laporan praktikum_kimia dasar 1_senyawa biokimia

31
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 PENGENALAN SENYAWA BIOKIMIA Disusun oleh : Nama : Derry Prasetyo NPM : 240110110063 Kelompok : 7 (Tujuh) Hari/ Tanggal : Rabu, 1 November 2011 Asisten : Sisca Puspitasari LABORATORIUM KIMIA DASAR PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE

Upload: derry-prasetyo

Post on 02-Jan-2016

751 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR 1

PENGENALAN SENYAWA BIOKIMIA

Disusun oleh :

Nama : Derry Prasetyo

NPM : 240110110063

Kelompok : 7 (Tujuh)

Hari/ Tanggal : Rabu, 1 November 2011

Asisten : Sisca Puspitasari

LABORATORIUM KIMIA DASAR

PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2011

Page 2: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mengamati sifat – sifat karbohidrat, protein, dan asam amino.

2. Melakukan reaksi warna secara kualitatif dari karbohidrat, protein, dan

asam amino.

II. PRINSIP PERCOBAAN

1. Kondensasi

Kondensasi adalah reaksi penggabungan rantai karbon sehingga

ikatannya makin panjang.

2. Dehidratasi

Pelepasan molekul air dari suatu senyawa tanpa mengubah struktur

kimia senyawa tersebut (dehidratasi furfural menjadi hidroksi metil

furfural oleh asam pekat).

3. Uji Benedict

Mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan Benedict

sehingga menjadi Cu2O yang berbentuk endapan.

4. Uji Pati

Pembentukan senyawa kompleks yang menghasilkan warna biru tua

yang berasal dari kompleks antara amilum dan I2.

5. Uji Biuret

Ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna

ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana basa.

6. Ninhidrin

Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino

dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan.

Page 3: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

III. REAKSI PERCOBAAN

3.1 Uji Molish

H O

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +

OH

Pentosa Furfural α-naftol

H

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4

Heksosa

O

→ H2C─ ─C—H +

│ │

OH OH

5-hidroksimetil furfural α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:

O

__SO3H

H2C─ ─────C───── ─OH

Page 4: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

3.2 Uji Benedict

O O

║ ║

R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O

Gula Pereduksi Endapan Merah Bata

3.3 Uji pati dengan iodium

3.4 Uji Biuret

O O

║ Cu2+ asetat ║

R—C—H + ─────→ R—C—OH + Cu2O+ CH3COOH

n-glukosa E.merah

monosakarida bata

IV. TEORI DASAR

4.1 Karbohidrat

Karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau

senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau kedua komponen

diatas. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau

keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada umumnya karbohidrat memiliki rumus

empiris (CH2O)n.

(Anonim,2010)

4.1.1 Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi

bentuk yang lebih sederhana. Mereka aldehida atau keton dengan dua atau lebih

Page 5: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

gugus hidroksil. Rumus kimia umum dari sebuah monosakarida dimodifikasi

adalah (C • H 2 O) n, harfiah "hidrat karbon." Monosakarida merupakan molekul

bahan bakar penting serta blok bangunan untuk asam nukleat. Yang terkecil

monosakarida, yang n = 3, yang dihidroksiaseton dan D-dan L-gliseraldehida.

Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan lain-lain.

(Anonim,2011)

1. Glukosa

Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena

memutar bidang polarisasi ke kanan. Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis

pati, glikogen, dan maltosa. Juga dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut

seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula pereduksi.

D-glukosa β-D-glukosa α-D-glukosa

2. Galaktosa

Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang

terdapat bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk

laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa

kurang manis jika dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air.

Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan gula pereduksi.

Page 6: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

D-galaktosa β-D-galaktosa α-D-galaktosa

3. Fruktosa

Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar

bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di

alam.  Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-

buahan bersama glukosa.

Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang disebut

sukrosa. Sama seperti glukosa, fruktosa adalah suatu gula pereduksi.

(a) struktur terbuka (b) struktur siklis

(Anonim,2009)

4.1.2 Oligosakarida

Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida

yang jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida.

