peningkatan kesadaran lingkungan terhadap kelestarian waduk cirata melalui program muatan lokal...

33
Peningkatan Kesadara melalui Program Mua Sekolah Diajukan untuk mengi PT Pembangkitan INST an Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cir atan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Dasar (SD)/MI sekitar Waduk Cirata ikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa se-Jawa Ba n Jawa Bali – Badan Pengelola Waduk Cirata Tahun 2011 TIM : Hafidz Mulyansyah Putra Dea Ratna Dewi Camilla TITUT MANAJEMEN TELKOM 2011 rata di arat

Upload: hafis-mulyansyah

Post on 29-Jul-2015

1.007 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Peningkatan Kesadaran Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata

melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di

Sekolah Dasar (SD)

Diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa se

PT Pembangkitan Jawa Bali

INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

Kesadaran Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata

melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di

Sekolah Dasar (SD)/MI sekitar Waduk Cirata

Diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa se-Jawa Barat

Pembangkitan Jawa Bali – Badan Pengelola Waduk Cirata

Tahun 2011

TIM :

Hafidz Mulyansyah Putra

Dea Ratna Dewi Camilla

INSTITUT MANAJEMEN TELKOM

2011

Kesadaran Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata

melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di

Jawa Barat

Page 2: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

“Peningkatan Kesadaran Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata

melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di

Sekolah Dasar (SD)/ MI sekitar Waduk Cirata”

1)Hafidz Mulyansyah Putra, 2) Dea Ratna Dewi Camilla

MBTI, SMTM, Institut Manajemen Telkom, Bandung

Abstrak

Waduk Cirata adalah salah satu dari tiga waduk DAS Citarum yang

berfungsi sebagai sumber tenaga air untuk memberi pasokan energi listrik

sebesar 1.428 GWh/ tahun untuk daerah Jawa dan Bali. Namun pada saat

ini, waduk Cirata mengalami pencemaran skala berat yang mengakibatkan

menurunnya kualitas dan kuantitas air pada posisi yang mengkhawatirkan.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kesadaran jangka panjang pada

warga sekitar sebagai salah satu stakeholders yang memiliki kepentingan

terhadap waduk Cirata, sehingga degradasi umur waduk yang sebelumnya

diperkirakan akan bertahan 100 tahun sejak awal dibuat namun saat ini

menjadi 60 tahun dapat diminimalisasi. Oleh karena itu, tunas daerah

dalam konteks ini adalah siswa-siswi SD negeri/MI sekitar waduk Cirata

perlu mendapatkan pengetahuan dan bimbingan tentang Pendidikan

Lingkungan Hidup khususnya kondisi kawasan waduk Cirata. Kerjasama

antara BPWC, Dinas pendidikan terkait, dan pihak sekolah diharapkan

mampu menciptakan perhatian terhadap isu lingkungan dan

mempertahankan eksistensi waduk Cirata.

Kata Kunci: waduk Cirata, pencemaran, pendidikan lingkungan hidup.

Page 3: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwa penulis

telah selesai menuliskan gagasan yang berjudul “Peningkatan Kesadaran

Lingkungan terhadap Kelestarian Waduk Cirata melalui Program Muatan

Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Sekolah Dasar (SD)/MI

sekitar Waduk Cirata”.

Dalam penyusunan karya tulis ini, tidak sedikit hambatan yang

penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam

penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan

orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi bisa teratasi.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis yang telah turut memberi support mental dalam

menyelesaikan penelitian ini.

2. Dan berbagai pihak yang memberikan informasi terkait Waduk

Cirata dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) sebagai gagasan

utama.

Sehingga gagasan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan

pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis

sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Bandung, 4 Agustus 2011

Dea Ratna Dewi Camilla Hafidz Mulyansyah Putra

Page 4: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

DAFTAR ISI

Halaman judul ........................................................................................... I

Abstrak ..................................................................................................... II

Kata Pengantar ........................................................................................ III

Daftar Isi .................................................................................................. IV

Daftar Lain ............................................................................................... V

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang ............................................................................. 1

Rumusan Masalah ....................................................................... 2

Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

Sistematika Penulisan .................................................................. 3

Bab II Tinjauan Pustaka .......................................................................... 4

Bab III Metode Penulisan

Pendekatan Penulisan ................................................................. 6

Sumber Penulisan ....................................................................... 6

Sasaran Penulisan ....................................................................... 7

Tahapan Penulisan ...................................................................... 7

Bab IV Pembahasan

Pengertian Waduk Cirata dan Pengelolaannya ............................ 8

Kondisi waduk Cirata saat ini dan Dampaknya bagi Kelestarian

Waduk Cirata ................................................................................ 8

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) ........................................... 11

Manfaat Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap kelestarian

waduk Cirata ................................................................................. 20

Bab V Penutup

Kesimpulan .................................................................................. 21

Saran ........................................................................................... 22

Daftar Pustaka ......................................................................................... 24

Lampiran ................................................................................................. 25

Page 5: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

DAFTAR LAIN

Tabel pemetaan kurikulum .................................................................. 14

Tabel strategi SWOT ........................................................................... 22

Page 6: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

BAB I. PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling dan Waduk Cirata

merupakan tiga waduk DAS Citarum yang terletak di provinsi Jawa

Barat. Waduk Cirata dikelola oleh PT PJB, dimana fungsi utamanya

adalah sebagai sumber tenaga air untuk memberi pasokan energi

listrik sebesar 1.428 GWh/ tahun untuk daerah Jawa dan Bali. Untuk

mendapatkan energi listrik yang maksimal, salah satu syarat yang

diperlukan adalah tercapainya kualitas air ideal pada waduk, namun

pada saat ini kualitas air di waduk Cirata tidak memenuhi standar mutu

(sumber: Gatot Sukiharjo, kepala Latbang UP PLTA Cirata).

