jurnal reading stase anak

3
Paracetamol use in early life and asthma: prospective birth cohort study Adrian J Lowe, research fellow,1,2 John B Carlin, director of Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit,1,2 Catherine M Bennett, associate professor,2 Clifford S Hosking, paediatric allergist,3 Katrina J Allen, paediatric gastroenterologist/allergist,1 Colin F Robertson, respiratory physician,1 Christine Axelrad, research nurse,1 Michael J Abramson, deputy head of department,4 David J Hill, senior consultant allergist,1 Shyamali C Dharmage, principal research fellow1,2 ABSTRACT Objective To determine if use of paracetamol in early life is an independent risk factor for childhood asthma. Design Prospective birth cohort study. Setting Melbourne Atopy Cohort Study. Participants 620 children with a family history of allergic disease, with paracetamol use prospectively documented on 18 occasions from birth to 2 years of age, followed until age 7 years. Main outcome measures The primary outcome was childhood asthma, ascertained by questionnaire at 6 and 7 years. Secondary outcomes were infantile wheeze, allergic rhinitis, eczema, and skin prick test positivity. Results Paracetamol had been used in 51% (295/575) of children by 12 weeks of age and in 97% (556/575) by 2 years. Between 6 and 7 years, 80% (495/620) were followed up; 30% (148) had current asthma. Increasing frequency of paracetamol use was weakly associated with increased risk of childhood asthma (crude odds ratio 1.18, 95% confidence interval 1.00 to 1.39, per doubling of days of use). However, after adjustment for frequency of respiratory infections, this association essentially disappeared (odds ratio 1.08, 0.91 to 1.29). Paracetamol use for non-respiratory causes was not associated with asthma (crude odds ratio 0.95, 0.81 to 1.12). Conclusions In children with a family history of allergic diseases, no association was found between early paracetamol use and risk of subsequent allergic disease after adjustment for respiratory infections or when paracetamol use was restricted to non-respiratory tract infections. These findings suggest that early paracetamol use does not increase the risk of asthma. PENDAHULUAN Parasetamol (acetaminophen) adalah analgesik yang paling umum digunakan pada anak. 1 Beberapa bukti menunjukkan bahwa konsumsi parasetamol pada awal kehidupan mungkin menyebabkan asma, eksim, dan rhinitis alergi pada anak- anak . 2-7 Mengingat banyaknya kasus asma saat ini , 10 jika parasetamol merupakan penyebab asma penggunaannya perlu segera dievaluasi kembali, khususnya di dua tahun pertama kehidupan selama perkembangan paru. Beberapa bukti menunjukkan bahwa konsumsi parasetamol pada awal kehidupan mungkin menyebabkan asma, eksim, dan rhinitis alergi pada anak-anak . 2-7 Paparan parasetamol dapat meningkatkan stres oksidatif pada pernapasan dengan menghabiskan glutathione di paru-paru, 8 dengan demikian dapat meningkatkan inflamasi pada jalan napas dan bronkokonstriksi. 2 Penurunan konsentrasi glutathione juga dapat merangsang dari sel T Helper tipe 1 respon terhadap jenis sel T helper 2 respon dengan memproduksi sitokin yang dapat membantu merangsang menjadi penyakit alergi. METODE Penelitian ini menggunakan metode study kohort prospektif randomised trial di Melbourne , Australia. Kami membandingkan jumlah hari penggunaan parasetamol dalam dua tahun pertama kehidupan, untuk alasan apapun dan untuk setiap kategori, antara anak-anak yang berpotensi asma dan orang- orang yang tidak menderita asma. Pada penelitian ini terdapat kriterian

Upload: izza-ayudia-hakim

Post on 14-May-2017

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Reading Stase Anak

Paracetamol use in early life and asthma: prospective birthcohort study

Adrian J Lowe, research fellow,1,2 John B Carlin, director of Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit,1,2Catherine M Bennett, associate professor,2 Clifford S Hosking, paediatric allergist,3 Katrina J Allen, paediatricgastroenterologist/allergist,1 Colin F Robertson, respiratory physician,1 Christine Axelrad, research nurse,1

