fase farmasi fisika 1
TRANSCRIPT
Tugas kelompok
Bentuk & perubahan fase gas,cair, padat, dan mesofase
Di susun oleh
Kelompok 1
Nisrina muslihin
SITtI SYARIFAH
sulistina
rezky indahyani
wa ode maulidyanti
Fakultas farmasi universitas haluoleo
Kendari
2015KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, para sahabatnya serta kami selaku umatnya.
Semoga kita mampu meneladani beliau sebagai manusia
yang berguna.
Adapun tujuan makalah ini di buat yaitu untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah
farmasi fisika 1 dengan judul perubahan dan bentuk fase
gas,ciar,padat, dan mesofase..
Makalah ini tentu tidak akan berhasil tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun, agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berguna di masa yang
akan datang.
kendari, Februari
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .............................................
.................................................
DAFTAR
ISI ...................................................
.......................................................
...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ..............................................
..........................................
1.2 Rumusan
Masalah ...............................................
....................................
1.3
Tujuan ................................................
.....................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
fase...........................................
.....................
B. Bentuk fase padat, cair, gas dan
mesofase.......................................
.......
C. Perubahan fase padat, cair, gas dan
mesofase.......................................
..
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ....................................
...............................................
.........
2. saran..........................................
...............................................
...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan suatu ilmu yag membahas
tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
sistematis berdasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Fisika tidak bisa hanya berbentuk sebuah konsep
saja namun pembelajaran fisika secara praktek juga
harus diterapkan. Secara tidak disadari kegiatan
sehari-hari yang kita lakukan semuanya mengandung
fisika. Jadi, bisa dikatakan bahwa fisika ada di
sekitar kehidupan kita.
Salah satu contoh fisika ada di kehidupan kita
sehari-hari adalah dengan adanya perubahan wujud
benda. Seperti berubahnya air menjadi es, es yag
mencair, proses terjadinya hujan, dan masih banyak
lagi kejadian lainnya. Agar kita mendapatkan
pengetahuan yang lebih lagi maka sebaiknya kita
mempelajari tentang perubahan wujud benda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fase?
2. Bagaimana bentuk fase gas, cair, padat dan
mesofase?
3. Bagaimana perubahan fase gas, cair, padat dan
mesofase?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian fase.
2. Agar dapat mengetahui bentuk fase gas, cair,
padat dan mesofase
3. Agar dapat mengetahui perubahan fase gas, cair,
padat dan mesofase
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fase
Dalam ilmu fisika, fase adalah suatu himpunan
keadaan sistem fisik makroskopik yang memiliki
komposisi kimia yang seragam dan ciri-ciri fisik
(seperti densitas, struktur kristal, indeks refraktif,
dan lain-lain). Contoh paling umum adalah padat, cair,
dan gas.
1. Diagram fase
Diagram fase yang paling sederhana adalah diagram
tekanan-temperatur dari zat tunggal, seperti air.
Sumbu-sumbu diagram berkoresponden dengan tekanan dan
temperatur. Diagram fase pada ruang tekanan-temperatur
menunjukkan garis kesetimbangan atau sempadan fase
antara tiga fase padat, cair, dan gas.
Diagram fase yang umum. Garis titik-titik
merupakan sifat anomali air. Garis berwarna hijau
menandakan titik beku dan garis biru menandakan titik
didih yang berubah-ubah sesuai dengan tekanan.
Penandaan diagram fase menunjukkan titik-titik di
mana energi bebas bersifat non-analitis. Fase-fase
dipisahkan dengan sebuah garis non-analisitas, di mana
transisi fase terjadi, dan disebut sebagai sempadan
fase.
Pada diagaram sebelah kiri, sempadan fase antara
cair dan gas tidak berlanjut sampai tak terhingga. Ia
akan berhenti pada sebuah titik pada diagaram fase yang
disebut sebagai titik kritis. Ini menunjukkan bahwa
pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, fase
cair dan gas menjadi tidak dapat dibedakan, yang
dikenal sebagai fluida superkritis. Pada air, titik
kritis ada pada sekitar 647 K dan 22,064 MPa (3.200,1
psi)
Keberadaan titik kritis cair-gas menunjukkan
ambiguitas pada definisi di atas. Ketika dari cair
menjadi gas, biasanya akan melewati sebuah sempadan
fase, namun adalah mungkin untuk memilih lajur yang
tidak melewati sempadan dengan berjalan menuju fase
superkritis. Oleh karena itu, fase cair dan gas dapat
dicampur terus menerus.
