laporan praktikum (laprak) modul kr 01 - disipasi kalor hot wire

Upload: imam-taufiq-ramadhan

Post on 17-Oct-2015

113 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum R-Lab Fisika DasarModul KR 01Disipasi Kalor Hot Wire

TRANSCRIPT

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 1

    Laporan Praktikum

    Nama/NPM : Imam Taufiq Ramadhan/1306370612

    Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Kimia

    Grup : B4

    Nomor & Nama Percobaan : KR01 Disipasi Kalor Hot Wire

    Minggu Percobaan : Pekan 3

    Tanggal Percobaan : Jumat, 14 Maret 2014

    Koordinator Asisten : Rizal Ferdiansyah

    Laboratorium Fisika Dasar

    UPP IPD

    Universitas Indonesia

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 2

    Disipasi Kalor Hot Wire

    I. Tujuan Percobaan

    Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

    II. Peralatan

    1. Kawat pijar (hotwire)

    2. Fan

    3. Voltmeter dan Amperemeter

    4. Adjustable power supply

    5. Camcorder

    6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

    III. Landasan Teori

    Dewasa ini, banyak pekerjaan menggunakan electro-mechanic (semi otomatis) dengan sistem

    robotic (full automatic) seperti penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan

    Computerized Integrated Manufacture (CIM) dan sebagainya. Model apapun yang digunakan

    dalam sistem otomasi pemabrikan sangat tergantung kepada keandalan sistem kendali yang

    berupa sensor atau transduser.

    Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting

    dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah

    sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Besaran masukan

    pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia,

    mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem

    manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih

    dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer.

    Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem yang akan

    disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor berikut ini : (D Sharon, dkk, 1982)

    Linearitas

    Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai

    tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontinyu. Sebagai contoh, sebuah sensor

    panas dapat menghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam kasus seperti

    ini, biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana perubahan keluaran dibandingkan dengan

    masukannya berupa sebuah grafik.

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 3

    Sensitivitas

    Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur.

    Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan perubahan keluaran

    dibandingkan unit perubahan masukan. Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang

    dinyatakan dengan satu volt per derajat, yang berarti perubahan satu derajat pada masukan

    akan menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja

    memiliki kepekaan dua volt per derajat, yang berarti memiliki kepakaan dua kali dari sensor

    yang pertama. Linieritas sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila

    tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran

    keseluruhan.

    Tanggapan Waktu

    Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan

    masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan frekuensi yang jelek adalah sebuah

    termometer merkuri. Masukannya adalah temperatur dan keluarannya adalah posisi merkuri.

    Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam satuan hertz (Hz). [1 hertz

    berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per detik]. Pada frekuensi rendah, yaitu

    pada saat temperatur berubah secara lambat, termometer akan mengikuti perubahan tersebut

    dengan setia.

    Disipasi Energi

    Energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain

    disebut kalor. (Syukri S, 1999).

    Hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut termodinamika.

    Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor,

    kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan

    keadaan (Keenan, 1980). Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi

    dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah

    kalor yang dipindahkan ke sistem (Petrucci, 1987). Hukum kedua termodinamika, yaitu

    membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang

    berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan

    luar. Energi disipasi dapat berarti energi yang hilang dari suatu sistem. Hilang dalam arti berubah

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 4

    menjadi energi lain yang tidak menjadi tujuan suatu sistem (dalam percobaan, energi listrik

    berubah menjadi energi kalor).

    Timbulnya energi disipasi secara alamiah tidak dapat dihindari. Contohnya:

    1. Energi panas yang timbul akibat gesekan. Dalam hal ini, timbulnya gesekan dianggap

    merugikan.

    2. Energi listrik yang terbuang akibat adanya hambatan pada kawat penghantar.

    3. Energi panas pada transformator (trafo). Trafo dikehendaki untuk mengubah tegangan.

    Namun, pada kenyataan, timbul panas pada trafo. Panas inilah yang dianggap sebagai

    energi disipasi.

    Dalam fisika, disipasi mewujudkan konsep sistem dinamis di mana modus mekanis yang

    penting, seperti gelombang atau osilasi, kehilangan energi selama waktu, biasanya karena

    tindakan gesekan atau turbulensi. Energi yang hilang diubah menjadi panas, menaikkan

    temperatur dari sistem. Sistem seperti ini disebut sistem disipasi.

