upaya guru dalam pengembangan literasi...

91
UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI INFORMASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI (Studi Kasus di SMPN 27 Jakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: Nur Fauziah 1110011000010 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1436 H

Upload: ngonguyet

Post on 15-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI INFORMASI

SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI

(Studi Kasus di SMPN 27 Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Nur Fauziah

1110011000010

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/ 1436 H

Page 2: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa
Page 3: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa
Page 4: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa
Page 5: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

i

ABSTRAK

Nur Fauziah, 1110011000010, Upaya Guru dalam Pengembangan Literasi

Informasi Siswa pada Mata Pelajaran PAI Studi Kasus di SMPN 27 Jakarta.

Skripsi : Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

Penelitian ini berfokus pada literasi informasi siswa dalam proses

pembelajaran. Permasalahan yang diungkap adalah guru tidak dapat

mempersiapkan muridnya untuk menjadi seorang yang literate terhadap informasi

jika mereka sendiri tidak mengerti bagaimana menemukan dan menggunakan

informasi untuk itu guru dituntut harus melek informasi. Sehingga tujuan dari

penelitian ini adalah menggambarkan bagaimana kemampuan literasi informasi

guru dan bagaimana upaya guru agar dapat menjadikan siswa nya menjadi

individu yang literate terhadap informasi.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan desain

deskriptif. Literasi informasi dalam penelitian ini dilihat dari tiga aspek yaitu,

menyadari kebutuhan informasi, akses informasi dan pemanfaatan informasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi informasi siswa masih harus

dikembangkan. Dari aspek kesadaran akan kebutuhan informasi siswa SMPN 27

Jakarta sudah baik. Hal ini dikarenakan mereka menyesuaikan antara peran yang

mereka jalani sebagai siswa dan terus mengembangkan diri dalam rangka

meningkatkan kemampuan literasi informasinya. Dari segi penelusuran informasi,

kemampuan siswa masih dalam tahap pengembangan. Perkembangan teknologi

informasi menuntut kemampuan yang lebih dalam melakukan penelusuran

informasi. Selain itu pemanfaatan perpustakaan juga harus lebih ditingkatkan

bukan hanya mengandalkan pencarian informasi melalui internet. Dari segi

pemanfaatan informasi siswa sudah baik, hal ini dapat dilihat bagaimana siswa

membuat karya ilmiah atau tugas-tugas sekolah secara mandiri. Secara

keseluruhan literasi informasi yang dimiliki siswa sudah baik hanya perlu

beberapa pengembangan. Kolaborasi antara guru dan komunitas sekolah lainnya

juga perlu diwujudkan secara baik karena dari penelitian ini menunjukkan guru,

Page 6: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

ii

pustakawan dan sekolah belum maksimal bekerjasama dalam membangun

generasi yang melek informasi.

Keyword :Literasi Informasi (Information Literacy), Melek Informasi

(Information Literate)

Page 7: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

ABSTRACT

Nur Fauziah, 1110011000010, Effort Teacher in Student Information Literacy

Development in Subjects PAI Case Study in SMPN 27 Jakarta. Thesis: Bachelor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2015.

This study focuses on the information literacy of students in the learning

process. Problems that can not be disclosed are teachers prepare students to

become a literate to information if they themselves do not understand how to find

and use information for the teachers are required to be literate information. So the

purpose of this study is to describe how the information literacy skills of teachers

and how the efforts of teachers in order to make his students become literate

individuals to information.

This study used a qualitative approach with descriptive design. Information

literacy seen in this study of three aspects, namely, realizing the need of

information, access to information and use of information.

The results showed that students' information literacy yet to be developed.

From the aspect of awareness of the information needs of students of SMPN 27

Jakarta has been good. This is because they match the role in which they live as

students and continue to develop themselves in order to improve their information

literacy skills. In terms of information retrieval, the ability of students are still in

the development stage. The development of information technologies require a

greater ability to surf the information. Besides the use of the library should also be

enhanced not just rely on the information search through the internet. In terms of

utilization of information students are good, it can be seen how students make

scientific work or school tasks independently. Overall the information literacy of

the students had either just needs some development. Collaboration between

teachers and other school community also needs to be realized as well as from this

study showed teachers, librarians and school have not been up to cooperate in

building a literate generation information.

Keyword: Information Literacy (Information Literacy), Information Literacy

(Information Literate)

Page 8: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala.

Yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam sebagai panutan dan suri tauladan bagi umatnya

yang telah membimbing untuk menempuh jalan yang benar guna meraih kebahagiaan dunia

dan akhirat.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar kesarjanaan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Namun banyak pihak yan membimbing dan membantu dalam proses penulisan

skripsi ini, tanpa dukungan mereka rasanya mustahil penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan rasa hormat penulis sampaikan

kepada :

1. Keluarga tercinta terutama kedua orangtua, Ayahanda H. Liyas, SH, MH dan

Ibunda Hj. Maemunah, S.Pd.I yang tak hentinya selalu bersabar serta memberikan

dorongan dan motivasi dalam mendidik dan mengajari dengan tulus sekaligus

memberi semangat dan doa untuk penulis. Penulis persembahkan skripsi ini untuk

kalian.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta staff nya yang telah memberikan kesempatan dan

pelayanan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di kampus UIN Jakarta.

3. Dra. Nurlena Rifai, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan penulis untuk

menyelesaikan studi di kampus UIN Jakarta.

Page 9: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

iv

4. Bapak Dr.H.Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam dan Ibu Marhamah Saleh, Lc, MA, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta .

5. Bapak Ahmad Irfan Mufid, MA selaku dosen akademik yang telah banyak

memberikan pengarahan dalam menjalankan perkuliahan dari awal sampai di akhir

perkuliahan.

6. Desen Pembimbing skripsi Yudhi Munadi, M.Ag yang senantiasa memberikan

bimbingan, dan arahan yang bermanfaat serta motivasi yang membangun kepada

penulis selama proses penyusunan skripsi.

7. Seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya kepada dosen PAI

beserta staf-stafnya yang telah banyak membantu.

8. Pimpinan perpustakaan fakultas tarbiyah dan perpustakaan utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu pelayanan fasilitas buku-buku

demi terselesaikannya skripsi ini.

9. Ibu kepala sekolah SMPN 27 Jakarta Helia Askarina, S.Si yang telah mengizinkan

melakukan penelitian dan observasi dengan pelayanan yang sangat baik.

10. Segenap guru-guru PAI SMPN 27 Jakarta yang telah sabar dan ikhlas dalam

membantu penelitian skripsi ini.

11. Kakakku, Muhammad Zaki, SH dan adik-adikku Lia Kamaliah dan Muhammad

Akrom Fahmi karena kalian yang menjadi motivator untukku agar selalu

memberikan yang terbaik.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan Eva Fauziyah, Fitri Handayani, Reni Anggraeni,

Debi Utami Rizki, Widya Rafika, Maisaroh dan seluruh sahabat PAI 2010

Khususnya PAI kelas A, karena kalian yang selalu menjadi tempat bertukar fikiran

dalam penulisan skripsi ini, dan juga pengalaman bersama kalian yang tak akan

pernah terlupakan.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kritik dan saran secara

Page 10: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

v

konstruktif diharapkan penulis untuk mengevaluasi laporan penelitian ini agar lebih

baik lagi. Penulis berharap agar skripsi ini menjadi kebutuhan serta menambah

pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 11 Februari 2015

Penulis

Nur Fauziah

Page 11: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI .........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ..............................................................................5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................5

D. Perumusan Masalah ..............................................................................5

E. Tujuan dan Kegunan Penelitian.............................................................5

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Upaya.....................................................................................................7

1. Pengertian.................................................................................................7

2. Jenis-Jenis Upaya.....................................................................................7

B. Guru ......................................................................................................9

1. Pengertian Guru...............................................................................9

C. Literasi Informasi ................................................................................12

1. Pengertian Literasi Informasi ........................................................12

2. Ciri Orang yang Memiliki Literasi Informasi ...............................16

3. Model Literasi Informasi ...............................................................16

D. Pendidikan Agama Islam ....................................................................19

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................19

Page 12: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

vii

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................................21

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah ................................24

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ....................................25

D. Hasil Penelitian yang Relevan.............................................................28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................29

B. Latar Penelitian ...................................................................................29

C. Metode Penelitian ................................................................................30

D. Pendekatan...........................................................................................31

E. Informan...............................................................................................31

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................32

G. Pengecekan Keabsahan Data ...............................................................35

H. Teknik Analisis Data............................................................................37

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pemahaman Guru tentang Konsep Literasi Informasi........................39

B. Upaya Guru dalam Mengembangkan Literasi Informasi Siswa.........43

C. Penerapan Literasi Informasi dalam Proses Pembelajaran.................54

D. Peran Guru dalam Mengembangkan Literasi Informasi.....................57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................59

B. Saran ...................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Model Literasi Informasi The Big6

Page 14: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pengamatan Observasi Literasi Informasi

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Pengkodingan Data

Page 15: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia berkualitas merupakan faktor penting dalam

meningkatkan taraf kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan masyarakat Indonesia

yang berkualitas tinggi amat berkaitan erat dengan pendidikan. Pemerintah telah

berupaya memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang

diwujudkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1

Dalam konsep pembelajaran, cara belajar yang baik adalah mengarahkan dan

mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas materi secara

mandiri melalui diskusi, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi, serta

cara belajar yang dapat menumbuhkan dan memupuk motivasi internal peserta

didik untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam.2 Hal ini diungkapkan dalam salah

satu pilar pendidikan yang menyatakan bahwa proses pembelajaran harus mampu

mengajarkan kepada peserta didik/siswa “learning how to learn” (belajar

bagaimana cara belajar).

Pendidik dalam hal ini adalah guru harus memiliki kemampuan

mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan,

menggunakan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk

menyelesaikan dan mencari jalan keluar terhadap suatu masalah. Bila seorang

1 Sudarsono, Blasius, et. Al. (2009) Literasi Informasi: Pengantar untuk Perpustakaan

Sekolah, Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 2 Fitrihana, Noor, 2009. Peningkatan Kompetensi Literasi Informasi di Internet.

http://batikyogya.wordpress.com/ diakses pada tanggal 20 Nopember 2014 jam 09.12

Page 16: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

2

guru memiliki kemampuan tersebut barulah dikatakan memiliki literasi informasi.

Untuk itu dibutuhkan suatu pembelajaran agar dapat mengembangkan

keterampilan ini karena kebutuhan untuk menggunakan informasi adalah

kebutuhan setiap lapisan masyarakat, baik rumah, tempat kerja, perguruan tinggi

tidak terkecuali sekolah.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dapat mengembangkan

sumber daya manusia, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam membangun

masyarakat yang berkualitas. Oleh karena peran sekolah yang begitu penting,

maka harus diimbangi dengan kualitas tenaga pengajar (guru) yang baik, yaitu

guru yang dapat berinteraksi secara sinergis dengan siswa, dapat dengan aktif

mengantisipasi perkembangan pengetahuan, mempunyai keahlian dan

kemampuan dalam mengakses ilmu pengetahuan dan melakukan penelitian serta

kerjasama ilmiah.

Dalam laporan seminar American Library Association (ALA) tahun 1989

disebutkan bahwa untuk dapat mencetak masyarakat yang literate terhadap

informasi, hal yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan konsep literasi

informasi sebagai satu program dalam kegiatan belajar di sekolah dan perguruan

tinggi. Untuk dapat mewujudkan integrasi literasi informasi dan kegaiatan belajar

mengajar perlu adanya upaya dari guru dan pustakawan. Guru dan Pustakawan

dituntut untuk dapat berkolaborasi sehingga dapat mewujudkan tujuan dari literasi

informasi yaitu menjadi pembelajar seumur hidup. Peran guru dalam mewujudkan

literasi informasi sangat penting karena mereka harus dapat mentransfer konsep

literasi informasi kepada peserta didiknya. Guru juga harus dipersiapkan untuk

mengajari siswa bagaimana untuk menjadi individu yang kritis, individu yang

penuh rasa ingin tahu, pencipta dan pengguna informasi yang baik. Oleh karena

itu, guru harus dapat membimbing siswanya bagaimana belajar mencari informasi

dengan sumber-sumber yang ada dan menentukan keabsahan dari sekian banyak

informasi dalam proses memecahkan masalah.

Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat.

Informasi berkembang diikuti oleh berkembangnya teknologi komputer dan

Page 17: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

3

telekomunikasi. Informasi yang ada tidak hanya dalam bentuk tercetak seperti

buku, surat kabar, majalah tetapi juga dalam bentuk elektronik seperti internet,

pangkalan data dan sebagainya.

Berkembangnya informasi seperti sekarang ini menyebabkan terjadinya

ledakan informasi (information explosion) yang tidak bisa dihindarkan. Hal

tersebut sangat wajar mengingat banyaknya informasi yang tersedia baik tertulis,

terekam maupun digital yang setiap saat bertambah yang beredar dikalangan

masyarakat pada umumnya.

Oleh karena itu, masyarakat secara potensial dapat terjebak dalam jutaan

informasi yang terus bertambah dan semakin kompleks. Untuk mencegahnya,

setiap orang harus memiliki kemampuan dalam mencari, menggunakan, dan

mengevaluasi informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efesien serta dapat

mengembangkannya menjadi pengetahuan baru. Kemampuan ini lebih dikenal

dengan istilah information literacy yang dalam bahasa indonesia lebih dikenal

dengan literasi informasi atau melek informasi. The Southern Association of

Collage and Schools mendefinisikan literasi informasi sebagai kemampuan

menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi untuk menjadi pelajar

sepanjang hayat dan mandiri.3 Dan jelaslah bahwa dengan memiliki litersi

informasi kita memiliki kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai hal

yang berhubungan dengan kegiatan informasi. Literasi informasi bermanfaat

dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup

tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar terus-menerus.

Peserta didik dalam hal ini siswa diharapkan memperoleh keterampilan

literasi informasi, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan

menyelesaikan masalah, serta pada gilirannya menambah motivasi untuk belajar.

Keterampilan mencari dan menemukan informasi menjadi faktor pendukung dan

semacam fasilitas untuk belajar secara lebih aktif dan efisien. Seseorang yang

sudah melek informasi dianggap akan mampu menjelajahi lautan dan belantara

informasi yang semakin lama semakin luas dan rumit, baik yang menggunakan

3 Ida Farida dkk, Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup, (Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2005), h. 30

Page 18: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

4

sumber-sumber tercetak maupun yang elektronik. Program penguasaan literasi

informasi dianggap dapat menciptakan keberaksaraan yang berbasis keterampilan

(skills-based literacy). Termasuk di dalam keterampilan ini adalah kemampuan

mencari informasi, memilih sumber informasi secara cerdas, menilai dan

memilah-milih sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi

secara etis.4

Dalam pembelajaran, siswa menggunakan asas pendidikan dan teori belajar

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan

proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru atau pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa.5 Begitu juga dengan

adanya pendidikan agama Islam, upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, dan saling

menghormati.6 Serta usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa memahami ajaran Islam secara menyeluruh, yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pedoman hidup.

Pendidikan Agama Islam pada dasarnya bertujuan untuk membantu melatih

pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan

tepat. Pada dasarnya anak mulai belajar yang konkrit, untuk memahami konsep

abstrak, anak memerlukan informasi sebagai perantara atau visualisasinya.

Konsep abstrak ini dicapai melalui tingkatan belajar yang berbeda. Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan konsep abstrak akan

menimbulkan kesulitan bagi siswa sehingga siswa sulit membayangkan bentuk

konkrit di dalam pembelajaran. Hal ini banyak dialami peserta didik di sekolah.

Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah kemampuan mencari informasi dan memilah-

milih informasi tersebut agar siswa tidak salah persepsi.

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi. Adapun judul yang akan diangkat

4 Webber Johnston, “As we may think: Information Literacy as a discipline for thr

information age” Research strategies, 20 (3), 108-121 (2006) 5 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2008) hal. 61

6 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) cet ke 2, hal 130

Page 19: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

5

dalam penulisan skripsi ini adalah “Upaya Guru dalam Pengembangan Literasi

Informasi Siswa pada Mata Pelajaran PAI”.

