inikah perang dingin yang baru?

10
1 INIKAH PERANG DINGIN YANG BARU? Respon Amerika Serikat Terhadap Aneksasi Rusia di Crimea 20140510012 Ivan Yudha Firmansyah Putra 20140510015 Hasri Ainun Hakiem 20140510035 Arifha Rahma Octadyasvi 20140510045 Nafiisa Rosyidayanti Latar Belakang Masalah Pertentangan yang terjadi antara Blok Timur dan Blok Barat pada Perang Dingin sebenarnya sudah berakhir ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet dan keberhasilan Amerika Serikat sebagai last man standing 1 . Kompetisi antara dua kekuatan besar yaitu Federasi Russia dan Amerika Serikat kembali terjadi dalam perebutan power di kawasan Eropa. Permasalahan muncul ketika negara pecahan Uni Soviet lebih memilih untuk bergabung kembali dengan Russia. Intervensi yang dilakukan oleh Russia di Crimea menjadi salah satu isu Internasional yang menarik perhatian berbagai negara di dunia dan mendapat banyak pertentangan khususnya dari pihak Blok Barat, yaitu Amerika Serikat. Dalam sejarah, Crimea memang menjadi bagian dari Russia hingga akhirnya pada tahun 1954, Nikita Khrushchev menyerahkan Crimea kepada Ukraina yang saat itu masih berada di bawah kekuasaan Uni Soviet. Ukraina secara resmi mendapat kemerdekaan dari kekuasaan Uni Soviet seiring dengan runtuhnya Uni Soviet. Maka secara histories, Crimea merupakan salah satu wilayah bagian dari Ukraina. Sebagai sebuah wilayah dengan status Republik Otonom Ukraina, Crimea memutuskan untuk melakukan referendum pemisahan diri dari Ukraina karena mayoritas masyarakat Crimea menginginkan untuk kembali kepada Russia karena mayoritas penduduk Crimea merupakan etnis asli Russia yang mendapat perlakuan diskriminatif dari Pemerintah Ukraina. Dari data penduduk saat ini warga Crimea 58,32% adalah keturunan Rusia, sedangkan sisanya adalah Ukraina 24,32% dan Muslim Tatar 12,03%. Etnis Rusia itu menghendaki kembalinya Crimea di bawah pemerintahan Rusia setelah terjadinya penggulingan rezim pemerintahan di Ukraina 2 . Rusia memanfaatkan 1 Kasus Ukraina vs Russia, https://id.scribd.com/doc/217930899/Studi-Kasus-Ukraina-vs-Russia- Crimea-case# diakses 17 April 2016 pukul 20.15 2 Antara Russia vs Amerika dalam Konflik Ukraina http://www.kompasiana.com/hermanhasan53/antara-rusia-vs-amerika-dalam-konflik- ukraina_54f7f79ba3331175618b4752 diakses 21 April 2016 pukul 18.34

Upload: independent

Post on 01-Dec-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

INIKAH PERANG DINGIN YANG BARU? Respon Amerika Serikat Terhadap Aneksasi Rusia di Crimea

20140510012 Ivan Yudha Firmansyah Putra

20140510015 Hasri Ainun Hakiem

20140510035 Arifha Rahma Octadyasvi

20140510045 Nafiisa Rosyidayanti

Latar Belakang Masalah

Pertentangan yang terjadi antara Blok Timur dan Blok Barat pada Perang Dingin

sebenarnya sudah berakhir ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet dan keberhasilan

Amerika Serikat sebagai last man standing1. Kompetisi antara dua kekuatan besar yaitu

Federasi Russia dan Amerika Serikat kembali terjadi dalam perebutan power di

kawasan Eropa. Permasalahan muncul ketika negara pecahan Uni Soviet lebih memilih

untuk bergabung kembali dengan Russia. Intervensi yang dilakukan oleh Russia di

Crimea menjadi salah satu isu Internasional yang menarik perhatian berbagai negara di

dunia dan mendapat banyak pertentangan khususnya dari pihak Blok Barat, yaitu

Amerika Serikat. Dalam sejarah, Crimea memang menjadi bagian dari Russia hingga

akhirnya pada tahun 1954, Nikita Khrushchev menyerahkan Crimea kepada Ukraina

yang saat itu masih berada di bawah kekuasaan Uni Soviet. Ukraina secara resmi

mendapat kemerdekaan dari kekuasaan Uni Soviet seiring dengan runtuhnya Uni Soviet.

