desain penuntun praktikum berbasis problem …

140
DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK MADRASAH ALIYAH SKRIPSI Oleh SALMIATI NIM. TB. 140515 PRODI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM

SOLVING PADA MATERI SISTEM REGULASI

UNTUK MADRASAH ALIYAH

SKRIPSI

Oleh

SALMIATI

NIM. TB. 140515

PRODI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 2: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM

SOLVING PADA MATERI SISTEM REGULASI

UNTUK MADRASAH ALIYAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Satu (S1) dalam Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

SALMIATI

NIM. TB. 140515

PRODI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 3: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 4: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 5: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 6: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 7: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

Sehingga saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi.

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang tersayang yang selalu mendampingi

perjuanganku dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Teruntuk Abbah (Muslimin) dan Mamak (Ica) terimakasih karna tak pernah jenuh untuk

mendoakan dan mennyayangi saya. Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan

harapan-harapan yang kalian impikan didiriku, meski belum semua kuraih, insya allah atas

dukungan, doa dan restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti.

2. Teruntuk keluargaku dan teman-teman terima kasih atas segala dukungan do’a dan

motivasi yang slalu diberikan.

Page 8: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

MOTTO

نسان في أحسن تقويم لقد خلقنا ال

Artinya :

Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya. (Q.S. At-Tin : 4) (Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama RI hal :

597)

Page 9: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 10: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 11: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

ABSTRAK

Nama : Salmiati

Jurusan : Pendidikan Biologi

Judul : Desain Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving Pada Materi Sistem

Regulasi Untuk Madrasah Aliyah

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penuntun praktikum bermuatan Problem

Solving untuk Materi Sistem Regulasi di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi. Jenis

penelitian ini adalah jenis penelitian R & D (research and development) yang menggunakan

model pembelajaran 4-D ( define, design, develop, and dissemminate). Subjek yang

dilibatkan dalam penelitian ini adalah dosen ahli, guru dan siswa kelas XI IPA 2 MA

Laboratorium Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan instrument pengumpulan data berupa

lembar validasi dan angket yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Tujuan dari penelitian

ini yaitu untuk mengetahui validitas dan praktikalitas dari penuntun praktikum yang

dikembangkan. Dari hasil validasi penuntun praktikum diperoleh, (1) hasil validasi dari ahli

media memperoleh rerata skor 81,25% dengan kriteria sangat valid , (2) hasil validasi dari

ahli materi memperoleh rerata skor 81% dengan kriteria sangat valid, dan (3) hasil validasi

ahli bahasa memperoleh rerata skor 93% dengan kriteria sangat valid. Sedangkan analisis dari

lembar validasi oleh validator memperoleh rerata nilai 75% dengan kriteria valid, analisis

praktikalitas guru mencapai nilai praktikalitas 3,83% dengan kriteria sangat praktis dan

analisis lembar praktikalitas siswa memperoleh rerata nilai 3,37% dengan kriteria praktis.

Kesimpulan dari pengembangan penuntun praktikum bermuatan Problem Solving

menunjukkan bahwa penuntun praktikum bermuatan Problem Solving ini tergolong sangat

valid, sangat praktis, dan respon siswa sangat baik sehingga penuntun praktikum bermuatan

Problem Solving layak digunakan.

Kata Kunci : Penuntun Praktikum, Problem Solving

Page 12: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

ABSTRACT

Name : Salmiati

Study Program : Biology Education

Title : Practicum Guidance Design Contained Problem Solving for

Regulatory System Material at Madrasah Aliyah

This study aims to develop a practical guide containing Problem Solving for the Regulatory

System Material in the Madrasah Aliyah Laboratorium Jambi City. This type of research is a

type of R & D research that uses 4-D learning models (define, design, develop, and

dissemminate). Subjects involved in this study were expert lecturers, teachers and students of

class XI IPA 2 MA Laboratory of Jambi City. This study uses data collection instruments in

the form of validation sheets and questionnaires which are then analyzed descriptively. The

purpose of this study is to determine the validity and practicality of the practicum guide

developed. From the results of the practical guide validation, (1) the results of the validation

of the media experts obtained a mean score of 81.25% with very valid criteria, (2) the results

of the validation of material experts gained a mean score of 81% with very valid criteria, and

(3) results the validation of linguists gained a mean score of 93% with very valid criteria.

While the analysis of the validation sheet by the validator obtained a mean value of 75% with

valid criteria, the practicality analysis of the teacher achieved a practicality value of 3.83%

with very practical criteria and the analysis of student practicality sheets obtained a mean

value of 3.37% with practical criteria. The conclusion of the development of the Problem

Solving lab guide shows that the practical Solved Problem Solving guide is very valid, very

practical, and the student response is very good so that the practical work guide with Problem

Solving is worthy of use.

Keywords : Practical Guide, Problem Solving.

Page 13: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria penetapan Tingkat Kevalidan Penuntun Praktikum .......... 31

Tabel 3.2 Kriteria Praktikalitas Penuntun praktikum ...................................... 32

Tabel 4.1 Hasil Angket Validasi Ahli Media .................................................. 36

Tabel 4.2 Hasil Angket Validasi Ahli Materi ................................................. 37

Tabel 4.3 Hasil Angket Validasi Ahli Bahasa................................................. 38

Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum ........................................ 39

Tabel 4.5 Data Praktikalitas Oleh Guru .......................................................... 41

Tabel 4.6 Data Praktikalitas Oleh Siswa ......................................................... 42

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ................................................. 43

Page 14: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penuntun Praktikum Sebelumnya .......................................... 11

Gambar 1.2 Cover Penuntun Praktikum Dikembangkan Peneliti ............. 11

Gambar 4.1 Perbaikan pada gambar cover ................................................ 45

Gambar 4.2 Perbaikan pada warna penuntun ............................................ 46

Gambar 4.3 Perbaikan pada Daftar isi ....................................................... 47

Gambar 4.4 Perbaikan pada tata cara penuntun ......................................... 48

Gambar 4.5 Perbaikan tata tertib praktikum .............................................. 49

Gambar 4.6 Perbaikan petunjuk keselamatan kerja ................................... 50

Gambar 4.7 Perbaikan pada letak judul pada praktikum 1 ........................ 51

Gambar 4.8 Perbaikan pada warna penuntun ............................................ 52

Gambar 4.9 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskusi ......................... 53

Gambar 4.10 Perbaikan pada warna penuntun ............................................ 54

Gambar 4.11 Perbaikan pada letak judul praktikum 2 ................................ 55

Gambar 4.12 Perbaikan pada warna penuntun ............................................ 56

Gambar 4.13 Perbaikan pada warna penuntun dan tabel diskusi ................ 57

Gambar 4.14 Perbaikan pada letak judul praktikum 3................................. 58

Gambar 4.15 Perbaikan warna penuntun ..................................................... 59

Gambar 4.16 Perbaikan pada kesimpulan, tabel diskusi ............................. 60

Gambar 4.17 Perbaikan pada letak judul praktikum 4................................. 61

Gambar 4.18 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskusi ......................... 62

Gambar 4.19 Perbaikan warna penuntun ..................................................... 63

Gambar 4.20 Perbaikan pada letak judul praktikum 5................................. 64

Gambar 4.21 Perbaikan Tata letak gambar .................................................. 65

Gambar 4.22 Perbaikan warna penuntun ..................................................... 66

Gambar 4.23 Perbaikan pada warna penuntun. ........................................... 67

Gambar 4.24 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskusi ......................... 68

Page 15: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Data Validasi............................................................ 77

Lampiran 2 Analisis Praktikalitas oleh Guru ............................................ 78

Lampiran 3 Analisis Praktikalitas Siswa MA Laboratorium Kota Jambi . 79

Lampiran 4 Analisis Lembar Aktivitas Siswa ........................................... 81

Lampiran 5 Lembar Validasi Materi ......................................................... 82

Lampiran 6 Lembar Validasi Media.......................................................... 86

Lampiran 7 Lembar Validasi Bahasa ........................................................ 88

Lampiran 8 Lembar Validasi RPP ............................................................. 90

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 96

Lampiran 10 Lembar Angket Validasi Penuntun Praktikum ...................... 109

Lampiran 11 Lembar Angket Praktikalitas Untuk Guru ............................ 111

Lampiran 12 Lembar Angket Praktikalitas Untuk Siswa ............................ 114

Lampiran 13 Angket Praktikalitas Guru...................................................... 117

Lampiran 14 Angket Praktikalitas Siswa .................................................... 120

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................ 135

Lampiran 16 Nama Siswa Kelas XI IPA2 MA Laboratorium Kota Jambi. 136

Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 137

Lampiran 18 Kartu Bimbingan .................................................................... 138

Lampiran 19 Daftar Riwayat Hidup ............................................................ 140

Page 16: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa, dan perancangan pembelajaran

merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata

dengan baik, strategis yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil

pembelajaran. Disamping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara

terencana; pelaksanaan evaluasi, baik formatif maupun sumatif telah terencana; memberikan

kemudahan siswa untuk belajar. (Hamzah, 2011, hal. 87).

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang

saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi,

metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh

guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan

dalam kegiatan pembelajaran. (Rusman, 2013, hal. 1)

Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan

(desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa, Itulah sebabnya dalam belajar, siswa

tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin

berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan.

(Hamzah, 2011, hal. 134-135).

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan

siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak

langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Didasari oleh adanya

perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai pola pembelajaran. (Rusman, 2013, hal. 1). Selanjutnya Rustaman

(2000:15) mengemukakan biologi ditinjau dari karakteristik keilmuannya mempunyai

lingkup materi kajian yang luas, sehingga dalam mempelajari membutuhkan kemampuan

berfikir logis, analitis, kritis, dan kombinatorial. Pembelajaran biologi hendaknya berorientasi

pada pemberian pengalaman langsung yang melibatkan keterampilan kognitif, keterampilan

manual, dan keterampilan sosial.

Pembelajaran biologi tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas. Ciri dari

pembelajaran biologi adalah kegiatan praktikum baik di laboratorium maupun di alam.

Banyak konsep biologi yang kompleks sehingga diperlukan suatu kegiatan untuk

memudahkan siswa dalam memahami konsep tersebut. Kegiatan praktikum sangat sesuai

Page 17: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

untuk memfasilitasi siswa belajar melalui pengalaman lansung. Praktikum memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mendapat gambaran dalam keadaan yang nyata tentang apa

yang diperoleh dalam teori terjadi dan kontak inderawi. Selain itu, dalam kegiatan praktikum

siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi harus menghayati, terlibat langsung

dalam perbuatan dan bertanggungjawab terhadap hasilnya.

Faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran adalah motivasi dan

minat siswa. Metode yang banyak dijumpai dalam pembelajaran yang mengakibatkan siswa

pasif adalah metode ceramah. Dalam pengajaran biologi diharapkan mahasiswa benar-benar

aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang yang dipelajari akan lebih lama

bertahan. Dalam mempelajari biologi, untuk memahami konsep dan teori dibutuhkan

praktikum sebagai pengalaman langsung. Melalui praktikum siswa mendapat pengalaman

langsung dan mengembangkan sikap ilmiah sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama

dalam ingatannya. Pada pembelajaran dengan metode praktikum dibutuhkan suatu penuntun

praktikum. Penuntun praktikum tersebut bertujuan untuk menuntun siswa dalam melakukan

praktikum dan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Praktikum mencakup semua kompetensi pendidikan mulai dari pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan praktikum membantu

siswa ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran. Proses pembelajaran melalui kegiatan praktikum akan berjalan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan jika faktor penunjang dalam kegiatan tersebut terpenuhi, salah

satunya yaitu petunjuk praktikum. Fungsi dari petunjuk praktikum yaitu bahan ajar yang

dapat meminimalkan peran guru dan menjadikan siswa semakin aktif, sehingga peranan buku

praktikum dapat menjadikan siswa memperoleh kreatifitas dalam berfikir, keterampilan olah

dan memudahkan pendidik dalam melaksanakan pengajaran di dalam laboratorium. (Mislia,

2017, hal. 14).

Penuntun praktikum yang baik dibuat berdasarkan karakteristik pendekaatan

ilmiah (scientific approach) dengan menerapkan prinsip metode ilmiah sesuai dengan

Kurikulum 2013. Hasil pra survei yang telah dilakukan diperoleh bahwa dalam kegiatan

praktikum biologi guru tidak menggunakan petunjuk praktikum. Metode praktikum

adalah suatu cara penyajian pembelajaran yang menuntut siswa secara aktif mengalami

dan membuktikan sendiri tentang apa yang dipelajarinya. Metode praktikum menitik

beratkan pada kegiatan untuk melakukan pengamatan, percobaan, pengumpulan data

yang dilakukan di laboratorium atau tempat lain yang disamakan dengan laboratorium,

Page 18: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

melakukan pembahasan dan pelaporan sehingga siswa mengalami dan membuktikan

sendiri sesuatu yang dipelajari. (Budiarti, 2014, hal. 124)

Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains menekankan pada pemberian

pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi alam

sekitar secara ilmiah. Siswa diarahkan untuk belajar merumuskan konsep berdasarkan

fakta empiris di lapangan dengan fakta tersebut siswa merumuskan konsep dengan

bimbingan guru. Salah satu mata pelajaran yang ada praktikum adalah Biologi. Untuk

memudahkan siswa dalam melaksanakan praktikum maka butuh penuntun praktikum

yang dapat mengantarkan siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung.