Sehingga oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya.

Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses hidrolisa

Page 7: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami terdapat di alam.

Oligosakarida yang paling banyak digunakan dan terdapat di alam adalah bentuk

disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa.

Disakarida yang banyak terdapat di alam seperti maltosa yang terbentuk dari

2 molekul glukosa melalui ikatan glikosida. Pada maltosa, jembatan oksigen

terbentuk antara atom karbon nomor 1 dari D-glukosa dan atom karbon nomor 4

dari D-glukosa lain. Ikatan yang terbentuk dinamakan ikatan α (1→4) glikosida,

secara lengkap dinyatakan dengan β-D-glukopiranosil (1→4)E-D-glukopiranosa.

Dalam bentuk sederhana Glc(α1↔4β)Glc, seperti yang ditunjukan pada gambar :

Sukrosa (gula pasir) terbentuk dari satu molekul α-D-glukosa dan β-D-

fruktosa, yaitu β-D-fruktofuranosil (2→1) α-D-glukopiranosa atau

Fru(α2↔1β)Glc seperti yang ditunjukan pada gambar :

Secara alami, laktosa terdapat pada air susu dan sering disebut dengan gula

susu. Molekul ini tersusun dari satu molekul D-glukosa dan satu molekul D-

Page 8: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

galaktosa melalui ikatan β(1→4) glikosidik, untuk struktur ikatannya dapat dilihat

pada gambar :

Laktosa yang terfermentasi akan berubah menjadi asam laktat. Dalam tubuh

Laktosa dapat menstimulasi penyerapan kalsium.

(Zulfikar,2010)

4.1.3 Polisakarida

Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh rantai monosakarida.

Berdasarkan fungsinya polisakarida dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu

polisakarida struktural dan polisakarida nutrien.

1. Polisakarida Struktural

Sebagai komponen struktural, polisakarida berperan sebagai pembangun

dan penyusun komponen organel sel serta sebagai molekul pendukung intrasel.

Selulosa sebagai salah satu polisakarida struktural merupakan polimer yang

tidak bercabang, terbentuk dari monomer β-D-glukosa yang terikat bersama-

sama dengan ikatan β (1 → 4) glikosida. Jumlah rantai atau β-D-glukosa

beraneka ragam, untuk beberapa jenis mencapai ribuan unit glukosa. Ikatan β

(1→4) glikosida yang dimiliki selulosa membuatnya lebih cenderung

membentuk rantai lurus, hal ini disebabkan ikatan glikosida yang terbentuk

hanya sejenis yaitu β (1→4) glikosida, perhatikan gambar :

Page 9: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

2. Polisakarida Nutrien

Polisakarida nutrien merupakan sumber dan cadangan monosakarida.

Polisakarida yang termasuk kelompok ini adalah pati, selulosa dan glikogen.

Setiap jenis polisakarida memiliki jumlah monomer atau monosakarida yang

berbeda, demikianpula dengan ikatan yang menghubungkan setiap

monosakarida yang satu dengan yang lainnya, perhatikan tabel :

Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan

dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula dengan diameter

beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida

berbeda, yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini tergantung

dari jenis pati.

(Zulfikar,2010)

4.2 Protein

Protein adalah makromolekul yang unik sekaligus memiliki struktur yang

kompleks. Meskipun protein hanya tersusun atas asam amino yang ada 20 jenis

saja, namun untuk dapat berfungsi, ia akan melipat-lipat dan membentuk suatu

struktur tertentu yang sangat presisi sekaligus sulit diprediksi hingga saat ini.

Karena strukturnya yang unik dan presisi itulah maka protein memiliki fungsi

Page 10: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

yang spesifik yang berbeda satu dengan lainnya. Struktur protein memiliki

tingkatan, asam amino sebagai monomer penyusun protein tersusun sehingga

membentuk struktur protein.