Salah satu penyebabnya adalah jumlah keramba jaring

apung (KJA) yang batas maksimal seharusnya sebanyak 12.000,

sekarang telah meningkat 428% menjadi 51.418 KJA (sumber: sensus

KJA tahun 2007 oleh BPWC). Keramba yang menggunakan

stereofoam dapat mempengaruhi kualitas air menjadi terkontaminasi.

Termasuk kandungan pakan yang bersisa dibawah air dapat merusak

kondisi mesin pembangkit PLTA Cirata menjadi aus serta dapat

meningkatkan sedimentasi pada waduk Cirata. Penyebab lain adalah

sawah yang dibangun oleh petani yang memanfaatkan lahan surutan

waduk. Pupuk dan semprotan pestisida pada sawah tersebut dapat

merusak kualitas air ketika air waduk kembali pasang. Beberapa area

di waduk Cirata juga mengalami alih fungsi hutan, dimana lahan yang

seharusnya ditanami oleh tanaman yang dapat menahan erosi, kini

dijadikan lahan pertanian dan berbagai aktivitas warga lainnya

sehingga erosi tidak dapat terelakkan dan menyebabkan sedimentasi

kian bertambah pada waduk Cirata. Kualitas air yang menurun dan

meningkatnya laju sedimentasi berujung pada umur waduk Cirata yang

semula diperkirakan akan bertahan 100 tahun, pada tahun 2007

menyusut 20 tahun sehingga sisa umur waduk Cirata saat ini menjadi

60 tahun lagi.

Page 7: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Waduk Cirata adalah investasi jangka panjang, oleh karena

itu diperlukan pemahaman dari warga sekitar yang mayoritas hanya

sebagai pekerja, bukan pemilik bisnis KJA untuk turut menjaga

kelestarian waduk Cirata. Tidak hanya sebatas warga pekerja, tapi

melibatkan tunas daerah yang akan melanjutkan peradaban jangka

panjang.

I. 2 Rumusan Masalah

Untuk memperjelas rumusan masalah ini, akan diuraikan dengan

pertanyaan sebagai berikut:

a. Apa pengertian waduk Cirata dan bagaimana pengelolaanya?

b. Bagaimana kondisi waduk Cirata saat ini dan apa dampaknya bagi

kelestarian waduk Cirata?

c. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)?

d. Apa manfaat Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap kelestarian

waduk Cirata?

I. 3 Tujuan Penulisan

Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini antara lain:

a. Bagi penulis

Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat untuk meningkatkan

wawasan, pengalaman dan mengolah kemampuan berpikir untuk

menciptakan penyelesaian masalah yang solutif dan kreatif.

b. Bagi masyarakat

Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat untuk memberikan

pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga

kelestarian waduk Cirata agar masyarakat tidak mengeksploitasi

waduk Cirata secara berlebihan.

c. Bagi pemerintah

Penulisan karya ilmiah ini dapat dijadikan acuan bagi pemerintah,

khususnya Dinas Pendidikan kabupaten Bandung Barat. Cianjur,

dan Purwakarta agar lebih mengoptimalkan Pendidikan

Page 8: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Lingkungan Hidup untuk menanamkan kecintaan waduk Cirata

sejak dini pada para siswa Sekolah Dasar.

I. 4 Sistematika Penulisan

a. Halaman judul

b. Abstrak

c. Kata Pengantar

d. Daftar Isi

e. Daftar Lain

f. Bab I Pendahuluan

f. 1 Latar Belakang

f. 2 Rumusan Masalah

f. 3 Tujuan Penulisan

f. 4 Sistematika Penulisan

g. Bab II Tinjauan Pustaka

h. Bab III Metode Penulisan

h. 1 Pendekatan Penulisan

h. 2 Sumber Penulisan

h. 3 Sasaran Penulisan

h. 4 Tahapan Penulisan

i. Bab IV Pembahasan

i. 1 Pengertian Waduk Cirata dan Pengelolaannya

i. 2 Kondisi waduk Cirata saat ini dan Dampaknya bagi

Kelestarian Waduk Cirata

i. 3 Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

i. 4 Manfaat Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap kelestarian

waduk Cirata

j. Bab V Penutup

j. 1 Kesimpulan

j. 2 Saran

k. Daftar Pustaka

l. Lampiran-lampiran

Page 9: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah.

Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, Sumber daya alam hayati

adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam

nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama

dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk

ekosistem.

Sumber daya alam dapat dikembangkan menjadi sumber daya

buatan untuk mengoptimalkan penggunaannya. Salah satu contoh sumber

daya buatan adalah waduk. Menurut Puslitbang Sumber Daya Air, waduk

adalah danau buatan yang besar. Menurut Komisi Dam Dunia, bendungan

atau waduk besar adalah bila tinggi bendungan lebih dari 15 meter. Waduk

Cirata dapat dikatakan sebagai waduk besar karena memiliki kedalaman

34,9 meter.