Maka secara histories, Crimea merupakan salah satu wilayah bagian dari Ukraina.

Sebagai sebuah wilayah dengan status Republik Otonom Ukraina, Crimea memutuskan

untuk melakukan referendum pemisahan diri dari Ukraina karena mayoritas masyarakat

Crimea menginginkan untuk kembali kepada Russia karena mayoritas penduduk

Crimea merupakan etnis asli Russia yang mendapat perlakuan diskriminatif dari

Pemerintah Ukraina. Dari data penduduk saat ini warga Crimea 58,32% adalah

keturunan Rusia, sedangkan sisanya adalah Ukraina 24,32% dan Muslim Tatar 12,03%.

Etnis Rusia itu menghendaki kembalinya Crimea di bawah pemerintahan Rusia setelah

terjadinya penggulingan rezim pemerintahan di Ukraina 2 . Rusia memanfaatkan

1 Kasus Ukraina vs Russia, https://id.scribd.com/doc/217930899/Studi-Kasus-Ukraina-vs-Russia-

Crimea-case# diakses 17 April 2016 pukul 20.15 2 Antara Russia vs Amerika dalam Konflik Ukraina

http://www.kompasiana.com/hermanhasan53/antara-rusia-vs-amerika-dalam-konflik-

ukraina_54f7f79ba3331175618b4752 diakses 21 April 2016 pukul 18.34

2

momentum ini untuk melakukan counter dengan mendukung kemerdekaan Crimea dari

Ukraina.

Hal yang dilakukan oleh Russia atas wilayah Crimea yaitu dengan mengirimkan

bantuan pasukan militernya untuk menjaga perdamaian di wilayah Crimea merupakan

salah satu bentuk intervensi. Intervensi bukanlah hal yang illegal atau dilarang dalam

hukum internasional, namun intervensi tersebut harus dilihat motif, kuantitas, dampak

dan siapa saja yang terlibat didalamnya3. Invansi militer Russia ke Ukraina di wilayah

Crimea dilatarbelakangi atas pendudukan wilayah. Tujuan utama dari intervensi yang

dilakukan Russia adalah untuk mendapatkan kembali wilayah Crimea kembali ke

Russia. Russia memang melanggar prinsip non-intervention, namun di sisi lain Russia

memberikan kebebasan dan waktu bagi Crimea untuk menentukan nasibnya

sendiri tanpa pengaruh dari Kiev. Penggunaan kekuatan militer Russia di Ukraina

hanya untuk membantu menjaga keamanan dan melindungi etnis Russia yang berada di

wilayah Crimea. Meski tidak ada kontak senjata, namun keberadaan pasukan militer

Russia dianggap sebagai ancaman oleh pasukan militer pemerintah Ukraina.

Keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Crimea tidak terlepas dari obejektivitas

kebijakan luar negeri Amerika yang terdiri dari instrumen-instrumen yaitu Power,

Peace, Prosperity dan Principles4. Instrumen Power adalah kunci dari pertahan dan

meningkatkan pengaruh terhadap aktor lain. Instrumen Peace, negara seringkali

bertindak sebagai peacebroker dan lebih mengutamakan diplomasi daripada militer.

