makalah blok 10

21
Saluran Kemih dan Genitalia Masculina Riama Sihombing 102012185 - A3 [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Abstrak Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur keseimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh. Kata Kunci : ureter, vesika urinaria, uretra, urine Abstract Kidneys are the organs in the human body that perform many functions for homeostasis, which primarily is as an organ of excretion and regulating fluid and acid-base balance in the body. There is a pair of kidneys in humans, respectively on the left and right side ( lateral ) vertebrae and located retroperitoneal (behind the peritoneum ). Besides a pair of kidneys are also equipped with a pair of ureters, a bladder ( bladder / urinary bladder ) and the urethra that carries urine out of the body into the environment. Keyword :ureters, a bladder, urethra, urine Skenario Seorang ibu membawa anaknya laki-laki yang berusia 2 tahun karena kesulitan buang air kecil, setelah dilakukan pemeriksaan didapati ia menderita fimosis sehingga dokter menganjurkan untuk dilakukan sirkumsisi. 1

Upload: independent

Post on 17-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Saluran Kemih dan Genitalia MasculinaRiama Sihombing

102012185 - A3

[email protected]

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Abstrak

Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk

homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur keseimbangan cairan

dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi

kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum).

Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika

urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.

Kata Kunci : ureter, vesika urinaria, uretra, urine

Abstract

Kidneys are the organs in the human body that perform many functions for homeostasis,

which primarily is as an organ of excretion and regulating fluid and acid-base balance in the

body. There is a pair of kidneys in humans, respectively on the left and right side ( lateral )

vertebrae and located retroperitoneal (behind the peritoneum ). Besides a pair of kidneys are

also equipped with a pair of ureters, a bladder ( bladder / urinary bladder ) and the urethra

that carries urine out of the body into the environment.

Keyword :ureters, a bladder, urethra, urine

Skenario

Seorang ibu membawa anaknya laki-laki yang berusia 2 tahun karena kesulitan buang air

kecil, setelah dilakukan pemeriksaan didapati ia menderita fimosis sehingga dokter

menganjurkan untuk dilakukan sirkumsisi.

1

Istilah Tidak Diketahui

Fimosis adalah keadaan di mana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis

(glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga jadi kesulitan dan

kesakitan saat kencing.

Sirkumsisi adalah tindakan bedah minor yang bertujuan membuang preputium penis sehingga

glans penis menjadi terbuka. Adapun indikasi medis yang mengharuskan dilakukannya

sirkumsisi seperti fimosis, parafimosis, dan balanitis rekuren.

Makroskopis

Genitalia Feminina

Genitalia feminina dibedakan menjadi genitalia externa dan genitalia interna. Genitalia

externa terdiri dari mons pubis, labia majus, labia minus, clitoris, bulbus vestibuli dan

glandula vestibularis major et minor. Genitalia interna terdiri dari vagina, uterus, tuba fallopii

(tuba uterina) dan ovarium.

Genitalia Externa

Mons Pubis (mons veneris) : bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan

lemak yang terletak di permukaan anterior simpisis pubis.

Labia Majus : berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan

menonjol yang berasal dari mons pubis dan berjalan ke bawah dan ke belakang yang

mengelilingi labia minora (labia minus). Homolog dengan skrotum pada laki-laki.

Labia Minus : merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna

kemerahan yang terlihat jika labia majus (mayora) dibuka.

Clitoris : merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang terletak di

ujung superior vulva. Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan pembuluh-

pembuluh darah.

Bulbus vestibuli : terdapat sepanjang sisi ostium vagina. Homolog dengan bulbus

penis pada laki-laki.

Glandula vestibularis major : sama dengan glandula barthoin, akan bermuara ke

dalam vestibulum setiap sisi ostium vagina.

Glandula vestibularis minor : akan bermuara di ostium vagina dan urethra.

2

Genitalia Interna

Vagina : celah di antara labia minus. Pada gadis, kebanyakan vagina tertutup sama

sekali oleh labia minus (labia minora) dan jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya

tertutup oleh hymen (selaput dara).

Uterus : berbentuk oval, menyerupai telur ayam, dan konsistensinya kenyal. Uterus

terdiri dari corpus uteri dan cervix uteri.

Tuba fallopii (tuba uterina) : tuba uterina dapat dibedakan menjadi isthmus tuba

uterina, ampulla tuba uterina, infudibulum, pars intertitialis.

Ovarium : melekat pada bagian belakang ligamentum latum uteri. Penggantung

ovarium pada dinding belakang panggul adalah mesovarium.

Ginjal dan Saluran Kemih

Ginjal terletak retro peritoneal sebelah kiri atau kanan columna vertebralis. Ginjal kiri

terletak pada costa 11 sampai vertebra lumbalis 2-3 dan ginjal kanan pada costa 12 sampai

vertebra lumbalis 3-4. Jarak kutub atas kedua ginjal ±7 cm, kutub bawah kedua ginjal 11cm

dan jarak dari kutub bawah ke crista iliaca 3-5cm.

