karyatulisilmiah.com · web viewriwayat monokleus (resiko tinggi penyakit hodgkin pada pasien yang...

31
ASUHAN KEPERAWATAN LIMFOMA HODGKIN DAN LIMFOMA NON HODGKIN Disusun oleh: 1. Achmad Afandi 2. Ani Kharisma 3. Syarifah Nora A. 4. Yoga Ari Pranata PRODI S-1 KEPERAWATAN

Upload: others

Post on 21-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

ASUHAN KEPERAWATAN

LIMFOMA HODGKIN DAN LIMFOMA NON

HODGKIN

Disusun oleh:

1. Achmad Afandi

2. Ani Kharisma

3. Syarifah Nora A.

4. Yoga Ari Pranata

PRODI S-1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO

2012/2013

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

KATA PENGANTAR

Makalah ini dipersiapkan untuk memenuhi sebagai persyaratan Tugas Imun dan

Hematologi. Dalam penulisan makalah ini, penulis dapat mendapat bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Maka sudah sewajarnya pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

rasa terima kasih dan puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan kesehatan, ketabahan, dan kelapangan hati kepada penulis dalam menyelesaikan

makalah Nilai Kepercayaan ini..

1. Bapak M. Sajidin, S.Kp.M.Kes, selaku Ketua STIKES BINA SEHAT PPNI,

Mojokerto

2. Ibu Chaterina JP.S.Kep.Ns, selaku Wali Kelas S1 Keperawatan dan Pembimbing

Mata Kuliah Imunologi

3. Saudara-saudara dan Rekan-rekan kami.Yang telah membantu dalam penyusunan

makalah ini. Semoga mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi kami pada khususnya. Dan kami juga menyadari masih ada kekurangan

dalam makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami

terima dengan senang hati

Mojokerto, 28 November 2012

Penulis

i

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................................ ii

BAB 1 : PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1.Latar Belakang........................................................................ 1

1.2.Rumusan Masalah................................................................... 1

1.3.Tujuan..................................................................................... 1

BAB 2 : PEMBAHASAN.......................................................................... 2

2.1. Definisi................................................................................... 2

2.2. Klasifikasi.................................................................................. 2

2.3. Etiologi....................................................................................... 3

2.4. Manifestasi klinis....................................................................... 3

2.5. Patofisiologi............................................................................... 4

2.6. Pemeriksaan diagnostik............................................................. 5

2.7. Penatalaksanaan......................................................................... 6

2.8. Komplikasi................................................................................. 7

2.9. Pengkajian kebutuhan dasar manusia........................................ 8

2.10. Diagnosa keperawatan............................................................. 12

2.11. Intervensi................................................................................. 13

BAB 3 : PENUTUP.............................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 16

3.2 Saran............................................................................................ 16

Daftar pustaka..................................................................................................... 17

ii

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

iii

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat di tubuh kita Kelenjar getah

bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih

sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya didaerah submandibular (bagian bawah

rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat.

Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistemlimfatik

dan imunitas tubuh.Kanker ini menempati urutan ke 6 dengan kejadian 50.900 pederita tiap

tahunnya, dengan pembagian hodgkin 7900 kasus, dan non hodgkin sekitar 43000 kasus,

Penyakit limfoma Hodgkin banyak ditemukan pada orang dewasa muda antara usia 18-35

tahun dan pada orang di atas 50 tahun. Prosentase penderita yang masih bertahan hidup

setelah 5 tahun setelah didiagnosa yaitu sekitar 77% pada penyakit hodgkin, dan sekitar 51%

pada limfoma non hodgkin

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu limfoma?

2. Apa saja jenis limfoma?

3. Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat untuk penderita limfoma?

1.3 TUJUAN

2. Mahasiswa tahu dan mengerti apa itu limfoma

3. Mahasiswa menjadi lebih mengerti jenis-jenis dari limfoma

4. Dan mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien yang

menderita lifoma

1

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Limfoma adalah kanker/keganasan yang timbul pada jaringan limfoid. Dalam kondisi

yang normal, sel limfosit merupakan salah satu dari sistem pertahanan tubuh.

Sementara itu sel limfosit yang tidak normal (limfoma) berkumpul di kelenjar getah

bening dan menyebabkan pembengkakan. Sel limfosit ternyata tak cuma beredar di

dalam pembuluh limfe, sel ini juga beredar ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah

karena itulah limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening. Dalam hal ini,

yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang.