Dalam instrumen Prosperity, terdapat dua pandangan dalam instrumen prosperity,

yakni pandangan kapitalis yang mendukung perdagangan bebas melalui organisasi

ekonomi internasional seperti GATT dan WTO. Selanjutnya adalah pandangan neo-

imperalisme yang mendominasi negara-negara yang cenderung lebih lemah dengan

economic means Sedang dalam instrumen Principles, mengangkat nilai-nilai atau

kepercayaan yang dipercayai oleh suatu negara untuk disebarkan.

Bagi Amerika Serikat, membendung pengaruh Komunisme Russia merupakan salah

satu motif mengapa Crimea tidak boleh jatuh menjadi wilayah Russia kembali, sama

seperti dengan diberlakukannya Doktrin Truman atau Politik Pembendungan. Selain

karena Russia merupakan musuh lama pada masa perang dingin, secara strategi wilayah

3 Jianming Shen., 2001, The Non-Intervention Principle and Humanitarian Intervention under

International Law, International Legal Theory 4 Op.cit., Kasus Ukraina vs Russia, diakses 17 April 2016 pukul 20.15

3

Crimea perlu dipertahankan untuk mencegah pengaruh komunisme masuk ke wilayah

Timur Tengah, Asia, dan Afrika.

Proses referendum semenanjung Crimea untuk masuk ke dalam wilayah Russia

merupakan proses yang menarik untuk dikaji secara politik, ekonomi maupun militer.

Berbagai sanksi telah dipersiapkan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa hingga PBB

kepada Russia5 yang terlibat dalam aneksasi Crimea. Selain itu, Russia juga mendapat

ancaman berupa keputusan untuk dikeluarkan dari kelompok negara G-8. Intervensi

Amerika Serikat untuk membela bahwa Crimea adalah milik Ukraina bukan atas dasar

pertolongan yang mengatasnamakan penegakan hak asasi atau sebagainya. Amerika

merupakan negara yang ingin mendapat predikat sebagai satu –satunya negara Super

Power yang tidak ingin tersaingi, sehingga tidak ingin memberi jalan bagi Russia untuk

membentuk kembali Uni Soviet 6 . Dahulu sebelum runtuh akibat campur tangan

Amerika semasa Perang Dingin, Uni Soviet merupakan satu – satunya rival yang

dianggap mampu menjadi ancaman terbesar bagi Amerika Serikat.

Akibat dari peristiwa aneksasi Crimea oleh Russia ini, pada akhirnya Blok Barat

memutuskan untuk memberi sanksi-sanksi kepada Russia. Sanksi-sanksi diberikan

kepada Putin dan orang-orang yang bekerja di Pemerintahan serta perusahaan-

perusahaan besar yang berpengaruh, perusahaan negara dan perusahaan-perusahaan

milik Swasta yang terletak di Russia7.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami menggunakan instrumen 4Ps

untuk menganalisa kasus Crimea dengan “Bagaimana respon yang dilakukan oleh

Amerika Serikat mengenai aneksasi Crimea oleh Rusia?” sebagai rumusan masalah.

Respon Amerika Serikat terhadap Aneksasi Rusia di Crimea

Sanksi-sanksi Ekonomi

Amerika Serikat memberikan sanksi sanksi ekonomi secara hati hati kepada Rusia.

Hal ini dimaksudkan agar Rusia bisa terpukul secara telak dengan “santun”. Sanksi

5 Amerika Serikat dan Uni Eropa kenakan Sanksi Baru http://www.voaindonesia.com/content/as-uni-

eropa-kenakan-sanksi-baru-/2447155.html diakses 18 April 2016 pukul 19.54

6 Konflik Crimea http://radevgnn.blogspot.co.id/2015/09/konflik-crimea.html diakses 20 April 2016

pukul 20.30 7 Intervensi Ukraina Amerika Bekukan Ekonomi Russia

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/04/117559320/Intervensi-Ukraina-Amerika-Bekukan-

Ekonomi-Rusia diakses 20 April 2016 pukul 20.55

4

sanksi pertama diberikan kepada Putin dan orang orang terdekatnya serta perusahaan

perusahaan yang notabene merupakan perusahaan besar, perusahaan negara, dan juga

perusahaan milik orang orang terdekat Putin. Pemberian sanksi sanksi ini meliputi :