Pembungkus ginjal terdiri dari :

1. Capsula fibrosa

Melekat pada ginjal, hanya menyelubungi ginjal dan mudah di kupas

2. capsula adiposa

Mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal serta glandula supra renalis.

Dinding capsula adiposa pada bagian depan tipis sedangkan pada bagian

belakangnya tebal.

3. fascia renalis

Letaknya di luar capsula fibrosa. Terdiri 2 lembar :

- depan : facia prerenalis

- belakang : facia retro renalis

Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga kantong

ginjal terbuka ke bawah. Oleh karena itu sering terjadi ascending infection.

Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adiposa, pada keadaan tertentu capsula

adiposa sangat tipis, sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa dan capsula

renalis kendor, sehingga ginjal turun disebut nephroptosis. Nephrophtosis sering terjadi pada

ibu yg sering melahirkan ( grande multipara ).

3

Letak Ginjal

Bagian – bagian ginjal :

• Cortex renalis

Terdiri dari :

o Glomerulus

o pembuluh darah

o Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam

medulla, saluran- saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis à

terdapat garis- garis dari medulla: processus medullaris ( FERHEINI )

• Medulla Renalis

Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga = pyramid renalis

(malphigi). Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini). Saluran-

saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat tembusnya

berupa ayakan = area cribriformis. Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor.

Beberapa calyx minor ( 2 – 4 ) membentuk calyx major. Beberapa calyx major

menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx =

hillus renalis.

4

Ginjal

Perdarahan Ginjal berasal dari A. renalis cabang dari Aorta abdominalis setinggi vertebra

Lumbalis 1-2. A. renalis kanan lebih panjang dari A. renalis kiri, karena harus menyilang V.

cava inferior di belakangnya. A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan

bercabang 2. Yang satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang dan

satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang. A. Renalis depan &

belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat pertemuannya ± di belakang garis

tengah ginjal. Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal. A. Renalis bercabang

lagi & berjalan di antara lobus ginjal yaitu A. interlobaris. A. Interlobaris berada pada

perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata, mengelilingi cortex dan medulla,

sehingga disebut A. arciformis. A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan

sepanjang tepi ginjal (cortex), mempercabangkan vassa afferens (glomerolus). Dalam

glomerolus membentuk anyaman atau pembuluh kapiler sebagai vassa efferens berupa

anyaman rambut yang di sebut tubuli contorti.

Pembuluh balik ginjal mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul

dalam V. interlobularis disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V.interlobularis→ V.

arcuata→V. interlobaris → V. renalis → V. cava inferior.

Mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul dalam V.interlobularis

yang disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V. interlobularis→ V.arcuata→V. interlobaris

→ V. renalis → V. cava inferior.

5

Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang

merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25cm sampai 30cm dan

berdiameter 4mm sampai 6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat yaitu di titik asal ureter

pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan

kandung kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini dan

mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal. Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan

yaitu lapisan terluar yang berupa lapisan fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal ke

arah dalam dan otot polos sirkuler ke arah luar. Lapisan terdalam adalah epitelium mukosa

yang mensekresi selaput mukosa pelindung. Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik

intrinsik. Gelombang peristalsis mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh.1 Arteri

untuk pars abdominalis ureter biasanya berasal dari tiga sumber yaitu arteri renalis, arteri

testicularis atau artero ovarica, dan aorta. Pembuluh balik darah dari kedua ureter terjadi

melalui vena testicularis atau vena ovarica.

Lalu ada kandung kemih atau vesika urinaria yang merupakan organ muskular berongga yang

berfungsi sebagai kontainer penyimpangan urin. Pada laki- laki vesika urinaria terletak tepat

di belakang simfisis pubis dan di deoan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak

dibawah uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari. Berbentuk limas

kalo kosong, sedangkan kalo terisi penuh akan berbentuk bulat. Vesika urinaria ini berkerut,

akan tetapi kalau terisi penuh, kerutan tersebut akan hilang. Vesika urinaria ini ditopang di

dalam rongga pelvis dengan lipatan- lipatan peritoneum dan kondensasi fasta. Dinding vesika

urinaria adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan peritoneal rongga

abdominopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis. Lalu ada lapisan otot yaitu otot detrusor

tang merupakan lapisan tengah. Lapisan iini tersusun dari berkas- berkas otot polos yang satu

sama lain saling membentuk sudut. Hal ini untuk memastikan bahwa selama urinasi, vesika

urinaria akan berkontraksi dengan serempak ke segala arah untuk mengeluarkan urin. Lalu

ada otot sphincter vesika yang berfungsi untuk menahan urin di dalam vesika urinaria. Pada

orang yang sudah lanjut usia, biasanya sphincter ini melemah, shingga orang tua sering

ngompol. Vesika urinaria ini dapat menahan atau menampung urin sebanyak 200- 400cc.2

6

Genitalia Masculina 3

Urethra

Urethra pada laki-laki (masculina) berbeda dengan wanita (femina). Urethra masculina

merupakan pipa fibromuscular dengan panjang 18-22cm dan mempunyai fungsi menyalurkan

urine dari vesica urinaria sampai ke dunia luar dan tempat lewatnya semen/sperma.

