analisis pendapatan usaha budidaya polikultur …

103
i ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR IKAN BANDENG (Chanos chanos), UDANG WINDU (Panaeus monodon) DAN RUMPUT LAUT (Glacilaria sp.) DI KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN SKRIPSI NURFIQHI ISLAMIYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

i

ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR

IKAN BANDENG (Chanos chanos), UDANG WINDU (Panaeus

monodon) DAN RUMPUT LAUT (Glacilaria sp.) DI KABUPATEN

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

SKRIPSI

NURFIQHI ISLAMIYAH

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

ii

ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR

IKAN BANDENG (Chanos chanos), UDANG WINDU (Panaeus

monodon) DAN RUMPUT LAUT (Glacilaria sp.) DI KABUPATEN

PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

NURFIQHI ISLAMIYAH

L241 16 001

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

iii

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

iv

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

v

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

vi

ABSTRAK

Nurfiqhi Islamiyah. L24116001. “Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Polikultur Ikan

Bandeng (Chanos chanos), Udang Windu (Panaeus monodon) dan Rumput Laut

(Glacilaria sp.) di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan” dibimbing oleh M. Chasyim

Hasani, S.Pi., M.Si sebagai pembimbing Utama dan Arie Syahruni Cangara S.Pi.,

M.Si sebagai pembimbing Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi, pendapatan dan kelayakan

usaha budidaya polikultur Ikan Bandeng (Chanos chanos), Udang Windu (Panaeus

monodon) dan Rumput Laut (Glacilaria sp.) di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan

Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Pengambilan data dilaksanakan

pada bulan April – Mei 2020. Metode pengambilan sampel yaitu menggunakan metode

sampel jenuh (sensus) dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Dari hasil

pengolahan data diketahui Pendapatan rata-rata sebesar Rp. 24.093.532,-/Tahun,

penerimaan rata-rata sebesar Rp. 43.984.625,-/Tahun dan total biaya rata-rata

sebesar Rp. 19.891.093,-/Tahun per pelaku usaha budidaya polikultur. Sedangkan dari

hasil analisis kelayakan usaha diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp.

223.184.879,-. Net Benefit Cost Rasio (Net B/C Rasio) sebesar 3,17. Internal Rate of

Return (IRR) sebesar 53,95%. Payback Period (PP) diperoleh hasil yaitu 3,2 tahun

sehingga usaha budidaya polikultur Ikan Bandeng (Chanos chanos), Udang Windu

(Panaeus monodon) dan Rumput Laut (Glacilaria sp.) di Kelurahan Bonto Langkasa

Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan disimpulkan layak

untuk dikembangkan.

Kata Kunci : Ikan Bandeng; Udang Windu; Glacilaria sp.; polikultur, pendapatan,

kelayakan

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

vii

ABSTRACT

Nurfiqhi Islamiyah. L24116001. "Analysis of Revenue of Polyculture Cultivation Milkfish

(Chanos chanos), Tiger Shrimp (Panaeus monodon) and Seaweed (Glacilaria sp.) In

Pangkajene Regency and Islands " was guided by M. Chasyim Hasani, S.Pi., M.Sc as

the Main Advisor and Arie Syahruni Cangara S.Pi., M.Sc as the Member Advisor.

This study aims to determine the production process, income and business feasibility of

milkfish polyculture (Chanos chanos), Windu Shrimp (Panaeus monodon) and

Seaweed (Glacilaria sp.) In Bonto Langkasa Village, Minasatene District, Pangkajene

Regency and Islands. Data collection was carried out in April - May 2020. The

sampling method was using the saturated sampling method (census) with a total of 20

respondents. From the results of data processing it is known that the average income

of Rp. 24,093,532, - / year, the average revenue is Rp. 43,984,625, - / year and the

total average cost is Rp. 19,891,093, - / year per polyculture cultivation business actor.

Meanwhile, the results of the business feasibility analysis obtained a Net Present Value

(NPV) of Rp. 223,184,879, -. Net Benefit Cost Ratio (Net B / C Ratio) of 3,17. Internal

Rate of Return (IRR) of 53.95%. The payback period (PP) is 3.2 years so that the

cultivation of milkfish (Chanos chanos), tiger shrimp (Panaeus monodon) and seaweed

(Glacilaria sp.) Polyculture In Bonto Langkasa Village, Minasatene District, Pangkajene

Regency and Islands were concluded as feasible to be developed.

Keywords: Milkfish; Tiger Shrimp; Glacilaria sp .; polyculture, income, eligibility

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa, karena kasih dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Analisis

Pendapatan Usaha Budidaya Polikultur Ikan Bandeng (Chanos chanos), Udang Windu

(Panaeus monodon) dan Rumput Laut (Glacilaria sp.) di Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan” merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar

sarjana pada Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, Departeman Perikanan,

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin yang telah dilaksakan

pada bulan Maret sampai April 2020.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih ada kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

membangun untuk menyempurnakan tulisan ini. Skripsi ini dapat diselesaikan oleh

penulis berkat bantuan, dukungan dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua penulis Bapak Alimuddin dan Ibu Jumatiah atas do’a dan

dukungannya yang tak henti-hentinya baik secara moril atau materi sehingga

penulis dapat menuntut ilmu hingga sekarang

2. Saudara penulis Haerfina, S.Pd., Nurul Fitri, A.Md.Keb., Firdaus, Nur Fajriana

dan Muhammad Fahri Farwansyah serta seluruh keluarga tercinta yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat untuk penulis

3. Ibu Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas Hasanuddin

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Rohani Ambo Rappe, M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

5. Ibu Dr. Ir. Gunarto Latama, M.Sc selaku Ketua Departemen Perikanan, Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

6. Bapak Dr. Hamzah, S.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi Sosial Ekonomi

Perikanan Universitas Hasanuddin.

7. Bapak M. Chasyim Hasani, S.Pi dan Ibu Arie Syahruni Cangara, S. Pi,. M. Si

selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang selalu memberikan nasehat

dan bimbingan selama penyusunan skripsi sampai selesai.

8. Ibu Prof. Dr. Ir. Sutinah Made, M. Si dan Ibu Dr. Sitti Fakhriyyah, S. Pi,. M. Si

selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan dalam

penyempurnaan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

ix

9. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Hasanuddin terkhusus di Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan

terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis

10. Seluruh Keluarga Besar Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Pangkep

Universitas Hasanuddin (IPPMP-UH) yang senantiasa membantu dan mewadahi

penulis selama perkuliahan

11. Seluruh Keluarga Besar Fisheries Diving Club Universitas Hasanuddin (FDC

UNHAS) terkhusus Angkatan Dugon Dugong #14 yang selalu memberi dukungan

semangat dan pengalaman yang tiada duanya.

12. Sahabat penulis Fitriana, Riski Ayu, Jusrawati, Muhammad Akbar, Nur Afni

Rustan, Suriyanti dan A. Nur Indah Sari sudah seperti saudara yang selalu

memberi semangat dan menjadi motivasi penulis.

13. Seluruh teman-teman KKN Tematik PPM Sinjai Desa Pulau Harapan yang juga

selalu memberikan semangat dan saran untuk menyelesaikan skripsi ini

14. Seluruh saudara-saudara seperjuangan penulis yang ada di Sosial Ekonomi

Perikanan Angkatan 2016 (F16URE) Terima kasih atas doa, dukungan, bantuan,

dan semangat yang diberikan.

15. Seluruh teman-teman penulis, senior maupun junior baik dalam kampus ataupun di

luar kampus yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu dalam skripsi ini

terima kasih atas segala bantuan, saran dan dukungannya dalam menyelesaikan

tulisan ini.

Akhir kata Penulis berharap dengan selesainya Skripsi ini dapat bermanfaat

bagi orang lain yang membacanya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah

yang maha kuasa, Aamiin.

Makassar, Agustus 2020

Nurfiqhi Islamiyah

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

x

BIODATA PENULIS

Penulis bernama Nurfiqhi Islamiyah lahir pada tanggal 27 Juli

1998 di Pangkep sebagai anak ke empat dari enam bersaudara

dari pasangan Alimuddin dan Jumatiah. Penulis menempuh

pendidikan Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidayyah Negeri Bonto

Langkasa pada tahun 2004 dan lulus di tahun 2010. Penulis

melanjutkan pendidikannya ke tingkat Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 2 Minasatene pada tahun 2010 dan

lulus di tahun 2013. Kemudian Penulis melanjutkan

pendidikannya ke tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pangkajene pada

tahun 2013 dan lulus di tahun 2016. Di tahun 2016 penulis mengikuti Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan lulus di Program Studi Sosial Ekonomi

Perikanan Universitas Hasanuddin.

Kegiatan penulis selama menjadi mahasiswa adalah aktif mengikuti perkuliahan

dan juga aktif berorganisasi dengan terlibat diberbagai kepanitiaan dalam lingkup

fakultas maupun luar fakultas. Selama menjadi Mahasiswa di Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanan, penulis pernah menjadi anggota Humas dalam Kepengurusan Unit

Kegiatan Mahasiswa Fiheries Diving Club Universitas Hasanuddin pada tahun 2019-

2020. Penulis juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi III Badan Musyawarah

Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Pangkep Universitas Hasanuddin pada tahun 2017-

2018. Penulis juga aktif menjabat sebagai Bendahara dan Sekretaris di beberapa

kepanitiaan dalam berbagai organisasi.

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................. Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN AUTHORSHIP ......................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ...................................................................................................................vi

ABSTRACT ................................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

BIODATA PENULIS .................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................xv

I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 4

A. Sistem Budidaya Tambak .................................................................................. 4

B. Ikan Bandeng .................................................................................................... 5

C. Udang Windu ..................................................................................................... 6

D. Rumput Laut Glacilaria sp .................................................................................. 8

E. Budidaya Tambak Secara Polikultur .................................................................11

F. Investasi ...........................................................................................................12

G. Biaya ................................................................................................................12

H. Penerimaan ......................................................................................................13

I. Pendapatan ......................................................................................................14

J. Analisis Kelayakan Usaha ................................................................................14

K. Kerangka Pemikiran .........................................................................................19

III. METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................................21

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................21

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

xii

B. Jenis Dan Metode Penelitian ............................................................................21

C. Metode Pengambilan Sampel ...........................................................................21

D. Sumber Data ....................................................................................................22

E. Teknik Pengambilan Data .................................................................................22

F. Analisis Data .....................................................................................................22

G. Konsep Operasional .........................................................................................26

IV. HASIL ..................................................................................................................27

A. Keadaan Umum Lokasi ....................................................................................27

B. Proses Produksi Polikultur ................................................................................30

C. Analisis Pendapatan .........................................................................................32

D. Analisis Kelayakan ............................................................................................34

V. PEMBAHASAN ...................................................................................................35

A. Keadaan Umum Lokasi ....................................................................................35

B. Proses Produksi Polikultur ................................................................................37

C. Pendapatan Usaha Polikultur ...........................................................................40

D. Kelayakan Usaha Polikultur ..............................................................................46

E. Pengaruh Virus Covid-19 terhadap Usaha Polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ...................................................48

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................50

A. Kesimpulan .......................................................................................................50

B. Saran ................................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................52

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene ....27

Tabel 2. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan

Minasatene .................................................................................................................28

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia ......................................28

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................29

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan .........................29

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Budidaya Polikultur

Ikan Bandeng, Udang Windu dan Glacilaria sp ...........................................................29

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan .......................................30

Tabel 8. Rata-Rata Biaya Investasi Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa

Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ................................32

Tabel 10. Rata-Rata Penerimaan Usaha Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ................34

Tabel 11. Rata-Rata Pendapatan Usaha Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ................34

Tabel 12. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ................34

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos) ................................................................. 5

Gambar 2. Udang Windu (Panaeus monodon) ............................................................. 7

Gambar 3. Rumput Laut Glacilaria sp........................................................................... 9

Gambar 4. Skema Kerangka Pikir ...............................................................................20

Gambar 5. Skema Alur Produksi Polikultur ..................................................................31

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian .............................................................................56

Lampiran 2. Data Umum Responden ..........................................................................57

Lampiran 3. Investasi ..................................................................................................58

Lampiran 4. Penyusutan .............................................................................................62

Lampiran 5. Biaya Tetap .............................................................................................66

Lampiran 6. Biaya Variabel .........................................................................................67

Lampiran 7. Total Biaya ..............................................................................................70

Lampiran 8. Penerimaan Udang ..................................................................................71

Lampiran 9. Penerimaan Ikan Bandeng ......................................................................72

Lampiran 10. Penerimaan Rumput Laut Glacilaria sp ..................................................74

Lampiran 11. Pendapatan Polikultur ............................................................................75

Lampiran 12. Tabel Cash Flow ....................................................................................76

Lampiran 13. Net Present Value (NPV) .......................................................................78

Lampiran 14. Net Benefit – Cost Rasio (Net B/C) ........................................................79

Lampiran 15. Internal Rate of Return (IRR) .................................................................80

Lampiran 16. Payback Period (PP) .............................................................................81

Lampiran 17. Kuisioner ...............................................................................................82

Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian .........................................................................86

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produksi perikanan di Sulawesi Selatan pada tahun 2018 mencapai 366.540,6

ton. Sulawesi Selatan memiliki areal pemeliharaan tambak seluas 109.899,3 Hektar

menghasilkan produksi perikanan tambak sebesar 1.173.255,7 ton memperoleh nilai

produksi tambak perikanan sebesar Rp. 6.854.205.019,6 dengan pelaku rumah tangga

perikanan budidaya tambak 49.273 rumah tangga di tahun 2018 (BPS-Sulsel 2019).

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki areal pemeliharaan tambak

seluas 11.015,5 Hektar menghasilkan produksi perikanan tambak sebesar 31.925,1

ton memperoleh nilai produksi tambak perikanan sebesar Rp. 656.929.764 dengan

pelaku rumah tangga perikanan budidaya tambak 6.254 rumah tangga di tahun 2018

(BPS-Sulsel 2019).

Polikultur Udang Windu, Ikan Bandeng, rumput laut merupakan tiga jenis

komoditi yang memungkinkan untuk saling mendukung apabila dipelihara bersama.

Udang Windu merupakan komoditas yang memiliki nilai ekomis paling tinggi dibanding

dengan komoditas lainnya. Akan tetapi komoditas tersebut rentan terhadap serangan

penyakit menyebabkan peluang keberhasilannya rendah. Untuk mengantisipasi

kegagalan produksi di tambak dipilih rumput laut dan Ikan Bandeng sebagai komoditi

alternatif menghasilkan produk tambak. Udang Windu, Ikan Bandeng, dan rumput laut

merupakan komoditi yang dapat dipelihara secara sinergis yang diharapkan dapat

meningkatkan produktivitas tambak dan pendapatan petambak (Mangampa and

Burhanuddin 2014).

Udang Windu, Ikan Bandeng dan rumput laut secara biologis memiliki sifat–sifat

yang dapat bersinergi sehingga budidaya polikultur semacam ini dapat dikembangkan

karena merupakan salah satu bentuk budidaya polikultur yang ramah terhadap

lingkungan. Rumput laut merupakan penyuplai oksigen melalui fotosintesis pada siang

hari dan memiliki kemampuan untuk menyerap kelebihan nutrisi dan cemaran yang

bersifat toksik di dalam perairan. Sedangkan Ikan Bandeng sebagai pemakan plankton

merupakan pengendali terhadap kelebihan plankton dalam perairan. Kotoran udang,

Ikan Bandeng dan bahan organik lainnya merupakan sumber hara yang dapat

dimanfaatkan oleh rumput laut dan fitoplankton untuk pertumbuhan. Hubungan yang

seperti ini dapat menyeimbangkan ekosistem perairan (Murachman et al. 2010).

Dari segi optimalisasi penggunaan lahan maka polikultur rumput laut dengan

Bandeng dan Udang Windu adalah bertujuan untuk meningkatkan produktivitas

tambak dan sekaligus untuk peningkatan pendapatan bagi para pembudidaya tambak,

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

2

oleh karena selain dapat panen rumput laut sebagai komoditas utama juga dapat

panen Bandeng dan udang sebagai komoditas tambahan. Baik secara teknis maupun

secara ekonomi polikultur ketiga komoditas (rumput laut, Bandeng, dan Udang Windu)

sangat menguntungkan karena kehadiran Bandeng dengan ukuran di bawah 100

g/ekor dan udang tidak mengganggu pertumbuhan rumput laut. Oleh karena polikultur

rumput laut dengan Bandeng dan Udang Windu tidak terjadi persaingan ruang di mana

rumput laut hidup di dasar, sedangkan Bandeng lebih banyak hidup pada lapisan

badan air, begitu pula Udang Windu dapat mengisi relung ekologi di sela-sela dan di

bawah tumpukan rumput laut (Tangko 2008).

Kelurahan Bonto Langkasa yang ada di Kecamatan Minasatene Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan merupakan salah satu lokasi budidaya dengan luas

tambak 415,68 hektar (BPS-Pangkep 2019a) yang petambaknya telah aktif melakukan

sistem polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan rumput laut Glacilaria sp sejak tahun

2013 sampai sekarang. Sebelum dilakukan penambahan komoditi budidaya rumput

laut Glacilaria sp. ini, para pembudidaya di Kelurahan Bonto Langkasa hanya

membudidayakan Ikan Bandeng dan Udang baik Udang Windu maupun Udang

Vannamei. Pada awalnya rumput laut Glacilaria sp ini tumbuh alami di tambak-tambak

pembudidaya yang berbatasan langsung dengan aliran sungai menuju laut namun

karena pertumbuhannya yang cepat, harga yang rendah dan kurangnya pembeli

rumput laut ini di anggap hama oleh petambak, para petambak hanya memanen

rumput laut tersebut tanpa dijual atau dengan kata lain dimatikan. Pada tahun 2012

Dinas Kelautan dan Perikanan memberikan pelatihan budidaya kepada para petambak

yang ada di Kelurahan Bonto Langkasa, dan mulai memberikan bantuan bibit rumput

laut pada tahun 2013 sehingga petambak mulai kembali membudidayakan rumput laut

tersebut sebagai komoditi tambahan yang dibudidayakan secara polikultur bersama

Ikan dan Udang walaupun belum secara menyeluruh petambak melakukan

pembudidayaan ini. Menurut hasil penelitian dari Nurul Fausiah tahun 2019 di lokasi

yang sama pendapatan rata-rata petani tambak polikultur Ikan Bandeng (Chanos

chanos) dan Udang Windu (Panaeus monodon) di Kelurahan Bonto Langkasa ini

sebesar Rp. 23.122.775/tahun. Dengan adanya penambahan komoditi yaitu rumput

laut Glacilaria sp. dalam sistem budidaya polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa tentu

akan mempengaruhi pendapatan para pelaku usaha atau petani tambak. Maka dari itu

dilakukan penelitian tentang “Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Polikultur Ikan

Bandeng (Chanos chanos), Udang Windu (Panaeus monodon) dan Rumput Laut

(Glacilaria sp.) di Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan Minasatene Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan”.

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

3

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut yaitu

1. Berapa besar pendapatan yang diterima oleh pelaku usaha budidaya polikultur

Ikan Bandeng, Udang Windu dan rumput laut Glacilaria sp. di Kelurahan Bonto

Langkasa, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan?

2. Apakah usaha budidaya polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan rumput laut

Glacilaria sp. layak untuk dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka tujuan

dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima oleh pelaku usaha

budidaya polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan rumput laut Glacilaria sp.

di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

2. Mengetahui usaha budidaya polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan rumput

laut Glacilaria sp. layak atau tidak untuk dikembangkan

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan

pertimbangan dalam menyusun kebijakan terutama dalam pemanfaatan

sumberdaya lahan tambak polikultur di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

2. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan yang lebih luas mengenai usaha budidaya polikultur Ikan

Bandeng, Udang Windu, dan Rumput Laut Glacilaria, sp.

3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan

tambahan referensi serta acuan pembanding yang dapat digunakan untuk

penelitian selanjutnya.

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Budidaya Tambak

Tambak sesungguhnya adalah kolam air tenang, namun menggunakan air

payau sebagai sumber airnya. Karena menggunakan sumber air payau maka lokasi

tambak diusahakan sedekat mungkin dengan sumber air tersebut, yakni di dekat

pantai dan muara sungai. Di lokasi tersebut biasanya terjadi fenomena pasang dan

surut air laut. Pada saat pasang, ketinggian permukaan air laut meningkat dan air laut

merambat masuk ke daratan, sebaliknya pada saat surut. Tenaga pasang surut ini bisa

dimanfaatkan untuk mengisi air tambak. Pada saat pasang pintu air tambak dibuka

sehingga air masuk ke dalam tambak, sedangkan pada saat surut pintu ditutup

sehingga air pasang tertahan di dalam tambak dengan ketinggian air 0,5 hingga 2 m,

bergantung pada ketinggian pematang dan kisaran pasang surut. Beberapa komponen

dari sistem ini meliputi lokasi pengambilan air (intake air), saluran tambak, petak

tambak dan infrastruktur pendukung. Petak tambak terdiri dari beberapa komponen,

seperti pematang, dasar dan pintu tambak, baik pintu pemasukan (inlet) maupun pintu

pengeluaran (outlet).

Sistem budidaya perikanan didefinisikan sebagai wadah produksi beserta

komponennya dan teknologi yang diterapkan pada wadah tersebut yang bekerja

secara sinergis menghasilkan produksi. Komponen tersebut di dalam sistem budidaya

perikanan bekerja sinergis sehingga tercipta lingkungan terkontrol dan optimal bagi

upaya mempertahankan kelangsungan hidup ikan dan memacu pertumbuhan dan

perkembangbiakan ikan (Effendi and Mulyadi 2005).

Sistem budidaya perairan yang sedang mengalami ledakan perkembangan

adalah budidaya tambak. Sistem ini biasanya dibangun di wilayah yang berdekatan

dengan daerah pesisir pantai. Sumber air yang digunakan untuk tambak kebanyakan

merupakan air asin, sehingga organisme yang dapat dibudidayakan dengan sistem ini

pun terbatas pada organisme air asin atau air payau (campuran air asin/laut dengan air

tawar/sungai) saja seperti udang, kakap, dan Bandeng. Berdasarkan luasan tambak

dan kepadatan oganisme yang dipelihara maka terdapat tiga jenis tambak yaitu

tambak tradisional (ekstensif), tambak semi intensif dan tambak intensif. Usaha

budidaya dengan sistem tambak apabila dilakukan dengan cara yang benar, maka

akan memberikan banyak keuntungan khususnya bagi pengelola, maupun bagi

masyarakat sekitarnya, seperti (Hadie, Hadie, and Supangat 2005) :

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

5

a. Organisme yang dibudidayakan dalam tambak umumnya berupa organisme

dengan harga jual yang tinggi, sehingga usaha tambak jelas mempunyai nilai

ekonomi yang tinggi, terutama untuk tambak intensif.

b. Dengan adanya usaha tambak di suatu lingkungan pantai, maka diharapkan

dapat membuka lahan kerja baru bagi masyarakat di sekitarnya.

c. Pengontrolan organisme yang dibudidayakan menjadi lebih mudah, karena

lingkungan pemeliharaannya yang terbatas.

