crs abses periapikal

23
CASE REPORT SESSION ABSES PERIAPIKAL KRONIS e.c NECROSIS PULPA Disusun Oleh : Feby Aryadi 12100113051 M.Imam Santoso 12100113067 Shinta Novia Nurjanah 12100113015 Marizca Saras Chitra H 12100112004

Upload: imam-santoso

Post on 24-Dec-2015

82 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

abses perispikal

TRANSCRIPT

Page 1: Crs Abses Periapikal

CASE REPORT SESSION

ABSES PERIAPIKAL KRONIS e.c NECROSIS

PULPA

Disusun Oleh :

Feby Aryadi 12100113051

M.Imam Santoso 12100113067

Shinta Novia Nurjanah 12100113015

Marizca Saras Chitra H 12100112004

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA

RS AL ISLAM BANDUNG

Page 2: Crs Abses Periapikal

2014

Page 3: Crs Abses Periapikal

STATUS PASIEN

I. Identitas

Nama : Ny. I

Umur : 52 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

Alamat : Pluto Selatan Bandung

Tanggal pemeriksaan : 26 Maret 2014

II. Anamnesa

Keluhan utama : Nyeri gigi geraham kiri bawah

Pasien mengeluh nyeri pada gigi geraham kiri bawah sejak 3 tahun yang

lalu. Nyeri terasa berdenyut, muncul tiba-tiba dan terus menerus. Pasien mengaku

keluhan dirasakan semakin berat disaat mengunyah makanan dan makan atau

minum yang dingin atau panas.

Pasien mengaku mengonsumsi obat peredan rasa nyeri yaitu Biogesic,

sebelumnya Ponstan. Keluhan nyeri berkurang setelah mengonsumsi obat pereda

nyeri.

Pasien menyangkal demam. Pasien menyangkal pernah melakukan

penambalan atau perawatan pada gigi tersebut. Pasien menggosok gigi dua kali

sehari dengan sikat gigi yang halus dengan cara penyikatan ke arah atas dan

bawah.

Page 4: Crs Abses Periapikal

Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus sejak 15

tahun lalu dengan pengobatan terkontrol dan hipertensi sejak 15 tahun lalu dengan

pengobatan yang terkontrol.

Pasien menyangkal memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut, menggigit

jari atau pensil, mendorong gigi dengan lidah, menggertakkan gigi, penggunaan

tusuk gigi, meminum kopi ataupun merokok dan alkohol.

III. General Survey

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda vital : T: 130/80 mmHg

N: 80 x/menit

R: 24 x/menit

S: afebris

IV. Ekstra Oral

Wajah tampak simetris dan tidak ada pembengkakkan

Profil jaringan lunak: cembung

Kelenjar getah bening submandibular tidak teraba ada pembesaran

Temporomandibula joint tidak ada kelainan

Pemeriksaan buka rahang tidak ada kelainan

Page 5: Crs Abses Periapikal

V. Intra Oral

Oral higiene : Sedang, halitosis (-)

Bibir : Normotonus

Mukosa bukal : hiperemis (-) pembengkakkan (-) lesi (-)

Gingiva :

o Ulkus (-)

o Nyeri (+), bengkak (+), hiperemis (-)

Lidah : Permukaan licin, tidak atrofi, warna merah muda,

papil normal

Dasar mulut : hiperemis (-) pembengkakkan (-) lesi (-)

Palatum : hiperemis (-) lesi (-) kedalaman sedang

Tonsil : T1 - T1

Terdapat kalkulus pada gigi: 36,38

VI. Gigi Geligi

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

VII. Status Lokalis

Gigi 36

Karies + profundaSondasi -Dingin -Perkusi +Tekanan +Palpasi + (nyeri)Mobility -

1122

77 6

Page 6: Crs Abses Periapikal

VIII. Jaringan Sekitar

Jaringan sekitar status lokalis:

o Ulkus (-), stomatitis (-),

o hiperemis (-)

IX. Diagnosa Banding

1) 3.6 Abses periapikal e.c nekrosis pulpa

2) 3.6 Abses periodontal e.c nekrosis pulpa

X. Diagnosa Kerja

3.6 Abses periapikal e.c nekrosis pulpa

XI. Rencana Perawatan

Pro Rontgent

Pro Resep

Pro Rujuk ke dokter Dalam

Pro Rujuk ke Dokter Gigi

o Pro drainase

XII. Terapi

Antibiotik

o Amoxicilin 3 x 500 mg selama 5 hari

o Metronidazole 3 x 500 mg selama 5 hari

Analgetik:

o Paracetamol 3 x 500 mg (apabila sakit)

Page 7: Crs Abses Periapikal

XIII. Konseling

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya.

