laporan pelaksanaan aktualisasi - kementerian pupr

39
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III JAKARTA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI JUDUL PELAKSANAAN AKTUALISASI VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL PENGADUAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MEMBERIKAN PEMAHAMAN AUDITOR DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT IV DISUSUN OLEH : NAMA : GINA DWI MISGIYANI NIP : 199605302019032004 JABATAN : AUDITOR AHLI PERTAMA UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT JENDERAL BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III JAKARTA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2019

Upload: khangminh22

Post on 12-Jan-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III JAKARTA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

JUDUL PELAKSANAAN AKTUALISASI

VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL

PENGADUAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA

MEMBERIKAN PEMAHAMAN AUDITOR DI LINGKUNGAN

INSPEKTORAT IV

DISUSUN OLEH :

NAMA : GINA DWI MISGIYANI

NIP : 199605302019032004

JABATAN : AUDITOR AHLI PERTAMA

UNIT ORGANISASI : INSPEKTORAT JENDERAL

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III JAKARTA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN 2019

ii

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH III JAKARTA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL PENGADUAN MASYARAKAT

SEBAGAI UPAYA MEMBERIKAN PEMAHAMAN AUDITOR DI LINGKUNGAN

INSPEKTORAT IV

DISUSUN OLEH:

GINA DWI MISGIYANI, S.E.

199605302019032004

AUDITOR AHLI PERTAMA

INSPEKTORAT JENDERAL

DISEMINARKAN PADA:

HARI : Jumat

TANGGAL : 27 September 2019

MENTOR

Dodi Suryadi.ST, CFrA, QIA

NIP 197712272005021002

COACH

Ir. Tasripin Sartiyono, MT.

NIP 195909081986031002

KEPALA

BALAI DIKLAT PUPR WIL.

III JAKARTA

Yunaldi, S.T., M.T.

NIP 197212301998031003

KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN

DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL,

Ir. Moeh. Adam, M.M.

NIP 196503031992031002

iii

LEMBAR

IDE GAGASAN AKTUALISASI

JUDUL : VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL PENGADUAN

MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MEMBERIKAN PEMAHAMAN

AUDITOR DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT IV KEMENTERIAN

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

OLEH:

NAMA : GINA DWI MISGIYANI

NIP : 199605302019032004

UNIT KERJA : INSPEKTORAT IV, INSPEKTORAT JENDERAL

PESERTA PELATIHAN

GINA DWI MISGIYANI, S.E.

NIP. 199605302019032004

COACH

IR. TASRIPIN SARTIYONO, MT.

NIP. 195909081986031002

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

GAGASAN AKTUALISASI

JUDUL : VISUALISASI TATA CARA PENELITIAN AWAL

PENGADUAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA

MEMBERIKAN PEMAHAMAN AUDITOR DI LINGKUNGAN

INSPEKTORAT IV KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT

OLEH:

NAMA : GINA DWI MISGIYANI

NIP : 199605302019032004

UNIT KERJA : INSPEKTORAT IV, INSPEKTORAT JENDERAL

PESERTA PELATIHAN

GINA DWI MISGIYANI, S.E.

NIP. 199605302019032004

MENTOR

DODI SURYADI, ST, CFrA, QIA.

NIP. 197712272005021002

COACH

IR. TASRIPIN SARTIYONO, MT.

NIP. 195909081986031002

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya Laporan Pelaksanaan Aktualisasi dengan judul “Visualisasi Tata

Penelitian Awal Pengaduan Masyarakat Sebagai Upaya Memberikan Pemahaman Auditor Di

Lingkungan Inspektorat IV Kementerian PUPR” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat

waktu.

Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan

Latsar CPNS Kementerian PUPR. Selama menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi

ini penulis banyak menerima petunjuk, saran, bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai

pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dodi Suryadi. ST, CfrA, QIA selaku mentor yang selalu memberikan motivasi,

saran, arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Ir. Tasripin Sartiyono, M.T selaku coach yang juga telah memberikan banyak

masukan, koreksi dan saran sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Kasubbag TU Inspektorat IV Ibu Nuryati, SAP, MA, serta para auditor senior yang

ada di lingkungan Inspektorat IV Kementerian PUPR.

4. Widya Iswara Kementerian PUPR yang mengajar di Balai Pelatihan Kemen PUPR

Wilayah III Jakarta yang telah memberikan pengetahuan sehingga memudahkan

penyusunan laporan ini.

5. Teman-teman CPNS Kementerian PUPR Batch II yang berjuang bersama selama

mengikuti LATSAR di Balai Pelatihan KemenPUPR Wilayah III Jakarta serta semua

pihak yang tidak bisa penulis sebutkan lebih banyak lagi dalam rancangan aktualisasi

ini.

Semoga Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis sadar bahwa Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Jakarta, 20 September 2019

Gina Dwi Misgiyani, S.E.

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR IDE GAGASAN AKTUALISASI ....................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN GAGASAN AKTUALISASI................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ v

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

1.2 Tujuan Aktualisasi .................................................................................................................. 2

1.3 Ruang Lingkup ........................................................................................................................ 4

BAB II GAMBARAN UNIT KERJA .................................................................................................... 5

2.1 Deskripsi Organisasi ............................................................................................................... 5

2.2 Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi ....................................................................... 5

2.3 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP) ...................................................................................... 8

BAB III DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI ....................................................................... 9

3.1 Penetapan Isu yang Diangkat .................................................................................................. 9

3.2 Gagasan Pemecahan Isu ........................................................................................................ 13

3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi ............................................................................................ 13

BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI ...................................................................................... 18

4.1 Deskripsi Kegiatan ................................................................................................................ 18

4.2 Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi ................................................................................ 18

4.2.1 Uraian Teknik Aktualisasi, Hambatan, dan Solusi ........................................................... 18

4.2.2 Analisa Dampak ................................................................................................................ 23

BAB V PENUTUP .............................................................................................................................. 25

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 25

5.2 Saran ..................................................................................................................................... 25

LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 26

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang penting dalam penyelenggaraan

pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, serta dalam menjaga persatuan dan

kesatuan dengan landasan kesetian kepada ideologi Pancasila dan Undang Undang Dasar

Tahun 1945 dalam rangka untuk mewujudkan dan menciptakan masyarakat madani yang taat

hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi.

Menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan dan pelatihan

terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 tahun masa percobaan.

Pernyataan tersebut selanjutnya diperkuat dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi

Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Manajemen Penyelenggaraan Pelatihan

Dasar Calon PNS 2018.

Oleh karena itu berdasarkan landasan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR) mengadakan On the Job Training dan Pelatihan Dasar (Latsar)

CPNS dengan tujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi

nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab; dan

memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal itu juga selaras dengan nilai

organisasi Kementerian PUPR yaitu iProve (Integritas, Profesional, Orientasi Misi, Visioner

dan Etika Akhlakul Kharimah).

Dalam Pelatihan Dasar ini calon ASN diberikan materi tentang penerapan nilai-nilai

dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi

(ANEKA) serta peran dan kedudukan ASN (Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole

of Goverment dengan memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal di tempat pelatihan

dan di tempat kerja sehingga memungkinkan calon ASN mampu menginternalisasi,

menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan

merasakan manfaatnya, sehingga menghasilkan ASN yang profesional dan berkarakter.