Berdasarkan observasi penulis saat PPL pada Oktober 2017 sampai dengan

Desember 2017, penulis mengamati permasalahan yang terjadi disekolah tersebut yaitu guru

tidak membuat petunjuk praktikum saat melaksanakan praktikum. Guru hanya menggunakan

petunjuk praktikum yang terdapat pada buku pegangan guru. Petunjuk praktikum yang

terdapat pada pegangan guru hanya terdiri dari tujuan praktikum, alat dan bahan serta cara

kerja. Guru tidak membuatkan petunjuk praktikum bagi siswa saat praktikum berlangsung.

Masalah ini menyebabkan siswa kesulitan dalam melaksanakan praktikum karna tidak adanya

petunjuk praktikum. Kegiatan praktikum sangat penting dalam pembelajaran biologi karena

kegiatan ini memberikan pengalaman belajar secara langsung.

Solusi dari permasalahan di atas adalah perlu dikembangkan petunjuk praktikum

biologi. Petunjuk praktikum merupakan buku yang memuat topik praktikum, tujuan

praktikum, dasar teori, alat dan bahan, prosedur praktikum, lembar hasil pengamataan serta

soal-soal evaluasi yang dibuat berdasar tujuan praktikum. Petunjuk praktikum merupakan

fasilitas yang diberikan oleh guru agar siswa dapat belajar dan berkerja secara kontinu dan

terarah.

Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan adalah

menggunakan pendekatan problem solving dalam pembelajaran, karena suatu pendekatan

dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terpikir secara

ideal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kenyataannya keaktifan siswa masih

rendah. Indikator yang ditemukan 1). siswa cenderung kurang aktif dalam praktikum,

karena siswa kurang dilibatkan untuk berpartisipasi aktif 2). kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah atau soal masih kurang 3). siswa kurang aktif bertanya kepada

guru tentang praktikum yang sedang dilaksanakan. Diperlukan suatu upaya untuk

mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan

pemilihan dan penggunaan penuntun praktikum yang tepat.

Page 19: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Kelebihan Problem Solving, yaitu sebagai berikut :

a) Merupakan pemecahan masalah yang bagus untuk memahami isi pelajaran.

b) Dapat menantang kemampuan serta memberikan kepuasan untuk pengetahuan baru

bagi siswa.

c) Meningkatkan aktivitas siswa belajar.

d) Membantu bagaimana mentransfer siswa pengetahuan mereka memahami untuk

masalah dalam kehidupan nyata.

e) Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

f) Memberikan kesempatan siswa untuk mengaplikasikanpengetahuan yang mereka miliki

dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya untuk mengatasi proses pembelajaran praktikum ini dibantu dengan

menggunakan petunjuk praktikum berbasis Probem solving. Probem solving

menekankan kepada penyelesaian masalah. Guru memberikan suatu masalah kepada

siswa untuk diselesaikan dan kemudian hasilnya di diskusikan bersama. Model

pembelajaran Probem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat

mengedepankan keaktifan siswa. Kegiatan praktikum menggunakan model Probem

solving akan mendorong peserta didik terlibat aktif menemukan konsep atau pengetahuan

sendiri melalui praktikum dengan menggunakan metode ilmiah yang dibantu dengan

petunjuk praktikum. Kemampuan siswa berpikir logis dengan menggunakan model

Probem solving lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan siswa menggunakan

metode konvensional.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi pada tanggal

21 Februari 2018, bahwa praktikum disekolah tersebut tidak dilakukan di dalam

laboratorium melainkan didalam kelas, karena laboratorium disekolah tersebut belum

memiliki vasilitas yang memadai sehingga laboratorium yang ada belum bisa digunakan

dan saat melakukan praktikum tidak menggunakan penuntun praktikum. Hal ini

dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang bingung apa yang harus dikerjakan saat

praktikum. Fakor penyebabnya berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, bahwa saat

melakukan praktikum guru tidak menggunakan penuntun praktikum, guru hanya

menjelaskan prosedur-prosedur yang dilakukan saat praktikum, yang menyebabkan

siswa kesulitan dalam melakukan praktikum. Hal ini dibuktikan dengan saat praktikum

siswa masih ada yang bertanya apa yang harus dilakukan dalam kegiatan praktikum

tersebut, yang menyebabkan penggunaan waktu yang kurang efektif dan banyak

indikator pembelajaran yang terkait dengan materi sulit dipahami secara langsung.

Page 20: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Dari latar belakang diatas peneliti ingin mengembangkan “Desain Penuntun

Praktikum Berbasis Problem Solving Pada Materi Sistem Regulasi Untuk

Madrasah Aliyah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat peneliti identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tidak adanya penuntun praktikum untuk siswa.

2. Siswa melakukan praktikum di kelas.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam proposal penelitian ini adalah :

1. Produk yang dibuat berupa penuntun praktikum Biologi kelas XI Jurusan IPA 2 di

Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.

2. Pokok bahasan yang digunakan pada penuntun praktikum adalah Sistem Regulasi.

D. Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kevalidan penuntun praktikum bagi siswa.

2. Bagaimana kepraktisan penuntun praktikum bagi siswa.

3. Bagaimana efektivitas penuntun praktikum bagi siswa

E. Tujuan Dan Kegunaan Pengembangan

1. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk :

a. Menghasilkan penuntun praktikum berbasis Problem Solving yang praktis bagi

siswa.

b. Menghasilkan penuntun praktikum berbasis Problem Solving yang valid bagi siswa.

c. Menghasilkan penuntun praktikum berbasis Problem Solving yang efektif bagi

siswa.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari pengembangan penuntun praktikum ini adalah :

1). Bagi Siswa :

a. Sebagai panduan praktikum.

Page 21: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

b. Meningkatkan minat belajar siswa untuk melakukan praktikum pada pelajaran

Biologi.

2). Bagi Guru

Untuk mempermudah guru dalam membimbing siswa sebelum melaksanakan

praktikum.

F. Spesifikasi Produk yang diharapkan

Spesifikasi Produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah Penuntun

praktikum berbasis Problem Solving yang valid, praktis, dan efektif.

1. Penuntun praktikum biologi yang digunakan sebelumnya terdapat dibuku pegangan

guru yang hanya dimiliki oleh guru saja. Sedangkan Penuntun praktikum Biologi yang

dikembangkan oleh peneliti merupakan penuntun praktikum berbasis Problem Solving

yang digunakan untuk memudahkan siswa dalam melaksanakan praktikum dalam

proses pembelajaran biologi.

2. Pada penuntun praktikum biologi yang terdapat dibuku pegangan guru terdapat

pertanyaan. Sedangkan penuntun praktikum biologi yang dikembangkan oleh peneliti

terdapat masalah (Problem Solving) yang sering di alami siswa dalam kehidupan

sehari-hari sehingga memudahkan siswa dalam mencerna masalah yang terdapat dalam

penuntun praktikum biologi tersebut.

3. Penuntun praktikum sebelumnya dan penuntun praktikum Biologi yang dikembangkan

peneliti sama-sama untuk kelas XI Jurusan IPA.

4. Format penuntun praktikum disusun berdasarkan prosedur pembuatan penuntun

praktikum dengan baik dan benar.

5. Penuntun praktikum yang ada dibuku pegangan guru memuat materi pada satu

semester. Sedangkan penuntun praktikum biologi yang dikembangkan oleh peneliti

hanya memuat materi Sistem regulasi.

6. Bahasa yang digunakan lebih komunikatif dan mudah dimengerti oleh siswa.

7. Tampilan penuntun praktikum biologi dibuat semenarik mungkin dengan rincian

tampilan sebagai berikut :

a. Cover penuntun praktikum yang dikembangkan dirancang semenarik mungkin

dengan memberikan gambar yang berkaitan dengan materi pada penuntun

praktikum. Gambar yang diberikan dibuat semenarik mungkin. Sedangkan untuk

background penuntun praktikum sendiri berwarna kuning. Alasan menggunakan

Page 22: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

warna kuning karena warna kuning merupakan warna yang cerah sehingga

merangsang siswa untuk belajar lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Selain

menyajikan gambar, pada cover juga terdapat identitas penuntun praktikum,

identitas siswa yang digunakan dalam penyusunan penuntun praktikum. Cover

penuntun praktikum dibuat dengan menggunakan Microsoft Office Publisher. Untuk

tulisan “Penuntun Praktikum” menggunakan tipe huruf Franklin Gothic Heavy,

Tulisan “Bermuatan Problem Solving Materi Sistem Regulasi” menggunakan tipe

huruf Franklin Gothic Demi, untuk tulisan “SMA Kelas XI” menggunakan tipe huruf

Adobe Fan Heiti Std B, dan untuk tulisan “Nama, Kelas” menggunakan tipe huruf

Franklin Gothic Book.

b. Penuntun praktikum yang dikembangkan memuat halaman sampul depan, kata

pengantar, daftar isi, tata tertib laboratorium, petunjuk keselamataan kerja di

laboratorium, praktikum 1, praktikum 2, praktikum 3, praktikum 4, praktikum 5.

Penuntun praktikum ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Word. Tampilan

untuk isi penuntun praktikum menggunakan latar (Background) berwarna coklat.

Alasan memilih warna coklat selain mempercantik tampilan isi penuntun praktikum,

warna coklat juga merupakan warna yang menenangkan siapa saja yang menatapnya

sehingga siswa bersemangat melakukan praktikum.

c. Bahasa yan digunakan dalam penuntun praktikum menggunakan Ejaan yang

disempurnakan (EYD) dan kalimat komunikatif serta mudah dimengerti siswa.

Ukuran kertas yang digunakan adalah A4 dengan jenis tulisan pada bagian isi

penuntun praktikum adalah Times New Roman berwarna hijau dan hitam. Tulisan

warna hijau untuk keterangan pada isi penuntun praktikum, sedangkan warna hitam

untuk isi materi dengan ukuran 12.

d. Tulisan pada kata pengantar, daftar isi, tata tertib laboratorium, petunjuk

keselamataan kerja di laboratorium menggunakan tipe tulisan Times New Roman

dengan ukuran 28 berwarna hijau.

Page 23: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Gambar 1.1 Penuntun Praktikum Sebelumnya Dibuku Pegangan Guru

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 1.2 Cover Penuntun Praktikum Yang Dikembangkan Peneliti

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 24: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Model

1. Defenisi Desain

Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang

berarti perencanaan atau perancangan. Ada pula yang mengartikan dengan persiapan. Di

dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut

dengan istilah planning yaitu “Persiapan menyusun suatu keputusa berupa langkah-langkah

penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian

tujuan tertentu.”

Dengan demikian, desain atau perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan

untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap

apa yang akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu sebagai yang

telah ditetapkan dengan melalui prosedur atau langkah-langkah yang sistematis dan

memperhatikan prinsip-prinsip pelaksaan tugas/pekerjaan tersebut. (Rohani, 2004, hal. 66-

67).

B. Kajian Teoretik

1. Metode Problem Solving

Problem solving merupakan metode pemecahan masalah atau suatu cara menyajikan

pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau

persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Metode ini diciptakan oleh seorang

berkebangsaan Amerika yang bernama John Dewey. Metode ini dinamakan problem method.

(Dwi, 2017, hal. 4)

Menurut Norwood (1995:231) dalam (Dwi, 2017, hal. 4) mengemukakan bahwa

Problem solving didefinisikan sebagai sebuah proses individu dalam menggunakan

pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang diperoleh sebelumnya untuk memuaskan

permintaan dari sebuah situasi yang aneh /tidak biasa. Mahasiswa harus mensintesis yang

telah dipelajarinya kemudian menerapkannya pada situasi yang baru dan berbeda.

Problem solving dapat digunakan sebagai alternative pendekatan pembelajaran yang

inovatif karena mampu mengoptimalkan keterampilan proses dan meningkatkan prestasi

belajar mahasiswa. Arends, 2008, hal. 42 dalam (Dwi, 2017, hal. 4) pengajaran berdasarkan

masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran agar mahasiswa mengembangkan

keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peran orang-orang

Page 25: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Dengan pendekatan problem solving diharapkan

mahasiswa mampu menyelesaikan masalah sehingga dapat menyusun, mengembangkan

kemandirian, membentuk pengetahuan yang lebih bermakna, dan percaya diri.