B. Identifikasi Masalah

1. Guru/pendidik kurang memahami tentang konsep literasi informasi

2. Kurangnya pelatihan untuk siswa dalam mengembangkan literasi

informasi

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah pada upaya yang

dilakukan oleh guru dalam mengembangkan literasi informasi siswa pada

mata pelajaran PAI

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Sejauh mana pemahaman guru terhadap konsep literasi informasi?

2. Bagaimana upaya guru tersebut dalama mengembangkan literasi informasi

siswa pada mata pelajaran PAI?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru terhadap konsep

literasi informasi

b. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengembangkan literasi

informasi siswa pada mata pelajaran PAI

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Sekolah penelitian ini kiranya dapat dijadikan salah satu sarana

monitoring dan evaluasi, untuk membantu mengembangkan literasi

informasi siswa, khususnya pada mata pelajaran PAI

Page 20: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

6

b. Sebagai sumbangan informasi dan evaluasi yang nantinya dapat

dijadikan sebagai bahan percontohan terhadap lembaga pendidikan

formal, maupun non formal lainnya, baik skala mikro maupun makro

dalam hal pengembangan literasi informasi sebagai sumber dalam

pembelajaran.

c. Dari hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk bahan

penelitian selanjutnya.

Page 21: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Upaya

1. Pengertian Upaya

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kata upaya berarti usaha,

ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari

jalan keluar, dsb).1

Menurut Soeharto “Upaya adalah aspek yang dinamis dalam

kedudukan (status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak

dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan

suatu upaya”. Upaya dijelaskan sebagai usaha (syarat) suatu cara, juga

dapat dimaksud sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis,

terencana dan terarah untuk menjaga sesuatu hal agar tidak meluas atau

timbul.

Adapun yang dimaksudkan upaya disini adalah upaya informan

selaku guru untuk mencoba dan mencari cara terbaik dan bermanfaat

agar dapat mengembangkan literasi informasi siswa SMPN 27 Jakarta

pada mata pelajaran PAI.

2. Jenis-Jenis Upaya

a. Upaya preventif memiliki konotasi negatif yaitu sesuatu masalah atau

suatu hal yang berusaha untuk dicegah. Adapun sesuatu yang

dimaksud itu mengandung bahaya baik bagi lingkup personal, maupun

global.

Dalam lingkup pendidikan masalah yang dimaksud adalah

berbagai hal yang dapat menghambat perkembangan pendidikan baik

1 Hasan, Alwi. Et.al, (ed.), “upaya”. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007). Ed. 3, Cet. Ke-4, hal. 1250.

Page 22: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

8

itu dari siswa, guru, kepala sekolah dan unsur – unsur yang yang

terkait didalamnya.

b. Upaya preservatif, yaitu memelihara atau mempertahankan kondisi

yang telah kondusif atau baik, jangan sampai terjadi keadaan yang

tidak yang baik.

c. Upaya kuratif, adalah upaya yang bertujuan untuk membimbing siswa

kembali kepada jalur yang semula, dari yang mulanya menjadi siswa

bermasalah menjadi siswa yang bias menyelesaikan masalah dan

terbebas dari masalah. Upaya ini juga berusaha untuk membangun

rasa kepercayaan diri siswa agar bias bersosialisasi dengan

lingkungannya.

d. Upaya adaptasi adalah upaya yang berusaha untuk membantu

terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya sehingga

dapat timbul kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah. Upaya –

upaya tersebut dapat juga dilakukan dalam mengahadapi maraknya

penyebaran ajaran islam sempalan, pada siswa. Pada suatu daerah

yang masyarakatnya pernah terpengaruh ajaran islam sempalan ini

misalnya, maka gabungan antara kelima upaya diatas efektif sekali

untuk dilakukan. Jika upaya preventif gagal dilaksanakan, maka

langkah selanjutnya adalah pelaksanaan, maka langkah selanjutnya

adalah pelaksanaan upaya kuratif sebagai langkah awal penyembuhan.

Pembinaan kembali suatu masyarakat atau individu menjadi individu

yang memiliki rasa percaya diri dan sosialisasi yang tinggi adalah

merupakan suatu upaya yang berat.

Oleh sebab itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak antara

lain, keluaraga, guru, pustakawan, teman sejawat dan komunitas

lainnya dalam melaksanakan upaya koretif dan preservatif

selanjutnya.

Page 23: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

9

B. Guru

1. Pengertian Guru

Al-Qur’an telah mengisyaratkan peran para nabi dan pengikutnya

dalam pendidikan dan fungsi fundamental mereka dalam pengkajian

ilmu-ilmu Ilahi serta aplikasinya. Isyarat tersebut, salah satunya terdapat

dalam firman-Nya berikut ini:

Artinya: “Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari

kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-

ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al

Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.

Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha

Bijaksana”.(QS. Al-Baqarah: 129)2

Ayat di atas dapat dipahami bahwa umat Islam dianjurkan untuk

mengajarkan ilmu pengetahuan dan menjadi seorang guru kepada orang

lain atau siswa, mendidiknya dengan akhlak Islam dan membentuknya

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW diutus olah Allah ke muka bumi dengan

tujuan untuk membebaskan manusia dari kejahilan kepada pemahaman

dan aqidah yang benar. Dapat dikatakan bahwa Rasulullah SAW diutus

untuk mengenal Allah, ajaran Islam, dan juga mengamalkan ajarannya

dengan sunggguh-sungguh sehingga selamat dunia akhirat.

Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk menjadi

seorang guru yang dapat membebaskan manusia dari kesesatan dan

melurusknnya ke jalan yang baik dan benar yang diridhai Allah.

2 Tim Pustaka Al-Kautsar, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2009), h. 20

Page 24: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

10

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi

bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani

dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan

tugasnya sebagai makhluk Allah SWT, khalifah dipermukaan bumi,

sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri

sendiri.3

Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk pendidik adalah guru.

Kedua istilah tersebut bersesuaian artinya. Bedanya, istilah guru

seringkali dipakai di lingkungan pendidikan formal, sedangkan pendidik

dipakai di lingkungan formal, informal dan nonformal.

Menurut Zakiah Darajat, “Guru adalah pendidik profesional, karena

secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul

sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang

tua”.4

Manurut Ahmad Tafsir, “Guru adalah pendidik yang memegang

mata pelajaran di sekolah”.5 Sementara itu, Moh. Uzer memandang guru

sebagai jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus sebagai

guru. Untuk mejadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai

guru profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina

dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu dan pendidikan

penjabatan.6

Selain itu, dalam Dictionary of Education dikatakan bahwa guru

adalah: (1) seseorang yang bekerja di sebuah lingkungan yang resmi

denga tujuan untuk memandu dan menunjukkan pengalaman

pembelajaran pada masyarakat di dalam sebuah institusi pendidikan baik

3 H. Ihsan Hamdani, H.A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka

Setia, 2001), h. 93 4 Zakiah Darajat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 8,

h. 39 5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 20070, Cet. VII, h. 75 6 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001), Edisi kedua, h. 5

Page 25: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

11

negeri maupun swasta. (2) Seseorang yang karena kekayaan/pengalaman

luar biasa/pendidikan/keberadaannya di lapangan yang diberikan, mampu

mengkontribusikannya pada pertumbuhan dan perkembangan orang lain

yang mengadakan kontrak dengannya. (3) Seseorang yang dilengkapi

dengan sebuah kurikulum profesional di dalam institusi pendidikan guru

dan yang mempunyai pelatihan yang diakui secara resmi dengan sebuah

penghargaan sertifikat pengajaran yang layak.7

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1

yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Selanjutnya dijelaskan pula pada Pasal 2 ayat 1 bahwa yang dimaksud

dengan tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya

dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik

kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk

setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.8

Dari pengertian di atas walaupun redaksinya berbeda, namun

mempunyai kesamaan maksud, yaitu bahwa guru bukan hanya sekedar

pemberi ilmu pengetahuan kepada peserta didik di depan kelas. Tetapi

jug merupakan tenaga profesional yang mempunyai kualifikasi akademik

kompetensi, yang di samping memperhatikan aspek kognitif, juga aspek

afektif dan psikomotorik pada anak didik agar timbul dan terbina secara

utuh sebagai manusia yang berkepribadian utuh agar maksud mendidik

untuk mengantarkan peserta didk menuju kedewasaan dapat tercapai.

Serta untuk seoptimal mungkin mengarahkan peserta didk agar mereka

7 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum

Teaching, 2005), Cet. III, h. 6 8 E. Mulyasa, “Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen”, dalam

Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. III, h.

246

Page 26: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

12

memperoleh pengalaman dalam rangka meningkatkan kompetensi yang

diinginkan melalui proses belajar tersebut.

C. Literasi Informasi

1. Pengertian Literasi Informasi

Literasi Informasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin American

Information Industry Association Paul G. Zurkowski pada tahun 1974

dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on

Libraries and Information Science (NCLIS) di Amerika Serikat. Menurut

Zurkowski “seorang pekerja memerlukan kemampuan khusus untuk

menggunakan beraneka ragam sumber informasi dalam melaksanakan

tugasnya”. Orang yang memiliki kemampuan inilah yang disebut sebagai

orang yang information literate. Pendapat ini menjadikan pustakawan

dan pendidik juga mulai sadar akan pentingnya literasi informasi bagi

kalangan masyarakat umum. Hal ini terkait erat dengan bagaimana

masyarakat menggunakan perpustakaan dan beragam sumber informasi

lainnya. Perlu ditekankan bahwa keberadaan perpustakaan di negara

maju sudah dianggap sebagai suatu organisasi pengetahuan masa depan.9

Pengertian Literasi Informasi secara umum adalah kemelekan atau

keberaksaan informasi. Menurut kamus bahasa inggris pengertian

literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan

information adalah informasi. Maka literasi informasi adalah kemelekan

terhadap informasi.10

Walaupun istilah literasi belum begitu familiar dan

menjadi istilah yang asing di kalangan masyarakat. Seseorang dikatakan

melek informasi berarti literat terhadap informasi.

Seseorang harus mempunyai kemampuan literasi informasi agar

tidak terjebak oleh jutaan informasi di era informasi yang sangat

9 Blasius Sudarsono, Literasi Informasi (Information Litercy): Pengantar untuk

Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Perpustakaan Nasional ri, 2007), h. 10 10

John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia = An English-Indonesia

Dictinor, (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 361

Page 27: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

13

berkembang saat ini. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah

ayat 1-5 yang berbunyi:

Artinya: “Alif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan

padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka

yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan

menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada

mereka dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an)

yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah

diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya

(kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat

petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang

beruntung” (Q.S. Al Baqarah : 1-5)

Ayat di atas menunjukkan bahwa kita sebagai seorang hamba Allah

SWT harus berusaha untuk terus belajar dan mempunyai kemampuan

untuk mengetahui segala sesuatu agar kita tidak salah dalam menjalani

kehidupan ini.

Di Indonesia Information Literacy diterjemahkan dengan Literasi

Informasi atau melek informasi. Makna literasi, kini mencakup hal yang

amat luas seperti berfikir, membaca, menulis, berbicara dan mendengar

tentang pengetahuan yang kontekstual dengan kehidupan sehari-hari.

Sedangkan informasi sendiri diartikan sebagai kumpulan data yang diatur

dan disajikan dalam bermacam-macam bentuk sehingga memiliki makna

bagi si penerima informasi.

The Southern Association of Colleges and School mendefinisikan

literasi informasi sebagai kemampuan menemukan, mengevaluasi, dan

Page 28: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

14

menggunakan informasi untuk menjadi pelajar sepanjang hayat yang

mandiri.11

Sedangkan menurut ACRL (Academic College of Research

Libraries) litersi informasi didefinisikan sebagai berikut:

a. Kemampuan dalam mengetahui kapan informasi dibutuhkan

b. Kemampuan dalam mengakses informasi secara efektif dan efesien

dan menggunakannya sesuai dengan tujuannya.

c. Kemampuan dalam mengevaluasi informasi.

d. Kemampuan dalam mengembangkan dasar pengetahuan.

e. Kemampuan dalam menggunakan informasi secara efektif untuk

tujuan khusus dengan segala kesadaran ekonomis, legal dan berbagai

isu sosial yang melingkupi penggunaan informasi.

f. Kemampuan dalam mengakses dan menggunakan informasi menurut

norma etika dan kesyahan.12

Sebagian pakar lainnya mendefinisikan literasi informasi adalah

kemampuan orang dalam:

a. Kemampuan mengakses informasi. Yang dimaksud dengan

kemampuan orang dalam mengakses literasi informasi adalah

mencakup hal-hal berikut:

1) Kemampuan untuk mengetahui atau mengidentifikasikan

kebutuhan terhadap kebutuhan informasi

2) Kemampuan dalam mengetahui bahwa keakuratan dan

kelengkapan informasi adalah dasar untuk membuat keputusan

yang cerdas

3) Kemampuan dalam menginformasikan pertanyaan-pertanyaan

berdasarkan pada kebutuhan bagi informasi

4) Kebutuhan dalam mengidentifikasi sumber-sumber informasi

yang berpotensi

11

Ida Farida dkk, Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 30 12

Ibid, h. 30-31

Page 29: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

15

5) Kemampuan dalam mengembangkan berbagai strategi

penelususran secara sukses

6) Kemampuan dalam mengakses informasi baik yang bersumber

cetakan maupun teknologi (dalam bentuk elektronik)

b. Kemampuan dalam mengevalusai informasi, yaitu kemampuan

seseorang terhadap:

1) Kemampuan dalam menetapkan kewenangan

2) Kemampuan dalam menentukaan keakuratan dan kerelevanan

informasi

3) Kemampuan dalam mengetahui pendapat dan persepektif

c. Kemampuan dalam menggunakan informasi, yaitu:

1) Kemampuan dalam mengorganisasi informasi penerapan praktis

2) Kemampuan dalam memadukan (mengintegrasikan) informasi

terbaru kedalam tubuh pengetahuan yang sebelumnya memang

sudah ada

3) Kemampuan dalam menggunakan informasi dalam pemikiran

yang kritis dan pemecahan masalah.13

Berdasarkan definisi-definisi informasi literasi yang telah diuraikan

maka definisi literasi informasi yang digunakan pada penelitian adalah

serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari

kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk mencari,

megecaluasi, menggunakan, dan mengkomunikasikan informasi secara

efektif. Definisi ini dianggap dapat mewakili semua definisi literasi

informasi yang ada dan memberikan batasan yang jelas dan terinci dari

konsep literasi informasi.

2. Ciri Orang yang Memiliki Literasi Informasi

Seseorang yang telah memiliki literasi informasi biasanya dapat

memecahkan masalah dan mengkomunikasikan idenya dengan baik.

Dalam mempertahankan idenya itu, ia akan membangun argumentasi

13 Ibid, h. 30-32

Page 30: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

16

yang logis dan mempertahankannya. Jika ada hal yang baru, orang itu

tidak akan ragu-ragu mempelajarinya untuk kemudian menanggapi

dengan kritis dan selektif. Biasanya orang yang memiliki literasi

informasi akan mempunyai banyak pertanyaan. Dari informasi baru yang

diperolehnya, orang yang memiliki informasi akan dapat menolak

pendapat yang salah atau mungkin membahayakan baik bagi dirinya

sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa orang yang memiliki literasi informasi adalah seorang

yang berpandangan kritis.

3. Model Literasi Informasi

Untuk dapat dikatakan melek informasi, banyak ahli yang membuat

suatu strategi pencarian informasi atau model pencarian informasi. Ada

dua model yang banyak diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Dua

model tersebut antara lain:

a. The Big6

The Big6 adalah model literasi informasi yang dikembangkan

oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz pada tahun

1987. Literasi informasi ini terdiri atas enam keterampilan dan dua

belas langkah (setiap keterampilan terdiri atas dua langkah)

Tabel 1.1

6 Keterampilan 12 Langkah

1. Perumusan Masalah 1. Merumuskan Masalah

2. Mengidentifikasi informasi yang diperlukan

2. Strategi pencarian

informasi

3. Menentukan sumber

4. Memilih sumber terbaik

3. Alokasi dan akses

5. Mengalokasi sumber secara intelektual dan

fisik

6. Menemukan informasi di dalam sumber

Page 31: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

17

tersebut

4. Pemanfaatan

informasi

7. Membaca, mendengar, meraba dan

sebagainya.