Tambak tradisional atau tambak ekstensif merupakan tambak yang biasanya

dibangun pada lahan pasang surut yang pada umumnya berupa rawa-rawa bakau,

atau rawa-rawa pasang surut bersemak dan rerumputan. Luas tambak berkisar antara

1-3 ha dengan satu pintu air di setiap petak. Pengisian dan pembuangan air

bergantung sepenuhnya pada daya gravitasi pasang surutnya air laut. Tambak

ekstensif sangat bergantung pada keberadaan pakan alami yang ditumbuhkan di dasar

tambak yang telah disiapkan dengan pemupukan, kedalaman air sekitar 0,5-0,6 m dan

tidak digunakan kincir air, sedangkan pompa air masih digunakan untuk proses

penggantian air.

B. Ikan Bandeng

Saat ini Bandeng lebih banyak dibudidayakan secara bersamaan dengan

Udang Windu (budidaya polikultur) baik secara intensif maupun semi intensif.

Pemasaran Bandeng tidak hanya untuk konsumsi masyarakat lokal, tetapi juga

diekspor untuk memenuhi permintaan negara lain. Untuk pemasaran lokal, Bandeng

dijadikan sebagai komoditas unggulan dan produk olahannya menjadi makanan khas

daerah. Tingkat konsumsi Bandeng nasional menurut DJP2HP (2011) sebesar 1,22 kg

per kapita dengan tingkat konsumsi Bandeng tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan

yaitu 9,67 kg per kapita dalam bentuk Bandeng segar dan 0,28 kg per kapita dalam

bentuk olahan (Triyanti and Hikmah 2013).

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

6

Ikan Bandeng adalah jenis ikan yang secara taksonomi termasuk spesies

Chanos chanos, Forskal, yang hidup di perairan tropis Indo Pasifik. Taksonomi Ikan

Bandeng adalah sebagai berikut (SNI 2013) :

Phylum : Vertebrata

Sub phylum : Craniata

Class : Teleostomi

Sub class : Actinopterygii

Ordo : Malacopterygii

Family : Chanidae

Genus : Chanos (Lacepede, 1803)

Species : Chanos chanos

(Forskal, 1775)

Ikan Bandeng memiliki tubuh yang memanjang dan pipih serta berbentuk

torpedo. Mulut Ikan Bandeng agak runcing, ekor bercabang dan bersisik halus. Habitat

asli Ikan Bandeng adalah di laut, kemudian dikembangkan hingga dapat dipelihara

pada air payau. Ikan Bandeng ditemukan hidup di Samudra Hindia serta Samudra

Pasifik, hidup secara bergerombol dan banyak ditemukan di perairan sekitar pulau-

pulau dengan dasar karang. Ikan Bandeng pada masa muda hidup di laut selama 2 – 3

minggu, kemudian berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau. Setelah dewasa,

Bandeng kembali ke laut untuk berkembang biak. Ikan Bandeng termasuk ikan

pemakan segala (omnivora), di habitat aslinya Ikan Bandeng mempunyai kebiasaan

mengambil makanan dari lapisan atas dasar laut, berupa tumbuhan yang kurang baik

dan menyebabkan mutu Ikan Bandeng menurun (WWF-Indonesia 2014b).

C. Udang Windu

Udang windu atau yang dikenal dengan nama Penaeus monodon merupakan

salah satu komoditas perikanan unggulan budidaya yang berpotensi untuk

dikembangkan. Udang windu memiliki tubuh yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu

bagian kepala yang menyatu dengan bagian dada dan bagian badan terdiri dari enam

ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang

beruas-ruas pula. Udang windu dewasa melakukan pemijahan di laut lepas,

sedangkan udang windu muda bermigrasi ke daerah pantai. Setelah telur-telur

menetas, larva hidup di laut lepas menjadi bagian dari zooplankton. Setelah beberapa

bulan hidup di daerah laut dangkal, udang dewasa kembali ke lingkungan laut dalam

dimana kematangan sel kelamin, perkawinan dan pemijahan terjadi. Pemanenan

udang windu ditambak membutuhkan usia pemeliharaan 3-4 bulan. Hal yang harus

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

7

diperhatikan adalah mutu dan kualitas udang windu sampai ke konsumen. Ciri-ciri

udang windu yang siap panen, yaitu berkulit keras, bersih, licin, dan tidak terdapat

cacat pada tubuh udang, udang dalam kondisi segar, atau masih hidup maka harga

yang ditetapkan juga akan semakin tinggi (A. Putri 2018).

Gambar 2. Udang Windu (Panaeus monodon)

Sumber : Dokumtasi Pribadi

Menurut Fabricius 1798 dalam World Register of Marine Species Udang Windu

memiliki taksonomi sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Sub phylum : Crustacea

Class : Malacostraca

Subclass : Eumalacostraca

Ordo : Decapoda

Family : Penaeidea

Genus : Penaidae

Species : Penaues monodon

Udang Windu (Penaeus monodon) masih menjadi salah satu komoditi

perikanan andalan di Indonesia. Jenis udang ini merupakan udang asli Indonesia yang

telah dibudidayakan sejak beberapa dekade lalu. Harga udang menjadi daya tarik

utama pembudidayaan secara besar-besaran sejak tahun 1990-an. Pada tahun 2014,

dengan ukuran 30 ekor per Kg, harga Udang Windu berkisar Rp 70.000 di tingkat

pembudidaya, dan harga ekspornya bisa mencapai Rp.120.000. Meskipun Udang

Windu masih banyak dibudidayakan, tetapi sejak tahun 2000-an, muncul

permasalahan yang mengancam keberlanjutan usaha pembudidaya. Dua masalah

utama yang dihadapi adalah penyakit udang dan konversi lahan mangrove menjadi

tambak. Penyakit udang menyebabkan turunnya produksi dan kegagalan panen, serta

konversi lahan yang melanggar peraturan dan merusak daya dukung lingkungan,

sehingga udaha budidaya tidak dapat juga dilakukan secara optimal. Kedua masalah

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

8

tersebut sangat terkait dengan lingkungan, sehingga dibutuhkan suatu model budidaya

tambak Udang Windu yang memperhatikan aspek lingkungan (WWF-Indonesia

2014a).

Menurut Soetomo (2000), Lokasi tambak untuk budidaya udang windu secara

umum tidak berbeda dengan lokasi tambak untuk budidaya ikan bandeng. Pemilihan

lokasi untuk budidaya udang windu perlu diperhatikan syarat-syarat (Yasir and Nur

2018) sebagai berikut :

1. Areal tambak hendaknya mempunyai kedudukan atau elevasi yang tidak terlalu

tinggi dari titik nol laut.

2. Areal tambak tidak berada pada daerah rawan banjir dan genagan yang terlalu

tinggi.

3. Secara tetap, areal tambak mendapat pasang-surut air laut cukup tinggi, yaitu

antara 1,5 – 2,5 meter

4. Petakan tambak harus mendapat sumber air yang cukup, baik air tawar maupun air

laut sepanjang tahun atau setidaknya selama 10 bulan dalam setahun dalam

jumlah kebutuhan yang cukup.

5. Selama budidaya, tambak terhindar dari sumber-sumber pencemaran dan

gangguan dari lingkungan

6. Air payau dalam tambak mengandung kadar garam yang berkisar antara 10 – 30

permil.

7. PH air tambak yang baik adalah antara 7,5 – 8,5 untuk tambak baru yang tanahnya

asam, pH nya rendah. Pada tambakyang lama, apabila pHnya tidak sesuai

dilakukan perbaikan pH dengan cara pengolahan tanah atau dengan pengapuran.

8. Tekstur tanah dasar terdiri dari lumpur atau lumpur berpasir yang tidak berpori

sehingga nerupakan kedap air dengan kandungan pasir tidak lebih dari 20%. Jenis

tanah seperti ini misalnya tanah liat berpasir dan tanah lempung berpasir. Syarat

lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah konstruksi tambak yang benar meliputi

pembuatan pematang atau tanggul, saluran pemasukan air dan pintu pembuangan

air, pelataran atau pancaran tambak, dan saluran keliling atau caren.Selain itu

membuat petakan-petakan untuk gelondongan dan pembesaran.

D. Rumput Laut Glacilaria sp

Gracilaria sp. termasuk dalam kelas alga merah (Rhodophyta) dengan nama

daerah yang bermacammacam: sango-sango, rambu kasang, janggut dayung,

dongidongi, bulung embulung, agar-agar karang, agar-agar jahe, blung sangu, dan

lain-lain. Rumput laut jenis ini yang lebih dikenal dengan Gracilaria, memiliki banyak

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

9

jenis dengan sifat-sifat morfologi dan anatomi berbeda-beda seperti: Gracilaria

confervoides, Glacilaria gigas, Glacilarialichenoides, Glacilaria crasa, Glacilaria

blodgettii, Glacilaria arcuta, Glacilaria lariataenioides, Glacilaria eucheumoides, dan

banyak lagi. Beberapa ahli menduga bahwa rumput laut marga Gracilaria verrucosa

memiliki jenis yang paling banyak dibandingkan dengan rumput laut marga lainnya.

Gracilaria merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar-agar atau

disebut dengan agarophytes. Selain Gracilaria, rumput laut penghasil agar-agar

lainnya adalah Gelidium, Pterocladia, Gelidiela. Pada tahun 2009 total produksi

agarophytes di Indonesia mencapai 35.050 ton kering yang 81,60 % -nya (28.600 ton)

diserap oleh industri nasional dan sisanya diserap industri luar negeri (Anggadiredja,

dkk 2011). Gracilaria dalam hal ini memberikan kontribusi paling besar (>90 %) untuk

menyumbang bahan baku agaragar dibandingkan dengan genus agarophytes yang

lainnya. Hal ini dikarenakan Gracilaria banyak dibudidayakan di tambak-tambak,

sedangkan agarophytes lainnya masih dipanen dari alam. Gracilaria banyak

dibudidayakan sendiri secara monokultur ataupun dibudidayakan dengan ikan maupun

udang secara polikultur. Input budidaya yang rendah dan kemudahan teknologi yang

diterapkan mendorong para pembudidaya kecil untuk membudidayakan komoditas ini

(WWF-Indonesia 2014c).

Rumput laut atau seaweeds sangat populer dalam dunia perdagangan, dalam

ilmu pengetahuan dikenal sebagai alga/algae. Alga atau ganggang terdiri atas empat

kelas (Kadi et al., 1988) yaitu Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae

(ganggang coklat), Cholorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang

hijau-biru) (Priono 2013).

Gambar 3. Rumput Laut Glacilaria sp.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

10

Menurut Dawes (1981) genus Gracilaria mempunyai klasifikasi sebagai berikut

(Lideman et al. 2016) :

Divisi : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Famili : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria

Jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis penting di perairan Indonesia

adalah marga Gelidium, Hypnea, Eucheuma, dan Gracilaria. Dari ke empat marga

tersebut Eucheuma dan Gracilaria yang mempunyai potensi untuk dapat

dikembangkan usaha budidayanya karena dapat berkembang dengan baik dari batang

secara vegetative. Gracilaria spp merupakan salah satu jenis rumput laut alga merah

yang pengusahaannya telah dikembangkan di Indonesia diantaranya di Bali, NTB,

NTT, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, dan Irian Jaya melalui usaha

Budidaya. Jenis rumput laut ini mempunyai daya toleransi lebar terhadap perubahan

kondisi lingkungan, serta dapat tumbuh pada perairan laut dan perairan payau,

sehingga sangat potensil untuk dibudidayakan di tambak (Anton 2017).

Budidaya rumput laut di tambak merupakan salah satu cara pemanfaatan lahan

tambak untuk memenuhi permintaan rumput laut yang semakin meningkat, khususnya

untuk rumput laut jenis Gracilaria sp. Menurut Dr. Laode M. Aslan (1999) bahwa

budidaya rumput laut di tambak memiliki lebih banyak keuntungan bila dibanding

dengan budidaya rumput laut di laut Keuntungan itu antara lain terlindung dari

gangguan ombak, arus laut yang kuat dan gangguan predator. Penentuan lokasi

tambak yang standar untuk budidaya rumput laut dapat diberikan kriteria sebagai

berikut (Yasir and Nur 2018) :

1. Lokasi tambak yang baik yaitu tambak yang masih dipengaruhi oleh pasang surut

air laut dengan maksud untuk memudahkan penggantian air di dalam tambak.

Saluran keluar masuk air laut cukup lancar dan bergantung kepada kondisi

geografisnya.

2. Dasar tambak berupa pasir bercampur sedikit lumpur.

3. Tambak yang ideal mempunyai saluran pemasukan dan pengeluaran air yang

berbeda.

4. Pergantian air tambak mudah dilakukan

5. Salinitasa air tamabk berkisar 15 – 30 per mil.

6. Suhu air berkisar 20 – 28o C.

7. pH air berkisar 6 – 9

8. Kedalaman air tambak dapat diatur minimal 0,5 – 1,0 m

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

11

9. Kondisi air tidak terlalu keruh sehingga cahaya matahari dapat menembus ke

dalam dasar air.

10. Bebas polusi, baik yang berasal dari industri maupun dari rumah tangga.

11. Dekat dengan sumber air tawar untuk menurunkan salinitas yang

disyaratkan.

12. Akses menuju lokasi mudah dilalui alat transportasi.

E. Budidaya Tambak Secara Polikultur

Sistem budidaya secara polikultur dapat meningkatkan efisiensi penggunaan

lahan dan pendapatan petani budidaya. Perkembangan teknologi budidaya

menunjukkan bahwa rumput laut dapat dibudidayakan bersama udang dan bandeng di

tambak. Menurut Anam (2007) Pengembangan budidaya rumput laut secara polikultur

dengan bandeng maupun udang dimaksudkan untuk meningkatkan produksi udang

dan rumput laut serta mengefektifkan penggunaan tambak dengan harapan dapat

memperbaiki kualitas lingkungan budidaya (Y. S. Putri and Susilowati 2013).

Budidaya ikan dapat dilakukan secara polikultur yaitu budidaya ikan lebih dari

satu jenis secara terpadu. Budidaya polikultur terpadu dan sinergis saat ini banyak

diteliti dan dikaji karena dapat meningkatkan kualitas air dan dapat memaksimalkan

pemanfaatan lahan budidaya. Budidaya polikultur mencakup beberapa tahapan

diantaranya persiapan tambak, perawatan dan pemeliharaan, ketiga hal ini sangat

penting dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik pada budidaya polikultur (Laily et

al. 2019).

Penerapan teknik budidaya secara polikultur diharapkan dapat meningkatkan

daya dukung lahan tambak pada keadaan tertentu, dimana pertumbuhan produksi

akan tetap stabil. Menurut Syahid (2006) Hasil produksi dengan system monokultur,

petani hanya dapat memanen satu produk dalam satu periode. Namun dengan

polikultur, hasil panen dalan satu periode akan bertambah dengan pemanfaatan lahan

luasan yang sama, hal ini sangat membantu peningkatan penghasilan petambak (Y. S.

Putri and Susilowati 2013).

Pembudidayaan ikan merupakan kegiatan memelihara, membesarkan dan

memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol. Pembudidayaan ikan dapat

dilakukan secara polikultur yaitu pembudidayaan ikan lebih dari satu jenis secara

terpadu. Budidaya polikultur terpadu dan sinergis saat ini banyak diteliti dan dikaji

karena dapat meningkatkan kulitas air. Diintegrasikannya rumput laut (Gracilaria sp)

kedalam kegiatan polikultur udang windu (Penaeus monodon Fabrisius) dan ikan

bandeng (Chanos-chanos Forskal) secara terpadu. Pada umumnya pembudidayaan

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

12

secara tradisional selalu mengedepankan luas lahan, pasang surut, intercrop dan

tanpa pemberian makanan tambahan sehingga makanan bagi komoditas yang

dibudidayakan harus tersedia secara alami dalam jumlah yang cukup (Murachman et

al. 2010).

Rumput laut bisa ditanam secara polikultur dengan bandeng, Untuk keperluan

ini, disarankan penanaman sejumlah 1.500 – 2000 ekor bandeng per hektar. Namun,

bandeng tersebut harus sudah dipanen bila ukurannya sudah mencapai empatekor/kg.

Selain bandeng, udangpun bisa ditebar bersama rumput laut dengan kepadatan tebar

5.000 ekor / ha (Yasir and Nur 2018).

F. Investasi

Dalam arti sempit investasi didefinisikan sebagai penanaman modal atau

pembentukan modal, sedangkan dalam konteks makro ekonomi investasi adalah

pengeluaran atau pembelanjaan barang-barang modal dan perlengkapan produksi

untuk menambah barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi

merupakan aliran pengeluaran yang menambah stok fisik (dalam arti lain investasi bisa

diartikan pembelian surat berharga (saham) atau asset lain seperti obligasi, rumah dan

lain sebagainya) di mana nilainya selalu berkurang sebesar nilai penyusutannya. Stok

fisik kapital merupakan stok yang menunjukkan nilai rupiah bangunan, mesin dan lain-

lain. Investasi adalah jumlah yang dikeluarkan oleh swasta untuk menambah stok

kapital pada periode tertentu (Hasanah and Sunyoto 2012).

Investasi penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi yang dikeluarkan dalam

usaha budidaya tambak polikultur adalah lahan tambak, rumah jaga, pintu air,

perahu/speedboat, mesin, jaring, dan peti yang digunakan selama proses usaha

budidaya tambak polikultur (Laily et al., 2019).

G. Biaya

Menurut Mulyadi (2012:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi

untuk tujuan tertentu Hongren (2005:34) mendefinisikan, Biaya adalah sumber daya

yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu

(Setiawan, Suhadak, and Sutaja 2014).

Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh

faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang

produksi oleh perusahaan tersebut. Biaya produksi dapat dibedakan ke dalam dua

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

13

macam, yaitu Biaya tetap (fixed cost) dan Biaya variabel (variable cost). Dalam analisis

biaya produksi perlu memperhatikan biaya produksi rata-rata : yang meliputi biaya

produksi total rata-rata , biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya variabel rata-rata ;

dan biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan

untuk menambah satu unit produksi (Hanani, Asmara, and Fahriyah 2011).

Dalam jangka pendek perusahaan biasanya beroperasi dengan satu skala

produksi. Satu skala produksi bisa dinotasikan dengan satu unit bisnis, yaitu suatu unit

usaha yang menjadi sumber profit. Dalam kaitannya dengan biaya untuk jangka

pendek atau biaya untuk satu skala produksi, terdapat beberapa jenis biaya yang perlu

diketahui meliputi (Rasul et al., 2013) :

1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara tetap oleh

perusahaan dalam jangka waktu tertentu, misalnya gaji karyawan tetap, biaya

listrik, biaya telepon dan lain-lain.

2. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara berubah-ubah

seiring dengan perubahan produksi, seperti biaya bahan baku, upah tenaga kerja

tidak tetap, biaya marketing dan lain-lain.

3. Biaya total (total cost) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

untuk mendanai aktivitas produksi. Biaya total dianggap sebagai akumulasi dari

baiaya tetap dan biaya variabel.

�� = �� + ��

Dimana :

- TC = biaya total

- FC = biaya tetap

- VC = biaya variabel

H. Penerimaan

Penerimaan penjualan (total revenue) adalah hasil kali antara jumlah barang

dan jasa yang dijual dengan harga jual per unit. Total Revenue (TR) adalah

penggandaan antara harga jual per-unit (P) dengan jumlah terjual (Q) (Rasul et al.,

2013):

�� = . � Dimana :

P = harga output per unit;

Q = jumlah output.

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

14

I. Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan

seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan

kemajuan ekonomi suatu masyarakat (Lumintang 2013).

Menururt Astuti (2010) Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan

dengan biaya total. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor

(output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per

musim tanam (A. Putri 2018).

Menurut Soekartawi (1995) Keuntungan atau pendapatan merupakan selisih

antara penerimaan dengan biaya produksi. Penerimaan merupakan hasil perkalian

antara jumlah produksi dengan harga produk tersebut, sedangkan biaya produksi

merupakan hasil perkalian antara jumlah faktor produksi dengan harga faktor produksi

tersebut (A. Putri 2018).

Menurut Sadono (2010) cara menghitung pendapatan bersih usaha tani terlebih

dahulu harus diketahui tingkat pendapatan total dan pengeluaran pada periode

tertentu. Pendapatan total petani didekati dengan persamaan yaitu (Nurhikmah 2017):

� = �� − ��

Dimana :

�� = Pendapatan Usaha Tani dinyatakan dalam Rupiah

TR = Total Penerimaan (Total revenue) dinyatakan dalam Rupiah

TC = Total Biaya (Total cost) dinyatakan dalam Rupiah

J. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis Kelayakan Usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana hasil

yang diperoleh dalam perencanaan suatu usaha. Analisis tersebut dilakukan sebagai

bahan pertimbangan untuk megambil keputusan apakah usaha tersebut layak atau

tidak untuk dilanjutkan atau dijalankan.

Tujuan dari analisis kelayakan finansial adalah untuk mengurai analisis

kuantitatif terhadap kelayakan finansial (keuangan) dari suatu proyek. Bagian ini juga

akan menunjukkan apakah suatu proyek membutuhkan dukungan fiskal dan

pendanaan tambahan dari Pemerintah. Analisa finansial penting artinya dalam

memperhitungkan keuntungan atau manfaat yang diterima pribadi atau institusi

pemodal dalam mensukseskan pelaksanaan proyek.

Secara umum, analisis kelayakan finansial harus memuat kajian kelayakan

proyek secara keuangan, dengan memberikan gambaran secara jelas terhadap kinerja

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

15

keuangan dari sudut pandang penerimaan dan pengeluaran keuangan proyek,

termasuk risiko yang akan dihadapi selama siklus proyek (project viability). Lebih

lanjut, analisis kelayakan finansial mencakup biaya yang dibutuhkan selama siklus

proyek (life-cycle costs) beserta kerangka waktunya; biaya investasi/modal, pengadaan

tanah, biaya konsultasi, dan biaya operasi dan pemeliharaan. Selain itu, terdapat juga

opsi penerimaan dan perkiraan aliran penerimaan.