Sempadan padat-cair pada diagram fase kebanyakan
zat memiliki gradien yang positif. Hal ini dikarenakan
fase padat memiliki densitas yang lebih tinggi daripada
fase cair, sehingga peningkatan tekanan akan
meningkatkan titik leleh. Pada beberapa bagian diagram
fase air, sempadan fase padat-cair air memiliki gradien
yang negatif, menunjukkan bahwa es mempunyai densitas
yang lebih kecil daripada air.
Titik kritis (Tc), dari sebuah bahan adalah sebuah
titik suhu di mana fase cairan dan uap tidak bisa
dibedakan. Pada saat mendekati temperatur titik kritis,
properti gas dan cairan menjadi sama, fase ini disebut
Fluida superkritikal. Di atas titik kritis cairan tidak
dapat terbentuk dengan menambah tekanan, tetapi dengan
menambah tekanan yang cukup bahan padat bisa terbentuk.
Tekanan kritis adalah tekanan uap pada titik kritis.
Untuk diagram yang menunjukkan properti termodinamika
sebuah bahan, titik di mana temperatur kritis dan
tekanan kritis bertemu dinamai Titik kritis dari bahan
itu. Molar kritis adalah volume dari satu mol sebuah
bahan pada suhu kritis dan tekanan kritis.
Pada sebuah bahan murni, terdapat titik infleksi
pada isoterm kritis di sebuah diagram pV. Ini berarti
pada titik kritis:
Relasi ini bisa dipakai untuk mengevaluasi dua
parameter dari persamaan fase menurut sifat kritisnya.
Kadang-kadang persamaan dapat disederhanakan menjadi
kira-kira:
Prinsip fase yang bersangkutan menunjukkan bahwa
substansi tersebut pada tekanan dan suhu yang telah
dikurangi dengan ekuivalen mempunyai volume yang
ekuivalen. Persamaan ini kira-kira relevan untuk
beberapa substansi, tetapi menjadi sangat tidak akurat
untuk pr berharga tinggi.
Tabel titik kritis dari beberapa bahan
Substansi
Suhukritis(°C)
Suhukritis (K)
Tekanankritis (atm)
Tekanankritis(MPa)
Argon −122.4 150.8 48.1 4.870
amonia 132.4 405.6 111.3 11.28
Bromin 310.8 584 102 10.340klorin 143.8 417 76.0 7.700
flourin −128.85 144.3 51.5 5.220helium −267.96 5.19 2.24 0.227hidroge
n −239.95 33.2 12.8 1.297
kripton −63.8 209.4 54.3 5.500neon −228.75 44.4 27.2 2.760
nitrogen −146.9 126.2 33.5 3.390
oksigen −118.6 154.6 49.8 5.050CO2 31.04 304.1 72.8 7.377
H2SO4 654 927 45.4 4.6xenon 16.6 289.7 57.6 5.840
lithium 2,950 3,223 65.2 6.700raksa 1,476.9 1,750 1,587 172besi 8,227 8,500
Substansi
Suhukritis(°C)
Suhukritis (K)
Tekanankritis (atm)
Tekanankritis(MPa)
emas 6,977 7,250 5000 530alumini
um 7,577 7,850
wolfram 15,227 15,500udara 373.946 647.096 217.7 22.059
B. Bentuk fase padat, cair, gas dan mesofase
Segala sesuatu yang kita lihat di sekitar kita
terbuat dari materi dan semua materi di sekitar kita
berwujud zat cair, padat atau gas. Materi bisa berubah
dari satu wujud ke wujud lainnya, misal saat es krim
yang padat meleleh dan menjadi cair.
Tiga wujud materi
Semua materi tersusun atas partikel-
partikel kecil yang disebut atom. Saat dua atom atau
lebih bergabung, atom-atom itu membentuk molekul. Atom
dan molekul bergabung dengan cara yang berbeda untuk
membentuk tiga jenis materi yakni zat padat, cair dan
gas. Ketiga jenis materi ini disebut wujud materi.