1. Larangan berpergian kepada orang orang terdekat Putin (visa/travel ban)

2. Pemblokiran kartu kredit (visa/master card) terhadap orang orang terdekat Putin

3. Penolakan pemberian kredit luar negeri bagi perusahaan besar seperti Gazprom dan

perusahaan perusahaan lain yang berkecimpung di bidang keuangan

4. Larangan ekspor teknologi tinggi dan militer dari Barat ke Rusia

5. Pembekuan aset aset orang orang terdekat Putin dan perusahaan perusahaan Rusia di

wilayah Eropa dan Amerika Serikat

6. Mengeluarkan Rusia dari kelompok negara negara industri G8

Secara ekonomi dan teknologi, hal ini bisa berarti menjadi “kiamat ekonomi” bagi

Rusia. Dimana sanksi sanksi ekonomi ini bisa melumpuhkan kegiatan perekonomian

Rusia serta menghentikan pasokam mesin mesin berteknologi tinggi ke Rusia.

Menghadapi sanksi sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat ini Putin tidak

tinggal diam. Ada beberapa tindakan balasan yang dilakukan secara signifikan, antara

lain :

1. Merangkul RRT atau Tiongkok dalam hal penjualan gas dan teknologi militer

2. Mengenakan denda atau tarif operasional perusahaan yang sangat tinggi kepada

Master Card atau Visa di Rusia

3. Memberlakukan Union Pay sebagai kartu kredit pelengkap Master Card atau Visa

4. Memberlakukan penggunaan Rubel dan Yuan dalam perdagangan Rusia

5. Pelarangan impor bahan makanan dari Uni Eropa dan Amerika termasuk penutupan

operasional makanan cepat saji Amerika di Rusia

6. Pelarangan ekspor teknologi tinggi dan militer ke Amerik dan Eropa termasuk

diantaranya pengiriman mesin mesin roket selama ini digunakan oleh Amerika

merupakan buatan Rusia

7. Menaikkan harga gas bumi dari Rusia ke negara negara Eropa, bilamana Rusia

mengancam akan menghentikan pasokan gas ke negara negara Eropa

8. Memblokir pasokan gas ke Ukraina selama belum dibayar karena selama ini Ukraina

menikmati fasilitas subsidi gas dari Rusia

9. Mengalihkan perdagangan ke Asia dinilai lebih menarik dan tidak terkait dengan

kebijakan Embargo Amerika Serikat dan Sekutunya

5

Rusia hanya akan melakukan pelunasan kedua kapal Mistral yang dipesan dari

Perancis bila kedua kapal tersebut telah sampai di Rusia tepat waktu. Jika tidak

Pemerintah Perancis akan dituntut untuk membayar denda yang tidak mungkin akan

ditanggung oleh Perancis sendirian.

Akibat dari sanksi sanksi Amerika kepada Rusia dan tindakan balasan yang

dilakukan oleh Rusia kepada Amerika, kedua belah pihak mengalami kerugian yang

sama sama berat untuk ditanggung. Di pihak Rusia terjadi kenaikan laju inflasi sampai

dengan 1,5%. Selain itu juga penurunan laju ekonomi akibat embargo ekonomi yang

dilakukan oleh negara negara Barat. Selain itu pasokan komponen komponen teknologi

tinggi dari Eropa untuk pengembangan infrastruktur gas Rusia juga mengalami jalan

buntu. Di lain pihak, Amerika dan Eropa pun menderita kerugian ekonomi yang cukup

berat. Diperkirakan sekitar 25ribu orang menganggur akibat larangan ekspor bahan

makanan ke Rusia. Perancis sendiri terancam secara ekonomi akibat denda yang harus

dibayarkan kepada Rusia jika terlambat mengirim kapal Mistral kepada Rusia. Selain

program luar angkasa Amerika terancam terhenti jika Rusia menghentikan pasokan

mesin mesin roket kepada Amerika8.