4.2.1 Asam Amino

Nama resminya adalah asam 2-amino karboksilat atau asam α-amino

karboksilat. Secara umum memiliki struktur sebagai berikut:

Molekul Asam Amino

Dimana R adalah gugus samping mulai dari yang paling sederhana –H

(glycine | gly) hingga yang memiliki gugus samping siklik seperti tryptophan

(trp). Gambar di bawah ini adalah struktur dari 20 jenis asam amino penyusun

protein. Gugus R ada yang bersifat netral, bermuatan positif, negatif, ada yang

hidrofilik dan hidrofobik.

4.2.2 Struktur Primer

Page 11: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

Struktur Primer Protein

Secara sederhana, struktur primer protein adalah urutan asam amino

penyusun protein yang disebutkan dari kiri (N-terminal) ke kanan (C-terminal).

AA bisa ditulis dalam singkatan 3 huruf atau 1 huruf.

Struktur primer terbentuk karena ikatan peptida antar AA selama proses

biosintesis protein atau translasi. Urutan asam amino dapat ditentukan dengan

metode Degradasi Edman atau Tandem Mass Spectrophotometry. Atau bisa juga

dari hasil translasi in silico gen pengkode protein tersebut.

4.2.3 Struktur Sekunder

Pada bagian tertentu dari protein, terdapat susunan AA yang membentuk

suatu struktur yang reguler dengan sudut-sudut geometri tertentu. Ada dua

struktur sekunder utama yaitu alfa-helix dan beta-sheet. Struktur ini terjadi akibat

adanya ikatan hidrogen antar AA.

Page 12: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

Struktur Sekunder Protein

Pada gambar sebelah kiri, terlihat bahwa struktur alfa-helix terbentuk oleh

‘backbone‘ ikatan peptida yang membentuk spiral dimana jika dilihat tegak lurus

dari atas, arah putarannya adalah searah jarum jam menjauhi pengamat

(dinamakan alfa). Satu putaran terdiri atas 3.6 residu asam amino dan struktur ini

terbentuk karena adanya ikatan hidrogen antara atom O pada gugus CO dengan

atom H pada gugus NH (ditandai dengan garis warna oranye). Seperti halnya alfa-

helix, struktur beta-sheet juga terbentuk karena adanya ikatan hidrogen, namun

seperti terlihat pada gambar sebelah kanan, ikatan hidrogen terjadi antara dua

bagian rantai yang pararel sehingga membentuk lembaran yang berlipat-lipat.

Tidak semua bagian protein membentuk struktur alfa-helix dan beta-sheet,

pada bagian tertentu mereke tidak membentuk struktur yang reguler.

4.2.4 Struktur Tersier

Page 13: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

Struktur Tersier Protein Dihydrofolatreductase

Struktur tersier adalah menjelaskan bagaimana seluruh rantai polipeptida melipat

sendiri sehingga membentuk struktur 3 dimensi. Pelipatan ini dipengaruhi oleh

interaksi antar gugus samping (R) satu sama lain. Ada beberapa interaksi yang

terlibat yaitu:

1. Interiaksi ionik

Terjadi antara gugus samping yang bermuatan positif (memiliki gugus –NH2

tambahan) dan gugus negatif (–COOH tambahan).

Ikatan Ionik

2. Ikatan hidrogen

Jika pada struktur sekunder ikatan hidrogen terjadi pada ‘backbone‘, maka

ikatan hidrogen yang terjadi antar gugus samping akan membentuk struktur

tersier. Karena pada gugus samping bisa banyak terdapat gugus seperti –OH, –

COOH, –CONH2 atau –NH2 yang bisa membentuk ikatan hidrogen.

Ikatan hidrogen

Page 14: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

3. Gaya Dispersi Van Der Waals

Beberapa asam amino memiliki gugus samping (R) dengan rantai karbon yang

cukup panjang. Nilai dipol yang berfluktuatif dari satu gugus samping dapat

membentuk ikatan dengan dipol berlawanan pada gugus samping lain.