    Hotwire sebagai Sensor Kecepatan Aliran Udara

    Perkembangan teknologi yang cepat dalam peralatan penyensoran telah memungkinkan berbagai

    pengukuran aliran fluida dilakukan dengan berbagai sensor yang memberikan hasil-hasil

    pengukuran yang akurat. Untuk pengukuran berbagai aliran turbulen, salah satu jenis sensor yang

    banyak digunakan adalah hotwire anemometer. Single normal probe adalah suatu tipe hotwire

    yang paling banyak digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran

    dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang

    disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber

    tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi

    energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik

    yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

    P = v i t .........( 1 )

    Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah

    besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai

    resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah perpindahan

    panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan sebagai :

    Overheat ratio =

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 5

    Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).

    Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

    Perkembangan teknologi yang cepat dalam peralatan penyensoran telah memungkinkan berbagai

    pengukuran aliran fluida dilakukan dengan berbagai sensor yang memberikan hasil-hasil

    pengukuran yang akurat. Untuk pengukuran berbagai aliran turbulen, salah satu jenis sensor yang

    banyak digunakan adalah hot-wire anemometer. Sebelum digunakan dalam pengukuran aliran,

    hot-wire anemometer harus dikalibrasi untuk menentukan suatu persamaan respon kalibrasi yang

    menyatakan suatu hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi

    (reference velocity, U). Setelah persamaan respon kalibrasi tersebut diperoleh, kemudian

    informasi kecepatan dalam setiap percobaan utama dapat dievaluasi dengan menggunakan

    persamaan respon tersebut.

    Ada beberapa bentuk persamaan respon kalibrasi berbentuk persamaan linear atau persamaan

    polynomial, di antaranya adalah persamaan simple power-law [1] dan persamaan extended

    power-law [2] yang dapat digunakan dalam konversi data.

    1. Persamaan Simple Power-law

    Persamaan ini diperkenalkan oleh L.V. King dan dirumuskan sebagai berikut:

    E2 = A + BU

    n

    Di mana A dan B merupakan konstanta-konstanta kalibrasi, E merupakan tegangan kawat, n

    merupakan konstanta pangkat, dan U merupakan komponen kecepatan aksial.

    2. Persamaan Extended Power-law

    Persamaan ini diperkenalkan oleh R.G. Siddal dan T.W. Davies yang diformulasikan sebagai

    berikut:

    E2 = A + BU

    n + CU

    dimana A, B, dan C adalah konstanta-konstanta kalibrasi dan n = 0.5.

    Setiap persamaan respon ini memiliki keakurasian yang dihubungkan dengan curve fit yang

    dihasilkan pada suatu rentang kecepatan exit yang digunakan untuk setiap percobaan.

    Keakurasian persamaan respon kalibrasi tersebut ditentukan oleh nilai optimum konstanta

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 6

    pangkat yang dipilih untuk menghasilkan suatu curve fit yang baik. Sehubungan dengan

    keakurasian curve fit dari persamaan respon kalibrasi tersebut, beberapa peneliti telah mengkaji

    keakurasian curve fit dari persamaan simple power-law dengan rentang kecepatan referensi atau

    kecepatan exit yang berbeda-beda untuk menghasilkan nilai optimum konstanta pangkat selain

    nilai optimum (nopt = 0.5) yang disarankan oleh King. King menggunakan rentang kecepatan

    exit moderat dari 1020 meter/detik, sementara Collis dan Williams menyarankan nilai optimum

    konstanta pangkat sebesar 0.45 dengan rentang 0.02 < Re < 44 untuk menghasilkan suatu curve

    fit yang baik. Berbeda dengan para peneliti sebelumnya, Bruun dan Swaminathan, Bacic et al.

    menyarankan nilai optimum sebesar 0.4 0.45 pada kecepatan exit moderat tersebut digunakan

    untuk persamaan simple power-law. Lebih jauh, penelitian awal yang dilakukan oleh Bruun dan

    Tropea menjelaskan bahwa persamaan extended power-law oleh Siddall dan Davies (1972) tidak

    mampu memberikan suatu curve fit yang lebih akurat dibandingkan curve fit dari persamaan

    simple power-law bahkan untuk suatu rentang kecepatan exit yang besar.