Wujud materi yang bisa dialami zat tertentu disebut
fase zat. Air adalah jenis materi yang sangat kita
kenal. Air biasanya berada dalam fase padat (es), fase
cair (air) dan fase gas (uap).
1. Zat padat
Zat padat adalah materi yang mempunyai bentuk dan
volume (ruang yang ditempati zat padat, cair, atau gas)
tertentu. Ada dua cara utama partikel-partikel padat
bisa tersusun yakni dalam baris-baris teratur yang rapi
atau dalam susunan yang tidak tentu. Zat padat yang
partikel-partikelnya tersusun dalam baris-baris yang
teratur rapi disebut kristal. Contoh umum kristal
adalah sebagian besar logam, intan, es, dan kristal
garam. Zat padat yang partikel-partikelnya tidak
tersusun secara teratur disebut amorf. Zat padat amorf
biasanya bertekstur mengilat atau elastis. Contoh umum
zat padat amorf adalah lilin, kaca, karet, dan plastik.
Karena partikel-partikelnya tersusun berdekatan
menyatu, zat padat tidak bisa dimampatkan dengan mudah—
zat padat tidak bisa dikecilkan dengan menekannya.
Pada zat padat, partikel-partikel individu tidak
bergerak cukup cepat untuk mengalahkan gaya tarik-
menarik antar partikel. Partikel-partikel itu bergetar
namun terikat rapat di tempatnya.
2. Zat cair
Seperti zat padat, zat cair mempunyai volume
tertentu. Tidak seperti zat padat, zat cair akan
berbentuk seperti wadah yang ditempatinya. Zat cair
digambarkan sebagai zalir (fluida). Zalir adalah zat
dengan molekul-molekul yang bergerak bebas saling
melewati, sehingga zalir menyesuaikan bentuk wadahnya.
Seperti zat padat, partikel-partikel dalam zat cair
tersusun secara rapat. Zat cair juga sulit dimampatkan.
Pada zat cair, molekul-molekul tersusun rapat.
Meskipun demikian, partikel-partikel itu mempunyai
cukup energi untuk mengatasi sebagian dari tarik-
menariknya dengan molekul di dekatnya dan bergeser
saling melewati.
3. Gas
Gas adalah wujud materi yang mudah berubah bentuk
dan volumenya. Seperti zat cair, gas digambarkan
sebagai zalir. Partikel-partikel di dalam gas dengan
cepat menyebar mengisi semua ruang yang tersedia.
Karena terdapat jarak yang jauh antara partikel-
partikel gas, gas bisa dengan mudah dimampatkan untuk
mengurangi volumenya.
Pada gas, molekul-molekul individu bergerak sangat
cepat dan mengatasi hampir semua gaya antar partikel.
Partikel-partikel bergerak secara bebas di dalam
seluruh ruang yang ditempatinya.
Sifat-sifat dari ketiga materi tersebut antara lain :
4. Mesofase (kristal cair)
Seorang ahli botani Austria Reinitzer pada tahun
1888 menemukan bahwa zat kolestril benzoat meleleh pada
145,5oC dan menjadi cairan pada 178,5oC. Pada rentang
temperatur tersebut, kolestril benzoat mengalir seperti
cairan dan memiliki sifat optik seperti padatan.
Keadaan suatu zat antara bersifat cair dan padat
disebut mesofase atau lazim disebut kristal cair.
Kristal cair merupakan fase cair yang berada
diantara fase kristal padat dan amorf cair. Maksudnya
adalah ketika temperatur bertambah fase padat akan
kehilangan keteraturan posisi namun orientasinya tetap,
jadi kristal cair masih memiliki beberapa keteraturan
secara parsial. Dari definisi tersebut kristal cair
tergantung pada temperatur dengan rentang antara -20ºC
sampai 80ºC, namun bisa juga lebih yaitu sekitar -30ºC
sampai 120ºC. Bentuk molekul dari kristal cair yang
terkenal adalah bentuk batang (rod shape) sedangkan
bentuk lain yang sedang dikembangkan untuk meningkatkan
kualitas sudut pengelihatan adalah bentuk piringan
(disk like shape). Sedangkan fase di dalam kristal cair
terdiri dari tiga fase yaitu, nematik, smektik, dan
cholesterik.