Sanksi-sanksi Militer

Selain memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia dengan membekukan aktivitas

pada beberapa perbankan di Rusia, dalam pengecaman referendum Rusia ini, Amerika

Serikat juga memberikan sanksi militer. Seperti yang dilakukan pada Maret 2014,

dimana dibawah kepemimpinan Barack Obama, Amerika Serikat menghentikan

kerjasama militer dengan Rusia, termasuk mencakup pertemuan bilateral AS-Rusia,

kunjungan pelabuhan dan rencana konferensi militer yang akan dilakukan oleh Amerika

Serikat.

Di sisi lain, Amerika Serikat juga menggunakan North Atlantic Treaty

Organization (NATO) dalam gencatan sanksi militer ini. NATO mulai memperkuat

posisi militernya terutama di negra-negara yang berbatasan dengan ukraina, seperti

Polandia, Romania, Hongaria, Slovakia, Baltik, Lituania, Latvia, dan Estonia untuk

melindunginya dari Rusia, sehingga Rusia mengalami kesulitan untuk mengintervansi

8 Krisis Crimea, Sebuah Analisis http://kompasiana.com/masaji/krisis-crimea-sebuah-

analisis_54f3ef77745513802b6c6333 diakses pada tanggal 23 April 2016 pukul 13.18

6

atau sekedar masuk ke negara-negara tersebut untuk mulai menguasai beberapa wilayah

di daerah Crimea, Ukraina.

Intervensi militer lainnya yang dilakukan Amerika adalah dengan melatih

pasukan militer Garda Nasional Kiev serta ketergabungan militer Amerika dalam

pelatihan perang yang dilakukan NATO di Estonia. Hal ini juga salah satu yang menjadi

cara Amerika terhadap sanksi militernya kepada Rusia. Dengan memperkuat militer di

wilayah Ukraina, maka dengan kata lain Ukraina siap menghadapi serbuan yang

mungkin mulai dilakukan oleh Rusia.

Alasan keterlibatan NATO dalam hal sanksi militer ini meskipun Ukraina bukan

merupakan anggota adalah dilandasi dengan Instrumen politik luar negeri modern

Amerika yaitu keamanan bersama, ”An armed attack against any of its member, shall

be considered as an attack against all”. Pada intinya, sanksi militer yang dilakukan

oleh Amerika Serikat ini adalah cara untuk tetap memposisikan wilayah Ukraina agar

tetap aman dari upaya invansi militer yang dilakukan oleh Rusia, mesikpun tindakan

militer yang dilakukan Amerika dibawah Barack Obama ini tidak sekeras G.W Bush9.

Sanksi-sanksi yang dilakukan oleh Amerika Serikat mulai menunjukkan

dampaknya. Akibat dari sanksi ekonomi adalah penurunan bursa aham oleh Rusia yang

mencapai 3%. Selain itu daftar nama pejabat Rusia yang dilarang masuk negara Uni

Eropa (larangan visa) meningkat menjadi 33 orang dari 22 orang, sehingga beberapa

pengusaha besar Rusia sangat mengalamin kemerosotan investasi10.

Analisa politik luar negeri suatu negara merupakan suatu studi yang mencoba untuk

menggambarkan proses pembuatan kebijakan. Dalam proses ini, banyak faktor yang

menjadi pertimbangan, seperti faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal yang

saling berinteraksi. Seorang pengamat memang tidak mengetahui apa yang sebenarnya

terjadi dalam proses pembuatan keputusan oleh negara tertentu. Namun, dengan adanya

faktor-faktor tersebut, pengamat dapat memperkirakan bagaimana kronologi yang

terjadi selama proses pembuatan keputusan dan mengapa keputusan tersebut dibuat.

Walaupun tidak 100% sesuai dengan kenyataannya.