8. Mengekstraksi informasi yang relevan

5. Sintesis

9. Mengorganisasikan informasi dari berbagai

sumber

10. Mempresentasikan informasi tersebut

6. Evaluasi 11. Mengevaluasi hasil (efektivitas)

12. Mengevaluasi proses (efesiensi)14

b. Empowering 8

Selain big6, model literasi informasi lain yang diakui dan

banyak diadaptasi oleh berbagai institusi dan individu adalah

empowering eight. Empowering eight adalah model literasi informasi

yang dihasilkan dari pertemuan dua workshop di Srilanka tahun 2004

dan di India tahun 2005. Workshop tersebut dihadiri oleh 10 negara

asia selatan dan asia tenggara termasuk Indonesia.15

Empowering 8 menggunakan pendekatan pemecahan masalah

berupa resource-based learning, yaitu suatu kemampuan untuk

belajar berdasarkan pada sumber datanya. Menurut model ini, literasi

informasi terdiri atas kemampuan untuk:

1) Mengidentifikasi topik/subjek, sasaran audiens, format yang

relevan, jenis sumber

2) Mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan

topik

3) Menyeleksi dan merekam informasi yang relevan dan

mengumpulkan kutipan yang sesuai

14

Diao Ai Lien dkk, Literasi Informasi: tujuh langkah knowledge management, (Jakarta:

Penerbit Universitas Atma Jaya, 2010), Edisi II, h. 4 15

Ibid, h. 4

Page 32: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

18

4) Mengorganisasi, mengevaluasi dan menyusun informasi

manurut susunan yang logis, membedakan antara fakta dan

pendapat, dan menggunakan alat bantu visual untuk

membandingkan dan mengkontraskan informasi

5) Menciptakan informasi dengan menggunakan kata-kata sendiri,

mengedit dan membuat daftar pustaka ataupun menghasilkan

karya baru.

6) Mempresentasi, menyebarkan atau menyampaikan informasi

yang dihasilkan

7) Menilai Luaran (output) berdasarkan pada masukan (input)

dari orang lain

8) Menerapkan maukan, penilaian, dan pengalaman yang

diperoleh untuk kegiatan yang akan datang dan menggunakan

pengetahuan baru yang diperoleh untuk berbagai situasi.16

Perbedaan antara The Big6 dan Empowering 8 terletak pada

kemampuan ke-5 (sintesis pada The Big6 menjadi organisasi,

penciptaan, dan presentasi pada Empowering 8), dan kemampuan ke-

8 pada Empowering 8-penerapan-tidak terdapat pada The Big6.17

Definisi tentang literasi informasi sangat banyak dan terus

berkembang sesuai kondisi waktu dan perkembangaan lapangan. Dalam

rumusan yang sederhana literasi informasi adalah kemampuan mencari,

mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara

efektif. Hakekat dari literasi informasi adalah seperangkat keterampilan

yang diperlukan untuk mencari, menelusur, menganalisis, dan

memanfaatkan informasi.18

16

Ibid, h. 5 17

Ibid, h. 5 18

Alan, Bundy. (2004). Australian and New Zealand Information Literacy Framework:

Principle, Standards and Practice. Diakses pada 04 Desember 2014 dari http://www.caul

.edu.au/infoliteracy/InfoLiteracyFramework.pdf

Page 33: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

19

Mencari informasi dapat dilakukan ke perpustakaan, toko buku,

pusat- pusat informasi, di Internet dan sebagainya. Menelusur adalah

upaya untuk menemukan kembali informasi yang yang telah disimpan.

Jika ke pepustakaan diperlukan alat penelusuran yaitu katalog, sedangkan

untuk mencari informasi ke Internet diperlukan search engine. Dalam

konteks perpustakaan dan informasi, literasi informasi selalu dikaitkan

dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkan secara benar

sejumlah informasi yang tersedia baik di dalam perpustakaan maupun

yang berada di luar gedung perpustakaan.

D. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan menurut Abuddin Nata adalah “upaya menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik. Sehingga nilai-nilai yang

terkandung dalam pendidikan itu menjadi bagian dari kepribadian anak

yang pada gilirannya ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan

berguna bagi masyarakat”.19

Menurut KI Hajar Dewantara, sebagaimana yang dikutip Abuddin

Nata, menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang

ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak

hanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan.

Pendidikan berarti memelihara hidup ke arah kemajuan, tidak boleh

melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin. Pendidikan adalah

usaha kebudayaan, berasas peradaban, yaitu memajukan hidup agar

mempertinggi derajat kemanusiaan.20

Menurut Redja Mudyaharjo, pendidikan adalah “segala pengalaman

belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

19

Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), Cet.

1, h. 10. 20

Ibid, h. 11

Page 34: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

20

hidup”.21

Berdasarkan pengertian tentang pendidikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan

seorang pendidik untuk memberi bimbingan kepada yang terdidik dalam

mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju arah kehidupan yang

lebih baik, baik bersifat formal, informal maupun nonformal.

Pendidikan agama sendiri adalah “pendidikan yang memberikan

pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan ketrampilan peserta

didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan

sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jalur,

jenjang dan jenis pendidikan”.22

Dengan kata lain, pendidikan agama

merupakan “pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat

menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang

ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran

agamanya”.23

Sedangkan pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat adalah

“suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa

dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati

tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam

sebagai pandangan hidup”.24

Pendidikan Agama Islam juga diartikan sebagai: Pendidikan dengan

melalui ajaran-ajaran agama Islam, yakni berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan, ia

dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama

Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran

21

Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar

Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan diIndonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006), h. 3. 22

http://www.depdiknas.co.id, 18 November 2014 23

http://www.depag.co.id, 18 November 2014 24

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h.

130

Page 35: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

21

agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan

dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.25

Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk

membina, menanamkan dan membiasakan peserta didik agar berprilaku

sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam agar kelak mendapat

kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dimana Pendidikan Agama Islam

bukanlah sekedar penembahan pengetahuan, pembinaan mental jasmani

dan intelek semata, akan tetapi begaimana pengetahuan dan pengalaman

yang telah didapatkan itu dapat dipraktekkan dalam perilaku sehari-hari.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas tentang tujuan Pendidikan Agama Islam terlebih

dahulu penulis akan menjelaskan apa sebenarnya makna dari “tujuan”

tersebut. Secara etimolog, tujuan adalah “arah, maksud atau haluan”.26

Dalam bahasa Arab “tujuan” diistilahkan dengan ghayat, ahdaf atau

maqasid. Sementara dalam bahasa inggris diistilahkan dengan goal,

purpose, objectives atau aim. Secara terminologi, tujuan adalah “sesuatu

yang diharapkan dapat tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan

selesai”.27

Para ahli pendidikan (muslim) mencoba merumuskan tujuan

Pendidikan Agama Islam, diantaranya, H. M. Arifin seperti yang dikutip

oleh Armai Arief menjelaskan bahwa tujuan dari proses pendidikan

Agama Islam adalah “idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai

Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan

kepada ajaran Islam secara bertahap”.28

Menurut al-Syaibani tujuan tertinggi Pendidikan Agama Islam

adalah “Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujuan

25

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta: A.H. Ba’adillah Press,

2002), Cet. I, h. 37 26

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat

Press, 2002), Cet. 1, h. 15 27

Ibid, h. 16 28

Ibid, h. 19

Page 36: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

22

akhir yang hendak dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik,

baik ruh, fisik, kemauan dan akalnya secara dinamis, sehingga akan

terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya

sebagai khalifah fi al-ardh”.29

Sedangkan Muhammad Athiyah al-

Abrasyi menyimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam terdiri

dari lima sasaran, yakni: “1.) membentuk akhlak mulia, 2.)

mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, 3.) persiapan untuk

mencari rezeki dan memelihara segi kemanfaatannya, 4.) menumbuhkan

semangat ilmiah dikalangan siswa, dan 5.) mempersiapkan tenaga tenaga

profesional yang terampil”.30

Secara terperinci, tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Memahami ajaran agama

Memahami ajaran agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an

dan Hadist serta menyimpulkan hukum dari ayat-ayatnya untuk

keperluan Negara, masyarakat dan pribadi. Ajaran ini dinyatakan

dalam QS. At-Taubah ayat 122:

Artinya: “tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke

medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan

di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam

pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi

29

Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,

Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 36 30

Ibid, h. 39

Page 37: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

23

peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diriny”.31

b. Keluhuran budi pekerti

Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan praktek-praktek budi

pekerti dan amal perbuatan serta ucapan-ucapan sehingga menjadi suri

tauladan bagi seluruh umat manusia di dunia.

c. Kebahagiaan hidup di Dunia dan Akhirat

Mengarahkan pendidikan anak untuk mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat dengan melaksanakan ajaran agama Islam

seutuhnya.

d. Persiapan untuk bekerja

Agama Islam memerintahkan kepada semua pemeluknya agar giat

bekerja dan jangan mengharapkan hujan dari langit. Kebahagiaan

hidup ditentukan oleh amal perbuatan seseorang, apabila mengerjakan

perbuatan yang baik (amal shaleh) maka ia akan memperoleh

kebahagiaan dalam hidupnya. Firman Allah SWT dalam QS. Al-

An’am ayat 132:

Artinya: “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat

(seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu

tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”.32

Pada intinya Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan yang

berintikan tiga aspek, yakni aspek iman, ilmu, dan amal. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam

adalah menanamkan rasa keagamaan pada diri siswa serta meningkatkan

keimanandan ketakwaan kepada Allah SWT sehingga di dalam perilaku

31

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Syamil Cipta

Media), h. 206 32

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Syamil Cipta

Media), h. 145

Page 38: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

24

kesehariannya selalu mengharap ridha Allah SWT dan menjadikan ajaran

agama Islam sebagai pedoman hidup dan amal perbuatannya, baik dalam

hubungannya dengan Allah SWT maupun dalam hubungannya dengan

manusia.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani bahwa pendidikan Agama

Islam di sekolah dan madrasah berfungsi untuk memotivasi siswa

melakukan perbuatan yang baik agar dalam dirinya tercipta kepribadian

yang berakhlak terpuji dan untuk mengembangkan mental keagamaan

serta memberikan pengetahuan agar siswa paham mengenai ajaran-ajaran

agama. Lebih rinci lagi, pendidikan agama Islam berfungsi sebagai

wahana untuk:

a. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,

sistem dan fungsionalnya.

b. Penanaman nilai, yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

c. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan mulai dari

dalam lingkungan keluarga agar terus berkembang secara optimal

sesuai dengan tingkat perkembangannya.

d. Penyesuaian mental, yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat

mengubah lingkungannya sesuai dengan agama Islam.

e. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.

f. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

indonesia seutuhnya.

Page 39: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

25

g. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman dalam ajaran sehari-

hari.33

Dari penjelasan di atas, fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah

atau madrasah yakni untuk mengembangkan pemahaman siswa mengenai

ajaran agama Islam yang telah mereka dapatkan dalam lingkungan

keluarga serta memperbaiki dan mencegah dari kesalahan-kesalahan

pemahaman dan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Agama Islam.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI)

Islam itu adalah suatu agama yang berisi ajaran mengenai tata hidup

yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia melalui para

RasulNya, sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad SAW. Ajaran

Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT ini

berisi pedoman pokok yang mengatur hubungan manusia dengan

Tuhannya (Allah SWT), dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia,

dengan makhluk bernyawa yang lain, dengan benda mati, dengan alam

semesta ini. Ajaran ini diturunkan Allah SWT untuk kesejahteraan hidup

manusia di dunia ini dan diakhirat nanti, maka PAI sebenarnya harus

berarti pendidikan tentang tata hidup yang berisi pedoman pokok yang

akan dipergunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia

ini untuk menyiapkan kehidupan yang sejahtera di akhirat. Dengan

demikian, berarti ruang lingkup PAI secara umum itu luas sekali meliputi

seluruh aspek kehidupan, yakni:

a. Keimanan (Ilmu Tauhid)

Pengajaran dan pendidikan keimanan berati proses belajar

mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam mata pelajaran

keimanan, inti pembahasan adalah tentang ke-Esaan Allah SWT.

33 Op. Cit, h. 134-135

Page 40: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

26

Oleh karena itu, ilmu tentang keimanan ini disebut juga Tauhid.

Ruang lingkup pengajaran keimanan itu meliputi rukun Iman yang

enam, yakni percaya kepada Allah SWT, kepada para Rasul Allah

SWT, kepada para Malaikat, kepada Kitab-Kitab Suci yang

diturunkan kepada para Rasul Allah SWT, kepada Hari Kiamat,

kepada Qadha’ dan Qadar.34

b. Ibadah (Ilmu Fiqih)

Dalam pengertian yang luas, ibadah itu adalah segala bentuk

pengabdian yang ditujukan kepada Allah SWT semata yang diawali

oleh niat. Materi pelajaran ibadah ini seluruhnya dimuat dalam ilmu

Fiqih. Selain membicarakan ibadah, juga membicarakan kehidupan

sosial, seperti perdagangan (jual-beli), perkawinan, perceraian,

kekeluargaan, warisan, pelanggaran, hukuman, perjuangan (jihad),

politik (pemerintahan), makanan, minuman, pakaian dan lain

sebagainya.35

c. Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku atau

kitab suci lain. Membaca Al-Qur’an adalah ibadah. Membaca Al-

Qur’an juga merupakan suatu ilmu yang mengandung seni, yakni

seni baca Al-Qur’an. Isi pengajaran Al-Qur’an diantaranya adalah

pengenalan huruf hijaiyah, cara membunyikannya, bentuk dan fungsi

tanda baca dan tanda berhenti, dan lain sebagainya. Ruang lingkup

pengajaran Al-Qur’an ini lebih banyak berisi pengajaran yang

memerlukan banyak latihan dan pembiasaan.36

d. Akhlak

Akhlak merupakan bentuk bathin dari seseorang. Pengajaran

akhlak berarti pengajaran tentang bentuk bathin seseorang yang

keliatan pada tindak tanduknya (tingkah lakunya). Pembentukan ini

34

Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 1995), Cet. I, h. 86 35

Ibid, h. 86 36

Ibid, h. 90

Page 41: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

27

dapat dilakukan dengan memberikan pengertian tentang baik buruk

kepentingannya dalam kehidupan, memberikan ukuran baik buruk,

melatih dan membiasakan berbuat, mendorong dan memberi sugesti

agar mau dan senang berbuat. Dasar pelaksanaannya, pengajaran ini

berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan

supaya yang diajarkan berakhlak mulia.37

e. Muamalah

Muamalah merupakan sebagian perincian dari ilmu Fiqih. Ilmu

ini lebih membahas tentang hubungan sosial antar manusia, yakni

muamalat madaniat dan muamalat maliyat. Muamalat madaniat

membahas masalah-masalah yang dikelompokkan ke dalam

kelompok persoalan harta kekayaan, harta milik, harta kebutuhan,

dan cara menggunakan serta mendapatkannya. Sedangkan muamalat

maliyat membahas masalah-masalah yang dikelompokkan ke dalam

kelompok persoalan harta kekayaan milik bersama baik masyarakat

kecil atau besar seperti negara (pembendaharaan negara = baitul

mal)38

f. Syari’ah (Ilmu Hukum)

Syari’ah merupakan ilmu yang mempelajari tentang syari’at atau

hukum Islam. Ayat pertama yang berbunyi “iqra” merupakan

pensyariatan pertama hukum Islam. Perintah membaca, merupakan

syari’at yang pertama dalam ajaran agama Islam. Ilmu ini

membicarakan mulai dari hukum pertama dalam Islam sampai

kepada berbagai hukum dalam kehidupan manusia sehari-hari.39

g. Tarikh (Ilmu Sejarah)

Tarikh Islam disebut juga Sejarah Islam. Pengajaran tarikh Islam

sebenarnya pengajaran sejarah, yakni sejarah yang berhubungan

dengan pertumbuhan dan perkembangan umat Islam, seperti

kerajaan besar yang berkuasa di luar tanah Arab sebelum datangnya

37

Ibid, h. 98 38

Ibid, h. 102 39

Ibid, h. 108

Page 42: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

28

Islam, peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan

para sahabat melawan melawan orang kafir, pemerintahan pada

zaman Nabi SAW dan para sahabat, riwayat hidup Nabi Muhammad

SAW dan masih banyak lagi yang lainnya.40

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh:

a. Yuyu Yulianingsih, dengan judul Upaya perpustakaan sekolah Al-Izhar

Pondok Labu dalam meningkatkan literasi informasi siswa. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman pengelola

perpustakaan terhadap konsep literasi informasi, dan untuk mengetahui

upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan dalam

meningkatkan literasi informasi. Dan hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa petugas perpustakaan mampu menunjukkan bahwa mereka

memiliki pemahaman yang baik tentang literasi informasi dan mengetahui

bagaimana penerapannya disekolah, dan perpustakaan melakukan upaya

untuk meningkatkan literasi informasi siswa dengan mengadakan program

kegiatan yaitu Orientasi Perpustakaan dan Bulan Bahasa.

b. Shoelihatul Badriah, dengan judul Upaya perpustakaan dalam

meningkatkan literasi informasi siswa: studi kasus perpustakaan sekolah

An-Nisaa’ Pondok Aren-Bintaro. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui upaya-upaya apa saja yag dilakukan pihak perpustakaan dalam

meningkatkan kemampuan siswa yang mengarah ke literasi informasi.