Isu yang penulis angkat adalah adanya aturan-aturan terbaru dalam bidang pengawasan

di Inspektorat Jenreal Kementerian PUPR. Gagasan pemecahan isu yang penulis usulkan

adalah dengan membuat visualisasi aturan tersebut dalam bentuk konten visual yang berupa

2

poster dan video animasi. Jika isu tidak segera ditangani maka di khawatirkan akan

menyebabkan kesalahan dalam melakukan prosedur pengawasan yang akan semakin

menumpuk dan semakin sulit ditangani. Selain itu, mengingat pada tugas dan fungsi utama

dari Inspektorat Jenderal adalah menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tugas dan fungsi tersebut

diselenggarakan dalam berbagai bentuk pengawasan manajemen, program, sistem dan

kinerja. Selain itu, Inspektorat Jenderal juga menjadi role model bagi unit organisasi lain

dalam lingkup kementerian terutama tentang penerapan nilai-nilai organisasi dalam

pelaksanaan kegiatannya.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Secara umum aktualisasi bertujuan untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam

menyusun dan menyajikan rancangan aktualisasi berdasarkan konsepsi pembelajaran yang

sesuai dengan sikap perilaku bela negara, nilai-nilaidasar PNS dan kedudukan serta peran

PNS dalam NKRI melalui proses internalisasi dan pembiasaan diri di tempat kerja untuk

pembentukan karakter PNS yang berintergritas dan professional.

Dengan adanya aktualisasi ini diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN

sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan peserta Pelatihan Dasar. Pada sisi yang lebih spesifik,

diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan peran dan kedudukan ASN (Manajemen

ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government) sehingga membentuk pribadi yang jujur,

kompeten, adil, berintegritas dan profesional. Sehingga mampu melaksanakan tugas dan

fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu

bangsa.

ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa

dapat ditunjukan dengan :

1. Kemampuan memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya;

2. Kemampuan untuk mengedepankan rasa nasionalisme dalam pelaksanaan tugas

jabatannya;

3. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik dalam melaksanakan tugas

jabatannya;

4. Kemampuan untuk berinovasi untuk meningkatkan mutu pelayanan;

3

5. Berani untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di

lingkungan instansi;

6. Mampu untuk menjadi sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul dan

selalu mengikuti perkembangan jaman;

7. Kemampuan mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan

pelayanan publik; dan

8. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan publik sesuai dengan

peratuan bagi setiap warga negara.

Tujuan dari perancangan aktualisasi ini secara khusus adalah :

1. Memenuhi kewajiban CPNS dalam menerima Pelatihan Dasar sesuai dengan UU

No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Perka LAN Nomor 12 Tahun

2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan

III.

2. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Whole of

Government, Pelayanan Publik dan Manajemen ASN sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apartur Sipil Negara serta nilai I-Prove

sebagai insan PUPR dalam menjalankan tugas sebagai ASN

3. Untuk mengetahui isu di lingkungan kerja dan kaitan nya dengan 3 pilar ASN.

4. Untuk mencari solusi atas isu yang dibahas.

Adapun manfaat yang diharapkan setelah aktualisasi ini, yaitu:

1. Membantu menyelesaikan isu atau permasalahan yang terjadi di tempat OJT yang

dilaksanakan yaitu Inspektorat IV;

2. Memberikan manfaat nyata dari hasil aktualisasi bagi unit organisasi Inspektorat

IV.

3. Meningkatkan pemahaman auditor atas aturan – aturan didalam pengawasan pada

Inspektorat Jenderal IV.

4

1.3 Ruang Lingkup

Lingkup bahasan dalam perancangan aktualisasi ini yaitu:

1. Fokus pengerjaan aktualisasi ini adalah Inspektorat Wilayah IV, Inspektorat

Jenderal Kementerian PUPR.

2. Waktu pengerjaan aktualisasi yaitu pada tanggal 13 Agustus sampai dengan 23

September 2019, dengan jangka waktu 30 hari.

3. Pengambilan data aturan dibatasi yaitu aturan-aturan yang baru diperbaharui tahun

2019 ini.

5

BAB II

GAMBARAN UNIT KERJA

2.1 Deskripsi Organisasi

Inspektorat Jenderal adalah unit organisasi Eselon I yang berada di bawah dan

bertangung jawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.

Sesuai dengan Permen PUPR No 03 Tahun 2019 tentang organisasi dan tata kerja

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Inspektorat Jenderal mempunyai

tugas yaitu menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian.

Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

merupakan unit kerja yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya berada dan bertanggung

jawab langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. memiliki Visi dan

Misi yaitu Aparat Pengawas Intern yang Terpercaya. Inspektorat Jenderal Kementerian

PUPR memiliki Visi yaitu “APARAT PENGAWAS INTERN YANG TERPERCAYA’.

Sedangkan Misi yang dimiliki oleh Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR untuk

mewujudkan Visi nya adalah sebagai berikut:

1. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN serta Gratifikasi;

2. Mengawal pelaksanaan pembangunan dan mengayomi pelaksana yang sudah

melaksanakan tugas sesuai peraturan perundang-undangan;

3. Mengembangkan manajemen pengawasan berbasis manajemen resiko yang

profesional, transparan, dan akuntabel;

4. Melaksanakan pengawasan intern yang efektif, efisien, dan ekonomis sesuai kode

etik auditor dan standar audit.

2.2 Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Tugas dari Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR itu sendiri adalah untuk

melaksanakan pengawasan intern terhadap seluruh kegiatan dalam rangka

penyelenggaraan tugas dan fungsi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian;

6

2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya;

3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;

4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian;

5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan

6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Selanjutnya akan dibahas mengenai tugas dan fungsi Inspektorat IV sebagai tempat On

the Job Training penulis. Inspektorat IV mempunyai tugas melaksanakan pengawasan

terhadap penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mencakup Provinsi Bali, Nusa Tenggara

Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Dalam

menjalankan tugasnya Inspektorat IV menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan rencana dan program pengawasan serta program kerja pengawasan

mencakup Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku,

Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;

2. penyiapan rancangan norma, standar, prosedur dan kriteria pengawasan,

pengujian dan penilaian mencakup Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;

3. pelaksanaan audit yang meliputi audit kinerja, audit dengan tujuan tertentu,

probity audit, audit program dan perencanaan, audit dengan tujuan tertentu

lainnya meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;

4. pelaksanaan reviu yang meliputi reviu anggaran, reviu rencana kebutuhan barang

milik negara, reviu perpanjangan kontrak tahun jamak, reviu lain atas perintah

Menteri dan/atau Inspektur Jenderal, telaah sejawat antar inspektorat

kementerian/lembaga lainnya, reviu lainnya dan verifikasi lainnya meliputi

Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku

Utara, Papua dan Papua Barat;

5. pelaksanaan evaluasi yang meliputi evaluasi pelaksanaan SPIP dan evaluasi lain

atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal meliputi Provinsi Bali, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua

Barat;

7

6. pelaksanaan pemantauan yang meliputi pemantauan atas tindak lanjut hasil

pengawasan, pemantauan atas tindak lanjut selain audit kinerja, pemantauan lain

atas perintah Menteri dan/atau Inspektur Jenderal, validasi temuan BPK-RI

meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku,

Maluku Utara, Papua dan Papua Barat;

7. pelaksanaan kegiatan pengawasan lainnya yang meliputi internalisasi, sosialisasi,

dan bimbingan teknis peraturan yang berkaitan dengan bidang pengawasan dan

pengendalian intern, layanan konsultasi atas proses pengadaan barang/jasa

pemerintah, penatausahaan keuangan dan barang milik negara,dan tindak lanjut

hasil pengawasan, pendampingan, penyusunan ikhtisar hasil pengawasan dan

penelitian awal Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat; dan

8. pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat IV.

