

Page 11: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikian MIPA FKIP UNILA. Skripsi ini berjudul “Perbandingan

Pengetahuan Tentang Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya dan Sikap

Peduli Lingkungan Peserta Didik Di Sekolah Area Kawasan TNWK Dan Di

Kota”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi besar Rasulullah

Muhammad SAW. Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai;

4. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai;

5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai;

Page 12: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

xii

6. Alm. Drs. Arwin Achmad, M.Si., dan Dr. Dewi Lengkana, M.Sc. selaku

pembahas yang telah memberikan saran-saran perbaikan dan motivasi yang

berharga;

7. Bapak dan Ibu dosen serta Staff Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan pengetahuan dan berbagi pengalaman

kepada penulis;

8. Kepala sekolah, guru, staff, dan siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan

Maringgai dan SMP Negeri 18 Bandar Lampunb atas izin, kerjasama, dan

motivasi yang diberikan selama penelitian;

9. Sahabat seperjuangan pendidikan Biologi 2014 atas doa, semangat, dan

dukungannya;

10. Sahabat seperjuangan skripsi yaitu Vidi Ayu Winingdyah, S.Pd., Dian

Handayani, S.Pd., serta Maharani Aulia Fajri, S.Pd., Anggi Aggramayeni,

S.Pd., Arinda Syahfiranti, S.Pd., Sulastri Fauziah, serta sahabat sedari SMA

Rekha Devina, S. KM., Nurul Irma Wardani, S.Pd., Fitriana Sukma Dewi,

Wahyuning Safitri dan saudara Mardhi Nopriyansah, atas nasehat, dan

motivasi,

11. Rekan terbaik Deja Gunawan yang selalu menemani.

Alhamdulillahirabbil’aalamin. Penulis berharap agar karya ini bisa bermanfaat

bagi penulis dan pembaca. Aamiin.

Bandar Lampung, 13 Desember 2018

Shevyta Ryandani

Page 13: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

C. Tujuan ....................................................................................................... 9

D. Manfaat ..................................................................................................... 9

E. Ruang Lingkup .......................................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendiidkan Lingkungan Hidup di Indonesia ............................................. 13

B. Konsep Dasar Pengetahuan ....................................................................... 18

C. Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya ........................ 22

D. Sikap Peduli Lingkungan ......................................................................... 27

E. Penitngnya Sikap Peduli Lingkungan ....................................................... 31

F. Kerangka Pikir .......................................................................................... 33

G. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 36

III. METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 37

B. Populasi dan Sampe l ................................................................................. 37

C. Desain Penelitian ....................................................................................... 39

D. Prosedur Penelitian .................................................................................... 40

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ................................................ 42

F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen ........................................................... 46

G. Analisis Data ............................................................................................ 58

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 65

B. Pembahasan ............................................................................................... 80

Page 14: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................... 87

B. Saran .......................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 88

LAMPIRAN

1. Uji analisis instrumen ............................................................................. 92

2. Kisi-kisi soal tes pengetahuan ................................................................. 101

3. Pemetaan soal tes pengetahuan .............................................................. 103

4. Soal tes pengetahuan ............................................................................... 113

5. Kisi-kisi kuisioner sikap peduli lingkungan ............................................ 117

6. Rubrik penilaian kuisioner ...................................................................... 118

7. Kuisioner sikap peduli lingkungan.......................................................... 121

8. Hasil analisis data ................................................................................... 124

9. Foto-foto penelitian ................................................................................. 132

10. Surat pernyataan validator ...................................................................... 134

Page 15: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah sampel di SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai ......................... 38

2. Jumlah sampel di SMP Negeri 18 Bandar Lampung .......................... 38

3. Kisi-kisi soal pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya ...................................................................................... 44

4. Kisi-kisi soal pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya ...................................................................................... 44

5. Kisi-kisi kuisioner sikap peduli lingkungan ........................................ 45

6. Kriteria validitas instrumen tes ............................................................ 47

7. Kriteria reliabilitas instrumen kuisioner .............................................. 48

8. Indeks tingkat kesukaran ..................................................................... 49

9. Klasifikasi daya pembeda butir soal .................................................... 49

10. Kriteria kualitas pengecoh tes .............................................................. 50

11. Kriteria validitas kuisioner .................................................................. 52

12. Kriteria reliabilitas instrumen kuisioner .............................................. 52

13. Kriteria penilaian kemampuan pengetahuan tentang interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya ................................................ 53

14. Kriteria penilaian sikap peduli lingkungan siswa ................................ 54

15. Interval koefisien tingkat hubungan pengetahuan tentang interaksi

makhluk hidup dengan sikap peduli lingkungan .................................. 62

16. Hasil penelitian pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya dan sikap peduli lingkungan ........................................ 66

17. Kompetensi peserta didik tentang pengetahuan interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya ................................................ 67

18. Sikap peduli lingkungan peserta didik ................................................. 72

19. Hasil uji normalitas data di SMP N 1 Labuhan Maringgai

(sekolah area kawasan TNWK ............................................................ 76

20. Hasil uji normalitas data di SMP N 18 bandar Lampung

(sekolah kota) ....................................................................................... 76

21. Hasil homogenitas data ........................................................................ 77

22. Hasil uji Hasil uji regresi linier sederhana di SMP N 1 Labuhan

Maringgai ............................................................................................. 78

23. Hasil uji Hasil uji regresi linier sederhana di SMP N 1 Labuhan

Maringgai ............................................................................................. 78

24. Hasil uji independent sampel t test pengetahuan ................................ 79

25. Hasil uji independent sampel t test sikap peduli lingkungan .............. 79

Page 16: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Taksonomi bloom .................................................................................. 22

2. Piramida makanan .................................................................................. 25

3. Bagan perangka pikir .............................................................................. 35

4. Diagram batang hasil tes pengetahuan indikator 1 ................................ 66

5. Diagram batang hasil tes pengetahuan indikator 2 ................................ 66

6. Diagram batang hasil tes pengetahuan indikator 3 ................................ 69

7. Diagram batang hasil tes pengetahuan indikator 4 ................................ 69

8. Diagram batang hasil tes pengetahuan indikator 5 ................................ 70

9. Diagram perbandingan rata-rata hasil tes peserta didik kedua sekolah

untuk variabel pengetahuan..................................................................... 71

10. Diagram batang hasil rata-rata sikap peduli lingkungan indikator 1 ..... 73

11. Diagram batang hasil rata-rata sikap peduli lingkungan indikator 2 ..... 73

12. Diagram batang hasil rata-rata sikap peduli lingkungan indikator 3 ..... 74

13. Diagram batang sikap peduli lingkungan peserta didik

kedua sekolah ......................................................................................... 75

Page 17: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

tidak ternilai harganya, sehingga harus senantiasa dijaga, dikelola, dan

dikembangkan dengan baik agar dapat menjadi sumber penghidupan bagi

manusia dan mahkluk lainnya demi meningkatkan kualitas hidup. Menurut

Sari (2016: 1) antara manusia dan lingkungan sekitar tentu sangat

berhubungan erat, karena manusia berinteraksi dan saling berpengaruh dengan

alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik positif

maupun negatif. Dengan demikian kesadaran lingkungan hidup merupakan

kesadaran yang lahir dari pemahaman tentang hubungan manusia dengan

lingkungannya.

Manusia merupakan satu kesatuan dengan lingkungan hidup dan memiliki

peran penting dalam keberhasilan pengelolaannya. Lingkungan hidup yang

baik dan sehat merupakan hak asasi setiap Warga Negara Indonesia dan

Pembangunan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan berdasarkan prinsip

pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Masalah lingkungan hidup semakin lama

Page 18: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

2

semakin besar, meluas, dan serius. Kualitas lingkungan hidup yang semakin

menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan

makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh

semua pemangku kepentingan.

Menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hokum

lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

implisit sudah dimulai sejak penggunaan kurikulum 1975 pada program

sekolah dengan jalan mengintegrasikanya pada mata pelajaran yang relevan,

mulai sejak SD sampai tingkat SLTA berdasarkan S.K. Menteri P dan K No.

008/U/1975. Perkembangan penyelenggaraan Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH) di Indonesia dilaksanakan oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan

(IKIP) Jakarta pada tahun 1975. Pada tahun 1977/1978 rintisan Garis-Garis

Besar Program Pengajaran Lingkungan Hidup di ujicobakan di 15 Sekolah

Dasar Jakarta. Pada tahun 1979 di bawah koordinasi Kantor Menteri Negara

Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg PPLH) dibentuk

Pusat Studi Lingkungan (PSL) diberbagai Perguruan Tinggi Negeri dan

Swasta, dimana pendidikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mulai dikembangkan.

Salah satu aspek utama dalam memajukan pendidikan lingkungan hidup

adalah dengan mengembangkan kurikulum lingkungan hidup yang telah ada

saat ini. Semenjak diselenggarakan oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan

Page 19: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

3

pada 1975, PLH terus berkembang hingga saat ini. Pendidikan Lingkungan

Hidup memiliki tujuan yaitu: meningkatkan kesadaran yang berhubungan

dengan saling ketergantungan ekonomi, sosial, politik, dan ekologi antara

daerah perkotaan dan pedesaan; memberikan kesempatan kepada setiap

individu untuk memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap tanggung jawab,

dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melindungi dan meningkatkan

lingkungan; menciptakan pola baru perilaku individu, kelompok dan

masyarakat secara menyeluruh menuju lingkungan yang sehat, serasi dan

seimbang. Tujuan pendidikan lingkungan tersebut dapat dijabarkan menjadi

enam kelompok, yaitu: kesadaran, pengetahuan, sikap, keterampilan,

partisipasi, dan evaluasi (Istiadi, 2016: 1).

Berdasarkan tujuan di atas, tersirat bahwa masalah lingkungan hidup terutama

berkaitan dengan manusia, bukan hanya lingkungan. Oleh karena itu dalam

pengembangan program PLH harus ditujukan pada aspek tingkah laku

manusia, terutama interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya dan

kemampuan memecahkan masalah lingkungan. Dengan demikian pendidik

PLH tidak cukup hanya dengan memiliki pemahaman tentang lingkungan,

tetapi juga harus memiliki pemahaman mendasar tentang manusia (James dan

Stapp dalam Istiadi, 2016: 2).

Tujuan PLH harus sejalan dengan tujuan pendidikan secara umum. Hal

penting lainnya adalah membantu manusia merealisasikan potensinya.

Kegagalan PKLH yang lalu karena lembaga pendidikan formal terlalu

Page 20: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

4

menekankan kepada pencapaian individu untuk bersaing menjadi yang terbaik

untuk mendapatkan penghargaan. Akibatnya individu menjadi egocentris dan

sulit untuk menempatkan dirinya menjadi bagian kecil dari sistem yang lebih

besar (Dabusaputro dalam Istiadi, 2016: 2).

Sistem pendidikan yang ada tidak memberi kontribusi untuk penggunaan

keterampilan yang semestinya dan bakat yang diperlukan untuk menghargai

diri (self-esteem) juga untuk pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat,

terlalu menekankan kepada intelegensi. Dengan demikian hal paling penting

dalam menanggulangi masalah lingkungan adalah perubahan mendasar sikap

manusia terhadap lingkungan. Jika tujuan PLH ditekankan kepada perubahan

sikap maka langkah pembelajaran yang dapat ditempuh adalah dengan

menghadapkan peserta didik kepada permasalahan lingkungan yang ada.