Waduk Cirata merupakan salah satu asset yang dimiliki oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Waduk Cirata memiliki fungsi utama untuk

Pembangkit Listrik Tanaga Air (PLTA) dan fungsi lainnya seperti budidaya

perikanan, pertanian, transportasi air, dan pariwisata. Menurut SK

Gubernur Nomor 41 tahun 2002 Pasal 2 Ayat 1, pengaturan secara

terkoordinasi dan terpadu mengenai pengembangan, pemanfaatan

perairan umum, lahan pertanian dan kawasan Waduk Cirata dalam

Keputusan ini, dimaksudkan untuk tercapainya peningkatan fungsi dan

daya guna waduk secara optimal bagi berbagai kepentingan yang

dimungkinkan secara teknis tanpa mengganggu fungsi utama waduk.

Pada saat ini, berbagai aktifitas warga seperti budidaya ikan dalam bentuk

keramba jaring apung (KJA), pertanian, maupun pariwisata sudah

mengganggu fungsi utama dari PLTA (sumber: Gatot Sukiharjo, kepala

Latbang UP PLTA Cirata).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Sumber Daya

Air, kualitas air waduk pada awal tahun 80-an masih bagus baik pada

lapisan epilimnion dan hypolimnion atau dengan kata lain masih tercemar

Page 10: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

ringan. Namun hasil penelitian kualitas air yang dilakukan Puslitbang

Sumber Daya Air dan Pemerintah Finlandia pada tahun 90-an

menunjukkan bahwa kualitas airnya sudah banyak menurun. Berdasarkan

penelitian tersebut penurunan kualitas air disebabkan oleh pencemaran

organik terutama senyawa nitrogen, fosfat, dan zat organik dapat dibagi 3

kategori, yaitu pencemaran amat sangat berat (hypertrophic), pencemaran

berat (eutrophic) dan pencemaran sedang (oligotrophic), dan belum

tercemar (mesotrophic). Waduk Cirata sendiri termasuk dalam kategori

pencemaran berat (eutrophic).

Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran dari berbagai

pihak untuk menjaga kelestarian waduk Cirata. Berdasarkan fakta-fakta

tersebut, penulis menuangkan sebuah gagasan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat sejak dini melalui program Pendidikan Lingkungan

Hidup untuk siswa-siswi Sekolah Dasar sekitar waduk Cirata. Dengan

membentuk kesadaran sejak dini, diharapkan waduk Cirata akan tetap

terjaga kelestariannya dalam jangka waktu yang panjang.

Page 11: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

BAB III. METODE PENULISAN

III. 1 Pendekatan Penulisan

Penelitian yang dilakukan adalah pada tipe penelitian

normatif dan empiris. Penelitian normatif yaitu cara pengumpulan

data dengan bersumber pada bahan-bahan pustaka, sedangkan

penelitian empiris yaitu cara pengumpulan data dengan bersumber

pada data primer seperti koresponden, narasumber, dan lain-lain.

III. 2 Sumber Penulisan

Sesuai dengan metode pendekatan yang akan digunakan

dalam penelitian ini, maka data yang dipakai adalah data primer

dan sekunder. Data primer adalah data-data yang diperoleh

langsung bersumber dari lapangan. Sedangkan data sekunder

adalah data-data yang diperoleh tidak langsung bersumber dari

lapangan.

a. Sumber data primer

1) Gatot Sukiharjo, kepala Latbang UP PLTA Cirata

2) Arti Hapsari, BPWC

b. Sumber data sekunder

1) SK Gubernur Jawa Barat no. 41 tahun 2002 tentang

Waduk Cirata

2) UU No. 41 tahun 1999 pasal 19 tentang Alih Fungsi Hutan

3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber

Daya Alam Hayati

4) Buku Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) penerbit CV.

Bina Pustaka untuk SD/ MI kelas 4

5) Handbook seminar “Peran Sinergi Stakeholder untuk

Kelestarian Waduk Cirata” tahun 2011

6) Jurnal “Pengelolaan Danau dan Waduk di Indonesia” oleh

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

(Puslitbang SDA)

Page 12: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

III. 3 Sasaran Penulisan

Karya Tulis ini ditujukan kepada PT. PJB- BPWC sebagai

pengelola waduk cirata, Sekolah Dasar (SD) negeri maupun MI di

kawasan waduk Cirata, Departemen Pendidikan kabupaten

Bandung Barat, Purwakarta dan Cianjur, dan Kementerian Negara

Lingkungan.

III. 4 Tahap Penulisan

a. Persiapan

Tahap ini merupakan tahap dimana penulis

menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan

masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik

tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,

membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya

masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.

b. Inkubasi

Dalam tahap ini, penulis memproses informasi yang

dimiliki sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada

ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang

dicari.

c. Iluminasi

Tahap iluminasi adalah tahap dimana penulis

mendapatkan inspirasi atau insight, yaitu berupa gagasan

mengenai pemecahan masalah.

d. Verifikasi

Tahap ini merupakan tahap dimana apa yang

dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa

kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan.

Pada tahap ini, penulis membagi bagian mana yang perlu

ditambahkan atau dihilangkan. Selain itu, pada tahap ini

penulis memilih kata-kata yang sesuai, tanpa menghilangkan

esensi dari kalimat tersebut.