Urethra masculina terdiri dari 4 bagian, yaitu:

1. Urethra pars intramuralis (preprostatica) : panjang urethra pars intramuralis adalah

0,5-1,5cm.

2. Urethra pars prostatica : panjang urethra pars prostatica ±3cm, membentang dari

collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex gl.prostata. pada dinding

posteriornya dapat dijumpai:

Crista urethralis, merupakan rigi yang memanjang.

Sinus prostaticus, merupakan lekukan di sisi kiri dan kanan crista urethralis

dan muara ductus excretorius prostaticus.

Colliculus seminalis, merupakan tonjolan di tengah-tengah crista urethralis

dan memiliki lubang yang disebut utriculus prostaticus (utriculus masculinus).

Muara ductus ejaculatorius di kanan dan kiri utriculus prostaticus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa urethra pars prostaticus merupakan pertemuan

saluran urine dan reproduksi.

3. Urethra pars membranasea : urethra pars membranasea merupakan bagian yang paling

pendek, sepanjang 1-2cm, dan membentang apex prostat sampai bulbus penis. Bagian

paling sempit urethra pars membranasea disebabkan oleh otot yang mengelilingi

urethra yaitu m.spinhcter urethra. Urethra bagian ini seluruhnya terletak dalam

diaphragma pelvis/diaphragma urogenitale. Selain pendek dan sempit, urethra bagian

ini susah diregangkan dan sangat tipis di bagian distalnya sehingga mudah robek pada

katerisasi.

4. Urethra pars spongiosa : urethra pars spongiosa merupakan bagian urethra terpanjang

yaitu ±15cm dan membentang dari bulbus penis sampai ujung glans penis. Seluruh

bagian urethra pars spongiosa dikelilingi corpus spongiosum/corpus cavernosum.

Pada glans penis terdapat bagian yang melebar disebut fossa naviculare urethrae.

7

Muara urethra pars spongiosa pada glans penis disebut orificium externum urethra

dan pada bagian anterior bermuara gl.urethralis littre.

Urethra4

Penis

Penis dihubungkan pada symphisis ossis pubis melalui suatu jaringan ikat yang disebut

lig.suspensorium penis.

Penis dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu radix penis, corpus penis, dan glans penis. Radix

penis merupakan bagian penis yang melekat ke symphisis ossis pubis dan terdiri dari 3 massa

jaringan erektil yaitu:bulbus penis, crus penis dextra, dan crus penis sinistra.

Sedangkan corpus penis merupakan lanjutan radix penis ke arah distal. Pada permukaan

dorsal corpus penis, tepat pada garis tengah, dapat dijumpai V.dorsalis penis superficialis.

Glans penis terletak pada ujung distal corpus penis. Pada glans penis dapat dijumpai alat-alat

sebagai berikut:

1. Meatus/orificium urethra externa.

2. Frenulum, yaitu lipatan kulit yang terletak di caudal meatus urethra externa.

3. Preputium, yaitu lapisan kulit yang menutupi glans penis.

8

4. Corona glandis, yaitu pinggir dasar glans penis.

Scrotum

Scrotum merupakan suatu kantong yang dibentuk oleh kulit dan fascia. Kulit scrotum

berkeriput dan ditutupi rambut-rambut kasar. Pada bagian tengah scrotum, dapat dijumpai

suatu garis yang disebut Raphe Scrotalis. Scrotum berisi testis dan epidydimis.

Genitalia Masculina5

Testis

Istilah testis berasal dari bahasa Yunani orchis, sedangkan peradangan testis disebut orchitis.

Testis adalah organ reproduksi yang menghasilkan spermatozoa dan sebagai kelenjar

endokrin yang menghasilkan hormon androgen untuk mempertahankan tanda-tanda kelamin

sekunder.

Bentuk testis oval dengan konsistensi lunak. Testis dibungkus oleh tunica vaginalis propria

dan terletak dalam cavum scroti. Pada orang normal, testis kiri letaknya lebih rendah daripada

yang kanan. Sedangkan pada situs inversus totalitas dan orang kidal, testis kanan letaknya

lebih rendah dari pada testis kiri.

Pada testis dapat dijumpai sisa-sisa perkembangan ujung cranial ductus paramesonephros

yang disebut appendix testis.

9

Testis dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut: extremitas superior,

extremitas inferior, facies lateralis, facies medialis, margo anterior (convex), dan margo

posterior (datar).

