farmasi klinis

34
UTA’45 NASKAH SOAL UJIAN Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016 Kode Dok. : Revisi : Verifikasi Ka Prodi: Ujian Tengah Semester Ujian Akhir Semester Ujian Susulan Kode MK : Sifat Ujian : Close Book Mata Kuliah : Farmasi Klinis Kalkulator : Tidak Hari/tanggal : Kamus : Tidak Jam : Nama : Erdiansyah Semester : NPM : 1543700087 Program Studi : Apoteker Dosen Pengajar : ELFIA NESWITA M. Farm, Apt Tandatangan Petunjuk Ujian: 1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang telah disediakan, dilarang mencoret-coret lembar naskah soal ujian 2. Sisipkan lembar naskah soal ujian di dalam buku jawaban apabila telah selesai mengerjakan atau waktu ujian telah habis 1. Tn XY, umur 50 tahun pergi ke dokter dengan keluhan batuk berdahak selama 3 minggu yang disertai dengan sesak nafas dan nyeri dada. Gambaran radiologik menunjukkan adanya bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Hasil uji BTA sputum menunjukkan hasil posif (+). Tn XY belum pernah mendapatkan pengobatan Tuberkulosis sebelumnya. Menurut anda sebagai apoteker, obat apakah yang tepat untuk diberikan kepada Tn XY ? a. Etambutol b. Rifampisin dan INH c. Rifampisin dan Pirazinamid d. 2 HRZE dengan fase lanjutan 4 HR e. 2 HRZES dengan fase lanjutan 5 HRE 2. Cara Penggunaan Rifampisin yang tepat adalah Jawab : Rifampisin diminum pagi hari saat perut kosong (makanan dapat mengganggu absorpsi rifampisin). Saat perut kosong ini minimal 1 jam sebelum makan. Tetapi jika mengeluh mual saat minum rifampisin pada waktu perut kosong, rifampisin dapat diminum 2 jam setelah makan. 3. Cara penggunaan INH yang tepat adalah Jawab : Pemberiannya bersama dengan obat B6 untuk mengurangi efek samping neuropa perifer.

Upload: independent

Post on 20-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UTA’45

NASKAH SOAL UJIANSemester Ganjil

Tahun Akademik 2015/2016

Kode Dok. :Revisi :Verifikasi Ka Prodi:

Ujian Tengah Semester Ujian Akhir Semester Ujian Susulan

Kode MK : Sifat Ujian : Close Book

Mata Kuliah : Farmasi Klinis Kalkulator : Tidak

Hari/tanggal : Kamus : Tidak

Jam : Nama : Erdiansyah

Semester : NPM : 1543700087

Program Studi : Apoteker

Dosen Pengajar : ELFIA NESWITA M. Farm, Apt Tandatangan

Petunjuk Ujian:

1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang telah disediakan, dilarang mencoret-coret lembar naskah soal ujian

2. Sisipkan lembar naskah soal ujian di dalam buku jawaban apabila telah selesai mengerjakan atau waktu ujian telah habis

1. Tn XY, umur 50 tahun pergi ke dokter dengan keluhan batuk berdahak selama 3 minggu yang disertai dengan sesak nafas dan nyeri dada. Gambaran radiologikmenunjukkan adanya bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Hasil uji BTA sputum menunjukkan hasil positif (+). Tn XY belum pernah mendapatkan pengobatan Tuberkulosis sebelumnya.Menurut anda sebagai apoteker, obat apakah yang tepat untuk diberikan kepada Tn XY ?a. Etambutolb. Rifampisin dan INHc. Rifampisin dan Pirazinamidd. 2 HRZE dengan fase lanjutan 4 HRe. 2 HRZES dengan fase lanjutan 5 HRE

2. Cara Penggunaan Rifampisin yang tepat adalah Jawab : Rifampisin diminum pagi hari saat perut kosong (makanan dapat mengganggu absorpsi rifampisin). Saat perut kosong ini minimal 1 jam sebelum makan. Tetapi jika mengeluh mual saat minum rifampisin pada waktu perut kosong, rifampisin dapat diminum 2 jam setelah makan.

3. Cara penggunaan INH yang tepat adalah Jawab : Pemberiannya bersama dengan obat B6 untuk mengurangi efek samping neuropati perifer.

4. Seorang pasien laki-laki, usia 35 tahun datang ke apotek dengan keluhan ada rasa kesemutan pada tangan dan kakinya. Pasien adalah penderita TB dan sedang menjalani terapi kombinasi dosis tetap antituberkulosis sejak 2 bulanyang lalu. Saudara memperkirakan pasien mengalami neuropati perifer akibat salah satu obat yang dikonsumsinya.Obat manakah yang menyebabkan efek samping tersebut ?A. EtambutolB. IsoniazidC. Pirazinamid D. RifampisinE. Streptomisin

5. Seorang pasien perempuan, usia 49 tahun datang ke apotek untuk menanyakan intepretasi hasil pemeriksaan data laboratorium. Hasil lab menunjukan gula darah puasa (GDP) 135 mg/dL, gula darah 2 jam post prandial (GD 2 PP) 170 mg/dL, LDL 130 mg/dL, HDL 50 mg/dL, TG 210 mg/dL. Hasil penggalian informasi diketahui tekanan darah 130/85 mmHg, pasien sering merasa lelah, tidak bertenaga. Selera makan normal- cenderung meningkat, berat badan turun 5 kg dalam 3 minggu terakhir.Dari tanda dan gejala yang ada, pasien di atas mengarah pada kondisi penyakit apakah?

A. DislipidemiaB. HipertiroidC. HiperglikemiaD. Diabetes mellitusE. Hipertensi

6. Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun masuk UGD dengan keluhan nyeri dada kiri merambat ke pundak dan lengan kiri. Dikeahui pasien menderita hyperkalemia sejak 5 tahun lalu dan didiagnosa mengalami angina.Terapi apa yang diberikan :A. IsosorbidB. BisoprololC. NikardipinD. ClopidogrelE. Veramistin

7. Seorang laki-laki dewasa BB 60 kg ke apotek dengan membawa resep kloramphenikol untuk pemakaian 7 hari. Dosisnya 25 mg/kg/hr. sediaan yang ada 250 mg. berapa tablet yang dibutuhkan?A. 7B. 20C. 42D. 90E. 150

8. Obat antituberkulosis yang kontraindikasi dengan wanita hamilA. StreptomisinB. Rifampisin

C. PyrazinamideD. EthambutolE. INH

9. Pasien dengan gejala muntah-muntah dan diare setelah minum susu kadaluarsa, antidotum apa yang diberikan?A. MgSO4 C. OralitB. Arang jerap D. Atropin Sulfat

10. Seorang wanita, 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan sakit punggung tembus ke dada yang dirasakan seperti tertarik atau tersayat, lamanya 5 menit yang kemudian berkurang. Keluhan ini dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Badan terasa lemah disertai perasaan mual. Ada riwayat hipertensi lama yang tak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik: TD 170/100 mmHg. HR 100/menit, pernapasan 28/menit. Suhu 37C, EKG menunjukkan irama sinus tak ada kelainan berarti. Foto toraks: kardiomegali dan dilatasi aorta. Pertanyaan: a. Keluhan penderita di atas disebabkan oleh adanya kelainan pada?

Jawab : Pada jantungb. Terapi non farmakologis dan farmakologis

Jawab : Terapi non farmakologis mengontrol asupan makanan, utamanya makanan yang mengandung natrium (garam), dan makanan yang berlemak. Terapi farmakologis mengontrol tekanan darah dengan pemberian obat antihipertensi dan antiplatelet

11. Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan keluhan selama 3 bulan terakhir mengalami perdarahan bercak (sedikit-sedikit). Hasil pemeriksaan : TD : 100/70 mmHg N : 80 x/mnt S : 37 Oc R : 20 x/mnt.A. Dari kasus diatas, apa yang menyebabkan terjadinya perdarahan bercak yang dialami Ny.

Sasa ?Jawab :

Pemakaian implan kontraindikasi dengan pasien pasca abortus, pasca persalinan, dan ibu menyusui sehingga dapat menyebabkan perdarahan bercak.

B. dan apa terapi non farmakologis dan farmakologisnya?Jawab :

Terapi farmakologi : vitamin K, ferro sulfatTerapi nonfarmakologi : - istirahat yang cukup, sebaiknya meminimalkan berhubungan intim jika terjadi perdarahan, menjaga pola makan.

12. Jelaskan terapi yang diberikan pada pasien DM yang mengalami ketoasidosis?Jawab :Prinsip pengobatan KAD adalah :1. Penggantian cairan dan garam yang hilang.2. Menekan lipolisis pada sel lemak dan glukoneogenesis pada sel hati dengan pemberian

insulin.3. Mengatasi stress sebagai pencetus KAD.4. Mengembalikan keadaan fisiologis normal dan menyadari pentingnya pemantauan serta

penyesuaian pengobatan.

13. Jelaskan terapi yang tepat dan konseling yang diberikan pada pasien hamil yang mengalami DM ?Jawab :Diberikan metformin dan glibenklamid oral yang merupakan kategori B dan diberikan konseling Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik. Pemeriksaan kadar darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian suntikan insulin merupakan salah satu pengobatan bagi penderita penyakit DMG untuk mengontrol kadar gula darahnya. Beberapa jenis obat-obat untuk penderita DM yang dapat dikonsumsi dengan dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini memang tidak seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi janin yang dikandung. Misalnya menimbulkan cacat bawaan pada janin. Pada trimester pertama paling sukar dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada timester kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu perubahan diet dan dosis antidiabetik. Dalam trimester ketiga sering diperlukan lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang.

14. Obat primer TBC adalah : 1. INH (isoniazid)2. Rifampisin3. Etambutol4. Streptomisin5. Pirazinamid

15. Mekanisme kerja isoniazid adalah….Jawab :

Isoniazid bekerja tuberkulostatik maupun tuberkulosid. Efek bakteriostatik obat ini hanya pada basil tuberkel yang aktif. Efek bakteriostatik obat ini hanya pada basil tuberkel yang aktif.

16. Efek samping isoniazid adalah Mual dan Muntah sehingga dianjurkan juga mengkonsumsi Vitamin B6

17. Bagaimana mekanisme kerja propanolol? A. Meningkatkan curah jantung dan meningkatkan resistensi perifer B. Menurunkan curah jantung dan menurunkan resistensi perifer C. Meningkatkan curang jantung dan menurunkan resistensi perifer D. Menurunkan curah jantung dan meningkatkan resistensi perifer E. Membuat dilatasi pembuluh darah

18. Seorang laki-laki usia dewasa, mengalami mual karena mabuk perjalanan dan vertigo. Obat apa yang direkomendasikan? A. Paracetamol (kalau gak salah)B. DomperidonC. CetirizinD. Selain Jawaban di atas, yaitu Metoklorpamid dan Mestigo

19. Obat yang merupakan prekursor dari obat influenza adalah ?

Jawab : Dekstrometorphan

20. Manakah dari obat tersebut yang digunakan untuk meredakan kejang/kram/nyeri pada perutA. AntasidaB. RanitidinC. ParasetamolD. Vit B compE. Hiosin butil bromid

21. Seorang lelaki dewasa didiagnosis oleh dokter puskesmas ulkus peptikus koletatif dan Mendapatkan obat

A. AntasidaB. RanitidinC. ParacetamolD. Vit B compE. Hiosin butil bromid

22. Jenis-jenis sumber data, buku Pharmacotherapy Di Piro termasuk sumber apa?A. PrimerB. SekunderC. Tersier

23. Tujuan penambahan terapi pyridoxin HCl pada terapi TBC?Jawab : Untuk mengurangi efek samping neuropati perifer dan efek mual

24. Cara penggunaan metformin yang tepat?Jawab : Diminum 2-3 x sehari setelah makan

25. Cara penggunaan simvastatin yang tepat?Jawab : Diminum pada malam hari sebelum tidur

26. Mekanisme kerja golongan biguanida? Jawab : Biguanid bekerja menghambat glukogenesis dan meningkatkan penggunaan

glukosa di jaringan.

27. Mekanisme captopril sebagai renoprotektif?A. Vasodilatasi .....afferen renalB. Vasokonstriksi ...... afferen renalC. Vasodilatasi .....efferen renalD. Vasokonstriksi .....efferen renal

28. Jenis kontrasepsi yang cocok jika suaminya mengidap HIV-AIDS?Jawab : Kondom

29. Pil kontrasepsi yang cocok untuk pasien yang akan menunaikan ibadah haji?Jawab : Yaitu pil yang mengandung hormone progesterone (Noretisteron) dalam sediaan

Primolut N.30. Pasien anak usia 3 tahun didiagnosa thypus, antibiotik yang cocok?

