xkh1 polikultur udang bandeng rumput laut

39
AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426 KAJIAN BUDIDAYA POLIKULTUR UDANG WINDU (Penaeus monodon Fab), IKAN BANDENG (Chanos-chanos Forskal) DAN RUMPUT LAUT (Gracillaria sp) SECARA TRADISIONAL Murachman dan Sahri Muhammad Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UB Nuhfil Hanani dan Soemarno Dosen Fakultas Pertanian, UB ABSTRAK Budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut merupakan alternatif untuk memecahkan masalah kualitas air yang menjadi kendala turunnya produksi ikan di tambak. Tujuan penelitian mengetahui model pengelolaan budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus di Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Sampel berupa pembudidaya tambak beserta tambaknya sebanyak 38 pembudidaya terdiri dari 18 pembudidaya polikultur tiga komoditas (udang windu, ikan bandeng dan rumput laut) dan 20 pembudidaya polikultur dua komoditas (udang windu dan ikan bandeng) yang ditentukan secara proporsional sampling. Variabel yang diteliti terdiri dari jenis komoditi, perlakuan yang dilakukan pada proses budidaya, padat tebar, sumber dan kualitas air, hutan mangrove, kelembagaan sosial dan ekonomi, modal investasi dan operasional, produksi, kualitas air dan kesuburan perairan dan keuntungan finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model budidaya polikultur tiga komoditas terdiri dari komponen penetapan lokasi tambak, persiapan tambak, pemeliharaan, panen, kelembagaan sosial dan kelembagaan ekonomi. Terdapat tiga faktor pendukung penetapan lokasi tambak yaitu tanah dasar tambak, sumber air laut dan air tawar dan keberadaan hutan mangrove. Kualitas air berada pada kesesuaian standar kualitas air untuk tambak dengan kesuburan yang relatif tinggi. Padat tebar udang windu dan ikan bandeng tidak berbeda nyata antara budidaya polikultur dua komoditas dan 2141

Upload: akmed-khaizan

Post on 24-Jul-2015

449 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

KAJIAN BUDIDAYA POLIKULTUR UDANG WINDU (Penaeus monodon Fab), IKAN BANDENG (Chanos-chanos Forskal) DAN RUMPUT LAUT

(Gracillaria sp) SECARA TRADISIONAL

Murachman dan Sahri MuhammadDosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UB

Nuhfil Hanani dan SoemarnoDosen Fakultas Pertanian, UB

ABSTRAK

Budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut merupakan alternatif untuk memecahkan masalah kualitas air yang menjadi kendala turunnya produksi ikan di tambak. Tujuan penelitian mengetahui model pengelolaan budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus di Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Sampel berupa pembudidaya tambak beserta tambaknya sebanyak 38 pembudidaya terdiri dari 18 pembudidaya polikultur tiga komoditas (udang windu, ikan bandeng dan rumput laut) dan 20 pembudidaya polikultur dua komoditas (udang windu dan ikan bandeng) yang ditentukan secara proporsional sampling. Variabel yang diteliti terdiri dari jenis komoditi, perlakuan yang dilakukan pada proses budidaya, padat tebar, sumber dan kualitas air, hutan mangrove, kelembagaan sosial dan ekonomi, modal investasi dan operasional, produksi, kualitas air dan kesuburan perairan dan keuntungan finansial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model budidaya polikultur tiga komoditas terdiri dari komponen penetapan lokasi tambak, persiapan tambak, pemeliharaan, panen, kelembagaan sosial dan kelembagaan ekonomi. Terdapat tiga faktor pendukung penetapan lokasi tambak yaitu tanah dasar tambak, sumber air laut dan air tawar dan keberadaan hutan mangrove. Kualitas air berada pada kesesuaian standar kualitas air untuk tambak dengan kesuburan yang relatif tinggi. Padat tebar udang windu dan ikan bandeng tidak berbeda nyata antara budidaya polikultur dua komoditas dan tiga komoditas. Sedangkan padat tebar rumput laut 975 kg/ha untuk tambak tiga komoditas. Keberadaan rumput laut pada tambak polikultur tiga komoditas menjadikan kualitas airnya lebih baik dibandingkan dengan tambak budidaya polikultur dua komoditas. Kandungan oksigen terlarut 7, 165 mg/l, kecerahan air 50, 875 cm, NH3 0, 157 mg/l, H2S 0, 025 mg/l, NO2 0, 109 mg/l, PO-34 0, 461 mg/l, pH 8, 05, TOM 38, 635 mg/l, TSS 176, 418 mg/l, alkalinitas 4, 665 mg/l, suhu 32, 965 0C, salinitas 32,5, BOD 2, 88 mg/l dan logam Pb 0, 245 mg/l. Produksi udang windu 201, 11 kg/ha/mt dan ikan bandeng 1180, 56 kg/ha/mt adalah lebih tinggi dari produksi tambak polikultur dua komoditas baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif menunjukkan bahwa untuk udang windu kelimpahan plankton dalam lambung 11. 466 ind/lt, pertumbuhan mutlak 23, 93 gram, kegemukan 0, 604114, kelulushidupan 53 % dan ukuran rata – rata 34 ekor/kg. Sedangkan untuk ikan bandeng kelimpahan plankton dalam lambung udang 69. 845 ind/lt, pertumbuhan mutlak 354, 99 gram, kegemukan 0, 814181, kelulushidupan 95 % dan ukuran rata – rata 4, 25 ekor/kg. Keuntungan finansial pembudidaya polikultur tiga komoditas mencapai Rp. 20. 717. 628,- ha/MT dan pembudidaya dua komoditas mencapai Rp. 11. 924. 115,-ha/MT.

Kata kunci : polikultur, dua komoditas, tiga komoditas

2141

Page 2: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

ABSTRACT

Polyculture is an alternative to solving water quality problems leading to decrease of fish production in the ponds. The present research is aimed at establishing the management of polyculture of black tiger prawn, milkfish, and seaweed. This study employs method of case study in Dusun Tanjung Sari, Desa Kupang, sub-district of Jabon, Regency of Sidoarjo. Samples were collected from 18 polyculturers of three commodities (black tiger prawn, milkfish, and seaweed) and 20 polyculturers of two commodities (black tiger prawn and milkfish) by means of proportional sampling. Variables to be investigated were type of commodity, treatment in the polyculture processes, stocking density, water quality, mangrove forest, social and economic institutions, investment and operational funds, production, quality and fertility of water, and financial gain.

Results of the present study show that the three-commodity model of polyculture consists of capability to determine pond sites, pond preparation, maintenance, harvesting, and social and economic institutions. There are three supporting factors in determining pond sites, namely pond bottom soils, sources of freshwater and seawater and the presence of mangrove forest. Water quality is in agreement with standards of water quality for ponds with relatively high fertility. Stocking densities for black tiger prawns and milkfish are not significantly different between two- and three-commodity polyculture. The stocking density for seaweed is 975 kg/ha for three-commodity ponds. The presence of seaweed in the three-commodity polyculture ponds results in better water quality compared to the two-commodity polyculture ponds. Dissolved oxygen content is of 165 mg/l, water clarity of 50.875 cm, NH3 of 0.157 mg/l, H2S of 0,025 mg/l, NO2 of 0,109 mg/l, PO4-3 of 0,461 mg/l, pH of 8.05, TOM of 38.635 mg/l, TSS of 176,418 mg/l, alkalinity of 4,665 mg/l, temperature of 32.965C, salinity of 32.5, BOD of 2.88 mg/l and Pb of 0,245 mg/l. Production of black tiger prawns of 201.11 kg/ha/m and milkfish of 1180,56 kg/ha/m are higher than production of two-commodity polyculture ponds, both quantitatively and qualitatively. Quantitatively, it is shown that, for black tiger prawns, abundance of plankton within intestines are of 11,466 individuals/liter, absolute growth is 23.93 g, fatness is 0.604114, survival of 53%, and average size of 34 animals/kg. meanwhile, for milkfish, it is shown that abundance of plankton within intestines are of 69,845 individuals/liter, absolute growth is 354,99 g, fatness is 0.814181, survival rate of 95%, and average size of 4.25 animals/kg. Financial profit of three-commodity polyculture amounts to Rp. 20,717,628 per ha per culture season and two-commodity polyculture amounts to Rp. 11,924,115 ha per culture season.

