ali yudhi hartanto indonesia mengajar

19
TUGAS KARYA TULIS MATA KULIAH MARKETING MANAGEMENT NAMA : ALI YUDHI HARTANTO NPM : 1206185053 KELAS : F 121

Upload: aliyudhih

Post on 20-Jun-2015

302 views

Category:

Government & Nonprofit


8 download

DESCRIPTION

makalah indonesia mengajar sebagai tugas akhir mata kuliah marketing di MM UI

TRANSCRIPT

Page 1: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

TUGAS KARYA TULIS MATA KULIAH MARKETING MANAGEMENT

NAMA : ALI YUDHI HARTANTO

NPM : 1206185053 KELAS : F 121

Page 2: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

CHAPTER 1

Sejarah Indonesia Mengajar

Gerakan Indonesia Mengajar diinspirasi proses panjang yang dibangun selama bertahun-

tahun. Proses ini adalah gabungan dari: 1) Pelajaran dari berbagai generasi, 2) Perjalanan

aktivitas pengabdian maupun interaksi dengan berbagai masyarakat, 3) Pengetahuan

modern yang dipetik dari dunia akademik global.

Penggagas Indonesia Mengajar adalah Anies Baswedan, yang mengamati berbagai hal antara

lain Pada tahun 1950an, alm. Prof. Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM dan mantan

Ketua Dewan Mahasiswa UGM dan Pengerahan Tenaga Mahasiswa menginisiasi sebuah

program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) yang kelak bermertamorfosa

manjadi Kuliah Keja Nyata (KKN), yakni program untuk mengisi kekurangan guru SMA di

daerah, khususnya di luar Jawa. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru

dan pertama di sebuah kota kabupaten. Pak Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari 8

orang yang menjadi angkatan pertama PTM ini. Beliau berangkat ke Kupang dan bekerja di

sana selama beberapa tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak serta 3 siswa paling

cerdas untuk kuliah di UGM. Salah satunya adalah Adrianus Mooy yang di kemudian hari

menjadi Gubernur Bank Indonesia.

Hal kedua yang menjadi inspirasinya adalah adanya kegiatan sejenis di berbagai belahan

dunia antara lain teach for America, teach for Australia, teach for India, China Education

Initiative, teach First Deutschland, teach First UK, teach for Lebanon, dan Ensina Brazil.

Disamping keinginan Anies Baswedan untuk ikut serta membantu memberikan sumbangsih

atas permasalahan dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai contoh, perbandingan jumlah guru

di indonesia adalah sekitar 1:15 atau dua kali lipat dari perbandingan guru di korea (1:30),

namun sebaran jumlah guru tersebut tidak merata dan hanya terkonsentrasi di kota-kota

besar. Dan masalah yang paling utama yang ingin ikut dibenahi adalah masalah kesenjangan

kualitas pendidik, ujian sertifikasi guru menunjukkan kualitas guru yang mengajar pada

tingkat Sekolah dasar berada pada nilai 4,5 dari skala 10.

Page 3: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

Semua proses di atas, secara perlahan membentuk ide besar Gerakan Indonesia Mengajar

yang dimulai tahun 2009, pertama kali, Anies Baswedan mendiskusikan dan menguji idenya

pada berbagai pihak, membentuk tim kecil dan kemudian gagasan ini mulai berwujud ketika

Indika Energy Group menyatakan dukungannya dan bersedia menjadi sponsor program.

Visi Gerakan Indonesia Mengajar

Diinspirasi oleh janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Indonesia

dipenuhi oleh anak muda yang tulus mengabdi menjadi guru selama waktu tertentu di daerah,

menularkan optimisme, menebar inspirasi dan menjadi jendela kemajuan di tingkat akar

rumput. Pada saat bersamaan, anak-anak muda itu belajar untuk peka dan peduli pada realitas

kehidupan bangsanya.

Kehadiran dan kehidupan anak-anak muda itu di sekolah, desa dan keluarga baru mereka di

pelosok Nusantara akan merajut tenun kebangsaan yang lebih kokoh.

