pbl ulkus gaster 2

Upload: olla-salsabila

Post on 14-Apr-2018

245 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    1/39

    BAB I

    KASUS PBL

    Kasus 1, informasi 1 :

    Seorang wanita berusia 68 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan utama muntah darah

    berwarna merah terang. Pasien mengatakan bahwa ia sedang berbelanja di toko saat dia mulai

    muntah darah. Pasien menyangkal adanya nyeri yang berkaitan dengan muntah, berak darah,

    gangguan hati atau rowayat muntah darah sebelumnya. Pasien melaporkan adanya nyeri

    kepala ringan saat berdiri, menyangkal gangguan jantung dan paru, obstruksi usus dan

    gangguan visual.

    Kasus 1, informasi 2 :

    Pasien mengkonsumsi indometasin untuk Gout dan melaporkan hasil evaluasi adanya

    perdarahan samar dari kolonoskopi 3 bulan yang lalu. Seangkan hasil endoskopi tidak

    menunjukan adanya ulkus gaster atau peradarahan aktif. Pasien menyangkal adanya nyeri

    perut, nyeri dada, batuk dan diare. Riwayat penyakit dahulu pasien menunjukan data bahwa 3

    bulan yang lalu pasien di opname karena Goutnya kambuh, dan saat pulang pasien dalam

    kondisi steroid taper. Pasien diberi resep indometasin 50mg 3x1 bila perlu, tapi pasien

    mengkonsumsinya setiap hari pada 1 bulan terakhir.

    Kasus 1, informasi 3 :

    Hasil biopsy lambung 3 bulan yang lalu menunjukan adanya inflamasi akut dan kronik,

    sedangkan hasil pengecatan dengan giemsa menunjukan adanya bakteri yang merujuk ke

    Helibacter pylori. Periodic acid-Schieff (PAS)/alcian blue stain menunjukan tidak ada bukti

    metaplasia usus dan tidak ada neoplasma yang teridentifikasi.

    Sejak saat itu, pasien tidak control lagi dan tidak terapi dengan antibiotic untuk infeksi

    H.pilory. riwayat obat yang dikonsumsi pasien adalah lansoprazole dan indometasin. Riwayat

    keluarga menunjukan saudara laki-lakinya meninggal akibat perdarahab saluran cerna tahun

    kemarin.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    2/39

    Kasus 1, informasi 4 :

    Hasil pemeriksaa fisik :

    Terdapat perubahan tekanan darah pada perubahan posisi pasien (orthstatic changes).

    Konjungtiva pucat, tidak ada ikterik. Pemeriksaan torak dan abdomen menunjukan tidak ada

    kelainan. Hasil pemeriksaan jantung : suara S1 dan S2 jernih. Pemeriksaan palpasi abdomen

    diperoleh perabaan tidak tegang, tidak nyeri, sedangkan pada auskultasi bising usus normal.

    Pemeriksaan anal di peroleh hasil tidak ada feses.

    Hasil pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut. Pemeriksaan darah lengkap di

    peroleh anemia dengan Hb 6mg/dl (3 bulan yang lalu kadar Hb 9mg/dl). Hasil pemeriksaan

    EKG ada sinus takikardia.

    Kasus 1, informasi 5 :

    Pasien masuk ke ruang ICU. Esophagoduodenoscopy (EGD) menunjukkan ada perdarahan

    ulkus gaster yang selanjutnya di bakar (cauterized) dan perdarahan berhenti. Pasin mendapat

    transfuse darah 2 unit dan setelah itu Hb naik menjadi 9,0 mg/dl.

    Pasien mendapat lansoprazole 60mg bolus dan IV drip 60mg/jam selama 72 jam. Setelah 72

    jam, pasien dipindahkan ke ruang rawat biasa dan diet cair mulai diberikan. Pengobatan

    infeksi H.pylori dengan antibiotic diberikan pada pasien sebelum pulang. Pasien juga diberi

    FeSO4 dan vit C pada saat pasien pulang. Diagnosis akhir pasien ini adalah perdarahan

    saluran cerna bagian atas karena ulkus gaster (sebagai komplikasi dari infeksi H.pylori,

    indometasin dan steroid).

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    3/39

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Klarifikasi istilah

    1. Muntah : Ekspulsi secara paksa isi lambung keluar melalui mulut dikarenakan

    motilitas lambung yang abnormal.

    2. Muntah darah/ hematemesis : muntah darah segar (merah segar) atau hematin

    (hitam seperti kopi) yang merupakan indikasi adanya perdarahan saluran cerna

    bagian atas atau proksimal liagamentum treitz.

    B. Batasan masalah

    Wanita dengan usia 68 tahun, dengan :

    KU : muntah darah berwarna merah terang

    Kronologis : muntah darah saat berbelanja di toko

    Gejala penyerta : nyeri kepala ringan saat berdiri

    RPD : menyangkal berak darah, gangguan hati, riwayat muntah darah, gangguan

    jantung dan paru, obstruksi usus, gangguan visual, riwayat muntah sebelumnya.

    C. Analisis masalah

    1. Anatomi dan fisiologi pencernaan

    Mulut

    Rongga mulut adalah pintu masuk saluran pencernaan, lubang berbentuk

    bibir berotot, yang memperoleh, mengarahakan, dan menampung makanan di

    mulut. Bibir juga memiliki fungsi non pencernaan, yaitu penting untuk berbicara

    (artikulasi) dan sebagai reseptor sensorik. Langkah pertama dalam proses

    pencernaan adalah mastikasi, atau mengunyah, motilitas mulut melibatkan

    pemotongan, perobekan, penggilingan dan pencampuran makanan yang masuk

    oleh gigi.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    4/39

    Faring dan Esofagus

    Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau

    deglutition. Menelan dimulai ketika suatu bolus atau bola makanan, secara

    sengaja didorong oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring kemudian

    mengirimkan impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan

    kemudian secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses

    menelan. Menelan dibagi menadi dua tahap : tahap orofaring dan tahap esofagus.

    Tahap orofaring berupa perpindahan bolus dari mulut melalui faring dan masuk ke

    esofagus. Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lupus dan berjalan

    memanjang di antara faring dan lambung.

    Lambung

    Lambung adalah berbentuk kantung yang terletak di antara esophagus dan usus

    halus. Lambung dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan perbedaan anatomis,

    histologis dan fungsional.

    1. Fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang esophagus

    2. Korpus ( badan ) adalah bagian tengah atau utama lambung

    3. Antrum adalah bagian bawah lambung yang memiliki otot yang jauh lebih

    tebal dibanding fundus yang relative tipis.

    Bagian akhir lambung adalah sfingter pylorus yang berfungsi sebagai sawar antara

    lambung dan bagian atas usus halus duodenum.Fungsi lambung :

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    5/39

    1. Menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan

    kecepatan sesuai untuk pencernaan dan penyerapan optimal.

    2. Untuk mensekresikan asam hidroklorida ( HCL ) dan enzim enzim memulai

    pencernaan protein. Akhirnya melalui gerakan mencampur lambung, makan yang

    masuk dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan

    campuran kental yang dikenal sebagai kimus.