Ikatan Van Der Waals

4. Jembatan Sulfida

Jembatan Disulfida

Cysteine memiliki gugus samping –SH dimana dapat membentuk ikatan

sulfida dengan –SH pada cystein lainnya, ikatan ini berupa ikatan kovalen

sehingga lebih kuat dibanding ikatan-ikatan lain yang sudah disebutkan di atas.

4.2.5 Struktur Quartener

Protein atau polipeptida yang sudah memiliki struktur tersier dapat saling

berinteraksi dan bergabung menjadi suatu multimer. Protein pembentuk multimer

Page 15: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

dinamakan subunit. Jika suatu multimer dinamakan dimer jika terdiri atas 2

subunit, trimer jika 3 subunit dan tetramer untuk 4 subunit. Multimer yang

terbentuk dari subunit-subunit identik disebut dengan awalan homo–, sedangkan

jika subunitnya berbeda-beda dinamakan hetero–. Misalnya hemoglobin yang

terdiri atas 2 subunit alfa dan 2 subunit beta dinamakan heterotetramer.

Struktur Quartener Protein Hemoglobin

Perlu diketahui bahwa beberapa protein dapat berfungsi sebagai monomer

sehingga ia tidak memiliki struktur quartener.

(Anonim,2010)

V. ALAT DAN BAHAN

5.1 Alat Percobaan

Gelas Kimia

Penangas air

Penangas Air

Penjepit kayu

Tabung reaksi

Page 16: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

5.2 Bahan Percobaan

Air

Albumin

Asam Sulfat

Benedict

CuSO4

Fruktosa

Galaktosa

Glisin

Glukosa

Maltosa

NaOH

Pati

Prolin

Selulosa

Sukrosa

5.3 Rangkaian Alat

Tabung reaksi

Gelas kimia

Penangas air

Gambar rangkaian alat penangas air.

VI. PROSEDUR PRAKTIKUM

6.1 Karbohidrat

6.1.1 Uji Molish

Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi yaitu 1mL larutan glukosa,

maltosa, 1% pati, sukrosa, dan selulosa (kapas), yang disuspensikan dalam air,

lalu ditambahkan peraksi molish kemudian dikocok pelan-pelan. Setelah itu,

Page 17: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

ditambahkan 1mL asam sulfat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan.

Diamati perubahan warna yang terjadi.

6.1.2 Uji Benedict

Ke dalam 6 tabung reaksi masing- masing dimasukkan sampel yang

berbeda yaitu 3 tetes larutan 0,1 M glukosa, galaktosa, maltosa, sukrosa,

fruktosa, dan larutan 1% pati. Tambahkan pereaksi Benedict dan

dikocok.tempatkan tabung-tabung reaksi tersebut dalam penangas air selama 5

menit. Dibiarkan dingin dan amati perubahan warna yang terjadi, apakah

terdapat endapan atau tidak.

6.1.3 Hidrolisis Sukrosa

5mL larutan 0,1 M sukrosa ditambahkan 1mL HCl 10% di dalam

tabung reaksi. Dipanaskan dalam pemanas air + 15 menit. Didinginkan

perlahan dan dinetralkan dengan NaOH. Uji hidrolisis dengan benedict lalu

dicatat hasil pengamatan.

6.1.4 Uji Pati dengan Iodium

Larutan 1% pati dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing

3mL. Ditambahkan 2 tetes air kedalam tabung 1. Ke dalam tabung 2

ditambahkan 2 tetes HCl 6M dan 2 tetes NaOH 6M ditambahkan kedalam

tabung 3. Masing-masing tabung ditambahkan 0,01M larutan Iodium. Tabung

yang berwarna biru dipanaskan. Setelah dipanaskan, didinginkan dan amati

perubahan warnanya.

6.2 Asam amino dan protein

6.2.1 Uji Biuret

3mL larutan Albumin dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 2mL NaOH 2,5M. Lalu, ditambakan 10 tetes (0.05) larutan

CuSO4 0.05% dan dikocok. Perhatikan perubahan warna yang terjadi.