Sehingga sikap akan dapat terbentuk dan diperkuat dengan memperbanyak

contoh oleh pendidik (Harlen dalam Istiadi, 2016: 2).

Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya permasalahan lingkungan.

Diantaranya, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang

lingkungan hidup, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima

informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, kebiasaan hidup

masyarakat yang selalu membuang sampah disembarangan tempat, sulit untuk

diubah dan ketidak pedulian terhadap lingkungan yang mengakibatkan

lingkungan menjadi kotor dan tercemar (Hermawan, 2007: 22).

Page 21: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

5

PLH dapat diajarkan melalui berbagai cara seperti observasi, diskusi, kegiatan

atau praktek lapangan, praktek laboratorium, laporan kerja praktek, seminar,

debat, kerja proyek, magang dan kegiatan petualangan. Bukan hanya

berceramah tentang konsep, sehingga peserta didik hanya mendengarkan dan

pasif. Jika hanya berceramah pembelajaran yang didapatkan oleh peserta didik

tidak bermakna. Tempat yang dapat dijadikan obyek kajian sangat bervariasi:

lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal, lingkungan perkotaan, pasar,

terminal, selokan, sungai, sawah, taman kota, lapangan udara, pembangkit

tenaga atom, danau, instalasi pengolahan air minum, pengolahan sampah, pipa

buangan rumah tangga, tempat pembuangan sampah dan lingkungan lain di

sekitar atau dekat sekolah (Istiadi, 2016: 3-4).

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,

dan rekreasi (Departemen Kehutanan, 2002: 16). Provinsi Lampung

merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki Taman Nasional

yaitu Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Taman Nasional ini secara

administratif terletak di Kecamatan Way Jepara, Labuhan Maringgai,

Sukadana, Purbolinggo, Rumbia, dan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung

Tengah dan Lampung Timur. Ada beberapa ekosistem yang dimiliki TNWK

yaitu, hutan rawa air tawar, hutan bakau, padang alang-alang atau semak

belukar, dan hutan sekunder (Departemen Kehutanan, 2002: 17).

Page 22: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

6

Berdasarkan uarian diatas peneliti melakukan wawancara dengan pendidik

IPA di SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai. Dari hasil wawancara tersebut

diperoleh informasi bahwa PLH telah diintegrasikan didalam mata pelajaran,

seperti mata pelajaran IPA, IPS, dan Penjaskes. Materi yang terdapat dalam

mata pelajaran IPA salah satunya adalah materi interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya, materi tersebut sesuai apabila pendidik dan peserta

didik mengamati langsung lingkungan sekitar atau lingkungan diluar sekolah

seperti TNWK yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. Namun

berdasarkan keterangan dari pendidik di SMP tersebut, dalam penggunaan

alam sekitar seperti lingkungan sekolah dan TNWK yang semestinya dapat

dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran atau sebagai objek kajian dalam

PLH jarang dilakukan di sekolah tersebut.

SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai merupakan salah satu kawasan penyangga

TNWK, tetapi untuk menuju TNWK diperlukan waktu lebih kurang 45 menit,

sehingga pendidik di sekolah tersebut tidak pernah memanfaatkan TNWK

sebagai objek kajian secara langsung dalam PLH ataupun dalam mata

pelajaran karena terkendala waktu. Kemudian untuk hasil integrasi PLH

terhadap sikap peduli lingkungan siswa di sekolah tersebut masih tergolong

rendah, hal ini dikarenakan kurangnya program PLH di sekolah sehingga

pendidik dan peserta didik kurang berperan aktif dalam pengelola lingkungan.

Page 23: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

7

Selain melakukan wawancara dengan pendidik di SMP Negeri 1 Labuhan

Maringgai, peneliti juga melakukan wawancara dengan pendidik IPA di SMP

Negeri 18 Bandar Lampung. Diperoleh hasil wawancara tersebut adalah

pendidik telah mengintegrasikan PLH dalam mata pelajaran, salah satunya

pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya atau ekosistem

dan klasifikasi makhluk hidup. Integrasi PLH dengan pengetahuan lingkungan

yang telah dilakukan pendidik di sekolah tersebut tergolong sedang, peserta

didik dapat membedakan sampah organik dan anorganik, fungsi tumbuhan

dalam kehidupan, dan macam-macam tumbuhan yang ada di lingkungan

sekolah. Tetapi, walaupun pengetahuan lingkungan telah diintegrasikan

namun sikap peduli lingkungan peserta didik di sekolah tersebut masih

tergolong rendah, seperti membuang sampah sembarangan, mencabut

tanaman, mencoret-coret tembok, meja, dan kursi sekolah.

Penggunaan alam sekitar sebagai objek kajian dalam pembelajaran

lingkungan juga masih jarang dilakukan oleh pendidik, hal tersebut

disebabkan terbatasnya lahan di sekolah tersebut, kurangnya metode

pembelajaran, serta kurangnya rasa ingin tahu peserta didik terhadap

lingkungan sekolah. Selain itu kurangnya program PLH di sekolah

menyebabkan pendidik mengalami keterbatasan waktu dan peserta didik

kurang terlibat dalam pengelolaan lingkungan, sehingga sikap peduli

lingkungan peserta didik di sekolah tersebut tergolong rendah.

Page 24: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

8

Proses pembelajaran di kedua sekolah tersebut kurang memanfaatkan

lingkungan sekitar sebagai objek kajian pembelajaran, sehingga pengetahuan

peserta didik hanya sekedar menghafal saja. Padahal Setiap sekolah memiliki

lingkungan yang berbeda sehingga akan semakin menarik karena

keragamannya. Walaupun obyek kajian di lingkungan sekolah berbeda namun

tujuan pembelajarannya tetap sama. Pengetahuan lingkungan yang telah

diperoleh peserta didik akan mempengaruhi sikap peserta didik dalam

kepeduliannya terhadap lingkungan. Berdasakan uraian tersebut maka peneliti

tertarik untuk meneliti “Perbandingan Pengetahuan Tentang Interaksi

Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya dan Sikap Peduli Lingkungan

Peserta Didik Di Sekolah Area Kawasan TNWK Dan Di Kota”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, antara lain:

1. Apakah ada perbedaanpengetahuan tentang interaksi antara makhluk

hidup dengan lingkungannya antara peserta didik di SMP N 1 Labuhan

Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung?

2. Apakah ada perbedaansikap peduliantara peserta didik di SMP N 1

Labuhan Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung?

3. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya dan sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP

N 1 Labuhan Maringgai?

Page 25: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

9

4. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya dan sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP

N 18 Bandar Lampung?

C. Tujuan

Adapun tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Hubungan antara pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya dan sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP N 1

Labuhan Maringgai.

2. Hubungan antara pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya dan sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP N 18

Bandar Lampung.

3. Perbedaan pengetahuan tentang interaksi antara makhluk hidup dengan

lingkungannya antara peserta didik di SMP N 1 Labuhan Maringgai

dengan di SMP N 18 Bandar Lampung.

4. Perbedaansikap peduliantara peserta didik di SMP N 1 Labuhan

Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung.

D. Manfaat

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Peneliti

Menambah wawasan baru yang berguna sebagai kajian lebih lanjut

mengenai perbandingan pengetahuan tentang interaksi makhluk hidup dan

Page 26: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

10

sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP N 1 Labuhan Maringgai dan

di SMP N 18 Bandar Lampung.

2. Peserta Didik

Memberi pengalaman baru dalam menyelesaikan soal-soaltentang

interaksi makhluk hidup dengan lngkungannya dan soal-soal berbasis

lingkungan.

3. Guru

Informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi

yang mengarah pada upaya peningkatan pengetahuan tentang interaksi

makhluk hidup dan sikap peduli lingkungan peserta didik.

4. Kepala Sekolah

Hasil penelitian yang berupa informasi terhadap capaian tentang

pengetahuan interaksi makhluk hidup dan sikap peduli lingkungan peserta

didik dapat dijadikan masukan bagi kepala sekolah dalam mengevaluasi

pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan di sekolah.

E. Ruang Lingkup

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhada permasalahan yang akan

dibahas maka peneliti membatasi masalah ruang lingkup penelitian sebagai

berikut:

1. Pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, menurut

Surakusuma (2017: 1) akan membentuk suatu ekosistem. Ekosistem

adalah tempat dimana terjadinya proses saling interaksi dan

Page 27: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

11

ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik, dengan

lingkungan hidupnya yang merupakan komponen abiotik. Komponen

abiotik atau komponen tak hidup meliputi udara, oksigen, karbon

dioksida, angin, kelembaban), suhu, air, mineral, cahayaa, keasaman, dan

salinitas. Komponen biotik atau komponen hidup terdiri dari produser,

konsumer, dan dekomposer (pengurai). Dalam ekosistem, organisme

dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik,

sebaliknya bahwa organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk

keperluan hidup. Berdasarkan interaksi tersebut menunjukkan bahwa

makhluk hidup dan lingkungannya saling memengaruhi.

2. Sikap peduli lingkungan menurut Yaumi (2014:111) peduli lingkungan

adalah sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan alam di

lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

3. SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai merupakan salah satu sekolah yang

terdapat di area kawasan TNWK karena merupakan daerah administratif

(TNWK) dan SMP N 18 Bandar Lampung merupakan sekolah

pembanding yang terdapat di kota

4. Capaian pengetahuan peserta didik tentang interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya dilihat dari skor total jawaban benar peserta didik

yang diperoleh dari soal tes berbentuk pilihan jamak dan benar/salah, yang

mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) kelas VIII semester genap pada

mata pelajaran IPA.

Page 28: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

12

5. Materi pokok soal pengetahuan berjumlah 22 soal yang mengacu pada KD

yaitu (1) menjelaskan konsep lingkungan dan komponen-komponennya,

(2) membedakan konsep biotik dan abiotik, (3) menejelaskan konsep

bentuk saling ketergantungan makhluk hidup, (4) menguraikan pola-pola

interaksi, dan (5) menejelaskan pola interaksi manusia memengaruhi

ekosistem.

6. Sikap peduli lingkungan peserta didik diukur dengan menggunakan

kuisioner yang berjumlah 26 butir pernyataan yang meliputi tiga indikator

yaitu (1) kepercayaan, persepsi, dan pengetahuan lingkungan, (2) perasaan

individu terhadap objek sikap menyangkut masalah emosional terhadap

lingkungan, dan (3) kecenderungan untuk bertindak atau berperilaku

terhadap lingkungan.

Page 29: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Indonesia

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (2014: 203), Pendidikan Lingkungan

Hidup (PLH) secara implisit sudah dimulai sejak penggunaan kurikulum 1975

pada program sekolah dengan jalan mengintegrasikanya pada mata pelajaran

yang relevan, mulai sejak SD sampai tingkat SLTA berdasarkan S.K. Menteri

P dan K No. 008/U/1975. Perkembangan penyelenggaraan Pendidikan

Lingkungan Hidup (PLH) di Indonesia dilaksanakan oleh Institut Keguruan

Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada tahun 1975. Pada tahun 1977/1978

rintisan Garis-Garis Besar Program Pengajaran Lingkungan Hidup di

ujicobakan di 15 Sekolah Dasar Jakarta. Pada tahun 1979 di bawah koordinasi

Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup

(Meneg PPLH) dibentuk Pusat Studi Lingkungan (PSL) diberbagai Perguruan

Tinggi Negeri dan Swasta, dimana pendidikan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) mulai dikembangkan.