    Mempertimbangkan permasalahan pemilihan persamaan respon kalibrasi untuk rentang

    kecepatan exit yang berbeda-beda tersebut, studi ini bertujuan untuk menguji keakurasian curve

    fit kedua persamaan respon tersebut dengan suatu rentang kecepatan exit yang lebih besar.

    Selanjutnya, hasil pengujian yang diperoleh digunakan sebagai referensi pemilihan persamaan

    respon kalibrasi yang tepat dalam pengukuran aliran jet terpulsasi. Peningkatan akurasi

    persamaan respon yang dipilih dapat dilakukan dengan menggunakan metode look-up table.

    Parameter-parameter yang dievaluasi meliputi normalized standard deviation, u dan sum of

    errors squared (SES). Kalibrasi dilakukan pada single normal hotwire probe untuk pengukuran

    kecepatan satu komponen (axial velocity).

    Sistem hot-wire anemometer yang digunakan meliputi sebuah single normal hot-wire probe,

    DISA 55M01 main unit, 55M11 CTA booster adapter, dan 55M05 power pack. Probe yang

    digunakan dioperasikan dalam suatu mode temperatur konstan untuk menyediakan respon

    frekuensi yang lebih tinggi. Dalam mode temperatur konstan, resistansi kawat, Rw dipertahankan

    konstan untuk memfasilitasi respon sesaat dari sensor inersia termal terhadap berbagai perubahan

    dalam kondisi aliran.

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 7

    Kawat pada probe adalah suatu kawat single normal yang terbuat dari material Sigmond Cohn

    alloy 851 (79%Pt, 15%Rh, and 6%Ru). Kawat probe ini memiliki kekuatan tarik maksimum,

    koefisien temperatur dari resistivity dan resistivity masing-masing sebesar 1.724x106 kPa,

    0.7x10-3 oC-1, dan 30x106 cm. Panjang kawat adalah 2 mm dengan diameter, dw berukuran

    10.16 m.

    Ada 3 macam metode yang dapat digunakan dalam pengoperasian hotwire, yaitu constant

    current anemometer (CCA), constant temperature anemometer (CTA), dan constant voltage

    anemometer (CVA). Prinsip CTA adalah mempertahankan suhu konstan di atas suhu

    lingkungan. Daya atau panas yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu sensor agar konstan

    digunakan untuk menghitung keceptan angin. Untuk Constant Current Anemometer (CCA)

    perubahan kecepatan angin tergantung nilai resistansi sensor dan daya yang diberikan pada

    sensor selalu tetap. Keuntungan metode ini adalah distorsi elektronik sangan kecil terutama pada

    frekuensi yang sangat tinggi dan respon suhu tegangan yang linear. Sedangkan CVA adalah

    metoda yang saat ini sedang dikembangkan, di mana prinsip CVA sangat dipengaruhi oleh

    tegangan yang mengalir melalui kawat.

    Metode CTA

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 8

    Metode CCA

    Metode CVA

    Single normal probe dan Tabung Pitot diletakkan tegak lurus terhadap arah aliran dengan

    menggunakan angle calibrator kira-kira 1 diameter downstream di depan aparatus steady jet.

    Jarak antara probe dan Tabung Pitot adalah 4 mm untuk menghindari efek interferensi aliran

    antara satu sama lain. Posisi 1 diameter ini untuk memfasilitasi intensitas turbulensi yang rendah

    dan proses ekuilisasi antara tekanan statis, ps dan tekanan atmosfer, patm. Rentang kecepatan

    exit yang digunakan adalah dari 2 sampai dengan 80 meter/detik untuk memberikan kecepatan

    exit maksimum melebihi 50 meter/detik sebagaimana diharapkan untuk kecepatan exit pada

    aliran jet terpulsasi. Rentang kecepatan exit ini dibagi menjadi 10 kecepatan exit yang berbeda

    yang berselisih sama untuk setiap dua kecepatan yang berurutan: Heater dan pulsed jet nozzle.

    Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur ambient

    dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan.

    Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 0,

    70, 110, 150, dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.