Menjelaskan cara menyikat gigi yang baik dan benar.

Menggunakan sikat gigi yang bulu sikatnya halus.

Waktu menyikat gigi min. 2x sehari yaitu setelah makan pagi dan

diutamakan sebelum tidur.

Menjelaskan tentang kontrol gula darah dan darah tinggi

Dental check up 6 bulan sekali (bila tidak ada keluhan).

XIV. Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Page 8: Crs Abses Periapikal

PEMBAHASAN KASUS

Dari anamnesis ditemukan:

Nyeri gigi geraham kiri bawah.

Nyeri terasa berdenyut, muncul tiba-tiba dan terus menerus

sejak 3 tahun yang lalu. Hal ini menandakan proses kronis.

Mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus

Dari pemeriksaan fisik didapatkan:

Gingiva :

o Nyeri (+), bengkak (+), hiperemis (-)

Perbedaan diagnosis banding antara abses periodontal dan abses periapikal:

Abses Periodontal Abses Periapikal

Gigi vital Gigi Non-vital

Karies (-) Karies (+)

Celah (pocket) (+) Celah (pocket) (-)

Lateral radiolusent Apikal radiolusent

Mobilitas (+) Mobilitas (- / minimal)

Perkusi sensitif (variable) Perkusi sensitif (+)

Traktus terbuka via keratinisasi gingiva Traktus sinus terbuka via mukosa

alveolar

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapat, maka kasus ini adalah

kasus abses periapikal kronis.

Page 9: Crs Abses Periapikal

Prognosis

Quo ad vitam: bonam, selama tidak terjadi komplikasi ke organ vital

Quo ad functionam: dubia ad bonam karena bentuk abses periapikal kronik

dan berulang sehingga lebih sukar diterapi .

ABSES PERIAPIKAL

Definisi

Abses adalah kumpulan nanah setempat yang terkumpul dalam jaringan,

organ, atau rongga yang tertutup. Abses periapikal adalah suatu reaksi inflamasi

akut atau kronik (radang) jaringan yang mengelilingi apeks gigi, disertai dengan

kumpulan pus (nanah), akibat infeksi yang terjadi setelah infeksi pulpa melalui

lesi karies atau sebagai akibat dari trauma (cedera) yang menyebabkan nekrosis

pulpa. Sehingga abses periapikal merupakan proses supuratif akut dan kronik

pada daerah periapikal gigi. Nama lain abses ini adalah alveolar abscess,

dentoalveolar abscess dan apical abscess.

Etiologi

Tubuh (gigi) terkena infeksi dan kemudian melawannya dengan sejumlah

besar sel darah putih; kemudian dapat terbentuk pus. Pus adalah sekumpulan sel

darah putih dan jaringan yang mati. Biasanya pus dari infeksi gigi pada awalnya

dialirkan ke gusi, sehingga gusi yang berada di dekat akar gigi tersebut

membengkak. Nanah bisa dialirkan ke kulit, mulut, tenggorokan atau tengkorak,

tergantung kepada lokasi gigi yang terkena.

Penyebab abses periapikal secara rinci adalah sebagai berikut:

Pulpitides adalah karies dentis yang disebabkan oleh:

Page 10: Crs Abses Periapikal

o Baby-bottle tooth decay (BBTD): karies pada masa awal kanak-

kanak.

o Plak: presipitat dari denaturasi protein saliva yang mempermudah

bakteri menempel pada enamel gigi.

Pasien immunocompromised, bakteri mudah menyebar secara hematogen

untuk menginvasi pulpa gigi. Contoh penyakit Diebetes Melitus

Infeksi pasca trauma atau infeksi pasca operasi.

Tanda dan Gejala

Berdasarkan stadium

Pembentukan abses ini melalui beberapa stadium dengan masing-

masing stadium mempunyai gejala-gejala tersendiri, yaitu:

1. Stadium subperiostal dan periostal

Pembengkakan belum terlihat jelas

Warna mukosa masih normal

Perkusi gigi yang terlibat terasa sakit yang sangat

Palpasi sakit dengan konsistensi keras

2. Stadium serosa

Abses sudah menembus periosteum dan masuk kedalam tunika serosa

dari tulang dan pembengkakan sudah ada

Mukosa mengalami hiperemi dan merah

Rasa sakit yang mendalam

Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi

3. Stadium submukosa

Pembengkakan jelas tampak

Rasa sakit mulai berkurang

Mukosa merah dan kadang-kadang terlihat terlihat pucat

Perkusi pada gigi yang terlibat terasa sakit

Palpasi sedikit sakit dan konsistensi lunak, sudah ada fluktuasi

4. Stadium subkutan

Page 11: Crs Abses Periapikal

Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit

Warna kulit ditepi pembengkakan merah, tapi tengahnya pucat

Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah

Turgor kencang, berkilat dan berfluktuasi tidak nyata

Gejala-gejala umum dari dento-alveolar abses adalah:

Gigi terasa sensitif kepada air sejuk atau panas.

