6. all chapter edited pc²

Upload: nanahanafiah

Post on 07-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    1/44

    PENDAHULUAN

    Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalamarti tidak terjaga atau tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu

    memberikan respon yang normal terhadap stimulus. Penurunan kesadaran

    merupakan masalah umum dalam kedokteran. Diperkirakan sepertiga orang

    dewasa pernah mengalami pingsan (sinkop atau kehilangan kesadaran) paling

    sedikit, sekali episode sinkop pernah dialami selama hidupnya. Di Amerika

    dikatakan bahwa ± 3 dari kunjungan pasien di gawat darurat di sebabkan oleh

    sinkop , dan merupakan ! dari alasan seseorang datang kerumah sakit."erdasarkan hasil pengumpulan data #umah $akit Pendidikan dr. Piringadi, para

     peneliti memperkirakan bahwa terdapat 3 kasus dengan penurunan kesadaran

    atau koma dari %& jumlah kasus kegawatdaruratan neurologi di #umah $akit dr.

    Piringadi. 'eadaan ini juga mendominasi unit gawat darurat pada berbagai

     pelayanan rumah sakit. %

    awat darurat diartikan sebagai suatu keadaan yang terjadinya mendadak 

    mengakibatkan sesorang atau banyak orang memerlukan penangananpertolongansegera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak 

    mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat

    kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.*

    Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu +

     pengkajian primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat

    darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan surei primer untuk 

    mengidenti-ikasi masalahmasalah yang mengancam hidup pasien, barulah

    selanjutnya dilakukan surei sekunder. /ahapan pengkajian primer meliputi +

      A: Airway, mengecek jalan na-as dengan tujuan menjaga jalan na-as disertai

    kontrol serikal0  B: Breathing , mengecek perna-asan dengan tujuan mengelola

     perna-asan agar oksigenasi adekuat0 C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi

    disertai kontrol perdarahan0  D: Disability, mengecek status neurologis0  E:

     Exposure, enviromental control , buka baju penderita tapi cegah hipotermia. 3

    1

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    2/44

    2

      Pengkajian primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang

    mengancam nyawa pasien. Pengkajian primer dilakukan secara sekuensial sesuai

    dengan prioritas. /etapi dalam prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam

    tempo waktu yang singkat (kurang dari %& detik) di-okuskan pada  Airway

     Breathing,Circulation  (A"1). 'arena kondisi kekurangan oksigen merupakan

     penyebab kematian yang cepat. 'ondisi ini dapat diakibatkan karena masalah

    sistem perna-asan ataupun bersi-at sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh

    yang lain. Pasien dengan kekurangan oksigen dapat jatuh dengan cepat ke dalam

    kondisi gawat darurat sehingga memerlukan pertolongan segera. Apabila terjadi

    kekurangan oksigen !2 menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih

    dari %& menit akan menyebabkan kematian. leh karena itu pengkajian primer 

     pada penderita gawat darurat penting dilakukan secara e-ekti- dan e-isien.4

    $ebagian besar indiidu yang mengalami sinkop (penurunan kesadaran)

    tidak mencari pertolongan dokter sehingga praelensi dari sinkop tersebut sulit di

    tentukan. Pasien yang mengalami episode sinkop akan mengalami penurunan

    kualitas hidup mereka. Prognosis dari sinkop sangat berariasi tergantung dari

    diagnosis etiologinya. Pada pengamatan dikatakan bahwa tingkat mortalits

    tertinggi ditemukan pada kasus sinkop yang disebabkan oleh masalah kardiak.

    $edangkan pada kelompok dengan kejadian sinkop yang berhubungan dengan

     persara-an termasuk hipotensi ortostati dan sinkop yang berhubungan kasus gawat

    darurat yang sering dijumpai dalam praktek seharihari. %

    Definisi Penurunan Kesadaran

    Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar 

    dalam arti tidak terjaga atau tidak terbangun secara utuh sehingga tidak 

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    3/44

    3

    mampu memberikan respon yang normal terhadap stimulus. $ebagai de-inisi

    kesadaran, seseorang disebut sadar apabila ia sadar terhadap diri dan

    lingkungannya, maksudnya seseorang sadar akan perasaannya,reaksi,impuls

    yang dirasakan, kehendaknya dan tindakan yang diambil oleh diri sendiri

    sebagai akibat dari -ungsi kogniti- serta kaitan dengan kenangan dan

     penglaman lampau. 5aka secara sederhana kesadaran dapat dikatakan

    sebagai keadaan dimana seseorang mengenal atau mengetahui tentang dirinya

    maupun lingkungannya.6

    Dari de-inisi kesadaran diatas dapat ditarik de-inisi penurunan

    kesadaran yaitu, suatu keadaan dimana seseorang itu tidak sadar akan dirinya

    dan lingkungannya atau terganggunya -ungsi mental yang menyebabkan

    seseorang itu tidak sadar akan dirinya dan lingkungannya yang disertai

    dengan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.!

    $elain itu penurunan kesadaran atau koma dapat juga di de-inisikan

    sebagai suatu kegawatan neurologi yang menjadi petunjuk akan kegagalan

    -ungsi intergritas otak dan dan sebagai -inal common pathway dari gagal

    organ seperti jantung, gagal na-as, dan akhirnya akan berakibat kematian.

    leh karena itu, apabila terjadi penurunan kesadaran, maka dapat dijadikan

     pertanda bahwa telah terjadi suatu proses disregulasi dan dis-ungsi otak 

    dengan kecendrungan kegagalan seluruh -ungsi tubuh. Dalam hal menilai

     penurunan kesadaran dikenal beberapa istilah yang digunakan di klinik yaitu

    kompos mentis, somnolen, stupor, soporokoma, dan koma. /erminologi

    tersebut bersi-at kualitati-. $ementara itu, penurunan kesadaran dapat pula

    dinilai secara kuantati-, dengan menggunakan skala koma lassgow. 7

    1. Menentukan penurunan kesadaran secara kualitatif 7

    a. 1ompos 5entis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,

    dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    4/44

    4

     b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan

    sekitarnya,sikapnya acuh tak acuh.

    c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),

    memberontak, berteriakteriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

    d. $omnolen (btundasi, 8etargi), yaitu kesadaran menurun, respon

     psikomotor yang lambat,mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih

     bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu

    memberi jawaban erbal.

    e. $tupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada

    respon terhadap nyeri.

    -. 1oma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon

    terhadap rangsanganapapun (tidak ada respon kornea maupun

    re-lek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

    2. Menentukan penurunan kesadaran secara kuantitatif 7

    $ecara kuantitati- kesadaran dapat di nilai dengan menggunakan lasgow

    coma scale (1$) yang meliputi pemeriksaan untuk mata penglihatan (9),

    Pemeriksaan motorik (5) dan :erbal (:). Pemeriksaan ini mempunyai nilai

    terendah 3 dan nilai tertinggi %6.

    Pemeriksaan derajat !" untuk pen#li$atan % mata

    E1+ /idak membuka mata dengan rangsang nyeri

    E2+ membuka mata dengan rangsangan nyeri

    E&+ membuka mata dengan rangsangan suara

    E'. 5embuka mta dengan spontan

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    5/44

    5

    Pemeriksaan derajat !" Untuk m(t(rik 

    M1+ /idak melakukan reaksi motorik dengan rangsangan nyeri

    M2+ #eaksi deserbrasi dengan rangsang nyeri

    M&+ #eaksi dekortasi dengan rangsang nyeri

    M'+ #eaksi menghampiri rangsang nyeri tidak tetapi menapai sasaran

    M) + #eaksi menghampiri rangsang nyeri tetapi menapai sasaran

    M* + #eaksi motorik sesuai perintah

    Pemeriksaan derajat !" Untuk +er,al

    +1+ /idak menimbulkan respon erbal dengan rangsang nyeri (none)

    +2 + #espon mengerang dengan rangsang nyeri ( sound )

    +& + #espon kata dengan rangsang nyeri (words)

    +' + "icara dengan kalimat tetapi disorientasi dengan waktu dan tempat

    (confused )

    +) + "icara dengan kalimat denga orientasi baik (oriented )

    Pat(fisi(l(#i dan Eti(l(#i Penurunan Kesadaran

    'esadaran (coniousness) mengacu pada kesadaran subjekti- mengenai

    dunia luar dan diri, termasuk kesadaran mengenai dunia pikiran sendiri yaitu

    kesadaran mengenai pikiran, presepsi, mimpi, dan sebagainya.  'esadaran

    ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemis-er 

    serebri dan Ascending #eticular Actiating $ystem (A#A$) ;ika terjadi

    kelainan pada kedua sistem ini, baik yang melibatkan sistem anatomi maupun

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    6/44

    6

    -ungsional akan mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran dengan

     berbagai tingkatan./ingkat kesadaran berikut ini di urutkan berdasarkan

     penurunan tingkat keadaan terjagabangun (arousal ), berdasarkan seberapa

    intensi- interaksi antara rangsangan peri-er dan otak+2

      a. 'etajaman perhatian maksimum (maximum alertness)

     b. 'eadaan terjaga penuh (wakefullness)

    c. /idur (dibedakan beerapa jenis)

    d. 'oma

    'etajaman perhatian maksimum bergantung pada masukan sensorik penarik

     perhatian yang

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    7/44

    7

    mengakibatkan menurunnya kesadaran, karena #A$ terletak sebagian di atas

    tentorium serebeli dan sebagian lagi di bawahnya. ;adi prinsip dasar terjadi

    koma (penurunan kesadaran) adalah+ 8uka atau kerusakan pada #A$ atau

     proyeksinya, #usaknya sebagian besar kedua hemis-er serebral, dan

    tertekannya -ungsi retikulo serebral oleh obatobatan , toksin atau gangguan

    metabolik seperti hipoglikemia, anoksia, a@otemia, atau kegagalan hati.%

    Ada tiga mekanisme pato-isiologi timbulnya koma +7

    %. 8esi supratentorial*. 8esi subtentorial,

    3. Proses metabolik.

    K(ma supratent(rial

     a. 8esi mengakibatkan kerusakan di-us kedua hemis-er serebri, sedang batang otak tetap

    normal. ni disebabkan proses metabolik. b. 8esi struktural supratentorial (hemis-er). Adanya massa yang mengambil tempat

    didalam cranium (hemis-er serebri) beserta edema sekitarnya misalnyatumor otak,abses dan hematom mengakibatkan dorongan dan pergeseran struktur di

    sekitarnya0terjadilah herniasi girus singuli, herniasi transtentorial, dan

    herniasi unkus.

    K(ma -nfratent(rial

    ada dua macam lesi in-ratentorial yang menyebabkan koma+a. Proses di dalam batang otak sendiri yang merusak A#A$ atauserta

    merusak pembuluh darah yang mendarahinya dengan akibat

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    8/44

    8

    iskemi, perdarahan dan nekrosis.5isalnya pada  stroke, tumor, cedera

    kepala dan sebagainya. b. Proses di luar batang otak yang menekan A#A$.

    • 8angsung menekan pons.• Berniasi ke atas dari serebelum dan mesense-alon melalui

    celah tentorium dan menekan tegmentum mesense-alon.•   Berniasi ke bawah dari serebelum melalui -oramen magnum dan

    menekan medula oblongata. Dapat disebabkan oleh tumor serebelum,

     perdarahan serebelum dan sebagainya.

    K(ma Meta,(lik 7

     Proses metabolik melibatkan batang otak dan kedua hemis-er serebri. 'oma

    disebabkan kegagalan di-us dari metabolisme sel sara-.• 9nse-alopati metabolik primer.Penyakit degenerasi serebri yang

    menyebabkan terganggunya metabolisme sel sara- dan glia. 5isalnya

     penyakit Al@heimer.• 9nse-alopati metabolik sekunder.'oma terjadi bila penyakit

    ekstraserebral melibatkan metabolisme otak, yang mengakibatkan

    kekurangan nutrisi, gangguan keseimbangan elektrolit ataupun

    keracunan.Pada koma metabolik ini biasanya ditandai gangguan sistem

    motorik simetris dan tetap utuhnya re-leks pupil (kecuali pasien

    mempergunakan glutethimide atau atropin), juga utuhnya gerakangerakan

    ekstraokuler (kecuali pasien mempergunakan barbiturat).Pene,a, struktural pada kasus penurunan kesadaran/

     ?

    o

    Penyebab struktural 'eterangan

    % :askuler Perdrahan subarakhnoid, in-ark 

     batang kortikal bilateral* n-eksi Abses, 9nsa-alitis, 5eningitis3 ?eoplasma Primer atau metastatis4 /rauma Bematoma, edema, kontusi

    Bemoragik 

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    9/44

    9

    6 Berniasi Berniasi sentral, Berniasi >nkus,

    Berniasi singuli! Peningkatan tekanan

    intracranial

    Proses desak ruang

    Pene,a, Meta,(lik atau 0(ksis pada penurunan kesadaran/

     ?o Penyebab metabolik dan

    sistemik 

    'eterangan

    % 9lektrolit mbalans Bipo atau hipernatremia,

    hiperkalasemia, gagl ginjal, dangagal hati.

    * 9ndokrin hipoglikemia, ketoasidosis diabetik  3 :askuler 9nse-alopati hipertensi-  4 /oksik erdosis obat, gas

    karbonmonoksida (1)6 ?utrisi Diesiensi itamin " %*! angguan metabolic Asidosis laktat7 agal organ >remia, hipoksemia, ense-alopati

    hepatik.

    Penan#anan pasien pada penurunan kesadaran

    1. Jalan Napas (Airway)

    Cang pertama harus di nilai adalah kelancaran jalan napas. ni meliputi

     pemeriksan adanya obstruksi jalan napas dengan cara 8ook, 8isten dan eel.•   $ook

    Pada tahap ini yang dilakukan adalah melihat jalan napas pasien apakah

    ada obstrukdi jalan napas yang dapat disebabkan oleh benda asin, -raktur 

    tulang wajah,-raktur mandibula atau -asial, -raktur laring atau trakea atau

    tertup oleh lidah yang jatuh kebelakang.

     $isten

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    10/44

    10

     Pada tahap ini yang dapat dilakukan adalah dengarkan suara napas pasien.

    Apakahada suara napas tambahan atau tidak.$uara napas tambahan yang ada

    dalam kasus di atas adalah snoring. Dari suara napas tambahan tersebut, kita

    dapat mengetahui bahwa sumbatan jalan napas pasien adalah lidah pasien

    yang jatuh ke belakang.

    •  %eel

    Pada tahap ini yang dapat dilakukan adalah merasakan hembusan napas

     pasien.#asakan hembusan napas pasien adekuat atau tidak.%&

    0ata laksana

    /indakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa

    responsiitas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk memastikan

    ada atau tidaknya sumbatan jalan na-as. $eorang pasien yang dapat berbicara

    dengan jelas maka jalan na-as pasien terbuka.%%  Pasien yang tidak sadar 

    mungkin memerlukan bantuan airway dan entilasi. /ulang belakang leher 

    harus dilindungi selama intubasi endotrakeal jika dicurigai terjadi cedera padakepala, leher atau dada. bstruksi jalan na-as paling sering disebabkan oleh

    obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak sadar. %*

    Cang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain +

    • 'aji kepatenan jalan na-as pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau

     berna-as dengan bebasE

    • /andatanda terjadinya obstruksi jalan na-as pada pasien antara lain+

     Adanya snoring  atau gurgling 

    $tridor atau suara napas tidak normal

    Agitasi (hipoksia)

    Penggunaan otot bantu perna-asan  paradoxical chest movements

    $ianosis

    •  $ook  dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan

     potensial penyebab obstruksi +

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    11/44

    11

    5untahan

    Perdarahan igi lepas atau hilang

    igi palsu

    /rauma wajah

    • ;ika terjadi obstruksi jalan na-as, maka pastikan jalan na-as pasien terbuka.

    • 8indungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang

     berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.

    • unakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan na-as pasien sesuai

    indikasi misalnya penderita dengan gangguan kesadaran atau 1$ nya F

    2 atau adanya gerakan motorik yang tidak bertujuan atau jatuh lidah

    kebelakang, tindakan yang dilakukan +

    Chin lift  &aw thrust 

    8akukan suction (jika tersedia)

    ropharyngeal airwaynasopharyngeal airway,  $aryngeal 'ask 

     Airway

    8akukan intubasi

    2. Breathing  Pernafasan

    Pengkajian pada perna-asan dilakukan untuk menilai kepatenan jalan na-as

    dan keadekuatan perna-asan pada pasien. ;ika perna-asan pada pasien tidak 

    memadai, maka langkahlangkah yang harus dipertimbangkan adalah+

    dekompresi dan drainase tension pneumothoraGhaemothoraG, closure of open

    chest in&ury dan entilasi buatan.%*

    Cang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing   pada pasien antara

    lain +

    •  $ook , listen dan feel 0 lakukan penilaian terhadap entilasi dan oksigenasi

     pasien.

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    12/44

    12

     

    nspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda

    tanda sebagai berikut + cyanosis,  penetrating in&ury,  flail chest , sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu perna-asan.

    Palpasi untuk adanya + pergeseran trakea, -raktur ruling iga,

     subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis

    haemothorax dan pneumotoraks.

    Perkusi untuk menilai adanya udara atau darah dalam rongga

     pleura.

    Auskultasi untuk adanya + suara abnormal pada dada.

    • "uka dada pasien dan obserasi pergerakan dinding dada pasien jika perlu.

    • /entukan laju dan tingkat kedalaman na-as pasien0 kaji lebih lanjut

    mengenai karakter dan kualitas perna-asan pasien.

    • Penilaian kembali status mental pasien.

    • Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan

    • Pemberian interensi untuk entilasi yang tidak adekuat dan atau

    oksigenasi+ Pemberian terapi oksigen

    "ag:ale 5asker 

    ntubasi (endotrakeal atau nasal   dengan kon-irmasi penempatan

    yang benar), jika diindikasikan

    1atatan+ de-ibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway

     procedures

    • 'aji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan

     berikan terapi sesuai kebutuhan.

    3 .Circulation

    $hock dide-inisikan sebagai tidak adekuatnya per-usi organ dan oksigenasi

     jaringan. Bipoolemia adalah penyebab syok paling umum pada trauma.

    Diagnosis shock didasarkan pada temuan klinis+ hipotensi, takikardia,

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    13/44

    13

    takipnea, hipotermia, pucat, ekstremitas dingin, penurunan capillary refill ,

    dan penurunan produksi urin. leh karena itu, dengan adanya tandatanda

    hipotensi merupakan salah satu alasan yang cukup aman untuk 

    mengasumsikan telah terjadi perdarahan dan langsung mengarahkan tim

    untuk melakukan upaya menghentikan pendarahan.

    'lasi-ikasi derajat syok.%&

    Parameter Kelas - Kelas -- Kelas --- Kelas -+'ehilanganDarah (ml)

    76& 76&%6&& %6&&*&&& H*&&&

    'ehilangan

    darah (olume darah)

    %6 %63& 3&4& H4&

    Denyut nadi I %&& H%&& H%*& H%4&/ekanan darah ?ormal ?ormal 5enurun 5enurun/ekanan nadi(mmhg)

     ?ormal atau naik menurun menurun menurun

    ## %4*& *&3& 3&4& H36

    Produksi urin(mljam

    H 3& *&3& 6%6 tidak berarti

    1?$$tatusmental

    $edikit cemas Agak cemas 1emas, bingung "ingung, lesu(8ethargi)

    Penggantian

    airan

    kristaloid kristaloid kristaloid dan

    darah

    kristoloid dan

    darah Di adaptasi dari Amerian College of surgeon# (hock#dalam: Advance )rauma $ife

    (upport 'anual# *++ 

    Penyebab lain yang mungkin membutuhkan perhatian segera adalah+

    tension pneumothorax, cardiac tamponade, cardiac,  spinal shock   dan

    anaphylaxis. $emua perdarahan eksternal yang nyata harus diidenti-ikasi

    melalui paparan pada pasien secara memadai dan dikelola dengan baik.%*

    8angkahlangkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara

    lain +• 1ek nadi dan mulai lakukan 1P# jika diperlukan.

    • 1P# harus terus dilakukan sampai de-ibrilasi siap untuk digunakan.

    • 'ontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian

     penekanan secara langsung.

    • Palpasi nadi radial jika diperlukan+

    5enentukan ada atau tidaknya

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    14/44

    14

    5enilai kualitas secara umum (kuatlemah)

    denti-ikasi rate (lambat, normal, atau cepat)   -egularity

    • 'aji kulit untuk melihat adanya tandatanda hipoper-usi atau hipoksia

    (capillary refill ).

    • 8akukan treatment terhadap hipoper-usi

    '.  Disabilities

    Pada primary survey, disability dikaji dengan menggunakan skala A:P> +

    A alert , yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintah

    yang diberikan

    : vocalises, mungkin tidak sesuai atau mengeluarkan suara yang tidak bisa

    dimengerti

    P responds to pain only  (harus dinilai semua keempat tungkai jika

    ekstremitas awal yang digunakan untuk mengkaji gagal untuk merespon)

    > unresponsive to pain, jika pasien tidak merespon baik stimulus nyeri

    maupun stimulus erbal.%3

    Penilaian kesadaran juga dapat menggunakan 1$. 1$ adalah sistem

    skoring yang sederhana dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita.

    1$ ini dapat dilakukan sebagai pengganti A:P>. "ila belum dilakukan pada

     primary surei, maka dilakuakan pada secondary surey pada saat pemeriksaan

    neurologis. ?ilai 1$ yang tertinggi adalah %6 yaitu 94:65! dan terendah

    adalah 3 yaitu 9%:%5%. ;ika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka

    didapatkan hasil +

    1$ +%4 J %6 K 1'# (cidera kepala ringan)

    1$ + L J %3 K 1'$ (cidera kepala sedang)

    1$ + 3 J 2 K 1'" (cidera kepala berat)

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    15/44

    15

    Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi ataudan

     penurunan per-usi ke otak. Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya re

    ealuasi terhadap keadaan oksigenasi, entilasi dan per-usi.

    Pemeriksaan 3isik 

    Anamnesa riwayat pasien secara optimal harus diperoleh langsung dari pasien,

     jika berkaitan dengan bahasa, budaya, usia, dan cacat atau kondisi pasien yang

    terganggu, konsultasikan dengan anggota keluarga, orang terdekat, atau orang

    yang pertama kali melihat kejadian. Anamnesis yang dilakukan harus lengkap

    karena akan memberikan gambaran mengenai cedera yang mungkin diderita.

    Anamnesis juga harus meliputi riwayat A5P89 yang bisa didapat dari pasien

    dan keluarga.%&

    A 4 Aler#i  (adakah alergi pada pasien, seperti obatobatan, plester,makanan)

    M 4 Medikasiobatobatan (obatobatan yang diminum seperti sedangmenjalani pengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis, atau

     penyalahgunaan obat

    P 4 Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obatobatanherbal)

    L 4 ast meal  (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa jam sebelum kejadian, selain itu juga periode menstruasitermasuk dalam komponen ini)

    E 4  !"ents, halhal yang bersangkutan dengan sebab cedera (kejadianyang menyebabkan adanya keluhan utama)

    'emudian dilakukan pemeriksaan -isik yang meliputi kesadaran, tensi,

    nadi, pola dan -rekuensi pernapasan, pupil (besar,bentuk dan reaksi

    cahaya),de-isit -okal serebral dan cidera ekstrakranial. >mumnya

     pemeriksaan -isik meliputi Bead /oe+ %3

    *" .ead

    *) )horaks

     3) Abdomen

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    16/44

    16

     4) Extremitas

     /" 0eurologi

    Basil pemeriksaan dicatat dan dilakukan pemantauan ketat pada hari

    hari pertama. "ila terdapat perburukan salah satu komponen, penyebabnya

    dicari dan segera diatasi.

      Pemeriksaan penunjan#

    1 5adi(l(#i

    #adiologi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan di

    ruang gawat darurat. #adiologi berman-aat untuk dada, abdoment, sistem

    tulang+ trauma, tulang belakang, sendi penyakit degeneratie, metabolic dan

    metastatik (tumor). Pemeriksaan radiologi penggunaannya dalam membantu

    diagnosis meningkat. $ebagian kegiatan seharian di departemen radiologi

    adalah pemeriksaan -oto toraks. Bal ini menunjukkan betapa pentingnya

     pemeriksaan ini. ni karena pemeriksaan ini relati- lebih cepat, lebih murah danmudah dilakukan berbanding pemeriksaan lain yang lebih canggih dan akurat.%4

    2 Pemeriksaan la,(rat(rium

    5eliputi tes glukosa darah, elektrolit, ammonia serum, nitrogen urea darah

    (">?), osmolalitas, kalsium, masa pembekuan, kandungan keton serum,

    alcohol, obatobatan dan analisa gas darah ("A).

    & !0 "can

    1/scan merupakan alat pencitraan yang di pakai pada kasuskasus

    emergensi seperti emboli paru, diseksi aorta, akut abdomen, semua jenis

    trauma dan menentukan tingkatan dalam stroke. Pada kasus stroke, 1/scan

    dapat menentukan dan memisahkan antara jaringan otak yang in-ark dan

    daerah penumbra. $elain itu, alat ini bagus juga untuk menilai kalsi-ikasi

     jaringan. "erdasarkan beberapa studi terakhir, 1/scan dapat mendeteksi

    lebih dari L& kasus stroke iskemik, dan menjadi baku emas dalam

    diagnosis stroke.%6 Pemeriksaaan 1/. scan juga dapat mendeteksi kelainan

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    17/44

    17

    kelainan seerti perdarahan diotak, tumor otak, kelainankelainan tulang dan

    kelainan dirongga dada dan rongga perur dan khususnya kelainan pembuluh

    darah, jantung (koroner), dan pembuluh darah umumnya (seperti

     penyempitan darah dan ginjal.%4

    ' U"

    >ltrasonogra-i (>$) adalah alat diagnostik non inasi- menggunakan

    gelombang suara dengan -rekuensi tinggi diatas *&.&&& hert@ ( H*& kilohert@)

    untuk menghasilkan gambaran struktur organ di dalam tubuh.5anusia dapat

    mendengar gelombang suara *&*&.&&& hert@ .elombang suara antara *,6sampai dengan %4 kilohert@ digunakan untuk diagnostik. elombang suara

    dikirim melalui suatu alat yang disebut transducer atau probe. byek didalam

    tubuh akan memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian akan

    ditangkap oleh suatu sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam,

    dianalisis dan ditayangkan di layar. Daerah yang tercakup tergantung dari

    rancangan alatnya. >ltrasonogra-i yang terbaru dapat menayangkan suatu

    obyek dengan gambaran tiga dimensi, empat dimensi dan berwarna. >$ bisa dilakukan pada abdomen, thorak.%7

    ) Pen#unaan EK

    Penggunaan 9kg dianjurkan dalam mengealuasi penyebab kasus koma

    (penurunan kesadaran). /he American 1ollege o- 9mergency Physicians

    clinical mengajurkan penggunaan 9' pada kasus penuruna kesadaran

    selain memiliki kelebihan cepat dan murah dalam penggunaannya, juga dapat

    meidenti-ikasi penyebab koma hinga lebi dari 7 kasus koma. 9kg dapatmengidenti-ikasi ardiac ishemia atau aritmia sebagai penyebab koma. 9'

     juga dapat menentukan penyebab koma oleh karena in-ark miokard dimana

    3 dari kasus koma penyebab nya adalah miokard in-ark.%6

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    18/44

    18

    Al(#aritme menejemen penurunan kesadaran pada emer#enc1*

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    19/44

    19

    Kesimpulan

    %. penurunan kesadaran yaitu, suatu keadaan seseorang itu tidak sadar akan

    dirinya dan lingkungannya yang disertai dengan penurunan respon

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    20/44

    20

    terhadap stimulus eksternal. penurunan kesadaran atau koma dapat juga di

    de-inisikan sebagai suatu kegawatan neurologi yang menjadi petunjuk 

    akan kegagalan -ungsi intergritas otak dan dan sebagai -inal common

     pathway dari gagal organ seperti jantung, gagal na-as, dan akhirnya akan

     berakibat kematian.

    *. 'asus penurunan kesadaran mendominasi unit gawat darurat pada

     berbagai pelayanan rumah sakit.

    3. 'esadaran secara kompleks berhubungan dengan korteks serebral.

    Ascending  -eticular Activating (ystem (A#A$) merupakan kelompok 

    agregasi neuron yang terletak di atas batang otak dan talamus media,

    mempertahankan korteks serebral dalam keadaan sadar.5aka apapun yang

    dapat mengganggu interaksi ini, apakah lesi supratentorial, subtentorial

    dan metabolik akan mengakibatkan menurunnya kesadaran, karena A#A$

    terletak sebagian di atas tentorium serebeli dan sebagian lagi

    di bawahnya.

    4. Penanganan awal pasien pada penurunan kesadaran+

     A: Airway, mengecek jalan na-as dengan tujuan menjaga jalan na-as

    disertai kontrol serikal0  B: Breathing , mengecek perna-asan dengan

    tujuan mengelola perna-asan agar oksigenasi adekuat0 C: Circulation,

    mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan0  D: Disability,

    mengecek status neurologis0  E: Exposure, enviromental control , buka

     baju penderita tapi cegah hipotermia.'emudian di ikuti oleh pemriksaan

    -isik dan penunjang untuk menegakkan diagnosa penurunan kesadaran

     pada penderita.

    Daftar Pustaka

    %. $udoyo, Aru M, $etiyohadi, Alwi, $imadibrata, dkk. "uku Ajar lmuPenyakit Dalam, jilid . Penerbit Departemen lmu Penyakit Dalam

    akultas 'edokteran >niersitas ndonesia+ ;akarta. *&&!

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    21/44

    21

    *. /ribowo, 1ecep.n-ormed consent dalam kondisi kegawat daruratan. *&%&

    3. Bolder, A#..9mergency room liability. ;A5A. (*&&* )4. 5ancini 5#, ale A/.  Emergency care and the law. 5aryland+ Aspen

    Publication.*&%%6. Padmosantjojo. 'eperawatan "edah $ara-. ;akarta+ "agian "edah $ara- 

    '>. *&&&!. #opper AB, "rown #B. 1hapter 34 1erebroaskuler disease. Pada Adams

    N :ictorOs principles o- neurology. 9d.2.>$A +5crawBillcompanies0*&&L

    7. Barsono. 'oma dalam "uku Ajar ?eurologi. ajah 5ada >niersityPress. Cogyakarta. *&&6.

    2. $herwood, 8. isiologi 5anusia0dari $el ke $istem. 9disi *. ;akarta091.

    *&&%.L. reenberg, 5$. 1oma dalam Bandbook o- ?eurosurgery.6th

    ed./hieme.?C.Bal %%L%*3. *&&%.%&. American 1ollege o- $urgeons 1ommite n /rauma A/8$ 7th edition 0 4

    .>$A.*&&4%%. /hygerson, Alton.. irst aid 6th edition. Alih bahasa dr. Buriawati

    Bartantnto. 9d. #ina Astikawati. ;akarta + P/. elora Aksara Pratama.*&&!

    %*. Milkinson, Douglas. A., $kinner, 5arcus. M. Primary trauma carestandard edition. G-ord + Primary /rauma 1are oundation. $"? &L63L4%%&2. (*&&&).

    %3. $oertidewi, 8yna. Penatalaksanaan kedaruratan cederakranioserebral.'>.;akarta. .*&%* diakses *2 april *&%6 darihttp+www.kalbemed.comPortals!&6%L3Penatalaksanaan*&'edaruratan.pd- 

    %4. shak, Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk -isioterapis.*&%*.Diakses dari tanggal *L april*&%6.http+www.slideshare.netshak5ajidradiologilaboratoriuma4

    %6. 8yandra, april, "udhi, Antariksa, $yahrudin. (*&%%). >ltrasonogra-i/oraks.  1urnal -espiratori 2nonesia 3olume 4* diakses darihttp+jurnalrespirologi.org tanggal *L April *&%6.

    %!. 8emonick.Daid 5. 9aluation o- synope in the emergency

    department.Amerian ;ournal o- 1linial 5edicine olume 7 .*&%&.diakses*L april *&%6 darihttp+www.aapsus.orgimgdocumentsA;15:ol:?o%&.pd- 

    http://www.slideshare.net/IshakMajid/radiologi-laboratorium-a4http://www.slideshare.net/IshakMajid/radiologi-laboratorium-a4http://jurnalrespirologi.org/http://jurnalrespirologi.org/http://jurnalrespirologi.org/http://www.slideshare.net/IshakMajid/radiologi-laboratorium-a4

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    22/44

    22

    6A6 ---

    KE5ANKA KN"EP PENEL-0-AN DAN H-P0E"-"

    1.1. Keran#ka K(nsep Penelitian

    "erdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam

     penelitian ini adalah+

      :ariabel ndependen :ariabel Dependen

    Dependen

    ambar 3.%+ 'erangka 'onsep

    Sindroma dispepsia

    pada mahasiswa

    Pola makan

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    23/44

    23

    1.2. Hip(tesa Penelitian

    Bo+ /idak Ada Bubungan Antara Pola 5akan Dengan $indroma Dispepsia

    Pada 5ahasiswa akultas 'edokteran >niersitas Abulyatama Angkatan

    *&%%.

    Ba+ Ada Bubungan Antara Pola 5akan Dengan $indroma Dispepsia Pada

    5ahasiswa akultas 'edokteran >niersitas Abulyatama Angkatan *&%%.

    1.&. +aria,el Penelitian

    :ariabel penelitian adalah ukuran ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota

    suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.*7

    1.&.1. Klasifikasi +aria,el

    %. :ariabel ndependen

    Adapun ariabel independen pada penelitian ini adalah pola makan. Pola

    makan sendiri adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang untuk 

    menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi

     jenis makanan, jumlah makanan dan -rekuensi makan.*&

    *. :ariabel Dependen

    Adapun ariabel dependen pada penelitian ini adalah sindroma dispesia.

    $indroma dispepsia merupakan kumpulan yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,

    kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang dan sendawa.%!

    1.&.2. Definisi perasi(nal

    "erdasarkan ariable penelitian dependen dan independen terbentuklah

    sebuah de-inisi operasional (/abel 3.%)

    N( +aria,el Definisi

    perasi(na

    !ara

    Ukur

    Alat

    Ukur

    Hasil Ukur "kala

    Ukur

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    24/44

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    25/44

    25

    (;ikaterdapat

     jawaban0idak

     padaseluruh

     pertanyaanatau hanyaterdapat %

     jawaban8a  dari

    seluruh pertanyaan)(?urdiansaputri, *&%3)

    6A6 -+

    ME0DE PENEL-0-AN

    4.%. 9enis Penelitian

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah surey

    analitik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional .

    '.2. L(kasi dan :aktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di >niersitas Abulyatama, ;l. "lang bintang 8ama

    'm 2,6 8ampoh keude, Aceh "esar. Maktu penelitian dilaksanakan pada tanggal

    3& $eptember 3& ktober *&%4.

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    26/44

    26

    '.&. P(pulasi dan "ampel Penelitian

    '.&.1. P(pulasi

    Populasi yang diambil pada penelitian adalah seluruh mahasiswa akultas

    'edokteran Abulyatama Angkatan *&%% yang berjumlah sebanyak %!*

    mahasiswa.

    '.&.2. "ampel

    >ntuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik 

     pengambilan probability sampling  dengan jenis (imple -andom (ampling  (sampel

    acak sederhana).

    '.&.&. 6esar "ampel

    Penghitungan besar sampel menurut ?otoatmodjo yang digunakan dalam

     penelitian ini dihitung dengan cara sebagai berikut+

    #umus+

    n K N 

    1+ N (d2)

    K162

    1+162(0.05)2

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    27/44

    27

    K162

    1.405

    K %%6,3&* ≈  %%6

    'eterangan+

     ? K "esar populasi

    n K "esar sampel

    d K /ingkat kepercayaanketepatan yang diinginkan

    ;umlah sampel yang akan dipilih telah ditentukan yaitu sebanyak %%6 orang

    mahasiswa.

    '.'. Pr(sedur Pen#umpulan Data

    Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari proses

     peri@inan dilakukannya penelitian di akultas 'edokteran >niersitas Abulyatama

    oleh 'epala "adan Administrasi >mum >niersitas Abulyatama lalu disetujui

    oleh Dekan akultas 'edokteran Abulyatama kemudian pengambilan data awal

     bagi penelitian yaitu total jumlah mahasiswa yang didapat dari Program $tudi

    akultas 'edokteran >niersitas Abulyatama lalu dilanjutkan dengan pengisian

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    28/44

    28

    lembar kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh responden (mahasiswa). $etelah

    lembar persetujuan ditandatangani oleh responden, peneliti menjelaskan kepada

    responden tentang tujuan, man-aat, dan prosedur penelitian serta cara mengisi

    lembar kuesioner dan setelah itu responden diminta untuk mengisi lembar 

    kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti kepada responden. Pengumpulan data

    dilakukan pada tanggal 3& $eptember J 3& ktober *&%4, pengumpulan data

    dilakukan sekali dan dikumpulkan waktu itu juga.

    '.'.1. "um,er Data

    a) Data Primer 

    Data primer pada penelitian ini adalah data hasil pengisian

    kuesioner yang berisi tentang pola makan dan sindroma dispepsia.

     b) Data $ekunder 

    Data yang diperoleh dari akultas 'edokteran >niersitas

    Abulyatama Aceh "esar /ahun *&%4 yang dapat mendukung

    kelengkapan data primer yaitu data demogra-i mengenai jumlah

    mahasiswa Angkatan *&%% akultas 'edokteran >niersitas

    Abulyatama.

    '.'.2. 0eknik Pen#umpulan Data

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    29/44

    29

    /eknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk 

    mendapatkan data. /eknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

    kuesioner. $ebelumnya peneliti melakukan in-orm consent pada responden.

    #esponden yang bersedia akan diberi kuesioner oleh peneliti untuk diisi. 1ara

     pengisian kuesioner Bubungan Pola 5akan dengan $indroma Dispepsia pada

    5ahasiswa diisi sendiri oleh responden dengan pengawasan dari peneliti.

    Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberi tanda check (Q) atau (R) pada

    kolom jawaban yang tersedia pada masingmasing jawaban kuesioner.

    '.'.&. Alat Pen#umpulan Data

    Alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti berupa pertanyaan

    dalam lembar kuesioner yang diadopsi dari ?urdiansaputri tahun *&%3 dan telah

    diuji kealiditasannya.

    (2)

    $indroma Dispepsia pada mahasiswa dinilai dengan menggunakan

    kuesioner yang terdiri dari 7 pertanyaan yang berisi tentang gejala dispepsia

    menurut diagnosa dispepsia -ungsional  -ome Criteria 222 (?yeri ulu hati, .eart 

    burn, cepat kenyang, kembung, mual, muntah dan sendawa). Penilaian sindroma

    dispepsia positi- adalah terdapatnya jawaban (Ca) pada % atau lebih dari pertanyaan % J 4 ataupun * atau lebih dari seluruh pertanyaan.

    Pola makan pada mahasiswa dinilai dengan menggunakan kuesioner yang

    terdiri dari %6 pertanyaan dan pengukuran dilakukan dengan metode angket.

    Penilaian terhadap ariable pola makan yaitu dengan melakukan skoring. $kor 

    terendah adalah & dan skor tertinggi adalah 46 dan mengkategorikan setiap

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    30/44

    30

    responden sesuai dengan skor yang didapatkan.

    Apabila responden menjawab+

    (a) $kornya adalah 3 (c) $kornya adalah %

    (b) $kornya adalah * (d) $kornya adalah &

    >ntuk penilaian pola makan+

    Pola makan buruk + $kor & J *3

    Pola makan baik + $kor *4 J 46

    '.). Pen#(la$an Data

    Pada penelitian ini semua data yang diperoleh akan diolah dan dianalisa

    dengan menggunakan program komputer. >ntuk teknik analisis data pada

     penelitian ini, dilakukan dengan analisis uniariat dan analisis biariat+

    '.).1. Analisis uni;ariat

    Pada penelitian ini analisa uniariat dilakukan pada ariabel pola makan

    dan sindroma dispepsia pada mahasiswa dengan melakukan pengamatan terhadap

    table distribusi -rekuensi distribusi meliputi -rekuensi dan persentase dengan

    menggunakan rumus -rekuensi+

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    31/44

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    32/44

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    33/44

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    34/44

    34

    sindroma dispepsia sebanyak !4(76.3) orang, sedangkan mahasiswa yang

    memiliki pola makan baik dan tidak mengalami sindroma dispepsia sebanyak 

    *7(*4,7) orang.

    /abel 6.4+ /abulasi $ilang #esponden "erdasarkan Pola 5akan Dengan'ejadian $indroma Dispepsia

    >ji hipotesa penelitian ini menggunakan metode Chi(5uare# /abel * G *

    ini layak diuji dengan Chi(5uare karena tidak ada nilai expected yang kurang

    dari lima. Pada hasil uji Chi(5uare, nilai yang dipakai adalah nilai pada 6earson

    Chi(5uare. ?ilai  significancenya adalah &,&%%. Confidence interval yang

    digunakan adalah L6. 'arena -aktor peluang kurang dari 6, maka hasil

    tersebut bermakna. Artinya Bo ditolak, terdapat hubungan antara pola makan

    dengansindromadispepsia.

    6A6 +-

    PEM6AHA"AN

    Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau sindroma yang terdiri dari

    nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, dan

    sendawa. 'eluhan ini sangat berariasi, baik dalam jenis gejala maupun intensitas

    $indroma Dispepsia /otal

     p value

    Positi- ?egati-  

    n ? n Pola5akan

    "aik !4 76.3 *% *4.7 26 %&& &.&%%

    "uruk *L L!.7 % 3.3 3& %&&

    /otal - (n) L3 ** %%6 %&&

    2&.L %L.% %&&

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    35/44

    35

    gejala tersebut dari waktu ke waktu.(%)

    Dispepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat

    dialami seseorang. "erdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa

    %63& orang dewasa pernah mengalami hal ini dalam beberapa hari. Dari data

    negara barat didapatkan prealensinya sekitar 74%, tetapi hanya %&*& yang

    mencari pertolongan medis. Dan dispepsia menempati urutan ke%6 dari 6&

     penyakit yang dengan pasien rawat inap terbanyak.(%,3*)

    $tudi di #$ 5. Djamil Padang tahun *&&7, didapatkan data penderita

    dispepsia sebanyak %7%3 orang dari keseluruhan penderita dispepsia, 4& di

    antaranya merupakan penderita dispepsia -ungsional. ;umlah penderita dispepsia

    -ungsional terbanyak adalah dari golongan usia *&6& tahun yang merupakan

    golongan umur dewasa. 5enurut data dari #$ 5artha riska 5edan tahun *&&7

     penderita dispepsia usia antara %2*6 tahun menduduki urutan ke* terbanyak 

    (%L.2) yang menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut.(33,34)

    "erdasarkan penelitian yang dilakukan di dua pusat kesehatan di kota

    $outhampton, Bampshire di nggris, pada suatu komunitas selama ! bulan, tingkat

    keluhan dispepsia mencapai 4%, dimana pada penelitian tersebut dinyatakan

     bahwa keluhan dispepsia banyak didapatkan pada usia dewasa muda (%2*6

    tahun).(36)

    Penyebab sindroma dispepsia umumnya multi-aktoriat, salah satunya

    adalah pola makan yang buruk. Baryani $ulistioningsih menyatakan bahwa pola

    makan yang tidak teratur menjadi masalah yang sering timbul yang menyebabkan

    terjadinya dispepsia. "anyaknya aktiitas dilakukan menyebabkan pola makan

    menjadi terganggu. Dispepsia menjadi salah satu masalah pada manusia karena

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    36/44

    36

    kebanyakan orang tidak menyadari bahwa pola makan yang tidak teratur akan

    menyebabkan masalah pada gastroinstestinal mereka. "anyak orang menganggap

     bahwa masalah itu hanya hal yang tidak penting sehingga banyak yang tidak 

    langsung menanganinya padahal jika dibiarkan begitu saja akan menyebabkan

    masalah yang besar bagi sistem gastrointestinal.

    Prilaku pola makan yang buruk seperti ketidakteraturan jadwal makan,

    konsumsi makanan pedas, minum minuman asam, minuman bersoda dan lainnyamerupakan -aktor yang berhubungan dengan kejadian sindroma dispepsia.(%,L)

    "erdasarkan penelitian tentang gejala gastrointestinal, jeda antara jadwal makan

    yang lama dan ketidakaturan makan berkaitan dengan gejala dispepsia. (!) ;adwal

    makan seseorang sangat berkaitan dengan produksi asam lambung, di mana -ungsi

    asam lambung adalah untuk mencerna makanan yang masuk ke dalam lambung

    dengan jadwal yang teratur dan membunuh kuman yang masuk bersama makanan.

    "ila seseorang terlambat makan 4! jam, maka akan terjadi peningkatan sekresi

    asam lambung yang mana akan mengiritasi mukosa lambung, di mana e-eke-ek 

    korosi- asam dan pepsin lebih banyak dari pada e-ek protekti- pertahanan mukosa.

    Bal inilah yang akan menyebabkan gejala dispepsia muncul.(*L) 

    ;enisjenis makanan yang dikonsumsi juga mempengaruhi terjadi

    sindroma dispepsia seperti mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan, hal

    ini akan merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk 

     berkontraksi, yang akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang

    disertai dengan mual dan muntah. "ila kebiasaan mengkonsumsi makanan

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    37/44

    37

     pedas lebih dari satu kali dalam seminggu selama minimal ! bulan dibiarkan

    terusmenerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang nantinya akan

    menimbulkan gejalagejala dispepsia.(3%) Perubahan gaya hidup dan pola makan

    menjadi salah satu penyebab terjadinya masalah pencernaan. Dispepsia

    merupakan salah satu masalah pencernaan yang paling umum ditemukan. 'ondisi

    ini dilaporkan dialami sekitar %34& populasi di dunia setiap tahunnya.(33)

    Pada penelitian terdahulu telah dilakukan penelitian oleh Annisa dengan

     judul hubungan ketidakteraturan makan dengan sindroma dispepsia remaja

    Perempuan di $5A Plus AlA@har 5edan. Peneliti memperoleh data jumlah

    responden yang pola makannya tidak teratur yaitu 3L (63,4) orang. Angka

    kejadian sindroma dispepsia dari keseluruhan responden yaitu 47 (!4,4) orang.

    Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa besarnya angka kejadian sindroma

    dispepsia di $5A Plus Al A@har 5edan ternyata sesuai dengan pola makan

    remaja perempuan yang tidak teratur. (3&,3!) 

    Bal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ?urdiansaputri

    terhadap mahasiswa -akultas kedokteran >niersitas $yiah 'uala di mana dari

    total responden sebanyak *!* orang, mahasiswa yang memiliki pola makan yang

     buruk sebanyak 46 orang, 37 orang mahasiswa di antaranya mengalami sindroma

    dispepsia.(2).Basil dari penelitian lainnya yang dilakukan oleh Curiko terhadap

     pasienpasien dengan dispepsia -ungsional di salah satu #$>P Dr. 5. Djamil di

    kota Padang didapatkan dari total 4& pasien penderita dispepsia -ungsional

    didapatkan pasien dengan pola makan baik sebanyak %7 orang (4*.6) dan yang

    memiliki pola makan buruk sebanyak *3 orang (67.6).(34)

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    38/44

    38

    Pada penelitian ini dari %%6 orang responden 72(!2) adalah perempuan

    dan sisanya sebanyak 37(3*) orang adalah lakilaki. "ila ditinjau dari segi umur,

    %&7 (LL.4) orang berusia F *% tahun, sedangkan yang berusia H*% tahun

    sebanyak 2(&.!) orang. Pada penelitian ini, menurut ilmu statistik seluruh data

    terdistribusi secara normal, dan untuk uji korelasi antara pola makan dan sindroma

    dispepsia di uji menggunakan 6earson Chi(5uare.

    'uesioner yang digunakan pada penelitian ini diadopsi dari peneliti

    sebelumnya ?urdiansaputri dan telah diuji aliditasnya. 'uesioner ini terdiri dari

    ** pertanyaan dan terbagi atas * kelompok yaitu kuesioner tentang pola makan

    yang berjumlah %6 pertanyaan dan kuesioner tentang sindroma dispepsia yang

    terdiri dari 7 pertanyaan.

    Dari keseluruhan sampel sebanyak %%6 orang, responden yang memiliki

     pola makan baik sebanyak 26(73.L) orang dan responden yang memiliki pola

    makan buruk sebanyak 3&(*!.%) orang. >ntuk responden yang mengalami

    sindroma dispepsia sebanyak L3(2&.L) orang dan responden yang tidak 

    mengalami sindroma dispepsia sebanyak **(%L.%) orang.

    Bubungan antara pola makan mahasiswa dan sindroma dispepsia,

    didapatkan responden yang memiliki pola makan baik dan mengalami dispepsiasebanyak !4(76.3) orang, responden yang memiliki pola makan baik dan tidak 

    mengalami sindroma dispepsia *% (*4.7) orang. Dan untuk responden yang

    memiliki pola makan buruk dan mengalami sindroma dispepsia sebanyak 

    *L(L!.7) orang dan responden yang memiliki pola makan buruk dan tidak 

    mengalami sindroma dispepsia sebanyak % (3.3) orang. Dari hasil penelitian

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    39/44

    39

    disimpulkan bahwa kejadian sindroma dispepsia pada mahasiswa berhubungan

    dengan pola makan mahasiswa yang buruk, hal ini dapat dilihat dari nilai p value

    (p K &.&%%) pada penelitian ini di mana p valuenya kurang dari &.&6, dan ini

    menyatakan bahwa ada hubungan antara sindroma dispepsia dengan pola makan

     pada mahasiswa angkatan *&%% -akultas kedokteran >niersitas Abulyatama.

    Basil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Annisa dan ?urdiansaputri yang mana ada kesamaan jenis responden yang

    diambil, di mana keduanya memilih mahasiswa sebagai responden dan untuk 

     penelitian yang dilakukan oleh Curiko, terdapat perbedaan pada gambaran pola

    makannya, ini dapat disebabkan karena responden yang diambil oleh Curiko

    seluruhnya merupakan pasien sindroma dispepsia -ungsional dan juga adanya

     perbedaan pada jumlah responden yang diteliti.

    Prealensi sindroma dispepsia di kalangan mahasiswa tergolong cukup

    tinggi, pola makan yang buruk seperti memiliki -rekuensi makan yang tidak 

    teratur, mengkonsumsi makanan dan minuman yang iritati- dan juga tingkat stres

    seseorang merupakan -aktor-aktor yang menyebabkan prealensi sindroma

    dispepsia pada mahasiswa.

    Penyebab pola makan buruk yang cukup tinggi pada mahasiswa umumnya

    multi-aktoriat. "erdasarkan pengamatan peneliti, pola makan buruk pada

    mahasiswa salah satu penyebabnya karena perubahan pola makan pada mahasiswa

    itu sendiri. "eratnya kewajiban untuk belajar dan beraktiitas, berpengaruh pada

     pola makan mahasiswa, aktiitas mahasiswa yang tinggi mulai dari aktiitas

    akademik seperti kuliah dan diskusi, aktiitas non akademik intrakampus seperti

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    40/44

    40

    organisasi hingga aktiitas lain di luar kampus menjadi penyebab mahasiswa

    memiliki pola makan yang tidak baik.

    $alah satu pencegahan terjadinya dispepsia adalah dengan menjaga pola

    makan seperti menjaga keteraturan makan dan tidak mengkonsumsi makanan dan

    minuman yang bersi-at iritati- secara berlebihan, karena dapat menyebabkan

     peningkatan produksi asam lambung yang berlebihan, yang nantinya akan

    menimbulkan sindroma dispepsia.

    Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, seperti penyebab

    sindroma dispepsia yang multi-aktorial, namun pada penelitian ini hanya dinilai

     pola makan dengan anggapan adanya homogenitas antar responden tanpa

    mempertimbangkan -aktor psikologis responden yang kemungkinan berariasi.

    $elain itu, pada penelitian ini jumlah responden yang diambil kurang dan jenis

    respondennya tidak berariasi di mana responden yang diambil hanya pada

    angkatan *&%%. Dan juga responden penelitian ini tidak melakukan pemeriksaan

     penunjang untuk menegakkan diagnosa dari sindroma dispepsia seperti

     pemeriksaan endoskopi, laboratorium dan lainnya.

    6A6 +--

    KE"-MPULAN DAN "A5AN

    7.1. Kesimpulan

    1. Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian sindroma dispepsia.

    2. ;umlah mahasiswa yang memiliki pola makan baik sebanyak 26 (73,L)

    orang dan mahasiswa yang memiliki pola makan yang buruk sebanyak 3&

    (*!.%) orang

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    41/44

    41

    &. ;umlah mahasiswa yang mengalami sindroma dispepsia sebanyak 

    L3(2&.L) orang dan mahasiswa yang tidak mengalami sindroma

    dispepsia sebanyak ** (%L.%) orang.

    '. Bubungan antara pola makan mahasiswa dan sindroma dispepsia,

    responden yang memiliki pola makan baik dan mengalami dispepsia

    sebanyak !4(76.3) orang, responden yang memiliki pola makan baik dan

    tidak mengalami sindroma dispepsia *% (*4.7) orang. Dan untuk 

    responden yang memiliki pola makan buruk dan mengalami sindroma

    dispepsia sebanyak *L(L!.7) orang dan responden yang memiliki pola

    makan buruk dan tidak mengalami sindroma dispepsia sebanyak %(3.3)

    orang.

    7.2. "aran

    %. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang lebih baik 

    dan jumlah sampel yang lebih banyak.

    *. Perlu dikembangkan penelitian lanjutan dalam hal menentukan hubungan

     pola makan dengan sindroma dispepsia dan dapat juga menghubungkan

    -aktor-aktor penyebab sindroma dispepsia lainnya.

    3. Pada penelitian selanjutnya, hendaknya dilakukan pemeriksaan lengkap

    terhadap sindroma dispepsia mulai dari anamnesa hingga pemeriksaan

     penunjang seperti endoskopi, laboratorium dan lainnya.

    4. Pada mahasiswa yang mengalami sindroma dispepsia, perlu dilakukan

     pemeriksaan lanjutan agar dapat memperoleh pengobatan yang tepat.

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    42/44

    42

    DA30A5 PU"0AKA

    %. Djojoningrat, D. (*&&7) Dispepsia ungsional. Di dalam+ $udoyo, A.M,dkk. eds# Buku A&ar: 2lmu 6enyakit Dalam# ;ilid . 9d 4. ;akarta+ "alaiPenerbit '>.

    7# Peek #5, "laser 5;. Pathophysiology o-  .elicobacterpyloriinducedgastritis and peptic ulcer disease. Am ; 5ed %LL70%&*+*&&7

    3. 'aunang. 9D, dkk, *&&%. Bubungan Antara ejala angguan $aluranPencernaan Dengan munoglobulin Anti Belicobacter Pylori PadaAnak. Majala$ Ked(kteran -nd(nesia :olume 6% ?o. 7

    8# Armayanti, (*&%3) gambaran pengetahuan rema&a putri tentangdispepsia di 9ampong Baroh ecamatan 6idie abupaten 6idie#

    6. $usanti, Andri. *&%% . %aktor -isiko Dispepsia pada 'ahasiswa 2nstitut  6ertanian Bogor + Departemen i@i 5asyarakat akultas 9kologi5anusia nstitut Pertanian "ogor.

    !. #eshetniko .:., 'uriloich $.A., *&&7.  6opulationBased (tudy: 'ode of Dieting and Dyspepsia# 6ub'ed 7! (4)+ 36. Aailable -rom+http:;;www#ncbi#nlm#nih#gov;pubmed;*niversitas (umatra >tara#

    niv# (yiah uala#Banda Aceh#

    +# ;ing, B., Cunsheng, C., 8ihua, P., Ru, and Mei-eng, M. (*&&L) . 2nvestigation of the -isk %actors ?f functional Dyspepsia in Bei&ing 

    >niversity (tudent# Acta Academiae 'edicine 'ilitaris )ertiae#

    *=# 'umar, A., Patel, ;. and $awant, P. (*&%*) 9pidemiology oe -unctionalDyspepsia. 1ournal of the asociation of 2ndia#

    %%. 'hademolhosseini, -.m 5ehrabani, D., Vare, ?., $alehi, 5., Cehdari,$./. (*&%&)  6ravelensi of Dyspepsia and 2ts Corelation @ith

     Demographic %actors and $ifestyle in (hira, (outhern 2ran. 5iddle9ast ;ournal - Digestie Disease.

    *7# Bori, '., 5atsumoto, /. and 5iwa, B. (*&&L)  Analysis of the9astrointestinal (ymptoms of uninvestigated Dyspepsia and 2rritable

     Bowel (yndrom# 9ut and $iver#

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17802773http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17802773

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    43/44

    43

    %3. anong, M.. *&&2. Buku A&ar %isiologi edokteran. ;akarta+ 91.

    %4. uyton, Arthur 1 dan ;ohn 9. Ball. *&&2.  Buku A&ar %isiologi edokteran# ;akarta + 91.

    %6. Badi, $ujono. *&&*. 9astroenterologi# 9d. 7."andung+ P/. Alumni.

    %!. 1hang,8.(*&&!).)he -ome Criteria for the %unctional 9astrointestinal  Disorders#@orld1ournalof9astroenterologi#5edscape.Aailable-rom+http+www.medscape.comiewarticle6334!&.

    %7. Barahap,$B.(*&%&). )in&auan 6ustaka Dispepsia -rom http+ respository.usu. acid .id %*346!72L*&33641hapter*&.pd- 

    %2. 5ansjoer.Arie- , *&&%.  apita (elekta edokteran# 9disi ke 3 ;ilid *,5edia Aesculapius, '>, ;akarta.

    %L. Daey P. *&&!.  Dispepsia# At 9lance 'edicine#  9disi 4. ;akarta+9rlangga.

    *&. "aliwati, C.., 5artianto,D. *&%*.  'odul )raining of 'aster )raining !)?')" 9erakan 6ercepatan 6enganekaragaman onsumsi 6angan:

     onsumsi 6angan 4BBeragam,Bergii,Berimbang#  ;akarta+ "adan'etahanan pangan 'ementrian Pertanian.

    *%. >tomo, /. *&&6.  .ealth uotient: Cerdas esehatan >ntuk Eksekutif#;akarta+ rasindo.

    **. $ediaoetomo, A.D. (*&&!)  2lmu 9ii untuk 6rofresi dan 'ahasisiwa#;ilid . ;akarta+ Penerbit Dian #akyat.

    *3. 5oehyi, $. (*&&3)  2lmu 9ii 7 : 6enanggulangan 9ii Buruk# 1akarta#P/ "harata ?iaga 5edia.

    *4. Departemen i@i dan 'esehatan 5asyarakat. *&%*. 9ii dan esehatan 'asyarakat . ;akarta+ #ajawali Pers.

    *6. Almatsier, $. (*&&3)  6rinsip Dasar 2lmu 9ii. ;akarta+ P/. ramediaPustaka >tama.

    *!. Achadi, 9.8. (*&&7) 9ii dan esehatan 'asyarakat . 9d. %. ;akarta+ P/.#aja ra-indo Persada.

    *7. $ubuea, M.B., 5arulam, 5.P. dan ulton, $.P.(*&&6)  2lmu 6enyakit  Dalam. ;akarta+ P/. Asdi 5ahasatya.

    http://respository.usu.acid.id/123456789/20335/4/Chapter%20II.pdfhttp://respository.usu.acid.id/123456789/20335/4/Chapter%20II.pdfhttp://respository.usu.acid.id/123456789/20335/4/Chapter%20II.pdfhttp://respository.usu.acid.id/123456789/20335/4/Chapter%20II.pdfhttp://respository.usu.acid.id/123456789/20335/4/Chapter%20II.pdf

  • 8/18/2019 6. All Chapter Edited PC²

    44/44

    44

    *2. ?otoatmodjo $, *&&6.  'etodologi 6enelitian esehatan#  ;akarta+#ineka 1ipta.

    *L. 5cuigan ;.9., %LL6. >lkus 6eptikum dan 9astritis. 2n: sselbacher ;.'.,"raunwald 9, Milson ;.D., 5artin ;."., auci A.$., 'asper D.8.,Barrison+ PrinsipPrinsip lmu Penyakit Dalam ol 4. %3th ed. ;akarta+91,%63*%634.

    4=# Annisa, *&&L.  .ubungan etidakaturan 'akan Dengan e&adian(indroma Dispepsia -ema&a 6erempuan di ('A 6lus AlAhar 'edan#

    http+repository.usu.ac.idbitstream %*346!72L%4*76%%&9&&&&3.pd- .

    4*# kiani. (*&%%).  .ubungan 6ola 'akan Dengan 9astritis 6ada 'ahasiswa (* eperawartan 6rogram %2E( >60 3eteran 1akarta. romhttp:;;www#library#upnvac#id;pdf;4keperawatanpdf;7=4*7=8*;abstrak 

    #pdf 

    47# Departemen 'esehatan #epublik ndonesia, *&&!. Pedoman >mum i@i$eimbang. Direktorat i@i 5asyarakat. Aailable -rom+http+www.depkes.go.idindeG.phpEoptionKnewsNtaskKiewarticleNsidK**7*NtemidK.

    44# Canti,Barahap.*&&7.'arakteristik Penderita Dispepsia #awat nap Di #s5artha riska medan tahun *&&7.akultas 'esehatan 5asyarakat>niersitas $umatera >tara,5edan

    34. Andre,yuriko.*&%*.Bubungan Pola 5akan dengan 'ejadian DepresiPada Penderita Dispepsia ungsional.akultas 'edokteran >niersitasAndalas

    36. ;ones #.B., 8ydeard $.9., Bobbs .D., 'enkre ;.9., Milliams 9.., ;ones$.;., #epper ;.A., 1aldlow .;.8., Dunwoodle M.5., "ottomley ;.5.,%LL&.  Dyspepsia in England and (cotland, Department of 6rimary

     'edical Care, >niversity of (outhhampton#Aailable -rom+ http+lib.bioin-o.plmeid+L23!7.

    3!. Baryani $ulistyoningsih.*&%%.'onsep Dasar lmu i@i,di dalam=i@i>ntuk 'esehatan bu Dan Anak.ed%.raha lmu.Cogyakarta

    37. #eshetniko .:., 'uriloich $.A., *&&7.  6opulationBased (tudy: 'ode of Dieting and Dyspepsia# 6ub'ed 7! (4)+ 36. Aailable -rom+http+www.ncbi.nlm.nih.gopubmed%72&*773#

    http://repository.usu.ac.id/bitstream%20/123456789/14275/1/10E00003.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatanpdf/207312041/abstrak.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatanpdf/207312041/abstrak.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2272&Itemidhttp://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2272&Itemidhttp://repository.usu.ac.id/bitstream%20/123456789/14275/1/10E00003.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatanpdf/207312041/abstrak.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatanpdf/207312041/abstrak.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2272&Itemidhttp://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2272&Itemid