Page 13: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

BAB IV. PEMBAHASAN

IV. 1 Pengertian waduk Cirata dan pengelolaannya

Waduk Cirata yang dibangun pada tahun 1984 merupakan

waduk yang terbentuk dari adanya genangan air seluas 6.200

Hektar akibat pembangunan waduk yang membendung sungai

Citarum. Genangan waduk Cirata tersebut meliputi 3 Kabupaten

yaitu Bandung Barat, Purwakarta, dan Cianjur. Fungsi utama waduk

Cirata adalah memproduksi energi listrik menggunakan tenaga air

untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik wilayah Jawa dan Bali.

Disamping itu, waduk Cirata memiliki fungsi lain, diantaranya

budidaya ikan jaring terapung, pertanian, reservoir atau penyediaan

air dan pengembangan pariwisata.

Waduk Cirata dikelola oleh Badan Pengelola Waduk Cirata

(BPWC). Sesuai dengan visi BPWC yaitu “Pengelolaan sumber

daya waduk Cirata secara efisien dan profesional guna menjamin

keberlanjutan fungsi dan manfaatnya untuk menunjang operasional

PLTA serta kesejahteraan masyarakat ”, BPWC bertugas untuk

meningkatkan dan melestarikan mutu lingkungan hidup sekitar

waduk Cirata, mengelola waduk Cirata secara partisipatif untuk

mendapatkan manfaat yang optimal bagi BPWC dan masyarakat

serta memberdayakan masyarakat sekitar waduk Cirata melalui

institusi perekonomian lokal untuk mencapai kesejahteraan dan

kemandirian. Untuk memenuhi tugasnya, BPWC melakukan

berbagai kegiatan sosialisasi kepada masyarakat baik secara

langsung, maupun melalui asosiasi tertentu seperti Aspindac

(Asosiasi Petani Ikan Danau Cirata) dan pemuka agama.

IV. 2 Kondisi waduk Cirata saat ini dan Dampaknya bagi Kelestarian

Waduk Cirata

Waduk Cirata saat ini menghadapi masalah yang sangat

kompleks, diantaranya :

Page 14: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

a. Keramba Jaring Apung (KJA)

Keramba jaring apung merupakan bentuk atau sistem

kurungan yang banyak sekali di pakai dan bentuk serta

ukurannya bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaannya,

(Beveridge 1987, Christensen, 1989) dikarenakan system

keramba ini memiliki nilai yang ekonomis (murah) dan

merupakan cara yang sangat baik untuk menyimpan berbagai

organisme air.

Tujuan awal dari adanya KJA di waduk Cirata adalah

memberikan kompensasi bagi warga sekitar yang lahannya

dijadikan waduk. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat no. 41

tahun 2002, jumlah KJA di waduk Cirata dibatasi sebanyak

12.000 petak. Namun setelah era reformasi pada tahun 1999,

KJA di waduk Cirata mengalami peningkatan yang signifikan

dan saat ini jumlah KJA meningkat 428% sebanyak 51. 418 unit

(sumber: sensus KJA tahun 2007 oleh BPWC). Jumlah KJA di

waduk Cirata dua kali lipat lebih banyak daripada jumlah KJA di

waduk Jatiluhur yang luasnya 8.300 hektar.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Octaviana

(2007) mengenai “Kajian Kualitas Air Waduk Cirata sebagai

Area Budidaya Ikan menggunakan Karamba Jaring Apung”

menunjukan bahwa keramba jaring apung memberikan dampak

yang cukup signifikan terhadap perubahan kualitas air di waduk

Cirata.

b. Sektor Pertanian

Waduk Cirata memiliki tingkat elevasi maksimal 220

meter dan tingkat elevasi minimal 215 meter (Sumber: Arti

Hapsari, BPWC). Ketika curah hujan sedang tinggi, maka

tingkat elevasi waduk Cirata akan maksimum. Dan ketika

musim kemarau, tingkat elevasinya minimum. Kondisi inilah

yang dimanfaatkan oleh warga sekitar waduk cirata. Warga

memanfaatkan lahan surutan waduk untuk kegiatan pertanian.

Page 15: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Berbagai macam tanaman seperti padi, jagung

ditanam pada lahan tersebut. Untuk mengolah tanaman

tersebut, warga menggunakan pupuk dan pestisida. Hal inilah

yang mengakibatkan kualitas air di waduk Cirata semakin

memburuk. Pupuk dan pestisida yang disemprotkan warga

akan berpengaruh pada lahan tersebut dan ketika air waduk

kembali pasang, lahan yang mengandung bahan-bahan kimia

tersebut akan memperburuk kualitas air di waduk Cirata.