Key words : polyculture, two commodities and three commodities

PENDAHULUAN

Wilayah pesisir merupakan kawasan yang mempunyai karakteristik tertentu dan subur, sehingga memiliki daya tarik yang besar sebagai tujuan wisata dan pengem bangan kegiatan perikanan serta tujuan lain yang menghasilkan banyak keuntungan finansial. Kegiatan perikanan di wilayah pesisir adalah usaha perikanan budidaya di tambak untuk udang, ikan bandeng dan

atau udang dan ikan bandeng (Dahuri et al., 1996). Pembudidayaan ikan merupakan kegiatan memelihara, membesarkan dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol. Pembudidayaan ikan dapat dilakukan secara polikultur yaitu pembu didayaan ikan lebih dari satu jenis secara terpadu. Budidaya polikultur terpadu dan sinergis saat ini banyak diteliti dan dikaji karena dapat meningkatkan kulitas air. Diintegrasikannya rumput laut (Gracilaria

2142

Page 3: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

sp) kedalam kegiatan polikultur udang windu (Penaeus monodon Fabrisius) dan ikan bandeng (Chanos-chanos Forskal) secara terpadu. Pada umumnya pembudi dayaan secara tradisional selalu menge depankan luas lahan, pasang surut, intercrop dan tanpa pemberian makanan tambahan sehingga makanan bagi komo ditas yang dibudidayakan harus tersedia secara alami dalam jumlah yang cukup.

Udang windu, ikan bandeng dan rumput laut secara biologis memiliki sifat – sifat yang dapat bersinergi sehingga budidaya polikultur semacam ini dapat dikembangkan karena merupakan salah satu bentuk budidaya polikultur yang ramah terhadap lingkungannya. Rumput laut merupakan penyuplai oksigen melalui fotosintesis pada siang hari dan memiliki kemampuan untuk menyerap kelebihan nutrisi dan cemaran yang bersifat toksik di dalam perairan. Sedangkan ikan bandeng sebagai pemakan plankton merupakan pengendali terhadap kelebihan plankton dalam perairan. Kotoran udang, ikan bandeng dan bahan organik lainnya meru pakan sumber hara yang dapat diman faatkan oleh rumput laut dan fitoplankton untuk pertumbuhannya. Hubungan yang seperti ini dapat menyeimbangkan eko sistem perairan. Sehingga perlu diteliti bagaimana model pengelolaan budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui model budidaya polikultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut secara tradisional.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan mengguna kan metode studi kasus di Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Keca matan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Kasus berupa kegiatan budidaya polikultur tradisional di tambak. sampel berupa pembudidaya polikultur beserta tambaknya yang ditetapkan secara porposive sam

pling. Sampel sebanyak 38 pembudidaya terdiri dari 18 pembudidaya polikultur tiga komoditas dan 20 pembudidaya polikultur dua komoditas. Variabel penelitian meli puti lingkungan makro tambak, karakte ristik pembudidaya, cara pengelolaan tambak dan perlakuan – perlakuan yang diberikan, padat tebar, kualitas air, kesuburan air, produksi tambak, keuntung an pembudidaya polikultur dan model budidaya polikultur tiga komoditas.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan, wawancara dan pengumpulan data sekunder. Disam ping sampel tersebut diatas juga diadakan pengujian terhadap tanah dasar tambak, air sumber dan air tambak beserta komoditas yang dibudidayakan. Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian dilakukan dengan berbagai tahapan yaitu :

Keadaan lingkungan makro poli- kultur

Keadaan umum dan cara penge lolaan tambak polikultur

Analisis kualitas air dan kesuburan air di tambak polikultur dua dan tiga komo ditas.

Produksi tambak dan analisa finansial yang diterima oleh pembudidaya polikultur

Penyusunan model budidaya poli kultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut.

Data dianalisa secara deskriptif dan untuk melihat perbedaan antar variabel dilakukan uji t.

2143

Page 4: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Pembudidaya

Tabel 1. Karakteristik Tingkat Pendidikan, Jumlah Keluarga Dan Pengetahuan Pembudidaya Budidaya Polikultur 2 Komoditas dan 3 Komoditas

Karakteristik

Pembudidaya2

komoditas (%)

3 komoditas (%)

Pendidikan :SD 50 50

SMP 20 44.5

SLTA 10 5.6

Tidak tamat SD 20 -

Jumlah Keluarga :

Minimal 2 2

Maksimal 6 9

Rata – rata 4.5 4.3

Penyuluhan :

Pernah 20 33.3

Tidak Pernah 80 66.7

Tingginya tingkat pendidikan pembu didaya tiga komoditas karena sebagian besar berasal dari perkotaan yang kemu dian membeli tambak di dusun Tanjung sari. Rendahnya intensitas penyuluhan ini, mengakibatkan pembudidaya untuk mema jukan teknologi budidayanya terpaksa banyak yang berusaha mencari tahu kepada sesama pembudidaya. Penyuluhan meru pakan kegiatan yang sangat penting karena segala bentuk kegiatan penyuluhan meru pakan kegiatan pendidikan bagi petani, peternak maupun nelayan. Tujuan pendidik an penyuluhan ialah untuk membantu masyarakat agar dapat berusaha tani dengan lebih baik, dan menikmati kehi dupan rumah tangga dengan lebih baik dan memuaskan.

Mata Pencaharian Pembudidaya IkanPembudidaya dua komoditas rata –

rata kepemilikan tambak mencapai 10,5 ha, dengan luas terkecil 5,0 ha dan luas terbesar 25,0 ha. Sedangkan pembudidaya tiga komoditas rata – rata kepemilikan

tambak mencapai 8,71 ha dengan luas terkecil 6,0 ha dan luas terbesar 24,0 ha.

Tabel 2. Karasteristik Tingkat Mata Penca-harian Pembudidaya Budidaya Poli-kultur 2 Komoditas dan 3 Komoditas

KarakteristikPembudidaya

2 komoditas 3 komoditas

Kepemilikan Lahan (Ha) :Minimal 5 Ha 6 HaMaksimal 25 Ha 24 HaRata – rata 10.5 Ha 8.7 HaPekerjaan (%) Petambak 30 % 16.7 %Petambak dan sampingan

45 % 55.6 %

Pendega tambak 10 % 16.7 %Pendega dan sampingan

15 % 5.6 %

Teknologi yang digunakan (%) :Tradisional 100 % 100 %Semi tradisional - -Intensif - -

Pengetahuan Budidaya (%) :

Pengalaman sendiri 60 % -Informasi sesama petambak

30 % 50.6 %

Pengalaman dan lainnya

10 % 44.4 %

Pengetahuan pembudidaya dua komo ditas sebanyak 60 % diperoleh dari hasil pengalaman sendiri yang didasari penge tahuan dari nenek moyangnya dan seba nyak 30 % pengetahuan budidaya poli-kultur ikan bandeng dan udang diperoleh dari berita sesama pembudidaya, sedang kan sisanya sebanyak 10 % diperoleh dari gabungan pengalaman sendiri dan berita dari sesama pembudidaya. Sedangkan pengetahuan budidaya polikultur tiga komoditas yaitu ikan bandeng, udang dan rumput laut pembudidaya sebanyak 55,56 % menyatakan memperoleh dari berita sesama pembudidaya, sedangkan sisanya sebanyak 44,44 % pembudidaya mem-peroleh dari berbagai sumber dari kegiatan seperti mengikuti penyuluhan yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan

2144

Page 5: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Kelautan Kabupaten Sidoarjo dan pihak lain yang berkepentingan dengan produksi tambak seperti perusahaan pembekuan, perusahaan pakan dan lain – lainnya. Di-samping itu juga diperoleh dari kunjungan lapang ke daerah lain, pelatihan budidaya ikan dan berita dari media cetak dan elektronik. Kunjungan lapang ke daerah lain dan pelatihan budidaya ikan biasanya difasilitasi dan direkomendasikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo.

Awal Usaha, Peruntukkan Tambak dan Teknologi yang Digunakan

Ditinjau dari jenis komoditas yang di budidayakan di tambak secara polikultur, pembudidaya dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok pembudidaya yaitu pembudidaya polikultur dua komoditas yaitu udang dan ikan bandeng serta kelompok pembudidaya polikultur tiga komoditas yaitu udang, ikan bandeng dan rumput laut. Udang yang dibudidayakan secara terintegrasi baik dengan ikan bandeng ataupun dengan ikan bandeng dan rumput laut adalah udang windu (Penaeus monodon). Sedangkan rumput laut yang dipilih untuk dibudidayakan adalah Gracilaria sp. Udang windu dipilih sebagai komoditas yang dibudidayakan, karena menurut Mujiman dan Rachmatun (1989), Udang putih (Penaeus merguiensis) dan udang windu (Penaeus monodon) cepat menjadi besar dan pada dewasa mempu nyai pasaran yang baik untuk diekspor.

Awal usaha, peruntukan tambak dan teknologi yang digunakan, disajikan dalam Tabel 3.