Kelak, Indonesia akan dipenuhi pemimpin baru yang memiliki kompetensi kelas dunia

dengan pemahaman akar rumput. Para pemimpin itu lahir dari anak-anak muda terbaik pada

generasinya yang diberi kesempatan untuk hidup, tinggal, bekerja, dan berinteraksi di dunia

pendidikan bersama rakyat di segala penjuru, termasuk di daerah terpencil.

Misi Indonesia Mengajar

Indonesia Mengajar memiliki misi ganda:

1. Mengisi kekurangan guru berkualitas di daerah yang membutuhkan.

2. Menjadi wahana belajar kepemimpinan bagi anak-anak muda terbaik Indonesia agar tak

semata memiliki kompetensi kelas dunia, tetapi juga pemahaman akar rumput.

Indonesia Mengajar membantu mengisi kekurangan guru sekolah dasar, khususnya di daerah

terpencil dengan mengirimkan lulusan terbaik Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah

dididik intensif untuk menguasai kapasitas kepengajaran dan kepemimpinan untuk bekerja

sebagai guru selama satu tahun.

Pengajar Muda adalah sebutan untuk para guru hasil didikan Gerakan Indonesia Mengajar.

Dalam proses rekrutmen Pengajar Muda angkatan I (2010), Indonesia Mengajar berhasil

menarik 1.383 pendaftar dari seluruh Indonesia. Pada angkatan II (2011), total pendaftar naik

Page 4: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

tiga kali lipat dan persentase penerimaan mencapai 1,5% dari 4.368 pendaftar yang

merupakan sarjana lulusan univeritas dalam dan luar negeri. Pendaftaran pada angkatan III

(2011) mencapai 5.266 pendaftar, sedangkan untuk angkatan IV (2012) mencapai 8.501

pendaftar. Sampai saat ini, Indonesia Mengajar telah mengirimkan 241 generasi muda terpilih

untuk menjadi Pengajar Muda yang ditempatkan di 134 desa di enam belas kabupaten.

Saat ini, Indonesia Mengajar sudah menempatkan Pengajar Muda ke enam belas daerah di

berbagai pelosok Indonesia, yaitu: Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam; Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau; Kabupaten Muara Enim dan Musi

Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan; Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung;

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten; Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur;

Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat; Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan

Timur; Kabupaten Kep. Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara; Kabupaten Majene, Provinsi

Sulawesi Barat; Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat; Kabupaten Rote Ndao,

Provinsi Nusa Tenggara Timur; Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara;

Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku; dan Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua

Barat.

Donasi berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan partner yaitu Indika

Energy Group, Bank Mandiri, Bank BNI dan Perusahaan Gas Negara.

Kekuatan terbesar Indonesia Mengajar adalah sumbangan pro-bono dari entitas-entitas bisnis

dan pribadi seperti PWC untuk melakukan audit atas laporan keuangan Indonesia Mengajar

dan Daya Dimensi Indonesia Contsultant untuk proses recruitment.

Page 5: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

CHAPTER 2

Future Issues / Challenges

Yang menjadi issues utama dari Indonesia Mengajar ini adalah :

1. Sebagai inisiator program mengirimkan tenaga pengajar ke daerah terpencil, terluar dan

tertinggal, Indonesia Mengajar telah berhasil menimbulkan simpati publik akan

pentingnya masyarakat dan kaum profesional dan terdidik untuk ikut memecahkan

sebagian permasalahan di bidang pendidikan.

Beberapa kota dan kabupatenpun kemudian mengcopy program Indonesia Mengajar

dengan mendirikan kegiatan sejenis seperti “Solo Mengajar” dan “Gresik Mengajar”, tak

ketinggalan pula sejumlah kampus ternama ikut pula menggagas program sejenis dengan

intensinya masing-masing yang melibatkan civitas akademika Dosen – Mahasiswa seperti

pada “Gerakan UI Mengajar” dan “ITB Mengajar”.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun mengapresiasi

kegiatan Indonesia Mengajar dan ikut pula menginisiasi kegiatan sejenis dengan

melibatkan sarjana universitas keguruan (baca IKIP) dalam scala dan program yang lebih

masif seperti program SM-3T, yaitu program sarjana mengajar di daerah tertinggal,

terluar dan terpencil yang melibatkan hampir 3000 sarjana untuk mengajar di sekolah-

sekolah dasar dengan kriteria tertentu.