Jawab : Kloramfenikol atau Thiamfenikol.

31. Drug of choices untuk osteoporosis?Jawab : Glucosamin dan chondroitin Sulfat

32. Efek samping OAT berupa neuritis perifer, yaitu?A. EthambutolB. PyrazinamidC. INHD. RifampisinE. Streptomisin

33. Terapi untuk masing-masing jenis anemia (macrocytic, microcytic hypochromic, normocytic anemia)?Jawab :

Anemia macrocytic terapinya pemberian vit. B12 dan asam folat, anemia micrositik hypokromik terapinya pemberian zat besi, anemia normocytic terapinya transfuse darah.

34. Mekanisme antidotum atropin sulfat yaituJawab :

Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat menghambat aksi

Pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh.

Atropin adalah Agen antimuskarinik digunakan mengobati efek muskarinik karena keracunan organofosfat. Atropin melawantiga efek yang ditimbulkan karena keracunan organofosfat pada reseptor muskarinik, yaitu bradikardi, bronkospasme, dan bronkorea.

Atropin merupakan antimuskarinik bekerja menyekat reseptor muskarinik yang menyebabkan hambatan semua fungsi muskarinik. Selain itu, obat ini menyekat sedikit perkecualian neuron simpatis yang juga kolinergik, seperti saraf simpatis yang menuju ke kelenjar keringat. Bertentangan dengan obat agonis kolinergik yang kegunaan terapeutiknya terbatas, maka obat penyekat kolinergik ini sangat menguntungkan dalam sejumlah besar situasi klinis. Karena obat ini tidak menyekat reseptor nikotinik, maka obat antimuskarinik ini sedikit atau tidak mempengaruhi sambungan saraf otot rangka atau ganglia otonom. Antimuskarinik ini bekerja dialat persarafi serabut pascaganglion kolinergik. Pada ganglion otonom dan otot rangka, tempat asetilkolin juga bekerja penghambatan oleh atropin hanya terjadi pada dosis sangat besar. Kelompok obat ini memperlihatkan kerja yang hampir sama tetapi dengan afinitas yang sedikit berbeda terhadap berbagai alat; pada dosis kecil (sekitar 0,25 mg) misalnya, atropin hanya menekan sekresi airl iur, mukus, bronkus dan keringat. Sedangkan dilatasi pupil, gangguan akomodasi dan penghambatan nasofagus terhadap jantung baru terlihat pada dosis yang lebih besar (0,5 – 1,0mg). Dosis yang lebih besar lagi diperlukan untuk menghambat peristalsis usus dan sekresi kelenjar di lambung. Beberapa subtipe reseptor muskarinik telah diidentifikasi saat ini. Penghambatan pada reseptor muskarinik ini mirip denervasi serabut pascaganglion kolinergik dan biasanya efek adrenergik menjadi lebih nyata.

35. Pasien dengan gejala muntah-muntah dan diare setelah minum susu kadaluarsa, apa yang diberikan?A. MgSO4B. Arang jerapC. OralitD. Atropin sulfatE. selain diatas, yaitu…..

36. Obat antituberkulosis yang kontraindikasi dengan wanita hamil…A. StreptomisinB. RifampisinC. PyrazinamidD. EthambutolE. INH

37. Cara penggunaan rifampisin yang tepat?A. Pagi sebelum makanB. Pagi setelah makanC. Siang bersama makanD. Siang sebelum akanE. Siang setelah makan

38. Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun masuk UGD dengan keluhan nyeri dada kiri merambat ke pundak dan lengan kiri. Diketahui pasien menderita hiperkalemia (lupa yg pastinya apa) sejak 5 tahun lalu dan diangnosa mengalami angina. Terapi apa yang diberikan :A. IsosorbidB. BisoprololC. NikardipinD. ClopidogrelE. Selain jawaban diatas, yaitu……

39. Seorang pasien, usia 38 tahun datang ke apotek dengan keluhan mual, muntah, anoreksia, dan jaundice. Pasien adalah penderita TB dan sedang menjalani terapi dengan isoniazid, pirasinamid, rifampisin, dan etambutol dengan riwayat pengobatan dengan paracetamol. Saudara memperkirakan pasien mengalami hepatotoksik akibat interaksi salah satu obat yang dikonsumsinya. Obat manakah yang menyebabkan efek samping tersebut?A. EtambutolB. IsoniazidC. PirazinamidD. RifampisinE. Streptomisin

40. Seorang pasien laki-laki berumur 65 tahun datang berobat ke rumah sakit karena mengalami keluhan pusing, tegang pada bagian leher, dan perasaan ingin jatuh saat berjalan. Setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah diperoleh hasil 150/90 mmHg.Berdasarkan riwayat penyakitnya, pasien mengalami gangguan pada ginjal selama 6 tahun. Regimen pengobatan yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah …A. KlortalidonB. DiltiazemC. MetoprololD. Candesartan

41. Seorang pria berumur 40 tahun datang ke sebuah apotek untuk melakukan konseling dengan Apoteker. Ia sebelumnya mengeluhkan penurunan daya tahan tubuh yang membuat dia mudah terserang penyakit. Berdasarkan informasi dari orang terdekat ia menambahkan bawang putih sebagai tambahan pada makanan yang ia konsumsi dan menghasilkan efek peningkatan daya tahan tubuh pada pasien. Berdasarkan pengetahuan dalam bidang keilmuan anda, kandungan apa yang terdapat dalam bawang putih yang menyebabkan hal tersebutA. SeleniumB. SinistrinC. Asam nikotinatD. Ajoene

42. Seorang wanita yang sedang menjalani pengobatan tuberculosis (OAT) datang ke apotek untuk melakukan konseling dengan apoteker. Wanita tersebut mengeluhkan obat kontrasepsi oral yang Ia konsumsi tidak berefek meskipun penggunaannya secara teratur. Menurut anda, apakah yang menyebabkan obat kontrasepsi oral tersebut tidak berefek?A. IsoniazidB. EtambutolC. RifampisinD. Pirazinamid

43. Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun telah menderita diabetes melitus tipe 2 selama 12 tahun, seminggu terakhir pasien sering mengalami pusing dan pandangannya sering kali berkunang-kunang. Ternyata hasil pemeriksaan tekanan darahnya mencapai 150/80mmHg. Sebagai seorang apoteker, obat antihipertensi apa yang menjadi pilihan utama terhadap kondisi pasien?A. KaptoprilB. PropanololC. NifedipinD. Hidroklorotiazid

44. Seorang pasien berumur 60 tahun dengan riwayat obesitas (IMT 35.6 kg/m2) dan hipertensi datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin tahunan. Dari hasil pemeriksaan diperoleh TD 147/92mmHg , dan profil lipid puasa ; Kolesterol total 260mg/dl, LDL 170mg/dl, HDL 37mg/dl, TG 288mg/dl. Regimen pengobatan yang dapat diberikan pada pasien tersebut adalah …A. Gemfibrosil + LosartanB. Rosulvastatin + EnalaprilC. Kolestiramin + SpironolaktonD. Kolestipol + Verapamil

45. Seorang wanita (37 tahun) datang ke apotek. Pasien mengeluh sakit dan kaku pada pergelangan tangan dan kaki serta lututnya, terutama pada pagi hari. Selain itu pasien merasa lelah akhir-akhir ini dan berat badannya menurun.Pasien juga mengeluh pilek dan flu.Pasien mengakui memiliki penyakit ginjal. Sebagai apoteker yang profesional, obat apakah yang Saudara pilihkan untuk pasien tersebut?A. IbuprofenB. Kalium diklofenakC. Kombinasi rituximab dan methotrexateD. Paracetamol

46. Seorang pasien wanita, umur 45 tahun dengan tinggi 157 cm datang ke sebuah apotek ingin membeli obat flu. Apoteker lalu menanyakan riwayat penyakit pasien tersebut. Pasien itu mengatakan bahwa dia menderita hipertensi, kadang tensinya 170/90 mmHg. Dan apoteker tersebut memberitahukan bahwa obat flu tersebut tidak bisa dikonsumsi bagi pasien hipertensi. Namun pasien tersebut tetap ingin membelinya dengan alasan obat tersebut cocok untuk dirinya. Kandungan apa yang terdapat dalam obat flu yang dapat memicu terjadinya stroke hemoragik/perdarahan pada wanita?A. FenilpropanolaminB. ParacetamolC. CodeinD. Pseudoefedrin

47. Pasien laki-laki (56 tahun) datang ke apoteker dengan keluhan batuk kering semenjak mengkonsumsi obat. Pasien adalah penderita hipertensi stage II dan sedang menjalani terapi kombinasi obat antihipertensi mulai sejak seminggu yang lalu. Saudara memperkirakan pasien mengalami batuk kering akibat salah satu efek samping obat dari yang dikonsumsinya. Obat antihipertensi manakah yang menyebabkan efek samping tersebut?A. FurosemidB. CaptoprilC. Losartan D. Atenolol

48. Seorang wanita berumur 20 tahun dengan berat badan 70 kg masuk ke RS dengan keluhan polifagi, polidipsi dan poliuria, dengan indeks massa tubuh 33,95 dan tekanan darah 159/99 mmHg. Obat yang diberikan oleh dokter adalah Metformin, Glargin injeksi, Captopril dan Tiazid. Apakah obat yang tidak tepat diberikan pada pasien di atas?A. TiazidB. Metfomin C. Captopril

49. Seorang laki-laki (58 tahun) datang ke apoteker dengan keluhan nyeri dada hebat disertai nyeri di daerah lengan. Diketahui pasien mengalami riwayat penyakit jantung dan

hipertensi.Keluhan dialami sejak pasien mengkonsumsi obat-obat anti hipertensi. Menurut anda, obat antihipertensi apa yang menyebabkan pasien mengalami keluhan di atas?A. ACE InhibitorB. DiuretikC. CCBD. Β-bloker

50. Seorang perempuan dewasa pergi ke apotek dengan membawa resep untuk m e n e b u s o b a t d e x a m e t h a s o n 0 , 5 M g 2 x 1 u n t u k m e n g o b a ti a s m a kroniknya. Ketika apoteker akan menyerahkan obat tersebut diberitahukan bahwa efek samping obat tersebut adalah moonface. Bagaimana mekanisme terjadinya efek samping tersebut ?A. Meretensi natrium dan airB. Mensekresikan natrium dan airC. Menginhibisi fungsi adrenokortikalD. Mempenetrasi natrium dan airE. Menginduksi fungsi adrenokortikal

51. Pada tanggal 21 Juli 2015, seorang bapak datang ke Apotek anda hendak menebus resep yang baru saja didapatkan dari dokternya. Riwayat Pengobatan- Sebelumnya Tn. A menggunakan obat yang sama dengan resep di atas- Selain obat-obat tersebut Tn. A mengaku tidak menggunakan obat yang lainInformasi lainnya- Tn. A bermaksud Tidak membeli insulin (yang biasa digunakannya menjelang tidur)

untuk saat ini, karena insulinnya masih ada (mulai digunakan 1,5 bulan lalu).- Sering pada pagi hari gemetar dan berkeringat dingin sebelum sarapan.Riwayat Penyakit- Menderita DM sudah 8 tahun, sebelum menggunakan insulin diabetesnya tidak

terkontrol.- 3 bulan yang lalu HbA1c 9,0% (belum mendapat insulin)- Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir (21 Juli 2015)

√ Gula darah puasa : 59 mg/Dl√ 2 jam PP : 150 mg/Dl√HbA1C : 7,0% (setelah mendapat insulin)

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium tersebut, dokter memberikan resep dibawah :dr. MonicaSetyawati, SpPD Praktek: Senin s/d Jumat jam 16.00-20.00Jalan Raya Jenderal A Yani No 13, Makassar____________________________________Makassar, 21 Juli 2011

R/Lantus No. I S 0-0-8 unit

R/Metformin 500 mg No XXX S 1-1-1 pc

Pro : Tn. Abdul Salam(68 tahun)

Pertanyaan :A. Apa penyebab dari pasien sering pada pagi hari gemetar dan berkeringat dingin sebelum

sarapan ?Jawab : Karena pasien mengalami hipoglikemi

B. Bagaimana pendapat saudara sebagai apoteker terhadap terapi tersebut?Jawab :

Sebaiknya diberikan konseling kepada pasien mengenai penyakit dan pengobatannya, seperti memberitahu pasien untuk memeriksakan atau mengontrol kadar gula darahnya agar tidak terjadi hipoglikemi seperti yang dialami oleh pasien diatas. Memberi tahu pasien agar selalu membawa gula atau tablet gula dan segera mengkonsumsi gula ketika merasa pusing, lelah atau pandangan kabur untuk mencegah terjadinya hipoglikemi.

