i. pendahuluan 1.1. latar belakang - kementerian...
TRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Visi pembangunan pertanian mengacu pada visi Kabinet Kerja yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”, dengan demikian visi dari Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya
Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan
Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk
Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”.
Misi pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan visi di atas adalah dengan
(1) mewujudkan kedaulatan pangan, (2) mewujudkan sistem pertanian bioindustri
berkelanjutan, (3) mewujudkan kesejahteraan petani dan (4) mewujudkan reformasi
birokrasi.
Sebagai penjabaran dari visi misi tersebut, maka tujuan pembangunan pertanian
yang ingin dicapai adalah (1) meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk
mewujudkan kedaulatan pangan, (2) meningkatkan nilai tambah dan daya saing
produk pangan dan pertanian, (3) meningkatkan ketersediaan bahan baku
bioindustri dan bioenergi, (4) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
dan (5) meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah bidang pertanian yang
amanah dan profesional.
Sasaran strategis yang merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam
pencapaian tujuan tersebut di atas adalah dengan (1) swasembada padi, jagung dan
kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula, (2) peningkatan diversifikasi
pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi
pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan
bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani dan (6) akuntabilitas kinerja
aparatur pemerintah yang baik.
Pelaksanaan sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2015 dituangkan dalam
Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2015 yang dapat dilihat pada
tabel berikut.
2
Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian 2015
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
1 Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula
1. Produksi Padi (Juta Ton GKG) 2. Produksi Jagung (Juta Ton Pipilan Kering) 3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 4. Produksi Gula Tebu (Juta Ton Hablur) 5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau (Juta Ton
Daging)
73,40 20,31 1,20 2,97 0,55
2 Peningkatan diversifikasi pangan
Skor Pola Pangan Harapan 84,1
3 Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
10,00
-5,00
4 Peningkatan pendapatan keluarga petani
PDB Pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian (Rp Juta)
8,30
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk:
1.2.1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capain
Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan IV Tahun 2015.
1.2.2. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan Pemantauan
dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan IV
Tahun 2015.
1.2.3. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan
dalam rangka perencanaan Pembangunan Pertanian ke depan.
1.3. Ruang Lingkup Laporan
Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan
Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian
Triwulan IV Tahun 2015.
3
II. CAPAIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2015 merupakan penjabaran
dari sasaran strategis Kementerian Pertanian antara lain sebagai berikut.
2.1. Sasaran Strategis 1: Swasembada padi, Jagung dan Kedelai serta
Peningkatan Produksi Daging dan Gula
2.1.1. Produksi Padi
Indikator kinerja produksi padi ditargetkan sebesar 73,40 juta ton GKG pada triwulan
IV sesuai dengan data Angka Ramalan (ARAM) II 2015 dari BPS sebesar 74,99 juta
ton GKG. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yang mendukung
dalam produksi padi antara lain:
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 2. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Padi Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Padi (Ha) 350.000 44.135 215.985 254.905 311.535
2. Perbanyakan Benih Sumber (Ha) 60.957 80 164 41.817 57.251
3. Pemberdayaan Penangkar (Ha) 3.750 - 2.015 2.314 2.436
4. Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 7.225 - 2.050 4.300 6.709
5. Penerapan Pengelolaan DPI (Ha) 200 10 90 160 165
Berikut adalah rincian dari kegiatan pendukung dari swasembada padi, antara lain:
Gambar 1. Realisasi Kegiatan GP-PTT Padi Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
TW I TW II TW III TW IV
GP-PTT Padi (Ha)
4
Kegiatan GP-PTT Padi dengan target 350.000 ha pada triwulan I realisasi 12,61%,
triwulan II realisasi 61,71%, triwulan III realisasi 72,83% dan triwulan IV realisasi
sebesar 311.535 ha (89,01%).
Kegiatan perbanyakan benih sumber pada awal tahun dibebankan target sebesar
212 ha sampai dengan triwulan II, tetapi pada triwulan III target meningkat menjadi
60.957 ha. Realisais triwulan I 37,78%, realisasi triwulan II 57,36%, realisasi triwulan
III 68,60% dan realisasi triwulan IV sebesar 57.251 ha (93,92%).
Gambar 2. Perbanyakan Benih Sumber Padi Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
Gambar 3. Pemberdayaan Penangkar Padi Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
TW I TW II TW III TW IV
Perbanyakan Benih Sumber (Ha)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
TW I TW II TW III TW IV
Pemberdayaan Penangkar (Ha)
5
Kegiatan pemberdayaan penangkar dengan target 3.750 ha pada triwulan I belum
ada realisasi, triwulan II realisasi 53,73%, triwulan III realisasi 60,07% dan triwulan
IV realisasi sebesar 2.436 ha (64,96%).
Kegiatan pemantapan penerapan PHT dengan target pada triwulan I sebesar 3.550
ha dan belum terealisasi, pada triwulan II mulai ada realisasi sebesar 53,73%,
triwulan III target meningkat menjadi 7.225 ha dengan realisasi 59,52% dan triwulan
IV realisasi 6.709 ha (92,86%).
Gambar 4. Pemantapan Penerapan PHT Padi Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
Gambar 5. Penerapan Pengelolaan DPI Padi Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
TW I TW II TW III TW IV
Pemantapan Penerapan PHT (Ha)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
TW I TW II TW III TW IV
Penerapan Pengelolaan DPI (Ha)
6
Kegiatan penerapan pengelolaan DPI dengan target pada triwulan I sebesar 150 ha
realisasi 6,66%, triwulan II realisasi 60%, triwulan III target meningkat menjadi 200
ha dengan realisasi 80% dan triwulan IV realisasi 165 ha (82,50%).