    Konveksi

    Konveksi adalah proses di mana kalor ditransfer dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke

    tempat yang lain. Sementara konduksi hanya melibatkan molekul (dan/atau elektron) yang hanya

    bergerak dalam jarak yang kecil dan bertumbukan, konveksi melibatkan pergerakan molekul

    dalam jarak yang besar. Tungku dengan udara yang dipaksa, di mana udara dipanaskan, dan

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 9

    kemudian ditiup oleh kipas angin ke dalam ruangan, merupakan satu contoh konveksi yang

    dipaksakan. Konveksi alami juga terjadi, dan satu contoh yang banyak dikenal adalah bahwa

    udara panas akan naik. Misalnya, udara di atas radiator (atau pemanas jenis lainnya) memuai

    pada saat dipanaskan, dan kerapatannya akan berkurang; karena kerapatan menurun, udara

    tersebut naik, sama seperti sebatang kayu yang diceburkan ke dalam air akan terapung ke atas

    karena massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis air. Air samudra yang hangat atau dingin,

    seperti Gulf Stream yang sejuk, menunjukkan konveksi alami dalam skala besar. Angin

    merupakan contoh konveksi yang lain, dan cuaca pada umumnya merupakan hasil dari arus

    udara yang konvektif.

    IV. Prosedur Percobaan

    Percobaan kali ini adalah percobaan R-Lab. Oleh karena itu, percobaan dilakukan secara online

    dengan bantuan perangkat percobaan elektronik yang terdapat di laboratorium percobaan KR01

    Departemen Fisika Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Prosedur percobaan untuk percobaan

    disipasi kalor hotwire adalah sebagai berikut:

    1. Mengaktifkan "web cam" dengan meng-klik

    gambar video pada halaman web R-Lab

    2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s

    , dengan meng-klik pilihan drop down pada gambar atur

    kecepatan aliran

    3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan

    meng-klik radio button pada gambar menghidupkan

    power supply kipas

    4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik gambar

    ukur.

    5. Mengulang kembali langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan yang berbeda, yaitu 70 , 110 ,

    150 , 190 dan 230 m/s.

    V. Hasil dan Evaluasi

    Pada percobaan "Disipasi Kalor Hotwire", kecepatan angin diubah-ubah sebanyak enam kali.

    Kecepatan angin yang diujikan adalah sebesar 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, hingga

    230 m/s. Data berikut adalah hasil percobaan yang diperoleh. Dari data tersebut kita dapat

    memperoleh grafik hubungan antara "Tegangan Hotwire dan Waktu" untuk setiap kecepatan

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 10

    aliran udara dan hubungan antara "Rata-Rata Tegangan Hotwire dan Kecepatan Aliran Angin"

    pada masing-masing percobaan. Lalu, kita dapat menghitung persamaan garis sebagai literatur

    untuk sebaran nilai perolehan data percobaan.

    V.1. Hasil Percobaan & Grafik Hubungan antara Waktu (s) dan Tegangan (volt)

    Grafik 1

    Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin 0 m/s

    Grafik 2

    Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin 70 m/s

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kecepatan Angin (m/s) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Tegangan/V-HW (Volt) 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112

    Kuat Arus/I-HW (Ampere) 53.9 53.9 53.9 53.9 54 54.2 54.3 54.2 54 53.9

    y = 0.0218x + 53.9 R = 0.1818

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Nilai

    Waktu (s)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kecepatan Angin (m/s) 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

    Tegangan/V-HW (Volt) 2.066 2.065 2.063 2.064 2.062 2.062 2.062 2.062 2.064 2.063

    Kuat Arus/I-HW (Ampere) 54.7 54.2 54 54.1 54.6 55.1 54.8 54.3 54.1 54

    y = -0.0003x + 2.0648 R = 0.339

    y = -0.0176x + 54.487 R = 0.0192

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    Nilai

    Waktu (s)

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 11

    Grafik 3

    Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin 110 m/s

    Grafik 4

    Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin 150 m/s

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kecepatan Angin (m/s) 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110

    Tegangan/V-HW (Volt) 2.047 2.046 2.047 2.046 2.046 2.045 2.047 2.045 2.046 2.046

    Kuat Arus/I-HW (Ampere) 54.2 54.7 55.2 55.5 55.1 54.5 54.2 54.2 54.4 54.9

    y = -0.0001x + 2.0467 R = 0.1787

    y = -0.0321x + 54.867 R = 0.0432

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Nilai

    Waktu (s)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kecepatan Angin (m/s) 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150