Pada hakikatnya tujuan akhir dari PLH menurut (Suaedi, Tantu, 2016: 43)

adalah membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan

lingkungan hidup, yaitu warga negara yang dalam segala perilakunya

berpandangan ke depan terhadap masalah kependudukan dan lingkungan

Page 30: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

14

hidup, menuju masyarakat yang serasi, selaras dan seimbang dalam

hubungannya dengan lingkungan hidup. Dengan demikian akan tercipta

masyarakat yang berkelanjutan yaitu mengubah paradigma masyarakat dari

mentalitas frontier menjadi mentalitas masyarakat yang berkarib dengan

lingkungan (environmentaly friendly), dan tidak sekadar berwawasan

lingkungan, tetapi senantiasa berusaha menghormati dan memelihara

komunitas kehidupan, memperbaiki kualitas hidup manusia, melestarikan

daya hidup dan keragaman bumi, menghindari pemborosan sumber-sumber

daya yang tak terbarukan, berusaha tidak melampaui batas kapasitas daya

dukung bumi, mengubah sikap dan gaya hidup yang konsumtif dan

berlebihan, serta berupaya melindunginya (UU No. 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Beberapa permasalahan tentang lingkungan hidup dan kependudukan yang

dapat menjadi topik pembelajaran, mulai dari jenjang pendidikan SD, SLTP,

SLTA, dan pendidikan tinggi. Berbagai permasalahan lingkungan yang harus

dipahami oleh peserta didik dengan kadar (content) yang disesuaikan dengan

masing-masing jenjang pendidikan. Masalah yang urgent dalam lingkungan

hidup, seperti: pencemaran (tanah, air, udara, dan suara); diversitas (flora,

fauna, negara, dan manusia); sumber-sumber energi (tak terbarukan dan

terbarukan); daya dukung batas bumi (area, populasi, pangan, energi, ozon,

dan abiotik) yang tersedia dalam lingkungan; dan berbagai masalah turunan

dari berbagai ulah dan tindakan manusia terhadap lingkungan hidup.

Page 31: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

15

Sementara permasalahan kependudukan yang harus dipahamkan kepada setiap

peserta didik, seperti pertumbuhan penduduk (fertilitas, mortalitas, distribusi,

urbanisasi, dan kuantitas); kualitas penduduk (pendidikan, kesehatan,

kemiskinan, dan pengangguran); serta berbagai permasalahan kependudukan

yang bersumber dari ketidakmampuan pemerintah mengelola cepatnya laju

pertumbuhan penduduk untuk mengimbanginya dengan suatu laju

pembangunan berkelanjutan (Suadei, Tantu, 2016: 43-44).

Dalam skala implementasinya tujuan pembelajaran PLH pada masing-masing

jenjang pendidikan formal harus dirumuskan dalam bentuk stratifikasi konten

sesuai dengan tujuan pendidikan sesuai jenjangnya. Untuk jenjang pendidikan

dasar, kontennya dititikberatkan pada upaya mengenalkan permasalahan

lingkungan hidup dan kependudukan, serta menumbuhkan sikap kepedulian

terhadap permasalahan tersebut. Untuk jenjang pendidikan menengah

pertama, kontennya dititikberatkan pada upaya memperoleh kompetensi dasar

tentang permasalahan lingkungan hidup dan kependudukan, serta

menumbuhkan sikap, perilaku, dan partisipasi dalam pencegahan timbulnya

permasalahan tersebut.

Jenjang pendidikan menengah atas, kontennya dititikberatkan pada upaya

memperoleh kompetensi lanjut tentang permasalahan lingkungan hidup dan

kependudukan, serta meningkatkan sikap, perilaku, dan partisipasi dalam

pencegahan timbulnya permasalahan tersebut. Untuk jenjang pendidikan

tinggi, kontennya dititikberatkan pada upaya mematrikan sikap, perilaku, dan

Page 32: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

16

partisipasi dalam pencegahan timbulnya permasalahan lingkungan dan

kependudukan, sekaligus memperoleh kompetensi ilmiah untuk melakukan

usaha penanggulangan terhadap permasalahan lingkungan hidup dan

kependudukan yang telah terjadi, berdasarkan ruang lingkup dan spesifikasi

jurusan yang ditekuninya (Suadei, Tantu, 2016: 44).

Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran PLH harus direncanakan dengan

cermat dan terpadu sehingga tidak terjadi overlaping dan/atau gap dalam

penyajian PLH yang bersifat integratif. PLH dilaksanakan secara bergradasi

dan berintegrasi, baik dalam kelas, maupun dalam stratifikasi jenjang

pendidikan. Semua pendidik yang mengajar pada satu kelas, kesemuanya

harus saling berkoordinasi untuk membagi dan menetapkan komponen materi

PLH yang menjadi beban tugas masing-masing (Suadei, Tantu, 2016: 44).

Demikian pula tentang peningkatan konten dari kelas yang rendah ke kelas

yang tinggi, maka guru bidang studi yang sama harus saling berkoordinasi

untuk membagi dan menetapkan tingkatan konten materi pembelajarannya.

Hal yang perlu ditetapkan dalam peraturan pemerintah adalah pembagian

konten antarjenjang pendidikan yang dikelola oleh instansi/institusi yang

berbeda sehingga tidak akan terjadi overlap dan/atau gap di antara jenjang

pendidikan yang ada karena kendala kesulitan koordinasi

antarinstansi/institusi tersebut (Suadei, Tantu, 2016: 44-45).

Page 33: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

17

Hal yang juga sangat penting diperhatikan dalam penyajian materi PLH

adalah faktor rasio waktu belajarnya. Belajar PLH hendaknya tidak hanya

di kelas, tetapi juga di lapangan. Misalnya, pergi ke sungai, ke kolam, ke

waduk, atau ke tanah lapang sambil melihat-lihat selokan, sehingga peserta

didik akan langsung melaksanakan pengamatan lapangan, mengetahui

sumber pencemaran, dan memahami cara pencegahan pencemaran tersebut.

Metode pembelajaran lapangan semacam ini sangat cocok untuk semua topik

PLH dengan persentase waktu yang berbeda-beda sesuai dengan sifat dan

karakteristik dari topiknya (Suadei, Tantu, 2016: 45).

Pengertian lingkungan hidup menurut Odum dalam Muhsinatun, Masruri

(2002: 52) menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di

dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka lingkungan hidup dapat

diartikan sebagai interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup

lainnya, dan makhluk hidup dengan lingkungannya, dimana interaksi tersebut

bertujuan untuk mempertahankan kehidupan.

Lingkungan hidup dibagi menjadi dua komponen oleh Muhsinatun, Masruri,

(2002: 52-53) yaitu komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik

merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk hidup, terdiri dari

Page 34: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

18

tanah, atmosfer, air, dan sinar matahari. Komponen biotik adalah semua

makhluk hidup, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Pada tataran

lingkungan hidup, manusia sebagai makhluk tertinggi dan berkemampuan

mempunyai mandat untuk melakukan pengolahan, pengaturan dan

pemeliharaan atas semua itu sehingga terpelihara ataupun rusaknya alam

menjadi tanggung jawab manusia. Agar lingkungan tetap terjaga maka

dibutuhkan sikap peduli lingkungan.

B. Konsep Dasar Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian

dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)

(Notoatmodjo, 2005: 50).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan

seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan

negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin

Page 35: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

19

banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan

sikap makin positif terhadap objek tertentu (Dewi dan Wawan, 2010: 12).

Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual

yang meliputi enam apsek yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif

tingkat rendah dan ke empat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi

(Sudjana, 2010: 22). Sementara itu Bloom dalam Purwanto (2010: 50-51)

membagi dan menyusun secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai

dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai paling tinggi dan

kompleks yaitu evaluasi. Tingkatan hasil belajar kognitif menurut taksonomi

Bloom revisi antara lain: kemampuan mengingat (C1), memahami (C2),

mengaplikasi (C3), kemampuan menganalisis (C4), kemampuan

mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).

Tingkat pengetahuan (kognitif) menurut Wawan dan Dewi (2010: 12-14)

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah pelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

Page 36: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

20

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

antara lain harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

Page 37: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

21

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Dalam dunia pendidikan, Taksonomi Bloom ikut berpengaruh baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam pegembangan kurikulum. Dalam

Taksonomi yang telah direvisi, hasil belajar apa pun akan diwakili dalam dua

dimensi yang segera menyajikan kemungkinan membangun sebuah tabel dua

dimensi, yang disebut tabel Taksonomi. Dimensi Pengetahuan pada

sumbu vertikal dari tabel, sedangkan proses kognitif pada sumbu horisontal

(Krathwohl, 2002: 215).

Tabel Taksonomi menurut Anderson dan Krathwohl (2010: 143) sebagaimana

nampak pada tabel 1, bermanfaat untuk membantu para guru dan pendidik

lainnya setidaknya dengan tiga cara. Pertama, tabel Taksonomi dapat

membantu para guru lebih memahami tujuan-tujuan pembelajaran mereka

(tujuan yang mereka buat sendiri dengan tujuan-tujuan yang telah disediakan

oleh pihak lain); yakni, tabel Taksonomi membantu para pendidik penjawab

pertanyaan apa yang disebut dengan “pertanyaan tentang pembelajaran”.

Page 38: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

22

Kedua, dengan pemahaman yang lebih utuh perihal tujuan-tujuan

pembelajaran mereka, guru-guru dapat menggunakan tabel Taksonomi untuk

membuat keputusan-keputusan yang lebih bagus mengenai bagaimana

mengajar dan mengases siswa dengan kerangka tujuan-tujuan pembelajaran

itu; yakni, tabel Taksonomi membantu para pendidik menjawab “pertanyaan

tentang pembelajaran” dan “pertanyaan tentang asesmen”. Ketiga, tabel

Taksonomi dapat membantu mereka menentukan seberapa sesuai antara

tujuan, asesmen, dan pembelajarannya dengan cara yang tepat; yakni, tabel

Taksonomi membantu para pendidik menjawab “pertanyaan tentang

kesesuaian semua komponen (Anderson dan Krathwohl, 2010: 143).

Gambar 1. Tabel Taksonomi (Anderson dan Krathwohl, 2010:40)

C. Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi IPA

pada kelas VII semester genap. Materi ini terdapat pada Kompetensi Dasar

(KD) 3.7Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya

serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut. Karakteristik materi

Page 39: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

23

interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan salah satu materi

IPA yang objek dan sumber belajarnya berkaitan dengan lingkungan sekitar,

sehingga untuk mempelajari materi tersebut perlu melibatkan siswa dengan

alam secara langsung. Berikut ini merupakan sub bab yang terdapat dalam

materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.

1. Pengertian Lingkungan

Istilah lingkungan berasal dari kata "Environment", yang memiliki makna

"The physical, chemical, and biotic condition surrounding an organism”.