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 3. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Padi Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul padi (Varietas) 5 - - - 5
2. Teknologi tanaman padi (Teknologi) 8 - - - 9
3. Penyediaan benih sumber padi (BS, FS dan SS) (Ton)
143,5 - 40 129,4 156,49
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi (Teknologi)
1 - - - 1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada padi dengan kegiataan pendukungnya antara lain:
a. Penciptaan varietas unggul padi sudah terealisasi 100% yaitu menghasilkan
varietas antara lain:
1) Inpari 38 Tadah Hujan Agritan
2) Inpari 39 Tadah Hujan Agritan
3) Inpari 40 Tadah Hujan Agritan
4) Inpari 41 Tadah Hujan Agritan
5) Inpago 11 Agritan
b. Teknologi tanaman padi telah terealisasi 112,5% antara lain:
1) Teknologi peningkatan produksi padi berbasis tata kelola lahan dan tanaman
yang ramah lingkungan dengan input produksi (pupuk) yang optimal (PHSL)
2) Peningkatan produktifitas melalui perbaikan sistem tanam
3) Teknologi tata kelola air mikro spesifik di lahan rawa
4) Pengendalian penyakit blas di lahan rawa lebak
5) Pengendalian gulma padi gogo di bawah tegakan tanaman
perkebunan/hutan tanaman industri muda
6) Teknologi penggilingan padi
7) Pengendaliam terpadu biointensif penyakit tungro
8) Pengelolaan pestisida dalam pengendalian tungro
9) Pengendalian tungro berdasarkan virulensi dan patogenitas virus tungro di
daerah endemis
7
c. Penyediaan benih sumber padi terealisasi 109,05% terdiri dari:
1) BS 29,88 ton
2) FS 48,68 ton
3) SS 77,93 ton
d. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi terealisasi 100% yaitu telah
dipabrikasi 1 prototipe mesin panen padi tipe mini combine untuk lahan rawa
2.1.2. Produksi Jagung
Indikator kinerja produksi jagung ditargetkan sebesar 20,31 juta ton pada triwulan IV
sesuai dengan data Angka Ramalan (ARAM) II 2015 dari BPS sebesar 19,83 juta
ton turun dari ARAM I sebesar 0,83 juta ton. Beberapa Eselon I Lingkup
Kementerian Pertanian mendukung dalam produksi padi antara lain:
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 4. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Jagung (Ha) 102.000 11.495 68.044 76.439 92.953
2. Perbanyakan Benih Sumber (Ha) 19.340 0,12 21 10.186 18.145
3. Bantuan Sarana Pascapanen (Unit) 212 - 90 141 205
4. Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 165 - 90 135 152
Berikut adalah rincian dari kegiatan pendukung dari swasembada jagung, antara
lain:
Gambar 6. GP-PTT Jagung Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
100.000
TW I TW II TW III TW IV
GP-PTT Jagung (Ha)
8
Kegiatan GP-PTT Jagung dengan target 102.000 ha, triwulan I realisasi 11,27%,
triwulan II realisasi 66,71%, triwulan III realisasi 74,94% dan triwulan IV realisasi
92.953 ha (91,13%).
Kegiatan perbanyakan benih sumber pada triwulan I target sebesar 24 ha dengan
realisasi 0,5%, pada triwulan II realisasi 45,42%, pada triwulan III target meningkat
menjadi 19.340 ha dengan realisasi 52,67% dan triwulan IV realisasi 18.145 ha
(93,82%).
Gambar 7. Perbanyakan Benih Sumber Jagung Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
Gambar 8. Bantuan Sarana Pascapanen Jagung Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
TW I TW II TW III TW IV
Perbanyakan Benih Sumber (Ha)
0
50
100
150
200
250
TW I TW II TW III TW IV
Bantuan Sarana Pascapanen (Unit)
9
Kegiatan bantuan sarana pascapanen dengan target 212 unit, triwulan I realisasi
belum ada, triwulan II realisasi 42,45%, triwulan III realisasi 66,51% dan triwulan IV
realisasi 205 unit (96,70%).
Kegiatan pemantapan penerapan PHT pada triwulan I dengan target 135 ha belum
ada realisasi, triwulan II realisasi 66,67%, triwulan III target meningkat menjadi 165
ha terealisasi 81,82% dan triwulan IV realisasi 152 ha (91,83%).
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 5. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul jagung (Varietas)
5 - - - 7
2. Teknologi tanaman jagung (Teknologi) 4 - - - 4
3. Penyediaan benih sumber jagung (BS, FS dan SS) (Ton)
35 - 10 24 35,63
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung (Teknologi)
4 - - 2 4
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada jagung dengan kegiataan pendukungnya antara
lain:
a. Penciptaan varietas unggul jagung terealisasi 140% terdiri dari:
1) 4 VUB Jagung Hibrida yaitu JH 27, JH 234, JH 45 URI dan JH 36; 1 VUB
0
20
40
60
80
100
120
140
160
TW I TW II TW III TW IV
Pemantapan Penerapan PHT (Ha)
Gambar 9. Pemantapan Penerapan PHT Jagung Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
10
2) 1 VUB jagung bersari bebas Pulut URI 4
3) 1 VUB gandum guri 6 agritan
4) 1 VUB sorgum suri agritan 5
Permasalahan yang terjadi adalah untuk VUB gandum dan sorgum masih
menunggu SK Mentan.
b. Teknologi tanaman jagung terealisasi 100% terdiri dari:
1) Rekomendasi pemupukan spesifikasi lokasi di Kabupaten Jeneponto dan
Bantaeng
2) Kombinasi Biopestisida Formulasi B. Subtilis dan pestisida nabati
3) Teknologi pembuatan olahan pangan fungsional berbasis jagung ungu
4) Teknologi produksi benih jagung komposit klas Benih Dasar (BD/FS)
c. Penyediaan benih sumber jagung terealisasi 101,8% terdiri dari:
1) BS 5,64 ton
2) FS 23,86 ton
3) F1 6,13 ton
d. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung terealisasi 100% yaitu telah
selesai dipabrikasi paket prototipe mesin budidaya dan pascapanen jagung
antara lain:
1) Mesin penanam
2) Mesin penyiang
3) Mesin pemipil jagung berkelobot
4) Mesin pengering jagung
2.1.3. Produksi Kedelai
Indikator kinerja produksi kedelai ditargetkan sebesar 1,2 juta ton pada triwulan IV
sesuai dengan data Angka Ramalan (ARAM) II 2015 dari BPS sebesar 0,98 juta ton
turun dari ARAM I 2015 sebesar 0,01 juta ton. Beberapa Eselon I Lingkup
Kementerian Pertanian mendukung dalam produksi padi antara lain:
11
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 6. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kedelai Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Kedelai (Ha) 350.000 19.285 184.975 200.060 244.965
2. Pengembangan Areal Tanam (PAT) Kedelai (Ha)
131.500 3.866 59.517 68.380 81.149
3. Perbanyakan benih sumber (Ha) 17.764 - 84 9.571 16.432
4. Pemberdayaan penangkar (Ha) 2.500 - 1.071 1.320 1.335
5. Pemantapan penerapan PHT (Ha) 120 - 70 80 118
Berikut adalah rincian dari kegiatan pendukung dari swasembada jagung, antara
lain:
Kegiatan GP-PTT kedelai dengan target 350.000 ha pada triwulan I realisasi 5,51%,
triwulan II realisasi 52,85%, triwulan III realisasi 57,16% dan triwulan IV realisasi
244.965 ha (69,99%).