Secara khusus, suku bunga menjadi hal yang harus sangat diperhatikan dan

berpengaruh terhadap analisis finansial dari suatu proyek terutama ketika modal dari

suatu proyek diperoleh melalui pinjaman. Hal tersebut dikarenakan bunga yang harus

dibayarkan dalam suatu proyek merupakan komponen biaya dan unsur yg mengurangi

revenue.

Seperti pada analisis ekonomi, nilai ekonomi suatu proyek umumnya bertahun-

tahun sehingga manfaat dan biaya yang datang akan berbeda-beda, maka diperlukan

waktu tertentu dan semua nilai manfaat dan biaya masa yang akan datang

disikonversikan ke waktu tersebut (bisanya sekarang) agar dapat diperbandingkan,

nilai manfaat dan biaya pada waktu tersebut. Jadi, tingkat suku bunga sangat penting

sekali untuk menghitung present value/nilai sekarang. Tingkat suku bunga juga

mengidentifikasikan cut off rate dimana usulan investasi diterima atau ditolak.

Tingkat suku bunga untuk analisis finansial adalah cost of money yang berlaku

dipasar. Ini sama dengan tingkat suku bunga untuk pinjaman. Selain itu, analisis

finansial juga mempertimbangkan suku bunga diskonto (discount rate), yaitu suku

bunga yang dikenakan oleh bank sentral atas pinjaman ke bank komersial atau suku

bunga yang dipakai untuk menghitung nilai sekarang dari berbagai asset (PSDADK

2017b).

Dalam analisis kelayakan finansial suku bunga yang akan digunakan adalah

(PSDADK 2017b) :

a. Lending Interest Rate, yaitu suku bunga bank yang biasanya memenuhi kebutuhan

pembiayaan jangka pendek dan menengah dari sektor swasta atau lebih dikenal

dengan suku bunga pinjaman/kredit. Tingkat ini biasanya dibedakan menurut

kelayakan kredit peminjam dan tujuan pembiayaan. Syarat dan ketentuan yang

terkait dengan tarif ini berbeda di setiap negara, namun membatasi komparabilitas

mereka.

b. Dalam praktiknya di Indonesia ada beberapa jenis suku bunga pinjaman meliputi

suku bunga investasi, konsumsi dan modal kerja, di antara ketiganya maka suku

bunga investasi adalah yang terendah. Pembiayaan infrastruktur termasuk dalam

kategori investasi yang biasanya didanai oleh sindikasi bank.

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

16

c. Discount Rate, yaitu tingkat suku bunga untuk instrumen pasar uang jangka

pendek seperti surat berharga dan surat utang negara. Tingkat diskonto (discount

rate) bank didasarkan pada nilai nominal instrumen dan jumlah diskon. Tingkat

diskonto bank adalah tingkat pengembalian investasi yang aman yang dijamin

oleh bank.

Beberapa yang membedakan dengan analisis ekonomi bahwa analisis

kelayakan finansial menggunakan harga pasar, serta memperhitungkan pajak dalam

analisis biayanya sehingga akan mengurangi benefit. Jika terdapat subsidi, besaran

subsidi berdampak mengurangi biaya investasi proyek. Secara garis besar, analisis

kelayakan finansial yang dilakukan, meliputi:

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah selisih antara Present Value Benefit dikurangi

dengan Present Value Cost. Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara

finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif.

NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur

pada tingkat suku bunga tertentu. Dalam perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan

dengan tingkat suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan

sebagai nilai saat ini dari suatu cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang

dilakukan.

Metoda ini dikenal sebagai metoda present worth dan digunakan untuk

menentukan apakah suatu rencana mempunyai manfaat dalam periode waktu analisis.

Hal ini dihitung dari selisih present value of the benefit (PVB) dan present value of the

cost (PVC). Dasar dari metoda ini adalah bahwa semua manfaat (benefit) ataupun

biaya (cost) mendatang yang berhubungan dengan suatu proyek didiskonto ke nilai

sekarang (present values), dengan menggunakan suatu suku bunga diskonto.

Persamaan umum untuk metode ini adalah sebagai berikut (PSDADK 2017b) :

�� = � ��(� + �)�

���− ��

Dengan pengertian :

NPV = Nilai sekarang bersih

Ct = Aliran kas masuk bersih (net cash inflow) selama periode t

Co = Total biaya investasi

i = Suku bunga diskonto (discount rate)

t = Jangka waktu/umur ekonomi proyek

Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara finansial adalah yang

menghasilkan nilai NPV bernilai positif.

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

17

Indikator NPV :

Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.

Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.

Jika NPV = 0, maka manfaat proyek akan sama dengan biaya proyek

2. Net Benefit – Cost Rasio (Net B/C)

Menurut Gittinger (1986) Net B/C ratio merupakan angka perbandingan antara

nilai kini arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Angka tersebut

menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya

sebesar satu satuan uang. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan ukuran Net B/C

ratio dari manfaat proyek adalah memilih semua proyek yang nilai Net B/C rasionya

sebesar satu atau lebih jika manfaat didiskontokan pada tingkat biaya opportunity

capital, tetapi jika nilai Net B/C < 1, maka proyek tersebut tidak layak untuk

dilaksanakan. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Prasetio 2016) :

��� �/� ����� = ∑ ��− ��(� + �)� � � � ! �!" ��− �� > �∑ ��− ��(� + �)� � � � ! �!" ��− �� < �

Keterangan:

Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t (Rupiah)

Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah)

n = Umur proyek (Tahun)

i = Tingkat suku bunga / Discount rate (persen)

t = Periode (Tahun).

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat pengembalian berdasarkan

pada penentuan nilai tingkat bunga (discount rate), dimana semua keuntungan masa

depan yang dinilai sekarang dengan discount rate tertentu adalah sama dengan biaya

kapital atau present value dari total biaya.

Dalam perhitungannya IRR adalah besarnya tingkat suku bunga pada saat nilai

NPV = 0. Nilai IRR dari suatu proyek harus lebih besar dari nilai suku bunga yang

berlaku atau yang ditetapkan dipakai dalam perhitungan kelayakan proyek. Nilai ini

digunakan untuk memperoleh suatu tingkat bunga dimana nilai pengeluaran sekarang

bersih (NPV) adalah nol. Perhitungan untuk dapat memperoleh nilai FIRR ini dilakukan

dengan cara coba-coba (trial and error). Jika nilai FIRR lebih besar dari discount rate

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

18

yang berlaku, maka proyek mempunyai keuntungan secara finansial dan nilai FIRR

pada umumnya dapat dipakai untuk membuat rangking bagi usulan-usulan proyek

yang berbeda.

Dalam perhitungan nilai IRR adalah dengan cara mencoba beberapa tingkat

bunga. Guna perhitungan IRR dipilih tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif

yang terkecil dan tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil. Selanjutnya

diadakan interpolasi dengan perhitungan (PSDADK 2017a) :

%�� = �� + (�& − ��) ������ − ��&

Dengan pengertian :

IRR finacial internal rate of return;

i1 tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil;

i2 tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif terkecil;

NPV1 nilai sekarang dengan menggunakan i1;

NPV2 nilai sekarang dengan menggunakan i2.

4. Payback Period (PP)

Payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi

yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang

telah direncanakan. Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat

menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran

kas netto (net cash flows).

Payback period adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk menutup kembali

original cash outlay. Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjang

waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh

kembali seluruhnya. Payback period ini merupakan jangka waktu/periode yang

diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam

investasi suatu proyek; waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat

dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.

Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka

waktu periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Payback Period (PP)

ialah jangka waktu pengembalian biaya awal. Semakin cepat pengembaliannya maka

alternatif tersebut lebih menarik dibandingkan dengan alternatif lainnya. Kelebihan dari

metode payback Period yaitu mudah dalam penggunaan dan perhitungan, berguna

untuk memilih investasi yang mana yang mempunyai masa pemulihan tercepat, masa

pemulihan modal dapat digunakan untuk alat prediksi resiko ketidakpastian pada masa

mendatang, masa pemulihan tercepat memiliki resiko lebih kecil dibandingkan dengan

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

19

masa pemulihan yang relatif lebih lama. Sedangkan kelemahannya PP yaitu

mengabaikan adanya perubahan nilai uang dari waktu ke waktu, mengabaikan arus

kas setelah periode pemulihan modal dicapai, mengabaikan nilai sisa proses, sering

menjebak analisator jika biaya modal atau bunga kredit tidak diperhitungkan dalam

arus kas yang menyebabkan usaha tidak likuid (Rachadian, Agassi, and Supoto 2013).

= % '������(�� ��)��* �)��*! × � ��*!

Kriteria penilaian pada payback period adalah :

Jika Payback period-nya < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut

dapat diterima.

Jika Payback period-nya > waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut

ditolak.

K. Kerangka Pemikiran

Usaha budidaya polikultur kebanyakan dilakukan dengan dua jenis komoditi

yaitu ikan bandeng dan udang baik Udang Windu maupun Udang Vannemei. Di

Kelurahan Bonto Langkasa petani tambak melakukan usaha budidaya polikultur

dengan 3 jenis komoditi yaitu Ikan Bandeng, Udang dan rumput laut. Sebelum rumput

laut masuk kedalam komoditi yang dibudidayakan para petambak hanya melakukan

budidaya polikultur ikan bandeng dan udang saja. Untuk melihat prospek

pengembangan usaha budidaya polikultur ini perlu di hitung pendapatan yang diterima

oleh petani tambak tersebut. Adapun pendapatan yang diterima petambak dapat dilihat

dari biaya total dan penerimaan yang dilakukan oleh petambak. Adapun pengeluaran

meliputi biaya tetap dan biaya variabel, dimana jika biaya tetap dan biaya variabel

dijumlahkan menjadi biaya total yang harus dikeluarkan oleh petambak. Sedangkan

untuk melihat kelayakan usaha budidaya polikultur ini menggunakan analisis kelayakan

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

20

Gambar 4. Skema Kerangka Pikir

Rumput Laut Glacillaria sp. Udang Windu Ikan Bandeng

Budidaya Polikultur

Pendapatan

Analisis Kelayakan

Rekomendasi

Budidaya Perikanan

Biaya Total Penerimaan

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan

Minasatene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan pada

Bulan April sampai Mei 2020. Lokasi dipilih secara sengaja (Purposive) dengan

pertimbangan bahwa Kelurahan Bonto Langkasa salah satu daerah budidaya tambak

polikultur Ikan Bandeng (Chanos chanos), Udang Windu (Panaeus monodon) dan

rumput laut (Glacilaria sp.) sesuai dengan kriteria sampel yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

B. Jenis Dan Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan alat bantu berupa kuisioner dengan teknik wawancara dan observasi

sebagai metode pengumpulan data. Penelitian ini bersifat kuantitatif, kuantitatif

merupakan metode yang berbentuk angka-angka dan meliputi penerimaan, prospek

kelayakan pengembangan usaha, biaya tetap dan variabel, serta pendapatan yang

diperoleh oleh petani tambak polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan rumput laut

Glacilaria sp. di Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan Minasatene, Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan.

C. Metode Pengambilan Sampel

Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan

informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sampel jenuh (sensus).

Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan menjadi sampel. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010) Metode sampling

jenuh (sensus) merupakan teknik penentuan sampel apabila jumlah populasi relatif

kecil atau kurang dari 30 orang (Prasetio 2016). Adapun populasi pada penelitian ini

adalah pelaku usaha budidaya polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan rumput laut

Glacilaria sp. sebanyak 20 orang di Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan

Minasatene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang telah berproduksi minimal

selama satu tahun.

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

22

D. Sumber Data

Berdasarkan sumber data, maka data yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dikelompokkan menjadi :

a. Data primer adalah yaitu data yang diperoleh langsung dari petambak berkaitan

dengan karakteristik petani itu sendiri berupa: luas lahan garapan, jenis

ikan/udang/tanaman yang dibudidayakan, jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan, banyaknya produksi yang dihasilkan, harga satuan produksi, serta

besarnya penghasilan atau keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya

produk unggulan mereka.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan

sebagai bahan literatur penunjang berupa data mengenai keadaan umum

lokasi/wilayah penelitian (iklim, keadaan tanah, populasi petani dan lain-lain)

yang umumnya diperoleh dari instansi terkait seperti Kantor Kelurahan, Kantor

Biro Pusat Statistik dan lain sebagainya.

E. Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah :

1. Observasi, adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang

dilakukan. Melalui observasi penganalisis dapat memperoleh pandangan-

pandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan

2. Wawancara, adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu

dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana.

3. Studi kepustakaan, mencari informasi-informasi dari berbagai sumber atau

literature mengenai hal-hal yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

4. Kuisioner, memberikan daftar pertanyaan berupa angket kepada para petani

tambak responden yang dipandu oleh tenaga bantu peneliti untuk menghindari

kekeliruan faham jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan.

F. Analisis Data

Untuk menjawab tujuan penelitian maka peneliti menggunakan metode analisis

Kuanlitatif. Kuantitatif adalah jenis penelitian yang berbentuk angka-angka dan meliputi

pendapatan, prospek kelayakan pengembangan usaha, biaya tetap dan variabel, serta

keuntungan yang diperoleh oleh petani tambak. Untuk metode kuantitatif

menggunakan :

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

23

1. Analisis Pendapatan Usahatani Polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan

Rumput Laut Glacilaria sp. Pendapatan dari suatu model usaha budidaya polikultur

dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut (Nurhikmah 2017):

� = �� − ��

Dimana :

�� = Pendapatan Usaha Tani dinyatakan dalam Rupiah

TR = Total Penerimaan (Total revenue) dinyatakan dalam Rupiah

TC = Total Biaya (Total cost) dinyatakan dalam Rupiah

Untuk menghitung penerimaan digunakan rumus sebagai berikut (Rasul et al.,

2013):

�� = . �

��� = � . ��

��& = & . �&

��, = , . �,

�� = ��� + ��& + ��,

Keterangan :

TR = Total revenue/total penerimaan (Rp)

TR1 = Total penerimaan Ikan Bandeng (Rp)

TR2 = Total penerimaan Udang Windu (Rp)

TR3 = Total penerimaan rumput laut Glacilaria sp. (Rp)

P1 = Harga Jual Ikan Bandeng (Rp)

P2 = Harga Jual Udang Windu (Rp)

P3 = Harga Jual rumput laut Glacilaria sp. (Rp)

Q1 = Jumlah Ikan Bandeng (Kg)

Q2 = Jumlah Udang Windu (Kg)

Q3 = Jumlah Jual rumput laut Glacilaria sp. (Kg)

Untuk menghitung total biaya digunakan rumus sebagai berikut (Rasul et al.,

2013) :

�� = �� + ��

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

24

Keterangan :

TC = Total Cost/ Biaya total usaha polikultur (Rp)

FC = Fix Cost/ Biaya tetap usaha polikultur (Rp)

VC = Variable Cost / Biaya variabel usaha polikultur (Rp)

2. Analisis Kelayakan Finasial Usaha Budidaya Polikultur adalah kegiatan untuk

menilai sejauh mana hasil yang diperoleh pada usaha budidaya polikultur di

Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan apakah

usaha tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak. Secara garis besar, analisis

kelayakan finansial yang dilakukan, meliputi (PSDADK 2017b) :

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah selisih antara Present Value Benefit dikurangi

dengan Present Value Cost. Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara

finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif.

Persamaan umum untuk metode ini adalah sebagai berikut :

�� = � ��(� + �)�

���− ��

Dengan pengertian :

NPV = Nilai sekarang bersih

Ct = Aliran kas masuk bersih (net cash inflow) selama periode t

Co = Total biaya investasi

i = Suku bunga diskonto (discount rate)

t = Jangka waktu/umur ekonomi proyek

Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara finansial adalah yang

menghasilkan nilai NPV bernilai positif.

Indikator NPV :

Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan.

Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.

Jika NPV = 0, maka manfaat proyek akan sama dengan biaya proyek

b. Net Benefit – Cost Rasio (Net B/C)

Kriteria yang digunakan untuk pemilihan ukuran Net B/C ratio dari manfaat

proyek adalah memilih semua proyek yang nilai Net B/C rasionya sebesar satu atau

lebih jika manfaat didiskontokan pada tingkat biaya opportunity capital, tetapi jika nilai

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

25

Net B/C < 1, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang

digunakan sebagai berikut (Prasetio 2016) :

��� �/� ����� = ∑ ��− ��(� + �)� � � � ! �!" ��− �� > �∑ ��− ��(� + �)� � � � ! �!" ��− �� < �

Keterangan:

Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t (Rupiah)

Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah)

n = Umur proyek (Tahun)

i = Tingkat suku bunga / Discount rate (persen)

t = Periode (Tahun).

c. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat pengembalian berdasarkan

pada penentuan nilai tingkat bunga (discount rate), dimana semua keuntungan masa

depan yang dinilai sekarang dengan discount rate tertentu adalah sama dengan biaya

kapital atau present value dari total biaya.

Dalam perhitungan nilai IRR adalah dengan cara mencoba beberapa tingkat

bunga. Guna perhitungan IRR dipilih tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif

yang terkecil dan tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil. Selanjutnya

diadakan interpolasi dengan perhitungan:

%�� = �� + (�& − ��) ������ − ��&

Dengan pengertian :

IRR economic internal rate of return;

i1 tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil;

i2 tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif terkecil;

NPV1 nilai sekarang dengan menggunakan i1;

NPV2 nilai sekarang dengan menggunakan i2.

d. Payback Period (PP)

Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka

waktu periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Payback Period (PP)

ialah jangka waktu pengembalian biaya awal. Semakin cepat pengembaliannya maka

alternatif tersebut lebih menarik dibandingkan dengan alternatif lainnya (Rachadian et

al, 2013).

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

26

= % '������(�� ��)��* �)��*! × � ��*!

Kriteria penilaian pada payback period adalah :

Jika Payback period-nya < waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut

dapat diterima.

Jika Payback period-nya > waktu maksimum, maka usulan proyek tersebut

ditolak.

G. Konsep Operasional

Adapun konsep operasional yang diterapkan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Pembudidaya polikultur adalah seseorang yang membudidayakan Ikan

Bandeng, Udang Windu dan Rumput Laut Glacilaria sp. minimal 1 tahun di

Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan Minasa Tene, Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan.

2. Banyaknya Ikan Bandeng yang di panen berdasarkan jumlah produksi (Ekor).

3. Banyaknya Udang Windu yang di panen berdasarkan jumlah produksi (Kg).

4. Banyaknya Rumput Laut Glacilaria sp yang di panen berdasarkan jumlah

produksi (Kg).

5. Pendapatan diartikan sebagai selisih antara total penerimaan dengan total

biaya yang dikeluarkan pembudidaya polikultur selama satu tahun (Rp).

6. Total Penerimaan adalah semua penghasilan yang diperoleh dari hasil usaha

polikultur selama satu tahun (Rp).

7. Biaya total adalah keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan

oleh pembudidaya polikultur selama satu tahun (Rp).

8. Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan oleh pembudidaya polikultur

seperti tambak, rumah jaga/gudang, pintu air utama, pintu air dalam, pompa air,

jaring pukat, jaring jala, waring jemuran, waring alas, gabus, keranjang, ember,

gerobak, tongkat bambu, penggali tanah, pajak, sewa lahan (Rp).

9. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proposional yang dikeluarkan

oleh pembudidaya polikultur seperti benur, nener, Glacilaria sp., pupuk urea,

pupuk TSP 36, pupuk organik/lainnya, bensin, karung, racun saponin, tenaga

kerja (Rp).

10. Analisis Kelayakan adalah kegiatan untuk menilai apakah usaha tersebut layak

atau tidak untuk dilanjutkan.

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

27

IV. HASIL

A. Keadaan Umum Lokasi

Keadaan lokasi penelitian mengambarkan keadaan yang terjadi pada lokasi

penelitian yang meliputi beberapa hal sebagai berikut :

1. Kondisi Geografis

Kelurahan Bonto Langkasa memiliki wilayah seluas 10,47 Km2 dengan area

pertambakan seluas 415,68 Ha. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Bonto

Langkasa antara lain :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kabba Kecamatan Minasatene

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Panaikang Kabupaten Maros

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros

Sebelah Barat berbatasan dengan Keluarahan Sibatua Kecamatan Pangkajene

2. Kondisi Demografi

Adapun jumlah penduduk di Kelurahan Bonto Langkasa pada tahun 2018

sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki - Laki 2.281 47,71

2 Perempuan 2.500 52,29

Total 4.781 100Sumber : Kecamatan Minasatene Dalam Angka 2019 (BPS-Pangkep 2019b)

3. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Bonto Langkasa dapat di

lihat pada tabel berikut :

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

28

Tabel 2. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan

Minasatene

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Masjid 9

2 Mushollah 4

3 SD Sederajat 5

4 SMP Sederajat 2

5 SMA/SMK Sederajat 1

6 Paud 4

7 Kantor Lurah 1

8 Pasar 1

9 Tempat Pelelangan Ikan 1

10 Pustu 3

11 Posyandu 6

12 Koperasi Tani 1

Total 38

Sumber : Kecamatan Minasatene Dalam Angka 2019 (BPS-Pangkep 2019b)

4. Karakteristik Responden

Untuk mengetahui karakteristik responden dilakukan wawancara dengan

menggunakan kuisioner sehingga didapatkan karateristik yang meliputi:

a. Tingkat Umur

Adapun klasifikasi berdasarkan tingkat umur responden dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia

No Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 30 - 35 4 20

2 36 - 40 3 15

3 41 - 45 3 15

4 46 - 50 3 15

5 51 - 55 2 10

6 56 - 60 3 15

7 61 - 65 1 5

8 66 - 70 1 5

Total 20 100Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

29

b. Tingkat Pendidikan

Adapun klasifikasi berdasarkan tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 SD 10 50

2 SMP 6 30

3 SMA 2 10

4 S1 2 10

Total 20 100Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

c. Jumlah Tanggungan

Adapun klasifikasi berdasarkan jumlah tanggungan responden dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No Jumlah Tanggungan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 1 - 3 10 50

2 4 - 6 9 45

3 7 - 9 0 0

4 10 - 12 0 0

5 13 - 14 1 5

Total 20 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

d. Pengalaman Kerja

Adapun klasifikasi berdasarkan pengalaman kerja responden dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Budidaya Polikultur

Ikan Bandeng, Udang Windu dan Glacilaria sp

No Pengalaman Kerja (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 1 - 2 6 30

2 3 - 4 10 50

3 5 - 6 1 5

4 7 - 8 0 0

5 9 - 10 3 15

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

30

e. Luas Lahan

Adapun klasifikasi berdasarkan luas lahan budidaya polikultur dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan

No Luas Lahan (M²) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 < 5.000 3 15

2 5.001 - 10.000 9 45

3 10.001 - 15.000 2 10

4 15.001 - 20.000 4 20

5 20.001 - 25.000 1 5

6 25.001 - 30.000 1 5

Total 20 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

B. Proses Produksi Polikultur

Dalam proses pembudidayaan terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh

pembudidaya. Kegiatan tersebut terbagi dalam enam tahap yang terdiri atas proses

pembuatan dan pembenahan lahan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen,

penanganan pasca panen, dan pemasaran (Amsari 2017).