Struktur dan kedudukan Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat adalah sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat harus dibentuk sesuai kenutuhan untuk melaksanakan beban

kerja.

2. Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal sebagai Kepala Unit APIP.

3. Kepala Unit APIP diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengangkatan dan

pemberhentian PNS.

4. Kepala Unit APIP bertanggung jawab kepada Menteri.

5. Auditor yang duduk dalam Unit APIP bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Unit APIP.

8

2.3 Uraian Tugas Jabatan Peserta (SKP)

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) CPNS disusun seragam dari Biro Kepegawaian dan

Ortala, Sekertariat Jenderal dan dinilai oleh Mentor yang bertindak sebagai atasan langsung.

Uraian kegiatan tugas peserta yang disusun dalam SKP selama masa OJT, yaitu:

a. Menyusun tugas mandiri selama orientasi

b. Mengikuti pelatihan dasar

c. Mengikuti latihan fungsional

d. Mengikuti pelatihan teknis

e. Mengikuti pelatihan penulisan ilmiah dan pelaporan

f. Mengikuti pengenalan kelitbangan

g. Mengikuti pelatihan bela negara

h. Mengisi buku lembar pencatatan hasil kerja CPNS

i. Membuat laporan penugasan selama mengikuti OJT

j. Mengikuti pelatihan manajemen konstruksi

Pada pelatihan dasar, CPNS diberi pendalaman terkait peran dan kedudukan ASN serta

nilai-nilai ASN (ANEKA). Keluaran pelatihan dasar berupa laporan pelaksanaan aktualisasi

sebagai gagasan pemecahkan isu yang diidentifikasi di unit kerja. Rangkaian kegiatan selama

masa OJT bertujuanagar memberikan pembekalan dan pengenalan lingkungan kerja di

Kementerian PUPR sehingga CPNS akan lebih menguasai dunia kerja dan dapat menjadi

bibit unggul dalam mencapai visi dan misi Kementerian PUPR.

Ketika nanti penulis sudah resmi diangkat menjadi PNS, penulis menjadi Jabatan

Fungsional Tertentu yaitu Auditor Ahli Pertama. Adapun Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

untuk jabatan fungsional Auditor Ahli Pertama, sebagai berikut:

1. Melaksanakan Audit Internal di Inspektorat

2. Melaksanakan Reviu di Inspektorat

3. Melaksanakan Evaluasi di Inspektorat

4. Melaksanakan Pemantauan di Inspektorat

5. Melaksanakan Pengawasan lainnya di Inspektorat

9

BAB III

DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Penetapan Isu yang Diangkat

Menurut KBBI, isu adalah masalah yang dikedepankan atau kabar yang tidak jelas asal

usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus. Untuk menemukan isu,

perlu dilakukan environmental scanning di unit kerja. Dari hasil environmental scanning di

Inspektorat IV, ditemukan beberapa isu yang merupakan isu saat ini, isu berkembang, dan isu

potensial. Berikut adalah isu-isu yang ditemukan di Inspektorat IV :

a. Cara Penggunaan Printer yang tidak optimal.

b. Pemborosan kertas pada saat mengeprint berkas.

c. Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan dipahami untuk auditor pemula.

d. Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan.

e. Kurangnya keamanan data pada setiap komputer.

Dalam menganalisa isu-isu yang muncul diatas, saya akan menganalisa isu

menggunakan alat penetapan isu berdasarkan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,

Layak). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang terjadi. Problematik artinya sebuah isu

memiliki permasalahan yang kompleks sehingga butuh dicarikan solusi permasalahannya.

Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak artinya isu yang

diangkat realistis dan masuk akal untuk dipecahkan masalahnya.

Tabel 2.1 Pemilihan Isu melalui kriteria APKL

No Isu Kriteria Isu

A P K L

1 Cara Penggunaan Printer yang tidak optimal √ √ √ ×

2 Pemborosan kertas pada saat mengeprint berkas √ √ √ ×

3 Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan

dipahami untuk auditor pemula

√ √ √ √

4 Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang

pengawasan

√ √ √ √

5 Kurangnya keamanan data pada setiap komputer √ √ √ √

10

Keterangan:

A: Aktual

P : Problematik

K : Kekhalayakan

L : Layak

Berdasarkan alat bantu penetapan isu diatas dapat disimpulkan bahwa isu nomor 3, 4,

dan 5 memenuhi semua kriteria APKL. Sementara isu nomor 1, dan 2 tidak memenuhi

kriteria Layak.

Isu nomor 3 yaitu “Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan dipahami untuk

auditor pemula” memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan

sedang terjadi bukan hanya di lingkungan Inspektorat IV. Problematik karena isu ini sudah

banyak dikeluhkan oleh para auditor pemula. Kekhalayakan karena auditor pemula lebih dari

1 orang. Layak karena isu ini bila dicarikan solusinya dapat lebih mengefisienkan dan

mengefektifkan kinerja para auditor pemula.

Isu nomor 4 yaitu “Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan”

memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan sedang terjadi.

Problematik karena isu ini sudah banyak dikeluhkan oleh para auditor baik yang pemula

maupun yang sudah senior. Kekhalayakan karena dasar kegiatan auditor adalah pengawasan

sehingga menyangkut orang banyak atau dalam hal ini para Satker. Layak karena isu ini bila

dicarikan solusinya dapat lebih meningkatkan pemahaman Auditor akan aturan baru yang

akan berdampak pada mengefektifkan dan mengefisienkan kinerja Auditor di Inspektorat IV.

Isu nomor 5 yaitu “Kurangnya keamanan data pada setiap komputer” memenuhi semua

kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar dan sedang terjadi. Problematik karena isu

ini sudah banyak dikeluhkan oleh para PNS dan CPNS yang menggunakan komputer kantor.

Kekhalayakan karena jumlah CPNS dan PNS baru cukup banyak. Layak karena isu ini bila

dicarikan solusinya dapat lebih menjaga kerahasiaan hasil pengawasan atau berkas rahasia.

Berdasarkan hasil dari analisa isu menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik,

Kekhalayakan, Layak) diatas, terdapat 3 buah isu yang memenuhi kriteria. Diantaranya yaitu:

a. Kurang referensi tertulis yang mudah diakses dan dipahami untuk auditor pemula.

b. Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan.

c. Kurangnya keamanan data pada setiap komputer.

Dari ketiga isu tersebut, akan dilakukan analisa penetapan prioritas isu menggunakan

metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth).

11

Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis dan

ditindak lanjuti.

Seriousness artinya seberapa serius suatu isu untuk segera dibahas dikaitkan dengan

akibat yang akan ditimbulkan.

Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak

ditangani segera.

Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai berikut:

Keterangan:

U : Urgency Skor 5 : sangat USG

S : Seriousness Skor 4 : USG

G : Growth Skor 3 : cukup USG

Skor 2 : kurang USG

Skor 1 : tidak USG

Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG diatas dapat disimpulkan bahwa

isu nomor 4 mendapatkan jumlah terbesar sehingga menjadi prioritas utama yang akan

dipecahkan permasalahannya.

Dilihat dari tingkat Urgency-nya, isu nomor 4 penting hal ini dikarenakan mengingat

pemahaman para auditor akan aturan-aturan yang baru itu sangat penting. Isu tersebut juga

berdampak serius (Seriousness) karena jika tidak segera ditangani akan mengganggu kinerja

Inspektorat IV. Dari tingkat Growth, jika isu tidak segera ditangani maka akan menyebabkan

kesalahan dalam melakukan prosedur pengawasan yang akan semakin menumpuk dan

semakin sulit ditangani. Selain itu, mengingat pada tugas dan fungsi utama dari Inspektorat

Jenderal adalah menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan Kementerian

No Isu U S G Total Prioritas

3 Kurang referensi tertulis yang mudah

diakses dan dipahami untuk auditor

pemula.

4 4 5 13 2

4 Banyaknya perubahan aturan atau aturan

baru bidang pengawasan.

5 5 5 15 1

5 Kurangnya keamanan data pada setiap

komputer

3 3 3 9 3

12

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tugas dan fungsi tersebut diselenggarakan dalam

berbagai bentuk pengawasan manajemen, program, sistem dan kinerja. Selain itu, Inspektorat

Jenderal juga menjadi role model bagi unit organisasi lain dalam lingkup kementerian

terutama tentang penerapan nilai-nilai organisasi dalam pelaksanaan kegiatannya.

Seiring dengan perkembangan dalam reformasi birokrasi, berbagai perbaikan dilakukan

di semua lini, tidak terkecuali dalam pengawasan internal. Perbaikan-perbaikan ini juga

mengakibatkan berbagai perubahan dalam aturan pelaksanaan kegiatan pengawasan internal.

Selain itu, posisi Inspektorat Jenderal sebagai pengawas internal juga mendorong agar auditor

yang bertindak selaku aparat pengawasan internal pemerintah memiliki pengetahuan dan

kompetensi yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.

Masalah diatas memiliki keterkaitan dengan agenda III yaitu Manajemen Aparatur Sipil

Negara (ASN), seperti yang telah diketahui Manajemen ASN adalah pengelolaan pegawai

negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar,

etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Hubungan antara permasalahan yang diangkat dengan Manajemen ASN adalah karena

permasalahan ini akan berdampak pada tingkat kompetensi dari para auditor itu sendiri.

Usaha-usaha untuk menjaga agar auditor senantiasa memiliki pengetahuan dan kompetensi

yang cukup adalah salah satu bentuk mewujudkan profesionalisme sebagai salah satu nilai

organisasi dan menjaga komitmen mutu sebagai salah satu nilai ASN. Auditor yang

profesional diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan tepat sesuai ketentuan yang

berlaku sehingga dapat memberikan nilai tambah yang diharapkan organisasi. Kompetensi

yang cukup juga mendorong diperolehnya mutu kegiatan yang tinggi dalam setiap kegiatan

pengawasan yang dilakukan.

Sayangnya, perubahan-perubahan dan penerbitan berbagai aturan baru mengenai

pengawasan internal biasanya berbentuk narasi yang sangat panjang. Untuk dapat memahami

bagaimana tata cara pelaksanaannya dengan baik, dibutuhkan waktu dan energi lebih di luar

pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari. Hal ini dapat menghambat auditor-auditor terutama

dengan beban kerja yang sudah cukup padat untuk dapat mempelajari aturan-aturan baru

yang seharusnya menjadi dasar pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Lalu isu diatas memiliki

dampak terhadap unit organisasi dimana penulis melaksanakan On the Job Training,

berdasarkan analisis USG, isu banyaknya pembaharuan maupun aturan baru mengenai

pengawasan internal mendapat nilai tertinggi dan menjadi isu terpilih. Isu ini memiliki

beberapa dampak yang dapat ditimbulkan jika isu tersebut tidak diselesaikan, yaitu:

13

1) Mengurangi profesionalitas auditor dalam melaksanakan tugasnya

2) Mengurangi mutu hasil pengawasan yang peraturannya mengalami perubahan

3) Mengurangi kompetensi auditor dikarenakan auditor belum memahami tatacara

pengawasan internal dengan kententuan terbaru

3.2 Gagasan Pemecahan Isu

Gagasan pemecahan yang diajukan untuk meningkatkan pemahaman auditor mengenai

aturan di bidang pengawasan internal berupa visualisasi poin-poin penting dalam aturan-

aturan terkait pengawasan internal.

Visualisasi aturan-aturan bidang pengawasan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

diantaranya:

1) Memudahkan auditor untuk mempelajari aturan-aturan baru dan perubahan dalam

bidang pengawasan internal terutama di Wilayah IV.

2) Mendorong pelaksanaan tugas pengawasan agar sesuai dengan aturan-aturan yang

terkini.

3) Menjaga mutu pelaksanaan tugas pengawasan agar sesuai dengan yang diharapkan

dalam aturan yang berlaku.

3.3 Matriks Rancangan Aktualisasi

Tahapan Kerja dari Penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi dan Coaching terhadap Mentor dan Coach.

2. Melakukan brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan disorot.

3. Merancang desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih.

4. Melakukan konfimasi desain dan konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor

dan Coach.

5. Menyampaikan konten visual yang sudah dibuat untuk dipublikasikan di media

sosial internal dan eksternal Inspektorat Jenderal.

6. Melakukan evaluasi terkait kekurangan konten yang dipublikasikan.

7. Penulisan Laporan Akhir.

14

Matriks Tahapan Kegiatan

Unit Kerja : Inspektorat Jenderal Wilayah IV

Identifikasi Isu : Banyaknya perubahan aturan atau aturan baru bidang pengawasan

Isu yang diangkat : Banyaknya peraturan baru di bidang pengawasan yang harus dipelajari Auditor di Inspektorat Jenderal

Wilayah IV

Gagasan Pemecahan Isu : Visualisasi aturan-aturan bidang pengawasan internal dalam bentuk konten gambar dan video

NO KEGIATAN TAHAPAN

KEGIATAN

OUTPUT /

HASIL

KETERKAITA

N SUBSTANSI

MATA

PELATIHAN

KONTRIBUSI

TERHADAP

VISI-MISI

ORGANISASI

PENGUATAN

NILAI

ORGANISASI

1 2 3 4 5 6

1

Melakukan konsultasi dan

Coaching terhadap Atasan

Langsung, Mentor dan

Coach

Mengumpulkan file

aturan-aturan terbaru

Menetapkan aturan

mana yang akan

dipilih

Aturan yang

dipilih

Etika Publik, dan

Akuntabilitas

Meningkatkan

pelayanan

publik,

meningkatkan

kinerja

Profesional, Visioner,

Etika

2

Melakukan brainstorming

poin-poin aturan penting

mana saja yang akan

disorot

Mempelajari

peraturan terbaru

yang dipilih

Diskusi dengan

mentor dan rekan

kerja mengenai poin

peraturan yang

disoroti

Poin -poin

penting

peraturan

Akuntabilitas,

Komitmen Mutu,

dan Etika Publik

Meningkatkan

pelayanan

publik,

meningkatkan

kinerja

Profesional, Visioner,

Orientasi Misi, Etika

15

3

Merancang desain dan

sketsa visualisasi aturan

yang dipilih

Membuat desain dan

sketsa konten visual

Membuat konten

visual sesuai poin-

poin penting yang

ingin disorot

Desain

konten visual

Etika Publik,

Akuntabilitas, dan

Komitmen Mutu.