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
TW I TW II TW III TW IV
GP-PTT Kedelai (Ha)
Gambar 10. GP-PTT Kedelai Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
12
Kegiatan Pengembangan Areal Tanam (PAT) kedelai dengan target 131.500 ha pada
triwulan I realisasi 2,94%, triwulan II realisasi 45,26%, triwulan III realisasi 52% dan triwulan
IV realisasi 81.149 ha (61,71%).
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
TW I TW II TW III TW IV
Pengembangan Areal Tanam (PAT) Kedelai (Ha)
Gambar 11. Pengembangan Areal Tanam (PAT) Kedelai Triwulan I sampai Triwulan IV
2015
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
TW I TW II TW III TW IV
Perbanyakan benih sumber (Ha)
Gambar 12. Perbanyakan Benih Sumber Kedelai Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
13
Kegiatan perbanyakan benih sumber kedelai dengan target 17.764 ha triwulan I realisasi
10,56%, triwulan II realisasi 48,17%, triwulan III realisasi 53,88% dan triwulan IV realisasi
16.432 ha (92,50%).
Kegiatan pemberdayaan penangkar kedelai dengan target 2.500 ha pada triwulan I realiasi
belum ada, triwulan II realisasi 42,82%, triwulan III realisasi 50,32% dan triwulan IV realisasi
1.335 ha (53,40%).
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
TW I TW II TW III TW IV
Pemberdayaan penangkar (Ha)
Gambar 13. Pemberdayaan Penangkar Kedelai Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
0
20
40
60
80
100
120
140
TW I TW II TW III TW IV
Pemantapan penerapan PHT (Ha)
Gambar 14. Pemantapan Penerapan PHT Kedelai Triwulan I sampai Triwulan IV 2015
14
Kegiatan pemantapan penerapan PHT kedelai dengan target 120 ha pada triwulan I belum
ada realisasi, triwulan II realisasi 63,63%, triwulan II realisasi 66,67% dan pada triwulan IV
realisasi 118 ha (98%).
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 7. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kedelai Badan Litbang Pertanian Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul kedelai (Varietas)
4 - - - 2
2. Teknologi tanaman kedelai (Teknologi) 1 - - - 5
3. Penyediaan benih sumber kedelai (BS, FS dan SS) (Ton)
53,3 - 15 24 62,73
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman kedelai (Teknologi)
4 - - 1 4
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada kedelai dengan kegiataan pendukungnya antara
lain:
a. Penciptaan varietas unggul kedelai terealisasi 50% terdiri dari:
1) VUB kedelai Devon 1
2) VUB kedelai Dega 1
b. Teknologi tanaman kedelai terealisasi 500% terdiri dari:
1) Teknologi pengendalian penyakit kedelai dengan biofungisida
2) Teknologi pengendalian hama kedelai dengan bioinsektisida
3) Teknologi budidaya kedelai di lahan pasang surut tipe luapan C
4) Paket teknologi budidaya untuk lahan sawah
5) Teknologi budidaya kedelai untuk lahan kering masam
c. Penyediaan benih sumber kedelai terealisasi 117,69% terdiri dari:
1) BS 12,5 ton
2) FS 46,13 ton
3) NS 4,1 ton
d. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman kedelai terealisasi 100% yaitu telah
selesai dipabrikasi paket prototipe mesin budidaya dan pascapanen kedelai
terdiri dari:
1) Mesin penanam
2) Mesin penyiang
3) Mesin perontok kedelai
15
4) Mesin pengering kedelai
2.1.4. Produksi Gula Tebu
Indikator kinerja produksi tebu ditargetkan sebesar 2,97 juta ton pada triwulan IV
terealisasi 2,12 juta ton atau 71,21%. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian
Pertanian mendukung dalam produksi padi antara lain:
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Tabel 8. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Tebu Ditjen Perkebunan Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Bongkar ratoon (Ha) 2.631 210,48 420,96 631,44 976
2. Rawat ratoon (Ha) 57.061 6.847,32 14.694,64 21.541,96 27.055
3. Perluasan tebu (Ha) 9.588 1.153,56 3.507,12 4.660,68 7.892
4. Pembangunan KBD 2.854 - - - 729
5. Rintisan Kebun Benih Tebu 870 - - - 362
6. Pengawalan rintisan kebun benih tebu 21 - - - 20
7. Pemberdayaan pekebun dan kelembagaan petani tebu (Paket)
61 - - - 55
8. Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan PLP-TKP
553 - - - 547
9. Operasional TKP dan PLP-TKP (Orang)
553 - - - 547
10. Rekruitmen TKP dan PLP-TKP (Paket)
8 - - - 8
11. Pelatihan TKP-PLP-TKP (Paket) 9 - - - 9
12. Pengadaan peralatan: - Traktor (Unit) - Dump truck (Unit) - Truck bak kayu (Unit) - GPS (unit) - Grab loader (Unit) - Pompa air (Unit) - Harvester (Unit) - Fertilizer applicator (Unit) - Handrefactometer (Unit) - Alat pengukur PH tanah (Unit) - Alat tebang (Unit) - Implement traktor (Paket)
514 101 60
351 131 514 93
105 592
4 34
1
41
8 -
27 10 41
8 8
47 - - -
82 16
- 104 20 82 16 16
101 - - -
123 24
- 131 30
123 24 24
148 - - -
508 96 60
313 74
375 31 96
568 4 - 1
13. Pengembangan database tebu online (Paket)
835 67 138 205 779
14. Fasilitasi tim pengawas taksasi dan rendemen (Paket)
11 - - - 9
15. Pengawalan dan monitoring evaluasi tebu (Paket)
310 - - - 300
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat, bahwa Ditjen Perkebunan dalam
mendukung tercapainya peningkatan produksi gula tebu memiliki beberapa kegiatan
pendukung, pada triwulan IV ada beberapa kegiatan pendukung baru. Realisasi