Sehingga perpustakaan juga berperan aktif dalam pengembangan dan

peningkatan kemampuan siswa., tidak hanya diserahkan kepada pihak

sekolah.

40

Ibid, h. 112

Page 43: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian yang dilakukan di SMPN 27, yang berlokasi di Jalan

Lingkar Komplek PTB, Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit,

Kotamadya Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta, kemudian waktu penelitian

dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2014.

B. Latar Penelitian

1. Latar Fisik

SMPN 27 Jakarta berada di tengah-tengah komplek perumahan.

Lokasi untuk menjangkau sekolahnya pun sangat strategis, dapat ditempuh

dengan jalan kaki, naik angkot, ojek ataupun naik kendaraan pribadi.

Bangunan sekolah merupakan bangunan pemerintah yang berdiri sejak

1976. Dari tahun ke tahun selalu bertambah jumlah ruangan kelasnya agar

kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar.

Terdapat bagian depan gedung sekolah ada sebuah pagar sebagai pintu

utama untuk masuk ke dalam sekolah. Dibagian depan gedung sekolah

sekolah terdapat sebuah masjid dan gereja sehingga memudahkan para

komunitas sekolah untuk beribadah ataupun praktek ibadah sesuai dengan

agamanya. Ada 4 gedung dalam sekolah ini, gedung utama terdiri dari 3

lantai sedangkan 3 gedung lainnya hanya terdiri dari 1 lantai. Pada gedung

utama terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru-guru, staff TU serta

ruang kelas. Gedung sekolah ini baru direhab pada tahun 2010. Adapun

jumlah kelas secara keseluruhan berjumlah 21 kelas dan berjumlah 744

siswa.

2. Latar Sosial

Lingkungan sosial yang tercipta di SMPN 27 cukup harmonis dan

religius. Hal ini dapat dilihat dengan adanya hubungan baik antar guru dan

Page 44: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

30

kepala sekolah. Bahkan kepala sekolah sering mengontrol, berbincang-

bincang bahkan sering makan-makan bersama guru-guru dan karyawan

sekolah. Begitupun dengan siswa, mereka sangat dekat dengan guru dan

kepala sekolah seperti anak kepada orang tua mereka sendiri.

Dalam hal keagamaan di SMPN 27 Jakarta ini sangat baik, walaupun

mereka berbeda-beda agama namun mereka saling toleransi satu sama lain.

Kedisiplinan di SMPN 27 juga patut dibanggakan. Seperti ketika

siswa terlambat datang ke sekolah maka siswa tersebut tidak boleh masuk

ke dalam sekolah. Dan apabila bel sekolah berbunyi maka seluruh siswa

harus sudah berada di dalam kelas, bila ada yg belum masuk maka akan

diberi hukuman. Kemudian seluruh siswa tidak diperbolehkan membawa

telepon genggam dan juga mewajibkan siswa memakai pakaian seragam

dengan rapih.

3. Entri

Peneliti melakukan observasi pertama kali pada bulan November 2014.

Kepala sekolah menyambut peneliti dengan baik. Guru-guru dan staff lain

juga menunjukkan sikap yang ramah terhadap peneliti dan mereka semua

bersedia membantu peneliti dalam proses penelitian sehingga memudahkan

peneliti dalam memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.

C. Metode Penelitian

Menurut Mardalis metode diartikan sebagai “suatu cara atau teknis yang

dilakukan dalam proses penelitian”. Sedangkan penelitian itu sendiri sebagai

upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh

fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk

mewujudkan kebenaran.1 Jadi metode penelitian adalah suatu cara atau upaya

untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai

1 Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. VI, h. 24

Page 45: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

31

status gejala yang ada atau kejadian apa saja yang terjadi saat penelitian

dilakukan. Metode deskriptif merupakan prosedur, pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggabungkan, melukiskan subjek atau objek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya. Penelitian

deskriptif umumnya bertujuan mendefinisikan secara sistematis, faktual dan

akurat terdapat suatu populasi atau daerah tertentu mengenai berbagai sifat

dan faktor tertentu.2 Adapun menurut. E Kristi Poerwandari menyatakan

bahwa “dalam penelitian kualitatif sampel tidak diambil secara acak tetapi

justru dipilih mengikuti kriteria tertentu”.3 Dalam penelitian penulis hendak

mendapatkan gambaran mengenai pemahaman seorang guru terhadap konsep

literasi informasi dan upaya guru dalam mengembagkan literasi informasi

pada siswa di SMPN 27 Jakarta.

D. Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah data yang berbentuk non angka,

seperti kalimat-kalimat, foto atau rekaman suara dan gambar.

E. Informan

Informan yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui

narasumber yang bersangkutan. Dalam penelitian ini narasumber yang

bersangkutan adalah guru PAI di SMPN 27 Jakarta.

Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snow ball,

yaitu penggalian data melalui wawancara mendalam dari satu informan ke

informan lainnya dan seterusnya sampai peneliti tidak menemukan informasi

baru lagi atau informasi yang diberikan tidak berkualitas lagi.4

2 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 54

3 E. Kristi Poerwanari, Pendkatan kualitatif dalam penelitian psikologi, (Jakarta: LP3ES,

1998), Cet.1,h.102 4 Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Poposal dan Laporan

Penelitian, (Malang: UMM Press, 2004), h. 75

Page 46: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

32

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini di dapat dari

studi kepustakaan, observasi dan wawancara. Informasi yang didapat dari

observasi langsung, catatan wawancara, rekaman wawancara dan foto

kegiatan. Informasi tersebut dalam bentuk dokumen dan catatan peristiwa

yang diolah menjadi data.

1. Jenis dan Sumber Data

a. Data primer: berupa kata-kata yang diperoleh peneliti mulai dari

wawancara dan data yang diperoleh melalui observasi. Langkah

pertama peneliti melakukan wawancara dilaksanakan dengan pihak

yang terkait, yaitu para guru PAI SMPN 27 Jakarta. Dalam memilih

dan memanfaatkan sumber informasi yang akan diperoleh dari

seorang informan, perlu ditentukan bahwa seorang informan adalah

orang-orang yang mengetahui tentang situasi dan kondisi daerah atau

lingkungan penelitian, jujur, terbuka dan mau memberikan data yang

benar dan akurat. Langkah kedua, Observasi atau pengamatan secara

langsung. Data yang dikumpulkan yaitu data mengenai Literasi

Informasi Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMPN 27 Jakarta

b. Data sekunder: data sekunder ini berasal dari perpustakaan dan guru,

yaitu terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, artikel dan dokumen

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Bisa juga berupa Profil

Sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana yang ada

di SMPN 27 Jakarta. Sedangkan dokumentasi seperti foto-foto dan

rekaman untuk penunjang data-data yang diperoleh dari SMPN 27

Jakarta agar diterima keabsahannya.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting dalam

penelitian karena pengumpulan data merupakan proses pengumpulan

data primer untuk keperluan penelitian yang bersangkutan. Dalam

Page 47: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

33

penelitian ini akan dilakukan beberapa tahap pengumpulan data dalam

penelitian studi kasus, diantaranya sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Dalam riset ini peneliti melakukannya dengan mempelajari

dokumen-dokumen, buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel,

atau catatan-catatan yang menunjang peneliti yang sedang dilakukan.

Dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

b. Observasi

Merupakan salah satu pengumpulan data penelitian yang memiliki

peranan cukup banyak dalam menemukan masalah-masalah yang

ingin diperoleh di lokasi penelitian. Teknik ini memungkinkan

peneliti menarik inferensi (kesimpulan) ihwal makna dan sudut

pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati.

Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang

tidak terucapkan (tacit understanding), bagaimana teori digunakan

langsung (theory-in-use), dan sudut pandang responden yang

mungkin tidak tercungkil lewat wawancara.5

c. Wawancara

Merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap

muka antara pencari informasi (interviewer) dengan sumber

informasi (interviewee).6 Pada metode ini peneliti dan responden

berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi

secara langsung dengan tujuan mendapatkan data yang dapat

menjelaskan permasalahan penelitian. Wawancara dapat digunakan

untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat

5 A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan

Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2011), Cet. VI, h. 110 6 Drs. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta; PT Rineka Cipta: 2007), h.

165

Page 48: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

34

observasi. Melalui Wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi

yang mendalam (indepth information) karena beberapa hal, antara

lain:

1) Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang

tidak dimengerti responden

2) Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan (follow-up

questions)

3) Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan

4) Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa

silam dan masa pendatang.7

Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu

melakukan observasi dan pendekatan terhadap informan. Hal ini

peneliti lakukan agar dapat lebih mudah menyelami dan mendalami

karakter dari masing-masing informan sehingga dalam pelaksanaan

wawancara, informan akan lebih mudah mengungkapkan jawaban

tanpa harus merasa canggung dan tertekan karena sudah ada

pendekatan sebelumnya.

Untuk menjaga validitas data, peneliti mengulang dan

menegaskan kembali setiap jawaban yang diberikan informan untuk

mengkonfirmasi apakah interpretasi peneliti terhadap jawaban

informan sudah sesuai dengan apa yang dimaksud informan. Dengan

demikian validitas dan informasi yang diperoleh semakin lengkap.

Dalam melakukan penelitian di lapangan, peneliti menggunakan alat

bantu berupa tape recorder dan alat tulis.

d. Dokumentasi

Merupakan suatu bahan tertulis atau terfilemkan selain record yang

tidak disiapkan khusus atas permintaan peneliti.8 Dokumentasi dapat

berupa rekaman, gambar, arsip dan lain-lain. Data tersebut dapat

7 A. Chaedar Alwasilah, Op.Cit, h. 110

8 Ibid, h. 111

Page 49: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

35

dijadikan sebagai penunjang dan pelengkap data yang dihasilkan

dalam penelitian.

G. Pengecekan Keabsahan Data

1. Kredibilitas (Credibility)

Kredibilitas merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari

data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus

dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan ari responden

sebagai informan.9

Dalam hal ini ada beberapa cara yang dilakukan, diantaranya adalah :

a. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bertujuan menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang dicari, dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci.10

Dengan kata lain bahwa ketekunan

pengamatan adalah melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.11

Dalam ha ini, peneliti berusaha mempelajari dan menelaah

setiap data yang diperoleh secara rinci dan teliti, sehingga bisa fokus

pada suatu titik permasalahan. Dalam rangka meningkatkan

ketekunan pengamatan maka peneliti membaca referensi maupun

hasil-hasil penelitian ataupun dokumentasi-dokumtasi yang terkait

dengan temuan penelitian.

b. Triangulasi

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

9 Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistic Kualitatif, (Bandung: Trsito,1988), h.126

10 Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.2000, h. 177 11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, (Bandung : Alfabeta,

1988), h. 124

Page 50: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

36

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan

menggunakan sumber lainnya.12

Pada penelitian ini, penulis

membandingkan data yang di peroleh dari observasi dengan hasil

wawancara beberapa siswa dan guru dalam rangka membantu

peneliti dalam meningkatkan derajat kepercayaan data yang di

peroleh. Melalui pengecekan tersebut ternyata data yang diperoleh

penulis terdapat banyak persamaan dengan pernyataan beberapa

sumber yang diwawancarai.

c. Diskusi Teman Sejawat

Dalam hal ini peneliti melakukan diskusi analitik dengan

beberapa teman sejawat diantaranya, Eva Faujiyah, Reni Anggraeni,

Fitri handayani, Widya Rafika, Deby Utami Rizki, dan teman-teman

kelas A angakatan 2010 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, mengenai hal-hal yang terkait dengan metode penelitian,

metode penelitian apa yang tepat dalam penelitian ini, instrumen

wawancara dan lain-lain.

Dengan melakukan sebuah diskusi yang sering dilakukan oleh

peneliti ini, diharapkan peneliti bisa bersikap terbuka dalam

mengungkapkan peristiwa yang terjadi, mampu bersikap jujur dan

lapang dada dalam menerima kritik dan saran dari teman-teman

sejawat.

d. Kecukupan Referensi

Kecukupan referensi disini artinya adanya data pendukung

untuk membuktikan data yang telah ditemukan dilapangan. Sebagai

contoh, hasil wawancara perlu didukung dengan rekaman hasil

wawancara. Data tentang interaksi manusia atau gambaran suatu

keadaan perlu didukung oleh foto-foto.13

12

ibid, h.334 13

ibid, h.375

Page 51: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

37

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan alat-alat bantu

perekam data melalui Handphone, penggunaan alat bantu ini juga

bertujuan untuk mendukung kredibilitas data yang ditemukan di

lapangan.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian data kualitatif Bodgan dan Biklen yang dikutip dalam

buku Sugiyono menjelaskan bahwa teknik analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperolah melalui hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat dengan mudah

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.14

Sedangkan Lexy J Moleong menjelaskan bahwa “teknik analisis data

adalah proses mengorganisaikan dan data kedalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,

memberikan kode dan mengatagorikannya. Pengorganisasian dan

pemgolahan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja

yang akhirnya diangkat menjadi teori substansif.15

Dengan demikian, analisis

data disini adalah proses pemberian makna kepada data yang diperoleh dari

lapangan dengan melakukan pengaturan, pengelompokkan, mengurutkan dan

sebagainya sehingga data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan

diharapkan dapat menghasilkan teori baru.

Setelah proses pengumpulan data (Observasi, Wawancara dan

Dokumentasi), dilakukan pengkodingan dan dikelompokan. Dalam penelitian

kualitatif data coding atau pengodean data memegang peranan penting dalam

proses analisis data, dan menentukan kualitas abstraksi data hasil penelitian.

Salah seorang sosiolog bernama Anselm Strauss pernah mengatakan

demikian “Setiap peneliti yang berkeinginan untuk menjadi mahir dalam

14

Sugiyono.Op.cit.334 15

Lexi.J.Moloeng, op.cit, h.3

Page 52: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

38

melakukan analisis kualitatif, harus belajar mengodekan data dengan baik dan

mudah. Keunggulan penelitian sebagian besar terletak pada keunggulan

pengodean data”.16

Akan tetapi, dalam berbagai literatur mengenai penelitian kualitatif di

indonesia, tidak banyak orang yang membicarakan tata cara atau teknik-

teknik dalam pengodean, meskipun pengodean merupakan hal yang penting

dalam proses analisis.17

Karenanya langkah penting pertama sebelum analisis

dilakukan adalah membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh.

Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data

secara lengkap dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran

tentang topik yang yang dipelajari. Dengan demikian pada gilirannya peneliti

akan dapat menemukan makna dari data yang dikumpulkannya.18

Penulis melakukan teknik analisis data dengan langkah-langkah sebagai

berikut. Pertama, data pendukung dan data utama ditranskripkan. Kemudian,

transkip yang diperoleh dari hasil wawancara diseleksi dan diserahkan dengan

menggunakan kategorisasi atau pengkodingan agar mempermudah proses

pengklasifikasian. Selanjutnya hasil kategorisasi tadi dideskripsikan,

diterjemahkan dan dianalisa dan memperoleh jawaban dari pertanyaan

penelitian.

16

http://josephrdaniel.wordpress.com/2013/08/16/coding-sebuah-proses-penting-dalam-

penelitian-kualitatif/ 17

Ibid. 18

E. Kristi Poerwanari, Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi, (Jakarta:

LP3ES, 1998), Cet.1,h.102

Page 53: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian tentang literasi informasi ini dilakukan di SMPN 27 Duren

Sawit Jakarta Timur. Yang dilaksanakan pada bulan November-Desember.

Data-data di bawah ini merupakan jawaban yang dihasilkan dari observasi

dan wawancara.

Hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan di SMPN 27

tersebut untuk selanjutnya dianalisa dan dibahas dalam bab ini, setelah

melalui pemisahan dan pengelompokkan yang dilakukan terhadap data-data

yang diperlukan dalam karya tulis ini.

A. Pemahaman Guru tentang Konsep Literasi Informasi

Kesadaran akan kebutuhan informasi merupakan suatu langkah awal

dalam proses pemenuhan informasi seseorang. Sebelum menyadari

kebutuhan informasi, seseorang harus mengetahui apa itu konsep dari

literasi informasi.

Untuk mengetahui pemahaman mereka tentang konsep literasi

informasi maka penulis mengajukan pertanyaan yaitu, menurut bapak/ibu

apa yang dimaksud dengan literasi/melek informasi?

Menurut informan 1, informan 2, informan 3 dan informan 4 melek

informasi itu tidak hanya menjadikan siswa sebagai individu yang

information literate, yang mampu mencari, mengevaluasi dan

menggunakan informasi yang dibutuhkan, tetapi siswa juga mampu

mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik dan dapat belajar mandiri.

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh The Southern

Association of Collages and School (1996) yang mendefinisikan literasi

informasi sebagai “kemampuan menemukan, mengevaluasi dan

Page 54: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

40

menggunakan informasi untuk menjadi pelajar sepanjang hayat yang

mandiri”.

Informan 1 pun menambahkan bahwa konsep literasi informasi di

sekolah juga sangat penting di era informasi sekarang ini, seorang guru

dan perpustakaan harus menyediakan banyak pilihan informasi yang

tersedia, baik itu tercetak, elektronik, gambar, audio dan visual yang

memenuhi kebutuhan informasi seorang siswa.

Setelah seorang guru memahami apa itu konsep literasi informasi,

barulah mereka dapat mengetahui apa itu kebutuhan informasi. Maka

dari itu penulis mengajukan pertanyaan yaitu, apakah bapak/ibu tahu apa

itu kebutuhan informasi?

Menurut Informan 1, Informan 2 kebutuhan informasi merupakan

satu keinginan untuk berkembang. Menurut mereka setiap individu pasti

mempunyai keinginan untuk menambah wawasannya. Oleh karena itu,

setiap orang membutuhkan informasi hanya saja dengan sebuah subyek

yang berbeda-beda.

Menurut informan 3 dan informan 4 mereka membutuhkan informasi

ketika mereka tidak cukup mengerti mengenai sesuatu. Informan 1 juga

mengungkapkan bahwa ketika ia ingin melakukan sesuatu tetapi ia tidak

dapat melakukannya maka ia membutuhkan informasi. Semua informan

dapat dengan baik menyadari kapan informasi itu dibutuhkan dan

informasi apa yang mereka dan siswa butuhkan.

Menurut Doyle, “Kebutuhan informasi seseorang tentu akan

berbeda-beda, hal ini banyak dipengaruhi oleh peran yang mereka jalani

di dalam suatu kehidupan”.1

Dalam hal ini, guru PAI yang ada di SMPN 27 Jakarta

mengungkapkan bahwa para siswa memerlukan informasi yang berkaitan

dengan mata pelajaran yang sedang dipelajarinya, misalnya pada mata

pelajaran PAI, maka siswa tersebut harus mencari informasi yang

1 Christina Doyle (1992). Outcome measures for information literacy within the national

education goals of 1990: final report of the National Forum on Information Literacy. Summary of

findings. Washington, DC: US Department of Education. (ERIC document no; ED 351033).

Page 55: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

41

berkaitan dengan mata pelajaran tersebut, contohnya tentang shalat.

Alasan lain yang membuat sebagian siswa banyak membutuhkan

informasi tersebut adalah karena latar belakang mereka yang bukan

berasal dari sekolah yang berbasis Islam sehingga apa yang

dibutuhkannya mengenai informasi tersebut jauh lebih banyak

dibandingkan dengan siswa yang memang dulunya berasal dari sekolah

yang berbasis Islam.

Pengetahuan mengenai Pendidikan Agama Islam mereka dapatkan

dengan bertanya kepada guru yang bersangkutan. Hal ini membuktikan

bahwa siswa yang tidak memiliki latar belakang sekolah Islam secara

formal lebih banyak membutuhkan informasi mengenai hal-hal tentang

Pendidikan Agama Islam. Menurut informan 4 mengajar atau

memfasilitasi proses pembelajaran merupakan satu kemampuan yang

hampir semua orang dapat melakukannya tetapi yang menjadi hambatan

dalam menjalani perannya sebagai guru adalah bagaimana menjalani

fungsi guru di luar kelas.

Menurut Abin Syamsudin “Dalam rangka peran guru sebagai

petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru

bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental siswa”.2 Apalagi

untuk seorang guru SMP bukanlah hal mudah mendisiplinkan prilaku

anak remaja dengan kondisi usia tanggung karena mereka masih dalam

tahap penemuan jati diri -labil- serta masih banyak melakukan

pemberontakan. Untuk menjalankan peran ini dengan baik guru PAI

harus sedikit banyak tahu bagaimana cara mengajarkan siswa untuk

mencari informasi yang relevan dan tidak menyimpang dari mata

pelajaran yang di ajarkan. Hal ini diperlukan untuk dapat memperlakukan

setiap anak didiknya dengan tepat sesuai dengan ajaran agama.

Informan 1 mengatakan bahwa siswa banyak membutuhkan

informasi yang erat kaitannya dengan keagamaan. Hal ini sesuai dengan

2 Abin Syamsuddin, Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1996), h. 23

Page 56: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

42

mata pelajaran yang ia ajarkan yaitu mata pelajaran PAI. Informan 1

adalah guru yang aktif berorganisasi di luar kegiatan mengajar. Karena ia

banyak mendalami tentang keagamaan maka ia pun banyak mengikuti

kegiatan keagamaan dalam hal pengajian dan ceramah. Profesinya diluar

guru yaitu sebagai penceramah membuatnya banyak pemahaman akan

agama. Alasannya mengikuti kegiatan organisasi diluar kegiatan

mengajar adalah untuk mendalami perannya sebagai guru agama.

Menurut informan 1 kegiatan yang ia lakukan dapat membuat dirinya

lebih percaya diri dalam menjalankan perannya sebagai guru agama

sehingga ia dapat menyampaikan mata pelajaran secara maksimal. Hal

ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh seorang penterjemah kepada

masyarakat, yaitu “Guru bertugas untuk menyampaikan berbagai

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat sesuai

dengan subyek yang di tekuninya”.3

Semua informan mengungkapkan bahwa para siswa membutuhkan

informasi mengenai pengetahuan agama, seperti berita terbaru dari

berbagai aspek keagamaan salah satunya agama Islam. Tetapi dari semua

informan tidak ada yang mengungkapkan cakupan kebutuhan informasi

mengenai penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah dibidang pendidikan

agama Islam. Penemuan ini hampir sama dengan yang dinyatakan oleh

Dorothy Williams dari Robert Gordon University yang meneliti

mengenai literasi informasi siswa dalam kaitannya dengan penggunaan

informasi ilmiah. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa “siswa lebih

percaya diri mengakses dan menggunakan informasi yang sifatnya

umum”.4

Namun hal ini berbanding terbalik dengan informasi yang sifatnya

lebih ilmiah, mereka kurang percaya diri dan merasa membutuhkan

3 Ibid, h. 24

4 Dorothy, Williams and Caroline Wavell (2006). Information Literacy in The Classroom:

Secondary School Teachers’ Conceptions. Final Report on Research Funded by Robert Gordon

Univercity. http://www.rgu.ac.uk/files/

Page 57: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

43

bantuan dalam mengakses dan menggunakan informasi yang sifatnya

ilmiah.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa kebutuhan informasi siswa

banyak dipengaruhi oleh perannya sebagai siswa, latar belakang sekolah

dan kepribadian masing-masing individu. Berkaitan dengan hal tersebut,

seseorang dapat dikatakan melek informasi bila dalam memenuhi

kebutuhan informasinya, mereka dapat menyesuaikan dengan peran yang

dijalankan.5 Sehingga nantinya kebutuhan informasi tersebut dapat

menunjang perannya sebagai siswa. Siswa yang baik harus mampu

mencari, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan,

dan juga mampu mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik dan

dapat belajar mandiri.

B. Upaya Guru dalam Pengembangan Literasi Informasi

Siswa pada Mata Pelajaran PAI

Setelah diketahui bahwa guru-guru PAI di SMPN 27 paham tentang

konsep literasi informasi, maka mereka harus senantiasa berusaha untuk

mengembangkan literasi informasi siswa sesuai dengan visi misi dari

sekolah ini, yaitu “ Unggul dalam akademik, ekskul dan berbudi pekerti

luhur serta perduli lingkungan”.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan guru dalam rangka

pengembangan literasi informasi siswa adalah melaksanakan berbagai

macam kegiatan baik bersifat intern maupun yang bersifat kolaborasi.

Adapun upaya yang dilakukan guru untuk dapat mewujudkan hal

tersebut antara lain:

a. Identifikasi Kebutuhan Informasi

Dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi siswa, ada

berbagai macam cara yang dilakukan oleh guru, misalnya dengan

5 Abin Syamsuddin, Op, Cit, h

Page 58: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

44

melakukan penjabaran, membuat kerangka dan bertanya pada sumber

terdekat.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh informan 1 bahwa

ketika ia ingin mengetahui kebutuhan informasi siswa, maka mereka

selalu mengajarkan siswa untuk melakukan penjabaran. Penjabaran

yang diajarkan kepada siswa adalah dengan cara menugaskan siswa

untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan apa yang dibutuhkan.

Misalnya mereka membutuhkan informasi tentang shalat. Maka cara

yang diajarkan oleh informan 1 yaitu pertama-tama siswa harus

membuat mindmap, dengan menjabarkan macam-macam shalat rukun

shalat, dan bagaimana tata cara shalat.

Sedangkan menurut informan 2, informan 3 dan informan 4

mengaku tidak selalu mengajarkan siswa untuk menjabarkan

kebutuhan informasi. Kegiatan ini hanya dilakukan bila siswa

mengalami kesulitan. Pada umumnya siswa-siswa SMPN 27 tidak

mengalami kesulitan berarti dalam mengidentifikasi kebutuhan

informasi mereka. Hal ini dapat dikarenakan latar belakang sekolah

mereka yang berbasis Islam, yaitu SD IT dan Madrasah Ibtidaiyah.

Pengalaman tentang pendidikan agama Islam pada masa Sekolah

Dasar membuat mereka mempunyai kemampuan untuk

mengidentifikasi kebutuhan informasi. Kekurangan mereka hanya

belum melakukannya secara efektif padahal untuk menjadi individu

yang melek informasi harus dapat mengidentifikasi kebutuhan

informasi secara efektif.6

Dalam penelitian ini, terlihat bahwa masing-masing informan

mengajarkan siswa untuk mengindentifikasi kebutuhan informasi

sesuai dengan apa yang dikemukakkan oleh Hepworth yaitu dengan

6 Association of Collage and Research Libraries. (2000). Information Competency

Standards for Higher Education. Chicago: Association of Collage and Reaearch Libraries.

Diakses pada 02 Desember 2014. Dari http://www.ala.org/content/NavigationMenu/ACRL/

Standards_and_Guidelines/Information_Literacy_Competency_Standards_for_Higher_Education.

htm

Page 59: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

45

melakukan penjabaran (brainstroming).7 Selain itu menurut Umi

Proboyekti, “Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan untuk

mengembangkan suatu topik dari berbagai aspek dapat juga dengan

melakukan freewriting yaitu proses menuliskan apa saja yang ada

dalam benak untuk mendapatkan ide topik yang sudah ditentukan,

Clustering yaitu membuat diagram hubungan antara istilah-istilah

yang berkaitan satu sama lain, untuk menysusun ide-ide pembahasan

dalam suatu karya penulisan, dramatizing menggunakan lima W 1 H

(what, why, when, where, who, how). Jika topik sudah ditemukan

maka hal-hal lain yang berkaitan dengan indentifikasi masalah dapat

lebih mudah ditemukan dan ditentukan”.8

b. Penelusuran Informasi

Dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka, para siswa akan

berusaha mengakses informasi ke sumber-sumber informasi yang

tersedia. Sumber informasi yang beragam mengharuskan mereka

untuk dapat memilih sumber informasi yang tepat agar dapat

memenuhi kebutuhan informasinya.

Seperti yang diungkapkan informan 1, informan 2 dan informan 4

bahwa sumber informasi yang biasa digunakan adalah internet.

Menurut pendapat informan 1 sumber informasi yang paling dapat

dimanfaatkan adalah internet karena mudah diakses dan up to date.

Hampir semua informasi yang dibutuhkan selalu mencarinya lewat

intenet.

Namun dalam hal ini peran guru PAI sangat penting untuk dapat

mengarahkan siswa kepada penelusuran informasi yang sesuai dengan

tujuan mereka. Karena apabila melakukan pencarian melalui internet

7 Mark Hepworth (1999). A Study of Undergraduate Information Literacy and Skills: the

inclussion of information Literacy and Skills in the Undergraduate Curriculum.

http://www.ifla.org/IV/ifla65/papers/107-124e.htm-42k- 8 Umi Proboyekti. (2008). Literasi Informasi: Identifikasi Masalah/ Kebutuhan Informasi.

Diakses 02 Desember 2014, dari http://lecturer.ukdw.ac.id

Page 60: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

46

maka akan muncul hal-hal yang negatif bila tidak diarahkan secara

benar.

Dalam melakukan penelusuran biasanya menggunakan search

engine sebagai alat bantu. Informan 1 mengaku terkadang ia

mengajarkan kepada siswa untuk menggunakan pencarian khusus.

Dalam melakukan penelusuran Informan 1 mengaku mengajarkan

siswa untuk mengganti strategi penelusuran bila tidak menemukan

informasi yang dibutuhkan. Selain itu, sumber informasi yang biasa

digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa adalah buku

agama Islam, Al-Qur’an dan video. Hal ini seperti yang dilakukan

oleh banyak orang lainnya yang menggunakan sumber informasi ini

untuk menemukan informasi yang sifatnya sebagai pengetahuan

agama. Begitu juga dengan ketiga informan lainnya.

Seperti halnya diungkapkan oleh informan 4 yaitu ketika siswa

diberi tugas untuk mencari informasi tentang salah satu topik

pelajaran pada mata pelajaran PAI maka ia lebih banyak mengajarkan

kepada siswa untuk mencari informasi tersebut di google dan yahoo.

Karena menurutnya itu lebih mudah digunakan untuk anak seumuran

siswa SMP.