    Tegangan/V-HW (Volt) 2.039 2.04 2.039 2.039 2.04 2.039 2.039 2.04 2.04 2.04

    Kuat Arus/I-HW (Ampere) 55.5 55.4 54.6 54.2 54.5 55.3 55.5 54.7 54.2 54.4

    y = 8E-05x + 2.0391 R = 0.2048

    y = -0.0794x + 55.267 R = 0.1999

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    Nilai

    Waktu (s)

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 12

    Grafik 5

    Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin 190 m/s

    Grafik 6

    Hasil Percobaan dengan Kecepatan Angin 230 m/s

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kecepatan Angin (m/s) 190 190 190 190 190 190 190 190 190 190

    Tegangan/V-HW (Volt) 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.036 2.037 2.037 2.037

    Kuat Arus/I-HW (Ampere) 55.2 55.7 55.4 54.7 54.3 54.3 54.6 55.2 55.7 55.5

    y = 0.0001x + 2.0356 R = 0.6364

    y = 0.0085x + 55.013 R = 0.0022

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    200

    Nilai

    Waktu (s)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Kecepatan Angin (m/s) 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230

    Tegangan/V-HW (Volt) 2.034 2.034 2.034 2.034 2.035 2.034 2.034 2.034 2.034 2.035

    Kuat Arus/I-HW (Ampere) 54.3 54.6 55.3 55.8 55.4 54.7 54.3 54.3 54.6 55.2

    y = 5E-05x + 2.0339 R = 0.1212

    y = -0.0127x + 54.92 R = 0.0052

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    Nilai

    Waktu (s)

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 13

    V.2. Grafik Hubungan antara Tegangan (volt) & Kecepatan Aliran Angin (m/s)

    Grafik 7

    V.3. Persamaan Tegangan Hotwire

    Tabel 1

    Pengukuran Ke- Kec. Angin (m/s) (xi) V-HW (Volt) (yi) Xi2 Yi

    2 xiyi

    1 0 2.112 0 4.460544 0

    2 70 2.0633 4900 4.25720689 144.431

    3 110 2.0461 12100 4.18652521 225.071

    4 150 2.0395 22500 4.15956025 305.925

    5 190 2.0363 36100 4.14651769 386.897

    6 230 2.0342 52900 4.13796964 467.866

    Total 750 12.3314 128500 25.34832368 1530.19

    m =

    =

    =

    0 70 110 150 190 230

    Tegangan/V-HW (Volt) 2.112 2.0633 2.0461 2.0395 2.0363 2.0342

    y = 0.0052x2 - 0.0497x + 2.1511 R = 0.9592

    1.98

    2

    2.02

    2.04

    2.06

    2.08

    2.1

    2.12

    N

    i

    l

    a

    i

    Kecepatan Angin (m/s)

    Tegangan/V-HW (Volt) Poly. (Tegangan/V-HW (Volt))

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 14

    =

    = -3.233 x 10-4

    b =

    =

    =

    =

    = 2.09565

    Jadi, persamaan tegangan hotwire-nya adalah y = -0.0003233x + 2.09565

    V.4 Analisis Kesalahan Literatur dan Penentuan Validitas Persamaan sebagai Panduan

    Setelah itu kita dapat mencari kesalahan pada perhitungan dengan rumusan sebagai berikut:

    b = y

    dengan

    y = (

    )

    =

    (

    )

    = (

    )

    =

    = 0.01403

    sehingga

    b = 0.01403

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 15

    = 0.01403

    = 0.01403

    = (0.01403)(0.78505)

    = 0.01101

    Selanjutnya, dari hasil perhitungan ini kita dapat menghitung besarnya kesalahan dari

    perhitungan, yaitu:

    TK =

    x 100%

    =

    x 100%

    = 0.525%

    Dari keseluruhan perhitungan di atas, kita dapat menghitung besarnya kecepatan angin dengan

    memasukkan data tegangan yang terukur pada hot wire ke dalam persamaan yang telah kita

    peroleh. Namun, persamaaan tersebut tidak dapat dijadikan panduan pada percobaan pada setiap

    percobaan hot wire karena nilai resistensi kawat yang kemungkinan besar berbeda. Tetapi, hot

    wire memiliki kemungkinan besar untuk menjadi sebagai pengukur kecepatan angin pada setiap

    percobaan hot wire karena memiliki tingkat kesalahan literatur yang sangat kecil dan memang

    sudah digunakan pada percobaan hot wire pada umumnya. Sebagai tambahan, kita juga dapat

    menentukan besarnya kecepatan angin dengan persamaan polinomial, selain menggunakan

    persamaan linear, yang kita dapatkan dari grafik hubungan antara tegangan dan kecepatan angin.