Meningkatkan

pelayanan

publik,

meningkatkan

kinerja

Profesional, Visioner,

Etika

4

Melakukan konfimasi

desain dan konten visual

yang sudah dibuat dengan

Mentor

Diskusi dengan

mentor dan rekan

kerja senior tentang

konten yang sudah

dibuat

Melakukan revisi

konten jika

diperlukan

berdasarkan hasil

diskusi

Finalisasi

konten visual

Akuntabilitas,

Komitmen Mutu

dan Etika Publik

Meningkatkan

pelayanan

publik,

meningkatkan

kinerja

Profesional, Visioner,

Etika

5

Menyampaikan konten

visual yang sudah dibuat

untuk dipublikasikan di

media sosial internal dan

eksternal Inspektorat

Jenderal

Koordinasi dengan

mentor dan atasan

langsung mengenai

penyampaian konten

visual di media unit

organisasi

Mencetak konten

visual

Upload konten visual

ke media yang

tersedia

Konten

Visual yang

siap

dipublikasika

n ke media

sosial/dicetak

Komitmen Mutu,

Etika Publik,

danAkuntabilitas

Meningkatkan

pelayanan

publik,

meningkatkan

kinerja

Profesional, Visioner,

Etika

6 Melakukan evaluasi terkait

kekurangan konten yang

Melakukan evaluasi

mengenai respon dan

Konten visual

yang

Komitmen Mutu,

Etika Publik, dan

Meningkatkan

pelayanan

Profesional, Visioner,

Etika

16

dipublikasikan imbas konten visual

yang diterbitkan

Melakukan revisi

atau penambahan

yang diperlukan

bermanfaat

dan tepat

guna

Akuntabilitas publik,

meningkatkan

kinerja

7 Penulisan Laporan Akhir

Menulis Laporan

Akhir Terkait

Aktualisasi yang

dilakukan di Unit

Organisasi

Koordinasi dengan

mentor dan coach

Lapoan

Aktualisasi

Komitmen Mutu,

Etika Publik, dan

Akuntabilitas

Meningkatkan

pelayanan

publik,

meningkatkan

kinerja

Profesional, Visioner,

Etika

17

Time Line

No. Kegiatan Agustus September

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1

Melakukan konsultasi dan

Coaching terhadap Atasan

langsung, Mentor dan Coach

Plan

Real

2

Melakukan brainstorming

poin-poin aturan penting mana

saja yang akan disorot

Plan

Real

3 Merancang desain dan sketsa

visualisasi aturan yang dipilih

Plan

Real

4

Melakukan konfimasi desain

dan konten visual yang sudah

dibuat dengan Mentor dan

Coach

Plan

Real

5

Menyampaikan konten visual

yang sudah dibuat untuk

dipublikasikan di media sosial

internal dan eksternal

Inspektorat Jenderal

Plan

Real

6

Melakukan evaluasi terkait

kekurangan konten yang

dipublikasikan

Plan

Real

7 Penulisan Laporan Akhir Plan

Real

18

BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALISASI

4.1 Deskripsi Kegiatan

Pembuatan visualisasi atau dalam hal ini dalam bentuk poster dan video animasi

mengenai Pedoman Litwal merupakan kegiatan yang penulis laksanakan selama masa

habituasi di lingkungan inspektorat jenderal. Pelaksanaan tersebut merupakan upaya penulis

untuk menanggulangi isu/permasalahan terkait banyaknya perubahan aturan-aturan dalam

pengawasan. Pembuatan visualisasi ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan sebagai

berikut.

1. Konsultasi dan Coaching terhadap Atasan Langsung, Mentor dan Coach;

2. Brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan disorot;

3. Perancangan desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih;

4. Konfimasi desain dan konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor;

5. Penyampaian konten visual yang sudah dibuat untuk dipublikasikan di media internal

dan eksternal Inspektorat Jenderal;

6. Evaluasi terkait kekurangan konten yang dipublikasikan; dan

7. Penulisan Laporan Akhir.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kurang lebih 30 Hari Kerja dengan waktu

pelaksanaan per kegiatan seperti terlampir pada lampiran 6 tentang timeline pelaksanaan

kegiatan aktualisasi

4.2 Hasil Capaian Pelaksanaan Aktualisasi

Pada sub-bab ini menjelaskan tentang hasil capaian penulis selama melaksanakan

kegiatan aktualisasi, bagaimana prosesnya, serta hambatan apa yang penulis temukan selama

pelaksanakaan aktualisasi ini, juga solusi yang penulis gunakan untuk mengatasi hambatan

tersebut.

4.2.1 Uraian Teknik Aktualisasi, Hambatan, dan Solusi

a. Uraian Teknik Aktualisasi

1. Konsultasi dan Coaching terhadap Atasan Langsung, Mentor dan Coach

Sebelum penulis melangkah lebih jauh mengenai pelaksanaan rancangan aktualisasi

yang telah disusun, langkah pertama penulis adalah melakukan konsultasi dengan Atasan

Langsung, Mentor dan Coach mengenai aturan mana yang akan diangkat. Hal ini penulis

lakukan guna memahami kondisi terkait isu yang penulis angkat dan strategi yang bisa

dilaksanakan untuk melaksanakan rancangan aktualisasi yang telah disusun. Dalam kegiatan

konsultasi ini, terdapat dua tahapan kegiatan yang penulis laksanakan yaitu mengumpulkan

file aturan-aturan dalam pengawasan itjen yang terbaru dan menetapkan aturan mana yang

akan dipilih.

a. Mengumpulkan file aturan-aturan terbaru

Tahap mengumpulkan file aturan-aturan terbaru yang ada di lingkungan Inspektorat

Jenderal merupakan tahap awal dalam memulai aktualisasi ini, karena terdapat banyak aturan

mengenai pengawasan yang ada di Inspektorat Jenderal. Mulai dari aturan yang sudah lama

dibuat tetapi belum diperbaharui, maupun aturan-aturan yang selalu diperbaharui setiap

19

tahunnya. Oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk melakukan pengumpulan aturan-

aturan terbaru saja mengenai pengawasan yang ada di Inspektorat Jenderal.

b. Menetapkan aturan mana yang akan dipilih

Dalam rangka mengumpulkan file aturan-aturan terbaru ini penulis menemukan banyak

sekali aturan terbaru mengenai pengawasan, lalu penulis berkonsultasi dengan mentor dan

juga ketua tim dimana penulis melaksanakan On the Job Training mana aturan yang akan

dibuat visualisasinya. Lalu setelah berkonsultasi dipilihlah aturan mengenai Penelitian Awal,

mengapa aturan Penelitian Awal yang dipilih? Karena Penelitian Awal awal adalah dasar

dimana para auditor di Inspektorat Jenderal melakukan Audit Dengan Tujuan Tertentu

(ADTT).