Meskipun salah satu tujuan Indonesia Mengajar adalah hendak mencapai

partisipasi/keterlibatan luas masyarakat turut memecahkan persoalan pendidikan, namun

dengan terdapatnya sejumlah aktifitas yang mirip, maka Indonesia Mengajar harus

mempertegas segementation dan upaya differentiation - positioning kembali untuk

dapat lebih melibatkan diri kepada upaya-upaya penanganan permasalahan

pendidikan.

Page 6: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

2. Indonesia Mengajar mempunyai Brand Ambassador pada seorang Anies Baswedan dan

Pengajar Muda Indonesia Mengajar itu sendiri.

Namun, yang teramati oleh masyarakat adalah bahwa citra Indonesia Mengajar tidak

dapat dilepaskan pada citra diri Anies Baswedan selaku penggagas program ini. Hal

tersebut dapat menimbulkan sejumlah persoalan apabila citra Anies Baswedan terganggu

karena sejumlah issues yang mungkin dapat terjadi di masa yang akan datang.

Tarikan-tarikan agar Anies Baswedan terjun ke dunia politik, dan seandainya Anies

Baswedan mengalah dan terjun ke dunia politik atau terdapat sejumlah permasalahan

pribadi yang kemudian menjadi santapan media, maka akan turut pula berpengaruh

kepada citra Indonesia Mengajar.

Maka, Indonesia Mengajar harus menemukan cara untuk membangun Brand

Imagenya sendiri.

3. Dari segi pendanaan, Indonesia Mengajar tidak mempunyai lembaga donor yang secara

tetap dan terus menerus membiayai kegiatannya, Indonesia Mengajar juga bukan

merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tertentu,

sehingga kebutuhan akan penyandang dana merupakan ancaman akan keberlangsungan

kegiatan indonesia mengajar.

Permasalahan keberlangsungan Pendanaan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yang

memiliki reputasi tidak baik untuk menggunakan Indonesia Mengajar, untuk membantu

memperbaiki image perusahaan.

Maka, Indonesia Mengajar harus melakukan pendekatan Business to Business

untuk memperoleh pendanaan secara berkelanjutan dari Perusahaan yang memiliki

reputasi bisnis baik.

Page 7: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

CHAPTER 3

Theory and Analysis

Transformation of Indonesia Mengajar to Meet the Change

Berangkat dari ketiga issues seperti diinformasikan dalam chapter 2, maka Indonesia

Mengajar mendeskribsikan sejumlah area perubahan yang dapat dilakukan. Antara lain :

Analysis Issues 1

Indonesia Mengajar harus mempertegas segementation dan upaya differentiation -

positioning untuk dapat lebih melibatkan diri kepada upaya-upaya penanganan

permasalah pendidikan.

1. Mempertegas segmentasi program Indonesia Mengajar

Segmentasi yang telah terbentuk sebelumnya dapat didefinisikan kembali dengan 3 (tiga)

langkah dalam segmentasi berupa :

There are three important steps in the market segmentation process :

1. Identify a homogeneous segment that differ from other segment.

2. Specify criteria that define the segment.

3. Determine segment size and potential.

Kemudian untuk melihat factor market attractiveness dan factor competitive position

dalam kegiatan Indonesia Mengajar, dapat digunakan matriks dibawah ini :

Market Attractiveness Factors Competitive Position Factors Customer Meeds and Behavior : Are there unmet or underserved needs

we can satisfy

Opportunity for competitive advantage : Can we differentiate? Can we perform against critical success

factors? Stage of competing products inproduct

life cycle: is the timing is right? Market segment size and growth rate : Market potential in units, revenues,

number of prospective customer. Growth rate in units, revenues, number

of prospective customer. Might the target segment constitute a

platform for later expantion in to related segments in the market as whole

Firm and competitors capabilities and resources : Management strength and deph Financial and functional resources Brand image Relative market share

Page 8: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

Macro treds : are they favorable on balance ? Demographic Sociocultural Economic Political Technological Natural

Attractiveness of industry in which we would compete : Threat of new entrans Threat of substitutes Buyer Power Supplier Power Competitive Rivalry Industry Capacity

Aspek segmentasi pasar dapat didekati oleh Indonesia Mengajar dengan menentukan

segmentasi yang dikehendaki berdasarkan demographic segmentation dan behavioral

segmentation.