Metode problem solving sangat potensial untuk melatih peserta didik berpikir kreatif

dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi maupun masalah kelompok

untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Di dalam problem solving, peserta didik

belajar sendiri 9untuk memecahkan masalahnya. Tugas guru dalam metode problem solving

adalah memberikan kasus atau masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan. Kegiatan

peserta didik dalam problem solving dilakukan melalui prosedur; (1) Mengidentifikasi

penyebab masalah; (2) mengkaji teori untuk mengatasi masalah atau menemukan solusi; (3)

memilih dan menetapkan solusi yang paling tepat; (4) menyusun prosedur mengatasi masalah

berdasarkan teori yang telah dikaji.

Langkah-langkah pembelajaran problem solving dapat dirancang sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

b) Guru memberikan kasus-kasus yang perlu dicari solusinya.

c) Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.

d) Siswa mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan kasus yang

diberikan guru.

e) Siswa menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan

kasus.

f) Siswa memilih solusi dan menyusun cara pelaksanaannya.

g) Siswa melaporkan tugas yang diberikan guru.

Kasus-kasus yang dapat diberikan melalui metode problem solving misalnya:

a) Menganalisis sebab-sebab terjadinya banjir dan menentukan solusinya

b) Mendiagnosis kerusakan kendaraan bermotor atau alat-alat listrik dan

menemukan cara memperbaikinya.

c) Mendiagnosis orang berbadan gemuk dan kurus? Kasus ini bertujuan untuk

mempelajari efek konsumsi pangan, aktivitas fisik terhadap berat badan dan pola

makan yang baik pada manusia.

d) Mengapa sehabis makan, orang sering mengantuk dan menguap? Kasus ini

digunakan untuk mempelajari sistem metabolisme dalam tubuh manusia

e) Mengapa makanan kering, manis dan asin menjadi lebih awet? Kasus ini

digunakan untuk mempelajari bahan-bahan pengawet alami pada makanan.

(Mulyatiningsih, 2014, hal. 237-238).

Page 26: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

2. Perangkat 4D (Four-D Model)

Dalam Sugiyono (2013) penelitian pengembangan disebutkan sebagai penelitian dan

pengembangan (research and development). Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI)

Daring, Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data

yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin

menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan

pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu

menjadi baik atau sempurna. Kalau arti penelitian dan pengembangan dijadikan satu yaitu

penelitian pengembangan, maka dapat diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan,

analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai

dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan yang

dihadapi. Sugiyono (2013) juga menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut.

Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini adalah model

pengembangan 4D (Four- D Model) yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel

dalam (Winda, 2014, hal. 125). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define,

Design, Develop, and Desseminate atau diadaptasi menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,

perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Metode dan model ini dipilih karena bertujuan

untuk menghasilkan produk berupa penuntun praktikum. Produk yang dikembangkan

kemudian diuji kelayakannya dengan validitas dan uji coba produk untuk mengetahui sejauh

mana hasil belajar siswa dalam melakukan praktikum setelah menggunakan penuntun

praktikum.

1). Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.

Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis

tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah

pokok, yaitu (a) analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis

konsep, dan (e) perumusan tujuan pembelajaran.

2). Tahap Perancangan (Design)

Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri

dari empat langkah yaitu, (1) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang

menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil

perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya

Page 27: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar; (2) pemilihan

media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran; (3) pemilihan format. Di

dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format

perangkat yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan di negara-negara lain yang lebih

maju.

3). Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah di

revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh

para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi, yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana

pelajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c)

digunakan sebagai dasar revisi. Langkah-langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut

dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.

4). Tahap Pendeseminasian (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada

skala yang lebih luas misalnya dikelas lain, disekolah lain, dan oleh guru yang lain. Tujuan

lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM. (Trianto, 2012,

hal. 95-97).

3. Penuntun Praktikum

Penuntun praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara

persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan, yang disusun dan ditulis oleh seorang

atau kelompok staf pengajar yang menangani praktikum tersebut dan mengikuti kaidah

tulisan ilmiah.

Biologi merupakan salah satu ilmu hasil konstruksi (pikiran) manusia berdasarkan

pengalaman, pemikiran dan penyesuaian dengan lingkungan yang berkaitan erat dengan

kehidupan. Pada hakekatnya permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari

merupakan masalah yang dapat dipecahkan dalam ilmu biologi, terutama masalah yang

berhubungan dengan alam (Susilowati, 2013, hal. 21) dalam (Mislia, 2017, hal. 13)

Jadi dapat disimpulkan bahwa penuntun praktium biologi adalah pedoman

pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan dan pelaksanaan dalam melaksanakan

praktikum yang berkaitan erat dengan kehidupan atau makhluk hidup.

Praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Praktikum

menjadi sarana pengenalan bahan dan peralatan yang semula dianggap abstrak menjadi

lebih nyata sehingga peserta didik lebih memahami konsep-konsep biologi. Praktikum

Page 28: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

merupakan kegiatan yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis. Oleh karena itu, dalam

melakukan kegiatan praktikum harus dilengkapi dengan penuntun praktikum. Penuntun

praktikum disusun dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan

praktikum. Penyusunan penuntun praktikum disesuaikan dengan indikator yang terdapat

dalam silabus. (Gultom, 2016, hal. 230)

Praktikum mencakup semua kompetensi pendidikan mulai dari pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan praktikum

membantu siswa ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa terlibat langsung

dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran melalui kegiatan praktikum akan

berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan jika faktor penunjang dalam kegiatan

tersebut terpenuhi, salah satunya yaitu petunjuk praktikum. Menurut Arifah (2014: 26)

dalam (Mislia, 2017, hal. 13) fungsi dari petunjuk praktikum yaitu bahan ajar yang dapat

meminimalkan peran guru dan menjadikan siswa semakin aktif, sehingga peranan buku

praktikum dapat menjadikan siswa memperoleh kreatifitas dalam berfikir, keterampilan

olah dan memudahkan pendidik dalam melaksanakan pengajaran di dalam laboratorium.

Komponen-komponen yang harus ada dalam penuntun praktikum adalah sebagai

berikut :

1). Judul Praktikum

Judul praktikum harus singkat dan dapat menggambarkan secara umum

kegiatan praktikum yang dilakukan. Judul praktikum yang dimaksud yaitu nama

atau identitas yang diberikan dengan kepada setiap jenis praktikum. Judul dapat

disesuaikan dengan materi praktikum dan sedapat mungkin tidak menggunakan

nama, alat-alat dan hukum yang digunakan.

2). Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum menggambarkan apa yang akan dilakukan, diuji,

dibuktikan, atau apa yang akan dipelajari selama kegiatan praktikum berlangsung.

3). Dasar Teori

Dasar teori adalah materi yang berkaitan dengan kegiatan praktikum dan

dijadikan acuan dalam kegiatan praktikum. Materi tersebut diharapkan dapat

berguna bagi praktikum pada waktunya menyusun laporan praktikum. Dasar teori

dijadikan tertulis secara ringkas, jelas, komprehensif, menarik dan menantang,

berfungsi untuk memberikan wawasan pengetahuan berfikir yang diperkirakan

memudahkan untuk melakukan praktikum dan mencapai tujuan praktikum.

Page 29: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

4). Alat dan Bahan

Alat dan bahan pada komponen ini berisikan daftar alat dan bahan yang

dibutuhkan untuk melakukan praktikum.

5). Cara Kerja

Cara kerja adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan

praktikum. Cara kerja dapat berupa uraian ataupun poin-poin.

6). Pertanyaan

Pertanyaan yang terdapat dalam suatu penuntun praktikum akan menguji

kemampuan praktikan setelah kegiatan praktikum dilakukan, sehingga dapat

mengetahui kepahaman praktikan terhadap materi yang di praktikum kan.

C. Penelitian yang Relevan

Studi relevan yakni memuat hasil-hasil penelitian yang sebelumnya relevan

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, dengan maksud untuk

menghindari duplikasi. Permasalahan yang akan penulis teliti sudah pernah diteliti oleh

beberapa orang sebelumnya antara lain :

Hasil penelitian dari Ellianawati,B.Subali, yang berjudul Penerapan model

praktikum Problem solving laboratory sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas

pelaksanaan praktikum dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model

praktikum problem solving laboratory untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan

praktikum Fisika Dasar di Jurusan Fisika UNNES. Rancangan penelitian ini

menggunakan penelitian tindakan kelas(action research) yang dilakukan dalam 3 siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari langkah : perencanaan, implementasi,evaluasi dan

refleksi yang mengadopsi Model Spiral dari Kemmis dan MC Taggart. Pada saat

pelaksanaan pembelajaran, siswa diberikan masalah yang berkaitan dengan konsep yang

harus dikuasai. Masalah yang diberikan kepada mahasiswa akan diselesaikan oleh

mahasiswa melalui kegiatan praktikum. Melalui penerapan model praktikum problem

solving laboratory telah berhasil meningkatkan kualitas pelaksanaan praktikum Fisika

Dasar 1. Indikator dari meningkatnya kualitas praktikum tercermin dari peningkatan

hasil belajar mahasiswa dan aktivitas belajarnya. Berdasarkan hasil pengamatan

pelaksanaan praktikum fisika dasar terlihat pada saat kegiatan praktikum pada setiap

siklusnya terjadi peningkatan aktivitasnya, baik untuk kegiatan pra praktikum, pada saat

Page 30: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

praktikum dan presentasi hasilnya. Lembar kegiatan praktikum mahasiswa mampu

diselesaikan dengan baik oleh tiap-tiap kelompok praktikum.

Hasil penelitian dari Mujib Ubaidillah, yang berjudul Pengembangan Lkpd

Fisika Berbasis Problem Solving Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan

Keterampilan berpikir Tingkat Tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1)

kelayakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) fisika berbasis problem solving, dan 2)

peningkatan keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir tingkat tinggi materi

listrik dinamis menggunakan LKPD fisika berbasis problem solving pada mahasiswa

semester 1 Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon.Penelitian ini termasuk

research and development menggunakan model pengembangan 4-D yang meliputi: 1)

pendefinisian, 2) perancangan, 3) pengembangan, dan 4) penyebaran. Produk LKPD

hasil pengembangan kemudian diujicobakan dalam uji coba terbatas dan luas. Subjek

penelitian dalam uji coba terbatas berjumlah 15 orang mahasiswa, sedangkan dalam uji

coba luas berjumlah 39 mahasiswa untuk kelas kontrol dan 39 mahasiswa untuk kelas

eksperimen. Analisis statistik menggunakan analisis multivariat.Hasil penelitian adalah

sebagai berikut. 1) Hasil pengembangan

LKPD fisika berbasis problem solving berkategori baik. 2) Penerapan LKPD

fisika berbasis problem solving berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

keterampilan proses sainsdan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil uji multivariat

membuktikan terdapat perbedaan pengaruh antara mahasiswa yang mengikuti

pembelajaran LKPD fisika berbasis problem solving dengan mahasiswa yang mengikuti

pembelajaran LKPD konvensional.

Hasil Penelitian Dari Muhamad Gina Nugraha, Dkk. Yang Berjudul Profil

Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisika Dalam Perkuliahan Eksperimen Fisika

Berbasis Problem Solving. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan

berpikir kritis mahasiswa dalam perkuliahan eksperimen fisika berbasis pemecahan masalah,

dangan 15 mahasiswa fisika sebagai sample penelitian. Kegiatan eksperimen dilakukan

selama satu semester dengan memberikan lembar kerja yang berisi permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari dan pertanyaan-pertanyaan arahan bagi mahasiswa untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan semua aspek

keterampilan berpikir kritis (versi Ennis) yang diukur yaitu kemampuan deduksi (deduction),

induksi (induction), kredibilitas (credibility), observasi (observation) dan asumsi (asumption)

mengalami peningkatan. Kegiatan eksperimen sangat penting bagi mahasiswa untuk

menumbuh kembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, termasuk diantaranya berpikir

Page 31: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

kritis. Umumnya kegiatan praktikum dilakukan dengan metode cookbook, mahasiswa hanya

mengikuti langkah-langkah eksperimen yang telah diberikan. Kegiatan eksperimen seperti ini

kurang melatih keterampilan berpikir kritis mahasiswa terkait fenomena yang sedang diamati.

Salah satu pendekatan dalam eksperimen yang diprediksi dapat menumbuhkembangkan

keterampilan berpikir kritis ialah eksperimen berbasis pemecahan masalah (problem solving).

Berdasarkan ketiga penelitian diatas memiliki perbedaan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti. Letak perbedaannya yaitu pada penuntun praktikum yang

dihasilakan. Peneliti membuat suatu penuntun praktikum bermuatan Problem Solving

dengan tampilan yang menarik, warna cerah disertai dengan gambar sehingga membuat

siswa tidak bosan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu dan memudahkan

siswa dalam melaksanakan praktikum, dengan adanya penuntun praktikum Bermuatan

Problem Solving siswa lebih terarah dalam melaksanakan praktikum dan perbedaannya

juga terletak pada sekolah yang diteliti. Peneliti meneliti pada tingkat sekolah menengah

atas, dimana populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan IPA.