Hasil dari kegiatan ini berupa aturan Litwal yang pada akhirnya dipilih untuk di

visualisasikan, yang penulis tuangkan dalam lampiran 1 SE mengenai Litwal dari Pengaduan

Masyarakat yang dikeluarkan awal tahun 2019 dan dokumentasi saat melakukan konsultasi.

2. Brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan disorot

Berdasarkan hasil konsultasi dengan mentor, aturan yang akan dipilih adalah aturan

mengenai Penelitian Awal yang sudah disahkan dalam bentuk Surat Edaran Nomor:

03/SE/IJ/2019 yang dikeluarkan Mei 2019. Dibuatnya SE tersebut mengacu pada Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 323/PRT/M/2005 tentang Tata Cara Penanganan Masukan

dari Masyarakat di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, dalam rangka menangani

pengaduan masyarakat agarjelas, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, perlu

dilakukan penelitian awal yang merupakan kegiatan independen dan obyektif (pemberian

keyakinan/assurance activities), untukmengidentifikasi relevansi, kelengkapan, dan indikasi

penyimpangan dalam rangka menentukan tindak lanjut pengaduan. Kegiatan Brainstorming

poin-poin aturan penting dilakukan dengan dua tahapan kegiatan yaitu mempelajari peraturan

terbaru yang dipilih dan diskusi dengan mentor dan rekan kerja mengenai poin peraturan

yang akan disorot.

a. Mempelajari peraturan-peraturan terbaru yang dipilih

Dalam mempelajari peraturan-peraturan baru tersebut penulis mencoba memahaminya

dengan membaca Surat Edaran yang sudah terbit, tetapi dalam perjalanannya penulis merasa

tidaklah cukup hanya membaca Surat Edarannya saja. Lalu penulis pun membaca PerMen PU

Nomor 323/PRT/M/2005 tentang Tata Cara Penanganan Masukan dari Masyarakat yang

menjadi dasar dibuatnya Surat Edaran tentang Tata Cara Penelitian Awal Pengaduan

Masyarakat.

b. Diskusi dengan mentor dan rekan kerja senior mengenai peraturan yang disoroti

Setelah penulis mempelajari peraturan mengenai Penelitian Awal dan penulis mulai

memahami apa itu Litwal, seperti apa tahapannya, dan bagaimana prosesnya, lalu penulis

berdiskusi dengan mentor dan rekan kerja yang tujuannya untuk bertukar fikiran dan

meyakinkan penulis bahwa pemahaman penulis akan aturan mengenai Penelitian Awal

tersebut tidaklah salah. Barulah setelah itu penulis membuat poin-poin penting dari aturan

Litwal tersebut, lalu tak lupa juga tetap mendiskusikannya dengan mentor dan juga rekan

kerja apakah dari poin-poin yang penulis buat tidak mengurangi makna atas aturan Litwal

tersebut. Lalu penulis membuat poin-poin penting tersebut dalam bentuk timeline infografis

yang tujuannya untuk lebih memudahkan ketika akan membuat desain poster di tahapan

kegiatan yang selanjutnya.

20

Sedangkan untuk pembuatan video yang pertama adalah menentukan penjelasan apa

saja yang perlu disampaikan dalam video dalam bentuk storytelling yang menarik,

maksudnya setelah membuat skrip mengenai SE Litwal perlu adanya penyesuaian lagi yang

akan dimasukkan kedalam bentuk video, terdapat tantangan yaitu didalam video urutannya

tidak bisa selalu sama seperti skrip yang kita tulis, dan pengaturan jeda tiap penjelasan pun

belum terlihat.

Hasil dari kegiatan ini berupa poin-poin penting dari SE Tata Cara Penelitian Awal

Pengaduan Masyarakat. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 tentang rancangan poin-

poin penting aturan tata cara Litwal.

3. Perancangan desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih

Pada tahap ini penulis mulai mencari desain-desain yang cocok untuk poster yang akan

dibuat. Penulis membuka aplikasi-aplikasi pembuat poster seperti ArcSoft Print Creations,

Adobe Illustrator, Adobe Premier dan software-software serupa. Penulis juga mulai mencari-

cari aplikasi yang cocok digunakan untuk membuat video animasi. Dalam kegiatan ini,

terdapat dua tahapan kegiatan yang penulis laksanakan yaitu membuat desain dan sketsa

konten visual dan membuat konten visual sesuai poin-poin yang ingin di sorot.

a. Membuat desain dan sketsa konten visual

Pertama-tama penulis searching template dan konten poster pendukung di internet,

maksudnya mengumpulkan template dan konten yang bisa mendukung pembuatan ilustrasi di

konten. Konten pendukung termasuk gambar/ikon pendukung ilustrasi yang sesuai. Lalu

menyesuaikan template dan konten yang diinginkan menggunakan aplikasi adobe illustrator.

Lalu mengubah pewarnaan dan penempatan setiap komponen desain sesuai dengan sketsa

dengan memperhatikan prinsip estetika dan etika.

Sedangkan untuk video yang dilakukan dalam tahapan ini adalah membuat mindmap

sebagai storyboard acuan pembuatan animasi penjelasan, melakukan perekaman suara

penjelasan narasi oleh pengisi suara, membuat animasi gambar bergerak berdasarkan

storyboard berbentuk mindmap dengan memanfaatkan aplikasi sparkol videoscribe.

b. Membuat konten visual sesuai poin-poin penting yang ingin disorot

Setelah menemukan desain dan konten poster yang sesuai, barulah membuatnya agar

sesuai dengan poin-poin penting yang telah dibuat dari tahap sebelumnya. Lalu melakukan

penyesuaian dan penyempurnaan desain kemudian menyiapkan file sesuai ukuran dan tujuan

cetak. Setelah menyelesaikan langkah sebelumnya, maka mulai terbentuk sedikit demi sedikit

video yang mulai dibuat.

Hasil dari kegiatan ini berupa desain kasar poster dan video Litwal yang masih belum

ditambah rendering dan musik pengiring. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 yaitu

desain kasar poster dan dokumentasi selama melakukan proses pengisian suara untuk

videonya.

4. Konfimasi desain dan konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor

Pada tahap ini penulis sudah mempunyai desain kasar untuk poster dan untuk video pun

sudah mulai terlihat akan jadi seperti apa nantinya video tersebut. Dalam kegiatan ini,

terdapat dua tahapan kegiatan yang penulis laksanakan yaitu diskusi dengan mentor dan

rekan kerja senior tentang konten yang sudah dibuat dan elakukan revisi konten jika

diperlukan berdasarkan hasil diskusi.

b. Diskusi dengan mentor dan rekan kerja senior tentang konten yang sudah dibuat

21

Dalam kegiatan tahapan ini penulis melakukan diskusi dengan mentor juga rekan kerja

mengenai desain kasar poster yang telah penulis buat, dan bertanya apakah masih ada yang

perlu ditambahkan, atau masih ada yang perlu diedit. Sedangkan untuk video penulis

menanyakan masih adakah mindmap yang terlewat, mengingat dengan masih terdapat

beberapa bagian yang kosong dalam mindmap video yang telah penulis buat.

c. Melakukan revisi konten jika diperlukan berdasarkan hasil diskusi

Dalam tahapan kegiatan ini penulis melakukan revisi untuk desain poster yang

sebelumnya telah di diskusikan dengan mentor dan juga rekan-rekan penulis. Terdapat

beberapa revisi, seperti revisi Font, Symbol, dan juga beberapa perbaikan kecil lainnya.