    Mukosa Lambung

    1. Mukosa Oksintik fundus dan korpus

    Di dinding mukosa oksintik terdapat 3 jenis sel sekretorik

    a. Sel leher mukosa sekresika mucus yang encer

    b. Sel utama ( chief sel ) mengeluarkan precursor enzim pepesinogen.

    c. Sel parietal ( oksintik ) yang mengeluarkan HCL dan faktor intrinsik

    2. Daerah kelenjar pilorik antrum

    Kantung kantung lambungnya mengeluarkan mukus dan sejumlah kecil

    pepsinogen , tidak ada asam yang disekresikan. Sel sel endokrin di DKP

    mengeluarkan hormon gastrin ke dalam darah. Dengan demikian, sekresi

    terpenting getah pencernaan lambung yang dihasilkan oleh korpus dan fundus

    adalah HCL, pepsinogen, mukus dan faktor intrinsik yang dikeluarkan ke

    dalam lumen lambung.

    Mekanisme sekresi HCL

    Sel sel parietal lambung secara aktif mengeluarkan H + dan CL- melalui kerja

    dua pompa yang berbeda. Ion H+ yang disekresikan berasal dari H2CO3 yang

    dibentuk dalam sel dari CO2 yang dihasilkan dari proses metabolisme di dalam sel

    atau berdifusi masuk dari plasma. Ion Cl- yang disekresikan diangkut ke sel

    parietal dari plasma. Ion H2CO3 dipindahkan ke dalam plasma sebagi penukar CL-

    yang disekresikan.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    6/39

    Epitel saluran pencernaan mempertahankan integritasnya melalui beberapa

    cara, antara lain sitoproteksi seperti pembentukan dan sekresi mukus, sekresi

    bikarbonat dan aliran darah

    Pembentukan dan Sekresi Mukus

    Mukus menutupi lumen saluran pencemaan yang berfungsi sebagai proteksi

    mukosa. Fungsi mukus sebagai proteksi mukosa :

    a. Pelicin yang menghambat kerusakan mekanis (cairan dan benda keras).

    b. Barier terhadap asam.

    c. Barier terhadap enzim proteolitik (pepsin).

    d. Pertahanan terhadap organisme patogen.

    Fungsi mukus selain sebagai pelicin, tetapi juga sebagai netralisasi difusi

    kembali ion hidrogen dari lumen saluran pencernaan.

    Sekresi Bikarbonat

    Tempat terjadinya sistim bufer asam di lambung dan duodenum masih

    kontroversial, menurut pandangan sebelumnya netralisasi asam oleh bikarbonat

    terjadi di mukus dan bikarbonat berasal dari sel epitel yang disekresi secara

    transport. Pandangan lain adalah bahwa efek sitoprotektif bikarbonat terjadi pada

    permukaan membran epitel.

    Aliran Darah Mukosa

    Integritas mukosa lambung terjadi akibat penyediaan glukosa dan oksigen

    secara terus menerus dan aliran darah mukosa mempertahankan mukosa lambung

    melalui oksigenasi jaringan yang memadai dan sebagai sumber energi. Selain itu

    fungsi aliran darah mukosa adalah untuk membuang atau sebagai bufer difusi

    kembali dari asam.

    Mekanisme Permeabilitas Ion Hidrogen

    Proteksi untuk mencapai mukosa dan jaringan yang lebih dalam diperoleh dari

    resistensi elektris dan permeabilitas ion yang selektif pada mukosa. Pada binatang

    percobaan terlihat esofagus dan fundus lambung kurang permeabilitasnya

    dibanding dengan antrum lambung dan duodenum. Pergerakan ion hidrogen antar

    epitel dipengaruhi elektrisitas negatif pada lumen; kation polivalen (Ca++,Mg++ dan

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    7/39

    Al++) dapat menutupi tekanan elektris negatif dari ion hidrogen sehingga

    mempunyai efek pada pengobatan tukak peptik

    Regenerasi Epitel

    Mekanisme proteksi terakhir pada saluran cerna adalah proses regenerasi sel

    (penggantian sel epitel mukosa kurang dari 48 jam). Kerusakan sedikit pada

    mukosa (gastritis/duodenitis) dapat diperbaiki dengan mempercepat penggantian

    sel-sel yang rusak.

    Pankreas dan Empedu

    Pankreas adalah kelenjar yang terletak di belakang dan di bawah lambung di

    atas lengkung pertama duodenum. Pankreas merupakan kelenjar campuran yang

    mengandung jaringan eksokrin dan endokrin. Pankreas eksokrin mengeluarkan

    getah pencernaan ke dalam lumen duodenum. Getah pencernaan tersebut terdiri

    dari enzim enzim pencernaan yang disekresikan oleh sel asinus dan larutan

    NaHCO3 encer yang disekresikan oleh sel duktus. Pankreas endokrin

    mensekresikan hormon insulin dan glukagon dalam darah. Sistem empedu

    mencakup hati, kandung empedu dan duktus duktus terkait

    Hati

    Organ metabolik terbesar dan terpenting dalam tubuh yang berfungsi :

    1. Dalam hal sekresi, sel hati menghasilkan asam empedu untuk

    mengemulsikan.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    8/39

    2. Ekskresi dari hasil rombakan Hb dihasilkan pigmen empedu (bilirubin)

    yg dibuang bersama feses

    *urea hasil rombakan dari asam Amino

    *lecithin, lemak & cholesterol dibuang melalui Empedu

    3. Dalam hal menimbun menimbun glikogen, lemak, enzim, hormon -

    hormon, vitamin.

    4. Membentuk fibrinogen, heparin (anti koagulan) yg dibuat oleh mast cell.

    5. Membersihkan darah dari bakteria oleh sel kupffer.

    Usus Halus

    Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan

    penyerapan. Setelah isi lumen meninggalkan usus halus tidak terjadi lagi

    pencernaan. Walaupun usus besar dapat menyerap sejumlah kecil garam dan air.

    Usus halus adalah suatu saluran dengan panjang sekitar 6,3 m dengan diameter 2,5

    cm. Usus ini berada dalam keadaan bergelung di dalam rongga abdomen dan

    terentang dari lambung sampai usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga

    segmen, duodenum ( 20 m ), jejunum ( 2,5 m ), dan ileum ( 3,6 m ).

    2. Enzim-enzim yang dihasilkan di mulut

    a. Enzim amylase : Mengubah polisakarida menjadi disakarida

    b. Enzim lisozim : Membunuh bakteri

    c. Enzim Kalikrein : Beraksi pada globulin plasma protein

    d. Enzim Mukoprotein : Membuat saliva menjadi bersifat licin

    e. Enzim Lipase : Tidak bekerja karena pH tidak memungkinkan

    3. Mekanisme dan penyebab muntah

    Muntah dengan tanda peringatan awal berupa mual dan rasa enek,

    terutama merupakan refleks perlindungan, tetapi juga merupakan gejala yang

    penting. Muntah merupakan cara di mana traktus gastrointestinal membersihkan

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    9/39

    dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas traktus gastrointestial

    teriritasi secara luas, sangat mengembang atau bahkan sangat terangsang.

    Mekanisme muntah :

    Antiperistaltis bisa mulai dari ileum, mendorong makanan kembali ke lambung

    (3-5 menit) peregangan reflek muntah

    1. bernafas dalam

    2. larynx terangkat, menarik sfingter esopaghus sehinga terbuka

    3. glotis menutup

    4. palatum mole terangkat, menutup nares post

    5. kontraksi kuat otot abdomen dan diafragma, memeras lambung kemudian

    tekanan intragastrik meningkat sehingga isi lambung keluar melalui oesophagus.

