penegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang

9
I. Penegakkan Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang II. DD dan WD III. Etiologi 1. Pria Laki-laki menyebabkan infertilitas sekitar 50% pada pasangan infertil. Apabila hanya ada faktor tunggal, maka pasangannya yang subur dapat mengimbangi pasangan yang kurang subur. Namun dalam banyak pasangan, baik laki-laki maupun perempuan mempunya faktor infertilitas secara bersamaan. Infertilitas biasanya menjadi nyata jika kedua pasangan subfertile atau atau kurang subur. Kurangnya kesuburan pada pria dapat terjadi akibat dari kelainan urogenital bawaan dan dapatan, infeksi pada saluran sperma, peningkatan suhu skrotum (varikokel), gangguan endokrin, kelainan genetik dan faktor imunologi. Pada 60-75% kasus, tidak ditemukan adanya faktor penyebab (infertilitas idiopatik pria). Pria seperti ini biasanya datang tanpa ada riwayat yang berkaitan dengan masalah kesuburan sebelumnya dan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium endokrin memiliki temuan yang normal. Pada Analisis semen ditemukan penurunan jumlah spermatozoa (oligozoospermia),

Upload: indahaprilia0917

Post on 20-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

I. Penegakkan Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

II. DD dan WD

III. Etiologi

1. PriaLaki-laki menyebabkan infertilitas sekitar 50% pada pasangan infertil. Apabila hanya ada faktor tunggal, maka pasangannya yang subur dapat mengimbangi pasangan yang kurang subur. Namun dalam banyak pasangan, baik laki-laki maupun perempuan mempunya faktor infertilitas secara bersamaan. Infertilitas biasanya menjadi nyata jika kedua pasangan subfertile atau atau kurang subur.Kurangnya kesuburan pada pria dapat terjadi akibat dari kelainan urogenital bawaan dan dapatan, infeksi pada saluran sperma, peningkatan suhu skrotum (varikokel), gangguan endokrin, kelainan genetik dan faktor imunologi. Pada 60-75% kasus, tidak ditemukan adanya faktor penyebab (infertilitas idiopatik pria). Pria seperti ini biasanya datang tanpa ada riwayat yang berkaitan dengan masalah kesuburan sebelumnya dan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium endokrin memiliki temuan yang normal. Pada Analisis semen ditemukan penurunan jumlah spermatozoa (oligozoospermia), penurunan motilitas (asthenozoospermia) dan banyak bentuk morfologi yang abnormal (teratozoospermia). Kelainan ini dapat terjadi bersama-sama dan dapat dikatakan sebagai sindrom oligoastheno teratozoospermia atau sindrom OAT.4 Sedangkan Bentuk unexplained infertility pada pria dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti stres kronis, gangguan kelenjar endokrin akibat polusi lingkungan, dan kelainan genetik.Selain itu infertilitas pada pria juga dapat disebabkan oleh impotensi. Pada impotensi, penis pria tidak dapat ereksi sehingga tidak mungkin dapat melakukan koitus. Penyebab impotensi sendiri bermacam-macam, bisa karena penyakit DM, hiperprolaktinemia, atauriwayat pembedahan sebelumnya, atau mungkin juga faktor psikologis.5Varokokel pada pria juga salah satu penyebab infertilitas. Varikokel merupakan suatu keadaan dimana adanya dilatasi vena. Aliran darah yang terlalu banyak akan menyebabkan pembuluh darah disekitar testis membesar sehingga akan meningkatkan suhu testis dan pada akhirnya akan berpengaruh pada produksi sperma. Sperma pada laki-laki melalui beberapa saluran dari testis sampai ke uretra, dan apabila terjadi kerusakan pada saluran-saluran ini maka akan dapat menghambat pengeluaran sperma dan bisa berakhir pada infertilitas. Kerusakan saluran ini dapat berupa kelainan genetik, namun yang paling sering adalah akibat adanya infeksi atau vasektomi.

