penegakan diagnosis abses perianal

4
PENEGAKAN DIAGNOSIS Abses perianal merupakan salah satu bagian dari klasifikasi abses anorektal dan merupakan jenis yang paling sering terjadi. Lokasi abses anorektal berdasarkan kekerapannya meliputi 60% perianal, 20% ischiorektal, 5% intersfingterik, 4% supralevator, dan 1% submukosal. Manifestasi klinis berkaitan dengan lokkasi dari abses. Gambar 2.1 Klasifikasi abses anorektal Anamnesis Pasien dengan abses perianal biasanya mengeluh adanya ketidak nyamanan perianal, kusam, rasa nyeri tumpul dan pruritus. Nyeri di sekitar perianal biasanya dieksaserbasi karena gerakan dan peningkatan tekanan karena duduk, mengedan, defekasi, batuk dan bersin.

Upload: lutfi-aulia

Post on 24-Oct-2015

138 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penegakan Diagnosis Abses Perianal

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Abses perianal merupakan salah satu bagian dari klasifikasi abses anorektal

dan merupakan jenis yang paling sering terjadi. Lokasi abses anorektal berdasarkan

kekerapannya meliputi 60% perianal, 20% ischiorektal, 5% intersfingterik, 4%

supralevator, dan 1% submukosal. Manifestasi klinis berkaitan dengan lokkasi dari

abses.

Gambar 2.1 Klasifikasi abses anorektal

Anamnesis

Pasien dengan abses perianal biasanya mengeluh adanya ketidak nyamanan

perianal, kusam, rasa nyeri tumpul dan pruritus. Nyeri di sekitar perianal biasanya

dieksaserbasi karena gerakan dan peningkatan tekanan karena duduk, mengedan,

defekasi, batuk dan bersin. Dengan perjalanan abses, nyeri dapat mengganggu

aktivitas seperti berjalan (Shabir, 2012).

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan adanya massa subkutaneus yang

eritematosa, berbatas tegas, kecil dan berfluktuasi di dekan orifisium anal (Sabhir,

2012).

Page 2: Penegakan Diagnosis Abses Perianal

Manifestasi klinis lainnya termasuk:

- Konstipasi

- Tidak dapat duduk dengan baik

- Demam

- Lemas

- Keringat malam

- Retensi urin

Pasien dengan imunitas yang baik, biasanya tidak disertai demam, leukositosis

atau sepsis.

Gambar 2.2 Abses Perianal

Pemeriksaan Laboratorium

Belum terdapat pemeriksaan laboratorium khusus yang dapat dilakukan untuk

mengevaluasi pasien dengan abses perianal atau anorektal, kecuali pada pasien

tertentu, seperti individu dengan diabetes dan pasien dengan imunitas tubuh yang

Page 3: Penegakan Diagnosis Abses Perianal

rendah karena memiliki risiko tinggi terhadap terjadinya sepsis bakteremia yang

dapat disebabkan dari abses anorektal. Dalam kasus tersebut, evaluasi laboratorium

lengkap adalah penting (Andre, 2010).

TATALAKSANA

Pada pasien dengan abses anorektal, terapi medikamentosa dengan antibiotik

biasanya tidak diperlukan. Namun, pada pasien dengan peradangan sistemik,

diabetes, imunitas rendah, atau memiliki penyakit katub jantung antibiotik wajib

diberikan. Pemberian antibiotik secara tunggal bukan merupakan pengobatan yang

efektif untuk mengobati abses perianal (Andre, 2010).

Penatalaksanaan abses perianal dapat dilakukan drainase di bawah anestesi

lokal di kantor, klinik, atau unit gawat darurat. Pada kasus abses yang besar maupun

pada lokasinya yang sulit mungkin memerlukan drainase di dalam ruang operasi.

Insisi dilakukan sampai ke bagian subkutan pada bagian yang paling menonjol dari

abses. “Dog ear" yang timbul setelah insisi dipotong untuk mencegah penutupan dini.

Luka dibiarkan terbuka dan Sitz bath dapat dimulai pada hari berikutnya (Andre,

2010).

DAPUS

Andre Hebra. Perianal Abscess. Updated: Jul 14, 2010. Diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/191975-overview diakses pada 11

Desember 2013.

Shabir Bhimji. Anorectal abscess. Updated: October 10, 1012. Diunduh dari U.S

National Library Medicine.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001519.htm diakses pada 12

Desember 2013.