tersebut antara lain: bongkar ratoon realisasi 37,10%; rawat ratoon realisasi 47,41%;
16
perluasan tebu realisasi 82,31%; pembangunan KBD realisasi 25,54%; rintisan
kebun benih tebu realisasi 41,61%; pengawalan rintisan kebun benih tebu realisasi
95,24%; pemberdayaan pekebun dan kelembagaan petani tebu realisasi 90,16%;
Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan PLP-TKP realisasi 98,92%; operasional
TKP dan PLP-TKP realisasi 98,92%; pelatihan TKP-PLP-TKP realisasi 100%;
rekruitmen TKP dan PLP-TKP realisasi 100%; pengadaan traktor realisasi 98,83%;
pengadaan dump truck 95,05%; pengadaan truck bak kayu realisasi 100%;
pengadaan GPS realisasi 89,17%; pengadaan grab loader realisasi 56,49%;
pengadaan pompa air realisasi 72,96%; pengadaan harvester realisasi 33,33%;
pengadaan fertilizer applicator realisasi 91,43%; pengadaan handrefractometer
realisasi 95,95%; pengadaan alat ukur PK tanah realisasi 100%; pengadaan alat
tebang sampai dengan triwulan IV tidak direalisasikan; pengadaan implement traktor
realisasi 100%; pengembangan database tebu online realisasi 93,29%; fasilitasi tim
pengawas taksasi dan rendemen realisasi 81,82% serta pengawalan dan monitoring
evaluasi tebu realisasi 96,77%.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 9. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Tebu Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan VUB bibit tebu (Budset) 3.000.000 - - 97 1.100.000
2. Teknologi budidaya tanaman tebu (Teknologi)
5 1 2 4 6
3. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman tebu (Teknologi)
2 - - - 2
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung peningkatan produksi gula dengan kegiataan pendukungnya
antara lain:
a. Penciptaan VUB bibit tebu realisasi 36,67%, dari target 3.000.000 butset tebu
hanya dapat terealiasi 1.100.000 butset, hal ini dikarenakan pada saat bibit
ditanam (bulan Maret 2015) terjadi musim kemarau (el nino) sehingga
pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan walaupun tahapan-
tahapan kegiatan dilapangan sudah dilaksanakan, pertumbuhan tidak maksimal
sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan benih.
17
Permasalahan yang terjadi pada kegiatan penciptaan VUB bibit tebu adalah
dikarenakan musim kemarau yang panjang, sehingga untuk mengatasinya
dengan meningkatkan target hasil di tahun berikutnya.
b. Teknologi budidaya tanaman tebu realisasi 120% antara lain:
1) Rekomendasi pemupukan berbasis analisis tanah dibeberapa lokasi
pengembangan tebu
2) Teknologi pembuatan dan pemanfaatan Biochar dari serasah tebu untuk
perbaikan kualitas lahan berpasir
3) Dosis pemupukan pada sistem juring ganda untuk meningkatkan
produktifitas dan rendemen tebu
4) Validasi kesesuaian varietas tebu dengan tipologi lahan
5) Pengendalian penyakit utama pada tanaman tebu Ratton Cane (RC-1)
6) Pengendalian hama uret pada tanaman tebu
c. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman tebu realisasi 100% yaitu telah selesai
dipabrikasi antara lain:
1) Mesin panen tebu juring ganda
2) Mesin core sampler tebu siap giling
2.1.5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau
Target produksi daging sapi dan kerbau sesuai dengan Perjanjian Kinerja
Kementerian Pertanian 0,54 juta ton daging. Realisasi sebanyak 0,56 juta ton
daging. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I
Lingkup Kementerian Pertanian yaitu.
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
Tabel 10. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Daging Sapi dan Kerbau Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Pengembangan usaha budidaya ternak (Kelompok)
570 9 241 448 570
2. Optimalisasi IB (Dosis) 2.104.794 14.101 42.519 270.785 1.545.704
3. Penyebaran pejantan sapi potong dan kerbau (INKA) (Ekor)
2.235 - 617 952 2.479
4. Gertak birahi dan IB (Ekor) 691.000 16.738 50.263 221.574 435.995
5. Pengembangan dan pemeliharaan padang penggembalaan dan kebun HPT di UPT (Ha)
930 152 298 1.059 930
18
6. Penguatan sumber bibit/benih HPT di UPTD dan kelompok (Ha)
700 60 153 337 700
7. Pengembangan padang penggembalaan (Ha)
700 - - 56 700
8. Pemanfaatan lahan ex-tambang untuk pengembangan HPT (Ha)
700 - - - 700
9. Pengembangan integrasi tanaman ruminansia (Kelompok)
638 20 61 113 638
10. Penanaman dan pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas (Stek)
5.870.000 328.400 632.000 921.687 4.447.897
11. Pengembangan pakan konsentrat melalui UPP, LP, UBP dan revitalisasi UPP/LP/PPSK (Kelompok)
88 1 4 24 88
12. Penguatan pakan sapi perah (Ton)
6.300 150 350 2.721 5.856
13. Penguatan pakan sapi potong induk (Ton)
475
63 80 263 475
14. Penguatan pakan sapi potong penggemukan (Ton)
13.530 62 458 3.245 9.166
15. Pengujian mutu pakan di BPMSP, Bvet dan Lab. Pakan Daerah (Sampel)
8.380 1.439 3.897 7.176 8.844
16. Kesiagaan wabah PHM (Dosis)
9.380.934 137.611 6.872.558 7.755.505 8.758.340
17. Penanggulangan gangguan reproduksi pada sapi/kerbau dan penyakit parasiter (Dosis)
393.190 7.384 13.751 129.496 306.778
18. Peningkatan produksi vaksin, obat hewan dan bahan biologik (Dosis)
8.377.775 310.025 5.288.099 5.609.649 7.581.250
19. Penyidikan dan pengujian PHM (Dosis)
265.928 124.259 175.520 300.790 363.302
20. Peningkatan produksi benih (Dosis)