Seseorang pun dapat dikatakan melek informasi bila ia dapat

menggunakan alat bantu pencarian dengan pertimbangan atas

pemahaman dan pengetahuan mereka mengenai search engine

tersebut. Menurut ALA, “Pengetahuan mengenai search engine atau

sistem temu kembali akan sangat membantu dalam menyusun strategi

penelusuran atau pencarian yang efektif dan efisien. Hal ini

dikarenakan setiap sistem database memiliki keunikan tersendiri”.

Padahal untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan

cepat dan tepat, kita harus dapat mengetahui lebih banyak mengenai

internet. Karena selain search engine google, masih banyak search

engine lain (Khazanah Islam, Dakwah Islam dll) yang dapat dijadikan

alat bantu. Ataupun misalnya seorang siswa ingin mencari tentang

Page 61: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

47

bagaimana cara membaca Al-Qur’an yang benar maka kita dapat

memanfaatkan search engine Al-Qur’an Digital. Tetapi pengetahuan

siswa mengenai dunia maya masih belum cukup karena tidak adanya

pelatihan tentang bagaimana mencari informasi di internet. Hal inipun

di akui oleh informan bahwa dalam mengajarkan cara melakukan

penelusuran di intenet mereka masih kurang pandai. Hal ini sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dorrel dari Robert Gordon

University bahwa “Guru-guru membatasi sumber-sumber informasi

pada sumber-sumber informasi yang menurut mereka sudah

familiar”.9

Dari wawancara yang dilakukan ada 2 informan yang mempunyai

kepercayaan terhadap beberapa situs tertentu. Misalnya Informan 1, ia

percaya kepada situs resmi suatu lembaga atau organisasi terpercaya

dan sudah banyak diakui oleh banyak orang. Dalam kaitannya dengan

mata pelajaran yang diampu yaitu Agama Islam, ia banyak merujuk

pada Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dll. Selain itu, ia juga

membandingkan dengan situs resmi dari pemerintah yaitu Departemen

Agama. Oleh karena itu ia mengajarkan kepada siswa untuk mencari

informasi tentang pelajaran Agama Islam disitus tersebut. Selain

meyakini pada suatu lembaga atau organisasi, ia juga percaya pada

ketenaran suatu tokoh atau pengarang tertentu. Misalnya bila ia

mengajarkan siswa tentang kebutuhan informasi yang berkaitan

dengan tafsir Al-Qur’an, ia selalu merujuk pada Quraish Shihab, hal

ini dilakukan dengan mengunjungi situs resmi dari beliau. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kalerensi Naibaho tahun

2004 bahwa “Kepopuleran pengarang merupakan salah satu

pertimbangan dalam memilih informasi. Sedangkan informan 2 lebih

memilih mengajarkan siswa untuk menelusuri langsung ke situs

tertentu berdasarkan rekomendasi dari guru lain atau dengan melihat

rujukan situs yang tertera pada sebuah buku.

9 Dorothy, Williams and Louisa Coles. Op, Cit.

Page 62: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

48

Selain internet, diharapkan siswa sebagai bagian dari komunitas

sekolah dapat memanfaatkan sumber-sumber informasi lain.

Pepustakaan merupakan salah satu sarana sumber infromasi yang

dapat digunakan dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Dalam

hal ini beberapa guru sudah menganjurkan kepada siswa untuk

memanfaatkan perpustakaan sekolah terutama perpustakaan SMPN 27

dengan baik, seperti yang diungkapkan informan 3. Informan 3

mengungkapkan bahwa ia cenderung lebih banyak memerintahkan

siswa untuk mencari informasi di perpustakaan. Pengakuan Informan

1 sedikit berbeda dengan informan lainnya karena sumber infromasi

yang ia gunakan adalah perpustakaan, dan internet menjadi sumber

kedua. Menurutnya internet merupakan sumber informasi yang

“instan”. Hal ini membuktikan bahwa pemahaman informan 3

mengenai sumber informasi elektronik terutama internet masih

tergolong kurang. Bila siswa dapat memahami dengan baik informasi

mengenai internet, tentu pemanfaatannya tidak hanya sekedar mencari

informasi yang sifatnya umum tetapi juga informasi ilmiah asalkan

tahu bagaimana cara menelusur.

Lain halnya dengan Informan 2 yang mengaku lebih memilih

internet karena up to date dan kalau ke perpustakaan akan sulit bagi

siswa untuk mencari informasi karena harus tau karangan siapa dan

mencari bukunya. Dan menurutnya pencarian informasi di internet

lebih mudah dan lebih cepat karena kalau siswa mencari buku di

perpustakaan, mereka harus menyalin kembali menggunakan tulisan

tangan dan menganggap siswa akan cepat merasa bosan kalau harus

berdiam di perpustakaan untuk membaca buku. Dalam hal ini, perlu

adanya perubahan paradigma mengenai perpustakaan dan dibutuhkan

satu pemahaman dan pengetahuan lebih luas apa itu perpustakaan.

Bilamana gurunya sudah tidak ada kesan yang baik terhadap

perpustakaan bagaimana mereka dapat memberikan rujukan mengenai

sumber informasi yang tepat kepada siswanya. Sselain itu, hal ini juga

Page 63: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

49

akan menghambat adanya kerjasama antara pustakawan dan guru

dalam menciptakan suatu komunitas sekolah yang melek informasi.

Informan 1 dan Informan 4 yang tergolong lebih literate karena

mereka selalu mengajarkan siswa untuk menggunakan perpustakaan

dan internet sebagai sumber informasi dalam memenuhi kebutuhan

terhadap informasi siswa. Siswa diajarkan agar menyesuaikannya

dengan konteks informasi yang akan dicari. Dari pengakuan informan

3 diketahui juga bahwa perpustakaan sekolah belum bisa seluruhnya

mengakomodir kebutuhan informasi siswa.

Para siswa masih mengalami hambatan dalam melakukan akses

informasi terutama dengan media internet. Hambatan yang dirasakan

adalah kurangnya kecepatan internet yang telah disediakan. Mereka

mengaku dengan adanya fasilitas dari sekolah yang menyediakan

internet di setiap kelas memudahkan siswa dalam mencari informasi

namun keterbatasan bandwith yang belum bisa mengakomodir akses

internet dengan kecepatan tinggi menjadi hambatan utama. Hal ini

diungkapkan oleh informan 1 dan informan 2 yang mengatakan bahwa

akses internet yang disediakan di kelas masih lambat. Hal ini

menghambat guru dalam mengajarkan siswa untuk melakukan

penelusuran informasi.

Kemampuan siswa dalam mengakses internet masih dirasakan

kurang. Para siswa juga masih minim dalam memanfaatkan internet

sebagai media komunikasi. Mereka tidak menggunakan internet untuk

bertukar pikiran melalui forum diskusi atau jaringan luas yang ada di

internet. Para siswa hanya menggunakan internet sebagai media

pemenuhan kebutuhan informasi.

Kendala lainnya adalah keterbatasan waktu. Sedikitnya jumlah

waktu menjadi kendala dalam melakukan proses pencarian dan

penelusuran informasi. Hal ini membuktikan bahwa para informan

belum mampu memanfaatkan waktu secara efektif untuk dapat

Page 64: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

50

melakukan pengajaran kepada siswa tentang bagaimana mencari

informasi yang tepat.

Keterampilan melakukan penelusuran informasi harus ditunjang

dengan keterampilan dasar tentang peberdayaan perpustakaan dan

pengetahuan serta penggunaan teknologi informasi. Hal ini

dikarenakan selain harus dapat mengakses sumber-sumber informasi

elektronik, individu yang melek informasi juga harus dapat secara

efektif mengakses sumber informasi tercetak. Sumber-sumber

informasi tercetak misalnya buku, majalah, elektronik dll. Hal ini

dapat dilakukan dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai salah

satu sarana sekolah yang banyak menyediakan sumber informasi

tersebut.

Dari berbagai jawaban yang diberikan oleh informan, hampir

semua siswa memanfaatkan internet sebagai sumber informasi. Akan

tetapi yang perlu diingat adalah sumber informasi yang dapat

dieksplor bukan hanya internet. Seseorang yang melek informasi juga

harus dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu sarana

yang dapat dijadikan sumber untuk memenuhi berbagai kebutuhan

informasi. Tetapi sangat disayangkan hanya beberapa informan yang

menjadikan perpustakaan sebagai satu sarana pemenuhan kebutuhan

informasi siswa.

c. Strategi Penelusuran Informasi

Perkembangan teknologi informasi menuntut seseorang untuk

dapat lebih paham dalam penguasaan dan penggunaannya. Teknologi

informasi banyak mempermudah kehidupan manusia untuk itu kita

dituntut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan zaman yang begitu

cepat.

Berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi, internet

merupakan salah satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan.

Namun berkembangnya internet, harus disesuaikan dengan

pemahaman mengenai internet dan kemampuan menelusur yang baik

Page 65: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

51

sehingga kita tidak tejebak dalam kubangan informasi yang jumlahnya

miliyaran.

Namun pada kenyataannya, para siswa masih mengandalkan satu

search engine yang sudah familiar dan kurang memahami cakupan

dan pengetahuan yang cukup mengenai search engine tersebut. Selain

itu, para siswa pun tidak pernah mengkonsultasikan kepada

pustakawan bagaimana mengidentifikasi alat bantu penelusuran

karena menganggap bahwa dirinya mampu menggunakannya.

Selain internet, perpustakaan dapat dijadikan satu sumber

informasi yang kaya. Namun pada kenyataannya, siswa jarang

menggunakan perpustakaan dalam rangka pemenuhan informasinya.

Disinilah peran guru diperlukan. Dari empat informasn hanya 3 yang

memanfaatkan perpustakaan, itupun maih belum maksimal.

Dari keempat informan, informan 1 dan informan 4 lebih banyak

mengetahui hal-hal mengenai perpustakaan. Oleh karena itu mereka

bekerjasama dengan perpustakaan agar dapat mengajarkan siswa

bagaimana cara mencari sumber informasi dengan cepat tanpa harus

menelusuri semua sumber yang ada di perpustakaan.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa dalam melakukan

penelusuran di internet, kemampuan siswa harus lebih dapat

ditingkatkan. Hal ini dikarenakan, semua siswa masih menggunakan

bahasa ilmiah (natural language) atau kata kunci (keyword) dalam

menerapkan strategi penelusuran di internet. Padahal seseorang dapat

dikatakan literate terhadap informasi bila dalam melakukan

penelusuran juga dapat menggunakan bahasa terkendali (controlled

language) dan dapat mengaitkan istilah-istilah berhubungan dengan

topik yang dicari.

Agar hasil perolehan yang didapatkan maksimal, maka perlu

memfokuskan hasil pencarian. Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan boolean operator (AND, OR, NOT) atau menggunakan

tanda petik. Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa semua siswa

Page 66: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

52

belum mengetahui fungsi dari tanda-tanda tersebut. Selain itu,

seseorang dapat dikatakan information literate bila sudah

menggunakan alat bantu penelusuran informasi dalam berbagai jenis

dan format.10

Kemampuan dalam melakukan penelusuran dapat dilakukan

dengan menerapka strategi yang tepat untuk dapat mencari informasi

yang sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan dalam menerapkan

strategi penelusuran juga diharapkan dapat memberikan efesiensi

waktu dan efektivitas hasil perolehan pencarian.

d. Pemanfaatan Informasi

Selain informasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang relevan

terhadap pembelajaran dan suatu pencapaian dalam pendidikan dan

kehidupan, pemanfaatan informasi dapat dilihat sebagai bagian dari

fondasi untuk dapat belajar sepanjang hayat.

Hal yang terpenting dalam literasi informasi adalah bagaimana

kita dapat memanfaatkan informasi yang telah didapatkan sebaik

mungkin. Informasi yang sudah didapatkan dapat kita oleh dengan

menggabungkan pengetahuan yang sudah kita miliki sebelumnya. Ada

berbagai macam cara untuk mengolah informasi menjadi satu produk

baru. Selain itu, informasi akan lebih berguna jika informasi dapat

disebarluaskan kepada forum atau kelompok. Salah satu standar

individu yang literate adalah individu yang dapat melakukan satu

diskusi dalam suatu kelompok, atau berpartisipasi dan memberikan

kontribusi terhadap pengembangan subyek yang sedang dibahas.

Dalam hal ini siswa juga sudah mulai melakukan diskusi dengan guru

walaupun sifatnya informal.

Menurut standar Australian Framework seseorang yang melek

informasi mengaplikasikan informasi yang lama dengan apa yang

didapatkan untuk membuat satu konsep baru atau menciptakan satu

10

Alan Bundy (2004). Australian and New Zealand Information Literacy Framework:

Principles, Standards and Practice. Diakses 04 Desember 2014, dari http://www.caul.edu.au/

infoliteracy/InfoLiteracyFramework.pdf

Page 67: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

53

pemahaman baru. Selain itu orang yang melek informasi dapat

membandingkan dan menyatukan pemahaman baru dengan

pengetahuan lama untuk menemukan satu nilai tambah dalam suatu

informasi, kontradiksi, atau keunikan lain dari suatu informasi. Selain

itu, dapat mengkomunikasikan pengetahuan dan pemahaman baru

secara efektif. Seseorang yang melek informasi dapat menemukan

apakah informasi tersebut memuaskan, ataukah ada informasi lain

yang dibutuhkan dan apakah informasi yang ada itu bertolak belakang

dengan melakukan verifikasi informasi menggunakan sumber yang

lain, menyadari hubungan dekat dengan konsep dan dapat

menggambarkan kesimpulan berdasarkan dengan apa yang informasi

yang sudah terkumpul.

e. Mengkomunikasikan Informasi

Dalam mengkomunikasikan informasi yang sudah didapatkan,

diharapka tidak hanya terjadi kepada sesama siswa tetapi juga dapat

meluas ke komunitas sekolah yang lain.

Selain itu, dapat memilih media komunikasi dan format yang

paling tepat untuk mendukung tujuan menyebarkan suatu produk

informasi ke sasaran yang dituju dan menggunakan teknologi

informasi yang cocok dalam menciptakan satu produk informasi

merupakan salah satu ciri seseorang yang melek informasi.

Bekerjasama soal bentuk desain dan mengkomunikasikan dengan baik

untuk lingkungan, mengkomunikasikan produk informasi secara jelas

dan dengan gaya yang mendukung tujuan dari sasaran yang

diinginkan.

Komunikasi tidak hanya dapat terjadi secara lisan dan tatap muka

langsung namun juga tulisan dan tak langsung. Contoh komunikasi tak

langsung adalah berinteraksi di intenet, interaksi yang dilakukan

misalnya berdiskusi pada suatu forum legal, memberikan pendapat

dan ikut berdiskusi mengenai satu bahasan dalam suatu milis dll.

Dalam hal ini, belum ada satupun siswa yang melakukannya. Mereka

Page 68: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

54

memanfaatkan internet masih hanya sebatas pencarian informasi dan

belum mengeksplor hal-hal lain, penggunaan email juga masih belum

signifikan.

f. Evaluasi Pembelajaran

Guru yang baik akan selalu melakukan evaluasi pembelajaran

yang telah dilakukan secara berkala. Evaluasi pembelajaran yang

dilakukan tidak harus selalu dari pihak sekolah atau formalitas

penilaian, namun evaluasi yang dimaksud adalah untuk siswa itu

sendiri sebagai individu dalam menjalankan perannya sebagai murid.

Walaupun informan sudah memiliki kesadaran mengevaluasi

dirinya sebagai guru dalam rangka meningkatkan literasi informasi

siswa. Namun pada kenyataannya, mereka belum melakukannya

dengan melakukan tindakan nyata. Informan hanya melakukan

evaluasi secara subyektif, padahal untuk dapat melihat evaluasi secara

nyata kita juga harus melihatnya dari sisi siswa sehingga menjadi

lebih obyektif.

C. Penerapan Literasi Informasi dalam Proses Pembelajaran

Dalam membangun siswa agar menjadi pembelajar sepanjang hayat

dan individu yang literate bukanlah hal yang mudah. Hal ini

membutuhkan kemampuan guru sebagai media yang dapat menjembatani

pembelajaran di kelas. Untuk dapat mengetahui bagaimana siswa

menerapkan literasi informasi yang dilakukan adalah bertanya mengenai

metode pembelajaran di kelas dan kegiatan belajar mengajar.