2.2 KLASIFIKASI

Berdasarkan gambaran histopatologisnya ,limfoma di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Limfoma non Hodgkin

Limfoma non-hodgkin adalah kelompok keganasan primer limfosit yang dapat berasal

dari limfosit B, limfosit T dan sangat jarang berasal dari sel NK (natural killer) yang

berada dalam sistem limfe; yang sangat heterogen, baik tipe histologist, gejala,

perjalanan klinis, respon terhadap pengobatan, maupun prognosis

Pada Limfoma ini sel limfosit berproliferasi secara tak terkendali sehingga

mengakibatkan terbentuknya tumor. Seluruh sel LNH berasal dari satu sel limfosit,

sehingga semua sel dalam tumor pasien LNH sel B pada permukaan selnya memiliki

immunoglobulin yang sama.

2. Limfoma Hodgkin

pada limfoma Hodgkin ditemukan sel Reed Sternberg,Analisis PCR menunjukkan

bahwa sel Reed Sternberg berasal dari folikel sel B yang mengalami gangguan

struktur pada immunoglobulin, sel ini juga mengandung suatu faktor transkripsi inti

sel. Kedua hal tersebut menyebabkan gangguan apoptosis.

2

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

2.3 .ETIOLOGI

Penyebab dari penyakit limfoma masih belum diketahui dengan pasti. Empat

kemungkinan penyebabnya adalah: faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan,

infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell leukemia/lymphoma (HTLV),

Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) dan toksin lingkungan (herbisida,

pengawet dan pewarna kimia). . Namun diperkirakan aktivasi gen abnormal tertentu

mempunyai peran dalam timbulnya semua jenis kanker, termasuk limfoma.

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Limfoma Hodgkin Limfoma Non-Hodgkin

Anamnesis

Asimtomatik limfadenopati

Gejala sistemik (demam intermitten, keringat malam, BB turun)

Nyeri dada, batuk, napas pendek

Pruritus Nyeri tulang atau

nyeri punggung

Asimtomatik limfadenopati Gejala sistemik (demam intermitten, keringat

malam, BB turun) Mudah lelah Gejala obstruksi GI tract dan Urinary tract.

PemeriksaanFisik

Teraba pembesaran limonodi pada satu kelompok kelenjar (cervix, axilla, inguinal)

Cincin Waldeyer & kelenjar mesenteric jarang terkena

Hepatomegali & Splenomegali

Sindrom Vena Cava Superior

Gejala susunan saraf pusat (degenerasi serebral dan neuropati)

Melibatkan banyak kelenjar perifer Cincin Waldeyer dan kelenjar mesenteric sering

terkena Hepatomegali & Splenomegali Massa di abdomen dan testis

3

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

(Roza Insanilhusna, S.Ked,2010)

2.5 PATOFISIOLOGI

4

Bahan kimiaRadiasi

virus

Sel normal

Mutasi gen

Inaktivasi sel supresi tumor

onkogen Pengubahan pengaturan apoptosis

Gagalnya gen pengaturan

perbaikan DNA

Proliferasi sel terganggu

Mutasi sel2 normal

Muncul benjolan

kanker

Benjolan semakin membesar

MK: bersihan jalan nafas tidak efektif

Obstruksi trakeobronkial

MK: intoleran aktifitas

Esfagus tertekan

anoreksia

Disfagia

MK: g3 volume cairan kurang dr kebutuhan tubuh

MK: g3 nutrisi kurang dr kebutuhan tubuh

MK: g3 rasa nyaman(nyeri)

MK: g3 integritas kulit

MK: ansietas

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

- Penyakit ini ditahapkan sesuai dengan penampilan mikroskopik dari nodus limfe

yang terkena dan luas serta beratnya gangguan. Pentahapan yang akurat paling

penting pada pembagian program pengobatan dan prognosis selanjutnya.

- Pemeriksaandarh dapat bervariasi dari secara lengkap nirmal sampai abnormalis.

Pada tahap I sedikit pasien mengalami abnormalitas hasil pemeriksaan darah.

- Hitung darah lengkap :

- SDP : bervariasi, dapat normal, menurun atau meningkat secara nyata.

- Deferensial SDP : Neutrofilia, monosit, basofilia, dan eosinofilia mungkin

ditemukan. Limfopenia lengkap (gejala lanjut).

- SDM dan Hb/Ht : menurun.

- Eritrosit :

- Peneriksaan SDM : dapat menunjukkan normositik ringan sampai sedang, anemia

normokromik (hiperplenisme).