Kristal memiliki titik leleh yang tetap, dengan
kata laun, kristal akan mempertahankan temperatur dari
awal hingga akhir proses pelelehan. Sebaliknya, titik
leleh zat amorf berada di nilai temperatur yang lebar,
dan temperatur selama proses pelelehan akan bervariasi.
Terdapat beberapa padatan yang berubah menjadi
fasa cairan buram pada temperatur tetap tertentu yang
disebut temperatur transisi sebelum zat tersebut
akhirnya meleleh. Fasa cair ini memiliki sifat khas
cairan seperti fluiditas dan tegangan permukaan. Namun,
dalam fasa cair, molekul-molekul pada derajat tertentu
mempertahankan susunan teratur dan sifat optik cairan
ini agak dekat dengan sifat optik kristal. Material
seperti ini disebut dengan kristal cair. Molekul yang
dapat menjadi kristal cair memiliki fitur struktur
umum, yakni molekul-molekul ini memiliki satuan
struktural planar semacam cincin benzene.
Kristal cair dapat dibagi dalam dua
golongan
Golongan pertama dikenal sebagai golongan
thermotropik yakni kristal ini dibentuk dengan
memanaskan kristal padat.
Golongan kedua adalah golongan liotropik,
dibentuk dari campuran dua atau lebih senyawa.
Kristal cair banyak terdapat di dalam organisme
hidup. Membran sel dan jaringan tertentu mempunyai
struktur sebagai kristal cair. Sifat kristal cair telah
diketahui dalam berbagai polimer (misalnya serat Kevlar
Du Pont).
Kristal cair banyak diamati dalam senyawa
organic yang berbobot molekul 200 sampai 500, berbentuk
silinder dan mempunyai panjang 4 sampai 8 kali
diameternya. Molekul-molekul dalam fasa cair terdapat
dalam keadaan tidak beraturan. Molekul-molekul cair
mampu bergerak dalam tiga dimensi dan berotasi.
Dalam keadaan kristal cair, molekul
mempunyai mobilitas terbatas dan sedikit beraturan.
Kristal cair berbentuk seperti benang (nematik),
molekul-molekul tersusun sejajar bergerak bebas dalam
tiga dimensi tetapi hanya berputar pada sumbu
panjangnya. Kristal cair smektik, molekulnya seperti
batang tersusun dalam lapisan-lapisan. Dengan molekul
sumbu panjang tegak lurus terhadap bidang lapisan.
Disini gerak molekul hanya translasi daam dua arah
(dalam lapisan) dan berputar pada sumbu panjangnya.
Pada kristal cair bentuk kolesterik,
molekul berjajar dalam lapisannya, arah gerakan molekul
sejajar dari satu bidang ke bidang lain. Setiap lapisan
dalam stuktur kolesterik mempunyai arah molekul yang
berbeda dengan lapisan di atas dan di bawahnya. Setelah
beberapa laipsan, arah/orientasi molekul akan berulang
kembali.
Sifat yang menonjol dari kristal cair
kolesterik ialah jarak antara bidang-bidang yang
mempunyai arah/orientasi yang sama. Jika selaput tipis
kristal cair kolesterik dikenai seberkas cahaya, sifat
pantulan cahaya (warna) tergantung pada jarak ini.
Pantulan cahaya atau warna akan berubah dengan
berubahnya suhu. Gejala ini menjadi prinsip kerja dasar
alat yang menggunakan indera suhu. Perubahan suhu
0,01oC dapat dideteksi hanya dengan sinar putih biasa.
Orientasi molekul dalam lapisan tipis
kristal cair nematik mudah diubah melalui tekanan dan
medan listrik. Orientasi yang telah berubah ini
mempengaruhi sifat optik dari lapisan menjadikan
lapisan tidak tembus pandang. Jika melalui elektroda
yang disusun dengan pola tertentu (misalnya berbentuk
nomor), suatu medan listrik dikenakan pada lapisan
tipis kristal cair maka pola elektroda tersebut akan
terlihat dengan mata. Inilah prinsip yang digunakan
pada kalkulator, dan jam tangan digital yang
menggunakan LCD (liquid crystal display).