Page 32: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Laboratorium pada kelas XI

khususnya jurusan IPA . Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus

2018.

B. Karakteristik Sasaran Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan R & D (research and

development). Borg and Gall (1998) dalam (Sugiyono, 2009, hal. 9) menyatakan bahwa,

penelitian dan pengembangan (research and development/

R & D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau

memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Metode

penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut.

Penelitian dan pengembangan dilaksanakan di sekolah Madrasah Aliyah

Laboratorium. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pada kelas XI

jurusan IPA Tahun Ajaran 2018/2019.

C. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan metode wawancara dengan peserta didik

dan guru mata pelajaran tentang hal-hal yang diperlukan dalam pelaksaan pembelajaran

biologi khususnya praktikum.

2. Rancangan Pengembangan

Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang

dihasilkan. Model pengembangan dalam penelitian ini yang menjadi acuan adalah pada

model 4-D. Model ini terdiri dari 4 Tahapan yaitu Define, Design, Develop, and

Desseminate yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.

Namun pada penelitian dan pengembangan ini, kegiatan yang dilakukan hanya sampai

pada tahap pengembangan. Alasan mengapa peneliti memilih 4-D karna pada penelitian

ini hanya sebatas uji kelayakan, peneliti tidak melakukan uji coba pada sekolah-

Page 33: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

sekolah. Uji kelayakan juga hanya dilakukan pada satu kelas saja. Kelebihan dari 4-D

yaitu lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat

pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran.

3. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan penuntun praktikum ini menggunakan 3 tahap dari 4-

D model yang diadaptasi dari model pengembangan Thiagarajan yang dimodifikasi dan

Astriani, 2006, hal. 37) terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan

(design), tahap pengembangan

( develop).

a). Tahap Pendefinisian (Define)

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan

syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis

kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara

umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan

pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R & D) yang cocok

digunakan untuk mengembangkan produk. Analisis bisa dilakukan melalui studi

literature atau penelitian pendahuluan. Thiagrajan (1974) dalam (Mulyatiningsih,

2014, hal. 195) menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu :

1) Analisis awal

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan informasi-informasi tentang

kegiatan pembelajaran dilapangan. Tujuan dari pengumpulan informasi ini adalah

untuk memunculkan dan menetapkan permasalahan yang ada dilapangan.

Informasi tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan LKPD. Untuk

mengumpulkan informasi yang mendukung tersebut, dilakukan observasi awal di

sekolah kemudian disusun rancangan pembelajaran yang dikembangkan sesuai

dengan permasalahan yang ada disekolah.

2) Analisis peserta didik

Pada analisis peserta didik merupakan tahap mempelajari karakteristik

peserta didik yang akan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan

model/pendekatan/metode/media pembelajaran yang sesuai. Karakteristik

tersebut meliputi kemampuan akademik, perkembangan kognitif, dan

keterampilan-keterampilan individu dan sosial sehingga akan ditemukan pola

aktivitas dalam pembelajaran yang mereka ikuti.

Page 34: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

3) Analisis tugas

Analisis tugas dilakukan untuk menentukan isi materi dan kompetensi

yang harus dicapai dalam pembelajaran. Penyusunan LKPD ini mengacu pada

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Analisis ini mengkaji tugas dalam materi

pembelajaran yang akan disampaikan dan selanjutnya disusun dalam bentuk

analisis peta kompetensi.

4) Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan kegiatan mengidentifikasi konsep-konsep

penting yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui pembelajaran yang

dituangkan dalam bentuk peta konsep. Peta konsep yang telah disusun digunakan

sebagai dasar dalam menyusun tujuan pembelajaran

5) Analisis tujuan pembelajaran

Analisis tujuan pembelajaran, ini dilakukan untuk menentukan tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Tujuan

pembelajaran yang sudah ditentukan kemudian diintegrasikan ke dalam materi

LKPD yang akan dikembangkan.

Dalam konteks pengembangan bahan ajar, tahap pendefinisian dilakukan

dengan cara:

1) Analisis Kurikulum

Pada tahap awal, peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada

saat itu. Dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai. Analisis

kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar

tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak

semua kompetensi yang ada dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya.

2) Analisis karakteristik peserta didik

Seperti layaknya seorang guru akan mengajar, guru harus mengenali

karakteristik peserta didik yang akan menggunakan bahan ajar. Hal ini yang

perlu dipertimbangkan untuk mengetahu karakteristik peserta didik. Hal-hal

yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta didik

antara lain: kemampuan akademik individu, karakteristik fisik, kemampuan

kerja kelompok, motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan sosial,

pengalaman belajar sebelumnya, dsb. Dalam kaitannya dalam pengembangan

bahan ajar, karakteristik peserta didik perlu diketahui untuk menyusun bahan

Page 35: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

ajar yang sesuai dengan kamampuan akademiknya, misalnya: apabila tingkat

pendidikan peserta didik masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus

menggunakan bahasa dan kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Apabila

minat baca peserta didik masih rendah maka bahan ajar perlu ditambah dengan

ilustrasi gambar yang menarik supaya peserta didik termotivasi untuk

membacanya.

3) Analisis materi

Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama

yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan

menyusunnya kembali secara sistematis.

4) Merumuskan tujuan

Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran dan kompeetensi yang

hendak diajarkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk

membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat

mereka sedang menulis bahan ajar.

b). Tahap Perancangan (Design)

Thiagarajan dalam (Mulyatiningsih, 2014, hal. 197) membagi tahap design

dalam empat kegiatan, yaitu:

1. Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan

awal peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan.

2. Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta

didilk.

3. Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media

pembelajaran yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual,

pada saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dn mengapresiasi

tayangan media audio visual tersebut.

4. Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah

pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat stimulasi pembelajaran

berlangsung, dilaksanakan juga penilaian dari teman sejawat.

Dalam tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal (prototype)

atau rancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap ini dilakukan

untuk membuat penuntun praktikum sesuai dengan kerangkas isi hasil analisis

kurikulum dan materi.

Page 36: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum rancangan (design) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka

rancangan produk tersebut perlu divalidasi. Validasi rancangan produk dilakukan oleh

teman sejawat seperti dosen atau guru dari bidang studi/bidang keahlian yang sama.

Berdasarkan hasil validasi teman sejawat tersebut, ada kemungkinan rancangan produk

masih perlu diperbaiki sesuai dengan saran validator.

c). Tahap Pengembangan (Develop)

Thiagarajan dalam (Mulyatiningsih, 2014, hal. 198) membagi tahap

pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental testing.

Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan

rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidang-

bidang nya. Saran-saran yang dberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan

rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental testing merupakan kegiatan

uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba

ini dicari data respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna model. Hasil uji

coba digunakan memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan

kembali sampa memperoleh hasil yang efektif

Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan pengembangan

(develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Validasi model oleh ahli/pakar. Hal-hal yang divalidasi meliputi penduan

penggunaan model dan perangkat model pembelajaran. Tim ahli yang dilibatkan

dalam proses validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang

studi pada mata pelajaran yang sama, pakar evaluasi hasil belajar.

2. Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi.

3. Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai situasi nyata yang akan

dihadapi.

4. Revisi model berdasarkan hasil uji coba.

5. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas.

d). Tahap Pendeseminasian (Disseminate)

Tahap Pendeseminasian merupakan tahapan penggunaan produk dengan skala

yang lebih luas. Dan sebagai langkah untuk menguji produk dalam pelaksanaan

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Berdasarkan ke 4 tahapan model pengembangan 4-D ini, peneliti membatasi

sampai pada tahapan Develop saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segi waktu

dan biaya.

Page 37: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

4. Uji Coba/Validasi, Evaluasi, dan Revisi Model

Uji penggunaan penuntun praktikum dimaksudkan untuk mengumpulkan

data yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menetapkan melakukan

praktikum yang digunakan dalam penuntun praktikum materi sistem regulasi.

a). Desain ujicoba

Ujicoba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan efesien dan daya

tarik produk yang dihasilkan. Tahap yang dilakukan dalam desain ujicoba

produk yaitu :

1) Validator oleh para ahli yang terdiri dari ahli insterumen penggunaan

penuntun praktikum. Validasi bahasa (Dr. Hurmaini, M.Pd), Validasi media

(Elly Surayya. M.Pd), Validasi materi (Suraida, M.Si) yang dilanjutkan

dengan analisis data hasil validasi dan revisi ahli.

2) Ujicoba kelompok kecil yang terdiri dari 20 siswa/siswi di Sekolah MA

Laboratorium.

b). Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi dimulai dengan melakukan pengukuran ketercapaian

penggunaan produk dapat dilihat melalui kuesioner yang telah disiapkan yang

kemudian diisi oleh responden. Dari hasil evaluasi diketahui ketercapaian tujuan

pengembangan produk yang juga menjadi acuan merevisi produk yang

dikembangkan agar sesuai dengan penuntun praktikum yang diharapkan.

c). Revisi Desain

Setelah validasi desain dilakukan maka hal berikutnya yang dilakukan

yaitu revisi produk sesuai dengan apa yang menjadi masukan dan pendapat

terhadap kelemahan produk yang telah dibuat. Secara garis besar kegiatan ini

dapat dikatakan evaluasi produk dengan urutan sebagai berikut :

1) Validasi tim ahli instrumen penuntun praktikum

Dilakukan oleh tim ahli validasi bahasa yakni Hurmaini dan

Validasi media Elly Suraya M.Pd. Validasi yang dilakukan terhadap

praktikum ini mengenai isi secara teoritis dan rasional yakni mengenai segi

isi, konstruk, dan bahasa.

Page 38: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

2) Validasi ahli materi

Validasi dilakukan oleh Suraida M.Si. Validasi ini dilakukan untuk

penilaian terhadap materi. Ahli materi juga mengoreksi apakah insterumen

cocok untuk digunakan dalam praktiku dengan melihat kondisi siswanya.

3) Penilaian Responden

Angket penilaian untuk responden kelompok kecil kelas XI IPA2

MA Laboratorium Kota Jambi untuk mengetahui tanggapan siswa kelas XI

IPA2 terhadap produk yang dibuat. Dalam angket ini penulis menyiapkan

skor untuk produk yang dirancang guna mengetahui apa tanggapan siswa

dan juga kritik dan saran dalam menanggapi produk yang dibuat.

4. Pengumpulan data dan analisis data

a. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif. Data

kuantitatif adalah data yang diperoleh dari uji coba lapangan terhadap 21

siswa/siswi Sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium.

b. Instrumen Pengumpulan Data

1). Metode Observasi

Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

2). Metode angket

Metode angket merupakan suatu alat pengumpul data yang berupa

serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat

jawaban, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Instrumen pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah angket validitas dan angket praktikalitas.

Angket validitas dan angket praktikalitas disusun menurut skala Likert yang

telah dimodifikasi dengan 4 alternatif jawaban sebagai berikut :

SS : Sangat setuju dengan bobot 4

S : Setuju dengan bobot 3

TS : Tidak Setuju dengan bobot 2

STS : Sangat Tidak Setuju dengan bobot 1

Page 39: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Masing-masing alternatif jawaban diikuti dengan kriteria sebagai berikut :

Jika 76% - 100% Sesuai dengan pernyataan = Sangat setuju

Jika 51% - 75% Sesuai dengan pernyataan = Setuju

Jika 26% - 50% Sesuai dengan pernyataan = Tidak setuju

Jika 0 – 25% Sesuai dengan pernyataan = Sangat tidak setuju

Dimodifikasi dari Arikunto (2005:245) dalam tesis Desfaur Natalia

a) Angket Validasi Penuntun Praktikum

Angket validasi Penuntun Praktikum bermuatan Problem Solving

digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kevalidan Penuntun

Praktikum bermuatan Problem Solving yang dikembangkan. Angket

validasi ini diberikan kepada validator ahli dan praktisi. Dalam angket

validasi penuntun praktikum yang dikembangkan. Ada 3 aspek yang

menjadi penilaian oleh ahli pakar/dosen, yaitu aspek didaktik, aspek

konstruksi, dan aspek teknis. (Ayu, 2013, hal 117 ) dalam tesis Desfaur

Natalia

1) Syarat Didaktik

Syarat Didaktik merupakan syarat yang berkenaan dengan proses

menemukan konsep sesuai dengan kurikulum yang berlaku,

memperlihatkan adanya perbedaan individu sehingga penuntun praktikum

baik digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.

2) Syarat Konstruksi

Syarat Konstruksi merupakan syarat yang berkenaan dengan

susunan kalimat, kesederhanaan, pemakaian kata dan kejelasan pada

hakekatnya tepat guna dan dimengerti oleh siswa.

