zat adiktif

Upload: nur-rokhman

Post on 17-Jul-2015

647 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Zat adiktif adalah bahan atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan bagi pemakainya. Awalnya zat adiktif berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya: daun tembakau (Tobacco sp.), daun ganja (Cannabis sativa), opium (Papaver somniferum) dan kokain (Erythroxylum coca). Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia telah dapat membuat berbagai jenis zat adiktif buatan dengan kemampuan yang sama dengan zat adiktif alami. Psikotropika menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 adalah bahan atau zat baik alamiah maupun buatan yang bukan tergolong narkotika yang berkhasiat psikoaktif pada susunan saraf pusat. Yang dimaksud berkhasiat psikoaktif adalah memiliki sifat mempengaruhi otak dan perilaku sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku pemakainnya. SIFAT SIFAT Zat adiktif dan psikotropika pada mulanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan medis. Seperti untuk pembiusan pasien dalam proses operasi. Namun, saat ini telah banyak penyalahgunaan terhadap zat adiktif dan psikotropika. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika ini membahayakan karena dapat merusak organ tubuh. Yang paling berbahaya adalah membuat si pemakainya kecanduan dan ketergantungan. Sifat atau efek yang ditimbulkan akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika adalah: 1. Memberikan rangsangan pada susunan saraf pusat sehingga saraf pusat dipaksa untuk lebih aktif bekerja. Dampak yang terjadi pada pemakai adalah rusaknya sel-sel otak dan organ tubuh seperti hati, ginjal, paru-paru dan jantung. Dampak yang lebih parah adalah kelumpuhan, kemandulan dan impotensi. 2. Mengurangi aktifitas susunan saraf pusat. Ilmu kedoketeran menggunakan zat ini untuk pasien yang kesulitan tidur. 3. Menimbulkan halusinasi atau daya hayal bagi pemakainya. Bagi tubuh manusia dapat merusak daya ingat, kerusakan ginjal, menyebabkan kegilaan, kebingungan sampai kematian. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA 1. ROKOK Peringatan tentang bahaya merokok sering kita dengar, bahkan pada kemasan rokok tertulis dengan jelas bahwa rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. Tetapi mengapa pengguna rokok masih saja tidak menghiraukannya? Sebatang rokok mengandung banyak sekali zat-zat berbahaya bagi tubuh manusia, antara lain: 1. Nikotin, terdapat dalam tembakau, menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung. Hal ini mengakibatkan jantung dipaksa bekerja lebih berat. Nikotin merupakan zat yang dapat menimbulkan efek kecanduan. Zat inilah yang menyebabkan perokok sulit menghentikan kebiasaan merokoknya. 2. Karbon Monoksida (gas CO), merupakan gas yang lebih reaktif daripada oksigen. Sehingga apabila gas ini masuk ke dalam aliran darah maka gas tersebut lebih mudah berikatan dengan haemoglobin. Jika gas CO terhirup saat bernapas, darah menjadi kekurangan oksigen. Akibatnya, tubuh akan menjadi lemas. 3. TAR, merupakan sisa pembakaran, berwarna hitam dan lengket, bersifat karsinogen yaitu dapat menimbulkan kanker. Tar yang mengenai gigi, jari dan kuku perokok akan mengakibatkan warna kuning kehitaman. Tar juga mengakibatkan penyakit tenggorokan dan pernapasan. 4. Bahan-bahan kimia lain, lebih dari 4000 zat-zat lain terkandung dalam asap rokok. 43 zat diantaranya dapat menyebabkan penyakit kanker, diantaranya adalah aseton (bahan utama penghapus cat), amoniak (bahan pembersih lantai) dan hidrogen sianida (gas racun untuk eksekusi mati).

Bahaya rokok juga tidak hanya dirasakan oleh si perokok sendiri namun juga merugikan orangorang disekitarnya. Ketika seseorang merokok, asap yang ditimbulkan akan terhirup oleh orang-orang disekitarnya. Orang-orang yang ikut menghisap asap rokok disebut dengan