52. Seorang wanita dewasa datang ke apotek mengeluh tidak bisa buang air besar selama 2 hari, apoteker memberikan bisakodil bagaimana mekanisme kerja obat tersebut?A. Melunakkan konsistensi feses danMeningkatkan peristaltic ususB. Proses osmosis menarik air dan Retensi terhadap ion natriumC. Mengembangkan massa fesesD. Pilihan A dan C benarE. Pilihan A, B dan C benar

53. Seorang pasien laki-laki umur 75 tahun dengan keadaan fisik : pikun, tidak nafsu makan, memiliki batuk produktif, kurus, mengalami kesulitan pernafasan ringan. Dari hasil laboratorium, secara keseluruhan menunjukan hasil yang normal, kecuali terjadi sedikit peningkatan pada :

Keterangan Hasil Lab Nilai NormalBUN (Blood Urea Nitrogen) 25 mg/dL 7-20 mg/dLKadar serum kreatinin 1,3 mg/dL 0,5-1,2 mg/dLRadiografi paru-paru Pada lobus kanan bawah tidak

terjadi penyaringan udara; memiliki sejarah kegagalan jantung kognesif dimana terkontrol dengan baik

-

Hasil pewarnaan Gram (pemeriksaan awal)

Menunjukkan hasil yang negative (tidak terjadi perubahan warna)

Karena pada perawatan di panti jompo sebelumnya sudah terjadi 2 kasus TB aktif, maka diperlukan tes kulit PPD (Purified Protein Derivative) dan sputum smear untuk AFB (Acid Fast Bacillus)

Keterangan HasilPemeriksaan kulit PPD Penebalan kulit sebesar 16 mm dimana pada

pemeriksaan awal menunjukkan hasil negativePemeriksaan sputum Menunjukkan hasil positif

Pertanyaan :A. Dari gejala yang dialami pasien, maka indikasi pasien menderita penyakit ……

Jawab : TBCB. Analisalah masing-masing pemeriksaan laboratorium pasien diatas (hubungkan ke fungsi

ginjal dan indikasi penyakit)

Jawab :Hasil LaboratoriumBUN (Blood Urea Nitrogen) hasil Lab 25 mg/dL (terjadi sedikit peningkatan)Kadar Serum Kreatinin hasil lab 1,3 mg/dL (terjadi sedikit peningkatan)Indikasi : Penurunan Fungsi Ginjal karena factor usia.

Pemeriksaan kulit PPD hasil penebalan kulit sebesar 16 mm dimana pada pemeriksaan awal menunjukkan hasil negative.Pemeriksaan Sputum hasil menunjukkan hasil positifIndikasi : Penyakit TBC

C. Jelaskan terapi pengobatan pasien diatasJawab :Terapi jangka pendek Fase intensif : 1 – 3 bln- INH (5-10 mg/Kg bb 1x24 Jam)

Rifampisin (10 mg/kg bb 1×24 jam)Pirazinamid (25mg 1x 24 jam)

- INH, Rifampisin, Streptomisin (15mg/kg)- INH, Rifampisin, etambutol 15-25 mg/kg

Fase Lanjutan- INH, Rif 3-8 bln 1×24 jam- INH 700mg, Rif.600mg 2×24 jam.

Terapi jangka panjangFase intensif 1 – 3 bln1.INH, etambutol, strep. 1×24 jam2.INH, etambutol, pirazinamida 1×24 jam3.INH, strep. Pirazinamida 1×24 jamFase lanjut 17 bln1.INH , etamb. 50 mg/kg 1x 24j atau 2x/minggu2.INH, strep. 1×24 j atau 2x /minggu3.INH, pirzinamida 1x24j atau 2x /minggu

D. Jelaskan interaksi yang mungkin terjadi dari terapi pengobatan pasien tersebutJawab :

- Interaksi yang mungkin terjadi yaitu interaksi antara INH dan Rifampicin, interaksi yang terjadi jika INH danRifampicn diberikan secara bersamaan yaitu resiko Hepatotoksiksisitas dapat meningkat.

54. Seorang wanita berumur 25 tahun dengan berat badan 65 Kg, melakukan tes uji basil tahan asam (BTA) dan hasilnya menunjukkan positif pasien mengkonsumsi obat TBC yaitu INH, Rifampicin, Ethambutol dan Pirazinamid. Pasien mengeluhkan kesemutan dan rasa terbakar di kaki akibat penggunaan obat tersebut. Hal tersbut dapat diatasi dengan pemberian ?A. Vitamin B1

B. Vitamin B2

C. Vitamin B6

D. Vitamin B12

E. Vitamin D

55. Seorang pria berumur 23 tahun dengan berat badan 65 Kg, melakukan tes uji basil tahan

asam (BTA) dan hasilnya menunjukkan positif. Pasien telah mengkonsumsi obat TBC selama 3 bulan. Dan pada 2 bulan pertama pasien mengalami gangguan pendengaran dengan tanda-tanda telinga mendenging (tinnitus), pusing dan hilang keseimbangan. Berdasarkan keluhan tersebut, pasien mengkonsumsi obat :A. RifampicinB. IsoniazidC. EtambutolD. PirazinamidE. Streptomisin

56. Tn. Xy, umur 50 tahun pergi ke dokter dengan keluhan batuk berdahak selama 3 minggu yang disertai dengan sesak nafas dan myeri dada. Gambaran radiologic menunjukkan adanya bayangan berawan/nodular di segmen apical dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Hasil uji BTA sputum menunjukkan hasil positif (+). Tn. XY belum pernah mendapatkan pengobatan Tuberkolosis sebelumnya. Menurut anda sebagai Apoteker, obat apakah yang tepat untuk diberikan kepada Tn. XY ?A. EtambutolB. Rifampicin dan INHC. Rifampicin dan PirazinamidD. 2 HRZE dengan fase lanjutan 4 HRE. 2 HRZES dengan fase lanjutan 5 HRE

57. Ny. ZW dengan umur 45 tahun adalah penderita TBC dan sedang menjalani terapi menggunakan obat TBC. Penggunaan obat TBC sering kali menimbulkan efek samping seperti anemia dan dapat diatasi melalui pemberian kombinasi dengan vitamin B6. Obat yang menimbulkan efek samping tersebut adalah?A. INHB. EtambutolC. RifampicinD. PirazinamidE. Streptomicin

58. Seorang wanita berumur 30 tahun mengeluhkan batuk kronis, demam, berkeringat pada malam hari, malaise, keluhan pernafasan, letih, hilang nafsu makan, dan rasa nyeri di dada. Dahak penderita mengandung darah.Hasil tea uji basil tahan asam menunjukkan hasil positif. Lalu pasien tersebut melakukan pengobatan dengan obat anti TBC (OAT) . Setelah meminum obat tersebut, pasien mengeluhkan bahwa ia mendapati warna kemerahan pada urinnya. Obat yang di maksud adalah?A. RifampisinB. EtambutolC. IsoniazidD. PirazinamidE. Streptomisin

59. Pasien berusia 28 tahun yang menderita TBC mendapatkan terapi Obat Anti TBC (OAT) antara lain dengan isoniazid, Etambutol, Pirazinamid, Rifampicin, serta Piridoksin setelah beberapa

bulan melakukan terapi OAT pasien mengeluhkan terjadinya gangguan penglihatan dimana berkurangnya ketajaman penglihatan. Obat manakah yang dikonsumsi pasien yang menyebabkan efek samping tersebut? A. IsoniazidB. EtambutolC. PirazinamidD. RifampicinE. Piridoksin

60. Perlukah keluarga dan lingkungan yang berkontak langsung dengan pasien TBC aktif mendapat terapi INH ? Bila perlu jelaskan pemeriksaan, pemantauan dan pemeriksaan lebih lanjut

Jawab :

Tidak perlu, hanya perlu menjaga pola makan, memisahkan alat makan pasien yang terkena TBC dan pasiennya memakai masker dan rajin menjemur kasur dan jendela kamar dibuka agar sinar matahari masuk dalam kamar.

61. A. Jelaskan alas an kenapa diagnosa pada pasien TB Usia Lanjut sulit dilakukan.Jawab :

Secara patofisiologis lanjut usia ini tanpa penyakit saja sudah mengalami penurunan fungsi paru. Tampilan klinis TB pada lansia tidak khas dan oleh karena itu mungkin tidak diketahui atau salah diagnose . Batuk kronis, keletihan dan kehilangan berat badan dihubungkan dengan penuaan dan penyakit yang menyertai sehingga alasan inilah yang menyebabkan sulitnya mendiagnosa TB pada usia lanjut.

B. Sebutkan 2 Cara menetapkan diagnose TB Paru yang efektifJawab :

1. Pemeriksaan Bakteriologi (dahak (BTA), cairan pleura, cairan serebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, feses, dan jaringan biopsy (termasuk biopsi jarum halus).

2. Pemeriksaan Radiologic (Foto Thorax)

62. Jelaskan pengobatan TB aktif pada pasien usia lanjutJawab : Terapi jangka pendek Fase intensif : 1 – 3 bln

- INH (5-10 mg/Kg bb 1x24 Jam)Rifampisin (10 mg/kg bb 1×24 jam)Pirazinamid (25mg 1x 24 jam)

- INH, Rifampisin, Streptomisin (15mg/kg)- INH, Rifampisin, etambutol 15-25 mg/kg

Fase Lanjutan- INH, Rif 3-8 bln 1×24 jam- INH 700mg, Rif.600mg 2×24 jam.

Terapi jangka panjangFase intensif 1 – 3 bln1.INH, etambutol, strep. 1×24 jam2.INH, etambutol, pirazinamida 1×24 jam3.INH, strep. Pirazinamida 1×24 jam

Fase lanjut 17 bln1.INH , etamb. 50 mg/kg 1x 24j atau 2x/minggu2.INH, strep. 1×24 j atau 2x /minggu3.INH, pirzinamida 1x24j atau 2x /minggu

63. Kasus hepatitis pada pasien yang menggunakan Obat TBC, paling cepat disebabkan pada obat :A. INHB. RifampicinC. ETambutolD. PirazinamidE. Streptomisin

64. Flu merupakan salah satu gejala TB karena interaksi dengan obat potensial dengan obat TB lainnya, berikut ini obat yang menyebabkan Flu adalah :A. INHB. RifampicinC. EtambutolD. PirazinamidE. Streptomisin

65. Sekartaji (22 th) seorang penderita epilepsi, setiap hari mengkonsumsi fenitoin 300mg/hari, fenobarbital 100 mg/hari dan karbamasepin 200 mg/hari. Sudah selama 2 tahun ini kadar obat-obat tersebut di dalam darah konsisten dan sudah tidak pernah lagi mengalami kejang selama 18 bulan terakhir. Dia baru saja menikah 2 bulan yang lalu. PertanyaanA. Apa saran saudara bila dia ingin segera punya anak?

Jawaban : - Penderita epilepsy yang akan hamil harus diberi konseling tentang efek epilepsy

terhadap kehamilan, efek kehamilan terhadap epilepsy, dan potensi teratogenik dari obat antiepilepsi

- Perlu dikonselingkan faktor2 apa saja yang meningkatkan risiko kejang selama kehamilan sehingga dapat diwaspadai, yaitu:

Ketidak patuhan pasien meminum obat karena takut efek teratogenik obat Meningkatnya konsentrasi estrogen yang menurunkan ambang kejang, Kurang tidur dan stres.

- Apabila pasien ingin hamil, kehamilan harus direncanakan terlebih dahulu. Saat ini pasien mengkonsumsi 3 obat antiepilepsi (fenitoin 300mg/hari,fenobarbital 100 mg/hari dan karbamasepin 200 mg/hari) dengan pengobatan itu, pasien tidak pernah mengalami kejang lagi selama 18 bulan. Jika ingin hamil, 3 obat ini harus diturunkan perlahan-lahan dosisnya selama 6 bulan sebelum konsepsi. Kemudian, dipilih salah satu obat AED yang efek sampingnya paling sedikit (monoterapi) dengan dosis serendah mungkin dan politerapi meningkatkan resiko teratogenik.

- Asam folat 4000 mcg selama 1-3 bulan sebelum konsepsi dan dilanjutkan selama trimester pertama. Kemudian untuk mencegah teratogenik AED dengan dosis 0,4-5 mg tiap hari sampai persalianan.

- Vitamin K dosis 10 mg PO selama 6 minggu terakhir kehamilan dan 20 mg/hari (2x10 mg/hari) selama 2 minggu sebelum kelahiran. Jika hal ini tidak dilakukan, maka parenteral vit.K harus diberi saat persalinan. Hal ini diperlukan untuk mencegah resiko perdarahan pada bayi yang baru lahir karena defisiensi vit. K yang disebabkan phenytoin-InducedVit.K.