    Tindakan muntah dikoordinasikan oleh pusat muntah. Pusat muntah

    terletak di medula oblongata diantaranya dicapai melalui kemoreseptor pada area

    postrea dibawah ventrikel ke empat. ( Zona Pencetus Kemoreseptor [CTZ ] )

    tempat sawar darah otak kurang rapat. CTZ diaktivasi oleh oleh agonis dopamin

    seperti apomorfin ( pengobatan muntah ), oleh banyak obat atau toksin, misal,

    digitalis glikosida, nikotin, enterotoksin, stafilokokus serta hipoksia, uremia

    dan diabetes melitus. Sel sel CTZ juga mengandung reseptor neurotransmiter

    ( misal, epinefrin, serotonin, GABA, substansi P ), yang memungkinkan

    neuron masuk ke CTZ.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    10/39

    Akan tetapi, pusat muntah dapat juga diaktivasi tanpa diperantarai oleh

    CTZ, seperti pada perangsangan nonfisiologis di organ keseimbangan ( kinesia

    [ motion sickness ] ). Rotasi atau akselarisasi kepala yang menimbulkan pusing

    bergoyang. Selain itu, penyakit telinga dalam ( vestibular ).

    Pusat muntah diaktifkan dari saluran pencernaan melalui aferen n.vagus :

    1. Pada peregangan lambung yang berlebihan atau kerusakan mukosa lambung,

    misal, akibat alkohol.

    2. Pengosongan lambung yang terlambat, dapat disebabkan oleh saraf otonom

    eferen ( juga berasal dari pusat muntah sendiri ) dari makanan yang sukar

    dicerna, serta akibat penghambatan pada saluran keluar lambung ( stenosis

    pilorus, tumor) , atau usus ( atresia, penyakit Hirschsprung, ileus )

    3. Distensi berlebihan atau inflamasi pada peritoneum, saluran empedu,

    pankreas dan usus.

    Muntah psikogenik terutama terjadi pada perempuan muda karena

    komplikasi seksual, persoalan lingkungan rumah, kehilangan perhatian orang tua

    dll. Emosi dapat mempengaruhi motilitas lambung, melalui saraf saraf otonom

    untuk mempengaruhi tingkat eksitabilitas otot polos lambung

    Muntah dapat dipicu secara sengaja dengan meletakkan satu jari di

    kerongkongan ( saraf aferen dari sensor raba di faring ), stimulasi taktil ( sentuh )

    di bagian belakang tenggorokan, yaitu salah satu rangsangan paling kuat.

    Pajanan terhadap radiasi ( misal, pada pengobatan keganasan ) dan peningkatan

    tekanan intrakranial ( perdarahan intrakranial, tumor ) merupakan faktor klinis

    yang penting dalam memicu mual dan muntah, misalnya akibat perdarahan

    interaserebrum. Dengan demikian, muntah timbul setelah cedera kepala dianggap

    sebagai tanda buruk, hal itu mengisyaratkan adanya pembengkakan atau

    perdarahan dalam rongga tenggorok.

    Penyebab muntah antara lain:

    a. Obat obatan, terutama opiod

    b. Peningkatan Ca2+

    Efek hiperkalemia ( keadaan ini sering tanpa gejala ) dapat meliputi gejala

    saluran cerna ( tukak lambung akibat rangsangan pelepasan gastrin dan

    penghambatan HCO3- oleh pankreas melalui reseptor Ca2+, mual, muntah,

    konstipasi ), poliuri (penghambatan reabsorpsi ginjal akibat penutupan tigh

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    11/39

    junction dan aktivasi resptor Ca2+, peningkatan rasa haus dengan polidipsi,

    dan gangguan psikogenik

    c. Penurunan Na+

    Hiponatrmia didefinisikan sebagai keadaan dimana kadar natrium serum < 130

    mmol/L, Gambaran klinis hiponatremia:

    Ringan Sedang Berat

    Anoreksia Confusion Koma

    SakitKepala Kram otot Kejang

    Mual dan

    muntah

    Kelemahan

    otot

    Kematian

    Letargi Ataksia

    d. Uremia

    e. Kondisi psikis seperti stres

    f. Peningkatan tekanan intrakranial

    g. Penyakit radang lain misalnya sepsis, keganasan.

    Muntah darah

    Hematemesis : adalah muntah darah. Darah bisa dalam bentuk segar ( bekuan,

    gumpalan atau cairan berwarna merah cerah ) atau berubah karena enzim danasam lambung, menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi.

    Memuntahkan sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran

    nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan perdarahan saluran

    pencernaan atas yang signifikan.

    Beberapa kelainan yang dapat menyebabkan muntah darah antara lain :

    1. Kelainan di esofagus

    a. Varises esofagus

    Penyebab perdarahan adalah pecahnya varises esofagus

    Sifat perdarahan yang ditimbulkan ialah muntah darah atau hematemesis biasanya

    mendadak dan masif, tanpa didahului rasa nyeri di epigastrium. Darah yang

    keluar berwarna kehitam hitaman dan tidak akan membeku, karena sudah

    tercampur dengan asam lambung. Setelah hematemesis selalu disusul dengan

    melena.

    b. Karsinoma esofagus

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    12/39

    Karsinoma esofagus sering memberi keluhan melena daripada

    hematemesis, disamping mngeluh disfagia, badan mengurus, anemis. Hanya

    sekali penderita muntah darah, tetapi tidak masif.

    c. Sindroma Mallory-Weiss

    Muntah

    - muntah yang

    hebat mungkin

    dapat mengakibatkan ruptur dari mukosa dan submukosa pada daerah kardia atau

    esofagus bagian bawah, sehingga timbul perdarahan. Karena laserasi yang aktif

    diseratai ulserasi pada daerah kardia dapat timbul perdarahan yang masif.

    Timbulnya laserasi yang akut tersebut dapat terjadi sebagai akibat terlalu sering,

    muntah muntah yang hebat sehingga tekanan intra abdominal menaik yang

    dapat mengakibatkan timbulnya laserasi di daerah persambungan esofagogastrik

    ( esophagogastric junction ), sehingga timbul perdarahn. Sifat hematemesis ialah

    timbul perdarahan yang tidak masif, setelah penderita berulangkali muntah yang

    hebat, yang disusul nyeri di epigastrium.

    d. Esofagitis atau tukak di esofagus

    Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat

    intermiten atau kronis dan biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena

    daripada hematemesis.

    2. Kelainan di lambung

    a. Gastritis Erosiva Hemoragika

    Sebagai penyebab terbanyak dari gastritis Erosiva Hemoragika ialah obat

    obatan yang dapat menimbulkan iritasi pada mukosa lambung atau obat yang

    dapat merangsang timbulnya tukak ( ulcerogenic drugs ). Misalnya beberapa jam

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    13/39

    setelah minum obat Aspirin, APC dll. Obat obatan seperti itu termasuk

    golongan salisilat yang menyebabkan irirtasi dan dapat menimbulkan tukak

    multipel yang akut, dan dapat disebut golongan ulceragenik drugs ). Beberapa

    obat obatan lain yang juga dapat menimbulkan hematemesis ialah : golongan

    kortikosteroid, butazolidin, resrpin. Alkohol dan lain lain.

    b. Tukak lambung

    Tukak lambung sering menimbulkan perdarahan terutama yang letaknya

    di angulus dan prepilorus bila dibandingkan dengan tukak duodeni. Tukak

    lambung yang akut biasanya dangkal dan multipel yang dapat digolongkan

    sebagai erosi. Sebelum hematemesis dan melena mengeluh nyeri dan pedih

    diraskan di daerah ulu hati yang dirasakan sudah berbulan bulan dan bertahun

    tahun. Sesaat sebelum timbul hematemesis rasa nyeri dan pedih dirasakan

    berkurang.

    c. Karsinoma lambung

    Pada fase lanjut sering mengeluh rasa pedih, nyeri di ulu hati, serta

    merasa lekas kenyang, badan menjadi lemah. Jarang sekali mengalami

    hematemesis tetapi sering mengeluh buang air besar hitam pekat.