Sedangkan untuk video terdapat cukup banyak revisi yang penulis lakukan dikarenakan

kurangnya animasi untuk memenuhi mindmap video penulis, juga dikarenakan kurang

pasnya timing antara video animasi dan suara pengiring. Akhirnya penulis melakukan

matching timing antara video animasi dan suara pengisi dengan aplikasi adobe premier,

menambahkan musik pengiring dan gambar tambahan pendukung dari media berlisensi

creative commons, dan yang terakhir melakukan tahapan penyelesaian pembuatan video

dengan merender menjadi file yang siap tonton sesuai kebutuhan.

Hasil dari kegiatan ini berupa desain final poster dan video Litwal yang sudah ditambah

musik pengiring. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 4 yaitu desain final poster dan

video Litwal yang sudah lengkap dengan musik pengiring.

5. Penyampaian konten visual yang sudah dibuat untuk dipublikasikan di media internal

dan eksternal Inspektorat Jenderal

Pada tahap ini penulis melakukan koordinasi dengan mentor untuk membahas

penyampaian konten visual yang telah penulis buat. Dalam kegiatan ini terdapat 3 tahap

kegiatan yaitu koordinasi dengan mentor dan atasan langsung mengenai penyampaian konten

visual di media social unit organisasi, upload konten visual ke media social yang tersedia, dan

mencetak konten visual (untuk poster).

a. Koordinasi dengan mentor dan atasan langsung mengenai penyampaian konten visual

Dalam tahap ini penulis melakukan koordinasi dengan mentor tentang cara

penyampaian konten visual. Akhirnya diputuskan bahwa poster akan di tempel di majalah

dinding yang ada di lingkungan Inspektorat IV. Sedangkan untuk video yang awalnya akan

dimasukkan kedalam sosial media Inspekrorat Jenderal mengalami perubahan di karenakan

konsep awal aktualisasi ini hanya untuk Inspektorat IV, sehingga penyampaian video Litwal

di sampaikan melalui Televisi yang tersedia di Inspektorat IV.

b. Mencetak konten visual

Dalam tahap ini penulis mencetak desain poster yang sudah dibuat sebelumnya,

sebelum mencetak poster penulis mencari percetakan yang mempunyai kualitas yang baik

sesuai dengan rekomendasi dari rekan-rekan auditor. Lalu poster tersebut di print

menggunakan kertas A3 berjenis Sirio Polar Dawn.

c. Upload konten visual ke media yang tersedia

Dalam tahap ini untuk poster, setelah melakukan printing terhadap poster tersebut

penulis mulai menempelkan poster-poster tersebut di majalah dinding yang tersedia di

inspektorat IV, dan untuk videonya ditayangkan di Televisi yang terdapat di Inspektorat IV.

Hasil dari kegiatan ini berupa poster yang sudah dicetak dan video Litwal yang

ditayangkan di Televisi. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 5 yaitu dokumentasi poster

yang sudah dipasang di majalah dinding Inspektorat IV dan dokumentasi penayangan video

Litwal di Televisi Inspektorat IV.

22

6. Evaluasi terkait kekurangan konten yang dipublikasikan

Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi atas konten visual yang telah dipublikasi.

Dalam kegiatan ini terdapat 2 tahap kegiatan yaitu melakukan evaluasi mengenai respon dan

imbas konten visual yang diterbitka dna melakukan revisi atau penambahan jika diperlukan.

a. Melakukan evaluasi mengenai respon dan imbas konten visual yang diterbitkan

Setalah poster di tempel dan video di tayangkan, penulis melakukan diskusi dengan

rekan-rekan auditor mengenai konten yang telah dipublikasikan hasil visualisasi. Lalu

mencatat saran-saran dan kritik konstruktif yang telah diterima.

b. Melakukan revisi atau penambahan jika diperlukan

Pada tahapan kegiatan ini setelah penulis mencatat kritik konstruktif dan saran dari

rekan kerja penulis, penulis mencoba menelaah apakah tingkat kesalahannya seberapa fatal.

Karena menurut penulis tidak terdapat kesalahan fatal yang mengharuskan revisi, maka

penulis tetap menggunakan desain poster dan video yang sudah penulis buat sebelumnya.

Hasil dari kegiatan ini poster Catatan Hasil Evaluasi atas konten yang penulis buat.

Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 6 yaitu dokumentasi ketika dilaksanakannya

paparan mengenai aktualisasi penulis.

7. Penulisan Laporan Akhir

Tahap ini adalah tahap terakhir dalam rangkaian aktualisasi penulis, tahap ini

merupakan bentuk penyampaian aktualisasi yang telah penulis lakukan selama kurang lebih

enam minggu. Dalam tahap ini penulis menceritakan apa saja hal yang terjadi selama proses

aktualisasi, dan bagaimana cara penulis mengaktualisasikan rancangan aktualisasi. Dalam

kegiatan ini terdapat 2 tahap kegiatan yaitu menulis laporan akhir dan koordinasi dengan

mentor dan coach.

a. Menulis Laporan Akhir Terkait Aktualisasi yang dilakukan di Unit Organisasi

Dalam tahap ini penulis melanjutkan menulis laporan yang sebelumnya telah penulis

tulis dalam laporan rancangan aktualisasi. Penulis menulis seperti apa pelaksanaan dari

rancangan aktualisasi yang telah dibuat. Apa yang terjadi selama proses aktualisasi penulis

taungkan seluruhnya dalam laporan ini.

b. Koordinasi dengan mentor dan coach

Setelah penulis menulis laporan akhir terkait aktualisasi ini, penulis menemui mentor

dan coach untuk berkonsultasi mengenai isi dari laporan ini. Apakah masih ada yang perlu

ditambahkan, ataukah perlu dilakukan perbaikan mengenai penulisan laporan akhir ini.

Hasil dari kegiatan ini berupa laporan akhir pelaksanaan aktualisasi. Data tersebut dapat

dilihat pada lampiran 7 yaitu dokumen penulisan laporan pelaksanaan aktualisasi.

b. Hambatan dan Solusi

Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi ini tidak selalu berjalan sesuai dengan apa

yang telah direncanakan. Penulis menghadapi beberapa hambatan yang menghambat

dalampelaksanakan kegiatan aktualisasi ini. Hambatan yang penulis hadapi tersebut

diantaranya sebagai berikut.

1. Kesulitan menemukan aturan-aturan dalam pengawasan yang terbaru;

2. Kesulitan berdiskusi dengan rekan-rekan senior di Inpektorat IV dikarenakan banyak

diantaranya yang pergi dinas luar;

3. Kesulitan menemukan template poster yang sesuai dengan konten yang kan dibuat;

4. Sulitnya menyinkronkan antara video dengan pengisi suara.

23

Adapun untuk mengatasi hambatan-hambatan yang penulis hadapi tersebut, upaya

yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.