3) Syarat Teknis

Syarat Teknis merupakan syarat yang berkenaan dengan

penggunaan bahasa, tulisan, gambar dan penampilan dalam pembuatan

modul.

b) Angket Praktikalitas Penuntun Praktikum

Angket respon praktikalitas guru dan siswa digunakan untuk

mendapatkan respon siswa dan guru terhadap praktikalitas penuntun

Page 40: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

praktikum bermuatan Problem Solving yang dikembangkan. Angket ini

diisi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan guru setelah

melaksanakan pembelajaran. (Ratih, 2013, hal. 119) dalam tesis Desfaur

Natalia.

c. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi penuntun

praktikum dan hasil praktikalitas penuntun praktikum.

1. Analisis Validitas Penuntun Praktikum

Data yang dikumpulkan dari penelitian iini adalah hasil validasi

penuntun praktikum, data ini dianalisis dengan analisis deskriptif. Data

kelayakan penuntun praktikum berupa skala likert 1-4, dengan langkah-

langkahh berikut ini :

a). Memberikan skor untuk tiap item dengan jawaban sangat valid (4), Valid

(3), Cukup valid (2), dan Kurang valid (1).

b). Menjumlahkan skor total tiap validator untuk seluruh indikator.

c). Pemberian nilai validasi dengan rumus

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑋 100

Tingkat pencapaian kategori kevalidan penuntun praktikum menggunakan klasifikasi

dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kriteria penetapan Tingkat Kevalidan Penuntun Praktikum

Rentang Kategori

0 – 20 Tidak valid

21 – 40 Kurang valid

41 – 60 Cukup valid

61 – 80 Valid

81 – 100 Sangat Valid

Sumber : (Riduwan,2009, hal. 89

2. Analisis Praktikalitas Penuntun Praktikum

Page 41: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Kelayakan suatu media yan dibuat dalam bentuk penuntun praktikum

dilihat dari data angket yang telah diisi oleh siswa dan guru. Angka tersebut

disusun dalam bentuk skala Likert. Skala Likert disusun dengan kategori positif

sehingga pernyataan positif memperoleh bobot tertinggi dengan rincian berikut

ini :

a) Sangat setuju (SS) dengan bobot 4

b) Setuju (S) dengan bobot 3

c) Tidak setuju (TS) dengan bobot 2

d) Sangat tidak setuju (STS) dengan bobot 1

Penilaian angkett berdasarkan skala Likert menggunakan rumus berikut ini :

�� = ∑𝑋

N

Keterangan :

�� : Nilai rata-rata responden

∑X : Jumlah nilai seluruh instrumen

N : Jumlah responden

Kriteria penilaian analisis praktikalitas dimodifikasi berikut ini :

Tabel 3.2 Kriteria Praktikalitas Penuntun praktikum

Rentang Kategori

1,00 – 1,99 Tidak Praktis

2,00 – 2,99 Kurang Praktis

3,00 – 3,49 Praktis

3,50 – 4,00 Sangat Praktis

Sumber : (Sudjana, 2005, hal. 78)

3. Analisis Efektivitas Penuntun Praktikum

Setelah dilakukan uji efektivitas dengan observasi terhadap aktivitas

dan tes maka dilakukan analisis hasil sebagai berikut :

a. Analisis Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa

Page 42: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Data tentang aktivitas siswa terhadap kegiatan pembelajaran dianalisis

menggunakan persentase (%) dikemukakan oleh Zafri (2000:83) berikut ini.

P = 𝑓

𝑛 x 100%

Keterangan :

P = Persentase aktivitas siswa

f = Frekuensi siswa yang melaksanakan aktivitas

n = Jumlah siswa

Kriteria keaktifan siswa menurut Riduwan (2007:89) ` dikelompokkan ke

dalam tabel 3.3

Tabel 3.3 Kriteria Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa

% Kategori Kategori setelah dikonversi

0 – 20 Sangat rendah Tidak efektif

21 – 40 Rendah Kurang efektif

41 – 60 Sedang Cukup efektif

61 – 80 Tinggi Efektif

81 – 100 Sangat Tinggi Sangat efektif

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Model

1. Data hasil validasi produk Penuntun Praktikum Biologi yang dihasilkan

a. Hasil Validasi Ahli Media

Penuntun Praktikum Biologi pokok bahasan Sistem Regulasi yang telah

selesai dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli validator. Penuntun Praktikum

yang telah selesai dibuat kemudian divalidator oleh ahli media yaitu Elly Surayya,

M.Pd Dosen Pendidikan Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Validasi

media pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali selama kurang 2 minggu, dengan

aspek pertanyaan yang meliputi presentasi, kebahasaan, komponen pendukung dan

organisasi. Setelah ahli media melihat dan menyimak Penuntun Praktikum yang

penulis rancang, selanjutnya ahli media menilai penuntun praktikum tersebut

menggunakan angket, dari hasil validasi tersebut didapatkan saran dan perbaikan

terhadap penuntun praktikum.

Page 43: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Adapun hasil validasi Ahli media oleh Elly Surayya, M.Pd dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Angket Validasi Ahli Media

No

Kriteria Penilaian

Nilai

Kriteria

1 Penuntun praktikum 1. Sampul Penuntun

Praktikum

4 Sangat Baik

2. Tata tertib penuntun

praktikum

3 Baik

3. Judul penuntun

praktikum

3 Baik

2 Tampilan Menyeluruh 1. Jenis huruf dan angka 3 Baik

2. Ukuran huruf dan

angka

3 Baik

3. Desain warna 4 Sangat Baik

4. Tata letak gambar 3 Baik

5. Ukuran gambar 3 Baik

Total Skor 26 Sangat Baik

Rerata Skor 81,25 Sangat Valid

Berdasarkan penilaian angket tersebut, diperoleh jumlah skor penilaian oleh

tim ahli media terhadap penuntun praktikum adalah 26 dari skor tertinggi 32 hasil

validasi yang diperoleh dari validasi ahli materi sebesar 81,25 %. Berdasarkan tabel 4.1

mengenai kategori validitas penuntun praktikum ke dalam nilai dengan lima kategori,

penilaian validasi penuntun praktikum yang dikembangkan masuk ke dalam nilai

presentase 81-100% dengan kategori “Sangat Valid”. Namun, ada sedikit saran untuk

perbaikan terhadap penuntun praktikum yaitu warna pada penuntun praktikum

diperjelas, peneliti memperbaiki penuntun yang telah divalidasi.

Page 44: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

b. Hasil Validasi Ahli Materi

Setelah media divalidasi oleh ahli media, dan validasi yang kedua adalah

validasi materi yang di validasi oleh Suraida, M.Si. Hasil validasi berupa saran dan

perbaikan yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, adapun

hasil validasi Ahli Materi oleh Suraida, M.Si dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai

berikut :

Tabel 4.2 Hasil Angket Validasi Ahli Materi

No

Deskriptor

Nilai

Kriteria

1 Kesesuaian materi dengan Kompetensi Dasar 4 Sangat Baik

2 Kesesuain materi dengan Indikator 3 Baik

3 Isi materi menekankan hubungan antara ilmu

pengetahuan

3 Baik

4 Isi materi menunjukkan variasi tingkat kognitif 3 Baik

5 Isi media mendorong keinginan siswa yaitu rasa

ingin tahu, belajar dan ingin mencari informasi

4 Baik

6 Materi Biologi di dalam penuntun praktikum dapat

terorganisasi dengan baik

3 Baik

7 Kemudahan memahami penuntun praktikum 3 Baik

8 Kemampuan merangsang kedalaman berfikir

peserta didik

3 Baik

Total Skor 26 Sangat Baik

Rerata Skor 81 Sangat Valid

Berdasarkan penilaian angket tersebut, diperoleh jumlah skor penilaian oleh tim

ahli materi terhadap penuntun praktikum adalah 26 dari skor tertinggi 32, dengan rerata

skor yang diperoleh sebesar 81 %. Berdasarkan tabel 4.2 mengenai kategori, penilaian

validasi penuntun praktikum yang dikembangkan masuk kedalam nilai persentase 81-

100% dengan kategori sangat “Sangat Valid.” Namun, ada sedikit saran untuk perbaikan

terhadap penuntun praktikum yaitu Materi harus lengkap dengan indikator dalam silabus.

Setelah mendapatkan saran dan komentar dari ahli materi, peneliti memperbaiki

penuntun yang telah divalidasi.

Page 45: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

c. Hasil Validasi Ahli Bahasa

Setelah media divalidasi oleh ahli Materi, kemudian media divalidasi oleh

ahli Bahasa yaitu Dr. Hurmaini, M.Pd dan hasil validasi berupa saran dan perbaikan

yang berkenaan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, adapun hasil

validasi Ahli Bahasa Dr. Hurmaini, M.Pd dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut

Tabel 4.3 Hasil Angket Validasi Ahli Bahasa

No

Deskriptor

Nilai

Kriteria

1 Ketepatan struktur kalimat 3 Baik

2 Keefektifan kalimat 4 Sangat Baik

3 Kebakuan istilah 4 Sangat Baik

4 Pemahaman terhadap pesan atau informasi 3 Baik

5 Kemampuan memotivasi siswa 3 Baik

6 Kemampuan mendorong berfikir kritis 3 Baik

7 Kesesuaian dengan perkembangan tingkat

emosional siswa

3 Baik

8 Ketepatan tata bahasa 3 Baik

9 Ketepatan ejaan 4 Sangat Baik

10 Konsistensi penggunaan istilah 4 Sangat Baik

11 Konsistensi penggunaan simbol/ikon 4 Sangat Baik

Total Skor 41 Sangat Baik

Rerata Skor 93 Sangat Valid

Berdasarkan penilaian angket tersebut, diperoleh jumlah skor penilaian oleh

tim ahli bahasa terhadap penuntun praktikum adalah 41 dari skor tertinggi yaitu 44.

Hasil validasi yang diperoleh dari validasi ahli bahasa sebesar 93%. Berdasarkan tabel

4.3 mengenai kategori validitas penuntun praktikum ke dalam nilai dengan lima

kategori, penilaian validasi penuntun praktikum yang dikembangkan masuk ke dalam

nilai presentasee 80-100% dengan kategori “Sangat Valid”.

Namun, ada sedikit saran untuk perbaikan terhadap penuntun praktikum yaitu

perhatikan cara penggunaan EYD. Setelah mendapatkan saran dan komentar dari ahli

bahasa, peneliti memperbaiki penuntun yang telah divalidasi.

2. Hasil Validasi Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving

Page 46: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Penuntun Praktikum berbasis Problem Solving oleh

Validator

No Kriteria Penuntun Praktikum

bermuatan Problem Solving

Rata-rata Kategori

1 Syarat Didaktik 3 Valid

2 Syarat Konstruk 3 Valid

3 Syarat Teknis 3 Valid

Jumlah 9

Rata-rata 75 Valid

Berdasarkan data hasil angket validasi yang dinilai oleh validator pada tabel

4.4 dapat diketahui, jumlah skor penilaian oleh validator terhadap penuntun praktikum

berbasis Problem Solving adalah 9. Dari aspek-aspek yang dinilai didapatkan rata-rata

nilai untuk syarat didaktik 3, syarat konstruk 3, dan syarat teknis 3.

Hasil angket validasi oleh validator yang diperoleh sebesar 75 %.

Berdasarkan tabel 4.4 mengenai kategori validitas penuntun praktikum berbasis

Problem Solving ke dalam nilai dengan lima kategori, penilaian validasi penuntun

praktikum berbasis Problem Solving yang dikembangkan masuk kedalam nilai

persentase 61-80% dengan kategori “Valid”. Hal ini berarti Penuntun Praktikum

berbasis Problem Solving yang dikembangkan sudah baik dan dapat digunakan sebagai

panduan dalam melaksanakan praktikum.

3. Data Hasil Angket Ujicoba Produk

Penuntun Praktikum Biologi yang sudah dianggap layak oleh para ahli

selanjutnya diujicobakan ke dalam ujicoba kelompok kecil. Subjek yang digunakan

sebanyak 21 siswa dan 1 orang Guru Mata Pelajaran Biologi yang mengajar di kelas XI

IPA 2 dalam ujicoba kelompok kecil. Hasil ujicoba produk dapat dilihat pada tabel

berikut.

Penilaian Penuntun Praktikum Biologi berbasis Problem Solving dilakukan untuk

melihat kelayakan Penuntun Praktikum yang dikembangkan. Kelayakan Penuntun

Praktikum dilihat dari hasil uji Praktikalitas dan Validitas yang dilakukan di Madrasah

Aliyah Laboratorium Kota Jambi.