    3. Kelainan di Duodenum

    a. Tukak Duodenum

    Tukak duodeni yang menyebabkan perdarahan secara endoskopi terletak

    di bulbus. Sebelum timbul perdarahan semua kasus mengeluh merasa nyeri dan

    pedih di perut atas agak ke kanan. Keluhan ini juga dirasakan waktu tengah

    malam sedang tidur pulas, sehingga terbangun.

    b. Karsinoma Papils Vaterii

    Karsinoma papils vaterii merupakan penyebaran dari karsinoma di

    ampuls, menyebabkan penumbatan saluran empedu dan saluran pankreas yang

    pada umunya sudah dalam fase lanjut. Gejala yang ditimbulkan selain kolestatik

    ekstrahepatal, juga dapat menyebabkan timbulnya perdarahan. Perdarahan yang

    terjadi bersifat perdarahan tersembunyi sangat jarang timbul hematemesis

    4. Hubungan nyeri kepala dengan muntah darah

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    14/39

    Diketahui bahwa kadar hemoglobin pada kasus nyonya 68 tahun ini

    adalah 6 mg/dl, ini dianggap anemia karena Hb kurang dari 12 mg/dl yang

    berdasarkan dari WHO.

    Kriteria Anemia menurut WHO

    Kelompok Kriteria Anemia (Hb)

    Laki-laki dewasa

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    15/39

    Selain itu lambung juga memiliki keistimewaan pada lapisan penyusunnya.

    Lambung dilapisi oleh membrane mukosa yang tidak dapat ditembus oleh H+ dan

    memiliki hubungan yang rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh HCl.

    Sel yang bertanggung jawab untuk sekresi lambung dibagi menjadi dua

    bagian, yaitu mukosa oksintik yang melapisi korpus dan fundus, dan daerah

    kelanjar pilorik (DKP) yang melapisi antrum. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan

    mukosa terdapat pada kantung lambung (gastric pits) di permukaan luminal

    lambung. Pada bagian lehernya terdapat sel leher mukosa yang mensekresikan

    mukosa yang sifatnya encer. Pada bagian dalam lekukan terdapat sel Chief yang

    mensekresikan pepsin , sel Parietal yang mengekskesikan HCl maupun faktor

    intrinsic. Sel-sel epitel yang terdapat pada kantung lambung juga menghasilkan

    mucus kental alkalis yang membentuk lapisan tebal dan menutupi permukaan

    mukosa. Mukus ini berfungsi sebagai cairan lubrikasi, proteksi terhadap asam HCl

    maupun cedera saluran pencernaan. Lapisan mukosa tersebut dapat beregenerasi

    dalam waktu tiga hari.

    Berbeda dengan bagian mukosa oksintik, pada daerah kelenjar pilorik

    kantung-kantung lambungnya tidak menghasilkan sekresi HCl. Namun tetap

    menghasilkan pepsin dan dan faktor intrinsic seperti pada bagian mukosa oksintik.

    Sebagai tambahan, daerah ini juga menghasilkan hormone gastrin (Sherwood,

    2001). Agen-agen proteksi juga terdapat didalam lambung, yaitu prostasiklin

    (PGI2), GALT, HCl, dan histamine sebagai hasil produksi sel enterokromafin

    (ECL) pada resesus sel oksintik.

    Sekresi asam lambung khusunya HCl diatur melalui pengaturan

    humoral maupun saraf, diantaranya adalah pengeluaran hormone gastrin sebagai

    respon terhadap protein yang dicerna dalam lambung. Pengeluaran

    neurotransmitter asetilkolin (Ach) pada nervus vagus juga akan merangsang sel

    Parietal untuk meningkatkan sekresi HCl (Guyton, 2008). Umumnya, sekresi

    lambung melibatkan tiga fase, diantaranya adalah fase sefalik, fase gastric, dan

    fase intestinal. Fase sefalik terjadi ketika mulai membaui makanan,

    membayangkan makanan, mencicipi, mengunyah maupun menelan makanan.

    Kamudian, akan terjadi aktivasi pleksus intrinsic oleh nervus vagus sehingga

    mendorong sekresi HCl dan pepsinogen, serta stimulasi DKP yang kemudian akan

    merangsang sekresi gastrin dan kembali meningkatkan sekresi HCl dan

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    16/39

    pepsinogen. Sekresi HCl juga diatur oleh irama sirkandian, yaitu sekresinya akan

    meningkat pada malam hari dan turun pada pagi hari.

    Fase gastric terjadi ketika makanan telah sampai di gaster. Rangsangan

    terjadi ketika terdapat fragmen peptide, alkohol, kafein dalam lambung maupun

    terjadi peregangan lambung. Rangsangan tersebut mengaktivasi saraf vagus

    ekstrinsik dan intrinsic dari sel-sel sekretorik mengeluarkan gastrin yang

    merupakan rangsang bagi sekresi asam dan pepsinogen. Fase ketiga adalah fase

    intestinal yang terjadi ketika makanan masuk ke dalam usus. Pada fase ini, terjadi

    komponen eksitatorik dan inhibitorik. Komponen eksitatorik terjadi saat produk-

    produk protein yang dihasilkan akan merangsang sekresi lebih lanjut untuk

    pengeluaran gastrin usus yang dibawa oleh darah untuk membantu proses

    pencernaan protein. Sedangkan komponen inhibitorik fase usus yang dalam hal ini

    berperan dominan untuk menghentikan sekresi asam lambung sewaktu kimus dari

    lambung masuk ke dalam usus halus.

    Selain sekresi HCl, lambung juga menghasilkan pepsin yang berperan

    dalam mencerna protein. Pepsinogen akan mengalami penguraian menjadi enzim

    pepsin yang kemudian akan mengaktivasi pepsinogen yang lainnya untuk berubah

    menjadi pepsin. Pepsin tersebut berada dalam bentuk inaktif sehingga tidak dapat

    mencerna selnya sendiri.

    6. Hormon-Hormon Pencernaan

    Hormon Sumber Stimulus utama untuk

    sekresi

    Fungsi

    Gastrin Sel-sel G

    Protein dilambung

    Kelenjar pylorus dilambung

    Merangsang sekresi sel

    parietal dan sel utama

    Menungkatkan motilitaslambung

    Sekretin Sel-sel

    endokrin di

    mukosa

    duodenum

    Asam dilumen duodenum

    Merangsang motilitas

    ileum

    Melemaskan sfingter

    ileosekum

    Menginduksi gerakan

    massa di kolon

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    17/39

    Bersifat trofik bagi

    mukosa lambung dan

    usus halus

    Menghambaatpengosongan lambung

    kolestrokini

    n

    Sel-sel

    endokrin di

    mukosa

    duodenum

    Nutrient dilumen

    duodenum, terutama

    produk lemak dan dengan

    tingkat yang lebih rendah,

    produk protein

    Menghambat sekresi

    lambung

    Merangsang sekresi

    NaHCO3 encer oleh sel-

    sel duktus pangkreas

    Merangsang sekresi

    empedu kaya-NaCHO3

    oleh hati

    Bersifat trofik bagi

    pangkreas eksokrin

    Menghambat

    pengosongan lambung

    Menghambat sekresi

    lambung

    Merangsang sekresi

    enzim-enzim pencernaanoleh sel-sel asinus

    pangkreas

    Menyebabkan kontraksi

    kandung empedu

    Gastric

    inhibitory

    peptide

    Sel-sel

    endokrin di

    mukosa

    duodenum

    Lemak, endokrinasam,

    hipertonisitas, glukosa dan

    peregangan di duodenum

    Menyebabkan relaksasi

    di sfingter oddi

    Bersifat trofik bagi

    pangkreas eksokrin

    Dapat menimbulkan

    perubahan-perubahan

    adaptif jangka

    panjangproposi enzim-

    enzim pangkreas

    Berperan dalam rasa

    kenyang

    Menghambat

    pengosongan lambung

    Menghambat sekresi

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    18/39

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    19/39

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    20/39

    - Penggunaan hati-hati pada penderita kelainan psikiatri atau penderita tukak

    lambung

    - Dihindari pada penderita polip hidung, angioderma, dan asma

    Efek samping:

    - Efek terhadap saluran cerna : nyeri abdomen, diare, perdarahan saluran cerna,

    pankreatitis

    - Nyeri kepala hebat, pusing, bingung, depresi, psikosis, halusinasi

    - Kelainan hati

    - Reaksi hematologik berat: trombositopenia, anemia aplastik

    - Vasokonstriksi koroner

    - hiperkalemia (Bertram G. Katzung, 1998).

    9. Sifat-sifatH. pylori:

    a. memiliki Gen Vac A yang menghasilkan sitotoksin. Vac A juga menyerang

    mitokondria sehingga menyebabkan lepasnya sitokrom c dan mengakibatkan

    apoptosis. Selain itu, Vac A juga membentuk saluran yang menyediakan

    nutrisi bagi bakteri

    b. memiliki gen Cag A yang membentuk pulau patogenesitas (pathogenicity

    island) yang menginduksi IL-8 sehingga dapat menimbulkan respon inflamasi

    c. memiliki urease yang mampu menghidrolisis urea menjadi karbondioksida dan

    ammonia, sehingga H. pylori mampu bertahan hidup dalam suasana yang

    asam. Urease juga berperan dalam terjadinya ekstravasasi dan kemotaksis

    neutrofil

    d. memiliki flagel yang sangat baik beradaptasi pada lipatan-lipatan/relung-

    relung lambung

    e. memiliki adhesin yang dapat melekatkanH. pyloripada sel-sel epitel lambung

    f. memiliki cag-PAI (cag pathogenicity island), suatu fragmen genom yang

    mengandung 29 gen yang dapat menimbulkan respon sellulergrowth factor-

    like dan produksi sitokin oleh sel pejamu

    10. Endoskopi

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    21/39

    Pemeriksaan endoskopi pada awalnya merupakan peeriksaan penunjang dalam

    mendiagnosis kelainan-kelainan organ di dalam tubuh. Bidang ilmu

    gastroenterologi dan hepatologi Sangay berkembang pesat dengan ditemukannya

    alat endoskopi, terlebih dengan ditemukannya alat endoskop lentur dan video

    endoskop. Perkembangan mutakhir terbaru, untuk memeriksa kelainan di usus

    halus telah ditemukan dan dikembangkan pemriksaan endoskopi tidak dengan

    selang endoskop tetapi dengan capsul yang disebut endoskopi kapsul. Dengan

    pemeriksaan endoskopi ini kelainan-kelainan di saluran antara lain esofagus,

    gaster, duodenum, jejunum, ileum, kolon, saluran bilier, dan saluran pncreas, hati

    dapat dideteksi lebih mudah dan tepat. Dalam perkembangannya selain untuk alat

    diagnostik dan juga untuk mendeteksi tindakan terapeutik.

    Endoskop yaitu suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ di dalam

    tubuh manusia visual dengan cara mengintip dengna alat tersebut atau langsung

    melihat pada layar monitor sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut dapat

    dilihat dengan jelas. Pemeriksaan dengan alat endoskop untuk mendiagnosis

    kelainan-kelainan organ di dalam tubuh antara lain saluran cerna, saluran kemih,

    rongga mulut, rongga abdomen dan lain-lain.

    Indikasi pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas :

    a. Untuk menerangkan perubahan-perubahan radiologis yang meragukan atau

    tidak jelas, atau untuk menetukan dengan lebih pasti/tepat kelainan radiologis

    yang didapatkan pada esofagus, lambung atau duodenum.

    b. Pasien dengan gejala menetap (disfagia, nyeri epigastrium, muntah-muntah)

    yang pada pemeriksaan radiologis tidak didapatkan kelainan.

    c. Bila pemeriksaan radiologis menunjukkan atau dicurigai suatu kelainan

    misalnya tukak, keganasan atau obstruksi pada esofagus, indikasi endoskopi

    yaitu memastikan lebih lanjut lesi tersebut dan untuk membuat pemeriksaan

    fotografi, biopsi atau sitologi.

    d. Perdarahan akut saluran cerna bagian atas memerlukan pemeriksaan

    endoskopi secepatnya dalam waktu 24 jam untuk mendapatkan diagnosis

    sumber perdarahan yang paling tepat.

    e. Pemeriksaan endoskopi yang berulang-ulang diperlukan juga untuk memantau

    penyembuhan tukak yang jinak dan pada pasien-pasien dengan tukak yagn

    dicurigai kemungkinan adanya keganasan.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    22/39

    f. Pada pasien-pasien pasca gastrektomi dengan gejala-gejala saluran cerna

    bagian atas.

    g. Kasus sindrom dispepsia dengan usia lebih dari 45 tahun dengan tanda bahaya

    (muntah-muntah hebat, demam, hematemesis, anemia, ikterus, dan penurunan

    berat badan) , pemakaian obat anti-inflamasi dan riwayat kanker pada

    keluarga.

    h. Prosedur terapetik seprti polipektomi, pemasangan selang makanan, dilatasi

    pada stenosis esofagus atau akalasia.

    Kontraindikasi pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas :

    1. Kontraindikasi absolut :

    a. Pasien tidak kooperatif atau menolak prosedur pemeriksaan tersebut

    setelah indikasinya dijelaskan secara penuh.

    b. Renjatan hebat karena perdarahan dll.

    c. Oklusi koroner akut

    d. Gagal jantung berat

    e. Koma

    f. Emfisema dan penyakit paru obstruktif berat.

    Pada keadaan tersebut, pemeriksaan endoskopi ditunda dulu sampai

    penyakitnya membaik.

    2. Kontraindikasi relatif :

    a.Luka korosif akut pada esofagus, aneurisma aorta, aritmia jantung berat.

    b. Kifoskoliosis berat, divertikulum zenker, osteofit bear pada tulang servikal,

    struma besar. Pada keadaan tersebut, pemeriksaan endoskopi harus

    dilakukan dengan hati-hati dan halus.

    c.Pasien gagal jantung

    d. Penyakit infeksi akut

    e.Pasien anemia berat

    f. Toksemia pada kehamilan terutama bila disertai hipertensi berat atau kejang-

    kejang.

    g. Pasien pascabedah abdomen yang baru.

    h. Gangguan kesadaran

    i. Tumor mediastinum

    Indikasi pemeriksaan endoskopi kapsul :

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    23/39

    a. Perdarahan saluran cerna atas dan bawah yang disebabkan kelainan usus

    halus.

    b. Diare kronik yang disebabkan kelainan usus halus.

