objek 5 rute administrasi

24
RUTE ADMINISTRASI KELOMPOK 6

Upload: ffarmasi

Post on 03-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RUTE ADMINISTRASI

KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA

1. Putri Andini 12110110052. Yuliana Puspita Sari 12110110083. Arief Candra Abbas 12110120064. Lora Rahmatika 12110120205. Widya Putri 12110120276. Rizky Ananda 12110130127. Naura Prima Vidian 1211013025

Obat masuk ke tubuh dengan cara intravaskuler atau ekstravaskuler.1.Cara intravaskular, ialah obat

langsung masuk ke sirkulasi sistemik; seperti pemberian intravena (suntikan atau infus), intraarterial, dan intrakardial. Pemberian intravascular berarti obat tidak perlu mengalami fase pertama untuk memberikan efek, yaitu absorpsi.

2.Cara ekstravaskular, obat harus diabsorpsi dahulu sebelum masuk ke peredaran sistemik; pemberian oral/per oral, intramuskular, subkutan, rektan, dan topical.

Syarat untuk absorpsi ialah obat (atau zat berkhasiat dari obat) harus terbebaskan dahulu dari bentuk sediaannya, dan ini bergantung tidak saja pada faktor fisiko-kimia obat tetapi juga pada lingkungan dari bagian tubuh dimana obat diserap.

Faktor dari teknik pembuatan (farmako-teknik) merupakan penentu untuk pembebasan obat dari bentuk sediaannya ke dalam cairan tubuh (Joenoes, 2006)

1. Produk-Produk ParenteralObat-obat yang diinjeksikan secara intravena langsung masuk ke dalam darah dan dalam beberapa menit beredar ke seluruh bagian tubuh. Hanya untuk obat yang larut dalam air. Pelarut yang digunakan adalah kombinasi propilen glikol dengan pelarut lain.

Obat-obat yang diinjeksikan secara intramuskular melibatkan penundaan absorpsi karena obat berjalan dari tempat injeksi ke aliran darah. Formulasi intramuskular dapat untuk melepaskan obat secara cepat atau lambat dengan mengubah pembawa sediaan injeksi. Keuntungannya adalah fleksibilitas formulasi.

2. Tablet BukalTablet ini dirancang untuk terlarut di bawah lidah dan diabsorpsi dalam rongga mulut melalui mukosa mulut, serta mengandung bahan tambahan yang cepat melarut seperti laktosa. Contoh tablet sublingual nitrogliserin.

3. AerosolDigunakan untuk obat yang diberikan ke dalam system pernapasan. Ukuran partikel dari suspense (dalam ukuran kabut) menentukan tingkat penetrasinya. Obat dengan partikel bergerak dengan cara sedimentasi atau gerak Brown ke dalam bronkhioli. Contoh: isotarina dan isoproterenol.

4.Sediaan TransdermalPemberian sediaan transdermal memberi

pelepasan obat ke sistem tubuh melalui kulit. Obat yang diberikan secara transdermal tidak dipengaruhi oleh “first pass effects”. Contoh transderma-V untuk mabuk perjalanan yang melepaskan skopolamin melalui kulit telinga.

5.Sediaan OralKeuntungan utama sediaan oral adalah

kemudahan-pemakaian dan menghilangkan ketidaknyamanan yang terjadi pada pemakaian injeksi. Kerugian utama adalah persoalan potensial dari penurunan bioavailabilitas dan bioavailabilitas berubah-ubah yang disebabkan absorpsi tidak sempurna atau interaksi obat.

6.Sediaan RektalSediaan rektal disukai untuk obat-obat

yang menyebabkan mual. Laju pelepasan obat sediaan ini tergantung pada sifat komposisi dasar dan kelarutan obat yang terlibat, serta terhindar dari “first pass effects”.

(Shargel & Andrew, 2005)

RUTE LAZIM DARI PEMBERIAN OBAT1. RUTE PARENTERALA. Intravena bolus (iv)

Bioavailibilitas : Absorpsi obat sistemik lengkap (100%), laju bioavailabilitas dianggap seketika.

Keuntungan :Obat diberikan untuk efek segera.

Kerugian :Peluang reaksi merugikan meningkat, kemungkinan anafilaksis.

B. Infus IntravenaBioavailibilitas : absorpsi obat sistemik lengkap (100%), laju absorpsi obat dikendalikan oleh laju infusi.

Keuntungan : kadar obat plasma dikendalikan lebih tepat, kemudian dapat menginjeksi volume cairan dalam jumlah besar.

Kerugian : perlu keterampilan pemakaian alat infus, kerusakan jaringan pada site injeksi atau infiltrasi nekrosis atau abses steril.