Rasa pahit di dalam mulut.

Nafas berbau busuk.

Kelenjar Getah Bening bengkak.

Bagian rahang bengkak (sangat serius).

Suhu badan meningkat tinggi dan kadang-kadang menggigil

Denyut nadi cepat/takikardi

Nafsu makan menurun sehingga tubuh menjadi lemas (malaise)

Bila otot-otot perkunyahan terkena maka akan terjadi trismus

Sukar tidur dan tidak mampu membersihkan mulut

Pemeriksaan laboratorium terlihat adanya leukositosis

Sedangkan pada pemeriksaan fisik ditemukan:

Gingiva

o Bengkak

o Hangat

o Eritema

o Fluktuasi massa yang biasanya meluas ke sisi bukal dari gingiva

dan refleksi ke gingiva-bukal

Gigi geligi: gigi yang biasanya terlibat adalah molar bawah ke-3, diikuti

gigi pada posisi sebelumnya; gigi pada posisi posterior lebih jarang terlibat

dan gigi pada posisi anterior sangat jarang terlibat.

o Terjadi peningkatan mobilitas

o Nyeri pada penekanan atau perkusi

Keterlibatan kelenjar getah bening regional

Page 12: Crs Abses Periapikal

Pada infeksi yang lebih parah dapat terjadi:

o Trismus

o Disfagia

o Dispnea, dan

o Necrotizing fascitis

Bengkak pada leher atau wajah.

Sedangkan pada pemeriksaan fisik ditemukan:

o Gingiva :

o Nyeri tekan

o Terdapat bengkak

o Terdapat hiperemis pada daerah gigi 35,36,37

o Gigi geligi: ditemukan karies sampai profunda

o Nyeri pada penekanan atau perkusi

o Tidak ada Keterlibatan kelenjar getah bening regional

o Tidak ada Bengkak pada leher atau wajah.

Maka pada pasien ini termasuk Stadium subperiostal dan periostal

Diagnosis banding

Diagnosis banding abses periapikal adalah periodontitis apikalis,

granuloma periapikal, dan kista radikular. Masalah lain yang perlu

dipertimbangkan adalah abses peritonsilar, gingivostomatitis, parotiditis, facial

cellulitises.

Pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium meliputi:

o Pemeriksaan leukosit menunjukkan leukositosis dengan neutrofil

predominan.

o Kultur darah (aerobik dan anaerobik) sebelum diberikan antibiotik

inisial parenteral.

o Needle aspirate diindikasikan untuk pewarnaan gram dan kultur.

Page 13: Crs Abses Periapikal

Pemeriksaan imaging:

o Periapical radiography adalah level pertama investigasi.

o Panoramic radiography (pantomography) dapat membantu pada

situasi emergensi.

Pada pemeriksaan Imaging Rontgent pasien ini :

Tampak gambaran radiolusen berbatas diffuse di periapikal gigi 36

Terapi

Tujuan terapi pada abses periapikal adalah menghilangkan faktor

penyebab (patogen) atau immunogen. Terapi pada awalnya berdasarkan gejala,

dengan memberikan analgesik, drainase, antipiretik, antibiotik dan dilanjutkan

dengan perawatan gigi serta terapi endodontik gigi. Tindakan yang terpenting

adalah mencabut pulpa yang terkena dan mengeluarkan nanahnya.

Abses atau selulitis diatasi dengan menghilangkan infeksi dan membuang

nanah melalui bedah mulut atau pengobatan saluran akar.

Drainase

Insisi (dibuka) absesnya, dan didrainase nanah yang berisi bakteri

Perawatan saluran akar. Gigi yang mati akan dibor dan dikeluarkan nanah

untuk membuang jaringan yang rusak dari pulpa. Kemudian lubang akar

ditambal untuk mencegah infeksi/peradangan lebih lanjut.

Drainase oleh dokter bedah mulut dilakukan jika besar absesnya untuk

membuang jaringan yang sakit (dicabut gigi)

Page 14: Crs Abses Periapikal

Analgesik

Perlu diketahui bahwa obat penghilang sakit tidak bisa menyembuhkan

abses gigi. Analgesik ini biasanya digunakan untuk penundaan perawatan abses

gigi.

