tambahan penegakan diagnosis
TRANSCRIPT
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosa kemungkinan PTG bila didapati perdarahan pervaginam yang menetap. Titer
βhCG yang tetap atau meninggi setelah terminasi kehamilan, mola atau abortus. Namun
demikian masih memerlukan pemeriksaan USG terhadap kasuskasus PTG oleh karena masih
kurang sensitive dan spesifik adanya peninggian βhCG (Stenchever, 2002).
Dengan ditemukannya gambar villius pada sediaan histopatologik maka diagnosa pasti
PTG dapat ditegakkan. Tetapi tindakan kuretase sering tidak dapat memastikan adanya
keganasan. Oleh karena itu jika lesi berada pada miometrium atau proses pada paru-paru terjadi
perimer, Sudah pasti hasil histopatologik akan negatif. Lagi pula tindakan kuretase dapat
menimbulkan perdarahan yang banyak, perforasi dinding rahim, memudahkan terjadinya
penyebaran sel-sel trofoblas ganas (Cunningham, 2006).
Metastase sering dengan choriocarsinoma, tetapi perdarahan vagina selalu lebih umum
memperlihatkan keluhan. Pada pertumbuhan tumor yang cepat, metastase biasanya muncul cepat
dan meliputi paru, otak, hati, ginjal, tulang dan juga kulit. Tidak jarang, hal ini adalah yang
mungkin membutuhkan perhatian pertama dari choriocarsinoma. Tempat metastase tersering
adalah vagina dan vulva, yang 12 muncul sebagai nodule hitam hemoragik, menyerupai varises
trombosis. Batuk atau muntah darah seharusnya selalu menjadi petunjuk untuk kecurigaan dari
metastase paru-paru, dan ini sering ditegasakan dengan pemeriksaan x-ray. Kadang-kadang,
metastase sistem saraf pusat akan digambarkan oleh symptom dari sebuah kecelakaan
cerebrovaskuler dengan kelemahan, kelumpuhan, kejang atau koma. Keluhan luar biasa pada
pasien dengan penyebaran penyakit gestational tropoblastic telah direkam oleh Lewis (Alan,
2003; Danforth, 2003).
Kasus Choriocarcinoma yang diaporkan, yang muncul dari mola pada kehamilan yang
normal, harus dievaluasi dengan cermat. Perdarahan yang tidak teratur setelah berakhirnya suatu
kehamilan dan dimana terdapat subinvolosio uteri juga pendarahan dapat terus menerus atau
intermitten dengan pendarahan mendadak dan terkadang massif (Bankowski, 2002)
Ketika penyakit berkembang lebih lanjut terdapat peningkatan kekurusan dan kelemahan
dengan ditemukan juga anemia dari perdarahan profus yang berkali-kali. Harus diingat bahwa
metastase dapat ditemukan pada saat dilakukan diagnosa atau penyakit tropoblastik atau penyakit
itu tidak akan muncul sampai berbulan-bulan atau tahun. Saat periode laten berlangsung lama,
satu yang harus selalu diperhatikan adalah kehamilan yang terlambat atau kehamilan yang tidak
terdiagnosa. Ini khususnya terhadap pasien perimenapause yang mana penghentian mens selalu
disamakan dengan “perubahan hidup” daripada kehamilan (Alan, 2003).
Criteria HBES dari Acosta Sison yang mendukung diagnosis dari koriokarsinoma adalah :
a. Histori : post mola hidatidosa, post partum, post abortus, post hamil ektopik
b. Bleeding : perdarahan pervaginam tidak teratur
c. Enlargement : rahim membesar
d. Softness : rahim tetap lunak
Maksud kriteria Acosta Sison di atas adalah: pada semua wanita yang pernah mengeluarkan hasil
kehamilan, apapun jenisnya, kemudian mengalami perdarahan pervaginam, yang disertai dengan
adanya subinvolusi uterus, maka wanita itu patut dicurigai menderita koriokarsinoma.
Kadar HCG yang tinggi maka uji biologic dan uji imunologik ( galli mainini dan planotest) akan
positif setelah pengenceran (titrasi) :
1) Galli mainini 1/3000 (+) maka suspect mola hidatidosa atau koriokarsinoma
2) Galli mainini 1/2000 (+) maka kemungkinan mola atau hamil kembar
Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang (Chalik, 2001) :
a. Pemeriksaan Laboratorium
Menurut The International Federation of Gynecology and Oncology (FIGO) menetapkan
beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PTG termasuk koriokarsinoma
adalah:
1) Menetapnya kadar ß hCG pada empat kali penilaian dalam 3 minggu atau lebih (misalnya
hari 1,7, 14 dan 21)
2) Kadar ß hGC meningkat pada selama tiga minggu berturut-turut atau lebih (misalnya hari
1,7 dan 14)
3) Tetap terdeteksinya ß hCG sampai 6 bulan pasca evakuasi mola
4) Gambaran patologi anatomi adalah koriokarsinoma
b. Pemeriksaan Penunjang (Chalik, 2001):
1) Uji Sonde
Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis
dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap
tidak ada tahanan, kemungkinan mola atau koriokarsinoma.
2) Ultrasonografi
Gambaran pada mola akan terlihat bayangan seperti sarang tawon dan seperti vesicular
textur, gambaran tersebut juga bisa timbul pada koriokarsinoma.
Stenchever. 2002. Comprehensive Gynecology 4th Edition by Morton A. MD Stenchever. New
York. Vol 543
Cunningham FG, Macdonald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC. 2006.
Williams Obstetrics, 21th ed. Vol.2. R Hariadi, R Prajitno Prabowo, Soedarto,
Penerjemah. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC
Bankowski, Brandon J. 2002. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and
Obstetrics 2nd Edition. The Johns Hopkins University Department (Producer) By
Lippincott Williams & Wilkins Publishers. Vol 21.
Alan H. DeCherney and Lauren Nathan. 2007. Current Diagnosis & Treatment
Obstetrics & Gynecology, Tenth Edition : by The McGraw-Hill Companies, Inc.
Danforth, David N. 2003. Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed: James
R., Md. Scott, Ronald S., Md. Gibbs, Beth Y., Md. Karlan, Arthur F., Md.
Haney, David N. Danforth By Lippincott Williams & Wilkins Publishers; 9th
Edition.
Chalik TMA. 2001. Dalam : Chalik TMA, eds. Hemoragi Utama Obstetri & Ginekologi.
Jakarta : Widya Medika.