Michael J Abramson, deputy head of department,4 David J Hill, senior consultant allergist,1 Shyamali CDharmage, principal research fellow1,2

ABSTRACTObjective To determine if use of paracetamol in early life is an independent risk factor for childhood asthma.Design Prospective birth cohort study. Setting Melbourne Atopy Cohort Study.Participants 620 children with a family history of allergic disease, with paracetamol use prospectively documented on 18 occasions from birth to 2 years of age, followed until age 7 years. Main outcome measures The primary outcome was childhood asthma, ascertained by questionnaire at 6 and 7 years. Secondary outcomes were infantile wheeze, allergic rhinitis, eczema, and skin prick test positivity. Results Paracetamol had been used in 51% (295/575) of children by 12 weeks of age and in 97% (556/575) by 2 years. Between 6 and 7 years, 80% (495/620) were followed up; 30% (148) had current asthma. Increasing frequency of paracetamol use was weakly associated with increased risk of childhood asthma (crude odds ratio 1.18, 95% confidence interval 1.00 to 1.39, per doubling of days of use). However, after adjustment for frequency of respiratory infections, this association essentially disappeared (odds ratio 1.08, 0.91 to 1.29). Paracetamol use for non-respiratory causes was not associated with asthma (crude odds ratio 0.95, 0.81 to 1.12). Conclusions In children with a family history of allergic diseases, no association was found between early paracetamol use and risk of subsequent allergic disease after adjustment for respiratory infections or when paracetamol use was restricted to non-respiratory tract infections. These findings suggest that early paracetamol use does not increase the risk of asthma.

PENDAHULUANParasetamol (acetaminophen) adalah analgesik yang paling umum digunakan pada anak.1 Beberapa bukti menunjukkan bahwa konsumsi parasetamol pada awal kehidupan mungkin menyebabkan asma, eksim, dan rhinitis alergi pada anak-anak .2-7 Mengingat banyaknya kasus asma saat ini , 10 jika parasetamol merupakan penyebab asma penggunaannya perlu segera dievaluasi kembali, khususnya di dua tahun pertama kehidupan selama perkembangan paru. Beberapa bukti menunjukkan bahwa konsumsi parasetamol pada awal kehidupan mungkin menyebabkan asma, eksim, dan rhinitis alergi pada anak-anak .2-7 Paparan parasetamol dapat meningkatkan stres oksidatif pada pernapasan dengan menghabiskan glutathione di paru-paru, 8dengan demikian dapat meningkatkan inflamasi pada jalan napas dan bronkokonstriksi.2 Penurunan konsentrasi glutathione juga dapat merangsang dari sel T Helper tipe 1 respon terhadap jenis sel T helper 2 respon dengan memproduksi sitokin yang dapat membantu merangsang menjadi penyakit alergi.

METODEPenelitian ini menggunakan metode study kohort prospektif randomised trial di Melbourne , Australia. Kami membandingkan jumlah hari penggunaan parasetamol dalam dua tahun pertama kehidupan, untuk alasan apapun dan untuk setiap kategori, antara anak-anak yang berpotensi asma dan orang-orang yang tidak menderita asma. Pada penelitian ini terdapat kriterian inklusi : 1.) Bayi yang keluarga pertama mereka mempunyai eksim,asma,rhinitis alergi atau alergi makanan yang berat. 2.) 620 anak-anak dengan keluarga yang memiliki riwayat alergi , dengan penggunaan parasetamol prospektif yang mereka catat 18 kali dari lahir sampai umur 2 tahun. Pengambilan data diambil, setelah kelahiran bayi, perawat alergi yang telah dilatih (CA) melakukan survei lewat telepon setiap empat minggu sampai usia 64 minggu dan kemudian pada 78 minggu dan pada usia 2 tahun (total 18 kali). Setiap survei mendokumentasikan berbagai penyakit sejak wawancara sebelumnya dan paparan melalui mulut terhadap makanan atau obat-obatan, termasuk parasetamol. Jumlah banyaknya pemberian, penggunaan setiap harinya, dan untuk alasan administrasi parasetamol dicatat pada setiap pemberian. Wawancara telepon yang dilakukan setiap tahunnya berlangsung dari usia 3 sampai 7 tahun. Kami membandingkan jumlah hari penggunaan parasetamol dalam dua tahun pertama kehidupan, untuk alasan apapun dan untuk setiap kategori, antara anak-anak yang berpotensi asma dan orang-orang yang tidak menderita asma.