    Kontraindikasi pemeriksaan endoskopi kapsul :

    a. Obstruksi saluran cerna

    b. Stenosis saluran cerna

    Indikasi pemriksaan endoskopi saluran cerna bagian bawah :

    a.Mengevaluasi kelainan yang di dapat pada hasil pemeriksaan enema barium

    misal striktur, gangguan pengisian menetap.

    b. Perdarahan rektum yang tidak dapat diterangkan penyebabnya. Selain itu

    bila darah samar positif atau perdarahan nyata, indikasi mutlak kolonoskopi.

    c.Penyakit radang usus besar.

    d. Keganasan dan polip dalam kolon.

    e.Evaluasi diagnosis keganasan rektum atau kolon yang dibuat sebelumnya.

    f. Kolonoskopi pascabedah.

    g. Surveilens pada kelompok resiko tinggi dan pemantauan sesudah

    pembuangan polip atau kanker.

    h. Prosedur terapetik seperti polipektomi, pengambilan benda asing.

    i. Penelitian penyakit kolon pada asien dengna anemia yang tidak dapat

    diterangkan penyebabnya, penurunan berat badan, adenokarsinoma

    metastatik dengan lesi primer yang kecil.

    Kontraindikasi pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian bawah :

    a.Setiap proses peradangan akut dan berat seperti kolitis ulseratif, kolitis

    iskemik, kolitis radiasi. Pada keadaan akut dan berat dapat timbul perforasi.

    b. Divertikulus akut dengan gejala-gejala sistemik.

    c.Infark jantung baru dan gangguan kardiopulmoner berat.

    d. Kehamilan trisemester pertama, penyakit peradangan panggul.

    e.Penyakit anal atau perianal akut.

    f. Dugaan perforasi kolon atau belum lama menjalani operasi kolon.

    g. Aneurisma aorta abdominal atau aneurisma iliakal.

    h. Nyeri perut demam, distensi perut dan adanya penurunan tekanan darah

    sewaktu pembersihan kolon.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    24/39

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    25/39

    Komplikasi Transfusi darah

    1. Komplikasi lokal

    a. Kegagalan memperoleh akses vena

    b. Fiksasi vena tidak baik

    c. Masalah ditempat tusukan

    d. Vena pecah saat ditusuk

    2. Komplikasi umum

    a. Reaksi transfusi

    b. Penularan/transmisi penyakit infeksi

    c. Sensitisasi imunologis

    d. Kemokromatosis

    13. Apa gunanya FeSo4 dan vitamin C

    FeSo4 atau ferrosulfat adalah obat yang didindikasikan untuk

    pencegahan dan penggobatan anemia. Penggunaan diluar indikasi dapat

    menyebabkan penimbunan besi dan keracunan besi. Meknisme dari Fe adalah

    dengan memfasilitasi peningkatan oksigen melalui hemoglobin. Sediaan ferro

    sulfat tablet salut 300 mg. Sedangkan vitamin C bekerja meningkatkan

    absorpsi zat besi. Penggunaan bersamaan Fe dan Vit C akan meningkatkan

    absorpsi oral Fe tetapi dengan dosis Vit C >200 mg Per 30 mg Fe dan

    dikonsumsi sebelum makan. Perlu edukasi pada pasien bahwa efek dari ferro

    sulfat menyebabkan feses menjadi berwarna hitam.

    Efek samping timbul karena intoleransi terhadap sediaan oral,

    tergantung dari jumlah Fe yang dapat larut dan dan yang diabsorpsi pada

    setiap pemberian. Gejala yang timbul adalah nyeri lambung, konstipasi, diare,

    kolik. Ini merupakan gejala ringan dan dapat dikurangi dengan menggurangi

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    26/39

    dosis atau dengan pemberian sesudah makan. Sedangkan kontraindikasinya

    terhadap hipersensitif terhadap senyawa besi atau komponen lain dalam

    sediaan, hemokromototis primer, anemia hemolitik, pasien yang mendapat

    transfusi berulang-ulang.

    14. Perbedaan Pemberian Drip dan Bolus

    Intravena: Suatu cara pemberian obat atau mineral lain (seperti cairan infuse)

    melalui vena, atau untuk salah satu pengambilan bahan (darah vena) untuk

    regiman pemeriksaan darah, salah satu vena yang sering digunakan untuk itu

    adalah vena mediana cubiti.

    a. Bolus: jenis obat berbentuk bulat

    Contoh obat Bolus

    b. Cara penyuntikan secara drip intravena: Pada sediaan larutan infuse

    tertutup karet obat bisa langsung disuntikan dengan menusukan jarum

    pada karet untuk selanjutnya larutan infuse dikocok sekali dua kali

    untuk memastikan meratanya obat larut. Sedangkan pada sediaan

    larutan infuse tanpa tutup karet,maka selang infuse harus dipisahkan

    dulu dari botol cairan infuse. Jarum ditusukkan pada mulut botol infuse

    sama dengan lokasi tusukan selang infuse.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    27/39

    BAB III

    ULCUS PEPTIKUM

    DEFINISI

    1. Ulkus peptik adalah robekan pada mucosa lambung atau duodenum.

    2. Diameter 5 mm dan kedalaman > submukosa.

    3. Bila diameter < 5 mm dan kedalaman sampai muscularis mucosa erosi

    EPIDEMIOLOGI

    1. Di USA ada 500.000 kasus baru per tahun, dan 4 jt kasus kambuhan

    2. Prevalensi ulkus peptic di USA 10 %

    3. Laki-laki > Perempuan = 4:1

    4. Ulkus duodenum lebih sering 5 kali dari ulkus gaster

    5. Di lambung 60% terletaK di antrum dan 25 % di perbatasan antrum dan

    kurvatura minor

    6. Letak ulkus 95% di bulbus dan pylorus

    7. Pada 3 decade terakhir terjadi penurunan ulkus duodenum dan peningkatan

    ulkus gaster

    8. Karena peningkatan penggunaan OAINS dan aspirin jangka panjang

    ETIOLOGI

    Ada 3 penyebab utama ulkus peptik yaitu OAINS, infeksi kronik H pylori dan sekresi

    asam lambung yang berlebihan.

    1.OAINS jangka panjang.

    a. Komplikasi GI 3 kali lebih besar akibat ulkus spt perforasi, perdarahan dan

    kematian.

    b. Dalam 1 tahun terjadi komplikasi 1-4%.

    c. menyebabkan 10-20% ulkus gaster dan 2-5% ulkus duodenum.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    28/39

    2. H pylori

    a. Ditemukan 75-90% pada ulkus duodenum.

    b. Banyak di temukan di antrum pilori karena sekresi asam lambung tinggi dan

    duodenum karena penurunan sekresi bikarbonat.

    H.Pylori

    3. Sekresi asam lambung

    a. Teori no acid no ulcer tidak sepenuhnya benar.

    b. Banyak faktor lain yang berperan pada terjadinya ulkus, tidak hanya sekresi asam

    lambung yang berlebihan.

    c. Terjadi ketidakseimbangan antara faktor ofensif dan defensif.

    FAKTOR RESIKO ULKUS PEPTIK

    1.Genetik terutama gol darah O.

    2.Lingkungan.

    3.Makanan.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    29/39

    4.Obat-obatan terutama OAINS.

    5.Merokok.

    6.Jenis kelamin.

    7.Psikosomatik.