Pengelolaan Tambak Polikultur

Pelaksaan Operasional Tambak Polikultur

Tahap persiapan baik tambak dua komoditas maupun tambak tiga komoditas antara lain seperti : keduk teplok,

pengapuran, pemupukan, pemberian saponin, dan pemasukan air. Untuk lebih jelasnya, disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 3.Karakteristik Awal Usaha, Peruntukan Tambak dan Teknologi yang Digu nakan Pembudidaya Budidaya Poli kultur 2 Komoditas dan 3 Komoditas

KarakteristikPembudidaya

2 komoditas 3 komoditas

Usaha (%) :Usaha tambak 52, 63 47, 36Awal Usaha :Sebelum 2006 100 33, 362006 – sekarang - 66, 67Peruntukkan : Untuk 2 komoditas 100 -Untuk 3 komoditas - 83, 33Sebagian untuk 2 komoditas

- 16, 67

Tabel 4. Hasil Pengamatan dan Wawancara Tahap Persiapan Tambak  Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

No. Kegiatan

Tambak Polikultur

2 Komoditas

3 Komodita

s1. Keduk teplok (%)

Melakukan 70 88, 89Tidak melakukan 30 11, 11

2. Pengapuran (kg/ha)Minimal 4 2Maksimal 100 100Rata – rata 64, 29 31,65

3. Pemupukan (kg/ha)a. Urea Minimal 12, 5 5, 0Maksimal 100 100Rata – rata 38, 39 35, 15b. TSP (kg/ Ha)Minimal 12, 5 1, 0Maksimal 50, 0 100Rata – rata 31, 95 32, 12c. Bangeran - -

4. Saponin (kg/ Ha)Minimal 3, 0 2, 5Maksimal 50, 0 25, 0Rata – rata 11, 02 16, 18

5. Pemasukan air (%)

1000 100

Pemeliharaan di Tambak Polikultur

2145

Page 6: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

Laut

Pemberian saponin

Keduk Teplok

Pengeringan

Penebaran nener bandeng

Penebaran benih udang

Penebaran benur

Panen

Pengapuran

Pakan alami tumbuh

Penebaran nener

Pemeliharaan

Pemupukan

Kali Alo

Hasil Panen

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Pada budidaya ikan di tambak dengan menggunakan metode tradisional di mana ikan yang dibudidayakan hanya menggan tungkan pada pakan alami, maka pene baran nener bandeng dapat dilakukan kalau

tambak sudah mengandung pakan alami. Pelaksanaan operasional tambak untuk budidaya polikultur udang dan ikan bandeng seperti pada Gambar 1. Skema bagan alir budidaya polikultur udang dan ikan bandeng.

Gambar 1. Skema Bagan Alir Operasional Tambak Dua Komoditas

Pelaksanaan operasional budidaya polikultur udang, ikan bandeng dan rumput laut seperti pada Gambar 2 skema bagan

alir budidaya polikultur udang, ikan bandeng dan rumput laut.

2146

Page 7: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

Panen

Pemberian saponin

Pengeringan

Keduk Teplok

Pengapuran

PemupukanKetinggian air 10-15cm

Rumput Laut

Udang, ikan bandeng dan rumput laut

Pemasokan Air

Penebaran benur

Pemeliharaan

Panen

Penebaran RL

Penebaran nener

Nener bandeng

Benur Udang

Laut

7 hari

7 hari

7 hari

Hasil Panen

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Gambar 2. Skema Bagan Alir Operasional Tambak Tiga Komoditas

Padat Tebar

Padat tebar komoditas yang akan dibudidayakan tergantung pada target produksi yang diinginkan. Untuk memas tikan padat tebar yang diinginkan, pembu

didaya menggunakan dasar pengalaman yang pernah dilakukan dan prediksi besaran nilai mortalitas atau survival rate tiap komoditas. Berdasarkan hasil wawan cara dengan pembudidaya, padat tebar yang dilakukan pembudidaya baik untuk

2147

Page 8: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

dua atau tiga komoditas seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pengamatan dan Wawancara Padat tebar Udang Windu, Ikan Bandeng dan Rumput Laut Pada Budidaya Polikultur Tiga Komoditas dan Dua Komoditas

No Keterangan Tambak Polikultur

2 komoditas 3 komoditas1. Kepemilikan tambak (Ha) 10.28947 8.6388

2.

Padat Tebar Udang Windu :Jumlah/ha 12.960 14.472Biasa > 1 cm - -Gelondongan 1-1,5 cm 100 % 100 %

3.

Padat Tebar Ikan Bandeng :Jumlah/ha 2.102 2.381,33Biasa > 3 cm 10 % -Gelondongan 3-5 cm 90 % 100 %

4.Padat Tebar Rumput Laut :Jumlah / kg - 975, 47Ukuran 5 gr - 94, 49 %

Ket : Ukuran gelondongan benur udang windu : 1 cm – 1,5 cm/ PL 12 Ukuran gelondongan nener bandeng : 3 cm – 5 cm

Pemeliharaan dan Perawatan

Pemeliharaan mengandung unsur pencegahan hama dan penyakit, pengelo laan kualitas air, manajemen pakan alami dan buatan serta panen (Anonymous, 2002). Pemeliharaan pada budidaya inten sif, semi intensif dan tradisional sangat berbeda dalam kadar maupun jenis ke-giatannya. Pemeliharaan pada budidaya tradisional sangat sederhana. Kegiatan pemeliharaan pada budidaya polikultur dua komoditas dan budidaya polikultur tiga komoditas seperti pada Tabel 6.

Kondisi Kualitas Air Tambak Polikultur

Pengelolaan air bertujuan untuk mem-pertahankan kualitas air layak untuk pemeliharaan dan pertumbuhan biota yang dibudidayakan. Pada prinsipnya pengelo-laan air dilakukan untuk mempertahankan nilai parameter air yang layak seperti: suhu 27 – 33 0C; salinitas 15 – 33 permil; alkalinitas 90 – 158 mg/l; pH 7,5 – 8,5; oksigen terlarut > 3,0 mg/l; total organik matter < 150 mg/l; amonia < 1 mg/l; nitrat

< 0,1 mg/l; kecerahan 30 – 45 cm dan kedalaman air > 70 cm (Supito et al., 2005).

Tabel 6.Hasil Pengamatan dan Wawancara Pemeliharaan Pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

Kegiatan PemeliharaanTambak Polikultur2

komoditas3

komoditasPergantian air 100 % 100 %Pemberantasan Hama :Saponin 4, 325 3, 77Jenis lain (kg/ha) : - - Rempah 0, 24 - - Tiodan 1 lt 1, 875 ltPenambahan Pupuk :Urea (kg/ha) 4, 176 5, 257TSP/ Phonska - -Bangeran (ikat/ha) 1050 -Jumlah penambahan pupuk

- 3, 6

Keamanan 100 %

Parameter kualitas air pada beberapa penelitian tiga komoditas yang diinte grasikan pada budidaya polikultur adalah suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, pH, TOM, amonia, nitrit dan kecerahan air (Supito, et al., 2005 dan Komaruddin et al., 2005). Sedangkan parameter kualitas air

2148

Page 9: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

pada budidaya dua komoditas yang diintegrasikan secara polikultur adalah suhu, salinitas, pH, kandungan oksigen terlarut, TOM dan amonia (Rosyadi dan Daryono, 2000).

Hasil pengamatan data kualitas air pada tambak dua komoditas dan tiga komoditas, dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8.

Tabel 7. Hasil Olahan Data Kualitas Air Selama Masa Penelitian Pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas

Kualitas AirLama Pemeliharaan (Bulan)

1 1,5 2 2,5 3Kecerahan (cm) 46 34,25 34,8 46 38Suhu (°C) 33,7 32,55 33,58 34,4 33,94Salinitas (‰) 31 37 32 36,6 33,4DO (mg/l) 6,83 6,33 5,53 6,58 6,92TOM (mg/l) 29,705 22,7515 24,7748 30,336 22,2472TSS (mg/l) 101,2 207,04 331,6 398,72 322,88pH 8,3 8,1 8,2 8,05 8,12Alkalinitas (mg/l) 116,5 107 89,6 40 89,6NH3 (mg/l) 0,2825 0,26 0,112 0,15 0,188H2S (mg/l) 0,118 0,032 0,025 0,025 0,0029NO2 (mg/l) 0,1116 0,0898 0,109 0,1297 0,1284PO3-4 (mg/l) 0,2732 0,3417 0,4821 0,4513 0,7601BOD (mg/l) 5,82 5,06 4,462 5,01 7,148Pb (mg/l) 0,24 0,44 0,56 0,68 0,698

Data kualitas air dikelompokkan ber-dasarkan lama pemeliharaan budidaya poli kultur. Untuk lama pemeliharaan budidaya polikultur dua komoditas berselang waktu 0,5 bulan selama 3,0 bulan. Sedangkan untuk lama pemeliharaan budidaya poli kultur tiga komoditas berselang waktu 1,0 bulan selama 5,0 bulan. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan lama pene litian, terutama pada komoditas udang windu. Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang mem-budidayakan udang dan ikan bandeng secara polikultur menggunakan lama peme

liharaan 90 hari (Rosyadi dan Daryono, 2000). Sedangkan Supito et al., (2000), dalam penelitiannya tentang produksi induk udang windu secara polikultur dengan ikan bandeng, menggunakan lama pemeliharaan 124 hari.