6.2.2 Uji Ninhidrin

Page 18: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 3mL larutan persediaan albumin.

Ditambakan pereaksi ninhidrin (0,1% dalam air). Tabung disimpan dalam

penangas air. Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Prosedur diulangi

untuk ercobaan larutan glisin dan prolin.

VII. HASIL PENGAMATAN

A. Uji Molish

Perlakuan Hasil

Glukosa + Molish+H2SO4 Pada bagian atas berwarna putih dan

bagian bawah ungu, terdapat cincin

merah ungu dan mengeluarkan panas

dari sistem ke lingkungan (eksoterm).

Maltosa+Molish+H2SO4 Terbagi menjadi 2 warna,warna atas

putih keruh dan bagian bawah hijau

terang diantaranya terdapat cincin

merah ungu.

Selulosa+Molish+H2SO4 Terdapat 4 warna, warna atas putih

keruh, merah, hitam pekat dan hijau.

Pati+Molish+H2SO4 Pada bagian atas berwarna putih keruh

dan bagian bawah bening diantaranya

terdapat cincin merah keunguan dan

mengeluarkan panas dari sistem ke

lingkungan (eksoterm).

Sukrosa+Molish+H2SO4 Terdapat 4 warna, warna atas putih,

ungu,terdapat cincin merah ungu,

warna selanjutnya hijau dan bagian

bawah bening.

Page 19: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

B. Uji Benedict

Perlakuan Hasil

Glukosa + benedict+dipanaskan Warna menjadi merah bata dan terdapat

endapan.

Maltosa + benedict+dipanaskan Warna menjadi kuning dan terdapat

endapan.

Galaktosa + benedict+dipanaskan Warna menjadi kuning dan terdapat

endapan.

Sukrosa + benedict+dipanaskan Warna menjadi biru

Fruktosa + benedict+dipanaskan Warna menjadi kuning dan terdapat

endapan.

Pati + benedict+dipanaskan Warna menjadi biru

C. Hidrolisis Sukrosa

Perlakuan Hasil

Sukrosa+HCl+Benedict+dipanaskan+

NaOH

Berwarna kuning dan tidak terdapat

endapan.

D. Uji Pati dengan Iodium

Perlakuan Hasil

Tabung 1

Pati+air+iodium+dipanaskan

Warna semula biru lalu menjadi bening

dan ungu muda.

Tabung 2

Pati+HCl+iodium+dipanaskan

Warna semula biru lalu menjadi bening

dan biru tua.

Tabung 3

Pati+NaOH+iodium

Warna tetap bening tidak terjadi suatu

perubahan warna.

E. Uji Biuret

Perlakuan Hasil

Albumin+NaOH+CuSO4 Warna larutan ungu

Page 20: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

D. Uji Ninhidrin

Perlakuan Hasil

Tabung 1

Albumin+Ninhidrin+dipanaskan

Warna menjadi ungu.

Tabung 2

Glisin+Ninhidrin+dipanaskan

Warna menjadi biru keungu-unguan

Tabung 3

Prolin+Ninhidrin+dipanaskan

Warna menjadi kuning.

VI. PEMBAHASAN

Dengan reaksi warna kualitatif dalam percobaan ini membuktian beberapa

senyawa mengandung karbohidrat dan protein, diantaranya dengan uji molish, uji

benedict, hidrolisis sukrosa dan uji pati dengan iodum untuk menguji senyawa

tersebut mengandung karbohidrat atau tidak. Uji biuret dan ui ninhidrin digunakan

untuk menguji senyawa tersebut mengandung asam amino dan protein.