Sedangkan pembungkus testis dari dalam keluar adalah:

1. Tunica albuginea.

2. Tunica vaginalis testis lamina visceralis dan lamina parietalis.

3. Fascia spermatica interna.

4. M. Cremaster

5. Fascia spermatica externa.

6. Tunica dartos.

7. Cutis scroti.

Pada irisan/potongan testis dari margo anterior ke margo posterior dapat dijumpai parenkim

testis dibungkus oleh tunica albuginea. Tunica albuginea memberikan septula testis ke dalam

parenkim testis. Di sebelah luar, tunica albuginea dibungkus lagi oleh tunica vaginalis propria

lamina visceralis.

Di daerah dekat margo posterior testis yang tidak di capai oleh septula testis terbentuk massa

jaringan ikat fibrosa yang memadat, disebut mediastinum testis. Rete testis adalah anyaman

beberapa tubuli seminiferi recti yang memasuki mediastinum. Dari rete testis dibentuk

saluran-saluran yang memasuki caput epididymis disebut ductuli efferentes testis.

Rete testis

10

Testis didarahi oleh a.testicularis, cabang aorta abdominalis. Sedangkan aliran vena nya

bermuara ke v.testicularis, yang kemudian dialirkan ke dalam v.cava inferior.

Pada penderita filariasis terdapat penimbunan cairan antara lapisan tunica vaginalis visceralis

dan parietalis yang disebut Hydrocele testis.

Secara fisiologis, pada masa janin testis yang terletak di dalam cavum abdomen akan turun

dan memasuki scrotum. Peristiwa ini disebut descensus testiculorum. Keadaan dimana testis

tidak turunj ke dalam scrotum disebut Kriptorkismus. Keadaan ini membutuhkan operasi

sedini mungkin.

Epididymis

Epididymis merupakan suatu saluran berkelok-kelok yang panjangnya kurang lebih 6 meter.

Epididymis terletak di sebelah dorsal testis. Epididymis dibedakan menjadi caput epididymis,

corpus epididymis, dan cauda epididymis.

Ductus Deferens

Ductus deferens atau vas deferens adalah suatu saluran berdinding tebal yang dilalui sperma.

Mulai dari anulus inguinalis medialis menuju lateral A.epigastrica inferior kemudian turun ke

dorsocaudal pada dinding lateral pelvis, menyilang ureter di sisi medialnya dan menuju ke

mediocaudal pada permukaan dorsal vesica urinaria. Pada bagian ujung akhir ductus deferens

terdapat bagian yang melebar disebut: Ampulla ductus deferens.

Ductus excretorius vas deferens bersama-sama dengan ductus excretorius gl.vesiculosa

membentuk: ductus ejaculatorius.

Mikroskopis

Didalam jaringan korteks ginjal terdapat glomerulus ginjal (korpus malphigi), glomerulus,

tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal dan prosesus fereini. Didalam vaskular

ginjal terdapat kutub vaskular, makula densa, vasa aferen, sel-sel yuksta glomerular, kapsula

bowman, ruang bowman, glomerulus, tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus

distal. Didalam kutub urinari ginjal terdapat kutub urinari/tubular dan tubulus kontortus

proksimal. Didalam medula ginjal terdapat tunika rektus proksimal, tunika rektus distal,

segmen tipis ansa henle, duktus koligens dan duktus papilaris. Didalam pelvis renalis terdapat

kaliks mayor, kaliks minor, duktus papilaris dan epitel transisional.

11

Gambaran mikro ureter terdapat epitel transisional, lamina propria, tunika muskularis dan

tunika adventisia.

Vesika urinaria mukosa dilapisi epitel transisional dengan lamina propria dibawahnya.

Lapisan muskular terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis

secara tidak beraturan. Lapisan adventisia yang terdiri atas jaringan ikat jarang sebagian

diliputi peritonium.

Sistem genitalia maskulina terdiri dari duktus genitalis, kelenjar tambahan dan penis. Dalam

hal ini ada beberapa bangunan penting yang harus diketahui, yaitu :

1. Tubulus Kontortus Seminiferus

Dindingnya terdiri dari 3 lapis : Tunika propia, membrana basalis dan epitel

germinativum. Tunika propia tersusun oleh jaringan pengikat fibroelastis. Membrana

basal tipis dan homogen. Epitel germinativum tersusun oleh sel – sel secara epiteloid

dan berlapis. Ada dua macam sel disini yaitu : (1) sel sertoli, sel penyokong,

sustentakuler. (2) sel spermatogenik.

2. Ductus Ekskretorius

Terdiri atas :

a. Tubuli seminiferi rekti

Penampang 20-25 mikron ke mediastinum testis membentuk rete testis yang memiliki

silia atau flagela

b. Ductus Eferent

Berjumlah 7-15 buah dengan penampang 0,6 mikron dilapisi epitel selapis dengan

tinggi yang tidak sama. Sel yang rendah mempunyai brush border, sel yang tinggi

mempunyai silia untuk menggerakkan sperma.

c. Ductus Epididimis

Saluran tunggal yang berkelok. Pada bagian proksimal dilapisi epitel pseudokompleks

kolumner dengan stereosilia, pada bagian distal didapatkan sel berbentuk anguler

melekat pada membran basal.

d. Ductus Deferent

Berjalan lurus, lumennya besar, dindingnya tebal. Lamina propia membentuk lipatan

longitudinal. Dindingnya dilapisi sel epitel pseudokompleks kolumner dengan

stereosilia.