    GAMBARAN KLINIS

    Gambaran klinis ulkus peptikum adalah :

    1. Nyeri abdomen seperti di terbakar (dyspepsia) sering terjadi di malam hari. Nyeri

    biasanya terletak di area tengah epigastrium, dan sering bersifat ritmik

    2. Nyeri yang terjadi ketika lambung kosong (seperti di malam hari ) sering menjadi

    tanda ulkus duodenum dan kondisi ini adalah yang paling sering terjadi

    3. Nyeri yang terjadi segera setelah atau selama makan adalah ulkus gaster. Kadang

    nyeri dapat menyebar ke punggung atau bahu

    4. Nyeri sering hilang timbul, nyeri sering terjadi setiap hari selama beberapa

    minggu kemudian menghilang sampai periode perburukan selanjutnya

    5. Penurunan berat badan juga biasanya menyertai ulkus gaster. Penambahan berat

    badan dapat terjadi bersamaan dengan ulkus duodenum akibat makan dapat

    meredekan rasa tidak nyaman.

    PATOGENESIS ULKUS GASTER

    Ulkus peptikum adalah ulserasi selaput lendir esophagus, lambung atau

    duodenum yang disebabkan oleh kerja getah lambung yang bersifat asam. Sedangkan

    ulserasi didefiniskan sebagai kerusakan mukosa > 5 mm hingga mencapai sub mukosa

    akibat inflamasi. Sedangkan istilah ulkus gaster adalah bagian yang lebih khusus dari

    ulkus peptikum di mana ulserasi terjadi di gaster.

    Berikut ini adalah etiologi yang paling sering dan patomekanisme ulkus gaster.

    1. Ulkus gaster akibatHelicobacter pylori

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    30/39

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    31/39

    PATOFISIOLOGI ULKUS GASTER

    Akibat adanya reaksi inflamasi yang berlanjut menjadi perforasi, maka dapat

    mengeluarkan mediator-mediator nyeri sehingga dapat timbul manifestasi nyeri di

    daerah epigastrik atau abdomen berupa rasa seperti terbakar / ketidaknyamanan

    biasanya dirasakan setelah makan. ADanya perforasi dig aster juga dapat

    menimbulkan manifestasi berupa mual dan sampai muntah serta dispepsi. Selain itu,

    dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tanda takikardi dan hipotensi ortostatik akibat

    dari dehidrasi yang terjadi.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Biopsi Lambung

    Adalah merupakan pengambilan jaringan lambung sebagai salah satu prosedur

    pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis. Pengambilan jaringan ini dilakukan saat

    melakukan endoskopi saluran cerna bagian bawah. Prosedur pelaksanaan dari

    endoskopi saluran cerna bawah sama dengan prosedur pelaksanaan endoskopi pada

    saluran cerna bagian atas. Syarat yang harus dipenuhi :

    a. pasien tidak diperkenankan untuk makan baik makanan padat maupun cair 6-12 jam

    sebelum dilakukan endoskopi

    b. pasien masih diperbolehkan minum kurang lebih 2 jam sebelum pemeriksaan

    dilakukan

    c. pasien menghentikan konsumsi obat-obatan aspirin, NSAID, obat hipertensi, obat

    DM, antidepresan, suplemen, dan obat-obatan sedative

    d. saat pemeriksaan pasien didampingi orang dewasa lainnya dan tidak diperkenankan

    mengendarai sendiri kendaraan 12-24 jam setelah pemeriksaan dilakukan

    Prosedur pelaksanaan biopsy :

    1) pastikan lambung dalam keadaan bersih

    2) sebelum dilakukan pemeriksaan endoskopi, pasien diberikan obat anestesi terlebih

    dahulu

    3) setelah diberikan obat anestesi, pasien diberikan juga obat penenang melalui IV

    4) pasien tidur di meja pemeriksaan

    Biopsi lambung dilakukan ketika pemeriksaan endoskopi saluran cerna bawah sedang

    berlangsung. (Linda, 2009)

    Indikasi dilakukannya biopsy lambung :

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    32/39

    a) Gastritis kronik atau ulkus peptikum

    b) Pasien tanpa ulkus dyspepsia yang memiliki infeksi H.Pylori

    c) Mengetahui grade gastritis

    Biopsi lambung untuk pasien yang terinfeksi H.pylori adalah dua biopsy pada bagian

    tengah antrum lambung yaitu jarak 2-3 cm dari curvature major dan curvature minor

    dari pylorus, dua biopsy pada bagian corpus lambung yaitu pada curvature minor dan

    bagian tengah curvature major, serta satu biopsy dari incisura angulus pada lambung.

    (Sampurna R, 2009)

    Penilaian biopsy dilihat dari :

    i. tipe dari lapisan mucosanya, pada penyakit gastritis antral dan corpus penilaiannya

    dipisahkan.

    ii. biopsi mengarah ke normal atau abnormal, bila terjadi keabnormalan pada biopsy

    dilihat apakah lesinya diffuse atau mengalami lokalisasi.

    iii. dilihat apakah terjadi inflamasi, dan dilihat letak lapisan yang mengalami

    inflamasinya

    iv. dilihat apakah terjadi ulserasi atau tidak

    v. dilihat ada tidaknya gastritis pada pasien

    vi. rasio stroma ke kelenjar

    vii. ekspansi mukosa

    viii. perubahan dari ukuran kelenjar

    ix. apakah sudah mengalami metaplasia

    x. dilihat pembuluh darahnya apakah masih normal atau tidak

    xi. ada tidaknya mikroorganisme

    xii. perubahan regenerative

    (Sampurna R, 2009)

    Pengecatan yang bisa dilakukan adalah menggunakan PAS untuk melihat

    Candida albicans dan jamur lainnya, AB/PAS untuk melihat metaplasia intestinal,

    High iron diamine / Alcian blue untuk mengklasifikasikan metaplasia intestinal,

    Cresyl fast violet, Giemenez, Giemsa, half Gram, Toluen blue or Warthin starry untuk

    melihat Helicobacter pylori. Catatan penting dalam melakukan biopsy gaster adalah

    biopsy antral dan corpus dilakukan secara terpisah, mengklasifikasikn penyakit

    gastritis, mengukur tingkatan inflamasi kronik, neutrofil, atrofi, dan metaplasia dari

    intestinal, melihat apakah terjadi hemoragik, granuloma, erosi, degenerasi epitel, serta

    kesimpulan singkat dari penyebab penyakit. (Sampurna R, 2009)

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    33/39

    Biopsi perkutaneus pada gaster dilakukan dengan memasukkan syiringe untuk

    mengumpulkan sampel yang diperiksa. Pengambilan jaringan dilakukan dengan

    melakukan pembedahan terlebih dahulu. Biopsy perkutaneus sifatnya kurang invasive

    dan harus dilakukan secepat mungkin. Hal itu dikarenakan waktu penyembuhan yang

    lebih cepat dan risikonya yang cenderung lebih kecil. Terdapat beberapa teknik pada

    biopsy perkutaneus yaitu biopsy inti yang menggunakan jarum yang besar untuk

    mengambil sampel jaringan yang akan diperiksa. Aspirasi biopsy menggunakan jarum

    yang kecil yang memiliki daya isap. (S.E Smith, 2010)

    TATALAKSANA

    1. Non medikamentosa

    Memberi edukasi pada pasien mengenai :

    a. Makanan : Mengatur pola makan dengan frekuensi sering tapi sedikit,

    memakan makanan yang lembut, mudah dicerna, mengandung rendah

    susu, menghindari makanan pedas dan asam serta makanan berlemak.

    b. Edukasi mengenai penyakit pasien bahwa penyakit ini dapat menular,

    komplikasi penyakit yang dapat terjadi, penyebab dan penyebaranpenyakit dan bila tidak diobati dapat terkena seumur hidup.

