tgs pbl 2 ikakom

Upload: sarnisyah-dwi-martiani

Post on 07-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    1/22

    Kasus Diare

    Hasil Anamnesis

    Raihan, 1 tahun 9 bulan

    Diare pada tanggal 13 Mei

    Konsistensi encer, sedikit ampas, tidak ada darah,

    Disertai demam,rewel,gelisah

    Pernah mengalami diare sebelumnya

    Riwayat ASI eksklusif

    Riwayat imunisasi tidak lengkap (hanya BCG)

    Riwayat anak jajan (+)

    Anggota keluarga yang lain yang menderita penyakit yang sama (+) Ibu pasien

    Sumber air dalam rumah:air PAM

    Kebiasaan cuci tangan di dalam keluarga (+) tetapi tiak menggunakan sabun

    Pekerjaan Ibu:IRT, Pekerjaan Ayah:Penjual makanan

    Hasil Pengamatan Kondisi Tempat Tinggal Pasien

    Tempat cuci piring, cuci baju, dan mandi berada dalam satu tempatterdapat got,

    ruangan hanya ditutupi seng

    Tempat penampungan air di dalam gentong, bersampingan dengan tempat cuci

    piring dan jamban

    Kondisi jamban cukup memprihatinkan karena sudah penuh namun tetap

    digunakan dan di dalam jamban tidak ada tempat penampungan air.

    DapurBerhadapan langsung dengan kamar tidur, banyak barang barang bekas,

    penerangan kurang,alat makan yang bersih dan kotor bercampur, langit langit dn

    dinding sangat berdebu

    Di ruang tamu yang bersatu dengan ruang keluarga banyak barang bekas,

    ventilasi kurang, kondisi ruangan berdebu

    Lingkungan sekitar berbau, banyak lalat, barang barang bekas, dan becek

    1

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    2/22

    2

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    3/22

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    4/22

    Identifikasi Masalah

    Di keluarga tersebut didapatkan 2 anggota keluarga menderita penyakit diare yakni

    Raihan (anak bungsu) dan ibunya.

    A.PENGERTIAN

    Diare adalah: BAB lebih dari tiga dengan konsistensi cair (WHO, 1992)

    Diare adalah buang air besar konsistensi lembek /cair bahkan dapat berupa air saja yang

    frekuensinya lebih sering dari biasanya ( biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari). Jenis

    diare sbb :

    1. Menurut perjalanan penyakit :

    1. . Akut : jika kurang dari 1 minggu

    2. . Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari

    3. . Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi

    4. . Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi

    2. Menurut patofisiologi :

    1. . Gangguan absorbsi

    2. . Gangguan sekresi

    3. . Gangguan osmotik

    3. Menurut penyebab :

    1. . Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur

    2. . Konstitusi

    3. . Malabsorbsi

    4. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin juga disertai

    dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya..

    B. Penyebab diare

    Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:

    1. Infeksi

    1. Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan

    penyebab diare pada anak meliputi infeksi interal sebagai berkut :

    i. Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia,

    Aerromonas dan sebagainya..

    4

    http://www.lenterabiru.com/2008/12/diare.htmhttp://www.lenterabiru.com/2008/12/diare.htm
  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    5/22

    ii. Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.

    iii. Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.

    1. Infeksi Parentral ialah ineksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut

    (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb. Keadaan

    ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun

    2. Faktor Malabsorsi

    a. Malabsorisi karbohidrat

    b. Malabsorsi lemak

    c. Malabsorsi Protein

    3. Faktor makanan: Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan.

    4. Psikologis : rasa takut dancemas

    Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare:

    Tidak memadainya penyediaan air bersih

    Air tercemar oleh tinja

    Pembuangan tinja yang tidak hygienis

    Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek

    Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya

    Penghentian ASI yang terlalu dini

    C. Patogenesis

    Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:

    1. Gangguan osmotic

    Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

    tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan

    elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang

    usus untuk mengeluarkanya sehingga timbul diare.

    2. Gangguan sekresi

    Akibat rangsang tertentu ( Misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi

    peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus selanjutnya timbul

    diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus

    3. Gangguan motalitas usus

    5

    http://www.lenterabiru.com/2010/02/cemas.htmhttp://www.lenterabiru.com/2010/02/cemas.htmhttp://www.lenterabiru.com/2010/02/cemas.htm
  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    6/22

    Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap

    makan seingga timbul diare. Sebaliknya bila pristaltik menurun akan

    mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya timbul diare pula.