Page 47: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

a. Kepraktisan Penuntun Praktikum Biologi berbasis Problem Solving

1) Praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi berbasis Problem Solving oleh Guru

Berdasarkan data hasil angket praktikalitas yang dinilai oleh guru pada

tabel 4.5 dapat diketahui, jumlah skor penilaian oleh guru terhadap penuntun

praktikum berbasis Problem Solving adalah 11,5. Hasil angket praktikalitas oleh

guru yang diperoleh sebesar 3,83 %. Berdasarkan tabel 4.5 mengenai kategori

praktikalitas penuntun praktikum berbasis Problem Solving ke dalam nilai

dengan empat kategori, penilaian angket praktikalitas penuntun praktikum

berbasis Problem Solving yang dikembangkan masuk kedalam nilai persentase

3,50 – 4,00 dengan kategori “Sangat Praktis”.

Hal ini berarti Penuntun Praktikum berbasis Problem Solving yang

dikembangkan sudah baik dan dapat digunakan sebagai panduan dalam

melaksanakan praktikum. Rincian data praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi

berbasis Problem Solving untuk setiap aspek penilaian disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Data Praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Problem Solving

oleh Guru

No Aspek yang dinilai Rata-rata Kategori

1 Kemudahan penggunaan

penuntun praktikum

3,5 Sangat Praktis

2 Waktu yang diperlukan untuk

pelaksanaan

4 Sangat Praktis

3 Mudah diinterprestasikan 4 Sangat Praktis

Total Rata-rata 3,83 Sangat Praktis

Berdasarkan tabel 4.5, terlihat hasil respon guru terhadap praktikalitas

Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Problem Solving yang dikembangkan dengan

kategori praktis pada aspek: 1). Kemudahan penggunaan penuntun praktikum dan 2).

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan.

2) Praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Problem Solving oleh siswa

Penuntun Praktikum yang sudah dinilai oleh validator dan dinyatakan

praktis, kemudian dilakukan ujicooba lapangan. Untuk mengetahui respon siswa

terhadap praktikalitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving yang

dikembangkan, siswa diminta untuk mengisi angket respon praktikalitas penuntun

Page 48: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

praktikum. Berdasarkan hasil analisis terhadap angket respon praktikalitas siswa,

diketahui bahwa secara umum siswa menilai Penuntun Praktikum Biologi Berbasis

Problem Solving yang dikembangkan memiliki nilai praktis untuk digunakan dalam

kegiatan praktikum. Analisis hasil respon praktikalitas siswa dari kedua sekolah

dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Data Praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi Berbasis Problem Solving oleh

siswa Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi

No Aspek yang dinilai Rata-

rat

a

Kategori

1 Kemudahan penggunaan penuntun

praktikum

3,27 Praktis

2 Waktu yang diperlukan untuk

pelaksanaan

3,47 Praktis

Rata-rata 3,37 Praktis

Berdasarkan data hasil angket praktikalitas yang dinilai oleh siswa pada

tabel 4.6 dapat diketahui, jumlah skor penilaian oleh siswa terhadap penuntun

praktikum berbasis Problem Solving adalah 6,74. Hasil angket praktikalitas oleh

siswa yang diperoleh sebesar 3,37 %. Berdasarkan tabel 4.6 mengenai kategori

praktikalitas penuntun praktikum berbasis Problem Solving ke dalam nilai dengan

empat kategori, penilaian angket praktikalitas penuntun praktikum berbasis Problem

Solving yang dikembangkan masuk kedalam nilai persentase 3,00 – 3,49 dengan

kategori “Praktis”.

Hal ini berarti Penuntun Praktikum berbasis Problem Solving yang

dikembangkan sudah baik dan dapat digunakan sebagai panduan dalam

melaksanakan praktikum. Rincian data praktikalitas Penuntun Praktikum Biologi

Berbasis Problem Solving untuk setiap aspek penilaian disajikan pada tabel 4.6.

4. Efektifitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses

pembelajaran saat praktikum dengan menggunakan penuntun praktikum yang

dikembangkan. Kegiatan siswa ini diamati, dan hasil pengamatan dianalisis. Hasil analisis

pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.7

Page 49: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas XI IPA 2 Madrasah Aliyah

Laboratorium Kota Jambi

No Aspek yang dinilai Rata-

rata

Kategori

1 Mempersiapkan alat dan bahan untuk

praktikum

99,00 Sangat Efektif

2 Mendengarkan penjelasan guru 61,90 Efektif

3 Melakukan praktikum dengan tertib 85,71 Sangat Efektif

4 Bekerja sama antar kelompok saat

praktikum

76,19 Efektif

5 Membuat laporan hasil praktikum 99,00 Sangat Efektif

6 Menyimpulkan hasil praktikum 66,66 Efektif

Rata-rata 81,41 Sangat Efektif

Tabel 4.7 menampilkan data aktivitas siswa kelas XI IPA 2 Dimadrasah Aliyah

Laboratorium Kota Jambi dengan jumlah siswa 21 orang. Aktivitas siswa diamati setiap

kali praktikum dengan menggunakan penuntun praktikum berbasis problem solving

yang dikembangkan. Dari data hasil analisis aktivitas siswa dapat dilihat untuk setiap

kali pertemuan rata-rata siswa aktif dalam melaksanakan praktikum dengan

menggunakan penuntun praktikum berbasis problem solving yang dikembangkan dengan

rata-rata keseluruhan aspek yaitu 81,41% dengan kategori sangat efektif.

B. Kelayakan Model

Desain akhir model penuntun praktikum Biologi berbasis problem solving pada mata

pelajaran Biologi untuk materi Sistem Regulasi yang dikembangkan melalui serangkaian

prosedur pengembangan yang telah dilakukan hingga akhirnya diperoleh sebuah penuntun

praktikum biologi.

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap Pendefinisian secara garis besar dilakukan dengan mengumpulkan data

awal yang dibutuhkan untuk pengembangan penuntun praktikum biologi bermuatan

problem solving. Data diperoleh dengan menganalisis kondisi yang sedang terjadi

meliputi materi, karakteristik siswa, dan media yang telah ada disekolah. Hasil analisis

kebutuhan yang dilakukan adalah belum terdapatnya penuntun praktikum biologi pada

mata pelajaran biologi untuk materi sistem regulasi. Penuntun yang dikembangakan

Page 50: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

sangat cocok diterapkan disekolah karena MA Laboratorium Kota Jambi belum

memiliki penuntun praktikum biologi untuk materi sistem regulasi. Siswa MA

Laboratorium Kota Jambi jurusan IPA pada umumnya melakukan praktikum tetapi

guru tidak menggunakan penuntun praktikum saat akan melaksanakan praktikum

sehingga siswa kurang aktif berperan aktif dalam melaksanakan praktikum. Apabila

penuntun praktikum ini diterapkan dapat dengan mudah menggunakannya, sehingga

penuntun praktikum ini juga dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami

materi yang telah diberikan.

2. Tahap Perancangan (Desaign)

Pada tahap desain ini meliputi kegiatan menentukan cover, silabus,

kompetensi, menyiapkan materi, dan program yang akan digunakan dalam pembuatan

produk penuntun praktikum. Jadwal pembuatan produk penuntun praktikum ini

menghabiskan waktu kurang lebih 2 bulan. Hal ini dimulai dengan menganalisis

produk, pengumpulan bahan, pembuatan media, validasi dan perbaikan (revisi produk).

Adapun kendala yang penulis temukan pada saat pembuatan penuntun praktikum ini

adalah kesulitan dalam pembuatan penuntun, hal ini dikarnakan penulis merupakan

pemula yang baru belajar membuat penuntun praktikum biologi bermuatan Problem

Solving sehingga banyak waktu yang dihabiskan dalam pembuatan penuntun praktikum

materi sistem regulasi.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan dilakukan dengan mewujudkan pembuatan penuntun

praktikum biologi materi sistem regulasi. Peneliti mulai merancang produk yangg telah

dikonsep sebelumnya menjadi produk yang siap diimplementasikan. Realisasi

rancangan meliputi persiapan hingga selesai, persiapan pembuatan produk sebagai

penuntun praktikum untuk menilai kinerja produk dan melaksanakan validasi oleh tim

ahli. Adapun perbaikan yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut ini

Page 51: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.1 Perbaikan pada gambar, warna pada nama dan kelas di perjelas

Page 52: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.2 Perbaikan pada warna penuntun, letak kata pengantar, Letak no halaman, dan

ketepatan struktur kalimat.

Page 53: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.3 Perbaikan pada Daftar isi, warna Penuntun, dan letak no halaman

Page 54: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.4 Perbaikan pada tata cara penuntun, warna penuntun, no halaman, dan ketepatan

struktur kalimat.

Page 55: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.5 Perbaikan tata tertib praktikum, warna penuntun ,no halaman dan ketepatan

struktur kalim

Page 56: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.6 Perbaikan petunjuk keselamatan kerja, warna penuntun, letak no

halaman, dan ketepatan struktur kalimat

Page 57: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.7 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.

Page 58: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.8 Perbaikan pada warna penuntun

Page 59: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.9 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskus

Page 60: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.10 Perbaikan pada warna penuntun

Page 61: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.11 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.

Page 62: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.12 Perbaikan pada warna penuntun.

Page 63: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.13 Perbaikan pada warna penuntun dan tabel diskusi.

Page 64: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.14 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.

Page 65: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.15 Perbaikan warna penuntun.

Page 66: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.16 Perbaikan pada kesimpulan, tabel diskusi, dan warna penuntun.

Page 67: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.17 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.

Page 68: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.18 warna penuntun dan tabel diskusi

Page 69: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.19 Perbaikan warna penunt

Page 70: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.20 Perbaikan pada letak judul dan warna penuntun.

Page 71: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.21 Perbaikan Tata letak gambar dan warna penuntun.

Page 72: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.22 Perbaikan warna penuntun.

Page 73: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.23 Perbaikan pada warna penuntun

Page 74: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Sebelum Revisi

Sesudah Revis

Gambar 4.24 Perbaikan warna penuntun dan tabel diskusi

Page 75: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

C. Efektivitas Model

1. Pembahasan hasil pengembangan penuntun praktikum

a) Pembahasan hasil pengembangan oleh tim ahli validasi

Pada saat dilakukan validasi oleh tiga tim ahli, validator banyak memberikan

saran, dan saran ini sangat berharga bagi peneliti. Hasil penuntun praktikum berbasis

Problem Solving dari 28 pertanyaan yang diberikan kepada validator materi, validator

media, dan validator bahasa dapat dikategorikan “efektif” karena saran-saran yang

diberikan oleh validator untuk perbaikan penuntun praktikum berbasis Problem

Solving sudah dilaksanakan dan validator mengizinkan untuk diujicobakan kepada

siswa sekolah Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi kelas XI IPA 2 setelah

dilakukan demi kesempurnaan produk yang dikembangkan.

b) Pembahasan hasil pengembangan ujicoba produk

Ujicoba produk yang dilaksanakan dengan jumlah responden 21 orang siswa

kelas XI IPA 2 Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi. Penilaian ujicoba produk

digunakan dengan menggunakan Angket Praktikalitas untuk siswa. Tanggapan

responden terhadap masing-masing pertanyaan pada angket praktikalitas berbeda-beda

sesuai dengan penilaian mereka terhadap produk penuntun praktikum berbasis Problem

Solving dengan materi sistem regulasi. Penuntun praktikum berbasis Problem Solving

bermanfaat sebagai panduan siswa dalam melaksanakan praktikum.

Selain itu, Penilaian ujicoba produk digunakan dengan menggunakan Angket

Praktikalitas untuk guru, untuk mengetahui tanggapan terhadap produk yang

dikembangkan terdiri dari 8 item pertanyaan.

D. Pembahasan

Penuntun praktikum berbasis problem solving yang dikembangkan merupakan salah

satu bahan ajar yang digunakan untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan

praktikum. Menurut Zulyetti (2012:73) dalam Niken ,2017, hal. 49) Penuntun praktikum ini

dirancang untuk membantu dan menuntun siswa agar dapat bekerja secara terarah. Dengan

adanya penuntun praktikum, siswa akan mendapatkan gambaran tentang tujuan, manfaat dan

proses kegiatan praktikum yang akan dilakukannya. Jika siswa tidak memiliki penuntun

praktikum, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam melakukan praktikum, sehingga

mempengaruhi motivasi siswa terhadap praktikum yang akan dilakukan.

Page 76: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Menurut Rustaman (2005:211) dalam Niken, 2017, hal. 49) kemampuan

keterampilan proses sains dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan siswa.

Membiasakan siswa belajar melalui aktivitas proses kerja ilmiah, selain dapat melatih detail

keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, dapat pula membentuk pola berpikir siswa secara

ilmiah.

Penuntun praktikum berbasis problem solving pada materi sistem regulasi dirancang

sesuai dengan kurikulum 2013, dalam proses perancangannya sampai selesai, dilakukan

proses penilaian terhadap penuntun praktikum, Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu

validasi penuntun praktikum dan uji praktikalitas.