- LED : meningkat selama tahap aktif dan menunjukkan inflamasi atau penyakit

malignansi. Berguna untuk mengawasi pasien pada perbaikan dan untuk

mendeteksi bukti dini pada berulangnya penyakit.

- Kerapuhan eritrosit osmotik : meningkat

- Trombosit : menurun (mungkin menurun berat, sumsum tulang digantikan oleh

limfoma dan oleh hipersplenisme)

- Test Coomb : reaksi positif (anemia hemolitik) dapat terjadi namun, hasil negatif

biasanya terjadi pada penyakit lanjut.

- Besi serum dan TIBC : menurun.

- Alkalin fosfatase serum : meningkat terlihat pasda eksaserbasi.

- Kalsium serum : mungkin menigkat bila tulang terkena.

- Asam urat serum : meningkat sehubungan dengan destruksi nukleoprotein dan

keterlibatan hati dan ginjal.

- BUN : mungkin meningkat bila ginjal terlibat. Kreatinin serum, bilirubin, ASL

(SGOT), klirens kreatinin dan sebagainya mungkin dilakukan untuk mendeteksi

keterlibatan organ.

- Hipergamaglobulinemia umum : hipogama globulinemia dapat terjadi pada

penyakit lanjut.

5

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

- Foto dada : dapat menunjukkan adenopati mediastinal atau hilus, infiltrat, nodulus

atau efusi pleural

- Foto torak, vertebra lumbar, ekstremitas proksimal, pelvis, atau area tulang nyeri

tekan : menentukan area yang terkena dan membantu dalam pentahapan.

- Tomografi paru secara keseluruhan atau skan CT dada : dilakukan bila adenopati

hilus terjadi. Menyatakan kemungkinan keterlibatan nodus limfa mediatinum.

- Skan CT abdomenial : mungkin dilakukan untuk mengesampingkan penyakit

nodus pada abdomen dan pelvis dan pada organ yang tak terlihat pada

pemeriksaan fisik.

- Ultrasound abdominal : mengevaluasi luasnya keterlibatan nodus limfa

retroperitoneal.

- Skan tulang : dilakukan untuk mendeteksi keterlibatan tulang.

- Skintigrafi Galliium-67 : berguna untuk membuktikan deteksi berulangnya

penyakit nodul, khususnya diatas diagfragma.

- Biopsi sumsum tulang : menentukan keterlibatan sumsum tulang. Invasi sumsum

tulang terlihat pada tahap luas.

- Biopsi nodus limfa : membuat diagnosa penyakit Hodgkin berdasarkan pada

adanya sel Reed-Sternberg.

- Mediastinoskopi : mungkin dilakukan untuk membuktikan keterlibatan nodus

mediastinal.

- Laparatomi pentahapan : mungkin dilakukan untuk mengambil spesimen nodus

retroperitoneal, kedua lobus hati dan atau pengangkatan limfa (Splenektomi

adalah kontroversial karena ini dapat meningkatkan resiko infeksi dan kadang-

kadang tidak biasa dilakukan kecuali pasien mengalami manifestasi klinis

penyakit tahap IV. Laporoskopi kadang-kadang dilakukan sebagai pendekatan

pilihan untuk mengambil spesimen.

2.7 PENATALAKSANAAN

A.Terapi

Cara pengobatan bervariasi dengan jenis penyakit. Beberapa pasien dengan tumor

keganasan tingkat rendah, khususnya golongan limfositik, tidak membutuhkan

6

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

pengobatan awal mereka tidak mempunyai gejala dan ukuran lokasi limfadenopati

yang bukan merupakan ancaman.

B. Radio terapi

Walaupun beberapa pasien dengan stadium I yang benar-benar terlokalisasi dapat

disembuhkan dengan radio terapi, terdapat angka yang relapse dini yang tinggi pada

pasien yang dklasifikasikan sebagai stadium II dan III. Radiasi local untuk tempat

utama yang besar harus dipertimbangkan pada pasien yang menerima khemoterapi

dan ini dapat bermanfaat khusus jika penyakit mengakibatkan sumbatan/ obstruksi

anatomis.

Pada pasien dengan limfoma keganasan tingkat rendah stadium III dan IV, penyinaran

seluruh tubuh dosis rendah dapat membuat hasil yang sebanding dengan khemoterapi.

C. Khemoterapi

1. Terapi obat tunggal Khlorambusi latausiklofosfamid kontinuatau intermiten yang

dapat memberikan hasil baik pada pasien dengan limfomamaligna keganasan tingkat

rendah yang membutuhkan terapi karena penyakit tingkat lanjut.