12

e. Ductus Ejakulatorius

Epitelnya pseudokompleks kolumner atau kolumner simpleks. Di dekat muara ureter

epitelnya berubah menjadi transisional. Mukosanya membentuk banyak lipatan tipis

yang mencapai jauh ke dalam lumen, jaringan pengikatnya didominasi sabut elastic.

3. Urethra Pria

Dibagi menjadi 3 segmen:

a.  Pars prostatika

Saat menembus kelenjar prostat, tempat muara ductus ejakulatorius dan kelenjar

prostat, epitelnya transisional.

b.  Pars membranacea

Mulai dari puncak prostat berakhir pada bulbus kavernosum penis, diliputi epitel

pseudokompleks kolumner.

c.  Pars kavernosa

Pada saat melalui korpus kavernosum penis bermuara pada ujung gland penis,

diliputi oleh epitel kolumner kompleks dan beberapa dengan epitel skuamos

kompleks.

4. Kelenjar Tambahan

a. Kelenjar Prostat: Merupakan kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar kompleks.

Epitel bervariasi tergantung aktivitas kelenjar ( dapat kolumner simpleks, kuboid

simpleks atau squamos simpleks.

b. Kelenjar Vesikula Seminalis: Epitel pseudokompleks kolumner atau bervariasi

tergantung aktivitas kelenjar.

Mekanisme Kerja Ginjal

1) Filtrasi

Ginjal memiliki beberapa fungsi penting didalam tubuh. Ginjal adalah organ terutama

yang berperan dalam mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan

osmolaritas. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang

dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan dalam urin, ginjal dapat mempertahankan

keseimbangan air dan elektrolit dalam kisaran yang sangat sempit yang

memungkinkan kehidupan. Beberapa fungsi ginjal adalah kesimbangan asam basa,

homeostasis, ekskresi sisa- sisa metabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat,

ekskresi bahan- bahan lainnya seperti obat. Ada tiga proses didalam ginjal yaitu

filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.

13

Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula bowman harus melewati tiga

lapusan yang membentuk membran glomerulus. Pertama adalah kapiler glomerlus,

yang kedua adalah membran basal, dan yang ketiga adalah lapisan dalam kapsula

bowman. Lapisan- lapisan ini berfungsi sebagai saringan molekuler halus yang

menahan sel darah dan protein plasma akan tetapi air dan molekul yang kecil dapat

menembus filtrasi tersebut. Membran glomerulus jauh lebih permiable daripada

kapiler di tempat lain. Dinding kapiler glomerulus terdiri dari satu lapis sel endotel

gepeng. Lapisan ini memiliki banuak pori besar yang menyebabkannya 100 kali lebih

permeable terhadap air dan zat yang kecil. Lalu terdapat membran basal yang adalah

lapisan gelatinosa aselular yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein yang tersisip

di antara glomerulus dan kapsul bowman. Kolagen menghasilkan kekuatan struktural

dan glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma yang kecil. Protein plasma yang

besar tidak dapat melewati filtrasi, akan tetapi albumin, protein plasma yang kecil

masih dapat melewati membran filtrasi. Akan tetapi, karena bermuatan negative,

maka glikoprotein menolak albumin dan protein plasma yang lainnya yang juga

bermuatan negative. Terkadang, karena ada kebocoran, albumin tersebut dapat lolos

dari filtrasi.

Lapisan terakhir membran glomerulus adalah lapisan dalam kapsul bowman. Lapisan

ini terdiri dari podosit yang merupakan sel mirip gurita yang mengelilingi glomerulus.

Setiap podosit memiliki banyak kaki memanjang yang saling menjalain dengan foot

process podosit sekitar. Celah sempit diantara foot process yang berdampingan

disebut sebagai celah filtrasi yang membentuk jalur tempat cairan meninggalkan

kapiler glomerulus menuju kapsul bowman. Karena itu, rute yang dilalui oleh bahan

terfiltrasi melewati membran glomerulus seluruhnya berada di luar sel pertama

melalui pori kapiler, kemudian melalui membran basal aselukar dab ajgurnya

melewati celah filtrasi kapsuler. Untuk melaksanakan filtrasi gllomerulus, harus

terdapat gaya yang mendorong sebagian dari plasma di glomerulue menembus

lubang- lubang di membran glomerulus. Filtrasi glomerulus dilakukan oleh gaya-

gaya fisik pasif yang serupa dengan kerja di kapiler di tempat lain.