1. Validitas Penuntun Praktikum Bermuatan Problem Solving

Validitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving pada materi sistem

regulasi dinilai valid oleh validator. Hal ini dilihat dari tiga aspek yaitu aspek didaktik,

aspek konstruk, dan aspek teknis. Trianto, 2010, hal. 55) menyatakan valid berati bahwa

penilaian sudah memberikan informasi yang akurat tentang bahan ajar yang

dikembangkan, bahan ajar yang berupa penuntun praktikum yang dikembangkan

dinyatakan valid setelah memenuhi syarat didaktik, konstruk, dan teknis.

Dilihat dari tiga aspek didaktik, Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving

dinyatakan valid oleh validator, karena materi yang terdapat dalam penuntun praktikum

sesuai dengan kurikulum 2013. Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving pada

materi sistem regulasi disusun berdasarkan indikator-indikator yang dikembangkan dari

Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di kurikulum 2013. Dari segi konstruk, Penuntun

Praktikum Berbasis Problem Solving yang dikembangkan dinyatakan valid oleh validator,

karena memiliki urutan yang jelas. Dari segi aspek teknis, Penuntun Praktikum Berbasis

Problem Solving yang dikembangkan juga dinilai valid oleh validator. Penuntun

praktikum yang dikembangkan sudah menggunakan kaidah bahasa indonesia yang baik

dan benar, menggunakan peristilahan yang sesuai dengan konsep yang menjadi pokok

bahasan, bahasa yang digunakan sederhana dan komunikatif.

Berdasarkan analisis kevalidan Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving

oleh validator dapat disimpulkan secara keseluruhan penuntun praktikum yang

dikembangkan termasuk dalam kategori valid. Penilaian yang valid terhadap penuntun

praktikum berbasis problem solving yang dikembangkan menandakan bahwa penuntun

praktikum dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi pada materi sistem regulasi

pada saat melaksanakan praktikum.

Page 77: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

2. Praktikalitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving

a. Hasil Angket Praktikalitas Guru

Analisi data hasil uji praktikalitas oleh guru menunjukkan bahwa Penuntun

Praktikum Berbasis Problem Solving pada materi sistem regulasi yang dikembangkan

memenuhi kriteria praktis. Kepraktisan penuntun praktikum yang dikembangkan dilihat

dari aspek kemudahan penggunaan penuntun praktikum dan waktu yang diperlukan

dalam pelaksanaan.

Berdasarkan nilai kepraktisan Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving

yang telah dikembangkan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penuntun

praktikum ini memudahkan guru dalam praktikum. Kepraktisan yang dimiliki penuntun

praktikum merupakan salah satu faktor dalam pemilihan bahan ajar yang baik dan layak

untuk digunakan dalam praktikum. Dengan demikian, jika tingkat kepraktisan yang

diberikan oleh guru tinggi, maka penuntun praktikum yang dikembangkan dapat

digunakan dalam praktikum sehingga proses pembelajaran saat praktikum menarik dan

bermakan.

Bermakna di sini memberikan arti bahwa problem solving yang disajikan

dalam penuntun praktikum dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang

mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar

konsep dalam biologi dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui praktikum dengan problem solving, siswa terlatih untuk mengemban suatu

tanggung jawab, mempertajam keahlian berfikir dalam tingkatan yang lebih tinggi

melalui identifikasi permasalahan, analisis penyebab terjadinya permasalahan dan

menciptakan solusi dari pemecahan masalah yang disajikan.

b. Praktikalitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving oleh Siswa

Analisis data hasil uji praktikalitas oleh siswa terhadap Penuntun Praktikum

Berbasis Problem Solving yang dikembangkan memenuhi kriteria praktis. Hal ini dapat

diartikan bahwa siswa dapat memahami dan menggunakan Penuntun Praktikum

Berbasis Problem Solving yang dikembangkan.

Analisis terhadap praktikalitas penuntun praktikum yang dikembangkan juga

didapatkan data bahwa siswa tertarik untuk melakukan praktikum dengan

menggunakan masalah-masalah yang disajikan dalam penuntun praktikum karena

menarik, meningkatkan rasa ingin tahu serta dapat meningkatkan kemampuan berfikir,

terutama menyingkapi masalah yang terjadi disekitarnya.

Page 78: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

3. Efektivitas Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu informasi

mengenai tanggapan siswa tentang penuntun praktikum yang digunakan. Aktivitas

siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran saat

praktikum dengan menggunakan Penuntun Praktikum Berbasis Problem Solving.

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama menggunakan

penuntun praktikum yang dikembangkan, didapatkan data bahwa siswa aktif dalam

praktikum, Hal ini dikarenakan Problem Solving yang disajikan dalam penuntun

praktikum menarik untuk dibahas dan dipecahkan (diselesaikan).

Hasil analisis aktivitas siswa selama praktikum menggunakan Penuntun

Praktikum Berbasis Problem Solving pada materi sistem regulasi yang dikembangkan

dapat disimpulkan bahwa siswa aktif dalam praktikum. Dari analisis lembar aktivitas

siswa didapatkan hasil bahwa siswa sangat aktif dalam praktikum dengan skor rata-rata

untuk semua indikator pengamatan aktivitas siswa didapat nilai 81,41 dengan kategori

Sangat Efektif. Hal ini menunjukkan arti bahwa siswa sangat aktif dilihat dari aspek

mempersiapkan alat dan bahan saat praktikum, mendengarkan penjelasan guru,

melakukan praktikum dengan tertib, bekerja sama antar kelompok saat praktikum,

membuat laporan hasil praktikum, dan menyimpulkan hasil praktikum

\

Page 79: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Penuntun praktikum Berbasis Problem Solving yang telah di validasi oleh validator

dapat digunakan setelah dilakukan ujicoba.

2. Penuntun praktikum yang telah diujicobakan dikatakan praktis oleh guru dan siswa.

3. Penuntun praktikum yang telah diujicobakan dikatakan efektif karna meningkatkan

hasil belajar pada saat praktikum

B. Saran

1. Penelitian ini hanya terbatas pada satu sekolah dan satu materi saja. Penulis berharap

agar penelitian dapat dikembangkan lagi, baik dari segi materi, desain dan problem

solving yang terdapat didalam penuntun praktikum agar bisa menghasilkan produk

yang lebih baik dapat digunakan dalam pembelajaran saat praktikum.

2. Penambahan materi dalam penuntun praktikum ini sangat diperlukan, karena didalam

penuntun praktikum ini hanya mencakup materi sistem regulasi saja, perlu adanya

penambahan materi-materi lain yang berhubungan dengan pembelajaran biologi. Agar

kedepannya penuntun praktikum ini dapat digunakan secara luas.

3. Pengembangan penuntun praktikum Berbasis Problem Solving selanjutnya pada tahap

dessiminatte (pendistribusian).

Page 80: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2009. Bandung. PT Sygma Examedia Arkanleema

Budiarti, Winda & Oka Anak Agung. 2014. Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi

Berbasis Pendekatan Ilmiah (SCIENTIFIC APPROACH) Untuk Siswa SMA Kelas XI

Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi FKIP

Universitas Muhammadiyah Metro.

Gultom, Tini Rosalia, Dkk. 2016 . Pengembangan Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan

Berbasis Literasi Sains. Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi, Program

Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Mislia, Dkk. 2017. Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing

Pada Materi Sistem Pencernaan. Jurnal Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

, FKIP, Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung :

ALFABETA

Natalia, Desfaur. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Bermuatan Studi Kasus

Pada Materi Ekosistem Untuk SMA/MA Kelas X. Padang : UNP

Niken. 2017. Pengembangan Penuntun Praktikum Biologi Bernuansa Keterampilan Proses

Sains Untuk Siswa Sma Kelas Xi Semester Genap. Jurnal Kesehatan Stikes Prima

Nusantara Bukit tinggi.

Prayitno Trio Ageng. 2017. Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Program Studi

Pendidikan Biologi. Jurnal Dosen Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Ilmu

Eksakta, IKIP Budi Utomo.

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula.

Bandung : Alfabeta

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta

: Rajawali Pers.

Rustaman, N. Y. 2007. Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Genetik dan

Profil pencapaian Pendidikan IPA.

Sari, Dwi Ida Aflala. 2017. Pengembangan modul berbasis problem solving Pada Mata

Kuliah Elektronika. Jurnal Program Studi Teknik Elektro.

Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfebeta.

Page 81: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Trianto. 2010 Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara

Uno B.Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta : PT Bumi Aksara .

Yusuf , Syamsu & Nurihsan Juntika. 2012 . Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung :

PT Remaja Rosdakarya.

Uno, B.Hamzah. 2012 . Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi

Aksara.

Page 82: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Analisis Validasi Penuntun Praktikum Biologi

No Standar Penilaian Validator Jumlah Kriteria

1 Syarat didaktik

a. Mencakup materi yang ada dikurikulum 2013 3 3 Valid

b. Kebenaran konsep/definisi 3 3 Valid

c. Aplikasi kontekstual dalam kehidupan nyata 3 3 Valid

d. Penyajian Problem Solving mendukung konsep dengan benar 3 3 Valid

e. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis 3 3 Valid

Rata-rata 3 Valid

2 Syarat konstruk

a. Memuat pokok-pokok rincian materi yang lengkap 3 3 Valid

b. Menunjukkan kelengkapan penuntun praktikum yang

sistematis

3 3 Valid

c. Kegunaan penuntun praktikum untuk menunjang dalam

proses praktikum

3 3 Valid

Rata-rata 3 Valid

3 Syarat teknis

a. Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar 3 3 Valid

b. Bahasa yang digunakan sederhana 3 3 Valid

c. Bahasa yang digunakan komunikatif 3 3 Valid

Rata-rata 75 Valid

Page 83: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Hasil Respon Guru Terhadap Praktikalitas Penuntun Praktikum

Bermuatan Problem Solving Pada Materi Sistem Regulasi

Untuk Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi

Untuk Kelas XI IPA 2

No Aspek yang dinilai Jawaban Respon Guru Rata-

rata

1 Kemudahan penggunaan penuntun praktikum

a. Penuntun praktikum bermuatan Problem

Solving yang dibuat mudah untuk

digunakan oleh siswa selama proses

pembelajaran.

4 4

b. Praktikum dengan menggunakan

penuntun praktikum bermuatan Problem

Solving, membuat saya mudah memahami

konsep.

4 4

c. Siswa dapat mengaitkan konsep yang

dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

3 3

d. Penggunaan penuntun praktikum

bermuatan Problem Solving memudahkan

saya dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

3 3

Rata-rata 3,5 3,5

Sangat Praktis

2 Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan

e. Penggunaan penuntun praktikum

bermuatan Problem Solving mengurangi

miskosepsi saya terhadap konsep dari

sistem regulasi

4 4

Rata-rata 4 4

Sangat Praktis

3 Mudah diinterprestasikan

f. Penuntun praktikum bermuatan Problem

Solving dapat mengefisiensikan waktu

selama pembelajaran berlangsung

4 4

Rata-rata 4 4

Sangat Praktis

Rerata respon praktikalitas kelompok ujicoba kelompok kecil 3,83

Sangat Praktis

Page 84: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Analisis Data Respon Siswa Terhadap Praktikalitas Penuntun Praktikum di Madrasah Aliyah Laboratorium

No

Aspek yang dinilai

Jawaban Respon Siswa

Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

1

5

1

6

1

7

1

8

1

9

2

0

2

1

1 Kemudahan penggunaan penuntun praktikum

a. Penuntun praktikum bermuatan

Problem Solving yang dibuat mudah

untuk digunakan oleh siswa selama

praktikum

3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3,33

b. Praktikum dengan menggunakan

penuntun praktikum bermuatan

Problem Solving, membuat saya

mudah memahami konsep.

3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3,38

c. Siswa dapat mengaitkan konsep yang

dipelajari dengan kehidupan sehari-

hari.