9 Loc.cit., Studi Kasus Ukraina vs Rusia (Crimea Case) diakses pada tanggal 17 April 2016 pukul 20.15 10 AS Tingkatkan sanksi terhadap Rusia terkait Ukraina http://preview.tinyurl.com/gmncfu7 diakses

pada tanggal 22 April 2016 pukul 18.43

7

Analisa

Dalam paper ini, kami akan mencoba menganalisa kebijakan luar negeri Amerika

Serikat terhadap Rusia dalam kasus aneksasi semenanjung Crimea, dengan memberikan

sanksi berupa sanksi ekonomi dan sanksi politik. Kasus aneksasi yang dilakukan oleh

Rusia ini membuat hubungan Amerika Serikat dan Rusia menjauh. Sementara Amerika

Serikat dan Uni Eropa bersatu, meminta Rusia untuk menyerahkan Crimea kembali

pada Ukraina.

Amerika Serikat mengecam Rusia dalam kasus aneksasi yang dilakukannya.

Amerika Serikat menyebut Rusia telah campur tangan dalam kasus tersebut. Ukraina

yang merupakan anggota dari NATO, menjadikan Amerika Serikat tidak bisa

disalahkan atas keikutcampurannya. Ukraina yang juga merupakan anggota dari Uni

Eropa, sehingga dalam kasus aneksasi Crimea oleh Rusia ini, Uni Eropa ikut

mengecamnya. Hal ini dapat menjadi salah satu kepentingan nasional Amerika Serikat

dalam instrumen power. Dalam kasus ini, AS dan EU bergabung untuk mengecam

Rusia. Sehingga kesempatan Crimea kembali ke Ukraina akan semakin besar,

wilayahnya juga akan semakin besar. Alliance against mutual enemy.

Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara superpower, seringkali menjadi

peacebroker. Dalam kasus ini, Amerika Serikat yang selalu mengagungkan kedamaian

dan membela hak-hak asasi manusia, mencoba memberikan pengaruhnya untuk

meredam konflik berkepanjangan melalui PBB. Sehingga dapat menghentikan

intervensi Rusia di Crimea. Hal ini dapat kita analisa sebagai kepentingan nasional

Amerika Serikat dalam instrumen Peace.

Selanjutnya adalah instrumen Prosperity. Pada saat itu, kondisi domestik di

Amerika Serikat sedang kurang baik. Banyak yang mengatakan bahwa Doktrin Obama

telah gagal, contohnya dalam kasus Ukraina. Suara Amerika Serikat hampir tidak

didengar di kancah internasional, sehingga Amerika Serikat dianggap tidak bisa

melindungi dan memajukan kepentingan nasionalnya. Dengan kebijakan Amerika

Serikat yang bisa dibilang cukup kontroversial, Amerika Serikat mencoba meraih

kembali panggungnya di kancah internasional. Crimea juga merupakan salah satu

wilayah yang memiliki sumber daya gas alam melimpah. Apabila jatuh ke tangan Rusia,

maka akan mengancam kepentingan Amerika Serikat dan Sekutunya.

8

Terakhir dalam instrumen Principle, Amerika Serikat mencoba untuk mencegah

Rusia mengokupasi Crimea. Karena apabila Rusia berhasil mendapatkan Crimea, Rusia

akan dengan mudah menyebarkan ajaran-ajaran komunisme di Asia dan Timur

Tengah11.

Presiden dan Kongres menyebutkan bahwa referendum yang dilakukan oleh

Crimea adalah ilegal dan suatu pola dukungan untuk kelompok separatis. Rusia

menyatakan bahwa, keikutcampurannya dalam referendum tersebut adalah untuk

melindungi etnis Rusia disana. Namun, bagi Kongres, Rusia melakukan hal tersebut

salah satunya adalah untuk bisa mendominasi dan menghapuskan kemerdekaan Ukraina.

Rusia juga dianggap telah memberikan bantuan persenjataan dan pasukan militer, serta

menculik aktivis anti-referendum untuk kelancaran referendum. Dan masih banyak hal-

hal yang disebutkan oleh Kongres12.