1. Menemui mentor dan auditor senior untuk meminta softfile aturan-aturan terbaru dalam

pengawasan;

2. Berdiskusi dengan sesama CPNS yang bukan hanya On the Job Training di Inspekrorat IV

saja, tetapi dengan CPNS di Inspektorat lain juga;

3. Menggabungkan beberapa template lalu mencoba menambahkan dengan kreasi-kreasi

penulis sendiri;

4. Berkonsultasi dengan rekan yang paham tentang pembuatan video, lalu disarankan untuk

menggunakan adobe premier.

4.2.2 Analisa Dampak

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi harus memiliki keterkaitan dengan penerapan nilai-

nilai organisasi dan juga keterkaitan dengan mata pelatihan dasar. Oleh karena itu penulis

melakukan analisis untuk mengetahui kegiatan penulis merupakan penerapan nilai-nilai

organisasi mana dan penerapan mata pelatihan dasar yang mana.

1. Keterkaitan dengan nilai-nilai organisasi

Nilai-nilai organisasi yang ada di kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

terdiri dari Integritas, Profesionalisme, Orientasi Misi, Visioner dan etika akhlakul

karimah (i-ProVE). Nilai-nilai tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai yang ada

di lingkungan kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat termasuk penulis

sebagai CPNS di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Kegiatan

aktualisasi penulis berkaitan dengan pelaksanaan nilai-nilai organisasi kementerian PUPR

salah satunya yaitu Profesionalisme. Kompetensi auditor sangatlah diperlukan untuk

seorang auditor. Inspektorat adalah auditor internal yang ada di Kementerian PUPR,

sehingga ketika auditor Inspektorat Jenderal memiliki kompetensi yang baik akan

meningkatkan profesionalisme yang nantinya akan memberikan nilai tambah bagi

Kementerian PUPR itu sendiri.

Nilai Visioner juga dapat diterapkan dalam kegiatan ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mencegah auditor memiliki gambaran yang kurang jelas dengan aturan mengenai

pelaksanaan penilitian awal.

Selain nilai profesionalisme dan visioner, nilai organisasi yang juga penulis aplikasikan

adalah Etika Akhlakul Karimah. Kegiatan ini sangat berhubungan dengan banyak orang

di satuan kerja Inspektorat Jenderal. Berhubungan dengan orang lain perlu menerapkan

etika yang baik sehingga pihak-pihak yang dihubungi dapat dengan senang hati membantu

sesuai dengan kemampuannya.

2. Keterkaitan dengan mata pelatihan dasar

Keterkaitan mata pelatihan dasar dengan kegiatan ini secara garis besar adalah sebagai

berikut.

a. Akuntabilitas, kegiatan ini menerapkan prinsip akuntabilitas dimana setiap data yang

dibuat harus dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga pada saat penulis membuat konten

visual (poster dan video) penulis mendokumentasikan tahapan-tahapan pelaksanaan yang

24

direncanakan dan terus menyampaikan perkembangannya kepada mentor selaku

pembimbing teknis.

b. Komitmen Mutu, penerapan komitmen mutu dalam pelaksanaan kegiatan penulis

tercermin dalam beberapa kegiatan misalnya dalam konsultasi mengenai poin-poin penting

dari aturan mengenai Litwal yang akan disorot, untuk menjamin mutu konten visual agar

bebas dari kesalahan. Contoh lain adalah kegiatan membuat desain poster dan pembuatan

video pun penulis tetap melakukan konsultasi agar desain yang dibuat tetap terjaga

mutunya.

c. Etika Publik, penerapan etika publik dalam pelaksanaan kegiatan penulis tercermin saat

penulis berhubungan dengan banyak orang di Inspektorat Jenderal. Penulis tetap menjaga

etika ketika berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di Inspektorat IV terlebih

banyak auditor yang jauh lebih senior dibandingkan penulis di lingkungan Inspektorat IV.

Pelaksanaan aktualisasi ini dimaksudkan untuk membantu Inspektorat Jenderal,

khususnya Inspektorat IV dalam memberikan pemahaman bagi para auditor pemula, maupun

sebagai alat pengingat bagi auditor senior sehingga pengawasan di lingkungan inspektorat

dapat tetap terjaga kualitasnya. Apabila output dari aktualisasi ini tidak dijalankan dengan

maksimal, maka akan berdampak pada:

1. Kurangnya pemahaman mengenai penelitian awal pengaduan masyarakat bagi

auditor pemula;

2. Lambatnya kegiatan tindak lanjut terhadap pengaduan masyarakat;

3. Jika terus berlanjut keadaan seperti ini akan membuat kinerja auditor pemula di

Inpektorat IV menjadi kurang maksimal yang akan berdampak pula pada

kinerja Inspektorat IV.

25

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Permasalahan yang penulis angkat dalam aktualisasi ini adalah tentang usaha preventif

dalam rangka tetap mempertahankan kompetensi auditor yang ada di Inspektorat IV. Solusi

yang penulis kedepankan adalah dengan membuat aturan-aturan terbaru dalam pengawasan

menjadi lebih mudah dimengerti dan lebih menarik misalnya dengan membuat visualisasi

aturan terbaru itu dalam bentuk poster dan video animasi. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi

dilakukan melalui beberapa kegiatan dimulai dari konsultasi dan coaching terhadap Atasan

Langsung, Mentor dan Coach, Brainstorming poin-poin aturan penting mana saja yang akan

disorot, perancangan desain dan sketsa visualisasi aturan yang dipilih, konfimasi desain dan

konten visual yang sudah dibuat dengan Mentor, penyampaian konten visual yang sudah

dibuat untuk dipublikasikan di media internal dan eksternal Inspektorat Jenderal, evaluasi

terkait kekurangan konten yang dipublikasikan, dan penulisan Laporan Akhir.

Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi tersebut, terdapat beberapa hambatan yang

menghambat kegiatan aktualisasi ini. Namun dapat mengatasi hambatan tersebut sehingga

kegiatan aktualisasi dapat tetap berjalan dan tetap terlaksana dengan baik sesuai output

kegiatan yang dihasilkan.

Kegiatan yang penulis lakukan memiliki keterkaitan dengan penerapan nilai-nilai organisasi

kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Adapun nilai-nilai yang diterapkan

dalam kegiatan aktualisasi penulis adalah nilai integritas, visioner, dan etika akhlakul

karimah. Selain itu, kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan penerapan materi pelatihan

dasar yaitu akuntabilitas, etika publik, komitmen mutu, dan manajemen ASN.

5.2 Saran

Adapun saran/rekomendasi berdasarkan hasil habituasi penulis adalah sebagai berikut:

1. Dalam setiap proses pengawasan yang dilakukan diharapkan memperhatikan

pedoman yang telah dibuat demi menjaga kualitas dari Inspektorat Jenderal itu

sendiri.

2. Diperlukan pengembangan lebih lanjut terkait visualisasi pedoman pengawasan yang

ada, sehingga tidak hanya pedoman Tata Cara Penelitian Awal yang dibuat

visualisasinya.

26

LAMPIRAN

Lampiran 1.1

Lampiran 1.2

27

Lampiran 2

28

Lampiran 3.1

29

Lampiran 3.2

30

Lampiran 4

31

Lampiran 5.1

Lampiran 5.2

32

Lampiran 6

33

Lampiran 7