Tabel 1. Persentase Etiologi Infertilitas pada Pria2. WanitaPenyebab terjadinya infertilitas pada wanita dapat dibagi menjadi beberapa golongan penyebab, yaitu:1. Kegagalan OvulasiGangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab yang paling sering kenapa wanita tidak bisa memiliki anak, yaitu sekitar 30% dari seluruh wanita infertil. Penyebab terjadinya gangguan ovulasi dapat diklasifikasikan menjadi:a. Gangguan HormonalGangguan ini merupakan penyebab paling sering terjadinya gangguan ovulasi. Proses dari suatu ovulasi tergantung dari keseimbangan yang kompleks dari interaksi hormon-hormon.b. Scar pada ovariumKerusakan fisik pada ovarium dapat berakibat gagalnya ovulasi. Sebagai contoh, adanya operasi ekstensif dan invasi yang dilakukan beruang-ulang pada kista ovarium dapat menyebabkan kapsul ovarium menjadi rusak, sehingga folikel tidak dapat menjadi matur dengan bennar dan ovulasi tidak terjadi. Selain itu infeksi juga dapat berakibat seperti ini.c. Menopause prematurHal ini jarang terjadi dan belum dapat dijelaskan bagaimana hal ni mempengaruhi ovulasi.d. Masalah Folikele. Polycistic Ovarium syndrome (PCOS)Pada penyakit ini, tubuh memproduksihormon androgen yang terlalu banyak, sehingga dapat mempengaruhi ovulasi. PCOS berhubungan dengan resistensi insulin dan obesitas.2. Fungsi Tuba Fallopi yang MenurunPenyakit tuba terjadi pada sekitar 25% pasangan yang infertil, dan sangat bervariasi, mulai dariadesi ringan sampai penutupan total tuba fallopi. Penyebab utama kelainan tuba ini antara lain:6a. InfeksiInfeksi bisa disebabkan baik oleh bakteri maupun virus yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, infeksi ini akan menyebabkan inflamasi pada tuba sehingga terjadi scar dan kerusakan pada tuba. Sebagai contoh adalah hydrosalphing, sebuah kondisi dimana tuba fallopi menjadi tertutup pada kedua ujungnya sehingga cairan terkumpul dituba.b. Penyakit AbdominalPenyakit abdominal yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah apendisitis dan kolitis. Penyakit ini dapat menimbulkan inflamasi pada cavum abdominal yang dapat mempengaruhi tuba fallopi yang dapat berakibat timbulnya skar dan penutupan saluran tuba.c. Riwayat OperasiRiwayat operasi merupakan salah satu penyebab penting pada terjadinya kerusakan tuba. Operasi pada abdomen dan pelvis dapat menyebabkanb terjadinya adhesi yang dapat merubah tuba sehingga sel telur tidak dapat melewatinya.d. Kehamilan ektopikKehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di saluran tuba, sehingga dapat terjadi kerusakan tuba.e. Kelainan kongenitalHal ini sangat jarang terjadi, pada beberapa kasus, wanita dapat dilahirkan dengan tuba yang abnormal.3. EndometriosisSekitar 10% dari pasangan infertil disebabkan oleh endometriosis. Dan pada kenyataannya, 30-40% pasien dengan endometriosis didiagnosis infertil. Endometriosis merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium pada daerah lain selain cavum uteri, yang paling sering terjadi pada cavum pelvis, termaduk ovarium.6 Diagnosis pasti dari penyakit ini hanya bisa ditegakkan dengan laparoskopi untuk melihat uterus, tuba fallopi, ovarium, danperitoneum pelvis secara langsung. Gejala pada endometriosis antara lain adanya menstruasi yang lama, banyak dan nyeri, bercak premenstrual, perdarahan rectal, dan urgensi urin.64. Kelainan pada mukus serviksMukus serviks berperan sebagai sarana transportasi sperma yang masuk ke dalam vagina. Spematozoa memerlukan cairan mukus untuk melindunginya dari keasaman vaginadan membantunya bergerak masuk kedalam uterus. Oleh karena itu adanya kelainan pada mukus ini dapat menghambat pergerakan sperma sehingga tidak bisa sampai ke sel telur.Pada beberapa kasus, mukus serviks juga dapat mengandung antibodi antisperma, yang juga dapat mengganggu sperma.5. Kelainan UterusKelainan uterus seperti adesi dan polips dapat menyebabkan infertilitas. Selain itu variasi posisi uterus, sumbatan kanalis servikalis juga dapat menyebabkan infertilitas.7Etiologi Infertilitas dalam Pasangan1. Hubungan SeksualPenyebab infertilitas ditinjau dari segi hubungan seksual meliputi: frekuensi, posisi, dan melakukannya tidak pada masa subur.1

2. FrekuensiHubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut masturbasi) yang dilakukan setiap hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi sperma dalam jumlah cukup dan matang.3. Posisiinfertilitas dipengaruhi oleh hubungan seksual yang berkualitas, yaitu dilakukan dengan frekuensi 2-3 kali seminggu, terjadi penetrasi dan tanpa kontrasepsi. Penetrasi adalah masuknya penis ke vagina sehingga sperma dapat dikeluarkan, yang nantinya akan bertemu sel telur yang menunggu di saluran telur wanita. Penetrasi terjadi bila penis tegang (ereksi). Oleh karena itu gangguan ereksi (disebut impotensi) dapat menyebabkan infertilitas. Penetrasi yang optimal dilakukan dengan cara posisi pria di atas, wanita di bawah. Sebagai tambahan, di bawah pantat wanita diberi bantal agar sperma dapat tertampung. Dianjurkan, setelah wanita menerima sperma, wanita berbaring selama 10 menit sampai 1 jam bertujuan memberi waktu pada sperma bergerak menuju saluran telur untuk bertemu sel telur.

IV. Epidemiologi

V.