    Gambaran Klinik

    Mula-mula pasien cengen gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat nafsu makan

    berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai ledir

    atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena

    bercampur dengan empedu. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi

    dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang

    berasal dari laktose yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.

    Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung juga

    turut meradang, atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit. Timbul dehidrasi

    akibat kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit . Gejala dehidrasi mulai nampak

    yaitu berat badan menurun turgor berkurang mata dan ubun-ubun besar menjadi

    cekung ( pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Akibat

    dehidrasi diuresis berkurang ( oliguri sampai anuri). Bila sudah asidosis metabolis

    pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul). Asidosis

    metabolisme karena:

    1. Kehilangan NaCO3 melalui tinja diare

    2. Ketosis kelaparan

    3. Produk- produk metabolik

    4. Berpindahnya ion natrium dari cairan intra sel ke ekstrasel

    5. Penimbunan laktat ( anoksia jaringan )

    D. KOMPLIKASI

    Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai

    komplikasi sebagai berikut:

    1. Dehidrasi ( Ringan, berat hipotenik, isotonik hipertonik)

    2. Renjatan hipovolemik

    3. Hipoglikemi

    4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim

    laktase

    5. Hipokalemia

    6

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    7/22

    6. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik

    7. Malnutrisi energi proteiN.

    CARA MENILAI DEHIDRASI (WHO, 1992)

    GEJALA DAN

    TANDA

    TAK

    DEHIDRASI

    DEHIDRASI TAK

    BERAT

    DEHIDRASI BERAT

    1. Keadaan

    Umum

    Baik Rewel, gelisah, lemah. Apatis, tidak sadar

    2. Mata Tidak cekung Cekung & kering Sangat cekung,

    3. Air Mata Jika menangismasih ada

    Jika menangis tidakada

    Jika menangis tidak ada

    4. Bibir Tidak kering Kering Sangat kering

    5. Rasa Haus Tidak merasa

    haus

    Haus sekali, jika diberi

    minum rakus.

    Tidak bisa minum

    6. Cubitan

    Kulit

    Jika dicubit

    cepat kembali

    Jika dicubit kembali

    lambat

    dicubit kembali sangat

    lambat.

    E. PRINSIP PENATALAKSANAAN DIARE

    1. Mencegah terjadinya dehidrasi

    2. Mengobati Dehidrasi

    3. Memberi makanan

    4. Mengobati masalah lain

    CARA MELAKUKAN REHIDRASI

    DERAJAT

    DEHIDRASI

    KELOMPOK

    USIA

    JENIS

    CAIRAN

    VOLUME

    ml/kg BB

    WAKTU

    RINGAN Semua

    kelompok

    Oral 50 Tiap 4 jam

    SEDANG Semua

    kelompok

    Oral 70 Tiap 4 jam

    BERAT Anak Intra vena 70 Tiap 3 jam

    7

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    8/22

    BERAT dan SYOK Semua

    kelompok

    Intra vena 70 100 Tiap 4 jam

    Promotif & Preventif

    Upaya promotif dan promotif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan di

    keluarga dan mencegah terjadinya diare pada anggota keluarga yang lainnya adalah :

    Penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

    yang terdiri dari:

    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

    Memberi ASI ekslusif

    Menimbang bayi dan balita Menggunakan air bersih

    Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

    Menggunakan jamban sehat

    Memberantas jentik di rumah

    Makan buah dan sayur setiap hari

    Melakukan aktivitas fisik setiap hari

    Tidak merokok di dalam rumah

    Pemberian imunisasi yang teratur

    Penyuluhan mengenai makanan bagi bayi & balita

    Spesifik protection

    Imunisasi campak

    Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi

    campak juga dapat mencegah diare. Pemberian imunisasi campak segera setelah berumur 9

    bulan

    Pencegahan kecatatan dan rehabilitatif

    Mencegah terjadinya dehidrasi

    Salah satu komplikasi diare yang paling sering terjadi adalah dehidrasi. Mencegah

    terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minum

    lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin, kuah

    sayur, air sup, air teh. Bila tidak mungkin memberikan cairan rumah tangga yang

    dianjurkan, berikan air matang. Jangan berikan cairan yang osmolaritasnya tinggi,yaitu yang terlalu manis seperti soft drink.