Menurut informan 1 pembelajaran yang efektif adalah dengan

menggali pemahaman mengenai materi yang diajarkan. Sebelum

melakukan diskusi terlebih dahulu dengan membicarakan materi yang

diajarkan atau bahan yang akan dijadikan diskusi. Informan 1 mengaku

bahwa ia menggunakan metode ceramah kelas dalam memulai suatu

materi ajar. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar siswa mengetahui

lebih banyak materi yang akan didiskusikan. Selain itu, Informan 1 juga

Page 69: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

55

melakukan diskusi kelompok. Kemudian setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya kedepan kelas setelah itu barulah

dilakukan penilaian oleh teman sebayanya (peer assessment).

Mengingat sistem moving class yang diterapkan oleh SMPN 27

maka ruangan kelas menjadi wewenang guru dalam membuat suasana

kelas menjadi nyaman. Karena menurut penelitian, kenyamanan kelas

menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.

Karena kelas merupakan salah satu media pembelajaran yang penting

maka guru SMPN 27 berusaha membuat susasana kelas menjadi satu

media “inspiring”. Seperti yang dilakukan informan 4, ia selalu berusaha

membuat suasana kelasnya nyaman untuk kegiatan belajar. Salah satu

usaha yang dilakukannya adalah dengan membuat posisi duduk yang

nyaman, menugaskan siswa untuk mengeksplor kreatifitasnya yaitu

membuat majalah dinding kelas dan menempelkan artikel-artikel yang

berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam yang mereka dapatkan

ketika mecari informasi di internet ataupun di perpustakaan. Artikel-

artikel tersebut dapat berfungsi ganda, bentuknya yang beragam dapat

membuat kelas menjadi lebih atraktif dan dapat menambah semangat

belajar. Selain itu, artikel dapat menambah memperkaya wawasan para

siswa.

Menurut informan 2 lebih banyak memberikan simulasi kepada

siswa mengenai peristiwa yang terjadi belakang ini. Ia lebih banyak

memberikan contoh-contoh peristiwa alam dalam bentuk animasi atau

film agar siswa dapat memahami materinya dengan baik. Karena dengan

adanya visualisasi dari sebuah peristiwa siswa diharapkan dapat

membayangkan bagaimana sebenarnya proses dari gejala alam terjadi.

Beberapa metode juga ia lakukan misalnya dengan memberikan tugas

kelompok kepada siswa untuk mencari tahu bagaimana peristiwa alam

terjadi. Setelah itu, mereka akan mempresentasikan di depan kelas.

Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar, informan 1 selalu

melakukan penyamaan emosi ketika siswanya masuk kelas. Menurutnya

Page 70: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

56

ketika masuk ke dalam kelas, emosi mereka harus stabil agar proses

belajar mengajar di dalam kelas berlangsung dengan efektif. Sebelum

masuk ruangan kelas dan mulai belajar biasanya siswa-siswanya

merasakan suasana hati yang berbeda-beda. Hal ini dimungkinkan karena

usia siswa-siswi yang masih labil dan dalam tahap pencarian jati diri.

Dalam menstabilkan emosi siswa-siswi ini, informan 1 biasanya

melakukan tadarus Al-Qur’an secara bersama-sama. Setelah melakukan

itu secara bersama-sama, ia baru memulai melakukan diskusi mengenai

materi hari itu. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh Informan 2

tergolong menarik karena juga menggunakan film.

Sedangkan informan 1 metode yang ia terapkan masih tergolong

konvensional. Kegiatan belajar mengajar dalam kelas ia banyak

melakukan ceramah diskusi. Tetapi ia juga berusaha meningkatkan daya

kritis siswa dengan melakukan adanya diskusi.

Dalam penelitian ini, usaha yang dapat dilakukan guru untuk

menjadikan siswa kritis adalah dengan menggunakan metode

pembelajaran yang tepat untuk di gunakan dalam kelas. Dalam kelas guru

memfasilitasi kegiatan belajar siswanya. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa guru SMPN 27 menerapkan berbagai metode pembelajaran

dikelas yang hampir sama.

SMPN 27 tidak secara eksplisit mencantumkan literasi informasi

sebagai suatu hasil belajar yang harus dimiliki oleh setiap bagian dari

komunitas sekolah. Tetapi tujuan pembelajaran dari SMPN 27 yang

berlandaskan pembelajaran sepanjang hayat merupakan satu indikasi

yang dapat dijasikan ukuran dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

di sekolah. Untuk itu SMPN 27 sendiri memberikan satu sarana untuk

mencapai tujuan tersebut.

Page 71: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

57

D. Peran Guru dalam Mengembangkan Literasi Informasi

Siswa

Perpustakaan dikatakan sebagai jantung sekolah, oleh karena itu

perpustakaan mempunyai andil dalam mengembangkan komunitas

sekolah baik guru, siswa dan pustakawan. Namun keberadaan

perpustakaan di suatu sekolah masih dipandang sebelah mata. Untuk

dapat menghilangkan citra buruk perpustakaan di mata komunitas

sekolah.

Menurut The Williams and Wavell empelajari mengenai tantangan

guru dalam memahami aktivitas belajar dalam kaitannya dengan

information handling yaitu “kemampuan guru dan pustakawan dalam

mendiagnosis masalah informasi seperti yang dihadapi oleh siswa dan

untuk memberikan dukungan pada mereka”. Dalam penelitian ini, ada

bukti yang mengindikasikan pentingnya pemahaman dan kolaborasi.

Dobber dan Hanna mengatakan bahwa “Orang yang melek informasi

juga harus dapat memanfaatkan perpustakaan”. Untuk dapat menjadikan

siswa-siswi SMPN 27 sebagai individu yang melek informasi maka

mereka harus bisa memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Untuk

mewujudkan hal tersebut tidak hanya diperlukan peran pustakawan tetapi

juga guru. Guru dan pustakawan harus dapat berkolaborasi untuk dapat

mewujudkan komunitas sekolah yang literate. Pustakawan merupakan

seseorang yang memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan pengguna,

salah satunya dengan memberikan pendidikan pemakai yang tepat.

Namun demikian pustakawan tidaklah dapat mewujudkan komunitas

yang literate bila tidak didukung oleh peran guru. Guru seharusnya dapat

memberikan kontribusi yang lebih mengingat frekuensinya bertemu

dengan siswa lebih banyak.

Perpustakaan SMPN 27 hanya memberikan pendidikan pemakai

yang berorientasi pada pelatihan literasi informasi kepada siswa-siswi

SMPN 27 di awal tahun ajaran. Akan tetapi pendidikan pemakai ini

belum diberikan kepada guru-guru. Padahal mereka juga sangat

Page 72: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

58

membutuhkan pengetahuan mengenai literasi informasi agar mereka

dapat memahami dan menerapkannya dengan baik kepada siswa-siswi

mereka. Dalam penelitian ini terlihat bahwa belum adanya kerjasama

yang baik antara guru dan pustakawan. Penelitian ini juga membuktikan

bahwa siswa-siswi SMPN 27 belum memiliki kesadaran penuh dalam

mengintegrasikan perpustakaan sebagai bagian dalam proses

pembelajaran.

Page 73: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa walaupun belum mengetahui

dan memahami secara mendalam mengenai konsep literasi informasi namun

informan sudah mulai mengarahkan siswanya untuk dapat menjadi individu

yang selalu berpikir kritis dan pembelajar sepanjang hayat. Sebagaimana

tujuan akhir dari literasi informasi. Informan sudah berusaha membuat suatu

metode pembelajaran yang berpusat pada siswa, misalnya dengan membuat

suatu trigger untuk dapat menghidupkan diskusi di kelas dan menstimulasi

cara berpikir siswa agar terbiasa memecahkan masalah, adanya diskusi

kelompok dan presentasi hasil diskusi untuk menambah rasa percaya diri

siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan literasi informasi yang mengharapkan

semua individu dapat belajar bagaimana caranya belajar –leraning how to

learn.

Pelatihan yang selama ini diberikan dari pihak guru untuk para siswa

secara berkala memiliki sedikit manfaat dalam mengembangkan literasi

informasi siswa. Akan tetapi yang perlu dilakukan adalah pelatihan khusus

mengenai literasi informasi siswa agar para siswa dapat memahami secara

mendalam bagaimana cara menjadi siswa ataupun individu yang literate.

Penelusuran informasi di internet juga masih dalam pengembangan

karena selama ini guru hanya mengajarkan siswa untuk menggunakan search

engine yang menurut mereka familiar bukan karena memahami dari fungsi

search engine itu sendiri. Hal ini membuktikan bahwa guru belum dapat

menguasai literasi informasi dalam rangka pemanfaatan teknologi informasi

untuk dapat mengembangkan literasi informasi siswa.

Strategi penelusuran informasi yang diterapkan juga masih belum

sistematis. Walaupun mereka mengaku siswa-siswi selalu mendapatkan

informasi yang mereka butuhkan tetapi sistematika penelusuran masih belum

Page 74: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

60

efektif. Selain itu kegiatan yang dilakukan di dunia maya hanya sebatas

pencarian informasi yang sifatnya pengetahuan umum, tetapi dalam

melakukan pencarian penelitian ilmiah masih belum banyak digali. Selain itu

mereka belum banyak memanfaatkan fasilitas di intenet secara maksimal

misalnya email, forum diskusi dll.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca dan pihak sekolah

terkait dengan penelitian yang telah dilakukan ini diantaranya adalah:

1. Guru harus dapat lebih meningkatkan kemampuan literasi informasi siswa

dalam menunjang prestasi belajarnya. Terutama kemampuan dalam

melakukan penelusuran informasi dan memanfaatkan sumber-sumber

informasi yang tersedia, seperti sarana perpustakaan. Oleh karena itu,

perpustakaan pun dala hal ini harus dapat mengakomodir kebutuhan

informasi siswa SMNPN 27.

2. Dengan meningkatnya teknologi informasi menuntut adanya perubahan

pada kemampuan dalam mengakses dan memanfaatkan informasi.

Pemanfaatan teknologi informasi dapat memudahkan proses belajar

mengajar di SMPN 27.

3. Perlu adanya dukungan dari pihak sekolah SMPN 27 untuk dapat

meningkatkan literasi informasi siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan

memberikan pelatihan mengenai konsep dan pemahaman literasi

informasi. Serta perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana dalam

menunjang kegiatan belajar mengajar, misalnya dengan menambah koleksi

sumber informasi di perpustakaan dan juga menambah kecepatan akses

internet yang masih jauh kurang.

4. Penerapan literasi informasi dalam proses pembelajaran dirasakan masih

perlu banyak ditingkatkan. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama antara

guru dengan pustakawan untuk mewujudkan terciptanya komunitas yang

lebih literate terhadap informasi. Dalam hal ini guru harus lebih proaktif

untuk mengajak pustakawan dan anggota komunitas sekolah lainnya untuk

Page 75: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

61

dapat mewujudkan siswa-siswi yang literate. Hal ini perlu dilakukan

mengingat masih terbatasnya pengetahuan guru dan siswa mengenai

literasi informasi. Jika guru dan siswa sudah memahami konsep literasi

informasi secara ‘utuh’, maka akan memudahkan dalam menerapkan

dalam proses pembelajaran di kelas.

Page 76: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya, 2011. Cet. VI.

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT.

Ciputat Press, 2002. Cet. 1

Bundy, Alan (2004). Australian and New Zealand Information Literacy

Framework: Principles, Standards and Practice. Diakses 04 Desember

2014, dari http://www.caul.edu.au/infoliteracy/InfoLiteracyFramework.pdf

Darajat, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

_______, Zakiah dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 1995. Cet. I

_______, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini. Jakarta: A.H. Ba’adillah

Press, 2002. Cet. I

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: PT. Syamil Cipta

Media.

Echols, John M dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia = An English-

Indonesia Dictinor. Jakarta: Gramedia, 2000.

Farida, Ida, Information Literacy Skills: Dasar pembelajaran seumur hidup.

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Fitrihana, Noor, 2009. Peningkatan Kompetensi Literasi Informasi di Internet.

http://batikyogya.wordpress.com/ diakses pada tanggal 20 Nopember 2014

jam 09.12

Hamdani, Ihsan, H.A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka

Setia, 2001.

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Poposal dan

Laporan Penelitian. Malang: UMM Press, 2004.

http://josephrdaniel.wordpress.com/2013/08/16/coding-sebuah-proses-penting-

dalam-penelitian-kualitatif/

http://www.depdiknas.co.id, 18 November 2014

http://www.depag.co.id, 18 November 2014

Page 77: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

Lien, Diao Ai dkk, Literasi Informasi: tujuh langkah knowledge management.

Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya, 2010. Edisi II

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. cet ke 2

Mardalis, Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Cet. VI

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta; PT Rineka Cipta: 2007.

Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2000

Mudyaharjo, Redja, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-

Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan diIndonesia. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Mulyasa E, “Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen”,

dalam Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008. Cet. III.

Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistic Kualitatif. Bandung: Trsito,1988.

Nata, Abuddin, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam. Bandung: Angkasa,

2003. Cet. 1.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003.

Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta:

Quantum Teaching, 2005. Cet. III

Poerwanari, E. Kristi. Pendkatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta:

LP3ES, 1998. Cet.1.

Rasyidin Al dan H. Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan

Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005. Cet. II.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2008.

Singh, Diljit. (2006). School Libraries and Information Literacy. Disampaikan

pada Seminar Perpustakaan Sekolah: Peran Literasi Informasi dan

Teknologi Informasi Komunikasi di Perpustakaan Sekolah dalam

Menunjang Proses Pembelajaran. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Sudarsono, Blasius, et. Al. (2009) Literasi Informasi: pengantar untuk

perpustakaan sekolah, Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Page 78: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif. Bandung:

Alfabeta, 1988.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007. Cet. VII

Tim Pustaka Al-Kautsar, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2009.

Usman, Husaini., dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial.