Selain itu, aktifitas pertanian juga memaksa warga

untuk menebang hutan sekitar waduk Cirata. Hutan yang

semula berfungsi untuk menahan arus air, kini telah beralih

fungsi menjadi lahan pertanian. Tingkat erosi di sekitar waduk

Cirata akan meningkat dengan terjadinya kondisi ini. Erosi yang

terjadi pada tanah di sekitar waduk Cirata akan meningkatkan

sedimentasi. Hal ini berpengaruh pada kuantitas air yang dapat

menyebabkan waduk Cirata menjadi dangkal.

c. Sektor Pariwisata

Beberapa destinasi wisata di sekitar waduk Cirata

antara lain Jangari dan Calingcing di kabupaten Cianjur, lalu

juga ada bendungan, wisata agro, dan ekowisata hutan. Jangari

dan Calingcing berada pada titik pertemuan antara pintu masuk

dari Cianjur (dari Jakarta dan Bogor) dan Ciranjang (dari

Bandung). Dilokasi tersebut pengunjung bisa menikmati rekreasi

alam terbuka dengan memancing, berperahu, atau sekedar

berjalan-jalan. Sektor pariwisata telah menyumbangkan devisa

yang cukup besar kepada pemerintah di 3 kabupaten, namun

secara tidak langsung memberi dampak negatif terhadap

kelestarian waduk Cirata. Sekotr pariwisata meningkatkan

jumlah warung-warung yang berada di sekitar waduk yang

notabene kawasan tersebut merupakan area terlarang karena

masih berada di kawasan milik pemerintah yang dikelolah PT

PJB. Kunjungan wisata yang meningkat juga telah

Page 16: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

meningkatkan jumlah sampah yang ada di lingkungan waduk

seperti sampah plastik, makanan, dan lain-lain. Sampah-

sampah tersebut dapat mencemari waduk Cirata dengan

masuknya air lindi sampah serta bakteri coli sehingga

meningkatkan nilai BOD dan COD (sumber: Sunardi, 2011).

d. Alih Fungsi Hutan

Menurut UU No. 41 tahun 1999 pasal 19, alih fungsi

hutan didefinisikan sebagai perubahan peruntukan kawasan

hutan terfokus untuk mendukung kepentingan di luar kehutanan

(pertanian, perkebunan, transmigrasi, pengembangan wilayah

dan non kehutanan lainnya). Kawasan waduk Cirata dengan

luas 43.777,6 hektar terdiri dari perairan (6.200 hektar) dan

daratan (37.557,6 hektar). Perubahan penggunaan lahan yang

terjadi berupa penurunan lahan hutan kering primer, yang diikuti

pada peningkatan lahan sawah, semak belukar, dan

pemukiman. Hal ini berdampak pada menurunnya kemampuan

lahan menahan air hujan dan aliran air permukaan (Sumber:

Sunardi, 2011). Alih fungsi hutan yang terjadi telah

mengakibatkan tingginya tingkat erosi. Ini dibuktikan saat

longsor yang terjadi di kawasan Intake Cijati-Cimahilir Cirata

sepanjang 3 km pada tanggal 17/09/10 (sumber: pikiran

rakyat.com edisi 17/09/10 pukul 23.04 ). Erosi yang terjadi

secara langsung dapat meningkatkan sedimentasi pada waduk.

IV. 3 Pendidikan Lingkungan Hidup

Menurut IUCN (International Union for Conservation of

Nature), Pendidikan lingkungan adalah proses mengenali nilai, dan

konsep clatifiying dalam rangka untuk mengembangkan

keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan

menghargai keterkaitan antara manusia, budaya dan biofisik

sekitarnya. Pendidikan lingkungan juga mencakup praktek dalam

Page 17: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

pengambilan keputusan dan perumusan diri kode perilaku tentang

isu-isu mengenai kualitas lingkungan.

Banyak negara yang memperhatikan isu lingkungan yang

saat ini sedang menjadi trending topic dengan memasukkan isu

tersebut kedalam kebijakan. Sebagai salah satu negara-negara

anggota PBB, Indonesia telah meratifikasi kebijakan lingkungan

hidup secara terpadu melalui Departemen Dalam Negeri,

Kementerian Negara Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional

dan Departemen Agama RI, lalu pada tanggal 19 Februari 2004

telah menetapkan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH),

sebagai arahan bagi semua stakeholders dalam pelaksanaan dan

pengembangan PLH di Indonesia (Sumber: Rudolf Pigai, 2009).

Departemen Pendidikan yang menjadi salah satu pihak

terkait dengan Lingkungan Hidup mulai menggalakkan program

Pendidikan Lingkungan Hidup baik untuk Pendidikan Dasar,

Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Pengembangan

kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai

dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta

didik. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

memperhatikan beberapa hal, salah satunya yaitu tuntutan

pembangunan daerah dan nasional (Sumber: Kementerian

Pendidikan Nasional).

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan

supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk pendidikan

dasar.

Pendidikan lingkungan hidup telah digalakkan oleh berbagai

daerah di Indonesia, namun akan lebih baik jika program

pendidikan lingkungan hidup tersebut dilaksanakan secara optimal

Page 18: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

untuk mencapai tujuan jangka panjang, yakni meningkatkan

kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan sejak dini.

Dengan Pendidikan Lingkungan Hidup berazaskan prinsip

diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik, maka penulis mengajukan program mata pelajaran

Pendidikan Lingkungan Hidup khusus SD negeri/ MI di kawasan

waduk cirata untuk diimplementasikan dengan materi yang

berkaitan erat dengan kondisi waduk Cirata sekarang. Materi-materi

mengenai tanaman, pencemaran lingkungan, kepedulian

lingkungan, dan pengelolaan sampah akan dikaitkan dengan

kondisi waduk Cirata secara khusus.

Program ini dapat dimulai dengan kerjasama antara PT.