    8

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    9/22

    Mengobati dehidrasi

    Bila terjadi dehidrasi, terutama pada anak, penderita harus segera dibawa ke

    petugas kesehatan untuk mendapatkan oralit dan pada dehidrasi berat, penderita

    diberi cairan intravena dengan ringer laktat sebelum dianjurkan terapi oral

    Pemberian ASI/makanan

    Pemberian ASI/makanan selama serangan diare bertujuan untuk memberikan gizi

    pada penderita sehingga anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya

    berat badan.

    Pemberian zinc

    Pemberian tablet zinc merupakan salah satu mikronutrien yang terpenting dalam

    tubuh, lebih dari 90 macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai

    kofaktornya, termasuk enzim superoksida dismutase. Enzim ini berfungsi untuk

    metabolisme radiakl bebas superoksida sehingga kadar radikal bebas dalam tubuh

    berkurang. Pada proses inflamasi, kadar radikal bebas superoksida meningkat,

    sehingga dalapt merusk berbagai jaringan, termasuk jaringan epitel dalam usus.

    Zinc juga berefek dalam menghambat enzim INOS (inducible nitric oxide

    synthase), dimana sekresi ini meningkat selama diare dan mengakibatkan

    hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yangmengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare

    Pemberian zinc selama diare dapat mengurangi lama dan tingkat keparahan diare,

    mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan

    kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Dengan dosis anak dibawah 6

    bulan 10 mg tablet zinc per hari dan diatas 6 bulan 20 mg tablet zinc perhari selama

    10 hari

    Pemberian nasehatBerikan nasehat pada orang tua anak untuk segera membawa anaknya ke petugas

    kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita buang air besar

    lebih sering, muntah berulang, rasa haus yang nyata, makan minum sedikit,

    demam, tinja berdarah

    Tatalaksana

    Tatalaksana diare persisten meliputi rehidrasi nutrisi dan pengobatan infeksi penyerta.

    1. Rehidrasi

    9

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    10/22

    Oralit efektif untuk sebagian besar penderita dengan diare persisten. Pada sebagian kecil

    penderita , mungkin terjadi gangguan absorpsi monosakarida ( gkukosa , sukrosa )

    sehingga diare menjadi berat pada kasus-kasus demikian dilakukan dehidrasi secara

    intravena. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit diatas sesuai dengan tatalaksana

    disentri berat

    2. Nutrisi

    Sasaran akhir ditujukan untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal dengan

    mengkonsumsi diet yang sesuai dengan umurnya berdasar pada kondisi klinik yang normal

    untuk itu kita harus mengupayakan regenerasi mukosa usus dengan mematahkan lingkaran

    setan yang memperberat kerusakan mukosa usus. Pasokan nutrien yang adekuat, baik

    dalam jumlah maupun komposisinya merupakanlangkah kunci untuk mencapainya pada

    diare persisten perlu ditekan adanya malabsorpsi ganda dan berat,sehingga usaha

    pemberian nutrisi harus disesuakan dengan kemampuan / kapasitas digesti dan absorpsi

    saluran cerna. Pemberian nutrisi optimal akan memacu regenerasi mukosa, meningkatkan

    kapasitas digesti dan absorpsi , sehingga akan memperluas pilihan jenis, bentuk dan cara

    pemberian makanan.

    Nutrisi Enteral

    Langkah pertama adalah menetapkan pilihan jenis makanan yang diberikan faktor yang

    dipertimbangkan :

    Umur anak

    Kebiasaan makan sebelum dan selam sakit

    Kemampuan pencernaan anak

    Pada penderita diare harus tetap dipertahankan pada bayi yang tidak minum ASI diberikan

    susu rendah laktosa;

    Apabila anak sudah dapat mengkonsumsi bahan makanan biasa pilihan yang

    dianjurkan

    Sumber Karbohidrat : beras

    Sumber Protein : Daging Ayam , Tempe, atau Telur.

    Sumber Lemak: Minyak Sayur

    Langkah berikutnya adalah menentukan bentuk makanan apakah : Cair, saring, Lunak tau

    biasa . Bentuk yang dipilih disamping tergantung jenis makanan yang akan diberikan, juga

    mengikuti pilihan cara pemberian makanan yang dapat berupa melalui mulut( makan

    sendiri, disendokkan).