B. Apa saran saudara bila dia ingin menggunakan obat untuk KB?Jawab : - Untuk antiepilepsi bisa diberikan fenitoin dosis 300 mg/hari dalam dosis terbagi

yaitu 3 x sehari dan durasi jangka panjang, perlu dimonitor kadar hormone- untuk kontrasepsi terapi dengan moderate atau high hormonal dosis oral

kontrasepsi. Etinil estradiol dosis 50 mcg/hari bisa dipilih dengan regimen 1 x sehari, dengan durasi sampai ingin hamil

- Oral kontrasepsi diminum 1x sehari bersama atau tanpa makanan- Jika lupa minum obat maka segera minum saat ingat dan minumlah tablet

berikutnya pada waktu yang seharusnya walaupun minum 2 tablet dalam 1 hari atau waktu yang sama

- informasikan kepada pasien agar melaporkan bila terjadi efek samping obat seperti depresi berat dan TD> 160/100 mmHg. Fenitoin diminum 3x sehari 1 kapsul bersama makanan jika terlambat 1 dosis segera minum setelah ingat. Jika sudah mendekati dosis selanjutnya maka minum dosis yang selanjutnya saja (jangan mendobel/menambah dosis), gunakan secara teratur kembali

- Kebanyak obat-oabat oral KB mengandung kombinasi progesterone dan estrogen. Sarankan penggunaan oral KB yang isinya hanya progesterone saja. Namun tingkat keberhasilan untuk mencegah kehamilan dengan pil yangberisi progestagen saja lebih rendah dari pil kombinasi.

- Disarankan juga untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

66. Bapak Andi (umur 60 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala, nyeri didada menjalar ke lengan kiri. Rasa nyeri muncul bila digunakan beraktivitas sejak satu bulan terakhir dan terjadi rata-rata dua kali sehari.

Riwayat penyakit :Tuan RT juga seorang penderita asma dan hipertensi sejak 2 tahun yang laluBerikut ini adalah hasil pemeriksaanTekanan darah : 160 / 95 Heart rate : 88 x per menitSuhu : 37,6oC RR : 24 x per menitKolesterol : 210 mg/dl Trigliserida : 180 mg/dlGula darah puasa : 90 mg/dlSetalah dilakukan pemeriksaan melalui EKG diagnosa dokter adalah IHD.

Pertanyaan:1. Manakah gejala dan hasil pemeriksaan yang menunjang terhadap diagnosa iskhemia?

Jawab : Gejala yang menunjang terhadap diagnosis iskemia adalah sakit kepala, nyeri didada menjalar kelengan kiri dan neyeri tersebut muncul saat digunakan untuk beraktivitas.Hasil pemeriksaan yang menunjang diagnosis iskemia adalah RR:24xpermenit(normal: 12-15xpermenit),dari kadar kolesterol dalam darah (210mg/dL) yang masuk kategori normal tinggi dapat diduga ada atheriosclerosis (atheriosclerosis faktorresiko IHD). Diagnosis dokter berdasarkan pemeriksaan melalui EKG.

2. A. Bagaimanakan penatalaksanaan kasus tersebut baik untuk mengatasi serangan akut IHD maupun profilaksis?Jawab : a. Penatalaksanaan untuk mengatasi serangan akut IHD:

dengan pemberian nitrogliserin sublingual dosisnya 0,4-0,6 mg dengan durasi 10-30 menit. Alasan pemilihan obatkarena terapi nitrat dapat menghentikan serangan angina akut. Nitrogliserin sublingual meringankan nyeri pada sekitar 75% pasien dalam waktu 3 menit dan 15% yang lainnya menjadi bebas nyeri dalam 5 – 15 menit. Nitrogliserin efektif untuk semua jenis angina dan dapat menurunkan venous return to the heart dan menurunkan kerja cardiac yang overload . Dipilih sublingual karena short acting sehingga langsung dapatbekerja dengan onset cepat (yaitu sekitar 1-3 menit).

b. Penatalaksanaan untuk profilaksisadalah kombinasi antara nitrogliserin dengan Ca Channel Blocker (Ca Antagonist). Chewable, oral dan transdermal nitrogliserin dapat digunakan untuk profilaksi jangka panjang. Jika digunakan transdermal, untuk menghindari toleransi sebaiknya hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Untuk profilaksis pake nitrogliserin yang long acting + CCB. Long acting nitrat yang diberikan bisa kapsu lNTGSR dengandosis 6,5-9 mg Q 8 jam dengan durasi4- 8 jam.CCB yang digunakan bisa dipilih amlodipin dengan dosis 2,5-10mg

B. Jelaskan alasan pemilihan obatJawab :

Alasan pemilihan obat: nitrogliserin biasanya dikombinasikan dengan CCB dapatdigunakan untuk terapi profilaksis. Untuk kombinasi ini, dipilih CCB karena pasien menderita asma . Seharusnya, obat yang menjadi first line adalah beta blocker. Namun, obat beta blocker dikontraindikasikan untuk pasien yang asma karena dapat menyebabkan bronkokonstriksi. Pemberian long acting nitrat dapat memproteksi terhadap kekambuhan kembali dan merupakan key role pada pencegahan angina. Sedangkan CCB selain sebagai first line selain B-bloker, juga mempunyai kemampuan ganda yaitu mencegah kekambuhan IHD dan menurunkan tekanan darah.

C. Jelaskan mekanisme kerja obat yang digunakanJawab :Mekanisme kerja nitrogliserin : yaitu (a) mendilatasiepicardial coronary arteries dan (b) venodilatasi untuk menurunkan preload dan tekanan pengisian ventriculer.

Menurunkan myocardial oxygen demand karena menyebabkan venodilatasi dan dilatasi beberapa arteriolar melalui dua mekanisme yaitu stimulasi produksi cGMP (cyclic Guanosil Monophosphate) dan menghambat sintesist romboxan.

Mekanisme CCB: block channel Ca di otot polos arterial dan menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer. Tekanan darah arteri dan frekuensi jantung menurun, begitu pula penggunaan oksigen pada saat mengeluarkan tenaga. Selain itu, pemasukan darah diperbesar karena vasodilatasi myocard.

3. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi bapak Andi?Jawab :

a. Terapi Non farmakologiModifikasi gaya hidup dengan mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium, walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitive terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium. Olahraga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa Hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Merokok merupakan factor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.

b. Terapi FarmakologiUntuk terapi hipertensi ini, digunakan CCB. Jadi, obat CCB yang digunakan selain buat pengobatan profilaksis IHD juga sekaligus buat pengobatan hipertensinya. Berhubung sipasien masih tergolong hipertensi stage 2 tahap awal, maka cukup dengan monoterapi saja dan belum perlu kombinasi. Kalo dilihat algoritme terapi untuk hipertensi stage 2, perlu kombinasi dengan diuretic tiazid sebagai obat pertama dan obat yang kedua dipilih salah satu dari ACE inhibitor, ARB (Angiotensin Receptor Blocker), beta Blocker atau CCB). Namun, terapi dengan kombinasi ini bisa dipertimbangkan bila dengan monoterapi gagal mencapai target tekanan darah (140/90). Jika pasien baru pertama kali terdiagnosa hipertensi, cukup satu obat. Tapi setelah jalan dengan satu obat tadi tidak mencapai terget, bisa dipertimbangkan untuk kombinasi obat. Pasien hipertensi dengan stage 2 sudah perlu kombinasi. Selain itu pasien sudah 2 tahun memiliki riwayat hipertensi. CCB dan ACE-I pada pasien IHD dan hipertensi perlu direkomendasikan Obat CCB yang cocok biasanya golongan dihidropiridon seperti amlodipin (dosis lazim 2,5-10 mg 1x sehari ), felodipin (dosis lazim 5-20 mg 1x sehari), nifedipin Long Acting ; dosislazim10 40mg 1x sehari). Golongan dihidropiridonini adalah vasodilator yang kuat dari pada non dihidropiridin (diltiazem, verapamil). Golongan nondihidropiridin dapat menurunkan denyut jantung (menguntungkan bagi pasien yang menderita tachycardy) tapi berhubung denyut jantung pasien masih kisaran normal maka sebaiknya tidak perlu untuk diturunkan. Selain itu, golongan non dihidropiridin dapat menyebabkan heart block , padahal pasien menderita IHD

4. Jelaskan monitoring keberhasilan terapinya Jawab :

a. Berkurangnya intensitas dan frekuensi sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Ini dapat menjadi monitoring keberhasilan terapi karena merupakan gejala IHD dan untuk sakit kepala merupakan gejala hipertensi.

b. Pengukuran RR. Penurunan RR dari pemeriksaan sebelumnya menunjukkan adanya perbaikan. Nilai RR yang lebih besar dari normal menunjukkan bahwa pasien kesulitan bernafas. Jika RR normal, berarti tidak terjadi gangguan pasokan oksigen (IHD salah satunya disebabkan karena menurunnya pasokan oksigen di otot jantung).

c. Pemeriksaan EKGd. Profil lipid. Kalo bisa yang diperiksa kolesterol, trigliserid dan LDL. Profil lipid

dipantau karena hiperlipidemia merupakan faktor resiko untuk IHD dan hipertensi.e. Tekanan darah. Tekanan darah terus dipantau paling tidak setiap dua minggu sekali

ukur tekanan darah. Target tekanan darah yang dicapai adalah 140/90 mmHg.

5. Informasi apa yang perlu diberikan pada pasien?Jawab :

a. Cara pemakaian obat Obat yang kita pilih adalah nitrogliserin, amlodipin dan Gemfibrosil.

• Nitrogliserin Saat minum, obat diletakkan di bawah lidah dan tidak boleh dikunyah. Atau kalau pakai transdermal ditempelkan di dada sebelah kiri (dekat jantung). Transdermal hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Onset aksi 1-2 menit dan utk menurunkan nyeri onset 3-5 menit. Bila pasien perlu menggunakan lebih dari 1 tablet, maka dapat minum maks 3 tab setelah lebih dari 15 menit. Bila nyeri tidak berkurang setelah 5 menit pemberian dosis pertama nitrogliserin,harus segera hubungi dokter.

• Amlodipin: 5 mg (1 tablet) 1 x sehari• Gemfibrosil: 2 x sehari, tiap kali minum cukup 1 tablet (per tablet: 600 mg).

b. Cara penyimpanan Secara umum, ditaruh di tempat yang tidak terkena sinar cahaya matahari langsung, tidak di tempat lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak. Untuk nitrogliserin, obat tetap disimpan dalam wadahnya dan ditutup rapat, obat lain jangan dicampur ke dalam wadah nitrogliserin. Hanya dapat digunakan sampai 6 bulan-1 tahun setelah tempat penyimpanan dibuka. Dan setelah obat dikeluarkan dari botol harus segera digunakan karena efektivitas akan segera berkurang dalam beberapa jam.

c. Jangka waktu pengobatan Seumur hidup untuk terapi IHD dan hipertensinya. Untuk hiperlipidemianya sampai kolesterol dan trigliserid-nya normal.

d. Aktivitas, makanan dan minuman yang harus dihindari. Grape fruit juice. Hindari mengendarai mesin karena amlodipin dan nitrogliserin dapat menyebabkan mengantuk. Selain itu, ditambah dengan terapi non farmakologis yang udah disebutin di atas. Harus juga menghindari faktor pencetus timbulnya asma. Perlu diinformasikan kepada pasien bahwa nitrogliserin bukan analgesik. Kemudian juga pasien perlu peduli terhadap kemungkinan terjadinya postural hipotensi. Jika lupa minum obat, segera obatnya diminum. Kalo lupa minum obat tapi mendekati jadwal minum obat selanjutnya maka dosis obat yang terlupa tidak perlu diminum, yang diminum hanya dosis selanjutnya (tidak didouble minum obat).

67. Bapak Andi umur 60 th (BB = 77 kg tinggi 65 kg) datang ke rumah sakit dengan keluhansakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Rasa nyeri muncul bila digunakan beraktivitas sejak satu bulan terakhir dan terjadi rata-rata dua kali sehari.Bapak Andi adalah seorang perokok yang menghasilkan 1 bungkus rokok sehari.Merokoksejak umur 30 tahun.Riwayat penyakit :Tuan RT juga seorang penderita hiprtensi sejak 2 tahunyang lalu. Berikut adalah hasil pemeriksaan:Tekanan darah : 150/95 mm HgHeart rate : 88x/menitSuhu : 37,60C RR : 24x per menitKolestrol : 210 mg/dl Triseglerida : 180 mg/dlGDP : 90 mg/dlSetelah dilakukan pemeriksaan melalui EKG diagnosa dokter adalah IHD dan hipertensistage I.