Ada tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi glomerulus. Mereka adalah tekanan

darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik protein plasma, dan tekanan hidrostatik

kapsula bowman. Pertama, tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan

yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerulus. Tekanan ini pada akhirnya

bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi terhadap aliran darah yang

14

ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen. Tekanan darah kapiler glomerulus

diperkirakan sebesar 55mmHg lebih tinggi daripada tekanan darah kapiler di tempat

yang lain. Karena tingginya resistensi yang dihasilkan oleh arteriol eferen maka

tekanan darah tidak memiliki kecendrungan untuk turun di sepanjang kapiler

glomerulus seperti di kaliper lain. Tekanan darah glomerulus yang tinggi dan tidak

menurun in cenderung mendorong cairan keluar glomerulus menuju kapsul bowman

di seluruh panjang kapiler glomerulus dan merupakan gaya utama yang menghasilkan

filtrasi glomerulus.

Sementara tekanan darah kapiler glomerulus mendorong filtrasi, dua gaya lain yang

bekerja menembus membran glomerulus melawan filtrasi.6 Tekanan hidrostatik darah

mendorong cairan dan zat terlarut keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul

bowman. Dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik glomerulus

adalah tekanan hidrostatik kapsula bowman yang dihasilkan oleh cairan dalam

kapsula bowman. Tekanan ini cenderung untuk menggerakkan cairan keluar dari

kapsul menuju glomerulus. Tekanan hidrostatik kapsula bowman ini diperkirakan

sekitar 15 mmHg. Tekanan ini, yang cenderung mendorong cairan keluar kapsul

bowman, melawan filtrasi cairan dari glomerulus menuju kapsula bowman. Lalu

tekanan yang ketiga adalah tekanan onkontik atau osmotik protein plasma yang

ditimbulkan oleh distribusi tak seimbang protein- protein plasma di kedua sisi

membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi maka protein plasma terdapat di

akpiler glomerulus tetapi tidak di kapsul bowman. Karena itu, konsentrasi air lebih

tinggi di kapsul bowman daripada di kapiler glomerulus. Gaya osmotik ini rata- rata

30 mmHg, dan sedikit lebih tinggi daripada di kapiler lain. Tekanan ini lebih tinggi

karena air yang difiltrasi keluar darah glomerulus jauh lebih banyak sehingga

konsentrasi protein plasma lebih tinggi daripada di tempat lain.6 Tekanan osmotik ini

dihasilkan oleh protein plasma adalah tekanan yang menarik cairan dari kapsul

bowman untuk memasuki glomerulus.

Lalu terdapat tekanan filtrasi efektif (EFP) yang adalah tekanan dorong netto.

Tekananini adalah selisih antara tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar

glomerulus menuju kapsula bowman dan tekanan yang cenderung menggerakkan

cairan ke dalam glomerulus dari kapsul bowman. EFP= (tekanan hidrostatik

glomerular)- (tekanan kapsular) + (tekanan osmotik protein plasma). Lalu ada laju

filtrasi glomerular atau glomerular filtration rate (GFR) adalah jumlah filtrat yang

terbentuk per menit pada semua nefron dari kedua ginjal. Pada laki- laki, laju filtrasi

15

ini sekitar 125 ml/ menit atau 180 L dalam 24 jam; sedangkan pada perempuan,

GFRnya adalah sekitar 110 ml/ menit. GFR berbanding lurus dengan EFP dan

perubahan tekanan yang terjadi akan mempengaruhi GFR. Kontraksi arteriol aferen

menurunkan aliran darah dan mengurangi laju filtrasi glomerular. Sedangkan

kontraksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam

glomerulus dan meningkatkan GFR. Hasil dari filtrasi disebut filtrat. Filtrat dalam

kapsul bowman adalah filtrrat yang bebas dari protein, hanya terdiri dari plasma yang

bebas akan protein.

2) Reabsorbsi

Proses kedua adalah reabsorpsi. Selain protein, semua komponen plasma dapat

difiltrasi. Banyak komponen yang ada didalam filtrat tersebut. Ada yang berguna

untuk tubuh dan ada yang harus diekskresikan dari tubuh. Bahan- bahan yang masih

diperlukan oleh tubuh akan direabsorpsi kembali agar dapat digunakan oleh tubuh.

Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses yang samgat selektif. Semua konstituen

kecuali protein plasma memiliki konsentrasi yang sama di filtrat glomerulus dan di

plasma. Sewaktu air dan bahan penting lain direabsorpsi, produk- produk sisa yang

tertinggal di cairan tubulus menjadi sangat pekat. Dari 125 ml/menit cairan yang

terfiltrasi, biasanya 124 ml/mnt direabsorpsi. Tubulus biasanya mereabsorpsi 99%

dari air yang terfiltrasi, 100% gula yang terfiltrasi, dan 99.5% garam yang terfiltrasi.6

Sebagian besar filtrat secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui difusi

pasif gradien kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradien tersebut, atau difusi

terfasilitasi. Sekitar 85% natrium korida dan air serta semua glukosa dan asam amino

pada filtrat direabsorpsi dalam tubulus kontortus proksimal.