Demographic Segmentation

Demograhphically segmentation, we usually think of demographics in term of attributes

of individual consumers.

Behavioral Segmentation

the segmentation based not on who the target consumer are or where they live, but based

on what they do. Consumer needs, customer needs are expected in benefit sought from

particular service. The services that provide the best bundle of benefits is most likely to

be purchased. Lifestyle, segmentation by lifestyle or psychographic, segments market on

the basis of consumers actifities, interest and opinions.

Indonesia Mengajar menawarkan keunggulan komparatif yang tidak dapat ditawarkan

oleh entitas bisnis ataupun entitas social lain berupa keterlibatan aktif peserta untuk

secara nyata ikut menyelesaikan sejumlah persoalan dalam dunia pendidikan dan

menawarkan pengalaman yang tidak tergantikan berupa menjadi guru/pengajar yang

dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk berubah.

Setelah menentukan segmentasi yang sesuai dengan target market dan value yang

dikembangkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan targetting strategy yang

bertujuan untuk memaksimakan penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai

target segment market yang telah ditentukan.

Page 9: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

Pendekatan yang dilakukan oleh Indonesia Mengajar adalah Niche-Market Strategy,

yang mana strategi tersebut melibatkan satu atau dua lebih segment dengan characteristic

yang tidak terlalu besar, dan terdiri dari consumer yang tidak hanya menginginkan

product atau service yang baik, akan tetapi juga menginginkan specialized benefits dari

service yang ditawarkan Indonesia Mengajar. Strategi ini dirasa tepat karena

menghindarkan Indonesia Mengajar dari kompetisi sejenis dengan layanan yang

disediakan oleh entitas bisnis melalui CSR ataupun entitas social lainnya yang menyasar

kepada segments yang lebih besar.

2. Meningkatkan upaya Differentiation dan Positioning

Meskipun salah satu tujuan Indonesia Mengajar adalah untuk meningkatkan perhatian dan

partisipasi masyarakat untuk ikut membantu menyelesaikan permasalahan di bidang

pendidikan, dan oleh karenanya, seluruh program Indonesia Mengajar dapat dicopy dan

diterapkan oleh lembaga lain, namun hal tersebut dirasakan akan mengurangi

differentiation dan positioning dari Indonesia Mengajar.

Michael Porter mengatakan bahwa : “A company can outperform its rivals only if it can

establish a difference that it can preserve. It must deliver greater value to customers or

create comparable value at a lower cost. Most of the time, differentiation is why people

buy”.

Jika differentiation dari Indonesia Mengajar tidak terdefinisikan secara baik, akan

menimbulkan sejumlah permasalahan dimasa yang akan datang antara lain :

a. Dapat mempengaruhi lembaga donor untuk membiayai kegiatan Indonesia Mengajar

karena mereka tidak lagi melihat perbedaan dengan lembaga nirlaba lainnya.

b. Kesulitan untuk mencari customer dan relawan yang bersedia bergabung dengan

organisasi Indonesia Mengajar baik sebagai customer pengajar muda maupun relawan

pro bono yang membantu aktifitas Indonesia Mengajar.

Differentiation yang tidak terdefinisikan secara baik akan pula mempengaruhi positioning

yang dirasakan oleh customer/masyarakat. Ries & Trout menyampaikan bahwa “view it

as a creative undertaking whereby an existing brand in an overcrowded marketplace of

similar brands can be given a distinctive position in the minds of targeted prospects.

Positioning ultimately occurs in customers’ minds”.

Page 10: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

Positioning yang perlu dibangun oleh Indonesia Mengajar adalah positioning yang lebih

mengutamakan aspek perceptual positioning daripada physical positioning dengan

attribute yang lebih menggambarkan social atau psychological attributes seperti

perception of the product’s aesthetic appeal atau status image.