    Persamaan polinomial dapat kita lihat pada Grafik 7, yaitu:

    y = 0.0052x2-0.0497x+2.1511

    Persamaan ini didapatkan langsung melalui program regresi yang terdapat pada microsoft excel.

    VI. Analisis

    Bagian ini merupakan bagian analisis dari percobaan Disipasi Kalor Hot Wire yang telah

    praktikan lakukan sebelumnya pada R-Lab. Analisis ini meliputi analisis percobaan, hasil, dan

    grafik. Pada bagian analisis percobaan, akan dijelaskan mengenai faktor-faktor yang

    memengaruhi hasil atau data pengamatan selama percobaan berlangsung. Pada bagian analisis

    hasil, akan dianalisis data-data pengamatan dan telah diolah pada pengolahan data yang

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 16

    merupakan hasil dari percobaan, apakah data-data tersebut sudah sesuai dengan literatur yang

    telah praktikan pelajari sebelumnya atau belum akan dianalisis pula kesalahan-kesalahan yang

    terjadi selama percobaan berlangsung. Selain itu tujuan percobaan akan diketahui apakah telah

    terpenuhi atau tidak. Pada bagian analisis grafik, grafik yang merupakan hasil dari data

    pengamatan akan dicoba untuk dianalisis. Dari analisis grafik tersebut, akan diketahui besar

    kesalahan relatif yang terdapat pada data-data pengamatan hasil percobaan.

    1) Analisis Percobaan

    Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan R-Lab di mana praktikum dilakukan

    secara remote. Praktikan dapat mengakses percobaan yang diperlukan melalui sebuah komputer

    dengan bantuan jaringan internet. Pertama-tama, praktikan menyetel kecepatan aliran menjadi

    sebesar 0 m/s. Kemudian, setelah menyetel kecepatan aliran sebesar 0 m/s, motor penggerak

    kipas harus dinyalakan. Hal ini dilakukan untuk menggerakkan kipas agar berputar, dan

    menghasilkan kecepatan sebesar 0 m/s (walaupun pada kenyataannya kipas tidak bergerak).

    Untuk menggerakkan motor kipas, kita harus mengklik radio button pada icon menghidupkan

    power supply kipas. Jika kita tidak mengklik radio button tersebut, maka secara otomatis kipas

    tidak akan berputar dan menghasilkan kecepatan yang kita inginkan, sehingga percobaan

    mengalami kegagalan, yang mengakibatkan data yang diambil juga mengalami kesalahan. Untuk

    mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire, kita bisa melakukannya dengan mengklik

    icon ukur. Setelah mengklik tombol ukur maka akan terjadi pergerakan kipas dan perubahan

    tegangan. Setelah menunggu selama beberapa detik, maka akan muncul data yang meliputi

    waktu, kecepatan aliran, tegangan, dan arus yang dihasilkan. Percobaan dilanjutkan dengan

    mengubah kecepatan aliran menjadi 70, 110, 150, 190, dan 230 m/s, dengan prosedur yang sama

    seperti prosedur di atas.

    Salah satu kelemahan dari percobaan dengan system R-Lab adalah praktikan tidak mengetahui

    kondisi lingkungan di sekitar lingkungan percobaan. Padahal perbedaan waktu dalam melakukan

    percobaan sangat mempengaruhi hasil percobaan. Data menjadi kurang akurat karena percobaan

    dilakukan pada system (lingkungan) yang berbeda. Untuk melakukan percobaan juga hanya

    disediakan satu server untuk setiap jenis percobaan yang artinya bahwa hanya ada satu user yang

    dapat mengakses percobaan tersebut. Hal ini menyebabkan praktikan untuk mengantri lama

    karena R-Lab selalu dalam status sedang digunakan. Selain itu, hal-hal seperti putusnya koneksi

    internet saat berlangsungnya percobaan sangat mempengaruhi hasil percobaan.