Pertanyaan:1. Manakah gejala dan hasil pemeriksaan yang menunjang terhadap diagnosa ischemia?

Jawab :

Gejala yang menunjang terhadap diagnosis iskemia adalah sakit kepala, nyeri didada menjalar kelengan kiri dan neyeri tersebut muncul saat digunakan untuk beraktivitas.Hasil pemeriksaan yang menunjang diagnosis iskemia adalah RR: 24xpermenit (normal: 12-15x permenit),dari kadar kolesterol dalam darah (210 mg/dL) yang masuk kategori normal tinggi dapat diduga ada atheriosclerosis (atheriosclerosis faktorresiko IHD). Diagnosis dokter berdasarkan pemeriksaan melalui EKG.

2. Bagaimana penatalaksanaan farmakologi maupun nonfamakologi kasus tersebut baik untuk untuk mengatasi serangan akut IHD maupun profilaksis? Jelaskan alasan pemilihan obat. Jelaskan mekanisme kerja obat yang digunakan.Jawab :1. Penatalaksanaan Farmakologi

a. Penatalaksanaan untuk mengatasi serangan akut IHD: dengan pemberian nitrogliserin sublingual dosisnya 0,4-0,6 mg dengan durasi 10-30 menit. Alasan pemilihan obatkarena terapi nitrat dapat menghentikan serangan angina akut. Nitrogliserin sublingual meringankan nyeri pada sekitar 75% pasien dalam waktu 3 menit dan 15% yang lainnya menjadi bebas nyeri dalam 5 – 15 menit. Nitrogliserin efektif untuk semua jenis angina dan dapat menurunkan venous return to the heart dan menurunkan kerja cardiac yang overload . Dipilih sublingual karena short acting sehingga langsung dapatbekerja dengan onset cepat(yaitu sekitar 1-3 menit).

b. Penatalaksanaan untuk profilaksisadalah kombinasi antara nitrogliserin dengan Ca Channel Blocker (Ca Antagonist). Chewable, oral dan transdermal nitrogliserin dapat digunakan untuk profilaksi jangka panjang. Jika digunakan transdermal, untuk menghindari toleransi sebaiknya hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Untuk profilaksis pake nitrogliserin yang long acting + CCB. Long acting nitrat yang diberikan bisa kapsu lNTGSR dengandosis 6,5-9 mg Q 8 jam dengan durasi4- 8 jam.CCB yang digunakan bisa dipilih amlodipin dengan dosis 2,5-10mg

2. Penatalaksanaan NonFarmakologi- Dilakukan diet makanan (rendah lemak dan kolesterol), buah, sayuran, kacang

kacangan dan gandum.- Stop merokok - Banyak mengkonsumsi antioksidan, asam lemak omega 3 dan minyak ikan. - Mencegah faktor resiko hipertensi (oleh karena itu, terapi non farmakologis

untuk hipertensi, sebagian besar cocok untuk pasien IHD) - Menghindari stress

3. Alasan pemilihan obatAlasan pemilihan obat: nitrogliserin biasanya dikombinasikan dengan CCB dapatdigunakan untuk terapi profilaksis. Untuk kombinasi ini, dipilih CCB karena pasien menderita asma . Seharusnya, obat yang menjadi first line adalah beta blocker. Namun, obat beta blocker dikontraindikasikan untuk pasien yang asma karena dapat menyebabkan bronkokonstriksi. Pemberian long acting nitrat dapat memproteksi terhadap kekambuhan kembali dan merupakan key role pada pencegahan angina. Sedangkan CCB selain sebagai first line selain B-bloker, juga mempunyai kemampuan ganda yaitu mencegah kekambuhan IHD dan menurunkan tekanan darah.

4. Mekanisme kerja obat yang digunakanMekanisme kerja nitrogliserin : yaitu (b) mendilatasiepicardial coronary arteries dan

(b) venodilatasi untuk menurunkan preload dan tekanan pengisian ventriculer. Menurunkan myocardial oxygen demand karena menyebabkan venodilatasi dan dilatasi beberapa arteriolar melalui dua mekanisme yaitu stimulasi produksi cGMP (cyclic Guanosil Monophosphate) dan menghambat sintesist romboxan.

Mekanisme CCB: block channel Ca di otot polos arterial dan menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer. Tekanan darah arteri dan frekuensi jantung menurun, begitu pula penggunaan oksigen pada saat mengeluarkan tenaga. Selain itu, pemasukan darah diperbesar karena vasodilatasi myocard.

3. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi bapak Andi baik farmakologi maupun Nonfarmakologi?Jawab : a. Terapi Non farmakologi

Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium, walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitive terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium. Olahraga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa Hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Merokok merupakan factor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.

b. Terapi FarmakologiUntuk terapi hipertensi ini, digunakan CCB. Jadi, obat CCB yang digunakan selain buat pengobatan profilaksis IHD juga sekaligus buat pengobatan hipertensinya. Berhubung sipasien masih tergolong hipertensi stage 2 tahap awal, maka cukup dengan monoterapi saja dan belum perlu kombinasi. Kalo dilihat algoritme terapi untuk hipertensi stage 2, perlu kombinasi dengan diuretic tiazid sebagai obat pertama dan obat yang kedua dipilih salah satu dari ACE inhibitor, ARB (Angiotensin Receptor Blocker), beta Blocker atau CCB). Namun, terapi dengan kombinasi ini bisa dipertimbangkan bila dengan monoterapi gagal mencapai target tekanan darah (140/90). Jika pasien baru pertama kali terdiagnosa hipertensi, cukup satu obat. Tapi setelah jalan dengan satu obat tadi tidak mencapai terget, bisa dipertimbangkan untuk kombinasi obat. Pasien hipertensi dengan stage 2 sudah perlu kombinasi. Selain itu pasien sudah 2 tahun memiliki riwayat hipertensi. CCB dan ACE-I pada pasien IHD dan hipertensi perlu direkomendasikan Obat CCB yang cocok biasanya golongan dihidropiridon seperti amlodipin (dosis lazim 2,5-10 mg 1x sehari ), felodipin (dosis lazim 5-20 mg 1x sehari), nifedipin Long Acting ; dosislazim10 40mg 1x sehari). Golongan dihidropiridonini adalah vasodilator yang kuat dari pada non dihidropiridin (diltiazem, verapamil). Golongan nondihidropiridin dapat menurunkan denyut jantung (menguntungkan bagi pasien yang menderita tachycardy) tapi berhubung denyut jantung pasien masih kisaran normal maka sebaiknya tidak perlu untuk diturunkan. Selain itu, golongan non dihidropiridin dapat menyebabkan heart block , padahal pasien menderita IHD

4. Jelaskan monitoring keberhasilan terapinya ? Jawab :

a. Berkurangnya intensitas dan frekuensi sakit kepala, nyeri di dada menjalar ke lengan kiri. Ini dapat menjadi monitoring keberhasilan terapi karena merupakan gejala IHD dan untuk sakit kepala merupakan gejala hipertensi.

b. Pengukuran RR. Penurunan RR dari pemeriksaan sebelumnya menunjukkan adanya perbaikan. Nilai RR yang lebih besar dari normal menunjukkan bahwa pasien kesulitan bernafas. Jika RR normal, berarti tidak terjadi gangguan pasokan oksigen (IHD salah satunya disebabkan karena menurunnya pasokan oksigen di otot jantung).

c. Pemeriksaan EKGd. Profil lipid. Kalo bisa yang diperiksa kolesterol, trigliserid dan LDL. Profil lipid

dipantau karena hiperlipidemia merupakan faktor resiko untuk IHD dan hipertensi.e. Tekanan darah. Tekanan darah terus dipantau paling tidak setiap dua minggu sekali

ukur tekanan darah. Target tekanan darah yang dicapai adalah 140/90 mmHg.

5. Informasi apa saja yang perlu diberikan pada pasien? Jawab :

a. Cara pemakaian obat Obat yang kita pilih adalah nitrogliserin, amlodipin dan Gemfibrosil.

• Nitrogliserin Saat minum, obat diletakkan di bawah lidah dan tidak boleh dikunyah. Atau kalau pakai transdermal ditempelkan di dada sebelah kiri (dekat jantung). Transdermal hanya digunakan saat siang saja dan dilepas saat malam hari sewaktu tidur. Onset aksi 1-2 menit dan utk menurunkan nyeri onset 3-5 menit. Bila pasien perlu menggunakan lebih dari 1 tablet, maka dapat minum maks 3 tab setelah lebih dari 15 menit. Bila nyeri tidak berkurang setelah 5 menit pemberian dosis pertama nitrogliserin,harus segera hubungi dokter.

• Amlodipin: 5 mg (1 tablet) 1 x sehari• Gemfibrosil: 2 x sehari, tiap kali minum cukup 1 tablet (per tablet: 600 mg).

b. Cara penyimpanan Secara umum, ditaruh di tempat yang tidak terkena sinar cahaya matahari langsung, tidak di tempat lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak. Untuk nitrogliserin, obat tetap disimpan dalam wadahnya dan ditutup rapat, obat lain jangan dicampur ke dalam wadah nitrogliserin. Hanya dapat digunakan sampai 6 bulan-1 tahun setelah tempat penyimpanan dibuka. Dan setelah obat dikeluarkan dari botol harus segera digunakan karena efektivitas akan segera berkurang dalam beberapa jam.

c. Jangka waktu pengobatan Seumur hidup untuk terapi IHD dan hipertensinya. Untuk hiperlipidemianya sampai kolesterol dan trigliserid-nya normal.

d. Aktivitas, makanan dan minuman yang harus dihindari. Grape fruit juice. Hindari mengendarai mesin karena amlodipin dan nitrogliserin dapat menyebabkan mengantuk. Selain itu, ditambah dengan terapi non farmakologis yang udah disebutin di atas. Harus juga menghindari faktor pencetus timbulnya asma. Perlu diinformasikan kepada pasien bahwa nitrogliserin bukan analgesik. Kemudian juga pasien perlu peduli terhadap kemungkinan terjadinya postural hipotensi. Jika lupa minum obat, segera obatnya diminum. Kalo lupa minum obat tapi mendekati jadwal minum obat selanjutnya maka dosis obat yang terlupa tidak perlu diminum, yang diminum hanya dosis selanjutnya (tidak didouble minum obat).

68. Ibu Santi (82 tahun) mengeluh nyeri epigastrik, mual, dan heartburn, dibawa ke RSBethesda.Dari anamnesis dicurigai Ibu Santi tukak lambung. Hasil tes laboratoriummenunjukkann data seperti berikut : Kadar kreatinin serum 5,5 mg/l; kadar ureum darah160 mg/dl, dan kadar kolesterol total 285 mg/dl; tes serologis untuk H. Pylori positif.Selain itu dari anamnesis juga diketahui bahwa Santi memiliki riwayat arthritis rhematoid

dan telah menggunakan prednison dosis terapi selama 6 bulan. Pemeriksaan fisikmenunjukkantekanan darah Ibu Santi 150/80.Pertanyaan:a. Berdasarkan data-data diatas dan asumsi yang bisa anda berikan, tegaskan etiologi, indikasi (problem yang dihadapi), dan kondisi penderita?

Jawab :Etiologi (penyebab utama penyakit):• Tukak lambung disebabkan oleh H. Pylori (berdasarkan tes serologis)• Hipetensi kemungkinan disebabkan oleh hiperlipidemia yang ditunjukkan dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah.• Rheumatoid artritis yang faktor resikonya berasal dari jenis kalamin (wanita faktor resikonya lebih tinggi), usia lanjut dan obesitas. Adanya pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu lama• Gagal ginjal yang ditunjukkan dari hasil pemeriksaan kadar ureum darah.