perokok pasif. Perokok pasif beresiko mendapat kanker paru-paru, serangan asma dan penyakitpernapasan yang lain. Tidak ada satu pun zat yang bermanfaat dalam sebatang rokok. Lebih banyak bahayanya daripada manfaat yang bisa didapat. Sebelum terlanjur, sebaikanya jangan sekali-kali untuk mencoba-coba. Alkohol Alkohol merupakan senyawa kimia yang dikenal dengan etanol. Alkohol dapat diperoleh melalui proses fermentasi berbagai jenis tumbuhan, misalnya anggur, singkong, dan ketan. Alkohol merupakan bahan kimia yang sangat bermanfaat di bidang kedokteran. Pemanfaatan alkohol diantaranya adalah sebagai pelarut obat, pembersih luka, membunuh mikroorganisme dan lainlain. Penyalahgunaan dalam mengkonsumsi alkohol dapat menyebakan seseorang menjadi emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan). Konsumsi yang berlebihan mengakibatkan seseorang mabuk, tidak sadarkan diri bahkan kematian. Timbulnya gangguan ini karena reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat (otak). 1. Konsumsi alkohol dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan: 2. Kerusakan pada hati dan jantung 3. Koordinasi gerak terganggu 4. Kemandulan Pada pria mengakibatkan impotensi 5. Pada wanita hamil mengakibatkan pertumbuhan janin tidak sempurna atau bayi akan lahir dengan cacat 6. Kemunduran daya ingat/kesadaran 7. Gangguan jiwa Ekstasi merupakan salah satu golongan psikotropika berbentuk kapsul atau tablet. Kandungan yang terdapat dalam ekstasi adalah amfetamin. Akibat yang tampak saat penyalahgunaan ekstasi adalah perasaan fly, sehingga orang tersebut menjadi hiperaktif, berkeringat, pusing, gemetar, detak jantung cepat dan kehilangan nafsu makan. Penggunaan dalam jangka waktu lama menyebabkan kerusakan saraf otak, gangguan daya ingat, dehidrasi, kurang gizi dan kelambanan gerakan anggota tubuh. Sabu-sabu memiliki nama asli methamfetamin. Sabu-sabu berbentuk kristal, berwarna putih dan tidak berbau. Awalnya digunakan untuk tujuan penelitian ilmu pengetahuan dan digunakan dalam terapi orang yang mengalami gangguan jiwa. Namun, mempunyai potensi kuat menyebabkan ketergantungan. Oleh karenanya penggunaan tanpa resep dokter sangat dilarang. Gejala yang tampak saat penyalahgunaan psikotropika jenis ini adalah malas makan, tekanan darah tinggi, detak jantung sangat cepat, selalu merasa ketakutan dan pingsan karena terlalu lelah. Penggunaan dalam waktu lama dan banyak menyebabkan kerusakan saraf otak, kerusakan jantung, paranoid sampai menjadi gila dan akhirnya kematian. Ganja secara tradisional digunakan sebagai penyedap masakan oleh beberapa golongan masyarakat Indonesia. Tanaman ini banyak tumbuh secara liar di kebun atau ladang di daerah Sumatra. Ganja berasal dari daun tumbuhan Cannabis sativa. Daun ganja mengandung zat THC (tetra

hydrocannabinol) yang merupakan faktor utama penyebab halusinasi. Kadar tertinggi terdapatpada pucuk tanaman. Pemakaian ganja secara terus menerus dan terlalu banyak mengakibatkan ketergantungan dan berakibat melemahnya daya ingat, tidak tenang, tidak bergairah, sensitif, merusak jantung, paru-paru dan hati serta menyebabkan schizophrenia (penyakit mental/gangguan jiwa).

Opium berasal dari getah tumbuhan Papaver somniferum. Opium kemudian diolah menjadi