4.803.800 2.372.269 2.911.922 3.334.224 3.731.122
21. Populasi dan produksi bibit (Ekor)
462.774 230.075 248.767 383.591 439.209
22. Penguatan sapi/kerbau betina bunting (Kelompok)
195 5 67 108 194
23. Pengembangan kelompok perbibitan ternak (Kelompok)
56 - 12 14 56
24. Penguatan wilayah pembibitan (Paket)
34 - 5 11 34
25. Fasilitasi peralatan RPH Ruminansia (Unit)
23 - - 1 23
26. Monitoring dan surveilans reisdu dan cemaran mikroba (Sampel)
29.519 5.839 13.964 28.255 29.519
27. Pengembangan kapasitas SDM bidang kesmavet (Orang)
475 - 69 183 515
19
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa, Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan dalam mendukung peningkatan produksi daging sapi dan kerbau melalui
beberapa kegiatan pendukung dan sampai dengan triwulan IV sudah ada beberapa
yang terealisasi yaitu: kegiatan pengembangan usaha budidaya ternak 78,60%;
kegiatan optimalisasi IB 12,87%; kegiatan penyebaran pejantan sapi potong dan
kerbau (INKA) 42,60%; kegiatan gertak birahi dan IB 32,07%; kegiatan
pengembangan dan pemeliharaan padang penggembalaan dan kebun HPT di UPT
113,87%; kegiatan penguatan sumber bibit/benih HPT di UPTD dan kelompok
48,14%; kegiatan pengembangan padang penggembalaan 8%; kegiatan
pengembangan integrasi tanaman ruminansia 17,71%; kegiatan penanaman dan
pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas 15,70%; kegiatan pengembangan
pakan konsentrat melalui UPP, LP, UBP dan revitalisasi UPP/LP/PPSK 27,27%;
kegiatan penguatan pakan sapi perah 43,19%; kegiatan penguatan pakan sapi
potong induk 55,37%; kegiatan penguatan pakan sapi potong penggemukan
23,98%; kegiatan pengujian mutu pakan di BPMSP, Bvet dan Lab. Pakan Daerah
85,63%; kegiatan kesiagaan wabah PHM 82,67%; kegiatan penanggulangan
gangguan reproduksi pada sapi/kerbau dan penyakit parasiter 32,93%; kegiatan
peningkatan produksi vaksin, obat hewan dan bahan biologik 66,96%; kegiatan
penyidikan dan pengujian PHM 113,11%; kegiatan peningkatan produksi benih
69,41%; kegiatan populasi dan produksi benih 82,89%; kegiatan penguatan
sapi/kerbau betina bunting 55,38%; kegiatan pengembangan kelompok perbibitan
ternak 25%; kegiatan penguatan wilayah pembibitan 32,35%; kegiatan fasilitasi
peralatan RPH Ruminansia 4,35%; kegiatan monitoring dan surveilans residu dan
cemaran mikroba 95,72% dan kegiatan pengembangan kapasitas SDM bidang
kesmavet 38,53%.
Permasalahan yang terjadi pada kegiatan kertak birahi dan inseminasi buatan yaitu
ada keterlambatan pengadaan hormon dan N2 cair, kurang optimalnya koordinasi
antara Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan BPTUHPT dan
pertanggungjawaban keuangan utamanya biaya operasional petugas di lapangan
belum dirancang dengan baik. Permasalahan pada kegiatan penanaman dan
pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas yaitu penanaman HPT terkendala
karena musim cuaca/kemarau. Permasalahan pada kegiatan penguatan pakan sapi
potong penggemukan yaitu adanya keterlambatan penetapan pengelola
20
keuangan/kegiatan di satker, terbatasnya ULP dimasing-masing Pemda dengan
sistem antrian proses lelang, sebagian besar satker menunggu e-katalog pakan
dalam melakukan pengadaan pakan yang baru tayang 1 Juli 2015, sebagian besar
penyedia barang/jasa yang telah menang tender tidak mau mengambil uang muka
kegiatan meskipun realisasi fisik sudah lebih dari 50%, terbatasnya jumlah SDM
pelaksana satker yang memprioritaskan kegiatan APBD daripada APBN dan
perkirakan sisa anggaran sekitar 15,3% (Rp 12,6 M) hasil efisiensi lelang pengadaan
pakan.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 11. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Daging Sapi dan Kerbau Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Bibit unggul ternak sapi dan kerbau (Ekor)
1.000 250 550 970 1.000
2. Inovasi teknologi pakan ternak sapi dan kerbau (Teknologi)
2 - 1 - 2
3. Inovasi teknologi budidaya ternak sapi dan kerbau (Teknologi)
7 - 3 5 7
4. Inovasi teknologi veteriner dan pengendalian penyakit hewan strategis (Teknologi)
24 3 12 15 20
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung peningkatan produksi daging sapi dan kerbau dengan kegiataan
pendukungnya antara lain:
a. Bibit unggul ternak sapi dan kerbau realisasi 100%, yaitu:
1) Sapi PO 824 ekor
2) Sapi Bali 173 ekor
3) Sapi Madura 208 ekor
b. Inovasi teknologi pakan ternak sapi dan kerbau realisasi 100%, yaitu:
1) Optimalisasi pemanfaatan leguminosa untuk pakan sapi potong bunting
2) Karakteristik karkas Sapi Bali dan sapi persilangan dengan ransum
penggemukan berbasis sawit
c. Inovasi teknologi budidaya ternak sapi dan kerbau realisasi 100%, yaitu:
1) 3 teknologi reproduksi sapi potong
2) 1 teknologi reproduksi kerbau
3) 4 teknologi reproduksi sapi perah
21
d. Inovasi teknologi veteriner dan pengendalian penyakit hewan strategis realisasi
84,09%, hal ini tidak tercapai 100% dikarenakan sebagian kegiatan penelitian
veteriner masih membutuhkan penambahan waktu pelaksanaan.
Kegiatan pendukung lain swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan
produksi daging dan gula dari Ditjen PSP, Badan PPSDM Pertanian dan Badan
Karantina Pertanian, dengan rincian sebagai berikut.