Indikasi (petunjuk/tanda) dan kondisi penderita• Gangguan ginjal : Kreatinin serum 5,5 mg/l; kadar ureum darah 160 mg/dl

(normal 10 – 50 mg/dL)• Rhematoid artritis• Hipertensi : 150/80.mmHg (Hipertensi stage 1) dengan kadar kolesterol total 285 mg/dl

(High cos > 240 mg/dl)• Tukak lambung : Nyeri epigastrik, mual, heartburn, tes serologis untuk H. Pylori positif

b. Tatalaksana terapi apa yang akan saudara rekomendasikan? Mengapa demikian?Jawab :

Untuk tukak lambung dan rematoid artritis Mengganti obat RA dengan obat lain, karena penggunan Prednison memiliki kontra indikasi dengan tukak yg diderita serta gangguan ginjal. Penggunan prednison mampu mencegah pembentukan prostaglandin, padahal prostaglandin dibutuhkan untuk proteksi mukosa lambung. Sebaiknya prednison yang digunakan untuk terapi RA diganti dengan NSAID yang selektif terhadap COX-2. Helicobacter pylori memproduksi urease berbentuk spiral, bila bakteri ini memperbanyak diri akan terbentuk enzim dan protein toksis yang merusak lambung. Khususnya urease akan mengubah urea menjadi amonia dan air yang akan menetralka HCl lambung, dan toksik bagi mukosa lambung. Oleh karena itu diperlukan obat yang mampu memberikan perlindungan pada mukosa lambung seperti misoprostol, bismuth subsitrat atau sukralfat. Penggunaan bismuth subsitrat akan lebih optimal bila digunakan bersama dengan PPI seperti Omeprazole dan juga antibiotik (Amoksisilin, klaritromicin) sebagai multiple therapy untuk membunuh H. Pylory lama terapi 1-2 minggu (10-14 hari). Gunakan PPI based three drugs eradication.• Untuk hipertensi dan gagal ginjalnya Berhubung hipertensinya masih stage 1, maka terapinya cukup dengan satu obat. Obat yang dipakai adalah diuretik tiazid sebagai first line terapi. Untuk pasien dengn fungsi ginjal yang sudah menurun, digunakan diuretik yang kuat seperti furosemid 2 x sehari.(pagi dan sore) untuk meminimalkan diuresis pada malam hari. Jadi, diuretik digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan membantu mengeluarkan cairan karena fungsi ginjal yang sudah menurun. Pada pasien Hipertensi stage 1 dan ada insufisiensi

renal maka sebaiknya gunakan loop diuretic (hindari tiazid diuretic) atau lebih baik gunakan ACE-I

Hiperlipidemia merupakan faktor resiko hipertensi. Oleh karena itu perlu penurunan kadar kolesterol darah. Sebelum memulai terapi dengan obat, perlu dilakukan modifikasi gaya hidup. Jika tidak ada perubahan, bisa ditambah dengan obat. Obat yang cocok untuk menurunkan kolesterol adalah golongan statin seperti simvastatin, lovastatin atau statin yang lain.

c. Informasi penting apa saja yang akan anda berikan kepada Ibu Santi, agar tatalaksanaterapi yang anda sarankan dapat mencapai hasil yang memuaskan? Jawab :• Pasien harus menghindari makanan yang dapat memperparah terjadinya tukak lambung seperto makanan asam, pedas, kopi (kafein), alkohol.• Gunakan alternatif obat antiinflami dengan rekomendasi ke Dokter menggunakan COX-2 selektif inhibitor.• Penggunaan antibiotik harus ada complience agar tukak lambung dapat sembuh.• Penurunan berat badan untuk mengurangi faktor resiko RA dan hipertensi.• Disarankan olah raga yang cocok untuk penderita RA dan hipertensi.• Cara aturan pakai dan jadwal meminum obatnya • PPI digunakan 30-60 menit sebelum sarapan (bila ingin menggunakan 1x sehari) atau 30 60 menit sebelum sarapan dan sebelum makan malam (bila ingin menggunakan 2x sehari). Durasi PPI based three drug eradication sebaiknya 10-14 hari. Jangan gunakan PPI kurang dari 7 hari dan lebih dari 14 hari.• Edukasikan tentang ESO yang sering muncul.

69. Riwayat penyakit sekarang: Ibu YP umur 30 tahun mengeluh 2 hari ini mengalami gejalamual dan muntah.Riwayat penyakit terdahulu: Satu minggu terakhir Ibu YP sedang mengalami gangguan flu berat. Ibu YP tidak memiliki penyakit kronis.Riwayat sosial: Ibu YP telah bersuami, belum memiliki anak, tidak merokok dan tidak meminum alkohol.Riwayat pengobatan: Procold 3 kali sehari.Tanda-tanda vital: TD 110/70; BB 55 kg; TB 155 cmData laboratorium: Na 137 mEq/L; K 4,0 mEq/L; BUN 9 mg/dL; SCr 1,0 mg/dL; glukosa 100 mg/dLDiagnosis: Gejala mual dan muntah karena haml 2 bulan.Pertanyaan:1. Terangkan etiologi, indikasi (problem yang dihadapi) dan kondisi penderita!

Jawab : Etiologi (penyebab utama penyakit) Mual dan muntah, karena sedang hamil. Jenis muntah ini biasanya terjadi antara minggu ke-6 sampai ke-14 kehamilan akibat peningkatan hCG yang pesat. Selain itu terjadi pembesaran ari-ari, sehingga terdesaknya saluran cerna dimana di saluran cerna banyak terdapat reseptor neurotransmitter,

histaminik dan kolinergik.

Indikasi (problem yang dihadapi) dan kondisi penderita Mual dan muntah karena kehamilan (morning sickness) dan flu. Semua tanda-tanda vital dan data lab normal.

2. Tatalaksana terapi seperti apa yang akan saudara rekomendasikan? Mengapa demikian?Jawab :Farmakologi Mual muntahnya tidak perlu diobati karena ada kemungkinan obat-obatan dapat mempengaruhi perkembangan janin. Namun, bila mual dan muntahnya parah dapat digunakan obat antiemetik yang tidak teratogenik, seperti siklizin, antihistamin, antikolinergik (scopolamin, dicyclomine), antagonis dopamin (fenotiazin, metoclopramid) atau dapat pula diberi multivitamin yang mengandung vitamin B6 dan B12 yang juga berfungsi sebagai anti mual. Non-farmakologi Menggunakan jahe, makan dalam jumlah kecil namun sering, hindari makanan berlemak dan berbumbu & berbau tajam, akupresur, psychotheraphy.

3. Informasi penting apa yang akan Anda berian kepada ibu YP, agar tatalaksana terapiyang anda sarankan dapat mencapai hasil yang memuasakan?Jawab :a. karena gejala suatu penyakit, melainkan normal bila sedang hamil terutama pada

trimester Informasikan kepada pasien bahwa gejala mual dan muntah yang dialami bukanlah awal.

b. Sebisa mungkin tidak menggunakan obat secara bebas c. Bila mual dan muntah parah gunakan multivitamin atau siklizin (konsultasikan ke

dokter)d. Makan makanan yang bergizie. Jika merasa mual, hirup nafas dalam2 melalui mulut dan keluarkan melalui hidung f. Relaksasi, duduk ditempat remang atau teduh, tenang, sepi untuk mengurangi tekanan

dan pikiran untuk muntah g. Mengatur pola makan h. Banyak makan karbohidrat dan protein,coz dapat membantu mengatasi rasa mual.i. Segera konsultasi ke dokter bila terjadi mual muntah parah (Hyperemesis Gravidarum)j. Hati-hati bila terjadi dehydrasi, penurunan BB, dan penurunan nutrisi.

70. Bp SMS (60 tahun) pensiunan karyawan pabrik semen, diantar keluarganya ke RS dengankeluhan sesak nafas 4 hari yang lalu. Beberapa minggu lalu dia pernah mengalami sesaknafas, tapi dapat terkontrol dengan Combivent inhaler. Namun 4 hari terakhir ini, gangguansesak nafasnya meningkat sehingga sering menggunakan Combivent dibanding biasanya,dan disertai batuk-batuk pada malam hari. Batuknya berdahak diserti dahak kentalberwarna hijau kekuningan.Badannya demam.

Riwayat penyakit sebelumnya: Bp SMS didiagnosis PPOK 3 tahun yang lalu. Dia juga punya penyakit arthritis sejak 2tahun yang lalu, yang diobati dengan cataflam 50 mg BID secar rutin. Gangguan sendinyacukup menyulitkan koordinasi tangannya ketika menggunakan inhaler.Ia juga tidak begitupatuh menggunakn Combivent inhalernya karena katanya hal itu menyebabkan pandanganmatanya kabur.

Riwayat sosial: Merokok sejak 18 tahun, 1 pak sehari Sejak 3 tahun lalu sudah banyakBerkurang tapi masih tetep merokok.Diagnosis: dari berbagai pemeriksan dan test fungsi paru, Bp SMS didiagnosis eksaserbasi

akut PPOK (derajat 3).PertanyaanBagaimana tata laksana terapi; Pilihan obat; Alasan pemilihan Obat; Regimen terapi;Terapi non-frmakologi; Pemantauan apa yang perlu dilakukan dan informasi yang perludiberikan mengenai penggunan obat?Jawab :Combivent: mengandung Ipatoprium Bromida dan Salbutamol. Cataflam: Kalium dikofenak.a. Tata laksana terapi Terapi non farmakologis

• Diawali dengan assesment dan pemantauan penyakit pasien yang meliputi:Bagaimana paparan terhadap faktor resiko, termasuk intensitas dan durasinya. Sepertiapa riwayat kesehatannya, seperti asma, alergi, sinusitis, polip hidung, infeksi saluranpernafasan, atau penyakit paru lainnya. Apakah ada riwayat keluarga PPOK dan

penyakitparu kronis lainnya. Seperti apa pola perkembangan gejalanya. Seperti apa riwayateksaserbasi atau perawatan RS sebelumnya. Dan bagaimana cara menggunakan obatsebelumnya. Apapakah ada penyakit penyerta seperti jantung atau rematik yangmemungkinkan mempengaruhi aktivitasnya.

• Mengurangi faktor resiko (berarti mau tidak mau harus berhenti merokok).• Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif termasuk fisioterapi, latihan pernafasan,

latihan relaksasi, perkusi dada dan drainase postural, mengoptimalkan perawatan medis,

mendukung secara psikosis dan memberikan edukasi kesehatan.• Hidrasi secukupnya (minum air yang cukup: 8 – 10 gelas sehari). Menghindari susu sebab

dapat menyebabkan sekresi bronkus meningkat.• Nutrisi yang tepat, yaitu diet kaya protein dan mencegah makanan berat menjelang tidur.

Terapi Farmakologi Karena pasien didiagnosa PPOK derajat 3, maka pemberian obat yang

digunakan adalah kortikosteroid dan bronkodilator. Selain itu, direkomendasikan pulauntuk pemberian antibiotik karena ada infeksi bakteri yang ditandai dengan batukberdahak diserti dahak kental berwarna hijau kekuningan dan badannya demam. Padapasien dengan PPOK stage 3 terapi farmakologi dengan satu atau lebih bronkodilator

aksipanjang dan tambahkan inhalasi kortikosteroid dengan sistem STEP-WISE THERAPHY.Pada pasien, antibiotik juga perlu direkomendasikan karena ada gejala infeksi.Penggantian bronkodilator ke teofilin tidak bisa dilakukan begitu saja. Harus dipastikanmengapa bronkodilator tidak efektif. Apakah karena cara penggunaan atau karenamemang sudah tidak efektif.... dari kasus, bronkodilator kurang efektif karena pasientidak patuh dan tidak benar bagaimana cara penggunaan obatnya...(perlu

konselingkanakan pentingnya kepatuhan dan pemakaian yang benar. Bila pasien tetap sukar makadapat ditambahkan terapi dengan metilxantin seperti teofilin dan aminofilin. Namunpemakaian metilxantin secara tunggal tidak terbukti efektif sehingga tetap lebih baik

biladikombinasikan dengan bronkodilator yang lain seperti β2 agonis yaitu salmeterol atausalbutamol).

b. Alasan pemilihan obat Kortikosteroid mempunyai mekanisme kerja sebagai antiinflamasi dan mempunyai keuntungan pada penanganan PPOK: yaitu mereduksi permeabilitas kapiler untuk mengurangi mukus, menghambat pelepasan enzim proteolitik dari leukosit

dan menghambat prostaglandin. Penggunaan bronkodilator yaitu teofilin karena penggunaan ipatoprium dan inhaled beta- 2 agnoist tidak memberikan respon klinik yang optimal. Dengan toefilin sustained-release dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan mencapai kadar serum yang lebih konsisten. Antibiotik perlu diberikan pada paling tidak dua atau tiga gejala yang menyertai, seperti: meningkatnya dyspnea, meningkatnya volume sputum, dan peningkatan purulensi sputum. Pemberian antibiotik karena pada pasien PPOK severe biasanya terjadi komplikasi berupa infeksi pernafasan (terutama ISPA) apalagi pasien juga menunjukkan terjadinya infeksi.

c. Regiment terapi Digunakan glukokortikoid yang aksi cepat/aksi menengah dosis efektif serendah mungkin (Prednisolon 7,5 mg per hari). Dosis seharusnya diberikan sekali tiap hari di pagi hari untuk me-mimic variasi diurnal normal dari sekresi kortisol endogen. Untuk terapi pemeliharaan, teofilin digunakan dengan dosis awal 200 mg 2 x sehari dan dititrasi meningkat dalam 3 – 5 hari, sampai dicapai dosis lazimnya antara 400 – 900 mg sehari. Terapi antibiotik dimulai dalam 24 jam setelah gejala terlihat untuk mencegah percepatan penurunan fungsi paru-paru karena iritasi dan sumbatan mukus karena adanya proses infeksi. Pemberian antibiotik selam 7 – 10 hari. Perlu dicek juga patogen penyebab yang mungkin menginfeksi dengan tes sputum. Kalo dilihat dari karakteristik pasien sih, kayaknya cocok kalo dikasi co-amoxiclav. Untuk pasien PPOK dengan risk factors dengan poor outcome maka guideline merekomendasikan penggunaan regimen antibiotik broad spectrum seperti kombinasi inhibitor β-lactam (contoh: amoksiklav), kuinolon atau sefalosforin generasi 2 atau 3.

d. Evaluasi dan pemantauan Terapi Pada PPOK stabil kronis, perlu dilakukan tes fungsi paru secara periodik untuk mengetahui pengaruh perubahan terapi atau penghentian suatu terapi. Selain itu, juga dipantau skor dispneu, kualitas hidup, frekuensi eksaserbasi. Sedangkan untuk eksaserabasi akut, perlu dilakukan evaluasi terhadap hitung leukosit, tanda vital, rontgen dada, dan perubahan dalam frekuensi dispneu, volume sputum, dan purulensi sputum selama terapi eksaserbasi berlangsung. Pada eksaserbasi yang lebih berat, analisa saturasi oksigen dan gas darah harus dilakukan.

e. Informasi yang perlu diberikan mengenai obatnya Obat harus diminum secara teratur. Untuk yang antibiotik, minumnya harus sampai habis. Untuk obat bentuk sustain release, tidak boleh digerus atau dibelah, minumnya langsung ditelan saat perut kosong (1 jam sebelum makan).