Indonesia Mengajar dapat membangun positioning-nya melalui proses :

Steps in the positioning process for goods and services

1. Identify relevant set of competitive brands serving a target market.

2. Identify the set of determinant attributes that define the product space in which

positioning of current offering are located.

3. Collect information from a sample of customer and potential customer about

perceptions of each brand on the determinat attributes

4. Determine brand’s current location (positioning) in the product space and intensity

there of

5. Determine customers’ most preferred combination of determinant attributes

6. Examine the fit between preferences of market segments and current brand position

7. Write positioning statement or value proposition to guide development and

implementation of marketing strategy

Analysis Issues 2

Indonesia Mengajar harus menemukan cara untuk membangun Brand Imagenya

sendiri dan memperkenalkannya ke masyarakat secara intens.

Citra Indonesia Mengajar sangat melekat pada citra diri Anies Baswedan, sehingga untuk

menjamin keberlangsungan program, Indonesia Mengajar harus menemukan cara

membangun brand equitynya sendiri sehingga brand equity Indonesia Mengajar dapat

disejajarkan dengan lembaga nirlaba Internasional lainnya seperti GreenPeace, World Wild

Life Fund for Nature (WWF) dan lain-lain.

Serangkaian langkah yang dapat diterapkan antara lain :

1. Membangun Brand Equity Indonesia Mengajar.

Setelah Indonesia Mengajar memastikan segmentasi, differensiasi dan positioningnya,

maka langkah selanjutnya adalah memperkuat brand equity dari Indonesia mengajar.

Page 11: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

Selama ini, Indonesia Mengajar telah menggunakan Anies Baswedan dan Para Pengajar

Muda sebagai Brand Ambassador dari Indonesia Mengajar. Secara perlahan, Indonesia

Mengajar harus memperkuat Brand Equitynya sehingga tidak lagi bergantung pada figure

ataupun citra dari Anies Baswedan.

Membangun Brand Equity sebagaimana dijelaskan oleh Kottler and Keller terdiri dari 3

(tiga) langkah, yaitu :

a. Choosing Brand Elements

Indonesia Mengajar menentukan attribute yang sesuai dengan program-programnya.

Attribute yang dipilih harus mempunyai elemen berupa memorable, meaningful,

likeable, transferable, adaptable dan protectable.

b. Mix Marketing Activities

Untuk memperkenalkan brand equitynya, Indonesia mengajar melakukan aktifitas

marketing yang didesign terintegrasi dan melakukan internal branding kepada

personil dan relawan yang terlibat dalam program-program Indonesia Mengajar.

c. Leveraging Secondary Associations

Langkah berikutnya adalah mengasosiasikan brand equity Indonesia Mengajar kepada

bentuk lainnya yang dapat memperkuat nilai dari brand. Secondary brand yang

hendak dipilih dapat berupa geographical regions, channel distributions, characters,

spokepersons, sporting atau cultural events atau company itself.

Building Brand Equity

The initial choices for the brand elements or

identities making up the brand

The product and service and all accompanying

marketing activities and supporting marketing

program

Other associations indirectly transferred to the brand by linking it to

some other entity

Page 12: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

2. Mengemas Brand Indonesia Mengajar dalam Mix Marketing Actifities.

Marketing mix terdiri dari 4 (empat) aspek, yaitu Product, Price, Place dan Promotion.

Product; Marketers classify Products on the basis of durability, tangibility and use and a

product can be defined as anything that satisfies a want or need through use, consumption

or acquisition.

Price; as a social marketing, price can be defined as hard skill dan soft skill.

Place; managers can design distribution channels to accomplish increase the availability

of the good or services to potential customers; satisfy customer requirement by providing

high level s of services; ensure promotional effort; obtain timely and detailed market

information; increase cost-effectiveness and maintain flexibility.

Promotion; integrated marketing communication (IMC) are advertising, personal selling,

sales promotion and public relation.

Analysis Issues 3

Indonesia Mengajar harus melakukan pendekatan Business to Business untuk

memperoleh pendanaan secara berkelanjutan dari Perusahaan yang memiliki reputasi

bisnis baik.