morfin dan kodein. Saat ini, berbagai opium sintesis dengan sengaja dibuat, diantaranya adalahheroin. Produksi opium pada awalnya bertujuan untuk pembuatan berbagai obat penghilang rasa sakit dan nyeri (obat analgesik). Penyalahgunaan opium dapat mempengaruhi perubahan fisik dan mental. Susunan saraf menjadi rusak dan otak tidak dapat bekerja dengan normal. Kokain .berbentuk bubuk berwarna putih, tidak berbau, terasa pahit dan mudah menyerap air dari udara. Zat ini dihasilkan dari getah tumbuhan Coca (Erythroxylon coca). Pada mulanya dunia kedokteran menggunakan kokain sebagai obat bius lokal (anestesi). Saat ini produksi kokain secara legal untuk obat-obatan telah dilarang. Kokain memiliki efek negatif bagi pemakainya karena menimbulkan efek halusinasi dan mimpi buruk. Pengkonsumsian kokain dapat meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah, kecemasan yang berlebihan, jika pengaruh kokain berkurang tubuh akan melemah. Morfin merupakan salah satu alkaloid yang terdapat dalam getah candu mentah, diperoleh melalui proses kimiawi. Morfin tergolong dalam opioda alami, berupa kristal putih atau berbentuk serbuk halus putih adapula dalam bentuk cairan yang berwarna, tidak berbau, rasanya pahit. Cara kerja morfin dalam tubuh adalah dengan menekan pusat pernapasan. Pemakai yang overdosis akan mengalami gangguan pernapasan yang fatal. Penyalahgunaan morfin mengakibatkan ketergantungan, pada wanita mengganggu siklus menstruasi, pada pria mengakibatkan impotensi, menyebabkan sembelit dan kematian. Heroin atau putauw diperoleh melalui proses kimia terhadap morfin. Heroin digolongkan dalam opium semisintesis. Heroin berbentuk serbuk berwarna putih, sering pula dijumpai dalam berbagai warna. Baunya seperti cuka dan terasa pahit. Heroin merupakan zat psikoaktif (zat yang dapat mempengaruhi mental dan tingkah laku seseorang). Heroin dilarang dalam dunia pengobatan. Gejala awal penggunaan heroin adalah rasa mual, pupil mata mengecil, hidung gatal, nafas berat dan melemah dan tubuh malas bergerak. Pemakaian dalam dosis yang tinggi dapat mengakibatkan kematian. Pecandu heroin tidak segan untuk melukai dirinya sendiri dengan cara menyayat pergelangan tangannya jika tidak memperoleh zat tersebut. Pengaruh dan Bahaya Penyalahgunaan Zat Adiktif dan PsikotropikaZat adiktif dan psikotropika merupakan bahan yang sangat diperlukan di bidang kedokteran. Misalnya morfin sebagai penawar rasa sakit pada saat operasi, alkohol sebagai antiseptik, kokain sebagai obat perangsang dan lain-lain. Obat-obatan tersebut tidak bisa digunakan secara sembarangan, harus sesuai dengan aturan dan di bawah pengawasan dokter. Karenanya obat-obatan tersebut tidak diperjualbelikan secara bebas. Pemakaian obat-oabatan untuk diri sendiri tanpa indikasi dan tidak bertujuan pengobatan disebut penyalahgunaan zat (drug abuse). Penyalahgunaan tersebut dapat menimbulkan ketergantungam, keracunan bahkan kematian. Kerugian yang diakibatkannya juga melibatkan orang lain dan dapat mengganggu ketertiban umum. Dampak negatif yang paling berbahaya dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika adalah efek ketagihan. Efek ini seringkali memicu seorang pecandu untuk melakukan tindak kejahatan agar mendapatkan zat adiktif dan psikotropika yang dibutuhkannya. Dampak yang paling mengerikan ketika seorang pecandu tidak mendapatkan zat yang dibutuhkannya sehingga harus mengehentikan pemakaian secara mendadak adalah efek sakaw. Dalam dunia kedokteran disebut abstinentia withdrawal

syndrome. Pecandu akan merasa sangat sakit dan menderita, apabila kondisi seperti ituberlanjut akan berujung pada kematian. ZAT ADITIF YANG TERKANDUNG DALAM BAHAN MAKANAN

Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air. Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari. Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan kimia lain.. Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain. Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat: 1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan; 2. membuat makanan tampak lebih menarik; 3. meningkatkan cita rasa makanan; dan 4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk. Zat-zat aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat; 2 zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat. Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Zat aditif dalam produk makanan biasanya dicantumkan pada kemasannya. 1. Zat Pewarna Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan adalah: a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.9, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia. b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama. Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna

tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau minuman tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman. Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak. 2. Zat Pemanis Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Zat pemanis alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi. b. Zat pemanis buatan atau sintetik. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orangorang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garamgaram siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%. Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel. 3. Zat Pengawet Ada sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat pengawet) ke dalam makanan dan minuman. Zat pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual di toko-toko atau supermarket biasanya tercantum

tanggal kadaluarsanya, tanggal yang menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman tersebut masih dapat dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan. Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan. Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. a. Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet. Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya: a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit; b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat; c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 36 gram. Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan. 4. Zat Penyedap Cita Rasa Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempahrempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan. Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis: a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini; b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan; c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;

d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel. Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan Chinese restaurant syndrome yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang menyukai zat penyedap ini tak perlu khawatir dulu. Kecurigaan ini masih bersifat pro dan kontra. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label tidak mengandung MSG dalam kemasannya. Pada pembahasan sebelumnya, kamu sudah mempelajari tentang pengelompokan zat aditif berdasarkan fungsinya beserta contoh-contohnya. Perlu kamu ketahui bahwa suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi. Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan. Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Jika kita mengidentifikasi zat aditif yang dipakai dalam makanan/minuman, lihatlah kemasan pada makanan/minuman tersebut. Makanan olahan seperti kue, permen, minuman suplemen, dan es krim cenderung mengandung kadar pewarna tambahan (aditif) yang tinggi. Pewarna tambahan, baik alami maupun buatan, digunakan dalam industri makanan karena berbagai alasan, di antaranya untuk:

mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembaban memperbaiki variasi warna menguatkan warna yang terjadi secara alami mewarnai bahan makanan yang tak berwarna membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera

Beberapa studi ilmiah telah mengaitkan penggunaan pewarna buatan dengan hiperaktivitas pada anak-anak. Hiperaktivitas adalah suatu kondisi di mana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian dan mengontrol perilaku mereka. Pada bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka

Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkathiperaktivitas anak-anak usia 3-9 tahun. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan itu selama bertahun-tahun lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok sangat kecil dari populasi anak (sekitar 0,1%) juga mengalami efek samping lain seperti: ruam, mual, asma, pusing dan pingsan. Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan efek samping yang ditimbulkan: 1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)

Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan.Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang

, tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin. 2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)

Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim,ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah. Dalam beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow. 3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)

Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai,kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi. 4. Allura Red (E129)

Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman,Swedia, Austria dan Norwegia. Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal. 5. Quinoline Yellow (E104) Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma. BAHAYA MSG Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya. Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut (Anonimous 2000). Dari berbagai senyawa pembangkit citarasa yang beredar bebas di pasaran seperti misalnya MSG, 5 nukleotida, maltol (soft drink), dioctyl sodium sulfosuccinate (untuk susu kaleng) dan lain sebagainya, ternyata hanya monosodium glutamat (MSG) yang banyak menimbulkan kontroversi antara produsen dan konsumen (Winarno 2004). Namun sejauh ini, belum banyak penelitian langsung terhadap manusia. Hasil dari penelitian dari hewan, memang diupayakan untuk dicoba pada manusia. Tetapi hasil-hasilnya masih bervariasi. Sebagian menunjukkan efek negatif MSG seperti pada hewan, tetapi sebagian juga tidak berhasil membuktikan. Yang sudah

cukup jelas adalah efek ke terjadinya migren terutama pada usia anak-anak dan remaja seperti laporan Jurnal Pediatric Neurology (Anonimous 2003). Memang disepakati bahwa usia anak-anak atau masa pertumbuhan lebih sensitif terhadap efek MSG daripada kelompok dewasa. Sementara untuk efek terjadinya kejang dan urtikaria (gatalgatal dan bengkak di kulit seperti pada kasus alergi makanan), masih belum bisa dibuktikan. World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pembahasan Asam glutamat atau yang sering disebut dengan MSG (Monosodium Glutamat) pada tahun 1940, asam glutamat telah digunakan di berbagai macam jenis produk makanan di berbagai negara, khususnya dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Asam glutamat merupakan salah satu dari 20 asam amino yang ditemukan pada protein dan MSG merupakan monomer dari asam glutamat. MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. Penambahan MSG ini membuat masakan seperti daging, sayur, sup berasa lebih nikmat dan gurih (Anonimous 2006). MSG dijual dalam berbagai bentuk produk dan kemasan, produk penyedap rasa seperti Ajinomoto atau Royco mengandung MSG sebagai salah satu bahan penyedap rasa. Produk makanan siap saji, makanan beku maupun makanan kaleng juga mengandung MSG dalam jumlah yang cukup besar. Selain lada dan garam, botol berlabel penyedap rasa yang mengandung MSG juga dapat dengan mudah ditemukan di rak bumbu dapur maupun di atas meja restoran. Umumnya, Restoran Cina banyak menggunakan MSG untuk menyedapkan masakan-masakannya. Walaupun sebagian besar orang dapat mengkonsumsi MSG tanpa masalah, beberapa orang memiliki alergi bila mengkonsumsi berlebihan yaitu gejala seperti pening, mati rasa yang menjalar dari rahang sampai belakang leher, sesak nafas dan keringat dingin. Secara umum, gejala-gejala ini dikenal dengan nama sindrom restoran cina. Asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal didalam otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006). Sejarah Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an, tetapi sebenarnya memiliki sejarah panjang. Selama berabad-abad orang Jepang mampu menyajikan masakan yang sangat lezat. Rahasianya adalah penggunaan sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Pada tahun 1908, Kikunae Ikeda, seorang profesor di Universitas Tokyo, menemukan kunci kelezatan itu pada kandungan asam glutamat. Penemuan ini melengkapi 4 jenis rasa sebelumnya asam, manis, asin dan pahit dengan umami (dari akar kata umai yang dalam bahasa Jepang berarti lezat) (Anonimous 2006). Sebelumnya di Jerman pada tahun 1866, Ritthausen juga berhasil mengisolasi asam glutamat dan mengubahnya menjadi dalam bentuk monosodium glutamate (MSG), tetapi belum tahu kegunaannya sebagai penyedap rasa.