HASILDari 620 bayi atopi di Melbourne dengan Cohort Study, 575 (92,7%) diikuti sampai usia 2 tahun (25 yang tidak mengikuti follow up, 14 menolak menjadi partisipan, dan 6 yang tidak terjawab pada 2 tahun tapi bergabung penelitian setelah kali ini). Sebanyak 495 (79,8%) yang lengkap menyelesaikan follow up pada 6 atau 7 tahun, atau keduanya (88 hilang, 37 menolak menjadi partisipan). Anak-anak yang tidak di follow up kami secara sistematis tidak berbeda dalam hal paparan parasetamol atau tanda-tanda awal penyakit alergi (infantile mengi, eksim, dan reaktivitas skin prick test) (data tersedia atas permintaan). Rincian demografi Melbourne Atopi Cohort sebelumnya telah dilaporkan. Kami tidak menemukan bukti adanya hubungan antara penggunaan

Page 2: Jurnal Reading Stase Anak

parasetamol untuk penyakit non-pernapasan (kategori 4) dan risiko dari setiap hasil penyakit alergi (tabel 3 dan 5, gambar 2).

DISKUSIKami tidak menemukan bukti seperti penyesuaian untuk riwayat infeksi awal, atau ketika terbatas

pada penggunaan parasetamol untuk non penyakit saluran pernapasan. Selain itu, meskipun penggunaan parasetamol untuk menurunkan infeksi saluran pernapasan dan mengi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit alergi, meningkatkan hari penggunaan untuk indikasi ini tidak meningkatkan risiko penyakit alergi. Kami menyimpulkan bahwa penggunaan parasetamol dalam kehidupan awal bukan merupakan faktor risiko independen untuk anak asma.

Data kami konsisten (95% confidence interval) dengan sebuah rasio odds yang disesuaikan antara 0.76 dan 1.26 untuk substansial peningkatan paparan parasetamol untuk indikasi nonrespiratory (paparan bergeser dari 4 hari (25 sentil) sampai 11 hari (sentil ke-75), berdasarkan rasio odds yang disesuaikan dalam tabel 5). Untuk jumlah penggunaan parasetamol (terlepas dari indikasi), ketika dinyatakan dalam kisaran interkuartil, interval kepercayaan 95% untuk rasio odds yang disesuaikan dengan hasil yang sama adalah 0.87-1.44.

Data dari penelitian ini memiliki beberapa kekuatan penting dalam menilai hubungan antara paparan untuk parasetamol pada awal kehidupan dan risiko alergi pada anak. Desain prospektif, dengan penilaian paparan yang sering dan tanda-tanda awal penyakit alergi, menghilangkan potensi recall bias yang bisa terjadi pada desain retrospektif.Pencatatan indikasi untuk penggunaan, membuat kemungkinan untuk menyimpulkan adanya kerancuan dalam gabungan yang masih kasar ini.

KESIMPULANPada anak-anak dengan riwayat keluarga yang mempunyai penyakit alergi , tidak ada hubungan yang

ditemukan antara penggunaan awal pada parasetamol dan risiko penyakit alergi berikutnya setelah terjadinya perbaikan untuk infeksi saluran pernapasan atau ketika penggunaan parasetamol dibatasi untuk saluran infeksi non-pernapasan. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan parasetamol dini tidak meningkatkan risiko terjadinya asma.