Adapun proses budidaya polikultur yang dilakukan oleh pelaku usaha budidaya

polikuktur di Kelurahan Bonto Langkasa, Kecamatan Mianasate Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan sebagai berikut :

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

31

Gambar 5. Skema Alur Produksi Polikultur

Persiapan Tambak

Pembersihan Hama

Penjemuran Tambak

Sterilisasi Air Tambak

Pemupukan

Penebaran Benur

Penebaran Bibit Rumput Laut Glacilaria sp

Penebaran Nener

Pemeliharaan

Panen

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

32

C. Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan merupakan kegiatan mencari selilsih antara penerimaan

dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk melihat seberapa banyak keuntungan

yang diterima seseorang dari hasil usaha atau produksi yang dilakukannya.

1. Investasi

Investasi yang dikeluarkan dalam usaha budidaya tambak polikultur di

Kelurahan Bonto Langkasa sebagai berikut:

Tabel 8. Rata-Rata Biaya Investasi Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa

Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

No Jenis Investasi Nilai Rata-Rata (Rp.) Persentase (%)

1 Lahan 119.300.000 85,09

2 Pintu Air Utama 5.775.000 4,12

3 Pintu Air Dalam 5.002.500 3,57

4 Mesin Pompa Air 2.350.000 1,68

5 Jaring Pukat 963.500 0,69

6 Keranjang 309.750 0,22

7 Penggali Tanah 155.250 0,11

8 Ember 50.000 0,04

9 Bubu 716.000 0,51

10 Gabus/Coolbox 91.500 0,07

11 Seser 30.500 0,02

12 Jaring Jala 697.500 0,50

13 Rumah Jaga/Gudang 2.607.000 1,86

14 Perahu/Pontong 727.500 0,52

15 Waring Jemuran 610.500 0,44

16 Waring Alas 136.400 0,10

17 Karung 15.750 0,01

18 Gerobak 442.250 0,32

19 Senter 200.000 0,14

20 Tongkat Bambu 28.750 0,02

140.209.650 100,00Total Investasi

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

2. Biaya

Biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk

atau jasa, adapun biaya yang dimaksud meliputi biaya tetap yang merupakan biaya

yang akan tetap dikeluarkan baik usaha berjalan atau tidak dan biaya variabel yang

merupakan biaya yang jumlahnya akan berubah sesuai output produksi. Total biaya

akan didapatkan setelah menjumlahkan seluruh biaya baik biaya tetap maupun biaya

variabel.

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

33

Tabel 9. Rata-Rata Biaya Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa

Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Nilai Rata-Rata (Rp.) Persentase (%)

1. Penyusutan

Pintu Air Utama 590.833 9,96

Pintu Air Dalam 557.458 9,40

Mesin Pompa Air 438.786 7,40

Jaring Pukat 216.655 3,65

Keranjang 132.250 2,23

Penggali Tanah 36.058 0,61

Ember 15.408 0,26

Bubu 202.494 3,41

Gabus/Coolbox 42.733 0,72

Seser 20.083 0,34

Jaring Jala 183.488 3,09

Rumah Jaga/Gudang 313.250 5,28

Perahu/Pontong 142.506 2,40

Waring Jemuran 150.832 2,54

Waring Alas 28.780 0,49

Karung 14.475 0,24

Gerobak 147.817 2,49

Senter 66.667 1,12

Tongkat Bambu 3.250 0,05

2. Pajak 241.850 4,08

3. Sewa Lahan 2.386.000 40,22

5.931.674 100

Nener 425.000 3,04

Benur 1.920.000 13,75

Rumput Laut Glacilaria sp 510.000 3,65

Pupuk Urea 589.500 4,22

Pupuk TSP 615.000 4,41

Pupuk Poska/Organik/Lainnya 163.500 1,17

Racun Saphonin 255.000 1,83

Racun Marshal/Lainnya 149.000 1,07

Bensin 82.400 0,59

Tenaga Kerja Rumput Laut 4.937.500 35,37

Tenaga Kerja Tambak 4.312.519 30,89

13.959.419 100

Total Biaya Tetap 5.931.674 29,82

Total Biaya Variabel 13.959.419 70,18

19.891.093 100

Uraian

Total Biaya Tetap

Total Biaya Variabel

Total Biaya

A. Biaya Tetap

B. Biaya Variabel

C. Biaya Total (A +B)

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

34

3. Penerimaan

Penerimaan adalah seluruh hasil penjualan dari Ikan bandeng, Udang Windu

dan Glacilaria sp. yang diterima oleh para pelaku usaha budidaya polikultur yang ada

di Kelurahan Bonto Langkasa.

Tabel 10. Rata-Rata Penerimaan Usaha Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

No Komoditi Harga (Rp) Jumlah Penerimaan Persentase (%)

1 Ikan Bendeng 10.992 1.438 15.022.500 34,15

2 Udang Windu 89.592 161 14.149.625 32,17

3 Rumput Laut 3.000 4.939 14.812.500 33,68

43.984.625 100

14.661.542

Jumlah

Rata-Rata

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

4. Pendapatan

Adapun pendapatan yang diterima pelaku usaha budidaya polikultur di

Kelurahan Bonto Langkasa sebagai berikut.

Tabel 11. Rata-Rata Pendapatan Usaha Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

1 Total Penerimaan (TR) 879.692.500 43.984.625 182,6

2 Total Biaya (TC) 397.821.856 19.891.093 82,6

481.870.644 24.093.532 100

Persentase (%)

Pendapatan (TR-TC)

No Uraian JumlahNilai Rata-Rata

(Rp)

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

D. Analisis Kelayakan

Untuk melihat kelayakan usaha budidaya polikultur yang ada di Kelurahan

Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dapat

diketahui setelah dilakukan analisis finansial sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

No Jenis Analisis Kelayakan Hasil yang diperolah

1 Net Present Value (NPV) Rp. 223.184.879

2 Net Benefit-Cost Rasio (B/C) 3,17

3 Internal Rate of Return (IRR) 53,95%

4 Payback Period (PP) 3,2 Tahun

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

35

V. PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi

Keadaan lokasi penelitian mengambarkan keadaan yang terjadi pada lokasi

penelitian yang meliputi beberapa hal sebagai berikut :

1. Kondisi Geografis

Kecamatan Minasatene memiliki wilayah seluas 76,48 Km2 yang terdiri dari 6

kelurahan dan 2 desa yaitu Kelurahan Bonto Langkasa, Kelurahan Bontolio, Kelurahan

Minasatene, Kelurahan Kalabirang, Kelurahan Bontoa, Desa Panaikang dan Desa

Kabba. Kelurahan Bonto Langkasa memiliki wilayah seluas 10,47 Km2 yang berjarak 7

Km dari ibukota Kecamatan Minasatenete dan 8 Km dari ibukota Kabupaten Pangkep

dengan ketinggian dari permukaan laut <50 mdpl. Adapun batas-batas wilayah

Kelurahan Bonto Langkasa antara lain :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kabba Kecamatan Minasatene

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Panaikang Kabupaten Maros

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros

Sebelah Barat berbatasan dengan Keluarahan Sibatua Kecamatan Pangkajene

Kelurahan Bonto langkasa terdiri dari 8 RW yaitu Kalibone, Pa’reang, Banggae,

Appaka sungguh, Japing-Japing Selatan, Japing-Japing Utara, Japing-Japing Tengah

dan Japing-Japing dengan luas area tambak 415,68 Ha.

2. Kondisi Demografi

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Bonto

Langkasa sebanyak 4.781 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.281 jiwa

dengan presentasi 47,71% sedangkan jumlah pendududk perempuan sebanyak 2.500

jiwa dengan presentasi 52,29%. Kelurahan Bonto Langkasa yang memiliki luas wilayah

10,47 Km2 menunjukkan kepadatan penduduk 456,64 Km2/Jiwa.

3. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan tabel 2 jumlah sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan

Bonto Langkasa sebanyak 38 unit yang terdiri dari Masjid, Mushollah, SD Sederajat,

SMP Sederajat, SMA/SMK Sederajat, Paud, Kantor Lurah, Pasar, Tempat Pelelangan

Ikan, Pustu, Posyandu dan Koperasi Tani.

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

36

4. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan pelaku usaha budidaya

polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan Rumput Laut Glacilaria sp. di Kelurahan

Bonto Langkasa. Untuk mengetahui karakteristik responden dilakukan wawancara

dengan menggunakan kuisioner sehingga didapatkan karateristik yang meliputi tingkat

umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman kerja dan luas

lahan/tambak sebagai berikut:

a. Tingkat Umur

Umur pelaku usaha budidaya polikultur memiliki peran penting dalam kegiatan

budidaya. Hal ini dapat dilihat dari penampakan fisiknya, umumnya orang yang lebih

tua memiliki kemampuan fisik yang lebih menurun sedangkan yang lebih muda

memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat. Selain itu usia juga mempengaruhi

kemampuan menerima inovasi baru dan pengalaman.

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat jumlah responden sebanyak 20 orang.

Jumlah responden terbanyak pada kisaran usia 30-35 tahun dan jumlah responden

tersedikit pada kisaran usia 61-65 tahun dan 66-70 tahun. Usia para pelaku usaha

budidaya polikultur termasuk dalam tenaga kerja produktif yakni di bawah 65 dan di

atas 15 tahun namun masih ada pelaku usaha yang berumur di atas 65 tahun yang

masih aktif melakukan usaha budidaya polikultur.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku sesorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan potensi diri. Tingkat pendidikan yang

lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi

dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat jumlah responden dengan tingkat pendidikan

terbanyak yaitu pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 10 orang

dengan persentasi 50% sedangkan tingkat pendidikan dengan jumlah responden

terendah yaitu pada tingkat pendidikan SMA dan S1 dengan jumlah responden

masing-masing 2 orang.

c. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang terdiri dari istri, anak

dan anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama dan menjadi tanggungan kepala

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

37

keluarga. Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat jumlah tanggungan responden terbanyak

berada pada jumlah tanggungan antara 1-3 orang dengan persentasi 50% sedangkan

responden dengan jumlah tanggungan terendah antara 13-14 orang sebanyak 1 orang

atau 5% dari jumlah responden.

d. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja menjadi modal utama untuk melakukan suatu pekerjaan

yang berfungsi untuk meminimalisir kegagalan suatu usaha yang ditekuni. Pengalaman

kerja dapat dilihat dari berapa lama seseorang menekuni pekerjaan tersebut.

Berdasarkan tabel 6 dapat pengalaman kerja sebagai pelaku usaha budidaya

polikultur terbesar berkisar antara 3-4 tahun yaitu sebanyak 10 orang sedangkan

pelaku usaha budidaya polikultur terendah berkisar antara 5-6 tahun yaitu sebanyak 1

orang.

e. Luas Lahan

Luas lahan adalah tempat yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya

polikultur. Luas lahan berpengaruh terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan,

semakin luas lahan yang dikelola semakin besar pula biaya produksi yang akan

dikeluarkan.

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan luas lahan yang paling banyak digunakan

pelaku usaha budidaya polikultur berkisar antara 5.001 – 10.000 M2 dengan jumlah

responden sebanyak 9 orang. Sedangkan untuk luas lahan berkisar antara 20.001 –

25.000 M2 dan 25.001 – 30.000 M2 merupakan luas lahan dengan pelaku usaha

budidaya polikultur paling sedikit dengan jumlah responden masing-masing 1 orang.

B. Proses Produksi Polikultur

Usaha budidaya polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan

Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan masih dilakukan dengan cara

tradisional. Berdasarkan alur produksi pada gambar 5 di atas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Persiapan Tambak

Persiapan tambak dilakukan dengan mengecek secara fisik kondisi tambak.

Persiapan tambak meliputi perbaikan pematang dan pintu air tambak. Perbaikan

pematang dilakukan dengan menaikkan tanah lumpur dari dalam tambak ke atas

pematang tambak dan menutup lubang-lubang yang ada di sepanjang pematang hal

ini juga dimaksudkan untuk memperkokoh pematang tambak agar tidak terjadi

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

38

kebocoran. Perbaikan pintu air dimaksudkan untuk menjaga sirkulasi air dalam tambak

sehingga pengontrolan air dalam tambak lebih mudah.

2. Pembersihan hama

Pembersihan hama dilakukan dengan pemberian racun saponin dan racun

lainnya. Pemberian racun ini berfungsi untuk membasmi hama atau organisme

kompotitor dan organisme predator dalam media budidaya seperti Ikan Mujair (Tilapia

mossambica), Ikan Kakap (Lates calcalifer), Ikan Payus (Elops hawaiensis), Kepiting

(Scylla serrata), Ular, siput trisipan dan lainnya. Pemberian racun saponin ini dilakukan

dengan mengurangi volume air dalam tambak setelah panen sebanyak 5 kg/Hektar,

sedangkan untuk racun lainnya disesuaikan dengan kondisi air tambak.

3. Penjemuran tambak

Penjemuran dilakukan setelah pemberian racun selama 1 – 5 hari. Untuk

tambak yang baru akan di tanami rumput laut dilakukan penjemuran 3-5 hari

sedangkan untuk tambak yang sudah memiliki rumput laut di dalamnya hanya akan

dijemur selama 1 hari saja guna menjaga agar rumput laut yang ada tetap hidup

sehingga tidak perlu lagi melakukan pembibitan ulang rumput laut.

4. Sterilisasi air tambak

Setelah penjemuran selesai, dilakukan pengisian air setinggi 1 – 1,5 meter

tergantung kedalaman tambak yang didiamkan selama 1 – 2 hari setelah itu dilakukan

pergantian air, dimana air yang ada di dalam tambak akan dikeluarkan dan diganti

dengan air baru.

5. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah pengisian air yang baru. Pupuk yang digunakan

yaitu Pupuk Urea dan Pupuk TSP (Triple Super Phosphat) atau dikenal dengan pupuk

SP- 36 dengan perbandingan 1 : 1 dalam 1 Hektar tambak digunakan 4 sak pupuk.

Pemupukan ini bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton dalam tambak yang akan

menjadi pakan alami untuk udang dan ikan. Penggunaan pupuk urea dapat memacu

pertumbuhan phytoplankton yang bersifat stabil dalam tambak sedangkan penggunaan

TSP 36 digunakan untuk menumbuhkan phytoplankton yang dapat memacu

berkembangnya zooplankton sebagai pakan alami untuk udang. Pemupukan dilakukan

2 – 3 kali dalam 1 tahun tergantung frekuensi penebaran benur.

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

39

6. Penebaran Benur

Setelah pemupukan dilakukan pengisian air secara bertahap. Kemudian

dilakukan penebaran benur dengan kepadatan 10.000 ekor/hektar. Penebaran benur

ini dilakukan 2 – 3 kali 1 tahun.

7. Penebaran bibit rumput laut

Penebaran bibit rumput laut bisa di lakukan kapan saja. Para petambak

biasanya melakukan penebaran bibit rumput laut 7 hari setelah penebaran benur.

Penebaran bibit rumput laut sebanyak 500 – 1000 kg untuk 1 hektar tambak, biasanya

dilakukan 1 kali untuk beberapa periode atau baru akan diganti jika kualitas bibitnya

sudah menurun.

8. Penebaran Nener

Penebaran nener dilakukan 15 hari setelah penebaran benur dengan

kepadatan 2.000 ekor/hektar. Penebaran nener dilakukan 1 – 2 kali 1 tahun.

9. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan yaitu penambahan pupuk dan pergantian air.

Penambahan pupuk dilakukan 1 atau 2 bulan setelah penebaran nener sebanyak 1

sak pupuk. Untuk rumput laut diberikan pupuk poska atau pupuk organik setiap kali

selesai panen sebanyak 5 – 10 kg pupuk untuk memacu kembali pertumbuhan rumput

laut tersebut yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi pertumbuhan

phytoplankton sebagai pakan alami ikan dan udang. Pergantian air dalam tambak

dilakukan 2 – 3 kali dalam 1 bulan.

10. Panen

Pemanenan dilakukan secara bertahap. Untuk panen Udang Windu dilakukan

pada umur 3 – 4 bulan sedangkan Ikan Bandeng dilakukan pada umur 6 – 12 bulan.

Sedangkan untuk rumput laut akan dipanen setelah 1 – 2 bulan pemeliharaan.

Pemanenan yang pertama dilakukan adalah panen rumput laut. Pemanenan

rumput laut dilakukan dengan mengambil langsung rumpun rumput laut tersebut

menggunakan seser yang akan ditampung di atas perahu, kemudian di naikkan ke

pematang tambak untuk dilakukan penjemuran selama 1 hari. Untuk 1 hektar tambak

pemanenan rumput laut bisa berlangsung selama 7 hari tergantung volume panen

yang dilakukan petambak dengan hasil panen sebanyak 500 – 1.500 kg per panen.

Kemudian setelah panen akan dilakukan pemberian pupuk dan pemeliharaan kembali

selama 1 – 2 bulan sebelum panen berikutnya. pemanenan dapat dilakukan sepanjang

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

40

musim kemarau atau selama curah hujan masih rendah karena penjemuran rumput

laut sangat bergantung pada intensitas cahaya matahari.

Pemanenan yang kedua yaitu panen Udang Windu, pemanenan Udang Windu

dilakukan 1 – 3 hari untuk 1 siklus penebaran benur. Pemanenan dilakukan dengan

memasang bubu di pintu air tambak atau di kolom saluran air tambak. Pemanenan

dilakukan setelah 3 – 4 bulan pemeliharaan dengan jumlah panen sebanyak 20 – 100

Kg per panen dengan berat Udang Windu kisaran 22 – 34 ekor/Kg. Setelah panen

Udang Windu dianggap selesai akan dilakukan pembersihan dan pemberian pupuk

kembali dengan catatan Ikan Bandeng yang ada di dalam tambak telah di pindahkan

ke tambak lainnya. Setelah pembersihan dan pemberian pupuk dilakukan penebaran

benur untuk siklus berikutnya kemudian Ikan Bandeng dimasukkan kembali ke dalam

tambak.

Pemanenan yang ketiga yaitu panen Ikan Bandeng, pemanenan Ikan bandeng

dilakukan secara bertahap 2 – 5 kali dalam 1 tahun. Pembudidaya akan mulai

memanen Ikan Bandeng di umur 6 bulan ke atas, pemanenan dilakukan untuk

mengurangi jumlah ikan dalam tambak agar terjadi keseimbangan antara Ikan, Udang

dan rumput laut. Keberadaan Ikan bandeng sangat berpengaruh besar terhadap

pertumbuhan rumput laut, Ikan Bandeng akan memakan phytoplankton atau lumut

yang menempel pada rumput laut yang dapat menghambat pertumbuhan rumput laut

atau dengan kata lain antara Ikan Bandeng dan rumput laut terjadi hubungan simbiosis

mutualisme begitupun antara Udang Windu dan rumput laut. Pemanenan dilakukan 1

hari untuk 1 kali panen menggunakan jaring pukat sesuai ukuran Ikan Bandeng. Untuk

panen Ikan Bandeng biasanya sebanyak 100 – 300 ekor/panen dengan harga

bervariasi sesuai besarnya ukuran ikan dengan kisaran harga Rp. 7.000 – Rp. 30.000 /

ekor.

C. Pendapatan Usaha Polikultur

1. Investasi

Investasi didefinisikan sebagai penanaman modal atau pembentukan modal,

sedangkan dalam konteks makro ekonomi investasi adalah pengeluaran atau

pembelanjaan barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah

barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian (Hasanah and Sunyoto 2012).

Adapun investasi yang dikeluarkan pelaku usaha budidaya polikutur di Kelurahan

Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

sebagai berikut :

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

41

a. Lahan

Lahan merupakan tempat atau lokasi yang digunakan dalam proses pemeliharaan

komoditi yang dibudidayakan baik secara monokultur maupun polikultur. Adapun

besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan lahan tambak pelaku usaha

budidaya polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa Kabupaten Pangkep sebesar Rp.