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
Tabel 12. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Ditjen PSP
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Pengelolaan air irigasi untuk pertanian - Pengembangan jaringan irigasi
(Ha)
2.478.182
282.548
1.101.750
1.565.250
2.458.417
2. Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian - Pengembangan optimasi lahan
(Ha) - Pengembangan SRI (Ha) - Perluasan Sawah (Ha)
951.304
163.833 23.000
47.067
- -
315.086
6.563 -
524.556
55.046 -
927.404
161.705 18.789
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian a. Alsin Pra Panen
- Traktor Roda 2 (Unit) - Pompa Air (Unit) - Rice Transplanter (Unit) - Traktor Roda 4 Tanaman
Pangan (Unit) - Cultivator - Excavator - Nursery Tray
b. Alsin Pascapanen - Combine Harvester (Unit) - Combine Harvester
Sedang (Unit) - Corn Combine Harvester
(Unit) - Vertical Dryer Padi (Unit) - Vertical Dryer Jagung
(Unit) - Bad Dryer - Dryer - Corn Sealer (Unit) - Pemipil Jagung (Unit) - RT Indojarwo (Unit) - Power thresher (Unit) - RMU (Unit)
27.125 22.635 5.638 1.349
190 30
291.822
3.215 18
11
166 207
6
18 2.088
28 38
1.836 714
3.814 1.482
- -
- - -
- -
-
- -
- - - - - - -
21.813 6.643 1.540
327
- - -
- -
-
- -
- - - - - - -
22.600 6.789 1.943
356
- - -
- -
-
- -
- - - - - - -
27.777 21.605 5.917 1.472
190 30
291.822
3.196 18
11
165 207
6
18 2.088
28 38
1.558 702
22
4. Fasilitasi pupuk dan pestisida - Unit UPPO (Unit) - Urea - SP-36 - ZA - NPK - Organik
897
4.100.000 850.000
1.050.000 2.550.000 1.000.000
-
641.134 173.368 181.373 433.065 104.426
175
1.697.091 437.557 454.062
1.201.549 362.053
534
2.382.633 540.831 604.642
1.602.676 478.891
897
3.655.477 798.758 944.896 944.896 766.429
5. Pelayanan pembiayaan pertanian dan PUAP - Penyaluran dana PUAP
(Gapoktan) - Pelaksanaan model asuransi
pertanian (Ha)
3.000
1.000.000
-
-
1.581
-
1.991
-
3.000
233.496
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, kegiatan pendukung yang berkaitan dengan
sasaran strategis swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi
daging dan gula dari Ditjen PSP antara lain:
Kegiatan pengelolaan air irigasi untuk pertanian yaitu pengembangan jaringan irigasi
dengan target 2.478.182 ha realisasi 56,82%. Permasalahan yang terjadi adalah
masih terdapatnya revisi/realokasi kegiatan RJIT antar kabupaten dn propinsi,
adanya kebijakan tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain dari Kementerian
Pertanian mengakibatkan mundurnya transfer dana dan pekerjaan fisik. Tindak
lanjut yang dilakukan adalah pusat melakukan percepatan dan pengawalan untuk
proses revisi tersebut agar dapat segera selesai dan kegiatan dapat segera
dilaksanakan, melakukan koordinasi melalui surat, telepon serta menugaskan tim ke
Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan pengembangan jaringan irigasi untuk
memaksimalkan lahan sawah yang belum mendapatkan perbaikan irigasi dan tidak
duplikasi dengan kegiatan lain.
Kegiatan perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian terdiri dari
pengembangan optimasi lahan, pengembangan SRI dan perluasan sawah.
Pengembangan optimasi lahan target 951.301 ha realisasi 97,49%. Permasalahan
yang terjadi adalah perbedaan unit cost dengan kegiatan lain menjadi salah satu
kendala, dimana kegiatan optimasi lahan tahun 2015 hanya dipergunakan untuk
biaya olah lahan dan pupuk; kekurangan air pada saat pertanaman dan
keterlambatan tanam sebagai akibat dari kemarau panjang. Tindak lanjut yang
dilakukan antara lain diharapkan perbedaan unit cost optimasi lahan dengan
kegiatan lain dapat dilengkapi dengan alokasi kegiatan aspek sarana prasarana di
lokasi kegiatan untuk mendukung optimasi lahan; dalam upaya antisipasi
23
kekurangan air pada musim tanam, Ditjen PSP mengalokasikan pompa dan
pembuatan embung.
Pengembangan SRI dengan target 163.833 ha realisasi 95,42%. Permasalahan
yang terjadi adalah pengembangan SRI belum optimal dilaksanakan dengan adanya
keterbatasan tenaga kerja, waktu pelaksanaan dan ketersediaan bahan organik.
Tindak lanjut yang dilakukan adalah adanya keterbatasan tenaga kerja untuk tanam
dilakukan dengan mendatangkan tenaga tanam dari luar desa, sedangkan untuk
kekurangan pupuk organik dilakukan dengan penggunaan pupuk organik cair serta
pengembangan pembuatan kompos.
Perluasan sawah dengan target 23.000 ha realisasi 81,69%. Permasalahan yang
terjadi antara lain: (1) rencana anggaran biaya yang disusun masih bersifat umum
dan hanya menggambarkan besaran nilai biaya per tahapan kegiatan, belum terinci
sesuai dengan spesifikasi desain yang dibuat, (2) gambar hasil pembuatan SID
masih belum operasional karena belum dibuat dengan kaidah pemetaan yang
sesuai sehingga masih terdapat lokasi dalam SID yang tidak dapat dilakukan
kegiatan cetak sawah atau masuk dalam lokasi peruntukan lainnya, (3) lahan yang
ditentukan masih ada yang belum clear and clean dan masih ada yang masuk dalam
kawasan hutan, (4) kesulitan dalam mobilisasi alat khususnya untuk lokasi yang sulit
dijangkau transportasi atau lokasi yang harus menyeberang sehingga terdapat
kekurangan alat berat pada beberapa lokasi dan (5) belum adanya komitmen dari
instansi terkait dalam penyelesaian dokumen lingkungan sehingga waktu yang
dibutuhkan beragam bahkan cukup lama dan belum menggunakan SOP yang
seragam antar daerah. Tindak lanjut yang dilakukan meningkatkan pembinaan
dalam penyusunan RAB serta persiapan SID oleh propinsi; meningkatkan kualitas
SID yang disusun pada T-1 dengan mengalokasikan anggaran melalui dana
dekonsentrasi untuk penyusunan SID dan bekerjasama dengan TNI AD untuk
penyediaan alat-alat berat dalam membantu proses konstruksi di lapangan.
Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian
yaitu alsin pra panen dan alsin pascapanen. Alsin pra panen antara lain traktor roda
2 realisasi 102,4%; pompa air realisasi 95,45%; rice transplanter realisasi 104,95%;
traktor roda 4 tanaman pangan realisasi 109,12%; cultivator realisasi 100%;
excavator realisasi 100% dan nursery tray realisasi 100%.