PJB-BPWC dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat,

Cianjur dan Purwakarta dengan memberikan instruksi kepada

seluruh SD negeri dan MI di kawasan waduk Cirata (lampiran)

untuk menambahkan mata pelajaran PLH pada kurikulum tahunan.

Jumlah SD/MI yang berada di sekitar waduk Cirata di

kabupaten Bandung Barat berjumlah 100 SD/MI (kec Cipendeuy

dan Cikalongwetan), di kabupaten Cianjur berjumlah 112 SD dan MI

(kec. Mande, Ciranjang dan Cikalongkulon), dan di kabupaten

Purwakarta berjumlah 10 SD dan MI (kec. Maniis) (sumber: Diknas

Jabar (2009). Daftar nama & alamat SD/MI, SMP/MTs,

SMA/SMK/MA negeri & swasta Kabupaten/Kota provinsi jawa barat

tahun 2009. Bandung: Departemen Pendidikan dan Olahraga

Provinsi Jawa Barat).

Bentuk silabus pendidikan lingkungan hidup dapat di

kondisikan dengan sekolah masing-masing, dan berikut adalah

salah satu contoh pemetaan kurikulum PLH khusus pada siswa-

siswi kelas IV SD/ MI di sekitar waduk Cirata.

Page 19: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

PEMETAAN KURIKULUM (contoh)