Proses pembelian (purchase) perusahaan dapat dipahami dengan serangkaian proses seperti :

1. Recognition of a Problem or need

2. Search for information about product and suppliers

3. Evaluation and selection of supplies

4. Purchase decision

5. Postpurchase evaluation and feedback

Saat ini, keberlangsungan program-program Indonesia Mengajar sangat bergantung pada

donasi yang berasal dari Corporate Social responsibility (CSR) perusahaan.

Page 13: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

Donasi perusahaan tersebut terbagi menjadi 3 kategori yaitu :

Skema Perusahaan Mitra Skema Perusahaan Retail Skema Pro-Bono Perusahaan membiayai kegiatan Indonesia mengajar dengan dana sejumlah Rp. 2 milyar.

Perusahaan membiayai kegiatan Indonesia mengajar dengan sejumlah dana tertentu (dibawah Rp. 2 milyar).

Perusahaan tidak membiayai Kegiatan Indonesia Mengajar dengan dana tertentu, akan tetapi memberikan jasa layanan secara gratis kepada kegiatan Indonesia Mengajar

List Perusahaan Indika Energy Group Bank Mandiri Bank BNI Perusahaan Gas Negara

Acer, Blitz Megaplex, Dentsu Strat, Donggi-Senoro LNG, GroupM, Infracom Telesarana, Intel Corporation, Komik Sains Kuark, McKinsey, Medco Energi, Nutrifood, PermataBank TVS Company Indonesia, World Support for Development (Japan)

PricewaterhouseCoopers Indonesia

TIKI JNE Daya Dimensi Indonesia

Benefit yang diperoleh Logo Perusahaan pada setiap aktifitas Indonesia Mengajar

Story telling pada media Story telling pada media

Keberlangsungan pendanaan akan diperoleh apabila Indonesia Mengajar membangun

hubungan saling menguntungkan dengan perusahaan partner melalui mutual trust antara

Indonesia Mengajar dan perusahaan mitra dan melakukan customized serviced dengan

perusahaan mitra.

Indonesia Mengajar mempunyai kebijakan untuk tidak menerima donasi dari perusahaan

minuman beralkohol dan perusahaan rokok.

Page 14: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

CHAPTER 4

Recommendation Atas sejumlah issues, yang telah dipaparkan pada chapter 2 dan coba dianalisis pada chapter

3, maka sejumlah rekomendasi dapat dikemukakan antara lain :

Indonesia Mengajar harus melakukan mempertegas segementation dan upaya

differentiation - positioning kembali untuk dapat lebih melibatkan diri kepada upaya-

upaya penanganan permasalah pendidikan.

Recommendation

1. Mempertegas segmentasi program Indonesia Mengajar berdasarkan demographic

segmentation dan behavioral segmentation.

Demographic Descriptors

Segment First Segment Pengajar Muda

Second Segment Profesional

Age 22 – 27 45 Sex Male, female Male, female

Household Life Cycle Young, Singe Singe, Family Income Under Rp.15 millions 25 millions

Occupation Professional Professional, Manager Education Graduate college Graduate collage

2. Niche-Market Strategy, strategi tersebut melibatkan satu atau dua lebih segment dengan

characteristic yang tidak terlalu besar, dan terdiri dari consumer yang tidak hanya

menginginkan service yang baik, akan tetapi juga menginginkan specialized benefits dari

service yang ditawarkan Indonesia Mengajar.

Strategi ini dirasa tepat karena menghindarkan Indonesia Mengajar dari kompetisi sejenis

dengan layanan yang disediakan oleh entitas bisnis ataupun entitas social lainnya yang

menyasar kepada segments yang lebih besar.

Page 15: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

3. Perubahan dari Physical Positioning ke Perceptual Positioning

Positioning yang perlu dibangun oleh Indonesia Mengajar adalah positioning yang lebih

mengutamakan aspek perceptual positioning daripada physical positioning.

PHYSICAL POSITIONING• Technical orientation• Physical characteristic• Objective measure• Physical brand

properties

PERCEPTUAL POSITIONING

• Consumer orientation• Perceptual atributes• Perceptual measures• Perceptual brand

positions

Clear and distinctive positioning that differentiates a brand from others with which it

competes is usually essential for developing a winning marketing strategy.