Sekarang ini MSG digolongkan sebagai GRAS (Generally Recognized As Save) atau secara umum dianggap aman. Hal ini juga didukung oleh US Food and Drugs Administration (FDA), atau badan pengawas makanan dan obat-obatan (semacam Ditjen POM) di Amerika yang menyatakan MSG aman. Tentu dalam batas konsumsi yang wajar (Anonimous 2003). MSG Pembangkit Citarasa Asam glutamat merupakan bagian dari kerangka utama berbagai jenis molekul protein yang terdapat dalam makanan dan secara alami terdapat dalam jaringan tubuh manusia. Beberapa diantara asam glutamat tersebut terdapat dalam bentuk bebas, artinya tidak terikat dengan asam asam amino lainnya, tetapi masih terdapat dalam makanan. Hanya dalam bentuk bebas itulah asam glutamat mampu berfungsi sebagai senyawa pembangkit citarasa makanan atau masakan. Glutamat bebas tersebut dapat bereaksi dengan ion sodium (natrium) membentuk garam MSG (Winarno 2004). MSG yang banyak dijual di toko-toko, diproduksi dalam skala komersial melalui proses fermentasi dengan menggunakan bahan mentah pati, gula bit, gula tebu, atau molases (tetes). Begitupun, menyadari tingginya konsumsi MSG di wilayah Asia, WHO menggunakan MSG untuk program fortifikasi vitamin A. Di Indonesia pernah dilakukan pada tahun 1996. Juga, penggunaan MSG bisa menjadi salah satu pilihan dalam menurunkan konsumsi garam (sodium) yang berhubungan dengan kejadian hipertensi khususnya pada golongan manula. Hal ini karena untuk mencapai efek rasa yang sama, MSG hanya mengandung 30% natrium dibanding garam. Glutamat Di dalam Tubuh Glutamat diproduksi di dalam tubuh manusia dan mempunyai peranan pentng di dalam proses metabolisme. Secara alami glutamat ditemukan di otot, otak, ginjal, hati dan organ-organ lainnya termasuk juga di dalam jaringan. Selain itu, glutamat juga ditemukan pada air susu ibu (ASI) dengan tingkat 10 kali lipat dari yang ditemukan di susu sapi (Anonimous 2006).Rata-rata setiap orang mengkonsumsi glutamat antara 10 sampai 20 gram dan 1 gram glutamat yang bebas dari makanan yang kita makan setiap harinya. Pada kebanyakan diet glutamat sangat cepat dimetabolis dan digunakan sebagai sumber energi. Dari segi pandangan nutrisi, glutamat termasuk non-essential amino acid, yang berarti bahwa tubuh kita dapat memproduksi glutamate dari sumber protein yang lain, jika memang diperlukan tubuh memproduksi sendiri glutamate untuk berbagai macam kebutuhan essential (Anonimous 2006). MSG dan Kesehatan Masyarakat Pada tahun 1959, Food and Drug Administration di Amerika mengelompokkan MSG sebagai generally recognized as safe (GRAS), sehingga tidak perlu aturan khusus. Kemudian pada tahun 1970 FDA menetapkan batas aman konsumsi MSG 120 mg/kg berat badan/hari yang disetarakan dengan konsumsi garam. Mengingat belum ada data pasti, saat itu ditetapkan pula tidak boleh diberikan kepada bayi kurang dari 12 minggu (Anonimous 2003). Dari penelitian yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun oleh para scientis bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, sejauh tidak berlebihan termasuk pada wanita hamil dan menyusui. Pada wanita hamil dan menyusui Hasil penelitian menunjukkan, glutamat hanya akan menembus placenta bila kadarnya dalam darah ibu mencapai 40 50 kali lebih besar dari kadar normal. Itu artinya mustahil kecuali glutamat diberikan secara intravena. Sementara kalau ibu menyusui menyantap MSG 100 mg/kg berat badan, mungkin kadar glutamat dalam darahnya akan naik, tetapi tidak dalam ASI. Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Jadi, jika berat

seseorang 50 kg, maka konsumsi MSG yang aman menurut perhitungan tersebut 6 gr (kira-kira 2 sendok teh) per hari. Rumus ini hanya berlaku pada orang dewasa. WHO tidak menyarankan penggunaan MSG pada bayi di bawah 12 minggu (Anonimous 2001). Efek Bahaya dari Penggunaan MSG :

A. Chinese Restaurant SyndromeTahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan MSG. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome. Bagaimana sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2 12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.

B. Kerusakan Sel Jaringan OtakHasil penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikustikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006).

C. KankerMSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.

D. AlergiMSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004). Kesimpulan MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. MSG aman dikonsumsi sejauh tidak berlebihan. Meski dinilai aman, MSG hendaknya tidak diberikan bagi orang yang tengah mengalami cidera otak karena stroke, terbentur, terluka, atau penyakit syaraf. Konsumsi MSG menyebabkan penumpukan asam glutamat pada jaringan sel otak yang bisa berakibat

kelumpuhan. Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Sumber Literatur: Disarikan dari Tulisan Drh. Ery Lestari S (2007)

Anonim. 2006. MSG. http/www.Info Monosodium Glutamat.com. [01-08-2006]. Anonim. 2006. MSG dan Kesehatan. http/www.info sehat.com. [01-08-2006]. Anonim. 2003. MSG. Efek Negatif MSG. http/www.com. [01-08-2006]. Anonim. 2000. Seputar Kontroversi MSG. http/www.Tekno Pangan.com. [01-08-2006]. Anonim. 2001. Bahaya Zat Aditif. http/www.Tekno Pangan.com. [01-08-2006]. Winarno FG. 2004. Keamanan Pangan Jilid 2. M Brio Press, Jakarta.KETERANGAN. ID SINGKATAN KEPANJANGAN 1 TBHQ Antioksidan, ascorbid acid 2 MSG Monosodium Glutamat 3 CaCO3 Kalsium Karbonat 4 DG Dinatrium Guanilat 5 DI Dinatrium Inolsitat 6 Pewarna Sunseet Yellow/Kuning FCF CI 15985,Karamel,Tartrazine CI 19140,Ponceou 4R CI 16255,Merah Allura CI 16035,Biru Berlian CI 42090,Enthrosine CI 45430,Indigotine CI 73015,Coklat HT 7 NaB Natrium Bicarbonat 8 Si Siklamat 9 FF Ferro Fumarat 10 KCL Kalium klorida 11 AS Asam Sitrat 12 NB Natrium Benzoat 13 SB Sodium Benzoat 14 KB Kalium Benzoat 15 Fe Zat besi 16 Pk Pengatur Keasaman 17 P Pengental 18 AF Asam Folat 19 KCO3 Kalium Karbonat 20 Po Poliphospat 21 G Guar Gum 22 Tk Thickener 23 AR Acidity Regulator 24 MNG Mononatrium Glutamat 25 MH Metil-p-hidroksi Benzoat 26 TF Trikalsium Fosfat 27 Ng Natural Gum 28 Nn Natrium Nitrit 29 N Nitrat 30 Bd Belerang Dioksida 31 Pn Pepsin 32 Dg Disodium Guanilat 33 Sc Sodium Cloride 34 Dim Disodium Inosinate Maltol 35 Sn Sodium Nitrit 36 Pt Potassium 37 Al Asam Laktat 38 Ast Asam Asetat 39 Sk Sakarin 40 Ph Pigmen Heme 41 Bt Betasianin 42 Krt Karotenoid 43 Aa Acetid Acid 44 Ca Citrid Acid 45 Tkl Tokoferol 46 Ks Kalium Sorbat 47 Vn Vinegar 48 Gr Garlic 49 Sa Sorbid Acid 50 F Flavour 51 Hp Hidrosilat Protein Sayuran 52 Ps Pemanis 53 Ga Gom Arab 54 Sl Soya Lesitin 55 Pg Penggumpal 56 Sg Sirup Glukosa 57 Gl Gliserin 58 M Mentol 59 El Eukaliptol 60 Pp Pepermint 61 Gs Gelatin Sapi 62 Am Asam Malat 63 Ml Molases 64 Em Emulsifier 65 Gb Gum Base 66 Sr Sorbitol 67 At Asam Tartrat 68 Hm Herbal Mint 69 CA Cooling Agent 70 A Aroma 71 Ab Amonium Bicarbonat 72 R Ragi 73 Pn Papain 74 S Salt 75 Em Ekstrak Malt 76 Ft Fruktosa 77 D Dextrose 78 V Vanili 79 Kf Kalsium Fosfat 80 Kr Karagen 81 Pc Pectin 82 I Inulin 83 Ks Kalsium Sitrat 84 Pe Pengemulsi 85 NaCl Natrium Klor 86 CaCl Kalsium Klor 87 Kal Kalsium Laktat 88 Mg Magnesium Karbonat 89 Prs Pencita Rasa Sitrus 90 Re Renin 91 An Annato 92 La Lactid Acid 93 NaK Natrium Karbonat 94 Ns Natrium Sitrat 95 Pr Protease 96 Kn Kalsium Nitrit 97 Ss Sodium Sitrat 98 Am Amilase 99 B Borax

KZA ID NAMA PRODUK JENIS MAKANAN Makanan Ringan KANDUNGAN ZAT ADDITIVE TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB

1 Chitato

KZA ID NAMA PRODUK JENIS MAKANAN Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan Makanan Ringan MSG 3 Piattos 4 French Fries 5 Potato Chips 6 Potato Steak 7 Happy Tos 8 Balls 9 Taro 10 Double Dekker 11 Jet Zet 12 Twisko 13 Mie Remes ABC KCl, AAS, pewarna, NaB, MSG NaB, pewarna, Si, FF, AS, MSG NB, FF, pewarna, AS, MSG DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, MSG KB, SB, pewarna, NaB, FF, MSG TBHQ, MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB, Si NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG, DI, MSG TBHQ, MSG, CaCO3, DG, NaB, pewarna, AS KB, SB, MSG, NaB, FF, TBHQ, pewarna, KCO3, NB DG, DI, KCO3, FF, TBHQ, TBHQ, MSG MSG, KB, SB, NaB, FF, pewarna, NB, Aas Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB, Aas, NB 15 Selera Rakyat 16 Sedap 17 ABC 18 Sarimie 19 Gaga 20 Mi Duo 21 Salam Mie 22 POP Mie 23 CUP Noodles 24 Mie Gelas 25 Mie Soun 26 Al-Ham Mie 27 Sambal Asam Manis Kokita 28 Sambal Terasi Kokita 29 Sambal Bajak Kokita 30 Sambal Kecap Kokita 31 Sambal Tauco Bumbu dalam Botol SB,Bd,MSG,Sk,Krt, NB Bumbu dalam Botol Pt,SB,MSG,Sk Bumbu dalam Botol SB,NB,MSG,Sk,Bt Bumbu dalam Botol SB,MSG,Sk,AB,Bt Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Makanan Siap Saji Bumbu dalam Botol MSg, NaK, NaB, KCO3, G, pewarna, KB Tk, AR, MSG, pewarna, NB, NaB, KB, CaB MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe, PK, AF MSG, NB, MNG, MH, pewarna, AF, Fe TF, MSG, NB, MNG, P, PK MSG, Ng, NB, MNG, AF, AR NaK, KCO3, Po, G, pewarna, Fe, Af, MSG P, PK, Ng, MSG, AF, NB, MNG, Po pewarna, PK, F, Hp, Ps P, TBHQ, PK, MSG, MNG, NB MSG,MNG, P, NB, PK, AF MSG,MNG, P, NB, PK, AF, TF Al, Ast, AS,MSG,Sk,AB,Ph KANDUNGAN ZAT ADDITIVE DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, pewarna, NaB,

2 Chitos

14 Indomie Goreng Makanan Siap Saji

KZA ID NAMA PRODUK Kokita 32 Sambal Balado Kokita 33 Sambal Bangkok Bumbu dalam Botol Kokita 34 Sambal Indofood Bumbu dalam Botol 35 Sambal Sasa 36 Saus Tomat Lombok 37 Saus Raja Rasa 38 Saus Tiram 39 Kecap Sate 40 Kecap Indofood 41 Kecap Cap Dorang 42 Kecap Bango 43 Kecap Piring Lombok 44 Kecap ABC 45 Saus Inggris 46 Santan Kara Bumbu dalam Botol Bumbu dalam Botol Kemasan Plastik 47 Cip Corned Beef Makanan Kaleng 48 Cip Soppini 49 Corned ABC 50 Sosis Champ 51 Sosis Farm House 52 Sosis Vida 53 Sosis Bernardi 54 Bakso Vida 55 Bakso Bernardi 56 Qeju-Qeju Makanan Kaleng Makanan Kaleng Makanan dalam Kemasan Plastik Makanan dalam Kemasan Plastik Makanan dalam Kemasan Plastik Makanan dalam Kemasan Plastik Makanan dalam Kemasan Plastik Makanan dalam Kemasan Plastik Makanan Pelengkap dalam Kemasan Kertas KB,CaB,NB,N,Nn,Re,Pt,SB,An TBHQ,B,MSG,Po,Sn,NB NB,MSG,Po,TBHQ,B NB,Bd,Po,Pt NB,TBHQ,Po,Sn,Bd TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB Nn,Po,N,Bd,Pn,Dg,MSG,Sc,Dim,Sn TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB MNG,Nn,Bd,Pn,Sn Bd,Nn,TBHQ,Po,Pt MSG,P,Sk,NB Vn,Gr,Sa,NB,MSG,P,Sk Bumbu dalam Botol Bumbu dalam Botol KB,CaB,NB,MSG,P NB,MSG,P,Sk Bumbu dalam Botol Bumbu dalam Botol Bumbu dalam Botol Bumbu dalam Botol Bumbu dalam Botol MSG,NB,Ca,Sk,pewarna pewarna,MSG,Sk,Ca,NB,Ks Sk,pewarna,NB,P KB,CaB,NB,Sk,pewarna,P,MSG Sk,pewarna,P,NB,MSG Bumbu dalam Botol Bumbu dalam Botol Tkl,MSG,SB,pewarna,NB MSG,pewarna,P,Ast,NB,SB NB,pewarna,MSG,Sk,AS,P,KB,Bd Aa,Ca,La,SB,MSG,pewarna,NB Bumbu dalam Botol NB,Ast,SB,MSG,pewarna JENIS MAKANAN KANDUNGAN ZAT ADDITIVE