119.300.000.

b. Pintu Air Utama

Pintu air utama atau laban merupakan pengendali atau pengatur air dalam

operasional budidaya. Pintu air utama berfungsi sebagai saluran utama keluar

masuknya air yang berhubungan langsung dengan sungai atau sumber air yang

telah dilengkapi dengan saringan air. Pintu air terbuat dari kayu ulin/kayu besi dan

kayu jati, dengan rata-rata biaya pembuatan sebesar Rp. 5.775.000.

c. Pintu Air Dalam

Pintu air dalam atau tokoan merupakan pintu air sekunder yang berfungsi sebagai

saluran keluar masuknya air dari pintu air utama ke dalam petakan tambak dengan

rata-rata biaya pembuatan sebesar Rp. 5.002.500.

d. Mesin Pompa Air

Mesin pompa air merupakan mesin yang dapat digunakan untuk memasukkan dan

mengeluarkan air dalam tambak. Mesin pompa air ini digunakan ketika akan

melakukan pengeringan atau pengisian air tambak jika di anggap perlu tergantung

kondisi air tambak. Mesin pompa air diperoleh dengan rata-rata harga pembelian

sebesar Rp. 2.350.000.

e. Jaring Pukat

Jaring pukat merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap Ikan

Bandeng. Jaring pukat didesain untuk menangkap ikan yang terbuat dari simpulan-

simpulan tali tasi yang ukurannya menyesuaikan dengan ukuran ikan yang menjadi

target tangkapan. Jaring pukat biasanya memiliki panjang sekitar 20 – 50 meter

yang digunakan dengan cara dibentangkan di dalam tambak. Adapun biaya rata-

rata yang dikeluarkan untuk memperoleh jaring pukat sebesar Rp. 963.500.

f. Keranjang

Keranjang merupakan wadah yang digunakan untuk menampung Ikan atau udang

yang akan di jual. Keranjang ini diangkat menggunakan tongkat bambu menuju

tempat penjualan. Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memperoleh keranjang

sebesar Rp. 309.750.

g. Penggali Tanah

Penggali tanah merupakan alat pengeruk tanah yang digunakan untuk

memudahkan petambak memindahkan tanah lumpur dari dalam tambak ke atas

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

42

pematang tambak. Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memperoleh penggali

tanah sebesar Rp. 155.250.

h. Ember

Ember merupakan tempat air yang berbentuk silinder terbuat dari plastik dipakai

untuk menimba air dan sebagainya. Dalam kegiatan budidaya, ember digunakan

untuk kegiatan pemupukan juga pemeliharaan dan pemanenan. Biaya rata-rata

yang dikeluarkan untuk memperoleh ember sebesar Rp. 50.000.

i. Bubu

Bubu merupakan alat tangkap yang bersifat pasif yang dipasang sebagai

perangkap ikan berbentuk kurungan sehingga ikan yang terperangkap tidak dapat

keluar lagi. Bubu yang digunakan dalam kegiatan budidaya polikultur adalah bubu

untuk menangkap udang dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk

memperoleh bubu sebesar Rp. 716.000.

j. Gabus / Coolbox

Gabus / Coolbox digunakan sebagai wadah penampungan Udang yang telah di

tangkap sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum di bawah ke tempat

penjualan dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memperoleh gabus

sebesar Rp. 91.500.

k. Seser

Seser yang digunakan dalam kegiatan budidaya polikultur terbuat dari waring yang

dijahit melingkar yang berfungsi sebagai wadah pemeliharaan sementara, juga

dapat digunakan dalam kegiatan pemanenan. Biaya rata-rata yang dikeluarkan

untuk memperoleh seser sebesar Rp. 30.500.

l. Jaring Jala

Jaring jala merupakan jaring yang berbentuk lingkaran dengan pemberat pada tepi-

tepinya. Jaring jala ini digunakan untuk mengecek pertumbuhan udang windu pada

proses pemeliharaan. Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memperoleh jaring

jala sebesar Rp. 697.500.

m. Rumah Jaga/Gudang

Rumah jaga merupakan tempat istirahat bagi para petambak setelah bekerja,

rumah jaga juga digunakan untuk menyimpan alat dan bahan produksi yang

digunakan dalam proses budidaya, selain itu rumah jaga juga digunakan sebagai

gudang penyimpanan rumput laut yang telah kering. Untuk pembuatan rumah jaga/

gudang petambak rata-rata mengeluarkan biaya sebesar Rp. 2.607.000.

n. Perahu/Pontong

Perahu merupakan benda yang dapat mengapung di atas permukaan air. Perahu

yang digunakan dalam kegiatan budidaya polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

43

dikenal dengan sebutan pontong yang terbuat dari belahan drum air yang diikat

dengan tali dan kayu menyerupai perahu dan ada juga yang terbuat dari potongan

gabus yang berfungsi sebagai pegangkut tanah dan digunakan untuk memanen

rumput laut dalam tambak. Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memperoleh

perahu/pontong sebesar Rp. 727.500.

o. Waring Jemuran

Waring jemuran yang dimaksud adalah waring hitam yang terbuat dari anyaman

benang polietilen. Waring ini digunakan sebagai alas dalam penjemuran rumput

laut Glacilaria sp., dengan cara digelar di atas pematang tambak. Biaya rata-rata

yang dikeluarkan untuk memperoleh waring jemuran sebesar Rp. 610.500.

p. Waring Alas

Waring alas yang dimaksud adalah waring hijau yang terbuat dari anyaman benang

polietilen yang memiliki lubang lebuh kecil dari waring hitam. Waring ini digunakan

sebagai alas penyimpanan rumput laut Glacilaria sp. di rumah jaga/gudang agar

rumput laut kering tidak tercecer atau berantakan dengan biaya rata-rata yang

dikeluarkan untuk memperoleh waring alas sebesar Rp. 136.400.

q. Karung

Karung digunakan sebagai wadah untuk mengumpulkan rumput laut yang basah

atau kering. Dalam keadaan basah, karung digunakan untuk memindahkan rumput

laut dari tempat penampungan ke atas waring jemuran untuk di tata. Sedangkan

dalam keadaan kering, karung digunakan untuk mengumpulkan rumput laut kering

yang akan disimpan di gudang. Selain untuk rumput laut, karung juga digunakan

dalam pemanenan Ikan Bandeng untuk mengangkut ikan ke tempat penjualan.

Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memperoleh karung sebesar Rp. 15.750.

r. Gerobak

Gerobak merupakan benda dengan roda yang dapat di dorong atau ditarik.

Gerobak digunakan sebagai alat bantu pengangkut dalam pemanenan rumput laut

dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memperoleh gerobak sebesar Rp.

442.250.

s. Senter

Senter merupakan alat penerangan yang digunakan untuk menunjang kegiatan

budidaya di malam hari. Senter digunakan untuk mengecek keaktifan udang di

malam hari dan juga digunakan dalam kegiatan panen ikan yang biasa dilakukan

dini hari. Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memperoleh senter sebesar Rp.

200.000.

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

44

t. Tongkat Bambu

Tongkat bambu merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut keranjang dan

atau karung dalam kegiatan budidaya dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan

untuk memperoleh tongkat bambu sebesar Rp. 28.750.

2. Biaya

Biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan untuk memperoleh manfaat dari

barang atau jasa yang digunakan. Adapun biaya-biaya dalam kegiatan usaha budidaya

polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan sebagai berikut :

a. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan jenis biaya yang bersifat statis atau tidak berubah yang

tetap dikeluarkan oleh pelaku usaha yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi

yang dihasilkan. Adapun biaya tetap yang dikeluarkan pelaku usaha budidaya

polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa sebesar Rp. 5.931.674 per tahun yang

terdiri dari penyusutan, pajak dan sewa lahan. Adapun biaya tetap terkecil yaitu

penyusutan tongkat bambu sebesar Rp. 3.250 atau 0,05% sedangkan untuk biaya

tetap terbesar dikeluarkan untuk sewa lahan yaitu sebesar Rp. 2.386.000 atau

44,22% dari total biaya tetap.

b. Biaya Variabel

Biaya Variabel merupakan biaya yang bersifat dinamis atau berubah-ubah sesuai

jumlah produksi yang akan dihasilkan. Adapun biaya variabel yang dikeluarkan

pelaku usaha budidaya polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa sebesar Rp.

13.595.419 per tahun. Adapun biaya tetap terkecil yaitu pembelian bahan bakar

bensin sebesar Rp. 82.400 atau 0,59% sedangkan untuk biaya variabel terbesar

dikeluarkan untuk tenaga kerja rumput laut Glacilaria sp. yaitu sebesar Rp.

4.937.500 atau 35,37% dari total biaya variabel.

c. Total Biaya

Total biaya merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam suatu kegiatan

produksi yang terdiri dari total biaya tetap dan total biaya variabel. Adapun total

biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha budidaya polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa sebesar Rp. 19.891.093 per tahun. Total biaya terdiri dari biaya tetap

sebesar Rp. 5.931.674 atau 29,82% dan biaya variabel sebesar Rp. 19.959.419

atau 70,18% dari total biaya yang dikeluarkan.

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

45

3. Penerimaan

Penerimaan merupakan didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani

dalam jangka waktu tertentu. Adapun jenis penerimaan yang diterima oleh pelaku

usaha budidaya polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa berasal dari hasil penjualan 3

jenis komuditi yang dibudidayakan. Adapun komoditi yang dimaksud yaitu pertama,

Ikan Bandeng (Chanos chanos) dengan jumlah produksi rata-rata sebanyak 1.438

ekor/tahun menghasilkan penerimaan sebanyak Rp. 15.022.500 pertahun atau

sebesar 34,15% dari total penerimaan budidaya polikultur. Kedua, Udang Windu

(Panaeus monodon) dengan jumlah produksi rata-rata sebanyak 161 Kg/tahun

menghasilkan penerimaan sebanyak Rp. 14.149.625 pertahun atau sebesar 32,17%

dari total penerimaan budidaya polikultur. Ketiga, Rumput Laut (Glacilaria sp.) dengan

jumlah produksi rata-rata sebanyak 4.939 Kg/tahun menghasilkan penerimaan

sebanyak Rp. 14.812.500 pertahun atau sebesar 33,68% dari total penerimaan

budidaya polikultur. Sehingga total penerimaan yang diperoleh dari usaha budidaya

polikultur tersebut sebesar Rp. 43.984.625 per tahun.

Di tambak Desa Borimasunggu Kabupaten Maros diperoleh hasil perhitungan

penerimaan dari Ikan Bandeng (Chanos chanos) dengan jumlah produksi rata-rata

sebanyak 471 ekor/musim menghasilkan penerimaan sebanyak Rp. 9.200.000, Udang

Windu (Panaeus monodon) dengan jumlah produksi rata-rata sebanyak 165 Kg/musim

menghasilkan penerimaan sebanyak Rp. 13.200.000 dan Rumput Laut (Glacilaria sp.)

dengan jumlah produksi rata-rata sebanyak 4.285 Kg/musim menghasilkan

penerimaan sebanyak Rp. 25.714.300 sehingga total penerimaan yang diperoleh dari

usaha budidaya polikultur tersebut sebesar Rp. 48.334.300 per musim (Mangampa

and Burhanuddin 2014).

4. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil penjumlahan penerimaan yang diperoleh

dikurangi jumlah biaya total yang dikeluarkan. Adapun total penerimaan pelaku usaha

budidaya polikultur sebesar Rp. 879.692.500 pertahun dengan rata-rata penerimaan

sebesar Rp. 43.984.625 per orang. Sedangkan untuk total biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp. 397.812.865 per tahun dengan rata-rata total biaya sebesar Rp.

19.891.093 per orang. Sehingga dapat diketahui bahwa besarnya pendapatan pelaku

usaha budidaya polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa sebesar Rp. 481.870.644 per

tahun dengan rata-rata pendapatan pelaku usaha sebesar Rp. 24.093.532 per pelaku

usaha budidaya polikultur.

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

46

Luas lahan tambak untuk budidaya perikanan di Kabupaten Luwu tercatat

10.141 hadan menyebar di 11 kecamatan yang digarap oleh 4.500 KK dengan jumlah

produksi (termasuk rumput laut) sebanyak 252.359,76 ton pada tahun 2013. Sampai

pada tahun 2017 luas lahan tambak terus mengalami peningkatan karena adanya

pembukaan lahan tambak baru yang ditaksir mencapai 10% menjadi sekitar 11.155 ha.

Produktivitas areal tambak sampai pada tahun 2014 (dengan polikultur) rata-rata

hanya 24,88 ton/ha/tahun dianggap masih sangat rendah dari yang ideal yaitu 70

ton/ha/tahun. Dari 50 responden, didapat rata-rata luas lahan garapan mereka 2,56 ha

tambak dengan keuntungan diperolehnya rata-rata Rp.19.608.000,- per musim panen

(Yasir and Nur 2018).

Di tambak Desa Borimasunggu Kabupaten Maros diperoleh hasil perhitungan

pendapatan atau keuntungan sebesar Rp 22.694.300/ha/musim dengan total biaya

sebesar Rp 25.640.000/musim dan penerimaan sebesar Rp 48.334.300 dengan 1 kali

panen udang dan ikan dan 2 kali panen rumput laut dalam jangka waktu 3-4 bulan

(Mangampa and Burhanuddin 2014).

D. Kelayakan Usaha Polikultur

Secara khusus, suku bunga menjadi hal yang harus sangat diperhatikan dan

berpengaruh terhadap analisis finansial dari suatu proyek terutama ketika modal dari

suatu proyek diperoleh melalui pinjaman. Hal tersebut dikarenakan bunga yang harus

dibayarkan dalam suatu proyek merupakan komponen biaya dan unsur yg mengurangi

revenue (PSDADK 2017a). Di Indonesia terdapat beberapa jenis suku bunga pinjaman

meliputi suku bunga investasi, konsumsi dan modal kerja, di antara ketiganya suku

bunga investasi adalah yang terendah maka dalam penelitian ini menggunakan suku

bunga pinjaman investasi yang diberikan oleh bank sentral kepada bank umum

sebesar 9,70% yang dapat dilihat di laman resmi BI sehingga kita dapat mengetahui

hasil analisis kelayakan finansial usaha budidaya polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagai

berikut.

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah selisih antara Present Value Benefit dikurangi

dengan Present Value Cost. Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara

finansial adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif (PSDADK 2017a).

Berdasarkan hasil perhitungan NPV dengan Discount Factor (DF) sebesar

9,70% berturut-turut. Discount Factor (DF) yang digunakan sesuai suku bunga

pinjaman investasi yang di keluarkan Bank Indonesia kepada bank umum. Sehingga

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

47

diperoleh hasil NPV pada tingkat suku bunga 9,70% sebesar Rp. 223.184.879,- yang

menunjukkan bahwa laba bersih yang diterima selama 10 tahun mendatang jika diukur

dengan nilai sekarang sebesar Rp. 223.184.879,-,- berarti usaha budidaya polikultur

tersebut menguntungkan selama 10 tahun mendatang pada tingkat suku bunga 9,70%.

Hasil NPV dari usaha budidaya polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan

Minasatene Kabupaten Pangkep menunjukkan nilai NPV positif sehingga usaha

tersebut di katakan layak secara finansial.

2. Net Benefit – Cost Rasio (Net B/C)

Analisis Benefit Cost Rasio digunakan untuk mengevaluasi kelayakan proyek

dengan membandingkan total manfaat terhadap total biaya yang telah didiskonto ke

tahun dasar dengan memakai nilai suku bunga diskonto (discount rate) selama tahun

rencana (PSDADK 2017a).

Berdasarkan hasil perhitungan Net Benefit Cost Rasio pada lampiran 14

menunjukkan nilai BCR lebih besar dari 1 yaitu sebesar 3,17 yang diperoleh dari

perbandingan nilai Present value positif yaitu sebesar Rp. 306.021.974,- terhadap nilai

present value negatif sebesar Rp. 102.837.095,- selama 10 tahun sehingga dapat

simpulkan bahwa usaha budidaya polikultur tersebut layak untuk dilaksanakan. Hal ini

menunjukkan keuntungan yang diperoleh sebesar 3,17 kali lipat dari biaya yang

keluarkan oleh pelaku usaha budidaya polikultur.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat pengembalian berdasarkan

pada penentuan nilai tingkat bunga (discount rate), dimana semua keuntungan masa

depan yang dinilai sekarang dengan discount rate tertentu adalah sama dengan biaya

kapital atau present value dari total biaya (PSDADK 2017a).

Berdasarkan hasil perhitungan IRR dari kedua NPV dan tingkat suku bunga

yang ada pada lampiran 15 diperoleh nilai IRR sebesar 53,95% menunjukkan nilai IRR

lebih besar dari discount rate atau suku bunga yang digunakan sehingga usaha

budidaya polikultur ini dikatakan layak untuk diteruskan karena mempunyai

keuntungan secara finansial.

4. Payback Period (PP)

Payback period adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk menutup kembali

original cash outlay. Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjang

waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh

kembali seluruhnya. Payback period ini merupakan jangka waktu/periode yang

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

48

diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam

investasi suatu proyek; waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat

dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas (PSDADK

2017a).

Dari hasil perhitungan Payback period pada usaha budidaya polikultur

diperoleh hasil yaitu 3,2 tahun atau 38,4 bulan yang artinya modal investasi

diperkirakan akan kembali dalam jangka waktu tersebut. Artinya, 3,2 tahun lebih cepat

dari umur proyek yaitu 10 tahun hal ini menunjukkan pengembalian modal investasi

yang relatif cepat sesuai dengan pendapat (Rachadian, Agassi, and Supoto 2013)

Semakin cepat pengembaliannya maka alternatif tersebut lebih menarik dibandingkan

dengan alternatif lainnya. jika PP usaha lebih kecil dari waktu maksimun suatu proyek

maka usaha tersebut dapat diteriama atau layak dijalankan.

E. Pengaruh Virus Covid-19 terhadap Usaha Polikultur di Kelurahan Bonto

Langkasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Munculnya pandemi covid-19 membawa dampak perekonomian yang sangat

besar terhadap semua jenis usaha termasuk usaha budidaya perikanan. Kelurahan

Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang

merupakan lokasi penelitian ini juga menerima dampak adanya virus ini. Awal mula

munculnya virus ini belum mempengaruhi kegiatan produksi polikultur yang ada di

lokasi ini. Para pelaku usaha masih melakukan kegiatan budidaya polikulturnya seperti

biasa.

Pandemi COVID-19 berdampak terhadap penurunan harga ikan. Penurunan

harga ikan dikarenakan pemberlakuan lock down di beberapa negara tujuan eksport.

Hal ini ditambah dengan adanya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun

2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam

rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 (Biro Komunikasi dan Informasi Publik,

2020) menyebabkan pengiriman komoditas perikanan menjadi terhambat (Dwi

Mardhia, Neri Kautsari, Lalu Ilham Syaputra, Wahyu Ramdhani 2020).

Semakin berkembang pesatnya penyebaran pandemi covid-19 ini

mengakibatkan ketersediaan pupuk mengalami kelangkaan dan kenaikan harga

karena tidak adanya pemasokan atau pengiriman dari pabrik sehingga para pelaku

usaha polikultur harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dari biaya sebelumnya

untuk pengadaan pupuk. Adanya pandemi ini belum mempengaruhi harga beli benih

benur, nener dan rumput laut di lokasi penelitian. Selain itu, adanya pandemi ini juga

mempengaruhi harga beli Udang Windu, dimana harga Udang Windu mengalami

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

49

penurunan harga untuk ukuran-ukuran tertentu karena tidak adanya kegiatan ekspor.

Untuk Ikan Bandeng belum diketahui apakah akan mengalami kenaikan atau

penurunan harga karena belum terlaksananya kegiatan panen pada masa ini.

Sedangkan untuk rumput laut Glacilaria sp. pada masa pandemi ini masih tidak

mengalami penurunan harga bahkan mengalami kenaikan harga Rp 100 – Rp 2.000

dari sebelumnya.

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

50

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat di tari

kesimpulan sebagai berikut :

a. Pendapatan rata-rata pelaku usaha budidaya polikultur Ikan Bandeng (Chanos

chanos), Udang Windu (Panaeus monodon) dan Rumput Laut (Glacilaria sp.) di

Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene

sebesar Rp. 24.093.532,-/Tahun dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp.

43.984.625,-/Tahun dan rata-rata total biaya sebesar Rp. 19.891.093,-/Tahun

per pelaku usaha budidaya polikultur.

b. Usaha budidaya budidaya polikultur Ikan Bandeng (Chanos chanos), Udang

Windu (Panaeus monodon) dan Rumput Laut (Glacilaria sp.) di Kelurahan

Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkajene disimpulkan

layak setelah memperoleh hasil analisis kelayakan yang telah dilakukan yaitu

1. Net Present Value (NPV) yang menunjukkan nilai NPV positif sebesar Rp.

223.184.879,- sehingga usaha tersebut di katakan layak secara finansial.

2. Net Benefit Cost Rasio (Net B/C Rasio) menunjukkan nilai Net B/CR lebih

besar dari 1 yaitu sebesar 3,17 sehingga dapat simpulkan bahwa usaha

budidaya polikultur tersebut layak untuk dilaksanakan.

3. Internal Rate of Return (IRR) diperoleh nilai IRR sebesar 53,95%

menunjukkan nilai IRR lebih besar dari discount rate atau suku bunga yang

digunakan sehingga usaha budidaya polikultur ini dikatakan layak untuk

diteruskan karena mempunyai keuntungan secara finansial.

4. Payback Period (PP) diperoleh hasil yaitu 3,2 tahun atau 38,4 bulan yang

artinya modal investasi diperkirakan akan kembali dalam jangka waktu

tersebut. Artinya, 3,2 tahun hal ini menunjukkan pengembalian modal

investasi yang relatif cepat sehingga usaha polikultur tersebut layak untuk

dijalankan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada beberapa saran yang dapat

disampaikan antara lain :

1. Kegiatan budidaya polikultur Ikan Bandeng, Udang Windu dan Rumput Laut

Glacilaria sp. masih perlu peningkatan dalam pengembangan teknologi

budidaya guna meningkatkan produktivitas secara optimal.

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

51

2. Perlunya dilakukan penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan pembuatan produk

perikanan agar bisa menjadi nilai tambah dalam kegiatan perekonomian pelaku

usaha budidaya polikultur terkhusus untuk pelatihan pembuatan produk rumput

laut Glacilaria sp.

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

52

DAFTAR PUSTAKA

Amsari, Alvina Dina. 2017. Prospek Pengembangan Usaha Tambak Polikultur Udang Windu (Panaeus Monodon) Dan Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Di Pulau Mangkudulis Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara. Makassar: Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Anton. 2017. “Pertumbuhan Dan Kandungan Rumput Laut (Glacilaria Spp) Pada Beberapa Tingkat Sanilitas.” Jurnal Airaha 6(2): 54–64.

BPS-Pangkep. 2019a. Kabupaten Pangakajene Dan Kepulauan Dalam Angka 2019. Makassar: BPS Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

———. 2019b. “Kecamatan Minasatene Dalam Angka 2019.” In Kecamatan Minasatene Dalam Angka 2019,.

BPS-Sulsel. 2019. Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka 2019. Makassar: BPS Provinsi Sulawesi Selatan.

Dwi Mardhia, Neri Kautsari, Lalu Ilham Syaputra, Wahyu Ramdhani, Chandra Okta Rasiardhi. 2020. “Penerapan Protokol Kesehatan Dan Dampak Covid-19 Terhadap Harga Komoditas Perikanan Dan Aktivitas Penangkapan.” Indonesia journal of applied science and technology ke-1(9): 80–87.

Effendi, Irzal, and Mulyadi. 2005. Budidaya Perikanan.

Fauziah, N. 2019. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Tambak Polikultur di Kelurahan Bonto Langkasa Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin.

Hadie, Dr. Wartono, Dra. Liea Emmawati Hadie, and Dr. Agus Supangat. 2005. Teknik Budidaya Ikan.