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 17

    Saat melakukan prosedur percobaan, terdapat beberapa gejala fisis yang memengaruhi data

    pengamatan hasil percobaan. Gejala-gejala fisis tersebut adalah: Perubahan kondisi lingkungan

    setiap kali percobaan dilangsungkan pada waktu yang berbeda. Praktikan tidak dapat

    menentukan kondisi seperti apa yang dapat menghasilkan data pengamatan yang tepat ataupun

    akurat. Praktikan juga tidak mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan percobaan. Pada

    percobaan ini, praktikan diberi kebebasan untuk melakukan percobaan kapan saja, entah itu

    siang, di mana suhu lingkungan tinggi; entah itu malam ataupun pagi, di mana suhu lingkungan

    saat itu lebih rendah dibandingkan suhu lingkungan pada siang hari.

    2) Analisis Hasil

    Pada percobaan Disipasi Kalor Hot Wire ini dilakukan 6 kali percobaan dengan kecepatan aliran

    fan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh waktu terhadap tegangan

    pada hot wire pada kecepatan tertentu dan bagaimana pengaruh waktu terhadap tegangan rata.

    Tegangan di dalam kawat akan menghasilkan energi listrik yang akan didisipasi oleh kawat

    menjadi energi kalor sehingga kawat akan menjadi panas. Kalor tersebut nantinya digunakan

    untuk mempertahankan suhu sensor agar konstan guna menghitung kecepatan angin dalam

    percobaan tersebut. Sedangkan perubahan kecepatan angin tergantung nilai resistansi sensor.

    Selain itu, percobaan ini juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara kecepatan

    aliran udara dengan arus listrik. Ketika udara dihembuskan kepada probe, makan nilai resistansi

    kawat akan berubah sehingga mengubah besarnya nilai arus listrik yang mengalir. Semakin cepat

    udara mengalir, maka perubahan nilai arus listrik yang mengalir berubah dan nilai resistansi

    menjadi semakin besar.

    Data yang diperoleh dari percobaan ini meliputi waktu, kecepatan, tegangan, dan arus yang

    merupakan data yang telah dicetak oleh sistem.. Dari data yang terlihat, terdapat beberapa data

    yang tidak berada dalam suatu kecenderungan untuk berada dalam satu nilai. Selisih data yang

    keluar dari kecenderungan untuk berada dalam satu nilai itu memang tidak terlalu jauh. Akan

    tetapi, data tersebut merupakan data yang kurang baik, yang dapat mengakibatkan hasil yang

    diperoleh tidak akurat. Dalam menganalisis data ini, praktikan tidak dapat menganalisis

    penyebab secara fisis, apa-apa yang menyebabkan timbulnya nilai-nilai yang keluar dari

    kecenderungan tersebut, karena praktikan tidak melakukan percobaan secara langsung.

    Dari hasil yang diperoleh, didapat nilai tingkat kesalahan relatif adalah 0,525%. Hal ini

    menunjukkan bahwa data yang diperoleh praktikan sangat baik karena kesalahan relatif yang

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 18

    kurang dari 5%, bahkan hanya 0,525 angka di atas 0% - yang merupakan standar saat tidak

    terjadi kesalahan.

    3) Analisis Grafik

    Pada percobaan ini, terdapat tujuh buah grafik, yaitu enam buah grafik yang menghubungkan

    waktu dengan tegangan untuk tiap-tiap kecepatan aliran udara, sedangkan satu grafik yang lain

    merupakan grafik yang menghubungkan tegangan dengan kecepatan aliran udara. Dari ke-enam

    grafik yang merupakan grafik tegangan vs waktu, bisa terlihat bahwa terdapat simpangan yang

    cukup jauh untuk kecepatan aliran udara dari 70 m/s sampai dengan 230 m/s. Akan tetapi, hal ini

    hanya dikarenakan skala pada sumbu y yang digunakan dalam grafik ini sangat kecil, sehingga

    grafik yang ditampilkan seolah-olah memiliki simpangan yang besar. Jika kita memperbesar

    skala pada sumbu y, maka grafik yang dihasilkan hampir berbentuk garis lurus yang sejajar

    dengan sumbu x. Simpangan yang terjadi ini, dikarenakan kumpulan data yang dihasilkan, ada

    sebagian data yang keluar dari kecenderungan, sebagaimana seperti yang telah dijelaskan pada

    analisis data di atas. Pada grafik yang menggambarkan hubungan antara kecepatan aliran dengan

    tegangan, dapat terlihat bahwa kecepatan aliran udara berbanding terbalik dengan tegangan.