Nilai rata – rata setiap parameter kualitas air tambak selama pemeliharaan antara budidaya polikultur dua komoditas dan budidaya polikultur tiga komoditas dengan menggunakan Uji Test seperti pada Tabel 9.

2149

Page 10: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Tabel 8. Hasil Olahan Data Kualitas Air Selama Masa Penelitian Pada Budidaya Polikultur Tiga Komoditas

Kualitas AirLama Pemeliharaan (Bulan)

2 3 4 5

Kecerahan (cm) 45,5 48,33 50,75 56,25Suhu (°C) 32,7 33 33,23 32,8

Salinitas (‰) 31 34 37 28

DO (mg/l) 7,52 7,26 8,23 6,1

TOM (mg/l) 24,02 31,37 44,87 53,25

TSS (mg/l) 193,792 189,29 185,44 148,23

pH 8,3 7,95 8,08 7,88

Alkalinitas (mg/l) 5 6,33 4,5 3

NH3 (mg/l) 0,14 0,213 0,18 0,1

H2S (mg/l) 0,022 0,026 0,024 0,033

NO2 (mg/l) 0,1299 0,1181 0,116 0,1071

PO3-4 (mg/l) 0,6392 0,6583 0,5361 0,4148

BOD (mg/l) 1,78 3,12 3,46 3,98

Pb (mg/l) 0,1375 0,3517 0,3225 0,2575

Tabel 9. Hasil Penelitian Uji Test Kualitas Air Tambak Antara Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

Kualitas AirDua Komoditas Tiga Komoditas

F HitF

TabelMin Maks Rerata Min Maks RerataKecerahan (cm)

32,33 46 39,165 45,5 56,25 50,875 2,91* 2,3

Suhu (°C) 32,55 34,4 33,475 32,7 33,23 32,965 1,94 ns 2,3

Salinitas (‰) 31 37 34 28 37 32,5 0,96 ns 2,3

DO (mg/l) 5,53 6,92 6,225 6,1 8,23 7,165 1,75 ns 2,3

TOM (mg/l) 22,2472 30,336 26,2916 24,02 53,25 38,635 1,99 ns 2,3

TSS (mg/l) 34,4 410,8 251,144 67,04 245,44 176,418 1,54 ns 2,3

pH 8,05 8,3 8,175 7,88 8,3 8,09 1,07 ns 2,3Alkalinitas (mg/l)

40 116,5 78,25 3 6,33 4,665 5,60 *2,3

NH3 (mg/l) 0,112 0,2825 0,197 0,1 0,213 0,157 0,95 ns 2,3

H2S (mg/l) 0,015 0,28 0,0487 0,015 0,045 0,025 0,63 ns 2,3

NO2 (mg/l) 0,1071 0,1299 0,119 0,0898 0,1297 0,109 0,44 ns 2,3

PO3-4 (mg/l) 0,4148 0,6583 0,537 0,2732 0,6497 0,461 0,94 ns 2,3

BOD (mg/l) 4,462 7,148 5,805 1,78 3,98 2,88 3,61 * 2,3

Pb (mg/l) 0,24 0,698 0,469 0,1375 0,3517 0,245 2,45 * 2,3

2150

Page 11: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

Kualitas Air Budidaya Polikultur Dua Komoditas

32,33

46

34,25 34,8

46

38

y = -1,1821x2 + 5,7889x + 32,915

R2 = 0,0832

05

101520253035404550

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

Lama Pemeliharaan Benih (Bulan)

Kece

raha

n (c

m)

Kualitas Air Budidaya Polikultur Tiga Komoditas

45,548,33 50,75

56,25

y = 0,6675x2 - 1,2055x + 45,415

R2 = 0,9903

0

10

20

30

40

50

60

0 1 2 3 4 5 6

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Kece

raha

n (c

m)

Kualitas Air Budidaya Polikultur Tiga Komoditas

5

6,33

4,5

3y = -0,7075x2 + 4,1695x - 0,3345

R2 = 0,8927

0

1

2

3

4

5

6

7

0 1 2 3 4 5 6

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Alk

alin

itas

(p

pm

)

Kualitas Air Budidaya Polikultur Dua Komoditas

106,67116,5

107

89,6

40

89,6

y = 2,7464x2 - 28,598x + 131,2

R2 = 0,4247

0

20

40

60

80

100

120

140

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Alk

alin

itas

(p

pm

)

Kualitas Air Budidaya Polikultur Dua Komoditas

6,435,82

5,064,46

5,01

7,14

y = 1,3529x2 - 4,7053x + 8,758

R2 = 0,8496

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

BOD

(ppm

)

Kualitas Air Budidaya Polikultur Tiga Komoditas

1,78

3,123,46

3,98y = -0,205x2 + 2,129x - 1,599

R2 = 0,9737

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

0 1 2 3 4 5 6

Lama Pemeliharaan (Bulan)

BOD

(ppm

)

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Gambar 3. Kualitas air selama pemeliharaan antara budidaya polikultur dua komoditas dan tiga komoditas.

a. Kecerahan

b. Alkalinitas

2151

Page 12: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

Kualitas Air Budidaya Polikultur Dua Komoditas

0,290,24

0,44

0,56

0,68 0,69y = -0,0014x2 + 0,2016x + 0,136

R2 = 0,9102

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Pb

(p

pm

)

Kualitas Air Budidaya Polikultur Tiga Komoditas

0,137

0,3510,322

0,257

y = -0,0698x2 + 0,5214x - 0,6164

R2 = 0,9209

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0 1 2 3 4 5 6

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Pb

(ppm

)

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

c. BOD

d. Pb

Gambar 3. Grafik Kualitas air pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas Selama Pemeliharaan

Kondisi Kesuburan Air Tambak Polikultur

Kelimpahan, Keanekaragaman, Kese-ragaman dan Dominansi

Dalam budidaya polikultur udang dan ikan bandeng atau udang, ikan bandeng dan rumput laut secara tradisional, kelim pahan plankton mempunyai arti yang sangat penting. Kelimpahan plankton tidak hanya menjadi indikasi kesuburan perairan,

tetapi juga karena plankton menjadi makanan biota yang dibudidayakan terutama udang dan ikan bandeng. Untuk pertumbuhan udang dan ikan bandeng tergantung kepada plankton sebagai makanannya. Oleh karena itu tingginya kelimpahan plankton akan menentukan pertumbuhan udang dan ikan bandeng. Hasil pengamatan kelimpahan plankton di tambak polikultur dua dan tiga komoditas disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Kelimpahan Jumlah Fitoplankton dan Zooplankton di Tambak Budidaya Polikultur Dua dan Tiga Komoditas

No PlanktonTambak Polikultur

2 Komoditas 3 Komoditas1. Kelimpahan (individu/liter)

Fitoplankton 9848 11316Zooplankton 1718 6615Total Plankton 11566 17931

2. Jenis Fitoplankton 11 jenis 9 jenisZooplankton 3 jenis 3 jenisTotal jumlah 14 jenis 12 jenis

3. FitoplanktonKeanekaragaman (H) 3,0680 2,6262Keseragaman (E) 0,8909 0,8754Dominansi (D) 0,1570 0,1884

4. Zooplankton Keanekaragaman (H) 1,3478 1,2114Keseragaman (E) 0,8660 0,8101Dominansi (D) 0,5114 0,5211

2152

Page 13: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Apabila dibandingkan kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan domi nansi baik fitoplankton maupun zoo-plankton pada tambak di kedua model budidaya polikultur tersebut, maka diper oleh bahwa ditinjau dari kelimpahan fitoplankton pada tambak budidaya tiga komoditas lebih tinggi. Keanekaragaman fitoplankton pada tambak budidaya dua komoditas lebih tinggi dan zooplankton memiliki keanekaragaman yang sama. Sedangkan pada indeks keseragaman dan dominansi memiliki nilai yang sama. Ekosistem dengan keanekaragaman tinggi lebih stabil dan kurang terpengaruh terhadap tekanan dari luar dibandingkan dengan ekosisitem yang memiliki keaneka ragaman yang rendah (Boyd, 1999).