Hanani, Dr. Ir. Nuhfil, Rosihan Asmara, and Fahriyah. 2011. Ekonomi Mikro. Malang: Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Hasanah, E.U, SE. M.Si, dan Drs.D. Sungoto, SH. SE. MM. 2012. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Buku. CAPS (Center for Academic Publishing Servise). Yogyakarta.

Laily, Dona Wahyuning, Ika Purnamasari, Bhiaztika Ristyanadi, and Ida Syamsu Roidah. 2019. “Pengembangan Usaha Tambak Polikultur Udang Windu Dan Ikan Bandeng Di Desa Rejotengah Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.” Jurnal Grouper 10(2): 19–30.

Lideman, Andi Elman, Kasturi, and Fadli. 2016. “Petunjuk Teknis Produksi Bibit Glacilaria Laut (Glacilaria Sp.) Melalui Kultur Spora Pada Tali.” In eds. Nono Hartanto, Harnita Agusanty, and Ahmad Ihsan Said. , 1–26. Kementrian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar.

Lumintang, Fatmawati M. 2013. “Analisis Pendaptan Petani Padi Di Desa Teep Kecamatan Langowan Timur.” Jurnal EMBA 1(3): 991–98.

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

53

Mangampa, Markus, and Burhanuddin. 2014. “Uji Lapang Teknologi Polikultur Udang Windu ( Penaeus Monodon Fabr .), Ikan Bandeng ( Chanos Chanos Forskal ) Dan Rumput Laut ( Gracilaria Verrucosa ) Di Tambak Desa Borimasunggu Kabupaten Maros.” Available online at Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology (IJFST) 10(1): 30–36. http://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek Jurnal.

Murachman, Nuhfil Hanani, Soemarno, and Sahri Muhammad. 2010. “Model Polikultur Udang Windu ( Penaeus Monodon Fab ), Ikan Bandeng ( Chanos-Chanos Forskal ) Dan Rumput Laut ( Gracillaria Sp .) Secara Tradisional.” Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari 1(1): 1–10.

Nurhikmah. 2017. “Analisis Pendapatan Usaha Tani Tambak Polikultur Rumput Laut (Glacilaria Sp Dan Bandeng (Chanos Chanos) Di Desa Minasa Upa Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.”

Prasetio, Teguh. 2016. “Estimasi Nilai Ekonomi Dan Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Tambak Polikultur (Studi Kasus : Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang).”

Priono, Bambang. 2013. “Budidaya Rumput Laut Dalam Upaya Peningkatan Industrialisasi Perikanan.” Media Akuakultur 8(1): 1–8.

PSDADK, BPSDM. 2017a. Modul 3 Kelayakan Ekonomi. Bandung.

———. 2017b. Modul 5 Kalayakan Finansial. Bandung.

Putri, Aldila. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Polikultur Udang Windu-Ikan Bandeng Dan Efisiensi Pemasaran Ikan Bandeng Di Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur. Bandar Lampung: Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Putri, Yulina Sulistiani, and Susilowati. 2013. “Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Kehiduplulusan Dan Pertumbuhan Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) Serta Produksi Biomassa Rumput Laut (Gracilaria Sp.) Pada Budidaya Polikultur.” Journal of Aquaculture Management and Technology 2(3): 12–19. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik.

Rachadian, Febri Muhammad, Ereika Arie Agassi, and Wahyudi Supoto. 2013. “Analisis Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Frais Baru Pada CV. XYZ.” J@TI Undip VIII: 15–20.

Rasul, A.A., N. Wijiharjono, dan T. Setyowati. 2013. Ekonomi Mikro Edisi 2. Hal 138-139, 160. Buku. Mitra Wacana Media. Jakarta

Setiawan, Halim Hartono, Suhadak, and Nengah Sutaja. 2014. “PENGENDALIAN BIAYA KOMERSIAL ( Studi Pada PT Pangan Lestari Finna Malang 2012 ).” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) 13(1): 1–7.

SNI. 2013. “Ikan Bandeng (Chanos Chanos, Forskal).” : 1–10. www.bsn.go.id.

Tangko, Abdul Malik. 2008. “Potensi Dan Prospek Serta Permasalahan Pengembangan Budidaya Rumput Laut Di Provinsi Sulawesi Selatan.” Media Akuakultur 3(2): 137–44.

Triyanti, Riesti, and Hikmah. 2013. “Kajian Ekonomi Pelelangan Bandeng Di

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

54

Kabupaten Pangkajene Kepulauan.” Sosek Kelautan Perikanan VIII(2): 217–30.

WWF-Indonesia, Tim Perikanan. 2014a. “BMP Budidaya Udang Windu (Panaeus Monodon) Tambak Tradisional Dan Semi Intensif.” In BMP Budidaya Udang Windu (Panaeus Monodon) Tambak Tradisional Dan Semi Intensif, ed. Tim Perikanan WWF-Indonesia. Jakarta: Gedung Graha Simatupang, 1–26.

———. 2014b. “Budidaya Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Pada Tambak Ramah Lingkungan.” In Budidaya Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Pada Tambak Ramah Lingkungan, ed. Tim Perikanan WWF-Indonesia. Jakarta: Gedung Graha Simatupang, 1–22.

———. 2014c. “Budidaya Rumput Laut Glacilaria Sp. Di Tambak.” In Budidaya Rumput Laut Glacilaria Sp. Di Tambak, ed. Tim Perikanan WWF-Indonesia. Jakarta: Gedung Graha Simatupang, 1–20.

World Register of Marine Species. pada laman website http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=210378 diakses pada 20 Februari 2020 pukul 20.15 Wita

Yasir, Muhammad, and Muhammad Nur. 2018. “Analisis Pendapatan Petani Tambak Di Kabupaten Luwu.” Economic Resources 1(1): 16–30.

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

55

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

56

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

57

Lampiran 2. Data Umum Responden

No Nama Umur Pendidikan Pengalaman

Kerja Jumlah

Tanggungan

Luas Lahan (M²)

Budidaya RL

Hari / Tanggal Pengambilan Data

1. ALIMUDDIN 53 SMP 30 4 17.000 4 Kamis / 2 April 2020

2. DG. BIDONG 62 SD 28 1 5.000 3 Selasa / 7 April 2020

3. H. BAHARUDDIN 60 SD 30 1 15.000 10 Selasa / 7 April 2020

4. ALIMUDDIN MURNI 49 SD 30 4 10.000 2 Selasa / 7 April 2020

5. ANSAR 45 SMA 30 2 5.000 10 Rabu / 8 April 2020

6. ABDUL HALIM 60 SD 35 2 6.000 2 Rabu / 8 April 2020

7. MUSTAFA 49 SMP 20 6 4.000 3 Rabu / 8 April 2020

8. ALIMUDDIN IDRUS 37 SD 3 3 10.000 3 Jum'at / 10 April 2020

9. GAFFAR 33 SMA 10 3 5.900 2 Jum'at / 10 April 2020

10. H. SAINUDDIN, S. Ag 51 S1 30 2 20.000 1 Senin / 13 April 2020

11. MUHAMMAD RAIS 45 SMP 20 14 30.000 1 Senin / 13 April 2020

12. JUWAHIR 38 SD 20 6 21.500 3 Kamis / 16 April 2020

13. DG. TIPU 60 SD 4 4 20.000 3 Senin / 20 April 2020

14. SARIPUDDIN 40 SD 20 6 10.000 1 Senin / 20 April 2020

15. H.M ASHAF, S.Pdi 66 S1 20 4 13.000 5 Senin / 20 April 2020

16. MUHAMMAD ALWI 42 SMP 20 3 8.600 3 Sabtu / 25 April 2020

17. RAMLI 32 SD 10 4 20.000 10 Sabtu / 25 April 2020

18. ASHAERI 31 SMP 17 3 6.500 4 Jum'at / 1 Mei 2020

19. MUHAMMAD IMRAN 30 SMP 15 2 5.600 3 Selasa / 5 Mei 2020

20. KAMARANG 47 SD 32 4 5.500 3 Rabu / 6 Mei 2020

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

58

Lampiran 3. Investasi

No Lahan Tambak Pintu Air Utama Pintu Air Dalam Mesin Pompa Air Jaring Pukat

Luas Harga (Rp) Total

Jumlah Harga (Rp) Total

Jumlah

Harga (Rp) Total

Jumlah

Harga (Rp) Total

Jumlah

Harga (Rp) Total

1. 17.000 10.000 170.000.000 1 5.000.000 5.000.000 1 3.000.000 3.000.000 1 2.500.000 2.500.000 1 1.000.000 1.000.000

2. 5.000 10.000 50.000.000 1 5.000.000 5.000.000 1 2.000.000 2.000.000 1 2.500.000 2.500.000 2 500.000 1.000.000

3. 15.000 10.000 150.000.000 1 3.500.000 3.500.000 2 2.000.000 4.000.000 1 2.500.000 2.500.000 3 200.000 600.000

4. 10.000 10.000 100.000.000 1 3.000.000 3.000.000 4 1.500.000 6.000.000 1 1.500.000 1.500.000 2 750.000 1.500.000

5. 5.000 10.000 50.000.000 1 6.000.000 6.000.000 2 3.000.000 6.000.000 1 1.700.000 1.700.000 1 750.000 750.000

6. 6.000 10.000 60.000.000 1 5.000.000 5.000.000 2 2.500.000 5.000.000 1 1.500.000 1.500.000 1 900.000 900.000

7. 4.000 10.000 40.000.000 1 5.000.000 5.000.000 3 2.500.000 7.500.000 1 2.500.000 2.500.000 1 1.000.000 1.000.000

8. 10.000 10.000 100.000.000 2 5.000.000 10.000.000 3 3.000.000 9.000.000 1 2.700.000 2.700.000 2 1.000.000 2.000.000

9. 5.900 10.000 59.000.000 1 3.000.000 3.000.000 1 1.000.000 1.000.000 1 2.500.000 2.500.000 1 270.000 270.000

10. 20.000 10.000 200.000.000 2 3.500.000 7.000.000 5 2.000.000 10.000.000 1 1.500.000 1.500.000 1 500.000 500.000

11. 30.000 10.000 300.000.000 3 3.000.000 9.000.000 4 2.000.000 8.000.000 1 5.000.000 5.000.000 2 500.000 1.000.000

12. 21.500 10.000 215.000.000 3 2.000.000 6.000.000 3 700.000 2.100.000 1 2.500.000 2.500.000 3 200.000 600.000

13. 20.000 10.000 200.000.000 1 3.000.000 3.000.000 1 2.500.000 2.500.000 1 2.500.000 2.500.000 2 1.500.000 3.000.000

14. 10.000 10.000 100.000.000 1 3.000.000 3.000.000 3 3.000.000 9.000.000 1 1.500.000 1.500.000 1 1.000.000 1.000.000

15. 13.000 10.000 130.000.000 2 2.000.000 4.000.000 3 1.000.000 3.000.000 1 2.500.000 2.500.000 1 300.000 300.000

16. 8.600 10.000 86.000.000 1 10.000.000 10.000.000 1 7.000.000 7.000.000 1 2.500.000 2.500.000 1 600.000 600.000

17. 20.000 10.000 200.000.000 1 5.000.000 5.000.000 1 2.000.000 2.000.000 1 2.500.000 2.500.000 1 600.000 600.000

18. 6.500 10.000 65.000.000 2 4.000.000 8.000.000 1 450.000 450.000 1 1.600.000 1.600.000 1 700.000 700.000

19. 5.600 10.000 56.000.000 2 5.000.000 10.000.000 3 3.500.000 10.500.000 1 2.500.000 2.500.000 1 450.000 450.000

20. 5.500 10.000 55.000.000 1 5.000.000 5.000.000 1 2.000.000 2.000.000 1 2.500.000 2.500.000 1 1.500.000 1.500.000

Jumlah 2.386.000.000 115.500.000 100.050.000 47.000.000 19.270.000

Rata-Rata

119.300.000 5.775.000 5.002.500 2.350.000 963.500

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

59

Lampiran 3. Lanjutan

Keranjang PenggaliTanah Ember Bubu Gabus/coolbox

Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total

6 150.000 900.000 1 150.000 150.000 3 15.000 45.000 4 450.000 1.800.000 2 50.000 100.000

2 150.000 300.000 1 100.000 100.000 2 15.000 30.000 2 450.000 900.000 1 50.000 50.000

5 75.000 375.000 2 50.000 100.000 2 15.000 30.000 2 300.000 600.000 5 50.000 250.000

2 100.000 200.000 1 75.000 75.000 8 25.000 200.000 1 200.000 200.000 2 45.000 90.000

1 150.000 150.000 1 150.000 150.000 2 25.000 50.000 1 500.000 500.000 1 50.000 50.000

2 100.000 200.000 1 200.000 200.000 2 15.000 30.000 1 500.000 500.000 1 50.000 50.000

2 100.000 200.000 1 150.000 150.000 2 15.000 30.000 2 500.000 1.000.000 1 50.000 50.000

10 17.000 170.000 1 100.000 100.000 5 15.000 75.000 1 200.000 200.000 2 45.000 90.000

5 200.000 1.000.000 1 120.000 120.000 1 30.000 30.000 1 170.000 170.000 1 50.000 50.000

2 100.000 200.000 1 200.000 200.000 3 20.000 60.000 2 500.000 1.000.000 6 50.000 300.000

2 100.000 200.000 3 100.000 300.000 3 20.000 60.000 3 500.000 1.500.000 6 35.000 210.000

2 100.000 200.000 2 70.000 140.000 1 25.000 25.000 3 200.000 600.000 1 50.000 50.000

2 100.000 200.000 2 200.000 400.000 4 20.000 80.000 2 650.000 1.300.000 4 35.000 140.000

2 100.000 200.000 1 100.000 100.000 1 15.000 15.000 1 150.000 150.000 1 50.000 50.000

2 150.000 300.000 1 100.000 100.000 2 20.000 40.000 1 600.000 600.000 1 50.000 50.000

2 150.000 300.000 1 270.000 270.000 1 20.000 20.000 1 600.000 600.000 1 50.000 50.000

2 150.000 300.000 1 30.000 30.000 2 20.000 40.000 1 500.000 500.000 1 50.000 50.000

2 100.000 200.000 1 150.000 150.000 3 20.000 60.000 1 400.000 400.000 1 50.000 50.000

2 150.000 300.000 1 100.000 100.000 2 20.000 40.000 2 350.000 700.000 1 50.000 50.000

2 150.000 300.000 1 170.000 170.000 2 20.000 40.000 2 550.000 1.100.000 1 50.000 50.000

6.195.000 3.105.000 1.000.000 14.320.000 1.830.000

309.750 155.250 50.000 716.000 91.500

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

60

Lampiran 3. Lanjutan

Seser Jaring Jala Rumah Jaga/Gudang Perahu/Pontong Waring Jemuran

Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total

2 15.000 30.000 2 800.000 1.600.000 1 1.000.000 1.000.000 2 500.000 1.000.000 2 500.000 1.000.000

3 15.000 45.000 1 450.000 450.000 4 20.000 80.000 1 1.500.000 1.500.000 1 400.000 400.000

2 10.000 20.000 1 300.000 300.000 8 20.000 160.000 1 200.000 200.000 1 400.000 400.000

3 15.000 45.000 1 700.000 700.000 4 25.000 100.000 1 450.000 450.000 1 350.000 350.000

2 15.000 30.000 1 1.000.000 1.000.000 1 150.000 150.000 1 500.000 500.000 1 500.000 500.000

2 15.000 30.000 1 900.000 900.000 1 300.000 300.000 1 500.000 500.000 1 300.000 300.000

2 25.000 50.000 1 450.000 450.000 1 7.000.000 7.000.000 2 500.000 1.000.000 1 300.000 300.000

2 10.000 20.000 1 1.000.000 1.000.000 12 15.000 180.000 2 500.000 1.000.000 2 350.000 700.000

2 10.000 20.000 1 600.000 600.000 4 25.000 100.000 1 450.000 450.000 1 550.000 550.000

2 10.000 20.000 1 700.000 700.000 1 2.000.000 2.000.000 2 300.000 600.000 2 350.000 700.000

2 20.000 40.000 1 1.000.000 1.000.000 10 15.000 150.000 2 600.000 1.200.000 2 400.000 800.000

2 10.000 20.000 1 500.000 500.000 1 300.000 300.000 2 600.000 1.200.000 1 250.000 250.000

1 30.000 30.000 1 500.000 500.000 1 5.000.000 5.000.000 2 600.000 1.200.000 6 400.000 2.400.000

1 15.000 15.000 1 350.000 350.000 1 3.000.000 3.000.000 1 450.000 450.000 1 350.000 350.000

1 50.000 50.000 2 400.000 800.000 1 15.000.000 15.000.000 1 400.000 400.000 2 400.000 800.000

1 15.000 15.000 1 400.000 400.000 1 5.000.000 5.000.000 1 850.000 850.000 1 400.000 400.000

1 10.000 10.000 1 400.000 400.000 1 5.000.000 5.000.000 1 450.000 450.000 2 350.000 700.000

3 20.000 60.000 1 600.000 600.000 1 3.500.000 3.500.000 2 350.000 700.000 1 310.000 310.000

3 10.000 30.000 1 700.000 700.000 1 4.000.000 4.000.000 1 400.000 400.000 1 400.000 400.000

2 15.000 30.000 1 1.000.000 1.000.000 8 15.000 120.000 1 500.000 500.000 2 300.000 600.000

610.000 13.950.000 52.140.000 14.550.000 12.210.000

30.500 697.500 2.607.000 727.500 610.500

Page 76: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

61

Lampiran 3. Lanjutan

Waring Alas Karung Gerobak Senter Lembarang Total Investasi

Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total Jumlah Harga (Rp) Total

1 240.000 240.000 5 3.000 15.000 1 500.000 500.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 190.105.000

1 80.000 80.000 2 3.000 6.000 1 300.000 300.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 64.966.000

1 300.000 300.000 10 3.000 30.000 1 450.000 450.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 164.040.000

1 80.000 80.000 2 3.000 6.000 1 450.000 450.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 115.171.000

1 120.000 120.000 2 3.000 6.000 1 400.000 400.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 68.281.000

1 100.000 100.000 5 3.000 15.000 1 400.000 400.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 76.150.000

1 100.000 100.000 6 3.000 18.000 1 400.000 400.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 66.973.000

1 90.000 90.000 5 3.000 15.000 1 530.000 530.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 128.095.000

1 60.000 60.000 5 3.000 15.000 1 450.000 450.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 69.610.000

1 100.000 100.000 3 3.000 9.000 1 300.000 300.000 1 200.000 200.000 2 25.000 50.000 225.439.000

1 150.000 150.000 5 3.000 15.000 1 700.000 700.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 329.550.000

1 100.000 100.000 2 3.000 6.000 1 400.000 400.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 230.216.000

1 100.000 100.000 30 3.000 90.000 1 550.000 550.000 1 200.000 200.000 2 25.000 50.000 223.240.000

1 110.000 110.000 2 3.000 6.000 1 500.000 500.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 120.021.000

1 100.000 100.000 2 3.000 6.000 1 400.000 400.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 158.671.000

1 100.000 100.000 5 3.000 15.000 1 400.000 400.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 114.745.000

1 100.000 100.000 2 3.000 6.000 1 450.000 450.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 218.361.000

1 218.000 218.000 4 3.000 12.000 1 400.000 400.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 82.635.000

1 160.000 160.000 2 3.000 6.000 1 465.000 465.000 1 200.000 200.000 1 25.000 25.000 87.026.000

2 160.000 320.000 6 3.000 18.000 1 400.000 400.000 1 200.000 200.000 2 25.000 50.000 70.898.000

2.728.000 315.000 8.845.000 4.000.000 575.000 2.804.193.000

136.400 15.750 442.250 200.000 28.750 140.209.650

Page 77: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

62

Lampiran 4. Penyusutan

No Pintu Air Utama Pintu Air Dalam Mesin Pompa Air Jaring Pukat

Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan

1. 5.000.000 10 500.000 3.000.000 10 300.000 2.500.000 10 250.000 1.000.000 5 200.000

2. 5.000.000 20 250.000 2.000.000 20 100.000 2.500.000 5 500.000 1.000.000 5 200.000

3. 3.500.000 5 700.000 4.000.000 5 800.000 2.500.000 3 833.333 600.000 3 200.000

4. 3.000.000 10 300.000 6.000.000 10 600.000 1.500.000 5 300.000 1.500.000 5 300.000

5. 6.000.000 5 1.200.000 6.000.000 5 1.200.000 1.700.000 5 340.000 750.000 7 107.143

6. 5.000.000 10 500.000 5.000.000 10 500.000 1.500.000 5 300.000 900.000 20 45.000

7. 5.000.000 10 500.000 7.500.000 10 750.000 2.500.000 5 500.000 1.000.000 15 66.667

8. 10.000.000 10 1.000.000 9.000.000 10 900.000 2.700.000 7 385.714 2.000.000 10 200.000

9. 3.000.000 10 300.000 1.000.000 10 100.000 2.500.000 5 500.000 270.000 2 135.000

10. 7.000.000 20 350.000 10.000.000 5 2.000.000 1.500.000 5 300.000 500.000 4 125.000

11. 9.000.000 10 900.000 8.000.000 10 800.000 5.000.000 5 1.000.000 1.000.000 5 200.000

12. 6.000.000 5 1.200.000 2.100.000 5 420.000 2.500.000 5 500.000 600.000 1 600.000

13. 3.000.000 5 600.000 2.500.000 5 500.000 2.500.000 10 250.000 3.000.000 5 600.000

14. 3.000.000 20 150.000 9.000.000 20 450.000 1.500.000 5 300.000 1.000.000 5 200.000

15. 4.000.000 10 400.000 3.000.000 10 300.000 2.500.000 10 250.000 300.000 3 100.000

16. 10.000.000 15 666.667 7.000.000 15 466.667 2.500.000 5 500.000 600.000 3 200.000

17. 5.000.000 10 500.000 2.000.000 10 200.000 2.500.000 5 500.000 600.000 3 200.000

18. 8.000.000 10 800.000 450.000 12 37.500 1.600.000 6 266.667 700.000 2 350.000

19. 10.000.000 20 500.000 10.500.000 20 525.000 2.500.000 5 500.000 450.000 5 90.000

20. 5.000.000 10 500.000 2.000.000 10 200.000 2.500.000 5 500.000 1.500.000 7 214.286