4. Perubahan positioning statement

Mengubah positioning statement dengan menonjokan elemen donasi, pengorbanan dan

problem solver menjadi :

Setahun Mengabdi, Seumur HidupMenginspirasi

Berbakti UntukNegeri;

Setahun Mengabdi, Seumur HidupMenginspirasi

VALUE BRAN

D

Page 16: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

Indonesia Mengajar harus menemukan cara untuk membangun Brand Imagenya

sendiri dan memperkenalkannya ke masyarakat secara intens.

Recommendation

1. Membangun Brand Equity dengan mempertegas identitas Indonesia Mengajar dengan

menambahkan sejumlah elemen pada logo Indonesia Mengajar. Elemen yang dipilih

mempunyai charakter memorable, meaningful, likeable, transferable, adaptable dan

protectable.

Elemen yang memperkuat image Indonesia Mengajar berupa :

1. Inspirasi.

2. Partisipasi/keterlibatan.

3. Advokasi publik.

4. Problem solving, Intensinya adalah tidak untuk menyalahkan, namun terlibat aktif

untuk atas menyelesaikan masalah.

5. Pengorbanan berupa donasi pengetahuan, keterampilan, waktu, tenaga, dan dana.

Sehingga diharapkan brand equity Indonesia Mengajar dapat disejajarkan dengan

sejumlah lembaga Nirlaba luar negeri seperti Greenpeace dan WWF.

2. Indonesia Mengajar mengemas program-program lainnya kedalam integrated marketing

melalui :

a. Sub-brand name, combine two or more of corporate brand, family brand or individual

product brand name, dan

b. Brand Reinforcement, marketers can reinforce brand equity by consistently conveying

the brand’s meaning in terms of what product it represents core benefit it supplies and

what needs it satisfies and how brand makes in consumer’s minds.

Page 17: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

By Indonesia

Mengajar

By Indonesia

Mengajar

3. Mengemas Brand Indonesia Mengajar dalam Mix Marketing Actifities

Product : Indonesia Mengajar, Indonesia Menyala dan Kelas Inspirasi.

Price : Pengajar Muda akan memperoleh hard skill dan soft skill seperti; keterampilan fisik, belajar kreatif, leadership skill, problem solving, adaptasi masyarakat, advokasi, health and safety, dan sebagainya.

Place : Online Media Social Events

Promotion : Advertising TV Paper Print media, media cover Online Website, Social Media (FB, Twitter, Youtube), Blog pengajar muda.

Personal Selling. B To B kepada calon Perusahaan Mitra.

Publik Relation.

Workshop Roadshow to Kampus Kick Andy

Page 18: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

Indonesia Mengajar harus melakukan pendekatan Business to Business untuk

memperoleh pendanaan secara berkelanjutan dari Perusahaan yang memiliki reputasi

bisnis baik.

Recommendation

1. Membangun hubungan saling menguntungkan dengan perusahaan partner melalui mutual

trust antara Indonesia Mengajar dan perusahaan mitra.

2. Melakukan customized serviced dengan perusahaan mitra.

3. Menetapkan criteria dalam memilih dan menerima perusahaan partner untuk menghindari

perusahaan yang memiliki reputasi tidak baik berniat menjadikan Indonesia Mengajar

sebagai media untuk memperbaiki image perusahaan.

Page 19: Ali yudhi hartanto   indonesia mengajar

ENDNOTES 1. Terima kasih kepada Tim Indonesia Mengajar - Orang-orang di balik layar yang

senantiasa menjaga agar Gerakan Indonesia Mengajar terus berkembang – atas kesempatan dan waktu untuk interview.

Rahmat Danu Andika Community Engagement Officer

Safira Melita Ganis Partnership Officer

Shally Pristine Community Engagement Officer

2. https://indonesiamengajar.org/tentang-indonesia-mengajar

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Mengajar

4. http://groups.yahoo.com/group/ikatanguruindonesia/message/30340

5. Mullins, Walker, “Marketing Management-A Strategic Decision Making Approach ”, Mc

Graw Hill, Eigth Edition.