    10

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    11/22

    Bayi yang lebih tua dan anak harus diberikan makanan enam kali sehari segera setelah bisa

    makan.

    Anak juga harus diberi tambahan buah segar dan sayur yang telah masak. memperoleh

    tambahan multi.vitamin dan mineral setiap hari selama 2 minggu yaitu suatu campuran

    vitamin dan mineral

    yang terdiri dari minimal 2 RDA ( Recommended daily sllowance ) dari asam folat,

    vitamin A, seng ,kuprum dan magnesium.

    Sonde lambung: Sonde tetes lambung menjadi pilihan untuk anak yang kondisinya relatif

    lemah dan kemampuan pencernaanya sangat terbatas.

    Nutrisi Parenteral

    Nutrisi parenteral adalah suatu teknik untuk memberikan nutrisi yang diperlukan tubuh

    melalui intravena. Nutrien yang diberikan terdiri dari air, elektrolit, Asamamino, emulsi

    lemak, mineral,

    Pada diare, nutrisi parenteral dapat diberikan secara sentral atau perifer, total atau parsial

    tergantung pada keadaan klinik penderita.

    Pertumbuhan dan kenaikan berat badan bayi dan anak yang mendapatkan nutrisi parenteral

    secara sentral sama seperti bayi yang minum ASI atau SUSU formula standar. Dengan

    adanya nutrisi perenteral angka kematian pada diare persisten menurun

    dari 70 90 % menjadi kurang dari 10 %.

    Terapi Medikamentosa

    a) Obat antidiare

    Sama dengan kebijakan pada diare akut, kita tidak memakai obat anti diare pada diare

    persisten.

    Ada beberapa obat telah diuji cobakan pada anak dengan diare kronis,misalnya obat

    antikolinergik, bile salt sequestering agent, preparat enzim pankreas, penghambat

    prostaglandin, dan dilaporkan menunjukkan khasiat dalam memperingan diare. Tetapi

    sebagai pegangan umum tidak dianjurkan memakai obat obat ini pada diare persisten

    yang merupakan kelanjutan dari diare akut.

    b) Antibiotik

    Pemberian antibiotik secara rutin tidak diperlukan . Tetapi antibiotik diberikan sesuai

    dengan Tatalaksana Diare Akut, atau apabila ada infeksi non intestinal seperti pneumonia,

    infeksi saluran kencing atau sepsis.

    c. Terapi Zinc Untuk Pencegahan

    11

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    12/22

    Disamping untuk mengobati diare persisten terapi zinc pada kasus diare akut tertentu

    ternyata dapat menurunkan kejadian berlanjutnya diare akut menjadi diare persisten.

    Indikasi yang dianjurkan adalah :

    a) Berat badan untuk umur saat diperiksa kurang dari 70 %.

    b) Diare telah berlangsung lebih dari lima hari

    c) Bayi berusia kurang dari satu tahun dengan BBLR

    d) Jika terdapat tanda tanda defisiensi Zinc, yaitu satu atau lebih gejala.

    Akrodermatitis

    Rambut jarang atau botak

    Rash peri oridisium lebih dari satu tempat

    Dosis yang dianjurkan adalah 1 2 mg / zinc elemental per kg BB / hari dibagi 3 dosisselama 15 hari , Preparat yang dapat dipakai adalah larutan 750 mg zinc sulfat 7 h 2 O

    dalam 150 Mml air dengan dosis :

    3 x 1 Sendok teh untuk anak dengan berat lebih dari 5 Kg

    3 x 2/3 sendok teh untuk bayi dengan berat 3-5 kg

    3 x sendok teh untuk bayi dengan berat kurang dari 3 kg.

    Medical Care

    1. Anamnesis

    a. Apa yang dimaksud pasien dengan diare? Sering buang air besar? Buang air besar

    lunak? Encer? Apakah volume tinja benar-benar meningkat? Apakah sangat berair?

    Adakah makanan yang tidak tercerna dalam tinja?

    b. Seberapa sering terjadi diare? Sudah berapa lama terjadi diare? Adakah urgensi atau

    tenesmus?

    c. Apa warna dan konsistensi tinja? Adakah darah, lender, atau nanah? Apakah tinja

    pucat, apakah mengapung (akibat steatorea)?

    d. Jika ada darah, apakah tercampur dalam tinja, melapisi permukaan, atau hanya ada

    di kertas toilet (ini akan menunjukkan hemoroid)?

    e. Pertimbangan kemungkinan diare yang mengalir terus akibat konstipasi

    f. Adakah gejala lain yang berhubungan seperti muntah dan nyeri abdomen?