Keanekaragaman jenis merupakan parameter yang sering digunakan dalam mengetahui suatu komunitas. Parameter ini mencirikan kekayaan jenis dalam keseimbangan dalam suatu komunitas. Fitoplankton selain berfungsi sebagai keseimbangan ekosistem perairan budi daya, juga berfungsi sebagai pakan alami pada budidaya ikan dan udang (Pirzan, 2006).

Perkembangan Plankton Selama Pemeliharaan di Tambak

Hasil pengamatan kelimpahan fito plankton dan zooplankton air tambak pada budidaya polikultur tiga komoditas selama pemeliharaan seperti pada Tabel 11 dan 12.

Tabel 11. Hasil Pengamatan Kelimpahan Rata-rata Fitoplankton dan Zooplankton Air Tambak (Ind/l) Pada Budidaya Polikultur Tiga Komoditas Selama Pemeliharaan

PlanktonLama Pemeliharaan (Bulan) Kenaikan

rata/bulan (%)2 3 4 5

Fitoplankton 8279,5 11283,17 10741,5 14975 23,63

Zooplankton 5443,75 7729,17 5292,75 6033 7,93

Jumlah Plankton 13723,25 19012,34 16034,25 21008 17,97

Tabel 12. Hasil Pengamatan Kelimpahan rata-rata Fitoplankton dan Zooplankton Air Tambak (Ind/l) Pada Budidaya polikultur dua Komoditas Selama Pemeliharaan

PlanktonLama Pemeliharaan (Bulan) Kenaikan

rata/bulan (%)0,5 1 1,5 2 2,5 3

Fitoplankton 9184,67 24840,5 9460,25 8418 10019 5955,6 15,20

Zooplankton 1108 6159 1036,75 2149,5 466 1101,6 107,62Jumlah Plankton

10292,67 30999,5 10497 10567,5 10485 7057,2 20,45

Ditinjau dari persentase kenaikan baik fitoplankton, zooplankton maupun fito-plankton dan zooplankton lebih tinggi pada tambak dua komoditas, tetapi ditinjau dari kelimpahannya jumlah fitoplankton, zoo plankton maupun fitoplankton dan zoo

plankton lebih tinggi pada tambak tiga komoditas. Tren perkembangan fito plankton dan zooplankton seperti dapat dilihat pada Gambar 4.

2153

Page 14: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

Kelimpahan Rata-rata Phytoplankton pada Budidaya Polikultur Tiga Komoditas Selama

Pemeliharaan

8279,5

11283,1 10741,5

14975y = 307,48x2 - 197,83x + 7861,3

R2 = 0,8491

02000400060008000

10000120001400016000

0 1 2 3 4 5 6

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Kel

imp

ahan

P

hyt

op

lan

kto

n

Kelimpahan Rata-rata Phytoplankton pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas Selama

Pemeliharaan

9184,67

24840,5

9460,25 8418 100195955,6

y = -2190,8x2 + 4144,8x + 12366

R2 = 0,2851

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Kel

imp

ahan

P

hyt

op

lan

kto

n

Kelimpahan Rata-rata Zooplankton pada Budidaya Polikultur Tiga Komoditas Selama

Pemeliharaan

5443,7

7729,1

5292,76033

y = -386,28x2 + 2637,1x + 2109,6

R2 = 0,1656

0

2000

4000

6000

8000

10000

0 1 2 3 4 5 6

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Kel

imp

ahan

Z

oo

pla

nkt

on

Kelimpahan Rata-rata Zooplankton pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas Selama

Pemeliharaan

1108

6159

1036,75

2149,5

4661101,6

y = -594,43x2 + 1166,3x + 2216,3

R2 = 0,2018

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Kel

imp

ahan

Z

oo

pla

nkt

on

Pertumbuhan Mutlak Udang Budidaya Polikultur 2 Komoditas

5,42

9,75

14,48

22,94

28,09 29,04y = -1,0871x2 + 14,181x - 2,408

R2 = 0,9742

0

5

10

15

20

25

30

35

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Per

tum

bu

han

Ber

at (

gr)

Pertumbuhan Mutlak Udang Budidaya Polikultur 3 Komoditas

10,35

19,78

26,95

34,28y = -0,525x2 + 10,521x + 0,475

R2 = 0,9991

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0 1 2 3 4 5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Per

tum

bu

han

Ber

at (

gr)

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

a.

Gambar 4. (a) Grafik Kelimpahan Fitoplankton pada Budidaya Polikultur dua dan tiga komoditas; (b) Grafik Kelimpahan Zooplankton pada Budidaya Polikultur dua dan tiga komoditas

Produksi dan Penerimaan Keuntungan Finansial

Produksi Tambak Polikultur

Pertumbuhan Udang WinduPertumbuhan mutlak udang windu

yang dipelihara di tambak polikultur dua

komoditas mencapai berat 23,62 gram sedangkan pertumbuhan mutlak udang windu yang dipelihara di tambak polikultur tiga komoditas mencapai berat 23,93 gram. Grafik pertumbuhan udang windu dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Mutlak Udang Windu Selama Pemeliharaan Pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

2154

Page 15: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

Pertumbuhan Mutlak Ikan Bandeng Budidaya Polikultur 2 Komoditas

9,86 21,2337,09

149,9

190 193,5 194,6y = 75,119x - 36,499

R2 = 0,873

0

50

100

150

200

250

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Pert

um

bu

han

Bera

t (g

r)

Pertumbuhan Mutlak Ikan Bandeng Budidaya Polikultur 3 Komoditas

56,35104,5

177

241

411,4

y = 16,857x2 - 16,483x + 62,07

R2 = 0,9871

050

100150200250300350400450

0 1 2 3 4 5 6

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Per

tum

bu

han

Ber

at (

gr)

Rasio Kegemukan Udang Windu Budidaya Polikultur 2 Komoditas

0,51

0,56

0,54

0,56

0,55

y = -0,0229x2 + 0,1074x + 0,432

R2 = 0,6379

0,5

0,51

0,52

0,53

0,54

0,55

0,56

0,57

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Ras

io K

egem

uka

n

Rasio Kegemukan Udang Windu Budidaya Polikultur 3 Komoditas

0,640,7

0,59

0,48y = -0,0425x2 + 0,1535x + 0,5375

R2 = 0,9446

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0 1 2 3 4 5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Ras

io K

egem

uka

n

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Pertumbuhan Ikan Bandeng

Pertumbuhan mutlak ikan bandeng yang dipelihara di tambak polikultur dua komoditas mencapai berat 184,74 gram sedangkan pertumbuhan mutlak ikan bandeng yang dipelihara di tambak poli

kultur tiga komoditas mencapai berat 354,99 gram. Effendi (1997), menyatakan bahwa dalam polikultur yang berpengaruh pada pertumbuhan ikan adalah makanan dan suhu. Gambar 6 berikut adalah grafik pertumbuhan ikan banding di tambak polikultur.

Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Mutlak Ikan Bandeng Selama Pemeliharaan Pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

Kegemukan Udang Windu

Tingkat kegemukan udang windu yang dipelihara pada tambak tiga komoditas lebih gemuk dari pada udang windu yang dipelihara pada tambak dua komoditas. Kegemukan udang windu rata – rata yang dipelihara di tambak polikultur dua komoditas mencapai 0,550996 dengan

kisaran minimum 0,248629 dan maksimum 0,775869. Sedangkan kegemukan udang windu rata – rata yang dipelihara di tambak polikultur tiga komoditas mencapai 0,604114 dengan kisaran minimum 0,359692 dan maksimum 0,799065. Gambar 7 adalah grafik kegemukan udang windu di tambak polikultur.