Tampilan kristal cair (Inggris: Liquid Crystal
Display) juga dikenal sebagai LCD adalah suatu jenis
media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai
penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang
misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi,
kalkulator ataupun layar komputer. Kini LCD mendominasi
jenis tampilan untuk komputer desktop maupun notebook
karena membutuhkan daya listrik yang rendah, bentuknya
tipis, mengeluarkan sedikit panas, dan beresoulusi
tinggi.
Pada LCD berwarna semacam monitor terdapat banyak
sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu
buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau
disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini
tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di
dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna
putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi.
Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan
jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub
kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah
karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul
dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna
diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.
C. Perubahan fase padat, cair, gas dan mesofase
Pengaruh kalor terhadap suatu benda selain dapat
mengakibatkan perubahan suhu juga menyebabkan perubahan
wujud benda. Contoh jika es diberi kalor atau
dipanaskan maka es akan menjadi air dan selanjutnya
menjadi uap. Peristiwa tersebut dikenal dengan
perubahan fase atau perubahan wujud. Air mengalami tiga
perubahan wujud. Pada wujud padatnya disebut dengan es,
wujud cairnya disebut air, dan wujud gasnya disebut uap
air.
Zat-zat yang lain pun akan mengalami perubahan fase
ketika dipengaruhi oleh kalor, tetapi tidak setiap zat
dapat mengalami perubahan fase seperti yang dialami
oleh es. Contohnya, kapur barus (kemper) langsung
menguap saat suhunya berubah dan sebutir telur dari
wujud cair jika dipanaskan akan berwujud padat tidak
menjadi gas. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perubahan fase yang dialami oleh suatu benda di
gambarka sebagai berikut.
Perubahan suatu zat selalu diikuti oleh penyerapan
kalor. Energi kalor yang diserap atau dilepaskan tidak
digunakan untuk menaikkan suhu tetapi digunakan untuk
mengubah fase. Jadi, selama perubahan fase, suhu zat
tidak berubah. Kalor ini seakan-akan tersembunyi (kalor
laten). Kalor laten adalah kalor yang diperlukan oleh 1
kg zat untuk berubah wujud (fase) dari satu wujud ke
wujud yang lainnya.
Oleh karena terdapat macam-macam perubahan wujud maka
kalor laten pun bermacam-macam sesuai dengan perubahan
wujudnya.
a. Kalor lebur dan kalor beku
Jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud
dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya
di sebut kalor lebur. Demikian juga sebaliknya,
banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah
wujud dari wujud cair menjadi padat pada titik
bekunya disebut kalor beku. Dengan demikian,
banyaknya kalor yang diperlukan untuk meleburan
zat dari wujud padat sama dengan jumlah kalor yang
dilepaskan ketika zat cair membeku.
b. Kalor uap dan kalor embun
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah
wujud dari cair menjadi gas pada titik didihnya
disebut kalor uap. Proses ini dinamakan menguap.
Adapun kalor embun adalah jumlah kalor yang
dilepaskan untuk mengubah wujud dari gas menjadi
cair. Proses ini dinamakan mengembun. Banyaknya
kalor yang dibutuhkan untuk melakukan proses
menguap sama dengan banyaknya kalor yang
dilepaskan untuk mengembun.
Proses-proses perubahan wujud yang memerlukan kalor
adalah
menguap : perubahan dari fase cair ke gas
melebur : perubahan dari fase padat ke cair
menyublim : perubahan dari fase padat ke gas tanpa
melalui fase cair
Proses-proses perubahan wujud yang disertai
pelepasan kalor adalah
mengembun : perubahan dari fase gas (uap) ke cair
membeku : perubahan dari fase cair ke gas
mengkristal : perubahan dari fase gas ke padat
tanpa melalui fase cair
DAFTAR PUSTAKA
R.C.Reid, J.M. Prausnitz dan B.E. poling.1987. The
properties of gases and liquids. 4th ed,McGraw-
Hill. NewYork
W. Wagner dan A. Kruse.1998. Prpporties of water and
steam. SpringerVerlag.Berlina.