Berdasarkan istilah tersebut, lingkungan secara umum dapat diartikan

sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu di luar individu

merupakan sistem yang kompleks, sehingga dapat memengaruhi satu

sama lain. Kondisi yang saling memengaruhi ini membuat lingkungan

selalu dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi (Widodo,

Rachmadiarti, dan Hidayati, 2017: 29).

2. Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah organisme di suatu wilayah beserta faktor-faktor fisik

uyang berinteraksi dengan organisme-organisme tersebut (Campbell,

2008: 327). Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di

dalamnya selalu melakukan hubungan tumbal balik, baik antar makhluk

hidup maupun makhluk hidup. Hubungan timbal balik ini menimbulkan

ketergantungan antara komponen ekosistem sangat terorganisir. Setiap

komponen memiliki makna khusus bagi komponen lainnya. Hubungan

Page 40: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

24

tersebut berlangsung secara dinamis sehingga terjadi keseimbanga

lingkungan (Irnaningtyas, 2013: 391).

Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan

abiotik. Komponen biotik adalah unsur makhluk hidup atau benda yang

mampu menunjukkan ciri-ciri kehidupan seperti bernapas, memerlukan

makan, tumbuh, dan berkembang biak. Unsur tersebut terdiri atas

produsen, konsumen, dan pengurai.

Produsen yaitu organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dari

bahan anorganik sederhana. Produsen pada umumnya adalah tmbuhan

hijau yang dapat membentuk bahan makanan melalui fotosintesis.

Konsumen adalah organisme yang tidak mampu membuat makanan

sendiri, terdiri atas manusia dan hewan. Pengurai atau perombak

(dekomposes) adalah organisme yang mampu mengurai bahan organic

sisa dari organisme lain menjadi bahan anorganik yang akan dipakai oleh

produsen, seperti cacing (Irnaningtyas, 2013: 391). Komponen abiotik

menurut Campbell (2008: 331-333) unsur abiotik terdiri atas suhu, air,

salinitas, sinar matahari, bebatuan dan tanah.

3. Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola

Setiap organisme tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada

organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan

membentuk suatu pola interaksi. Terjadi interaksi antara komponen biotik

Page 41: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

25

dengan komponen abiotik, dan terjadi interaksi antarsesama komponen

biotik.

a. Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain

interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat

terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan. Seperti rantai

makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. Selain itu,

melalui bentuk hidup bersama, yaitu simbiosis. Perhatikan Gambar 2.

(Widodo, Rachmadiarti, dan Hidayati, 2017: 33).

Gambar 2. Piramida makanan (Widodo, Rachmadiarti, dan Hidayati,

2017: 34).

b. Macam-macam Simbiosis

Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang

berbeda jenis. Ada tiga (3) macam simbiosis, yaitu simbiosis

mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme.

Simbiosis mutualisme merupakan suatu hubungan dua jenis individu

yang saling memberikan keuntungan satu sama lain. Simbiosis

komensalisme adalah hubungan interaksi dua jenis individu yang

memberikan keuntungan kepada salah satu pihak, tetapi pihak lain

Page 42: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

26

tidak mendapatkan kerugian. Simbiosis parasitisme merupakan

hubungan dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada

salah satu pihak dan kerugian pada pihak yang lain (Widodo,

Rachmadiarti, dan Hidayati, 2017: 34).

Contoh simbiosis mutualisme adalah antara jamur dan akar pohon

pinus. Jamur mendapatkan makanan dari pohon pinus, sedangkan

pohon pinus mendapatkan garam mineral dan air lebih banyak jika

bersimbiosis dengan jamur. Contoh simbiosis komensalisme adalah

antara tanaman anggrek dengan pohon mangga. Tanaman anggrek

mendapatkan keuntungan berupa tempat hidup, sedangkan pohon

mangga tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian dari

keberadaan tanaman anggrek tersebut. Contoh simbiosis parasitisme

adalah antara kutu rambut dan manusia. Kutu rambut memperoleh

keuntungan dari manusia berupa darah yang diisap sebagai

makanannya sedangkan manusia akan merasakan gatal pada kulit

dikepalanya (Widodo, Rachmadiarti, dan Hidayati, 2017: 34-35).

c. Peran Organisme Berdasarkan Kemampuan Menyusun Makanan

Berdasarkan kemampuan menyusun makanan, peran organisme dibagi

menjadi dua, yaitu autrotof dan heterotroph. Organisme heterotrof,

berdasarkan jenis makanannya dibagi lagi menjadi 3 (tiga), yaitu

herbivora, karnivora, dan omnivora.

Page 43: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

27

4. Pola Interaksi Manusia Memengaruhi Ekosistem

Perubahan suatu ekosistem tidak hanya disebabkan salah satu

komponennya berkurang, melainkan juga bertambah. Hal ini terjadi pada

populasi manusia, pertambahan jumlah populasi manusia yang meningkat

akan berpengaruh terhadap lingkungan. Tingginya populasi baik di daerah

maupun di kota-kota besar menyebabkan meningkatnya berbagai

kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup bagi manusia tentunya disedaikan oleh

alam semesta. Seperti makanan antara lain beras, gandum, kagung, dan

sagu, serta minuman seperti air, udara, serta lahan untuk tempat tinggal.

Tingginya populasi tersebut mengakibatkan kebutuhan manusia juga

tinggi dan menimbulkan kerusakan lingkungan. Sehingga akan

menyebabkan sawah berkurang, hutan menjadi gundul, udara menjadi

panas, air menjadi tercemar, dan lingkungan menjadi rusak (Sudibyo,

Wasis, dan Suhartati, 2010: 259).

D. Sikap Peduli Lingkungan

Definisi sikap menurut Krech dalam Kadir (2015: 8) merupakan taksiran dari

perilaku dan kecenderungan untuk bertindak. Sejalan dengan Krech, bahwa

sikap merupakan cakupan dari perilaku sehingga apabila seseorang memiliki

sikap yang positif terhadap suatu objek tertentu, maka akan cenderung dan

memiliki kesiapan untuk membantu, mendekati, mendukung, dan menerima

untuk dapat menjadikannya dalam kondisi yang seimbang. Pengertian sikap

menurut Saifuddin (2002: 5) merupakan respon terhadap stimuli sosial yang

Page 44: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

28

telah terkondisikan. Individu akan memberikan respon dengan cara-cara

tertentu terhadap stimuli yang diterima. Respon tersebut merupakan bentuk

kesiapan individu. Saifuddin (2002: 7) mengklasifikasikan respon menjadi

menjadi tiga macam, yaitu respon kognitif (respon perseptual dan pernyataan

mengenai apa yang diyakini), respon afektif (respon syaraf simpatetik dan

pernyataan afeksi), serta respon perilaku atau konatif (respon berupa tindakan

dan pernyataan mengenai perilaku). Dengan melihat salah satu saja di antara

ketiga bentuk respon tersebut, sikap seseorang sudah dapat diketahui.

Pengertian peduli lingkungan menurut Narwanti (2011: 30) merupakan sikap

dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di

sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

alam yang sudah terjadi. Upaya-upaya tersebut seharusnya dimulai dari diri

sendiri dan dilakukan dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada

tempatnya, menanam pohon, menghemat penggunaan listrik dan bahan bakar.

Jika kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh semua orang maka akan

didapatkan lingkungan yang bersih, sehat dan terjadi penghematan pada

sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Sikap merupakan konsep yang dibentuk oleh tiga komponen utama

yaitukognisi, afeksi, dan konasi. Komponen kognisi yang berhubungandengan

believe (kepercayaan atau keyakinan), ide, konsep persepsi, opini yang

dimiliki individu mengenai sesuatu hal. Komponen afeksi berhubungan

Page 45: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

29

dengan kehidupan emosional seseorang menyangkut perasaan individu

terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen konasi yang

merupakan kecenderungan bertingkah laku (belum berprilaku) (Waluyo,

2009: 37).

Sikap peduli lingkungan didefinisikan sebagai kepedulian individu kepada

lingkungan fisik yang ada disekitarnya dan memiliki keinginan untuk dapat

melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijaksana. Sikap

peduli lingkungan sangat penting karena dengan sikap peduli lingkungan

dapat menimbulkan perilaku peduli lingkungan yang menentukan meningkat

atau menurunnya kualitas lingkungan. Secara sederhana sikap meliputi

komponen kognitif, afektif, dan unsur-unsur konatif. Seseorang memiliki

sikap peduli lingkungan tinggi atau rendah dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya, dengan adanya informasi terkini mengenai isu lingkungan, usia,

jenis kelamin, status sosial ekonomi, bangsa, tempat tinggal

(perkotaan/pedesaan), agama, politik, kepribadian, pengalaman, pendidikan,

dan pengetahuan lingkungan (Gifford dan Sussman, 2012: 4).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap peduli lingkungan

berarti sikap yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari untuk

melestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan pencemaran

lingkungan. Sikap-sikap itu dapat dilihat dari respon perilaku atau konatif

(respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Indikator yang

Page 46: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

30

dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup menurut Salim (2009:

234) dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut,

1. Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan

selokan, tempat mandi-cuci-kakus, terpeliharanya sumur air minum.

2. Kebersihan dalam rumah, termasuk jendela yang bisa memasukkan sinar

matahari, kebersihan dapur.

3. Usaha hemat energi, seperti:

a. Menghemat pemakaian aliran listrik dengan memadamkan

lampulampu yang tidak diperlukan pada waktu tidur, serta segera

memadamkan lampu pada pagi hari.

b. Mengehmat pemakaian air, jangan sampai ada kran ataupun tempat air

(bak) yang bocor, ataupun dibiarkan mengalir/menetes terus.

4. Pemanfaatan kebun atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang

berguna, penanaman bibit tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan, rumah

dan halaman diusahakan sebersih dan seindah mungkin sehingga

merupakan lingkungan yang sehat dan menyenangkan bagi keluarga

5. Penanggulangan sampah, memanfaatkan kembali sampah organis, dan

mendaur ulang (recycling) sampah anorganis (botol, kaleng, plastik, dan

lain-lainnya) melalui tukang loak atau yang serupa.

6. Mengembangkan teknik biogas, memanfaatkan sampah hewan, manusia

dan kotoran dapur, untuk dibiogaskan sebagai sumber energi untuk

dimasak.

Page 47: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

31

7. Meningkatkan keterampilan sehingga dapat memanfaatkan bahan tersedia,

sisa bahan, atau bahan bekas, lalu turut mendaur-ulang berbagai bahan

berkali-kali, seperti merangkai bunga dari bahan sisa, dan sebagainya.

E. Pentingnya Sikap Peduli Lingkungan

Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang menjadi isu global, dialami pula

oleh Indonesia, mulai dari kerusakan hutan, kerusakan tanah, pencemaran air

baik di darat maupun di laut, pencemaran udara, penipisan lapisan ozon, efek

rumah kaca, hujan asam, kebisingan, penurunan keanekaragaman hayati,

sampai dengan berbagai penyakit yang disebabkan atau ditularkan oleh

lingkungan yang tidak sehat (Muhsinatun dan Masruri, 2002: 63). Kesadaran

manusia terhadap lingkungannya merupakan hal yang sangat vital untuk

eksistensi bumi ini. Pembentukan kesadaran terhadap kondisi yang ada di

lingkungannya dapat ditempuh melalui pendidikan yang ada di sekolah.