Petunjuk tentang pemakaian analgesik dengan aman:

Jangan memakai ibuprofen jika menderita asma, atau jika mempunyai,

atau pernah mempunyai ulcer gastric.

Jangan terlalu sering memakai obat penghilang sakit di satu waktu tanpa

lebih dulu berkonsultasi dengan dokter dan perawat.

Aspirin tidak  cocok untuk anak-anak di bawah umur 16 tahun

Untuk ibu hamil dan menyusui baik digunakan paracetamol

Jika nyeri hebat, boleh menggunakan analgesik yang lebih kuat, seperti

codeine fosfat.

Pencegahan nyeri gigi, meliputi:

Hindari makanan dan minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas,

Makan makanan lunak,

Makan dengan menggunakan sisi yang berlawanan dari abses, dan

Penggunaan sikat gigi yang lembut dan serat halus seperti sutra di sekitar

gigi yang sakit.

Antibiotik

Antibiotik untuk abses gigi digunakan untuk mencegah penyebaran

infeksi, dan dapat dipakai bersama analgesik. Penggunaan amoxicillin atau

metronidazole, jika:

Wajah bengkak, ini menunjukkan infeksi atau peradangan menyebar ke

area sekelilingnya,

Terlihat tanda-tanda dari infeksi berat, seperti demam atau pembengkakan

kelenjar gerath bening,

Page 15: Crs Abses Periapikal

Daya tahan tubuh menurun, seperti orang yang telah di kemoterapi, atau

seperti infeksi HIV positif,

Peningkatan faktor risiko, seperti diabetes mellitus, dan risiko

endocarditis.

Pada stadium periostal meningkat tinggi dan sub periostal dilakukan

trepanasi untuk mengeluarkan nanah dan gas gangren yang terbentuk, kemudian

diberikan obat-obatan antibiotika, anti inflamasi, antipiretika, analgesika dan

roboransia. Dengan cara ini diharapkan abses tidak meluas dan  dapat sembuh

Pada stadium serosa dianjurkan untuk kumur-kumur air garam hangat

kuku dan kompres panas, supaya abses masuk kearah rongga mulut

Pada stadium submukosa dan subkutan dimana sudah terjadi fluktuasi

maka dilakukan insisi dan dimasukkan kain gaas steril atau rubber-dam sebagai

drainase, kemudian diberikan obat-obatan antibiotika, antiinflamasi, antipiretika,

analgesika dan roboransia.

Pencabutan gigi yang terlibat (menjadi penyebab abses) biasanya

dilakukan sesudah pembengkakan sembuh dan keadaan umum pasien membaik.

Dalam keadaan abses yang akut tidak boleh dilakukan pencabutan gigi karena

manipulasi ekstraksi yang dilakukan dapat menyebarkan radang sehingga

mungkin terjadi osteomyelitis.

Komplikasi

Infeksi kejaringan lunak (selulitis fasial, angina Ludwig).

Infeksi kejaringan tulang (osteomielitis mandibula atau maksila).

Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan abses serebral, endokarditis,

pneumonia, dan lain-lain.

Dapat terjadi sepsis        

Prognosis

Page 16: Crs Abses Periapikal

            Prognosis dari periapikal abses adalah baik terutama apabila diterapi

dengan segera menggunakan antibiotika yang sesuai. Apabila menjadi bentuk

kronik, akan lebih sukar diterapi dan menimbulkan komplikasi yang lebih buruk

dan kemungkinan amputasi lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta

Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius. 2000. Hal 149-58

2. Schneider K. Dental abscess. Emedicine. 2009. Updated 28 Juli 2009.

Tersedia dari: http://emedicine.medscape.com/article/909373-diagnosis

diakses tanggal 13 Oktober 2009 pukul 21.15 wib

3. Department of periodontics Wilford Hall Medical center Lackland AFB,

Texas, United State. Acute periodontal conditions. Tersedia dari :

Page 17: Crs Abses Periapikal

http://www.airforcemedicine.afms.mil/intradoc-cgi/nph-idc_cgi. diakses

pada tanggal 13 Oktober 2009 pukul 21.35 wib.

4. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) UNAIR vol 37 No. 2 April

2004 Judul: “ Immunopathogenesis and treatment of periapical abscess

due to root canal infection”. Tersedia dari: www.journal.unair.ac.id/

detail_jornal.php diakses tanggal 13 Oktober 2009 pukul 21.30 wib