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

KELAS/ SEMESTER : IV/ I

TAHUN PELAJARAN : 2012 / 2013

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator

1. Melakukan cara

penanaman

berbagai jenis

tanaman

1. 1 Mengenal berbagai

tanaman

1. 2 Menyayangi

penanaman tanaman

1. 3 Mempraktikkan

penanaman tanaman

- Pengertian tanaman secara

umum

- Berbagai contoh tanaman

yang ada di kawasan waduk

Cirata

- Hal-hal yang membuat

penanaman tanaman menjadi

menyenangkan

- Manfaat penanaman

tanaman terhadap kelestarian

waduk Cirata

- Istilah-istilah tentang aktivitas

penanaman tanaman

- Dapat menjelaskan pengertian tanaman

secara umum

- Dapat menjelaskan berbagai contoh

tanaman

- Dapat menjelaskan hal-hal yang membuat

penanaman tanaman menjadi

menyenangkan

- Dapat menjelaskan manfaat penanaman

tanaman terhadap kelestarian waduk Cirata

- Dapat menjelaskan istilah-istilah tentang

aktivitas menanam tanaman

Page 20: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator

2. Berpartisipasi

aktif dalam

mencegah

pencemaran

lingkungan

2. 1 Menjelaskan

terjadinya pencemaran

lingkungan

2. 2 Memberi contoh cara

berpartisipasi dalam

- Langkah kerja penanaman

tanaman endemik yang ada di

kawasan waduk Cirata pada

pekarangan sekolah atau pot

- Pengertian pencemaran

lingkungan

- Jenis-jenis pencemaran

ligkungan

- Contoh pencemaran

lingkungan yang terjadi di

Indonesia, khususnya waduk

Cirata

- Proses terjadinya

pencemaran lingkungan di

waduk Cirata

- Dampak pencemaran

lingkungan pada waduk Cirata

- Menerapkan perilaku yang

menjaga lingkungan, khususnya

- Dapat melakukan penanaman tanaman

- Dapat menjelaskan pengertian

pencemaran lingkungan

- Dapat menjelaskan jenis-jenis

pencemaran lingkungan

- Dapat memberikan contoh pencemaran

lingkungan yang terjadi di Indonesia,

khususnya waduk Cirata

- Dapat menjelaskan proses terjadinya

pencemaran lingkungan di waduk Cirata

- Dapat menjelaskan dampak pencemaran

lingkungan pada waduk Cirata

- Dapat menerapkan perilaku yang

menjaga lingkungan

Page 21: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator

3. Menerapkan

kepedulian

terhadap

lingkungan

mencegah

pencemaran

lingkungan

2. 3 Melaksanakan

kebersihan dan

penataan kelas

3. 1 Menjelaskan

kepedulian terhadap

lingkungan

3. 2 Memberi contoh sikap

peduli terhadap

waduk Cirata

- Melibatkan diri dalam

kegiatan pencegahan

pencemaran lingkungan,

khususnya pada waduk Cirata

- Mendukung program

pemerintah dalam pencegahan

pencemaran lingkungan

- Kebersihan kelas

- Penataan kelas

- Pengertian kepedulian

terhadap lingkungan

- Hal-hal yang menunjukkan

kepedulian terhadap

lingkungan, khususnya pada

waduk Cirata

- Membuang sampah pada

tempatnya

- Dapat melibatkan diri dalam kegiatan

pencegahan pencemaran lingkungan

- Dapat mendukung program pemerintah

dalam pencegahan pencemaran lingkungan

- Dapat membersihkan kelas

- Dapat menata kelas

- Dapat menjelaskan pengertian kepedulian

terhadap lingkungan

- Dapat menunjukkan kepedulian terhadap

lingkungan

- Dapat membuang sampah pada

tempatnya

Page 22: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator

lingkungan

3. 3 Melakukan

pengawasan terhadap

lingkungan

- Bertani pada lahan khusus

pertanian

- Menjaga kebersihan

lingkungan

- Menghemat air bersih

- Mengurangi pemakaian

kendaraan pribadi

- Manfaat sikap peduli

lingkungan

- Pengertian pengawasan

terhadap lingkungan

- Usaha pengawasan

terhadap lingkungan,

khususnya pada waduk Cirata

- Dapat menjaga kebersihan lingkungan

- Dapat menghemat air bersih

- Dapat menyapu halaman rumah dan

halaman sekolah

- Dapat mengurangi membeli jajanan yang

memakai kemasan plastik

- Dapat mengurangi pemakaian kendaraan

pribadi

- Dapat menjelaskan manfaat sikap peduli

lingkungan

- Dapat menjelaskan pengertian

pengawasan terhadap lingkungan

- Dapat melakukan usaha pengawasan

terhadap lingkungan

Page 23: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

KELAS/ SEMESTER : IV/ II

TAHUN PELAJARAN : 2012 / 2013

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator

1. Membiasakan

bersiap siaga

menghadapi

bencana alam

2. Menerapkan

teknologi sederhana

1. 1Mengidentifikasi

bencana alam dan

penanggulangannya

1. 2Menunjukkan sikap

empati terhadap orang

lain

1. 3Mempraktikkan cara

menghadapi bencana

alam

2. 1Menjelaskan

pemanfaatan barang-

barang bekas

- Jenis-jenis bencana alam,

ciri-ciri dan cara

penanggulangannya

- Sikap empati yang dapat

dilakukan pada korban bencana

alam

- Cara-cara yang menghadapi

bencana banjir

- Pengertian teknologi

sedehana

- Barang-barang yang

termasuk barang bekas

- Tahap awal pemanfaatan

barang bekas

- Dapat menjelaskan jenis-jenis bencana

alam, ciri-ciri dan cara penanggulangannya

- Dapat bersikap empati terhadap korban

bencana alam’

- Dapat melakukan cara-cara yang

menghadapi bencana banjir

- Dapat menjelaskan pengertian teknologi

sedehana

- Dapat mengetahui barang-barang yang

termasuk barang bekas

- Dapat mengetahui tahap awal

pemanfaatan barang bekas

Page 24: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator

2. 2Membuat hasil karya

dari barang bekas

2. 3Menampilkan hasil

karya dalam pameran

kelas atau sekolah

- Manfaat barang bekas

- Langkah kerja pembuatan

hiasan dari botol plastik bekas di

sekitar waduk Cirata

- Hasil karya dalam pameran

kelas atau sekolah

- Dapat menjelaskan manfaat barang bekas

- Dapat membuat hiasan dari barang bekas

- Dapat memamerkan hasil karya dalam

pameran kelas atau sekolah

Page 25: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

IV. 4 Manfaat Pendidikan Lingkungan Hidup terhadap Kelestarian Waduk

Cirata

Program mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH) pada SD/MI dikawasan sekitar waduk Cirata memiliki

beberapa manfaat, antara lain:

a. Meningkatkan kesadaran jangka panjang terhadap kelestarian

lingkungan waduk Cirata, terutama pada siswa-siswi SD/MI.

b. Dengan meningkatnya kesadaran jangka panjang terhadap

kelestarian lingkungan pada siswa-siswi SD/MI akan

mempengaruhi tindakan-tindakan kesehariannya pada waduk

Cirata sehingga dapat meminimalisasi degradasi umur waduk.

c. Meringankan tugas BPWC dalam sosialisasi terhadap warga

karena dibantu oleh guru-guru PLH yang ada di SD/MI kawasan

waduk Cirata.

d. Bertambahnya wawasan siswa-siswi SD/MI kawasan waduk

cirata akan potensi lingkungannya dan metode pengelolaan

yang baik dan benar.

Upaya peningkatan kesadaran terhadap kelestarian waduk

Cirata tidak hanya dapat diberikan kepada masyarakat dewasa,

namun dapat diberikan pada tunas daerah dalam hal ini merupakan

siswa-siswi SD/MI yang notabene masih dapat dibentuk

kepribadiannya. Dengan memberikan pendidikan lingkungan hidup

khususnya mengenai waduk Cirata secara optimal, peluang agar

terbentuknya karakter yang sadar lingkungan akan lebih besar.

Dengan terciptanya karakter yang sadar lingkungan sejak

dini, akan sangat berpengaruh terhadap kelestarian waduk Cirata

dalam jangka waktu yang panjang.

Page 26: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

BAB V. PENUTUP

V. 1 Kesimpulan

Waduk Cirata merupakan waduk yang memberikan

pasokan energi listrik yang besar untuk daerah Jawa dan Bali.

Banyak sekali pihak yang memanfaatkan keberadaan waduk Cirata,

vaitu untuk budidaya ikan, pertanian, dan pariwisata. Seiring

perkembangan jaman, waduk Cirata mengalami pencemaran yang

cukup serius dikarenakan kurangnya kesadaran dari berbagai pihak

baik secara langsung maupun tidak langsung. Padahal kondisi

tersebut selain akan mengancam kelestarian waduk Cirata, juga

akan merugikan berbagai sektor yang terkait dengan waduk Cirata,

salah satunya adalah PLTA.

BPWC sebagai badan yang bertugas untuk mengelola

waduk Cirata telah melakukan berbagai tindakan untuk menjaga

kelestarian waduk Cirata, namun karena kesadaran masyarakat

yang kurang dan respon masyarakat yang tidak selalu positif, akan

sulit untuk menjaga kelestarian waduk Cirata.