24
Alsin pascapanen antara lain combine harvester realisasi 99,41%; combine
harvester sedang realisasi 100%; corn combine harvester 100%; vertical dryer padi
realisasi 99,40%; vertical dryer jagung realisasi 100%; bad dryer realisasi 100%;
dryer realisasi 100%; corn sealer realisasi 100%; pemipil jagung realisasi 100%; RT
Indojarwo realisasi 100%, power thresher realisasi 84,86% dan RMU realisasi
98,32%.
Kegiatan fasilitasi pupuk dan pestisida antara lain: unit UPPO realisasi 100%; Urea
realisasi 89,16%; SP-36 realisasi 93,97%; ZA realisasi 89,99%; NPK realisasi
94,30% dan organik realisasi 76,64%.
Kegiatan pelayanan pembiayaan pertanian dan PUAP terdiri dari penyaluran dana
PUAP realisasi 100% dan pelaksanaan model asuransi pertanian 23,35%.
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PERTANIAN
Tabel 13. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Badan PPSDM Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Kelembagaan petani yang meningkat kapasitasnya (Unit)
17.808 278 1.112 1.946 17.808
2. Kelembagaan penyuluhan yang meningkat kapasitasnya (Unit)
4.132 299 1.195 2.090 4.132
3. Penyuluh pertanian yang meningkat kinerjanya (Orang)
48.608 6.859 27.435 48.011 48.608
4. SDM lulusan pendidikan tinggi dan menengah pertanian yang memenuhi standar kompetensi kerja (Orang)
5.065 2.171 2.171 5.179 5.379
5. SDM pertanian yang tersertifikasi profesi bidang pertanian (Orang)
2.475 150 600 1.050 3.367
6. Aparatur pertanian dan non aparatur pertanian yang memenuhi standar kompetensi kerja (Orang)
25.760 3.937 15.747 15.747 25.108
Kegiatan di Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada triwulan IV
sudah banyak yang mencapai target bahkan melebihi target dan tidak ada
permasalahan yang terjadi.
25
BADAN KARANTINA PERTANIAN
Tabel 14. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Badan Karantina Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Sertifikasi karantina tumbuhan (Bulan) 12 3 6 9 12
2. Sertifikasi karantina hewan (Bulan) 12 3 6 9 12
Sertifikasi karantina tumbuhan (KT) per 31 Desember 2015 antara lain:
a. Impor 88.875 kali
b. Ekspor 130.362 kali
c. Domestik masuk 120.675 kali
d. Domestik keluar 235.918 kali
Terdeteksi positif dan tertangkal OPTK pada jagung, padi, kedelai dan komoditas
tumbuhan lainnya yaitu:
a. Peronospora manshurica
b. Pseudomonas syringae pv. syiringae
c. Clavibacter michiganensis pv michiganensis
d. Strawberry latent ringspot nepvirus (SLRSV)
e. Bulkholderia glumae
f. Tilletia indica
g. T. tritici
Sertifikasi karantina hewan (KH) per 31 Desember 2015 antara lain:
a. Impor 35.598 kali
b. Ekspor 21.683 kali
c. Domestik masuk 168.605 kali
d. Domestik keluar 292.112 kali
Terdeteksi positif dan tertangkal HPHK pada sapi:
a. Anaplasmosis
b. Theileriosis
c. Babesiosis
d. Paratuberculosis
26
e. Infectious Bovine Rinotrakheitis
f. Bovine Viral Diarhea
g. Brucellosis
h. Enzootic Bovine Leukosis
2.2. Sasaran Strategis 2: Peningkatan Diversifikasi Pangan
Indikator kinerja untuk sasaran strategis peningkatan diversifikasi pangan hanya ada
satu yaitu skor pola pangan harapan yang berdasarkan pada PK Kementerian
Pertanian 2015 ditargerkan sebesar 84,1. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian
Pertanian yang mendukung hal tersebut antara lain.
BADAN KETAHANAN PANGAN
Badan Ketahanan Pangan (BKP) dalam mendukung sasaran strategis peningkatan
diversifikasi pangan telah melakukan Pemantauan Konsumsi Pangan Wilayah dan
Workshop Konsumsi Pangan.
Untuk data konsumsi (energi, PPH dan protein) tergantung pada data susenas tahun
2015 yang akan keluar di akhir tahun 2015 (triwulan IV), namun sampai bulan
Januari 2016 belum ada data.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Badan Litbang Pertanian dalam mendukung sasaran strategis peningkatan
diversifikasi pangan dengan kegiatan model bioindustri sagu dan jagung mendukung
kemandirian pangan dengan target 2 model realisasi 100% yaitu:
a. Model bioindustri sagu, kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Sorong Selatan
yang dibangun dengan memperhatikan beberapa aspek, antara lain aspek
produksi, ekonomi dan kelembagaan
b. Model bioindustri jagung, kegiatan ini menghasilkan grit (berasan jagung) dan
tepung jagung bermutu tinggi
27
2.3. Sasaran Strategis 3: Peningkatan Komoditas Bernilai Tambah, Berdaya
Saing dalam Memenuhi Pasar Ekspor dan Substitusi Impor
Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar
ekpor dan substitusi impor dengan kegiatan dari beberapa Eselon I yang terkait
adalah sebagai berikut.
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Tabel 15. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Pertanian Utama Ditjen Perkebunan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Pengembangan tanaman kopi (Ha) 34.150 2.732 8.538 17.075 34.150
2. Pengembangan tanaman teh (Ha) 3.215 193 804 1.608 3.215
3. Pengembangan tanaman kakao (Ha) 184.910 14.793 46.228 92.455 183.519
4. Pengembangan tanaman lada (Ha) 10.580 635 2.645 6.348 10.450
5. Pengembangan tanaman cengkeh (Ha) 9.770 586 2.443 5.862 9.770
6. Pengembangan tanaman pala (Ha) 10.775 647 2.694 6.465 9.775
7. Pengembangan tanaman tebu (Ha) 66.163 3.970 6.616 19.849 34.111
8. Pengembangan tanaman nilam (Ha) 100 6 10 40 165
9. Pengembangan tanaman kapas (Ha) 7.630 458 763 2.671 7.560
10. Pengembangan tanaman karet (Ha) 19.990 1.199 5.997 9.995 19.440
11. Pengembangan tanaman kelapa (Ha) 35.650 2.139 10.695 17.825 32.600
12. Pengembangan tanaman kelapa sawit (Ha)
7.240 434 2.172 2.172 6.740
13. Pengembangan tanaman jambu mete (Ha)
1.700 102 510 850 1.700
14. Pengembangan tanaman sagu (Ha) 1.100 66 110 550 1.100
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa, Ditjen Perkebunan dalam
mendukung Peningkatan Komoditas Bernilai Tambah, Berdaya Saing dalam
Memenuhi Pasar Ekspor dan Substitusi Impor memiliki beberapa kegiatan
pendukung yang sampai dengan triwulan IV sudah terealisasi antara lain:
pengembangan tanaman kopi 100%; pengembangan tanaman teh 100%;
pengembangan tanaman kakao 99,25%; pengembangan tanaman lada 98,77%;
pengembangan tanaman cengkeh 100%; pengembangan tanaman pala 90,72%;
pengembangan tanaman tebu 51,56%; pengembangan tanaman nilam 165%;
pengembangan tanaman kapas 99,08%; pengembangan tanaman karet 97,25%;
pengembangan tanaman kelapa 91,44%; pengembangan tanaman kelapa sawit
93,09%; pengembangan tanaman jambu mete 100% dan pengembangan tanaman
sagu 100%.