Pada percobaan karbohidrat, senyawa-senjawa yang diuji adalah

monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida yang pertama

digunakan adalah glukosa. Glukosa mempunyai sifat dapat memutar bidang

polarisasi ke kanan. Uji molish untuk menguji larutan yang mengandung

karbohidrat, dari semua larutan didapatkan hasil berupa terdapat cincin merah

ungu kecuali pada selulosa. Hal ini berarti larutan yang menghasilkan cincin

merah ungu mengandung karbohidrat didalamnya, karena mengandung gugus

aldehid dan gugus hidroksil makagula ini mengalami siklisasi dalam air lalu

menghasilkan cincin hemiosetal beranggotakan lima atau enam, namun pada saat

dilakukan percobaan seringkali cincin hemiosetal tidak terbentuk, hal itu

disebabkan oleh terlalubanyaknya kadar H2SO4 dan pada saat memasukkannya

didekatkan ke dinding tabung reaksi sehingga tidak menimbulkan goyangan

karena apabila larutan ini dikocok sedikit saja maka cicncin tidak akan terbentuk.

Page 21: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

Pada uji benedict ditujukan untuk mencari gula pereduksi. Glukosa dapat

mereduksi pereaksi benedict, karena glukosa mereaksi Cu2+ menjadi Cu+ dan

terbentuk endapan merah bata. Endapan merah bata ini menandakan adanya gula

pereduksi. Pada reaksi ini disebut gula pereduksi karena mengandung suatu gugus

aldehid dan suatu gugus hidroksiketon dan reduksi dalam reaksi ini oleh zat

pengoksidasinya. Semua gula pereduksi yang anomernyua berada dalam

kesetimbangan dengan bentuk aldehid rantai terbuka yang mudah dioksidasi. Pada

uumnya semua gula pereduksi memiliki gugus karbon yang berpotensi bebas,

yang menyebabkan uji benedict positif, karena adanya hemiosetal yang

berkeseimbangan dengan bentuik aldehid rantai terbalik. Selulosa bukan

merupakan gula pereduksi karena tidak ada gugus aldehid bebas. Jadi selulosa

tidak dapat mereduksi pereaksi benedict. Sukrosa negatif pada uji benedict karena

kedua karbon anomerik sukrosa bertautan dan tidak satupun unit monosakarida

yang memiliki gugus hemiosetal. Jadi, tidak satupun unit itu dalam kesetimbangan

dengan bentuk asikliknya, akhirnya sukrosa tidak dapat bermutarotasi.

Sukrosa dihidrolisis menghasilkan glukosa dan fruktosa. Larutan sukrosa

memutar bidang polarisasi kekanan, tetapi sesudah dihidrolisis larutan memutar

bidang polarisasi ke kiri. Hal ini disebabkan pemutaran bidang cahaya

terpolarisasi oleh fruktosa hasil hidrolisis ke kiri lebih kujat dari pada pemutar ke

kanan oleh glukosa. Perubahan arah pemutaran ini disebut invert dan gula hasil

hidrolisis sukrosa disebut gula invert. Jadi, sukrosa dapat dihidrolisis

menghasilkan komponen monoskarida, sehingga sukrosa ini positif.

VII. KESIMPULAN

Dari percobaan didapatkan kesimpulan yaitu :

Page 22: Laporan Praktikum_kimia Dasar 1_senyawa Biokimia

1. Karbohidrat terdiri dari monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

Protein di sususn oleh asam amino yang membentuk ikatan-ikatan peptida.

2. Warna merah bata positif untuk larutan karbohidrat yang memiliki gula

pereduksi. Warna biru bercampur ungu untuk larutan yang positif

memiliki protein.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.Monosakarida.http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/

2009/0606811/monosakarida.html

Anonim.2010. Struktur Molekul Protein.http://sciencebiotech.net/struktur-

molekul-protein/

Anonim.2011.KarbohidratMonosakarida.http://www.newsmedical.net/health/

Carbohydrate-Monosaccharides-%28Indonesian%29.aspx

Nirmalida,S.2010.BiokimiaKarbohidrat.http://sophianirmalida.blogspot.com

/2010/03/makalah-biokimia-karbohidrat.html

Zulfikar.2010.Oligosakarida.http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

kesehatan/biomolekul/oligosakarida/#

Zulfikar.2010.Polisakarida.http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

kesehatan/biomolekul/polisakarida/