71. Tn. GH umur 65 tahun, berat 55 kg, 1 bulan yang lalu melakukan pemeriksaan ke klinik.Dokter menyatakan ditemukannya glycosuria pada pemeriksaan urinenya.Doktermenyarankan untuk segera menemui ahli gizi untuk pengaturan dietnya dan memberikanobat glibenklamid 5 mg satu kali sehari.Pada saat ini Tn. GH datang lagi ke klinik dengankeluhan badan rasanya gemetar dan kepala rasanya pening.Riwayat PenyakitHipertensi 8 tahun, DM tipe 2Riwayat pengobatanGlibenklamid 5 mg 1 kali sehariAdalat 30 mg 1 kali sehariVital signTekanan darah: 150 / 97 mmHg; RR: 18, suhu: 37,7oC

Data laboratorium 1 bulan yang laluNa : 130 mEq/L BUN : 12 mg/dLK : 4,0 mEq/L SCr : 0,9 mg/dLCl : 98 mEq/L Gula darah acak: 284 mg/dLCO2 : 22 mEq/L HbA1C: 8,0%Kolesterol total : 275 mg/dL

HDL : 28 mg/dLLDL : 160 mg/dLTrigliserida : 300 mg/dLDiagnosaDiabetes mellitus tipe 2 yang baru terdiagnosa, hipertensi, hiperlipidemiaSoal1. Drug Related Problems apa yang Anda temukan pada kasus di atas?

Jawab : Drug Related Problem yang ditemukan pada kasus tersebut :• Obat hipertensi disertai diabetes melitus (DM) yang dianjurkan adalah ACE-inhibitor dan

ARB, sedangkan Adalat (nifedipin) merupakan CCB (Calcium Channel Blocker). PemakaianCCB sebagai single theraphy pada pasien hipertensi dengan DM harus dihindari.

• Glibenklamid merupakan antidiabetika generasi ke-2 yang aksinya lebih kuat dari generasi

ke-1, dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan kadar gula darah yang drastis padaTn.GH yang baru terdiagnosa diabetes. Perlu diketahui apakah pasien overweight atautidak. Namun, diperkirakan karena pasien DM dan hiperlipidemia maka untuk terapi

awalDMnya first line dengan metformin bukan sulfonilurea.

2. Jelaskan tata laksana terapi yang anda rekomendasikan untuk mengatasi diabetes mellitus,hipertensi dan hiperlipidemia pada Tn. GH (kalau diperlukan obat sebutkan macam obat, dosis, frekuensi dan cara pemberiannya)Jawab :Tata laksana terapi yang direkomendasikan : A. Diabetes militus Sasaran Terapi Mengontrol kelebihan kadar gula darah namun tidak

sampai kadar gula darah menjadi terlalu rendah. Tujuan Terapi Menghilangkan keluhan atau gejala (banyak minum/polidipsi, banyak kencing/poliuri, banyak makan/polifagi) diabetes melitus; mempertahankan rasa nyaman dan sehat; mencegah terjadinya komplikasi penyakit kronis; mencegah penyulit, baik makroangiopati (pembuluh darah jantung pada penyakit jantung koroner, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak pada stroke), mikroangiopati (retinopati dan nefropati diabetik) maupun neuropati, dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortilitas diabetes melitus. Strategi Terapi Non farmakologi: • Diet rendah kalori• Pengaturan pola makan (jadwal, jenis, dan jumlah makanan). Komposisi yang dianjurkan: Karbohidrat 45-65%, protein 15-20%, dan lemak 20-25%.• Olah raga (ritmik/ ada kontraksi otot), dapat membantu up-take glukosa ke dalam sel. Farmakologi: Berhubung pasiennya hiperlipidemia, maka obat anti diabetik oral yang cocok adalah biguanide (Metformin) karena bisa menurunkan kolesterol, trigliserida dan LDL jika kadar gula dan HbA1C suda turun baru tapering pelan dan digunakan terapi farmakologi tunggal karena masih awal.

B. Hipertensi Sasaran Terapi Mengontrol tekanan darah pada kondisi normal, untuk hipertensi yang disertai DM <130/80 mmHg. Tujuan TerapiMenurunkan tekanan darah sampai tidak mengganggu fungsi ginjal (gagal ginjal), otak (stroke) dan jantung serta meningkatkan kualitas hidup serta mencegah mortalitas dan morbiditas. Strategi Terapi Non farmakologi: Modifikasi gaya hidup yang meliputi:- Diet rendah garam dan lemak- Perbanyak makan makanan berserat tinggi- Apabila merokok sebaiknya berhenti merokok

- Hindari minum minuman beralkohol- Membatasi minum kopi- Olahraga secara teratur- Cukup istirahat dan tidur Farmakologi: ACE inhibitor dan ARB (Angiotensin Receptor Blocker) merupakan obat pilihan untuk hipertensi yang disertai DM. Contoh obat dari golongan ACE inhibitor adalah kaptopril, dapat diberikan dengan dosis 25 mg 2x sehari. Cara pemberian: pada saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).

C. Hiperlipidemia Sasaran Terapi Mengontrol kadar LDL dan HDL dalam darah pada kondisi normal. Tujuan Terapi Menurunkan jumlah LDL dan meningkatkan kadar HDL dalam darah, serta mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut yaitu Coronary Heart Disease (CHD). Strategi Terapi Non farmakologi: Terapi diet dan memperbaiki gaya hidup (Terapeutic Lifestyle Change)- mengurangi intake asam lemak jenuh dan kolesterol secara progresif- peningkatan asupan sayuran dan buah-buahan atau serat yang dapat larut- Penurunan berat badan- Meningkatan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur Farmakologi: Obat penurun lipid diindikasikan kuat pada pasien dengan penyakit

arteri koroner, atau pada pasien dengan resiko tinggi penyakit arteri koroner karena faktor resiko hiperkolesterolemia familial. Pada kasus Tn.GH cukup diberikan “health suplement” untuk mangurangi kadar trigliserida dan kolesterol. Kalo dengan perbaikan gaya hidup tidak ada perubahan yang berarti terhadap profil lipid, dapat dipertimbangkan pake obat antihiperlipidemia golongan fibrat (klofibrat, gemfibrosil) coz klo diliat profil lipid yg trigliserid, LDL dan kolesterol masuk kategori tinggi, sehingga sudah perlu obat.

3. Komunikasi, Informasi dan Edukasi apa sajakah yang perlu anda sampaikan pada Tn. GH?Jawab : Menginformasikan mengenai penyakit hipertensi, DM, hiperlipidemia serta

komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit tersebut. Menjelaskan perlunya pengendalian dan pemantauan DM, termasuk kapan obat

antidiabetik diminum. Obat antidiabetik diminum 15-30 menit sebelum makan dengan tujuan agar saat glukosa diabsorbsi obat sudah bekerja, tetapi untuk metformin diminum saat sebelum/saat sesudah makan. Jika obat antidiabetik diminum jauh sebelum atau sesudah makan, efek yang terjadi adalah hipoglikemi dan hal ini sangat berbahaya karena pasien bisa pingsan.

Menginformasikan mengenai penyulit DM, misalnya retinopathy dengan menganjurkan kepada Tn.GH periksa kondisi mata setahun sekali untuk memastikan keadaan mata tetap dalam kondisi normal.

Menjelaskan mengenai gajala-gejala orang yang mengalami hipoglikemi seperti pusing, lemas, berkeringat, lapar dan jika mengalami hipoglikemi sebaiknya makan dan minum yang manis-manis.

Menjelaskan perlunya latihan jasman ±3-4 kali seminggu selama 30 menit. Menjelaskan perlunya mengontrol tekanan darah secara rutin, dan minum obat

secara teratur.

4. Monitoring apa saja yang harus Anda lakukan terkait dengan efek terapi maupun efeksampingnya?Jawab :

Memeriksa HbA1C yang merupakan standar dalam monitor terapi DM tetapi tidak untuk menegakkan diagnosa, apabila < 7% berarti terapi menunjukkan hasil yang baik.

Monitoring kadar gula darah sendiri :- untuk mencapai kadar gula darah mendekati normal- untuk mendeteksi hipoglikemia

Monitoring komplikasi: - Pemeriksaan mata tiap bulan- Pemeriksaan kaki ( untuk menjaga agar tidak timbul luka karena jika ada luka

akan sukar disembuhkan).- Pemeriksaan urin terhadap mikroalbumin tiap tahun.- Pemeriksaan tekanan darah dan kadar lemak.

72. LS seorang laki2 67 tahun, masuk RS karena mengalami perubahan mental status,demam, dyspnea dg kesulitan respirasi, batuk dg produksi sputum.Hasil pemeriksaan fisik adalah BP 141/89 mmHg, HR : 108 x permenit, RR 35 x permenit, T : 38,5O C. Hasil pemeriksaan dada menunjukkan abnormalitas.Hasil tes lab. : leukosit 19.100 sel/mm3 (normal 5000-10.000) dg hitung jenisnya PMNs 88 %, bands 10 %, limfosit 2 %, HCt 42,5% Sinar rongent dada menunjukkan tanda2 pneumonia, sedangkan hasil pengecatan gram pada sputum menunjukkan adanya gram positifRiwayat penyakit : gagal ginjal sejak 5 tahun yg lalu, hipertensi 10 tahun yg lalu, (Atenolol 100mg QD + HCT 25 mg QD)Diagnosis : PneumoniaPertanyaan:1. Hasil temuan apa yg menunjukkan LS menderita pneumonia dan faktor resiko?