Sekolah seharusnya memainkan perannya dalam membentuk kesadaran

terhadap lingkungan. Perlu ada pembentukan karakter terhadap lingkungan

pada diri siswa. Karakter ini bisa dimulai dari persoalan sepele, seperti

penyediaan tempat sampah yang memadai, sampai pada perumusan action

plan tentang program-program kepedulian lingkungan. Melalui pembentukan

karakter ini diharapkan lahir generasi yang memiliki kepedulian lingkungan.

Hal itu berarti, sekolah sebagai institusi pendidikan, memiliki tugas untuk

membentuk karakter peduli lingkungan pada diri siswa. Karakter terbentuk

dari sikap yang dilakukan terus menerus sehingga sekolah mempunyai

Page 48: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

32

kewajiban untuk menanamkan sikap peduli lingkungan secara

berkesinambungan. Ini sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yaitu

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik (Mustakin,

2011: 86).

Implementasi menurut pendidikan karakter menurut Muchlas dan Hariyanto

(2012: 9) hendaknya dimulai dari nilai esensisl, sederhana, dan mudah

dilaksanakan sesuai kondisi masing-masing sekolah, misalnya bersih, rapi,

nyaman, disiplin, sopan, dan santun. Selain itu, agar sikap peduli lingkungan

dapat terbentuk, maka anak perlu dilatih melalui pembiasaan, mandiri, sopan

santun, kreatif, tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab. Oleh karena

itu, sikap peduli lingkungan yang dilakukan secara terus-menerus dapat

membentuk karakter peduli lingkungan.

Implementasi karakter peduli lingkungan menurut Narwanti (2011: 69) di

sekolah pada peserta didik dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan sebagai

berikut: a) kebersihan ruang kelas terjaga, b) menyediakan tong sampah

organik dan nonorganik, c) hemat dalam penggunaan bahan praktik, dan d)

penanganan limbah bahan kimia dari kegiatan praktik.

F. Kerangka Pikir

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang

memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

langsung. Lingkungan terdiri dari dua komponen yaitu komponen biotik dan

Page 49: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

33

abiotik. Komponen biotik terdiri dari manusia, tumbuhan, dan hewan,

sedangkan komponen abiotik terdiri dari suhu, kelembaban, intensitas cahaya,

air, udara.

Menjaga dan melestarikan komponen-komponen lingkungan tersebut

diperlukan adanya suatu pendidikan, yaitu Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH). Pendidikan yang merupakan salah satu aspek penting dalam

kehidupan menjadi salah satu sorotan penting dalam pengembangan

lingkungan hidup. PLH menyediakan tempat khusus bagi lingkungan untuk

dapat ikut berperan dalam memajukan taraf hidup manusia sehingga saat ini

selalu dicanangkan dalam pendidikan bagaimana menjaga dan merawat

lingkungan.

Saat ini dalam memajukan pendidikan lingkungan hidup adalah dengan

mengembangkan kurikulum lingkungan hidup yang telah ada saat ini.

Semenjak diselenggarakan oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan pada

1975, PLH terus berkembang. Di sekolah-sekolah banyak yang telah

mengintegrasikan PLH sebagai kurikulum tetap dalam pembelajaran.

Pembelajaran PLH di sekolah dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran

seperti IPA, IPS, dan Penjaskes. Pembelajaran tersebut selalu mengaitkan atau

memanfaatkan lingkungan secara langsung sebagai objek kajian dalam

pembelajaran sehingga pembelajaran yang diperoleh oleh peserta didik tidak

hanya menghafal tetapi akan lebih bermakna.

Page 50: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

34

SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai merupakan salah satu sekolah yang berada

di area kawasan TNWK. Jarak tempuh sekolah ke TNWK lebih kurang 45

menit. Kawasan TNWK tersebut terdapat berbagai interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya atau ekosistem, sehingga dapat dimanfaatkan untuk

tujuan pendidikan. Penggunaan area TNWK sebagai objek kajian dalam

pembelajaran dengan cara observasi langsung, dapat memberikan

pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Peserta didik dapat

mengamati secara langsung lingkungan yang terdapat di TNWK tersebut,

sehingga akan berpengaruh juga terhadap sikap peduli lingkungan peserta

didik.

SMP Negeri 18 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang

berlokasi ditengah kota. Padatnya perkantoran serta perumahan di kota

menyebabkan lingkungan sekolah di SMP ini terbatas. Terbatasnya

lingkungan sekolah banyak menjadi kendala bagi pendidik dalam

memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai objek kajian dalam

pembelajaran. Terbatasnya lingkungan sekolah sebagai objek kajian

pembelajaran akan mempengaruhi pengetahuan peserta didik terhadap materi

yang berkaitan dengan lingkungan, salah satunya adalah mata pelajaran IPA

yang banyak berkaitan dengan lingkungan. Pengetahuan lingkungan yang

didapatkan peserta didik diasumsikan bahwa semakin tinggi pengetahuan

lingkungannya maka sikap peduli lingkungan peserta didik akan semakin

tinggi.

Page 51: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

35

Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak terdapat hubungan pengetahuan interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya dengan sikap peduli lingkungan peserta didik di

SMP N 1 Labuhan Maringgai.

Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH)

Sekolah area kawasan TNWK

Pembelajaran di sekolah

Sekolah di Kota

Pengetahuan

tentang

interaksi

makhluk hidup

dengan

lingkungannya

Sikap peduli

lingkungan Pengetahuan

tentang interaksi

makhluk hidup

dengan

lingkungannya

Sikap peduli

lingkungan

Lingkungan

Page 52: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

36

H1= Terdapat hubungan pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya dengan sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP N 1

Labuhan Maringgai.

2. H0 = Tidak terdapat hubungan pengetahuan interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya dengan sikap peduli lingkungan peserta didik di

SMP N 18 Bandar Lampung.

H1= terdapat hubungan pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya dengan sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP N 18

Bandar Lampung.

3. H0 = Tidak terdapat perbedaan antara pengetahuan peserta didik tentang

interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya di SMP N 1 Labuhan

Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung

H1 = Terdapat perbedaan pengetahuan peserta didik tentang interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya di SMP N 1 Labuhan Maringgai

dengan di SMP N 18 Bandar Lampung.

4. H0 = Tidak terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan peserta didik di

SMP N 1 Labuhan Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung.

H1 = Terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan SMP N 1 Labuhan

Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung.

Page 53: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

37

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 semester ganjil tahun

pelajaran 2018/2019 di SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai, Kabupaten

Lampung Timur dan SMP Negeri 18 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Penelitian ini melibatkan seluruh peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1

Labuhan Maringgai yang berjumlah 180 peserta didik dan seluruh peserta

didik kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung yang berjumlah 320

peserta didik. Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili seluruh

karakteristik dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah sampling bertujuan khusus (purposeve sampling) yaitu peneliti dengan

sengaja mengambil sampel peserta didik kelas VIII di SMP N 1 Labuhan

Maringgai dan SMP 18 Bandar Lampung karena pada kelas VIII peserta didik

telah menempuh materi mengenai interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya.

Page 54: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

38

Tabel 1. Jumlah sampel di SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai

No Kelas Populasi Peserta Didik Sampel Peserta Didik

1 VIII 1 30

2 VIII 2 28

3 VIII 3 29 29

4 VIII 4 32 32

5 VIII 5 31 29

6 VIII 6 30

Jumlah 180 90

Penentuan pengambilan sampel menurut Arikunto (2008:116) apabila jumlah

subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih.Karena

jumlah populasi lebih dari 100 maka peneliti menggunakan sampel 50% dari

jumlah populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel didapatkan dengan

cara melakukan undian dari 6 kelas yang ada, diperoleh kelas VIII 3, VIII 4,

dan VIII 5, sehingga didapatkan 90 peserta didik sebagai sampel penelitian.

Tabel 2. Jumlah sampel di SMP Negeri 18 Bandar Lampung

No Kelas Populasi Peserta Didik Sampel Peserta Didik

1 VIII 1 28

2 VIII 2 27

3 VIII 3 28

4 VIII 4 27

5 VIII 5 27

6 VIII 6 27

7 VIII 7 28 22

8 VIII 8 28 28

9 VIII 9 28 25

10 VIII 10 28

11 VIII 11 27

Jumlah 303 75

Sampel yang digunakan adalah 25% dari populasi yang ada. Teknik

pengambilan sampel dengan cara melakukan undian dari 11 kelas yang ada,

Page 55: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

39

diperoleh kelas VIII 7, VIII 8, dan VIII 9, sehingga didapatkan 84 peserta

didik sebagai sampel penelitian. Penentuan 25% sampel tersebut didasari pada

perbandingan sampel yang digunakan di SMP 1 Labuhan Maringgai, agar

sampel yang diguankan seimbang maka diambil 25% sampel dari seluruh

populasi. Namun pada saatpelaksanaan penelitian terdapat beberapa peserta

didik yang tidak masuk sekolah, sehingga diambil untuk mendapatkan sampel

yang diharapkan peneliti yaituberjumlah 75peserta didik sebagai sampel.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dan desain penelitian

ex post facto. Metode deskriptif verifikatif diguankan karena, menurut (Hasan,

2009: 11) penelitian ini hanya menguji kebenaran suatu (pengetahuan) dalam

bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji suatu hipotesis yang

menggunakan perhitungan statistik tanpa melakukan suatu perlakuan apapun.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian ex post factokarena,menurut

(Sugiono, 2010: 7) penelitian ex post facto dilakukan untuk meneliti peristiwa

yang telah terjadi kemudian menurun ke belakang untuk mengetahui faktor-

faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif karena, menurut

Sudaryono, Margono, dan Rahayu (2013: 9-10), pendekatan kuantitatifyaitu

data berupa angka untuk mengetahui perbandingan pengetahuan tentang

interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dan sikap pedui lingkungan

Page 56: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

40

peserta didik antara di SMP N 1 Labuhan Maringgai dan SMP N 18 Bandar

Lampung. Peneliti mendeskripsikan kompetensi pengetahuan tentang

interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dan sikap peduli lingkungan

peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai dan SMP

Negeri 18 Bandar Lampung, kemudian melihat pengaruh pengetahuan

interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dengan sikap peduli

lingkungan peserta didik di kedua sekolah tersebut dengan menggunakan uji

regrehasi linier sederhana. Setelah mengetahui adanya pengaruh atau

tidaknya, selanjutnya melihat perbedaan pengetahuan tentang interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya dan sikap peduli lingkungan peserta

didik di SMP Negeri 1 Labuhan Maringgai dengan SMP Negeri 18 Bandar

Lampung menggunakan uji independent sampel t test.

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan peneliti sebagai berikut.

1. Pra Penelitian

a. Menetapkan subjek penelitian, yaitu peserta didik kelas VIII di SMP

Negeri 1 Labuhan Maringgai dan SMP Negeri 18 Bandar Lampung.

b. Melakukan observasi sekolah, melakukan perizinan untuk

mendapatkan data peserta didik berupa jumlah kelas VIII, jumlah

peserta didik kelas VIII, serta melakukan wawancara dengan pendidik

yang mengampu mata pelajaran IPA untuk menentukan permasalahan

dalam penelitian.