Ion- ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi dari lumen tubulus

kontortus proksimal ke dalam sel- sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumny

lebih rendah. Ion- ion natrium yang ditranspor secara aktif dengan pompa natrium

kalium akan keluar dari sel- sel epitel untuk masuk ke cairan intertitial di dekat

kapilar peritubular. Karena ion natrium positig bergerak secara pasif dari cairan

tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke cairan intertitial peritubular akan terbentuk

ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion- ion negatif.

Dengan demikian, ion klor dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke dalam sel-

sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan

peritubular dan kapiler tubular. Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrer

ion natrium dan digerakkan melalui kotranspor. Carrier pada membran sel tubulus

16

memiliki kapasitas reabsorpsi maksimum untuk glukosa berbagai jenis asam amino

dan beberapa zat terabsorpsi lainnya.

Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari area

berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area

berkonsentrasi air rendah dalam cairan intertitial dan kapiler peritubular. Seluruh urea

yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50% urea secara pasif

direabsorpsi akibat gradien difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi. Maka dari itu

50% urea yang difiltrasi akan diekresikan ke dalam urin. Seperti kalium, fosfat, dan

sulfat, serta sejumlah ion organik adalah melalui transpor aktifitas. Ada yang disebut

dengan zat ambang tinggi atau high threshold substance yaitu zat yang bila kadarnya

dalam darah normal hampir seluruhnya diabsorpsi kembali dalam tubuli ginjal seperti

glukosa dan asam amino. Sedangkan low threshold substance adalah substancenya

yang tidak direabsorbsi kembali seperti asam urat dan kreatinin. Glukosa, asam

amino, dan kalium di reabsorpsi 100% di ginjal. Glukosa dibawa bersama Na dengan

arah yang sama yang disebut dengan simport dengan cara aktif transport. Kecepatan

maksimal untuk absorpsi glukosa yaitu 350 mg/ menit, kalo glukosa yang difiltrasi

lebih besar daripada kecepatan maksimal akan menimbulkan glukosuria. Renal

treshold untuk glukosa adalah 170- 180 mg%, bila kadar glukosa darah lebih dari 180

mg% itu adalah glukosuria.

3) Sekresi

Proses ketiga adalah sekresi. Mekanisme sekresi tubular adalah proses aktif yang

memindahkan zat keluar dari darah dalam kapilar peritubular melewati sel- sel tubular

menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urin. Zat- zat seperti ion hidrogen,

kalium, dan amonium, produk akhir metabolik kreatinin dan asam hipurat serta obat-

obatan tertentu secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion hidrogen dan amonium

diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul.

Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hidrogen dan amonium membantu dalam

penganturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi tubular

merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat- zat kimia asing

atau zat yang tidak diinginkan. Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan

transpor transepitel, tetapi kini langkah- langkahnya dibalik. Sekresi adalah pemindah

diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Bahan-bahan

terpenting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen, ion kalium, serta anion

dan kation organik, yang banyak di antaranya adalah senyawa yang asing bagi tubuh.

17

Sekresi H ginjal sangat penting dalam mengantur keseimbangan asam basa di tubuh.

Ion hidrogen yang disekresikan ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh

melalui urin. Ion hidrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal atau

koligentes dengan tingkat skresi H berganrung pada keasaman cairan tubuh. Ketika

cairan tubuh terlalu asam, maka sekresi H meningkat. Begitu juga ketika cairan tubuh

terlalu basa maka sekresi H menurun.

Ion kalium secara selektif berpindah dalam arah berlawanan di berbagai bagian

tubulus; ion ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif

disekresikan di tubulus distal dan koligentes. Di awal tubulus ion kalium direabsorpsi

secara konstan dan tanpa dikendalikan, sementara sekresi K di bagian distal tubulus

bervariasi dan berada di bawah kontrol. Karena K yang difiltrasi hampir seluruhnya

direabsorpsi di tubulus proksimal maka sebagian besar K di urin berasal dari sekresi

terkontrol K di bagian distal nefron dan bukan dari filtrasi. Sekresi K ditubulus distal

dan koligentes digabungkan dengan reabsorpsi Na oleh pompa Na K basolateral

dependen energi. Ada beberapa faktor yang dapat mengubah laju sekresi K dengan

yang terpenting adalah aldosteron. Hormon ini merangsang sekresi K oleh sel tubulus

di akhir nefron sekaligus meningkatkan reabsorpsi Na oleh sel- sel ini. Peningkatan

konsentrasi K plasma secara kangsung merangsang korteks adrenal untuk

meningkatkan pengeluaran aldosteronnya yang pada gilirannya mendorong sekresi

dan akhirnya ekskresi kelebihan K di urin.6

Sistem Kemih Membawa Urin Keluar Tubuh

Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin, ginjal dan struktur-struktur yang membawa

urin dari ginjal ke luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk

kacang yang terletak di belakang rongga abdomen, satu di masing-masing sisi kolumna

vertebralis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal mendapat satu arteri renalis dan satu

vena renalis, yang masing-masing masuk dan keluar ginjal di indentasi (cekungan) medial

ginjal yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti kacang. Ginjal bekerja pada plasma

yang mengalir melaluinya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan

dipertahankan didalam tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak diinginkan melalui

urin.