Gambar 7. Grafik Rasio Kegemukan Udang Windu Selama Pemeliharaan Pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

2155

Page 16: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

Rasio Kegemukan Bandeng Budidaya Polikultur 2 Komoditas

0,790,67

0,79

1,15

0,84 0,83

y = -0,0836x2 + 0,4372x + 0,3453

R2 = 0,2513

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Rasi

o Ke

gem

ukan

Rasio Kegemukan Bandeng Budidaya Polikultur 3 Komoditas

0,71 0,76 0,78

0,96

y = 0,0325x2 - 0,0855x + 0,7725

R2 = 0,9494

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

0 1 2 3 4 5

Lama Pemeliharaan (Bulan)

Rasi

o Ke

gem

ukan

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Kegemukan Ikan BandengKegemukan ikan bandeng rata – rata

yang dipelihara di tambak polikultur dua komoditas mencapai 0,807412 dengan kisaran minimum 0,301860 dan maksimum 0,981162. Sedangkan kegemukan ikan bandeng rata – rata yang dipelihara di tambak polikultur tiga komoditas mencapai 0,814181 dengan kisaran minimum 0,638937 dan maksimum 1,275966. Faktor ketersediaan makanan menjadi faktor

penentu dimana kelimpahan tingkat kebutuhan pada budidaya polikultur tiga komoditas lebih tinggi daripada dua komoditas. Kelimpahan fitoplankton dan zooplankton pada tambak polikultur tiga komoditas lebih tinggi daripada kelim pahan fitoplankton dan zooplankton pada dua komoditas. Gambar 10 berikut adalah grafik kegemukan ikan bandeng di tambak polikultur.

Gambar 8. Grafik Rasio Kegemukan Ikan Bandeng Selama Pemeliharaan Pada Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

Kelimpahan Plankton dalam Lambung Udang Windu

Kelimpahan plankton dalam lambung udang tiga komoditas selama pemeliharaan berkisar di antara 8.180 – 15.048 individu /liter dengan rata – rata sebesar 11.466 individu/liter. Sedangkan kelimpahan plankton dalam lambung udang dua komo ditas selama pemeliharaan berkisar di antara 3.657 – 12.025 individu/liter dengan rata – rata sebesar 8.890 individu/liter. Kelimpahan plankton dalam lambung udang tidak berbeda nyata (uji t), tetapi bila dilihat rata – rata kelimpahan plankton dalam lambung udang selama pemelihara an kelimpahan plankton pada lambung udang tiga

komoditas lebih tinggi, hal ini disebabkan rumput laut dalam tambak dapat mengurangi kandungan toksik seperti logam berat dan bahan organik lainnya yang dapat mengurangi laju pertumbuhan plankton dalam tambak.

Kelimpahan Plankton dalam Lambung Ikan Bandeng

Kelimpahan plankton dalam lambung ikan bandeng tiga komoditas selama pemeliharaan berkisar diantara 43.806,5 – 112.370 individu/liter, dengan rata – rata kelimpahan sebesar 69.845,13 individu / liter. Sedangkan kelimpahan plankton dalam lambung ikan bandeng yang dikon sumsi bandeng dua komoditas selama

2156

Page 17: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

pemeliharaan berkisar antara 11.207 – 43.806,5 individu/liter dengan rata – rata sebesar 22.956,56 individu/liter.

Kelimpahan plankton dalam lambung ikan bandeng tidak berbeda nyata (uji t), tetapi bila dilihat rata – rata kelimpahan plankton dalam lambung udang selama pemeliharaan kelimpahan plankton pada lambung udang tiga komoditas lebih tinggi. Hal ini disebabkan rumput laut dalam tambak dapat mengurangi kan-dungan toksik seperti logam berat dan bahan organik lainnya yang dapat mengu-rangi laju pertumbuhan plankton dalam tambak.

Analisa Kebiasaan Udang Windu dan Ikan BandengPada lambung udang dengan metode

dua komoditas dan tiga komoditas, sepecies plankton yang paling banyak ditemukan adalah Nitzschia vermicularis. Pada lambung udang polikultur dua komoditas, frekwensi kejadian sepecies ini adalah 100 % yang artinya, sepecies ini ditemukan disetiap lambung udang yang diamati. Sedangkan pada lambung udang polikultur tiga komoditas adalah 85 % yang artinya, dari 20 lambung udang yang diamati spesies plankton ini ditemukan didalam 17 lambung udang.

Frekuensi kejadian plankton yang dikonsumsi bandeng pada tambak dua komoditas tertinggi pada Nitzschia curvula sebesar 90 %, dan pada tambak tiga komoditas frekuensi tertinggi pada Nitzschia vermicularis sebesar 85 %. Nitzschia curvula dan Nitzschia vermi cularis temasuk dari golongan Chryso phyta, hal ini menunjukkan bandeng dan udang pada tambak polikultur dua dan tiga komoditas memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengkonsumsi plankton dari jenis Chrysophyta dibanding dengan plankton dari jenis lain. Hal ini dapat disebabkan karena pada umumnya Chryso phyta keberadaanya melimpah dan berada hampir disemua lingkungan perairan (Wijarni,1998), selain itu Chrysophyta relatif lebih mudah untuk dicerna di-

bandingkan dengan Cyanophyta yang me-miliki kadar mucus tinggi dan Clorophyta yang memiliki dinding sel yang tebal.

Index of Selecftivity (E) Udang Windu dan Ikan Bandeng

Udang pada tambak tiga komoditas melakukan pilihan positif tertinggi pada Nitzschia curvula, terlihat dari nilai indek pilihan tertinggi yakni 0,78 dan melakukan pilihan negatif (kurang begitu menyukai) terendah pada Holopedium sp terlihat dari nilai indek pilihan terendah yakni sebesar -0,38 (Tabel 13). Udang pada dua komo ditas melakukan pilihan positif tertinggi pada Nitzschia seriata terlihat dari nilai indek pilihan tertinggi yakni 0,99 , dan melakukan pilihan negatif (kurang begitu menyukai) terendah pada Trichodesmium erthreum terlihat dari nilai indek pilihan terendah yakni sebesar -0,94. Tabel 13 adalah Index Selectivity Udang Windu di tambak polikultur.

Bandeng pada tambak tiga komoditas melakukan pilihan positif tertinggi pada Nitzschia vermicularis, terlihat dari nilai indek pilihan tertinggi yakni 0,9, dan melakukan pilihan negatif (kurang begitu menyukai) terendah pada Chorella sp terlihat dari nilai indek pilihan terendah yakni sebesar -0,45 (Tabel 14). Bandeng pada dua komoditas melakukan pilihan positif tertinggi pada Nitzschia curvula terlihat dari nilai indek pilihan tertinggi yakni 0,97, dan melakukan pilihan negatif (kurang begitu menyukai) terendah pada Chorella sp terlihat dari nilai indek pilihan terendah yakni sebesar -0,45. Sedangkan bandeng pada tambak tiga komoditas melakukan pilihan positif tertinggi pada Nitzschia vermicularis, terlihat dari nilai indek pilihan tertinggi yakni 0,9 dan melakukan pilihan negatif (kurang begitu menyukai) terendah pada Chorella sp terlihat dari nilai indek pilihan terendah yakni sebesar -0,45. Bandeng pada dua komoditas melakukan pilihan positif tertinggi pada Nitzschia curvula terlihat dari nilai indek pilihan tertinggi yakni

2157

Page 18: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

0,97, dan melakukan pilihan negatif (kurang begitu menyukai) terendah pada Holopedium irregulare terlihat dari nilai

indek pilihan terendah yakni sebesar -0,45. Table 14 berikut adalah Index Selectivity ikan bandeng di tambak polikultur.

Tabel 13. Indeks Pilihan Udang di Tambak Polikultur Dua dan Tiga Komoditas (index of selectivity)

2 komoditas E 3 komoditas ENitzchia seriata 0,99248 Nitzchia curvula 0,77565

Melosira salina 0,987616Gonatozygon monotaenium

0,756711

Nitzchia vermicularis 0,936513 Thallasiotrix 0,75387

Gonatozygon monotaenium 0,930002 Nitzchia vermicularis 0,669769

Rhizosolenia styliformis 0,923656 Polyedrium trigonum 0,667973

Calothrix 0,899487 Microcystus airuginosa 0,665314

Nitzchia curvula 0,88199 Cymbella helvetica 0,623895

Euglena oxyurus 0,839408 Navicula insuta 0,569515

Microcystus airuginosa 0,767043 Cosmarium cucurbitimum 0,507542

Thallasiotrix 0,749277 Melosira salina 0,294448

Rotifer citrinus 0,674111 Anabaena sp 0,242153

Nitzchia closterium 0,653741 Nitzchia closterium 0,22804

Asplanchaa herricki 0,251218 Rhizosolenia cylindrus 0,158845

Trichodesmium erthreum -0,94656 Gonatozygon aculeatum 0,116037

Holopedium -0,38797

Produksi

Secara kuantitatif dan kualitatif berda-sarkan parameter produksi. Produksi budi-daya polikultur tiga komoditas lebih baik dari pada produksi budidaya polikultur dua komoditas. Secara kuantitatif produksi udang windu dan ikan bandeng yang dihasilkan dari budidaya polikultur tiga komoditas lebih banyak dari produksi yang dihasilkan budidaya polikultur dua komo-ditas (Tabel 15). Secara kualitatif ditinjau dari pertumbuhan mutlak, tingkat kege-mukan ukuran dan kelulushidupan udang

windu dan ikan bandeng yang dihasilkan dari budidaya polikultur tiga komoditas lebih tinggi dari yang dihasilkan dari budidaya polikultur dua komoditas. Hal ini disebabkan karena terintegrasinya rumput laut ke dalam budidaya polikultur, menyebabkan kualitas air tambak menjadi lebih baik. Rumput laut Gracilaria menurut Kandhasamy and Arunachalam (2008) mengandung methanolic yaitu bioaktif yang bersifat antibakterial yang mampu mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh udang windu dan ikan bandeng dan adanya infeksi patogen.