Page 57: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

41

c. Membuat soal tentang pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya yang sesuai dengan KD kelas VIII dan membuat

kuisioner mengenai sikap peduli lingkungan untuk mengetahui sikap

peduli lingkungan peserta didik.

d. Melakukan uji konten dan uji bahasa dengan dosen ahli lingkungan

untuk soal tes pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya dan kuisioner sikap peduli lingkungan.

e. Melakukan uji konten soal tes pengetahuan dan kuisioner sikap peduli

lingkungan peserta didik di SMP N 3 Bandar Lampung, pada 2

Agustus 2018.

f. Membagikan soal pengetahuan dan kuisioner sikap peduli lingkungan

pada peserta didik kelas VIII di SMP N 3 Bandar Lampung yaitu

sebanyak 31 siswa.

g. Melakukan uji validitas, reliabilitas, kesukarasn soal, daya pembeda,

dan analisis pengecoh (distractor) pada soal tes. Sehingga diperoleh

soal yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik

sebanyak 22 soal.

h. Melakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuisioner sikap peduli

lingkungan peserta didik. Sehingga diperoleh 26 pernyataan yang

dapat digunakan unutk mengukur sikap peduli lingkungan peserta

didik.

2. Pelaksanaan Penelitian

Page 58: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

42

a. Membagikan soal tes pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya kepada peserta didik yang telah ditentukan sebagai

sampel penelitian. Peserta didik diberi waktu 1 jam pelajaran atau 45

menit untuk mengerjakan soal tersebut.

b. Membagikan kuisioner mengenai sikap peduli lingkungan untuk

mengetahui kepedulian lingkungan peserta didik. Peserta didik diberi

waktu 25 menit untuk mengerjakan kuisioner.

c. Mencermati, menganalisis dan memberikan skor tes pengetahuan

interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dan kuisioner sikap

peduli lingkungan peserta didik.

d. Mengolah data hasil tes pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkunganya dengan rumus rata-rata dan menggunakan SPSS versi 17

dengan cara melakukan analisis data dengan uji independent sampel t

test kemudian uji prasayarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

e. Mengolah data sikap peduli lingkungan peserta didik dengan rumus

rata-rata dan menggunakan SPSS versi 17 dengan cara melakukan

analisis data dengan uji independent sampel t test kemudian uji

prasayarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh pada penelitian ini yaitu data kuantitatif. Data

kuantitatif berupa skor kompetensi pengetahuan tentang interaksi makhluk

Page 59: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

43

hidup dengan lingkunganya yang diperoleh dari skor tes tertulis dan skor

kuisioner sikap peduli lingkungan. Metode penelitian kuantitatif menurut

Sugiyono (2015: 14) yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Tes

1. Soal tes disesuaikan dengan KD 3.7 yaitu interaksi antara makhluk

hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi

tersebut. Soal tes berjumlah 22 soal. Berdasarkan KD tersebut, peneliti

membuat lima indikator yang harus dicapai peserta didik yaitu

menjelaskan konsep lingkungan dan komponen-komponennya,

membedakan komponen biotik dan abiotik, menjelaskan konsep

bentuk saling ketergantungan makhluk hidup, menguraikan pola-pola

interaksi, menjelaskan pola interaksi manusia yang memengaruh

ekosistem. Berdasarkan indikator tersebut, peneliti membuat dua jenis

soal untuk mengukur pengetahuan peserta didik, yaitu dengan

membuat soal pilihan jamak dan benar/salah. Adapaun kisi-kisi soal

Page 60: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

44

pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya adalah

sebagai berikut:

Tabel 3. Kisi-kisi soal pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya

Jenis soal Indikator Nomor

soal

Ranah

kognitif

Kunci

jawaban P

ilih

an j

amak

1. Menjelaskan konsep

lingkngan dan

komponen-

komponennya

10 C4 B

2. Membedakan konsep

komponen biotik dan

abiotik

4, 7 C2, C6 B, C

3. Menjelaskan konsep

bentuk saling

ketergantungan

makhluk hiudp

1, 3, 5, 6,

8, 12

C6, C6,

C3, C3,

C4, C4

C, B, C,

B, A, D

4. Menguraikan pola-

pola interkasi

2, 9, 12 C4, C5,

C4

C, A, A

5. Menjelaksan pola

interaksi manusia

memengaruhi

ekosistem

11, 14 C4, C2 D, A

Tabel 4. Kisi-kisi soal pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya Jenis soal Indikator Nomor

soal

Ranah

kognitif

Kunci

jawaban

Ben

ar/S

alah

1. Menjelaskan konsep

lingkngan dan

komponen-

komponennya

15 C1 B

2. Membedakan konsep

komponen biotik dan

abiotic

16, 17,

18

C2, C2,

C2

B, S, B

3. Menjelaskan konsep

bentuk saling

ketergantungan

makhluk hiudp

19, 20 C4, C3 B, S

4. Menguraikan pola-pola

interkasi

21, 22 C4, C3 S, S

5. Menjelaksan pola

interaksi manusia

memengaruhi ekosistem

- - -

Page 61: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

45

b. Kuisioner

Kuisioner pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui sikap

peduli lingkungan peserta didik. Sikap menurut Waluyo (2009: 37)

merupakan konsep yang dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu

kognisi, afeksi, dan konasi. Berdasarkan komponen tersebut maka

peneliti membuat tiga dimensi untuk mengukur sikap peduli

lingkungan peserta didik, yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Kisi-kisi

lembar kuisioner sikap peduli lingkungan peserta didik sebagai

berikut:

Tabel 5. Kisi-kisi kuisioner sikap peduli lingkungan

Dimensi Indikator Item pernyataan

Positif Negatif

Kognisi Kepercayaan, persepsi, dan

pengetahuan lingkungan

11, 16 1, 2, 5, 6, 7,

22

Afeksi Perasaan individu terhadap

objek sikap menyangkut

masalah emosiaonal

terhadap lingkungan

3, 4, 15,

20

17, 19, 20

Konasi Kecenderungan untuk

bertindak atau berperilaku

terhadap lingkungan

4, 23, 24,

25, 26

8, 9, 10, 12,

13, 18

Jumlah 11 15

Total 26

Page 62: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

46

F. Validasi dan Realiabilitas Instrument

1. Analisis Kualitas Instrumen

a. Tes

1) Uji validitas

Uji validitas untuk mengetahui instrument yang digunakan valid

atau tidak. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian validitas

itu mengacu pada sejauh mana suatu instrument dalam

menjalankan fungsi. Instrumen yang valid menurut Sugiyono

(2012: 121) berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Nilai uji validitas menurut Triyono (2013: 185) untuk data diskrit

atau memiliki skor dikotom yaitu 1 dan 0 dapat dihitung

menggunakan rumus korelasi point biseral, jika diperoleh koefisien

hasil perhitungan rpbi nilainya lebih tinggi dari rtabel maka dapat

diartikan bahwa instrumen valid. Begitu pula sebaliknya, jika rpbi

nilainya lebih rendah dari rtabel maka dapat diartikan bahwa

instrumen tidak valid. Dengan taraf signifikansi 5%. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Page 63: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

47

Keterangan:

r = koefisien korelasi biseral

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang

dicari validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar dibagi jumlah seluruh

siswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q =1-p) (Purnomo,

2015: 137)

Untuk mengetahui tingkat validitas tes, maka nilai hasil uji

validitas dengan korelasi point biseral dapat dimasukan dalam

kriteria sebagai berikut.

Tabel 6. Kriteria validitas instrumen tes

No Nilai r Tingkat Validitas

1 0,81-1,00 Sangat Tinggi

2 0,61-0,80 Tinggi

3 0,41-0,60 Cukup

4 0,21-0,40 Rendah

5 0,00-0,20 Sangat Rendah

Sumber: Arikunto (2010: 29).

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur

tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama.

Reliabilitas instrumen dapat dianalisis menggunakan program

SPSS KuderRrichardson 20. Rumus yang digunakan yaitu:

KR -20 = [n/n-1] [1-(Σpq)/Var]

Page 64: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

48

Keterangan:

n = jumlah sampel dalam tes

var = varians

p = jumlah siswa yang menjawab benar

q = jumlah siswa yang menjawab salah

Σ = jumlah

Tabel 7. Kriteria reliabilitas instrumen kuisioner

No Nilai KR Tingkat Reliabilitas

1 0,8000-1,0000 Sangat Tinggi

2 0,6000-0,7999 Tinggi

3 0,4000-0,5999 Cukup

4 0,2000-0,3999 Rendah

5 0,0000-0,1999 Sangat Rendah

Sumber: Sugiyono (2010: 39).

3) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau

kemampuan Peserta didik dalam menjawabnya, bukan dilihat dari

sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Soal yang baik menurut

Arikunto (2009: 207) adalah soal yang tidak terlalu mudah atau

tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak akan membuat

Peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya.

Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan Peserta

didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk

mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Rumus yang digunakan

untuk tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

Page 65: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

49

Keterangan

P = Indeks tingkat kesukaran

B = Banyak Peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh Peserta didik peserta tes

Tabel 8.Indeks Tingkat Kesukaran

Rentang Keterangan

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Sumber: Arikunto (2009: 210).

4) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan

Peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta

didik yang memiliki kemampuan rendah (Arikunto, 2009: 211).

Rumus yang digunakan untuk melihat daya pembeda adalah

Keterangan:

D = indeks daya pembeda

JA = banyak peserta kelompok atas

JB = banyak peserta kelompok bawah

BA = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

Tabel 9. Klasifikasi daya pembeda Rentang Keterangan

0,00 - 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

Sumber: Arikunto (2009: 218).

Page 66: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

50

5) Analisis Pengecoh (Distractor)

Pada tes pilihan ganda ada beberapa option/alternatif jawaban yang

sengaja dimasukan sebagai distraktor (pengecoh). Butir soal yang

baik pengecohnya akan dipilih secara merata oleh siswa-siswa

yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang buruk,

pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Pengecoh dianggap

baik bila jumlah siswa yang memilih pengecoh itu sama atau

mendekati jumlah ideal (Sudijono, 2007: 389). Rumus yang

digunaka adalah sebagai berikut:

Keterangan:

IPc = Indeks Pengecoh/Distraktor

nPc = Jumlah siswa yang memilih pengecoh itu

N = Jumlah seluruh subyek yang ikut tes

nB = Jumlah subyek yang menjawab benar pada butir soal

Alt = Banyak alternatif jawaban/option (3, 4, atau 5

Tabel 10. Kriteria kualitas pengecoh tes

No IPc Kualitas pengecoh

1 76% - 122% Sangat baik

2 51% - 75 % atau 126% - 150 % Baik

3 26% - 50 % atau 151 % - 175 % Kurang baik

4 0% - 25 % atau 176% - 200% Buruk

5 >200 % Sangat buruk

Sumber: Sudjono (2007: 389).

Page 67: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

51

b. Kuisioner

1) Uji Validitas

Instrument yang valid menurut Triyono (2013: 185) yaitu

instrument yang memiliki korelasi yang kuat atau mendukung

terhadap skor secara total dan tidak valid jika sebuah instrumen

tidak memiliki korelasi secara signifikan terhadap skor totalnya.