    12

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    13/22

    g. Adakan gejala kekurangan cairan (pingsan, pusing postural)?

    h. Adakah gejala sistemik seperti demam, ruam, atau artralgia?

    i. Apakah baru-baru ini ada perubahan kebiasaan buang air besar? Adakan konstipasi?

    j. Adakah tanda-tanda menunjukkan malabsorpsi (penurunan BB, gejala anemia)?

    k. Adakah kontak dengan orang lain yang menderita diare dan muntah?

    Riwayat penyakit dahulu

    l. Adakah riwayat diare sebelumnya, penyakit saluran cerna yang diketahui, atau

    operasi perut?

    Obat-obatan

    m.Adakah obat yang dikonsumsi pasien yang mungkin menjadi penyebab diare?

    Pernahkah pasien mengkonsumsi obat untuk mengobati diare?

    Riwayat keluarga

    n. Adakah riwayat penyakit radang usus atau keganasan saluran cerna di keluarga?

    Riwayat Kesehatan Lingkungan

    o. Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan

    tempat tinggal

    2. Pemeriksaan Fisis

    a. Apakah pasien tampak sakit ringan atau berat? Apakah pasien demam?

    b. Adakah tanda-tanda kekurangan cairan (takikardi, hipotensi postural, hipotensi, atau

    membrane mukosa kering)? Adakah tanda-tanda penurunan BB, anemia, stromatitis,

    angularis, atau koilonikia?

    c. Berapa indeks massa tubuh pasien?

    d. Adakah tanda-tanda penyakit radang usus?

    13

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    14/22

    e. Adakah tanda-tanda tirotoksiosis?

    f. Adakah nyeri tekan abdomen, massa, atau nyeri tekan rectal?

    g. Apakah bising ,usus normal, hiperaktif, atau mendenting dengan nada tinggi

    (menunjukkan obstruksi)?

    h. Adakah darah, lendir, atau massa pada pemeriksaan rectal?

    i. Jika ada darah di rectum atau gejala tidak menghilang, kemungkinan besar pasien

    menjalani sigmoidoskopi

    3. Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan tinja

    Makroskopis dan mikroskopis

    Ph dan kadar gula dalam tinja

    Kultur dan uji resistensi (Bakteri, virus, parasit, candida)

    Pemeriksaan keseimbangan asam basaAGD

    Urinalisis : Bj, endapan

    Pemeriksaan kadar ureum kreatininfaal ginjal

    Pemeriksaan keseimbangan cairan & elektrolit Hb-Ht, Na, K, Ca dan F

    Pemeriksaan intubasi duodenum

    EKGmenilai deplesi elektrolit (biasanya kalium)

    4. Penegakkan Diagnosis

    Tes diagnostik laboratorium yang paling baik untuk menegakkan diagnosa diare

    diagnosa laboratorium tinja.

    14

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    15/22

    5. Diagnosis Banding

    Kelainan pancreas, kelainan usus halus dan usus besar, kelainan PEM dan

    tirotoksikosis, kelainan hati, sindrom kolon iritabel tipe diare

    6. Prognosis

    Dubia Ad Bonam (meragukan, ke arah baik).

    Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka dapat menyebabkan

    kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun.

    7. Konseling

    Anggota keluarga dapat memberitahukan semua masalah dalam keluarganya,

    khususnya dalam bidang kesehatan dan dokter menjadi pendengar yang baik.

    Kemudian dokter merumuskan masalah yang terjadi pada keluarga tersebut dan

    menyelesaikan masalah yang terjadi dalam keluarga tersebut, khususnya dalam bidang

    kesehatan

    8. Konsultasi

    Dokter memberikan terapi kepada penderita diare, kalaupun penderita masih pada

    tahap yang masih dapat ditangani dirumah, penderita sebaiknya melakukan anjuran

    yang diberikan oleh dokter, contohnya: pengaturan makanan yang sebaiknya diberikan

    kepada pasien diare akut maupun kronik.

    9. Rujukan

    Segera rujuk penderita diare bila:

    15

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    16/22

    Nyeri berkelanjutan

    Serangan terjadi setelah bepergian dari luar daerah

    Individu mengalami serangan diare yang berulang lebih dari 3 hari

    Terdapat darah dalam feses

    Diare berlangsung selama lebih dari 48 jam, atau lebih dari 24 jam pada anak kecil.