Jumlah 11.816.667 11.149.167 8.775.714 4.333.095

Rata-Rata 590.833 557.458 438.786 216.655

Page 78: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

63

Lampiran 4. Lanjutan

Keranjang PenggaliTanah Ember Bubu Gabus/coolbox

Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan

900.000 4 225.000 150.000 10 15.000 45.000 3 15.000 1.800.000 2 900.000 100.000 3 33.333

300.000 3 100.000 100.000 5 20.000 30.000 4 7.500 900.000 3 300.000 50.000 3 16.667

375.000 10 37.500 100.000 10 10.000 30.000 2 15.000 600.000 10 60.000 250.000 10 25.000

200.000 3 66.667 75.000 2 37.500 200.000 5 40.000 200.000 3 66.667 90.000 1 90.000

150.000 4 37.500 150.000 10 15.000 50.000 4 12.500 500.000 3 166.667 50.000 2 25.000

200.000 3 66.667 200.000 10 20.000 30.000 5 6.000 500.000 3 166.667 50.000 2 25.000

200.000 3 66.667 150.000 10 15.000 30.000 5 6.000 1.000.000 5 200.000 50.000 2 25.000

170.000 1 170.000 100.000 10 10.000 75.000 5 15.000 200.000 5 40.000 90.000 5 18.000

1.000.000 1 1.000.000 120.000 5 24.000 30.000 1 30.000 170.000 4 42.500 50.000 3 16.667

200.000 3 66.667 200.000 10 20.000 60.000 4 15.000 1.000.000 5 200.000 300.000 2 150.000

200.000 3 66.667 300.000 1 300.000 60.000 3 20.000 1.500.000 3 500.000 210.000 1 210.000

200.000 3 66.667 140.000 7 20.000 25.000 2 12.500 600.000 4 150.000 50.000 2 25.000

200.000 3 66.667 400.000 5 80.000 80.000 5 16.000 1.300.000 7 185.714 140.000 7 20.000

200.000 3 66.667 100.000 10 10.000 15.000 1 15.000 150.000 3 50.000 50.000 2 25.000

300.000 3 100.000 100.000 10 10.000 40.000 2 20.000 600.000 5 120.000 50.000 2 25.000

300.000 3 100.000 270.000 10 27.000 20.000 3 6.667 600.000 5 120.000 50.000 2 25.000

300.000 4 75.000 30.000 5 6.000 40.000 4 10.000 500.000 3 166.667 50.000 2 25.000

200.000 3 66.667 150.000 10 15.000 60.000 2 30.000 400.000 2 200.000 50.000 2 25.000

300.000 3 100.000 100.000 10 10.000 40.000 5 8.000 700.000 5 140.000 50.000 2 25.000

300.000 3 100.000 170.000 3 56.667 40.000 5 8.000 1.100.000 4 275.000 50.000 2 25.000

2.645.000 721.167 308.167 4.049.881 854.667

132.250 36.058 15.408 202.494 42.733

Page 79: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

64

Lampiran 4. Lanjutan

Seser Jaring Jala Rumah Jaga/Gudang Perahu/Pontong Waring Jemuran

Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan Nilai Awal Tahun Penyusutan

30.000 1 30.000 1.600.000 3 533.333 1.000.000 5 200.000 1.000.000 5 200.000 1.000.000 3 333.333

45.000 1 45.000 450.000 2 225.000 80.000 2 40.000 1.500.000 3 500.000 400.000 2 200.000

20.000 2 10.000 300.000 10 30.000 160.000 2 80.000 200.000 5 40.000 400.000 5 80.000

45.000 1 45.000 700.000 10 70.000 100.000 1 100.000 450.000 3 150.000 350.000 5 70.000

30.000 3 10.000 1.000.000 4 250.000 150.000 2 75.000 500.000 5 100.000 500.000 3 166.667

30.000 3 10.000 900.000 3 300.000 300.000 2 150.000 500.000 5 100.000 300.000 5 60.000

50.000 5 10.000 450.000 3 150.000 7.000.000 20 350.000 1.000.000 5 200.000 300.000 10 30.000

20.000 1 20.000 1.000.000 5 200.000 180.000 1 180.000 1.000.000 5 200.000 700.000 3 233.333

20.000 2 10.000 600.000 3 200.000 100.000 2 50.000 450.000 7 64.286 550.000 4 137.500

20.000 2 10.000 700.000 5 140.000 2.000.000 5 400.000 600.000 6 100.000 700.000 3 233.333

40.000 2 20.000 1.000.000 2 500.000 150.000 3 50.000 1.200.000 6 200.000 800.000 4 200.000

20.000 2 10.000 500.000 7 71.429 300.000 1 300.000 1.200.000 5 240.000 250.000 5 50.000

30.000 2 15.000 500.000 5 100.000 5.000.000 10 500.000 1.200.000 10 120.000 2.400.000 5 480.000

15.000 1 15.000 350.000 5 70.000 3.000.000 10 300.000 450.000 6 75.000 350.000 5 70.000

50.000 3 16.667 800.000 4 200.000 15.000.000 20 750.000 400.000 3 133.333 800.000 5 160.000

15.000 1 15.000 400.000 5 80.000 5.000.000 5 1.000.000 850.000 10 85.000 400.000 10 40.000

10.000 1 10.000 400.000 5 80.000 5.000.000 5 1.000.000 450.000 4 112.500 700.000 3 233.333

60.000 1 60.000 600.000 3 200.000 3.500.000 7 500.000 700.000 5 140.000 310.000 5 62.000

30.000 3 10.000 700.000 10 70.000 4.000.000 20 200.000 400.000 10 40.000 400.000 7 57.143

30.000 1 30.000 1.000.000 5 200.000 120.000 3 40.000 500.000 10 50.000 600.000 5 120.000

401.667 3.669.762 6.265.000 2.850.119 3.016.643

20.083 183.488 313.250 142.506 150.832

Page 80: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

65

Lampiran 4. Lanjutan

Waring Alas Karung Gerobak Senter Tongkat Bambu Total Biaya Penyusutan Nilai

Awal Thn

Penyusutan

Nilai Awal

Thn

Penyusutan

Nilai Awal

Thn

Penyusutan

Nilai Awal

Thn

Penyusutan

Nilai Awal

Thnn

Penyusutan

240.000 4 60.000 15.000 2 7.500 500.000 5 100.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 3.971.667

80.000 2 40.000 6.000 1 6.000 300.000 2 150.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 2.769.333

300.000 4 75.000 30.000 2 15.000 450.000 5 90.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 3.170.000

80.000 10 8.000 6.000 2 3.000 450.000 1 450.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 2.766.000

120.000 5 24.000 6.000 1 6.000 400.000 5 80.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 3.884.643

100.000 5 20.000 15.000 1 15.000 400.000 5 80.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 2.433.500

100.000 5 20.000 18.000 1 18.000 400.000 5 80.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 3.056.500

90.000 5 18.000 15.000 1 15.000 530.000 1 530.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 4.204.214

60.000 6 10.000 15.000 1 15.000 450.000 5 90.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 2.794.119

100.000 5 20.000 9.000 1 9.000 300.000 3 100.000 200.000 3 66.667 50.000 10 5.000 4.310.667

150.000 5 30.000 15.000 1 15.000 700.000 3 233.333 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 5.314.167

100.000 5 20.000 6.000 1 6.000 400.000 5 80.000 200.000 3 66.667 25.000 5 5.000 3.843.262

100.000 5 20.000 90.000 1 90.000 550.000 5 110.000 200.000 3 66.667 50.000 10 5.000 3.825.048

110.000 10 11.000 6.000 1 6.000 500.000 5 100.000 200.000 3 66.667 25.000 5 5.000 1.985.333

100.000 5 20.000 6.000 1 6.000 400.000 5 80.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 2.760.167

100.000 5 20.000 15.000 1 15.000 400.000 5 80.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 3.516.167

100.000 5 20.000 6.000 1 6.000 450.000 3 150.000 200.000 3 66.667 25.000 5 5.000 3.366.167

218.000 5 43.600 12.000 1 12.000 400.000 5 80.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 2.957.600

160.000 5 32.000 6.000 1 6.000 465.000 5 93.000 200.000 3 66.667 25.000 10 2.500 2.475.310

320.000 5 64.000 18.000 1 18.000 400.000 2 200.000 200.000 3 66.667 50.000 10 5.000 2.672.619

575.600 289.500 2.956.333 1.333.333 65.000 66.076.481

28.780 14.475 147.817 66.667 3.250 3.303.824

Page 81: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

66

Lampiran 5. Biaya Tetap

No Luas Lahan

(M2) Sewa

Tambak Total Penyusutan

(Rp) Pajak

Total Biaya Tetap

1. 17.000 3.400.000 3.971.667 200.000 7.571.667

2. 5.000 1.000.000 2.769.333 75.000 3.844.333

3. 15.000 3.000.000 3.170.000 300.000 6.470.000

4. 10.000 2.000.000 2.766.000 120.000 4.886.000

5. 5.000 1.000.000 3.884.643 100.000 4.984.643

6. 6.000 1.200.000 2.433.500 150.000 3.783.500

7. 4.000 800.000 3.056.500 120.000 3.976.500

8. 10.000 2.000.000 4.204.214 200.000 6.404.214

9. 5.900 1.180.000 2.794.119 86.000 4.060.119

10. 20.000 4.000.000 4.310.667 300.000 8.610.667

11. 30.000 6.000.000 5.314.167 1.000.000 12.314.167

12. 21.500 4.300.000 3.843.262 250.000 8.393.262

13. 20.000 4.000.000 3.825.048 350.000 8.175.048

14. 10.000 2.000.000 1.985.333 100.000 4.085.333

15. 13.000 2.600.000 2.760.167 260.000 5.620.167

16. 8.600 1.720.000 3.516.167 160.000 5.396.167

17. 20.000 4.000.000 3.366.167 700.000 8.066.167

18. 6.500 1.300.000 2.957.600 200.000 4.457.600

19. 5.600 1.120.000 2.475.310 86.000 3.681.310

20. 5.500 1.100.000 2.672.619 80.000 3.852.619

Jumlah 47.720.000 66.076.481 4.837.000 118.633.481

Rata-rata 2.386.000 3.303.824 241.850 5.931.674

Page 82: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

67

Lampiran 6. Biaya Variabel

No

Nener Benur Rumput Laut Glacilaria sp Pupuk Urea

Jumlah Harga

(Rp/Ekor)

Jumlah Siklus

Tahun Jumlah Harga

(Rp/Ekor)

Jumlah Siklus

Tahun Jumlah Harga

(Rp/Kg) Jumlah Siklus

Tahun Jumlah Harga

(Rp/Sak) Jumlah Siklus

Tahun

1. 2.000 100 1 200.000 10.000 60 2 1.200.000 600 1.000 1 600.000 5 115.000 1 575.000

2. 1.500 100 1 150.000 10.000 55 2 1.100.000 500 1.000 1 500.000 1 105.000 1 105.000

3. 3.000 100 2 600.000 20.000 50 2 2.000.000 500 1.000 1 500.000 5 95.000 1 475.000

4. 2.000 100 1 200.000 25.000 60 2 3.000.000 200 1.000 1 200.000 3 105.000 2 630.000

5. 1.000 100 1 100.000 10.000 60 2 1.200.000 250 1.000 1 250.000 2 100.000 2 400.000

6. 1.000 100 1 100.000 15.000 60 3 2.700.000 200 1.000 1 200.000 2 110.000 3 660.000

7. 2.000 100 2 400.000 5.000 60 3 900.000 200 1.000 1 200.000 2 105.000 2 420.000

8. 2.000 100 1 200.000 20.000 55 3 3.300.000 1.000 1.000 1 1.000.000 4 100.000 2 800.000

9. 1.500 100 1 150.000 10.000 55 2 1.100.000 500 1.000 1 500.000 1 110.000 2 220.000

10. 2.000 100 1 200.000 10.000 60 3 1.800.000 1.000 1.000 1 1.000.000 3 110.000 3 990.000

11. 6.000 100 2 1.200.000 30.000 60 3 5.400.000 1.000 1.000 1 1.000.000 6 95.000 3 1.710.000

12. 5.000 100 1 500.000 20.000 60 2 2.400.000 350 1.000 1 350.000 3 105.000 2 630.000

13. 10.000 100 1 1.000.000 25.000 60 2 3.000.000 1.000 1.000 1 1.000.000 5 110.000 3 1.650.000

14. 2.000 100 1 200.000 15.000 60 2 1.800.000 200 1.000 1 200.000 3 100.000 2 600.000

15. 10.000 100 2 2.000.000 10.000 60 2 1.200.000 200 1.000 1 200.000 2 100.000 2 400.000

16. 5.000 100 1 500.000 5.000 60 3 900.000 300 1.000 1 300.000 1 100.000 3 300.000

17. 2.000 100 1 200.000 10.000 60 2 1.200.000 1.000 1.000 1 1.000.000 2 100.000 2 400.000

18. 3.000 100 1 300.000 15.000 60 3 2.700.000 500 1.000 1 500.000 1 100.000 3 300.000

19. 1.000 100 2 200.000 5.000 60 3 900.000 300 1.000 1 300.000 1 105.000 3 315.000

20. 1.000 100 1 100.000 5.000 60 2 600.000 400 1.000 1 400.000 1 105.000 2 210.000

Jumlah 8.500.000 38.400.000 10.200.000 11.790.000

Rata-rata

425.000 1.920.000 510.000 589.500

Page 83: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

68

Lampiran 6. Lanjutan

Pupuk TSP Pupuk Poska/Organik/Lainnya Racun Saphonin Racun Marshal/Lainnya

Jumlah Harga

(Rp/Sak) Jumlah Siklus

Tahun Jumlah Harga (Rp)

Jumlah Siklus

Tahun Jumlah Harga

(Rp/Kg) Jumlah Siklus

Tahun Jumlah Harga (Rp)

Jumlah Siklus

Tahun

5 125.000 1 625.000 1 125.000 1 125.000 10 15.000 2 300.000 1 75.000 2 150.000

2 130.000 1 260.000 1 125.000 1 125.000 5 15.000 1 75.000 1 75.000 1 75.000

5 105.000 1 525.000 1 125.000 1 125.000 10 15.000 2 300.000 2 75.000 1 150.000

2 125.000 2 500.000 1 125.000 1 125.000 10 15.000 2 300.000 2 75.000 2 300.000

2 125.000 2 500.000 1 125.000 1 125.000 5 15.000 2 150.000 1 75.000 1 75.000

1 125.000 3 375.000 1 125.000 1 125.000 5 15.000 3 225.000 1 75.000 1 75.000

2 125.000 2 500.000 1 125.000 1 125.000 4 15.000 2 120.000 1 75.000 2 150.000

3 125.000 2 750.000 1 125.000 1 125.000 10 15.000 2 300.000 2 75.000 2 300.000

1 130.000 2 260.000 1 125.000 1 125.000 5 15.000 2 150.000 1 75.000 2 150.000

2 125.000 3 750.000 1 125.000 1 125.000 10 15.000 3 450.000 1 75.000 1 75.000

6 125.000 3 2.250.000 6 30.000 3 540.000 15 15.000 3 675.000 1 55.000 3 165.000

2 125.000 2 500.000 2 25.000 6 300.000 5 15.000 2 150.000 2 35.000 2 140.000

5 125.000 3 1.875.000 1 125.000 1 125.000 25 15.000 1 375.000 4 60.000 3 720.000

2 125.000 2 500.000 1 125.000 1 125.000 10 15.000 2 300.000 1 25.000 2 50.000

1 125.000 2 250.000 1 125.000 1 125.000 10 15.000 2 300.000 1 75.000 1 75.000

1 130.000 3 390.000 3 30.000 4 360.000 2 15.000 3 90.000 1 75.000 1 75.000

1 125.000 2 250.000 1 125.000 1 125.000 5 15.000 2 150.000 1 30.000 2 60.000

1 115.000 3 345.000 1 125.000 1 125.000 7 15.000 3 315.000 1 75.000 1 75.000

1 125.000 3 375.000 1 25.000 3 75.000 5 15.000 3 225.000 1 15.000 3 45.000

2 130.000 2 520.000 1 30.000 4 120.000 5 15.000 2 150.000 1 75.000 1 75.000

12.300.000 3.270.000 5.100.000 2.980.000

615.000 163.500 255.000 149.000

Page 84: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

69

Lampiran 6. Lanjutan

Bensin Tenaga Kerja Rumput Laut Tenaga Kerja Total Biaya Variabel

Jumlah Harga (Rp) Jumlah Siklus Tahun Jumlah Upah(Rp) Panen Total Upah (Rp/Org) Jumlah Upah (Rp) Total

5 8.000 2 80.000 3 1.000 5.300 5.300.000 1.766.667 2 2.256.375 4.512.750 13.667.750

5 8.000 1 40.000 1 1.000 2.300 2.300.000 2.300.000 2 1.653.000 3.306.000 8.036.000

10 8.000 2 160.000 1 1.000 6.700 6.700.000 6.700.000 2 2.977.500 5.955.000 17.490.000

10 8.000 2 160.000 2 1.000 2.100 2.100.000 1.050.000 2 2.874.375 5.748.750 13.263.750

5 8.000 2 80.000 1 1.000 2.000 2.000.000 2.000.000 2 918.000 1.836.000 6.716.000

5 8.000 3 120.000 1 1.000 3.200 3.200.000 3.200.000 2 1.122.375 2.244.750 10.024.750

5 8.000 1 40.000 1 1.000 3.100 3.100.000 3.100.000 2 1.206.000 2.412.000 8.367.000

5 8.000 2 80.000 2 1.000 5.900 5.900.000 2.950.000 2 2.055.375 4.110.750 16.865.750

5 8.000 1 40.000 1 1.000 1.650 1.650.000 1.650.000 2 1.452.000 2.904.000 7.249.000

5 8.000 3 120.000 2 1.000 3.500 3.500.000 1.750.000 2 2.014.688 4.029.375 13.039.375

5 8.000 3 120.000 5 1.000 12.000 12.000.000 2.400.000 2 4.556.625 9.113.250 34.173.250

5 8.000 1 40.000 7 1.000 6.400 6.400.000 914.286 2 3.495.000 6.990.000 18.400.000

10 8.000 3 240.000 10 1.000 16.000 16.000.000 1.600.000 2 4.043.250 8.086.500 34.071.500

2 8.000 2 32.000 1 1.000 3.000 3.000.000 3.000.000 2 1.265.625 2.531.250 9.338.250

2 8.000 1 16.000 2 1.000 4.400 4.400.000 2.200.000 2 2.389.500 4.779.000 13.745.000

2 8.000 1 16.000 1 1.000 2.700 2.700.000 2.700.000 2 2.371.875 4.743.750 10.374.750

10 8.000 2 160.000 5 1.000 7.200 7.200.000 1.440.000 2 1.030.125 2.060.250 12.805.250

3 8.000 3 72.000 1 1.000 4.500 4.500.000 4.500.000 2 1.623.750 3.247.500 12.479.500

2 8.000 1 16.000 1 1.000 3.300 3.300.000 3.300.000 2 1.547.250 3.094.500 8.845.500

2 8.000 1 16.000 3 1.000 3.500 3.500.000 1.166.667 2 2272500 4.545.000 10.236.000

1.648.000 98.750.000 86.250.375 279.188.375

82.400 98.750.000 4.312.519 13.959.419

Page 85: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

70

Lampiran 7. Total Biaya

No Biaya Variabel Biaya Tetap Total Biaya

1. 13.667.750 7.571.667 21.239.417

2. 8.036.000 3.844.333 11.880.333

3. 17.490.000 6.470.000 23.960.000

4. 13.263.750 4.886.000 18.149.750

5. 6.716.000 4.984.643 11.700.643

6. 10.024.750 3.783.500 13.808.250

7. 8.367.000 3.976.500 12.343.500

8. 16.865.750 6.404.214 23.269.964

9. 7.249.000 4.060.119 11.309.119

10. 13.039.375 8.610.667 21.650.042

11. 34.173.250 12.314.167 46.487.417

12. 18.400.000 8.393.262 26.793.262

13. 34.071.500 8.175.048 42.246.548

14. 9.338.250 4.085.333 13.423.583

15. 13.745.000 5.620.167 19.365.167

16. 10.374.750 5.396.167 15.770.917

17. 12.805.250 8.066.167 20.871.417

18. 12.479.500 4.457.600 16.937.100

19. 8.845.500 3.681.310 12.526.810

20. 10.236.000 3.852.619 14.088.619

Jumlah 279.188.375 118.633.481 397.821.856

Rata-rata 13.959.419 5.931.674 19.891.093

Page 86: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

71

Lampiran 8. Penerimaan Udang

No

Penerimaan Perpanen Jumlah/ Tahun (Kg)

Harga/Kg Penerimaan/Tahun I II III

Jumlah/Kg Harga (Rp)

Penerimaan Jumlah/Kg Harga (Rp)

Penerimaan Jumlah/Kg Harga (Rp)

Penerimaan

1. 50 98.500 4.925.000 60 98.500 5.910.000 110 98.500 10.835.000

2. 80 90.500 7.240.000 80 90.500 7.240.000 160 90.500 14.480.000

3. 100 98.500 9.850.000 100 98.500 9.850.000 200 98.500 19.700.000

4. 150 98.500 14.775.000 100 90.500 9.050.000 250 94.500 23.825.000

5. 40 90.500 3.620.000 40 90.500 3.620.000 80 90.500 7.240.000

6. 40 60.500 2.420.000 50 60.500 3.025.000 40 60.500 2.420.000 130 60.500 7.865.000

7. 60 60.500 3.630.000 50 60.500 3.025.000 50 60.500 3.025.000 160 60.500 9.680.000

8. 70 90.500 6.335.000 70 90.500 6.335.000 70 90.500 6.335.000 210 90.500 19.005.000

9. 50 90.500 4.525.000 70 90.500 6.335.000 120 90.500 10.860.000

10. 70 90.500 6.335.000 80 90.500 7.240.000 75 90.500 6.787.500 225 90.500 20.362.500

11. 90 60.500 5.445.000 120 60.500 7.260.000 100 60.500 6.050.000 310 60.500 18.755.000

12. 100 90.500 9.050.000 100 90.500 9.050.000 200 90.500 18.100.000

13. 100 90.500 9.050.000 120 90.500 10.860.000 220 90.500 19.910.000

14. 50 98.500 4.925.000 50 129.000 6.450.000 100 113.750 11.375.000

15. 50 90.500 4.525.000 70 90.500 6.335.000 120 90.500 10.860.000

16. 30 98.500 2.955.000 60 90.500 5.430.000 80 90.500 7.240.000 170 93.167 15.625.000