Usman, Uzer M, Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001. Edisi kedua

Page 79: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

DAFTAR REFERENSI

Nama : Nur Fauziah

NIM : 1110011000010

Fakultas : Tarbiyan dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Upaya Guru dalam Mengembangkan Literasi Informasi Siswa pada

Mata Pelajaran PAI

BAB I

No Judul Buku No

Footnote

Halaman

Referensi

Paraf

Pembimbing

1 Literasi Informasi: pengantar untuk

perpustakaan sekolah 1, 8

2 Peningkatan Kompetensi Literasi

Informasi di Internet 2

3 School Libraries and Information Literacy

3

4 Information Literacy Skills: Dasar

pembelajaran seumur hidup 4, 10, 11, 12 30, 31, 32

5 As we may think: Information Literacy as

a discipline for thr information age 5

6 Konsep dan Makna Pembelajaran

6 61

7 Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi 7 130

BAB II

No Judul Buku No

Footnote

Halaman

Referensi

Paraf

Pembimbing

8 Mushaf Al-Qur’an dan

Terjemahannya

1

9 Filsafat Pendidikan Islam

2 93

10 Ilmu Pendidikan Islam

3 39

Page 80: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

11 Ilmu Pendidikan dalam Perspektif

Islam

4 75

12 Menjadi Guru Profesional 5 5

12 Guru Profesional & Implementasi

Kurikulum

6 6

13 Undang-Undang RI No. 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen

7 246

14 Kamus Inggris Indonesia = An

English-Indonesia Dictinor

9 361

15 Literasi Informasi: tujuh langkah

knowledge management

13, 14, 15 4, 5

16 Australia and New Zealand

Information Literacy Framework:

Principles, Standards and Practice

17

17 Kapita Selekta Pendidikan Agama

Islam

18, 19 10, 11

18 Pengantar Pendidikan Sebuah Studi

Awal Tentang Dasar-Dasar

Pendidikan Pada Umumnya dan

Pendidikan diIndonesia

20 3

19 Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi

23, 32 130, 134-

135

20 Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini

24 37

21 Pengantar Ilmu dan Metologi

Pendidikan Islam

25, 26, 27 15, 16, 19

22 Filsafat Pendidikan Islam:

Pendekatan Historis, Teoritis dan

Praktis

28, 29 36, 29

23 Al-Qur’an dan Terjemahannya

30, 31 206, 145

24 Metodik Khusus Pengajaran Agama

Islam

33-39 86-112

BAB III

No Judul Buku No

Footnote

Halaman

Referensi

Paraf

Pembimbing

25 Mardalis, Metode Penelitian

1 24

26 Nazir, Moh., Metode Penelitian

2 54

27 Pendkatan kualitatif dalam penelitian

psikologi

3, 19 102

28 Metode Penelitian Kualitatif:

Aplikasi Praktis Pembuatan Poposal

dan Laporan Penelitian,

4 75

29 Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar 5, 7, 8 110-111

Page 81: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

Merancang dan Melakukan

Penelitian Kualitatif

30 Metodologi Penelitian Pendidikan

6 165

31 Metodologi Penelitian Naturalistic

Kualitatif

9 126

32 Metode Penelitian Pendidikan:

Pendekatan Kuantitatif

10, 12 334, 338,

369, 124

33 Lexy J Moleong. Metodologi

Penelitian Kualitatif

11 177

34 Metodologi Penelitian Sosial

11, 12, 13 85, 87

BAB IV

No Judul Buku No

Footnote

Halaman

Referensi

Paraf

Pembimbing

35 Pokoknya Penelitian Kualitatif

1 105

36 Metodologi Penelitian Kualitatif

2

110

37 Outcome measures for information

literacy within the national education

goals of 1990

3, 7

38 Psikologi Pendidikan Perangkat

Sistem Pembelajaran Modul

4, 5

39 Information Literacy in the Classroom

6

40 Information Competency Standards for

Higher Education 8

41 A Study of Undergraduate Information

Literacy and Skills 9

42 Literasi Informasi: Identifikasi Masalah/

Kebutuhan Informasi 10

43 The Use of Research by Teachers

11

44 Australian and New Zealand

Information Literacy Framework 12

Page 82: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

Lampiran 1

Format Pengamatan Observasi Literasi Informasi

No. Dimensi Sasaran yang diamati Baik Kurang

1. Kemampuan

mengakses

informasi

a. Kemampuan untuk

mengetahui atau

mengidentifikasikan

kebutuhan terhadap

kebutuhan informasi

b. Kebutuhan dalam

mengetahui bahwa

keakuratan dan

kelengkapan informasi

adalah dasar untuk

membuat keputusan

yang cerdas

c. Kemampuan dalam

menginformasikan

pertanyaan-pertanyaan

berdasarkan pada

kebutuhan bagi

informasi

d. Kebutuhan dalam

mengidentifikasi

sumber-sumber

informasi yang

berpotensi

e. Kemampuan dalam

mengembangkan

berbagai strategi

penelusuran secara

sukses

f. Kemampuan dalam

mengakses informasi

baik yang bersumber

cetakan maupun

teknologi (dalam

bentuk elektronik)

2. Kemampuan

dalam

mengevaluasi

informasi

a. Kemampuan dalam

menetapkan

kewenangan

b. Kemampuan dalam

menentukan

keakuratan dan

Page 83: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

kerelevanan informasi

c. Kemampuan dalam

mengetahui pendapat

dan persepektif

3. Kemampuan

dalam

menggunakan

informasi

a. Kemampuan dalam

mengorganisasi

informasi penerapan

praktis

b. Kemampuan dalam

memadukan

(mengintegrasikan)

informasi terbaru

kedalam tubuh

pengetahuan yang

sebelumnya memang

sudah ada

c. Kemampuan dalam

menggunakan

informasi dalam

pemikiran yang kritis

dan pemecahan

masalah

Page 84: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

Mengakses Informasi

1. Apakah Bapak/Ibu tahu apa yang dimaksud dengan literasi/melek informasi?

2. Menurut Bapak/Ibu, apa sih yang dimaksud dengan kebutuhan informasi?

3. Apakah bapak/ibu tahu kebutuhan informasi siswa itu seperti apa?

4. Bagaimana cara bapak/ibu menentukan kebutuhan informasi siswa?

5. Apakah selama ini bapak/ibu mempunyai kendala dalam menentukan

kebutuhan informasi siswa dan menentukkan jenis dan sumber informasi

dalam memenuhinya?

Mengevaluasi Informasi

1. Untuk mata pelajaran PAI ini, dimana bapak/ibu mengeksplor informasi yang

dibutuhkan oleh siswa?

2. Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada siswa untuk menerapkan

strategi penelusuran yang efektif?

3. Apa pertimbangan bapak/Ibu untuk menggunakan alat bantu dalam melakukan

pencarian informasi yang diajarkan kepada siswa?

4. Mengapa bapak/ibu mengajarkan kepada siswa untuk menyeleksi dan

merekam informasi yang relevan untuk mata pelajaran PAI?

5. Apakah bapak/ibu mengajarkan kepada siswa untuk menyimpan informasi

yang didapat? Teknologi seperti apa yang digunakan?

6. Apakah siswa yang bapak/ibu ajarkan pernah mengalami kendala dan kesulitan

dalam mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif?

7. Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada siswa untuk mengevaluasi

hasil perolehan informasi yang mereka dapatkan (efektivitas)?

8. Apakah mereka juga mengevaluasi proses (efesiensi), bagaimana caranya?

Page 85: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

Penggunaan Informasi

1. Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada siswa cara mengektraksi

informasi yang relevan?

2. Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada siswa agar dapat

mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber?

3. Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada siswa untuk

mempresentasikan informasi tersebut?

4. Apakah dalam hal mengembangkan literasi informasi siswa, bapak/ibu

mendengarkan masukan orang lain?

Page 86: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

Lampiran 3

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Informan : Informan 1

No. Pertanyaan Jawaban Informan Kode 1 Apakah Bapak/Ibu tahu apa yang dimaksud

dengan literasi/melek informasi?

“Literasi informasi itu mereka tau informasi seperti

apa yang dipakai dan bagaimana cara memperoleh

informasi yang relevan...”

Kode 1 : Warna Merah

Identifikasi Kebutuhan

Informasi

2 Menurut Bapak/Ibu, apa sih yang dimaksud

dengan kebutuhan informasi?

“Kebutuhan bagi sesorang pada saat dia tidak memiliki

sumber yang cukup atau tidak cukup mengerti

mengenai sesuatu seperti saya merasa saya butuh

informasi pada saat saya ingin melaukan sesuatu tetapi

tidak bisa saya lakukan...”

3 Apakah bapak/ibu tahu kebutuhan informasi

siswa itu seperti apa?

“Para siswa memerlukan informasi yang berkaitan

dengan mata pelajaran yang sedang dipelajarinya,

misalnya pada mata pelajaran PAI, maka siswa

tersebut harus mencari informasi yang berkaitan

dengan mata pelajaran tersebut...”

4 Bagaimana cara bapak/ibu menentukan

kebutuhan informasi siswa?

“Ya dilihat aja sesuai dengan bab apa yang sedang kita

pelajari di kelas...”

5 Apakah selama ini bapak/ibu mempunyai

kendala dalam menentukan kebutuhan

informasi siswa dan menentukkan jenis dan

sumber informasi dalam memenuhinya?

“Selama ini sih ga terlalu sulit dan banyak kendala,

paling kendalanya hanya pada siswa yang SD atau

sekolahnya bukan berasal dari sekolah yang berbasis

Islam sehingga pengetahuan keislamannya agak

kurang...”

6 Untuk mata pelajaran PAI ini, dimana

bapak/ibu mengeksplor informasi yang

dibutuhkan oleh siswa?

“Saya biasanya bekerjasama dengan perpustakaan,

misalnya saya menyumbang buku-buku, artikel dan

sebagainya yang berkaitan dengan Pendidikan Agama

Islam...”

Kode 2 : Warna Hijau

Akses Informasi

Page 87: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

7 Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada

siswa untuk menerapkan strategi penelusuran

yang efektif?

“Biasanya saya mengajarkan siswa untuk membuat

mindmap terlebih dahulu dari sesuatu yang mereka

butuhkan misalnya mereka butuh informasi tentang

shalat, maka mereka harus buat dulu keragkanya...dari

mulai niat shalat dan sebagainya...”

8 Apa pertimbangan bapak/Ibu untuk

menggunakan alat bantu dalam melakukan

pencarian informasi yang diajarkan kepada

siswa?

“Karena bila tidak begitu maka siswa akan membuka

web-web yang aneh-aneh yang bisa merusak moral

siswa, maka saya selalu mengarahkan siswa untuk

mencari informasi melalui alat bantu, seperti google

dan yahoo atau web-web yang menyangkut denga

pelajaran PAI...”

9 Mengapa bapak/ibu mengajarkan kepada siswa

untuk menyeleksi dan merekam informasi yang

relevan untuk mata pelajaran PAI?

“Ya karena pelajaran PAI itu kan menyangkut masalah

agama, jadi harus hati-hati dalam mencari

informasi...salah-salah bisa disebut penyimpangan

agama...”

10 Apakah bapak/ibu mengajarkan kepada siswa

untuk menyimpan informasi yang didapat?

Teknologi seperti apa yang digunakan?

“Iyalah, saya selalu mengajarkan siswa untuk

menyimpan informasi yang didapat ke dalam flashdisk

supaya ga ilang dan ketika diperlukan informasi itu

masih ada...”

11 Apakah siswa yang bapak/ibu ajarkan pernah

mengalami kendala dan kesulitan dalam

mengakses informasi yang dibutuhkan secara

efektif?

“Ya sedikit-sedikit pasti ada kendala, dari mulai siswa

yang belum tau tentang internet atau bahkan dimana

atau buku apa yang harus mereka pakai untuk mata

pelajaran PAI...”

12 Bagaimana cara guru mengevaluasi hasil

perolehan informasi yang siswa dapatkan

(efektivitas)?

“Saya jarang sih melakukan evaluasi, paling ya

bagaimana mereka mengerjakan semua tugas dengan

baik atau tidaknya....”

13 Apakah mereka juga mengevaluasi proses

(efesiensi), bagaimana caranya?

“Tidak...”

14 Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada

siswa cara mengektraksi informasi yang

relevan?

“Mengambil dari segala sumber yang terpercaya...” Kode 3 : Warna Ungu

Pemanfaatan Informasi

Page 88: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

15 Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada

siswa agar dapat mengorganisasikan informasi

dari berbagai sumber?

“Membuat catatan-catatan kecil kemudian

dirangkum...”

16 Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada

siswa untuk mempresentasikan informasi

tersebut?

“Mereka membacakan hasil informasi yang diperoleh

dan menyebutkan sumber informasi yang dipakai...”

17 Apakah dalam hal mengembangkan literasi

informasi siswa, bapak/ibu mendengarkan

masukan orang lain?

“Pasti, saya memang butuh masukan dari guru

lain...saya juga mencari masukan dan saran-saran dari

guru yang menguasai tentang konsep literasi walaupun

beda mata pelajaran yang diajar...”

Page 89: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

Lampiran 3

TRANSKIP WAWANCARA

Nama Informan : Informan 2

No. Pertanyaan Jawaban Informan Kode 1 Apakah Bapak/Ibu tahu apa yang dimaksud

dengan literasi/melek informasi?

“Kemampuan memperoleh informasi....” Kode 1 : Warna Merah

Identifikasi Kebutuhan

Informasi

2 Menurut Bapak/Ibu, apa sih yang dimaksud

dengan kebutuhan informasi?

“Kebutuhan pemenuhan hasrat kalo kita ingin

berkembang ingin menjadi yang lebih baik bisa juga

sebagai kebutuhan sesuatu yang diperlukan saat itu

untuk memenuhi wawasan untuk menambah

wawasan...”

3 Apakah bapak/ibu tahu kebutuhan informasi

siswa itu seperti apa?

“Ya kalau dalam pelajaran, berarti mereka

memerlukan informasi mengenai mata pelajaran sesuai

dengan apa yang mereka sedang pelajari...”

4 Bagaimana cara bapak/ibu menentukan

kebutuhan informasi siswa?

“Dilihat dari apa yang sekarang mereka sedang

pelajari...”

5 Apakah selama ini bapak/ibu mempunyai

kendala dalam menentukan kebutuhan

informasi siswa dan menentukkan jenis dan

sumber informasi dalam memenuhinya?

“Paling karena latar belakang sekolah mereka yang

berbeda-beda atau tidak berbasis Islam makanya saya

harus lebih ekstra mengajarkannya cara mencari

informasi mengenai masalah Pendidikan Agama

Islam...”

6 Untuk mata pelajaran PAI ini, dimana

bapak/ibu mengeksplor informasi yang

dibutuhkan oleh siswa?

“Saya hanya merekomendasikan buku-buku yang

relevan, memperlihatkan video tentang pelajaran

PAI...”

Kode 2 : Warna Hijau

Akses Informasi

7 Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada

siswa untuk menerapkan strategi penelusuran

yang efektif?

“Saya merasa agak kesulitan untuk itu...nah untuk

menyiasati kebingungan kita maka itu biasanya saya

mengajarkan siswa untuk menulis apa yang mau

mereka tulis...buat coret-coretan dulu...”

Page 90: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

8 Apa pertimbangan bapak/Ibu untuk

menggunakan alat bantu dalam melakukan

pencarian informasi yang diajarkan kepada

siswa?

“Karena kalo ga pake alat bantu mereka akan bingung

dimana harus mencari informasi tersebut...”

9 Mengapa bapak/ibu mengajarkan kepada siswa

untuk menyeleksi dan merekam informasi yang

relevan untuk mata pelajaran PAI?

“Karena kalo mereka langsung memakan informasi

yang ada, mereka akan salah nantinya...kalo informasi

nya benar ga jadi masalah tapi kalo informasi nya

salah gimana...”

10 Apakah bapak/ibu mengajarkan kepada siswa

untuk menyimpan informasi yang didapat?

Teknologi seperti apa yang digunakan?

“Ya saya memang selalu menyuruh siswa untuk

menyimpannya, biasanya saya mengajarkan kepada

mereka untuk membuat catatan kecil mengenai

informasi yang didapat...”

11 Apakah siswa yang bapak/ibu ajarkan pernah

mengalami kendala dan kesulitan dalam

mengakses informasi yang dibutuhkan secara

efektif?

“Ya palingan kalo misalnya ada siswa yang belum

mengerti cara menggunakan internet untuk mencari

informasi...atau mereka kebingungan saat mencari

materi di buku...”

12 Bagaimana cara siswa mengevaluasi hasil

perolehan informasi yang mereka dapatkan

(efektivitas)?

“Saya hanya melihat bagaimana mereka

mempresentasikan tugas yang diberikan...”

13 Apakah mereka juga mengevaluasi proses

(efesiensi), bagaimana caranya?

“Jarang...”

14 Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada

siswa cara mengektraksi informasi yang

relevan?

“Dilihat dulu sumbernya terpercaya atau tidak

kemudian disatukan...”

Kode 3 : Warna Ungu

Pemanfaatan Informasi

15 Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada

siswa agar dapat mengorganisasikan informasi

dari berbagai sumber?

“Ya membuat coret-coretan dulu kemudian dijadikan

satu...”

16 Bagaimana cara bapak/ibu mengajarkan kepada

siswa untuk mempresentasikan informasi

tersebut?

“Ya mereka presentasi aja makalah yang dibuat

kemudian disebutkan deh sumbernya...”

17 Apakah dalam hal mengembangkan literasi “Itu sudah pasti, saya sangat butuh saran dari guru-

Page 91: UPAYA GURU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29826/1/NUR... · 6. Desen Pembimbing skripsi. Yudhi Munadi, M.Ag . yang . senantiasa

informasi siswa, bapak/ibu mendengarkan

masukan orang lain?

guru lain....semakin saya mendapat masukan semakin

banyak pengetahuan saya tentang bagaimana cara

mengajarkan siswa menjadi orang yang literate...”