bab ii teori...berdasarkan teori weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 weber menulis teori...

14
6 BAB II KAJIAN TEORITIS Kerlinger dalam Sugiyono (2005) mengemukakan bahwa, teori adalah seperangkat konstruk atau definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Dalam hal ini peneliti melakukan aktivitas penelitian untuk menyampaikan logika konseptual dalam upaya menjelaskan secara teoritis masalah yang dikaji dalam penelitian. dalam bab ini akan dibahas teori dan definisi konsep yang terkait dengan komunikasi organisasi dan kinerja karyawan. 2.1 Efektivitas Komunikasi Organisasi 2.1.1. Pengertian Efektivitas Komunikasi Organisasi dalam perusahaan Di dalam kehidupan perkantoran, komunikasi efektif ini menjadi sebuah kebutuhan. Banyak aturan yang harus dilengkapi penjelasan, dimaksudkan agar kesalahpahaman interpretasi dapat dihindarkan. Apabila salah seorang pegawai kantor merasa belum jelas dengan informasi yang diterimanya, maka lebih baik meminta penjelasan. Hal ini disebabkan, komunikasi yang tidak efektif di kantor bisa jadi mengakibatkan dampak negatif dan kerugian yang serius. Komunikasi efektif di perkantoran akan sangat membantu peningkatan kinerja dan ketepatan dalam penyelesaian suatu urusan. Menurut Suranto AW (2010:105), ada beberapa indikator komunikasi efektif, ialah: 1. Pemahaman Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator.

Upload: others

Post on 27-Dec-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Kerlinger dalam Sugiyono (2005) mengemukakan bahwa, teori adalah

seperangkat konstruk atau definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat

fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga

dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

Dalam hal ini peneliti melakukan aktivitas penelitian untuk menyampaikan

logika konseptual dalam upaya menjelaskan secara teoritis masalah yang dikaji

dalam penelitian. dalam bab ini akan dibahas teori dan definisi konsep yang

terkait dengan komunikasi organisasi dan kinerja karyawan.

2.1 Efektivitas Komunikasi Organisasi

2.1.1. Pengertian Efektivitas Komunikasi Organisasi dalam perusahaan

Di dalam kehidupan perkantoran, komunikasi efektif ini menjadi sebuah

kebutuhan. Banyak aturan yang harus dilengkapi penjelasan, dimaksudkan agar

kesalahpahaman interpretasi dapat dihindarkan. Apabila salah seorang pegawai

kantor merasa belum jelas dengan informasi yang diterimanya, maka lebih baik

meminta penjelasan. Hal ini disebabkan, komunikasi yang tidak efektif di kantor

bisa jadi mengakibatkan dampak negatif dan kerugian yang serius. Komunikasi

efektif di perkantoran akan sangat membantu peningkatan kinerja dan ketepatan

dalam penyelesaian suatu urusan.

Menurut Suranto AW (2010:105), ada beberapa indikator komunikasi

efektif, ialah:

1. Pemahaman

Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat

sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator.

Page 2: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

7

2. Kesenangan

Yakni apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan

informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan kedua

belah pihak. Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi

pesan, akan tetapi dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara

menyenangkan untuk memupuk hubungan insani.

3. Pengaruh pada sikap

Komunikasi dikatakan mempengaruhi sikap, apabila seorang

komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah sesuai

dengan makna pesan itu. Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan

bagian dari kehidupan sehari-hari di perkantoran. Dalam berbagai situasi kita

berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain

bersikap positif sesuai keinginan kita.

4. Hubungan yang makin baik

Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja

meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di perkantoran, seringkali

terjadi komunikasi dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi atau

mempengaruhi sikap semata, tetapi kadang-kadang terdapat maksud implisit

di sebaliknya, yakni untuk membina hubungan baik.

5. Tindakan

Kedua belak pihak yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai

dengan pesan yang dikomunikasikan.

Komunikasi efektif menuntut kepekaan seseorang dalam situasi dan

kondisi yang ada, bahkan kegagalan organisasi dikaitkan dengan komunikasi yang

buruk karena kurangnya perhatian dari para pendengar. Menurut Suranto (2010)“

sebuah komunikasi yang efektif membutuhkan kontak mata, ekspresi wajah,

postur tubuh, dan penampilan fisik secara eksternal”.