    Hal ini dapat terlihat dari persamaan grafik yang di dapat dari metode least square yaitu:

    y = -0.0003233x + 2.09565

    Pada persamaan grafik di atas, gradiennya bernilai negatif, sehingga grafik akan terus turun

    seiring dengan bertambahnya tegangan (kecepatan aliran udara berbanding terbalik dengan

    tegangan). Persamaan y = -0.0003233x + 2.09565 didapat dengan menggunakan metode least-

    square, untuk membuat persamaan umum grafik tersebut dengan jarak simpangan yang sangat

    kecil. Gradien (m) dan nilai konstanta (b), Dengan x pada kasus ini adalah tegangan, dan y

    adalah kecepatan aliran angin.

    Sebagai penjelasan tambahan, grafik tegangan terhadap waktu menunjukkan hubungan antara

    tegangan dan waktu yang diberikan pada kecepatan angin yang berbeda-beda sesuai dengan

    prosedur percobaan. Pada grafik ini, waktu berfungsi sebagai variabel X dan tegangan

    didefinisikan sebagai variabel Y menunjukkan bahwa kecepatan angin yang diberikan oleh fan

    tetap, sehingga semakin lama angin bertiup maka energi kalor menjadi lebih kecil. Jadi, nilai dari

    tegangan listrik akan menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan waktu yang ada. Penurunan

    ini terjadi karena ada disipasi dari kalor hotwire yang terjadi pada kecepatan angin tertentu.

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 19

    Pada grafik kedua hubungan kecepatan aliran angin dengan tegangan, praktikan mendapat juga

    suatu perbandingan negatif antara tegangan dan kecepatan aliran angin. Hampir sama dengan

    hubungan waktu, grafik ini memperlihatkan bahwa semakin besar kecepatan aliran angin, maka

    akan makin menurun tegangan listrik. Untuk grafik hubungan ini, praktikan membuat dua grafik

    yang keduanya menggambarkan hubungan kecepatan aliran angin dengan tegangan kawat hot

    wire dengan konteks grafik yang berbeda. Pada grafik yang pertama menghubungkan tegangan

    dengan masing-masing kecepatan aliran angin dan grafik kedua menghubungkan dengan

    kecepatan rata-rata.

    VII. Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat kita ambil melalui percobaan ini didasarkan pada tujuan adalah sebagai

    berikut:

    1. Hot wire dapat digunakan sebagai sensor kecepatan aliran udara dengan cara

    menggunakan kawat sebagai sensor. Cara kerjanya dengan masing-masing ujung

    hotwire dihubungkan ke sebuah sumber tegangan supaya energi listrik dapat mengalir

    pada hotwire tersebut. Energi listrik ini akan didisipasi oleh hotwire menjadi kalor.

    Kalor tersebut untuk mempertahankan suhu sensor agar konstan guna menghitung

    kecepatan angin.

    2. Grafik menunjukkan bahwa nilai tegangan semakin kecil pada kecepatan angin yang

    semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin besar angin yang diberikan, maka

    gradian temperature yang melewati probe pun juga semakin besar sehingga

    menyebabkan kehilangan kalor yang lebih besar.

    3. Persamaan linear y = ax + b yang ada pada grafik umumnya a bernilai negatif yang

    menunjukkan bahwa nilai y dari percobaan tersebut semakin lama semakin kecil

    seiring dengan penambahan nilai x.

    1. Semakin besar kecepatan angin, semakin kecil tegangan yang akan dihasilkan.

    2. Resistansi yang semakin besar dalam tegangan yang digunakan akan semakin besar

    sesuai dengan penambahan kecepatan angina yang ada.

    3. Energi listrik yang dihasilkan oleh tegangan dan arus dan perubahan suhu yang

    terjadi mengakibatkan energi kalor pada hotwire.

  • KR 01 Disipasi Kalor Hot Wire Halaman 20

    VIII. Referensi

    1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engineers, Third Edition, Prentice Hall, NJ,

    2000.

    2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John

    Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.