Nilai uji validitas untuk data kontinum yaitu 0-10 atau 1-5 dapat

dihitung menggunakan rumus Pearson Product Moment.

Jika diperoleh koefisien hasil perhitungan rhitung nilainya lebih

tinggi dari rtabel maka dapat diartikan bahwa instrumen valid.

Begitu pula sebaliknya, jika rhitung nilainya lebih rendah dari rtabel

maka dapat diartikan bahwa instrumen tidak valid. Dengan taraf

signifikansi 5% Rumus yang digunakan adalah sebaagai berikut:

=

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi produk moment (r)

N = Number of cases

ΣXY = Jumlah hasil penelitian antara skor X dan skor Y

ΣX = Jumlah seluruh skor X

ΣY = Jumlah seluruh skor Y (Triyono, 2013: 187-188)

Tabel 11. Kriteria validitas kuisioner No Nilai r Tingkat validitas

1 0,81 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,61 – 0,80 Tinggi

3 0,41 – 0,60 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 0,00 – 0,20 Sangat rendah

Sumber: Arikunto (2010: 29).

Page 68: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

52

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menurut Triyono (2013: 191) merupakan ketepatan

atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya yang

berarti kapan pun alat penilaian digunakan akan memberikan hasil

yang relatif sama. Reliabilitas instrumen kuisoiner dapat dianalisis

menggunakan rumus Cronbach Alpha, suatu variabel dinyatakan

reliabel atau ajeg jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar

dari 0,06. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal/kuisioner

ΣSi2 = Jumlah Varians skor butir

St2 = Varians total (Triyono, 2013: 191).

Tabel 12. Kriteria reliabilitas instrumen kuisioner

No Nilai reliabilitas Tingkat reliabilitas

1 0,8000 – 1,0000 Sangat tinggi

2 0,6000 – 0,7999 Tinggi

3 0,4000 – 0,5999 Cukup

4 0,2000 – 0,3999 Rendah

5 0,0000 – 0,1999 Sangat rendah

Sumber: Triyono (2013: 191).

2. Data kuantitatif

a) Teknik analisis untuk capaian pengetahuan tentang interaksi makhluk

hidup dengan lingkungannya dilakukan dengan cara penskoran secara

manual dengan menggunakan kunci jawaban yang ada. Jika peserta

menjawab soal pilihan jamak dengan benar maka mendapat skor 1 dan

Page 69: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

53

jika salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Untuk menghitung

presentase kemampuan menjawab soal menurut Purwanto (2013: 112)

digunakan rumus sebagai berikut.

S =

Keterangan

S = nilai kemampuan literasi sains

R = jumlah skor soal yang dijawab benar

N = skor maksimum dari tes

Tabel 13. Kriteria penilaian kemampuan pengetahuan tentang interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya

Interval Kategori

86-100 Sangat tinggi

76-85 Tinggi

60-75 Sedang

55-59 Rendah

≤ 54 Sangat rendah

Sumber: Dimodifikasi dari Purwanto (2013: 103).

b) Sikap Peduli lingkungan Peserta Didik

Teknik analisis untuk melihat sikap peduli lingkungan peserta didik

dilakukan dengan cara penskoran secara manual dengan menggunakan

kunci jawaban yang ada. Jika peserta didik menjawab pernyataan

kemungkinan jawaban positif akan memperoleh skor SS = 4, S = 3,

TS = 2, STS = 1 dan jika menjawab kemungkinan jawaban negatif

akan memperoleh skor SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4. Menghitung

persentase kemampuan sikap peduli lingkungan peserta didik menurut

Sudijono (2007:43) dengan cara:

Page 70: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

54

P =

Keterangan:

P = angka persentase sikap peduli lingkungan peserta didik

f = jumlah skor sikap peserta didik yang diperoleh

N = skor maksimal sikap peserta didik

Tabel 14. Kriteria penilaian sikap peduli lingkungan siswa

Interval Kategori

≤ 43,74% Rendah

43,75% - 62,49% Sedang

62,50% - 81,24% Tinggi

≥ 81,25% Sangat tinggi

Sumber: dimodifikasi dari Kusara dalam Marpaung (2011: 23).

3. Hasil Analisis Kualitas Instrumen

a. Tes

1) Uji Validitas

Tes pilihan jamak dan benar/salah di ujicobakan pada 31 peserta

didik di SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada tanggal 2 Agustus

2018. Dari hasil uji validitas diperoleh butir soal yang valid dan

tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas tes pengetahuan

interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, dengan taraf

siginfikansi 5% didapatkan butir soal yang valid untuk jenis soal

pilihan jamak adalah 12 butir soal dan untuk jenis soal benar/salah

adalah 8 butir soal. Sehingga total seluruh soal yang valid adalah

20 butir soal. Soal-soal yang valid tersebut dilihat dari nilai rhitung

lebih besar dari ttabel, dengan ttabel adalah 0,35. Namun terdapat 2

Page 71: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

55

butir soal tambahan yaitu nomor 3 dan 7 dengan ranah kognitif C6.

Berdasarkan hasil uji validitas nomor soal 3 dan 7 termasuk soal

yang tidak valid, tetapi untuk memenuhi ranah kognitif dari C1-C6

maka nomor butir soal tersebut dapat digunakan. Hasil uji validitas

soal tes pengetahuan terdapat dilampiran.

2) Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tes pengetahuan interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya dengan uji Kuder

Richardson (KR) 20, diperoleh nilai reliabiliats untuk jenis soal

pilihan jamak adalah 0,70 dengan tingkat reliabilitas dalam kriteria

tinggi. Sedangkan nilai reliabilitas untuk jenis soal benar/salah

adalah 0,52 dengan tingkat reliabilitas dalam kriteria cukup. Hasil

uji realiabilitas pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya untuk jenis soal pilihan jamak dan benar/salah

terdapat dilampiran.

3) Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran merupakan peluang untuk menjawab benar

suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya

dinyatakan dalam bentuk indeks. Berdasarkan hasil uji tingkat

kesukaran tes pengetahuan makhluk hidup dengan lingkungannya,

diperoleh tingkat kesukaransoal dalam beberapa kriteria, yaitu

mudah, sedang, dan sukar. sebagai berikut. Indeks kesukaran dan

Page 72: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

56

kriteria soal tes pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya untuk jenis soal pilihan jamak dan benar/salah

terdapat dilampiran.

4) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat

membedakan antara siswa yang belajar/siswa yang telahmenguasai

materi dengan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi

yang ditanyakan. Berdasarkan hasil uji daya

pembeda soal tes pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya, diperoleh tingkat daya pembedasoal diperoleh

beberapa kriteria yiatu jelek, cukup, baik, dan baik sekali. Hasil uji

indeks daya pembeda dan kriteria soal pengetahuan untuk jenis

soal pilihan jamak dan benar/salah terdapat dilampiran.

5) Analisis Pengecoh (Distractor)

Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara merata oleh

peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang

buruk, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Berdasarkan

hasil analisis pengecoh pada soal tes pengetahuan interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya diperoleh kriteria ditolak,

direvisi, dan diterima. Hasil analisis pengecoh soal tes

pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya untuk

jenis soal pilihan jamak terdapat dilampiran.

Page 73: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

57

Berdasarkan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya

beda dan uji ditractor maka soal yang baik dan dapat digunakan

untuk mengukur pengetahuan tentang interaksi makhluk hidup dengan

lingkungannya sebanyak 22 soal yaitusoal nomor 3, 6, 7, 8, 9, 11, 12,

13, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 26, 30, 33, 35, 36, 38, 42, 45.

b) Kuisioner

1) Uji Validitas

Dari hasil uji validitas kuisioner yang telah dilakukan diperoleh

butir pernyataan yang valid dan tidak valid. Berdasarkan hasil uji

validitas kuisioner sikap peduli lingkungan peserta didik, dengan

taraf siginfikansi 5% didapatkan butir pernyataan yang valid

adalah 26 butir pernyataan. Pernyataan yang valid tersebut dilihat

dari nilai rhitung lebih besar dari ttabel, dengan ttabel adalah 0,35. Hasil

uji validitas kuisioner sikap peduli lingkungan secara lengkap

terdapat dilampiran.

2) Uji Reliabilitas

Berdasarkan uji reliabilitas kuisioner sikap peduli lingkungan

peserta didik dengan uji Alpha Cronbach, diperoleh nilai

reliabilitas 0,82 dengan tingkat reliabilitas dalam kriteria sangat

tinggi. Hasil uji reliabilitas sikap peduli lingkungan terdapat

dilampiran

Page 74: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

58

G. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Sebelum menganalisis data, dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data.

Data di uji kenormalannya, apakah data kedua kelompoktersebut

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitasdilakukan dengan uji

Kolmogorov Smirnov, dengan rumus sebagaiberikut:

D = maksimum ׀ Ft – Fs ׀

Keterangan:

Ft = Probabilitas kumulatif normal

Fs = Probabilitas kumulatif empiris

D = Selisih absolute terbesar

Untuk mengkonversi nilai mentah (x) menjadi notasi z (z) menggunakan

rumus:

zi =

Keterangan:

Zi = angka notasi

Zi = nilai variabel x ke i

X = nilai rata-rata variabel x

S = Standar deviasi

Menentukan nilai probabilitas kumulatif normal Ft dengan cara

menghitung luas kurva z dari ujung kiri hingga notasi zi. Menentukan

nilai probabilitas kumulatif empiris Fs dengan rumus sebagai berikut:

Fs =

Page 75: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

59

Dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan α = 5%

2) Hipotesis

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

3) Keputusan Uji

Tolak H0 jika Asymp.Sig ≤ tabel k-s dan terima H0 jika Asymp.Sig≥

tabel k-s dengan taraf α 5% = taraf nyata untuk pengujian (Sudjana,

2005: 273).

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh dari kegiatan penelitian mempunyai distribusi (sebaran) yang

normal atau tidak, jika distribusi (sebaran) data normal, maka rumus uji

hipotesis yang akan digunakan adalah jenis uji yang termasuk kedalam

statistik parametrik dan jika tidak berdistribusi normal, maka menggunakan

rumus statistik non parametrik. Data yang dieproleh dalam penelitian

adalah berdistribusi normal, berarti data tersebut dapat dianggap mewakili

populasi.Sehingga digunakan uji independent sampel t test.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok

peserta didik atau sampel yang berasal dari kedua kelompok tersebut

dapat dikatakan bervarians sama (homogen) ataupun tidak. Uji

Page 76: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

60

homogenitas data adalah uji persyaratan analisis tentang kelayakan data

untuk dianalisis dengan menggunakan uji statistik tertentu (Misbahuddin

dan Hasan, 2013: 289).Untuk menguji homogenitas varians dari dua

kelompok data, makapeneliti menggunakan rumus uji Levene statistic

sebagai berikut:

Keterangan:

N = jumlah observasi

K = banyaknya kelompok

Zij = ׀ Yij-Yi׀

Yi = rata-rata dari kelompok ke i

Zt = rata-rata kelompok dari Zi

Z = rata-rata menyeluruh dari Zij

Dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Taraf signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan α = 5%

2) Hipotesis

H0 = data varians homogen

H1 = data varians tidak homogen

3) Keputusan Uji

H0 diterima apabila Sig ≥ 0,05 dan H0 ditolak apabila Sig ≤ 0,05

Page 77: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

61

Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak (Misbahuddin dan Hasan,

2013:290-291). Uji homogenitas ini merupakan salah satu rumus statistik

yang sangat diperlukan dalam penelitian karena uji homogenitas ini

merupakan uji prasyaratan analisis tentang kelayakan data tanpa adanya

uji homogenitas dalam suatu penelitian, data yang didapat secara teori

tidak layak untuk dianalisis menggunakan uji statistik tertentu.