1. Kontak Mata

Kontak mata adalah cara yang selalu digunakan dalam berkomunikasi,

karena orang merasa diperhatikan ketika orang yang berbicara saling bertatap

Page 3: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

8

mata dan dirinya tidak merasa diabaikan sehingga dapat memperjelas

informasi yang akan disampaikan.

2. Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah dalam berkomunikasi menentukan jelas tidaknya suatu

pesan, dalam hal ini mengangguk, tersenyum, mengcungkan jari. Untuk itu

dengan adanya ekspresi wajah ini pesan yang disampaikan oleh komunikator

akan mampu meyakinkan komunikan untuk memahami isi pesan.

3. Postur Tubuh

Gerak-gerik tubuh bisa menjadikan sebuah tambahan dalam

berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan penilaian seseorang.

Misalkan postur tubuh yang lebih besar akan menimbulkan kesan perkas, kuat

dan lebih dihormati.

4. Selera Berbusana

Berbusana merupakan cermin dari kepribadian seseorang. Contoh;

berpenampilan menarik, bersih, rapi, seseorang akan mengambil keputusan

bahwa orang itu baik. Dengan berbusana yang menarik orang akan lebih

tertarik, sehingga pesan yang disampaikan akan mudah untuk diterima.

Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber

menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari

sudut pandang struktural klasik, dan interaksi komunikatif yang terjadi dalam

konteks tersebut (Rumania, 2011).

Organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai

tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada, dan

organisasi ialah wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Ciri- ciri suatu organisasi dari Max Weber (1989) tentang birokrasi adalah

sebagai berikut:

1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang telah ditetapkan

2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi ke dalam tugas-tugas organisasi

disalurkan di antara berbagai-berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi.

Page 4: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

9

3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban yang diberikan kepada

jabatan.

4. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis

5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi jelas, yang ditetapkan

secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan

dalam organisasi.

6. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal,yakni peraturan-

peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang.

7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin

merupakan bagian dari organisasi

8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan

organisasi.

9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi

teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.

10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis,

kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.

Ciri- ciri ini menghasilkan pengambilan keputusan yang rasioanla dan

efisien administratif. Ahli-ahli berpengalaman adalah orang-orang yang paling

cakap untuk membuat keputusan-keputusan teknis. Kinerja berdisiplin yang

teratur dengan aturan-aturan, regulasi dan kebijakan-kebijakan yang abstrak dan

dikoordinasikan oleh kewenangan hierarkis merupakan usaha yang rasional dan

konsisten untuk mencapai tujuan.

2.1.2 Unsur dan Proses Komunikasi

Kemampuan merupakan proses penyampaiaan informasi antara satu

individu dengan individu lain, dimana masing masing individu diharapkan

memiliki kemampuan serta keterampilan yang dibutuhkan dalam proses

komunikasi.

Menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses mengubah perilaku

orang lain (communication is the process to modify the behavior of other

Page 5: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

10

individuals) (Effendy: 2006: 10). Proses komunikasi pada hakikatnya adalah

proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada

orang lain (komunikan).

Selain menurut pengertian di atas, komunikasi adalah interaksi antar

manusia yang bertujuan untuk menumbuhkan pengertian antara komunikator

(penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan). Komunikasi yang efektif,

yaitu bagaimana antara penyebar pesan dan penerima pesan dapat menimbulkan

suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek). (Ruslan: 2008: 20)

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan),

pikiran dapat berupa gagasan, informasi, opini, dan lain–lain, yang muncul dari

benaknya perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu–raguan,

kekhawatiran, kamarahan, keberanian, kegairahan, dan lain sebagainya yang

timbul dari lubuk hati. (Effendy, 2006:11)

Menurut Effendy (2006:11) komunikasi ialah cara agar suatu pesan yang

disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada

komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya,

yakni:

a. Dampak Kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang

menyebabkan dia tahu serta meningkatnya intelektualitasnya.

b. Dampak Efektif adalah dampak yang timbul tidak hanya menyebabkan

komunikan tahu atau meningkat intelektualitasnya saja tetapi juga tergerak

hatinya dengan menimbulkan perasaan tertentu.

c. Dampak Konatif adalah dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk

perilaku, tindakan, dan kegiatan.

Dari pengertian komunikasi menurut para ahli seperti yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat diambil garis lurus bahwa dalam komunikasi

terdapat unsur yang dicakup. Komponen unsur tersebut adalah : komunikator,

pesan, media, komunikan, dan efek.