2.Terapi kombinasi. (misalnya COP (cyclophosphamide, oncovin, dan prednisolon))

juga dapat digunakan pada pasien dengan tingkat rendah atau sedang berdasakan

stadiumnya.

2.8 KOMPLIKASI

Efek-efek yang merugikan berkaitan dengan kemoterapy meliputi alopesia, mual,

muntah, supresi sum-sum tulang, stomatitis dan gangguan gastrointestinal. Infeksi

adalah potensial komplikasi yang dapat menyebabkan syok sepsis.Efek jangka

panjang dari kemoterapy meliputi kemandulan, kardiotoksik, dan fibrosis pulmonal.

Efek samping terapi radiasi di hubungkan dengan area yang diobati bila pengobatan

pada nodus limpfa servikal atau tenggorok maka akan terjadi hal-hal seperti mulut

kering,disfagia,mual,muntah,rambut rontok,dan penurunan produksi saliva.juga

mungkin dapat terjadi peningkatan karies gigi.bila dilakukan pengobatan nodus limfa

abdomen,efek yang terjadi adalah muntah,diare,anoreksia,keletihan.

7

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

2.9 PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala : Kelelahan, kelemahan atau malaise umum

Kehilangan produktifitasdan penurunan toleransi latihan

Kebutuhan tidaur dan istirahat lebih bantak

Tanda : Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban dan tanda lain yang

menunjukkan kelelahan

SIRKULASI

Gejala Palpitasi, angina/nyeri dada

Tanda Takikardia, disritmia.

Sianosis wajah dan leher (obstruksi drainase vena karena pembesaran

nodus limfa adalah kejadian yang jarang)

Ikterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati

dan obtruksi duktus empedu dan pembesaran nodus limfa(mungkin

tanda lanjut)

Pucat (anemia), diaforesis, keringat malam.

INTEGRITAS EGO

Gejala Faktor stress, misalnya sekolah, pekerjaan, keluarga

Takut/ansietas sehubungan dengandiagnosis dan kemungkinan takut

mati

Takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan

(kemoterapi dan terapi radiasi)

Masalah finansial : biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut 8

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

kehilangan pekerjaan sehubungan dengan kehilangan waktu kerja.

Status hubungan : takut dan ansietas sehubungan menjadi orang yang

tergantung pada keluarga.

Tanda Berbagai perilaku, misalnya marah, menarik diri, pasif

ELIMINASI

Gejala Perubahan karakteristik urine dan atau feses.

Riwayat Obstruksi usus, contoh intususepsi, atau sindrom malabsorbsi

(infiltrasi dari nodus limfa retroperitoneal)

Tanda Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi

(hepatomegali)

Nyeri tekan pada kudran kiri atas dan pembesaran pada palpasi

(splenomegali)

Penurunan haluaran urine urine gelap/pekat, anuria (obstruksi uretal/

gagal ginjal).

Disfungsi usus dan kandung kemih (kompresi batang spinal terjadi

lebih lanjut)

MAKANAN/CAIRAN

Gejala Anoreksia/kehilangna nafsu makan

Disfagia (tekanan pada easofagus)

Adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sama dengan

10% atau lebih dari berat badan dalam 6 bulan sebelumnya dengan

tanpa upaya diet.

Tanda Pembengkakan pada wajah, leher, rahang atau tangan kanan (sekunder

9

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

terhadap kompresi venakava superior oleh pembesaran nodus limfa)

Ekstremitas : edema ekstremitas bawah sehubungan dengan obtruksi

vena kava inferior dari pembesaran nodus limfa intraabdominal (non-

Hodgkin)

Asites (obstruksi vena kava inferior sehubungan dengan pembesaran

nodus limfa intraabdominal)

NEUROSENSORI

Gejala Nyeri saraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf oleh

pembesaran nodus limfa pada brakial, lumbar, dan pada pleksus sakral

Kelemahan otot, parestesia.

Tanda Status mental : letargi, menarik diri, kurang minatumum terhadap sekitar.

Paraplegia (kompresi batang spinaldari tubuh vetrebal, keterlibatan diskus

pada kompresiegenerasi, atau kompresi suplai darah terhadap batng

spinal)

NYERI/KENYAMANAN

Gejala Nyeri tekan/nyeri pada nodus limfa yang terkena misalnya, pada sekitar

mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung (kompresi vertebral), nyeri

tulang umum (keterlibatan tulang limfomatus).