Jawab : Penjumlahan skor = 67 (umur pasien laki-laki) + 10 (ada penyakit penyerta renal/gagal ginjal) + 20 (RR > 30 x per menit) + 20 (tekanan darah diastolik < 90 mmHg) = 97 Berdasarkan Patient Outcome Research Team (Pneumonia PORT) dari IDSA diketahui bahwa dengan skor 91 – 130 masuk dalam risk class ke-IV dengan rekomendasi inpatient (masuk RS).Hasil temuan yg menunjukkan LS menderita pneumonia adalah a. Umur lebih dari 60 tahun b. Dyspnea c. Demam d. batuk dg produksi sputume. RR 35 x permenitf. BP 141/89 mmHg (distole > 60 mmHg) g. Sinar rongent dada menunjukkan tanda2 pneumonia h. Sputum menunjukkan adanya gram positif Faktor resiko : a. Geriatrik

b. Gagal ginjal

2. tatalaksana terapi?Jawab :a. Untuk mengatasi Hipertensi dan gagal ginjal Non farmakologi: liat yang kasus

hipertensi. Famakologi: Berhubung tekanan darah pasien 141/89, berarti masuk hipetensi stage 1. Berberdasarkan guideline, digunakan satu antihipertensi dengan diuretik tiazid sebagai lini pertama. Gejala (symptom) Hasil lab.Berhubung sudah hampir mencapai target, dapat digunakan satu antihipertensi saja. Karena bila dua bersamaan dikhawatirkan dapat menyebabkan hipotensi. Diuretik yang dipilih adalah diuretik kuat seperti furosemid. Pada penyakit gagal ginjal, ginjal sukar mengeluarkan cairan dari dalam tubuh sehingga cenderung terjadi retensi cairan di dalam tubuh sehingga dapat terjadi peningkatan tekanan darah. Jadi, diuretik kuat selain menurunkan tekanan darah, juga membantu mengeluarkan cairan dari dalam tubuh. Kombinasi bisa juga diberikan antara diuretik tiazid dengan ARB, tetapi dosis ARB biasanya dikurangi 50 % dari dosis awal. ARB memiliki keuntungan karena memiliki sifat renoprotektif. Untuk pemberian beta bloker sebaiknya dihindari karena memiliki efek samping bronkospasme yang ini mungkin bisa memperburuk penyakit pneumonianya apalagi dari hasil pemeriksaan fisik, diketahui bahwa pasien kesulitan bernafas karena RR smapai 35x per menit

b. Terapi mengatasi penumonia Berdasarkan hasi scoring, diketahui pasein masuk dalam risk class ke-IV dan direkomendasikan untuk inpatient (masuk RS). Berdasarkan cerita dari soal, kemungkinan besar pasein termasuk jenis CAP (Community Acquired Pneumonia) atau pneumonia yang diperoleh dari lingkungan karena tidak ada keterangan pasien pernah masuk RS. Non-farmakologi Terapi supportif : Oxigenasi karena pasien sesak nafas, hidrasi yang cukup, nutrisi dan kontrol demam Farmakologi Sesuai dengan yang disoal, berhubung pasien CAP parah, pasien dibawa kerumah sakit, terus dilakukan sinar-X dada, sputum untuk biakan dan uji kepekaan kuman, leukosit dan hitungan jenis. Hasil pemeriksaan leukosit di situ : leukosit 19.100 sel/mm3 menunjukkan bahwa pasien menderita infeksi. PMNs 88% menunjukkan infeksinya karena bakteri. Guideline untuk terapi empirik CAP yang rawat inap adalah sefalosporin + makrolida; beta laktam/beta laktam inhibitor + makrolida; fluorokuinolon.

3. Alternatif antibiotik beserta dosis dan durasi?Apa drug of choice dan alasannya?Jawab : Beta laktam + makrolida (coamoxiclav 0,75 – 1 gram per hari) atau fluorokuinolon

(ciprofloxacin 0,5 – 1,5 gram per hari). Tentunya jumlah sekian itu dibagi dalam beberapa dosis lho! Untuk cipro, menurut MIMS untuk infeksi saluran nafas digunakan 500 mg 2 x sehari dan bisa ditingkatkan sampai 750 mg 2 x ehari).

4. Monitoring (target dan frekuensi)? KIE?Jawab :Waktu hilangnya batuk, produksi sputum, adanya gejala. Kemajuan 2 hari pertama, dan lengkap hilang 5-7 hari. Monitoring frekuensi kekambuhan, jika pasien sering mengalami sesak nafas merupakan indikasi pengobatan tidak berjalan dengan baik.

73. BS seorang wanita berusia 50 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan frekuen (frequency),demam mengigil dan nyeri pinggang. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa BP 90/60 mm Hg, HR 110x permenit, RR 20xpermenit, T 380 C dan nyeri tekan pada Costovertebral angle (CVA), yaitu disekitarpinggang. Gram strain pada urin : adanya gram negatif rods.Hasil urinalisis menunjukkan glukosuria, haematuria makroskopik, adanya 20-25 leukosit/mm3, sejumlah bakteri silinder leuokosit.Hasil tes gula darahnya sebesar 400 mg/dL (normal, 70-105).Riwayat pengobatannya adalah sebagai berikut:DM sejak 2 tahun yang lalu, terapi dengan metformin.

Mempunyai riwayat asma yang diterapi dengan salbutamol dan teofilin.Selain itu dia menggunakan kontrasepsi oral.Diagnosis : ISK (komen kita: ISK bagian atau demam dan nyeri panggul harus diterapi dengan pyelonephritis akut)

Pertanyaan :1. Hasil temuan apa saja yang menunjukkan bahwa BS memang menderita ISK besrta

faktor resikonya ? Jawab : Hasil temuan yang menunjukkan bahwa BS memang menderita ISK

a. Adanya 20-25 leukosit/mm3 b. haematuria makroskopik c. bakteri silinder leuokosit d. adanya gram negatif rods pada urin e. demam mengigil dan nyeri pinggang

2. Bagaimana penatalaksanaan kasus tersebut (nonfarmakologi maupun farmakologi).Jawab :Penatalaksanaan a. farmakologi

o Pemilihan Obat Rasional i. Antibiotik golongan penisilin

Mekanisme aksi : bersifat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman,berdasarkan penghambatan sintesis peptidoglikan yang diperlukan untuk dinding sel kuman

ii. Parasetamol Mekanisme aksi: sebagai penurun panas dengan kerja pada pusat pengatur kalor di hipotalamus. Selain itu juga digunakan sebagai analgetik Dosis: untuk nyeri dan demam : 2-3 kali sehari 0,5-1 g, maks 4 g sehari

iii. Antidiabetika oral golongan Sulfonilurea Mekanisme aksi : menstimulasi sel2 beta dari pulau Langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan. Di samping itu, kepekaan sel2 beta bagi kadar glukosa darah diperbesar melalui pengaruhnya atas protein-transport glukosa

iv. Salbutamol Dosis : 3-4 x sehari 4 mg

v. Theofilin Dosis : 130-150 mg

o Evaluasi obat terpilih (liat dulu hasil pengecatan gram, klo strepto atau E. faecalis baru digunakan ampisilin & amok. Karena perlu penanganan cepat, pasien bisa mendapat iv dengan kombinasi aminoglikosida dengan penisilin i. Amoksisilin kombinasi asam klavulanat, ex : Clabat

Dosis: 3 x sehari, 1 kapl. 250 mgKI : Hipersensitif terhadap penisilinESO : diare, mual, muntah, kembung, sakit kepala, ruam kuli, kembung, dllIO : Probenesid

ii. Parasetamol I : nyeri, demam ESO : jarang terjadi (mengantuk, reaksi kemerahan pada kulit) IO : antihistamin, MAOi, antikoagulan oral

iii. Antidiabetika oral golongan Sulfonilurea (glimepirid) Dosis : 1-4 mg,1 x sehari

KI :Ketoasidosis diabetes dengan atau tanpa koma, hamil dan laktasi ESO : hipoglikemi, gangguan GI, reaksi alergi pada kulit, anemia, penglihatan kabur IO : insulin dan antidiabetik oral lain, ACEi, kloramfenikol, dll

iv. Salbutamol Dosis : 3-4 x sehari 4 mg ROTD : Tremor, sakit kepala, ketegangan saraf, hipokalemia (dosis tinggi), reaksi

hipersensitif v. Theofilin

ROTD : takikardi, gangguan GI, sakit kepala, isomnia, aritmia, konvulsiIO : karbamazepin, simetidin, ciprofloxacin, antibiotik turunan makrolida, propanolol

b. non-farmokologi i. Banyak minum air putihii. Berkemih lebih sering iii. Pemberian 300 ml/hari cranberry (juice)3. Sebutkan parameter-parameter/ monitoring apa saja yang diperlukan BS (disertai target

dan frekuensi)Monitoring a. Jumlah sel darah putih b. Kadar gula darahc. Demam dan nyeri pinggangd. Tes kultur mikrorganisme secara teratur (2 minggu setelah terapi) e. Pantau kemungkinan terjadinya resistensi obat

4. Apa saja informasi dan edukasi yang saudara berikan kepada pasien BS !Jawab :informasi dan edukasia. Komunikasikan tentang efek samping antibiotik bila tidak digunakan secara teratur

dan tidak sampai habis.b. Pasien disarankan diet pembatasan glukosa.c. Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri sendiri di sekitar organ intim d. Menerapkan pola hidup sehat dan olahraga teratur

74. Seorang ibu datang bersama anaknya ke apotek, ingin berkeluh kesah kepada anda. Ia merasasedih atas vonis dokter terhadap anaknya. Anaknya yang berusia 3 tahun didiagnosa menderitaflex. Anak tersebut harus menjalani pengobatan selama 2 bulan dengan obat Rifampisin danINH.Diketahui pula sekarang anaknya mulai dikucilkan oleh lingkungan bermainnya. Solusi apayang bisa anda berikan, baik dari aspek psikologi pasien maupun aspek pengobatannya?Jawab :

Dari aspek psikologis :- Penyakit ini bisa disembuhkan, yaitu dengan cara minum obat secara teratur sesuai dosis.- Penyakit ini memerlukan pengobatan dalam jangka waktu panjang. Meskipun setelah

beberapa minggu mengkonsumsi obat-obatan tersebut, si kecil akan terlihat lebih baik dan gejala-gejala yang timbul perlahan menghilang, namun sangat penting bila obat yang diberikan dokter diminum hingga habis. Karena jika tidak, bakteri akan kembali aktif dan malah berkembang menjadi kebal dengan obat-obatan yang diberikan.

- Pasien TB paru anak tidak menular sehingga tidak perlu dipisahkan apalagi dikucilkan dari orang lain. Yang perlu diingat, jika seorang anak terinfeksi TB, berarti ada orang dewasa sebagai sumber penularannya yang perlu dicari dan kemudian diobati agar tidak menulari orang lain lagi. Yang menular adalah pasien TB paru dewasa.

- Ada beberapa cara penularan, tapi yang paling sering adalah melalui saluran respiratonik (pernapasan). Pasien TB dewasa dengan TB paru, jika batuk, bersin, menyanyi, atau bicara akan menghembuskan ribuan kuman TB ke udara di sekitarnya. Bila kuman ini terhirup oleh orang lain, maka orang tersebut dapat terinfeksi.

- Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya infeksi TB. Faktor sumber penularan, lingkungan, dan faktor daya tahan tubuh. Tingkat eratnya hubungan (kontak) juga sangat berperan. Makin erat kontak (dose contact) dan makin lama, makin besar risiko tertular.

- TBC biasanya penyakit ini akan menjangkiti lingkungannya, apabila:

1. Orang-orang yang tinggal di tempat yang kondisinya ramai. Orang yang terlalu sering terinfeksi bakteri TBC, dan tinggal di tempat yang ramai, seperti tempat penitipan anak, rumah sakit, rumah singgah, sekolah, barak militer dan penjara, merupakan tempat yang beresiko bisa menularkan penyakit TBC.

2. Orang-orang yang tinggal di satu rumah dengan penderita TBC aktif. Keadaan ini akan meningkatkan kemungkinan seseorang tertular bakteri TBC dan sangat besar kemungkinannya untuk berkembang menjadi infeksi.

Dari aspek pengobatan : Obat harus dimakan sesuai dengan aturannya, yaitu :INH dan Rifampisin :

- penggunaan setengah sampai satu jam sebelum makan (karena absorbsi obat akan meningkat jika tidak ada makanan (IONI No. 22)

- Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter. Artinya, walaupun pasien tidak merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang pendek, pengobatan harus tetap dilanjutkan. (IONI No.8)

- Obat ini bisa menyebabkan warna urin menjadi merah oranye, hal ini tidak berbahaya, jadi pengobatan harus tetap dilanjutkan (IONI No. 14)

- Bila memang anak sudah terinfeksi bakteri TBC, vaksinasi mungkin sudah tidak mampu bekerja menahan bakteri ini. Meski demikian, The Centers for Disease Control and Prevention , Amerika menyarankan vaksinasi diberikan pada kondisi tertentu saja. Misalnya, bila memang dilingkungan rumah ada orang yang telah positif mengidap TBC aktif, dan belum mendapatkan pengobatan yang seharusnya, maka si kecil harus diberi vaksinasi TB.

- Pasien dapat diberikan tambahan konsumsi vitamin. Hampir 90% orang yang terinfeksi bakteri TBC, berhasil dilawan oleh imunitas tubuh tanpa sempat memunculkan gejalanya. Karena biasanya TB dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, juga bisa diberikan multivitamin penambah nafsu makan.

75. Pharmacist are unique professional who are well trained in natural, physical, and medical sciences and aware that a single mistake in daily practice of their profesion may result in the potential tragedy. Jelaskan pernyataan tersebut dan beri contohnya. Jawab : Pernyataan di atas menjelaskan bahwa Apoteker merupakan profesi unik yang

terlatih dalam ilmu alam, fisik, dan medis yang mana pada praktek kesehariannya dengan satu kesalahan saja mungkin dapat berpotensi menyebabkan tragedi. Contoh : Jika Apoteker salah memberi obat atau cara pemakaian obat kepada

pasien akan dapat menyebabkan pasien mengalami efek yang merugikan baik itu penyakitnya tidak sembuh atau malah dapat menyebabkan kondisi pasien makin memburuk.