Page 6: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

11

Mulyana (2008: 69 – 71), melalui beberapa pengertian komunikasi yang

telah dikemukakan menjelaskan bahwa komunikasi dapat terjadi jika ada

seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu

yang artinya komunikasi hanya dapat terjadi apabila didukung dengan adanya

sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur–unsur ini bisa juga disebut

komponen atau elemen–elemen komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Sumber (Source)

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi,

perusahaan, atau bahkan satu negara.

b. Pesan (Message)

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber penerima. Pesan

merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber. Pesan mempunyai tiga

komponen yaitu, makna, symbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk

atau organisasi pesan.

c. Saluran atau Media (Channel)

Saluran atau media adalah alat atau wahana yang digunakan sumber

untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk

pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal

atau non verbal.

d. Penerima (Receiver)

Penerima adalah orang yang menerima pesan dari sumber.

e. Efek (Effect)

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan

tersebut.

2.1.3 Bentuk-bentuk Pesan Komunikasi

Dalam penyampaikan informasi, bentuk pesan di bagi menjadi beberapa

kategori-kategori sebagai berikut (http://marchela04.blogspot.com/2010/03/tugas-

komunikasi-bisnis-bab-1-dan-2.html):

Page 7: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

12

Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang hanya melalui lisan saja dan

tidak tertulis. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

komunikasi lisan secara langsung dan komunikasi lisan secara tidak langsung.

komunikasi lisan secara langsung bisa berarti, bahwa komunikasi yang terjadi

secara langsung yakni melalui tatap muka, seperti halnya orang berceramah, orang

berpidato, orang wawancara, berorasi. Sedangkan komunikasi lisan tidak langsung

berarti terjadi komunikasi tanpa adanya tatap muka, seperti halnya orang berbicara

ditelepon, fax, email ataupun surat.

Komunikasi Tertulis

Komunikasi tertulis atau tercetak adalah komunikasi dengan

mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang mengandung

arti), yang tertulis atau tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak lain. Jadi

kesimpulannya kedua komunikasi ini lebih kepada komunikasi satu arah, dimana

komunikator hanya menyampaikan pesan yang ada. Untuk komunikasi ini dirasa

kurang efektif karena penyampaian pesan dari komunikator belum tentu bisa

dipahami oleh komunikan. Ketika komunikator memberi informasi, dia tidak

memahami apakah yang diberi informasi sudah mengerti atau belum akan

informasi yang telah disampaikan misalnya seperti laporan.

Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa

badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala, dan lain-lain.

Komunikasi ini melalui berbagai isyarat atau signal non-verbal. Media yang

dipergunakan ialah ekspresi, gerak isyarat, gerak dan posisi badan, yang disebut

bahasa badan yang menyatakan sikap dan perasaan seseorang. Misalkan berbicara

pelan ataupun seorang manajer menampakkan wajah yang masam ketika

bawahannya mengajukan pendapat, dan bisa jadi bawahan tersebut menafsirkan

muka masam itu sebagai penolakan, padahal bisa jadi manajer tersebut lagi sakit

gigi.

Page 8: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

13

2.1.4 Hambatan Komunikasi yang Kurang Efektif di Perusahaan

Komunikasi dalam prosesnya, ada saja beberapa hal yang merintangi atau

menghambat tercapainya tujuan dari proses komunikasi. Hambatan atau rintangan

dalam komunikasi bisa berasal dari pribadi komunikan dan komunikator,

lingkungan dan lain sebagainya. Suatu sebab utama dari kemacetan komunikasi

adalah kebisingan, bunyi atau suara yang ribut, yang dalam konteks ini berarti

segala sesuatu yang mengganggu penyampaian atau penerima penerimaan pesan.

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan

belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan

atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/simbol, Hal ini dapat terjadi karena bahasa

yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,

simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama

atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media

komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga

tidak dapat mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi

oleh si penerima

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat

menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru

dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak

menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak

tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

Page 9: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

14

Tabel 2.1 Hambatan dalam Komunikasi

Hambatan Fisik Hambatan Semantik Hambatan Psikologis Hambatan fisik dapat

mengganggu komunikasi

yang efektif, cuaca

gangguan alat komunikasi,

dan lain lain.

Kata-kata yang

dipergunakan dalam

komunikasi kadang-

kadang mempunyai arti

mendua yang berbeda,

tidak jelas atau berbelit-

belit antara pemberi pesan

dan penerima

Hambatan psikologis dan

sosial kadang-kadang

mengganggu dalam

berkomunikasi.

Contoh : Contoh : Contoh : gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi ( media penghubung) dan sebagainya.

Pengunaan logat bahasa perbedaan nilai-nilai serta

harapan yang berbeda

antara pengirim dan

penerima pesan

Sumber: http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/06/hambatan-komunikasi-

untuk-pelatihan.html

Hambatan-hambatan seperti inilah yang nantinya akan menjadikan komunikasi

tidak terarah, simpang siur dan ketidakjelasan tujuan komunikasi.

2.2 Kinerja Karyawan

2.2.1 Pengertian Kinerja karyawan Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja atau performance.

Sebagaimana diungkapkan oleh Mangkunegara (2005:2) istilah kinerja berasal dari

job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab

yang diberikan. Kinerja dalam Mangkunegara (2005) adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan padanya.

Page 10: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

15

Menurut Sulistiyani (2003:223) kinerja seseorang merupakan kombinasi dari

kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Hasibuan

(2001:34) mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesunguhan serta waktu.

Whitmore dalam bukunya Coaching for Performance (1997:104) menyatakan

bahwa kinerja adalah suatu pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang

atau perbuatan, suatu prestasi. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui

dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil

suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau

perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan

operasional.

Wood dkk (1998) menyebutkan bahwa kinerja adalah ringkasan ukuran

jumlah dan mutu serta kontribusi tugas individu atau kelompok pada unit kerja dan

organisasi atau sebagai mutu dan jumlah kerja yang dihasilkan. Pendapat yang lain

menyatakan bahwa kinerja karyawan (job performance) dapat diartikan sebagai

sejauh mana seseorang melaksanakan tanggung jawab dan tugas kerjanya (Singh

etal., 1996). Faustino Gomes (1995) mengatakan performansi pekerjaan adalah

catatan hasil atau keluaran (outcomes) yang dihasilkan dari suatu fungsi pekerjaan

tertentu atau kegiatan tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

2.2.2 Penilaian Kinerja

Menurut Dessler (1997) penilaian prestasi kinerja adalah suatu proses

penilaian prestasi kinerja pegawai yang dilakukan pemimpin perusahaan secara

sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Menurut Handoko

(1996) penilaian prestasi kinerja adalah proses mengevaluasi dan menilai prestasi

kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusankeputusan personalia

dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja

mereka. Menurut Stoner et al. (1996) penilaian prestasi kinerja adalah proses yang

meliputi: (1) penetapan standar prestasi kerja; (2) penilaian prestasi kerja aktual

karyawan dalam hubungan dengan standar-standar ini; dan (3) memberi umpan

balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk

Page 11: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

16

menghilangkan kemerosotan prestasi kerja.. Menurut Flipo (dalam

Sariyathi,2003) mengatakan bahwa pengukuran kinerja dapat dilakukan melalui

aspek-aspek (1) kualitas kerja; (2) kuantitas kerja; dan ( 3) sikap. selanjutnya

menurut John Bernardin dan Russel (1993) pengukuran kinerja

mempertimbangkan aspek (1) kuantitas; (2) kualitas; dan (3) ketepatan waktu; (4)

ketaatan; (5) efektifitas; (6) kemandirian; (7) komitmen kerja.

Dengan demikan dapat dikatakan bahwa aspek-aspek kinerja yang dapat

dijadikan sebagai standar penilaian adalah:

1. kualitas kerja, yakni berkaitan dengan keterampilan,ketelitian, kerapian,

dan kesesuaian hasil pekerjaan yang dihasilkan dalam kurun waktu

tertentu.

2. kuantitas kerja yaitujumlah pekerjaan yang dihasilkan dalam kurun waktu

tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas reguler dan tugas

tambahan.

3. sikap berkaitan dengan ketaatan mengikuti perintah kebiasaan mengikuti

peraturan, keselamatan, insiatif, ketepatan waktu kehadiran dan dapat

menunjukkan seberapa jauh tanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas,

serta bagaimana tingkat kerja sama dengan rekan kerja dan atasan dalam

menyelesaikan pekerjaan.

4. ketepatan waktu yakni ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas

berdasarkan standart kerja yang telah ditetapkan

5. efektifitas yakni tingkat pengguna sumber daya organisasi dengan maksud

menaikkan keuntungan.