17. 20 90.500 1.810.000 50 90.500 4.525.000 70 90.500 6.335.000

18. 20 90.500 1.810.000 30 90.500 2.715.000 50 90.500 4.525.000 100 90.500 9.050.000

19. 20 98.500 1.970.000 50 90.500 4.525.000 70 90.500 6.335.000 140 93.167 12.830.000

20. 50 129.000 6.450.000 100 98.500 9.850.000 150 113.750 16.300.000

Jumlah 111.645.000 128.630.000 42.717.500 3.225 1.791.833 282.992.500

Rata-rata 5.582.250 6.431.500 5.339.688 161 89.592 14.149.625

Page 87: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

72

Lampiran 9. Penerimaan Ikan Bandeng

No

Penerimaan Perpanen

I II III

Jumlah/Ekor Harga (Rp) Penerimaan Jumlah/Ekor Harga (Rp) Penerimaan Jumlah/Ekor Harga (Rp) Penerimaan

1. 350 8.000 2.800.000 350 12.000 4.200.000 300 15.000 4.500.000

2. 400 7.000 2.800.000 300 15.000 4.500.000 300 25.000 7.500.000

3. 1.000 5.000 5.000.000 1.500 10.000 15.000.000

4. 500 7.000 3.500.000 500 10.000 5.000.000 500 12.000 6.000.000

5. 500 6.000 3.000.000 200 10.000 2.000.000

6. 200 3.000 600.000 200 5.000 1.000.000 200 10.000 2.000.000

7. 200 2.000 400.000 200 3.000 600.000 200 4.000 800.000

8. 800 7.000 5.600.000 400 10.000 4.000.000

9. 500 7.000 3.500.000 500 10.000 5.000.000

10. 500 7.000 3.500.000 300 10.000 3.000.000

11. 1.500 8.000 12.000.000 2.500 12.000 30.000.000

12. 700 15.000 10.500.000 900 20.000 18.000.000

13. 1.000 10.000 10.000.000 2.000 12.000 24.000.000

14. 500 5.000 2.500.000 300 10.000 3.000.000

15. 800 10.000 8.000.000 600 15.000 9.000.000 200 20.000 4.000.000

16. 700 10.000 7.000.000 900 10.000 9.000.000

17. 500 5.000 2.500.000 700 7.000 4.900.000

18. 300 4.000 1.200.000 500 6.000 3.000.000 600 8.000 4.800.000

19. 400 7.000 2.800.000 500 10.000 5.000.000

20. 200 25.000 5.000.000 300 30.000 9.000.000

Jumlah 92.200.000 159.200.000 29.600.000

Rata-rata 4.610.000 7.960.000 4.228.571

Page 88: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

73

Lampiran 9. Lanjutan

Jumlah/Tahun

(Ekor) Harga/Ekor Total Penerimaan /Tahun IV V

Jumlah/Ekor Harga (Rp) Penerimaan Jumlah/Ekor Harga (Rp) Penerimaan

200 20.000 4.000.000 150 25.000 3.750.000 1.350 16.000 19.250.000

1.000 15.667 14.800.000

2.500 7.500 20.000.000

1.500 9.667 14.500.000

700 8.000 5.000.000

100 15.000 1.500.000 100 20.000 2.000.000 800 10.600 7.100.000

200 8.000 1.600.000 200 15.000 3.000.000 1.000 6.400 6.400.000

1.200 8.500 9.600.000

1.000 8.500 8.500.000

800 8.500 6.500.000

4.000 10.000 42.000.000

1.600 17.500 28.500.000

3.000 11.000 34.000.000

800 7.500 5.500.000

1.600 15.000 21.000.000

1.600 10.000 16.000.000

1.200 6.000 7.400.000

300 12.000 3.600.000 1.700 7.500 12.600.000

900 8.500 7.800.000

500 27.500 14.000.000

10.700.000 8.750.000 28.750 219.833 300.450.000

2.675.000 2.916.667 1.438 10.992 15.022.500

Page 89: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

74

Lampiran 10. Penerimaan Rumput Laut Glacilaria sp

No Jumlah Panen Persiklus (Kg)

Jumlah/Tahun Harga (Rp) Penerimaan/Tahun I II III IV V

1. 700 900 1.000 1.200 1.500 5.300 3.000 15.900.000

2. 500 800 1.000 2.300 3.000 6.900.000

3. 1.000 1.000 1.200 1.500 2.000 6.700 3.000 20.100.000

4. 700 700 700 2.100 3.000 6.300.000

5. 400 700 900 2.000 3.000 6.000.000

6. 1.000 1.000 1.200 3.200 3.000 9.600.000

7. 500 700 900 1.000 3.100 3.000 9.300.000

8. 1.000 1.000 1.200 1.200 1.500 5.900 3.000 17.700.000

9. 700 950 1.650 3.000 4.950.000

10. 1.500 1.000 1.000 3.500 3.000 10.500.000

11. 2.000 2.000 2.500 2.500 3.000 12.000 3.000 36.000.000

12. 900 1.000 1.000 1.500 2.000 6.400 3.000 19.200.000

13. 7.000 5.000 4.000 16.000 3.000 48.000.000

14. 500 1.000 1.000 500 3.000 3.000 9.000.000

15. 700 1.000 1.000 800 900 4.400 3.000 13.200.000

16. 500 700 1.000 500 2.700 3.000 8.100.000

17. 1.000 1.500 2.000 1.700 1.000 7.200 3.000 21.600.000

18. 500 800 1.000 1.000 1.200 4.500 3.000 13.500.000

19. 800 1.500 1.000 3.300 3.000 9.900.000

20. 700 1.000 1.000 800 3.500 3.000 10.500.000

Jumlah 22.600 24.250 24.600 14.200 13.100 98.750 60.000 296.250.000

Rata-rata 1.130 1.213 1.295 1.183 1.638 4.938 3.000 14.812.500

Page 90: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

75

Lampiran 11. Pendapatan Polikultur

No Luas Lahan

(Are)

Penerimaan Total Penerimaan (TR)

Biaya Total Biaya (TC)

Total Pendapatan /Tahun Udang Windu Ikan Bandeng Rumput Laut Biaya Tetap Biaya Variabel

1. 17.000 10.835.000 19.250.000 15.900.000 45.985.000 7.571.667 13.667.750 21.239.417 24.745.583

2. 5.000 14.480.000 14.800.000 6.900.000 36.180.000 3.844.333 8.036.000 11.880.333 24.299.667

3. 15.000 19.700.000 20.000.000 20.100.000 59.800.000 6.470.000 17.490.000 23.960.000 35.840.000

4. 10.000 23.825.000 14.500.000 6.300.000 44.625.000 4.886.000 13.263.750 18.149.750 26.475.250

5. 5.000 7.240.000 5.000.000 6.000.000 18.240.000 4.984.643 6.716.000 11.700.643 6.539.357

6. 6.000 7.865.000 7.100.000 9.600.000 24.565.000 3.783.500 10.024.750 13.808.250 10.756.750

7. 4.000 9.680.000 6.400.000 9.300.000 25.380.000 3.976.500 8.367.000 12.343.500 13.036.500

8. 10.000 19.005.000 9.600.000 17.700.000 46.305.000 6.404.214 16.865.750 23.269.964 23.035.036

9. 5.900 10.860.000 8.500.000 4.950.000 24.310.000 4.060.119 7.249.000 11.309.119 13.000.881

10. 20.000 20.362.500 6.500.000 10.500.000 37.362.500 8.610.667 13.039.375 21.650.042 15.712.458

11. 30.000 18.755.000 42.000.000 36.000.000 96.755.000 12.314.167 34.173.250 46.487.417 50.267.583

12. 21.500 18.100.000 28.500.000 19.200.000 65.800.000 8.393.262 18.400.000 26.793.262 39.006.738

13. 20.000 19.910.000 34.000.000 48.000.000 101.910.000 8.175.048 34.071.500 42.246.548 59.663.452

14. 10.000 11.375.000 5.500.000 9.000.000 25.875.000 4.085.333 9.338.250 13.423.583 12.451.417

15. 13.000 10.860.000 21.000.000 13.200.000 45.060.000 5.620.167 13.745.000 19.365.167 25.694.833

16. 8.600 15.625.000 16.000.000 8.100.000 39.725.000 5.396.167 10.374.750 15.770.917 23.954.083

17. 20.000 6.335.000 7.400.000 21.600.000 35.335.000 8.066.167 12.805.250 20.871.417 14.463.583

18. 6.500 9.050.000 12.600.000 13.500.000 35.150.000 4.457.600 12.479.500 16.937.100 18.212.900

19. 5.600 12.830.000 7.800.000 9.900.000 30.530.000 3.681.310 8.845.500 12.526.810 18.003.190

20. 5.500 16.300.000 14.000.000 10.500.000 40.800.000 3.852.619 10.236.000 14.088.619 26.711.381

Jumlah 282.992.500 300.450.000 296.250.000 879.692.500 118.633.481 279.188.375 397.821.856 481.870.644

Rata-rata 14.149.625 15.022.500 14.812.500 43.984.625 5.931.674 13.959.419 19.891.093 24.093.532

Page 91: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

76

Lampiran 12. Tabel Cash Flow

Komponen Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

Hasil Penjualan Ikan Bandeng

15.022.500 30.045.000 30.045.000 30.045.000 30.045.000 30.045.000 30.045.000 30.045.000 30.045.000 30.045.000

Hasil Penjualan Udang Windu

14.149.625 28.299.250 28.299.250 28.299.250 28.299.250 28.299.250 28.299.250 28.299.250 28.299.250 28.299.250

Hasil Penjualan Glacilaria

14.812.500 29.625.000 29.625.000 29.625.000 29.625.000 29.625.000 29.625.000 29.625.000 29.625.000 29.625.000

Nilai Sisa

Total Inflow 43.984.625 87.969.250 87.969.250 87.969.250 87.969.250 87.969.250 87.969.250 87.969.250 87.969.250 87.969.250

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

Lahan 119.300.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pintu Air Utama 5.775.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pintu Air Dalam 5.002.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mesin Pompa Air 2.350.000 0 0 0 0 0 2.350.000 0 0 0

Jaring Pukat 963.500 0 0 0 0 0 963.500 0 0 0

Keranjang 309.750 0 0 309.750 0 0 309.750 0 0 309.750

Penggali Tanah 155.250 0 0 0 0 0 0 0 155.250 0

Ember 50.000 0 0 0 50.000 0 0 0 50.000 0

Bubu 716.000 0 0 0 716.000 0 0 0 716.000 0

Gabus/Coolbox 91.500 0 0 91.500 0 0 91.500 0 0 91.500

Seser 30.500 0 30.500 0 30.500 0 30.500 0 30.500 0

Jaring Jala 697.500 0 0 0 0 697.500 0 0 0 0

Rumah Jaga/Gudang 2.607.000 0 0 0 0 0 2.607.000 0 0 0

Perahu/Pontong 727.500 0 0 0 0 0 727.500 0 0 0

Waring Jemuran 610.500 0 0 0 0 610.500 0 0 0 0

Page 92: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

77

Waring Alas 136.400 0 0 0 0 136.400 0 0 0 0

Karung 15.750 15.750 15.750 15.750 15.750 15.750 15.750 15.750 15.750 15.750

Gerobak 442.250 0 0 0 442.250 0 0 0 442.250 0

Senter 200.000 0 0 200.000 0 0 200.000 0 0 200.000

Tongkat Bambu 28.750 0 0 0 0 0 0 0 0 28.750

Total Investasi 140.209.650 15.750 46.250 617.000 1.254.500 1.460.150 7.295.500 15.750 1.409.750 645.750

2. Biaya Tetap

Pajak 241.850 241.850 241.850 241.850 241.850 241.850 241.850 241.850 241.850 241.850

Sewa Lahan 2.386.000 2.386.000 2.386.000 2.386.000 2.386.000 2.386.000 2.386.000 2.386.000 2.386.000 2.386.000

Total Biaya tetap 2.627.850 2.627.850 2.627.850 2.627.850 2.627.850 2.627.850 2.627.850 2.627.850 2.627.850 2.627.850

3. Biaya Variabel

Nener 425.000 425.000 425.000 425.000 425.000 425.000 425.000 425.000 425.000 425.000

Benur 1.920.000 1.920.000 1.920.000 1.920.000 1.920.000 1.920.000 1.920.000 1.920.000 1.920.000 1.920.000

Rumput Laut Glacilaria sp

510.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pupuk Urea 589.500 589.500 589.500 589.500 589.500 589.500 589.500 589.500 589.500 589.500

Pupuk TSP 615.000 615.000 615.000 615.000 615.000 615.000 615.000 615.000 615.000 615.000

Pupuk Poska/Organik/Lainnya

163.500 163.500 163.500 163.500 163.500 163.500 163.500 163.500 163.500 163.500

Racun Saphonin 255.000 255.000 255.000 255.000 255.000 255.000 255.000 255.000 255.000 255.000

Racun Marshal/Lainnya

149.000 149.000 149.000 149.000 149.000 149.000 149.000 149.000 149.000 149.000

Bensin 82.400 82.400 82.400 82.400 82.400 82.400 82.400 82.400 82.400 82.400

Tenaga Kerja Rumput Laut

4.937.500 9.875.000 9.875.000 9.875.000 9.875.000 9.875.000 9.875.000 9.875.000 9.875.000 9.875.000

Tenaga Kerja Tambak 4.312.519 8.625.038 8.625.038 8.625.038 8.625.038 8.625.038 8.625.038 8.625.038 8.625.038 8.625.038

Total Biaya Variabel 13.959.419 22.699.438 22.699.438 22.699.438 22.699.438 22.699.438 22.699.438 22.699.438 22.699.438 22.699.438

Total Outflow 156.796.919 25.343.038 25.373.538 25.944.288 26.581.788 26.787.438 32.622.788 25.343.038 26.737.038 25.973.038

Net Benefit -112.812.294 62.626.212 62.595.712 62.024.962 61.387.462 61.181.812 55.346.462 62.626.212 61.232.212 61.996.212

Page 93: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

78

Lampiran 13. Net Present Value (NPV)

Tahun Benevit Cost DF (9,70%) PV B PV C PV (B-C)

1 43.984.625 156.796.919 0,91 40.095.374 142.932.469 -102.837.095

2 87.969.250 25.343.038 0,83 73.100.043 21.059.372 52.040.671

3 87.969.250 25.373.538 0,76 66.636.320 19.220.344 47.415.977

4 87.969.250 25.944.288 0,69 60.744.139 17.914.935 42.829.203

5 87.969.250 26.581.788 0,63 55.372.962 16.732.123 38.640.838

6 87.969.250 26.787.438 0,57 50.476.720 15.370.621 35.106.099

7 87.969.250 32.622.788 0,52 46.013.418 17.063.758 28.949.660

8 87.969.250 25.343.038 0,48 41.944.775 12.083.859 29.860.916

9 87.969.250 26.737.038 0,43 38.235.893 11.621.271 26.614.622

10 87.969.250 25.973.038 0,40 34.854.962 10.290.974 24.563.988

223.184.879NPV (Net Present Value)

Page 94: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

79

Lampiran 14. Net Benefit – Cost Rasio (Net B/C)

Tahun Benevit Cost DF (9,70%) PV (B-C)

1 43.984.625 156.796.919 0,91 -102.837.095

2 87.969.250 25.343.038 0,83 52.040.671

3 87.969.250 25.373.538 0,76 47.415.977

4 87.969.250 25.944.288 0,69 42.829.203

5 87.969.250 26.581.788 0,63 38.640.838

6 87.969.250 26.787.438 0,57 35.106.099

7 87.969.250 32.622.788 0,52 28.949.660

8 87.969.250 25.343.038 0,48 29.860.916

9 87.969.250 26.737.038 0,43 26.614.622

10 87.969.250 25.973.038 0,40 24.563.988

223.184.879Total Present Value

Sehingga, diperoleh :

No Uraian Net B/C

1 NPV (+) 326.021.974

2 NPV (-) 102.837.095

3,17Net B/C

��� �/� ����� = ∑ ��− ��(� + �)� � � � ! �!" ��− �� > �∑ ��− ��(� + �)� � � � ! �!" ��− �� < �

��� �/� ����� = ,&-. �&�. ./0��&. 1,/. �.2

��� �/� ����� = ,, �/

Page 95: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

80

Lampiran 15. Internal Rate of Return (IRR)

Tahun Benevit Cost DF (9,70%) PV (B-C) DF (54%) PV (B-C)

1 43.984.625 156.796.919 0,91 -102.837.095 0,65 -73.254.736

2 87.969.250 25.343.038 0,83 52.040.671 0,42 26.406.735

3 87.969.250 25.373.538 0,76 47.415.977 0,27 17.138.879

4 87.969.250 25.944.288 0,69 42.829.203 0,18 11.027.666

5 87.969.250 26.581.788 0,63 38.640.838 0,12 7.087.223

6 87.969.250 26.787.438 0,57 35.106.099 0,07 4.586.675

7 87.969.250 32.622.788 0,52 28.949.660 0,05 2.694.293

8 87.969.250 25.343.038 0,48 29.860.916 0,03 1.979.659

9 87.969.250 26.737.038 0,43 26.614.622 0,02 1.256.879

10 87.969.250 25.973.038 0,40 24.563.988 0,01 826.338

223.184.879 -250.388Jumlah

%�� = �� + (�& − ��) ������ − ��&

%�� = ., /�% + (20% − ., /�%) &&,. �10. 1/.&&,. �10. 1/. − (−&2�. ,11)

%�� = (�, �./) + (�, 00,)(�, ...)

%�� = �, 2,.2

%�� = 2,, .2%

Page 96: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

81

Lampiran 16. Payback Period (PP)

Tahun Benevit Cost Net Benefit

1 43.984.625 156.796.919 -112.812.294

2 87.969.250 25.343.038 62.626.212

3 87.969.250 25.373.538 62.595.712

4 87.969.250 25.944.288 62.024.962

5 87.969.250 26.581.788 61.387.462

6 87.969.250 26.787.438 61.181.812

7 87.969.250 32.622.788 55.346.462

8 87.969.250 25.343.038 62.626.212

9 87.969.250 26.737.038 61.232.212

10 87.969.250 25.973.038 61.996.212

438.204.964

43.820.496

Total

Rata-rata

= % '������(�� ��)��* �)��*! × � ��*!

= �0�. &�.. -2�0,. 1&�. 0.- × �& �!5�

= ,, & 6 �& �!5�

= ,1, 0 �!5�

Page 97: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

82

Lampiran 17. Kuisioner

KUISIONER PENELITIAN

(ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR IKAN BANDENG

(Chanos chanos), UDANG WINDU (Panaeus monodon) DAN RUMPUT LAUT

(Glacilaria sp.) DI KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN)

Oleh : NURFIQHI ISLAMIYAH

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

Lokasi Sampel : Hari/Tanggal Wawancara :…………/…………………

Desa/Kelurahan : Bonto Langkasa

Kecamatan : Minasatene

Kabupaten : Pangkajene dan Kepulauan

A. Identitas Responden

Nama : Umur : Jenis Kelamin : P/L Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/S1/Lainnya. Alamat : Pekerjaan Utama : Pekerjaan Sampingan : Jumlah Tanggungan : No. Hp : Luas lahan Tambak :

B. Analisis Pendapatan

1. Komoditi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

a. Biaya Tetap

No Jenis Alat/Investasi Nilai (Rp/Unit) Nilai

Penyusutan (Rp) Harga

Perolehan Lama Pakai

(Tahun)

1

2

3

4

5

No. Responden :

Page 98: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

83

6

7

Dst

Jumlah

b. Biaya Variabel

No Uraian Jumlah Nilai (Rp)

1

2

3

4

5

6

Dst

Jumlah

c. Hasil Produksi Komoditi Ikan Bandeng (Chanos chanos)

No Siklus Periode Waktu Produksi (Kg) Harga Jual (Rp)

1

2

3

4

5

Dst

Jumlah

d. Hasil Produksi Komoditi Udang Windu (Panaeus monodon)

No Siklus Periode Waktu Produksi (Kg) Harga Jual (Rp)

1

2

3

Page 99: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

84

4

5

Dst

Jumlah

e. Hasil Produksi Komoditi Rumput Laut Glacillaria sp.

No Siklus Periode Waktu Produksi (Kg) Harga Jual (Rp)

1

2

3

4

5

Dst

Jumlah

C. Pertanyaan

1. Dari mana saja sumber bibit diperoleh?

a. Ikan Bandeng : b. Udang Windu : c. Rumput Laut Glacillaria sp. :

2. Metode atau prosedur budidaya yang dilakukan ?

a. Ikan Bandeng :

b. Udang Windu :

c. Rumput Laut Glacillaria sp. :

3. Pengalaman sebagai pembudidaya?

a. Ikan Bandeng : ............... Tahun. b. Udang Windu : ............... Tahun. c. Rumput Laut Glacillaria sp. : ............... Tahun.

4. Berapa lama waktu panen dan berapa kali dalam satu tahun?

a. Ikan Bandeng : b. Udang Windu : c. Rumput Laut Glacillaria sp. :

5. Dimana volume puncak panen rumput laut, di bulan apa meningkat volume

rumput laut dan di bulan apa volume rumput laut menurun?

6. Apa saja kendala yang dihadapi selama membudidayakan Rumput Laut?

Page 100: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

85

7. Apa saja kendala yang dihadapi selama membudidayakan Udang Windu?

8. Apa saja kendala yang dihadapi selama membudidayakan Ikan Bandeng?

9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga komoditi tinggi dan rendah?

a. Ikan Bandeng :

b. Udang Windu :

c. Rumput Laut Glacillaria sp. : 10. Dimana Anda menjual hasil panen anda? - Langsung dipasarakan/dijual ke pengumpul - Diolah menjadi produk lainnya

a. Ikan Bandeng : b. Udang Windu : c. Rumput Laut Glacillaria sp. :

11. Bagaimana kriteria rumput laut yang diterima oleh pedagang pengumpul ?

12. Bagaimana kriteria Udang Windu yang siap panen (Ukuran, waktu pemeliharaan, Harga)?

13. Bagaimana kriteria Ikan Bandeng siap panen (Ukuran, waktu pemeliharaan, Harga)?

14. Mengapa memilih polikultur tiga komoditi tersebut?

Page 101: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

86

Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian

Page 102: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

87

Page 103: ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA POLIKULTUR …

88