3. Uji Hipotesis

1. Uji regresi linier sederhana

Uji regresi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

signifikansihubungan anatarvariabel, keeratan hubungan antarvariabel,

dan kontribusivariabel X terhadap variabel Y.

a. Signifikansi Hubungan Antarvariabel (Nilai Signifikansi)

Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis dan untuk memperkuat

didalam menganalisis data, peneliti menggunakan uji hipotesis

denganmenggunkan SPSS 20. Data hasil uji hipotesis bersumber

pada outputtabel ANOVA, kemudian pengujian dilakukan dengan

membandingkananatara nilai signifikansi dan 0,05 dengan

langkah-langkah sebagaiberikut.

1. Kriteria pengujian

a. Jika Sig. ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan

b. Jika Sig. > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang

signifikan.

Page 78: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

62

2. Membuat kesimpulan

Membandingkan antara nilai Sig. dan nilai α dan

kesimpulandilihat dari kriteria pengujian.

b. Keeratan hubungan antarvariabel (Koefisien Korelasi)

Keeratan hubungan antara variabel X (pengetahuan tenteng

ekosistemdan perubahan lingkungan) dan variabel Y (sikap peduli

lingkungan)dilakukan dengan melihat nilai r pada analisis regresi

linear sederhana.Kemudian, hasilnya disesuikan dengan kriteria

sebagai berikut.

Tabel 15. Interval koefisien tingkat hubungan pengetahuan tentang

interaksi makhluk hidup dengan sikap peduli lingkungan

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2012: 257)

c. Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y (Koefisien Determinasi)

Uji ini dilihat melalui besar kecilnya nilai R Square pada uji

regresilinear sederhana. Presentase nilai R Square dapat

diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi variabel X terhadap

variabel Y.

Page 79: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

63

1. H0 = Tidak terdapat hubungan pengetahuan interaksi makhluk

hidup dengan lingkungannya dengan sikap peduli lingkungan

peserta didik di SMP N 1 Labuhan Maringgai.

H1 = terdapat hubungan pengetahuan interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya dengan sikap peduli lingkungan peserta

didik di SMP N 1 Labuhan Maringgai.

2. H0 = Tidak terdapat hubungan pengetahuan interaksi makhluk

hidup dengan lingkungannya dengan sikap peduli lingkungan

peserta didik di SMP N 18 Bandar Lampung.

H1 = terdapat hubungan pengetahuan interaksi makhluk hidup

dengan lingkungannya dengan sikap peduli lingkungan peserta

didik di SMP N 18 Bandar Lampung.

2. Uji Independent sampel T test

Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti

yangdigunakan untuk menarik suatu kesimpulan dari masalah yang

ada.Teknik analisis data dan pengujian hipotesis yang digunakan

dalampenelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif. Data

yang dianalisismerupakan hasil tes pengetahuan peserta didik

tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dan hasil

kuisioner sikap peduli lingkungan peserta didik, untuk menguji

hipotesis perbedaan yaitu hipotesis 1 dan 2, untuk variabel bebas

(Y) (SMP N 1 Labuhan Maringgai dan SMP N 18 Bandar

Page 80: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

64

Lampung) terhadap sekelompok variabel terikat (X) (hasil tes

pengetahuan dan kuisioner sikap peduli lingkungan digunakan uji

independent sampel t test dengan taraf signifikansi 5%.

1. Hipotesis

1. H0 = Tidak terdapat perbedaan antara pengetahuan peserta

didik tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya

di SMP N 1 Labuhan Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar

Lampung.

2. H1 = Terdapat perbedaan pengetahuan peserta didik tentang

interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya di SMP N 1

Labuhan Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung.

H0 = Tidak terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan peserta

didik di SMP N 1 Labuhan Maringgai dengan di SMP N 18

Bandar Lampung.

H1 = Terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan SMP N 1

Labuhan Maringgai dengan di SMP N 18 Bandar Lampung.

2. Keputusan uji

Apabila nilai Sig. (2-tailed)> 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Apanila nilai Sig. (2-tailed)) < 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak (Sudjana, 2005: 287).

Page 81: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

87

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya

dengan sikap peduli lingkungan peserta didik pada masing masing sekolah

yaitu, SMP N 1 Labuhan Maringgai dan di SMP N 18 Bandar Lampung.

2. Terdapat perbedaan pengetahuan peserta didik tentang interaksi makhluk

hidup dengan lingkungannya dan sikap peduli lingkungan peserta didik di

SMP N 1 Labuhan Maringgai dan di SMP N 18 Bandar Lampung.

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pada peneliti selanjutnya yang akan menggunakan intrumen berupa soal tes

dan kusioner, sebaiknya memberikan waktu pengerjaan soal tes dan kusioner

lebih lama agar siswa tidak terburu-buru dalam menjawab soal tes dan

kusioner sehingga hasilnya lebih baik dalam membandingkan antara

pengetahuan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dan sikap peduli

lingkungan peserta didik di sekolah area kwasan TNWK dan di kota kota

Bandar Lampung.

Page 82: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

88

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W dan David R.K2010. Kerangka Landasan untuk. Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesment (Revisi Taksonomi Bloom). Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Arikunto, S. 2008. Metodelogi penelitian. Bina Aksara. Yogyakarta.

_________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta.

Azwar, S. 2016. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Pustaka

Pelajar.Yogyakarta

Campbell, N. A. dan J. B. Reece. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3.

Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Erlangga. Jakarta.

Dahlia, Ibrohim, dan Susriyati. 2016. Pemanfaatan Hutan Wisata Baning Sebagai

Sumber belajar Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan di SMP.

Jurnal Pros. Semnas Pend. IPA Pacasarjana UM. Vol 1, 2016.

Departemen Kehutanan. 2002. Keputusan Menteri Kehutanan No. 8205/Kpts-II/2002

tentang Perubahan Terhadap Peraturan Menteri Kehutanan

No.P.70/Menhut-II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan

Lahan. Jakarta: Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

Fauzi, M. H. 2012. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Terhadap Pembentukan

Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa SMA Kelas XI Karanganyar.

Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.

Fitriani, R. 2017. Perilaku Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas X Sma

Muhammadiyah 1 Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta. Universitas Negeri

Yogyakarta.

Gifford, R. dan Reuven, S. 2012. Environmental Attitudes. Journal Psychology,

Personality and Social Psychology. Vol 10 (2). 3-18 hlm.

Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rosdakarya Remaja. Bandung.

Page 83: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

89

Hasan, I. 2009. Analisis Data Penelitian Statistik. Bumi Aksara. Jakarta.

Hermawan, L., Q. dan C., Puspita. 2007. Pemanfaatan Sampah Organik sebagai

Sumber Biogas untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya Tulis

Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru.Gaung Persada.Ciputat.

Istiadi, Y. 2016.Pendidikan Lingkungan Hidup Terlupakan Dalam Kurikulum. Jurnal:

Manusia dan Lingkungan. Vol 23 (1), 129-135, 2016. 2.

Istiana, R. 2014. Hubungan antara Pengetahuan Pencemaran dan Etika Lingkungan

dengan Perilaku Mahasiswa dalam Mencegah Pemanasan Global. Jurnal

Ilmiah Pendidikan PEDAGOGIA. 6 (1): 98 – 107.

Insani, M.D. 2016. Studi Pendahuluaan Identifikasi Kesulitan dalam Pembelajaran

pada Guru IPA SMP Se-kota Malang. Jurnal Pendidikan Biologi. Malang.

Vol. 7 No. 2.

Kadir. 2015. Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisa Data dengan.

Program SPSS/Lisre dalam Peneltian. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2014. Statistik. Kemenlh dan

Kemenhut. Jakarta.

Krathwohl, D. R. 2002. A revision of Bloom's Taxonomy: an overview – Theory Into

Practice,College of Education, The Ohio State University Learning

Domains or Bloom's Taxonomy: The Three Types of Learning, tersedia di

www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.html.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung.

Masruri, Siasah, Muhsinatun. 2002. Pendidikan Kependudukan dan. Lingkungan

Hidup. UPT MKU UNY. Yogyakarta.

Misbahuddin dan Hasan I. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik (Edisi Ke-

2). Bumi Aksara. Jakarta.

Muchlas, S. dan Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. PT

Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Muhsinatun, S.M. 2002. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. UNY

Press. Yogyakarta.

Page 84: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

90

Mustakin, B. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Delapan Karakter Emas

Menuju Indonesia Bermartabat. Samudra Biru. Yogyakarta.

Narwanti, S. 2011. Pendidikan Karakter. Familia.Yogyakarta.

Notoatmodjo, S.2005. Promosi kesehatan teori dan Aplikasi. PT Rineka Cipta.

Jakarta.

Purnomo, E. 2015. Evaluasi Pembelajaran dan Pendidikan. Universitas Lampung.

Bandar Lampung.

Purwanto, N. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosda

Karya. Bandung.

Sari, P. E. 2015. Pengawasan Oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

(Bplhd) Terhadap Pengelolaan Pembuangan Limb Ah Cair Pt Indo

Lampung Perkasa Kabupaten Tulang Bawang (Skripsi). Bandar Lampung.

Universitas Lampung.

Saifuddin, A. 2002. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Salim, E. 2009. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Mediatama Sarana. Jakarta.

Suaedi dan Tantu, H. 2016. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. IPB Press.

Bogor.

Sudaryono, Margono dan Rahayu. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian

Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Pusat Bahasa Depdiknas. Bandung.

________2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Surakusuma, W. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket

Keahlian Teknik Produksi Hasil Hutan. Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.

Suryabrata. 2011. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Page 85: PERBANDINGAN PENGETAHUAN TENTANG INTERAKSI …digilib.unila.ac.id/54879/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · lingkungan yang begitu pesat, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara

91

Suwarto. 2007. Metodik dan Teknik peneitian Sosial. Andi. Yogyakarta.

Syahrul, M. 2012. Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ombak (IKAPI). Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Wahyuningsih, S. 2015. Pembelajaran IPA Berpendekatan JAS (Jelajah Alam

Sekitar) Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Terhadap

Hasil Belajar dan Karakter Ilmiah Siswa. Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Waluyo, M. 2009. Psikologi Teknik Industri. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Wawan, D.M. 2010. Teori dan pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.

Widodo, W., Rachmadiarti, F., Hidayati S.N. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Yaumi, M. 2014. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi. Predana

Media Group. Jakarta.

Yusuf, Z. 2013. Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Anggota Komunitas Pemuda

Peduli Lingkungan Tentang Pencemaran Lingkungan Di Kelurahan Sei

Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2013

(Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan.