15. dra. indrawati, skp, ns, m.psi
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS, PREMATURUS,DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=karakteristik%20responden%20berdasarkan%20usia%20ibu&source=web&cd=3&ved=0CFIQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fwww.umnaw.com%2Fkultura%2Fkult
Dra. Indrawati, SKp, Ns, M.Psi1
ABSTRAK
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Kejadian partus prematurus masih tinggi di Indonesia dan merupakan penyebab kematian neonatal yang utama. Tujuan penulisan ini secara umum adalah untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin dengan partus prematurus di RSUP H. Adam Malik Medan dan secara khusus untuk mengetahui karakteristik ibu bersalin berdasarkan usia, pekerjaan, paritas, penyakit yang menyertai kehamilan, dan riwayat persalinan prematur. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan populasi seluruh ibu bersalin yang mengalami partus prematurus dengan jumlah sampel 78 orang. Variabelnya adalah karakteristik ibu bersalin berdasarkan usia, pekerjaan, paritas, penyakit yang menyertai kehamilan, dan riwayat kehamilan. Alat ukur yang digunakan adalah lembar checklist setelah data terkumpul diedit. Coding kemudian ditabulasi setelah itu dianalisa. Hasil penelitian didapatkan bersarkan usia yang terbanyak pada umur <20 tahun sebanyak 25 orang (32,05%), pekerjaan petani sebanyak 24 orang (30,77%), paritas 2-3 sebanyak 39 orang (50%), penyakit yang menyertai kehamilan penyakit hipertensi sebanyak 57 orang (73,08%), dan mempunyai riwayat persalinan prematur sebanyak 48 orang (61,54%). Mengingat masih tingginya angka kejadian partus prematurus, maka perlu ditingkatkan lagi upaya-upaya pencegahan dini untuk melakukan deteksi dini guna menghindari terjadinya partus prematurus dan diharapkan agar ibu-ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur ke tempat pelayanan kesehatan terdekat dan melaksanakan anjuran petugas kesehatan.
Kata Kunci : Karakteristik Persalin Prematur
Pendahuluan Menurut Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) yang
disebutkan dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia
Sehat Tahun 2010, menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan angka
kematian ibu dan bayi yang tertinggi. Adapun angka kematian bayi sebesar 56 per
1 Staf Pengajar Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Keperawatan
10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18-20 menit sekali. Angka
kematian bayi salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah angka
kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian
neonatal menjadi 16 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai sasaran tersebut
ditetapkan 4 strategi utama dan azaz-azaz pedoman operasionalisasi strategi antara
lain bahwa MPS memusatkan perhatiannya pada pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal yang baku, cost effective dan berdasarkan bukti (Evidence Based)
pada semua tingkat pelayanan dan rujukan kesehatan baik disektor pemerintah
maupun swasta (Himapid, 2009). Persalinan prematur merupakan sebab
kematian neonatal yang terpenting. Hal tersebut dapat terjadi melihat kejadiannya
yang kurang lebih 70% dari semua kelahiran hidup. Persalinan preterm atau
prematur masih merupakan masalah penting dalam obstetri khususnya di bidang
perinatologi, karena baik di negara berkembang maupun negara maju penyebab
morbiditas dan mortalitas neonatus terbanyak adalah bayi yang lahir preterm.
Kira-kira 75% kematian neonatus berasal dari bayi yang lahir preterm atau
prematur (Himapid, 2009).
Partus prematurus didefenisikan sebagai kelahiran sebelum usia kehamilan
37 minggu. Partus prematurus terjadi pada 7-10% kehamilan sebelum minggu ke
37, kehamilan sebelum minggu ke 34 sekitar 3-4% dan kehamilan sebelum
minggu ke 32 sekitar 1-2% (Juliani Dewi, 2009).
Persalinan prematur adalah salah satu persalinan yang tidak normal dari
segi umur kehamilan, yaitu persalinan yang terjadi pada umur kandungan kurang
dari normal (kurang dari 37 minggu atau 259 hari). Prematur merupakan masalah
besar karena dengan berat badan janin yang kurang dan belum cukup umur maka
alat-alat vital belum sempurna sehingga mengalami kesulitan untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik (Himapid, 2009).
Menurut data dunia, kelahiran prematur mencapai 75-80% dari seluruh
bayi yang meninggal pada usia kurang dari 28 hari. Data dari WHO (2002)
menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan terhadap kematian bayi yang
dikenal dengan fenomena 2/3. Pertama, fenomena 2/3 kematian bayi pada usia 0-1
tahunan terjadi pada mass neonatal (bayi berumur 0-28 hari). Kedua, 2/3 kematian
bayi pada masa neonatal dan terjadi pada hari pertama (Himapid, 2009).
Dewasa ini Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar 19% dan
merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kelahiran prematur juga
bertanggung jawab langsung terhadap 75 -79 kematian neonatal yang tidak
disebabkan oleh kongenital letal (Himapid, 2009).
Dari sudut medis secara garis besar 50% partus prematurus terjadi
spontan, 30% akibat ketuban pecah dini dan sisanya 20% dilahirkan atas indikasi
ibu/ janin (Sarwono, 2008 ; 668).
Disamping beberapa keadaan yang telah disebutkan diatas sebagai
karakteristik yang mungkin menimbulkan partus prematurus, maka ada pula
karakteristik resiko lainnya, misalnya usia, pekedaan, paritas, penyakit yang
menyertai kehamilan, komplikasi kehamilan, dan lain sebagainya (Hanifa, 2007 ;
314).
Kejadian persalinan prematur sangat dipengaruhi oleh
beberapa karakteristik. Penelitian yang dilakukan oleh Djaja dkk
(2003) menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematian
pada bayi neonatal dini (0-7 hari) lebih banyak oleh masalah prematuritas dan
berat badan lahir rendah (35%) serta asfiksia lahir (33,6%) (Himapid, 2009).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh dari RSUP H. Adam
Malik, pada tahun 2008 angka kejadian partus prematurus dalam setahun sekitar
45 (37,50%) orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebanyak 60
(42,85%). Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa partus prematurus
memiliki kecenderungan peningkatan frekuensi setiap tahun dimana
peningkatannya sekitar 5,35%.
Berdasarkan uraian diatas dan melihat tingginya terjadinya persalinan
prematur maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik
ibu bersalin dengan partus prematurus di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
2010.
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui karakteristik ibu
bersalin dengan partus prematurus di RSUP H.Adam Malik Medan, maka penulis
menyusun kerangka konseptual yang berhubungan dengan hal di atas.
Variabel Independen Variabel Dependen(Variabel Bebas) (Variabel Terika)
Defenisi Operasional
No Variabel DefenisiAlat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur Skala
1 Umur Usia ibu ketika mengalami persalinan prematur yang tercatat di Medical Record
Lembar checklist
Mengisi lembar checklist
<20 thn 20-35 thn >35 thn
Interval
2 Pekerjaan Suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh ibu setiap harinya
Lembar checklist
Mengisi lembar checklist
IRT PNS Petani Wiraswast
a Berdagang
Nominal
3 Paritas Jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh ibu hidup atau mati
Lembar checklist
Mengisi lembar checklist
1 2-3 >3
Nominal
4 Penyakit yang menyertai kehamilan
Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur
Lembar checklist
Mengisi lembar checklist
Penyakit jantung
Hipertensi Plasenta
previa Solusio
plasenta Diabetes
Nominal
5 Riwayat persalinan prematur
Riwayat terdahulu yang pernah dialami oleh ibu secara prematur
Lembar checklist
Mengisi lembar checklist
Ya Tidak
Ordinal
UmurPekerjaan ParitasPenyakit yang menyertai kehamilanRiwayat persalinan
Partus Prematurus
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode untuk mengetahui
karakteristik ibu bersalin dengan partus prematurus di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2010 dengan menggunakan data sekunder dari Medical Record.
Penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Medical
Record dari Mei 2009-Mei 2010 di RSUP H. Adam Malik Medan.
Waktu penelitian dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan,
dilakukan mulai bulan Mei sampai Juni 2010.
Populasi merupakan subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009 ; 89) Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang bersalin partus prematurus di RSUP H. Adam Malik
Medan dari bulan Mei tahun 2009 sampai bulan Mei tahun 2010.
Sampel merupakan bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2009 ; 91)
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total populasi yaitu
seluruh data ibu yang bersalin partus prematurus di RSUP H. Adam Malik Medan
dari bulan Mei tahun 2009 sampai bulan Mei tahun 2010.
Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jenis
data sekunder yaitu data yang diterima oleh peneliti dari rekam medik RSUP H.
Adam Malik Medan untuk mengetahui jumlah ibu yang bersalin partus
prematurus di RSUP H. Adam Malik Medan.
Cara pengumpulan data dilakukan dengan mengisi lembar cheklist dari
data sekunder yang didapatkan dari rekam medik RSUP H. Adam Malik Medan.
Setelah data terkumpul dilakukan beberapa proses yaitu :
1. Proses Editing
Yaitu pengecekan kelengkapan pada data yang telah terkumpul. Bila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data, akan
diperbaiki dengan memeriksanya dan dilakukan pendataan ulang.
2. Proses Coding
Yaitu pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul
untuk mempermudah memasukkan kedalam tabel.
3. Proses Tabulating
Yaitu untuk mempermudah analisa data, pengolahan data serta pengambilan
kesimpulan berbentuk tabel distribusi frekuensi.
Analisa data Dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data
yang telah terkumpul dan tertulis dalam tabel-tabel distibusi frekuensi, kemudian
dibuat suatu kesimpulan dengan menggunakan persentase.
Dengan menggunakan rumus :
x 100%
Keterangan := nilai rata-rata yang dicari= jumlah nilai responden
n = jumlah sampel responden (Eko, 2002 : 70)
Hasil Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah
sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII 1990 dan juga
sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan terletak di Jalan
Bunga Lau Medan Tuntungan.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mulai berfungsi sejak
tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk pelayanan
rawat inap dimulai sejak tanggal 2 Mei 1992. Pada, tanggal 11 Januari 1993
secara resmi sebagai Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran USU Medan
dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebagai tanda
mulainya soft opening kemudian diresmikan oleh Bapak Presiders RI pada tanggal
21 Juli 1993.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan terdiri dari 10
(sepuluh) unit rawat inap dan 10 (sepuluh) poliklinik, rawat jalan.
Dalam kurun waktu 1 tahun mulai periode Mei 2009-Mei 2010,
ditemukan 78 kasus partus prematurus. Maka hasil penelitian dapat dilihat
pada tabel-tabel di bawah ini.
Berikut ini peneliti akan menyajikan tabel karakteristik responden
berdasarkan usia, pekerjaan, paritas, penyakit yang menyertai kehamilan, dan
riwayat persalinan persalinan.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Partus Prematurus Berdasarkan Usia di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Mei 2009-Mei 2010.
No Usia Jumlah Persentase (%)
1 <20 tahun 37 47,442 20-35 tahun 25 32,053 >35 tahun 16 20,51
Jumlah 78 100Sumber : Rekam Medik Mei 2009-Mei 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa kasus partus prematurus paling banyak
dijumpai pada usia <20 tahun sebanyak 37 orang (47,44%) dan paling sedikit
dijumpai pada usia >35 tahun sebanyak 16 orang (20,51%) dari 78 kasus
persalinan prematur.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Partus Prematurus Berdasarkan Pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Mei 2009-Mei 2010.
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 IRT 15 19,232 PNS 7 8,983 Petani 24 30,774 Wiraswasta 21 26,925 Berdagang 11 14,10
Jumlah 78 100Sumber : Rekam Medik Mei 2009-Mei 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa kasus partus prematurus paling banyak
dijumpai pada ibu dengan pekerjaan petani sebanyak 24 orang (30,77%) dan
paling sedikit dengan pekerjaan PNS sebanyak 7 orang (8,98%) dari 78 kasus
persalinan prematur.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Partus Prematurus Berdasarkan Paritas di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Mei 2009-Mei 2010.
No Paritas Jumlah Persentase (%)
1 1 21 26,922 2-3 39 503 >3 18 23,08
Jumlah 78 100Sumber : Rekam Medik Mei 2009-Mei 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa kasus partus prematurus paling banyak
dijumpai pada ibu dengan paritas 2-3 sebanyak 39 orang (50%) dan paling sedikit
paritas >3 sebanyak 18 orang (23,08%) dari 78 kasus persalinan prematur.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Partus Prematurus Berdasarkan Penyakit Yang Menyertai Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Mei 2009-Mei 2010.
NoPenyakit Yang Menyertai
KehamilanJumlah
Persentase (%)
1 Penyakit jantung 3 3,852 Hipertensi 57 73,083 Plasenta previa 5 6,414 Solusio plasenta 2 2,565 Diabetes 11 14,10
Jumlah 78 100Sumber : Rekam Medik Mei 2009-Mei 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa kasus partus prematurus paling banyak
dijumpai pada ibu yang penyakit hipertensi sebanyak 57 orang (73,08%) dan
paling sedikit penyakit solusio plasenta sebanyak 2 orang (2,56%) dari 78 kasus
persalinan prematur.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin dengan Partus Prematurus Berdasarkan Riwayat Persalinan Prematur di RSUP H. Adam Malik Medan Periode Mei 2009-Mei 2010.
No Riwayat Persalinan Prematur
Jumlah Persentase (%)
1 Ya 48 61,542 Tidak 30 38,46
Jumlah 78 100Sumber : Rekam Medik Mei 2009-Mei 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa kasus partus prematurus berdasarkan riwayat
persalinan lebih banyak ibu mengalami riwayat persalinan prematur sebanyak 48 orang (61,54%)
dan yang tidak mengalami riwayat persalinan prematur sebanyak 30 orang (38,46%) dari 78
kasus persalinan prematur.
Pembahasan
Responden Berdasarkan Usia
Responden yang mengalami persalinan prematur berdasarkan usia yang tertinggi adalah
pada usia <20 tahun sebanyak 25 orang (32,05%) dan yang terendah adalah pada usia
>35 tahun sebanyak 16 orang (20,51%).
Hat ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Sarwono, 2008) yang
menyatakan bahwa tingginya angka kejadian partus prematurus sering terjadi pada ibu
yang berusia kurang dari 20 tahun. Hal ini disebabkan karena belum matangnya alat
reproduksi untuk hamil dan ibu sudah termasuk ke dalam resiko tinggi sehingga
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin.
Menurut peneliti bahwa ibu yang bersalin <20 tahun mempunyai resiko untuk melahirkan
prematur karena organ reproduksi ibu tersebut belum cukup matang serta ibu-ibu yang terlalu
muda secara emosional belum 100% siap untuk menerima kehamilan.
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Responden yang mengalami persalinan prematur berdasarkan pekedaan yang tertinggi
adalah Petani sebanyak 24 orang (30,77%) dan terendah pada pekerjaan sebagai PNS
sebanyak 7 (8,98%).
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Sarwono, 2008) dikatakan bahwa
partus prematurus akan meningkat, jika dalam pekerjaannya ibu berdiri terlalu lama, kelelahan
dalam bekerja karena kerja terlalu lama dan ibu bekerja terlalu berat.
Menurut peneliti bahwa pekerjaan fisik yang berat, tekanan mental (stress), atau
kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan kejadian prematur.
Responden Berdasarkan Paritas
Responden yang mengalami persalinan prematur berdasarkan paritas yang tertinggi
adalah paritas 2-3 sebanyak 39 orang (50%) dan yang, terendah adalah paritas >3 sebanyak 18
orang (23,08%).
Ini disebabkan akibat kekendoran dinding perut dan dinding rahim sehingga
menurunkan kemampuan uterus untuk berkontraksi dan sulit melakukan penekanan
pembutuh darah yang terbuka setelah lepasnya placenta. Resiko terjadinya hal ini amat
meningkat pada multipara dan grande multipara.
Menurut (Sarwono, 2008), dikatakan bahwa paritas 2 dan 3 merupakan paritas yang
paling aman namun pada kenyataan disini paritas 2 dan 3 juga mengalami persalinan prematur.
Menurut peneliti bahwa penyebab lain adalah kurangnya status gizi
pada ibu hamil, tentu berpengaruh pada daya tahan ibu yang akan menurun dan
istirahat yang kurang terpenuhi dengan waktu ibu yang panjang dalam bekerja
tanpa memperhatikan kehamilannya.
Responden Berdasarkan Penyakit Yang Menyertal Kehamilan
Responden yang mengalami persalinan prematur berdasarkan penyakit
yang menyertai kehamilan tertinggi adalah hipertensi sebanyak 57 orang (73,08%).
Hal ini sesuai dengan teori (Sarwono, 2008), dikatakan bahwa tekanan
darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan.
Hipertensi ini juga menjadi penyebab dad kematian perinatal oleh karena partus
prematurus dan kelahiran mati.
Menurut peneliti bahwa penyakit hipertensi dalam kehamilan
merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebeturn kehamilan atau timbul dalam
kehamilan atau pada permulaan persalinan, hipertensi dalam kehamilan menjadi
penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. lbu dengan hipertensi
akan menyebabkan tedadinya insufisiensi placenta, hipoksia sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan sering tedadi kelahiran prematur. Dengan
demikian harus dilaksanakan tindakan partus dini.
Responden Berdasarkan Riwayat Persalinan Prematur
Responden yang mengalami persalinan prematur berdasarkan riwayat persalinan lebih
banyak ibu mengalami riwayat persalinan prematur sebanyak 48 orang (61,54%) dan terendah
adalah sebanyak 30 orang (38,46%).
Hal ini sesuai dengan teori (Krisnadi, 2005), riwayat pernah melahirkan prematur satu
kali mempunyai resiko 4 kali lipat mengalami partus prematur berulang.
Menurut peneliti bahwa ibu dengan riwayat kelahiran prematur sebelumnya akan
mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk kelahiran prematur lagi. Seperti yang
didapatkan penelitian dari internet yang berjudul "Apa itu Persalinan Prematur ?" oleh Dr.
Sudrinah dan diakses tanggal 01 Agustus 2010, menyatakan bahwa, banyak juga ibu, dengan
riwayat kelahiran prematur hanya teladi sekali saja dan berikutnya normal.
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap karakteristik ibu bersalin dengan partus prematurus di
RSVP H. Adam Malik Medan Tahun 2010 dengan jumlah responder 78 orang dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. lbu bersalin dengan partus prematurus berdasarkan penyakit yang menyertai kehamilan dan
riwayat persalinan prematur, lebih banyak ibu dengan penyakit hipertensi sebanyak 57 orang
(73,08%) dan mengalami riwayat persalinan prematur sebanyak 48 orang (61,54%).
2. Ibu bersalin dengan partus prematurus berdasarkan paritas dan usia kehamilan, lebih banyak
ibu dengan paritas 2-3 sebanyak 39 orang (50%) dengan usia <20 tahun sebanyak 37 orang
(47,44%)
3. Ibu bersalin dengan partus prematurus berdasarkan pekerjaan lebih banyak ibu yang
mempunyai pekerjaan yang lebih begat sebagai petani sebanyak 24 orang (30,77%).
Saran
1. Kepada petugas kesehatan agar melakukan tindakan yang cepat dan tepat melakukan
perawatan intensive kepada ibu bersalin dengan partus prematurus untuk mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas bayi dan ibu dan khususnya perawat untuk meningkatkan upaya
perawatan antenatal sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap kehamilan dengan
resiko, tinggi penyakit yang menyertai pada khususnya kasus partus prematurus segera
melakukan tindakan merujuk jika ditemukan komplikasi.
2. Mengingat seriusnya masalah yang dihadapi bayi prematur, maka sebaiknya ibu hamil
menghindari kemungkinan persalinan yang terlalu cepat. Dengan modal pengetahuan ini,
diharapkan ibu hamil dapat minta pertolongan sedini mungkin. Dianjurkan istirahat dan lebih
berhati-hati pada sang ibu. Demikian juga pada ibu yang mengalami stres, disarankan untuk
istirahat total, baik fisik ataupun psikis. Pada keadaan ini, penanganan sering tanpa
pemberian obat-obatan.
3. Kepada ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya secara teratur ke tempat pelayanan
kesehatan, mengurangi aktifitas pekerjaan yang berat dan istirahat yang cukup serta
mengkonsumsi makanan bergizi.
4. Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar penelitian lebih dikembangkan dengan judul yang
berbeda yang dapat memberikan masukan (kontribusi) yang bersifat membangun khususnya
kepada RSUP H. Adam Malik Medan dalam upaya penanganan ibu bersalin dengan partus
prematurus.
Daftar Pustaka
Bobak, dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC; Jakarta. Budiado, Eko, 2002. Biostatistika. EGC; Jakarta.
Himapid, 2009. Persalinan Prematur. www.blogspot.com. Tanggal 08 Febuari.
Hutahaean, Serri, 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi. Cetakan I, CV. Trans Info Media; Jakarta.
Juliani Dewi, 2009. Persalinan Prematur. www.kalbe.co.id. Tanggal 08 Februari.
Krisnadi, Sofie R, 2005. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Edisi 2, Cetakan I, EGC; Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk, 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Cetakan I, EGC; Jakarta.
Morgan, Geri, dkk, 2009. Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik. Edisi 2, Cetakan I, EGC; Jakarta.
Nursalam, 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika; Jakarta.
Politeknik Kesehatan, 2006. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah KTI. Medan
Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi 4, P.T. Bina Pustaka; Jakarta.
Suririnah, 2005. Apa itu Persalinan Prematur. www.infoibu.com. Tanggal 01 Agustus.
Varney, Helen, dkk, 2002. Buku Saku Bidan. Cetakan I, EGC; Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga, Yayasan Bina Pustaka; Jakarta.