    2. Medikamentosa

    Pertemuan konsensus nasional penatalaksanaan infeksi H.pylori di Jakarta pada

    bulan Januari 2003 menganjurkan rejimen terapi sebagai berikut :

    Terapi lini pertama / terapi tripel :

    Urutan prioritas

    1. PPI + Amoksisilin + klaritromisin

    2. PPI + Metronidazol + Klaritromisin

    3. PPI + Metronidazol + Tetrasiklin

    Pengobatan dilakukan selama 1 minggu

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    34/39

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    35/39

    5. Penghambat sekresi asam. Obat ini dibagi 2 yaitu :

    a. H2-blocker. Obat ini menempati reseptor histamine-H2 secara selektif di

    permukaan sel-sel parietal sehingga sekresi asam lambung dan pepsin

    sangat dikurangi. Contoh : Simetidin, Ranitidin, Famotidin.

    b. Proton pump inhibitor. Obat ini menghambat enzim H+/K+-ATPase secara

    selektif di dalam sel-sel parietal. Contoh : Lansoprazol, Omeprazol,

    Pantoprazol.

    6. Lainnya

    a. Sedative : Meprobamat, Diazepam

    b. Analog prostaglandin-E1 : Misoprostol

    c. Zat-zat pembantu : Asam alginate, succus dan dimethicon.

    Efek samping obat :

    1. Bismutsubsitrat : Pada penggunaan lama dan dalam dosis tinggi zat ini dapat

    diserap usus dan menyebabkan kerusakan otak dengan gejal kejang, ataksia dan

    perasaan kacau. Lidah dan tinja dapt berwarna gelap/hitam, nausea, muntah dan

    reaksi kulit kadang terjadi.

    2. Klaritromisin : Sakit kepala, gangguan pengecapan, stomatitis, glositis, ikterus

    kolestatik, hepatitis, dan flebitis.

    3. Amoksisilin : Mual, diare, ruam, kadang dapat terjadi kolotis.

    4. Metronidazol : Mual, muntah , gangguan pengecapan, lidah kasar, gangguan

    saluran cerna, ruam, urtikaria, angioedem, kadang timbul rasa lesu, mengantuk,

    pusing, ataksia, urin berwarna gelap, dan anafilaksis.

    5. Tetrasiklin : Reaksi hipersensitifitas lokal

    6. PPI : Sakit kepala, diare, ruam, gatal-gatal, dan pusing. Untuk omeprazol dan

    lansoprazol dapat mengakibatkan urtikaria, mual, muntah, konstipasi, kembung,nyeri abdomen, lesu, paraestesia, nyeri otot dan sendi, pandangan kabur, edema

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    36/39

    perifer, perubahan hematologi,perubahan enzim hati,gangguan hati,depresi dan

    mulut kering.

    KOMPLIKASI

    Komplikasi ulkus peptikus yang sering terjadi adalah perdarahan, perforasi,

    obstruksi atau stenosis pilorus, penetrasi, lambung bilokular ( lambung gelas jam =

    hour glass stomach ). Peneliti menemukan 41 kasus ulkus peptikum dengan

    komplikasi, terdiri atas 35 pria dan 6 wanita. Umur mereka berkisar antara 35-63

    tahun dengan umur rata rata 43, 4 tahun. Komplikasi yang di temukan ialah 33

    pendarahan, 5 perforasi, dan 3 obstruksi. Tidak di temukan komplikasi penetrasi dan

    lambung bilokuler.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    37/39

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Pada kasus PBL ini di temukan gejala seperti muntah darah dan nyeri kepala.

    Gejala tersebut muncul di karenakan beberapa penyebab seperti penggunaan obat

    NSAID, hipertensi, dan anemia pada pasien tersebut.

    1.Muntah terbagi dua yaitu muntah proyektil (muntah yang menyembur karena biasanya

    disebabkan oleh tekanan intracranial) dan non proyektil (muntah pada umumnya yang

    disertai mual).

    2.Ulkus peptikum adalah robekan pada mukosa lambung atau duodenum

    3.Ulkus peptikum bisa disebabkan oleh OAINS jangka panjang, bakteri H.pilori, dan

    meningkatnya sekresi asam lambung

    4.Gambran klinis ulkus peptikum bisa tanpa gejala atau pun disertai dengan nyeri

    abdomen seperti rasa terbakar.

    5.Penegakan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan endoskopi, kolonoskopi, biopsy

    lambung, periodic acid schieff (untuk menyingkarkan diagnosis banding keganasan)

    6.Penatalaksanaan ada 2 yaitu non-medikamentosa dan medikamentosa

    a. non-medikamentosa : edukasi pasien tentang penyakitnya

    b. medikamentosa : terapi triple dan kuadrapel.

  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    38/39

    DAFTAR PUSTAKA

    Sherwood, Laura.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2001. Jakarta : EGC.

    Corwin, Elizabeth J.Buku Saku Patofisiologi Edisi 3 Revisi. 2009. Jakarta: EGC.

    Rani, Aziz A., Fauzi, Ahmad. Infeksi Helicobacter Pylori dan Penyakit Gastro-Duodenal

    dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid I. 2007. Jakarta: Balai Penerbit

    FKUI.

    Tjay, Tan H., Kirana Rahardja. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek

    Sampingnya Edisi 6. 2007. Jakarta : PT Gramedia.

    Noname.Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25. 1998. Jakarta : EGC.

    Noname. Informatorium Obat Nasional Indonesia. 2000. Jakarta : Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia.

    Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse, Stephen A. Mikrobiologi Kedokteran Buku 1. 2005.

    Jakarta : Salemba Medika.

    Price, Sylvia A.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. 2006.

    Jakarta: EGC.

    Hall, Guyton. 2008. Fisiologi Saluran Pencernaan.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

    Jakarta : EGC

    Roy, Sampurna. 2009. Atypical Fibroxanthoma. Alvailable at http://www.histopathology-

    india.net/GaBiopsy.htm on Saturday, June 12th, 2010.

    Smith, S.E. 2010. What is Percutaneous Biopsy. Alvailable at

    http://www.wisegeek.com/what-is-a-percutaneous-biopsy.htm on Saturday, June 12th,

    2010.

    Gan, Sulistia; dkk.Farmakologi dan Terapi Edisi 5. 2007. Jakarta: FKUI.

    Katzung, Bertram G.Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VI.1998. Jakarta: EGC.

    http://idikapuas.org/documents/peransukralfatpadaterapiulkuspeptik.pdf

    (Dr. AGUS NUROHMAN, SpPD SMF PENYAKIT DALAM RSUD dr.

    SOEMARNO SOSROATMODJO KAPUAS)

    Pelot D, and Hollander D; Complication of Peptic Ulcer. In, Berk JE, Haubrich WS, Kalser

    MH, Roth LA, and Schaffner LA (eds). Bockus Gastroenterology, fourthed. Philadelphia.

    WB Saunders Co ( 1985 ), 2: 1155-1185.

    http://www.histopathology-india.net/GaBiopsy.htmhttp://www.histopathology-india.net/GaBiopsy.htmhttp://www.wisegeek.com/what-is-a-percutaneous-biopsy.htmhttp://idikapuas.org/documents/peransukralfatpadaterapiulkuspeptik.pdfhttp://www.histopathology-india.net/GaBiopsy.htmhttp://www.histopathology-india.net/GaBiopsy.htmhttp://www.wisegeek.com/what-is-a-percutaneous-biopsy.htmhttp://idikapuas.org/documents/peransukralfatpadaterapiulkuspeptik.pdf
  • 7/30/2019 Pbl Ulkus Gaster 2

    39/39

    Hadi S; Komplikasi dari Tukak Peptik. Diajukan pada Simposium Beberapa Masalah Ulkus

    Peptikum. Bandung, 30 Oktober 1987.