6. kemandirian yakni tingkat dimana seorang karyawan dapat melaksanakan

fungsi kerja, tanpa meminta bantuan, bimbingan dari pengawas atau

meminta turut campurnya pengawas guna menghindari hasil yang

merugikan

7. komitmen kerja yakni Tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen

kerja dengan perusahaan dan tanggung jawab kerja dengan perusahaan.

Menurut Irving (dalam Handayani, 2001) komponen penting untuk

Page 12: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

17

melakukan penaksiran kinerja adalah kuantitas dan kualitas kinerja seorang

karyawan. Karyawan dinilai berdasarkan pencapaian kuantitas dan kualitas output

yang dihasilkan dari serangkaian tugas yang harus dilakukan.

Manfaat penilaian kinerja adalah untuk :

mendorong orang atau karyawan agar berperilaku positif atau

memperbaiki tindakan mereka yang dibawah standart.

sebagai bahan penelitian bagi manajemen apakah karyawan tersebut telah

bekerja dengan baik; dan

sebagai bahan penelitian dasar yang kuat bagi pembuatan kebijakan

peningkatan organisasi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu

proses dalam orgainisasi untuk mengevaluasi atau mengukur kontribusi karyawan

atau pegawai kepada orgainisasi tempat ia bekerja.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja, perlu dilakukan

pengkajian terhadap teori kinerja. Secara faktor fisik maupun non fisik sangat

mempengaruhi kinerja seseorang. Selain itu kondisi lingkungan fisik juga akan

mempengaruhi berfungsinya factor lingkungan non fisik. Menurut Prawirosentono

(1999) kinerja seseorang akan baik jika orang itu mempunyai keahlian yang tinggi

dan mempunyai imbalan dan harapan masa depan.secara teoritis ada tiga

kelompok variable yang mempengaruhi perilaku kinerja , yaitu: variable individu,

variable organisasi dan variabel psikologis.

Menurut Gibson (2010), kelompok variabel individu terdiri dari variable

kemampuan dan ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. sedangkan

variabel ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja

dan kinerja individu dan kelompok variabel psikologis terdiri dari sikap,

kepribadian, belajar dan motivasi yang banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat

sosial serta pengalaman kerja.

Page 13: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

18

2.3 Kerangka Penelitian

Dari deskripsi teori di atas peneliti membuat model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagai masalah yang penting. Dalam hal ini penulis mengambarkan pertautan

antara varibel yang diteliti seperti terlihat pada bagan berikut ini.

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

Penjelasan Komunikasi merupakan salah satu unsur penting yang menandai

kehidupan di dalam suatu perkantoran apa lagi di tengah persaingan yang serba

ketat. Sehingga ketika perkantoran itu berharap dapat bekerja dalam sebuah

manajemen yang efisien, maka di dalamnya harus dilakukan langkah-langkah

komunikasi intenal secara terencana untuk meningkatkan kemajuan sebuah

perkantoran.

Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan ditandai kerjasama

secara sinergis dan harmonis dari berbagai komponen antara pimpinan dan

bawahan yang saling mendukung, sehingga senantiasa terjadi efektifitas

komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan yang semakin kokoh dalam

meningkatkan suatu pekerjaan.

Karena komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu

organisasi dan keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kelancaran

komunikasi yang dilakukan para anggotanya. komunikasi yang terdapat dalam

sebuah organisasi disebut komunikasi organisasi

Sehingga, menjadi sangat penting untuk mengetahui apakah ada efektifitas

komunikasi organisasi yang signifikan terhadap kinerja para pegawai PT.Astra

International.

Kinerja Karyawan

Komunikasi Organisasi

Page 14: BAB II Teori...Berdasarkan teori Weber mengenai organisasi, pada tahun 1910 Weber menulis teori berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang struktural

19

2.4. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini perlu sekali adanya hipotesis, karena hipotesis

sebagai indikasi untuk menarik kesimpulan penelitian yang berbentuk dalil atau

generalisasi yang akan dibuktikan dan diteliti serta diuji kebenarannya.

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengaruh Komunikasi

Organisasi dengan Kinerja karyawan pada PT. Astra Internasional, TSO-

Auto 2000.

Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengaruh

Komunikasi Organisasi dengan Kinerja karyawan pada PT. Astra

Internasional, TSO-Auto 2000.