Nyeri segera pada area yang terkena setelaah minum alkohol.

Tanda Fokus pada diri sendiri, perilaku berhati-hati.

PERNAPASAN

Gejala Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada.

10

Page 15: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

Tanda Dispnea, takikardia

Batuk kering non-produktif

Tanda distres pernapasan, contoh peningkatan frekwensi pernapasan dan

kedaalaman penggunaan otot bantu, stridor, sianosis.

Parau/paralisis laringeal (tekanan dari pembesaran nodus pada saraf

laringeal).

KEAMANAN

Gejala Riwayat sering/adanya infeksi (abnormalitasimunitas seluler pwencetus

untuk infeksi virus herpes sistemik, TB, toksoplasmosis atau infeksi

bakterial)

Riwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang

titer tinggi virus Epstein-Barr).

Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster.

Pola sabit adalah peningkatan suhu malam hari terakhir sampai beberapa

minggu (demam pel Ebstein) diikuti oleh periode demam, keringat malam

tanpa menggigil.

Kemerahan/pruritus umum

Tanda Demam menetap tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari 38oC tanpa

gejala infeksi.

Nodus limfe simetris, tak nyeri,membengkak/membesar (nodus servikal

paling umum terkena, lebih pada sisi kiri daripada kanan, kemudian nodus

aksila dan mediastinal)

Nodus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkan.

11

Page 16: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

Pembesaran tosil

Pruritus umum.

Sebagian area kehilangan pigmentasi melanin (vitiligo)

SEKSUALITAS

Gejala Masalah tentang fertilitas/ kehamilan (sementara penyakit tidak

mempengaruhi, tetapi pengobatan mempengaruhi)

Penurunan libido.

PENYULUHAN/PEMBELAJARAN

Gejala Faktor resiko keluargaa (lebih tinggi insiden diantara keluarga

pasien Hodgkin dari pada populasi umum)

Pekerjaan terpajan pada herbisida (pekerja kayu/kimia)

Pertimbangan

Rencana

pemulangan

DRG menunjukkan rerata lama irawat 3,9 hari, dengan intervensi

bedah 10,1 hari.

Dapat memerlukan bantuan terapi medik/suplai, aktivitas perawatan

diri dan ataupekerjaan rumah/transportasi, belanja.

2.10 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Pola Pernapasan/Bersihkan Jalan Napas, Tak Efektif

Resiko Tinggi Terhadap

Faktor resiko meliputi Obstruksi trakeobronkial, pembesaran nodus

mediastinal dan atau edema jalan jalan napas (hodgkin

dan non-hodgkin), sindromvena kava superior (non-

hodgkin)

12

Page 17: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

Kemungkinan dibuktikan oleh (tidak dapat diterapkan, adanya tanda-tanda dan gejala

membuat diagnosa aktual)

Hasil Yang Diharapkan/Kriteria

Evaluasi Pasien Akan

Mempertahankan Pola Pernapasan Normal/Efektif

Bebas Dispnea, Sianosis Atau Tanda Lain Distres

Pernapasan

2.11 INTERVENSI

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji/awasi prekuensi pernapasan,

kedalaman, irama. Perhatikan

laporan dispnea dan/atau

penggunaan otot bantu pernapasan

cuping hidung, gangguan

pengembangan dada

Perubahan (seperti takipnea, dispnea, penggunaan

otot aksesori) dapat mengindikasikan berlanjutnya

keterlibatan/ pengaruh pernapasan yang

membutuhkan upaya intervensi

Tempatkan pasien pada posisi yang

nyaman, biasanya dengan kepala

tempt tidur yang tinggi atau duduk

tegak kedepan (beban berat pada

tangan) kaki digantung

Memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja

pernapasan, dan menurunkan resiko aspirasi

Beri posisi dan bantu ubah posisi

secara periodik

Meningkatkan aerasi semua segmen paru dan

memobilisasikaan sekresi

Anjurkan/bantu dengan tehnik napas

dalam dan/atau pernapasan bibiratau

pernapasan diagfragmatik abdomen

bila diindikasikan

Membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi

jalan napas kecil, memberikan pasien beberapa

kontrol terhadap pernapasan, membantu

menurunkan ansietas

Awasi/evaluasi warna kulit,

perhatikan pucat, terjadinya sianosis

(khususnya pada dasar kulit, daun

Proliferasi SDP dapat menurunkan kapasitas

pembawa oksigen darah, menimbulkan hipoksemia.