    Anak kecil yang menderita diare juga mengalami muntah.

    10. Tindak Lanjut

    Tindak lanjut masalah ini dilakuakan sesudah 5 hari dengan cara mengavaluasi

    diare. Apabila diare belum berhenti, maka pelayanan tindak lanjut adalah dengan

    memberikan obat yang diperlukan dan apabila sudah berhenti, maka anjurkan utuk

    memberikan makan sesuai dengan usia anak.

    11. Tindakan

    Tindakan untuk mengurangi risiko penyakit diare secara nyata harus ditujukan pada

    lingkungan dan permasalahan sosial mendasar yang menciptakan kondisi yang

    mendukung berkembangnya penyakit. Perbaikan dalam penyediaan air, sanitasi,

    manajemen sampah, dan kebersihan makanan harus di dahulukan. Namun, pada jangka

    waktu yang singkat terdapat pula kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Respons yang

    cepat dan efektif menjadi penting karena penyakit diare yang membunuh secara cepat.

    Angka mortalitas karena diare dapat banyak berkurang jika terapi rehidrasi oral segera

    dilakukan.

    Program-program yang bertujuan untuk menyediakan fasilitas respons cepat ini

    (termasuk pelatihan untuk menyelenggarakannya) merupakan bentuk vital tindakan

    pengurangan risiko diare. Berdasarkan hal yang sama, pendidikan tentang kebersihan

    personal dan kebersihan makanan juga merupakan tindakan penting untuk mengurangi

    risiko penyakit diare. Indikator tindakan utama tersebut antara lain:

    16

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    17/22

    Perubahan karakteristik pada sejumlah rumah tangga yang kurang

    mendapatkan layanan dasar, yang merupakan sebuah ukuran efektivitas kebijakan

    yang ditujukan pada peningkatan fasilitas rumah tangga;

    Perubahan karakteristik pada sejumlah toko makanan yang tidak

    memenuhi standar kebersihan, yang merupakan sebuah indikator dari efektivitas

    tindakan perlindungan terhadap makanan;

    Jumlah anak-anak berusia 0-4 tahun yang mampu untuk mendapatkan

    terapi rehidrasi yang diperlukan selama 24 jam.

    12. Pengobatan Rasional

    Berikan cairan sesuai indikasi

    Jumlah

    Syok

    20-30 cc/kgBB (guyur dan boleh diulang s.d 3X sampai

    teratasi), jika teratasi

    Untuk 1st 24 jam hitung cairan sesuai kebutuhan, 50%

    diberikan 8 jam dikurangi waktu pemberian inisial, 50% diberikan pada

    waktu sisa

    Dehidrasi Berat

    20-30 cc/kgBB (2-4 jam)

    70-80 cc/kgBB (20-22 jam)

    Dehidrasi Sedang

    50 -100 cc/kgBB (2-4 jam)

    Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)

    Dehidrasi Ringan

    25-50 cc/kgBB (2-4 jam)

    17

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    18/22

    Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)

    Pilihan Cairan

    Beri Rl (utama) atau NaCl

    Jika pasiennya tidak dapat makan diberi Dekstros dan RL

    Jika muntah2 maka berikan Dekstros dan NaCl, tetapi jika pasien

    muntah + diare utamakan RL

    Oralit

    Cara Pemberian

    IV_ Untuk dehidrasi berat

    Enteral _Untuk dehidrasi ringan, sedang tetapi anak tidak mau/

    tidak dapat minum atau jika kesadaran menurun

    Oral _Bila kesadaran anak baik, anak mau minum, biasanya

    diberikan untuk dehidrasi ringan dan sedang

    Observasi kondisi fisik klien terutama status hidrasi

    Obat-obatan

    Obat anti sekresi

    Asetanol

    Dosis: 25mg/tahun dengan dosis minimum 30mg

    Klorpromazin

    Dosis: 0,5-1 mg/kgbb/hari

    Obat anti spasmolitik (tidak diperlukan untk diare akut)

    Papaverine, ekstrak beladona, opium, loperamid

    Obat pengeras tinja

    18

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    19/22

    Kaolin, pectin, charcoal, tabonal dan sebagainya

    Antibiotika (kausa bakteri)

    Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50mg/kgbb/hari

    Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari

    Penjelasan kesehatan

    Diet

    Berikan makanan tambahan sesuai dengan usia anak

    Berikan diet secara bervariasi

    Cara memasak dan menyajian makanan yang sehat (misal: menggunakan

    cangkir daripada botol, wadah harus bersih, makanan hangat, DLL)

    Penggunaan air

    Air yang digunakan untuk makan/ minum harus direbus matang

    Sumber air dan jamban yang layak

    Perilaku sehat

    Cuci tangan

    13. Pembinaan Keluarga

    a. Memberikan pengetahuan kepada keluarga tersebut mengenai penyakit

    diare

    b. Memberikan pengetahuan kepada keluarga mengenai panduan tentang

    kebersihan personal dan kebersihan makanan

    c. Menjelaskan lebih spesifik dilihat dari akses ke fasilitas individual, seperti

    persedian air yang aman dan reliable, fasilitas pembuangan kotoran,

    pengumpulan sampah, dan penyimpanan makanan

    19

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    20/22

    Holistik Care ( Pelayanan Menyeluruh )

    Pelayanan yang diberikan oleh dokter keluarga yang bersifat menyeluruh, yaitu

    peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik,mental, sosial, dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkuingan fisik dan

    sosial.

    Dalam kasus ini, diare, kita sebagai dokter keluarga yang memberikan pelayanamn

    kesehatan di klini, salah satunya yaitu holistik care, dimana kita pulihkan dengan

    obat terbaik, termurah, dan termudah, mendidik keluarganya untuk mencegah dan

    membantu penyembuhan, serta mendidik keluarga mengenai makanan serta gizi

    yang diperlukan secara teratur.

    Integration Care = Pelayanan Terpadu

    Pelayanan Terpadu

    Koordinasi pelayanan dengan keluarga, laboratorium, DK, dokter spesialis,

    rumah sakit, perusahaan asuransi dsb, yang diselenggarakan secara cermat untuk

    kepentingan pasien.

    Pastikan bahwa pemeriksaan dan atau konsultasi dan rujukan terlaksana secara baik

    Pada kasus diare

    Didiskusikan masalah penyakitnya dengan keluarga dan para konsultan

    serta pihak pendana.

    - Pada kasus ini seharusnya kita menjelaskan secara jelas bahwa penyakit yang

    dialami oleh ibu dan anaknya tersebut itu bisa saja di sebabkan oleh lingkungan

    tempat tinggal dan sekitarnya yang kurang terpelihara kebersihannya serta

    kurangnya pemahaman tentang pentingnya PHBS

    - Pada tinjauan lapangan yang telah dilakukan bias kita lihat bahwa memang

    lingkungan tempat tinggal pasien tersebut tidak terjaga kebersihannya, hal ini

    dapat dilihat dengan banyaknya barang-barang bekas yang seharusnya di buang

    namun masih saja diletakkan di sekitar rumah dan mungkin saja barang-barang

    bekas tersebut nantinya akan menimbulkan penyakit lain.

    - Peninjauan lainnya dilihat pada tempat pembuangan air dari pasien tersebut di

    perlihatkan bahwa saluran airnya yang tersumbat namun masih saja digunakan

    20

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    21/22

    hal ini tentu akan menyebabkan banyaknya kuman penyakit di sekitar tempat

    tersebut.

    - Hal lainnya yaitu tempat penampungan air yang diletakkan di sekitar kamar

    mandi. Yang mungkin saja akan tercemar dengan lingkungan sekitarnya yang

    kurang bersih.

    - Semua pelayanan medis yang diperlukan dilaksanakan tanpa tumpang tindih,

    kalau mungkin dalam sebuah klinik DK

    - Berdasarkan anamnesis yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa pihak

    puskesmas telah memberikan pelayanan kesehatan dengan baik , maka sebagai

    DK sebaiknya kita mengingatkan kembali akan pentingnya PHBS misalnya

    dengan kita mengajarkan bahwa betapa pentingnya mencuci tangan sebelum dan

    sesudah makan, jangan jajan sembarang, serta selalu menutup makanan atau

    bahkan mencuci sayuran atau buah-buahan terlebih dahulu sebelum

    mengkonsumsi atau mengolahnya.

    Continuum Care Pasien Diare

    21

  • 8/6/2019 tgs pbl 2 ikakom

    22/22

    22