Amerika Serikat pada akhirnya memberikan sanksi militer dan sanksi ekonomi

teradap Rusia. AS bersikeras tidak akan mencabut sanksi sampai Rusia mengembalikan

Crimea kepada Ukraina.

11 Op.cit., Studi Kasus Rusia vs Ukraina (Crimea Case) diakses pada tanggal 22 April 2016 pukul 18.39 12 In the House of Representative, U.S. https://www.congress.gov/bill/113th-congress/house-

resolution/758/text diakses pada tanggal 23 April 2016 pukul 19.44

9

Kesimpulan Konflik yang terjadi antara Russia dengan Ukraina di semenanjung Crimea ini

membuat Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan besar yang tentu akan memberikan

dampak terhadap negara Federasi Rusia. Namun, dari berbagai sanksi yang dijatuhkan

oleh Amerika Serikat dapat dikatakan sama sekali tidak meruntuhkan keinginan Rusia

untuk tetap melakukan intervensi militernya di wilayah Crimea. Bahkan tawaran

Amerika untuk menarik kembali sanksi ekonominya terhadap Rusia apabila Russia

memutuskan untuk mundur juga tidak berdampak sedikitpun. Di sisi lain, sanksi militer

Amerika yang memiliki tujuan untuk menakut-nakuti kekuatan Russia justru mendapat

balasan dalam bentuk ajang pamer kekuatan militer Russia di wilayah Ukraina dengan

mengadakan pelatihan besar-besaran yang sesungguhnya memiliki tujuan untuk

melindungi dan menjaga warga etnis Russia di perbatasan Crimea.

Pada intinya, kepentingan nasional sebagai implementasi dari empat prinsip

kepentingan luar negeri Amerika adalah hal yang mendasari Amerika Serikat untuk

turur ikut campur dalam konflik semenanjung Crimea ini.

10

Daftar Pustaka

Kasus Ukraina vs Russia, https://id.scribd.com/doc/217930899/Studi-Kasus-Ukraina-

vs-Russia-Crimea-case# diakses 17 April 2016 pukul 20.15

Antara Russia vs Amerika dalam Konflik Ukraina

http://www.kompasiana.com/hermanhasan53/antara-rusia-vs-amerika-dalam-konflik-

ukraina_54f7f79ba3331175618b4752 diakses 21 April 2016 pukul 18.34

Jianming Shen., 2001, The Non-Intervention Principle and Humanitarian Intervention

under International Law, International Legal Theory

Ukraine’s Black Sea gas ambitions seen at risk over Crimea

http://mobile.reuters.com/article/idUSL6N0M41R320140307 diakses 18 April 2016

pukul 20.18

Amerika Serikat dan Uni Eropa kenakan Sanksi Baru

http://www.voaindonesia.com/content/as-uni-eropa-kenakan-sanksi-baru-

/2447155.html diakses 18 April 2016 pukul 19.54

Konflik Crimea http://radevgnn.blogspot.co.id/2015/09/konflik-crimea.html diakses 20

April 2016 pukul 20.30

Intervensi Ukraina Amerika Bekukan Ekonomi Russia

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/04/117559320/Intervensi-Ukraina-Amerika-

Bekukan-Ekonomi-Rusia diakses 20 April 2016 pukul 20.55

Krisis Crimea, Sebuah Analisis http://kompasiana.com/masaji/krisis-crimea-sebuah-

analisis_54f3ef77745513802b6c6333 diakses pada tanggal 23 April 2016 pukul 13.18

AS Tingkatkan sanksi terhadap Rusia terkait Ukraina

http://preview.tinyurl.com/gmncfu7 diakses pada tanggal 22 April 2016 pukul 18.43

In the House of Representative, U.S. https://www.congress.gov/bill/113th-

congress/house-resolution/758/text diakses pada tanggal 23 April 2016 pukul 19.44