C. Injeksi IntramuskularBioavailibilitas : Cepat dari larutan aqueous, absorpsi lambat dari larutan minyak

Keuntungan :lebih mudah injeksi dari injeksi iv, dapat digunakan volume lebih besar dibanding larutan subkutan

Kerugian :obat pengiritasi dapat sangat sakit, laju absorpsi berbeda bergantung pada kelompok otot yang diinjeksi dan aliran darah

D. Injeksi subkutanBioavailibilitas :segera dari larutan aqueous, absorpsi lambat dari formulasi simpanan

Keuntungan :umum digunakan pada injeksi insulin

Kerugian :laju absorpsi obat bergantung pada aliran darah dan volume injeksi

2. RUTE ENTERALA. Bucal atau Sublingual

Bioavailibilitas :absorpsi cepat dari obat larut lipid

Keuntungan : tanpa first pass effect

Kerugian : beberapa obat dapat ditelan, tidak untuk sebagian besar obat, atau obat dengan dosis tinggi

B. OralBioavailibilitas : absorpsi lebih lambat dibandingkan injeksi iv bolus atau imKeuntungan : rute pemberian paling aman dan mudah, dapat menggunakan produk obat lepas segera atau lepas modifikasi Kerugian : beberapa obat mempunyai absorpsi erratik, tak stabil dalam saluran cerna atau metabolisme liver sebelum absorpsi sistemik

C. RektalBioavailibilitas : Absorpsi dapat berbeda dari suppositoria, absorpsi enema.Keuntungan : Bermanfaat bila pasien tidak dapat menelan, digunakan untuk efek lokal dan sistemik.Kerugian : Absorpsi dapat erartik, suppositoria dapat pindah ke posisi yang berbeda, beberapa pasien tidak nyaman.

3. RUTE LAINA. Transdermal

Bioavailibilitas : Absorpsi lambat, absorpsi obat meningkat pada balutan oklusifKeuntungan : Sistem pelepasan transdermal mudah digunakan untuk obat larut lemak dengan dosis dan BM rendahKerugian : Beberapa iritasi oleh patch atau obat, penembusan kulit berbeda sesuai dengan kondisi, site anatomik, usia dan gender, tipe dasar krim, atau salep dapat mempengaruhi pelepasan dan absorpsi obat.

B. Inhalasi dan Intranasal Bioavailibilitas : Absorpsi cepat, total dosis terabsorpsi berbedaKeuntungan : Dapat digunakan untuk efek lokal atau sistemikKerugian : Ukuran partikel obat menentukan penempatan dalam saluran nafas, meniru reflek batuk, beberapa obat tertelan.

RUTE LAIN PEMBERIAN OBATPenghantaran Obat NasalDapat digunakan untuk efek lokal atau sistemik karena daerah nasal kaya pasokan pembuluh darah, pemakaian nasal juga bermanfaat untuk pelepasan obat sistemik.Total permukaan rongga hidung relatif kecil, waktu tinggal dalam rongga nasal pada umumnya pendek dan beberapa obat dapat ditelan. Faktor ini membatasi kapasitas hidung untuk pelepasan obat sistemik yang memerlukan dosis besar.

Bentuk Sediaan Obat Penghantar Nasal-> Tetes nasal, semprot nasal, aerosol, dan nebulizer.Faktor yang mempengaruhi:Metabolik, absorpsi, dan profil kimia obat. Beberapa obat diabsorpsi secara cepat di dalam rongga nasal dan memberikan efek yang cepat.

Persoalan umum pada penghantaran obat nasalTantangan pengembangan formulasi dengan bahan tambahan yang tidak mengiritasi. Beberapa surfaktan yang memudahkan absorpsi pada sediaan cenderung mengiritasi mukosa nasal pada tingkat sedang/berat.

Penghantaran Obat InhalasiDigunakan untuk efek obat lokal/sistemik.Paru-paru mempunyai permukaan absorpsi potensial 70 m2, permukaan yang lebih besar dari usus halus atau jalur nasal.Bila suatu bahan dihirup, bahan yang terpapar akan melewati membran mulut atau hidung -> faring -> trakea -> bronki -> bronkioli -> kantong alveolar -> alveoli.Paru-paru dan saluran udara terkait dirancang untuk menghilangkan bahan asing dari permukaan paru periferal yang besar absorpsinya melalui pembersihan mukosilier akan tetapi jika senyawa serpti obat dibuat aerosol dapat mencapai daerah perifer paru-paru, absorpsi dapat sangat efisien.

Faktor yang mempengaruhi jumlah senyawa terhirup yang menembus ruang jalur udara:1.Ukuran partikel

Ukuran optimum untuk menembus jalur udara yang lebih dalam dari partikel obat adalah 3-5 μm.Partikel besar cenderung terkumpul di jalur udara atas sedangkan molekul sangat kecil keluar bersama hembusan nafas sebelum diberikan kepada saluran nafas yang lebih bawah.

2. Kecepatan pemakaian

Penghantaran Obat Topikal dan Transdermal

Digunakan untuk efek obat lokal. Bentuk sediaan: salap atau krim pada kulit atau berbagai membran mukosa seperti intravagina. Walau tujuannnya adalah untuk memperoleh suatu efek obat lokal, beberapa obat dapat diabsorpsi secara sistemik. Untuk penghantaran obat transdermal, obat digabung dengan suatu sistem terapeutik transdermal, tetapi obat dapat digabung kedalam suatu salap.Keuntungan: pelepasan kontiniu obat pada suatu selang waktu, clearance presistemik rendah, kepatuhan pasien yang baik.

DAFTAR PUSTAKA Joenoes, N. Zaman. 2006. Ars Prescribendi

Resep yang Rasional Edisi ke-3. Airlangga University Press. Surabaya.

Shargel, L. & Andrew B.C.YU. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Airlangga University Press. Surabaya.