2158

Page 19: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Tabel 14. Indek Pilihan Ikan Bandeng di Tambak Polikultur Tiga dan Dua Komoditas

3 komoditas E 2 komoditas ENitzschia vermicularis 0,900565 Nitzschia curvula 0,974631196

Melosira salina 0,86584 Lyngbya spirulinoides 0,966117188

Holopedium irregulare 0,831227 Anabaena raciborskii 0,958415548

Trychodesmium erythreum 0,673441 Rotifer neptunius 0,951889279

Cosmarium auriculatum 0,583491 Nitzschia vermicularis 0,916701293

Nitzschia curvula 0,585374 Amphora sp 0,861339093

Anabaenopsis raciborskii 0,54665 Microcystus airuginosa 0,859504786

Cyclotella operculata 0,545728 Nitzschia seriata 0,850619835

Pleurosigma angulatum 0,536995 Gyrosigma acuminatum 0,672061928Gonatozygon monotaenium

0,530297 Closterium spp 0,617682779

Microcystus airuginosa 0,46259 Naviculla 0,599828252

Pleurosigma compacta 0,449319 Oscillatoria sp 0,599334304

Nitzschia lorenziana 0,269598 Pleurosigma angulatum 0,557357244

Dissodinium lunula 0,239024 Merismopedia minuta 0,517713759

Merismopedia minuta 0,135662Cylindrocystys brebissonii

0,458141425

Loxodes sp 0,131923Gonatozygon monotaenium

0,42433601

Eudorina wallichii -0,29823 Disodinium 0,414572864

Selenastrum sp -0,39754 Chorella 0,243673174

Cosmarium cucurbitium -0,40002 Cosmarium auriculatum 0,229701596

Chorella -0,44822 Gonatozygon aculate -0,486782133

Holopedium irregulare -0,532414159

Analisis Finansial Tambak Polikultur

Analisis finansial tambak polikultur bertujuan untuk mengetahui besarnya penerimaan atau keuntungan bersih yang diterima pembudidaya. Analisis finansial meliputi perhitungan biaya pengeluaran atau biaya operasional tambak dan pene-

rimaan hasil penjualan produksi tambak. Ada beberapa pengeluaran untuk biaya operasional tambak polikultur dua komo-ditas dan tiga komoditas yaitu keduk teplok, pemupukan tanah dasar, pemberian kapur atau dolomit, pemberian saponin dan pembelian benih atau bibit. Total pengeluaran rata – rata untuk budidaya tambak dua komoditas mencapai Rp.

2159

Page 20: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

3.169.556 /ha/mt, sedangkan untuk budidaya tambak tiga komoditas adalah mencapai Rp. 2.361.994 /ha/mt.

Penerimaan kotor yang diterima pem-budidaya tambak polikultur dua komoditas sebesar Rp.17.455.665/ha/mt, sedangkan untuk budidaya tambak tiga komoditas sebesar Rp. 27.152.496 /ha/mt. Total

penerimaan bersih yang diterima pembu-didaya polikultur dua komoditas sebesar Rp.11.924.115 /ha/musim tanam dan untuk tiga komoditas sebesar Rp. 20.717.628 /ha/musim tanam. Untuk lebih jelas, perhitungan analisis finansial dapat dilihat pada Tabel 16, Tabel 17 dan Tabel 18 berikut.

Tabel 15. Produksi Budidaya Polikultur Dua dan Tiga Komoditas

PARAMETER PRODUKSIPRODUKSI

KET2 KOMODITAS

3 KOMODITAS

1. UDANG WINDU1.1 Kelimpahan plankton (ind/lt)

8.890 11.466 = lebih tinggi

1.2 Jumlah jenis plankton :Fitoplankton (%) 74, 5 78, 5Zooplankton 25, 5 21, 51.3 Kesukaan plankton (jenis) 14 15

1.4 Pertumbuhan mutlak (gram) 23, 62 23, 93

1.5 Kegemukan (faktor kondisi) 0,550998 0,614114

1.6 Produksi rata-rata (kg/ha/mt)

181, 75 201, 11

1.7 Ukuran (ekor/kg) 35 34Minimum 40 / 50 50 / 60Maksimum 30 301.8 Kelulushidupan (%) 49 53

2. IKAN BANDENG2.1 Kelimpahan plankton (ind/lt)

22, 957 69, 845

2.2 Jumlah jenis plankton :

Fitoplankton (%) 90, 0 85, 0Zooplankton 10, 0 15, 02.3 Kesukaan plankton (jenis) 21 20

2.4 Pertumbuhan mutlak (gram)

184, 74 354, 99

2.5 Kegemukan (faktor kondisi)

0, 807412 0, 814181

2.6 Produksi rata-rata (kg/ha/mt)

926, 75 1180, 56

2.7 Ukuran (ekor/kg) 4, 6 4, 26Minimum 5 / 6 5 / 6Maksimum 3 / 4 3

2160

Page 21: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

2.8 Kelulushidupan (%) 95 95

3. RUMPUT LAUT (kg/ekor/mt) - 5492

Tabel 16. Perhitungan Pengeluaran Usaha Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

KEGIATANTAMBAK POLIKULTUR

2 KOMODITAS 3 KOMODITAS

Keduk teplok 1 Ha Rp 2.013.000 1 Ha Rp 538.333

Pengapuran 45 kg Rp 26.875 27.5 kg Rp 34.354

Pemupukan :

Urea 26875 kg Rp 67.188 35.15 kg Rp 87.875

TSP 15975 kg Rp 15.975 24983 kg Rp 24.983

Saponin 9375 kg Rp 46.875 4533 kg Rp 22.664

Penambahan pupuk

Urea 14617 kg Rp 36.54143808 (3x)

kg Rp 34.460

Bangeran 262750 kg Rp 393.750 - -

Pembelian benih :

Udang 12960 ekor Rp 64.800 14472 ekor Rp 72.360

Ikan bandeng 2102 ekor Rp 504.552 2381 ekor Rp 571.520

Rumput laut - - 921.3 ekor Rp 921.278Pemberian obat-obatan :

Tiodin - - 0.416 liter Rp 54.167

TOTAL PENGELUARAN Rp 3.169.556 Rp 2.361.994

Sumbangan rumput laut terhadap penerimaan pembudidaya polikultur tiga komoditas mencapai Rp. 4.185.833/ha/mt atau sebesar 16 % dari penerimaan pembudidaya. Adanya penambahan komo ditas rumput laut yang diintegrasikan ke dalam budidaya polikultur udang dan ikan bandeng ternyata secara ekonomi dapat menambah keuntungan pembudidaya. Secara keseluruhan, penerimaan bersih atau keuntungan bersih pembudidaya tiga komoditas lebih tinggi dari keuntungan

pembudidaya dua komoditas. Perbedaan tersebut diawali dengan harga udang antara dua komoditas dan tiga komoditas dari tiap – tiap ukurannya terlihat sangat jelas. Perbedaan tersebut bahwa secara kualitas, udang dari tiga komoditas lebih sehat dan tidak berpenyakit karena ada peran dari rumput laut sebagai filter sehingga air pemeliharaan lebih bersih dengan kandung an oksigen yang relatif tinggi.