13

Page 18: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

telinga,dan bibir)

Kaji respon pernapasan terhadap

aktivitas. Perhatikan keluhan

dispnea/lapar udara meningkatkan

kelelahan. Jadwalkaan periode

istirahat antara aktivitas

Penurunan oksigen seluler menurunkan toleransi

aktivitas. Istirahat menurunkan kebutuhan oksigen

dan mencegah kelelahandan dispnea

Identifikasi/dorong tehnik

penghematan energi mis : periode

istirahat sebelum dan setelah makan,

gunakan mandi dengan kursi, duduk

sebelum perawatan

Membantu menurunkan kelelahan dan dispnea dan

menyimpan energi untuk regenerasi selulerdan

fungsi pernapasan

Tingkatkan tirah baring dan berikan

perawatan sesuai indikasi selama

eksaserbasi akut/panjang

Memburuknya keterlibatan pernapasan/ hipoksia

dapat mengindikasikan penghentian aktivitas untuk

mencegah pengaruh pernapasan lebih serius

Dorong ekspresi perasaan, terima

kenyataan situasi dan perasaan

normal.

Ansietas meningkatkan kebutuhan oksigen dan

hipoksemia mempotensialkan distres

pernapasan/gejala jantung yang meningkatkan

ansietas

Berikan lingkungan tenang Meningkatkan relaksasi, penyimpanan energi dan

menurunkan kebutuhan oksigen

Observasi distensi vena leher, sakit

kepala, pusing, edema

periorbital/fasial, dispnea,dan stridor

Pasien non-Hodgkin pada resiko sindrom vena kava

superior dan obstruksi jalan napas, menunjukkan

kedaruratan onkologis.

Kolaborasi

Berikan tambahan oksigen Memaksimalkan ketersediaan untuk untuk

kebutuhan sirkulasi, membantu menurunkan

hipoksemia

14

Page 19: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

Awasi pemeriksaan laboratorium,

mis : GDA, oksimetri

Mengukur keadekuatan fungsi pernapasan dan

keefektifan terapi

Bantu pengobatan

pernaapasan/tambahan, mis : IPPB,

spirometri insentif.

Meningkatkan aerasi maksimal pada semua segmen

paru mencegah aetelektasis

Berikan analgesik dan tranquilizer

sesuai indikasi

Menurunkan respon fisiologis terhadap

nyeri/ansietas menurunkan kebutuhan oksigen dan

membatasi pengaruh terhadap pernapasan.

Bantu intubasi dan ventilasi mekanik Dapat diperlukan untuk dukungan fungsi

pernapasan sampai edema jalan napaas teratasi.

Siapkan untuk terapi radiasi darurat

bila diindikasikan

Pengobatan pilihan untuk sindrom vena kava

superior

(Rencana asuhan keperawatan edisi 3,marilyyn,dkk, 2000)

15

Page 20: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

BAB

PENUTUP

3.1 Kesimpulan : Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup

sistemlimfatik dan imunitas tubuh. . Dalam kondisi yang normal, sel limfosit merupakan

salah satu dari sistem pertahanan tubuh. Sementara itu sel limfosit yang tidak normal

(limfoma) berkumpul di kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan.

Berdasarkan gambaran histopatologisnya ,limfoma di bagi menjadi 2 yaitu limfoma non

hodgkin dan limfoma hodgkin.

3.2 Saran : Dengan dibuatnya asuhan keperawatan ini semoga para mahasiswa bisa

mengerti apa itu definisi dari limfoma, jenis-jenis limfoma dan dapat melakukan

pengkajian keperawatan dengan baik dan benar.

16

Page 21: karyatulisilmiah.com · Web viewRiwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola

DAFTAR PUSTAKA

1. Onkulogi, Gale, Danielle.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Jakarta:EGC

2. Tambunan, Gani.W.1995.Diagnosis Dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak Di Indonesia,Jakarta:EGC

3. NUCLEUS PRECISE NEWSLETTER # 65, 1 november 2010,PT Nucleus Precise4. Limfoma Maligna (NHML) Blog Kesehatan & Gaya Hidup – jarumsuntik.com5. Price, S.A dan Wilson, L.M. 2005. “Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease

Processes, Sixth Edition”. Alih bahasa Pendit, Hartanto, Wulansari dan Mahanani. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC

6. Reksodiputro, A. dan Irawan, C. 2006. “Limfoma Non-Hodgkin”. Disunting oleh Sudoyo, Setyohadi, Alwi, Simadibrata, dan Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

7. Doenges, Marilynn E, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta

17