28
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL
PERTANIAN (PPHP)
Tabel 16. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Komoditas Bernilai Tambah, Berdaya Saing Dalam Memenuhi Pasar Ekspor dan Substitusi Impor Ditjen PPHP
Indikator Kinerja Target Realisasi
TW I TW II TW III TW IV
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
10 8,82 21,47 18,26 15,32
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
-5 5,86 -5,36 -9,86 -7,22
Pada pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama yaitu untuk komoditas
kelapa, kelapa sawit, kakao, teh, kopi, manggis, mangga, pala, nanas dan cengkeh.
Pada pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor untuk
komoditas durian, anggur, gula, daging, beras, apel, kentang dan cabe.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Dalam sasaran strategis peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing
dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor yaitu pada indikator kinerja
pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama, kegiatan pendukungnya
adalah teknologi pengembangan produk diversifikasi olahan biji kakao dengan target
2 teknologi terealisasi 100%, yaitu:
a. Teknologi fermentasi untuk peningkatan flavour kakao, proses fermentasi kakao
menggunakan starter S. Cirivisiae dan L. Plantarum optimal pada hari kelima,
berdasarkan parameter indeks fermentasi pada hari kelima di atas 1,0 yang
menunjukkan fermentasi sudah sempurna dan kadar lemaknya 22,03%
b. Teknologi pengolahan kakao (bubuk dan coklat bar), telah diperoleh teknologi
pengolahan bubuk kakao yang meliputi:
1) Penyangraian (suhu 1100C selama 30 menit),
2) Pemisahan nib dan kulit ari
3) Pengepresan hidraulik (tekanan 400-500 bar dengan suhu 90-1000C) serta
penghalusan dan pengayakan untuk memperoleh ukuran partikel bubuk yang
seragam.
Teknologi pengolahan coklat bar meliputi proses pelelehan bahan baku (bubuk
dan lemak coklat), pencampuran dengan bahan tambahan dan penghalusan
serta pencetakan.
29
Sasaran Strategis 4: Peningkatan Pendapatan Keluarga Petani
Indikator kinerja untuk sasaran empat peningkatan pendapatan keluarga petani
adalah dilihat dari PDB pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian, dimana sesuai
dengan PK Kementerian Pertanian 2015 ditargetkan sebesar Rp 8,30 Juta.
Permasalahan yang terjadi karena data penghitungan realisasi pendapatan
tergantung dari ketersediaan data BPS dan pada triwulan IV PDB belum tersedia di
BPS sehingga angka belum dapat diolah/dihitung.
30
III. PENUTUP
Tabel 17. Pemantauan PK Kementerian Pertanian 2015 Triwulan IV No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
Vol %
1 Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula
1. Produksi Padi (Juta Ton GKG) 2. Produksi Jagung (Juta Ton Pipilan
Kering) 3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 4. Produksi Gula Tebu (Juta Ton Hablur) 5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau
(Juta Ton Daging)
73,40 20,31
1,20 2,97 0,55
74,9919,83
0,98 2,12 0,56
102,17 97,64
81,67 71,38
101,82
2 Peningkatan diversifikasi pangan
Skor Pola Pangan Harapan 84,1 - -
3 Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
10,00
-5,00
15,32
-7,22
153,20
144,40
4 Peningkatan pendapatan keluarga petani
PDB Pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian (Rp Juta)
8,30 - -
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada triwulan IV tahun 2015
target yang telah dibebankan sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian
Pertanian Tahun 2015 adalah, untuk sasaran strategis swasembada padi, jagung
dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula dengan beberapa indikator
kinerja sebagai berikut, untuk produksi padi sesuai dengan Angka Ramalan II BPS
2015 sebesar 74,99 juta ton, produksi jagung sesuai Angka Ramalan II BPS 2015
sebesar 19,83 juta ton, produksi kedelai sesuai dengan Angka Ramalan II BPS 2015
sebesar 0,98 juta ton. Produksi gula tebu sudah terealisasi sebesar 2,12 juta ton dan
untuk produksi daging sapi dan kerbau realisasi sebesar 0,56 juta ton daging. Untuk
target produksi daging sapi dan kerbau berubah dari 0,44 juta ton daging menjadi
0,55 juta ton daging.
Sasaran strategis peningkatan diversifikasi pangan dengan indikator kinerja skor
Pola Pangan Harapan (PPH) dengan target 84,1 sampai dengan triwulan IV belum
ada data yang masuk. Hal ini dikarenakan data konsumsi (energi, PPH dan protein)
tergantung pada data susenas tahun 2015 akan keluar di akhir tahun 2015 (triwulan
IV), namun sampai bulan Januari 2016 belum ada data yang keluar dari Bappenas.
31
Sasaran strategis peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam
memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor dengan indikator sebagai berikut:
pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama dengan target 10% sampai
dengan triwulan IV sudah terealisasi 15,32%, untuk pertumbuhan volume impor
produk pertanian utama substitusi impor dengan target -5% terealisasi -7,22%.
Sasaran strategis peningkatan pendapatan keluarga petani dengan indikator kinerja
PDB pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian dengan target Rp. 8,30 juta.
Permasalahan yang terjadi karena data penghitungan realsiasi pendapatan
tergantung dari ketersediaan data BPS dan pada triwulan IV PDB sampai dengan
Januari 2016 belum tersedia di BPS sehingga angka belum dapat diolah/dihitung.