Bumbu Pelengkap dalam MSG,Sk,P,NB,TBHQ

KZA ID NAMA PRODUK JENIS MAKANAN Makanan Pelengkap dalam Kemasan Kertas 58 Blue Band 59 Palm Boom 60 Simas Margarin 61 Chox 62 Golia 63 Fruitella 64 Trebor 65 Big Babol 66 Gulas 67 Travella 68 Relaxa 69 Station Rasa 70 Tango 71 Manise 72 Tamarin 73 Plonk 74 Kopiko 75 Hexos 76 Sugus 77 Collins 78 Boom 79 Pindy Mint 80 Hulabaloo 81 Tops 82 Gery 83 Nyam-nyam 84 Twister 85 Bricko 86 Selamat 87 Good Time 88 Micmac 89 Trenz 90 Dueto Makanan Pelengkap dalam Kemasan Plastik Makanan Pelengkap dalam Kemasan Plastik Makanan Pelengkap dalam Kemasan Plastik Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Permen Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P Sg,Gl,M,Al,El,Pp,pewarna AS,Ga,Gs,A,pewarna Am,AS,Ml,Em,pewarna Gb,Gl,Sr,AS,pewarna pewarna,At,AS Hm,M,CA,pewarna pewarna,M,Hm AS,A,pewarna CA,A,pewarna AS,A,pewarna,Sk,P,Sl At,AS,Sk Sg,Gl,M,Al,Pp Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P Gl,M,Al,El,Pp AS,Ga,Gs,F,pewarna P,F,AS,Am,Gl M,CA,AS,Hm,Gl M,Hm,F,AS,pewarna Ab,R,Pn,Sn,NB Sl,Ab,NB S,Pn.Sn,NB Ab,Em,NB,Ft Ab,D,NB,Ft D,SB,NB,Sl,Ab V,Sl,Ab Ab,NB,V,Sl Ab,F,pewarna,NB,SB Ab,pewarna,V,Sl,MSG Ab,NB,SB Krt,KB,NB,CaB,Ss,Ks NB,CaB,KB,Kst Krt,Ks,Ss,NB,CaB,KB KANDUNGAN ZAT ADDITIVE KB,NB,Kn,Nn,Re,Pt,SB,An,G

57 Kraft Singles

KZA ID NAMA PRODUK JENIS MAKANAN Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Biskuit Jelly Jelly Jelly Selai Selai Selai Selai Selai Pemanis dalam botol Pemanis dalam botol Pemanis dalam botol Pemanis dalam botol Pemanis dalam botol Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Minuman dalam kaleng Mnuman dalam kaleng KANDUNGAN ZAT ADDITIVE Ab,Sl,S,Pp,SB,NB Ab,NB,pewarna,F,Sl pewarna,Hp,NB,MSG Ab,NaB,NB Am,Pr,MNG,Kf NB,AS,Kr,Pc,pewarna I,Ks,Pe,pewarna NB,AS,I,Pc,pewarna AS,Ks,pewarna AS,pewarna,NB,Ks,P pewarna,NB,AS,Ks,Pt NB,AS,Ks,P,pewarna NB,Ks,AS,P,pewarna,Pt,I NB,P,pewarna,CaB,KB,Bd,P,Pe pewarna,NB,KB,Pe pewarna,Pe,P,Cab,Nb Pe,NB,KB,P,pewarna P,Pe,pewarna,CaB,NB AS,Ns,NaCl,CaCl,Kal,Mg,Prs Mg,Prs,pewarna,KB,CaB,NB,Bd Prs,CaB,KB,Bd,Mg Prs,Mg,AS,Kal,NB KB,NB,Mg,Kal,AS AS,NB,Mg,Kal AS,NB,Mg,Kal,Prs AS,Ns,NaCl,Kal,Mg,Prs pewarna,Prs,NB,Kal Ps,TBHQ,Prs,F,pewarna,NB Ps,Prs,pewarna,NB,AS Prs,pewarna,NB,AS

91 Snips Snaps 92 Trakinas 93 Oops 94 Oreo 95 Ritz 96 Tropicool 97 Okky 98 Inaco 99 Mariza 100 Welco 101 Harry 102 Pido 103 Iduna 104 Fresh 105 Marjan 106 Abc 107 Coffe Mocca 108 Leo 109 Pocarri Sweat 110 Fanta 111 Green Sand 112 Sprite 113 Coca-cola 114 Diet Coke 115 Pepsi 116 Calpico Water 117 Sunkist 118 Fruit Tea 119 Ribena 120 Go-go