3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3,38

d. Penggunaan penuntun praktikum

bermuatan Problem Solving

memudahkan saya dalam mencapai

tujuan pembelajaran pada saat

praktikum

3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3,28

e. Penggunaan penuntun praktikum

bermuatan Problem Solving

mengurangi miskosepsi saya

terhadap konsep dari sistem regulasi

3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3,00

Rata-rata 3,27

Praktis

2 Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan

a. Penuntun praktikum bermuatan

Problem Solving dapat

3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3,47

Page 85: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

mengefisiensikan waktu selama

praktikum berlangsung

Rata-rata 3,47

Praktis

Rerata respon Praktikalitas Siswa Madrasah Aliyah Laboratorium 3,37

Praktis

Page 86: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Hasil Analisis Lembar Aktivitas Siswa di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi

No. Urut Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6

Jumlah 21 13 18 16 21 14

Rt Jumlah 0,99 0,62 0,86 0,76 0,99 0,67

%tase 99,00 61,90 85,71 76,19 99,00 66,66

Kategori Sangat

Tinggi

Tinggi Sangat

Tinggi

Tinggi Sangat

Tinggi

Tinggi

DIKONVERSI Sangat

Efektif

Efektif Sangat

Efektif

Efektif Sangat

Efektif

Efektif

Rata-rata keseluruhan 81,41

Sangat Efektif

Keterangan :

A1 : Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum

A2 : Mendengarkan penjelasan guru

A3 : Melakukan praktikum dengan tertib

A4 : Bekerja sama antar kelompok saat praktikum

A5 : Membuat laporan hasil praktikum

A6 :Menyimpulkan hasil praktikum

Page 87: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 88: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 89: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 90: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 91: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 92: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 93: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 94: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 95: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 96: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 97: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 98: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 99: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 100: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 101: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : MA S Laboratorium

Kelas : XI IPA

Semester : Genap / II

Mata Pelajaran : Biologi

Pokok Bahasan : Sistem Regulasi

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit ( 2 x Tatap Muka )

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam yang dianut

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanya jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, resposif dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dan pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan

humaniora dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam rana konkret dan rana abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mapu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

koordinasi (saraf, hormon, dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme

koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem

koordinasi manusia.

4.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan homon

pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika yang

Page 102: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

menyebabkan gangguan sistem koordinasi manusia dan melakukan kampanye

antinarkoba pada berbagai media.

C. Indikator Pembelajaran

Pertemuan Pertama

3.10.1 Menjelaskan struktur dan fungsi sistem saraf.

3.10.2 Menjelaskan mekanisme implus pada sistem saraf.

3.10.6 Menjelaskan perbedaan gerak refleks dan gerak biasa.

Pertemuan Kedua

3.10.9 Menjelaskan dengan benar struktur alat indera.

3.10.10 Menjelaskan dengan benar fungsi alat indera.

3.10.11 Mengetahui mekanisme kerja indera pengecap (lidah) berdasarkan percobaan.

4.10 1 Mempresentasikan hasil analisis mengenai penyebab dan dampak kelainan pada

sistem regulasi.

D. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

1. Siswa mampu menjelaskan struktur, fungsi, dan tipe saraf dengan benar.

2. Siswa mampu menyebutkan mekanisme sistem saraf secara benar.

3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan gerak refleks dan gerak biasa.

Pertemuan Kedua

4. Siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi alat indera

5. Siswa mampu menjelaskan mekanisme kerja indera pengecap.

6. Siswa mampu mempresentasikan hasil analisis mengenai penyebab dan dampak

kelainan pada sistem regulasi.

E. Materi Pembelajaran

1. Struktur dan fungsi sistem saraf.

2. Mekanisme implus pada sistem saraf.

3. Perbedaan gerak refleks dan gerak biasa.

4. Struktur dan fungsi alat indera.

5. Mekanisme kerja indera pengecap (lidah).

6. Penyebab dan dampak kelainan pada sistem regulasi.

Page 103: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Problem Solving

Metode : Ceramah, Eksperimen, dan Diskusi Kelompok

G. Media dan Sumber Belajar

1). Media

Papan tulis, spidol dan penghapus

2). Sumber belajar

Buku Biologi SMA kelas XI semester 2 . Wahyudiati, S. Pd

Buku biologi SMA/MA kelas XI. Nurhayati Nunung,dkk.

Biologi SMA/MA Kelas XI. Prawirohartono, Slamet.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan • Mengucapkan salam.

• Memeriksa keadaan kelas

(kebersihan dan

kelengkapan kelas) dan

ketertiban siswa sebelum

berdoa dimulai lalu

memeriksa kehadiran

siswa.

• Menanyakan materi

sebelumnya yang

berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

selanjutnya.

• Memberikan motivasi

dengan cara memberikan

pertanyaan kepasa siswa.

• Menyampaikan tujuan

• Menjawab salam.

• Mempersiapkan diri

untuk memulai pelajaran

• Menjawab materi

sebelumnya yang

berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

selanjutnya.

• Menjawab pertanyaan

yang disampaikan oleh

guru.

15 Menit

Page 104: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

pembelajaran yang ingin

dicapai.

• Siswa memperhatikan

dan mendengarkan

tujuan pembelajaran

yang disampaikan guru.

Kegiatan Inti • Guru memulai materi

pelajaran dengan

menjelaskan Struktur dan

fungsi sistem saraf dan

Mekanisme implus pada

sistem saraf .

• Guru menjelaskan

tentang strategi yang

akan digunakan dan

membagi siswa dalam

beberapa kelompok.

• Guru memberikan suatu

masalah kepada setiap

kelompok untuk

diselesaikan.

• Setiap kelompok

menyelesaikan masalah

yang diberikan.

• Guru memanggil setiap

kelompok secara

bergantian untuk

mempresentasikan hasil

diskusi mereka.

• Siswa mendengarkan

materi yang dijelaskan

oleh guru.

• Siswa duduk secara

berkelompok sesuai

intruksi dari guru.

• Siswa menyelesaikan

masalah yang diberikan

oleh guru secara

berkelompok.

• Siswa secara bergantian

mempresentasikan hasil

diskusi mereka didepan

kelas.

• Siswa memperhatikan

perwakilan setiap

kelompok yang maju.

105 Menit

Page 105: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

• Guru memberi apresiasi

dengan mengajak siswa

tepuk tangan setelah

perwakilan kelompok

maju.

• Siswa memberikan

tepuk tangan kepada

perwakilan yang maju

Kegiatan Penutup • Guru meminta salah satu

siswa untuk

menyimpulkan materi

yang telah dipelajari .

• Guru menyimpulakan

kembali materi yang

telah disampaikan siswa.

• Memberikan kegiatan

tindak lanjut dalam

bentuk pemberian tugas

(PR).

• Meminta siswa untuk

mempelajari materi

selanjutnya.

• Menutup pelajaran

dengan mengucapkan

salam.

• Salah satu siswa

menyimpulkan materi.

• Siswa mendengarkan

kesimpulan yang

disampaikan oleh guru.

• Mencatat kegiatan tindak

lanjut dalam bentuk

pemberian tugas (PR).

• Mendengarkan tugas dari

guru untuk belajar materi

selanjutnya.

• Menjawab salam guru.

15 Menit

Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)

Page 106: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Guru Siswa

Pendahuluan • Mengucapkan salam.

• Memeriksa keadaan kelas

(kebersihan dan

kelengkapan kelas) dan

ketertiban siswa sebelum

berdoa dimulai lalu

memeriksa kehadiran

siswa.

• Menanyakan materi

sebelumnya yang

berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

selanjutnya.

• Memberikan motivasi

dengan cara memberikan

pertanyaan kepasa siswa.

• Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai.

• Menjawab salam.

• Mempersiapkan diri

untuk memulai pelajaran

• Menjawab materi

sebelumnya yang

berkaitan dengan materi

yang akan dipelajari

selanjutnya.

• Menjawab pertanyaan

yang disampaikan oleh

guru.

• Siswa memperhatikan

dan mendengarkan

tujuan pembelajaran

yang disampaikan guru.

15 Menit

Kegiatan Inti • Guru memulai materi

pelajaran dengan

menjelaskan Perbedaan

gerak refleks dan gerak

biasa, Struktur fungsi

dan alat indera.

• Guru menjelaskan

tentang strategi yang

• Siswa mendengarkan

materi yang dijelaskan

oleh guru.

• Siswa duduk secara

105 Menit

Page 107: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

akan digunakan dan

membagi siswa dalam

beberapa kelompok.

• Guru memberikan suatu

masalah kepada setiap

kelompok untuk

diselesaikan.

• Setiap kelompok

menyelesaikan masalah

yang diberikan.

• Guru memanggil setiap

kelompok secara

bergantian untuk

mempresentasikan hasil

diskusi mereka.

• Guru memberi apresiasi

dengan mengajak siswa

tepuk tangan setelah

perwakilan kelompok

maju.

berkelompok sesuai

intruksi dari guru.

• Siswa menyelesaikan

masalah yang diberikan

oleh guru secara

berkelompok.

• Siswa secara bergantian

mempresentasikan hasil

diskusi mereka didepan

kelas.

• Siswa memperhatikan

perwakilan setiap

kelompok yang maju.

• Siswa memberikan

tepuk tangan kepada

perwakilan yang maju

Kegiatan Penutup • Guru meminta salah satu

siswa untuk

menyimpulkan materi

yang telah dipelajari .

• Guru menyimpulakan

kembali materi yang

telah disampaikan siswa.

• Memberikan kegiatan

tindak lanjut dalam

• Salah satu siswa

menyimpulkan materi.

• Siswa mendengarkan

kesimpulan yang

disampaikan oleh guru.

• Mencatat kegiatan tindak

15 Menit

Page 108: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

bentuk pemberian tugas

(PR).

• Meminta siswa untuk

mempelajari materi

selanjutnya.

• Menutup pelajaran

dengan mengucapkan

salam.

lanjut dalam bentuk

pemberian tugas (PR).

• Mendengarkan tugas

dari guru untuk belajar

materi selanjutnya.

• Menjawab salam guru.

I. Insterumen Penilaian

a. Lembar pengamatan Sikap

No Aspek yang dinilai 3 2 1

1. Rasa ingin tahu

1. Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit terlibat aktif

dalam kegiatan kelompok walaupun telah didorong untuk terlibat.

2. Menunjukkan rasa ingin tahu namun tidak antusias, dan baru terlibat

aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh.

3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias aktif dalam kegiatan

kelompok.

2. Ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan pengamatan

1. Tidak mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati

dalam melakukan percobaan.

2. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam

melakukan percobaan.

3. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, hati-hati dalam melakukan

percobaan.

3. Ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara

individu maupun berkelompok

1. Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan

tugasnya tidak selesai.

2. Berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun belum

menunjukkan upaya terbaiknya.

3. Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa

dilakukan, berupaya tepat waktu.

4. Keterampilan berkomunikasi saat melaksanakan diskusi

1. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan gagasan atau ide,

kurang menghargai pendapat siswa lain.

Page 109: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

2. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan gagasan atau ide,

menghargai pendapat siswa lain.

3. Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukakan gagasan atau ide,

menghargai pendapat siswa lain.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

MATA PELAJARAN : Biologi

KELAS : XI IPA 2

NO NAMA PENGETAHUAN RATA-RATA

NILAI

HARIAN

MATERI POKOK 1 MATERI POKOK 2 Z

KD KD

Tugas UH Rata2 Tugas UH Rata2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Page 110: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

c. Penilaian Keterampilan

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas : XI IPA 2

No Nama Siswa

Kriteria Jumlah

skor Nilai Ketepatan

Waktu

Kelengkapan

Dokumen

Ketelitian

Dokumen Kreativitas

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

19

20

21

Page 111: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 112: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 113: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 114: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 115: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 116: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 117: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 118: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 119: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 120: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 121: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 122: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 123: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 124: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 125: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 126: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 127: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 128: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 129: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 130: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 131: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 132: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 133: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 134: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 135: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 136: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Nama Siswa Kelas XI IPA 2 Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi

No Nama Kode

1 Ahmad AHD

2 Aldi Saputra AST

3 Febrianti FBT

4 Firda Cantika FCT

5 Hendri Gunawan HGW

6 Marina MRN

7 M.Ihsan Sadid MIS

8 Muhammad Raihan MRH

9 Nurul Magfirani NMF

10 Nur Sa’adah NSD

11 Oktaviani Bastian OBT

12 Putri Nabila Salsabila PNS

13 Putri Khairiyah PKR

14 Rahmat Bagus Prasetio RBP

15 Reca Pajriah RPJ

16 Rina Susanti RST

17 Rizky Saputra RSP

18 Santi Musdalika SML

19 Sumardi SMD

20 Teti Anggraini TAG

21 Larasati LRT

Page 137: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

Dokumentasi Penelitian

Pengarahan peneliti kepada siswa kelas XI IPA 2 dalam pengisian angket

Antusias siswa kelas XI IPA 2 dalam pengisian angket

Page 138: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 139: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …
Page 140: DESAIN PENUNTUN PRAKTIKUM BERBASIS PROBLEM …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Salmiati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Nipah Panjang, 28 Juli 1997

Alamat Asal : Kab. Tanjung Jabung Timur

Alamat Sekarang : Gang Pemuda RT 16 RW 06 No 11a Telanai Pura

Alamat Email : [email protected]

Nomor Kontak : 0856-6953-1017

Pendidikan Formal :

1. Sekolah Dasar : SDN 177/X Nipah Panjang Tahun 2008

2. SMP/MTs : MTsN Kuala Tungkal 1 Nipah Panjang Tahun 2011

3. SMA/MA : SMAN 3 Tanjung Jabung Timur Tahun 2014

4. Perguruan Tinggi : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2018

Pengalaman Organisasi :

1. PMR Wira : SMA

2. Osis : SMA

3. KSR UIN STS Jambi