Penulis mengajukan gagasan yaitu upaya kerja sama

antara BPWC dan dinas pendidikan untuk mengoptimalkan

pendidikan lingkungan hidup untuk siswa-siswi SD/MI dan

mengaitkannya dengan waduk Cirata agar tunas daerah memiliki

karakter yang sadar lingkungan dan upaya untuk menjaga

kelestarian waduk Cirata akan tercipta dalam jangka waktu yang

panjang.

Page 27: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

V. 2 Saran

Dari pembahasan di atas, penulis memasukkan beberapa

saran yang dituangkan dalam strategi SWOT (Strengthness,

Weakness, Opportunity, and Threat) berikut ini:

Strengthness:

- kurikulum yang

flexible dan dapat

disesuaikan dengan

kondisi waduk cirata

- materi yang mu-dah

dipahami kare-na

dicontohkan de-ngan

kondisi nyata di

sekitarnya

- PLH dapat men-

ciptakan kesadaran

akan kelestarian wa-

duk cirata jangka

panjang

Weakness:

- PLH membutuhkan

standar kemampuan

guru yang paham

dengan baik menge-

nai waduk cirata

Opportunity:

- Mudah untuk

menanamkan

nilai-nilai peduli

lingku-ngan pada

siswa-siswa SD

- Dapat berkoor-

dinasi langsung

dengan BPWC

se-bagai

pengelola resmi

waduk cirata

- Dapat

- Dinas Pendidi-kan

bekerjasama

dengan BPWC

dalam merumus-

kan kurikulum

PLH yang terkait

dengan kondisi

waduk Cirata

- BPWC dan Dinas

Pendidikan setempat

memberikan pelatihan

bagi guru-guru SD/ MI

mata pelajaran PLH

mengenai waduk

Cirata

Page 28: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

bekerjasama

dengan dinas

pendidikan

Threat:

- masih

terbatasnya

pengetahuan

guru2 SD

mengenai

waduk Cirata

- Tidak semua

SD di wilayah

waduk cirata

menerapkan

PLH

- Menerapkan

program mata

pelajaran PLH

pada SD/MI yang

belum

menerapkan PLH

atau sudah,

namun belum

berkaitan dengan

waduk Cirata

- Dinas Pendidikan

setempat

mewajibkan kepada

SD/MI yang berada

di kawasan waduk

Cirata untuk

menerapkan program

PLH yang

disesuaikan dengan

kondisi waduk Cirata

Page 29: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

DAFTAR PUSTAKA

Sopiah, Pipih (2010). Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk SD/MI kelas IV.

Bandung: CV Bina Pustaka

PT PJB-BPWC (2011). Seminar “Peran Sinergi Stakeholder untuk

Kelestarian Waduk Cirata”. Bandung: BPLHD Jawa Barat

Diknas Jabar (2009). Daftar nama & alamat SD/MI, SMP/MTs,

SMA/SMK/MA negeri & swasta Kabupaten/Kota provinsi jawa barat

tahun 2009. Bandung: Departemen Pendidikan dan Olahraga Provinsi

Jawa Barat.

SK Gubernur Jawa Barat no. 41 tahun 2002 tentang Waduk Cirata

UU No. 41 tahun 1999 pasal 19 tentang Alih Fungsi Hutan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati

Puslitbang SDA. “Pengelolaan Danau dan Waduk di Indonesia”. Media

release: http://www.pusair-pu.go.id/artikel/kesatu.pdf (diakses: 30 Juli

2011).

Kemendiknas. Kurikulum Sekolah Dasar. Media release:

http://www.kemdiknas.go.id/ (diakses: 30 Juli 2011).

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Situ dan Bendungan. Media

release: http://bandungbaratkab.go.id/ (diakses: 28 Juli 2011).

Pemerintah kabupaten Purwakarta. PLTA Cirata. Media release:

http://purwakartakab.go.id/ (diakses: 28 Juli 2011)

Page 30: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

LAMPIRAN

1. Biodata peserta

Peserta 1:

Nama : Hafidz Mulyansyah Putra

Tempat dan Tanggal lahir : Padang Sibusuk, 05-02-1991

NIM : 109 400 269

Jurusan/Prodi/Fakultas : MBTI/MBTI/SMTM

Perguruan Tinggi : Institut Manajemen Telkom

Prestasi : Juara 1 Lomba Karya Tulis Go Green

Kampus IM Telkom (2011)

Peserta 2:

Nama : Dea Ratna Dewi Camilla

Tempat dan Tanggal lahir : Kuningan, 08-02-1992

NIM : 109 400 257

Jurusan/Prodi/Fakultas : MBTI/MBTI/SMTM

Perguruan Tinggi : Institut Manajemen Telkom

Prestasi : Juara 3 Lomba Karya Tulis

Championship Regeneration SEARCH IM

Telkom 2011

Page 31: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

2. Surat Keterangan Mahasiswa IM Telkom

Peserta 1:

Page 32: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

Peserta 2:

Page 33: Peningkatan Kesadaran Lingkungan Terhadap Kelestarian Waduk Cirata Melalui Program Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Di Sekolah Dasar (SD)MI Sekitar Waduk Cirata

3. KTM dan KTP/SIM