Setelah terbentuk, urin mengalir ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang

terletak di bagian tengah medial masing-masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam

ureter, suatu saluran berdinding otot polos yang keluar dibatas medial dekat dengan arteri dan

18

vena renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin dari masing-masing ginjal ke sebuah

kandung kemih.

Kandung kemih, yang menampung urin secara temporer, adalah suatu kantung berongga

berdinding otot polos yang dapat teregang. Secara periodik, urin dikosongkan dari kandung

kemih keluar melalui saluran lain, uretra, akibat kontraksi kandung kemih. Uretra pada

wanita berukuran pendek dan lurus, berjalan langsung dari leher kandung kemih ke luar. Pada

pria uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung dari kandung kemih ke luar, melewati

kelenjar prostat dan penis. Uretra pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran untuk

mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran untuk semen dari organ-organ

reproduksi. Kelenjar prostat terletak di bawah leher kandung kemih dan melingkari uretra

secara penuh.

Sifat-sifat Urin

Volume pada orang dewasa normal, 600–2500 ml urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini

tergantung pada konsumsi air, suhu luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume urine berkurang

saat musim panas karena pengeluaran urine berbanding terbalik dengan pengeluaran keringat.

Urine yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah dari jumlah urine yang dibentuk selama

aktivitas.

Berat jenis berkisar antara 1,003–1,030 dan bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut

dalam urine. pH normal antara 4,7 sampai 8,0 dengan rata-rata kecil dari 6,0.

Urine normal berwujud encer berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah dengan

jumlah dan konsentrasi urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih dan menjadi

keruh jika didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga terdapat sejumlah kecil

urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi pemekatan urine, urine menjadi kuning tua

hingga kecoklatan.

Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini dapat

bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus memberikan bau

metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton.

Komposisi Urin Normal

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang

kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan

untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk

menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan

urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter

menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air

19

dengan bahan terlarut berupa sisa metabolism (seperti urea), garam terlarut, dan materi

organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.7

Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,

misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang

tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau

berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung didalam urin dapat

diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen

yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.

Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita

diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.7

Komposisi air kemih: (1)Air kemih terdiri dari kira – kira 95% air ; (2)Zat-zat sisa nitrogen

dari hasil metabolisme protein asam urea; (3)amoniak dan kreatinin; (4)Elektrolit; (5)natrium;

(6)kalsium; (7)NH3; (8)bikarbonat; (9)fosfat dan sulfat; (10)Pigmen (bilirubin, urobilin);

(11)Toksin; (12)Hormon.

Hipotesis

Kesulitan buang air kecil disebabkan karena gangguan saluran kemih.

Kesimpulan

Sistem kemih merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga

darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang

masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam

air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Saluran kemih merupakan alur kolektif organ pembentuk, pengumpul dan pengosongan urin.

Yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.

Berdasarkan skenario keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala

penis (glans) membuat saluran kemih jadi tersumbat sehingga kesulitan dan kesakitan saat

kencing. Bila alirannya tersumbat maka urin akan mengalir kembali ke tubulus renalis dan

pelvis renalis. Kondisi seperti ini jangan disepelekan. Jika tidak diatasi maka dapat

mengakibatkan sejumlah komplikasi seperti gagal ginjal, retensi urin akut dan infeksi saluran

kemih.

20

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Clinical anatomy for medical students. 6th ed. USA : Lippincott William &

Wilkins ; 2000. p 142-8.

2. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11th ed. Singapore : Elsevier

Pte Ltd ; 2008.p.289-415.

3. K. Y. Inggriani. Buku ajar sistem urogenitalia. 2th ed. Jakarta: Bagian Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2012. h. 31-32.

4. http://www.google.co.id/search?

biw=1024&bih=586&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=urethra+masculina&oq=urethra+m

asculina&gs_l=img.3...3560.5936.0.6107.10.9.0.0.0.0.15.39.3.3.0....0...1c.1.64.img..7.

3.38.vuYWHeaYhP8#imgrc=SENQd6QEChW3JM%3A Diunduh tanggal 19

September 2015 jam 15.30

5. http://www.google.co.id/search?

noj=1&biw=1024&bih=586&tbm=isch&sa=1&q=genitalia+masculina+scrotum&oq=

genitalia+masculina+scrotum&gs_l=img.3...1021318.1028839.0.1029065.40.29.0.3.3

.0.395.2912.10j11j1j1.23.0....0...1c.1.64.img..21.19.2193.415-z31JHME#imgrc=_

Diunduh tanggal 19 September 2015 jam 16.10

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed 2. Jakarta: EGC, 2001.

7. Adam S. Mikrobiologi parasitologi. Jakarta: EGC;2004.h.94-9.

21