2161

Page 22: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Tabel 17. Perhitungan Hasil Produksi Usaha Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

JENIS PRODUKSI

2 Komoditas 3 Komoditas

Volume Harga satuan Total Volume Harga satuan Total

(kg) (kg/Rp) (Rp) (kg) (kg/Rp) (Rp)

Udang windu :

Ukuran 20 - - - 150 Rp 80.000 Rp 12.000.000

Ukuran 25/30 - - - 350 Rp 50.000 Rp 17.500.000

Ukuran 30 100 Rp 53.000 Rp 5.300.000 200 Rp 70.000 Rp 14.000.000

Ukuran 30/35 - - - 100 Rp 80.000 Rp 8.000.000

Ukuran 30/40 500 Rp 50.000 Rp 25.000.000 470 Rp 73.300 Rp 34.451.000

Ukuran 35 300 Rp 50.000 Rp 15.000.000 250 Rp 60.000 Rp 15.000.000

Ukuran 35/40 1075 Rp 50.000 Rp 53.750.000 650 Rp 70.000 Rp 45.500.000

Ukuran 40 1260 Rp 45.700 Rp 57.582.000 - - -

Ukuran 45 - - - 550 Rp 55.000 Rp 30.250.000

Ukuran 40/50 400 Rp 50.000 Rp 20.000.000 - - -

Ukuran 40/60 - - - 650 Rp 60.000 Rp 39.000.000

Ukuran 50/60 - - - 200 Rp 60.000 Rp 12.000.000

Jumlah 3635 Rp 298.700 Rp 176.632.000 3570 Rp 658.300 Rp 227.701.000

Rata-rata 181,75 Rp 49.783 Rp 8.831.600 201,11 Rp 65.830 Rp 12.650.056

Ikan bandeng :

Ukuran 3 1060 Rp 10.000 Rp 10.600.000 - - -

Ukuran 3/4 - - - 4800 Rp 7.800 Rp 37.440.000

Ukuran 4 1050 Rp 11.000 Rp 11.550.000 - - -

Ukuran 4/5 8300 Rp 9.186 Rp 76.243.800 6850 Rp 9.667 Rp 66.218.950

Ukuran 4/6 1425 Rp 8.500 Rp 12.112.500 - - -

Ukuran 5 6700 Rp 9.250 Rp 61.975.000 7200 Rp 9.200 Rp 66.240.000

Ukuran 5/6 - - - 2400 Rp 7.000 Rp 16.800.000

Jumlah 18535 Rp 47.936 Rp 172.481.300 21250 Rp 33.667 Rp 186.698.950

Rata - rata 926,75 Rp 9.587 Rp 8.624.065 1180,556 Rp 8.417 Rp 10.372.164

Rumput laut - - - 98.850 Rp. 16.900 Rp 75.345.000

- - - 5.492 Rp. 939 Rp 4.185.833

2162

Page 23: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Tabel 18. Perhitungan Penerimaan Total Usaha Budidaya Polikultur Dua Komoditas dan Tiga Komoditas

KeteranganTambak

2 Komoditas 3 KomoditasPenerimaan Kotor Rp 17.455.665 Rp 27.152.496Jumlah Pengeluran Rp 3.169.556 Rp 2.361.994Biaya keamanan (15 % penerimaan kotor)

Rp 2.361.994 Rp 4.072.874

Penerimaan bersih Rp 11.924.115 Rp 20.717.628

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

Kondisi lingkungan makro yang merupakan daya dukung tambak polikultur secara topografis dan geografis memiliki jenis tanah allufial kelabu dengan ke-tinggian 0 – 3 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan kurang dari 2% , bertekstur lempung liat berpasir sampai liat dengan kedalaman tanah efektif 90 cm. Sumber air tambak berupa laut yang memperoleh pasok air tawar dari 5 sungai. Kualitas dan kesuburan air cukup baik dan berada pada kisaran standard kualitas air untuk tambak. Hutang mangrove seluas 581,955 ha dengan ketebalan 500 meter, kerapatan 1 – 2 pohon / m2 terdapat disepanjang pantai, kiri kana sungai dan ditanam di pematang tambak adalah merupakan pelindung kawasan tambak polikultur.

Tingkat pendidikan pembudidaya tam-bak polikultur udang windu, ikan bandeng dan rumput laut (3 komoditas) lebih tinggi dari tingkat pendidikan budidaya polikultur udang windu dan ikan bandeng (2 komo-ditas). Tingginya tingkat pendidikan mem-pengaruhi pemilihan usaha budidaya polikutur melalui pemikiran yang lebih rasional dengan mempertimbangkan keadaan alamnya. Pengelolaan tambak

pada kedua model polikultur dilaksanakan secara tradisional plus

Dengan di integrasikannya rumput laut kedalam budidaya polikultur udang windu dan ikan bandeng (3 komoditas), ternyata meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air tambak dan menurunkan kan-dungan amoniak (NH3), Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrit (NO2), Ortho Fosfat (PO43), Biological Oksigen Demand (BOD) dan kandungan Logam Berat Pb Dalam air tambak. Kecerahan, alkalinitas, BOD dan kandungan logam Pb pada air tambak budidaya polikultur 3 komoditas berbeda sangat nyata dengan kandungan air pada budidaya polikultur 2 komoditas. Kesu-buran air tambak 3 komoditas lebih tinggi dari kesuburan air tambak 2 komoditas walaupun secara statistik tidak menunjuk-kan perbedaan yang nyata.

Produksi tambak 3 komoditas berupa udang windu 201,11 Kg/ha/mt, ikan bandeng 1180,56 Kg/ha/mt dan rumput laut 5492 Kg/ha/mt adalah lebih tinggi dari produksi tambak 2 komoditas berupa udang windu 181 Kg/ha/mt dan ikan bandeng 198,33 Kg/ha/mt. Produksi udang windu dan ikan bandeng ditambak 3 komoditas secara statistik tidak menunjuk kan perbedaan yang nyata, tetapi pene rimaan keuntungan pembudidaya poli kultur 3 komoditas lebih tinggi dan berbeda sangat nyata dengan keuntungan pembudidaya polikultur 2 komoditas.

2163

Page 24: Xkh1 Polikultur Udang Bandeng Rumput Laut

AGRITEK VOL. 16 NO. 9 SEPTEMBER 2008 ISSN. 0852-5426

Saran-saran

Mengingat kemampuan rumput laut sebagai penyuplai oksigen melalui foto sintesis pada siang hari dan kemampu annya untuk menyerap kelebihan nutrisi, amoniak, hidrogen sulfida, nitrit,ortho fosfat, total suspended solid dan logam Pb berarti dapat meningkatkan kualitas air. Kemampuan rumput laut ini hendaknya dijadikan dasar pengembangan budidaya polikultur secara sinergis yang ber-wawasan lingkungan dalam upaya pening katan budidaya perikanan dan kesejahte raan pembudidaya polikultur.

Kegiatan budidaya polikutur 3 komoditas dapat pula dilakukan pada tanah dasar bertekstur liat dengan syarat pene baran rumput laut dilakukan dengan metode lepas dasar long line atau rakit dengan salinitas 15 – 30 ‰ , pasang surut teratur dan pH air 7,5 – 8,5.

Peningkatan produksi tambak poli kultur 3 komoditas dapat dilakukan dengan meningkatkan padat tebar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2002. Petunjuk Teknis Budidaya Udang. Direktorat Jen-deral Perikanan Budidaya Direk-torat Pembudidayaan. Program Intensifikasi Pembudidayaan Ikan. Jakarta.

Boyd, CE. 1999. Management of Shrimp Ponds to Reduce the Eutrophication Potential of Effluents. The Advocate. Desember. 1999. p 12 – 14.

Dahuri R, Jacob Rais, S.P.Ginting dan H. J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. P.T. Pradnya Paramitha. Jakarta. Indonesia

Effendi. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.112 Halaman

Hariati, A.M., Wiadnya, D.G.R., Prajitno, A., Sukkel, M., Boon, J.H., Ver

degem, M.C.J. 1995. Perkem bangan Budidaya Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Putih (Penaeus merguiensis) di Jawa Timur. Bulletin Perikanan. Edisi 5. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.

Kandhasamy M and Arunachalam K.D., 2008. Evaluation of in vitro Antibacterial Property of Seaweeds of Southeast Coast of India. African Journal of Biotechnology. Vol. 7. 12 pp (1958 – 1961).

Mudjiman, A. 1986. Budidaya Ikan di Sawah Tambak. CV. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mulyono Sri. 1991. Operatians Research. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Pirzan, A. M., P. R. Pong-Masak dan Utojo. 2006. Keragaman Fito plankton Pada Lahan Budidaya Tambak Di Kawasan Pesisir Donggala Dan Parigi-Moutong, Sulawesi Tengah. Jurnal Riset Akuakultur. Volume 1 Nomor 3 Tahun 2006. Jakarta.

Supito, M. Seri dan Madenur. 2005. Budidaya Terpadu Ikan Bandeng, Udang Windu, Rumput Laut dan Kekerangan. Laporan Tahunan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Pusat Riset perikanan Budidaya Badan Riset kelautan Dan Perikanan Departemen Kelautan Dan Perikanan. Hal 88-96

Xu Yongjian, Fang Jianguang and Wei Wei. 2008. Aplication of Gracilaria lichenoides (Rhodophyta) for Alleviating Nutriens in Aqua culture. Journal Application Phycol. 20 : 199 – 203.

2164